JURNAL SISTEM INFORMASI Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah - Jakarta Vol. 6 No. 1, Februari 2013
ISSN: 1979 – 0767 Penanggung Jawab Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Pimpinan Redaksi (Editor in Chief) Zainul Arham, S.Kom.,M.Si. Dewan Redaksi (Editor Board) Ditdit N. Utama, MM, M.Com Ir. Bakri La Katjong, MT Ir. M. Qomarul Huda, M.Kom Nur Aeni Hidayah, MMSI Bayu Waspodo, MMSI Zulfiandri, MMSI Penelaah Senior (Senior Reviewer) Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Dr. Ujang Maman, M.Si. Dr. Agus Salim, M.Si. Mitra Bestari Dr. Eko Syamsuddin Hasrito Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya Dr.Ir. Taslim Rochmadi, M.Sc Dr.Ir. Rusdianto Roestam, M.Sc Penyunting Pelaksana Qurrotul Aini, MT Nia Kumaladewi, MMSI Penyunting Pengelola Nur Aeni Hidayah, MMSI
Koordinator Sekretariat dan Pelaksana Tata Usaha Fitroh, MMSI Eva Khudzaeva, M.Si Alamat Penerbit / Redaksi Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat 15412 Telp / Fax. (021) 7493545 / (021) 7493315 Website: http://fst.uinjkt.ac.id E-mail:
[email protected] dan
[email protected]
Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang memuat tulisan-tulisan ilmiah mengenai penelitian-penelitian murni dan terapan serta ulasan-ulasan umum tentang perkembangan teori, metode dan ilmu-ilmu terapan terkait. Jurnal Sistem Informasi diterbitkan oleh Program Studi Sistem Informasi. Redaksi mengundang para peneliti, praktisi dan mahasiswa untuk menulis perkembangan ilmu di bidang yang berkaitan dengan sistem informasi dan teknologi informasi. Jurnal Sistem Informasi diterbitkan 2 (dua) kali dalam 1 tahun pada bulan Februari dan Oktober.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga Jurnal Sistem Informasi Volume 6 No.1 bulan Februari 2013 dapat terbit. Keberadaan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi mencakup berbagai aspek kehidupan, dalam hal ini jurnal Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya para akademisi dan praktisi teknologi informasi dan komunikasi, terutama pada konsep sistem informasi geografis, sistem informasi korporat dan sistem informasi bisnis syari’ah. Dengan terbitnya Jurnal Sistem Informasi ini diharapkan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan dalam konsep dan aplikasi sistem informasi dan teknologi informasi serta meningkatnya wawasan dan kemampuan para akademisi dan praktisi teknologi informasi dan komunikasi. Edisi Jurnal kali ini memuat 8 (delapan) makalah yang mengangkat perihal sistem informasi dan teknologi informasi, yaitu: Pengembangan Kios Informasi Pariwisata Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pengembangan Sistem Informasi Peminjaman Berkas Putusan Pengadilan Pajak Pada Sekretariat Pengadilan Pajak, Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Pada PD. Hikmah Jaya Jakarta Barat, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dosen Dalam Melanjutkan S3 Dengan Metode Principal Component Analysis (Studi Kasus: Program Studi SI/TI FST UIN), Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway Dalam Melihat Nilai Akhir Mata Kuliah “Studi Kasus : Mata Kuliah Algoritma Pemrograman Dan Struktur Data”, Perancangan Model Sistem Otomatisasi Pengajuan Angka Kredit Dengan Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus: Badan Pemeriksa Keuangan RI), Optimalisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Dosen Menggunakan Tahapan IT Master Plan, Analisa Tingkat Efesiensi Sistem Informasi Akademik Dalam Mendukung Terwujudnya Green Computing UIN Syarif Hidayatullah. Kami selaku tim redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan terbitnya Jurnal Sistem Informasi ini. Kami berharap jurnal sistem informasi ini dapat menjadi salah satu alternatif pilihan bacaan yang berguna, informatif dan inovatif.
Jakarta, Februari 2013 Hormat Kami
Tim Redaksi Jurnal SI
i
JURNAL SISTEM INFORMASI
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah - Jakarta
Februari 2013
Vol. 6 No. 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ DAFTAR ISI .................................................................................................................
i ii
PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Hamdan Fauzie, Bakri La Katjong dan Qurrotul Aini ..............................................................
1
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN BERKAS PUTUSAN PENGADILAN PAJAK PADA SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK Yudi Fahrozi, Nur Aeni Hidayah, Nia Kumaladewi .................................................................. 13 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PD. HIKMAH JAYA JAKARTA BARAT Murniati, Nia Kumaladewi dan Zulfiandri............................................................................. 21 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOSEN DALAM MELANJUTKAN S3 DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (STUDI KASUS: PROGRAM STUDI SI/TI FST UIN) Meinarini Catur Utami.................................................................................................... 33 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS GATEWAY DALAM MELIHAT NILAI AKHIR MATA KULIAH “STUDI KASUS : MATA KULIAH ALGORITMA PEMROGRAMAN DAN STRUKTUR DATA” Sarip Hidayatuloh dan Hendra Bayu Suseno ........................................................................ 39 PERANCANGAN MODEL SISTEM OTOMATISASI PENGAJUAN ANGKA KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS: BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI) Farian Gustarto Wibowo, Eko Nugroho, Wing Wahyu Winarno ................................................... 45 OPTIMALISASI TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI DOSEN MENGGUNAKAN TAHAPAN IT MASTER PLAN Fitroh ....................................................................................................................... 53 ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH Eva Khudzaeva ............................................................................................................ 58
Pengembangan Kios Informasi Pariwisata Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Hamdan Fauziea, Bakri La Katjongb dan Qurrotul Ainic a
Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b,c
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected] Tourism Official of Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta used multimedia application namely information kiosk in order to increase local revenue from tourism sector. The content of information kiosk was not able to meet the needs of tourism information in Jakarta. There was no navigation system to get the tourist sites, a lack of information, and the official staff's difficulty to manage data. With the application which provide navigation system, display interesting information/complete, and availability of database system are solutions for infobox application development. The infobox built with web-based server used PHP programming language, MySQL database, and Jquery to make display interactive information kiosk. For the map display used OpenLayer complete with a tourist point (image), full navigation and distance measuring feature. Multimedia development method consists of six stages according to Luther's method, i.e. concept, design, collection material, manufacture, test, and distribution. The concept analyzed the needs of tourism information kiosks, field studies and literature studies. While the design stage was making the menu structure, state transition diagrams, interface design and specification process. The result achieved was a software interactive information kiosk; with 1024x786 pixels screen resolution and file size 80 MB. This application displayed information tourist sites and entertainment venues which support tourism sector. Information kiosk was designed based multimedia supported by the text, images, animations, audio and video so that it can provide a more attractive and more easily understood by users.
Peta/atlas dan brosur pariwisata saat ini masih digunakan sebagai sarana informasi pariwisata yang paling sederhana, mudah dibaca, dan sudah dikenal masyarakat. Brosur tersebut hanya dapat menyajikan informasi obyek wisata ataupun fasilitas yang tersedia dalam bentuk tata letak lokasi. Pada saat ini, Info Box sudah mulai digunakan di berbagai tempat di propinsi DKI Jakarta, namun keberadaannya hanya 40 unit dan informasi yang disediakan masih dinilai kurang mencukupi. Walaupun demikian, Website dan Info Box cukup membantu wisatawan dalam mempersiapkan diri untuk menuju obyek wisata yang ada di sekitar propinsi DKI Jakarta. Sedangkan penggunaan media brosur masih dinilai kurang efektif dikarenakan untuk melakukan perubahan informasi secara berkala masih dilakukan secara manual dalam hal ini dengan mencetak brosur tersebut. Kemudian Website dan Info Box juga dinilai kurang lengkap untuk memperoleh informasi tentang pariwisata di Propinsi DKI Jakarta. Sedangkan untuk mengakses Website diperlukan adanya seperangkat komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Adapun beberapa alasan sebuah aplikasi kios informasi atau infobox pariwisata DKI jakarta perlu dikembangkan sebagai berikut: a. Aplikasi infobox yang sudah ada belum terdapat sistem navigasi atau data peta yang dapat membantu wisatawan untuk menuju lokasi
1. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan pendapatan negara baik migas maupun non-migas. Aspek non-migas di antaranya bidang pariwisata. Menurut Undang-Undang no.9 tahun 1990, pariwisata adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang kepariwisataan. Pariwisata yang ada di daerah merupakan salah satu sektor penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sektor ini tentunya perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan menjadi sebuah industri agar bisa membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan daerah. DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat meningkatkan potensi sumber daya alam bidang industri pariwisata agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sedangkan untuk memajukan industri kepariwisataan diperlukan promosi wisata dan pengembangan sistem informasi kepariwisataan. Beberapa cara promosi yang dapat dilakukan oleh pemerintah baik untuk wisatawan dalam negeri maupun mancanegara yang ada di wilayah Propinsi DKI Jakarta adalah menggunakan alat bantu seperti peta/atlas, brosur pariwisata, Website dan Info Box (sebutan kios informasi pariwisata DKI Jakarta).
1
b.
c.
wisata. Kemudian belum terdapat menu bahasa indonesia, sehingga belum memenuhi kebutuhan untuk wisatawan lokal. Belum terdapat sistem basis data, yang dapat membantu staf dinas pariwisata untuk mengelola data pariwisata. Infomasi tentang pariwisata di DKI Jakarta di nilai masih kurang, terdapat menu-menu yang belum terisi informasi wisata.
a.
b.
c.
2. KIOS INFORMASI 2.1 Sistem Multimedia Multimedia berasal dari dua kata yaitu multi dan media, multi berarti beberapa dan media berarti sarana atau alat. Sistem Multimedia yang dimaksud adalah suatu teknologi yang menggabungkan berbagai sumber media seperti teks, grafik, suara, animasi, video, dan sebagainya, yang disampaikan dan dikontrol oleh sistem komputer secara interaktif. Gabungan sistem tersebut bisa digambarkan pada Gambar 1.
d.
e. Gambar 1. Komponen Multimedia (Sumber: Ariyus, 2009) Secara umum sistem komputer multimedia memiliki beberapa ciri sebagai berikut : a. Berkemampuan menukar media apa saja dalam keadaan analog, seperti suara, musik, dan video, kebentuk digital dan sebaliknya. b. Berkemampuan mengontrol sistem multimedia serta bisa diatur oleh seorang user. Selain itu, yang harus dimiliki juga ciri interaktif, yaitu user dapat melakukan akses ke datadata multimedia. Ciri tersebut menjadi pembeda antara video dengan televisi yang juga mengandung gabungan teks, suara, animasi, musik dan klip video. Ciri itu amat bermanfaat dalam beberapa aplikasi multimedia, seperti kios informasi pariwisata DKI Jakarta yang peneliti bangun.
f.
Internet Multimedia di internet siaran langsung dari ribuan stasiun radio, melihat animasi bagaimana cara kerja sesuatu dan melihat video. Presentasi Multimedia memungkinkan seorang presenter beralih dari overhead projector yang menampilkan gambar dan teks yang kaku kepada gambar bergerak, suara dan animasi untuk menghidupkan presentasi yang dibawakan. Kios Pengertian Kios bila diterjemahkan secara bebas adalah kios atau tempat untuk bertransaksi yang biasanya tempat orang-orang membeli minuman, makanan kecil maupun rokok. Mengapa disebut kios, karena merupakan tempat melayani transaksi atau sekedar mendapat informasi. Di manca negara, teknologi multi media dengan layar sentuh sudah merupakan hal yang biasa dilihat dan difungsikan sebagai alat untuk bertransaksi. Misalnya saja membeli tiket bis/kereta, membeli minuman ringan dan sebagainya. Tutorial Multimedia dengan cepat telah menjadi dasar pelatihan berbasiskan komputer, sebagai contoh perusahan menyediakan tutorial yang interaktif bagi karyawan baru untuk mempelajari prosedurprosedur di perusahaan. Online Reference CD-ROM berbasiskan multimedia mulai menggantikan ensiklopedia baku, petunjuk penggunaan dan brosur tentang informasi produk. Versi elektronik dari bahan referensi lebih mudah digunakan dan lebih ringan bila dibawa. Publikasi Berbagai buku, majalah dan koran telah didistribusikan sebagai suatu publikasi multimedia dengan memanfaatkan CD-ROM dan internet. Halaman yang tercetak tidak akan pernah mampu menampilkan visualisasi gerakan dan suara.
2.3 Ciri-ciri Sistem Komputer Multimedia Secara umum sistem komputer multimedia memiliki beberapa ciri sebagai berikut: a. Berkemampuan menukar media apa saja dalam keadaan analog, seperti suara, musik, dan video, ke bentuk digital dan sebaliknya. b. Berkemampuan mengontrol sistem multimedia serta bisa diatur oleh seorang user. Selain itu, yang harus dimiliki juga ciri interaktif, yaitu user dapat melakukan akses ke datadata multimedia. Ciri tersebut menjadi pembeda
2.2 Penerapan Teknologi Multimedia Beberapa contoh penerapan aplikasi multimedia adalah:
2
antara video dengan televisi yang juga mengandung gabungan teks, suara, animasi, musik dan klip video. Ciri itu amat bermanfaat dalam beberapa aplikasi multimedia, seperti kios informasi pariwisata DKI jakarta yang peneliti rancang.
yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian. Secara garis besar, maka kita dapat mengartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Undang-Undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, menyebutkan definisi dari wisata, wisatawan, kepariwisataan dan pariwisata, yaitu: a) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara waktu, untuk menikmati objek wisata dan daya tarik wisata. b) Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha –usaha yang terkait didalamnya. c) Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk semua penyelenggaraan kegiatan pariwisata (Yoeti, 2002). Sedangkan usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata dengan menyediakan atau mengusahakan obyek daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut. Dari pendapat sebelumnya dapat diambil beberapa asensi dari pengertian pariwisata yang menjadi ciricirinya yaitu: a. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu b. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain. c. Perjalanan harus bertamasya dan berekreasi. d. Tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi. Usaha jasa pariwisata meliputi penyediaan jasa perencanaan, jasa pelayanan dan jasa penyelenggaraan pariwisata, antara lain: a. Jasa Biro Perjalanan Wisata. b. Jasa Pemandu Wisata. c. Jasa Impresariat. d. Jasa Informasi Pariwisata. e. Jasa Konvensi. Usaha sarana wisata meliputi kegiatan pembangunan, pengelolaan, dan penyediaan fasilitas, serta pelayanan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pariwisata, antara lain: a. Hotel. b. Pondok Wisata. c. Restoran. d. Rumah Makan. e. Gedung Pertemuan Umum.
2.4 Siklus Hidup Pengembangan Multimedia Menurut Luther (Soetopo, 2003) terdapat enam tahap pengembangan multimedia yaitu: a. Konsep (concept) Pada bagian ini, analis sistem mendeskripsikan konsep secara garis besar aplikasi yang akan dibuat. b. Perancangan (design) Pada tahap ini, analisis sistem terlibat dengan user untuk merancang konsep yang menentukan keseluruhan pesan dan isi dari aplikasi yang akan dibuat. c. Pengumpulan Bahan (material collecting) Melakukan pengumpulan bahan yang akan digunakan untuk pembuatan aplikasi. d. Pembuatan (assembly) Dalam tahap ini, komputer mulai digunakan secara penuh, untuk merancang sistem, dengan menggabungkan perancangan dan pengumpulan bahan yang telah dilakukan. e. Tes (testing) Pengetesan merupakan langkah setelah aplikasi multimedia selesai dirancang. f. Distribusi (distribution) Setelah aplikasi multimedia selesai dilakukan pengetesan dan sesuai dengan harapan user maka aplikasi siap didistribusikan atau di-install.
Gambar 2. Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia menurut Luther (Sumber: Sutopo, 2003) 2.5 Pariwisata Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri atas dua suku kata
3
d.
2.6 Media Promosi Pariwisata Berikut merupakan media promosi pariwisata yang banyak di gunakan oleh Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta: 1. Media brosur a. Guide To Jakarta
Enjoy Jakarta Museums
Gambar 5. Brosur Pariwisata Enjoy Jakarta Museums (Sumber: Dinas Pariwisata DKI Jakarta, 2009) b.
Gambar 3. Brosur Pariwisata Guide To Jakarta (Sumber: Dinas Pariwisata DKI Jakarta, 2009) c.
Enjoy Jakarta Shopping Guide
Shopping
Jakarta Heritage
More/Jakarta
Gambar 6. Brosur Pariwisata Jakarta Heritage (Sumber: Dinas Pariwisata DKI Jakarta, 2009)
Gambar 4. Brosur Pariwisata Jakarta Shoping Guide (Sumber: Dinas Pariwisata DKI Jakarta, 2009)
4
c.
Media Website
penelitian dilaksanakan mulai dari bulan november 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. 3.2 Tahap Metode Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data, peneliti mendapatkan data-data yang berhubungan dengan pengembangan kios pariwisata Propinsi DKI Jakarta yang berasal dari sumber-sumber sebagai berikut: a.
Studi Lapangan (Field Research) Di sini peneliti melakukan pengamatan secara langsung diantaranya dengan cara : a. Wawancara (Interview) Tanya jawab peneliti dengan Bapak Nana Sukarna, Kepala Bidang Informasi Infobox Pariwisata DKI Jakarta dan Bapak Agus, Wisatawan Lokal, pada tanggal 22 Desember 2009 di Kantor Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta b. Observasi 1. Peneliti melakukan pengamatan atau peninjauan terhadap Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Kemudian peneliti mengumpulkan dan menelaah informasi tentang media promosi pariwisata yang dilakukan Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Observasi dilakukan pada tanggal 23 Desember 2009 di Kantor Pusat Pengembangan dan Pelayanan informasi Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta. 2. Hasil observasi: mengetahui keberadaan brosur pariwisata. Peneliti mendapatkan brosur-brosur pariwisata sebagai arsip dari data-data pariwisata yang ada di Propinsi DKI Jakarta. Brosur tersebut yaitu: Guide To Jakarta (petunjuk untuk seluruh lokasi wisata di DKI Jakarta), Jakarta Shopping Guide (Pusat Perbelanjaan yang ada di Propinsi DKI Jakarta), Enjoy Jakarta Museums (Lokasi Museum-museum di DKI Jakarta) dan Jakarta Heritage (kebudayaan asli Jakarta). 3. Mengetahui Info Box. Peneliti mendapatkan informasi pariwisata DKI Jakarta yang tersedia di brosur, yang ditampilkan pada info box atau komputer touchscreen yang sudah ada sebanyak 40 unit disebarkan pada tempat-tempat strategis di DKI Jakarta dan mengetahui data dan informasi yang disediakan pada infobox 4. Mengetahui Web Pariwisata DKI Jakarta. Peneliti cukup banyak mendapatkan Informasi mengenai pariwisata di Propinsi DKI Jakarta menggunakan koneksi internet: http://jakartatourism.go.id/ b. Studi Literatur (Library Research) Peneliti membaca dan mendapatkan referensi yang mendukung dan penelitian yang sudah dikerjakan sebelumnya berhubungan dengan penelitian ini.
Gambar 7. Halaman Website Pariwisata DKI Jakarta (Sumber: Dinas Pariwisata DKI Jakarta, 2009) d.
Media Infobox
Gambar 8. Infobox Pariwisata DKI Jakarta (Sumber: Dinas Pariwisata DKI Jakarta, 2009)
3. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dan pengembangan aplikasi multimedia. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kantor Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, yang beralamat di Jalan Kuningan Barat I No.1 Jakarta 12710. Waktu
5
3.3 Metode Pengembangan Aplikasi Infobox Dalam kios pariwisata ini dilakukan tahapan pengembangan multimedia menurut Luther yaitu pengembangan aplikasi multimedia dilakukan berdasarkan enam tahap, yakni konsep (concept), perancangan (design), pengumpulan bahan (material collecting), pembuatan (assembly), tes (testing) dan distribusi (distribution). Berdasarkan metode pengembangan diatas, maka dalam pengembangan aplikasi infobox ini yang digunakan seperti pada Gambar 9.
3.
bersangkutan adalah Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Deskripsi konsep aplikasi yang akan dibuat dengan menentukan jenis aplikasi (presentasi, interaktif dan lain-lain) dan spesifikasi umum (judul, pengunjung dan lain-lain).
b. Perancangan (Design) Maksud dari tahap perancangan (design) adalah membuat spesifikasi secara rinci mengenai aplikasi yang akan dibuat, serta gaya dan kebutuhan material untuk aplikasi tersebut. Spesifikasi yang akan dibuat berdasarkan pada langkah berikut: 1. Perancangan storyboard. 2. Desain struktur navigasi berupa hirarki menu. 3. Perancangan bagan alir (flowchart view). 4. Perancangan diagram transisi (state transition diagram). 5. Perancangan antar muka (user interface). c.
Pengumpulan Bahan (Material Collecting) Pada tahap pengumpulan bahan (material collecting) dilakukan pengumpulan bahan seperti layout, informasi mengenai tempat-tempat pariwisata, image, audio, pengambilan foto maupun video. Bahan-bahan diperoleh dari berbagai sumber seperti media internet, website www.jakartatourism.org. Kemudian peneliti juga mendapatkan bahan-bahan seperti gambar dan animasi dari hasil pembuatan menggunakan software Adobe Photoshop CS 3 dan SWISH Max 3.0. d. Pembuatan (Assembly) Tahap pembuatan (assembly) merupakan tahap dimana proyeksi perspektif denah dan seluruh obyek multimedia dibuat. Pembuatan aplikasi yang telah ditentukan sebelumnya dalam storyboad, flowchart view, struktur navigasi atau diagram transisi berasal dari tahap desain. Pada tahap ini software yang digunakan adalah Adobe Photoshop, OpenLayer, Macromedia Dreamweaver, dan XAMPP.
Gambar 9. Metode Pengembangan Infobox yang digunakan a.
Konsep (Concept) Tahap konsep yaitu menentukan tujuan, termasuk identifikasi pengguna, keinginan, jenis aplikasi (presentasi, interaktif dan lain-lain), tujuan aplikasi (informasi, hiburan, promosi, pelatihan, pendidikan dan lain-lain), spesifikasi umum. Dasar aturan untuk perancangan juga ditentukan pada tahap ini, seperti ukuran aplikasi, target dan lain-lain. Adapun tahap konsep yang peneliti lakukan adalah: 1. Menentukan tujuan, pada tahap ini ditentukan tujuan dari pembuatan aplikasi, serta wisatawan yang menggunakannya. 2. Berdasarkan identifikasi keinginan pada pihak yang bersangkutan dengan pembuatan aplikasi ini seperti hasil wawancara. Pihak yang
e.
