JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
1
Analisis Keandalan pada Heat Recovery Steam Generator (HRSG) di PT. PJB UP Gresik menggunakan metode Failure Mode Effect and Criticality Analysis (FMECA) Zafrullah Ismail, Abdullah Alkaff, dan Nurlita Gamayanti Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] Abstrakβ Heat Recovery Steam Generator (HRSG) adalah salah satu komponen dari pembangkit listrik dengan prinsip jenis combined cycle yang digunakan pada Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). HRSG menggunakan dua turbin yaitu turbin gas sebagai turbin utama dan turbin uap. Permasalahan yang biasa terjadi adalah adanya kegagalan pada HRSG mempengaruhi kinerja. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan pada komponen lainnya. Untuk mengetahui kegagalan yang terjadi, maka dilakukan analisis dengan mendeskripsikan model kegagalan pada HRSG. Metode yang digunakan untuk dapat mendeskripsikan suatu keandalan sistem adalah Failure Mode Effect and Criticality Analysis (FMECA). FMECA merupakan salah satu metode untuk analisis keandalan yang sering digunakan untuk memodelkan kegagalan dari suatu peralatan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa analisis keandalan dan aplikasi metode FMECA memberikan informasi bentuk kegagalan, penyebab kegagalan, dampak kegagalan dan penyelesaiannya dengan nilai Criticality. Dengan didukung oleh perangkat lunak berbasis pemrograman PHP dan MySQL, informasi pada bentuk kegagalan HRSG dapat dengan mudah dipelajari. Kata Kunciβ FMECA, HRSG, MySQL
Pemrograman PHP dan
I. PENDAHULUAN kemampuan suatu peralatan atau sistem dapat K menjalankan misinya dalam kurun waktu tertentu. Penerapan EANDALAN sistem bertujuan untuk menganalisis
teori analisis keandalan dapat digunakan sebagai acuan sebuah sistem atau peralatan produksi untuk dapat bekerja dengan baik, atau dapat didefinisikan sebagai probabilitas sistem dapat menjalankan fungsinya pada waktu tertentu dalam kondisi yang ideal. Analisis keandalan akan menginformasikan hal - hal penting yang diperlukan dalam pemeliharaan sistem. Mesin Heat Recovery Steam Generator (HRSG) yang terdapat di PT. PJB UP Gresik merupakan salah satu mesin utama dalam proses pembangkitan listrik pada PLTGU. Analisis keandalan pada mesin ini sangat diperlukan mengingat mesin rawan mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi pada mesin ini dapat menyebakan produksi daya listrik terganggu. Karena itu diperlukan suatu analisis keandalan sistem pada HRSG untuk menentukan kelayakan pembangkit tersebut untuk dapat beroperasi atau tidak. Peralatan HRSG yang dipakai secara terus menerus pasti akan mengalami penurunan nilai keandalan dikarenakan waktu pemakaian dan berbagai faktor kegagalan pada peralatan. Untuk dapat menghasilkan daya listrik yang baik maka peralatan HRSG harus memiliki nilai keandalan yang baik.
