Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
51
MOTIVASI LANJUT USIA DALAM PENCEGAHAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI (Studi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) ELDERLY MOTIVATION IN PREVENTION OF HYPERTENTION RECURRENCE (Studied in the Jabon village, district of Jombang Regency Jombang) Safira Aprilia* Hidayatun Nufus** Dwi Harianto*** *Mahasiswa D3 Keperawatan **Dosen DIV Kebidanan***Dosen D3 Keperawatan ABSTRAK Motivasi Lansia dalam pencegahan hipertensi kekambuhan masih jauh dari harapan, seperti saat ini masih ada orang tua yang tidak menjaga gaya hidup sehat, jarang berolahraga. Hasil premilinary dipelajari diperoleh itu dari 7 lansia oleh interviwed diperoleh 1 lansia mengatakan ia akan menjaga pola makan sehat dengan penurunan garam comsuming. Dari 3 orang tua mengatakan bahwa mereka tidak ingin menjaga pola makan. Dari 3 orang mengambil secara positif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi motivasi orang tua dalam mencegah hipertensi kekambuhan di Jabon Kecamatan Desa Kabupaten Jombang Jombang. Desain penelitian ini adalah survei deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agust 2014. Populasi penelitian adalah seluruh lansia yang menderita hipertensi di desa Kecamatan Jabon Kabupaten Jombang Jombang sebanyak 209 responden. Sampel penelitian adalah sebanyak 52 responden. Sampling yang digunakan adalah proporsional simple random sampling. Variabel penelitian ini adalah motivasi orang tua dalam mencegah hipertensi kekambuhan. Pengukuran yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data dilakukan dengan mengedit, mencetak, coding, tabulasi. Hasilnya adalah bahwa motivasi lansia dalam mencegah hipertensi kekambuhan sebagian besar memiliki motivasi yang normal (63 %), motivasi yang kuat hampir (33 %), sedangkan motivasi yang lemah adalah beberapa (4 %). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa motivasi lansia dalam mencegah hipertensi kekambuhan normal. Hal ini diharapkan bidan desa Jabon melakukan CEI (komunikasi informasi edukasi) terutama tentang pencegahan hipertensi pada lansia sepenuhnya seminggu sekali di posyandu lansia. Kata kunci : Motivasi , lansia , hipertensi ABSTACT Elderly Motivation in prevention of hypertention recurrence is still far from expectation, such as at present there is still an elderly who do not keep healthy lifestyle, rarely exercise. Result of premilinary studied was obtained that’s from 7 elderly by interviwed obtained 1 elderly said he would keep healthy diet by decreased comsuming salt. From 3 others elderly said that they did not desire of keeping diet. From 3 others took it positively. The purpose of this research was to identify the motivation of elderly in preventing hypertention recurrence in the Jabon village district of Jombang regency of Jombang. The design of this research was a descriptive survey. This research was conducted on May untill Agust 2014. The population were all elderly who suffer hypertention in the village of Jabon district of Jombang regency of Jombang as many as 209 respondents. The research samples were as many as 52 respondents. Sampling used was proportional simple random sampling. The variables of this research was the motivation of elderly in preventing hypertention recurrence. The measurement used was a questionnaire. Data Analysis was done by editing, scoring, coding, tabulating. The result was that the motivation of elderly in preventing hypertention recurrence was mostly had normal motivation (63%), strong motivation was almost (33%), while a weak motivation was few (4%). The conclusion of this reseach is that the elderly motivation in preventing hypertention recurrence was normal. It is expected to midwife of Jabon village doing CEI (communication of educational information) especially about hypertention prevention on elderly entirely once a week in elderly posyandu. Keywords : Motivation, elderly, hypertention
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