Tes (Testing) Tahap tes (testing) dilakukan setelah selesai tahap pembuatan seluruh data. Fungsi dari pengetesan adalah memastikan bahwa hasil pembuatan aplikasi multimedia sesuai dengan yang direncanakan. Suatu hal yang juga harus diutamakan adalah aplikasi harus berjalan baik di lingkungan user. Dan juga persyaratan sistem harus bersahabat, dalam arti tidak dibutuhkan spesifikasi sistem yang tinggi, sehingga pengunjung merasakan kemudahan serta manfaat dari aplikasi tersebut dan dapat menggunakannya sendiri.
6
Pada tahap ini tes aplikasi akan dilakukan kepada pihak Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Selain itu, peneliti juga akan melakukan testing aplikasi ini kepada Ibu Qurrotul Aini, MT. dan Bapak Ir.Bakri La Katjong, MT, M.Kom, selaku dosen pembimbing dan dosen Multimedia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan orangorang yang ahli dalam bidang Multimedia untuk memperoleh jaminan bahwa program aplikasi terbebas dari kesalahan script. Distribusi (Distribution) Pada tahap ini akan dilakukan implementasi serta evaluasi terhadap aplikasi multimedia dan setelah semuanya selesai, aplikasi ini akan di usulkan kepada dinas pariwisata propinsi DKI Jakarta. Beberapa tahap implementasi dan evaluasi yang penulisan lakukan adalah: 1. Spesifikasi perangkat keras dan lunak yang dibutuhkan untuk mengeksekusi aplikasi. 2. Cara pengoperasian aplikasi. 3. Menjelaskan tampilan. 4. Evaluasi aplikasi.
4.
Gambar
5.
Video
6.
Animasi
7.
Interaktif
f.
4.2 Perancangan Pada tahap perancangan akan dibuat storyboard yang menggambarkan tampilan dari setiap scene. Karena aplikasi yang akan dibuat tidak sederhana, maka diperlukan struktur navigasi yang dapat digunakan untuk menentukan link dari halaman ke halaman lainnya. 1. Storyboard Rancangan storyboard yang peneliti buat dalam rancangan kios pariwisata berbasis multimedia pada DKI Jakarta terdiri atas storyboard Halaman Utama, Wisata, Peta, Galeri, Kalender dan Bantuan. Storyboard Halaman Utama dapat dilihat pada Gambar 10.
4. PEMBAHASAN Peneliti mengembangkan aplikasi infobox/kios informasi pariwisata dengan cara: 1. Melengkapi data pariwisata yang ada di DKI Jakarta pada infobox 2. Menyediakan sistem navigasi/peta pariwisata DKI Jakarta pada infobox 3. Menyediakan sistem basis data pada infobox 4.1 Deskripsi Konsep Kios Informasi Pariwisata Berbasis Multimedia ini termasuk jenis aplikasi interaktif, yang digunakan oleh pengunjung sebagai sarana informasi yang dipercaya. Pengunjung dapat mencari lokasi-lokasi pariwisata dengan efisien ataupun fasilitas-fasilitas umum dan hiburan. Berikut adalah Tabel 1 yang menampilkan garis besar deskripsi konsep dari aplikasi kios informasi pariwisata. Tabel 1.
1.
wisata di daerah Jakarta. Menggunakan file berformat jpg, gif, png, dan swf dengan software Adobe Photoshop CS3 dan Macromedia Dreamweaver. Menggunakan pengantar wisata dan sebuah iklan pariwisata DKI Jakarta yang berasal dari situs www.jakartatourism.go.id. Animasi pada teks dan gambar yang dibuat sendiri menggunakan software SwishMax 3.0 dan berasal dari beberapa sumber di Internet Menggunakan tombol navigasi.
Garis Besar Deskripsi Konsep Aplikasi Kios Pariwisata Judul
2.
Jenis Aplikasi
3.
Audiensi
Aplikasi Kios Infomasi Pariwisata Berbasis Multimedia pada Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Media informasi interaktif dalam kios informasi. Penduduk, Wisatawan dan pengelola lokasi
Gambar 10. Storyboard Halaman Utama 2.
Struktur Navigasi Struktur navigasi ini menunjukkan alur pada aplikasi kios informasi pariwisata, secara diagramatis struktur navigasi diperlihatkan pada Gambar 11.
7
Gambar 12. Flowchart Halaman Utama Admin
Halaman Utama
4.
Wisata
Peta
Galeri
Kalender
Bantuan
Bahasa
Wisata
Indonesia
Hotel
Peta
English
Situs
Galeri
Bahari
Kalender
Hiburan
Jarak
State Transition Diagram (STD) Pada kios informasi pariwisata berbasis multimedia pada DKI Jakarta ini terdiri atas 6 STD salah satunya seperti Gambar 4.6 STD Halaman Utama, STD Wisata, STD Kalender, STD Peta, STD Galeri dan STD Saran.
Saran
Input
Saran
Kalender
Wisata Klik “Halaman Utama” Tampilkan Halaman Utama
Biro
Gambar 11. Struktur Navigasi Kios Informasi Pariwisata
Klik “Kalender” Tampilkan Kalender
Klik “Halaman Utama” Tampilkan Halaman Utama
Klik “Wisata” Tampilkan Wisata
3.
Flowchart Peneliti membedakan flowchart dari sisi admin dan user, flowchart dari sisi admin terdiri atas flowchart Halaman Admin, User, Wisata, Galeri dan Kalender. Sedangkan flowchart dari sisi user terdiri atas flowchart Halaman Utama, Peta, Wisata, Galeri, Kalender dan Bantuan.
Klik “Galeri” Tampilkan Galeri
Klik “Halaman Utama” Tampilkan Halaman Utama
Peta Klik “Peta” Tampilkan Peta
Halaman Utama
Galeri Klik “Halaman Utama” Tampilkan Halaman Utama
Klik “Halaman Utama”
Klik “Halaman Utama”
Tampilkan Halaman Utama
Tampilkan Halaman Utama
Klik “Bantuan”
Klik “Saran”
Tampilkan Bantuan
Tampilkan Saran
Bantuan
Saran
Gambar 13. Rancangan STD Halaman Utama 5. a.
Spesifikasi Database Desain proses Desain proses yaitu perancangan proses-proses yang terjadi dalam pengembangan aplikasi pengembangan kios informasi pariwisata Propinsi DKI Jakarta. Desain Proses ini menggunakan tools ERD (Entity Relationship Diagram) dengan spesifikasi database:
Gambar 14. ERD Kios Informasi Pariwisata Hubungan antar infobox dengan entity-entity nya yaitu:
8
1.
2.
3. 4.
Infobox dengan entity Kalender hubungannya one to many, jadi infobox mempunyai banyak calendar event Infobox dengan entity Wisata hubungannya one to many, jadi infobox mempunyai banyak Lokasi wisata. Infobox dengan entity galeri hubungannya one to many, jadi infobox mempunyai banyak Galeri. Infobox dengan entity Saran hubungannya one to many, jadi infobox mempunyai banyak Saran dari wisatawan.
berbasis multimedia pada DKI Jakarta ini disesuaikan dengan kebutuhan. Pada kios informasi ini peneliti menyederhanakan setiap halaman yang ada dengan cara meminimalkan penggunaan tombol, hal ini dimaksudkan agar para wisatawan yang belum terbiasa menggunakan komputer tidak terlalu kesulitan untuk menggunakan aplikasi kios informasi ini. Pada rancangan antarmuka aplikasi kios pariwisata ada dua rancangan antarmuka yaitu rancangan antarmuka untuk user dan rancangan antarmuka untuk halaman admin. Gambar 16 adalah gambar rancangan antarmuka untuk user pada halaman utama.
Clock
Home
Wisata
Galeri
Peta
Kalender
Saran
Logo DKI
Animasi
Logo pariwisata jakarta TEKS
Video Logo enjoy Jakarta
Footer
Gambar 15. LRS Kios Informasi Pariwisata
Gambar 16. Interface Halaman Utama Aplikasi Kios Informasi Pariwisata
6.
Tabel Spesifikasi Database Pada spesifikasi database untuk aplikasi kios informasi pariwisata ini digunakan untuk membangun atau membuat tipe data, field dan ukuran. Terdapat 5 tabel, sebagai contoh tabel Admin, seperti pada Tabel 2. 1. Tabel Admin Nama Tabel : admin Type File : Master Primary Key : iduser Foreign Key :-
4.3 Pengumpulan Bahan Pada tahap ini merupakan tahap pengumpulan bahan berupa file-file gambar, foto, teks, suara, video, dan animasi. Pengumpulan bahan-bahan berupa filefile berupa teks, gambar, foto, suara, animasi, dan video dengan beberapa proses yaitu: a. Pengambilan data berupa gambar, teks, video, dan peta dari website www.jakarta-torism.go.id dengan menggunakan perangkat lunak Internet Download Manage dan informasi tata letak lokasi dari kordinat pada google maps. b. Pengambilan foto-foto tentang informasiinformasi wisata yang ada pada infobox, sebagai acuan untuk mengembangkan aplikasi infobox agar lebih baik lagi. c. Pengambilan data-data tentang lokasi-lokasi penempatan infobox yang sudah di tetapkan oleh dinas pariwisata DKI Jakarta. d. Pembuatan beberapa data gambar dan teks dengan menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS3. Dan pembuatan stiky (animasi tulisan berjalan) dengan menggunakan aplikasi Swish max 3.0
Tabel 2. Admin Nama Field IdAdmin Name
Tipe Data Interger Varchar
Ukuran
Keterangan
3 15
Pass
Varchar
15
ID admin Username admin Password admin
7.
Antarmuka (User Interface) Pada rancangan antarmuka yang ingin ditampilkan dalam aplikasi kios informasi pariwisata
9
e.
Pengambilan kumpulan brosur-brosur pariwisata di DKI Jakarta yang sebagian informasi dari brosur di masukkan ke aplikasi infobox.
sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Selain itu, pengujian aplikasi ini juga diperlihatkan kepada Ibu Qurrotul Aini, MT dan Bapak Ir.Bakri La Katjong, MT, M.Kom. selaku dosen pembimbing dan dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengujian atau testing dari aplikasi infobox ini menggunakan tehnik whitebox testing untuk itu pengujian berfokus pada struktur control program, untuk memastikan bahwa semua statement pada program telah di eksekusi paling tidak satu kali selama pengujian dan semua kondisi logis telah diuji. Sebagai standar pengetesan program, dilakukan pengetesan terhadap aplikasi untuk memastikan apakah hasilnya seperti yang diinginkan dan dapat berjalan dengan baik ketika dijalankan dengan spesifikasi minimum dari komputer pengguna. Berikut ini adalah spesifikasi minimum yang digunakan untuk pengetesan aplikasi, yaitu : • AMD sempron 1.04 GHz. • Memory RAM 512 MB. • Monitor resolusi 1024 x 768 pixels. • Keyboard dan mouse. • Sound card dan speaker active. • Sisa kapasitas hard disk 150 MB.
4.4 Pembuatan Aplikasi Pada pembuatan aplikasi peta, gambar yang diperoleh berasal dari website www.jakartatourism.org dan untuk membuatnya menjadi peta interaktif peneliti menggunakan OpenLayer. Sehingga berbentuk menjadi seperti Gambar 17.
Gambar 17.
Hasil Peta Spasial Pariwisata DKI Jakarta
Pada database aplikasi kios informasi ini terdapat tujuh tabel, Sedangkan untuk pembuatan database-nya menggunakan phpMyAdmin. Seperti yang terlihat pada Gambar 18.
Gambar 18.
Pembuatan Database Menggunakan PhpMyAdmin
4.5 Pengujian Aplikasi Pada tahap ini dilakukan pengujian (testing) terhadap aplikasi yang telah dibuat. Pengujian aplikasi kios informasi pariwisata dilakukan pengujiannya oleh staf bidang pelayanan dan informasi yaitu Ibu Attin yang berguna untuk mengetahui apakah aplikasi ini sudah sesuai dengan harapan pihak Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Selanjutnya aplikasi ini dipresentasikan kepada wisatawan agar diketahui apakah aplikasi ini sudah
Gambar 19. Tampilan Aplikasi 1 (User)
10
Gambar 20. Tampilan Aplikasi 2 (User)
Gambar 21. Tampilan Aplikasi (Admin) 4.6 Distribusi Aplikasi a. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) Program ini akan berjalan dengan baik dengan persyaratan perangkat keras (hardware) yang peneliti sarankan, yaitu: 1. Intel Core 2 Duo 2.00 GHz berfungsi untuk proses kinerja sistem komputer di dalam pengembangan program.
11
2.
Memory RAM 2 GB berfungsi untuk proses mempercepat kinerja aplikasi program. 3. Monitor Toucschreebn resolusi 1024 x 768 pixels berfungsi untuk memperjelas tampilan pada layar monitor. 4. Sound card dan speaker active berfungsi sebagai alat output aplikasi program yang dijalankan. 5. Sisa kapasitas hard disk 250 MB berfungsi sebagai media penyimpanan untuk aplikasi kios informasi pariwisata berbasis multimedia DKI Jakarta. b. Spesifikasi Perangkat Lunak Perangkat lunak yang dibutuhkan oleh pengguna untuk menjalankan aplikasi kios informasi pariwisata ini adalah Sistem Operasi Microsoft Windows Server 2003, XP, Vista, dan Windows 7 Ultimate.
Sedangkan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut adalah kios informasi ini terintegrasi dengan perangkat mobile bagi warga DKI Jakarta dan dilengkapi dengan fitur transportasi menuju lokasi wisata.
REFERENSI Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Susanto, Azhar. 2003. Sistem Informasi Manajemen: Proses dan Pengembangannya. Bandung: Lingga Jaya. Ariyus, Dony. 2009. Keamanan Multimedia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Edhy Sutanta. 2005. Pengantar Tekonologi Informasi, edisi pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Nazir, Muhamad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghaira Indonesia. Sutopo, A. H. 2003. Multimedia Interaktif Dengan Flash. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta: 201 hal. Vaughan, Tay. 2006. Multimedia Making It Work edisi 6. Yogyakarta: Penerbit Andi. Whiten, Jefrey, Bentley, Lonnie D., and Dittman, Kevin C. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem, Edisi 6, terjemahan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
5. SIMPULAN DAN SARAN Adapun simpulan yang peneliti dapatkan adalah kios informasi pariwisata ini menghasilkan informasi kepariwisataan yang dilengkapi dengan sistem navigasi/peta sehingga memudahkan wisatawan untuk menuju lokasi wisata, dan terdapatnya fitur bahasa indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan lokal, dilengkapi dengan adanya fitur basis data yang dapat memudahkan staf dinas pariwisata untuk mengelola data wisata.
12
Pengembangan Sistem Informasi Peminjaman Berkas Putusan Pengadilan Pajak Pada Sekretariat Pengadilan Pajak Yudi Fahrozia, Nur Aeni Hidayahb, Nia Kumaladewic a
Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta e-mail:
[email protected] b,c
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected],
[email protected]
ABSTRAKSI Sekretariat Pengadilan Pajak is an element of administrative services in the Tax Court. One part of Sekretariat Pengadilan Pajak is a Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi (APKD). One of the activities that exist in Bagian APKD is lending activities File Tax Court decision. In carrying out its lending activities of Berkas Putusan Pengadilan Pajak, system is still manual and data processing is still conventional (paper-based). So the system that runs it has some drawbacks, namely Civil Part APKD difficult to find information about the data file lending decisions. The time it takes responsible lending and borrowing can be up to three days to find the file in the loan decision will be there or not. Data processing is still a conventional (paper-based) are prone to errors and data loss. Preparation of reports of borrowing and the return file no decision can be made quickly. From the description above, the authors are interested in examining the issues related to lending system file Tax Court decision, as well as providing an alternative solution to deal with the existing problems by providing suggestions Loan Information Systems Development Files Tax Court Decision On Tax Court Secretariat. The system was developed using the waterfall system development strategy. In the system analysis and design, the authors use a model-driven approach. At this stage of system analysis, the authors use a rich picture diagrams to illustrate the proposed system and the system is running. While at this stage of system design, the authors use the Unified Modelling Language (UML) as a tool for design. The device is required in designing applications of this system are: use a programming language Hypertext Pre-processor (PHP), Code Igniter PHP framework, NetBeans IDE text editor, Mozilla Firefox browser, as well as in which existing Xampp Apache, MySQL and PHP. With this, Loan Information Systems Files Tax Court Decision is expected to cover the lack of a system in place, the search for information about the data files loan lending decisions and create reports and court files tax returns quickly and easily. Keywords: Loan, Judgment Files, Bagian APKD, Sekretariat Pengadilan Pajak. Sekretariat Pengadilan Pajak adalah unsur pelayanan administrasi di lingkungan Pengadilan Pajak. (Pasal 1 ayat (1), KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2003 TENTANG SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK). Salah satu bagian dari Sekretariat Pengadilan Pajak adalah Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi (APKD). Salah satu kegiatan yang ada pada Bagian APKD adalah peminjaman Berkas Putusan Pengadilan Pajak. Di dalam menjalankan kegiatan peminjaman Berkas Putusan Pengadilan Pajak, sistemnya masih
1. PENDAHULUAN Pada saat ini, banyak organisasi menganggap sistem informasi diperlukan untuk memiliki kemampuan bersaing atau memperoleh keuntungan persaingan. Sedangkan pengertian sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten, Bentley, Dittman, 2004).
13
manual dan pengolahan datanya masih bersifat konvensional (berbasis kertas). Sehingga sistem yang berjalan memiliki beberapa kekurangan, yaitu; pertama, pegawai bagian APKD sulit dalam mencari informasi mengenai data peminjaman berkas putusan. Seperti, siapa yang meminjam berkas putusan, untuk apa berkas putusan tersebut di pinjam, apakah berkas putusan ada atau sedang di pinjam, dan data berkas putusan ada di formulir peminjaman yang mana. Kedua, lamanya waktu yang diperlukan oleh peminjam dan penanggung jawab peminjaman untuk mengetahui berkas putusan yang akan di pinjam ada atau tidak (waktu yang diperlukan bisa sampai tiga hari kerja sejak pengajuan peminjaman berkas putusan). Ke-tiga, peminjam harus memiliki stok formulir peminjaman. Bila formulir peminjaman habis, peminjam harus bolak-balik dari Bagian APKD untuk meminta formulir peminjaman. Lalu, ke penanggung jawab peminjaman untuk meminta tanda tangan. Lalu, ke bagian APKD lagi untuk mengajukan perminjaman berkas putusan. Hal ini sangatlah tidak efisien dalam hal waktu. Selain itu, peminjam juga memerlukan tempat untuk stok formulir peminjaman. Ke-empat, pengolahan data yang masih bersifat konvensional (berbasis kertas), rentan terhadap kesalahan dan kehilangan data karena dicatat dalam bentuk lembaran. Ke-lima, pengolahan data yang masih bersifat konvensional (berbasis kertas), juga mengakibatkan pembuatan laporan peminjaman dan pengembalian berkas putusan tidak bisa di buat dengan cepat. Karena untuk membuat laporan, bagian APKD harus merekap data peminjaman dan pengembalian berkas putusan dari formulir peminjaman. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan sistem peminjaman berkas putusan Pengadilan Pajak, serta memberikan suatu alternatif solusi untuk menangani permasalahan yang ada dengan memberikan usulan pengembangan sistem informasi peminjaman berkas putusan Pengadilan Pajak dan hal inilah yang menjadi latar belakang penulis, untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Sistem Informasi Peminjaman Berkas Putusan Pengadilan Pajak pada Sekretariat Pengadilan Pajak ”.
pada organisasi mengikuti pendekatan problemsolving (Whitten, 2004). 2.2. Sistem Informasi Sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten, 2004). 2.3. Pengertian Peminjaman Peminjaman adalah proses, cara, perbuatan meminjam atau meminjamkan (http://www.artikata.com/arti-374155peminjaman.html). 2.4. Pengertian Berkas Putusan Pengadilan Pajak Di sekretariat pengadilan pajak, berkas putusan Pengadilan Pajak di sebut juga dengan nama berkas inaktif. Adapun pengertian berkas in-aktif adalah berkas banding atau gugatan yang sengketanya sudah diputus oleh majelis atau hakim tunggal yang ada putusan sahih dan salinannya (Pedoman Tata Kerja Sekretariat Pengadilan Pajak, 2005).
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode yang penulis gunakan untuk analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi, metode yang digunakan untuk mencari dan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan customer. Observasi di laksanakan pada tanggal 8 mei 2008, di Sekretariat Pengadilan Pajak Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan. 2. Wawancara dilakukan dengan bapak Iyung K. Pontoh selaku Kabag. Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi (APKD) untuk mengetahui sistem yang berjalan pada kegiatan peminjaman yang ada pada Bagian APKD Sekretariat Pengadilan Pajak. 3. Studi Pustaka, dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian, penelitian sejenis yang berkaitan dengan tema penelitian dan selain itu penulis mengunjungi atau Browsing situs-situs internet yang berhubungan dengan topik yang dibahas.
2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem terdiri dari proses standar atau langkah yang dapat digunakan pada semua proyek pengembangan sistem. Meskipun proses bisnis pada masing-masing organisasi berbeda, mereka memiliki karakteristik umum yang sama, yaitu kebanyakan proses pengembangan sistem
3.2 Metode Pengembangan Sistem Dalam mengembangkan sistem, penulis menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan model waterfall. model tersebut memiliki pendekatan yang sistematis dengan menerapkan daur hidup dalam pengembangan sistem
14
perangkat lunaknya. Pressman (2001).dan adanya tahapan demi tahapan yang harus dilalui, dimana tahapan selanjutnya baru bisa dilakukan apabila tahapan sebelumnya sudah selesai dan tiap-tiap tahapan ini harus berjalan secara berurutan Berikut ini adalah tahapan dari model waterfall :
Start
Pengumpulan Data Observasi Wawancara Studi Pustaka
3.2.1. System Initiation Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan membuat rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut. Di dalam system initiation, kita membuat lingkup proyek, tujuan, jadwal, dan anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah atau sebagai gambaran keuntungan dari proyek.
