JURNAL SISTEM INFORMASI Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah - Jakarta Vol. 6 No. 2, Oktober 2013
ISSN: 1979 – 0767 Penanggung Jawab Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Dr. Agus Salim, M.Si. Pimpinan Redaksi (Editor in Chief) Zainul Arham, S.Kom.,M.Si. Dewan Redaksi (Editor Board) Ditdit N. Utama, MM, M.Com Ir. Bakri La Katjong, MT Ir. M. Qomarul Huda, M.Kom Nur Aeni Hidayah, MMSI Bayu Waspodo, MMSI Zulfiandri, MMSI Penelaah Senior (Senior Reviewer) Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Dr. Ujang Maman, M.Si. Dr. Agus Salim, M.Si. Mitra Bestari Dr. Eko Syamsuddin Hasrito Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya Dr.Ir. Taslim Rochmadi, M.Sc Dr.Ir. Rusdianto Roestam, M.Sc Penyunting Pelaksana Qurrotul Aini, MT Nia Kumaladewi, MMSI Penyunting Pengelola Nur Aeni Hidayah, MMSI
Koordinator Sekretariat dan Pelaksana Tata Usaha Fitroh, MMSI Eva Khudzaeva, M.Si Alamat Penerbit / Redaksi Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat 15412 Telp / Fax. (021) 7493545 / (021) 7493315 Website: http://fst.uinjkt.ac.id E-mail:
[email protected] dan
[email protected]
Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang memuat tulisan-tulisan ilmiah mengenai penelitian-penelitian murni dan terapan serta ulasan-ulasan umum tentang perkembangan teori, metode dan ilmu-ilmu terapan terkait. Jurnal Sistem Informasi diterbitkan oleh Program Studi Sistem Informasi. Redaksi mengundang para peneliti, praktisi dan mahasiswa untuk menulis perkembangan ilmu di bidang yang berkaitan dengan sistem informasi dan teknologi informasi. Jurnal Sistem Informasi diterbitkan 2 (dua) kali dalam 1 tahun pada bulan Februari dan Oktober.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga Jurnal Sistem Informasi Volume 6 No.2 bulan Oktober terbit. Keberadaan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi mencakup berbagai aspek kehidupan, dalam hal ini jurnal Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya para akademisi dan praktisi teknologi informasi dan komunikasi, terutama pada konsep sistem informasi geografis, sistem informasi korporat dan sistem informasi bisnis syari’ah. Dengan terbitnya Jurnal Sistem Informasi ini diharapkan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan dalam konsep dan aplikasi sistem informasi dan teknologi informasi serta meningkatnya wawasan dan kemampuan para akademisi dan praktisi teknologi informasi dan komunikasi. Edisi Jurnal kali ini memuat 8 (delapan) makalah yang mengangkat perihal sistem informasi dan teknologi informasi, yaitu: Pengembangan Aplikasi Business Intelligence Untuk Bagian Operasional Dan Keuangan Pada Perusahaan Gerbang Multindo Nusantara, Kebijakan Strategis Pemerintah Mempercepat Terwujudnya Masyarakat Informasi, Analisis Dan Perancangan E-Recruitment (Studi Kasus : Pt. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Kantor Pusat), Pengembangan Sistem Informasi E-Commerce Studi Kasus : Pt. Prada Samya Mukti, Perancangan Awal Arsitektur Lembaga Penelitian Berorientasi Service, Perancangan Sistem E-Commerces Pada Pt. Optima Trading, Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Kualitas Air Sungai (Studi Kasus: Dki Jakarta), Desain E-Commerce Mall Atau Plaza. Kami selaku tim redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan terbitnya Jurnal Sistem Informasi ini. Kami berharap jurnal sistem informasi ini dapat menjadi salah satu alternatif pilihan bacaan yang berguna, informatif dan inovatif.
Jakarta, Oktober 2013 Hormat Kami
Tim Redaksi Jurnal SI
i
JURNAL SISTEM INFORMASI
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah - Jakarta
Oktober 2013
Vol. 6 No. 2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ DAFTAR ISI .................................................................................................................
i ii
PENGEMBANGAN APLIKASI BUSINESS INTELLIGENCE UNTUK BAGIAN OPERASIONAL DAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GERBANG MULTINDO NUSANTARA Hashemi Rafsanjani, Nia Kumaladewi, Khodijah Hulliyah ........................................................ 1 KEBIJAKAN STRATEGIS PEMERINTAH MEMPERCEPAT TERWUJUDNYA MASYARAKAT INFORMASI Sarwoto Wijoyo Latisuro ................................................................................................ 16 ANALISIS DAN PERANCANGAN E-RECRUITMENT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK KANTOR PUSAT) Meinarini Catur Utami, Riza Risky Mulati ............................................................................ 28 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI E-COMMERCE STUDI KASUS : PT. PRADA SAMYA MUKTI Sarip Hidayatulloh ........................................................................................................ 33 PERANCANGAN AWAL ARSITEKTUR LEMBAGA PENELITIAN BERORIENTASI SERVICE Muhamad Nur Gunawan ................................................................................................. 38 PERANCANGAN SISTEM E-COMMERCES PADA PT. OPTIMA TRADING Erwhin Joelianto Haryadi, Yuni Sugiarti ............................................................................. 44 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS WEB KUALITAS AIR SUNGAI (STUDI KASUS: DKI JAKARTA) Selvia Dwi Rahmawati, Bakri La Katjong, Eva Khudzaeva ........................................................ 50 Desain E-Commerce Mall Atau Plaza Nurbojatmiko ............................................................................................................ 57
Pengembangan Aplikasi Business Intelligence Untuk Bagian Operasional Dan Keuangan Pada Perusahaan Gerbang Multindo Nusantara Hashemi Rafsanjani a, Nia Kumaladewib, Khodijah Hulliyahc Fakultas Sains dan Teknologia,b,c
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected], khodijah_12 @gmail.comc
ABSTRACT PT.Gerbang Multindo Nusantara ( GMN ) is a company engaged in the construction of renewable energy . When doing research on PT.GMN have used data warehouse for organizing data from different divisions , but it is still difficult to obtain the appropriate data from the data and easily understood financial and operational data covering activities in sales and project implementation . To overcome these problems , the researchers tried to develop a Business Intelligence application to make the annual report / annual report of the project activity data and sales activity data , to be easily understood by displaying data in graphical form . In developing this system , researchers used a methodology Business Intelligence by Larissa T.Moss methodology . which consists of 3 stages , namely the analysis of Justification , Planning and Business Analysis , and 2 stages of design , namely Design and Construction. This system was developed using QlikView , for processing database using SQL Server 2005 . In general , the system can integrate the data in the database schema , and allows users to obtain accurate and relevant information . Keywords : Business Intelligence , Alerts , Forecasting , Database , Executive
renewable energy. Pada saat dilakukan penelitian pada PT.GMN telah menggunakan data warehouse dalam mengorganisasikan data–data dari berbagai divisi, akan tetapi masih sulit untuk mendapatkan data yang sesuai dan mudah dipahami dari data keuangan dan data operasional yang meliputi kegiatan dalam penjualan dan pelaksanaan proyek. Oleh karena itu, dibutuhkan alat bantu berupa aplikasi Business Intelligence untuk membuat annual report/laporan tahunan dari data kegiatan pelaksanaan proyek dan data kegiatan penjualan, agar dapat mudah dipahami dengan menampilkan data dalam bentuk grafik. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan Business Intelligence untuk mendukung kegiatan bisnis PT. GMN dalam kegiatan pengambilan keputusan yang didasarkan dari laporan tahunan agar lebih akurat, dengan memberikan pola pengambilan data yang akan dianalisa dari data warehouse perusahaan lebih spesifik serta ditampilkan dengan tampilan grafik yang mudah dipahami. Dengan adanya aplikasi Business Intelligence ini diharapkan dapat memajukan dan mengoptimalkan kinerja perusahaan, serta dapat membuat suatu laporan kinerja tahunan perusahaan lebih baik.
1. PENDAHULUAN Dalam rangka globalisasi sekarang ini persaingan bisnis antar perusahaan semangkin besar resikonya, agar dapat bersaing perusahaan harus memperlengkapi infraskstrukturnya dengan dukungan teknologi informasi. Manajemen tingkat tinggi sebagai pembuat keputusan membutuhkan sesuatu yang dapat mendorong sistem untuk berkompetisi dengan perusahaan lainnya, perusahaan membutuhkan pengetahuan dari teknologi informasi agar dapat mendukung perusahaan untuk dapat memprediksi kedepan dan membantu keseluruhan sistem untuk meningkatkan pelayanan. Business Intelligence sebagai salah satu istilah sistem pengambilan keputusan yang dapat membantu manajemen dengan memberikan prediksi dan keputusan. Salah satu fasilitas informasi yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pengambilan keputusan yaitu dengan aplikasi Business Intelligence (BI), kemampuan aplikasi ini untuk mengumpulkan dan mengolah data menjadi informasi yang kemudian dikumpulkan menjadi sebuah pengetahuan dan dapat berakhir dengan tindakan pada pengambilan sebuah keputusan pada waktu dan tempat yang tepat. PT. Gerbang Multindo Nusantara (GMN) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi
2. KERANGKA TEORI 2.1. Pengembangan Sistem
1
Proses pengembangan sistem terdiri dari proses standar atau langkah yang dapat digunakan pada semua proyek pengembangan sistem. Meskipun proses bisnis pada masing-masing organisasi berbeda, mereka memiliki karakteristik umum yang sama, yaitu kebanyakan proses pengembangan sistem pada organisasi mengikuti pendekatan problem-solving (Whitten, 2004).
dari bahasa Inggris, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Menurut Madura (2009) dalam bukunya menyatakan bisnis adalah suatu usaha yang menyediakan produk atau jasa yang diinginkan oleh pelanggan.
2.2. Sistem Basis Data Sistem basis data menurut Connolly dan Begg (2002) mengatakan bahwa sistem basis data merupakan kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data. Sedangkan menurut Navathe dan Elmasri (2000) sistem basis data merupakan gabungan basis data dengan sistem basis data. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem basis data merupakan kombinasi dari beberapa program aplikasi dengan basis data yang telah berjalan sehingga keseluruhan sistem terkomputerisasi tersebut membolehkan pengguna menelusuri kembali dan mengubah informasi tersebut sesuai kebutuhan.
2.4.3 Key Performance Indicator Menurut Scheps (2008) Key Performance Indicator adalah metric dan pengukuran yang mengindikasi apakah perusahaan hidup atau mati. Mengukur dan merawat KPI adalah sasaran utama dari beberapa solusi Business Intelligence. 2.4.4
Pengertian Business Intelligence Menurut T.Moss (2003) “BI is neither a product nor a system. It is an architecture and a collection of integrated operational as well as decision-support applications and databases that provide the business community easy access to business data. Business Intelligence Roadmap specifically addresses decision-support applications and databases.”. Business Intelligence bukanlah merupakan sebuah produk atau sebuah sistem. BI adalah sebuah arsitektur dan sebuah kumpulan operasional yang terintegrasi sebaik aplikasi pendukung keputusan dan database yang menyediakan akses yang mudah bagi komunikasi bisnis ke data bisnis. Business Intelligence Roadmap secara khusus menunjukkan aplikasi dan database pendukung keputusan. “The information derived from monitoring key performance indicators, used to detect trends, identify warning signals, and provide a factual basis for critical business decisions”, yang dapat diartikan yaitu Informasi yang didapat dari memperhatikan Indikator Kunci Performa (Key Performance Indicator), yang digunakan untuk menemukan tren, mengidentifikasi sinyal peringatan, dan menyediakan dasar faktual untuk keputusan bisnis yang kritis atau penting (www.oracle.com). “Business Intelligence (BI) is a terminology representing a collection of processes, tools and technologies helpful in achieving more profit by considerably improving the productivity, sales and service of an enterprise”, yang dapat diartikan inteligensi bisnis adalah istilah dari penggambaran dari kumpulan proses, alat dan teknologi yang dapat membantu mendapatkan profit dengan pertimbangan peningkatan produktivitas, penjualan, dan pelayanan dari sebuah perusahaan (www.learndatamodeling.com). Contoh lingkungan Business Intelligence dalam Gambar 1.
2.3. Data Warehouse "Data warehouse is a subject-oriented, integrated, time-variant, and non-volatile collection of data in support of management's decision making process" (Collony dan Berg, 2005), yang dapat diartikan "Data warehouse adalah kumpulan data yang berorientasi subjek, terintegrasi waktu, dan tidak mengalami perubahaan secara langsung dalam mendukung proses pengambilan keputusan manajemen". 2.4. Konsep Dasar Business Intelligence 2.4.1 Dashboard Menurut Scheps (2008) dashboard merupakan keturunan langsung dari EIS lama dan sistem DSS, dengan meningkatkan fungsional dan penampilan. Karena mereka terhubung dengan sistem data yang kuat dan dengan memanfaatkan KPI. Menurutnya ada tiga jenis dashboard yaitu : 1. Tactical Dashboard Mengukur produktivitas jangka pendek dan efektivitas. Hasilnya sering digunakan oleh contributor individu. 2. Operational Dashboard Mengukur efektivitas jangka pendek dari fungsi bisnis yang spesifik pada tim atau level unit bisnis. Level dashboard ini dapat secara potensial dikembangkan untuk seorang knowledge worker atau local team manager. 3. Strategic Dashboard Dibangun untuk level pengaturan kebijakan dari organisasi. Dashboard menampilkan metric yang menggambarkan strategi dan tujuan korporasi. 2.4.2 Pengertian Bisnis Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis
2
dijalankan pada penelitian ini dapat dilihat dari gambar berikut :
Gambar 1. Contoh lingkungan Business Intelligence.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.1 Engineering stages (Sumber Business Intelligence Roadmap, 2003)
3.1 Metode Pengumpulan Data Metode yang penulis gunakan untuk analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi, metode yang digunakan untuk encari dan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan business inteligence. Observasi di laksanakan PT. Gerbang Multindo Nusantara, Jl. Raya meruya illir, ruko taman Kebon Jeruk Blok A XI/21 Srengseng Kembangan – Jakarta Barat 2. Wawancara dilakukan dengan direktur operasional dan keuangan yaitu bapak Suyud subakti, manajer produksi yaitu bapak Jumirin, dan beberapa bagian lainnya yang terkait secara tidak langsung dalam pengolahan database. 3. Studi Pustaka, dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian, penelitian sejenis yang berkaitan dengan tema penelitian dan selain itu penulis mengunjungi atau Browsing situs-situs internet yang berhubungan dengan topik yang dibahas. 4. Kusioner, dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada beberapa responden. Kusioner ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih objektif berupa CSF (Critical Success Factor). Kebutuhan bagi pengolahan data pada Business Intelligence adalah dengan menemukan beberapa kesimpulan dasar dari hubungan sebuah informasi yang besar, oleh karena itu proses untuk mendapatkan analisa SWOT (Stregth Weak Opotunity Threats), dan CSF sangat berberan penting sebagai acuan data.
A. Tahapan analisa dapat dibagi menjadi 3 bagian : B.1. Stage 1. Justification (Mengukur kebutuhan bisnis yang menimbulkan proyek pembangunan baru). Step 1 : Business Case Assessment. Masalah bisnis atau peluang bisnis di definisikan dan sebuah solusi BI diusulkan. Setiap aplikasi BI harus disesuaikan dengan biaya dan menjelaskan keuntungan secara jelas tentang penyelesaian masalah bisnis atau mengambil keuntungan dari peluang bisnis, yang terdiri dari aktivitas yaitu: a. Menentukan kebutuhan bisnis. b. Mengukur solusi dari sistem pendukung. c. Mengukur sumber operasional dan prosedurprosedur. d. Mengukur pesaing BI pendukung keputusan. e. Determinasi sasaran aplikasi BI. f. Mengajukan solusi BI. g. Menampilkan analisis biaya – keuntungan. h. Menampilkan pengukuran resiko. B.2. Stage 2. Planning (mengembangkan strategi dan rencana taktis, dimana tampilan engineering project akan diselesaikan dan disebarkan). Step 2: Enterprise Infrastructure Evaluation Sebuah infrastruktur perusahaan harus mendukung aplikasi BI. Beberapa komponen infrastruktur harus sudah siap sebelum projek BI pertama dimulai. Komponen infrastruktur yang lain harus dikembangkan sepanjang waktu sebagai bagian dari projek BI. Sebuah infrastruktur perusahaan mempunyai dua komponen: a. Infrastruktur teknikal, dimana termasuk perangkat keras, perangkat lunak, middleware, database management systems, sistem operasi, komponen– komponen jaringan, penyimpanan metadata, alat pendukung, dan lainnya. Terdiri dari aktivitas yaitu:
3.2 Metode Pengembangan Sistem Dalam mengembangkan sistem, penulis menggunakan metode Business Intelligence dengan menggunakan metodologi Larissa T.moss. Adapun gambaran metodologi Business Intelligence yang akan
3
[1] Mengukur platform yang ada. [2] Mengevaluasi dan memilih produk baru. [3] Menulis laporan pengukuran infrastruktur teknikal. [4] Memperluas platform sekarang ini. b. Infrastruktur nonteknikal, dimana termasuk standar– standar metadata, standart penamaan data, model data-data logical perusahaan, metodologi, panduan prosedur pengujian, proses pengawasan perubahan, prosedur untuk masalah–masalah managemen dan penyelesaian masalah, dan lain– lain. Terdiri dari aktivitas yaitu: [1] Mengukur keefektivitasan komponen infrastruktur [2] non teknikal yang ada. [3] Menulis laporan pengukuran infrastruktur non [4] teknikal. [5] Mengembangkan infrastruktur nonteknikal. Step 3 : Project Planning, Projek pengambilan keputusan BI sangat dinamis. Mengubah ruang lingkup, staff, anggaran, teknologi, gambaran bisnis, dan sponsor–sponsor bisa sangat berdampak pada kesuksesan sebuah projek. Karena itu perencanaan projek harus rinci dan perkembangan sesungguhnya harus dengan dekat diawasi dan dilaporkan. Terdiri dari aktivitas yaitu: a. Menentukan kebutuhan proyek. b. Menentukan kondisi sumber file dan database. c. Menentukan atau revisi estimasi biaya. d. Revisi pengukuran resiko. e. Identifikasi factor sukses utama. f. Membuat rencana proyek tingkat tinggi. g. Kerjakan proyek. B.3. Stage 3. Business Analysis. Menampilkan rincian analisis dari masalah bisnis atau kesempatan bisnis untuk memperoleh sebuah pengertian penuh dari kebutuhan bisnis sebagai sebuah solusi yang potensial (produk). Step 4 : Project Requirements Definition. Mengelola batasan projek adalah salah satu pekerjaan yang paling sulit dalam projek pengambilan keputusan BI. Keinginan untuk memiliki segalanya dengan cepat sulit untuk dibatasi, namun membatasi keinginan adalah salah satu aspek penting dari negosiasi kebutuhan yang dapat disampaikan. Tim–tim proyek seharusnya mengharapkan kebutuhan– kebutuhan ini mengubah seluruh siklus pengembangan seperti orang–orang bisnis belajar lebih tentang kemungkinan– kemungkinan dan batasan–batasan dari teknologi BI selama proyek. Terdiri dari aktivitas yaitu: a. Mendefinisikan kebutuhan tambahan infrastruktur teknikal. b. Mendefinisikan kebutuhan tambahan infrastruktur non teknikal. c. Mendefinisikan kebutuhan laporan. d. Mendefinisikan kebutuhan sumber data.
e. f. g.
Meninjau ruang lingkup proyek. Memperluas logical data model. Mendefinisikan persetujuan preliminary service level. h. Menulis dokumen kebutuhan aplikasi. Step 5 : Data Analysis. Tantangan terbesar dari keseluruhan projek pengambilan keputusan BI adalah kualitas dari sumber data. Kebiasaan buruk dikembangkan lebih dari beberapa dekade sulit untuk dipatahkan dan hasil kerusakan dari kebiasaan buruk itu sangat mahal, memakan waktu, dan melelahkan untuk ditemukan dan di betulkan. Sebagai tambahan analisis data di masa lalu dibatasi pada satu pandangan bisnis dan tidak pernah digabungkan atau diselesaikan dengan pandangan lain pada organisasi. Langkah ini mengambil sebuah presentaasi signifikan dari waktu yang diberikan untuk seluruh jadwal proyek. Terdiri dari aktivitas yaitu: a. Menganalisis sumber data eksternal. b. Memperbaiki logical data model. c. Menganalisis kualitas sumber data. d. Memperluas enterprise logical data model. e. Menyelesaikan perbedaan data. f. Menulis spesifikasi pembersihan data. Step 6 : Application Prototyping. Analisis dari penyampaian fungsional, dimana digunakan untuk bisa disebut sebagai analisis sistem adalah yang terbaik selama prototyping sehingga bisa digabungkan dengan perancangan aplikasi. Peralatan baru dan bahasa pemrograman memungkinkan pengembang membuktikan secara relatif cepat atau menyanggah sebuah konsep atau ide. Prototyping juga mengijinkan orang–orang bisnis untuk melihat potensi dan keterbatasan dari teknologi, dimana memberikan mereka sebuah peluang untuk menyesuaikan kebutuhan proyek dan harapannya. Terdiri dari aktivitas yaitu: a. Menganalisis kebutuhan akses. b. Menentukan ruang lingkup prototype. c. Memilih tools untuk prototype. d. Menyiapkan prototype charter. e. Merancang laporan dan queries. f. Membangun prototype. g. Menampilkan prototype. Step 7 : Meta Data Repository Analysis. Mempunyai peralatan yang lebih banyak berarti mempunyai teknik meta data yang lebih banyak sebagai tambahan business meta data, yang mana biasa ditangkap dalam sebuah perangkat pemodelan Computer Aided Software Engineering (CASE). Teknik metadata perlu digambarkan pada bisnis metadata dan semua metadata harus disimpan pada sebuah penyimpanan metadata. Penyimpanan metadata bisa diijinkan atau dibangun. Dalam kasus lainnya, kebutuhan–kebutuhan untuk tipe metadata yang diperoleh dan disimpan seharusnya didokumentasikan didalam sebuah logical meta model.
4
Saat mengijinkan produk penyimpanan metadata, kebutuhan–kebutuhan tersebut didokumentasikan pada logical meta model harus dibandingkan dengan meta model milik vendor, jika vendor menyediakan. Sebagai tambahan kebutuhan–kebutuhan penyampaian metadata kepada komunitas bisnis harus dianalisa (contoh, fungsi bantuan online). Terdiri dari aktivitas yaitu: a. Menganalisis kebutuhan metadata repository. b. Menganalisis kebutuhan interface untuk metadata repository. c. Menganalisis akses metadata repository kebutuhan laporan. d. Membuat logical data model. e. Membuat meta data.
perancangan harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari logical meta model. Terdiri dari aktivitas yaitu: a. Merancang meta data repository database. b. Install dan test produk meta data repository. c. Merancang proses migrasi meta data. d. Merancang aplikasi meta data. B.2. Stage 5. Construction (membangun produk dimana harus menyediakan sebuah return of investment dengan kerangka waktu yang sudah ditetapkan). Step 11 : Extract/Transform/Load Development. Banyak alat tersedia untuk proses ETL, beberapa ada yang canggih dan beberapa sederhana. Bergantung pada kebutuhan untuk membersihkan data dan menggubah data dibangun selama step 5, analisa data, dan step 9, merancang ETL, sebuah alat ETL bisa atau tidak bisa menjadi solusi terbaik. Dalam kasus lainnya, pemrosesan awal data dan penulisan tambahan untuk mendukung kemampuan dari alat ETL sering dibutuhkan. Terdiri dari aktivitas yaitu : a. Membangun dan uji coba unit proses ETL. b. Integrasi dan regresi proses ETL. c. Menampilkan uji coba proses ETL. d. Jaminan kualitas uji coba proses ETL. e. Pesetujuan uji coba proses ETL. Step 12 : Application Development. Usaha dari proses prototyping menguatkan kebutuhan – kebutuhan fungsional, pengembangan yang benar dari mengakses dan menganalisa aplikasi bisa dimulai. Mengembangkan aplikasi bisa menjadi sebuah hal yang sederhana dari menyelesaikan sebuah pemodelan operasional atau itu bisa menjadi sebuah pengembangan yang lebih rumit dengan usaha yang berbeda, akses dan alat analisa yang lebih kuat. Pada kasus lain, aktifitas pengembangan aplikasi front-end ditampilkan paralel dengan aktifitas pengembangan back-end ETL dan pengembangan penyimpanan metadata. Terdiri dari aktivitas yaitu: a. Menentukan kebutuhan final proyek. b. Merancang program aplikasi. c. Membangun dan uji coba unit program aplikasi. d. Uji coba program aplikasi. e. Menyediakan akses data dan analysis training. Step 13 : Data mining. Banyak organisasi tidak menggunakan spesifikasi pengambilan keputusan BI dengan jangkuan terluas. Aplikasi BI seringkali dibatasi dengan laporan – laporan tertulis, beberapa dari itu bukan merupakan tipe laporan yang baru melainkan menggantikan laporan lama. Masa pengembalian sebenarnya datang dari informasi tersembunyi di dalam data–data organisasi, yang bisa diketahui dengan peralatan data mining. Terdiri dari aktivitas yaitu: a. Mengelompokan masalah bisnis. b. Mengumpulkan data. c. Konsolidasi dan membersihkan data. d. Menyiapkan data. e. Membangun model data analytical. f. Menginterpretasikan hasil data mining.
