226
Pengaruh Kelengkapan Fasilitas Praktik dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Hasil Evaluasi Belajar Akhir Semester Mata Pelajaran Kerja Bangku Siswa Kelas I Jurusan Teknik Permesinan SMK Pembangunan Kutowinangun Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013. Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta, 2013. Bimo Yudi Nugroho* Samidjo** ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh fasilitas praktik terhadap hasil evaluasi belajar akhir semester Mata Pelajaran Kerja Bangku, (2) pengaruh kedisplinan terhadap hasil evaluasi belajar akhir semester Mata Pelajaran Kerja Bangku, dan (3) pengaruh fasilitas praktik dan kedisplinan terhadap hasil evaluasi belajar akhir semester Mata Pelajaran Kerja Bangku siswa kelas I Jurusan Teknik Permesinan SMK Pembangunan Kutowinangun, Kebumen tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji korelasi parsial antara kelengkapan fasilitas praktik (X1) terhadap hasil evaluasi belajar (Y) dengan mengendalikan X2 diperoleh nilai koefisien korelasi rx1-y = 0,446 dan korelasi parsial antara kedisplinan belajar (X2) terhadap hasil evaluasi belajar (Y) dengan mengendalikan X1 diperoleh nilai koefisien korelasi rx2-y = 0,699. Nilai koefisien determinan (R²) antara X1, X2 dengan Y sebesar 0,249, artinya besarnya pengaruh antara X1 dan X2 dengan Y adalah sebesar 24,9%. Kelengkapan fasilitas praktik memberikan sumbangan efektif sebesar 5,48% terhadap hasil evaluasi belajar dan kedisplinan belajar memberikan sumbangan efektif sebesar 19,5% terhadap hasil evaluasi belajar dengan total 24,9%. Kelengkapan fasilitas praktik memberikan sumbangan relatif sebesar 21,7% terhadap hasil evaluasi belajar dan kedisplinan belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 78,3% terhadap hasil evaluasi belajar. Dengan demikian, fasilitas praktik dan kedisplinan berpengaruh terhadap hasil evaluasi belajar akhir semester Mata Pelajaran Kerja Bangku. Kata-kata Kunci: fasilitas praktik, kedisiplinan, hasil belajar *Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa **Dosen Pendidikan Teknik Mesin UST Yogyakarta
A. Latar Belakang Masalah
mendukung hasil belajar. Secara luas fasilitas
Dewasa ini yang masih menjadi pembicaraan
belajar dapat diartikan dengan manusia, benda
hangat dalam masalah mutu pendidikan
ataupun peristiwa yang membuat kondisi
adalah hasil belajar siswa dalam suatu bidang
siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan
ilmu
petunjuk
atau sikap. Permasalahan yang muncul adalah
kurikulum 2006 menyatakan bahwa hasil
bagaimana fasilitas dan prasana tersebut dapat
belajar dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
dimanfaatkan secara optimal oleh peserta
faktor yang berasal dari individu dan faktor
didik untuk meningkatkan hasil belajar.
tertentu.
Sejalan
dengan
mental psikologis. Salah satu faktor yang
Pada kenyataannya sering dijumpai
menentukan hasil belajar adalah fasilitas
pada banyak sekolah-sekolah yang tidak
belajar (Saeful Bahri Djamarah, 2004:21).
memperhatikan mengenai fasilitas belajar
Fasilitas belajar merupakan salah satu sumber
bagi
belajar
yang
diperlukan
siswa
Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
untuk
anak
didiknya,
terutama
sekolah
227
menengah kejuruan yang mata pelajarannya
guru, kepala sekolah, orang tua, dan siswa itu
lebih dominan praktek. Kurangnya fasilitas
sendiri. Kenyataan yang terjadi di masa
praktik
sekarang,
mempengaruhi
pengetahuan
dan
memperlihatkan
terjadi
seolah-olah
tiada
keterampilan siswa dalam hal penggunaan
ketidaktertiban
dan pemanfaatnnya. Hal ini akan sangat
habisnya. Setiap hari sepertinya ada saja
berpengaruh pada siswa disaat mereka terjun
pelanggaran yang terjadi, mulai dari hal yang
dalam dunia kerja nyata. Kurangnya fasilitas
paling
dan fasilitas praktik yang dibutuhkan siswa
berpakaian, ketepatan waktu saat datang
akan membuat motivasi siswa dalam belajar
kesekolah,
keikutsertaan
dalam
kegiatan
semakin menurun. Selain itu, kurangnya
sekolah.
