Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
16
PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN MINUM OBAT (5B) PADA LANSIA HIPERTENSI (Studi Di Posyandu Ds. Sumberagung Kec. Peterongan Kab. Jombang) ROLE OF THE FAMILY IN THE DRUG SUPPLY (5B) IN ELDERLY HYPERTENSION (Study In Elderly Health Center Ds. Sumberagung Peterongan District. Jombang) Anggi Alfia Sari* Asrina Pitayanti** Dwi Puji Wijayati*** *Mahasiswa D3 Keperawatan **Dosen S1 Keperawatan ***Dosen DIII Keperawatan ABSTRAK Usia Lansia identik dengan penurunan fungsi tubuh, sehingga orang tua memiliki risiko mengalami masalah kesehatan, salah satunya adalah hipertensi. Pengobatan hipertensi pada farmakalogi adalah untuk mengambil obat secara teratur. Tujuan dalam penelitian ini untuk peran keluarga dalam pelaksanaan pengambilan obat (5B) studi pada lansia hipertensi pusat kesehatan lansia kabupaten Sumberagung Peterongan Jombang. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, dengan seluruh keluarga dengan populasi lansia (usia 70-80 tahun) yang menderita hipertensi di desa Sumberagung pada bulan Juni-Juli 2014, sebanyak 86 keluarga. Sampel diambil oleh 70 responden, menggunakan teknik purposive sampling.. Instrumen penelitian yang digunakan lembar observasi yang berisi responden kuesioner lembar data umum dan peran keluarga dalam pelaksanaan obat mengambil (5B) hipertensi lansia. Pengolahan dan analisis data menggunakan editing, coding, scoring, dan tabulasi. Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan peran keluarga minum obat (5B) hipertensi pada orang tua adalah angka positif dari 38 responden, 33 responden negatif. Kesimpulan dari penelitian ini sebagian besar peran keluarga dalam pelaksanaan obat mengambil (5B) dalam hipertensi lansia di distrik Sumberagung Peterongan Jombang positif. Kata kunci: Peran Keluarga, Minum Obat (5B), Lansia, Hipertensi ABSTRACT Elderly age is identical with decreased function of the body, so that the elderly have a risk of experiencing health problems, one of which is hypertension. Treatment of hypertension in farmakalogi is to take medicine regularly. This study aimed to the family's role in the implementation of drug taking (5B) studies in elderly hypertensive elderly health center Sumberagung Peterongan district Jombang. This research using descriptive design, with the whole family with the elderly population (aged 70-80 years) who had hypertension in the village Sumberagung in June-July 2014, as many as 86 families. Samples were taken by 70 respondents, using purposive sampling. Variable is the role of family in the implementation of drug taking (5B) in elderly hypertension. The research instrument used observation sheet which contains general data sheet questionnaire respondents and the family's role in the implementation of drug taking (5B) in elderly hypertension.Processing and analysis of data using the editing, coding, scoring, and tabulating. The results obtained in the implementation of family role taking medication (5B) of hypertension in the elderly is a positive number of 38 respondents, 33 respondents negative. The conclusion of this study largely family role in the implementation of drug taking (5B) in elderly hypertensive in the Sumberagung Peterongan district Jombang is positive. Keywords: Role of Family, Drinking Drugs (5B), Elderly, Hypertens
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
17
PENDAHULUAN Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer. Dari seluruh penderita hipertensi, 90-95% hipertensi esensial atau hipertensi primer, yang penyebabnya tidak diketahui. Jika tidak dilakukan penanggulangan hipertensi dengan baik keadaan ini cenderung akan meningkat (Nirawati, 2012). Beberapa cara untuk mencegah kekambuhan dan penanganan hipertensi pada lansia adalah dengan menjaga pola makan (gaya hidup) dan mengkonsumsi obat secara teratur. Dalam kenyataannya, sering dijumpai penderita hipertensi yang kurang teratur dalam mengkonsumsi obat hipertensi. Hal ini dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah dukungan keluarga. Keluarga menjadi komponen yang sangat penting dalam