Dalam menentukan nilai keandalan peralatan HRSG akan digunakan metode Failure Mode Effect and Criticality Analysis (FMECA) untuk menginformasikan suatu bentuk kegagalan dan perfoma dari komponen pada HRSG, serta informasi ini dapat dijadikan acuan sebagai penentuan langkah yang tepat dalam melakukan pemeliharaan peralatan HRSG. Permasalahan yang sering terjadi adalah adanya kegagalan yang terjadi pada HRSG mempengaruhi kinerja sistem pembangkitan pada PLTGU. Untuk mengetahui kegagalan yang terjadi, akan dilakukan analisis dengan mendeskripsikan model kegagalan yang sering terjadi pada HRSG, penyebab kegagalan yang mempengaruhi HRSG tidak bekerja secara maksimal, pengaruh kegagalan tersebut pada HRSG dan komponen lainnya. Kegagalan tersebut dapat mengakibatkan proses produksi daya listrik terhenti hingga berujung pada kerugian perusahaan pembangkit. Batasan masalah pada penelitian ini adalah peralatan yang menjadi objek analisis yaitu HRSG dan bagian - bagian yang ada didalamnya. Dari sistem yang ada, pemeliharaan peralatan yang dilakukan harus diprioritaskan menurut keandalan dari peralatan, dengan fokus pembahasan pada komponen kritis. Informasi yang dihasilkan pada analisis keandalan HRSG akan disajikan dalam sebuah perangkat lunak. Sistem perangkat lunak yang digunakan sebagai masukan data kerusakan dan kegagalan adalah bahasa pemrograman PHP dan MySQL yang telah dihasilkan menggunakan analisis metode FMECA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peralatan HRSG dengan menggunakan metode FMECA dengan cara mengidentifikasi beberapa faktor dan parameter - parameter kegagalan pada HRSG, yaitu bentuk kegagalan, penyebab kegagalan, dampak kegagalan, fungsi peralatan, severity, menentukan komponen kritis pada HRSG. Dengan menggunakan metode FMECA maka dapat diidentifikasi tingkat kegagalan suatu peralatan, probabilitas kegagalan, dan dampak dari suatu kegagalan, serta memberikan informasi kepada pengguna / operator tentang adanya kegagalan sehingga mencegah terjadinya kegagalan yang sama dan juga kegagalan yang lebih jauh. Teori yang mendukung penelitian ini akan dijelaskan pada bab II. Lalu perancangan sistem akan dibahas pada bab III. Pada bab IV akan dijelaskan tentang pengujian dan implementasi sistem. Serta akan ditutup dengan kesimpulan dan saran dibab V.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
2
II. TEORI PENUNJANG A. Teori Keandalan Keandalan suatu sistem merupakan ukuran probabilitas yang merupakan fungsi dari waktu, sehingga untuk mengetahui keandalan sistem tersebut diperlukan suatu fungsi yang disebut Fungsi Keandalan. Fungsi ini menyatakan hubungan antara keandalan dengan waktu [1]. Pada penelitian ini nilai keandalan peralatan terdistribusi weibull dengan 2 parameter. Fungsi kepadatannya diberikan sebagai: π(π‘) = π½π(ππ‘)π½β1 exp(βππ‘π½ )
(1)
Dimana : Ξ² = disebut dengan slope/kemiringan dari fungsi Weibull. Ξ²>0 Ξ» = disebut skala parameter (menentukan karakteristik dari life time). Ξ»>0 Dengan fungsi kumulatif : πΉ(π‘) = 1 β exp(βππ‘π½ )
(2)
Sedangkan fungsi keandalannya: π
(π‘) = exp(βππ‘π½ )
(3)
Dengan fungsi laju kerusakan : π(π‘) = β(π‘) = π½ππ‘π½β1
(4)
B. Sistem HRSG PLTGU pada PT. PJB UP Gresik memiliki beberapa komponen utama yaitu Gas turbin generator, HRSG, steam
turbin generator, skema PLTGU pada PJB UP Gresik ditunjukkan pada gambar 1. Sistem HRSG merupakan objek dari penelitian ini, HRSG adalah alat pembangkit listrik heat exchanger dari gas ke air dengan temperatur yang tinggi. Bagian - bagian HRSG dan foto HRSG yang erdapat pada PJB Gresik ditunjukkan pada gambar 2. Proses yang terjadi pada HRSG: ο· Dimulai dari gas buang dari gas turbin dialirkan menuju HRSG melalui exhaust damper saat proses combine cycle. ο· HRSG memiliki bagian utama, yaitu : Preheater, high pressure (HP) economizer primary, low pressure (LP) economizer, LP evaporator, high pressure (HP) economizer secondary, HP evaporator, primary super heater dan secondary super heater. Dan bagian atas HRSG stack dilindungi penutup yang disebut weather damper. ο· Gas buang gas turbin yang memiliki temperatur Β± 500 o C dialirkan menuju HRSG dan masuk pertama kali ke bagian secondary superheater. ο· Air yang akan dipanaskan menjadi uap untuk operasi steam turbin berawal dari kondensor kemudian dipompa oleh Condenser Extraction Pump (CEP) menuju preheater HRSG untuk kemudian dialirkan menuju deaerator. Dearator berfungsi untuk mengikat kandungan gas - gas pada air yang dapat menyebabkan korosi. ο· Setelah dari deaerator, air dibagi menjadi dua bagian berdasarkan tekanan yaitu high pressure (HP) feed water low pressure dan (LP) feed water yang nantinya akan dialirkan menuju HRSG masing masing menggunakan high pressure boiler feed pump (HP BFP) dan low pressure boiler feed pump (LP BFP).