B. Tahapan perancangan dapat dibagi menjadi 2 bagian : B.1. Stage 4. Design (memahami produk yang menyelesaikan masalah bisnis atau memungkinkan peluang bisnis). Step 8 : Database Design. Satu atau lebih target database BI akan menyimpan data bisnis dalam bentuk rinci atau kumpulan, bergantung pada kebutuhan laporan dari komunitas bisnis. Tidak semua laporan kebutuhan strategis, dan tidak semua multidimensional. Skema perancangan database harus mencocokkan kebutuhan– kebutuhan pengaksesan informasi dari komunitas bisnis. Terdiri dari aktivitas yaitu: a. Meninjau lagi kebutuhan data akses. b. Menentukan agregasi dan ringkasan kebutuhan. c. Merancang BI target database. d. Merancang struktur database physical. e. Mengembangkan perawatan prosedur database. f. Menyiapkan monitor dan tune rancangan database. Step 9 : Extract/Transform/Load Design. Proses ETL adalah proses paling rumit dari seluruh proyek pendukung keputusan BI. Itu juga salah satu yang paling tidak menarik. Kualitas yang buruk dari sumber data biasanya memerlukan banyak waktu untuk menjalankan transformasi dan program pembersihan. Menyelesaikan proses ETL dengan sejumlah window yang tersedia adalah sebuah tantangan bagi kebanyakan organisasi. Terdiri dari aktivitas yaitu: a. Membuat dokumentasi pemetaan sumber ke target. b. Mencoba fungsi tool ETL. c. Merancang aliran proses ETL. d. Merancang program ETL. e. Set up ETL staging area. Step 10 : Metadata Repository Design. Jika sebuah penyimpanan meta data diizinkan, mungkin kebanyakan harus ditingkatkan dengan fitur yang didokumentasikan pada logical meta model tapi tidak disediakan oleh produk. Jika sebuah penyimpanan meta data dibangun, keputusan harus dibuat apakah perancangan database penyimpanan metadata akan berdasarkan entityrelationsip atau object-oriented. Pada kasus lain,
5
g. Menampilkan hasil validasi eksternal. h. Mengawasi waktu analisis data model. Step 14 : Meta Data Repository Development. Jika keputusan untuk membangun sebuah tempat penyimpanan meta data dari pada yang berlisensi, sebuah team terpisah biasanya ditugaskan dengan proses pengembangan. Ini menjadi sebuah sub-proyek yang cukup besar dalam keseluruhan projek BI. Terdiri dari aktivitas yaitu : a. Membangun database meta data repository. b. Membangun dan uji coba unit proses migrasi meta data. c. Membangun dan uji coba unit meta data proses migrasi. d. Membangun dan uji coba unit aplikasi meta data. e. Uji coba program meta data repository atau fungsi produk. f. Menyiapkan meta data repository untuk produksi. g. Menyediakan pelatihan meta data repository. B.3. Stage 6. Deployment (proses penerapan aplikasi business intelligence yang meliputi penyesuaian terhadap pengguna aplikasi dari alat yang di gunakan dan user yang akan menggunakannya). Step 15 : Implementation. Agar aplikasi ini dapat berjalan dengan baik maka akan dilakukan penyesuaian dan percobaan sebelum pada akhirnya benar-benar digunakan, pada tahapan ini penyesuaian meliputi media yang akan digunakan oleh aplikasi dan terhadap user yang terkait yang telah ikut serta dalam proses pembuatan aplikasi dan user yang akan menggunakan aplikasi business intelligence. Step 16 : Release Evaluation. Aplikasi Business intelligence tidak dapat secara langsung digunakan oleh user tanpa ada evaluasi terhadap proses yang sudah dibuat untuk perancangan ini. Karena aplikasi business intelligence sangat penting dalam perannya untuk membuat keputusan bisnis bagi perusahaan. Maka akan di lakukan proses wawancara dan pelatihan bagi perusahaan sebagai evaluasi penggunaan aplikasi business intelligence ini.
Gambar 1 Kerangka Berpikir
4. PEMBAHASAN 4.1. Justification
3.3 Kerangka Berpikir Adapun kerangka berpikir yang dilakukan pada penulisan ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Proses Bisnis
6
4.1.1 Analisis SWOT Adapun SWOT pada PT. Gerbang Multindo Nusantara adalah : a. Strength : Sebagai perusahaan manufaktur & distribusi consumer produk dengan barang barang yang sudah dikenal baik dan dikonsumsi oleh masyarakat. Memiliki pabrik atau gudang didua kota besar, seperti : Jakarta dan Surabaya, dengan ini penyaluran barang ke pelanggan menjadi lebih cepat. b. Weakness : Perusahaan kurang dapat melihat potensi dan kesempatan yang ada untuk memperluas sasaran pengadaaan proyek. c. Opportunity : Dapat menjadi pemimpin pasar penjualan consumer produk terutama produk energi terbarukan / renewable energy. d. Threats : Produk yang ditawarkan sudah banyak pesaingannya dengan produk perusahaan lain dengan merek dan bentuk yang bermacam-macam.
2.
3.
Dalam proses produksi, bagian penjualan mengumpulkan dan menganalisa laporan hasil penjualan secara manual untuk mengontrol jumlah barang dalam gudang agar tidak terjadi overload sehingga dapat memprediksi jumlah produksi barang yang akan diproduksi dan memprediksi agar tidak terjadi kekurangan terhadap permintaan pasar. Sistem informasi yang berjalan secara operasional mendukung kinerja perusahaan tetapi sistem informasi ini masih belum dapat menunjang solusi pengambilan keputusan bagi eksekutif.
4.1.4 Kebutuhan Bisnis PT. Gerbang Multindo Nusantara Kebutuhan bisnis pada PT. Gerbang Multindo Nusantara adalah bagaimana perusahaan dapat memahami target penentuan harga terhadap penjualan agar lebih kompetitif dan memahami berbagai trend yang terkait dengan lingkup bisnis energi yang telah di lakukan perusahaan. Proses pembuatan dan analisa report merupakan salah satu kebutuhan penting pada perusahaan. PT. Gerbang Multindo Nusantara membutuhkan report antara lain report yang menyajikan jumlah laporan penjualan dan proyek, beserta trend dan analisa forecasting dan skenario analisa yang dapat diakses dengan mudah cepat dan akurat, sehingga dapat menunjang penganbilan keputusan yang lebih baik.
4.1.2 Analisis Critical Success Factor (CSF) Critical Success Factor (CSF) pada PT. Gerbang Multindo Nusantara merupakan sejumlah faktor dari area atau ruang lingkup tertentu yang diprediksi dapat memberikan hasil yang dapat diukur baik secara individual, departemen, maupun organisasi. Pada perusahaan analisis CSF perlu dilakukan untuk menganalisa hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Berdasarkan faktor-faktor yang dimiliki oleh perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan analisis bagi kemajuan dan perkembangan perusahaan. Dari analisa Critical Success Factor (CSF) maka didapat pula Key Performance Indicator (KPI), yakni dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Table 1. Table Critical Success Factor (CSF) dan Key Performance Indicator (KPI)
4.1.5 Sasaran Aplikasi Business Intelligence Dengan mengimplementasikan Business Intelligence, proses pembuatan dan penganalisaan report akan lebih mudah. Report yang akan dirancang yaitu laporan yang berdasarkan laporan akhir pada data laporan penjualan dan proyek, kemudian data yang diolah dalam perancangan adalah data valid sehingga bisa digunakan untuk membantu proses pengambilan keputusan di masa depan. Aplikasi Business Intelligence ini dapat diakses oleh pihak PT. Gerbang Multindo Nusantara yang meliputi posisi manajer dan direksi perusahaan dan tanpa adanya ketergantungan kepada pihak tertentu. 4.1.6 Risk Assessment Dalam proses perancangan dan pengimplementasian aplikasi, mungkin saja memiliki beberapa resiko yang akan terjadi. Penulis membuat tabel resiko untuk proses perancangan aplikasi Business Intelligence. Warna yang digunakan mengindikasikan : Hijau : Resiko rendah – maju melanjutkan proyek. Kuning : Resiko medium – hati-hati, waspada. Merah : Resiko tinggi – evaluasi ulang sebelum melanjutkan.
4.1.3 Analisis Sistem Berjalan 1. Pada tahap pelaporan kinerja tahunan data yang olah untuk ditampilkan tidak akurat.
7
laporan margin dari hasil penjualan selam 8 tahun. 6. Membentuk pattern dan model untuk menampilkan laporan kategori produk terhadap penjualan. 7. Membentuk pattern dan model untuk menampilkan laporan pekerjaaan proyek selama 8 tahun. 8. Membentuk pattern dan model untuk menampilkan laporan pekerjaaan proyek selama 8 tahun berdasarkan kategori jenis pekerjaannya. 9. Membentuk pattern dan model untuk menampilkan laporan pekerjaaan proyek selama 8 tahun berdasarkan investasi dari perkerjaaan dari perusahaan investor. 10. Membentuk pattern dan model untuk menampilkan laporan proyek selama 8 tahun berdasarkan pada lokasi pekerjaan. 11. Membentuk pattern dan model untuk menampilkan skenario penetapan harga terhadap margin yang akan didapat. Tabel 2. Risk Assessment 4.1.7 Masalah yang dihadapi Adapun masalah yang dihadapi antara lain : 1. Para eksekutif PT. Gerbang Multindo Nusantara membutuhkan suatu aplikasi yang dapat membantu dan memudahkan dalam pengambilan keputusan. 2. Sistem basis data yang ada hanya dilakukan untuk penyimpanan data, sehingga terjadi penumpukan data yang besar, akan tetapi belum dapat menghasilkan informasi yang berguna. 3. Laporan yang disajikan masih belum dalam bentuk daftar atau list, sehingga sulit bagi eksekutif bagian operasional dan pemasaran & penjualan untuk menganalisa kondisi dalam perusahaan. 4.1.8 Sistem Yang Diusulkan Setelah menganalisa kebutuhan user akan informasi dan permasalahan yang dihadapi, maka sistem yang diusulkan adalah membangun sebuah aplikasi Business Intelligence dengan menggunakan Qlikview pada PT. Gerbang Multindo Nusantara sebagai pendukung dalam kegiatan analisis infrastruktur teknologi informasi perusahaan khususnya ketika laporan akhir tahun. Aplikasi Business Intelligence yang diusulkan akan memberikan beberapa keuntungan diantaranya adalah : 1. Suatu laporan mengenai penjualan dan proyek yang di rangkum selama 8 tahun dari tahun 2003 hingga tahun 2011. 2. Membentuk pattern dan model untuk menampilkan laporan penjualan yang diperoleh. 3. Membentuk pattern dan model untuk menampilkan laporan produk yang terjual berdasarkan kurun waktu 8 tahun dari tahun 2003 hingga 2011. 4. Membentuk pattern dan model untuk menampilkan laporan produk yang terjual berdasarkan kurun waktu 8 tahun dari setiap sales atau penjual. 5. Membentuk pattern dan model untuk menampilkan
Gambar 3. Contex Diagram Business Intelligent 4.2 Planning 4.2.1. Enterprise Infrastructure Evaluation Untuk membangun aplikasi Business Intelligence diperlukan berbagai infrastruktur untuk menunjang keberhasilan implementasi. Infrastruktur yang dibutuhkan oleh perusahaan terdiri dari 2 komponen yaitu Infrastruktur Teknikal dan Infrastruktur Non-Teknikal. 4.2.1.1 Technical Infrastructure Evaluation Hardware yang digunakan oleh PT. Gerbang Multindo Nusantara adalah : 1. Perangkat keras (hardware) yang digunakan yaitu: • Spesifikasi : Processor 2.40 GHz. • Memory : RAM 1.10 GB.
8
• Graphic VGA • HardDisk 2.
bisa selesai dengan tepat waktu dan tidak menemui kendala berarti. Pada tahapan ini penulis akan merinci solusi utama dari pembuatan aplikasi business intelligence ini, pada tahapan apa business intelligence ini berpengaruh pada proses bisnis yang telah ada pada perusahaan.
: VGA Card 128 MB. : 40 GB, DVD-RW.
Spesifikasi software yang digunakan yaitu: • Operation System : Windows 7 Seven. • Microsoft Excel dan Microsoft SQLServer sebagai tools untuk database. • Qlikview sebagai aplikasi pengolahan dan perancangan dashboard. o Microsoft Visio sebagai tools untuk perancangan diagram sistem.
4.2.2.1 Proposed BI Solution Solusi yang kami tawarkan untuk mengatasi permasalahan dari PT. Gerbang Multindo Nusantara adalah membuat sebuah aplikasi Business Intelligence yang membantu user untuk mendapatkan laporan bisnis akhir tahun agar lebih mudah, lebih cepat dan lebih rinci sehingga bisa membantu proses pengambilan keputusan.
4.2.1.2 Nontechnical Infrastructure Evaluation 1. Struktur Data PT. Gerbang Multindo Nusantara Di bawah ini merupakan tabel – tabel dari datamart pada PT. Gerbang Multindo Nusantara; a. Barang b. Investor c. Pegawai d. Pelanggan e. Supplier f. Jenis Perusahaan g. Kab Kota h. Provinsi i. Status Proyek j. Kategori Proyek k. Proyek l. Penjualan
4.2.2.2 Project Constraints Project Scope Aplikasi Business Intelligence yang penulis rancang sebatas perancangan untuk laporan perusahaan secara berkala baik itu per-bulan, per-kuartal maupun pertahun, berikut ini adalah yang flowchart pembuatan laporan pada perusahaan.
2.
Use of The Development Methodology PT. Gerbang Multindo Nusantara dipersiapkan untuk proyek BI. Dalam proyek ini menggunakan metodologi Business Intelligence Roadmap, dengan aktivitas– aktivitas yang akan dilalui dari justification sampai construction. Dimana aktivitasnya yaitu mengevaluasi, menganalisa data, merancang target BI database dan membangun aplikasi BI . 3. Data Naming and Abbreviations Sebuah proyek BI diperlukan juga istilah-istilah data yang konsistens. Hal ini PT. Gerbang Multindo Nusantara memiliki istilah dalam proses bisnisnya dan harus dipahami agar aplikasi BI sesuai dengan proses bisnis yang ada. Adapun pemiliahan nama tabel juga akan berkaitan dengan proses data cleansing, maka pemilihan nama pada tabel sudah di setujui dengan memberikan nama-nama yang mudah di pahami, seperti pemisahan nama tanggal pada data-data yang di peroleh dari beberapa bagian, contohnya tahun_jual, tahun_proyek, dan tahun_barang. Dengan penamaan ini diharapkan dapat memudahkan proses perancangan aplikasi business intelligence pada saat ini dan pada proses pemeliharan aplikasi ketika aplikasi ini sudah digunakan.
Gambar 4 Flowchart Pembuatan Laporan Perusahaan
Gambar 5 flowchart pembuatan laporan perusahaan dengan BI
4.2.2 Project Planning Dalam merancang aplikasi Business Intelligence kita perlu membuat perencanaan proyek sehingga aplikasi
9
• Effort Perkiraan waktu untuk perancangan aplikasi Business Intelligence dimulai dari proses analisa sampai perancangan aplikasi adalah 6 bulan. • Budget Tidak ada anggaran dalam perancangan aplikasi Business Intelligence ini karena semua infrastruktur sudah dimiliki oleh PT. GMN untuk dapat menerapkan sistem Business Intelligence yang baru dengan Microsoft SQL Server dan Qlikview. 4.3 Business Analysis 4.3.1 Project Requirements Definition/Definisi Kebutuhan Pada Aplikasi Fokus utama pada perusahaan PT. Gerbang Multindo Nusantara adalah pada penjualan dan kinerja dalam pengerjaan proyek, kedua data pada divisi ini sangat mempengaruhi pembuatan keputusan pada langkah-langkah besar perusahaan dalam melakukan bisnis, sehingga perusahaan sangat menitik beratkan analisa yang tepat pada data penjualan dan proyek. Aplikasi ini dibuat dengan persyaratan technical infrastructure seperti harus dijalankan di MS.Excel, MSSQL dan Qlikview. Pada saat pengumpulan data, data keseluruhan yang sudah diberikan maka akan dianalisis untuk mendapatkan hubungan antar tabel. Setelah semua tabel sudah terhubung maka kita akan memilah pada tabel yang mana saja yang dapat digunakan untuk kebutuhan aplikasi ini.
Gambar 6. Logical Data Model 4.3.2.2 Meta Data Repository Analysis Tempat penyimpanan metadata adalah sebuah database. Tetapi tidak seperti database pada biasanya, sebuah penyimpanan metadata tidak dirancang untuk menyimpan data untuk aplikasi bisnis. Metadata dirancang untuk menyimpan informasi kontekstual tentang data bisnis. Metadata sangat penting dalam aplikasi Business Intelligence karena membantu merubah bentuk data ke informasi. Perbedaan antara data dan informasi adalah informasi adalah data mentah dengan konteks bisnis. Metadata menyediakan keadaan bisnis; metadata menjamin penafsiran yang benar (berdasarkan aktivitas, objek, hubungan, dan rule) dari data bisnis sebenarnya.
4.3.2
Data Analysis Tahap ini pada dasarnya menampilkan analisa sistem yang disesuaikan terhadap sebuah rancangan yang akan dibangun sistem. Tahap ini menampilkan aktivitas selama analisa data yang disesuaikan untuk mengerti dan mengoreksi perbedaan yang ada pada data bisnis. Tahap ini akan dilakukan analisis terhadap kualitas dari sumber data yang digunakan dalam proyek. Sumber data berasal dari administrasi dan operaional dan data eksternal. Pada data internal nama atribut dalam satu tabel dengan tabel lain berbeda, dimana sebenarnya atribut yang dimaksudkan mempunyai pengertian yang sama. 4.3.2.1 Pembersihan Format Penulisan Sentence Case Pada Database Pada tahapan data analysis ini terdapat tahapan cleansing data atau tahapan pembersihan database sebelum data akan diolah lebih lanjut, tahapan yang pertama dalam pembersihan data ini ialah tahapan pembersihan dengan menyamakan format penulisan menjadi format penulisan Sentencecase dari data yang memiliki format berbeda-beda seperti huruf besar (Uppercase) dan huruf kecil (Lowercase).
10
4.3.3
Application Prototyping Perancangan aplikasi business intelligence ini akan menghasilkan laporan mengenai informasi trend penjualan dan trend proyek terhadap waktu yang ditampilkan dalam bentuk dashboard. Laporan tersebut dapat diakses oleh user setiap manajer melalui aplikasi qlikview yang telah dirancang oleh tim perancang. pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan prototype adalah tim proyek, bagian administrasi, bagian marketing dan bagian operasional. Tujuan utama dari adanya prototype adalah prototype digunakan sebagai metode yang efektif untuk memvalidasi persyaratan proyek dan menemukan bagian yang hilang dan perbedaan dalam persyaratan yang diinginkan oleh user. Apabila terdapat perbedaan hasil output yang tidak sesuai dengan keinginan user, maka tim perancang dapat melakukan proses modifikasi sebelum melangkah ke tahap yang lebih jauh. Tujuan lain dari prototyping adalah menjalin interaksi yang baik antara tim proyek dengan user dan user juga berperan aktif dalam pembuatan aplikasi. Prototype sendiri adalah sebuah teknik komunikasi visual yang digunakan untuk membantu tim perancang Business Intelligence dalam mengerti dan memperbaiki persyaratan ruang lingkup proyek. Ada beberapa tipe dalam membuat prototype, setiap tipe mempunyai tujuan yang berbeda dan harapan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan teknik Mock-Up Prototype pada pembuatan aplikasi. Tujuan dari Mock-Up Prototype adalah untuk mengerti akses dan analisa persyaratan dan aktivitas bisnis. Sebab itu, Mock-Up Prototype diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat. Tujuan dari Mock-Up Prototype adalah untuk mengerti persyaratan aplikasi, mengerti aktivitas bisnis, memulai fungsi sistem.
Gambar 7. Entity Relationship Meta model 4.3.2.3 Metadata analysis Dalam tahap analisa terhadap perancangan aplikasi Bussiness Intelligence ini maka di simpulkan bahwa metadata yang dibutuhkan adalah perancangan metadata untuk pembuatan tabel fakta pada proyek dan penjualan, berikut adalah deskripsi dari metadata tersebut : Table 4.37 Target Perancangan Metadata
4.3.3.1 Reporting Requirement Dari proses wawancara dengan pihak PT. Gerbang Multindo Nusantara, maka definisi dari report yang dibutuhkan oleh PT. Gerbang Multindo Nusantara untuk membantu kegiatan operasional adalah report mengenai penjualan dan kinerja pekerjaan proyek yang dilakukan oleh perusahaan PT. Gerbang Multindo Nusantara yang ditinjau dari waktu dan trend terhadap penjualan dan kinerja yang telah dilakukan, serta perusahaan yang bekerjasama dan melalui proses bisnis perusahaan, seperti data perusahaan supplier dan data perusahaan investor. Data yang penulis gunakan dalam perancangan aplikasi Business Intelligence ini diperoleh langsung dari database PT. Gerbang Multindo Nusantara dan berbentuk xls, serta ditentukan dari periode sekarang hingga 8 tahun yang lalu.
11
2.
Laporan Penjualan
Gambar 10. Laporan Penjualan 3.
Proyek Report
Gambar 8. State Transition Diagram 4.3.3.2 Display Prototipe 1. Dashborad Report
Gambar 11. Proyek Report 4.4 Design 4.4.1 Database Design Kemudian dilakukan rancangan database dengan merancang skema terdiri dari star schema dan snowflake schema untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajer terhadap aplikasi BI. Berikut ini adalah star schema dari Fact_Proyek dan snowflake schema dari Fact_penjualan. Gambar 9. Dashboard Report
12
4.5.1.2 Transform Pattern Phone dan Email Tahap ini akan menggambarkan mengenai proses transformasi dari pembersihan data dengan pattern bagi nomor kontak, proses pembersihan ini akan dilakukan pada aplikasi SQLServer pada fitur DQS (Data Quality Services). 4.5.1.3 Transform OLTP ke OLAP Tahap ini akan menggambarkan mengenai proses transformasi data dari OLTP database ke database OLAP, langkah pertama dari proses adalah dengan membuat pembuatan stored procedures yang akan dilakukan pada pada aplikasi SQLServer 2012, kemudian melakukan transformasi data dari OLTP ke OLAP yang akan dilakukan pada aplikasi SQLServer Data Tools yang tersedia didalam SQLServer 2012. 4.5.1.4 Transform SQLServer ke Qlikview Tahap ini akan menggambarkan mengenai proses pengembangan ETL yang dilakukan dalam pembuatan aplikasi business intelligence ini adalah dengan proses pentransferan tabel-tabel dari Microsoft Excel ke program Qlikview.
Gambar 12. Star Schema Table Fact_Proyek
4.5.2 Application Development Pada tahap ini akan menjelaskan langkah-langkah pembuatan dashboard dan menampilkan hasil dari langkahlangkah yang telah dijalankan. Dapat dilihat ada gambar sebagai berikut; 1. Dashbord KPI
Gambar 14. Dashbord KPI 2.
Gambar 13. Snowflake Schema Table Fact_penjualan 4.5 Construction 4.5.1 Extract, Transform, Load development 4.5.1.1 Transform Cleanse Sentence Case Tahap ini akan menggambarkan mengenai proses transformasi dari pembersihan data menjadi sentence case pada database, yang akan dilakukan pada aplikasi SQLServer.
13
Dashbord Penjualan
sangat penting bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan. Hasil yang di dapatkan pada proses ini adalah wawancara mengenai penggunaan aplikasi sepenuhnya yang juga meliputi sejauhmana tahapan pemeliharaan aplikasi terhadap arah bisnis perusahaan yang baru nantinya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Aplikasi Business Intelligence dapat menampilkan performa kegiatan perusahaan dalam penjualan barang, yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan pada penjualan. 2. Aplikasi Business Intelligence dapat menampilkan performa kinerja perusahaan dalam pelaksanaan proyek, yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan pada kinerja proyek. 3. Tampilan informasi yang ditampilkan adalah dalam bentuk grafis maupun laporan, yang dapat mewakili hubungan atau pola-pola informasi yang penting yang terdapat pada basis data yang historikal pada data warehouse perusahaan, yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang akurat.
Gambar 15. Dashbord Penjualan 4.5.3 Data Mining Data mining merupakan teknik untuk menemukan pola yang tersembunyi dari data yang dimiliki oleh perusahaan. Teknik data mining yang digunakan adalah teknik forcasting yaitu trend proyeksi. Pada report ini akan menampilkan hasil dari data mining berupa analysis chart. forcasting diterapkan untuk mengetahui trend yang terjadi pada penjualan pembelian dan harga. Dengan demikian akan didapatkan hasil untuk diolah kembali menjadi keputusan bagi para manager.