Kedisplinan
siswa
untuk
fasilitas
atau
mempelajari mata pelajaran kerja bangku
ketersediaan fasilitas praktik yang kurang
masih kurang, sehingga perlu diberikan
lengkap akan membuat siswa malas dalam
latihan-latihan
mengikuti kegiatan praktik di kelas. Hal ini
kemampuan, mengembangkan pengetahuan
tentu dipengaruhi oleh siswa yang masih
dan keterampilan mereka.
belum
B. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar Menurut Syaiful
belajar
mampu
yang
memadai
melaksanakan
tugas
perkembangan pada masa sekolah, yaitu siswa masih belum mampu menggunakan fasilitas praktik yang tersedia seoptimal mungkin untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan siswa. mutlak ada akibat naluri manusia untuk terus menciptakan kondisi hidup dan kehidupan yang lebih baik. Kedisiplinan lahir dari pelanggaran.
untuk Namun
tidak
melakukan
akibat
berbagai
pengaruh, keadaan, dan pola pikir manusia juga
turut
mempengaruhi
kedisiplinan
tersebut. Kedisiplinan siswa dalam kehidupan sekolah, tentunya tak lepas dari perilaku kedisiplinan anggota-anggota yang terlibat dalam lingkungan sekolah itu sendiri, seperti Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
sekalipun,
untuk
misalnya
cara
meningkatkan
Bahri
Djamarah
(2004:21), menyatakan bahwa “hasil belajar adalah
penilaian
pendidikan
tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan
Kedisiplinan merupakan sesuatu yang
kesadaran
ringan
yang
bahwa
dengan
penguasaan
bahan
pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum”. Sardiman AM (2010:21) menyatakan bahwa “belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik”. Menurut Catharina (2006:84), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Tidak semua perubahan
228
tingkah laku dapat dikategorikan sebagai
Kutowinangun Kebumen).
suatu hasil belajar. Ada beberapa persyaratan,
2. Fasilitas Praktik Moenir (2002:119) mengemukakan bahwa
sehingga suatu perolehan perubahan tingkah laku baru dapat diartikan sebagai hasil belajar. Persyaratan itu adalah bahwa hasil belajar itu merupakan pencapaian dari suatu tujuan belajar. Hasil belajar itu merupakan usaha dari kegiatan yang disadari, belajar itu sendiri merupakan proses latihan yang berfungsi efektif untuk jangka waktu tertentu dan hasil belajar itu perlu. Mata diklat kerja bangku merupakan salah satu mata diklat praktek bagi siswa mesin produksi yang merupakan dasar-dasar keterampilan yang akan mendasari pada pekerjaan
permesinan,
seperti
pekerjaan
melukis dan menandai, mengikir, memahat, menggergaji, membuat ulir dengan tangan, membuat lubang dengan peralatan tangan dan kegiatan
lain
yang
bersifat
melatih
keterampilan siswa. Proses belajar mengajar mata diklat kerja bangku meliputi teori penunjang praktek dan praktek kerja bangku. Secara khusus tujuan pelajaran kerja bangku adalah agar peserta didik kompeten dalam
hal:
(1)
memahami
peraturan
keselamatan kerja, (2) menguasai teknik mengikir, (3) menguasai teknik mengergaji, (4)
menguasai
teknik
memahatm,
(5)
menguasai teknik mengebor, (6) menguasai teknik
mengukir,
(7)
menguasai
pengukuran, dan (8) menguasai peneraan
(SMK
teknik
teknik Pembangunan
Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
fasilitas
adalah
segala
jenis
peralatan,
perlengkapan dan fasilitas yang berfungsi sebagai
alat
utama/pembantu
dalam
pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka
kepentingan
yang
berhubungan
dengan organisasi kerja. Fasilitas adalah segala
sesuatu
yang
memudahkan,
meringankan dan membantu (Joko Pradopo, 2002:45). Alat atau fasilitas pendidikan merupakan bagian pokok untuk pencapaian tujuan pendidikan. Dalam
pemeliharaan
fasilitas
praktik
pembina sekolah berkoordinasi dengan bagian pengawas untuk melakukan pengawasan dan evaluasi untuk perawatan atau pemeliharaan. Kegiatan rutin ini dilakukan unuk mengontrol semua fasilitas praktik yang ada di sekolah dan melakukan evaluasi perbaikan jika perlu dilakukan. Semakin baik fasilitas praktik maka semakin baik pula hasil belajar siswa. Awaluddin
(2000:9)
menyatakan
bahwa
fasilitas praktek secara umum ada 3 hal antara lain bentuk dan kondisi gedung, pemilihan peralatan yang dilakukan, dan organisasi dan manajemen peralatan. Fasilitas praktik yang memadai akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar, tanpa alat belajar pelajaran belum tentu dianggap berjalan, kurangnya alat belajar akan menghambat proses belajar mengajar.