B Y P A S ST A C K
1.1
HRS G I N LE T A I R
FU E L C O M B U ST O R
PREHEAT ER L P E C O N O M I ZE R
LP D R U M
H P E C O N O M I ZE R 1 C O M P R E SSO R
T URB INE
P
LP E V A P OR A T OR
P LP B C P
H P E C O N O M I ZE R 2 GA S T U R B IN E
GE N E R A T OR
H P E V A P OR A T OR D SHEAT ER
HP DRUM
SU P E R H E A T E R 1 SU P E R H E A T E R 2 P P HP BCP
E X H A U ST D A M P E R
HEADER
O PEN 1.2
HEADER
CYCLE
B Y P A S ST A C K
DEAERAT O R
A U X I LI A R Y
HRS G I N LE T A I R
A U X I LI A R Y
FU E L C O M B U ST O R
PREHEAT ER L P E C O N O M I ZE R
LP D R U M
DEA ST O RAG E T ANK
H P E C O N O M I ZE R 1
C O M P R E SSO R
T URB INE
HP STEA M TU R B IN E
P
LP E V A P OR A T OR
P LP B C P
H P E C O N O M I ZE R 2 GA S T U R B IN E
GE N E R A T OR
H P E V A P OR A T OR D SHEAT ER
LP B OI LE R FE E D P U M P
HP DRUM
LP STEA M TU R B IN E
GE N E R A T OR
H P B OI LE R FE E D P U M P
SU P E R H E A T E R 1 SU P E R H E A T E R 2
C ON D EN SOR
P P HP BCP
P
P
P
P
P
P
P
P
B Y P A S LI N E
B Y P A S LI N E
E X H A U ST D A M P E R
1.3
B Y P A S ST A C K
HRS G I N LE T A I R
SE A W A T E R
FU E L C O M B U ST O R
PREHEAT ER L P E C O N O M I ZE R L P E C O N O M I ZE R
LP D R U M
II ZE HH HPP PEE ECC COO ONN NOO OMM MI ZE ZERR R21 P C O M P R E SSO R
T URB INE
P
LP E V A P OR A T OR
P LP B C P
H P E C O N O M I ZE R 2 GE N E R A T OR
GA S T U R B IN E H P E V A P OR A T OR D SHEAT ER
HP DRUM
P C O N D E N SA T E E X T R A C T ION P U M P
SU P E R H E A T E R 1 SU P E R H E A T E R 2 P P HP BCP
E X H A U ST D A M P E R
CO M BINED CYCLE
Gambar 1. Skema Pusat Listrik Tenaga Gas Uap Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 ο· HP feedwater dipompa oleh HP BFP menuju HP economizer primary dan HP economizer secondary HRSG, hasil pemanasan ini kemudian ditampung ke HP drum. Di dalam HP drum terjadi pemisahan uap dengan air. Air dipompa kembali menuju HP evaporator HRSG untuk diuapkan dengan high pressure boiler circulating pump (HP BCP), selanjutnya hasil pemanasan itu ditampung kembali di dalam HP drum untuk memisahkan uap dengan air. ο· Uap dari HP drum dipanaskan kembali di dalam primary dan secondary superheater untuk kemudian dialirkan ke dalam high pressure steam turbine (HP ST) untuk proses operasi. Namun sebelumnya uap dari primary superheater yang akan menuju secondary superheater terlebih dahulu melewati desuperheater untuk pengendalian temperatur uap. ο· Untuk LP Feedwater dari dearator dipompa oleh LP BFP menuju LP economizer HRSG untuk pemanasan dan kemudian ditampung di dalam LP drum. ο· Di dalam LP drum terjadi pemisahan uap dengan air. Air dipompa kembali menuju LP evaporator (HRSG) untuk diuapkan dengan low pressure boiler circulating pump (LP BCP), selanjutnya hasil pemanasan itu ditampung kembali di dalam LP drum, untuk uap langsung dialirkan menuju low pressure steam turbine (LP ST) untuk proses operasi. Pada HP dan LP drum terdapat continuous blowdown dan blowdown yang bertujuan untuk menendalikan level saat start up.