5.2. Saran Berikut saran untuk pengembangan BI ini lebih lanjut adalah: 1. Aplikasi Business Intelligence ini dapat dikembangkan lebih lanjut agar dapat digunakan oleh divisi lain, seperti divisi manufacturing dan divisi-divisi lainnya. 2. Aplikasi Business Intelligence ini dapat diperluas cakupannya agar informasi yang diperoleh dapat digali lebih dalam, seperti menggunakan pola keterkaitan data dengan data market share yang ada pada pola keterkaitan penjualan, maupun data dari standarisasi ISO terbaru dengan menemukan pola keterkaitan pada peraturan pelaksanaan pekerjaan proyek yang nantinya akan diterapkan pada perusahaan ini dimasa mendatang. 3. Aplikasi Business Intelligence ini juga dapat diterapkan pada perusahaan-perusahaan lain yang memiliki historikal data yang cukup lama dan dengan jumlah data yang banyak, metode perancangan Business Intelligence ini dapat sangat membantu dalam menemukan pola-pola kertekaitan data agar lebih efesien untuk dianalisa dalam proses perumusan sebuah keputusan atau pembuatan laporan agar lebih akurat.
4.6
Deployment Proses penerapan aplikasi business intelligence ini meliputi apakah hasil akhir dari aplikasi ini sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, baik dari kebutuhan user pengguna maupun dari device atau media yang akan digunakan, kegiatannya meliputi : 4.6.1 Implementation. Pada proses implementasi tim perancang aplikasi melakukan proses installasi terhadap media-media yang akan digunakan, mengatur jaringan apa saja yang terkait dengan media pengguna aplikasi dan melakukan percobaan terhadap aplikasi business intelligence ini, dan pengujian yang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan metode black box dan white box. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, system berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
4.6.2 Release Evaluation. Pada tahapan Release Evaluation tim perancang aplikasi melakukan wawancara terhadap user terkait yang akan menggunakan aplikasi business intelligence ini, yang meliputi menejer operasional, manager keuangan serta pemilik perusahaan. Tahapan ini dilakukan karena sebuah aplikasi business intelligence memiliki peran yang
14
DAFTAR PUSTAKA. [1] Brannon, Nadia . “Business Intelligence and EDiscovery”.July 2010.Intellectual Property & Technology Law Journal Vol. 22 [2] Connolly, Thomas M., Begg, Carolyn E. (2005). Database Systems : A practical approach to design, implamentation, and management. USA : Pearson Education Limited. [3] English,Larry P. (1999). Improving Data Warehouse and Business Information Quality. New York :John Wiley & Sons.Inc. [4] Hoffer, Jeffrey A.,Prescott,Mary B.,& Topi, Heikki.(2009). Modern Database Management. Ninth Edition.New Jersey : Pearson Education. [5] Inmon , William H.,(2005).Building The Data Warehouse. (4thEdition). Indiana: Wiley Publishing. [6] Inmon, William H. (2002). Building The Data Warehouse. (3rd Edition) . USA: John Wiley & Sons,Inc. [7] Kimball,Ralph dan Ross, Margy.(2002).The Data Warehouse Toolkit The Complete Guide To Dimensional Modeling. (2nd Edition). New York : John Wiley&Sons,Inc. [8] M ulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi Ke-3. Salemba Empat, Jakarta. [9] Moss, Larissa T., Atre,Shaku (2003). Business intelligence roadmap : The Complete Project Lifecycle For Decision-Support Applications. USA : Addison-Wesley. [10] Turban, Efraim.,Sharda, Ramesh., Delen, Dursun .(2011). Decision support and BusinessIintelligence Systems. (9th edition). New Jersey : Pearson Education. [11] Vercellis, Carlo.(2009).Business Intelligence : Data Mining and Optimization for Decision Making. (1st edition ). United Kingdom : .John Wiley & Sons Ltd. [12] Whitten, Jeffery L, Bentley, Lonnie D, Ditman & Kevin C.(2004).System Analysis and Design Method, Sixth Edition. McGraw-Hill, Inc., USA.
15
Kebijakan Strategis Pemerintah Mempercepat Terwujudnya Masyarakat Informasi Sarwoto Wijoyo Latisuroa a Staf pengajar Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Telp : (021) 7493547 Email :
[email protected]
ABSTRACT Based on the decision of the World Summit on Information Society (WSIS) in Tunis in 2003 which was attended by state officials from around the world has set its commitment to building the Information Society the targeted half or 50% of the population in the World could be realized in2015, include community colleges, Health, Business, etc. The information society is a society which meant that the information literate society that understands the importance of the information obtained from the community's ability to use a variety of media including Information and Communication Technology to access help information used in everyday life are included in solving problems. In order to realize this target, many countries in the world have established a strategic policy and be synergistic and integrated areas evenly in all its aspects to accelerate the realization of the WSIS commitments. In connection with the study aims to determine the policy of the Government's policy strategy to accelerate the realization of the 2015 Information and strategic steps taken by the government in society to realize information. Data used is extracted from the data of the discussions, seminars, workshops and literature data. By using these methods are expected to reach a conclusion about a concrete picture of the strategic policy of the government in the establishment of the community Information. Keywords: Strategic Policy, Government, public information, information literacy, digital divide. bahwa pendidikan, pengetahuan, informasi, dan komunikasi adalah inti kemajuan, usaha dan kesejahteraan manusia. Sidang WSIS juga menekankan bahwa Teknologi Informasi 1. PENDAHULUAN dan Komunikasi mempunyai pengaruh yang amat besar 1.1 Latarbelakang Sebagai tindak lanjut dari komitment WSIS di dalam segala aspek kehidupan didalam masyarakat. Dalam Jenewa 2003 yang ditindaklanjuti dengan pertemuan di rangka mewujudkan komitmen internasional tersebut, maka Tunisia tahun 2005 yang dihadiri tidak kurang dari 175 para banyak Negara di dunia telah menetapkan berbagai pimpinan pemerintah dari negara-negara di dunia telah kebijakan strategis dan program kegiatan dalam rangka menyepakati sasaran antara lain terwujudnya masyarakat mempercepat terwujudnya target WSIS antara lain informasi sebesar 50 % dari penduduk dunia pada tahun terwujudnya masyarakat informasi dari 50 % pendudukdi 2015. Namun dalam kenyataannya setiap pemerintah negara dunia di tahun 2015, menghadapi berbagai permasalahan internal, antara lain Sehubungan dengan itu kajian ini bertujuan untuk masih rendahnya tingkat literasi di bidang TIK, rendahnya mendiskrpsikan sampai sejauh mana kebijakan strategis dan penggunaan teknologi TIK. Berdasarkan data yang program kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah selaku diperoleh dari berbagai Pakar TIK di Indonesia, seperti Dr penentu kebijakan dalam mempercepat terwujudnya Eko Indrajid bahwa Indonesia menghadapi berbagai masyarakat informasi. permasalahan TIK antara lain masih besarnya digital divide dan rendahnya Human Development index bangsa Indonesia 1.2 Permasalahan yakni pada ranking 114 dari 187 negara ( UNDP 2003) dan Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu menjadi 111 dari 187 negara ( UNDP 2004). Sedangkan adanya perhatian yang utama dari pemerintah selaku berdasar HDI yang dirilis Nopember 2011, Indonesia penyelenggara negara untuk mempercepat terwujudnya menempati rangking ke 124 dari 187 negara . masyarakat informasi. Guna mempercepat terwujudnya Berdasar hasil sidang WSIS, Para pimpinan negara masyarakat informasi tersebut diperlukan pengkajian juga mengakui bahwa ilmu pengetahuan memiliki peran kebijakan pemerintah dalam mempercepat terwujudnya utama dalam pembangunan Masyarakat Informasi. Banyak masyarakat informasi. Pertanyaan pengkajian, adalah aspek bangunan Masyarakat Informasi antara lain adalah bagaimanakah langkah-langkah dan program kegiatan hasil dari kemajuan teknologi. Sidang WSIS mengakui peningkatan literasi-informasi yang ditempuh oleh
16
Pemerintah mempercepat terwujudnya masyarakat informasi, serta sejauh manakah kebijakan strategis pemerintah dalam mempercepat terwujudnya masyarakat informasi.
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai (Stephanie K marrus-http://carapedia.com).
1.3 Tujuan Dan Manfaat Pengkajian Kajian ini bertujuan untuk mengetahui langkahlangkah strategis yang dilakukan pemerintah dalam memujudkan masyarakat informasi serta merumuskan strategi kebijakan Pemerintah dalam mempercepat terwujudnya masyarakat Informasi tahun 2015. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai analisis kebijakan strategis pemerintah dalam mewujudkan masyarakat informasi, serta dapat menyediakan informasi mengenai program kegiatan pemerintah dalam mewujudkan masyarakat informasi.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mencapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi,sosialbudaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian bahwa pengertian strategis adalah pernyataan yang mengindikasikan suatu rencana ataupun cara yang terbaik untuk tercapainya tujuan suatu badan maupun lembaga pemerintah. 2.2 Pemerintah Menurut Dr. Ir, Dharma Setyawan Salam, M.Ed, dalam bukunya berjudul Manajemen Pemerintahan Indonesia disebutkan bahwa untuk menjalankan sebuah Negara agar dapat mencapai ketentreman , kesejahteraan, dan kesentosaan bersama diperluakan penguasa yang mengatur dan mengelola segenap sumber daya untuk mencapai tujuan suatu Negara. Penguasa dalam suatu Negara tersebut biasa dikenal dengan istilah pemerintah.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Kebijakan Strategis 2.1.1 Kebijakan Pemilihan terhadap alternatif tindakan strategis sebagai pilihan tindakan yang terbaik bukan merupakan akhir dari formulasi atau perumusan strategi. Namun,selanjutnya organisasi harus mengembangkan kebijakan lebih lanjut. Kebijakan pada umumnya dijadikan sebagai panduan umum mengenai implementasi strategi. Kebijakan juga dapat membatasi pilihan strategi di masa yang akan datang sehingga perubahan strategi harus diikuti dengan perubahan kebijakan. Berdasarkan pendapat Aizawa Kakeru (2012) bahwa kebijakan yang disarikan dari bukunya William N. Dunn (1999) berjudul Analisis Kebijakan, disebutkan bahwa kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih bersifat adaptif dan intepretatif, meskipun kebijakan juga mengatur “apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh”. Kebijakan juga diharapkan dapat bersifat umum tetapi tanpa menghilangkan ciri lokal yang spesifik. Kebijakan harus memberi peluang diintepretasikan sesuai kondisi spesifik yang ada. Masih banyak kesalahan pemahaman maupun kesalahan konsepsi tentang kebijakan. Beberapa orang menyebut policy dalam sebutan ”kebijaksanaan”, yang maknanya sangat berbeda dengan kebijakan. Istilah kebijaksanaan adalah kearifan yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan kebijakan adalah aturan tertulis hasil keputusan formal organisasi.
Dalam pengertian sempit, pemerintah diartikan sebagai eksekutif yang melaksanakan kegiatan fungsi menjalankan undang-undang negara yaitu sekelompok orang yang diberi tugas untuk merencanakan, mengumpulkan, menyusun, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengarahkan segenap upaya masyarakat/penduduk dalam suatu Negara dalam rangka mencapai tujuan Negara yang telah ditetapkan. Sedangkan upaya menjalankan segenap fungsi dan kegiatan pemerintah biasa disebut dengan pemerintahan. Karena itu, fungsi pemerintah adalah upaya merealisasikan tujuan Negara. Negara adalah suatu organisasi kekuasaan masyarakat yang berupaya mengatur interaksi antar anggota masyarakat atau penduduknya dalam suatu wilayah hukum tertentu berdasarkan kesepakatan di antara mereka baik mengenai cara pencapaian maupun tujuan yang akan dicapai agar mereka dapat hidup secara harmonis dan meningkat kesejahteraannya secara adil dan makmur. 2.3 Masyarakat Informasi Berdasarkan hasil Sidang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) WSIS tentang Masyarakat Informasi, menyatakan keinginan bersama dan komitmen untuk pembangunan masyarakat Informasi yang berpusat pada manusia, di mana setiap orang dapat membuat, mengakses, memanfaatkan dan berbagi informasi dan pengetahuan, yang memungkinkan individu, masyarakat dan bangsa untuk mencapai potensi penuh mereka dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup mereka;
2.1.2 Strategis Strategis dari kata Strategi yang dapat didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin
17
Sejalan dengan pemikiran UNESCO sangat menganjurkan pembangunan masyarakat pengetahuan di mana kekuatan informasi dan komunikasi yang dibutuhkan sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mencapai potensi tinggi dan memperbaiki kehidupan masyarakat sehari-hari.
Know how to accurately identify and define the information needed to meet the need, solve the problem, or make the decision; Stage Three: Know how to determine whether the needed information exists or not, and if it does not, know how to create, or cause to be created the unavailable information (also referred to as “creating new knowledge”); Stage Four: Know how to find the needed information if you have determined that it does, indeed,exist; Stage Five: Know how to create, or cause to be created, unavailable information that you need; sometimes called “creating new knowledge; Stage Six:Know how to fully understand found information, or know where to go for help if needed to understand it; Stage Seven: Know how to organize, analyze, interpret and evaluate information, including source reliability; Stage Eight: Know how to communicate and present the information to others in appropriate and usable formats and mediums; Stage Nine:Know how to utilize the information to solve a problem, make a decision or meet a need; Stage Ten: Know how to preserve, store, reuse, record and archive information for future use; Stage Eleven: Know how to dispose of information no longer needed, and safeguard information that should be protected.
Konsep literasi informasi /melek informasi dari masyarakat dianggap sebagai hal yang sangat mendasar dan penting untuk memungkinkan masyarakat/orang dalam menghadapi tantangan perkembangan dan kemajuan teknologi. Masyarakat yang melek informasi atau masyarakat informasi telah menjadi paradigma baru dalam era informasi dan komunikasi dewasa ini, karena mereka mampu memanfaatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengakses informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan mereka dan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup serta memecahkan masalah yang dihadapi. Berdasar Alexandria Proclamation yang diadopsi oleh Kolokium Tingkat Tinggi pada Literasi Informasi dan Lifelong Learning pada November 2005 mendefinisikan literasi informasi dari masyarakat berarti "memberdayakan masyarakat di semua lapisan masyarakat untuk mencari, mengevaluasi, menggunakan dan menciptakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan pribadi, sosial, tujuan kerja dan pendidikan. Dalam era dewasa ini, information literacy/literasi informasi atau sering disebut dengan istilah “melek informasi” berarti bahwa dengan pemahaman teknologi tidak cukup. Apa yang harus dilakukan orang/masyarakat adalah belajar bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut. Namun kenyataannya, kemampuan masyarakat sangat beragam dalam mencari, mengambil, mengolah,menganalisis, mengevaluasi informasi dan kemudian menggunakan dan memanfaatkan dalam berbagai kegiatan baik untuk membantu pengambilan keputusan maupun dalam pemecahan masalah dan sejenisnya.
2.4
Pengertian Kebijakan Strategis pemerintah Berdasarkan uraian tersebut diatas, dan mengambil pandangan dari Buku William N Dunn dalam bukunya berjudul Pengantar Analisis Kebijakan Publik (1999) yang disunting oleh Dr. Muhadjir Darwin, MPA, penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kebijakan strategis pemerintah adalah serangkaian informasi baik berupa rencana strategis, rencana aksi maupun berupa kesepakatan, ketentuan dan keputusan yang dihasilkan oleh Badan dan pejabat pemerintah. Serangkaian kebijakan strategis tersebut merupakan alternatif pilihan langkahtindakan untuk terwujudnya tujuan yang diinginkan. Terkait dengan pembahasan ini adalah tercapainya masyarakat informasi yang ditargetkan 50 % penduduk di dunia pada tahun 2015; yakni masyarakat yang telah menyadari pentingnya informasi yang diperoleh dari berbagai sumber informasi termasuk kemampuan dalam mengakses informasi melalui berbagai media serta Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) dalam kehidupan mereka.
Sejalan dengan mandat WSIS serta juga UNESCO untuk pembangunan masyarakat Informasi/ pengetahuan pada abad 21 ini, maka melek informasi /Literasi sebagai landasan terwujudnya masyarakat informasi, memiliki enam kategori ( Forest Woody Horton, Jr, 2008) yang saling berkaitan yakni : the Basic or Core functional literacy fluencies (competencies) of reading, writing, orally and numeracy; Computer Literacy; Media Literacy; Distance Education and E-Learning; Cultural Literacy; and Information Literacy. Lebih lanjut Forest menyebutkan bahwa terdapat (11) Sebelas tahapan proses yang dilalui untuk mencapai informasi literacy/ melek informasi, atau yang disebut dengan istilah multi-stage process of “life cycle.” Tahapan tersebut sebagai berikut: Stage One: Realize that a need or problem exists that requires information its satisfactory resolution; Stage Two:
2.5
Posisi Indonesia di Bidang TIK
Berdasarkan data IMD-World Competitiveness Year Book berikut diketahui bahwa kemampuan bersaing Pemerintah/Negara Indonesia jika dibandingkan dengan beberapa Negara di ASEAN terlihat masih menduduki peringkat yang rendah, misalnya daya saing Indonesia dibandingkan dengan negara lain di dunia menempati posisi yang jauh tertinggal, yaitu menempati urutan ke 58 dari 60 negara (sumber : The IMD World Competitiveness Year Book 2004).
18
Secara umum kondisi SDM bangsa Indonesia sangat memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya ranking Human Development Index Indonesia tahun 2004, yaitu urutan ke 111 dari 177 negara di dunia (sumber : Human Development Report – UNDP, 2004). Dilihat dari indikator e-readiness yang terdiri dari kesiapan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, serta kebijakan, lingkungan usaha dan sosial yang mendukung, maka posisi Indonesia dibandingkan negara lain pada tahun 2004 berada di urutan ke 59 dari 64 negara (sumber : Economist Intelligence Unit). Dilihat dari “teledensity” masih rendah, yaitu 1125% di kota besar dan 0,2% di daerah perdesaan dimana sekitar 43.022 desa (64,4% dari 66.778 jumlah total desa) masih belum memiliki akses telepon. Penetrasi telepon yaitu fixed line adalah 7,82 juta atau sekitar 3%, sedangkan telepon seluler kurang lebih 20 juta (sumber : Ditjen. Postel, 2005). Adapun penetrasi komputer masih sekitar 1%, sedangkan jumlah pengguna internet sejak tahun 2002 meningkat cukup banyak, yaitu pada tahun 2004 menurut APJII sekitar 12 juta orang. Penggunaan Internet oleh lembaga pendidikan terus meningkat, dimana menurut IDNIC pada saat ini terdapat 639 domain ac.id yaitu untuk perguruan tinggi dan 841 domain sch.id untuk sekolah. Dilihat dari e-literacy masyarakat sebagai prasyarat utama untuk mewujudkan knowledge-based society, pada umumnya sebagian besar masyarakat Indonesia masih pada tingkatan belum peduli dan belum memahami dan hanya sedikit yang sudah pada tingkatan dimana kehidupan orang itu sudah tidak dapat dipisahkan dengan teknologi informasi dan komunikasi Berdasarkan data tersebut diperlukan adanya kebijakan strategis yang mampu meningkatkan daya saing yang mampu mendongkrak ketertinggalan dibandingkan dengan beberapa Negara di Asean, misalnya Korea, Jepang, Thailand, Malaysia, Singapura dan kain-lainnya .
tenaga yang berpendidikan tinggi,masih belum memadainya angggaran untuk mendudukung kegitaan Penelitian dan Pengembangan, kurangnya pengembangan dan kemajuan di bidang Bisnis, serta masih rendahnya infrastruktur di bidang TIK, Namun pemerintah Indonesia masih memiliki beberapa kekuatan antara lain adanya perhatian pemerintah dalam pengembangan TIK, meningkatnya kemampuan eksport teknologi tinggi, serta adanya jumlah penduduk yang tinggi yang berarti tersedianya tenaga kerja yang cukup tinggi. Selain itu, juga dapat diketahui bahwa pemerintah Indoensia memiliki bebrapa peluang antara lain upah tenaga kerja yang rendah, kecenderungan meningkatnya tenaga Outsorcing di bidang TIK serta adanya percepatan pertumbuhan sektor pelayanan di bidang Software dan TIK. Namun jika dilihat dari perkembangan dan kemajuan dibidang TIK di era globalisasi informasi saat ini, pemerintah Indonesia akan menghadapi tantangan atas kemajuan yang pesat dari negara-negara India dan Cina yang semakin menjadi sumber kekuatan dunia di bidang TIK, serta juga beberapa Negara di ASEAN yang semakin memperkuat kemampuan dan pengaruhnya di bidang SDM maupun penelitian dan pengembangan TIK. Terkait dengan tercapainya masyarakat informasi, maka tantangan yang dihadapi adalah untuk mengendalikan potensi Teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung tujuan-tujuan pembangunan dimana semua orang dapat menciptakan, mengakses, menggunakan, dan berbagi informasi dan pengetahuan yang memungkinkan masyarakat untuk mencapai kemampuan penuh mereka dalam rangka memperbaiki kualitas hidup mereka dan mendudkung keberhasilan pembangunan yang berkesinambungan. 3.
METODOLOGI PENELITIAN Untuk menjawab fokus penelitian digunakan metode penelitian hasil studi kasus maupun workshop seminar dengan tujuan deskriptif komparatif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini di peroleh dari berbagai hasil konsultansi dan diskusi dengan beberapa tim ahli antara lain dengan Institute of Information Industry (I3) Taipei, Korean Agency of Digital Opportunity ( KADO) tahun 2005 serta dari Tim Ahli dari Korea Information Society and Development Institute (KISDI) tahun 2007, Selain itu, juga data dan informasi hasil studi kepustakaan yakni berbagai literatur dan dokumen-dokumen hasil Sidang Worl Summit on Information Society (WSIS) tahun 2003/2005 di Geneva dan Tunis serta dari data kepustakaan. Masing-masing kasus akan dideskripsikan dan diperbandingkan, sehingga diperoleh gambaran hasil dari masing-masing kasus yang diteliti. Setelah data terkumpul maka akan dilakukan analisa kegiatan strategis dalam mewujudkan masyarakat Informasi yang dilakukan beberapa pemerintah diberbagai negara dan selanjutnya melakukan pemetaan langkah strategis tersebut. Dalam kajian ini konsep strategi kebijakan yang dilakukan pemerintah yakni selaku penentu kebijakan dalam
Tabel 1 : IMD- world Competitiveness YearBook E mployment( Perc entage of Population) E mployment Growth
E ntrepreneurs hip
S kliiled L abor
Venture C apital
Number of Patents in Forc e ( Per 100, 000 inhabitants )
IT S kills
Total Public E xpenditure on E duc ation( Perc entage of GDP)
High-Tec h E xports
E xports of Goods ( US $ billion)
Higher E duc ation Ac hievement
Knowledge Trans fer
S c ientific Artic les
Bus ines s E xpenditure on R&D
Indones ia
Thailand
Total E xpenditure on R&D
Korea
S ingapore
Malays ia
Berdasar data tersebut dapat dijelaskan bahwa pemerintah Indonesia masih menghadapi beberapa kelemahan dan hambatan didalam pengembangan TIK untuk mempercepata terwujudnya masyarakat informasi , antara lain masih rendahnya tingkat kemampuan Tenaga Kerja kerja termasuk dibidang TIK, masih rendahnya pencapaian
19
mewujudkan masyarakat informasi. Informasi yang akan digali adalah informasi tentang: 1. Bagaimana kebijakan Strategis pemerintah dalam mewujudkan masyarakat informasi. 2. Berbagai program dan kegiatan apa saja yang mereka lakukan dalam mempercepat target terwujudnya masyarakat informasi tahun 2015. Kajian dilakukan berdasar hasil diskusi dan pertemuan dengan berbagai lembaga dan Tim Ahli TIK yang sekaligus sebagai key-informan yang dilakukan di Taipei, Korea dan Jakarta pada tahun 2005 dan bulan Juni 2007.