229
Dari
pengertian
fasilitas
praktik,
dapat
mengembangkan
watak
agar
dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
mengendalikan diri, agar berprilaku tertib dan
fasilitas
yang
efisien” (Kadir, 2004:80). Disiplin men urut
diperlukan dalam proses belajar mengajar,
Djamarah adalah "Suatu tata tertib yang dapat
baik
mengatur tatanan kehidupan pribadi dan
praktik
berupa
adalah
alat,
sesuatu
tempat,
lingkungan,
kesempatan, waktu yang dapat membantu
kelompok”
memudahkan/meringankan
Kedisiplinan mempu nyai peranan penting
proses
belajar
(Djamarah,
dalam
ketrampilan (Oemar Hamalik, 2001: 116).
Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat
3. Kedisplinan Belajar Arti disiplin bila dilihat
dipengaruhi oleh faktor yang paling pokok segi
bahasanya adalah latihan ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri), atau kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah. Jadi arti disiplinsecara lengkap
yaitu
kedispilan,
lingkungan,
baik
tujuan
12).
mengajar khususnya pada mata pelajaran
dari
mencapai
2002:
pendidikan.
disamping keluarga,
faktor sekolah,
kedisiplinan serta bakat siswa itu sendiri. C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data
adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu
Deskripsi skor observasi dan skor ideal
pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai
variabel di atas dijelaskan kembali melalui
dengan peraturan-peraturan yang berlaku
tabel distribusi frekuensi dan ketegori skor
dengan penuh tanggung jawab tampa paksaan
sebagai berikut.
dari siapa pun (Asy Mas’udi, 2000: 88). Disiplin
adalah
kepatuhan
terhadap
peraturan atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Kedua disiplin yang bertujuan
a. Kelengkapan Fasilitas Praktik (X1). Hasil kategori variabel kelengkapan fasilitas praktik tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kategori Kelengkapan Fasilitas Praktik (X1) No 1 2 3
Kategori Tinggi Cukup Rendah Total
Interval Skor 64 – 70 57 – 63 49 – 56
Berdasarkan analisis data di atas, dapat
disimpulkan
bahwa
kelengkapan
Frekuensi 21 30 27 78
Relatif (%) 26,92 38,46 34,62 100
b. Kedisplinan Belajar (X2) Hasil kategori data
fasilitas praktik termasuk dalam kategori
kedisplinan belajar
cukup dengan frekuensi relatif 38,46%.
dapat dilihat pada tabel 2.
Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
variabel
siswa selengkapnya
230
Tabel 2. Kategori Kedisplinan Belajar (X2) No 1 2 3
Kategori Tinggi Cukup Rendah Jumlah
Interval Skor 62 – 67 56 – 61 50 – 55
Frekuensi 25 42 11 78
Relatif (%) 32,05 53,85 14,10 100
c. Hasil Evaluasi Belajar (Y)
Berdasarkan analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa kedisplinan
Hasil kategori data hasil evaluasi
belajar termasuk dalam kategori cukup
belajar selengkapnya dapat dilihat pada
dengan frekuensi relatif 53,85%.
tabel 3.
Tabel 3. Kategori Hasil Evaluasi Belajar (Y) No 1 2 3
Kategori Tinggi Cukup Rendah Total
Interval Skor 81 – 87 74 – 80 68 – 73
Berdasarkan analisis data di atas, dapat disimpulkan hasil evaluasi belajar termasuk dalam kategori tinggi dengan frekuensi relatif 41,03%. 2. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas kelengkapan fasilitas
Frekuensi 32 27 19 78
Relatif (%) 41,03 34,62 24,35 100
hasil evaluasi belajar (Y) menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada program SPSS. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.
praktik (X1), kedisplinan belajar (X2) dan Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Skor KS-Z Sig. No Variabel 1. Kelengkapan fasilitas praktik 1,005 0,265 2. Kedisplinan belajar 0,902 0,390 3. Hasil evaluasi belajar 1,103 0,176
Keteran gan Normal Normal Normal
Dari tabel di atas diketahui bahwa
belajar adalah 1,103 dengan nilai p =
harga KS-Z variabel kelengkapan fasilitas
0,176. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
praktik adalah 1,005 dengan nilai p =
diinterpretasikan
0,265, harga KS-Z variabel kedisplinan
variabel tersebut dinyatakan normal atau
belajar adalah 0,902 dengan nilai p = 0,390
sebarannya
dan harga KS-Z variabel hasil evaluasi
probailitasnya di atas taraf signifikansi 5%.
Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
bahwa
normal
data karena
ketiga nilai
231
b. Uji Linieritas Uji linearitas dilakukan dengan uji F. Jika F hitung lebih kecil dari taraf
signifikan uji F, maka pengaruh antara variabel bebas dan terikat linear. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Linieritas Variabel X1 → Y X2 → Y
dk 36/46 14/68
F hitung 1,258 1,055
Hasil perhitungan uji F untuk data kelengkapan fasilitas praktik (X1) dengan hasil evaluasi belajar (Y) diperoleh harga F hitung sebesar 1,258 > 1,71 dan data kedisplinan belajar (X2) dengan hasil evaluasi belajar (Y) diperoleh F hitung 1,055 > 1,84. Karena harga Fhitung di atas Ftabel pada taraf
F
tabel
(5%)
1,71 1,84
c.
Sig.
Kriteria
0,229 0,413
Linier Linier
Interkorelasi Uji interkorelasi digunakan untuk
mengetahui hubungan antar variabel. Uji interkorelasi dilakukan terhadap prediktor penelitian, yaitu kelengkapan fasilitas praktik
(X1) dan kedisplinan belajar (X2). Hasil uji signifikansi 5%, maka hubungan antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y variabel tersebut interkorelasi dapat dilihat pada tabel 6. dinyatakan linier. Tabel 6. Hasil Uji Interkorelasi X1 1,000 0,408
Korelasi X1 X2 Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai
X2 0,408 1,000
terhadap kedisplinan belajar karena harga r
a. Uji Korelasi Parsial antara X1 dengan Y dengan mengendalikan X2 Uji hipotesis yang pertama dalam penelitian ini menggunakan korelasi parsial untuk mengetahui tingkat pengaruh
hitung di atas harga r tabel pada taraf
kelengkapan fasilitas praktik (X1) terhadap
signifikansi 5%.
hasil
koefisien korelasi antara X1 dengan X2 sebesar 0,408. Dengan demikian, tidak ada pengaruh kelengkapan fasilitas praktik
3. Pengujian Hipotesis Pada penelitian ini, digunakan
untuk
uji
hipotesis
mengetahui
hubungan
kelengkapan fasilitas praktik dan kedisplinan belajar dengan hasil evaluasi belajar yang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut: Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
evaluasi
belajar
(Y)
dengan
mengendalikan X2. 4. Berdasarkan tabel di bawah, diperoleh nilai koefisien korelasi r hitung sebesar 0,446 di atas taraf signifikans 5%. Karena nilai r hitung di atas taraf signifikansi 5%, maka ada pengaruh yang positif. Rangkuman hasil uji
232
korelasi parsial dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Rangkuman Uji Parsial antara X1 dengan Y dengan mengendalikan X2
NO Variabel r hitung 1
r
Sig.
0,446
x1y-2
Keterangan Ada pengaruh (0,000 < 0,05)
0,000
b. Uji Korelasi Parsial X2 dengan Y dengan mengendalikan X1 Uji hipotesis yang kedua dalam penelitian ini juga menggunakan korelasi parsial untuk mengetahui tingkat pengaruh kedisplinan belajar (X2) terhadap hasil evaluasi belajar
di atas taraf signifikans 5%. Karena nilai r hitung di atas di atas taraf signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif. Rangkuman hasil uji korelasi parsial dapat dilihat pada tabel 18 dan selengkapnya pada lampiran.
(Y) dengan mengendalikan X1. Berdasarkan tabel di bawah, diperoleh nilai koefisien korelasi r hitung sebesar 0,699 Tabel 8. Rangkuman Uji Parsial antara X2 dengan Y dengan mengendalikan X1 Variabel
r
x2y-1
r hitung 0,699
Sig. 0,000
c. Uji Regresi Ganda Uji regresi ini digunakan untuk mengetahui nilai konstanta dan koefisien regresi masing-masing variabel. Untuk mencari
persamaan
garis
regresi
digunakan tekhnik analisis regresi linear berganda,
dengan persamaan sebagai
berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 Y : Variabel terikat (hasil evaluasi belajar)
Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
Keterangan Ada pengaruh (0,003 < 0,05) a.
: konstant
b.
: koefisien regresi variabel X
X1 : variabel bebas (kelengkapan fasilitas praktik ) X2 : variabel bebas (kedisplinan belajar) Pada penelitian ini, langkah-langkah analisis regresi dilakukan dengan menginterpretasikan perhitungan data dari angket yang kemudian menghitung data angket kelengkapan fasilitas praktik kedisplinan belajar (X2) dan regresi dapat dilihat pada tabel 9.