Gambar 2. HRSG UP Gresik C. Metode FMECA Metode analisis keandalan yang digunakan adalah FMECA. FMECA adalah suatu cara atau teknik evaluasi keandalan untuk menetukan efek dari sistem dan kegagalan komponen, dimana suatu bagian yang mungkin gagal. Menentukan kerusakan dan dampaknya pada output/produk akhir bila model kegagalan itu tidak dicegah atau dikoreksi [3]. FMECA dilakukan dengan 2 tahap yaitu tahap FMEA sebagai analisis kualitatif dan yang kedua adalah Criticality Analysis sebagai analisis kuantitatif [2]. Metode ini memiliki keluaran berupa data bentuk keagalan dan nilai kekritisan dari masing - masing peralatan. III. PERANCANGAN SISTEM A. Diagram Alir Perancangan Sistem Pada perancangan sistem, HRSG dianalisis menurut kualitas dan kuantitas. Diagram alir perancangan ditunjukkan pada gambar 3.
3 Start
Sistem HRSG dan Sub Sistemnya
Fungsi bagian HRSG
Tahap FMEA
CA Analysis Laporan dan rekomendasi prioritas perawatan Stop
Gambar 3. Diagram alir Perancangan Sistem B. Definisi Sistem Pada penelitian ini HRSG yang dianalisis adalah HRSG pada blok II, dimana pada blok II terdapat 3 buah HRSG yaitu HRSG A, B dan C. Untuk pengambilan data kerusakan HRSG diambil pada tahun mulai beroperasi yaitu pada tahun 1993 hingga tahun 2006. Pada penelitian ini analisis plant dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : Tabel 1. Tabel Peralatan HRSG dan sub peralatannya Level Peralatan Nama Peralatan Sistem HRSG Super Heater 2 Super Heater 1 HP Evaporator HP Economizer 2 Sub sistem / Stage HP Economizer 1 LP Evaporator LP Economizer Pre Heater Header Out Header In Peralatan / Modul FIN. Tubes U. Tubes C. Proses FMECA Tahap FMEA Tahap FMECA menggunakan parameter - parameter analisis sebagai berikut : a) Identification Number Identification Numer adalah Sebuah nomer yang diberikan pada FMEA worksheet yang digunakan untuk penomoran pada analisis. b) Nama Sistem Nama sistem yang akan dianalisis c) Item/Functional Identification Bagian Sistem / sub sistem yang diberi nama item yang akan dianalisis d) Fungsi Fugsi adalah penjelasan fungsi dari item yang dianalisis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
4
e) Nama Peralatan / Modul Bagian dari item/sub sistem yang akan dianalisis disebut peralatan / Modul f) Bentuk Kegagalan Suatu kejadian yang dapat menyebabkan item dapat terjadi kegagalan g) Penyebab Kegagalan Bagian Efek kegagalan yang menyebabkan item tidak dapat berfungsi dengan baik h) Dampak Kegagalan Bagian efek kegagalan yang menyebabkan item terjadi akibat kegagalan yang terjadi i) Penyelesaian Bagian efek kegagalan yang memberikan solusi terhadap kegagalan item j) Metode pendeteksian kegagalan Cara mendeteksi kegagalan jika suatu item terjadi kegagalan/bentuk peringatan k) Kelas Severity Kelas yang merepresentasikan tingkat kegagalan: > klasifikasi 1 - system failure (sistem gagal) > klasifikasi 2 - degraded operation (degradasi operasi) > klasifikasi 3 - status failure (status kegagalan) > klasifikasi 4 - no effect (tidak ada efek) Tahap CA Analysis Tahap CA analysis adalah langkah lanjutan dari tahap FMEA, pada tahap ini terdapat beberapa parameter, sebagai berikut : a) Failure Probability Level probabilitas kejadian suatu item (A, B, C, D, E) Pendekatan kualitatif criticality