kendala waktu dan jarak, untuk pertama kalinya dalam sejarah memungkinkan penggunaan potensi teknologi tersebut bagi manfaat jutaan manusia di seluruh penjuru dunia. Untuk itu para petinggi negara tersebut berkomitmen untuk mengubah kesenjangan digital ini menjadi suatu peluang digital untuk semua orang, khususnya bagi mereka yang berisiko tertinggal dan semakin terpinggirkan. Para petinggi negara juga mengakui bahwa untuk membangun Masyarakat Informasi yang inklusif memerlukan bentuk solidaritas yang baru, kemitraan dan kerjasama antar pemerintah dan semua yang berkepentingan, seperti pihak swasta, masyarakat sipil, dan organisasiorganisasi internasional. Menyadari bahwa tujuan besar Deklarasi ini – menjembatani kesenjangan digital dan memastikan pembangunan yang selaras, adil, dan merata untuk semua - akan membutuhkan komitmen yang kuat bagi semua yang berkepentingan, kita menyerukan adanya solidaritas digital, baik di tingkat nasional maupun internasional. 4.1.1 Prinsip-Prinsip Utama Para petinggi negara setuju bahwa prinsip-prinsip utama dalam membangun Masyarakat Informasi sebagai berikut : 1) Peran pemerintah dan semua pemangku kepentingan dalam mempromosikan TIK untuk pembangunan; Prinsip ini menekankan bahwa Pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi-organisasi internasional lainnya memiliki peran dan tanggung jawab utama dalam pengembangan Masyarakat Informasi, dan dalam proses pengambilan keputusan sesuai kebutuhan. 2) Infrastruktur informasi dan komunikasi: suatu fondasi esensial untuk Masyarakat Informasi ; prinsip ini antara lain menekankan bahwa konektivitas merupakan sarana pemberdaya utama yang memungkinkan pembangunan Masyarakat Informasi. Akses untuk infrastruktur dan jasa TIK yang universal, merata, adil, serta terjangkau, merupakan salah satu tantangan untuk Masyarakat Informasi dan harus menjadi tujuan semua pemangku kepentingan untuk membangunnya. 3) Akses ke Informasi dan Pengetahuan; Antara lain menekankan bahwa kemampuan semua orang untuk mengakses dan menyumbangkan informasi, gagasan dan pengetahuan, adalah sangat penting dalam suatu Masyarakat Informasi yang berguna untuk pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, politik, kesehatan, kebudayaan, pendidikan, serta kegiatan ilmiah, dan dengan memudahkan akses ke informasi ranah publik, termasuk melalui desain universal dan penggunaan teknologi pendukung lainnya. 4) Pembangunan Kemampuan; Prinsip ini antara lain menekankan setiap orang harus mempunyai peluang untuk memperoleh ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memahami, berpartisipasi aktif, dan mendapatkan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Strategis Pemerintah tentang Masyarakat Informasi Pemerintah yang mewakili dari negara-negara di dunia, berkumpul di Jenewa 10-12 Desember 2003 untuk tahap pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) WSIS tentang Masyarakat Informasi, menyatakan keinginan bersama dan komitmen untuk pembangunan masyarakat Informasi yang berpusat pada manusia, di mana setiap orang dapat membuat, mengakses, memanfaatkan dan berbagi informasi dan pengetahuan, yang memungkinkan individu, masyarakat dan bangsa untuk mencapai potensi penuh mereka dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup mereka; yang didasarkan pada tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menghormati sepenuhnya dan menegakkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Sidang WSIS juga menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi adalah untuk memanfaatkan potensi teknologi informasi dan komunikasi untuk mempromosikan tujuan pembangunan Deklarasi Milenium, yaitu pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, pencapaian pendidikan dasar universal, mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, penurunan angka kematian anak , peningkatan kesehatan ibu, untuk memerangi HIV / AIDS, malaria dan penyakit lainnya, memastikan kelestarian lingkungan, dan pengembangan kemitraan global untuk pembangunan untuk pencapaian yang lebih baik, serta hasilhasil lain dari Deklarasi internasional seperti Deklarasi hak Azasi Manusia Sedunia, dan KTT Perserikatan BangsaBangsa yang relevan. Para petinggi negara mengakui bahwa ilmu pengetahuan memiliki peran utama dalam pembangunan Masyarakat Informasi, bahwa pendidikan, pengetahuan, informasi, dan komunikasi, adalah inti kemajuan, usaha, dan kesejahteraan manusia. Selanjutnya, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai pengaruh amat besar terhadap segala aspek kehidupan kita. Cepatnya kemajuan teknologi-teknologi ini sepenuhnya membuka kesempatankesempatan baru dalam mencapai tingkat kemajuan yang lebih tinggi. Kemampuan teknologi-teknologi ini untuk mengurangi banyaknya kendala tradisional,khususnya
20
manfaat sepenuhnya, dari Masyarakat Informasi dan Masyarakat Ekonomi yang Berbasis pengetahuan. 5) Membangun Kepercayaan dan Keamanan dalam Penggunaan TIK; Prinsip ini antara lain memperkuat pola kepercayaan, termasuk keamanan informasi dan keamanan jaringan, otentikasi, perlindungan privasi dan konsumen, adalah persyaratan dalam pengembangan Masyarakat Informasi dan untuk membangun kepercayaan antar pengguna TIK. 6) Lingkungan yang Memberdayakan; Prinsip ini antara lain menyatakan bahwa Lingkungan yang memberdayakan di tingkat nasional dan internasional sangatlah penting bagi Masyarakat Informasi. TIK harus dipergunakan sebagai alat penting untuk pengelolaan yang baik. Pemerintah harus campur tangan, sesuai kebutuhan, untuk memperbaiki kegagalan pasar, menjaga persaingan yang adil, menarik investasi, meningkatkan pembangunan infrastruktur dan aplikasi TIK, memaksimalkan manfaat ekonomi dan sosial, serta untuk melayani prioritas nasional 7) Penerapan TIK: Manfaat-manfaat di dalam semua aspek kehidupan. Prinsip ini antara lain menegaskan bahwa penggunaan dan penggelaran TIK harus menciptakan manfaat dalam semua aspek kehidupan keseharian kita. Penerapan TIK berpotensi penting dalam operasi dan jasajasa pemerintahan, perawatan kesehatan dan informasi kesehatan, pendidikan dan pelatihan, ketenagakerjaan, penciptaan lapangan kerja, bisnis, pertanian, transportasi, perlindungan terhadap lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam, pencegahan bencana, serta kebudayaan, serta untuk mendorong pemberantasan kemiskinan dan tujuan pembangunan lain yang telah disepakati. 8) Keragaman budaya dan identitas, keragaman bahasa dan konten lokal; prinsip ini antara lain menegaskan Keragaman budaya adalah warisan umum umat manusia. Masyarakat Informasi harus didirikan atas dan membangkitkan rasa hormat terhadap indentitas budaya, keragaman budaya dan bahasa, tradisi dan agama, dan menumbuhkembangkan dialog antar kebudayaan dan peradaban. 9) Media; Prinsip ini menegaskan bahwa komitmen terhadap prinsip-prinsip kebebasan pers dan kebebasan informasi, serta terhadap kemerdekaan, pluralisme, dan keragaman media, yang sangat penting untuk Masyarakat Informasi. Kebebasan untuk mencari, menerima, berbagi, serta menggunakan informasi untuk penciptaan, pengumpulan, dan penyebaran pengetahuan adalah penting untuk Masyarakat Informasi. secara bertanggung jawab oleh media sesuai dengan etika tertinggi dan standar profesional. 10) Dimensi etika Masyarakat Informasi. Prinsip ini menegaskan bahwa masyarakat Informasi harus menghormati perdamaian dan menegakkan nilai-nilai fundamental dari kebebasan, persamaan hak, solidaritas, toleransi, pembagian tanggung jawab, dan hormat terhadap alam.serta pentingnya etika untuk Masyarakat Informasi, yang harus memelihara keadilan serta martabat dan nilai manusia. Perlindungan perlu diberikan bagi keluarga
sehingga memungkinkan mereka memainkan peran yang sangat penting dalam masyarakat. 11) Kerjasama internasional dan regional. Prinsip ini menegaskan antara lain bahwa Masyarakat Informasi pada hakekatnya adalah global secara alamiah, dan usaha nasional perlu didukung oleh kerjasama internasional dan regional yang efektif antar pemerintahan, sektor swasta, masyarakat umum serta para pemangku kepentingan lainnya, termasuk institusi keuangan internasional. 4.1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran a. Maksud Rencana Aksi adalah untuk membangun Masyarakat Informasi inklusif, untuk menempatkan potensi pengetahuan dan TIK dalam jasa pembangunan; untuk mempromosikan penggunaan informasi dan pengetahuan demi tercapainya tujuan pembangunan yang telah disepakati secara internasional, termasuk yang tertera di dalam Deklarasi Milenium; serta untuk membahas tantangantantangan baru Masyarakat Informasi, pada tingkat nasional, regional, dan internasional. Peluang akan diambil di tahap ke dua WSIS untuk mengevaluasi dan menilai kemajuan yang telah dibuat dalam menjembatani kesenjangan digital. b. Sasaran khusus untuk Masyarakat Informasi akan ditentukan sesuai kebutuhan, pada tingkat nasional dalam kerangka e-strategi nasional, dan sesuai dengan kebijakan pembangunan nasional, dengan memperhitungkan perbedaan keadaan ditiap negara. Sasaran-sasaran dalam mengupayakan maksud dari Masyarakat Informasi dapat diperhitungkan dalam pembuatan sasaran nasional, dengan mempertimbangkan perbedaan keadaan di tiap negara. Sasaran-sasaran tersebut yakni menghubungkan desa-desa dengan TIK dan mendirikan tempat- tempat akses komunitas; menghubungkan universitas, perguruan tinggi, sekolah menengah dan sekolah dasar dengan TIK; menghubungkan pusat-pusat ilmiah dan penelitian dengan TIK; menghubungkan perpustakaan umum, pusat kebudayaan, kantor pos, dan kantor arsip dengan TIK; menghubungkan pusat kesehatan dan rumah sakit dengan TIK; menghubungkan semua instansi pemerintahan lokal dan pusat serta mendirikan website dan alamat e-mail; menyesuaikan semua kurikulum sekolah dasar dan menengah dalam memenuhi tantangan-tantangan Masyarakat Informasi, dengan memperhitungkan keadaan nasional;. untuk memastikan bahwa semua penduduk dunia memiliki akses terhadap jasa televisi dan radio; untuk mendorong perkembangan konten dan untuk menempatkan kondisi teknis dalam upaya untuk memudahkan keberadaan dan penggunaan semua bahasa dunia di internet;serta untuk memastikan bahwa lebih dari setengah penduduk dunia memiliki akses terhadap TIK dalam jangkauan mereka. 4.1.3 Arahan Aksi mewujudkan Masyarakat Informasi 1. Peran pemerintah dan semua pemangku kepentingan dalam mempromosikan TIK untuk pembangunan. Arahan ini antara lain menegaskan bahwa Partisipasi efektif antara pemerintah dan semua pemangku kepentingan sangat vital
21
dalam pembangunan Masyarakat Informasi yang membutuhkan kerjasama dan kemitraan antar mereka semua. 2. Infrastruktur informasi dan komunikasi: Suatu fondasi esensial untuk Masyarakat Informasi. Arahan ini antara lain menegaskan bahwa Infrastruktur adalah unsur inti dalam pencapaian tujuan inklusi digital, memungkinkan ketersediaan akses terhadap TIK secara universal berkesinambungan, ada dimana-mana, dan terjangkau, dengan memperhitungkan solusi-solusi terkait yang sudah ada di negara-negara berkembang dan negara-negara dengan ekonomi dalam transisi, untuk menyediakan konektivitas yang berkesinambungan serta akses untuk daerah daerah yang terpencil dan terpinggir pada tingkat nasional dan regional. 3. Akses untuk informasi dan pengetahuan; TIK memungkinkan manusia, di mana pun di dunia, untuk mengakses informasi dan pengetahuan pada saat yang hampir bersamaan. Para individu, organisasi, dan komunitas harus mengambil manfaat dari akses untuk informasi dan pengetahuan. 4. Pembangunan kemampuan; Arahan ini menegaskan setiap orang harus memiliki kecakapan yang diperlukan untuk mendapatkan manfaat sepenuhnya dari Masyarakat Informasi. 5. Membangun kepercayaan dan keamanan dalam penggunaan TIK; Kepercayaan dan keamanan adalah bagian dari pilar-pilar utama Masyarakat Informasi. 6. Lingkungan yang memberdayakan; Untuk memaksimalkan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan Masyarakat Informasi, pemerintah perlu menciptakan peraturan dan kebijakan lingkungan yang dapat dipercaya, transparan, serta non-diskriminatif.. 7. Aplikasi-aplikasi TIK: manfaat dalam semua aspek kehidupan; Aplikasi-aplikasi TIK dapat mendukung perkembangan yang berkesinambungan, di bidang-bidang administrasi publik, bisnis, pendidikan dan pelatihan, kesehatan,ketenagakerjaan, lingkungan hidup, pertanian, serta ilmu pengetahuan, dalam kerangka e-strategi nasional. Hal ini akan mencakup tindakan-tindakan dalam berbagai sektor antara lain seperti E-Gov, E-pertanian,E-kepegawaian, E-pembelajaran dan E-kesehatan,E-bisnis, E-lingkungan, E-ilmu pengetahuan, 9. Media; Media dalam berbagai bentuk mereka dan dengan keragaman kepemilikan sebagai pemeran, memiliki peran esensial dalam pengembangan Masyarakat Informasi dan diakui sebagai kontributor penting untuk kebebasan berekspresi serta kejamakan informasi. Untuk penegasaan dukungan terhadap hasil KTT mengenai Masyarakat Informasi di Geneva pada Desember 2003, Maka dilaksanakan KTT Dunia mengenai Masyarakat Informasi (WSIS) tahap ke dua di Tunis dari 16-18 November 2005. Para Petinggi Pemerintahan menegaskan kembali keinginan dan komitmennya untuk membangun Masyarakat Informasi yang terpusat pada manusia tersebut.
4.2.1Analisa Program Kegiatan Pemerintah Sejalan dengan kebijakan strategis dari WSIS yang dihadiri 175 negara di dunia yang telah menyepakati satu pandangan visi yakni terwujudnya masyarakat informasi; Maka negara-negara di Dunia baik pemerintah, para pihak yang berkepentingan, sektor swasta, maupun organisasi internasional bersinergi dalam rangka mewujudkan pembangunan masyarakat informasi, termasuk pemerintah Indonesia. Berikut data tentang program kebijakan strategis kongkrit dari beberapa pemerintah negara di dunia baik yang berupa perencanaan sebagai kebijakan strategis dan program kegiatan untuk mewujudkan masyarakat informasi yakni masyarakat yang memiliki kemampuan dan kesadaran akan pentingnya memanfaatkan akses TIK untuk meningkatkan informasi dan pengetahuan masyarakat yang dapat membantu pengembangan kehidupan mereka. 1) Kebijakan Strategis Pemerintah Malaysia. Malaysia dalam pembangunan di sektor ICT yang menarik adalah bagaimana negara tersebut memanfaatkan telekomunikasi dan teknologi informasi sebagai perangkat pendukung dalam pemulihan perekonomian mereka. Bahkan saat ini ICT sudah menjadi program prioritas dalam pembangunan nasional di Malaysia. Secara garis besar terdapat tujuh proyek yang mendasari pembangunan ICT di Malaysia, yang meliputi Government Office Environment (GOE), Human Resources Management Information System (HRMIS), e-services, e-government dan Public Management Security (PMS). Keseluruhan infrastruktur ICT di Malaysia berbasis open source dengan total investasi mencapai US$31.199.023,784. Adzman Musa, Director ICT Security Division Malaysian Administrative Modernization and Management Planning Unit, Prime Minister’s Department of Malaysia, mengatakan pembangunan ICT di Malaysia difokuskan pada 25 kementerian federal, 180 departemen federal, 347 departemen negara bagian dan 148 pemerintah daerah. Dalam rangka untuk peningkatan kemampuan masyarakat baik secara individual maupun organisasi, Pemerintah Malaysia bekerjasama dengan pihak non pemerintah/industri telah melakukan berbagai kemudahan dan mengalokasikan sejumlah dana bantuan untuk peningkatan kemampuan dan ketrampilan masyarakat melalui pelatihan dan pendidikan di bidang TIK. Begitu juga, pemerintah Filipina juga memberikan berbagai kemudahan dan bea siswa untuk peningkatan kemampuan masyarakatnya di bidang TIK. 2)
Kebijakan Strategis Pemerintah Republik Korea. Sesuai dengan hasil pemaparan dan diskusi dengan Tim konsultansi dari Korea Information Society Development Institute ( KISDI ) pada Juni 2006 dapat diketahui bahwa kebijakan strategis pengembangan TIK dalam mempercepat terwjudnya masyarakat informasi
4.2. Pembahasan
22
dikenal dengan istilah Strategi IT839 yakni strategi untuk peningkatan 8 (delapan) bidang pelayanan (Services) , Strategi untuk peningkatan 9 ( Sembilan ) bidang produksi dan Strategi untuk peningkatan 3 ( tiga) bidang pembangunan Infrastruktur seperti terlihat dalam gambar dibawah ini.
dan Ketrampilan TIK, Keempat adalah strategi menjembatani kesenjangan digital; dan Kelima adalah strategi Peningkatan Standar Kelembagaan.
Korea’s Strategy for ICT HRD – Overview • expand internet, broadband
connection • connecting schools • teacher training
IT839 Strategy(Revised) Service HSDPA/W-CDMA Service WiBro Service Broadband Convergence DMB/DTV Service u-Home Service Telematics/ Location-based Service RFID/USN Application IT Service Infrastructure Broadband Convergence Network u-Sensor Network Software Framework
Institutional measures IT labor markets • National Certification • Evaluation of HRD Program
9 Products Mobile Telecom/Telematics Devices
Broadband/Home NW Devices Digital TV/Broadcasting Devices NG Computing/Peripherals Intelligent Service Robot RFID/USN Devices
Gambar 4. Strategi Pemerintah Republik Korea untuk peningkatan Literasi Masyarakat di bidang TIK.
Digital Contents/SW Solution
3)
Kebijakan Strategis Pemerintah Thailand. Seperti negara-negara, Pemerintah Thailand juga memiliki Kebijakan dalam pengembangan TIK Nasional Thailand 2010. Adapun visi dalam pengembangan TIK di Thailand adalah “ Thailand’s Vision towards A Knowledge Based Economy” Yakni Thailand menuju Masyarakat Ekonomi Berbasis Pengetahuan. Strategi yang dilakukan meliputi tiga bidang yakni bidang Pengembangan Innovasi Teknologi, Bidang Pembangunan Potensi SDM dan bidang Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi. Dalam rangka pengembangan Infrastruktur dan innovasi teknologi untuk mendukung percepatan pembangunan berbagai bidang, Pemerintah mendorong penerapan E-strategi nasional sebagai flagship (program utama pengembangan TIK di Thailand yakni penerapan E-society, E-education, EIndustry, E-Commerce dan E-Government.
Sedangkan peranan Pemerinrah dan pihak swasta dalam pengembangan industri TIK antara lain disebutkan bahwa peranan kedua belah pihak meliputi bidang New Service Introduction (Pengenalan Pelayanan Baru) , bidang Infrastructure Build up (Pembangunan infrastrustur) , Bidang product Business development (Pengembangan Usaha Produksi) serta bidang Industrialization (Industri). Uraian secara rinci dapat diketahui dalam gambar berikut ini.
Thailand’s Initiatives: IT 2010
Government Roles in Korean IT Industry
Basic Research
IPR Protection
International Cooperation
License Approval
Pilot Project Launch
Conflict Arbitration
National IR
Frequency Allocation
Financial Support
Fair Competition
Competition Policy
Human Resource Development
Private
• Foster Hot Skills • Conversion Training
Korea Information Society Development Institute
Embedded SW
Product/Technology Development
• MIC IT Academy
benefited from 2000 to 2002 • Free ICT facilities in rural areas
IT SoC/Convergence/Parts
Gambar 2.Kebijakan Strategis Pemerintah Republik Korea tentang Strategi IT839
Service Business Planning
Retraining Bridging Digital Divide
• Basic ICT training-13.8 million
Korea Information Society Development Institute
Government
• IT Research Centers • National ITscholarship Quality ICT Workforce from Educational Institutions
• forecasting
3 Infrastructure
Legal System
Building ICT Infrastructure
Product
8 Services
Service Spec Determination
• Model schools for IT
Mass Production Cost Reduction
R&D Activity
Pilot Production
Job Creation
Infrastructure Investment
Application & Solution
Global Standardization
IP Creation
Global Marketing & Export Reinvestment for Next Growth Engine
Korea Information Society Development Institute
Source: NECTEC(2001), Information Technology Policy Framework: 2001~2010, Thailand’s Vision Towards A Knowledge-Based Economy
Gambar 3. Peranan Pemerintah Republik Korea tentang Industri TIK.
Gambar 5. Rencana Pemerintah Tentang Pengembangan IT2010.
ditempuh melalui lima strategi yang saling kait mengkait yakni pertama adalah Pembangunan Infrastruktur TIK;l kedua adalah Peningkatan Kualitas SDM TIK dari Lembaga Pendidikan; Ketiga adalah peningkatan Pelatihan
4)
Kebijakan Strategis Pemerintah Singapura. Singapura yang dikenal sebagai “Intelligent Island” juga telah memiliki rencana Induk pengembangan TIK 2015.
23
Dalam rangka mengantisipasi era teknologi digital maka Pemerintah Singapura menetapkan bahwa visi digital untuk Singapura “The Digital Vision For Singapore “ adalah dilakukan beberapa strategi utama yakni Pembangunan Industri Infokom yang berdaya saing global, yang didukung dengan Strategi Pembangunan Infrastruktur Infokom yang terpercaya dan mempunyai kecepatan yang sangat tinggi, Pengembangan SDM yang memiliki kekuatan dan berdaya saing global, Peningkatan transformasi budaya, dan pola pikir sebagai kunci pengembangan sektor ekonomi, pemerintah dan masyarakat.
IT Strategy in Japan e-Japan Strategy (January 2001)
e-Japan Strategy II (July 2003)
A leading IT nation
Strategy II Acceleration Package (February 2004)
IT New Reform Strategy (January 2006)
◆IT Basic Law ◆IT Strategy Headquarters (chaired by Prime Minister)
Promoting IT applications (Seven priority fields) Health care, food supplies, households, small business finance, knowledge, employment and industry, government services
Infrastructure and foundations
Priority issues ・e-government (local and national) ・IT in health services ・IT in education ・Information security
eーJapan Priority Program-2004 (June 2004)
Program kegiatan unggulan yangdilakukan meliputi bidang-bidang digital media & entertainment, education & learning, financial services, government, healthcare & biomedical sciences, manufactoring & logistic, serta tourism, hospiatality & retail.
e-Japan Priority Program-2003 (August 2003) e-Japan Priority Program-2002 (June 2002) e-Japan Priority Program-2002 (March 2001)
2001
2002
2003
2004
2005
~ 1
Gambar 7. Strategi Pengembangan IT di Jepang. iN2015 Masterplan:
Further IT Policy Priorities ①
Our Digital Vision for Singapore Government
Structural reform potential of IT
Healthcare & Biomedical Sciences
— Using IT to address issues in Japanese society —
IT in health care
Financial Services
◆ Medical expense statements available online ◆ Using IT to boost the efficiency of energy consumption and resource utilization
IT-based environment initiatives
Manufacturing & Logistics Education & Learning
◆ Using terrestrial digital technology to minimize damage from natural disasters
Safety and security in society
◆ Using ITS technology to prevent traffic accidents
Road and traffic safety
Tourism, Hospitality & Retail
◆ 50% of application procedures available online
Convenient and efficient e-government services
Digital Media & Entertainment
More competitive industry based on IT management systems
Quality of life initiatives
◆ Using IT to improve internal and external corporate communication ◆ Telecommuting, e-learning
1
Sumber : www.ida.gov.sg
Gambar 8. Jepang
Gambar 6. Rencana Induk tentang Visi Digitalisasi untuk Singapura.
Prioritas Kebijakan Pengembangan TIK di New IT National Strategy
Reforms
5)
Kebijakan Strategis Pemerintah Jepang. Jepang sebagai negara industri baru telah menetapkan E-strategi nasional sejak tahun 2001 yang meliputi program pembangunan infrastruktur dan landasan Dasar seperti perumusan peraturan dan perundangan tentang TIK, dan Program pengembangan aplikasi TIK yang meliputi tujuh bidang kegiatan prioritas. Kegiatan ini antara lain terkait dengan kegiatan TIK di bidang health-care, food supplies, Household, Small Business, finance, knowledge, industry dan Government. Selanjutnya sejak 2006, dilakukan strategi Reformasi Baru TIK, strategi ini meliputi Program Mengurangi Hambatan Pemanfaatan TIK di dalam masyarakat luas dan Program Pengembangan Perangkat dan Peralatan TIK untuk mendukung pembaruan TIK. Program kegiatan ini meliputi kegiatan pengembangan infrastrutur jaringan serta investasi untuk pengembangan teknologi dan anak-anak dalam pemanfaatan TIK.
改革
Eliminate obstacles to IT in wider -IT化を妨げる社会的制約を排除- society Network infrastructure Performance improvements through structural reform
○Structural reform predicated on the use of IT to generate new forms of value and resolve problems
IT IT
-改革を支えるツール- (tools supporting reform)
Investment in children and technology Emphasis on IT users and consumers
○IT throughout society based on universal design principles
International involvement and international competitiveness
○Using IT to make a stronger international contribution and boost the competitiveness of domestic industry 1
Gambar 9. Strategi Reformasi TIK di Jepang. Strategi yang dilakukan adalah untuk mencapai Pemerintah Jepang sebagai negara yang unggul di bidang TIK. Sebagai realisasinya maka sejak 2010 Jepang menetapkan perubahan pengembangan teknologi TIK dari EJepang menjadi Ubiquitous ( U-Japan) atau dari E-society menjadi U-society yakni teknologi yang bisa
24
menghubungkan every one, every place , every thing at every time.
Research, Development, and Evaluation Commission
Government Service Network
e-Taxation Service
e-Procurement Service
Basic Concept of u-Japan u-Japan is the next generation ICT society from 2010
u-Japan (Ubiquitous Net Japan)
U
biquitous Connects everyone and everything
U
niversal User-friendly
U
ser-oriented From the user’s point of view ○Close to the user ・ For a society that is user-orientated than a society where objects are given by the supplier ・ Developing technologies and services that are connected to our needs
Official Document Interchange
( www.gov.tw)
Key E-Government Initiative
○An easy-to-use network anytime, anywhere, with anything and for anyone. ・ ICT will be everywhere in daily life for a user-friendly society ○Person2Person plus Person2Goods, and Goods2Goods ・ In every aspect, communication will take the more important role in society
○Gentle with people ・ Can be used by anyone without thinking of the equipment or network ・ The aged and disabled will be able to participate in society with ICT ○Interaction ・ A heart to heart interaction overcoming barriers between generations and localities to create togetherness
The e-Government Portal
Government Certification Authority
U
e-Village Services
e-Motor Vehicle Service
nique Be something special
e-Job Service
-- Bridging Digital Divide
○Create individual energy ・ A new society where your dreams come true ○Vitalize the society ・ Create new social systems and business services ・ Get out from the norm and realize local revitalization with creativity
Gambar 12. Program Penentu E-government di Taiwan. All copyrights reserved (MIC)
6
Gambar 10. Penerapan Teknologi Ubiquitous di Jepang.