PENDAHULUAN Penyakit degeneratif pada lanjut usia (lansia) merupakan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia, akibat penurunan fungsi organ/alat tubuh. Penyakit degeneratif pada lansia salah satunya adalah hipertensi (Mubarak, 2009). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degeneratif pada lansia yang dianggap sebagai penyakit ringan oleh masyarakat. Gejala dan keluhan yang timbul dapat diabaikan, namun jika dibiarkan akan mengakibatkan serangan jantung dan stroke. Hipertensi pada lansia dapat dicegah dengan menghindari stress, mengontrol berat badan, diet sehat dan mengurangi asupan garam, tidak minum minuman beralkohol, memperbanyak aktifitas/olahraga kurang lebih 30 menit setiap harinya (Kowalski, 2010). Fenomena di lapangan masih di temukan kurangnya motivasi lansia dalam melakukan pencegahan kekambuhan hipertensi seperti tidak dapat mengurangi asupan garam, kurang berolahraga, dan tidak bisa menghindari stress. Setiap tahunnya, penyakit hipertensi telah membunuh 9,4 jiwa penduduk diseluruh dunia. Pada tahun 2009, WHO telah memperkirakan bahwa jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring bertambahnya penduduk, dan di prediksikan bahwa pada tahun 2025 yang akan datang, ada sekitar 29% jiwa di dunia yang terserang penyakit hipertensi. Di Indonesia hipertensi termasuk 10 jenis penyakit penyebab kematian terbanyak (Mubarak, 2009). Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 29,8% dari total jumlah penduduk dewasa (Depkes, 2008). Hipertensi di Jawa Timur menduduki “top score” selama 3 tahun terakhir di bandingkan kasus - kasus penyakit tidak menular (PTM) tertinggi di Jawa Timur lainnya, setidaknya terdapat 21 ribu penderita kasus hipertensi setiap bulan yang tersebar di Jawa Timur. Data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur menyebutkan total penderita hipertensi di Jawa Timur tahun 2011 sebanyak 285,724 pasien (Dinkes, 2011). Data dari Dinas Kesehatan Kota Jombang pada tahun 2011 penderita hipertensi di Jombang menduduki peringkat ketiga dari 10 penyakit terbesar dengan jumlah 30,172 penderita hipertensi (Dinkes, 2011). Penderita hipertensi terbanyak di Jombang termasuk di wilayah kerja Puskesmas Jabon ada
52
sekitar 960 penderita hipertensi, sedangkan untuk lansia yang paling banyak yaitu penderita hipertensi terdapat di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ada sekitar 209 penderita hipertensi. Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 05 Juni 2014 di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang secara wawancara dari 7 lansia di dapatkan hasil dari 1 lansia mengatakan dia akan menjaga diet sehat mengurangi asupan garam, akan menjaga pola makan, minum obat secara rutin, sering berolahraga. Dari ke 3 lansia mengatakan tidak ada keinginan untuk menjaga pola makannya dan tidak ada keinginan untuk mengurangi asupan garam. Dari ke 3 lansia yang lain saat wawancara tentang pencegahan kekambuhan hipertensi mereka menanggapi dengan positif, ada keinginan untuk merubah gaya hidup yang sehat dengan menjaga pola makann seperti mengurangi asupan garam dan tidak makan – makanan yang berlemak, sering berolahraga, dan memperbanyak mengonsumsi sayuran dan buah – buahan. Faktor - faktor rendahnya motivasi lansia di karenakan banyak lansia tidak memahami pentingnya kesehatan peredaran darah, terutama pencegahan kekambuhan hipertensi. Padahal banyak faktor penyebab hipertensi pada lansia antara lain pola makan lansia yang tidak tepat dengan komposisi tidak seimbang atau sembarangan, mengonsumsi garam berlebihan menjadi faktor utama penyakit hipertensi, makanan cepat saji (mie instan, bakso, ikan asin, lodeh) menjadi faktor resiko penyakit hipertensi pada lansia. Faktor yang tidak dapat dicegah, faktor genetik/keturunan, umur ( Suroika, 2012). Sebenarnya kekambuhan penyakit hipertensi dapat dicegah secara dini dengan membiasakan hidup sehat agar tidak terjadi hipertensi dan meningkatkan motivasi lansia agar membiasakan gaya hidup yang sehat dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi tentang pencegahan kekambuhan hipertensi. Hipertensi bisa decegah dengan mulai menurunkan berat badan, aktifitas fisik atau olahraga, penurunan konsumsi alkohol, dan mengonsumsi makanan yang kaya akan buah buahan dan sayur - sayuran. Bahkan sebuah artikel new England Journal of Medicine lebih menyarankan perubahan gaya hidup agresif dari pada obat - obatan farmakologi, penggunaan suplemen alami penurun tekanan darah yang baru - baru ini di kembangkan pun patut