analysis yang digunakan. Level probabilitas kejadian dijelaskan sebagai berikut : ο· Level A - Frequent (Sering) ο· Level B - Reasonably Probable (cukup memungkinkan) ο· Level C - Occasional (Kadang - kadang) ο· Level D - Remote (Jarang) ο· Level E - Extremely Unlikely (Sangat tidak mungkin) b) Failure Effect Probability (Ξ²) Besaran numerik yang merepresentasikan probabilitas kondisi dimana efek kegagalan yang akan menghasilkan identifikasi klasifikasi criticality, dimana kegagalan terjadi. c) eta (Ξ·) Eta adalah parameter pembantu yang digunakan untuk perhitungan mencari nilai skala parameter (Ξ»). Nilai eta didapatkan dari running program pada software reliasoft weibull++ d) Failure Mode Ratio (Ξ±) Probabilitas yang ditunjukan dari angka pecahan, dimana bagian item akan gagal pada model identifikasi. Jumlah alpha model kegagalan dalam suatu peralatan = 1 e) skala Parameter (Ξ») Ξ» disebut skala parameter untuk menentukan karakteristik dari life time. Skala parameter dapat dihitung dengan menggunakan rumus : π=
1 π
(5)
f) MTTF rata - rata waktu kerusakan atau Mean Time to Failure ππππΉ =
π1 +π2 +π3 +β―+ππ π
(6)
dimana, Ti : waktu terjadinya kegagalan ke i g) waktu operasi (t) waktu operasi adalah lama beroperasinya item h) Nilai Keandalan R(t) Keandalan dari suatu sistem atau peralatan yang didefinisikan sebagai probabilitas bahwa suatu sistem dapat berfungsi dengan baik untuk melakukan tugas tertentu. Keandalan merupakan fungsi dari waktu, sehingga untuk mengetahui keandalan sistem diperlukan suatu masukan waktu operasi (t) dari suatu sistem untuk menyatakan lamanya sistem melaksanakan tugas. Pada penelitian ini dilakukan analisis keandalan dengan fungsi distribusi kegagalan webull 2 parameter, oleh karena itu fungsi keandalan dapat ditunjukkan sebagai rumus berikut : π
(π‘) = π (βππ‘
π½)
(7)
i) Laju Kerusakan h(t) Laju kerusakan menyatakan banyaknya kerusakan yang terjadi tiap satuan waktu. Pada penelitian ini dilakukan analisis keandalan dengan fungsi distribusi kegagalan webull 2 parameter, oleh karena itu fungsi laju kerusakan dapat ditunjukkan sebagai rumus berikut : β(π‘) = π½ . π . π‘ π½β1
(8)
j) Failure Mode Criticality (Cm) Besaran relatif dari konsekuen model kegagalan dan frekuensi kejadian. Cm = Ξ± . Ξ² . h(t) . t (9) k) Item Criticality (Cr) Besaran relatif dari konsekuen kegagalan item dan frekuensi kejadian. Cr = β Cm (10) IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem pada penelitian ini akan diambil sebuah stage pada HRSG dengan data - data bentuk kegagalan untuk menguji hasil keluaran dari metode FMECA, analisis kulalitatif, analisis kuantitatif dan keluaran perangkat lunak yang digunakan dalam menganalisis keandalan. A. Pengujian Keluaran FMEA Pada pengujian keluaran ini akan menunjukkan analisis kualitatif pada HRSG A dengan stage Super Heater 2, Super Heater 2 memiliki beberapa modul dan bentuk kegagalan disajikan pada tabel 2. Dari stage super heater 2 yang dianalisis, modul dengan kelas severity yang paling berbahaya adalah FIN Tubes dengan Kelas II. Dari hasil analisis kualitatif ini maka peralatan tersebut menjadi prioritas utama dalam monitoring probabilitas kegagalan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
5
Tabel 2. Hasil Analisis FMEA No.