Namun, Pemerintah Taiwan dalam mewujudkan E-Taiwan menghadapi tantangan-tantangan dan hambatan utamanya terkait dengan adanya perbedaan kesenjangan digital/ gagap teknologi antara masyarakat kota dengan masyarakat perdesaan, Industri tradisional dan kelompok-kelompok minoritas. Menyadari tantangan dan hambatan dalam mewujudkan E-Taiwan utamanya terkait dengan kesenjangan digital, maka pemerintah Taiwan menetapkan perencanaan strategis bagaimana mempersempit / memperkecil kesenjangan digital. melalui 2 (dua) langkah kebijakan startegis yakni program kegiatan Memperkecil kesenjangan digital yang disebut dengan Strategi Trac II yakni Narrowing the digital divide dan program kegiatan Elearning bagi setiap orang yang disebut dengan Strategi Trac I yakni E-Learning for everyone.
6) Kebijakan Strategis Pemerintah Taiwan Rencana strategis Pemerintah Taiwan untuk membangun E-Taiwan dimaksudkan adalah untuk mempercepat Pemerintah Taiwan dalam mewujudkan pembangunan masyarakat informasi, dimana setiap lapisan /kelompok masyarakat di Taiwan yang memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informatika ( TIK) untuk mengakses informasi yang bermanfaat untuk mempercepat pembangunan masyarakat dalam segala aspeknya. Dalam upaya mewujudkan tantangan mewujudkan rencana strategis yakni E-Taiwan yang dilakukan melalui 4(empat) tahapan strategis yakni ELearning sebagai fondasi kegiatan awal yang dimanfaatkan di sektor pendidikan/pembelajaran masyarakat, yang selanjutnya TIK dimanfaatkan untuk kegiatan rumah tangga / E- home, untuk kegiatan Pemerintah/perkantoran yakni E-Government serta untuk mendukung kegiatan masyarakat luas yakni dengan E-Society.
Narrowing the Digital Divide • This track aims at narrowing the difference generated from the inequality of absorption of information and knowledge, and utilization of techniques. Establish measurement for digital divide
e-Taiwan─Challenges 2008 Prioritize Plan
Divide between Cities and the Country
problem analysis
e-Taiwan
Minority Groups Traditional industry
Track II. Narrowing the digital divide
Effectiveness evaluation of E-learning for everyone and related policies
Solution submission
e-Society e-Government
Track I. E-Learning for everyone
e-Home
Establish demonstration models Modified solution and Feedback.
e-Learning
Industry and related agencies
18
Gambar11. Rencana Prioritas Pengembangan e-Taiwan tahun 2008
Policy assessment and evaluation.
Policy revised proposal
Establish organization for promotion
6
Gambar 13. Upaya Pemerintah Taiwan Memperkecil Kesenjangan digital.
Beberapa contoh kegiatan utama dalam pelaksanaan E-government dapat diketahui antara lain melalui kegiatan eProcurement Service; e-taxation service, e-village servis, ejob service dan lain-lainnya seperti tercantum dalam gambar 12 dibawah ini.
7)
Kebijakan Strategis Pemerintah Indonesia Dalam keranka NKRI yang bertujuan antara lain untuk mewujudkan Masyarakat informatif, Masyarakat yang Sejahtera, melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan, maka Peme rintah dalam hal ini Kementerian
25
Kominfo selaku focal point yang bertanggung jawab dibidang pengembangan Kominfo, liki visi yang sejalan dengan mandat WSIS yakni “Terwujudnya Indonesia Informatif menuju masyarakat sejahtera melalui pembangunan yang berkelanjutan, kominfo yang merakyat dan ramah lingkungan, dalam kerangka NKRI”. Beberapa misi yang telah ditetapkan antara lain Meningkatkan kecukupan informasi masyarakat dengan karakteristik komunikasi lancar dan informasi benar menuju terbentuknya Indonesia Informatif dalam kerangka NKRI serta mengembangkan sistem kominfo yang berbasis kemampuan lokal yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan. Dalam rang mewujudkan masyarakat informasi Indonesia tersebut maka strategi yang ditempuh dikenal dengan istilah Strategi 315 yakni strategi tiga (3) pilar utama yang harus dilakukan yakni pembangunan Infrastruktur Informasi, SDM dan Kelembagaan TIK serta peraturan Perundang-undangan Bidang TIK, Sedangkan Satu (1) adalah Dukungan Alokasi Sumberdaya yang dimiliki baik lembaga pemerintah maupun Swasta, serta Lima (5) Program kegiatan unggulan. Lima program unggulan /flagship programs sebagai berikut : 1. Peningkatan e-Literacy/SDM TIK termasuk eLeadership, fasilitasi perangkat TIK di Sekolah, Koperasi, Pesantren, dan di berbagai komponen masyarakat termasuk melakukan Kampanye Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan upaya Penegakan HaKI. Dialogue Indonesia-Japan, Jakarta, 14 March 2006
Komunikasi dengan program antara lain: USO Plus, PSO, tarif yang terjangkau, dan alokasi frekuensi. 3. Fasilitasi Industri TIK dengan program antara lain: pengembangan Pusat Sertifikasi Open Source (PSOS), Komputer Paket Terjangkau, dan pengembangan aplikasi dasar atau perangkat lunak unggulan (eGovernment, e-Procurement, e-Announcement, e-UKM, e-Payment, e-Money, e-Learning, e-Health). 4. Diseminasi Informasi untuk meningkatkan Daya Saing Nasional dengan program antara lain TV digital, Video on demand, dan layanan multimedia. 5. Interoperabilitas Layanan Publik dengan program antara lain: Standardisasi Aplikasi, Single Identity Number (SIN)/Nomor Identitas Tunggal (NIT), dan InterGovernmental Accses to Shared Information System (IGASIS). Adapun sasaran pembangunan Nasional Jangka menengah dari2010-2014 antara lain tersedianya akses informasi dan komunikasi yang merata di seluruh Indonesia (mengecilnya kesenjangan digital). Indikator suksesnya sasaran tersebut apabilajJumlah provinsi yang memiliki indeks kesiapan kompetisi (competition readiness index) sekurangkurangnya 49% dari total provinsi di Indonesia mempunyai indeks tinggi dan sekurang-kurangnya 51% indeks menengah. 4.2.2
Analisa kesiapan Pemerintah Sejalan dengan kesepakatan Sidang WSIS di Tunis dan Geneva tahun 2003 dan 2005 untuk mewujudkan masyarakat Informasi yang ditargetkan 50% dari penduduk dunia pada tahun 2015, maka banyak pemerintah di beberapa negara di dunia telah melakukan berbagai upaya strategis serta langkah-langkah proaktif untuk mempercepat terwujudnya masyarakat informasi. Banyak pemerintah negara di dunia melaui lembaga yang berkompeten sesuai tuagas dan tanggung jawabnya dalam pengembangan TIK telah memiliki Rencana Aksi, strategi serta program dan kegiatan untuk mengatasi berbagai persoalan pengembangan TIK. Berdasar data yang ada dapat diketahui bahwa masih banyak negara-negara di dunia utamanya Negaranegara berkembang termasuk Indonesia masih menghadapi banyak permasalahan yang cukup kompleks dalam mewujudkan masyarakat informasi, seperti misalnya masalah pengembangan SDM, pembangunan infrastruktur telekomunikasi, fasilitas TIK maupun jaringan, rendahnya kesadaran dan tingkat pengetahuan TIK di dalam masyarakat, termasuk juga masih rendahnya dukungan sumber daya yang ada untuk mempercepat terwujudnya masyarakat informasi.
Department of Communication and Information Technology
STRATEGY 315. Towards Indonesian Information Society 2015 1. National movement to establish smart society: OSOL, CAP,
5
3. 4. 5.
e-Literacy programs, the use of open source sw, etc Development of convergent information infrastructure with regulation transparancy and fairnesses in information and communication services: USO+, PSO, Tariff, etc ICT industry facilitations: killer applications (e-gov, e-proc, e-UKM, e-Learning, e-Money, e-Health), inexpensive computer, PSOS, etc Information dissemination to increase national competitiveness: TV digital, multimedia services, Video on demad, etc Public Service Interoperability: Standardization application, SIN, IGASIS
1 3
Public Private Partnership
Information Infrastructure
HRD and ICT Institution Dev.
Flagship Programs
2.
Resources Allocation
Regulation
Pilar
©Departmen Kominfo – March 2005
Sumber : Ministry of I nformation and Communication Indonesia; Policy Gambar 14.Kebijakan Strategis 315 menuju Masyarakat Informasi Indonesia 2.
Pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan baik pelaku bisnis, lembaga pendidikan, tokoh-tokoh masyarakat dan para penentu kebijakan termasuk lembagalembaga internasional telah banyak melakukan koordinasi dan program kerjasama nyata dalam melakukan berbagai
Pengembangan Infrastruktur Informasi yang konvergentif dengan Regulasi yang Transparan dan Berkeadilan untuk Pemerataan Layanan Informasi dan
26
kegiatan konkrit untuk mewujudkan tercapainya masyarakat pembangunan kapasitas sumber daya manusia maupun informasi. untuk pembangunan infrastruktur TIK utamanya untuk Berbagai program kegiatan telah dilakukan untuk mengatasi masyarakat perdesaan guna memepercepat permasalahan pengembangan TIK, antara lain, misalnya terwujudnya masyarakat informasi. Program untuk menangani ketidaksesuaian keterampilan, 2) Keberhasilan dalam mewujudkan masyarakat pemerintah dan pihak-pihak yang berkompeten lainnya informasi sangat ditentukan oleh strategi , koordinasi memberikan insentif dan memfasilitasi untuk peningkatan dan kerjasama yang solid antar pemerintah dan pihakpengetahuan TIK dan keterampilan untuk pengembangan pihak yang berkepentingan dalam pembangunan kompetensi SDM melalui pendidikan tinggi, on-the-job sumber daya baik pembangunan infrastruktur jaringan training, pelatihan, dan sejenisnya. TIK, pembangunan peningkatan kompetensi SDM, TIKdan untuk mempercepat terwu Seperti pemerintah Indonesia misalnya, juga menyiapkan berbagaitermasuk Program prioritas dukunganpengembangan dana/ anggaran sejenisnya TIK. Terkait dengan pengembangan SDM TIK misalnya untuk mempercepat tercapainya masyarakat informasi. dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan baik jangka pendek dan jangka panjang untuk para guru baik universitas, Sekolah lanjutan, pegawai negeri sipil, dan REFERENSI masyarakat pada umumnya. Pendidikan dan pelatihan [1] Bintoro Tjokroamidjojo, Prof.H.; Manajemen didalam negeri dilakukan di Pusat NICT yakni pusat diklat pembangunan,CV Haji Masagung, Cetakan ketiga, yang dilakukan kerjasama antara Kementerian Kominfo 1991, Jakarta. dengan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta maupun bea [2] Dharma Setyawan salam, Ir,M.Ed,Dr, Manajemen siswa atas kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan Pemerintahan Indonesia,Jakarta, Jambatan, 2004 dan pelatihan di bidang TIK di luar negeri. [3] Forest Woody Horton, Jr, Understanding Information Literacy: A primer, Unesco,France, 2008. [4] http://www.google.co.id/ 5. KESIMPULAN DAN SARAN [5] In dr a ji t , Ri ch ar dus E ko, E l ec t roni c Gov e rnme nt In A c t i on, 2001 5.1 KESIMPULAN [6] Institute of Information Industry (I3), Presentation: , 1) Dalam mewujudkan masyarakat informasi sesuai ADOC, Juni, 2005, Taipei. komitmen hasl KTT WSIS yang ditargetkan 50% dari [7] Korea Information Society Development Institute, penduduk di dunia, maka pelaksanaan dalam Presentation : ICT HRD and R&D Policy Framework pengembangan sektor TIK dalam segala aspeknya for Indonesia, 13 Juni 2007,Jakarta. baik aspek infrastruktur teknologi, jaringan dan [8] Tobing, Paul L; Knowledge Management, Graha Ilmu, managemen dan investasinya yang dilakukan secara 2007, Yogyakarta. sinergi dan terintegrasi khususnya di daerah-daerah [9] Policy Dialogue Indonesia-Japan: ICT Policies in secara merata, sehingga masyarakat memperoleh Japan, MIC-Japan; March 14, 2006, Jakarta. kemudahan dalam mengakses teknologi guna [10] Rahardjo, Budi, Membangun E-Government. PPAU memperoleh informasi yang bermanfaat dan berguna Mikroelektronika ITB, 2001, dalam berbagai sektor kehidupan seperti sektor [11] MCIT-KISDI Joint Study on the Indonesian IT Policy, ekonomi, sosial, pendidikan, riset dan teknologi, Sangwon Ko: ICT HRD and R&D Policy Framework pertanian, pertambangan, perdagangan, industri, dan for Indonesia, KISDI, 13-Juni-2007, Jakarta. sebagainya. [12] Wibowo,S.E,M.Phil,Prof.Dr, Manajemen Perubahan, 2) Untuk itu, selain perencanaan strategis dan kebijakan Edisi 3, Rajawali pers, 2008, Jakarta. yang tepat, juga diperlukan dukungan e-leadership dan [13] William N.. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. pihak-pihak yang berkepentingan yang memiliki Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2.GajaghMada komitmen kuat dalam menerapkan setiap perencanaan University Press, 1999, Jakarta yang telah dibuat secara matang. Untuk itu, dukungan [14] www.kemkominfo.go.id/Dokumen Hasil Sidang WSIS aspek kelembagaan baik pemerintah maupun swasta [15] www.itu.int/wsis dari semua pihak yang mengatur tugas dan fungsi masing-masing sektor akan menjadi penentu keberhasilan pembangunan bidang TIK serta bidang komunikasi dan informatika secara umum dan khususnya dalam mewujudkan masyarakat informasi yakni 50% dari penduduk dunia pada tahun 2015. 5.2 SARAN-SARAN 1) Pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan perlu meningkatkan kerjasama untuk melakukan kegiatan nyata dalam bentuk program terpadu untuk
27
Analisis dan Perancangan E-Recruitment (Studi Kasus : PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Kantor Pusat) Meinarini Catur Utamia, Riza Risky Mulatib Fakultas Sains dan Teknologia,b
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected]
ABSTRACT PT . Bank Muamalat Indonesia , Tbk is a first sharia banking in Indonesia and travels in finance based on Islamic principles. Bank Muamalat Indonesia Head Office do not have a real person computerized recruitment system . In the process of recruiting employees still manually until several stages of the process mengapply email CV to Bank Muamalat , then the data is diseleksi by the company manually Then when escaped admnistrasi then be contacted to do a written test , tespsikotest , and tesinterview . The level of activity very much, making this process takes time and energy that does little more work . Seeing the identification of the problems mentioned above the writer wants to make E -Recruitment system which can be used to aid the recruitment process , to make the plan design E -Recruitment , using the method Object Oriented Analysis Design ( OOAD ) with Sequential Strategy Waterfall development model ( Water Strategy Falls expression ) and use tools Unified Modelling Language (UML ) . Planning system can help HCD , as employee recruitment department at PT . Bank Muamalat Tbk , in recruiting employees faster. Keywords : E -Recruitment , OOAD , Waterfall, UML .
1.
online sehingga meningkatkan kecepatan dalam hal ini jobseeker dapat menemukan lowongan secara langsung dengan menggunakan teknologi database, iklan pekerjaan dan search engine, employer dapat memasukkan lowongan pekerjaan secara cepat, kapanpun, dan dimanapun. ERecruitment merupakan system secara computerized/online dengan menggunakan web based system. Pada sistem perekrutan karyawan secara online diharapkan dapat membantu karyawan untuk melakukan proses perekrutan secara cepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan SDM sebuah perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, untuk mengatasi masalah yang ada, maka penulis memiliki ide untuk melakukan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi ERecruitment pada Human Capital Division PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
PENDAHULUAN
Rekrutmen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan sampai mendapatkan calon karyawan yang diinginkan/qualified sesuai dengan jabatan atau lowongan yang ada. Dengan demikian, tujuan rekrutmen adalah menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjaring calon karyawan dengan kualitas tertinggi yang terbaik. Pada Bank Muamalat Indonesia Kantor Pusat terdapat Human Capital Division proses (HCD) yang berfungsi mengatur berjalannya perekrutan karyawan serta mengatur segala kebutuhan yang berkaitan dengan karyawan. Dalam proses perekrutan karyawan melalui beberapa tahapan proses dari mengapply CV ke email Bank Muamalat, kemudian dari data tersebut diseleksi oleh pihak perusahaan. Kemudian apabila diterima akan dihubungi untuk melakukan tes tertulis, psikotest, serta interview. Tahap kegiatan yang sangat banyak membuat proses ini membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang banyak. E-Recruitment adalah suatu proses pencarian tenaga kerja dengan menggunakan media elektronik, terutama internet. Perusahaan dan agen pencari kerja beralih kepada proses pencarian tenaga kerja secara
2. KERANGKA TEORI 2.1. Konsep Dasar Rekruitmen Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar sekolah sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia.Perekrutan adalah hal yang lebih kompleks dari apa yang dipikirkan oleh seorang manajer. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan penempatan iklan atau memanggil agen pekerjaan. Pertama-tama, upaya perekrutan anda harus sesuai dengan rencana strategis perusahaan. Kedua, beberapa metode perekrutan lebih baik
28
dari yang lain, bergantung pada jenis pekerjaan yang anda rekrut dan yang menjadi sumber anda. Ketiga, keberhasilan rekrutmen anda tergantung pada luasan area masalah dan kebijakan non-rekrutmen SDM. Yang terpenting adalah rencana perekrutan anda harus konsisten secara internal dan sesuai dengan strategi perusahaan (Dessler, 2003). Sumber-sumber perekrutan eksternal yaitu yang diperoleh dari luar perusahaan seperti iklan, badan penyalur tenaga kerja, rekomendari dari karyawan yang ada di perusahaan, sekolah dan perguruan tinggi, serikat buruh, pelamar sambil berlalu, nepotisme, penyewaan.Prosedur pengangakatan terdapat beberapa metode yaitu wawancara awal atau pendahuluan, formulir lamaran, pemeriksaan referensi, tes psikologis, wawancara penempatan tenaga, persetujuan penyelia, pemeriksaan jasmani, pelantikan.
Tujuan
Tahap Pengumpulan Data
Observasi
Studi Pustaka
Studi Literatur
Tahap Pengembangan Sistem Permulaan Sistem
2.2. OOAD Teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objek- objek itu menjadi aplikasi yang berguna. Teknik pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya yang biasa digunakan untuk pemodelan data dan pemodelan proses. Pada akhir tahun 80-an dan awal 90an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda. Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung untuk menggunakan metode pengembangan berorientasi objek dengan tujuan membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat sebuah bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti dari pendekatan atau metode berorientasi objek standar
Analisis Sistem
Desain Sistem
Kesimpulan dan saran Gambar 1. Kerangka Penelitian 4. PEMBAHASAN 2.1. Rich Picture Sistem Berjalan
2.3 UML Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti, serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).
3.
Gambar 2. Rich Picture Sistem Berjalan
2.2. Rich Picture Usulan
METODOLOGI PENELITIAN
29
Gambar 3. Rich Picture Sistem Usulan
4.3. Perancangan Aplikasi 4.3.1
Use Case
Gambar 5. Class Diagram 4.4 Desain Interface 1.4.1 Halaman Login Admin
Gambar 6. Login Admin
Gambar 4. Use case Diagram 4.3.2
1.4.2
Class Diagram
Halaman Utama Admin
Gambar 7. Menu Utama Admin
30
1.4.3
Halaman Manajemen Lowongan Kerja
Gambar 9. Halaman Input Hasil test 1.4.6
Form Input Hasil Tertulis
Gambar 8. Halaman Manajemen Lowongan Kerja 1.4.4
Halaman Data Pelamar Kerja
Gambar 10. Halaman Form Input Hasil Tertulis 1.4.7
Hasil Seleksi Calon Karyawan
Gambar 8. Halaman Data Pelamar Kerja 1.4.5
Halaman Input Hasil Tes
Gambar 11. Halaman Hasil Seleksi Calon Karyawan 1.4.8
31
Halaman Login Pelamar Kerja
[4] Ladjamudin AL. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. [5] Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu, Yogyakarta. [6] Whitten JL, Bentley LD, Dittman KC. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem edisi 6. Penerjemah: Tim Penerjemah ANDI, editor. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Terjemahan dari: System Analysis and Design Methods
Gambar 12. Halaman Login Pelamar Kerja 1.4.9
Halaman Registrasi Pelamar Kerja
Gambar 13. Halaman Registrasi Pelamar Kerja
2.
Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Perancangan sistem E-Recruitment ini dapat membantu c a l on karyawan dalam mencari dan melihat setiap proses yang ada pada perekrutan pegawai seperti, input biodata pelamar kerja, input hasil tes pelamar kerja, serta informasi yang berkaitan dengan perekrutan. 2. Perancangan sistem informasi E-Recruitment ini dapat membantu para pelamar kerja untuk melamar pekerjaan terhadap lowongan yang tersedia tanpa memakan banyak waktu dan tenaga.
DAFTAR PUSTAKA [1] Gary Dessler. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi 10. Penerjemah: Paramita Rahayu, editor. Klaten: Penerbit PT INDEKS. Terjemahan dari: Human Resource Management [2] Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI. [3] Kadir A. 2003. Pengenalan Yogyakarta: Penerbit ANDI
Sistem
Sistem
Informasi.
32
Pengembangan Sistem Informasi E-Commerce Studi Kasus : PT. Prada Samya Mukti Sarip Hidayatuloha Fakultas Sains dan Teknologia
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Along with the rapid advancement of technology and increasing competition in the business world , especially e - commerce where online sales is becoming quite famous at present . PT . Prada Samya Mukti yet have applications that can facilitate the sale of which is still done manually using Microsoft Excel that requires a lot of data and not efficient . Therefore , the application of e commerce is built so that the problem above can be solved . In search of the needs of the system is done via the method of collection is done in two ways , namely the method of observation , interviews and literature . System development methods that will be used is the method of object-oriented development model RAD (Rapid Application Development) which includes three phases , namely , Phase Planning Terms , Phase Workshop Design and Implementation Phase . This system development method using UML notation (Unified Modeling Language) . Diagrams are used ie , Use Case Diagram , Activity Diagram , Class Diagram and Sequence Diagram . From this research resulted in design e-commerce information system are useful to speed up the sale process PT.Prada Samya Mukti . Keywords : E - Commerce , Online , Rapid Application Development (RAD) , Unified Modeling Language (UML) yang harus benar-benar tepat. Informasi yang tepat bisa 1. PENDAHULUAN terwujud apabila didukung oleh data-data yang akurat. Komputer dengan tingkat perkembangan yang 1.1 Latar Belakang Keadaan ekonomi yang tidak menentu menuntut sedemikian maju merupakan suatu teknologi yang harus banyak perusahaan untuk meningkatkan tingkat efisiensi dikuasai dan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk yang tinggi. Untuk itu perlu suatu pemikiran yang tidak membantu atau memperlancar semua bidang aktivitas suatu hanya untuk masa sekarang tetapi juga untuk persaingan di perusahaan. Dan komputer merupakan salah satu jawaban masa depan, bagaimana dan apa yang diperlukan perusahaan yang tepat untuk menghadapi tantangan dalam untuk menjawab tantangan tersebut. meningkatkan efisiensi perusahaan. Untuk membantu dalam pelaksanaan tugas pada Masalah utama dalam e-commerce adalah membuat perusahaan, dibutuhkan suatu alat bantu agar dapat aplikasi yang bisa dijalankan di web browser, sehingga melaksanakan semua tugas pada bagian tertentu dengan konsumen/ user tidak perlu lagi datang ke perusahaan. cepat dan teliti. Alat bantu pencatatan dan pengolahan data Karena bisa menghemat waktu dan tenaga. Banyaknya yang mampu bekerja dengan cepat, tepat dan akurat adalah aplikasi e-commerce di internet menuntut perusahaan untuk komputer. Komputer ini bekerja dengan cara dikendalikan terus mengembangkan dirinya sehingga tidak kalah bersaing oleh suatu program yang telah dibuat dan diimplementasikan dengan perusahaan lainnya di dalamnya oleh programmer sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan oleh user (pemakai). Penggunaan sistem 1.2 Tujuan komputer diharapkan segala macam permasalahan yang Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: berhubungan dengan pengolahan data dapat diatasi secara a. Dokumentasi hasil dari analisis proses bisnis terkait cepat, tepat, akurat dan up to date. dengan penjualan. Data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih b. Dokumentasi hasil rancangan sistem e-commerce dalam berguna bagi yang memakainya disebut juga sebagai penjualan informasi. Informasi merupakan suatu alat vital sebagai c. Sistem e-commerce penjualan, yang dirancang agar bahan pengambil keputusan oleh pimpinan dalam suatu memudahkan perusahaan menjual produknya secara organisasi/ perusahaan, sehingga untuk kelancaran online pemakaian sistem dalam membantu tugas-tugas pihak manajemen tersebut maka membutuhkan suatu informasi
33
digital) yang dilibatkan. Tingkat digitalisasi tersebut dapat berhubungan dengan: a. Penjualan produk/jasa b. Proses c. Agen pengiriman/perantara Salah satu alternatif dari System Development Life Cycle adalah Rapid Application Development (RAD). RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype/prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final (atau sebuah versi). Menurut Bambang Hariyanto, Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa grafis untuk mendokumentasi, menspesifikasikan dan membangun sistem perangkat lunak (Hariyanto, 2004). Menurut Bambang Hariyanto, diagram adalah representasi grafis elemen-elemen tertentu beserta hubungan-hubungannya (Hariyanto, 2004). Beberapa diagram yang disediakan dalam UML antara lain: a. Use Case Diagram b. Activity Diagram c. Sequence Diagram d. Class Diagram
1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, maka pokok masalah yang akan diteliti adalah: a. Bagaimana membuat rancang bangun sistem e-commerce sesuai dengan harapan perusahaan? b. Bagaimana merancang sistem pemesanan secara online yang dapat memberikan rasa kepercayaan bagi customer? 1.4 Metode penelitian Metodologi ini terdiri dari dua macam, yaitu metodologi pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem. Dalam metodologi pengumpulan data terdapat tiga macam, yaitu: a. Observasi dengan cara mengamati langsung objek datanya, mengamati sistem yang sedang berjalan untuk mendapatkan data-data atau informasi mengenai gambaran umum proses bisnis dan pelayanan serta produk yang ada untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dalam membuat dan melengkapi sistem e-commerce. b. Wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung pembuatan sistem e-commerce. c. Studi Pustaka (Library Research) dengan membaca literatur baik dari buku maupun internet dan tulisan lain yang mendukung dan berkaitan dengan topik penelitian ini. Untuk metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah metodologi object oriented menggunakan model Rapid Aplication Development (RAD).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem terdiri dari dua bagian, yaitu pertama sistem administrator berbasis web server yang berfungsi memasukkan data dan merubah data penjualan. Pada bagian administrator terdapat satu admin saja. Yang kedua sistem client berbasis web yaitu dengan membuka sistem atau website dari sistem informasi penjualan online dan pengunjung dapat melakukan transaksi pemesanan secara langsung melalui website PT. Prada Samya Mukti. Proses pengembangan sistem informasi penjualan online yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. pengunjung dapat langsung membuka sistem atau halaman website sistem informasi penjualan online. b. Setelah halaman website terbuka pengunjung dapat melakukan pemesanan dan memilih pesanan sesuai barang yang dikehendaki. c. Pengunjung bisa melihat, mendownload katalog barang, melakukan polling, dan memberikan saran dan kritik untuk membangun toko online kami.