Pengembangan Sistem Identifikasi Masalah System Initiation
Lingkup Sistem Tujuan Gambaran Umum
System Analysis
Analisis Sistem Berjalan Analisis Sistem Usulan
3.2.2. System Analysis Memahami dan menganalisa masalah. Selain itu, juga dilakukan identifikasi terhadap solusi yang diharapkan. System analysis mempelajari permasalahan untuk merekomendasikan peningkatan dan spesifikasi kebutuhan bisnis serta prioritas solusi. System analysis diharapkan dapat memberikan pemahaman masalah yang lebih dan kebutuhan proyek kepada tim proyek.
Use Case Diagram Activity Diagram System Design
Class Diagram Sequence Diagram State chart Diagram Spesifikasi Basis Data Perancangan interface Aplikasi Pembuatan Aplikasi
System Implementation Pengujian Aplikasi
3.2.3. System Design Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik, kemudian merancang solusi yang telah dipilih. System design membuat spesifikasi teknis dengan solusi berbasis komputer yang telah diidentifikasi pada system analysis.
End
Gambar 1 Kerangka Berpikir
4. SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN BERKAS PUTUSAN PENGADILAN PAJAK
3.2.4. System Implementation Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih, kemudian mengevaluasi sistem informasi yang telah dibuat. System implementation merupakan tahapan terakhir dalam proses pengembangan sistem. System implementation meliputi kegiatan membangun, menginstall, menguji dan mengoperasikan sistem informasi. Pengembangan dengan strategi waterfall (sequential) menggambarkan bahwa tiap tahapan dimulai dan diselesaikan secara menyeluruh secara berurutan, akan tetapi pada kenyataannya, seringkali overlap satu sama lain, seperti system design dapat dimulai sebelum system analysis selesai.
4.1. System Initiation 4.1.1 Identifikasi Masalah Bagian Administrasi dan Peninjauan Kembali (APKD) dalam menjalankan kegiatan peminjaman berkas putusan Pengadilan Pajak, sistemnya masih manual dan pengolahan datanya masih bersifat konvensional (berbasis kertas). Sehingga sistem yang berjalan memiliki beberapa kekurangan, yaitu : a. Pegawai bagian APKD sulit mencari informasi mengenai data peminjaman berkas putusan. b. Waktu yang diperlukan penanggung jawab peminjaman dan peminjam bisa sampai tiga hari untuk mengetahui berkas putusan yang akan di pinjam ada atau tidak. c. Bila stok formulir peminjaman yang dimiliki peminjam habis. peminjam harus bolak-balik dari bagian APKD untuk meminta formulir peminjaman. Lalu, ke penanggung jawab peminjaman untuk meminta tanda tangan. Lalu, ke bagian APKD lagi untuk mengajukan
3.3 Kerangka Berpikir Adapun kerangka berpikir yang dilakukan pada penulisan ini adalah sebagai berikut:
15
d.
e.
perminjaman berkas putusan. Hal ini sangatlah tidak efisien dalam hal waktu. Pengolahan data yang masih bersifat konvensional (berbasis kertas) rentan terhadap kesalahan dan kehilangan data. Pembuatan laporan peminjaman dan pengembalian berkas putusan tidak bisa di buat dengan cepat.
4.2.2. Analisis Sistem Usulan Berikut ini merupakan analisis sistem usulan yang digambarkan dengan rich picture diagram :
4.1.2. Lingkup Sistem Berdasarkan dari identifikasi masalah, lingkup sistem hanya mencakup kegiatan peminjaman berkas putusan Pengadilan Pajak yang ada di Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi (APKD) Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.3. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Sistem Informasi Peminjaman Berkas Putusan Pengadilan Pajak (SIPBP3) yang pengolahan datanya terkomputerisasi agar dapat menutupi kekurangan sistem yang berjalan.
Gambar 4 Proses Peminjaman Sistem Usulan
4.2. System Analysis 4.2.1. Analisis Sistem Berjalan Berikut ini merupakan analisis sistem berjalan yang digambarkan dengan rich picture diagram :
Gambar 5 Proses Pengembalian Sistem Usulan 4.3. System Design 4.3.1. Use Case Diagram
Gambar 2 Proses Peminjaman Sistem Berjalan
Gambar 3 Proses Pengembalian Sistem Berjalan
Gambar 6 Use Case Model Diagram
16
4.3.2 Activity Diagram Admin
Staf Subag. DP
Sistem
Klik menu peminjam
Sistem
Menampilkan sub menu tansaksi
Sorot menu transaksi
Menampilkan halaman data peminjam
Klik pengembalian
Data yang ingin di ubah atau di hapus ada di halaman pertama
Menambah Data
Data yang ingin di ubah atau di hapus tidak ada di halaman pertama
Menampilkan form tambah data peminjam
Klik Tambah Data
Mengisi form tambah data peminjam
Menampilkan halaman data berkas putusan yang masih di pinjam
Menampilkan pesan kesalahan pada form tambah data peminjam
Menggunakan mesin pencari
Kolom pencarian
Klik cari
Menampilkan halaman hasil cari data berkas putusan yang masih di pinjam
Data tidak lengkap Ke halaman lainnya
Klik Simpan
Simpan data peminjam
Cek isian data Data Lengkap
Mengisi kolom pencarian
Klik Cari
Menampilkan pesan bahwa data telah berhasil di simpan
Menampilkan halaman hasil cari data peminjam
Pindah ke halaman lain
Data yang ingin di input ada di halaman pertama
Menggunakan mesin pencari
Menampilkan halaman lain data berkas putusan yang masih di pinjam
Klik tombol navigasi
Data yang ingin di input tidak ada Data yang ingin di input ada Ingin lihat detail data
Menampilkan halaman detail data berkas putusan yang masih di pinjam
Klik detail
Menampilkan halaman data peminjam lainnya
Klik tombol navigasi Data yang ngin di ubah atau di hapus tidak ada
Tidak ingin lihat detail data
Data yang ngin di ubah atau di hapus ada
Menampilkan jendela konfirmasi pengembalian berkas putusan
Klik telah kembali
Klik OK
Menampilkan form ubah data peminjam
Klik ubah
Ubah Data
Mengisi form ubah data peminjam
Klik Simpan
Ubah status berkas putusan menjadi ada
Cek isian data
Data lengkap
Menampilkan pesan kesalahan pada form ubah data peminjam
Hapus Data
Ubah status peminjaman berkas putusan menjadi telah kembali
Simpan data pengembalian berkas putusan
Data tidak lengkap Menampilkan pesan bahwa berkas putusan yang telah kembali telah berhasil di input ke data pengembalian
Simpan perubahan data peminjam Menampilkan jendela konfirmasi penghapusan data peminjam
Klik Hapus
Menampilkan pesan bahwa data telah berhasil di ubah
Klik OK
Hapus data peminjam
Gambar 9 Activity Diagram dari Use Case Input Data Pengembalian
Gambar 7 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Peminjam Admin
4.3.3. Class Diagram
Sistem
pegawai Menampilkan halaman data pj peminjaman
Klik menu pj peminjaman
kode_pos Data yang ingin di ubah atau di hapus ada di halaman pertama
Menambah Data
Klik Tambah Data
-kode_pos -id_kota +tambah data kode pos() +ubah data kode pos() +hapus data kode pos()
Menampilkan form tambah data pj peminjaman
kota
Data yang ingin di ubah atau di hapus tidak ada di halaman pertama
Mengisi form tambah data pj peminjaman
-id_kota -kota -provinsi +tambah data kota() +ubah data kota() +hapus data kota()
Menampilkan pesan kesalahan pada form tambah data pj peminjaman Data tidak lengkap
Ke halaman lainnya
Simpan data pj peminjaman
Cek isian data
Klik Simpan
Data Lengkap
1
1
1
Klik Cari
Menampilkan halaman hasil cari data pj peminjaman
Menampilkan halaman data pj peminjaman lainnya
Klik tombol navigasi
Memiliki 1
1
penanggung_jawab_peminjaman
-id_peminjam -nip +tambah data peminjam() +ubah data peminjam() +hapus data peminjam()
Menampilkan pesan bahwa data telah berhasil di simpan
user -user_name -nip -level -password +lihat data user() +tambah data user() +ubah data user() +hapus data user() +ubah password()
1
peminjam
Menggunakan mesin pencari Mengisi kolom pencarian
Memiliki
Memiliki
-nip -nama -unit -sub_unit -jabatan -phone -alamat -kode_pos +lihat data pegawai() +tambah data pegawai() +ubah data pegawai() +hapus data pegawai()
-id_pj_peminjaman -nip +tambah data pj peminjam() +ubah data pj peminjam() +hapus data pj peminjam()
1 memiliki
Data yang ngin di ubah atau di hapus tidak ada
1 1..* Data yang ngin di ubah atau di hapus ada
formulir_peminjaman
Ubah Data
Mengisi form ubah data pj peminjaman
-no_formulir_peminjaman -id_peminjam -id_pj_peminjam -tgl_cetak_form_peminjaman -status_formulir_peminjaman +tambah data formulir peminjaman() +ubah data formulir peminjaman()
Menampilkan form ubah data pj peminjaman
Klik ubah
Cek isian data
Klik Simpan
memiliki 1..*
1 Menampilkan pesan kesalahan pada form ubah data pj peminjaman
Hapus Data
1..5
Data tidak lengkap
memiliki
Menampilkan jendela konfirmasi penghapusan data pj peminjaman
-id_booking -no_putusan -no_formulir_peminjaman +tambah data booking() +ubah data booking() +lihat data booking()
1..*
memiliki
1..*
1
Menampilkan pesan bahwa data telah berhasil di ubah
Klik OK
-no_putusan -nama_wajib_pajak -permasalahan -tgl_putusan -status_berkas_putusan +tambah data berkas putusan() +ubah data berkas putusan() +hapus data berkas putusan() +lihat laporan status berkas() +lihat data berkas putusan()
booking
Simpan perubahan data pj peminjaman Klik Hapus
berkas_putusan
Data lengkap
peminjaman memiliki
Hapus data pj peminjaman
1
Gambar 8 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Pj Peminjaman
-id_peminjaman -id_booking -tgl_pinjam -status_peminjaman +tambah data peminjaman() +lihat laporan peminjaman() +ubah data peminjaman() +lihat data peminjaman()
Gambar 10 Class Diagram
17
pengembalian memiliki 1
1
-id_pengembalian -id_peminjaman -tgl_kembali +tambah data pengembalian() +lihat laporan pengembalian()
State akhir pengembalian kondisional
4.3.4. Sequence Diagram halaman beranda
admin
pengelolaan data pj peminjaman
pj peminjaman
halaman data pj peminjaman
pengembalian berkas di tolak
Tampilkan data pj peminjaman Tampilkan data pj peminjaman
berkas dikembalikan
Get data pj peminjaman Data pj peminjaman
Dalam proses
kelengkapan berkas di periksa
berkas di periksa
Data pj peminjaman
State awal pengembalian kondisional
Data pj peminjaman
pengembalian berkas di terima
alt [Menambah data pj peminjaman] ref
berkas di simpan
Menambah data pj peminjaman
berkas di simpan ke lemari penyimpanan berkas di terima
pengembalian diakhiri
[Mencari data pj peminjaman] ref
Mencari data pj peminjaman
[Menampilkan halaman lain data pj peminjaman]
State akhir pengembalian kondisional
ref
Menampilkan halaman lain data pj peminjaman
[Mengubah data pj peminjaman]
Gambar 14 State Chart Diagram Pengembalian
ref
Mengubah data pj peminjaman
4.3.6. Tampilan Interface Aplikasi Berikut ini adalah beberapa tampilan interface aplikasi yang di buat :
[Menghapus data pj peminjaman] ref
Menghapus data pj peminjaman
Gambar 11 Sequence Diagram Mengelola Data Peminjaman halaman beranda
Staf Subag. DP
halaman data berkas putusan yang masih di pinjam
input data pengembalian
peminjaman
Tampilkan sub menu transaksi Sub menu transaksi pengembalian Tampilkan data berkas putusan yang masih di pinjam
Get data berkas putusan yang masih di pinjam Data berkas putusan yang masih di pinjam Data berkas putusan yang masih di pinjam Halaman data berkas putusan yang masih di pinjam
alt
[ mencari data berkas putusan yang masih dipinjam ]
Mencari data berkas putusan yang masih di pinjam
ref
Gambar 15 Halaman Data Berkas Putusan yang masih di Pinjam
[ menampilkan halaman lain data berkas putusan yang Masih di pinjam ] ref
Menampilkan halaman lain data berkas putusan yang masih di pinjam
[ input data pengembalian ]
Input data pengembalian
ref
Gambar 12 Pengembalian
Sequence
Diagram
Input
Data
4.3.5. State Chart Diagram State akhir peminjaman kondisional
peminjaman di tolak
peminjaman diajukan
Dalam proses
isian formulir peminjaman di periksa
State awal peminjaman kondisional
Meminta persetujuan
Formulir peminjaman diperiksa
formulir peminjaman diterima
meminta persetujuan peminjaman ke kabag. apkd
Gambar 16 Halaman Detail Data Berkas Putusan Yang Masih Di Pinjam
Formulir peminjaman Diterima
berkas putusan di cari di lemari penyimpanan
berkas putusan di cari
berkas putusan di serahkan ke peminjam
Berkas putusan diserahkan
peminjam menyerahkan berkas putusan ke penanggung jawab peminjaman
berkas putusan di terima penanggung jawab peminjaman
Menyerahkan berkas putusan
State akhir peminjaman kondisional
Gambar 13 State Chart Diagram Peminjaman
18
benar tepat, pengintegrasian dari eksternal data berjalan dengan baik. Cara pengujian yang dilakukan dengan menjalankan sistem dan melakukan input data serta melihat output-nya apakah sesuai dengan proses yang diharapkan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Aplikasi Sistem Informasi Peminjaman Berkas Putusan Pengadilan Pajak (SIPBP3) dibuat untuk menutupi kekurangan sistem yang berjalan. 2. Peminjam atau penanggung jawab peminjaman dapat mengetahui berkas putusan yang akan di pinjam ada atau tidak dengan cepat. 3. Pegawai Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi (APKD) dapat mencari informasi mengenai data peminjaman berkas putusan dan membuat laporan peminjaman dan pengembalian berkas putusan pengadilan pajak dengan cepat dan mudah. 4. Formulir peminjaman berkas putusan tetap digunakan, untuk sebagai bukti peminjaman.
Gambar 17 Laporan Peminjaman
Gambar 18 Laporan Pengembalian 4.4. System Implementation Langkah terakhir dalam pengembangan SIPBP3 yaitu system implementation. Kegiatan yang dilakukan penulis dalam tahap ini adalah pembuatan dan pengujian aplikasi.
5.2. Saran Berikut saran untuk pengembanganSIPBP3 ini lebih lanjut adalah: 1. Mengadakan suatu pelatihan bagi Pegawai Sekretariat Pengadilan Pajak yang menggunakan sistem ini, sehingga dalam pengoperasiannya mendapatkan hasil yang maksimal. 2. Karena aplikasi ini hanya meliputi kegiatan peminjaman berkas putusan pengadilan pajak pada Bagian APKD, maka nantinya diharapkan adanya pengembangan aplikasi ini untuk meliputi dengan kegiatan-kegiatan yang ada pada Bagian APKD khususnya dan Sekretariat Pengadilan Pajak umumnya. Seperti kegiatan pelayanan administrasi peninjauan kembali pada bagian APKD. 3. Untuk alasan keamanan diharapkan pengguna sistem ini mengganti password nya secara berkala.
4.4.1 Pembuatan Aplikasi Pada proses pembuatan aplikasi SIPBP3, penulis menggunakan Software yang digunakan adalah XAMPP yang meliputi: Apache sebagai web server, PHP sebagai bahasa pemrograman, dan MySQL sebagai databasenya. Selain itu, juga menggunakan Netbeans IDE sebagai text editor dan Mozilla Firefox sebagai browser. 4.4.2 Pengujian Aplikasi Setiap program menjalani pengujian secara pribadi untuk memastikan bahwa program yang telah kita buat bisa bebas dari kesalahan (bug), walaupun tidak menutup kemungkinan masih terjadi sedikit bug atau tidak 100% bebas dari bug, namun pengujian ini setidaknya bisa meminimalisasi kesalahan yang akan terjadi. Pada tahap ini, menggunakan metode pengujian unit dengan pendekatan black-box testing. Pengujian dengan Black-box testing yang dilakukan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi bekerja dengan baik dalam arti masukan yang diterima dengan benar dan keluaran yang dihasilkan benar-
DAFTAR PUSTAKA [1] Franco, Lou. 2006. UML Cheatsheet. Sumber:http://www.loufranco.com/wpconte nt/uploads/2012/11/cheatsheet.pdf . Di unduh : 01/03/2012/ 21.30 WIB. [2] Gregoire, Laurent. 2001. Reference Card.
19
UML Quick Sumber:
http://tnerual.eriogerg.free.fr/umlqrc.pdf Di unduh : 01/03/2012/ 21.41 WIB.
[16] Whitten, Jeffrey L. 2004. Metode Desain & Analisis Sistem: Edisi Enam. Andi. Yogyakarta.
[3] Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian, Grasindo (Gramedia Widiasarana Indonesia). Jakarta. [4] Hartono, Jogiyanto. 1999. Komputer. Andi. Yogyakarta.
Pengenalan
[5] Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi. Yogyakarta. [6] http://www.artikata.com/arti-374155peminjaman.html ( Di akses 01/03/2012/ 21.20 WIB ) [7] http://netbeans.org/community/releas es/70/ ( Di akses 01/03/2012/ 20.24 WIB ) [8] Mathiassen, Lars. 2000. Object-oriented Analysis & Design. Marko Publishing. [9] Nugroho, Adi. 2005. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. Penerbit Informatika, Bandung. [10] PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 331/KM.1/2005 TENTANG PEDOMAN TATA KERJA SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK [11] Purwanto, Mufid D dan Herlambang, Muhammad Tito. 2002. Membangun Web Server Dengan Linux. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. [12] Rachdian, Adhi dan Sikumbang, Andy. 2002. Mastering CMS Dengan MAMBO/JOOMLA. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. [13] Sugrue, James. 2010. Getting Started With UML. DZone, Inc. Cary NC. [14] Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Andi. Yogyakarta. [15] Turban, Efraim. 2004. Information Technology for Management: Transforming Organizations in the Digital Economy 4th Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc.
20
Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Pada PD. Hikmah Jaya Jakarta Barat Murniatia, Nia Kumaladewib dan Zulfiandric a
Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta e-mail:
[email protected] b,c
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected],
[email protected]
ABSTRAKSI Pada saat dilakukan penelitian pada PD. Hikmah Jaya, sistem penjualan dalam pengolahan data-datanya masih menggunakan pencatatan pada buku besar. Meningkatnya penjualan menyebabkan banyaknya data yang keluar masuk dalam buku besar tersebut. Hal ini mengakibatkan penyimpanan data yang tidak teratur, pencarian data memakan waktu yang cukup lama, tidak adanya backup data jika sewaktu-waktu buku besar hilang atau rusak dan pembuatan laporan yang rumit. Selain itu adanya data-data hutang yang tidak teratur terkadang mengakibatkan data hilang, sehingga sering terjadi kerugian yang tidak diketahui pasti jumlahnya dalam penjualan kredit. Semuanya itu mengakibatkan sistem penjualan yang ada pada PD. Hikmah Jaya tidak berjalan secara efisien dan efektif, sesuai dengan meningkatnya jumlah penjualan yang ada. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba untuk mengembangkan Sistem Informasi Penjualan untuk dapat mengatasi masalah tersebut. Dalam pengembangan sistem ini, peneliti menggunakan pendekatan terstruktur dengan tahapan yang ada dalam System Development Life Cycle (SDLC) sebagai alur dari pengembangan sistem yang terdiri dari lima tahap yaitu: perencanaan, analisis, desain, seleksi dan implementasi sistem. Tools yang digunakan dalam pengembangan aplikasi Sistem Informasi Penjualan pada PD. Hikmah Jaya tersebut adalah PHP sebagai bahasa scripting, Apache Web Server, dan MySQL sebagai pengolah database dengan menggunakan paket Xampp. Secara umum, sistem ini dapat membantu proses CRUD dan pelaporan data penjualan barang pada PD. Hikmah Jaya dan memudahkan user dalam mendapatkan informasi yang akurat dan relevan. Kata Kunci: Sistem Informasi Penjualan, Penjualan perusahaan, serta laporan keuangan perusahaan. Untuk dapat mengatasi permasalahan-permsalahan tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem informasi manajemen yang mampu memberikan solusi informasi tentang status inventori dan penjualan, dimana sistem tersebut dapat melakukan pengecekan stok barang, melakukan proses penjualan dengan baik, serta memproses laporan-laporan penjualan secara tepat dan cepat sehingga memudahkan manajemen untuk mengambil keputusan yang dapat meningkatkan laba perusahaan dengan baik. Melihat permasalahan yang ada tersebut, maka peneliti merasa perlu melakukan "Pengembangan Sistem Informasi Penjualan pada PD. Hikmah Jaya Jakarta Barat", yang dapat melakukan pencatatan yang menyangkut kegiatan penjualan barang serta pengecekan stok barang yang selama ini hampir semuanya masih dilakukan secara manual. Dengan adanya sistem yang baru akan dapat memberikan keluaran yang cepat dan tepat sehingga laporan-laporan yang dibutuhkan sesuai dengan yang diinginkan untuk proses pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan tersebut.
1. PENDAHULUAN Penggunaan sistem informasi sudah memasuki seluruh sektor bisnis, hal ini ditandai dengan penggunaan sistem informasi pada dunia korporasi kecil, menengah hingga besar. Sistem informasi sudah menjadi kebutuhan korporasi yang memiliki visi dalam peningkatan kinerja. Dalam era globalisasi dengan tingkat perkembangan yang semakin maju dan modern, memang menjadi salah satu faktor yang ikut mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan ataupun organisasi. Untuk menghasilkan mutu informasi yang lebih baik, serta secara akurat dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sedang terjadi dalam pekerjaan dengan sistem yang manual, maka suatu perusahaan atau organisasi membutuhkan suatu sistem yang terkomputerisasi yang dapat membantu kinerja korporasi serta mengefisienkan berbagai sumber daya korporasi seperti waktu dan semua sumber daya yang membutuhkan biaya. (Riandy, 2009) Seperti halnya pada PD. Hikmah Jaya, pencatatan data yang masih manual, proses pemesan barang yang tidak konsisten dan pengelolaan data stok inventori yang tidak stabil mempersulit pengecekan stok barang pada masingmasing gudang sehingga mengakibatkan proses penjualan barang pada PD. Hikmah Jaya menjadi terhambat, seperti pesanan pembelian oleh customer, penerimaan kas
2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi
21
Untuk lebih mengetahui konsep dasar sistem, beberapa ahli akan mengemukakan mengenai apa itu sistem, karakteristik sistem, dan klasifikasi sistem.