Nama HRSG
Stage
Fungsi
1
2
3
Super HRSG A Heater 2
Mengubah uap kering tekanan tinggi dari SH 1 menjadi uap super heat tekanan tinggi
Metode Pendeteksian Kegagalan
Kelas Severity
pergantian menyeluruh pada koneksi
visual
III
Thermal fatigue
pergantian menyeluruh pada koneksi
visual
IV
flowinduced vibration fatigue
ganti bagian yang rusak
visual
II
Modul
Bentuk Kegagalan
Penyebab Kegagalan
Header Out
thermalmechanical fatigue
ekspansi dan kontraksi termal
Korosi
efek sinergis dari tegangan siklik dan lingkungan suhu tinggi tegangan lingkungan yang berair
Header In
creep fatigue
FIN Tubes
corrosion cracking
B. Pengujian Analisis Keandalan Tabel 3 menunjukkan nilai keandalan dan laju kerusakan masing - masing modul. Diberikan masukan t sebesar 1000 hari. Tabel 3. Nilai R(t) dan h(t) Stages Modul R(t) h(t) Header 0.70114136 0.00025089 Out Super Header In Heater 2 0.97538179 0.00001124 FIN Tubes 0.98540943 0.00000572 Dari analisis teori keandalan didapatkan nilai keandalan dan laju kerusakan pada tiap modul Super Heater 2. Diketahui nilai keandalan Header Out adalah yang paling rendah yaitu sebesar 0.70114136, hal ini berbanding terbalik dengan nilai laju kerusakannya yang paling tinggi yaitu 0.00025089. Maka dari itu modul Header Out, secara teori keandalan dijadikan prioritas utama dalam pelaksanaan perawatan karena memiliki nilai keandalan paling rendah dan laju kerusakan yang paling tinggi. C. Pengujian Analisis FMECA Kuantitatif Pengujian analisis kuantitatif pada metode FMECA menghasilkan nilai Cm pada tiap modul HRSG, dimana nilai Cm dijadikan acuan sebagai prioritas utama suatu modul yang memiliki nilai Cm yang besar untuk melakukan perawatan. Nilai Cm pada stage Super Heater 2 ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4. nilai Cm dan Cr Stages Modul Cm Cr Header 0.115243449 Out Super Header In 0.001267594 0.116733678 Heater 2 FIN 0.000222636 Tubes Dari hasil analisis tersebut diketahui nilai kekritisan Header Out paling besar yaitu 0.115243449, maka modul tersebut dijadikan prioritas utama untuk melakukan perawatan. Dari ketiga nilai Cm tersebut nilai Cr dari stages super heater 2 dapat dihitung dengan cara menjumlahkan ketiga nilai Cm tiap modul, maka didapat nilai Cr Super Heater 2 sebesar 0.116733678.