perilaku kepatuhan meminum obat. Hal yang sering menghambat kepatuhan pasien hipertensi dalam minum obat yakni tidak merasakan gejala atau keluhan, dosis tidak praktis (beberapa kali minum obat dalam sehari), efek samping obat, harga obat yang cukup mahal dan obat tidak mudah didapatkan (hanya di apotik) (Dyah, 2010). Keluarga memiliki peran penting untuk memberikan dukungan kepada lansia dalam keteraturan mengkonsumsi obat antihipertensi. Semakin baik dukungan yang diberikan keluarga kepada lansia dengan hipertensi, maka akan semakin baik pula motivasi lansia untuk mengkonsumsi obat antihipertensi (Dyah, 2010). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada 9 lansia di Desa Sumberagung Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang yang mengalami hipertensi, 3 lansia mengatakan selalu teratur dalam mengkonsumsi obat antihipertensi (captopril / nifedipine) 3 kali sehari dan 6 lansia mengatakan tidak teratur dalam mengkonsumsi obat antihipertensi yang didapatkan dari Puskesmas. Dari hasil wawancara lebih lanjut yang dilakukan peneliti kepada 6 lansia yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat antihipertensi, semuanya mengatakan seringkali lupa untuk mengkonsumsi obat jika waktu minum obat tiba. Dari latar belakang permasalahan tersebut diatas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “Bagaimanakah peran keluarga dalam pelaksanaan minum obat (5B) pada lansia hipertensi?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran keluarga dalam pelaksanaan minum obat (5B) pada lansia hipertensi (Studi di Posyandu Lansia Desa Sumberagung Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang). Hasil penelitian yang akan dilakukan dapat dijadikan informasi mengenai pentingnya pemberian health education kepada keluarga lansia terutama dalam pemberian dukungan kepada lansia untuk mengatasi permasalahan hipertensi dengan meningkatkan peran serta tenaga kesehatan dan kader yang dimiliki. Selain itu hasil penelitian yang akan dilakukan dapat dijadikan sebagai informasi mengenai peran keluarga kepada lansia dalam mengkonsumsi obat (5B), sehingga perawat dapat memberikan health education kepada keluarga lansia terutama pentingnya untuk membantu lansia teratur dalam mengkonsumsi obat sebagai salah satu cara untuk mencegah dan menurunkan resiko kekambuhan hipertensi pada lansia BAHAN DAN METODE Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juni 2014 – Juli 2014 di Posyandu lansia Desa Sumberagung Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh keluarga dengan lansia yang mengalami hipertensi di Desa Sumberagung Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang sebanyak 86 lansia yang berusia 70-80 tahun. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian keluarga dengan lansia yang mengalami hipertensi di Desa Sumberagung Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang yang ditentukan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak sebanyak 71 responden yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi yang memuat data umum responden penelitian dan lembar kuesioner mengenai peran keluarga dalam pelaksanaan minum obat (5B) pada lansia dengan hipertensi. Teknik pengolahan data meliputi editing, coding, scoring dan tabulating. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
18
HASIL PENELITIAN No Kriteria 1 Aktif 2 Pasif Total Sumber : Data Primer,2014
Jumlah 38 33 71
% 53,5 46,5 100
Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden telah menerapkan peran keluarga yang aktif dalam pelaksanaan minum obat (5B) pada lansia hipertensi yaitu sebanyak 38 responden PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai peran keluarga dalam pelaksanaan minum obat (5B) pada lansia hipertensi didapatkan bahwa sebagian besar responden telah menerapkan peran keluarga yang aktif dalam pelaksanaan minum obat (5B) pada lansia hipertensi yaitu sebanyak 38 responden. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya motivasi yang dimiliki anggota keluarga dalam pelaksanaan minum obat (5B) yang meliputi benar obat, benar dosis, benar waktu, benar pasien dan benar cara pemberian. Tindakan yang dilakukan anggota keluarga secara tidak langsung dapat menimbulkan semangat pada diri lansia yang mengalami hipertensi untuk selalu teratur dalam mengkonsumsi obat antihipertensi demi tercapainya peningkatan status kesehatan secara optimal dan menurunkan resiko kekambuhan atau resiko akibat terjadinya peningkatan tekanan darah. Keluarga menjadi komponen yang sangat penting dalam perilaku kepatuhan meminum obat. Hal yang sering menghambat kepatuhan pasien hipertensi dalam minum obat yakni tidak merasakan gejala atau keluhan, dosis tidak praktis (beberapa kali minum obat dalam sehari), efek samping obat, harga obat yang cukup mahal dan obat tidak mudah didapatkan (hanya di apotik). Keluarga memiliki peran penting untuk memberikan dukungan kepada lansia dalam keteraturan mengkonsumsi obat antihipertensi. Semakin baik dukungan yang diberikan keluarga kepada lansia dengan hipertensi, maka akan semakin baik pula motivasi lansia untuk mengkonsumsi obat antihipertensi. Perilaku aktif keluarga lansia hipertensi dalam pelaksanaan minum obat (5B) secara tidak langsung dipengaruh oleh pengetahuan yang dimiliki keluarga itu sendiri. Perilaku aktif keluarga, menunjukkan bahwa keluarga lansia
hipertensi telah mampu menerapkan fungsinya sebagai perawat kesehatan dalam keluarga. Selain keluarga bertugas untuk menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya, baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota keluarga yang sakit (Padila, 2012). Hasil penelitian didapatkan hampir setengah responden berusia 26-35 tahun yaitu sebanyak 30 responden. Semakin cukup umur tingkat kemampuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Anggota keluarga yang memiliki usia yang matang akan mampu berpikir secara logis mengenai manfaat melakukan tindakan minum obat (5B) pada lansia hipertensi. Hal ini dikarenakan semakin matang usia yang dimiliki keluarga maka akan semakin baik pula proses nalar yang dimiliki. Dengan memiliki proses nalar (menimbang baik dan buruk) mengenai minum obat (5B) antihipertensi akan membantu lansia untuk teratur dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi. Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Kematangan usia yang dimiliki anggota keluarga menimbulkan peran aktif dalam pelaksanaan minum obat (5B). Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2001 dikutip dalam Herlina, 2011). Pendidikan keluarga juga berperan penting dalam pelaksanaan minum obat (5B) pada lansia hipertensi. Hasil penelitian didapatkan hampir setengah responden mempunyai latar belakang pendidikan tamat SMA yaitu sebanyak 29 responden. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh anggota keluarga, maka akan semakin baik pula perilaku yang dimiliki oleh anggota keluarga tersebut. Karena dengan memiliki pendidikan yang memadai menjadikan seseorang mampu untuk menimbang dan berpikir untuk memutuskan tindakan yang tepat dan baik semisal bagi peningkatan derajat kesehatan lansia yang mengalami hipertensi. Latar belakang pendidikan yang dimiliki anggota keluarga memunculkan peran aktif keluarga terutama dalam pelaksanaan minum obat. Pendapat ini sesuai dengan
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
19
teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003 dikutip dalam Adam, 2011) yang menyatakan bahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pekerjaan yang dimiliki keluarga memberikan pengaruh yang cukup berarti pada pelaksanaan minum obat (5B) pada lansia. Hasil penelitian didapatkan hampir setengah responden tidak bekerja yaitu sebanyak 31 responden. Pekerjaan merupakan hal yang menyita waktu. Dengan tidak bekerja, maka anggota keluarga akan memiliki banyak waktu untuk sekedar mengunjungi pusat layanan kesehatan yang ada untuk mendapatkan informasi mengenai pentingnya mengkonsumsi obat anti hipertensi secara teratur bagi penderita hipertensi untuk menghindarkan penderita hipertensi dari resiko kekambuhan akibat terlambat atau tidak teratur dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi. Pekerjaan merupakan suatu jalan untuk memenuhi kebutuhan. Keluarga lansia yang bekerja