Sistem Informasi Penjualan adalah sub sistem informasi bisnis yang mencakup kumpulan prosedur yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen dan informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan bagian lain yang berkepentingan, mulai dari diterimanya order penjualan sampai mencatat timbulnya tagihan/ piutang dagang. (Achun, 2007) Pembahasan sistem penjualan dibagi kedalam dua macam sistem, yaitu: 1. Sistem penjualan tunai. Pada sistem ini, apabila pembeli sudah memilih barang yang akan dibeli, pembeli diharuskan membayar ke bagian kasir. Selain itu barang yang dibeli dibawa langsung oleh pembeli. Oleh karena itu tidak perlu ada prosedur pengiriman barang pada toko penjual. 2. Sistem penjualan kredit. Pada umumnya sistem penjualan kredit terdiri dari prosedur-prosedur sebagai berikut: a. Pesanan penjualan b. Persetujuan kredit c. Pengiriman barang d. Pembuatan faktur e. Akuntansi penjualan kredit
2.2 Pengertian Sistem “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (Jogiyanto, 2005). Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. a. Pendekatan sistem menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. b. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemennya mendefinisikan system 2.3 Pengertian Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 2001). 2.4 Konsep Dasar Penjualan Penjualan merupakan salah satu fungsi dalam pemasaran karena merupakan sumber utama penting pendapatan yang diperlukan guna menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dan berharap masih mendapatkan laba dalam menjalankan usahanya, karena dengan menjual dapat tercipta suatu proses pertukaran barang/ jasa antara penjual dan pembeli. (Kotler, 2002) Penjualan merupakan keyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis, jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak poduk-produk yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu organisasi tersebut harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. (Kotler, 2002) Menurut Kotler juga penjualan didefinisikan sebagai proses sosial manajerial dimana seseorang atau kelompok apa yang akan mereka inginkan dan dibutuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Konsep penjualan mengatakan bahwa kunci utama untuk mencapai tujuan organisasi adalah terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara efektif dan efisien dibandingkan dari para pesaing yang ada. Adapun konsep penjualan tersebut terdapat empat tiang utama, yakni: fokus pasar, orientasi pelaggan, penjualan yang terkoordinasi baik dan tepat serta profitability. (Kotler, 2002) Dalam suatu organisasi perusahaan, penjualan sangat dubutuhkan guna menunjang pelaksanaan tujuan perusahan maupun organisasi. Penjualan adalah suatu proses kegiatan transaksi yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi konsumennya. (Pramana, 2005)
2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS) atau lebih dikenal dengan System Development Life Cycle (SDLC) adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik. (Kendall, 2003) Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan dipelihara. Bila operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul kembali permasalahan-permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke tahap yang pertama, yaitu tahap perencanaan sistem. Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah–langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses pengembangannya. (Jogiyanto, 2005)
2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Penjualan
22
Kebijakan dan perencanaan sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. (Jogiyanto, 2005) Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (systems planning) dan sebelum tahap desain sistem (systems design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. (Jogiyanto, 2005)
Awal proyek sistem
Analisis sistem
2.6.3 Desain Sistem Desain sistem (systems design) dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu desain sistem secara umum (general systems design) dan desain sistem terinci (detailed systems design). Desain sistem secara umum (general sistems design) disebut juga dengan desain konseptual (conceptual design) atau desain logikal (logical design) atau desain secara makro (macro design). Desain sistem terinci disebut juga dengan desain sistem fisik (physical systems design) atau desain internal (internal design). (Jogiyanto, 2005) Tujuan dari desain secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem. (Jogiyanto, 2005).
Desain (perancangan) sistem secara umum
Desain (perancangan) sistem terinci
Pengembangan sistem
Seleksi sistem
Implementasi (penerapan) sistem
Perawatan sistem
2.6.4 Seleksi Sistem Menyeleksi atau memilih teknologi untuk sistem informasi merupakan tugas yang tidak mudah. Tahap seleksi sistem (systems selection) merupakan tahap untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak untuk sistem informasi. (Jogiyanto, 2005)
Manajemen sistem
Gambar 1. Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Sumber : Jogiyanto, 2005)
2.6.5 Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem (systems implementation) merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi dan pengetesan program. (Jogiyanto, 2005) Testing terhadap program dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu white box dan black box. Metode white box melakukan testing dengan melihat source code program dan dilakukan programmer dengan cara menjalankan debugging. Metode black box dilakukan tanpa melihat source code program dan dijalankan oleh tester maupun user untuk mengamati apakah program tersebut telah menerima input, memproses, dan menghasilkan output dengan benar. (Jogiyanto, 2004)
2.6.1 Kebijakan dan Perencanaan Sistem Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem yang lama mempunyai banyak kelemahankelemahan yang perlu diperbaiki. (Jogiyanto, 2005) Setelah manajemen puncak menetapkan kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi, sebelum sistem ini sendiri dikembangkan, maka perlu direncanakan terlebih dahulu dengan cermat. Perencanaan sistem (systems planning) ini menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung operasinya setelah diterapkan. (Jogiyanto, 2005)
2.6.6 Perawatan Sistem Perawatan sistem (system maintenance) adalah pemeliharaan sistem informasi, baik dari segi hardware maupun software. System maintenance diperlukan agar
2.6.2 Analisis Sistem Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
23
sistem informasi dapat beroperasi dengan normal untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. (Jogiyanto, 2004).
2.8.4 Normalisasi Ada beberapa definisi normalisasi yaitu: (Ladjamudin, 2005) a. Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki/ membangun dengan model data relasional, secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika. b. Normalisasi adalah proses pengelompokan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi. c. Normalisasi dapat berguna dalam menjawab 2 pertanyaan mendasar yaitu: “Apa yang dimaksud dengan desaign database logical ?” dan “Apa yang dimaksud dengan database fisikal yang baik ? What is a Physical good logical dabase design?”. d. Normalisasi adalah suatu proses untuk mengidentifikasi “tabel” kelompok atribut yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi antara satu atribut dengan atribut lainnya. e. Normalisasi bisa disebut juga sebagai proses pengelompokkan atribut–atribut dari suatu relasi sehingga membentuk WELL STRUCTURED RELATION.
2.7 Basis Data 2.7.1 Pengertian Basis Data Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya (Jogiyanto, 2005). 2.7.2 Database Management System (DBMS) DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database. Programprogram tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukkan, melacak dan memodifikasi data ke dalam database, mendefinisikan data baru, serta mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan (DBMS=Database + Program Utilitas). (Ladjamudin, 2005) Inti dari DBMS adalah database engine. Database engine merespon command-command khusus untuk membuat database dan membuat, membaca, meng-update serta menghapus record di dalam database. Semua operasi input dan output yang berhubungan dengan database harus menggunakan DBMS. Bila pemakai akan mengakses database, DBMS menyediakan penghubung (interface) antara pemakai dengan database (Jogiyanto, 1999).
2.8.5 Struktur Data Pada dasarnya, suatu aliran data terdiri dari item data yang disebut atribut. Data attribute/ atribut data adalah bagian terkecil dari data yang berarti bagi pengguna akhir dan bisnis. Atribut data yang terdiri dari aliran data disusun menjadi data structure/ struktur data.
2.8 Alat Bantu Perancangan Sistem yang Digunakan 2.8.1 Flowchart Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. (Jogiyanto, 2005).
2.8.6 STD (State Transition Diagram) State Transition Diagram (STD) menggambarkan bagaimana kerja sistem melalui kondisi (state) dan kejadian yang menyebabkan kondisi berubah. STD juga menggambarkan aksi yang dilakukan karena kejadian tertentu (Pressman, 2001).
2.8.2 Data Flow Diagram (DFD) DFD (Data Flow Diagram) sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, microfiche, hard disk, tape, diskette dan lain sebagainya). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (structured analysis and design). (Jogiyanto, 2005)
2.9 Konsep Dasar Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti printer, hub dan sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel atau pun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data akan mengalir dari satu kom hubung puter ke perangkat yang lain, sehingga masing-masing komputer yang tertersebut bisa saling bertukar data atau berbagi perangkat keras. (Sofana, 2008).
2.8.3 Entity Relational Diagram (ERD) Diagram hubungan entitas atau yang lebih dikenal dengan sebutan E-R diagram (ERD), adalah notasi grafik dari sebuah model data atau sebuah model jaringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage data) dalam sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas tidak menyatakan bagaimana memanfaatkan data, membuat data, mengubah data dan menghapus data. (Ladjamudin, 2005).
24
pemrograman, serta buku-buku yang mendukung topik yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini. Melakukan studi pustaka dengan cara membaca dan mempelajari 21 (dua puluh satu) buku yang berhubungan dengan analisis dan perancangan sistem, pemrograman web, serta buku-buku yang mendukung topik yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini. Buku-buku tersebut diantaranya Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur serta Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perancangan, Implementasi, Pengendalian. Selain itu, peneliti juga mengunjungi enam website yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini, di antaranya Rugun. ”XAMPP dan Database MySQL.” yang membahas tentang pembuatan database menggunakan XAMPP. Adapun daftar buku dan website yang menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada Daftar Pustaka. Dalam penelitian ini peneliti juga telah mengkaji pembahasan skripsi dari tiga literatur yang terdapat pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Perancangan Sistem Informasi Penjualan Barang (Studi Kasus: UD. Cendana Townsquare), Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Koperasi Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Tunai pada CV. Gading Jaya Utama. Dimana didalam skripsi tersebut juga ditampilkan interface dari sistem yang telah dibuat. Dari skripsi-skripsi tersebut diperoleh gambaran : a. Latar belakang permasalahan b. Tujuan penelitian c. Ruang lingkup d. Metode pengumpulan data e. Metode analisis data f. Metode perancangan data g. Kelebihan dan kekurangan dari skripsi tersebut.
Gambar 2. Jaringan KomputerSumber : (Kristanto, 2003 ) 2.10. Penelitian Sejenis Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga telah melakukan pengkajian terhadap beberapa penelitian sejenis diantaranya yang disusun oleh Riandy, S.Kom dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Barang (Studi Kasus: UD. Cendana Townsquare)”, Pada skripsi yang berjudul Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Koperasi Pegawai UIN Syarif hidayatullah Jakarta yang dibuat oleh Chandra Sailan Dalimunthe, S.Kom, dan Pada skripsi yang berjudul Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Tunai pada CV. Gading Jaya Utama yang dibuat Kurniawan S.Kom didapat beberapa kekurangan dan kelebihan dari sistem informasi tersebut.
3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Beberapa metode yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut; 3.1.1 Observasi atau pengamatan langsung Observasi ini dilakukan dengan melakukan peninjauan dan pengamatan langsung ke lapangan terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan atau berjalan untuk memperoleh data dan informasi yang yang dibutuhkan. Observasi dilakukan pada PD. Hikmah Jaya Jakarta Barat, pada tanggal 10 Juli 2008 sampai dengan 21 Juli 2008.
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem Seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, dalam Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Pada PD. Hikmah Jaya Jakarta ini, peneliti menggunakan pendekatan terstruktur dengan tahapan yang ada dalam System Development Life Cycle (SDLC). Berikut adalah tahap metode pengembangan sistem yang peneliti lakukan:
3.1.2 Wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian serta pengembangan sistem yang akan dibuat. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan manajer PD. Hikmah Jaya yaitu Bapak Agus Maulana, SE yang dilakukan pada tanggal 10 Juli 2008 sd 13 Juli 2008 di kantor PD. Hikmah Jaya Jakarta Barat.
3.2.1 Perencanaan Sistem Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan perencanaan yang mendukung dalam pembuatan Sistem Informasi PD. Hikmah Jaya, yaitu: a. Profil Perusahaan dan Struktur Organisasi b. Mengkaji Tujuan Pembuatan Sistem c. Menetapkan Sasaran Sistem yang akan Dibuat d. Mengamati Kendala-Kendala yang Terjadi pada saat Pembuatan Sistem
3.1.3 Kajian Pustaka Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan analisa dan perancangan sistem, database,
3.2.2 Analisis Sistem Di dalam tahap analisis sistem, ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti yaitu: a. Analisis Sistem Berjalan
25
b. c. d. e.
Mengidentifikasi Masalah serta Kelemahan dari Sistem yang sedang Berjalan. Mengidentifikasi Kebutuhan Sistem yang Ada. Mengusulkan Penyelesaian dari Masalah yang Dihadapi. Analisis Sistem yang Diusulkan.
3.2.3 Perancangan Sistem Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu: a. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem. b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Berikut tahapan-tahapan untuk mendesain sistem yang dilakukan peneliti: a. Perancangan proses b. Perancangan basisdata (database) c. Perancangan state transition diagram (STD) d. Perancangan interface 3.2.4 Seleksi Sistem Pada tahap ini peneliti menjelaskan komponen perangkat keras (hardware) dan komponen perangkat lunak (software) yang digunakan peneliti dalam membangun sistem. 3.2.5 Implementasi Sistem Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tindak lanjut dari desain yang telah dibuat agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. a. Pembuatan Script (Coding) b. Testing
Gambar 3.Kerangka Penelitian
4. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PD. Hikmah Jaya didirikan pada awal tahun 1994 sebagai salah satu perusahaan dagang yang beralamat di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat. PD. Hikmah Jaya merupakan perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang penjualan retail. Dalam perkembangannya, ternyata penjualan barang-barang retail ini mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan dengan besarnya jumlah transaksi penjualan barang setiap harinya dan makin banyaknya konsumen, terutama bagi konsumen tengkulak yang akan menjual kembali barang dagangannya. Hal ini membuka peluang untuk dikembangkan lebih lanjut karena mempunyai prospek usaha yang baik, ini membuat PD. Hikmah Jaya mendapat keuntungan yang besar sebagai modal pengembangan dengan menambah jumlah barang dagangan, sehingga dalam perkembangannya PD. Hikmah Jaya ini menjadi agen penjualan retail yang cukup besar. Kesuksesan dalam bisnis penjualan barangbarang retail ini terletak pada kemampuan manajemen dalam mengolah waktu, uang dan sumber daya manusia yang ada. Selain itu, dibutuhkan pelayanan yang baik sehingga menimbulkan minat konsumen untuk berbelanja kembali di PD. Hikmah Jaya ini. Hal ini menunjukan bahwa sangat dibutuhkannya sebuah sistem yang dapat menunjang kemampuan manajemen tersebut dalam pengelolaannya untuk kemajuan PD. Hikmah Jaya ini. 4.2 Analisis Sistem 4.2.1 Analisis Sistem Berjalan
3.3 Kerangka Penelitian Penelitian Sistem Informasi Penjualan ini disusun melalui beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan tujuan memudahkan dalam penelitian. Adapun kerangka penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
26
Sistem yang sedang berjalan pada PD. Hikmah Jaya ini masih memiliki kendala, dikarenakan proses bisnis yang terjadi pada PD. Hikmah Jaya ini masih menggunakan sistem manual, di antaranya mulai dari penjualan barang, pembuatan laporan penjualan, penyimpanan barang, sampai pemesanan barang dari supplier. Hal ini mengakibatkan terjadinya hambatan yang sangat berpengaruh pada proses penjualan. Di samping itu pada bagian administrasi masih belum tercatat dengan baik yang hanya menggunakan buku besar (buku induk) saja, sehingga apabila ingin menyimpan data-data tersebut, maka harus membuka buku besar terlebih dahulu yang mana di dalamnya terdapat berbagai macam data yang banyak sekali, begitu juga jika ingin mencari data-data yang diperlukan maka harus kembali membuka buku besar tersebut dan mencari satu persatu, hal ini tentunya membutuhkan ketelitian yang sangat akurat dan tentunya sangat membuang waktu, sehingga sering terjadi redudansi data maupun kehilangan data tersebut, dan penyimpanan data ini menjadi sangat tidak akurat. Hal ini mengakibatkan pemilik tidak dapat mengetahui dengan pasti berapa pemasukan dan pengeluaran tiap harinya. Kemudian tidak adanya pengontrolan pada semua bidang seperti pada bagian gudang tidak memiliki pencatatan stok barang yang mengakibatkan antara bagian gudang dan bagian penjualan tidak terintegrasi dengan baik, sehingga sering terjadi barang hilang, kekurangan barang sampai penumpukan barang. Ini mengakibatkan proses penjualan barang menjadi tidak efisien dan efektif. Demikian sistem yang sedang berjalan pada PD. Hikmah Jaya dapat digambarkan pada flowchart Gambar 4.:
Flowchart pada Sistem Penjualan yang Berjalan Inventori
Customer
Kasir
Manager
Mulai Data pesanan barang
Barang pesanan Data barang Menyiapkan barang pesanan
Memesan barang
Melakukan pembelian barang 2
Mengecek barang
1 Faktur penjualan
Mencatat harga barang
Mencatat data barang habis
Faktur pembelian
3 2 1 Faktur penjualan
Menerima barang&faktur Data pesanan barang
2 1 Faktur penjualan
Mengecek cash / kredit
Mencatat data pembelian Tidak
Cash Ya/Tidak?
Mencatat buku hutang
Buku besar
Ya Buku hutang Menerima pembayaran cash
Melakukan pembayaran
1 Faktur penjualan
Selesai Mengesahkan faktur 2
1 Faktur penjualan
2 Faktur penjualan N
2 Faktur penjualan
Melakukan pembayaran kredit
2 Faktur penjualan
Mencatat buku hutang
Lunas Ya/Tidak?
Ya
Mencatat lunas fatur1
Tidak Mencatat cicilan faktur2
1 Faktur penjualan
2
2 Faktur penjualan
Faktur penjualan
1 Faktur penjualan
N
Gambar 4. Flowchart Sistem Penjualan yang Berjalan 4.2.2 Analisa Sistem yang Diusulkan 4.2.2.1 Analisa pada Sistem Pembelian yang Diusulkan
27
Flowchart pada Sistem Pembelian yang Diusulkan
Flowchart pada Sistem Penjualan yang Diusulkan
Inventori
Purchasing
Admin
Manager
Mulai
Mulai
supplier B
Update stok barang
Mengisi form registrasi Input supplier
Cetak laporan supplier
pegawai
Manager
Cetak laporan customer
Laporan customer
customer
Input customer
Input pegawai Input barang
Update customer
Form registrasi kosong
Laporan pegawai
Admin
KTP Form registrasi
pegawai Data barang
Inventori
Kasir
Customer
Cetak laporan pegawai
Cetak kartu member
Cetak laporan penjualan cash
KTP barang
Form registrasi
supplier
Kartu member Laporan penjualan cash
Laporan supplier A Update supplier
Kartu member
Terima barang dari customer
N
Input transaksi penjualan
Cek stok barang
C
Update harga jual barang
Stok Ada/Tidak?
Permohonan pembelian barang
tidak Input permohonan pembelian barang
barang penjualan Cetak faktur pemesanan pembelian barang
ada
Update barang
Laporan inventori
Faktur pemesanan pembelian barang
tidak
Cetak laporan pembelian B
stop
Approve/Input pembelian
Pembelian barang
transaksi_penjualan A
Memilih barang di display
Cek kadaluarsa barang
Kadaluarsa Ada/Tidak?
Update stok barang
Cetak laporan inventori
Ceklist permohonan pembelian barang
Update penjualan cash
Transaksi kredit gagal Cek keanggotaan customer
Member Ya/Tidak?
Laporan pembelian
C Ya
Ya
Cek batas tenggang pembayaran kredit
Tagihan Ada/Tidak?
Tidak Input penjualan cash / kredit
ada Faktur pembelian barang Input permohonan retur barang
pembelian
Update pembelian barang
B tidak
Ceklist permohonan retur barang
Permohonan retur barang
Faktur pemesanan retur barang
Struk transaksi cash
Retur barang
Cek limited min & max kredit
Hitung diskon member 5%
Input pembayaran cash
Rusak Ya/Tidak?
Ya
Transaksi kredit gagal
ya Cetak faktur pemesanan retur barang
Input penjualan kredit
Ya
Cek barang
Permohonan pembelian barang
Tidak
Cash Ya/Tidak?
Tidak
transaksi_pembelian
transaksi_penjualan
Tidak
N
Faktur retur barang
Hitung batas waktu pembayaran
Cetak struk transaksi cash
Cetak struk transaksi kredit
Struk transaksi cash
Approve/Input retur barang
Limited Ya/Tidak?
C
penjualan_kredit
Update penjualan kredit
Struk transaksi kredit
Struk transaksi kredit
Cetak laporan penjualan kredit
Struk transaksi kredit transaksi_retur
retur
Cetak laporan retur
Laporan penjualan kredit
Melakukan pembayaran kredit
Cek batas tenggang pembayaran kredit
Cek status kredit
B Permohonan retur barang
Update retur barang
Tidak
Laporan retur barang
Denda Ya/Tidak?
Ya
Hitung total denda
Habis Tempo Ya/Tidak? Ya
Tidak
Cetak laporan laba rugi
selesai
Cetak faktur tagihan
Input pembayaran kredit
Gambar 5. Flowchart Sistem Pembelian yang Diusulkan Cetak struk pembayaran kredit
Faktur tagihan stop
Struk pembayaran kredit Struk pembayaran kredit
4.2.2.2 Analisa pada Sistem Penjualan yang Diusulkan N
Faktur tagihan
Gambar 6. Flowchart Sistem Penjualan yang Diusulkan
4.3 Perancangan Sistem 4.3.1 Konteks Diagram (Level 0)
28
Laporan laba rugi
Selesai
data_pegawai, data_barang, data_supplier, data_pembelian, data_transaksi_pembelian, data_transaksi_retur, data_retur, data_customer, data_transaksi_penjualan, data_penjualan, data_penjualan_kredit
data_barang
INVENTORI
form_barang, id_brg, nama, stok, kadaluarsa, jml, username, pass, f_login, l_login
Diagram zero (level 1) menunjukkan fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, external entity, dan data store yang digunakan pada sistem yang diusulkan. Dalam diagram zero (level 1) pada sistem yang diusulkan terdapat: 1) Lima proses, yaitu mengolah data master, transaksi pembelian, transaksi retur, transaksi penjualan, dan pembuatan laporan. 2) Sebelas data store, yaitu pegawai, customer, supplier, barang, transaksi pembelian, pembelian, transaksi retur, retur, transaksi penjualan, penjualan, penjualan kredit. Enam external entity seperti yang dijelaskan pada diagram konteks (level 0), yaitu Admin, Manager, Customer, Inventori, Purchasing, Kasir.