Dampak Kegagalan
Penyelesaian
D. Perbandingan Analisis Kuantitatif dengan Analisis Keandalan Perbandingan Analisis kuantitatif FMECA dengan analisis keandalan akan membandingkan keluaran dari Criticality Item dengan nilai keandalan. Agar dapat dibandingan satu dengan lainnya kedua parameter ini deberi masukan waktu operasional yaitu 1000 hari. Dalam menentukan prioritas melakukan perawatan dilihat dari nilai keandalan yang paling rendah dan criticality item yang paling tinggi. Sehingga nilai Criticality item dan nilai keandalan bebanding terbalik. Semakin tinggi nilai keandalan maka semakin kecil nilai Criticality item. Perbandingan nilai keandalan dengan nilai Criticality item dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Perbandingan nilai Keandalan dan Criticality Item Stages Modul R(t) Cm Header 0.70114136 0.115243449 Out Super Header In 0.97538179 0.001267594 Heater 2 FIN 0.98540943 0.000222636 Tubes Dari tabel 5 menunjukkan bahwa prioritas utama dalam melakukan perawatan adalah peralatan Header Out karena Header Out memiliki nilai keandalan yang paling rendah dan nilai Criticality yang paling tinggi dibandingkan dengan item lainnya. E. Implementasi Perangkat Lunak Pada perangkat lunak, pengujian keluaran ini terdapat di bagian Laporan FMECA dimana bagian tersebut akan menunjukkan informasi tentang parameter - parameter yang dibutuhkan saat melakukan perawatan. Dimana pada semua data - data parameter telah dimasukan ke dalam database dan selanjutnya diolah oleh perangkat lunak berbasis PHP dan MySQL. Terdapat 3 HRSG yang dianalisis dengan 8 stage ditiap HRSG, dari ketiga HRSG tersebut terdapat 63 modul yang dianalisis. Gambar 4 merupakan tampilan awal halaman laporan FMECA dimana masih belum ada informasi yang keluar, hal ini dikarena analisis FMECA dengan hasil keluaran nilai keandalan dan nilai criticality modul membutuhkan masukan t untuk dapat menentukan nilai tesebut dari masing - masing modul.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
6 [3]
Gambar 4. tampilan awal halaman Laporan FMECA Pada pengujian kali ini dilakukan contoh masukan t dengan nilai 1000, maka hasil keluarannya adalah informasi tentang parameter - parameter yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan ditiap modul seperti bentuk kegagalan, penyelesaian, nilai keandalan, dan nilai criticality modul. laporan FMECA pada masukan t dengan nilai 1000 dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Laporan FMECA dengan masukan nilai t = 1000 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada penelitian Analisis Keandalan pada HRSG di PT.PJB UP Gresik ini dapat disimpulkan beberapa hal seperti, FIN Tubes Superheater 2 pada HRSG C ada modul yang memiliki nilai keandalan yang paling rendah yaitu 0.325457587 dan nilai Criticality modul yang paling tinggi yaitu 0.456260767 sehingga modul ini memiliki prioritas paling tinggi dalam melakukan perawatan. Sedangkan untuk nilai criticality item paling tinggi adalah Superheater 1 dengan nilai 0.555075653. Hasil akhir dari penelitian ini menghasilkan analisis untuk sebuah modul dari peralatan HRSG yang terangkum dalam sebuah laporan. Pada laporan terdapat 3 HRSG dengan 8 stage ditiap HRSGnya dan total 63 modul yang dianalisis selama periode waktu operasi. Perangkat lunak yang telah dibuat pada penelitian ini sudah mampu untuk memberikan informasi parameter - parameter analisis keandalan secara keseluruhan baik analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif yang dapat mengakomodasi informasi yang dibutuhkan saat melakukan perawatan B. Saran Berbagai macam metode analisis keandalan memiliki hasil yang dapat digunakan dalam melakukan prioritas perawatan. Namun dalam penelitian lebih lanjut dapat mengembangkan perangkat lunak yang lebih dinamis dan informatif, selain itu juga dapat menambahkan parameter - parameter yang diperlukan dalam melakukan perawatan seperti sisa umur, dan interval penjadwalan dilakukan perawatan. DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
Alkaff, Abdullah, βTeknik Keandalan dan Keselamatan Sistemβ, Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS, Surabaya, 1992. Gilmour, Duane A., βFailure Mode, Effects, and Criticality Analysis (FMECA)β, Rome Laboratory, New York, 1993.
Weta Hary, βAnalisis keandalan pada bolier PLTU dengan menggunakan metode failure mode effect analysis (FMEA)β Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2013