2. KERANGKA TEORI Rancang bangun berarti mendesain bangunan yang akan dibuat (Departemen Pendidikan Nasional, 2000). Perancangan sistem menurut John Burch dan Gary Grudnitski (dalam buku Jogiyanto, 2005) dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Menurut Jeffery L.Whitten, sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten et al, 2004). E-Commerce merupakan proses bisnis yang dijalankan melalui melalui elektronik, misalnya transaksi jual-beli barang dan jasa secara online. Bisnis proses ini mungkin dalam bentuk B2B (Business to Business) maupun B2C (Business to Customer) (Turban, 2004). E-commerce berkaitan dengan kegiatan yang bersifat komersial di internet, e-commerce merupakan aktifitas transaksi perdagangan melalui sarana internet (Sutanta, 2005). Dengan memanfaatkan e-commerce, para penjual (merchant) dapat menawarkan produknya secara luas karena sifat internet yang tidak mengenal batasan tempat. Ecommerce dapat mengambil beberapa format tergantung pada tingkat digitalisasi (perubahan dari secara fisik menjadi
34
System Edit Ongkos Kirim
Tambah Kategori Produk Download katalog
Edit Cara Pembelian
Membuka Sistem Penjualan Online
Beranda
Hubungi Kami Tambah Produk Menampilan Menu Utama Sistem
Profil Lihat Order Masuk Memilih pencarian
Produk
Pengunjung
Edit Profil
Lihat Keranja
Admin
Masukkan kata kunci
Edit Selamat Datang Keranja Belanja Menampilkan Hasil Pencarian
Lihat Pesan Masuk
Cara Pembelian
Kategori Produk
Gambar 3. Activity Diagram fungsi cari barang
Ganti Password
Link Terkait Polling
Edit Jasa Pengiriman
Selesai Belanja Edit Modul Admin
Membuka Sistem Penjualan Online
Menampilan Menu Utama Sistem
Gambar 1. Use Case Diagram
Penjualan Online Memilih Menu Cara Pembelian
Menampilkan Halaman Cara Pembelian memilih produk
menampilkan produk
Gambar 4. Activity Diagram Fungsi Melihat Cara Pembelian
memilih beli
Membuka Sistem
memilih detail produk
Menampilkan From Login
memilih beli produk Input User Name & Password
Menampilkan pesan kesalahan
Menampilkan menu admin
menampilkan keranja belanja Memilih menu edit jasa kirim
Gambar 2. Activity Diagram Melihat Keranja Belanja
Tambah
Edit
Hapus
Record data menu utama
Menyimpan data
Batal
Menampilkan menu utama
Gambar 5. Activity Diagram Fungsi Edit Jasa Pengiriman
35
con keranja
Tampilan
pelanggan
produk
pengunjung
database order_temp
tampilan
con menu cara pembelian
akses menu produk Membuka Sistem
Tampilan menu produk
Menampilkan Sistem
memilih detail
Memilih menu cara pembelian
menampilkan detail produk Menampilkan menu cara pembelian
memilih beli Menampilkan keranja belanja
Gambar 9. Sequence Diagram Fungsi Melihat Cara Pembelian Gambar 6. Sequence Diagram Fungsi Melihat Keranja Belanja Admin
tampilan
con edit jasa pengiriman
shop_pengiriman
Akses menu edit jasa pengiriman Tampilkan form edit jasa pengiriman Tambah perusahaan kirim data(input data)
pengunjung
tampilan
con menu utama
Produk
Masukkan data(valid) kirim pesan(berhasil)
query db shop_pengiriman
kirim pesan(berhasil) tampilkan pesan(berhasil)
Membuka Sistem
Batal
Menampilkan Sistem
kirim data(batal) kirim pesan(batal)
Memasukkan data pencarian
Cek validasi (tambah data)
tampilkan pesan(batal)
Menampilkan hasil pencarian
Edit jasa pengiriman kirim data (edit data) Edit data (valid) kirim pesan(berhasil)
query db shop_pengiriman
Kirim pesan (berhasil) tampilkan pesan(berhasil) Batal
Gambar 7. Sequence Diagram Fungsi Cari Barang
kirim data(batal) Kirim pesan(batal)
cek validasi(edit data)
tampilkan pesan(batal) hapus produk kirim data(hapus data) Hapus data (valid)
pengunjung
tampilan
con menu produk
Produk
kirim pesan(hapus)
query db shop_pengiriman
kirim pesan(hapus) tampilkan pesan(hapus)
Membuka Sistem Menampilkan Sistem
Gambar 10. Sequence Diagram Fungsi Edit Jasa Pengiriman (Admin)
Memilih menu produk Menampilkan menu produk
Gambar 8. Sequence Diagram Fungsi Melihat Produk
36
Shop_pengiriman -id_perusahaan -nama_perusahaan -gambar
1
*
[1] Dharwiyanti, Sri dan Wahono, Romi Satria. 2003. Pengantar Unified Modeling Language (UML). Jakarta: IlmuKomputer.com. [2] Hariyanto, Bambang. 2004. Sistem Manajemen Basisdata: Pemodelan, Perancangan dan Terapannya. Bandung: Informatika. [3] Jogiyanto. 2005. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. [4] Nugroho, Adi. 2006. E-Commerce Memahami Perdagangan Modern Di Dunia Maya. Bandung: Informatika. [5] Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Obyek dengan UML. Graha Ilmu, Yogyakarta. [6] Sutanta, Edhy. 2005. Pengantar Teknologi Infomatika. Yogyakarta: Graha Ilmu. [7] Turban, Efraim., McLean, Ephraim., Wetherbe, James. 2004. Information Technology For Management Transforming Organizations In The Digital Economy 4th Edition. United State: John Wiley & Sons, Inc. [8] Whitten, Jeffrey L et al. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem. Ed ke-6. Yogyakarta: terjemahan tim Penerbit ANDI.
Kota -id_kota -id_perusahaan -nama_kota -ongkos_kirim
1 Produk
*
Order_temp -id_order_temp -id_produk -id_session -jumlah -tgl_order_temp -stok_temp
Order
*
*
*
*
Order_detail -id_orders -id_produk -jumlah
-id_orders -nama_kustomer -alamat -telpon -email -status_order -tgl_order -jam_order -id_kota
*
*
-id_produk -id_kategori -nama_produk -produk_seo -deskripsi -harga -stok -berat -tgl_masuk -gambar -dibeli -diskon
* Kategori
1
Sekilasinfo -id_sekilas -info -tgl_posting -gambar
*
Admins
1 Hubungi -id_hubungi -nama -email -subjek -pesan -tanggal
*
1
-username -password -nama_lengkap -email -no_telp -level -blokir
1
1 1 *
1
Modul
Poling -id_poling -pilihan -status -rating -aktif
Statistik
*
-id_modul -nama_modul -link -static_content -gambar -status -aktif -urutan
-id_kategori -nama_kategori -kategori_seo
*
*
-Ip -Tanggal -Hits -Online
Gambar 11. Class Diagram Penjualan Online 4. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan a. Telah dilakukannya perancangan yang meng-cover pemesanan produk, transaksi penjualan, dan pemasaran produk secara online. b. Pada sistem e-commerce ini terdapat fitur catalog products yang mempermudah customer dalam melakukan pencarian produk-produk yang diinginkan. c. Telah dilakukannya perancangan sistem e-commerce yang mempermudah customer dan pihak perusahaan melakukan transaksi dengan menggunakan pendekatan object oriented (UML) d. Telah dilakukannya analisis dengan menghasilkan perancangan sistem menggunakan class diagram, sequence diagram, activity diagram. e. Telah dilakukan pengujian guna mendapati sistem ecommerce yang dibuat terhindar dari kesalahan dan berjalan sebagaimana mestinya. 4.2 Saran a. Melakukan kajian dan penelitian di tahapan implementasi sistem e-commerce. b. Mengembangkan penelitian lanjutan sistem e-commerce di bidang keamanan sistem. DAFTAR PUSTAKA
37
Perancangan Awal Arsitektur Lembaga Penelitian Berorientasi Service Muhamad Nur Gunawana Fakultas Sains dan Teknologia
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Along with the development of information and communication technology is widely used today by various levels in society , either for commercial or non komersil.Teknologi interest to information and communication constantly updated to support the activities of a business process to enterprise-scale personal scale . Not be surprised that all kinds of hardware , software , and smart devices are joined together to support the various activities at once . Specialized in research institutions , research all service activities will require different aspects including information and communication technology , there will be a problem here if in terms of technology , especially information technology and application aspects are not mutually supportive or not integrable . In this case I would like to examine the extent to which the role of service -oriented architecture could support activities - activities in the service of research in the aspect of technology or software that is used aplikasi.Metodologi following the service -oriented architecture development methodology with a structured method and the initial enterprise architecture framework . Results of this study was the establishment of research management architecture model based on the architecture of service oriented architecture. Keywords : ICT , services , integration , service , SOA
1.
Architecture (SOA) akan mengurangi effort untuk modifikasi perangkat lunak tersebutkarena seluruh logic dari sistem sudah terpartisi secara bersih menjadi sekumpulan services dan organisasi hanya perlu menyusun ulang seluruh service tersebut dan jika perlu menambahkan yang baru. Banyak organisasi atau Institusi telah pindah atau dalam proses menuju arsitektur berorientasi teknologi informasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan Institusi pendidikan yang memiliki fungsi dan peran yang strategis dalam pengembangan penelitian. UIN Syarif Hidayatullah memiliki lembaga penelitian yang mengelola penelitian-penelitian. Selama ini pelayanan-pelayanan penelitian seperti pelayanan sumber daya peneliti, pelayanan pendanaan penelitian, pelayanan dokumentasi penelitian, pelayanan akses terhadap informasi penelitian, serta pelayanan publikasi penelitian belum terintegrasi dengan baik sehingga diperlukan sebuah arsitektur pemodelan pelayanan untuk membangun enterprise yang lebih baik. Melalui arsitektur berbasis layanan dapat ditinjau sejauh mana kemampuan pengelolaan penelitian yang dilakukan oleh UIN, tidak hanya kemampuan dalam mendokumentasikan penelitian saja, akan tetapi bagaimana melakukan layanan penelitian dari waktu ke waktu secara terus-menerus untuk memajukan pendidikan dan penelitian itu sendiri. Dengan adanya website pada lembaga penelitian adalah salah satu faktor untuk mempercepat perancangan arsitektur berbasis layanan karena SOA berarti menemukan arsitektur layanan yang penting dari suatu organisasi untuk mencapai tujuan dari UIN untuk menjadi world class
PENDAHULUAN
Service Oriented Architecture (SOA) adalah sebuah pemodelan perangkat lunak yang dibangun dengan pendekatan service oriented. Service oriented sendiri merupakan sebuah pendekatan yang memiliki visi ideal di mana setiap resource dari perangkat lunak terpartisi secara bersih satu sama lain. Menurut Thomas Erl [1], dalam sebuah perancangan sistem Service Oriented Architecture (SOA), design issue yang harus diperhatikan adalah bagaimana sebuah layanan mengenkapsulasi logic, bagaimana layanan berhubungan satu sama lain dan bagaimana layanan berkomunikasi satu sama lain. Pemodelan SOA merupakan pemodelan yang bebas dari keterikatan salah satu platformyang artinya pemodelan ini dapat menyatukan berbagai sistem yang memiliki platform berbeda. Dengan pendekatan ini pengembang pemodelan SOA dapat membangun sebuah layer di atas sistem - sistem yang dapat saling berkomunikasi dengan pesan yang sudah distandardisasi, misalnya menggunakan teknologi XML. Dalam sudut pandang Service Oriented Architecture (SOA), kedua sistem masing-masingnya akan dianggap sebagai service. Selain itu pemodelan ini juga tahan terhadap perubahan. Perusahaan atau organisasi besar seringkali berubah struktur untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja. Akibatnya, perangkat lunak juga terkena imbas untuk menyesuaikan diri terhadap proses bisnis yang baru. Pemodelan perangkat lunak dengan Service Oriented
38
university yang kedepannya akan mengedepankan penelitian sebagai basis pendidikannya. 2.
Penelitian – Penelitian dalam SOA
Beberapa penelitian SOA dalam berbagai bidang dilakukan untuk memberikan kemungkinan-kemungkinan penerapan yang diperluas selain di perusahaan, contohnya dalam desain dan implementasi SOA dalam bidang medis oleh Chao-Tung Yang, Shih-Chi Yu, dan Ting-Chih Hsiao, memberikan model arsitektur dalam lingkup medikal (Gambar 1).
Gambar 2. Sistem Arsitektur (Small Enterprise) 3.
METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan dalam melakukan penelitian ini yaitu melalui pendekatan sesuai dengan metodologi SOA pada gambar 4, dengan masing masing tahapannya adalah sebagai berikut : a. SOA Reference Architecture. Menjelaskan tentang domain dari service yang akan dibuat, kebutuhan interface dan fungsinya,
Gambar 1. Sistem Arsitektur (Medikal) Adapun penelitian dalam suatu small enterprise yang dilakukan oleh Milan Zdravković , Miroslav Trajanović, dan Miodrag Manić (Gambar 2) dapat dijadikan pembanding dan pembeda bagi penelitian yang dilakukan penulis. Sehingga diharapkan dapat menjadi suatu peta arsitektur dan perancangan SOA dalam berbagai domain.
Gambar 4. Metodologi SOA pemakaian infrastruktur teknisnya seperti webservice atau servicesecurity, model semantik, dan inisial serviceinventory. b. Business Architecture.
39
Berkaitan dengan arsitektur Bisnis kelembagaan penelitian, yang akan mempengaruhi proses, servis, informasi, dan solusi enterprise yang akan dibuat.
4.3. Use Case Diagram Dalam Use Case Diagram tergambarkan bahwa aktor – aktor pengguna sistem manajemen pelayanan penelitian adalah peneliti, pengelola, atau masyarakat.
c. Identifikasi Service Merupakan jenis servis yang harus dibuat untuk menunjang arsitektur bisnis
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p119), usage menjelaskan bagaimana actor berinteraksi dengan sebuah sistem.Actor adalah abstraksi atau pemisahan pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem. Sedangkan usecase adalah pola interaksi antara sistem dan actor dalam application domain.
d. Definisi Model Informasi Semantik Merupakan model informasi enterprise yang mensharing proses semantic dan services. e. Spesifikasi Service Merupakan kontrak service yang dapat digunakan saat desain untuk diseleksi sebagai solusi service.
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p343), diagram usecase menunjukkan relasi antara actor dengan usecases. Dalam diagram ini, actor dan usecases merupakan elemen terpenting. Keduanya dapat dihubungkan satu sama lain untuk menggambarkan pola interaksi antara actor dengan bagian sistem tertentu.
f. Realisasi Service Desain dan implementasi service g. Implementasi dari Solusi Service – Oriented Membangun solusi enterprise dari service-service yang telah dibuat.
Menurut (Bernard, 2005, p322).Sebuah narasi kasus penggunaan bahasa pemodelan (UML) format untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteks, orang yang berkepentingan (aktor), dan aturan bisnis untuk interaksi mereka dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai solusi teknologi yang membutuhkan perkembangan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Bisnis Arsitektur Manajemen Penelitian Dalam menganalisa integrasi SOA, terlebih dahulu dianalisis aspek dari arsitektur bisnis dari kegiatan manajemen penelitian yang dilakukan di Lembaga Penelitian UIN. Dapat digambarkan seperti gambar berikut kegiatan bisnis di Lembaga Penelitian UIN.
Use Case Diagram untuk sistem manajemen pelayanan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5. Manajemen Pelayanan 4.2. Component Business Model Identifikasi Komponen Model Bisnis Manajemen Penelitian terdiri dari komponen internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi rencana strategis lembaga penelitian dalam melakukan manajemen penelitian.
40
Tabel 1. Komponen Bisnis K ompetensi Bisnis
Pe nelitian
M anajemen
Re
Komponen Bisnis
ncana Penelitian Strategis
St rategi Pendanaan Penelitian
Pr oses Pendataan Penelitian Pr
Pe
Pro ses reviewer hasil penelitian
Al okasi Dana yang tepat sasaran
Pro ses penyimpanan hasil penelitian
Al dana
Pro ses pendataan sasaran jurnal publikasi
E valuasi dana penelitian
Pe nerimaan hasil publikasi
Pr oses Dokumentasi Proses Pel aksanaan Penelitian
Str ategi Publikasi untuk Penelitian
ngelolaan Dana Penelitian
oses Pendataan Peneliti
Pu blikasi
okasi Peneliti
Gambar 7. Value Chain Manajemen Penelitian 4.5. Process Diagram Process Diagram menggambarkan satu tingkat lebih detail dari proses bisnis utama dimana user dan proses dibuat detail untuk satu alur proses pekerjaan dan kemungkinan yang dapat terjadi. Skenario yang terjadi tersebut yang menggambarkan satuan proses bisnis dari suatu bagian kegiatan manajemen penelitian adalah seperti berikut :
4.4. Value Chain Value chainPenelitian pada lembaga UIN digunakan untuk menggambarkan proses bisnis utama dari organisasi Lembaga Penelitian dan manajemen lembaga yang terbagi menjadi dua bagian yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Gambar 8. Diagram Proses Peneliti
4.6. Arsitektur SOA Dalam merancang arsitektur SOA untuk dijadikan referensi dalam pengembangan desain SOA dan implementasi SOA, maka perlu diidentifikasi beberapa layer
Gambar 6. Use Case Sistem Manajemen Pelayanan Penelitian
41
yang dibutuhkan untuk membentuk satu arsitektur yang menyeluruh.
iv. Mengatur service lifecycle dan mevalidasi sebelum deployment v. Mengatur dan mengintegrasi berbagai service bus registry
4.7. Web Application Tier Pada layer ini semua jenis sistem manajemen pelayanan penelitian harus dapat diakses dengan menggunakan segala jenis browser.
e.
Dalam hal ini terbagi menjadi beberapa aplikasi dan servis sebagai berikut : a.
b.
c.
d.
f.
Packaged Application Disini dimungkinkan untuk menggunakan suatu paket aplikasi yang mendukung kebutuhan manajemen pelayanan secara menyeluruh, semodel CRM atau ERP atau paket lain yang berbasis open source. Custom Applications Disini memungkinkan untuk menggunakan pembaruan aplikasi yang sudah dipakai, semisal Sistem Informasi Riset. Portal Service Disini memungkinan penggunaan kembali servis layanan melalui portal lembaga, bisa lembaga UIN atau lembaga penelitian, dimulai dari website lembaga. Enterprise Infrastructure Services Ini merupakan servis berdasarkan aplikasi untuk enterprise, misalkan email, aplikasi untuk kolaborasi online, konten manajemen sistem, dan layanan searching.
Shared Data Service Ini merupakan service untuk melakukan sharing data antara service yang ada dalam satu institusi atau beda institusi Business Process Management Ini merupakan suatu manajemen bisnis proses yang sedang dijalankan, dalam tahapan ini sebaiknya menggunakan standar yang memenuhi semua aspek manajemen.
4.9. SOA Framework Ini merupakan kerangka service yang bersifat reuse, dengan membentuk layer transformasi, logic, data, dan integrasi. 4.10.
Application Tier Pada tahap ini sebaiknya menggunakan aplikasi berbasis client/server untuk menunjang kebutuhan kedepan yang lebih membutuhkan akses aplikasi secara cepat dan reliable. 4.11.
Enterprise Security
Ini merupakan metode pengamanan semua service yang ada untuk menjamin berlangsungnya proses bisnis manajemen pelayanan penelitian.
4.8. Service Tier Ini merupakan bagian utama dalam menjalankan SOA. Pada lapisan ini, dibutuhkan beberapa jenis service, yaitu : a. Service Bus Yang dimaksud dengan service bus yaitu suatu bus yang berupa aplikasi yang mempunyai kemampuan menerima pesan baik secara synchronous maupun asynchronous dari setiap protocol, ataupun menterjemahkan pesan ke format yang diminta dan pengontrol aliran antara peneliti dengan pihak manajemen. b. Service Registry Ini merupakan sebagai sebuah fungsi service untuk mencatat semua business policy dan menjalankan secara runtime. c. SOA Repository Dalam repository ini harus terdapat komponen yang mengatur metadata selama lifecycle dari service. d. Service Manager Fungsi dari servicemanager yaitu harus memenuhi hal – hal berikut ini : i. Mengatur dan memelihara service levelenterprise ii. Deteksi dan mengatur kondisi pengecualian iii. Review dan mengatur transaksi bisnis
4.12.
Business Service Management
Ini merupakan bagaimana lembaga penelitian mengawasi proses dari kegiatan-kegiatannya melalui jaringan yang ada, infrastruktur yang dipakai, serta dari service yang dipakai.
4.13. SOA
Integrasi Bisnis Arsitektur dengan Arsitektur
Pada tahap ini menggambarkan bagaimana seharusnya model dari bisnis arsitektur dan model dari arsitektur SOA dapat diselaraskan, yang nantinya menjadi rujukan untuk mendesain tahapan desain sampai implementasi. Pada Gambar 9. Service dalam SOA yang akan dimodelkan ke dalam Model Manajemen Pelayanan Penelitian erat kaitannya dengan arsitektur bisnis yang dibangun oleh Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. Proses pelayanan penelitian merupakan interseksi antara SOA bisnis Model dan Bisnis Arsitektur. Informasi yang terjadi selama proses bisnis atau proses pelayanan akan menjadi basis model informasi semantik dan dalam mendefinisikan interfaces service
42
[1] Erl, Thomas. Service-Oriented Architecture: Concepts, Technology, and Design. Prentice Hall PTR, 2005. [2] Andrew P. Ciganek., Marc N. Haines., and William D.Haseman. “Service-Oriented Architecture Adoption: Key Factors and Approach”.Journal of Information Technology Management, Volume XX, Number 3, ISSN #1042-1319, 2009. [3] Lovelock,Christopher.2002.Service Asia.Prentice Hall Inc Singapore.Hal 5.
Marketing
In
[4] Kotler,Philip.2003.Marketing Management, Edition.Prentice Hall.Inc.New Jersey. Hal 85
11th
[5] Gronroos, C.1992.Service Management Marketing.Lexington Books.Massachusetts,Toronto
and
[6] Tjiptono, Fandy. Manajemen Jasa. Penerbita Andi Offset, Yogyakarta, 2002, hal.25 Gambar 9. Bisnis Arsitektur dan Desain SOA 5.
[7] Nazir M. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Novianto A. 2010. Bapepam – LK Urges Spin-Off of Sharia Unit. Bisnis Indonesia Online.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN 1. Model Manajemen Pelayanan Penelitian yang dilakukan sekarang merupakan asset penting dalam pengembangan kearah sistem berbasis SOA.