akan cenderung menghabiskan waktu yang dimiliki untuk aktivitas pekerjaannya sehingga mengurangi waktu untuk dapat melakukan kunjungan ke pusat layanan kesehatan untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan yang berguna bagi derajat kesehatan lansia. Namun jika dalam aktivitas pekerjaan yang dilakukan, keluarga lansia masih dapat meluangkan waktu yang ada untuk mendapatkan informasi yang tepat mengenai pentingnya pendampingan minum obat pada lansia dengan hipertensi, menjadikan keluarga lansia mengetahui pentingnya melakukan pendampingan minum obat pada lansia. Pekerjaan bukan sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Anggota keluarga yang tidak bekerja akan memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan kunjungan ke pusat layanan kesehatan untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai pelaksanaan minum obat (5B) yang pada akhirnya menjadikan keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan minum obat (5B). Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja akan mempunyai pengaruh terhadap informasi dan pengetahuan tentang
kesehatan (Nursalam dan Pariani, 2001 dikutip dalam Rusdiana, 2010). Sumber informasi yang tepat menjadikan seseorang akan cenderung berperan aktif. Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir seluruh responden pernah mendapatkan informasi mengenai minum obat yang benar (5B) yaitu sebanyak 66 responden dari petugas kesehatan. Informasi yang disampaikan dengan tepat (semisal melalui media komunikasi / penyuluhan oleh tenaga kesehatan) terbukti efektif untuk digunakan sebagai sarana penyampai informasi kesehatan kepada masyarakat. Seseorang yang mendapatkan informasi akan lebih bersikap aktif dibandingkan seseorang yang tidak pernah mendapatkan informasi mengenai kesehatan. Semakin banyak panca indera yang digunakan manusia untuk menerima semakin jelas pengertian dan pengetahuan yang diperoleh. Informasi mengenai minum obat (5B) yang benar dan disampaikan secara tepat dan kontinu kepada anggota keluarga lansia hipertensi secara tidak langsung akan menjadikan anggota keluarga mengetahui mengenai pentingnya pelaksanaan minum obat (5B) antihipertensi yang pada akhirnya akan berperan aktif pada kesehatan lansia. Informasi ini dapat diperoleh melalui media cetak maupun media elektronik (Notoatmodjo, 2003 dikutip dalam Adam, 2011). M.Nasir (2008 dikutip dalam Silvia, 2011) menyatakan bahwa berdasarkan pendekatan lembaga yaitu pemanfaatan lembaga seperti posyandu sebagai salah suatu saluran komunikasi dan memainkan peranan penting dalam menyampaikan pesan – pesan kesehatan ibu. Strategi pendekatan komunikasi yang digunakan dalam penyebaran informasi berupa pemanfaatan lembaga – lembaga sosial seperti posyandu, LMD, LPM, PKK terbukti efektif dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat. Peran serta keluarga dalam proses pemeliharaan dan pencegahan terjadinya serangan ulang sangat diperlukan. Sangat diharapkan bahwa keluarga dapat membantu peningkatan kondisi tubuh. Untuk itu terlebih dahulu diperlukan sikap saling pengertian antara dokter, perawat
SIMPULAN DAN SARAN Hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar responden telah menerapkan peran keluarga yang Aktif dalam pelaksanaan
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
20
minum obat (5B) pada lansia hipertensi yaitu sebanyak 38 responden. Pelayanan /perawatan yang berfokus pada keluarga bukan hanya memulihkan keadaan pasien, tetapi juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga tersebut. KEPUSTAKAAN Alimul, A.A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Hernawati dan Akhriadi. (2006). A File Guide to The Nepenthes of Sumatera. Jawa Barat. Indonesia. Sumatera Nature Study.
Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi ke 2. Jakarta : EGC Nursalam.
(2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Keperawatan Edisi 2. Jakarta ; Salemba Medika. Riduwan. (2005). Dasar-Dasar Statistika, Edisi Revisi, Cetakan Keempat. Bandung : Alfabeta. Praptiwi, A. (2008). Pemberdayaan Keluarga Dalam Penatalaksanaan Lansia Pasca Stroke Di Rumah. Bandung : FKUP