233
Tabel 9. Uji Regresi Ganda
Model 1 (Constant)
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 79.859 8.228
Fasilitas Disiplin
.123 .028
.030 .111
.087 .029
t
Sig. 9.706
.000
.766 .255
.446 .799
a. Dependent Variable: Hasil
Berdasarkan hasil perhitungan
Dalam pelaksanaan pengajaran baik
regresi ganda dengan dua prediktor,
teori maupun praktek, fasilitas yang lengkap dan relevan dengan tujuan pembelajaran akan
diketahui nilai koefisien regresi dari nilai β, untuk konstanta = 79,859, kelengkapan fasilitas praktik = 0,123 dan kedisplinan belajar = 0,028. Jadi, persamaan regresi ganda adalah Y = 79,859 + 0,123X1 +
dapat membantu pencapaian hasil belajar yang optimal. Mengingat bahwa fasilitas praktek sebagai salah satu faktor yang sangat penting bagi kemajuan belajar dan pencapaian prestasi siswa secara optimal, maka perlu dibuat suatu perencanaan yang baik. Fasilitas merupakan barang atau benda bergerak yang
0,028X2. 4. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, kelengkapan fasilitas praktik dan kedisplinan belajar memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil evaluasi belajar. Kelengkapan fasilitas praktik dan kedisplinan belajar yang tinggi dapat mengembangkan pengetahuan, bakat, minat siswa untuk meningkatkan pengetahuannya dan kreativitas dalam belajar, sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Dengan kelengkapan fasilitas praktik dan kedisplinan belajar yang baik, maka hasil evaluasi belajar siswa semakin baik pula.
dapat dipakai sebagai alat dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi unit kerja di setiap lembaga. Moenir (2002:119) mengemukakan bahwa fasilitas adalah segala jenis peralatan, perlengkapan dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang dengan organisasi kerja.
berhubungan
Faktor kedua yang mempengaruhi hasil evaluasi belajar adalah kedispilinan. Disiplin menurut Djamarah adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan
Siswa dapat menjalankan tugasnya sebagai seorang pelajar dan menjalankan perannya
pridadi dan kelompok (2002: 12). Kedisiplinan siswa dalam kehidupan sekolah,
secara efektif dan efisien, yaitu dalam meningkatkan pengetahuan secara optimal
tentunya tak lepas dari perilaku kedisiplinan
untuk mewujudkan maksimal.
hasil
belajar
Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
yang
anggota-anggota yang terlibat dalam lingkungan sekolah itu sendiri, seperti guru, kepala sekolah, orang tua, dan siswa itu
234
sendiri. Kenyataan yang terjadi di masa sekarang, memperlihatkan bahwa terjadi ketidaktertiban yang seolah-olah tiada habisnya. Setiap hari sepertinya ada saja
tahun ajaran 2012/2013. DAFTAR PUSTAKA
pelanggaran yang terjadi, mulai dari hal yang paling sepele sekalipun, misalnya cara
Asy Mas’udi. 2000. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Pedoman. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
berpakaian, ketepatan waktu saat datang kesekolah, keikutsertaan dalam kegiatan
Catharina Tri Anni. 2005. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang PRESS.
sekolah.
Hamalik Oemar. 2001. Proses Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
D. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. a.
Ada pengaruh positif dan signifikan fasilitas praktik terhadap hasil evaluasi belajar akhir semester Mata Pelajaran Kerja Bangku siswa kelas I Jurusan Teknik Permesinan SMK Pembangunan Kutowinangun, Kebumen tahun ajaran 2012/2013.
b.
Ada pengaruh positif dan signifikan kedisplinan
terhadap
hasil
evaluasi
belajar akhir semester Mata Pelajaran Kerja Bangku siswa kelas I Jurusan Teknik Permesinan SMK Pembangunan Kutowinangun, Kebumen tahun ajaran 2012/2013. c.
Ada pengaruh positif dan signifikan fasilitas praktik dan kedisplinan terhadap hasil evaluasi belajar akhir semester Mata Pelajaran Kerja Bangku siswa kelas I Jurusan
Teknik
Permesinan
SMK
Pembangunan Kutowinangun, Kebumen Jurnal Taman Vokasi Vol. 1. No 2. 2014
Belajar
Joko Pradopo. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Kadir. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Pustaka Pelajar. Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Suharto, G. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa. PBI UNY Yogyakarta. Syaeful Bahri Djamarah dan Azwan Zain. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.