[8] Graces, Denis, Kostas. 2010. A Research Agenda for Service-Oriented Architecture (SOA). Software Engineering Institute. Carnegie Mellon University.
2.
[9] Rosen, Lublinsky, Smith, Balcer. 2008. Applied SOA : Service-Oriented Architecture and Design Strategies. Wiley Publishing, Inc., Indianapolis, Indiana.
3.
Dalam melakukan pemodelan arsitektur service ke dalam Manajemen Pelayanan Penelitian diperlukan arsitektur yang jelas dan terperinci dalam menjelaskan arsitektur bisnis dalam hal penelitian, dan desain SOA.
[10] Chao-Tung Yang, Shih-Chi Yu, and Ting-Chih Hsiao, Design and Implementation of a SOA-Based Medical Grid Platform. 2009.
Potensi Manajemen Pelayanan Penelitian berbasis SOA sangat memungkinkan karena Model SOA akan selalu mengikuti dari Arsitektur bisnis yang ada.
5.2 SARAN 1. Model Arsitektur yang dianalisis masih terdapat kekurangan yaitu dalam hal spesifikasi dan desain service yang akan diimplementasikan, sehingga diperlukan studi mendalam tentang jenis serviceyang menjadi enabler dalam hal implementasi. 2.
Dibuatkan model prototype sebelum melakukan integrasi secara menyeluruh terhadap sistem yang sudah ada, sehingga bila memungkinkan suatu arsitektur enterprise yang akan dibangun memiliki strategi menyeluruh tidak hanya pada lembaga penelitian saja melainkan seluruh sistem yang ada di UIN Syarif Hidayatullah.
REFERENSI
43
Perancangan Sistem E-Commerces pada PT. Optima Trading Erwhin Joelianto Haryadia, Yuni Sugiartib Fakultas Sains dan Teknologi,a,b
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Increased use of the internet and technological development encourages each company to improve its business activities, by way of marketing products through e-commerce. This study aims to make the design of e-commers at PT. Optima Trading. E-commers is defined as a way to sell and buy goods and services, through the Internet. The method used is the method of data collection (observation, interviews, and literature) and system development methods Rafid Application Development (RAD). RAD tools are Object Oriented with Unified Modeling Language (UML). The result is that researchers do E_Commerce System (website) PT. Optima Trading, which is used to manage product data, customer and booking. Keywords: System E_Commerces, internet, product, PT.Optima Trading. 1.
PENDAHULUAN Penggunaan internet di seluruh dunia terus meningkat setiap waktu. Beberapa perusahaan menggunakan internet sebagai suatu kebutuhan penting untuk bertransaksi setiap harinya, seperti perusahaan perbankan atau perusahaan penerbangan. Di samping itu, perkembangan teknologi kian melaju seiring dengan perkembangan jaman. Berbagai peralatan canggih layaknya handphone, tablet PC, komputer atau laptop mempunyai aplikasi yang membutuhkan koneksi dengan internet. Ketika anda terhubung dengan internet, anda sedang mengakses kantor pos terbesar, perpustakaan terbesar, jaringan transmisi data terkuat (Sosinsky, 2004). Berbicara tentang internet, tentunya tidak akan lepas dari suatu website. Dengan adanya website, suatu perusahaan dapat melakukan pemasaran hingga melakukan perdagangan elektronik (e-commerce) dengan lebih mudah. Perusahaan dapat menggunakan e-commerce sebagai media untuk bekerja. Perusahaan tidak perlu mendirikan kantor yang besar untuk menjalankan usahanya, namun cukup dengan sebuah kantor kecil untuk bertransaksi dan sebuah sistem e-commerce yang aktif maka usaha pun dapat berjalan. PT. Optima Trading merupakan salah satu cabang perusahaan asing yang menjadi agen penjualan nasional yang berada dalam Gimaex International Group. Gimaex merupakan manufaktur terbaik untuk produk-produk standar keselamatan internasional yang diberlakukan di berbagai belahan dunia dan lingkungan bisnis. Sasaran pemasaran PT. Optima Trading begitu luas meliputi kawasan hutan hingga kota-kota besar. Oleh karena itu diperlukan kajian sistem ecommerce untuk membantu PT. Optima Trading dalam memperkenalkan produk yang dijual ke seluruh sasaran
pemasaran yang ada. Tulisan ini bertujuan menghasilkan rancang bangun sistem e-commerce pada PT. Optima Trading yang dapat digunakan untuk memperkenalkan produk kepada customer. 2.
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Informasi berbasis Web dan Komponennya Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Fitzgerald (Jogiyanto, 2006) mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah diproses, data yang memiliki arti atau data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya [Jogiyanto, 2006]. Sedangkan sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam organisasi [Jogiyanto, 2006]. Lebih lanjut Leitch [Jogiyanto, 2006] mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Oleh karena itu sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mengarah pada penggunaan teknologi komputer dalam organisasi yang menyajikan informasi kepada pemakai. Sistem Informasi Berbasis Web adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Web atau WWW (Word Wide Web) adalah sebuah metode baru yang berjalan di dunia internet yang berkembang dengan cepat, dengan media ini dapat menciptakan puluhan bahkan ratusan aplikasi yang berjalan di bawah Web (under web). PHP adalah salah satu aplikasi program yang biasa digunakan dalam media internet saat ini. Databasenya adalah MySQL yaitu database server yang dapat berjalan di dalam media online sehingga database ini mudah dikelola oleh penggunanya. [Nugroho, 2004]. MySQL merupakan RDBMS (Relational Data Base Management Sistem). MySQL didistribusikan secara open source dan gratis mulai tahun 1996, tetapi mempunyai sejarah pengembangan sejak tahun 1979.
komputer, perancang web, ahli basis data, ahli jaringan dan sebagainya. 3. Menguntungkan dunia akademis Dengan adanya perkembangan e-commerce, maka dunia akademis akan ikut mempelajarai tentang ecommercesebagai ilmu pengetahuan yang terus berkembang. 4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Dengan semakin banyaknya perdagangan elektronik, setiap orang akan mempelajari teknologi komputer demi kepentingan mereka sendiri. Di samping memiliki berbagai keuntungan, perdagangan elektronik juga memiliki beberapa kerugian di antaranya (Nugroho, 2006) : 1. Meningkatkan individualisme Dalam perdagangan elektronik, seseorang tidak perlu bertemu dengan pedagang untuk melakukan transaksi sehingga pembeli terbiasa untuk melakukan transaksi dari tempat manapun ia berada. Hal ini dapat meningkatkan individualisme seseorang sehingga orang menjadi malas untuk bergerak 2. Terkadang menimbulkan kekecewaan Pada waktu tertentu konsumen mendapatkan produk yang dibeli tidak sesuai dengan yang ditampilkan di web. Hal ini tentu menimbulkan kekecewaan bagi konsumen. 3. Tidak manusiawi Perdagangan elektronik mendukung adanya transaksi tanpa pertemuan langsung antara pihak penjual dan pembeli.Hal ini membuat pihak pembeli tidak mampu merasakan keramahan penjual dan sebagainya.
2.2. Konsep Dasar E-commerce E-commerce merupakan sebuah proses pembelian dan penjualan secara elektronik atas barang atau jasa dan informasi (Ustadiyanto, 2001). Secara garis besar, perdagangan elektronik (e-commerce) didefinisikan sebagai cara untuk menjual dan membeli barang-barang (dan jasa) lewat jaringan internet (Nugroho, 2006). Keuntungan Perdagangan Elektronik (e-Commerce) Keuntungan bagi perusahaan : 1. Memperpendek jarak Perusahaan dapat lebih mendekatkan diri kepada konsumen. 2. Perluasan pasar Jangkauan perusahaan menjadi tidak terbatas oleh area geografis dimana perusahaan berada. 3. Perluasan jaringan mitra bisnis Menghindari masalah kurangnya informasi posisi geografis mitra kerja suatu perusahaan. 4. Efisien Memangkas biaya-biaya operasional seperti kertaskertas untuk transaksi, periklanan dan pencatatan. Keuntungan bagi konsumen: 1. Efektif Konsumen mendapatkan informasi yang diinginkannya dengan lebih cepat. 2. Aman secara fisik Konsumen tidak perlu mendatangi toko atau tempat perusahaan dengan membawa uang tunai. 3. Fleksibel Konsumen dapat melakukan penawaran dimanapun ia berada. Keuntungan bagi masyarakat umum : 1. Mengurangi polusi dan pencemaran lingkungan Konsumen tidak perlu melakukan perjalanan ke toko atau perusahaan sehingga akan mengurangi polusi. 2. Membuka peluang kerja baru Perdagangan elektronik akan menimbulkan pekerjaan-pekerjaan baru seperti pemrogram
2.3. Metode Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem adalah suatu aktifitas, metode, praktik terbaik dan peralatan terotomatisasi yang digunakan para stakeholder untuk mengembangkan secara berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten et al, 2004). Metode pengembangan sistem yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah metode RAD dengan Object Oriented. Workshop Design Implementation
Requirements Planning Identify Objectives and Information Requiremen t
45
Work with Users to Design System
Buil d the Syst em
Intro duce the New Syste
Gambar 1 Tahapan RAD (Kendall and Kendall, 2008).
b.
2.4. Pemrograman PHP dalam Database MySQL Untuk membuat aplikasi web yang berjalan dinamis, maka pemrograman web dapat dikolaborasikan dengan PHP. PHP merupakan salah satu bahasa pemrograman yang dapat menjadikan program web menjadi lebih dinamis. Dengan menggunakan program PHP tidak hanya membuat program web dengan tampilan statis, tetapi juga dapat mengakses database seperti MySQL. Dengan database tersebut, dapat digunakan untuk menyimpan c. berita-berita yang ada di dalamnya dan ditampilkan pada halaman browser.
melihat produk secara online tanpa harus bertemu secara langsung. Wawancara menjadi kegiatan awal yang dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai PT. Optima Trading. Peneliti mengadakan proses tanya jawab secara langsung dengan direktur dan karyawan PT. Optima Trading. Hasil yang didapatkan ialah informasi tentang struktur organisasi perusahaan, bagaimana cara kerja perusahaan untuk memasarkan produk dan rancangan sistem ecommerce yang diinginkan oleh perusahaan. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan cara penelusuran dan pencatatan data, dokumen, arsif, maupun referensi yang relevan di di PT. Optima Trading.
2.5. Unified Modelling Language UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa untuk 4. HASIL DAN PEMBAHASAN memvisualkan, menentukan, membangun dan mendokumentasikan 4.1. Analisis Sistem e-Commerce artefak sebuah sistem perangkat lunak. UML didefinisikan sebagai keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemograman berorientasi objek. UML berorientasi objek, tidak bergantung pada proses pengembangan dan juga tidak bergantung pada bahasa pemograman dan teknologi [Sugiarti, 2012]. UML adalah bahasa pemodelan yang harus digunakan bersamaan dengan metodologi pengembangan perangkat lunak. Tanpa metodologi, UML hanyalah berupa serangkaian diagram tanpa makna. Metodologi pengembangan perangkat lunak merupakan panduan langkah demi langkah dalam pembangunan aplikasi perangkat lunak. Metodologi pengembangan perangkat lunak dimaksudkan agar pembangunan sebuah aplikasi lebih efisien dan terencana. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Unified Software Development Process (USDP) 3.
METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam Rancang Bangun Sistem e-Commerce pada PT. Optima Trading ini adalah langkah yang digunakan ialah observasi, wawancara dan studi pustaka, sedangkan metode pengembangan sistem yang digunakan ialah model RAD yang terdiri dari requirements planning, workshop design dan implementation. Langkah lebih rincinya adalah dilakukan pengumpulan data. Metode pengumpulan data [Sugiarti, 2010] yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Gambar 2 Analisis Sistem E-Commerce Pada sistem yang diusulkan, customer tidak hanya melihat data produk yang ditampilkan namun customer dapat melakukan registrasi dan pemesanan sehingga data customer dan produk yang dipesan dapat disimpan. Di samping itu, PT. Optima Trading dapat mengetahui data pemesan dan produk yang dipesan di dalam sistem. 4.2. Use Case Diagram
Observasi Pengamatan langsung terhadap proses kerja di PT. Optima Trading untuk mengetahui sejauh mana sistem e-commerce. dapat membantu PT. Optima Trading untuk memasarkan produk yang dijual. Hasil yang didapatkan ialah PT. Optima Trading mendapatkan permintaan dari customer untuk
46
2. Log in
customer
<
>
#id_cust +username +password +jenis_user +nama_cust +alamat_cust +telp_cust +email_cust
Log out
Entry Data Produk Lihat Data Produk <<extend>>
order
id_cust
<<extend>>
#id_order +nama_cust +nama_produk +jumlah #id_cust #id_produk +tambah() +edit() +hapus() +cari() +cetak()
+tambah() +edit() +hapus() +cari()
customer
Entry Data Customer
admin
Mapping Class Diagram
System
laporan
id_order
#id_lap +tgl_lap +nama_cust +nama_produk +total_cust #id_order +cari() +cetak()
id_produk
Entry Data Pemesanan
produk Lihat Data Customer
#id_produk +nama_produk +spesifikasi +harga +gambar
Lihat Laporan Pemesanan
+tambah() +edit() +hapus() +cari()
Gambar 3 Use case diagram sistem e-commerce Gambar 5 Mapping Class Diagram
Use case yang dirancang pada sistem e-commerce PT. Optima Trading terdiri dari delapan use case utama termasuk use case log in dan log out.
Mapping Class Diagram / Logical Record Struture (LRS) digunakan untuk menjabarkan pemetaan (mapping) pada database yang dirancang. Pada diagram ini ditunjukkan primary key tabel yang menjadi foreign key pada tabel lain.
4.3. Class Diagram 1. Pemodelan Data Konseptual
4.4. Prototype Sistem
customer +id_cust +username +password +jenis_user +nama_cust +alamat_cust +telp_cust +email_cust +tambah() +edit() +hapus() +cari()
1. order
1
isi
+id_order +nama_cust +nama_produk 1..* +jumlah +tambah() +edit() +hapus() +cari() +cetak() 1 1
Halaman Utama (Beranda)
laporan +id_lap 1..* +tgl_lap +nama_cust +nama_produk 1 get id_order +total_cust +cari() +cetak()
pilih
produk +id_produk +nama_produk +spesifikasi +harga +gambar +tambah() +edit() +hapus() +cari()
Gambar 4. Pemodelan Data Konseptual
Gambar 6 Rancangan halaman utama Pada halaman utama user dapat melihat informasi umum tentang PT. Optima Trading seperti foto produk, menu
47
produk, video produk dan profil PT. Optima Trading. User dapat mengunjungi halaman lain seperti tentang kami, galeri, berita dan hubungi kami. Selain itu user dapat menggunakan fungsi log in untuk maasuk ke menu utama. 2.
Halaman Log In
Gambar 9 Rancangan halaman entry data customer
Gambar 7 Rancangan halaman log in 3.
5.
Halaman Entry Data Produk
Halaman Entry Data Pemesanan
Gambar 10 Rancangan halaman entry data pemesanan 6. Gambar 8 Rancangan halaman entry data produk 4.
Halaman Entry Data Customer
48
Halaman Lihat Data Produk
Sistem e-commerce yang dibangun dapat membantu PT. Optima Trading untuk memasarkan produk yang dijual, juga dapat mengelola data produk, data customer dan data pemesanan. Berdasarkan hasil pengujian black box, sistem e-commerce yang dibangun telah sesuai dengan yang diharapkan dan dapat berfungsi dengan baik. 5.2.
Prototipe Sistem e-commers PT. Optima Trading dalam mengimplementasi lebih luas perlu dilakukan uji coba dan kajian secara lebih mendalam. Melalui uji coba dan pengkajian tersebut diharapkan mendapatkan sistem e-commers yang lebih akurat dan efektif. Sistem e-commerce PT. Optima Trading yang dibangun masih jauh dari sempurna. Sistem ini belum mempunyai tingkat keamanan yang baik, sehingga masih diperlukan pengembangan sistem yang jauh lebih baik.
Gambar 11 Rancangan halaman lihat data produk 7.
Halaman Lihat Data Customer
DAFTAR PUSTAKA [1] Jogiyanto HM. 2008. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Pendekatan Terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta : Andi. [2] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi. [3] Kendall, K & Kendall, J. 2008. System Analysis and Design. Seventh Edition. New Jersey : Pearson International Edition. [4] Nazir, MB. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. [5] Nugroho, Adi. 2006. E-commerce. Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya. Bandung : Informatika Bandung. [6] Pressman RS. 2005. Software Engineering: A Practitioner Approach Sixth Edition. New York: McGraw Hill. [7] Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. [8] Sosinsky, Barrie and Hilley, Valda. 2004. Programming the Web : An Introduction. New York : McGraw-Hill Technology Education. [9] Ustadiyanto, Riyeke. 2001. Framework ecommerce. Yogyakarta : Andi. [10] Whitten, J., Bentley, L. & Dittman, K. 2004. Metode Desain & Analisis Sistem Ed. 6. Yogyakarta: Andi. [11] Sugiarti, 2010. Metode Penelitian di Bidang Komputer dan Sistem Informasi. Dikti Provinsi Banten. Buku Ajar. [12] Sugiarti, 2012. Analisis & Perancangan UML (Unified Modeling Language) Generated VB6.
Gambar 12 Rancangan halaman lihat data customer 8.
Saran
Halaman Lihat Laporan Pemesanan
Gambar 13 Rancangan halaman lihat laporan pemesanan
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
49
Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Kualitas Air Sungai (Studi Kasus: Dki Jakarta) Selvia Dwi Rahmawatia,Bakri La Katjongb, Eva Khudzaevac Fakultas Sains dan Teknologia,b,c
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315 e-mail : khudzaeva @gmail.comc
ABSTRACT Jakarta is crossed by 13 major rivers and several small streams . The major rivers are : the Ciliwung river , river Angke , Grogol rivers , streams Mookevart , Cakung River , Sunter River , Krukut rivers , streams Teak Kramat / WTC , Buaran rivers , streams Houses , East New River , New River / Srengseng fields and rivers Cipinang . With the city 's rapid population growth and development of utilization , there is a tendency to changes in conditions and water quality in Jakarta . This is associated with the level of awareness of the population in maintaining a healthy and clean environment . River water quality needs to be monitored against the standards that are applied in line with the pace of development so that the function can be maintained river conservation. So , built a system that can help to monitor the water quality of the river and as a means of information regarding the physical, chemical and biological river water in Jakarta . The system is built with RAD system development methods with UML notation , using the programming language PHP and uses a MySQL database and WebGIS framework MapGuide . Spatial Information System Water quality in Jakarta as a means of delivering information and reporting BPLHD about Jakarta river water quality , so as to speed up the decision-making processes in the field of environmental management of river water in Jakarta . Keywords : River Water Quality , Methods STORET , BPLHD , WebGIS , RAD , UML , MapGuide
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia termasuk untuk menunjang pembangunan perekonomian. Oleh karena itu pencemaran air, khususnya sungai dan lingkungan sekitarnya perlu dipantau terhadap standar baku yang diterapkan seiring dengan laju pembangunan agar fungsi sungai dapat dipertahankan kelestariannya. Metode STORET merupakan salah satu metoda untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda STORET ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Sebagai contoh berikut adalah grafik hasil perhitungan STORET di sungai Ciliwung tahun 2009. Gambar 1 Grafik Kualitas Air Sungai Ciliwung (Sumber: BPLHD DKI Jakarta, 2009) Grafik pada Gambar 1 di atas menunjukkan angka kualitas air sungai Ciliwung di DKI Jakarta. Dari grafik tersebut terlihat bahwa angka kualitas air sungai Ciliwung di DKI DKI Jakarta telah mencapai angka di atas -31, yang berarti sungai Ciliwung telah mengalami pencemaran berat
berdasarkan keputusan menteri lingkungan hidup nomor 115 tahun 2003. Buruknya kualitas air sungai di DKI Jakarta disebabkan karena masuknya bahan-bahan pencemar yang berasal dari industri, limbah rumah tangga dan kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah ke dalam sungai. Hal ini membahayakan bagi masyarakat yang menggunakan air sungai untuk minum dan kegiatan MCK, karena air yang tercemar dapat menimbulkan penyakit pada saluran pencernaan serta penyakit kulit. Salah satunya adalah diare, diare merupakan salah satu masalah kesehatan gangguan saluran pencernaan yang menjangkit masyarakat Indonesia. Data Dinas Kesehatan DKI menyebutkan, dari total penderita diare tahun ini, sebanyak 6.652 kasus diare dengan dehidrasi dan 10.286 kasus diare tanpa dehidrasi. Sementara, kasus diare selama 2010 mencapai 19.470 kasus. Bahkan 12 orang diantaranya meninggal dunia. Sebanyak 8.455 kasus merupakan kasus diare dengan dehidrasi dan 11.015 kasus diare tanpa dehidrasi. Dengan demikian, perlu dilakukan pemantauan yang berkesinambungan untuk mengetahui keberadaan dan kondisi fisik sungai yang terdapat di wilayah DKI Jakarta, serta sebuah sistem yang dapat menyampaikan informasi mengenai kondisi air sungai terhadap masyarakat ataupun pihak yang berkepentingan.
kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan. [1]
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dibuat identifikasi masalah, sebagai berikut: 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kondisi air sungai. 2. Membutuhkan pengolahan data yang efektif dan efisien agar masyarakat atau pihak yang berkepentingan dapat dengan cepat mengetahui kondisi air sungai. Dari identifikasi yang telah disebutkan, didapatkan sebuah permasalahan yang diangkat, yaitu “bagaimana membangun sistem informasi spasial kualitas air sungai sehingga dapat membantu BPLHD DKI Jakarta dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat ataupun pihak yang berkepentingan mengenai kondisi air sungai di DKI Jakarta?”
2.4 Definisi Air Sungai Peruntukan air sungai adalah status pemanfaatan dan fungsi dari suatu badan air. Baku mutu air sungai/badan air adalah batas atau kadar mahluk hidup, zat energi atau komponen lain yang ada atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu sesuai dengan peruntukannya. Target operasional peningkatan kualitas air adalah target yang menjadi acuan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam pelaksanaan program peningkatan kualitas air pada periode tertentu. [4]
2.2 Definisi Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi dan geografis. Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objekobjek yang terdapat dipermukaan bumi. Jadi SIG juga merupakan sejenis perangkat lunak, perangkat keras (manusia, prosedur, basis data, dan fasilitas jaringan komunikasi) yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran data atau informasi geografis berikut atributatribut terkait. [2] 2.3 Konsep Dasar RAD Rapid Application Development adalah metodologi yang menjanjikan kemampuan penyusunan untuk mengembangkan dan menyebarkan secara strategis sistemsistem yang penting secara lebih cepat sekaligus menjaga kualitas dan mengurangi biaya pengembangan. [3]
2.5 Definisi Metode STORET Metode STORET merupakan salah satu metoda untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda STORET ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. [5]
1.3 Tujuan Penelitian Menghasilkan sistem informasi spasial berbasis web di DKI Jakarta, sehingga dapat membantu BPLHD DKI Jakarta dalam melakukan pemantauan sungai-sungai secara spasial di DKI Jakarta dan dapat diakses oleh masyarakat atau pihak yang berkepentingan. 2. KERANGKA TEORI 2.1 Definisi Rancang Bangun Perancangan sistem merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan. Pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah
3. Metodologi Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Dalam melakukan perancangan sistem informasi kualitas air sungai, Peneliti melakukan penelitian terhadap instansi pemerintah yang berkaitan untuk mengambil dan mengobservasi data air sungai DKI Jakarta. Berikut adalah deskripsi lokasi dan waktu penelitian dalam perancangan sistem informasi spasial kualitas air sungai: Tempat : BPLHD (Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah) DKI Jakarta Waktu : Mei 2012 s.d selesai
51
Alamat : Jl. Casablanca Kav. 1 Kuningan, Jakarta Selatan, Telp: (021) 5209651, 5209652 Fax: 5209643. b. 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan Dalam perancangan aplikasi ini terdapat beberapa bahan yang diperlukan diantaranya: 1. Data Spasial, seperti: a. Peta Administrasi Propinsi DKI Jakarta dalam format *.shp yang telah diolah dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup. b. Peta poin pantau berdasarkan tiga belas sungai atau kali yang mengaliri DKI Jakarta yang berisi parameterparameter kualitas air sungai pada tahun 2012. 2. Data non-spasial berupa data hasil laboratorium tentang kualitas air sungai sebagai atribut dari poin pantau sungai.
c.
d. e.
f. 3.2.2 Alat Alat-alat yang digunakan untuk analisis dan pengembangan aplikasi adalah satu buah Netbook sebagai alat membangun aplikasi. Berikut merupakan spesifikasi dari Netbook tersebut: 1. Hardware a. Processor intel atom b. Harddisk 250 GB c. Memory 2 GB d. VGA Nvidia Ion e. Monitor LCD 11.6 inchi 2. Software a. Windows 7 b. ArcView 3.3 c. MapGuide Maestro 3.0b2 d. Microsoft Visio 2007 e. Adobe Dreamweaver CS3 f. XAMPP 1.7.2
g.
h.
i.
j.