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
dipertimbangkan (Kowalski, 2010). Untuk meningkatkan motivasi lansia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi dengan pemberian informasi tentang pencegahan hipertensi dan memberitahukan pentingnya kesehatan peredaran darah. Dari fenomena tersebut diatas peneliti tertarik untuk meneliti terkait motivasi lansia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran / mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa – peristiwa yang terjadi pada masa kini secara objektif dengan menggunakan pendekatan penelitian survey yaitu suatu metode yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevelensi, distribusi dan hubungan antar variable dalam suatu populasi (Nursalam, 2008). Penelitian dilakukan di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang menderita hipertensi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang dengan jumlah 209 lansia. Teknik sampling yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Proportional Simple Random Sampling. Proportional Simple Random Sampling adalah pengambilan subyek dari setiap strata atau setiap wilayah secara seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing – masing strata atau wilayah (Arikunto, 2006). Variabel dapat diartikan merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek ( benda, manusia, klien dan lain - lain) pengamatan penelitian, dimana di dalamnya terdapat faktor faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti (Abd nasir, 2011). Pada penelitian ini variabelnya adalah motivasi lansia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi. Definisi operasional adalah Dorongan pada lansia yang datang dari dalam diri sendiri ,dari luar diri sendiri, atau karena desakan untuk bertindak dalam melakukan pencegahan kekambuhan penyakit tekanan darah. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
53
tentang pribadinya atau hal - hal yang diketahui (Abd nasir, 2011). Parameter pada penelitian ini terdiri dari 3 yaitu motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, motivasi terdesak terdiri dari 18 soal yang meliputi motivasi intrinsik ada 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif, motivasi ekstrinsik ada 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif, motivasi terdesak 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Jadi jumlah pernyataan dari penelitian ini ada 18 soal pernyataan. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, telah terlebih dahulu dilakukan uji coba. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Sebelum melakukan pengumpulan data terlebih dahulu mengurus surat pengantar dari STIKES ICME Jombang. Mengurus surat perizinan penelitian kepada kepala Dinas Kesehatan Jombang, Puskesmas Jabon, dan kepada kepala Desa Jabon. Setelah diberi ijin melaksanakan penelitian maka peneliti mengumpulkan data responden. Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data yang meliputi tahapan Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating. Dalam menganalisa data motivasi lansia, peneliti menggunakan skala Guttman yang menyediakan 2 alternatif jawaban, dan setiap jawaban sudah tersedia nilainya. Apabila pernyataan positif jawaban Ya nilainya 1 dan apabila jawaban Tidak nilainya 0, jika pernyataan negatif jawaban Ya nilainya 0 dan apabila jawaban Tidak nilainya 1. Motivasi lanjut usia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi diukur dengan menggunakan rumus prosentase dengan kriteria motivasi yaitu (1) motivasi kuat dengan prosentase 67 - 100 %; (2) motivasi sedang dengan prosentase 34-66 %; dan (3) motivasi lemah dengan prosentase 0-33%. HASIL PENELITIA No.