ADMIN
form_pegawai, nama, jabatan, id_pgw, id_brg, nama, id_suppl, nama, perusahaan, id_beli, tgl_beli, id_retur, tgl_retur, id_cust, nama, id_trans, id_kreditr, tgl
data_supplier, data_pembelian, data_transaksi_pembelian, data_transaksi_retur, data_retur, id_brg, id_retur, jml
fcopy KTP, form_registrasi
SISTEM INFORMASI PURCHASING form_supplier, nama, perusahaan, PENJUALAN PD. form_pembelian, form_transaksi_pembelian, form_transaksi_retur, form_retur, id_retur, tgl_retur, HIKMAH JAYA
CUSTOMER kartu_member
id_beli, tgl_beli, id_brg, jml, username, pass, f_login, l_login harga_jual, username, pass, f_login, l_login data_customer, data_transaksi_penjualan, data_penjualan, data_penjualan_kredit, total_byr, batas_byr, jumlah_byr, denda
KASIR
data_pegawai, data_supplier, data_customer, data_barang, data_transaksi_pembelian, data_pembelian, data_transaksi_retur, data_retur, data_transaksi_penjualan, data_penjualan, data_penjualan_kredit
form_customer, id_cust, nama, form_transaksi_penjualan, form_penjualan, form_penjualan_kredit, id_trans, id_kredit, tgl, total_byr, username, pass, f_login, l_login
MANAGER
4.3.2 Perancangan Basis Data 4.3.2.1 Entity Relational Diagram (ERD) 1
Gambar 7. Diagram Konteks (Level 0) Pada diagram konteks tersebut terdapat enam entity yang menunjang Proses Sistem Informasi Penjualan pada PD. Hikmah Jaya tersebut yaitu Admin, Inventori, Purchasing, Kasir, Customer dan Manager. Admin memiliki hak akses lebih banyak dibandingkan dengan account Inventori, Purchasing, Kasir, Customer dan Manager.
1 pegawai 1
melakukan
M
4.3.2 Diagram Zero (Level 1)
INVENTORI
harga_jual, username, pass, f_login, l_login
MANAGER
pegawai data_customer customer
KASIR
form_customer, id_cust, nama, username, pass, f_login, l_login
supplier 1.0 Mengolah Data Master
id_brg, jml
barang
data_pegawai, data_barang, data_supplier, data_customer
form_supplier, nama, perusahaan, username, pass, f_login, l_login
PURCHASING
form_pegawai, nama, jabatan, id_pgw, id_brg, nama, id_suppl, nama, perusahaan, id_cust, nama
data_supplier, id_brg, id_retur, jml
ADMIN
fcopy KTP, form_registrasi kartu_member
form_pembelian, form_transaksi_pembelian, id_beli, tgl_beli, id_brg, jml
data_pembelian, data_transaksi_pembelian
5.0 Mengolah Laporan
CUSTOMER
data pegawai, data supplier, data customer, data barang, data transaksi pembelian, data pembelian, data transaksi retur, data retur, data transaksi penjualan, data penjualan, data penjualan kredit
data_barang
form_barang, id_brg, nama, stok, kadaluarsa, jml, username, pass, f_login, l_login
data_pembelian, data_transaksi_pembelian
2.0 Mengolah Transaksi Pembelian
id_beli, tgl_beli
stok
pembelian transaksi_pembelian form_transaksi_retur, form_retur, id_retur, tgl_retur, id_brg, jml
data_transaksi_retur, data_retur
id_retur, jml
3.0 Mengolah Transaksi Retur
retur
data_transaksi_retur, data_retur id_retur, tgl_retur
transaksi_retur
form_transaksi_penjualan, form_penjualan, form_penjualan_kredit, id_trans, id_kredit, tgl, id_cust, total_byr data_transaksi_penjualan, data_penjualan, data_penjualan_kredit data_transaksi_penjualan, data_penjualan, data_penjualan_kredit, total_byr, batas_byr, jumlah_byr, denda
penjualan
id_trans, id_kredit, tgl
4.0 Mengolah Transaksi Penjualan
transaksi_penjualan
stok
penjualan_kredit
* id_beli ** Id_pgw ** id_suppl tgl_beli jam total_byr
transaksi pembelian
data_barang
pembelian
transaksi_pembelian
retur
transaksi_retur
Gambar 8. Diagram Zero (Level 1)
29
* Id_pgw nama jns_kelamin alamat telp tgl_msk jabatan status pass f_login l_login
memiliki
1 M transaksi
M
* Id_brg nama jenis kemasan harga_beli harga_jual stok kadaluarsa
* id_beli * Id_brg tgl jml subtotal status pembelian
M
N
transaksi_retur * Id_suppl nama perusahaan alamat telp status
supplier
* id_retur ** Id_pgw ** id_suppl tgl_retur jam
1
M
1 penjualan kredit * id_kredit kredit batas_byr tgl_byr jumlah_byr denda status_byr
penjualan
customer
* id_trans * Id_brg jml subtotal
* Id_cust nama jns_kelamin alamat telp KTP status
* id_retur * Id_brg tgl jml status
M retur
melakukan
transaksi
N
N
melakukan
M
* id_trans ** Id_pgw ** id_cust tgl jam total_byr jenis_byr id_kredit
1
barang
M
1
transaksi penjualan
melakukan M
Gambar ERD (Entity Relational Diagram) yang Diusulkan 4.4 Seleksi Sistem 4.1.1 Komputer Server 1. Perangkat Lunak a. Sistem Operasi Windows XP Profesional Service Pack 2. Sistem Operasi sebagai fasilitator tempat berjalannya aplikasi. b. PHP (Personal Home Page) versi 5.1.1. Merupakan bahasa pemograman untuk mengeksekusi file-file dalam php agar dapat tampil dalam aplikasi (sebagai antarmuka pengguna). c. MySQL (My Structured Query Language) versi 5.0.18. Merupakan Relational Database Management Sistem (RDBMS) berfungsi untuk penyimpanan data dari setiap transaksi data yang masuk. d. Browser Mozilla Fireworks versi 3.0.5, merupakan aplikasi browser internet untuk menampilkan aplikasi. 2. Perangkat keras
a.
b. c. d.
Komputer yang digunakan server adalah Intel Pentium IV 2.26GHz, RAM 256, Harddisk 80Gb. Monitor beresolusi 1024 x 768 pixels. Keyboard dan mouse berjenis serial PS/2 LAN card
4.3.2
Pengujian Sistem Setiap program menjalani pengujian secara sistem tes untuk memastikan bahwa program yang telah kita buat bisa bebas dari kesalahan (bug), walaupun tidak menutup kemungkinan masih terjadi sedikit bug atau tidak 100% bebas dari bug, namun pengujian ini setidaknya bisa meminimalisasi kesalahan yang akan terjadi. Pengujian secara black box, yaitu suatu pendekatan untuk menguji apakah setiap fungsi di dalam program dapat berjalan dengan benar. Berikut beberapa proses yang dilakukan penulisan dalam pengujian ini, yaitu: a. Fungsi-fungsi yang tidak benar, baik input maupun output b. Kesalahan interface c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database
4.1.2 Komputer client 1. Perangkat lunak a. Sistem Operasi Windows XP Profesional. Sistem Operasi sebagai fasilitator tempat berjalannya aplikasi. b. Browser Mozilla Fireworks versi 3.0, merupakan aplikasi browser internet untuk menampilkan aplikasi. 2. Perangkat Keras a. Komputer yang digunakan client adalah intel pentium IV, RAM 256, Harddisk 40GB b. Monitor beresolusi 1024 x 768 pixels c. Keyboard dan mouse berjenis serial PS/2 d. LAN card e. Printer
3. Tampilan Aplikasi 1. Login
Gambar Konfigurasi Jaringan LAN Pada PD. Hikmah Jaya Gambar tersebut merupakan gambar desin konfigurasi jaringan Sistem Informasi Penjualan PD. Hikmah Jaya yang menggambarkan jaringan komputer antara bagian-bagian yang ada di PD. Hikmah Jaya Jakarta Barat. 4.3 Implementasi Sistem Pada tahap implementasi ini terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan. a. Penulisan script b. Pengujian sistem 4.3.1
Penulisan Script Software yang digunakan adalah XAMPP yang meliputi: Apache sebagai web server, PHP sebagai bahasa pemrograman, dan MySQL sebagai database-nya. Selain itu, juga menggunakan Macromedia Dreamweaver dan Notepad++ sebagai software editor.
30
2.
Halaman admin
3.
Input Barang
4.
Daftar Barang
5.
Daftar Pemesanan Pembelian Barang
9. Input Laporan
6.
Input Customer
10. G4rafik Penjualan
7. Daftar Transaksi Kredit
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Memudahkan pegawai dalam mengolah data-data barang, pembelian, retur dan penjualan, sehingga menghasilkan laporan-laporan yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan secara tepat dan akurat. 2. Memudahkan pegawai dalam melakukan kegiatan jual-beli barang karena sudah memakai barcode reader untuk menginput data barang. 3. Memudahkan pegawai dan customer dalam melakukan kegiatan transaksi penjualan, khususnya
8. Daftar Customer
31
4.
5.
penjualan secara tidak langsung dengan adanya sistem kontrol melalui pengecekan tagihan dan adanya informasi batas pembayaran terhadap customer, maupun sistem diskon terhadap member, membuat proses bisnis penjualan pada PD. Hikmah Jaya ini dapat berjalan dengan baik. Pegawai ataupun pihak management dapat memperoleh informasi data stok barang dengan proses yang cepat dan tepat. Data-data pada masing-masing bagian yang terdapat pada PD. Hikmah Jaya sudah terintegrasi dengan baik.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, ada beberapa saran yang dapat diajukan untuk pengembangan lebih lanjut yaitu: 1. Diharapkan adanya pelayanan customer service bagi member khususnya dalam hal administrasi member dan keluhan-keluhan lainnya. 2. Adanya pembayaran melalui jaringan banking seperti ATM, kartu kredit dll, khususnya untuk tagihan pembayaran kredit untuk memudahkan customer dalam melakukan pembayaran. 6. REFERENSI [1] Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian, Grasindo (Gramedia Widiasarana Indonesia). Jakarta. [2] Hartono, Jogiyanto. 1999. Pengenalan Komputer. Andi. Yogyakarta. [3] Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi. Yogyakarta. [4] Purwanto, Mufid D dan Herlambang, Muhammad Tito. 2002. Membangun Web Server Dengan Linux. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. [5] Rachdian, Adhi dan Sikumbang, Andy. 2002. Mastering CMS Dengan MAMBO/JOOMLA. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. [6] Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Andi. Yogyakarta. [7] Turban, Efraim. 2004. Information Technology for Management: Transforming Organizations in the Digital Economy 4th Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc. [8] Whitten, Jeffrey L. 2004. Metode Desain & Analisis Sistem: Edisi Enam. Andi. Yogyakarta.
32
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dosen Dalam Melanjutkan S3 Dengan Metode Principal Component Analysis (Studi Kasus: Program Studi SI/TI FST UIN) Meinarini Catur Utamia a
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315
e-mail:
[email protected]
ABSTRACT The development of Information System and Informatics Engineering Department since built on 2000 and 2001, has show that there are changing in many fields, such as the employees, the lecturers, the students. According to global information that makes them has a goal in 2015, will be International Islamic Departments, so they have to improve everythings that are component of department. The lectures as one of important component that delivery the material of subjects to the student should develop their selves by taking doctoral degree. The lecturer that wants to get doctoral degree must have several consideration to choose which university that they will get in. Getting knowledge about the reasons to choose university so this research is about knowing factors that influence the lecture to choose university using Principal Component Analysis. The factors are defined as university reputation, living cost, tuition, etc. The result is there are three new factors that consists of cost, the easiest to be graduated, and the university.
Keywords: Factors,Principal Component Analysis. 1.
PENDAHULUAN
Program Studi Sistem Informasi (SI) dan Teknik Informatika (TI) Fakultas Sains Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah berdiri sejak tahun 2002 dan 2001 dengan visi menjadikan Program Studi yang terkemuka, baik secara nasional, kawasan regional maupun internasional. Secara spesifik visinya mengintegrasikan kaidah-kaidah keilmuan, normanorma dan etika keislaman serta keindonesiaan. Program SI/TI UIN Syarif Hidayatullah memiliki tujuan menghasilkan Sarjana Komputer yang memiliki penguasaan teoritis dan metode di bidang Sistem Informasi dan Teknik Informatika. Sejalan dengan perkembangan kegiatan akademik yang berlangsung, peningkatan jumlah mahasiswa Program SI/TI tiap tahunnya sangat signifikan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Gb 1. Jumlah Mahasiswa Prodi Sistem Informasi
Gb 2. Jumlah Mahasiswa Prodi Teknik Informatika Dalam upaya untuk peningkatan kualitas akademik para tenaga pengajar (dosen) dan kaitannya dengan tanggung jawab keilmuan serta keahliannya
33
yang sesuai dengan program studi kepada mahasiswa dan pengembangan diri maka dosen perlu meningkatkan jenjang pendidikannya yang lebih tinggi, yaitu menempuh program Doktoral (Strata 3).
2.
Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation. 3. Pengujian seluruh matrik korelasi yang diukur dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy (MSA). Menurut Singgih Santoso (2012), proses utama análisis faktor mliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis. 2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan pada langkah 1 di atas untuk menentukan variabel-variabel yang dapat dianggap layak untuk masuk tahap analisi faktor, pengujian menggunakan metode Bartlett test of sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy). 3. Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat didapat, kegiatan berlanjut ke proses inti pada análisis faktor, yakni factoring, proses ini akan mengesktrak satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. 4. Intrepretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
Dari jumlah dosen bergelar Master yang berjumlah 57 orang di Prodi SI/TI, diantaranya ada yang sedang menempuh jenjang pendidikan S3. Adapun sumber dana untuk program S3 yang mereka tempuh berasal dari beasiswa serta biaya sendiri. Dosen yang sedang menempuh pendidikan S3 di luar negeri dengan biaya sendiri dapat terjadi karena kurangnya informasi untuk mendapatkan beasiswa pendidikan S3 di luar negeri. Malaysia merupakan tujuan favorit dosen SI/TI yang ingin melanjutkan S3 di luar negeri dengan beberapa pertimbangan diantaranya biaya hidup dan biaya pendidikan relatif lebih murah dibandingkan Eropa atau Australia dan lainnya, juga negeri serumpun dan sebagian besar penduduknya beragama Islam seperti halnya Indonesia serta lokasi studi dekat dengan Indonesia. Sedangkan di dalam negeri, sebagian besar mengambil di Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan pertimbangan yang masuk akal adalah masih satu area dengan tempat tinggal sehingga bisa menghemat biaya serta dekat dengan keluarga sehingga bilamana tidak mendapatkan beasiswa masih bisa diusahakan dengan beaya sendiri. Sehingga faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melanjutkan studi S3 beraneka macam.
Berdasar pendapat Singgih Santoso (2012) bahwa tujuan análisis faktor adalah mengelompokkan sejumlah variabel ke dalam satu atau lebih faktor. Pengelompokan variabel menjadi suatu faktor dinilai berdasar korelasi antar variabel. Jika suatu variable berkorelasi dengan variabel lain maka dapat dikatakan variabel tersebut berbagi varians dengan variabel lain. Varians merupakan akar dari deviasi standar, yakni jumlah penyimpangan data dari rataratanya. Varians total pada sebuah variabel dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Common Variance Varians yang dibagi dengan vaians lainnya atau jumlah varians yang dapat diekstrak dengan proses faktoring. 2. Specific Variance Varians yang berkaitan dengan variabel tertentu saja, jenis varians ini idak dapat dijelaskan dengan korelasi hingga menjadi bagian dari variabel lain, namun varians ini masih berkaitan secara unik dengan satu variabel. 3. Error Variance
Menurut Singgih Santoso (2012), secara prinsip analisis faktor merupakan suatu metode yang digunakan untuk menemukan hubungan (interrelationship) amtar sejumlah variabel-variabel yang awalnya saling independen satu dengan yang lai, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Sebagai contoh, jika ada 10 variabel yang independen satu dengan yang lain, dengan análisis faktor mungkin bisa diringkas hanya menjdai 3 kumpulan variabel baru. Kumpulan variabel baru tersebut disebut faktor, dimana faktor tersebut tetap mencerminkan variabel-variabel aslinya. Menurut Singgih Santoso (2012), prinsip utama análisis faktor adalah korelasi maka asumsiasumsi terkait dengan korelasi yang akan digunakan yaitu : 1. Besar korelasi atau korelasi antar variabel independen harus cukup kuat, misalkan diatas 0,5.
34
Varians yang tidak dapat dijelaskan lewat proses korelasi, jenis ini muncul karena proses pengambilan data yang salah, pengukuran variabel yang tidak tepat. Metode faktorisasi Common Analysis berhubungan dengan common variance dan tepat digunakan untuk mengidentifikasi dimensi yang telah ditentukan, metode faktorisasi Component Analysis berhubungan dengan semua jenis varians dan digunakan untuk mereduksi data. Analisa Faktor dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu a. Exploratory Factor Analysis (EFC) Pada EFC, peneliti tidak atau belum memiliki pengetahuan atau teori atau suatu hipotesis yang menyusun struktur faktor-faktornya yang akan dibentuk atau yang terbentuk sehingga dengan demikian pada análisis faktor eksploratori merupakan teknik untuk membangun teori baru. b. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Merupakan teknik analisis faktor dimana teori dan konsep yang sudah diketahui, dipahami atau ditentukan sebelumnya maka dibuat sejumlah faktor yang akan dibentuk, serta variabel apa saja yang termasuk ke dalam masing-masing faktor yang sudah dibentuk dan sudah pasti tujuannya.
Peneliti berhasil mengidentifikasikan 14 faktor yang berpengaruh, kemudian dengan analisis faktor, 14 faktor berhasil direduksi menjadi 8 faktor baru. Faktor baru ini kemudian diukur korelasinya terhadap kepuasan pelanggan dengan metode analisis regresi. Peneliti lain yaitu Gusti Kurnawan (2010) menganalisis faktor-faktor yang mepengaruhi produktivitas tenaga kerja pada PT Kalimantan Steel Pontianak. Peneliti berhasil mengidentifikasikan 21 faktor, dengan metode analisis faktor, dapat direduksi menjadi 7 faktor bersama. Ummi Zuhara (2010) menggunakan analisis faktor sebagai salah satu metode untuk menganalisis pengelompokan karyawan berdasarkan faktor-faktor kepuasan kerja karyawan di RSU Anwar Medika. Peneliti berhasil membentuk 3 faktor bersama yang kemudian menjadi input metode lainnya. 2.1.3 Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam meneruskan studi lanjut S3 sehingga output wawacara yang diharapkan adalah faktor-faktor yang teridentifikasi. Adapun faktor-faktor yang berhasil diidentifikasikan dari hasil wawancara dari seorang
PENGUMPULAN DATA
2.
METODOLOGI PENELITIAN Tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3,4 dan 5 serta uraian tahapan penelitian dapat dilihat berikut ini 2.1 Pengumpulan Data Dalam melakukan pengumpulan data, penulis melakukan beberapa cara yaitu. 2.1.1 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep yang berkaitan dengan penelitian yaitu teori analisis faktor yang akan digunakan untuk membentuk faktor-faktor yang sekiranya akan mempengaruhi dosen dalam melanjutkan studi S3 dengan metode Principal Component Analysis (PCA) sebagai metode faktorisasi/ekstrak. Mempelajari juga SPSS yang akan digunakan sebagai tool mengolah data serta bagaimana mengintepretasikan serta mempelajari pembuatan kuisioner sebagai alat untuk mendapatkan respon sampel guna membentuk faktorfaktor nantinya. 2.1.2 Studi Literatur Sejenis Berikut beberapa hasil penelitian sejenis dengan peneltian yang dilakukan oleh penulis yaitu Harentama Fardhani (2010) yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan masyarakat pada pelayanan badan pelayanan perijinan terpadu kota Semarang.
STUDI PUSTAKA
WAWANCARA
STUDI LITERATUR
KUISIONER
dosen yang baru saja diterima di salah satu universitas di Malaysia, yatu reputasi universitas, biaya hdup, biaya kuliah, beasiswa, jarak, makanan, budaya, mudah lulus, bahasa dan fasilitas lengkap. 2.1.4 Menyebarkan Kuisioner Kuisioner disebar ke Dosen-dosen Prodi SI dan TI Fakultas Sains dan Teknologi dengan menggunakan skala Likert yaitu menggunakan lima tingkat skala sesuai alternative jawaban serta berisikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada faktor-faktor yang telah ditetapkan penulis sebelumnya. 2.2 Pengolahan Data Data yang telah berhasil dikumpulkan, selanjutnya akan diolah melalui SPSS versi 16. Adapun tahap pengolahan data melalui SPSS versi 16 mengacu pada Singgih Santoso (2012) yaitu uji
35
reliabilitas dan validitas, menilai variabel yang layak, proses factoring dan rotasi 2.3 Analisis Hasil Pengolahan Data Setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan SPSS versi 16, dilakukan analisis terhadap hasil setiap tahapan proses analisis faktor. 2.4 Kesimpulan dan Saran Dari analisis hasil pengolahan data akan diambil kesimpulan dan saran-saran. RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
PENGUMPULAN DATA
1
PENGOLAHAN DATA
2
Tabel 3 menunjukkan hasil uji Bartlett Sphericity Tabel 3 Hasil Uji Bartlett Sphericity ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN DAN SARAN
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square Df Sig.
Gb 3. Sistematika Penulisan1
2
PENGOLAHAN DATA
UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS Ya
Tidak
1
ANALISIS FAKTOR
UJI BARTLETT SPHERICTY Ya
Tidak
1
UJI MSA Tidak Ya
PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS
FAKTOR SET BARU
PENAMAAN FAKTOR
Gb 5. Sistematika Penulisan3
36
.575 171.080 78 .000
4. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data disini merupakan pengolahan data hasil kuisioner dengan menggunakan SPSS versi 16. Pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 4.1 Uji Reliabilitas Melakukan uji realibilitas pertanyaan kuisioner. Butir pertanyaan kuisioner dikatakan reliabel bila jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten. Tabel 1 menunjukkan hasil olahan SPSS berupa korelasi antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang ditunjukkan dengan Cronbach’s Alpha Tabel 1
Tabel 5 Hasil Uji PCA Component Matrix
4.2 Uji Validitas Mengukur valid tidaknya suatu kuisioner. Tabel 2 menunjukkan hasil olahan SPSS berupa korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dan total skor yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi. Tabel 2 Uji Validitas
Tabel 6 Hasil Uji Rotasi 4.3 Analisis Faktor 4.4 Proses Faktorisasi dan Rotasi Tabel 4 Hasil Uji PCA Communalities
37
3.
4.
5.
Setelah dilakukan uji anti image terdapat tiga faktor yang dianggap tidak layak untuk dianalisis yaitu reputasi universitas, biaya dan kemudahan lulus. Setelah dilakukan faktorisasi PCA dan rotasi, didapatkan tiga faktor set baru yaitu fator 1 terdiri atas biaya hidup dan biaya kuliah; faktor 2 terdiri atas support keluarga, motivasi belajar, sarana dan prasarana, kurikulum; faktor 3 terdiri atas status, jarak, bahasa, budaya, cuaca Berdasrkan faktor yang menyusunnya maka faktor 1 penulis beri nama faktor biaya, faktor 2 penulis mengidentifikasikannya sebagai kemudahan lulus serta faktor 3 penulis memberi nama faktor universitas.
DAFTAR PUSTAKA [1] Singgih Santoso. 2012. “Aplikasi SPSS pada Statisik Multivariat”. Jakarta. Elex Media Komputindo [2] Drs Danang Sunyoto, SE., SH., MM. 2011. ” Analisis Regresi dan Uji Hipotesis”. Jakarta. CAPS
Tabel 7 Hasil Akhir
[3] Abdul Hakim. 2010. ”Statistika Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis”. Yogyakarta. Ekonisia [4] Borang Akreditasi Fakultas. 2011 [5] Borang Akreditasi Sistem Informasi. 2011 [6] Borang Akreditasi Teknik Informatika. 2011 [7] Ummi Zuhara. 2010. ” Analisis Pengelompokkan Karyawan Berdasarkan Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Karyawan di RSU Anwar Medika”. Surabaya. ITS
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang ditetapkan yaitu reputasi universitas, kurikulum, sarana dan prasarana, kemudahan lulus, biaya kuliah, status, support keluarga, motivai belajar, beasiswa, jarak, bahasa, cuaca, budaya dan biaya hidup. 2. Kuisioner sebagai alat untuk mendapatkan respon dari dosen SI/TI terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi dosen dalam melanjutkan studi S3 reliabel dan valid.
[8] Gusti Kurniwan. 2010. ”Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Produktivitas pada PT Kalimantan Steel Pontianak”. [9] Harentama Fardhani. 2010. ” Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Masyarakat pada PelayananBadan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang”. Semarang. UNDIP
38
Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway dalam melihat Nilai Akhir Mata Kuliah “Studi Kasus : Mata Kuliah Algoritma Pemrograman dan Struktur Data” Sarip Hidayatuloha dan Hendra Bayu Susenob a,b
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Telp : (021) 7493315 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT Shorts message service which known SMS is one of the feature that high frequent use in seluler ponsel, especially for college e students. They can use this feature for get information about SMS application which made relation from handphone to computer server that known with SMS gateway.To give a better services for college students this application is made, especially give information about their final score that very usefull. College student did’t have to come to their college, they just sent a message then the system will give response. This research using development waterfall system method. About SMS gateway which give information about final score from SMS system. Keywords : SMS gateway, student, handphone, Waterfall, computer server, and final score
1. PENDAHULUAN
1.
Akademik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari segala kegiatan yang ada di Universitas khususnya Fakultas Sains dan Teknologi dimana segala kegiatan mulai dari pelayanan surat menyurat mahasiswa, pelayanan PKL, pendaftaran sidang skripsi, dan melihat nilai akhir mahasiswa itu ada di akademik. Untuk itulah peneliti mengajukan judul penelitian, analisa dan perancangan sistem informasi akademik berbasis SMS gateway dalam melihat nilai akhir mata kuliah “studi kasus mata kuliah algoritma pemrograman dan struktur data” sebagai langkah untuk meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa khususnya dalam melihat nilai akhir mahasiswa tanpa harus datang ke fakultas, cukup dengan mengirim SMS yang tidak mengenal jarak dan waktu.
2.
1.1. Masalah Penelitian Dari uraian di atas penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang ada, diantaranya :
39
Melakukan analisa terhadap sistem manual dalam proses melihat nilai akhir mahasiswa Merancang suatu tampilan yang menarik dan mudah digunakan dalam melihat nilai akhir mahasiswa berbasis SMS gateway
1.2. Rumusan Masalah Pertanyaan yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana merancang sistem informasi akademik berbasis SMS gateway dalam melihat nilai akhir mahasiswa ? 2. Bagaimana sistem informasi akademik yang dibangun dapat membantu dalam melihat nilai akhir mahasiswa dimanapun dan kapanpun tanpa mengenal jarak dan waktu? 3. Bagaimana sistem informasi yang dibangun dapat mengefisienkan waktu dan menghemat biaya ? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk :
1.
2.
3.
Merancang sistem informasi akademik berbasis SMS gateway dalam melihat nilai akhir mahasiswa Membantu memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa khususnya mahasiswa fakultas sains dan teknologi program studi teknik informatika pada mata kuliah algoritma pemrograman dan struktur data Mengefisienkan waktu dan menghemat biaya, jika dibandingkan harus datang ke kampus setiap mahasiswa ingin melihat nilai
tersebut diterima oleh software quality assurance (SQA) group. Sesuai dengan namanya waterfall (air terjun) maka tahapan dalam model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum yang lainnya. Selain itu dari satu tahap kita dapat kembali ke tahap sebelumnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Meskipun jumlah tahapan dalam waterfall dalam berbagai literatur berbeda-beda, pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama saja.
1.5. Manfaat Penelitian Memberikan rancangan usulan sistem informasi akademik dalam melihat nilai akhir mahasiswa yang cepat, tepat dan akurat, khususnya pada mata kuliah algoritma pemrograman dan struktur data.
Tahapan utama dalam proses pengembangan sistem menggunakan model waterfall terlihat pada gambar (Whitten et al. 2004).
2. LANDASAN PEMIKIRAN SMS (Short Message Service) adalah sebuah standar teknologi yang digunakan untuk pengiriman pesan teks pada telepon seluler mulai generasi kedua (2G). Short Message Service (SMS) merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi tanpa kabel, memungkinkan dilakukannya pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antara terminal pelanggan dengan sistem eksternal seperti email, paging, voice mail, dan lain-lain (Rosidi, 2004).
System Initation
System Analysis
System Design
System Implementation
2.1 Gammu (Modul SMS gateway) Gambar 1 waterfall Model
Gammu adalah sebuah modul atau proyek yang terdiri atas aplikasi, script, dan driver untuk mengatur berbagai macam fungsi pada telepon selular atau alat yang sejenis. Gammu adalah sebuah proyek yang telah stabil dan matang yang support dengan berbagai macam model telepon selular yang beredar di pasaran (Ludfi et al. 2010).
2.4. Hipotesis Merujuk pada rumusan masalah, diduga sistem informasi akademik berbasis SMS gateway dalam melihat nilai akhir mahasiswa dapat dijabarkan : 1 :
2.3. Waterfall Waterfall life-cycle model pertama kali diperkenalkan oleh Royce pada tahun 1970 (R.Stephen, 2005). Waterfall merupakan suatu proses yang direkayasa secara logik untuk mengembangkan sistem dari tahap perencanaan sampai penerapan, yang memiliki karakteristik utama yaitu tidak akan ada fase yang selesai hingga dokumentasi dari fase tersebut selesai dibuat dan produk yang dihasilkan pada fase
2:
3: :
40
Diduga sistem informasi akademik berbasis SMS gateway dalam melihat nilai akhir mahasiswa dapat dirancang dengan metode pengembangan sistem waterfall Diduga sistem informasi akademik berbasis SMS gateway dalam melihat nilai akhir mahasiswa dapat membantu dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa tanpa mengenal jarak, waktu, dimanapun dan kapanpun. Diduga sistem informasi akademik berbasis SMS gateway dalam melihat
nilai akhir mahasiswa dapat mengefisienkan waktu dan menghemat biaya.
mahasiswa, mata kuliah berikut nilai dan data dosen yang mengampu 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Gambaran alur kerja sistem yang sebelumnya berjalan
3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian rekayasa sistem dengan metode pengembangan sistem waterfall mengenai SMS gateway yang berfungsi untuk memberikan solusi dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa khususnya dalam melihat nilai mata kuliah algoritma pemrograman dan struktur data.
MAHASISWA
STAFF AKADEMIK
Mulai
Menanyakan nilai untuk melihat nilai akhir
Menanyakan prodi dan semester Tidak ada
Mengecek Nilai
3.1. Studi Pustaka Nilai Akhir Mahasiswa
Metode studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang dijadikan sebagai acuan perancangan sistem informasi akademik berbasis SMS gateway dalam melihat nilai akhir mahasiswa ini. Referensi-referensi tersebut berasal dari bukubuku pegangan maupun publikasi hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
ada
Selesai
3.2. Observasi Gambar 2 Flowchart sistem yang sebelumnya berjalan
dalam mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan sistem (sistem requirements) peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi di tempat penelitian. Penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan saat ini. Hal ini perlu dilakukan agar penulis dapat melakukan analisis terhadap sistem yang telah berjalan serta menentukan rancangan sistem baru yang akan dibangun agar tetap sinkron dengan sistem yang sudah ada.
Uraian Sistem yang sebelumnya berjalan : 1. Mahasiswa datang kebagian akademik untuk menanyakan nilai yang sudah diberikan dosen kepada pihak akademik. 2. Staff akademik menanyakan program studi dan semester kepada mahasiswa yang ingin melihat nilai tersebut 3. Staff akademik mengecek keberadaan nilai, jika ada maka akan diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan dan jika tidak ada maka akan diberitahukan kepada mahasiswa tersebut.
Selain sistem requirements, pada langkah ini peneliti juga mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk perancangan sistem informasi berbasis SMS gateway.
4.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa kegiatan atau aktivitas bisnis yang dilakukan di Fakultas Sains dan Teknologi masih menggunakan cara manual, sehingga dapat memungkinan munculnya masalah-masalah sebagai berikut:
4. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada penelitian ini terdapat data yang satu dengan lainnya saling berkaitan diantaranya data
41
1.
2.
Waktu melihat nilai akhir yang dibutuhkan cukup lama, karena staf akademik harus mencari file nilai dan bergantian dengan mahasiswa lain yang akan melihat nilai. Keamanan data tidak terjamin, karena sangat memungkinkan file itu hilang ataupun rusak. Hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi mahasiswa yang ingin melihat nilai akhir.
2.
Uraian format pesan usulan untuk mahasiswa 1. SMS Nilai Memberikan informasi nilai akhir mahasiswa pada mata kuliah algoritma pemrograman dan struktur data :Keyword : Nilai (spasi) algo (spasi) NIM Contoh : Nilai algo 0072020222 Balasan : Nilai Algoritma dengan NIM 007202022 = 80 (A) 2. SMS Error Sistem : Contoh : Nilai algo 0072020222 Balasan : Format yang anda ketikkan salah. Silahkan ketik HELP untuk bantuan
4.3. Kebutuhan Sistem Kebutuhan sistem yang diperlukan untuk mempermudah melihat nilai akhir mahasiswa khususnya pada mata kuliah algoritma pemrograman dan struktur data adalah: 1. Kemudahan dalam melihat nilai akhir mahasiswa 2. Nilai akhir mahasiswa tersimpan dalam sistem terkomputerisasi. Dari hasil analisis terhadap sistem yang sebelumnya berjalan dan identifikasi masalah, maka rancangan sistem yang diusulkan untuk memperbaiki kekurangan dalam sistem informasi akademik dalam melihat nilai akhir mahasiswa akan digambarkan dibawah ini.
Kebutuhan komponen perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini diantaranya : 1. Bahasa Pemrograman, Dalam pembuatan interface aplikasi, peneliti mengusulkan menggunakan PHP versi 5.0. Interface yang dibuat ini berfungsi untuk mengelola pesan, mengelola data dan membuat laporan. 2. Basis Data, Dalam penyimpanan data, pesan masuk dan pesan keluar serta untuk pengelolaan data informasi reservasi lainnya peneliti mengusulkan menggunakan MySQL. 3. Web Server, Peneliti mengusulkan menggunakan paket software XAMPP sebagai web server yang mana sudah terdapat PHP, MySQL dan server Apache di dalamnya. 4. Dreamweaver Digunakan sebagai tools untuk mengedit file html, php, dan desain user interface. 5. Engine SMS gateway, berfungsi menerima pesan dari penumpang melalui telepon seluler (ponsel) dan mengelolanya menjadi data untuk di proses oleh basis data. Penulis menggunakan Gammu sebagai engine SMS gateway. 6. Sistem Operasi, Sistem Operasi yang peneliti usulkan adalah Windows XP SP2. 7. Web browser, Web browser yang diusulkan Mozilla Firefox.
Start
Input SMS Nilai <spasi> Algo <spasi>NIM
Pengolahan Nilai Akhir Mahasiswa
menuliskan SMS dengan format, Nilai <spasi> Algo <spasi> NIM Server dengan otomatis akan membalas sms mahasiswa dengan informasi nilai akhir mahasiswa tersebut
Nilai
Informasi Nilai Akhir Mahasiswa
End
Gambar 3. Flowchart sistem proses pengolahan Nilai Uraian Sistem usulan untuk mahasiswa 1. Mahasiswa dapat melihat informasi nilai akhir mahasiswa dengan cara
42
Kebutuhan komponen perangkat keras yang digunakan, diantaranya : 1. Prosesor Intel Pentium 1.73 Ghz 2. Memori 512 MB 3. Hard disk 40 GB 4. USB Port dan Kabel data 5. Telepon Seluler Nokia 5000 dan SIM Card GSM
Rancangan database menggunakan tools ERD adalah bentuk relasi yang terjadi antara tabel, bagian bentuk relasi dan tingkat relasi. Berikut ini adalah ERD dari aplikasi yang diusulkan : Mahasiswa
Admin
*NIM Nama
4.4. Perancangan Sistem Untuk mengatasi masalah yang telah didapatkan dari hasil proses analisis maka dilakukanlah proses perancangan yang terdiri dari: Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Rancangan Tampilan (Interface).
* Id_Pengguna Username Password
Mengolah
Mengambil
4.4.1. Data Flow Diagram Data Nilai Admin
Diolah
Mata_Kuliah
Nilai
*Kode_MK Mata_Kuliah
Kode_MK NIM Nilai
Memiliki
Check status nilai Update data nilai
Help Request Nilai
Mahasiswa
Gambar 6. Entity Relationship Diagram (ERD)
Sistem Informasi Akademik dalam melihat Nilai Akhir Mahasiswa
Tampilan menu pengguna digunakan untuk sarana konsultasi. Dimana terdapat tiga pilihan yang dapat dijawab oleh pengguna dimana masing-masing mempunyai nilai untuk mendapatkan faktor kepastian.
Informasi SMS Bantuan Informasi Nilai
Gambar 4. Diagram Konteks Mahasiswa dapat memperoleh informasi nilai dengan mengirim request SMS informasi nilai pada mata kuliah algoritma pemrograman dan struktur data, kemudian sistem akan membalas SMS berupa informasi nilai akhir mahasiswa yang bersangkutan tersebut berdasarkan datadata yang telah di inputkan oleh admin. Request info nilai
Mahasiswa
1.0 Simpan SMS
SMS masuk
4.5. Perancangan Tampilan
LOGIN USER
Inbox
Username :
SMS olah
2.0 Olah SMS
Password :
Outbox
SMS info nilai
SMS
Login
Admin
Data nilai
3.0 Update Data
Data Nilai
Reset
Nilai
Gambar 7. Tampilan Login SMS info nilai
Reply SMS
4.0 Balas SMS
SMS status
sentitems
Gambar 5. Diagram Level 1 4.4.2 Rancangan Basis Data
43
2. Nama Aplikasi
Logo
Home Inbox Outbox Pesan Terkirim
Sistem informasi akademik dalam melihat nilai akhir mahasiswa yang dirancang dapat mengefisienkan waktu dan menghemat biaya dengan cara mahasiswa cukup mengirim sms untuk melihat nilai akhirnya tanpa harus datang ke fakultas.
REFERENSI
Nilai Mata Kuliah
[1] Balter, Alisan, Mastering Access 95 Development, Sams, 1996 [2] Griffiths, Gary, Structured System Analysis Technicues, Prentice Hall, 1998 [3] HM, Yogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta, Andi Offset, Cetakan Keempat, 1995 [4] Jeffry L Whitten, Metoda Design dan Analisa Sistem, McGraw-Hall, Edisi keenam, 2004 [5] Kristianto, Harianto, Konsep dan Perancangan Database, Yogyakarta, Andi Offset, Edisi Pertama, 1993 [6] Pressman, Roger S, Software Enggineering, McGraw-Hall, Edisi Kedua, 1987 [7] Stephans, Ryan K, Teach Yourself SQL in 21 Days, Sams, Edisi Kedua, 1997 [8] Wahidin, Aplikasi SMS dengan PHP untuk Orang Awam, Maxikom, 2010
Ubah Password Logout
Gambar 8. Tampilan Halaman utama
5. KESIMPULAN Dari analisa yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan : 1.
Sistem informasi akademik dalam melihat nilai akhir mahasiswa yang dirancang dapat membantu dalam melayani kebutuhan mahasiswa dimanapun dan kapanpun mahasiswa ingin mengetahui nilai akhirnya dikarenakan sudah terintegrasi dengan sistem SMS gateway, sehingga mahasiswa cukup mengirim SMS dan sistem akan mereplay sesuai dengan permintaannya.
COPYRIGHT 2013
44
Perancangan Model Sistem Otomatisasi Pengajuan Angka Kredit Dengan Menggunakan Togaf Architecture Development Method (Studi Kasus: Badan Pemeriksa Keuangan RI) Farian Gustarto Wibowo, Eko Nugroho, Wing Wahyu Winarno Chief Information Officer, Magister Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Email:
[email protected]
ABSTRACT BPK issued regulations on Functional Auditors (JFP) as a step to improve the competence of its Auditors. This step is done to improve the quality of test results in an effort that the State finances are managed in a transparent and accountable. Auditors has a hierarchy and rank are determined based on credit score owned Auditors. Submission, assessment, and determination of the number of credit Auditors BPK still using manual system and be done with self assessment and cause problems for Auditors who are directly or can inhibit hierarchy and rank. Automation systems filing credit score is very important in helping the Auditors to submit credit score calculation to support continuity and tenure ladder. In order for the system integration to work, it needed a tool or framework, which in this study using the TOGAF ADM. This study focuses on how to design a model system integration applications available as an integrated system that automates the assessment and filing credit score. Key words: Credit Score, Automation, Integration, TOGAF ADM.
dasar organisasi dan sistem yang ada secara keseluruhan atau sering disebut arsitektur enterprise.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan peraturan BPK Nomor 04 tahun 2010, pemeriksa mempunyai jenjang jabatan dan kepangkatan yang berbeda dengan PNS selain pemeriksa. Penetapan jenjang pemeriksa untuk pengangkatan dalam jabatannya ditetapkan berdasarkan dari jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Penetapan angka kredit dilakukan setelah ada pengajuan angka kredit oleh pemeriksa kepada pejabat pengusul dan dilakukan direviu oleh pejabat pengusul tersebut. Pengajuan angka kredit dilakukan secara self assessment. Permasalahan yang timbul dalam proses pengajuan yang dilakukan secara self assessment antara lain keengganan pemeriksa untuk mengumpulkan dan menghitung sendiri angka kredit. Dalam sistem manual, pemeriksa mengumpulkan dan menghitung angka kredit secara manual dengan menggunakan aplikasi Office seperti Excel dan Word yang memakan waktu lama. Sistem otomatisasi pengajuan angka kredit menjadi sangat penting dalam membantu pemeriksa dalam mengajukan perhitungan angka kredit. Agar integrasi sistem tersebut dapat berjalan, maka dibutuhkan sebuah tools atau framework yang dapat digunakan untuk membantu menyediakan struktur
1.2 Perumusan Masalah Bagaimana merancang sebuah model suatu sistem terintegrasi yang mengotomatisasi penilaian dan pengajuan angka kredit pada BPK. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah merancang suatu model sistem otomatisasi pengajuan angka kredit menggunakan metode TOGAF ADM.