Motivasi
Frekuensi
1. 2. 3. Jumlah
Kuat Sedang Lemah
17 33 2 52
Persentase % 33 63 4 100
PEMBAHASAN Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa dari 52 responden sebagian besar motivasinya sedang dalam pencegahan kekambuhan hipertensi
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
sejumlah 33 responden (63%). Pada hasil tabulasi data yang terdapat dari masing - masing parameter, yang meliputi motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan motivasi terdesak, menunjukkan bahwa persentase per - parameter motivasi intrinsik sejumlah 36%, motivasi ektrinsik 26%, dan motivasi terdesak 38%. Hasil tabulasi data tersebut juga dapat diketahui bahwa motivasi sedang yang dimiliki oleh responden disebabkan karena rendahnya hasil jawaban responden dalam parameter ekstrinsik dengan rata - rata 0,4 di bandingkan dengan hasil rata – rata pada motivasi ekstrinsik dan terdesak. Pada parameter ekstrinsik pada item soal no.10 dengan jenis pernyataan negatif ”Saya masih akan minum kopi walaupun tekanan darah meningkat karena tidak di larang oleh keluarga” mendapatkan nilai rata - rata terendah yaitu 0,3 dibandingkan dengan rata - rata per - soal dari 6 item soal motivasi ektrinsik. Hasil tabulasi pada parameter intrinsik dengan rata – rata 0,6. Pada parameter intrinsik pada item soal no.3 dengan jenis pernyataan positif “Saya akan berolahraga setiap hari untuk menghindari kegemukan sehingga dapat menurunkan tekanan darah atas kemauan saya sendiri”. Mendapatkan nilai rata - rata terendah yaitu 0,4 dibandingkan dengan rata - rata per - soal dari 6 item soal motivasi intrinsik. Hasil tabulasi pada parameter terdesak dengan rata – rata 0,7. Sedangkan dalam parameter terdesak pada item soal no.18 dengan jenis pernyataan negatif “Saya akan minum obat penurun tekanan darah jika kepala bagian belakang terasa sakit”. mendapatkan nilai rata - rata terendah yaitu 0,3 dibandingkan dengan rata - rata per - soal dari 6 item soal motivasi terdesak . Menurut peneliti hal tersebut menunjukkan bahwa kurangnya motivasi responden dari luar baik dari keluarga maupun teman untuk menjaga kekambuhan hipertensi yang mempengaruhi motivasi responden. Faktor lain yang mempengaruhi motivasi responden untuk melakukan pencegahan kekambuhan hipertensi adalah umur, keturunan, kerutinan kontrol ke pelayanan kesehatan, pernah mendapat informasi kesehatan, sumber informasi kesehatan. Faktor pertama yang mempengaruhi motivasi lansia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi adalah umur. Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 52 responden didapatkan hampir setengah responden berusia 63 – 65 tahun sejumlah 19 responden (37%). Menurut peneliti
54
orang yang berusia lanjut biasanya mengalami perubahan – perubahan yang terjadi pada struktur tubuh dan penurunan fisiologis dari berbagai sel, jaringan, dan organ yang ada pada tubuh manusia tersebut, sehingga sulit untuk meningkatkan motivasi karena terjadi penurunan daya ingat pada dirinya sehingga sulit untuk meningkatkan motivasinya. Menurut Efendy (2009) Lanjut usia bukanlah suatu penyakit, namun suatu keadaan yang ditandai oleh kagagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis, kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual Selain faktor umur, faktor kedua yang mempengaruhi motivasi lansia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi juga dipengaruhi oleh keturunan hipertensi. Data penelitian dari 52 responden didapatkan sebagian besar responden tidak mengalami riwayat tekanan darah tinggi sejumlah 32 responden (61%). Menurut peneliti penyebab hipertensi dari fenomena – fenomena nyata hipertensi berasal dari keturunan, jadi seandanya keluarga ada yang menderita hipertensi ada kemungkinan untuk menderita hipertensi. Sehingga muncul rasa takut dan akan menimbulkan keinginan dalam pencegahan hipertensi. Keturunan ini menjadi faktor untuk meningkatkan motivasi responden dalam pencegahan hipertensi. Menurut Braverman (2009) mengatakan walaupun riwayat tekanan darah tinggi / keturunan itu bukan penyebab pasti hipertensi, namun keturunan bisa menjadi penyebab hipertensi dikarenakan faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup tidak sehat. Faktor ketiga yang mempengaruhi motivasi lansia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi juga dipengaruhi oleh faktor sarana dan prasarana yang meliputi adanya kemauan untuk rutin mengontrolkan tekanan darah ke palayanan kesehatan. Data penelitian dari 52 responden didapatkan hampir seluruh responden rutin mengontrolkan tekanan darah ke pelayanan kesehatan sejumlah 40 responden (77%), dimana kerutinan juga mempengaruhi motivasi. Menurut peneliti dengan rutin mengontrolkan tekanan darah akan mengetahui perkembangan tekanan darah seseorang sehingga dapat menimbulkan motivasi kuat untuk melakukan pencegahan kekambuhan hipertensi dengan menjaga pola makan dan sering berolahraga saat tekanan darahnya naik. Menurut Suiraoka (2013) tekanan darah tinggi perlu dideteksi secara dini,