II. LANDASAN TEORI 2.1 Enterprise Architecture Enterprise Architecture adalah sebuah “master plan” yang bertindak sebagai kolaborator dari beberapa aspek diantaranya aspek perencanaan bisnis seperti tujuan, visi, misi, dan prinsip tata kelola yang baik; aspek operasi bisnis seperti, struktur organisasi, tugas dan kegiatannya; aspek otomatisasi seperti sistem informasi dan database, dan infrastuktur teknologi yang mendukung bisnisnya seperti computer, jaringan dan sistem operasi. [4] 2.2 TOGAF ADM
45
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan framework yang berawal dari Technical Architecture for Information Management (TAFIM) di AS. Kerangka kerja ini diadopsi oleh forum Open Group dimana spesifikasi pertama TOGAF diperkenalkan pada tahun 1995 [5]. Salah satu kelebihan framework TOGAF ini adalah karena sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source [2]. TOGAF memberikan metode yang detil mengenai bagaimana membangun, mengelola, dan mengimplementasikan Enterprise Architecture dan sistem informasi yang disebut dengan ADM.
h. Phase G: Implementation Governance. Menentukan persiapan untuk implementasi. i. Phase H: Architecture Change Management. Memonitor sistem yang sedang berjalan untuk kepentingan perubahan dan menentukan tahapan siklus.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian
3.2 Tempat dan Bahan Penelitian Penelitian dilakukan di kantor BPK baik di pusat maupun di perwakilan BPK terdekat dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan pemodelaan arsitektur enterprise. Sedangkan obyek penelitian ini adalah BPK
Gambar 1. TOGAF ADM Metodologi untuk desain arsitektur didalam TOGAF ADM yaitu yaitu: a. Tahap persiapan (Preliminary Phase): Mendefinisikan kerangka dan prinsip. b. Phase A: Architecture Vision. Mendefinisikan scope, vision dan memetakan strategi. c. Phase B: Business Architecture. Mendeskripsikan bisnis arsitektur saat ini dan sasaran dan menentukan celah (gap) di antara mereka. d. Phase C: Information System Architecture. Mengembangkan arsitektur sasaran untuk data dan aplikasi. e. Phase D: Technology Architecture. Menciptakan sasaran keseluruhan arsitektur yang akan diterapkan pada tahapan kedepan. f. Phase E: Opportunities and Solutions. Mengembangkan strategi keseluruhan, menentukan apa yang akan dibeli, membangun atau penggunaan ulang, dan bagaimana menerapkan arsitektur yang dideskripsikan di phase D. g. Phase F: Migration Planning. Mendahulukan proyek dan mengembangkan migrasi yang terencana.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fase Preliminary : Framework and Principles Fase preliminary merupakan tahap awal yang merupakan tahap persiapan perencanaan arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses pemodelan arsitektur dapat terarah dengan baik. Framework yang digunakan adalah framework TOGAF ADM yang mencakup 8 (delapan) fase, yaitu: a. Architecture Vision b. Business Architecture c. Information System Architecture d. Technology Architecture e. Opportunities and Solutions f. Migration Planning g. Implementation Governance h. Change Mana`ement 4.2 Architecture Vision Visi arsitektur ini digambarkan merupakan sasaran yang ingin dicapai dari perancangan model sistem otomatisasi angka kredit pada BPK RI. Sistem otomatisasi angka kredit masuk dalam rencana strategis TI BPK. Kegiatan ini menjadi bagian dari bentuk dukungan TI. Sasaran yang ingin dicapai dari sistem otomatisasi angka kredit adalah mempermudah pemeriksa dalam proses pengajuan
46
angka kredit dan mempercepat proses pengajuan angka kredit mulai dari pengajuan sampai dengan penetapan angka kredit. 4.3 Business Architecture Pada Fase ini bertujuan untuk memahami kondisi saat ini dari proses penerapan pengajuan angka kredit yang ada di BPK dan selanjutnya dibuat usulan perbaikan dengan permodelan arsitektur bisnis. 4.3.1 Kondisi Saat Ini Secara umum kondisi saat ini pada proses pengajuan angka kredit sampai dengan penetapan angka kredit dapat dilihat pada gambar 3. 4.3.2 Usulan Perbaikan Usulan perbaikan tahap ini dilakukan dengan membuat pemodelan bisnis. Pemodelan bisnis menggambarkan fungsi bisnis dalam enterprise. 1. Permodelan Bisnis Permodelan bisnis dimaksudkan bahwa proses membuat sebuah model bisnis yang merupakan bentuk representatif yang mendefinisikan proses dalam sebuah enterprise. 2. Stake holder Proses Bisnis Stake holder Proses Bisnis yang diajukan terdiri dari beberapa actor, yaitu pemeriksa, pejabat pengusul, verifikator, administrator SMP, administrator SISDM, dan administrator SISDUPAK. Secara Umum hubungan masing-masing kelompok dari stakeholder dengan fungsi bisnis dapat digambarkan menggunakan pemodelan use case diagram pada gambar 4.
Gambar 4. Use Case Diagram Sistem Otomatisasi Angka Kredit 3. Identifikasi Fungsi Bisnis Pendefinisian area bisnis sistem otomatisasi pengajuan angka kredit pada BPK digambarkan dengan menggunakan value chain Michael Porter [6] yang tertuang dalam gambar 5.
Gambar 5. Value Chain Sistem Otomatisasi Angka Kredit
47
Gambar 3. Bagan alur mekanisme pengajuan, pengusulan dan penilaian angka kredit
Berdasarkan gambar maka deskripsi dari fungsi bisnis tersebut adalah sebagai berikut: a. Aktivitas Utama 1) Proses Pengajuan Angka Kredit (PEAK) 2) Proses Persetujuan dan Pengusulan Angka Kredit (P3AK) 3) Proses Validasi Angka Kredit (PEVAK) 4) Proses Penetapan Angka Kredit (PAK) b. Aktivitas Pendukung 1) Manajemen Sumber Daya Manusia 2) Manajemen Teknologi dan Infrastruktur 3) Manajemen Aplikasi4. Proses Bisnis Organsisasi Berikut uraian proses bisnis sistem otomatisasi pengajuan angka kredit pada BPK sebagai berikut: a. Aktivitas Utama 1) Proses Pengajuan Angka Kredit (PEAK)
Gambar 6. Pemodelan PEAK 2) Proses Persetujuan dan Pengusulan Angka Kredit (P3AK)
48
Gambar 10. Pemodelan PAK b. Aktivitas Pendukung 1) Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) Kegiatan-kegiatan yang diinput dalam SMP yang mendukung dalam sistem otomatisasi angka kredit merupakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemeriksaan antara lain: a) Penyusunan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP) (B1); b) Perencanaan Pemeriksaan (P2) (B2); c) Pelaksanaan Pemeriksaan (B3); d) Pelaporan Hasil Pemeriksaan (B4); 2) Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) Kegiatan-kegiatan yang diinput dalam SISDM yang mendukung dalam sistem otomatisasi angka kredit Pemeriksa antara lain: a) Pendidikan Sekolah untuk memperoleh ijazah/gelar (A1); b) Pendidikan dan pelatihan (Diklat) fungsional di bidang pemeriksaan serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat (A2); 3) Sistem DUPAK (SISDUPAK) SISDUPAK ini merupakan aplikasi yang nantinya akan menginput kegiatan-kegiatan yang mendukung sistem otomatisasi DUPAK yang belum di-cover oleh sistem pendukung lainnya, antara lain: a) Pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di Bidang Pemeriksaan (C1); b) Penerjemahan/Penyaduran Buku dan Bahanbahan Lainnya di Bidang Pemeriksaan (C2);
. Gambar 7. Pemodelan P3AK 3) Proses Validasi Angka Kredit (PEVAK)
Gambar 8. Pemodelan PEVAK untuk Verifikator dari SDM
Gambar 9. Pemodelan PEVAK untuk Pemeriksa 4) Proses Penetapan Angka Kredit (PAK)
4.4 Information System Architecture 4.4.1 Arsitektur Data Perancangan arsitektur data bertujuan untuk menjelaskan kebutuhan data yang akan digunakan pada arsitektur aplikasi. 1. Mendefinisikan entitas
49
Pendefinisian entitas berdasarkan pada fungsi bisnis yang telah didefinisikan dalam value chain sebelumnya. Kandidat entitas yang diperoleh adalah:
4.4.2
Technology Architecture
Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan platform teknologi saat ini, dan mengusulkan arsitektur teknologi berdasarkan teknologi yang dipakai saat ini. 4.4.3 Aliran Informasi antar sistem informasi Merupakan aliran informasi antara sistem pendukung dengan sistem seperti terlihat pada gambar 12. Gambar 11. Class Diagram Entitas Data 5.
Arsitektur Aplikasi Dalam tahapan ini akan diuraikan tentang pemodelan bisnis, permasalahannya, serta solusi yang diusulkan untuk mendukung fungsi bisnis terlihat pada table 1.
Gambar 12. Aliran Informasi pada sistem otomatisasi angka kredit 4.5 Platform Aplikasi Platfon aplikasi yang diusulkan dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Platfon aplikasi sistem otomatisasi angka kredit 4.6 Infrastuktur Topology Infrastruktur topology yang diusulkan terlihat pada gambar 14.
Tabel 1. Daftar Permasalahan yang timbul dan solusi aplikasinya Dari permasalahan yang dijelaskan pada Tabel 1, maka application portofolio yang dapat diajukan untuk mengurangi permasalahan yang timbul dalam proses sistem otomatisasi angka kredit adalah: Gambar 14. Topografi Infrastruktur dan Jaringan Sistem Otomatisasi Angka Kredit
50
Sedangkan kebutuhan infrastruktur yang dibutuhkan sebagai berikut:
4.8.1
4.8.2 Faktor Penentu Sukses Faktor-faktor yang menjadi penentu kesuksesan dari implementasi sistem ini, antara lain: 1. Komitmen dari manajemen entitas organisasi yang cepat dan konsisten dalam mempercepat perubahan sistem. 2. Ketersediaan sumber daya, teknologi dan infrastruktur. 3. BPK harus menyusun Standard Operation Prosedure (SOP)
4.7 Opportunities and Solutions Dijelaskan mengenai bagaimana mengevaluasi gap analysis yang menggambarkan kondisi saat ini dengan yang akan datang. 4.7.1
Tabulasi Gap Sistem Informasi
4.7.2
Tabulasi Gap Teknologi
Urutan Implementasi Aplikasi
4.9 Implementation Governance Institusi atau satuan kerja yang diusulkan dapat dilihat seperti pada gambar 15.
Gambar 15. Satuan Kerja pada Sistem Otomatisasi Angka Kredit 4.10 Change Management Perubahan pada tingkat sumber daya manusia, untuk mengubah secara langsung perilaku pegawai terutama sumber daya di bidang TI, pemeriksa melalui peningkatan ketrampilan dan kedisiplinan dalam bekerja, persepsi dan pengharapan dalam melaksanakan tugas dengan lebih efektif. Perubahan tingkat organisasi, adalah adanya perubahan budaya organisasi dan adanya semangat perubahan dalam melaksanakan suatu sistem ke arah yang lebih efektif dan efisien. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa perubahan teknologi dalam proses pekerjaan, metode-metode dan perlengkapan organisasi.
4.8 Migration Planning Pada tahapan ini mengajukan usulan perencanaan mengenai proses peralihan dari sistem lama ke yang baru agar penerapan sistem informasi yang akan dikembangkan.
51
1. Tatakelola harus diawali dengan perencanaan yang matang oleh manajemen puncak dari BPK dengan cara membuat rencana kegiatan. 2. Pembangunan aplikasi yang mendukung sistem otomatisasi harus dilaksanakan secara bertahap dan cepat sesuai dengan tahapan dan urutan implementasi pembangunan aplikasi yang telah disusun.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Simpulan yang dapat diuraikan berdasarkan tahapan perancangan model sistem otomatisasi angka kredit yaitu sebagai berikut: 1. Pemodelan bisnis memiliki aktivitas utama yaitu PEAK, P3AK, PEVAK dan PAK, sedangkan aktivitas pendukung meliputi Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Aplikasi, Manajemen Teknologi dan Infrastuktur. 2. Hasil yang diperoleh dari perancangan model arsitektur sistem informasi terdiri dari 10 entitas data, 7 entitas bisnis dan 4 aplikasi yang dapat diimplementasikan dalam satu tahun. 3. Arsitektur teknologi terutama infrastructure topology merupakan gambaran infrastruktur yang ada di BPK saat ini, dan bisa digunakan sebagai infrastruktur yang mendukung sistem otomatisasi angka kredit. 4. Aplikasi pendukung SMP dan SISDM dapat dijadikan salah satu masukan dalam pembangunan sistem otomatisasi angka kredit.
VI. DAFTAR PUSTAKA [1].
[2]. [3]. [4]. [5]. [6].
5.2 Saran Beberapa saran yang dapat diberikan:
52
Khairina, D. M. "Enterprise Architecture Planning Untuk Pengembangan Sistem Informasi Perguruan Tinggi.".2012. Setiawan, E. B. "Pemilihan EA Framework." Institut Teknologi Telkom. 2009. Obrien, J. A. Introduction to Information Systems, McGraw-Hill Irwin.2005. Schekkerman, J. "Enterprise Architecure Validation."2004. Josey, A. dan T. O. Group. "TOGAF version 9.1 Enterprise Edition." The Open Group .2011. Porter M. 1985, Competitive Advantage : Creating and Sustaining SuperiorPerformance for Analyzing Industries and Competitor, The Free Press.1985
Optimalisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Dosen Menggunakan Tahapan IT Master Plan Fitroh Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Telp : (021) 7493315 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Tulisan ini diilhami oleh dasar pemikiran dengan melihat hasil penelitian yang telah saya lakukan tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (studi kasus pada Progam Studi Sistem Informasi FST UIN Jakarta), dihubungakan dengan adanya IT Master Plan (Rencana Strategis Teknologi Informasi & Manajemen Risiko Teknologi Informasi) yang biasa digunakan oleh perusahaan yang ingin go public yang berorientasi pada bisnis, dimana untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan akan mengoptimalkan divisi yang menjadi tolok ukur untuk keberhasilannya yaitu pada divisi TI, sehingga disusunlah sebuah usulan IT Master Plan untuk mensukseskan goalnya. Hal ini dapat juga kita jadikan rujukan untuk tingkat perguruan tinggi dengan meningkatkan divisi yang paling penting dalam sebuah perguruan tinggi yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Karena sukses atau tidaknya sebuah perguruan tinggi adalah tergantung dari optimalnya sebuah Tri Dharma Perguruan Tinggi, sebagaimana kita lihat dalam proses penilaian akreditasi sebuah perguruan tinggi, komponen yang paling besar adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan usulan adanya pembuatan Master Plan untuk mengoptimalisasi kinerja dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang nantinya akan dijadikan standard oleh semua perguruan tinggi di Indonesia. Kata kunci : IT Master Plan, go public, Tri Dharma Perguruan Tinggi sebesar 64,70% dan sisanya 35,30% ditentukan oleh variabel lain. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kita dapat lihat bahwa key goal dari sebuah perguruan tinggi adalah optimalnya kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan hal itu ditentukan oleh kinerja dari stakeholder dari sebuah perguruan tinggi. Diilihami dari perusahaan-perusahaan yang saat ini sedang marak untuk go public, saat ini mereka sedang merancang dan terus memperbaiki kualitas mereka dengan pembuatan usulan IT Master Plan, dengan cara bagaimana mendapatkan rencana stategis TI yang terbaru, bagaimana cara mengimplemantasikan manajemen risiko TI dan bagaimana mendapatkan klasifikasi sekuriti TI yang ada dan sebagainya. Tujuan dari tulisan ini adalah bagaimana kita dapat mengusulkan kepihak perguruan tinggi untuk dapat menciptakan sebuah usulan master plan khususnya untuk optimalisasi kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sehingga nantinya dapat dijadikan standard rujukan oleh semua perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
I. PENDAHULUAN Ide dalam tulisan ini berasal dari hasil beberapa penelitian penulis dan beberapa prosiding dan pengalaman penulis khususnya tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Studi Kasus Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri FST-UIN Jakarta). Dalam penelitian itu hasil pengolahan data terdapat hubungan Kepemimpinan transformasional sangat kuat dalam mempengaruhi kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebesar r xy sebesar 0,903 dan termasuk kategori kuat. Ada hubungan yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi bahwa t hitung lebih besar dari pada t tabel , atau 6,436 > 1,734 maka H0 ditolak. Nilai KP (Koefisien Diterminan) adalah 64,70% artinya budaya organisasi merupakan variabel moderating yang memberikan kontribusi terhadap kinerja dosen
53
Adapun batasan dari tulisan ini adalah hanya fokus pada usulan pembuatan IT Master Plan bagi perguruan tinggi dalam mengotimalkan kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Adapun metode yang digunakan adalah dengan menjabarkan proses dalam pembuatan IT Master Plan dalam sebuah perusahaan dan disesuaikan dengan kondisi di perguruan tinggi.
sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap kinerja karyawan PT Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara. Berdasarkan sifat, penelitian ini bersifat descriptive explanatory yaitu menguraikan dan menjelaskan pengaruh antara karakteristik SDM dan karakteristik organisasi terhadap kinerja karyawan melalui hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95% (?=5%). Hal ini berarti setiap kebijakan yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Secara parsial variabel variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang mempengaruhi kinerja karyawan PT Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara berpengaruh postif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
II. LANDASAN TEORI Peneltian yang saya lakukan khususnya dalam hal Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi diilhami oleh peneltian sebelumnya antara lain oleh Saudara Rahkmat Nugroho, 2006 dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan (Studi Empiris pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Cabang Bandung), dalam penelitian tersebut peneliti lebih fokus pada kinerja karyawan sebagai objeknya, sedangkan penulis dalam penelitian ini lebih fokus pada kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penelitian terkait juga telah dilakukan oleh Cipta Dharma dengan judul “Analisis Pengaruh ISO 9001:2000 terhadap peningkatan kinerja pada PT. Asuransi Jasa Raharja, dengan penekanan kepada pengaruh karakteristik Sumber Daya dan Karakteristik Organisasi terhadap peningkatan kinerja” Penelitian ini dilakukan pada PT Jasa Raharja (Pesero) Sumatera Utara yang telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2000. Walaupun telah memperoleh sertifikasi tersebut akan tetapi di dalam kinerja rutin PT Asuransi Jasa Raharja masih sering terjadi waktu penyelesaian proses administrasi dan keuangan tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, hal ini menunjukkan belum tercapainya tingkat pencapaian antara rencana kerja dengan hasil kerja, permasalahan di bidang keorganisasian dan sumber daya manusia juga belum begitu optimal dilaksanakan. Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap kinerja karyawan pada PT Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap kinerja karyawan di PT Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara. Penelitian ini adalah merupakan penelitian Survey. Penelitian Survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Penelitian survey di sini bertujuan menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis pengaruh penerapan
2.1 Tri Dharma Perguruan Tinggi Tugas dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugas profesionalnya dan sekaligus sebagai ilmuan, dosen harus memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap-perilaku yang harus dihayati dan dikuasai. Di samping memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap-perilaku sebagai pendidik professional dan ilmuwan di lingkungan PTAI, dosen harus memiliki kompetensi dan menjalankan tugasnya, yaitu: (2011, p. Pedoman Beban Kerja Dosen) a. Kompetensi professional, yakni keluasan wawasan akademik dan kedalaman pengetahuan dosen terhadap materi keilmuan yang ditekuninya. b. Kompetensi pedagogik, yakni penguasaan dosen pada berbagai macam pendekatan, metode, pengelolaan kelas dan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan perkembangan mahasiswa. c. Kompetensi kepribadian, yakni kesanggupan dosen untuk secara baik menampilkan dirinya sebagai teladan dan memperlihatkan antusiasme dan kecintaan terhadap profesinya. d. Kompetensi sosial, yakni kemampuan dosen untuk menghargai kemajemukan, aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan mampu bekerja sama dalam team work. 2.2 Beban Kerja Dosen (BKD)
54
BKD adalah sejumlah tugas yang wajib dilaksanakan oleh seorang dosen sebagai tugas institusional dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya pada pendidikan dalam konteks Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan ilmu, serta pengabdian pada masyarakat
Manfaat ketiga, IT master plan dapat menjadi alat kontrol dan parameter yang efektif untuk mengkaji performa dan keberhasilan implementasi TI di suatu perusahaan. Dalam satu tahun misalnya, perusahaan dapat melihat sistem apa saja yang sudah atau belum diimplementasi. Salah satu pertanyaan yang sering diajukan orang adalah Bagaimana memulai membangun IT master plan untuk perusahaan? Ini memang pertanyaan yang wajar mengingat pembangunan IT master plan bukanlah pekerjaan yang mudah. Yang patut diingat, karena IT master plan harus mengacu pada business plan perusahaan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami visi-misi perusahaan, serta target dan tujuan yang akan dicapai perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Dari situ kita dapat melakukan breakdown secara lebih detail untuk mengetahui informasi bisnis seperti apa yang dibutuhkan. Kebutuhan informasi itu misalnya dapat berupa informasi real time tentang kondisi keuangan, profil pelanggan, efektivitas marketing channel, produktivitas setiap pekerja, produktivitas mesin, tingkat inventori, profitabilitas setiap produk, dan berbagai informasi spesifik lain yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Dari berbagai kebutuhan informasi bisnis inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi kebutuhan sistem dan teknologi seperti apa yang harus diimplementasi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Biasanya, kebutuhan sistem dan TI ini pada saat implementasi diterjemahkan secara teknis menjadi kebutuhan aplikasi perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Dalam proses ini juga dijabarkan bagaimana perusahaan akan mengelola berbagai sumber daya yang ada mulai dari aspek organisasi, SDM (brainware), ataupun perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang akan diimplementasi. Bagian akhir dari IT master plan adalah manajemen proyek. Pada bagian ini dipetakan proyek TI apa yang menjadi skala prioritas perusahaan dibandingkan dengan proyek yang lain. Manajemen proyek juga mengatur kalender implementasi setiap proyek hingga kurun waktu tertentu, misalnya 3-5 tahun ke depan. Hal ini akan sangat berguna bagi perusahaan dalam mengatur sumber daya mulai dari keuangan, SDM, dan berbagai sumber daya lain yang terkait. Di beberapa kasus, IT master plan biasanya mengalami revisi sesuai dengan dinamika bisnis dan kebutuhan perusahaan. Tentu saja, biaya implementasi TI yang sering sangat mahal itu, akan lebih mudah dikelola dan dikontrol risikonya jika perusahaan mempunyai IT master plan yang baik.
2.3 IT Master Plan dalam Perusahaan. Menurut (Zainudin), saat ini, penggunaan teknologi informasi (TI) di perusahaan semakin meningkat. Tidak hanya untuk proses operasional sehari-hari, tetapi juga dalam proses pengambilan keputusan. Bahkan, di beberapa sektor industri seperti perbankan dan keuangan ketergantungan pada TI sangat besar. Namun demikian, perusahaan tidak dapat secara gegabah mengeluarkan investasi untuk implementasi TI. Mereka perlu memperhitungkan cost dan benefit yang dihasilkannya. Itulah sebabnya, perusahaan membutuhkan semacam blue print -- yang sering disebut IT master plan atau IT strategic plan -sebagai dasar perusahaan dalam mengimplementasi TI. IT master plan intinya berisi rencana strategis perusahaan dalam mengimplementasi dan membangun sistem informasi. Di dalamnya memuat pedoman kebutuhan sistem informasi seperti apa yang diperlukan perusahaan. Yang penting dicatat, IT master plan merupakan turunan dari business plan perusahaan. Alasannya, TI diimplementasi sebagai tool untuk membantu perusahaan mencapai visi dan misinya. Maka, tanpa ada visi dan misi yang jelas dari perusahaan, IT master plan juga tidak dapat dibangun. Banyak sekali manfaat IT master plan untuk perusahaan. Pertama, IT master plan menjadi dasar bagi perencanaan perusahaan dalam investasi dan implementasi TI. Dengan demikian, perusahaan tidak lagi sekadar beli ataupun instal, tetapi mempunyai perencanaan yang baik. Kedua, perusahaan dapat mengurangi berbagai risiko yang mungkin timbul dalam implementasi IT. Menurut pengamat TI Richardus Eko Indrajit, banyak sekali risiko yang mungkin timbul dalam implementasi TI, di antaranya: (1) Ketidaksesuaian antara kebutuhan bisnis dengan sistem informasi yang dibangun; (2) Banyak aplikasi yang tambal sulam, sehingga tidak dapat saling berkomunikasi antara satu dengan yang lain; (3) Investasi yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat seperti yang diharapkan; (4) Standar kualitas sistem informasi tidak sesuai dengan standar industri yang semestinya. Dengan adanya perencanaan yang jelas, perusahaan dapat mengelola risiko tersebut dengan baik sejak awal.
55
Penulis akan mencoba mengurai apa saja yang harus dilakukan oleh pihak manajemen terkait dengan usulan penulis untuk mengoptimalisasikan tri dharma perguruan tinggi dosen dengan penerapan IT master plan/blue print. Usulan penulis ini juga diilhami oleh penelitian sebelumnya yang membahas tentang evaluasi tata kelola TI dengan melihat tingkat kematangan dan rekomendasirekomendasi apa saja yang telah penulis berikan termasuk juga berdasarkan pengalaman penulis sebagai salah satu tim konsultan dalam membuat rencana strategis teknologi informasi pada suatu organsasi nirlaba. Berikut penjelasan yang dapat penulis sampaikan sebagai usulan untuk perbaikan untuk pengelola dalam mengoptimalkan kinerja dosen dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi dan memungkinkan juga usulan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang lain termasuk universitas-universitas secara keseluruhan. Di bawah ini usulan yang dapat penulis uraikan sebagai berikut: 1. Evaluasi existing (berdasarkan hasil penelitianpenelitian yang telah dilakukan ataupun evaluasi secara berkala). Sebelum kita akan melakukan perubahan atau perbaikan dalam sebuah organisasi, harus dilakukan dulu sebuah kajian terkait dengan kondisi existing (as is) kemudian kita lakukan evaluasi dengan mengetahui tingkat kematangan dan mengetahui temuan-temuan yang terjadi, apa kendala-kendala yang dialami oleh organisasi tersebut dalam melaksanakan kegiatan/tujuan organsasi, apakah ada gap yang ditemui dan mengklasifikasikan setiap permasalahan untuk dijadikan rekomendasi dalam memperbaiki kondisi tersebut sehingga kita mencapai sesuatu yang diinginkan terdasarkan tujuan dari organisasi tersebut (to be) 2. Perencanaan yang dilakukan oleh pihak pengelola secara keseluruhan melalui mekanisme rapat atau yang lain, sehingga menghasilkan blue print/master plan berdasarkan visi dan misi dari organisasi tersebut. Setelah proses evaluasi dan diperoleh suatu rekomendasi, pihak pengelola sebaiknya langsung melakukan proses koordinasi dan konsolidasi antar pimpinan untuk melakukan perencanaan kembali dimana dalam teori IT Master Plan sebaiknya dilakukan secara periodik dengan mengacu pada profil sebelumnya. Pelaksanaan ini dapat dimulai dengan koordinasi dengan divisi terkait untuk mendapatkan masukan-masukan dan mendapatkan berbagai pertimbangan dari beberapa sudut pandang. Akan tetapi keputusan akan diambil berdasarkan
III. METODE PENELITIAN Metode yang akan saya sampaikan adalah dengan melihat implementasi blue print/IT Master Plan pada perusahaan/organisasi, kemudian nantinya dapat dijadikan rujukan untuk pembuatan IT Master Plan untuk topik yang akan dibahas sesuai hasil penelitian. Tulisan ini lebih bersifat usulan untuk pihak stakeholder dalam hal ini pimpinan perguruan tinggi untuk membuat sebuah IT Master Plan sehingga dapat mengoptimalkan kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Adapun tahapan pembuatan IT Master Plan dalam sebuah organisasi (hasil pengalaman dan pengetahuan penulis) dapat dimulai dengan tahapan sebagai berikut: 1. Evaluasi existing (berdasarkan hasil penelitianpenelitian yang telah dilakukan ataupun evaluasi secara berkala. 2. Perencanaan yang dilakukan oleh pihak pengelola secara keseluruhan melalui mekanisme rapat atau yang lain, sehingga menghasilkan blue print/master plan berdasarkan visi dan misi dari organisasi tersebut. 3. Melakukan Mapping dengan melihat profil yang sudah ada, sehingga kita dapat menentukan bagian mana yang sudah terrealiasi dan bagian mana yang masih perlu penanganan dan lain-lain 4. Implementasi sesuai dengan blue print/IT master plan yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola/manajemen 5. Memastikan pelaksanaan blue print/IT master plan sesuai dengan yang telah diharapkan dengan cara memonitor dan mengevaluasi Dari gambaran umum tentang tahapan pembuatan IT Master Plan pada sebuah organisasi tersebut, dapat dijadikan rujukan untuk pembuatan IT Master Plan untuk sebuah perguruan tinggi khususnya dalam hal mengoptimalkan kinerja dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang penulis kaji tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, dinyatakan bahwa budaya organisasi sangat menentukan dalam proses pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi bagi dosen yaitu sebesar 64,70%, sedangkan yang lain ditentukan oleh faktor-faktor yang lain.
56
3.
4.
5.
hasil kesepakatan bersama untuk memberikan hasil terbaik bagi organsasi tersebut sehingga terbentuklah sebuah aturan yang baru sesuai perbaikan yang ada yang ditandai dengan adanya it master plan/blue print yang baru. Melakukan Mapping dengan melihat profil yang sudah ada, sehingga kita dapat menentukan bagian mana yang sudah terrealiasi dan bagian mana yang masih perlu penanganan dan lain-lain Tahap ini lebih kepada memberikan prioritas mana yang harus dilakukan terlebih dahulu berdasarkan arahan-arahan yang telah disepakati bersama. Kebijkan apa yang akan diambil untuk mengoptimalkan kinerja dosen dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Memberikan solusi jika terdapat kesulitan yang dialami oleh para dosen dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Implementasi sesuai dengan blue print/IT master plan yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola/manajemen Dalam tahap ini pihak manajemen telah memberikan aturan yang sudah disepakati oleh berbagai pihak dan tinggal mengimplementasikan saja, pihak manajemen juga dapat membuat aturan yang berkenaan dengan punish dan reward bagi pihak yang terkait. Memastikan pelaksanaan blue print/IT master plan sesuai dengan yang telah diharapkan dengan cara memonitor dan mengevaluasi Setelah proses implementasi, pihak manajemen harus juga mengadakan evaluasi dan monitoring secara berkala, dalam hal ini dapat dilakukan per semester dengan program monev (monitor dan evaluasi)
diperbaharui secara berkala, sehingga dalam pelaksanaannya kita dapat merasakan dampak yang baik dalam melaksanakan tugas tri dharma perguruan tinggi dan lebih optimal. Sebagai saran dapat juga dilakukan berbagai kajiankajian tentang upaya dalam mengoptimalkan suatu kegiatan, misalnya adanya analisis SWOT, analisis KPI dan KGI dan yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA [1] Cipta Dharma, Analisis Pengaruh ISO 9001:2000TerhadapPeningkatan Kinerja Pada PT. Asuransi Jasa Raharja, Sumatera Utara [2] Fitroh, 2013, Prosiding KNSI “Analisis Faktorfaktor Kinerja Dosen dalam Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Lombok [3] Fitroh, 2012, Prosiding SNTI “Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola TI pada Sistem Inforamsi Akademik, Yogyakarta [4] Hulliyah Kh., Fitroh, Nanang H. 2010, Penelitian Kolektif “Peranan Motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap implementasi sistem informasi pada PUSDATIN (Pusat Data dan Inforamsi Fakultas Sains dan Teknologi), Jakarta [5] Kementerian Agama RI, 2011 Pedoman Beban Kerja Dosen, Jakarta [6] Rahmat Nugroho, 2006 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan, Bandung [7] Rencana Strategis Teknologi Informasi & Manajemen Risiko Teknologi Informasi PT XXX, Jakarta, 2013 [8] Sukmana H.T, Fitroh., 2010, Penelitian Kolektif “Evaluasi Tata Kelola TI pada SIM@K (Sistem Informasi Akademik) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Framework COBIT Versi 4.0”, Jakarta [9] Zainudin Akbar, 2013 “Mengapa Perusahaan Membutuhkan IT Master Plan?” http://kelassimfeuand.blogspot.com/2008/03/me ngapa-perusahaan-membutuhkan-it.html,
V. KESIMPULAN DAN SARAN Pengoptimalisasian dari suatu organisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan pembuatan IT master plan/blue print yang terus
57
Analisa Tingkat Efesiensi Sistem Informasi Akademik Dalam Mendukung Terwujudnya Green Computing UIN Syarif Hidayatullah Eva Khudzaeva Staf pengajar Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax: (021) 7493315 e-mail :
[email protected]
ABSTRACT The development of Information and Communication Technology ICT be a determining factor in the success of an organization. Similarly, the world of education as UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Academic Information System (AIS) is an application that is designed and manufactured to process data related to academic information,. But the use of ICT has a major role in contributing to the greenhouse effect, the concept of green computing is a form of manifestation of consciousness for every element of society that cares about the environment in which the concept can reduce the effects of global warming, by using PUE, DCiE and recapitulation of the use of paper and ink at UIN Syarif Hidayatullah then be possible to measure the level of efficiency of AIS and also the application of green computing environment to produce a proposed system as a recommendation. Keywords: Power Usage Effectiveness (PUE), Data Center Infrastructure Effectiveness (DCiE), AIS UIN Syarif Hidayatullah, Green Computing
1.
akademik menjadi sangat penting pada institusi pendidikan ini. Academic Information System (AIS) adalah sistem informasi akademik yang sudah diterapkan di UIN Syarif Hidayatullah. Sepanjang civitas akademik tersebut masih aktif melaksanakan fungsi dan tugasnya, maka tentu saja data akademik akan selalu tercipta terus menerus dalam setiap tahunnya. Semakin tinggi civitas akademik maka akan semakin banyak data arsip akademik yang dihasilkan, dan semakin banyak data arsip yang dihasilkan maka penggunaan kertas akan semakin meningkat. Tingginya konsumsi kertas untuk dokumen berdampak pada penebangan pohon-pohon, dimana pohon adalah bahan baku utama pembuatan kertas.
PENDAHULUAN
Salah satu isu utama mengenai perkembangan teknologi sebagai factor pendorong utama globalisasi, adalah eksploitasi sumber daya alam yang semakin mendorong kerusakan atau penurunan kualitas lingkungan. Pemanfaatan Information and Communication Technology ICT mempunyai peranan besar dalam kontribusi pengurangan efek rumah kaca. Tidak bisa dipungkiri bila ICT telah membawa banyak kemudahan dalam organisasi seperti pengolahan data dan lain-lain. Tetapi dari kemudahan itu terdapat juga emisi karbon yang harus dikurangi untuk menuju efisiensi berkelanjutan
Berkenaan dengan efisiensi energi dan sumber daya alam dalam berbagai faktor dan juga untuk mengurangi efek global warming, konsep green computing adalah salah satu bentuk perwujudan kesadaran bagi setiap elemen masyarakat agar peduli terhadap lingkungannya, Oleh sebab itu, pengukuran tingkat efesiensi sistem infromasi akademik digunakan untuk mengukur sejauh mana penerapan green computing diterapkan pada sistem infromasi akademik (AIS) UIN Syarif Hidayatullah
Perkembangan Teknologi informasi menjadi faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi. Demikian juga halnya dengan dunia pendidikan Sistem Informasi Akademik (SIA) adalah aplikasi yang dirancang dan dibuat untuk mengolah data-data yang berhubungan dengan informasi akademik, meliputi data mahasiswa, karyawan, rekaman prestasi, kurikulum, dan jadwal perkuliahan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu Universitas Islam terbesar di Indonesia dimana pelayanan terhadap Sistem Infromasi
Rumusan Masalah
58
a.
Bagaimana tingkat efesiensi sistem informasi akademik terhadap penerapan green computing?
b.
Bagaimana sistem usulan terhadap sistem informasi akademik berbasis green computing?
2.
LANDASAN TEORI
d.
Manajemen penggunaan daya: dikenal juga dengan Advanced Configuration and Power Interface (ACPI) yang merupakan suatu spesifikasi industri yang terbuka yang memungkinkan perangkat lunak (sistem operasi) mengatur penggunaan daya dari suatu komputer. Dengan cara ini, sistem operasi dapat menonaktifkan komponen komputer seperti monitor ataupun harddisk ketika berada dalam kondisi idle dalam suatu kurun waktu.
e.
Daur ulang: proses daur ulang dari suatu perangkat komputer dapat dilakukan dengan mendonasikan perangkat komputer yang masih dapat digunakan tersebut kepada pihak lain yang menampung / membutuhkan. Sedangkan bagi perangkat komputer yang sudah tidak dapat digunakan barulah dilakukan proses daur ulang sesungguhnya.
f.
Penggunaan sistem mobilitas: sudah banyaknya inovasi dari teknologi informasi dari sisi komunikasi memungkinkan setiap orang untuk berkomunikasi melalui VoIP (Voice Over Internet Protocol) yang hal ini berarti mengurangi juga komunikasi dari infrastruktur kabel yang mengurangi penggunaan bahan material logam yang berbahaya
3.
METODE PENELITIAN
2.1 Green Computing (Green IT) Green Computing dikenal juga dengan istilah Green IT. Dalam pengertiannya, adalah sebuah proses / konsep pengkajian dan pelaksanaan dari suatu desain, pembuatan, penggunaan, pengolahan dari komputer, server, dan perangkat terkait di dalamnya seperti monitor, printer, perangkat penyimpanan data, perangkat komunikasi jaringan dengan cara yang efektif, efisien yang berdampak kecil (tidak berdampak) terhadap lingkungan. Pada implementasinya, pelaksanaan Green IT dari suatu instansi / perusahaan dapat membantu instansi tersebut dalam menekan biaya pengeluaran sumber daya untuk infrastruktur IT-nya, meningkatkan performa dan penggunaan sistem di dalamnya sejalan dengan proses pelestarian dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan hidup. [1] 2.2 Metode Pelaksanaan Green IT Terdapat banyak cara yang dapat digunakan dalam melaksanakan konsep Green IT. Beberapa diantaranya adalah: [2] a.
3.1 Pengumpulan data
Penggunaan sumber energi alternatif: dengan membangun sumber energi alternatif yang ramah lingkungan seperti penggunaan listrik dari tenaga angin, air, cahaya (solar panel), sampai dengan biogas.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari 3 pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka
b.
Penggunaan perangkat komputer dengan konsumsi daya kecil: sampai saat ini, sudah banyak ditemui perangkat komputer dengan konsumsi daya kecil yang berperfoma kecil yang disesuaikan peruntukannya sebagai komputer pengolah dokumen, penjelajah internet, atau untuk menjalankan aplikasi ringan lainnya.
Setelah data terkumpul maka akan dilakukan analisa tingkat pengukuran efesiensi, dimana tingkat pengukuran tersebut dibagi menjadi 2 domain yaitu pengukuran tingkat penggunaan energi pada hardware dan software dan juga pengukuran tingkat konsumsi penggunaan kertas dan tinta perbulan.
c.
Virtualisasi server: virtualisasi server merupakan teknologi yang dapat mengurangi jumlah fisik dari suatu server dengan mendayagunakan suatu server secara optimal. Dengan kata lain, penggunaan virtualisasi server memungkinkan bagi admin untuk mengolah beberapa server dari satu perangkat saja. Dari hal ini penghematan bagi suatu instansi / perusahaan akan sangat terasa dengan optimalisasi perangkat keras yang tersedia.
3.2 Analisa data
3.2.1 Tingkat efesiensi penggunaan energi Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi penggunaan energi adalah dengan mengukur daya listrik yang digunakan pada hardware dan software, dalam pengukuran peneliti menggunakan metriks green grid, yaitu menghitung Power Usage Effectiveness (PUE) dan Data Center Infrastructure Effectiveness (DCiE). Berikut adalah kriteria PUE dan DciE sesuai ketentuan green grid Tabel 1. kriteria PUE dan DciE
59
Metode yang digunakan dalam mengukur tingkat efesiensi hardware dan software pada penelitian ini adalah dengan menghitung beban daya listrik yang digunakan pada hardware dan software perbulan menggunkan metrics green grid, sehingga dapat diketahui berapa besar Power Usage Effectiveness (PUE) dan Data Center Infrastructure Effectiveness (DCiE). Dari data yang diperoleh dari bagian umum dan rumah tangga UIN Syarif Hidayatullah penggunaan daya listrik per bulan adalah sebesar 11.232.000 Watt/Bulan maka dapat tingkat efesinesi hardware dan software di hitung PUE dan DCiE adalah
3.2.2 Tingkat efesiensi konsumsi kertas dan tinta menghitung berapa besar tingkat konsumsi kertas dan tinta, peneliti mengambil data di tiap fakultas dan juga rektorat, dimana data tersebut diperoleh dari laporan mutasi barang persediaan bagian umum dan rumah tangga tahun anggaran 2011 dan tahun anggaran 2012
Tabel 4. Hasil Pengukuran PUE dan DCiE Ket
3.3 Sistem Usulan Sistem usulan yaitu rekomendasi penulis berdasarkan hasil dari analisa pengukuran tingkat efesiensi penggunaan energy dan efesinsi penggunaan kertas dan tinta, dimana nantinya dapat dijadikan sebagai sistem usulan bagi penentu kebijakan dalam penggunaan sistem informasi akademik (AIS) yang green computing.
Beban Listrik
11.232.000 Watt/Bulan
PUE
2,23
DCiE
45%
Dari Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan beban listrik pada hardware dan software Power Usage Effectiveness bernilai 2,23 dan Data Center Infrastructure Effectiveness sebesar 45% dimana nilai tersebut menurut tabel kriteri tergolong tidak effective.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran tingkat efesiensi energy Pengukuran tingkat efesiensi energy dihitung berdasarkan penggunaan daya listrik pada hardware dan software yang digunakan oleh sistem informasi akademik (AIS). Berikut adalah hardware dan software yang digunakan pada sistem informasi akademik.
4.2 Konsumsi kertas dan tinta Penggunaan kertas dan tinta diukur berdasarkan banyaknnya penggunaan kertas dan tinta di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah, data di peroleh dari bagian umum dan rumah tangga UIN Syarif Hidayatullah, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan kertas pada arsip akademik masih tinggi yaitu :
Tabel. 2 Perangkat Komputer No
Perangkat komputer
1
Server
2
CPU
Item
Per tahun
3
Printer
Kertas
± 3000 rim
4
Proyektor
Tinta
± 900 toner
5
Monitor
6
Hardisk
7.
Memori
8.
Network Card
9
Cd/Dvd
Tabel 5. Penggunaan Kertas dan Tinta
Masih tingginya penggunaan kertas di lingkungan akademik disebabkan oleh factor kebiasaan, masih banyaknya data yang harus di print ulang untuk validasi, menyebabkan pemborosan kertas dan tinta, padahal sistem sudah mendukung validasi data cukup dilakukan di sistem saja.
60
dan tinta printer, seperti absensi kelas, nilai mata kuliah, KRS dan lain-lain
4.3 Sistem Usulan Dari hasil wawancara pihak pusat komunikasi (PUSKOM) data akademik yang sudah tersistem yaitu: penerimaan mahasiswa baru, jadwal matakuliah, nilai mata kuliah, KRS dan kemahasiswaan informasi beasiswa, namun masih ada beberapa data akademik yang belum tersistemkan. Tetapi walaupun data akademik sudah disistemkan ternyata masih banyak penggunaan kertas pertahunnya dan juga daya beban listrik pada data center yang kurang efektif. Maka diperlukan sebuah tindakan perubahan, Berikut adalah tindakan perubahan yang diusulkan :
5. Pada saat pengarsipan data akademik sebaiknya gunakan backup hardisk saja, tidak perlu datadata tersebut di print kembali.
5. 1.
2.
1. Menggunakan teknologi inovatif yang bisa mengurangi konsumsi energy
SIMPULAN Tingkat efesiensi sisem informasi akademik pada penggunaan energy masih tinggi disebabkan masih banyak menggunakan perangkat komputer yang belum hemat energy Tingkat efesiensi sistem informasi akademik pada penggunaan kertaspun masih sangat tinggi, disebabkan masih banyaknya data-data akademik yang di print untuk validasi dan arsip
2. Komputer jenis LCD ternyata lebih hemat dibandingkan jenis CRT walaupun ukurannya sama. Monitor LCD (17”) hanya memerlukan listrik sebesar 35W, sedangkan monitor CRT 70W.
6. DAFTAR PUSTAKA [1]
Murugesan, San (2008), “Harnessing Green IT: Principles and Practices”, IEEE Computer Society.
[2]
Sundawa, Wawa (2008). “Green Computing”, Majalah PC-Media, Jakarta: Dian Digital Media.
3. Pilihlah perangkat (peripheral) yang berlogo “Energy Star”, karena dapat menghemat pemakaian sumber daya listrik dan melindungi lingkungan melalui perangkat hemat energi.
4. Memaksimalkan kerja sistem yang sudah ada, tanpa harus data tersebut di print kembali, untuk validasi sebaiknya cukup disistem saja, sehingga dapat mengurangi penggunnaan kertas
61
JURNAL SISTEM INFORMASI ISSN 1979 – 0767 Vol 6, No 1 Februari 2013
DAFTAR ISI 1-12 PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Hamdan Fauzie, Bakri La Katjong dan Qurrotul Aini 13-20 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN BERKAS PUTUSAN PENGADILAN PAJAK PADA SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK Yudi Fahrozi, Nur Aeni Hidayah, Nia Kumaladewi 21-32 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PD. HIKMAH JAYA JAKARTA BARAT Murniati, Nia Kumaladewi dan Zulfiandri 33-38 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOSEN DALAM MELANJUTKAN S3 DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (STUDI KASUS: PROGRAM STUDI SI/TI FST UIN) Meinarini Catur Utami 39-44 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS SMS GATEWAY DALAM MELIHAT NILAI AKHIR MATA KULIAH “STUDI KASUS : MATA KULIAH ALGORITMA PEMROGRAMAN DAN STRUKTUR DATA” Sarip Hidayatuloh dan Hendra Bayu Suseno 45-52 PERANCANGAN MODEL SISTEM OTOMATISASI PENGAJUAN ANGKA KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS: BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI) Farian Gustarto Wibowo, Eko Nugroho, Wing Wahyu Winarno 53-57 OPTIMALISASI TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI DOSEN MENGGUNAKAN TAHAPAN IT MASTER PLAN Fitroh 58-61 ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH Eva Khudzaeva
PENERBIT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat 15412 Telp/ Fax. (021) 7493545 / (021) 7493315 Website: http://fst.uinjkt.ac.id