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
pemeriksaan secara rutin dan berkala penting dilakukan untuk penderita hipertensi untuk mengetahui perkembangan tekanan darah. Faktor keempat yang mempengaruhi motivasi lansia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi adalah pernah mendapat informasi tentang kesehatan. Dari hasil penelitian dari 52 responden didapatkan hasil sebagian besar responden pernah mendapat informasi tentang tekanan darah tinggi sejumlah 31 responden (60%). Menurut peneliti pernah mendapat informasi ini juga mempengaruhi motivasi apabila pernah mendapat informasi tentang tekanan darah tinggi maka wawasan dalam pencegahan khususnya tentang hipertensi akan mengakibatkan pengetahuan yang baik dan akan berpengaruh pada motivasi seseorang jika pengetahuannya baik motivasinya juga kuat untuk melakukan pencegahan kekambuhan hipertensi. Menurut Rusmi (2009) Audio Visual (Media) yang akan menimbulkan motivasi seseorang dengan adanya informasi yang didapat dari perantara sehingga mendorong atau mengugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu. Selain informasi yang pernah didapat, sumber informasi juga menjadi faktor kelima motivasi lansia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi. Dalam penelitian ini dari 52 responden didapatkan hasil hampir setengah responden sumber informasi yang didapat adalah dari petugas kesehatan sejumlah 11 responden (35%). Menurut peneliti sumber informasi yang di dapat dari petugas kesehatan lebih di percaya dan di anggap akurat oleh masyarakat sehingga muda di terima. Motivasi yang datang dari luar inilah yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan pencegahan hipertensi karena tersedianya fasilitas dari tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat, apabila seseorang percaya sumber informasi yang di dapat itu akurat dan terpercaya maka akan menimbulkan motivasi kuat pada diri seseorang. Menurut Rusmi (2009) fasilitas mejadi faktor yang mempengaruhi motivasi dengan adanya fasilitas motivasi akan timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan dengan tersedianya sarana dan prasarana yang dibutukan untuk hal yang digunakan seseorang dalam melakukan kegiatan atau tindakan.
55
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi lansia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang diketahui bahwa sebagian besar motivasinya sedang. Saran Bagi bidan desa jabon: di harapakan bagi bidan desa jabon untuk melakukan KIE (komunikasi informasi edukasi) khususnya tentang pencegahan hipertensi pada lansia secara keseluruhan rutin satu bulan sekali di posyandu lansia. Bagi dosen: diharapkan Dosen D3 Keperawatan dapat melakukan pengabdian ke masyarakat yang melibatkan mahasiswa untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan hipertensi. Bagi peneliti selanjutnya: bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian dengan judul hubungan motivasi lansia dalam pencegahan kekambuhan hipertensi KEPUSTAKAAN Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar. (2008). Prilaku Manusia. Jakarta : EEG. Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Braverman, E.R. (2009). Penyakit Jantung dan Penyembuhan Secara Alami. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer. Efendy, F. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Mubarak. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Gresik : Salemba Medika. Mujahidullah. ( 2012). Keperawatan Gerontik Cetakan 1. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Nasir, A. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi pertama. Yogyakarta : Nuha Medika. Notoatmodjo. (2010). Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakart a : Rineka Cipta.
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011
Notoatmodjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo. (2010). Promosi kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi ke 2. Jakarta : Salemba Medika. Rusmi, T. (2009). Ilmu Prilaku Cetakan kedua: Jakarta : Rineka Cipta Santoso, I. (2013). Manajemen Data untuk Analisis Data Penelitian Kesehatan Cetakan Pertama. Yogyakarta : Gosyen Publishin. Sobur. (2011). Psikologi Umum Cetakan keempat. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Alfabeta. Suiraoka. (2012). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta : Nuha Medika: Wijaya, A.S. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Cetakan Pertama Yogyakarta : Nuha Medika.
56