Kawasan Hutan Pinus Di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Mohammad Sholichin, Faridah Othman dan Lily Montarcih Limantara (2010) tentang Use of PI and Storet Methods to Evalute Water Quality Status of Brantas River. Syamsul Bahri, Ratna Hidayat dan Bambang Priadie (2004) tentang Analisis Kualitas Air Sungai Secara Cepat Menggunakan Makrobenthos Studi Kasus Sungai Cikapundung. Diana Hendrawan (2005) tentang Kualitas Air Sungai dan Air Situ di DKI Jakarta. Garneta Radina Badiamurti dan Barti Setiani Muntalif (2007) tentang Korelasi Kualitas Air dan Insiden Penyakit Diare Berdasarkan Keberadaan Bakteri Coliform di Sungai Cikapundung. Agung Hidayat mengenai Kajian Lahan Kritis Untuk Arahan Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Jlantah Hulu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (2011). Eko W. Irianto dan Badrudin Machbub (2004) tentang Pengaruh Multiparameter Kualitas Air terhadap Parameter Indikator Oksigen Terlarut dan Daya Hantar Listrik (Studi Kasus Citarum Hulu). Ridwan Aria Dhika tentang Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Kualitas Air Tanah pada Propinsi DKI Jakarta (2012). Risky (2003) tentang Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran di Kali Surabaya. Siti Halimatusya’diyah (2011) dengan Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial berbasis web pada sebaran pencemaran udara primer industri besar di DKI Jakarta.
3.3.2 Observasi Observasi dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan kerja beberapa staff tata pelestarian lingkungan didampingi staff dari laboratorium BPLHD DKI Jakarta saat melakukan pengambilan sample air sungai untuk di analisis kualitasnya di laboratorium. Kegiatan ini dilakukan agar Peneliti mendapatkan gambaran mengenai sistem berjalan. Tetapi dalam kegiatan ini Peneliti hanya mengikuti pengambilan sample di beberapa poin pantau.
3.3 Metode Pengumpulan Data Dalam penyelesaian penelitian ini diperlukan data-data informasi yang lengkap sebagai bahan pendukung kebenaran akan materi yang disampaikan. Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan riset dari data-data yang memiliki hubungan dengan penelitian ini, serta mengumpulkan data tersebut dengan metode: 3.3.1 Studi Pustaka Pembuatan dan pengembangan aplikasi ini mengambil bahan referensi dari berbagai sumber, diantaranya adalah: 1. Keputusan Gubernur No. 582 Tahun 1995 mengenai penetapan peruntukan dan baku mutu air sungai/badan air serta baku mutu limbah cair dl wilayah daerah khusus ibukota DKI Jakarta. 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003 tentang pedoman penentuan status mutu air 3. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya: a. Agung B. Supangat (2008) tentang Pengaruh Berbagai Penggunaan Lahan Terhadap Kualitas Air Sungai Di
3.3.3 Wawancara Wawancara dilakukan terhadap staff BPLHD DKI Jakarta khusus pada bagian pemantauan air sungai. Hal ini dilakukan guna mengetahui prosedur pengolahan data serta kegiatan pengambilan data yang dilakukan sehingga dapat memberikan informasi dan data yang bersangkutan dengan penelitian. 3.4 Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah siklus hidup pengembangan sistem atau System development Life Cycle (SDLC) dengan model
52
proses RAD menggunakan teori George M. Marakas (2006). Metode RAD dalam penelitian ini terdiri dari tiga fase pengembangan, yaitu:
Studi Pustaka Metode Pengumpulan Data
Profil BPLHD DKI Jakarta
Observasi
Profil DKI Jakarta Wawancara Data Sungai DKI Jakarta Requirements Planning
3.4.1 Requirements Planning Fase ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sistem dengan mengumpulkan data-data baik melalui wawancara dan studi pustaka. Hal ini juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem berjalan dan bagaimana sistem yang kemudian menjadi sebuah sistem usulan. Maka fase ini terdiri dari: 1. Profil BPLHD DKI Jakarta 2. Profil DKI Jakarta 3. Data Sungai DKI Jakarta 4. Perhitungan STORET 5. Analisis Kebutuhan 6. Analisis Sistem
Perhitungan STORET
Analisis Kebutuhan
Metodologi Penelitian
Analisis Sistem Berjalan Analisis Sistem Analisis Sistem Usulan Usecase Diagram
Perancangan Sistem
Activity Diagram
Metode Mengembangan Sistem
Sequence Diagram Class Diagram User Design
Perancangan Database Struktur Data Perancangan Interface Pemrograman
Construction Pengujian
3.4.2 User Design Fase ini dilakukan untuk merancang sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Tahapan yang dilakukan dalam fase ini meliputi: 1. Tahap Perancangan Sistem Tahap ini terdiri dari perancangan diagram-diagram dari sistem yang dibuat yaitu diagram use case, activity diagram, sequence diagram dan class diagram. 2. Tahap Perancangan Database Tahap ini merupakan tahap perancangan database sistem informasi spasial kualitas air sungai DKI Jakarta. Perancangan database dalam penelitian ini menggunakan Class diagram dan struktur data untuk mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan interaksi diantara mereka. 3. Tahap Perancangan Interface Tahap ini merupakan tahap merancang tampilanan antar muka yang digunakan user untuk berinteraksi dengan sistem informasi spasial berbasis web. 3.4.3 Construction Tahap ini merupakan tahap penyelesaian pembangunan suatu program. Setelah program selesai secara keseluruhan, maka dilakukan proses pengujian terhadap program tersebut apakah terdapat kesalahan atau tidak sebelum diaplikasikan. 1. Pemrograman Tahap ini dilakukan dengan menggunakan barisan kode program (coding). 2. Pengujian Tahap ini berisi mengenai pengujian pada setiap unit program untuk memastikan bahwa sistem telah berjalan sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 2 Alur Kegiatan Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Requirements Planning 4.1.1 Profil BPLHD DKI Jakarta Sejak Tahun 1981, terbitnya Perda No. 10 Tahun 1981 terbentuk Susunan dan Tata Kerja Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup (BKLH) Pemda DKI Jakarta. Kemudian pada Tahun 1992 terbentuk Susunan dan Tata Kerja Biro Bina dan Lingkungan Hidup (BLH) Pemda DKI Jakarta setelah terbitnya Perda No. 10. Sampai pada Tahun 2009, dibentuk Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang bentuk Susunan dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta merupakan perubahan dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Provinsi DKI Jakarta. KEPALA BPLHD PROVINSI DKI JAKARTA
KEPALA SEKRETARIAT BPLHD PROVINSI DKI JAKARTA UPT LABORATORIUM
KA. SUBBAG PROGRAM DAN ANGGARAN
KA. BIDANG PELESTARIAN DAN TATA LINGKUNGAN
3.5 KerangkaPenelitian
KA. BIDANG PENCEGAHAN DAMPAK LINGKUNGAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERKOTAAN
KA. SUBBAG KEUANGAN
KA. SUBBAG KEPEGAWAIAN
KA. BIDANG PENCEGAHAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN SANITASI LINGKUNGAN
KA. SUBBAG UMUM
KA. BIDANG PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
SUBBAG PELESTARIAN DAN PEMULIHAN LINGKUNGAN
SUBBIDANG AMDAL
SUBBIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN SUMBER KEGIATAN
SUBBIDANG FASILITAS PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN
SUBBAG PERENCANAAN TATA LINGKUNGAN
SUBBIDANG PERIZINAN LINGKUNGAN
SUBBIDANG PENGENDALIAN HABITAT DAN SANITASI LINGKUNGAN
SUBBIDANG PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
SUBBAG MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
SUBBIDANG PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERKOTAAN
SUBBIDANG PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH B3
SUBBIDANG EDUKASI LINGKUNGAN
Gambar 3 Struktur Organisasi BPLHD (Sumber: BPLHD DKI Jakarta)
53
5.
TSS rerata adalah 100.8, berarti melebihi baku mutu. Maka skor rerata adalah -3 6. Jumlahkan skor untuk nilai skor maksimum, skor minimum dan skor rerata. Untuk TSS, jumlahnya adalah -4 7. Lakukan hal yang sama untuk tiap parameter tertentu 8. Jumlahkan semua skor, ini menunjukkan status mutu air, ini berarti sungai ciliwung poin 1 berstatus tercemar berat peruntukkan golongan B. Klasifikasi mutu air: a. Kelas A: baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu b. Kelas B: baik, skor = -1 s/d -10 cemar ringan c. Kelas C: sedang, skor = -11 s/d -30 cemar sedang d. Kelas D: buruk, skor ≥ -31 cemar berat
4.1.2 Profil DKI Jakarta Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata +7 meter diatas permukaan laut, terletak pada posisi 6°12′ Lintang Selatan dan 106°48′ Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur Nomor 1227 tahun 1989, adalah berupa daratan seluas 661,52 km2 dan berupa lautan seluas 6.977,5 km2. Wilayah DKI Jakarta memiliki tidak kurang dari 110 buah pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu, dan sekitar 27 buah sungai/saluran/kanal yang digunakan sebagai sumber air minum, usaha perikanan dan usaha perkotaan. 4.1.3
Data Sungai DKI Jakarta
4.1.5 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan langkah awal pada tahap perencanaan sistem agar sistem yang dibangun dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan menganalisis sistem berjalan atau pengolahan data yang masih manual dalam penyelesaian laporan hasil pemantauan. Adapun beberapa kebutuhan yang diharapkan sesuai dengan hasil penelitian adalah: 1) Kebutuhan akan sistem informasi spasial mengenai pelaporan kualitas air sungai agar dapat mempublikasikan terhadap masyarakat luas maupun pihak lain yang berkepentingan tentang kondisi lingkungan sekitar. 2) Kebutuhan akan sistem informasi spasial mengenai sebaran lokasi poin pantau di tiga belas sungai yang mengaliri DKI Jakarta berdasarkan data-data BPLHD. 3) Sistem yang diusulkan dapat memudahkan proses updating oleh administrator untuk penambahan informasi. 4) Sistem informasi yang diusulkan diharapkan dapat digunakan dengan mudah serta user friendly.
Gambar 4. Peta Pemantauan (Sumber: BPLHD DKI Jakarta) Selain data persebaran sungai, data-data tersebut dilengkapi dengan beberapa parameter yang diantaranya mewakili kandungan kualitas air yaitu Daya Hantar Listrik (DHL), Total Dissolved Solids (TDS), Zat padat tersuspensi (TSS), Chemical Oxygen Demand (COD), Biochemical Oxygen Demand (BOD), Organik (KMnO 4 ), Deterjen, Bakteri Koli, Bakteri Koli Tinja. 4.1.4 Perhitungan STORET Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada perhitungan berikut ini. Tabel 4.3 merupakan contoh penerapan penentuan kualitas air menggunakan metode STORET (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003). Data diambil dari sungai ciliwung pada poin pantau 1 (satu). Cara pemberian skor untuk tiap parameter adalah sebagai berikut (Contoh, untuk TSS): 1. TSS merupakan parameter fisik, maka gunakan skor untuk parameter fisik. 2. TSS yang diharapkan untuk golongan air B adalah 100.00 3. TSS maksimum hasil pengukuran adalah 388.00, ini berarti TSS melebihi baku mutu. Maka skor maksimal adalah -1 4. TSS minimum hasil pengukuran adalah 10, ini berarti sesuai dengan baku mutu. Maka skor minimum adalah 0
4.1.6 Analisis Sistem 1. Analisis Sistem Berjalan
Gambar 5 Sistem Berjalan 2.
54
Analisis Sistem Usulan
c.
Sequence Diagram Users dan Peta
Gambar 8 Sequence Diagram Users dan Peta Gambar 6 Sistem Usulan 4.2 User Design 4.2.1 Perancangan Sistem a. Use-case
4.2.2 Perancangan Database 1. Class Diagram
Gambar 9 Class Diagram 2. Struktur Data Tabel : Sungai Nama Tabel : sungai Deskripsi : Atribut dari tabel sungai Primary Key : id_sungai Foreign Key :
Gambar 6 Use-case Diagram b.
Activity Diagram Mengelola Data Sungai
Tabel 1 Struktur Data Sungai No Nama Data Kolom Tipe 1 id_sungai Integer
Gambar 7 Activity Diagram Mengelola Data Sungai
55
Panj ang 11
2
nama_sun gai
Varchar
255
3
deleted
Tinyint
1
Keteran gan Berisi nomor id sungai Berisi nama sungai Konfirma si data yang dihapus
4.3 Construction 4.3.1 Pemrograman 1. Pembuatan peta dengan menggunakan arcview 3.3 disertai dengan atribut dari masing-masing peta yang diperoleh dari BPLHD DKI Jakarta. 2. Memasukan data-data spasial (.shp) ke dalam database spasial dengan menggunakan Mapguide Opensource 2.4. 3. Pembuatan layer, mapfile, dan layout dengan menggunakan Mapguide Maestro 5.0. 4. Membuat file *.php untuk menampilkan layout peta yang telah dibuat. File *.php ini berfungsi untuk memvisualisasikan data spasial di dalam layout. 5. Membuat modul-modul tambahan seperti login, jadwal, sungai, poin dan STORET dengan menggunakan script PHP serta terhubung dengan database MySQL. 6. Pembuatan website dengan menggunakan perangkat lunak Adobe Dreamweaver CS3.
5.2 Saran Sistem yang dibangun masih memiliki beberapa kekurangan dan keterbatasan, oleh sebab itu ada beberapa hal yang perlu dikembangan oleh meneliti selanjutnya agar menjadi lebih baik, yaitu: 1) Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas air sungai secara berkelanjutan disarankan upaya penghijauan terutama di sekitar pemukiman serta pengendalian limbah rumah tangga secara komprehensif dari seluruh sumber bahan pencemar di sekitar daerah aliran sungai. 2) Sistem Informasi Spasial Kualitas Air Sungai di DKI Jakarta dibuat dalam bentuk mobile dan dibuat real time agar dapat dengan mudah diakses oleh seluruh pihak yang berkepentingan secara tepat waktu.
4.3.2
[1] Pressman, S.R. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta : Andi.
DAFTAR PUSTAKA
Pengujian Setiap program menjalani pengujian secara pribadi untuk memastikan bahwa program yang telah kita buat bisa bebas dari kesalahan (bug), walaupun tidak menutup kemungkinan masih terjadi sedikit bug atau tidak 100% bebas dari bug, namun pengujian ini setidaknya bisa meminimalisasi kesalahan yang akan terjadi. Pada tahap ini, menggunakan metode pengujian unit dengan pendekatan black-box testing. Pengujian dengan Black-box testing yang dilakukan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi bekerja dengan baik dalam arti masukan yang diterima dengan benar dan keluaran yang dihasilkan benar-benar tepat, pengintegrasian dari eksternal data berjalan dengan baik. Cara pengujian yang dilakukan dengan menjalankan sistem dan melakukan input data serta melihat output-nya apakah sesuai dengan proses yang diharapkan.
[2]
Prahasta, Eddy. 2009. Tutorial Arcview. Bandung : Informatika Bandung.
[3] Marakas, George M. Systems Analysis & Design: An Active Approach. McGraw-Hill
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1) Sistem Informasi Spasial Kualitas Air Sungai di DKI Jakarta dibangun berbasis web dengan multi user, menggunakan teknologi open-source MapGuide dengan didukung teknologi PHP dan MySql. Sehingga dapat menampilkan perhitungan STORET, jadwal pemantauan dan peta kualitas air sungai di DKI Jakarta. 2) Sistem Informasi Spasial Kualitas Air Sungai di DKI Jakarta membantu BPLHD DKI Jakarta dalam pelaporan kualitas air sungai di DKI Jakarta serta mempermudah penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai kondisi air sungai di DKI Jakarta. Melalui laporan dalam Sistem Informasi Spasial Kualitas Air Sungai dengan menggunakan metode STORET, maka dapat diketahui status mutu air per-poin pantau sungai di DKI Jakarta.
56
[4]
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995
[5]
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003.
Desain E-Commerce Mall Atau Plaza Nurbojatmikoa Fakultas Sains dan Teknologia
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315 e-mail : nurboj @yahoo.coma
ABSTRACT Development expenditure centers like malls or plazas in Jakarta average occupancy level shopping mall in Jakarta currently is on shopping centers strata title ( individual ownership ) 70.07 % , while the centers of higher rental expense that is 89 , 80 % ( SAN , 2013) . The abundance of shopping centers showed improved its economy in Jakarta as Indonesia's benchmark economy . Along with the rent to own stores or become expensive as the initial investment . The severity of economic competition in meeting the needs of life. Merchant middle class down to rent the store to be very damning . Then arise in clusters cadger calling certain public places trades . And general trading location on the fringes of a particular street or in the alley between the buildings. Mall or plaza is open from 11.00 am to 21.00 on weekdays and public holidays when the days close to 23.00 . In the hours that they should call merchandise well with the infinite. Plaza Mall or above grade pant , filled supplier generally been limited company ( PT ) usually already have their own website . But middle-class mall below or modern markets generally and the average CV does not have its own website . With limited time and place that is e -commerce mall or plaza could be one solution for street vendors or shops at the mall or plaza manage on my own without being tied to trade time and space . Keywords : e -commerce , street vendors , shop online , online mall , plaza online , online mall information systems , cyber trade . 1. Diharapkan dapat menjadi model prototipe sistem ini untuk mall atau plaza sebagai solusi keterbatasan tempat dan waktu. 1. PENDAHULUAN Dari latar belakang tersebut diatas dapat 2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat diterapkan disimpulkan bahwa teridentifikasi masalah para pedagang menjadi solusi bagi masyarakat terutama bagi ibu rumah kelas menegah kebawah; Partama, umumnya para pedagang tangga dapat mengelola perdagangannya dari rumah. kaki lima tidak mampu menyewa toko apalagi untuk 3. Diharapkan dapat dikembangkan dengan transaksi memiliki. Kedua, toko-toko yang menyewa space di mall melalui internet. atau plaza kelas menegah ke bawah belum mempunyai web dan tidak mengerti tentang web. Ketiga mereka harus 1.2. Batasan Penelitian menjajakan barang dagang dengan memajang barang itu Batasan penelitian yang akan diteliti adalah sendiri. Keempat para pedagang musiman terbatas oleh 1. Objek penelitian dilakukan terhadap pedagangan kaki waktu yang sudah tertentu untuk menjajakan dagangannya. lima dan mall atau plaza kelas menengah kebawah atau Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di juga pasar modern. atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, Bagaimana 2. Sistem ini dibatasi dengan tidak melakukan transaksi mendesain Sistem E-Commerce Mall atauPlaza? pembayaran dengan online dan laporan keuangan. 3. Prototype dibangun dengan menggunakan bahasa 1.1. Tujuan Penelitian pemrograman PHP, database MYSQL berbasis open Tujuan penelitian ini adalah agar menjadi solusi bagi source. pedagang kelas menengah ke bawah yang mempunyai 4. Tidak membahas masalah keamanan sistem. keterbatasan waktu dan tempat, dapat melakukan proses jual beli melalui web sebagai alternative. 2. KERANGKA TEORI 2.1. Plaza Plaza adalah sebuah kata dari bahasa Spanyol yang berhubungan dengan "lapangan" yang menggambarkan tempat terbuka untuk umum (ruang publik) di perkotaan, seperti misalnya lapangan atau alun-alun.
1.2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam memperkaya referensi bagi pengembangan penelitian selanjutnya baik unit analisa individu maupun organisasi. Adapun mengenai manfaat hasil penelitian bagi pedagang musiman ialah:
57
Pusat pertokoan yang pertama kali sengaja dibangun di Amerika Serikat, dibuka di Kansas City, Missouri pada 1922. Bangunan itu sengaja mengambil nama "Country Club Plaza" dan mengadopsi gaya arsitektur Spanyol. Belakangan plaza digunakan untuk menggambarkan sebuah kompleks pertokoan yang mirip dengan mall belanja, dengan meminjam konotasi dari pusat kehidupan budaya. Namanya kini bahkan digunakan untuk sebuah bangunan tunggal dengan beberapa area setengah publik di tingkat bawah, seringkali dengan hotel atau menara kantor di atasnya, sementara mall lebih sering merujuk kepada sekumpulan bangunan atau jalan.(wikipidia) 2.2.
Electronic Commerce Menurut (Row, 2002), dalam thesisnya yang berjudul “An Analysis of Electronic Commerce Acquisition Systems: Comparison of A New Pure Electronic Purchasing and Exchange Systems (Electronic Storefront) and Other Legacy On-Line Purchasing Systems”, Dijelaskan bahwa kegiatan transaksi secara online b anyak diminati baik klangan pemerintah atau swasta, bahkan secara perorangan pun dapat membuka toko dengan melakukan transaksi jual beli secara online. Karena kegiatan tersebut dapat memberikan penghematan biaya kepada customer, peningkatan efisiensi, dan menambah pemasukan perusahaan. Dengan demikian teknologi informasi dengan melakukan transaksi elektronik tidak dapat diabaikan. Menurut (Cha, 2001), E-commerce akan mengubah perekonomian dan mempengaruhi semua aspek bisnis. Karena diperkirakan e-commerce akan menjadi bagian dari inti fungsi bisnis.
Gambar 1. Diagram topologi transaksi CyberTrade 3. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan bertujuan mempermudah dalam melakukan penelitian. Metodologi ini terbagi dua yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi pustaka. Dan metode pengembangan sistem yang digunakan waterfall modell . Sehubungan akhir penelitian ini sampai desain maka model waterfall hanya analisa dan desain. Analisa terdiri dari melakukan analisa berjalan dan analisa kebutuhan. Desain terdiri dari melakukan desain proses bisnis dengan menggunakan tools arsitektur proses bisnis, use case, desain data base menggunakan class diagram. 4. Perancangan Sistem Infomasi Pedagang Musiman 4.1. Analisa
2.2. CyberTrade Dalam analisa ini akan dijabarkan analisa berjalan dan analisa kebutuhan yang menjadi bahan untuk mendesain.
Pembahasan Cyber Trade ini (Gun,2013), konsumen cukup menggunakan browser biasa. Konsumen tidak membutuhkan browser dengan kemampuan enkripsi. Pedagang juga dapat menggunakan web server biasa. Pedagang harus tahu data apa yang harus dikirim ke payment server agar CyberTrade dapat melakukan proses otorisasi. Pedagang juga harus tahu format hasil otorisasi slip pembelian yang akan diterimanya dari CyberTrade agar bisa mem-parse-nya. Jadi program CGI yang dibuat oleh pedagang untuk toko elektroniknya itu harus mengikuti spesifikasi yang dikeluarkan CyberTrade. Yang agak rumit adalah implementasi dari CyberTrade Payment Server yang memerlukan koneksi ke jaringan lembaga keuangan pengelola kartu debit/kredit, sehingga pada proyek ini disimulasikan saja Alur Transaksi.
4.1.1. Analisa berjalan Dalam analisa berjalan akan menganalisa langsung kelapangan dan kegiatan usaha pedagang dan toko-toko di mall. Dari hasil pantauan dilapangan dapat digambarkan sistem perdagangan seperti gambar 2.
Gambar 2. Sistem perdagangan tradisional Pedagang membeli barang ke supplier dengan membayar tunai. Lalu mereka menjajakan dagangannya
58
dengan menggelar barang dagangannya di toko yang dimiliki atau disewanya. Bila ada pembeli beminat langsung dibayar tunai atau dengan kartu kredit setelah itu barang diambil. Pola berdagang ini masih tradisional.
c)
4.2.1. Desain Proses Bisnis Dalam desain proses bisnis ini meliputi arsitektur proses bisnis usulan yang akan mengetahui alur proses pada kegiatan dari aplikasi ecommerce ini dan use case proses bisnis yang mengetahui semua proses transaksi dalam kegiatan aplikasi ecommerce ini. Arsitektur proses bisnis usulan dari aplikasi Ecommerce Mall/Plaza seperti terlihat dalam gambar dibawah ini.
4.1.2. Analisa kebutuhan Setelah gambaran dari analisa berjalan tersebut diturun untuk kebutuhan sistem yang akan dibuat seperti table 1. Tabel 1. Analisa Requirement No
1 2 3 4
5 6
7 8 9 10 11 12 13 14
Desain interfase, adalah desain tampilan antar muka dari aplikasi ini
Description Aplikasi menyediakan kode akses (autorisasi) untuk admin (sebagai pengelola web/mall dan pengelola toko/pedagang Aplikasi menyediakan view barang dagangan dan spesifikasinya Aplikasi menyediakan untuk user create pesanan baru (keranjang pembelian) Aplikasi menyediakan akses id user Aplikasi menyediakan akses pengelola untuk input/output barang dan spesifikasinya Pengelola dapat mengedit, delete barang yang sudah ditampilkan di web Aplikasi menyediakan akses pengelola untuk melihat keranjang dan konfirmasi user Aplikasi menyediakan proses transaksi pemebelian dan penjualan Autorisasi user untuk melihat barang yang sudah dalam transaksi
Gambar 3. Arsitektur Proses Bisnis Ecommerce Mall/Plaza 4.2.2. Desain Use Case Ecommerce Pedagang Musiman
Login
update kategori
15 16
Aplikasi menyediakan Profile Pengelola
Update produk
Toko
Aplikasi dapat melihat stock barang Pengelola dapat melihat laporan penjualan Pengelola dapat melihat laporan pembelian Pengelola dapat melihat laporan rugi laba Aplikasi menyediakan pencarian barang Aplikasi menyediakan Help Desk proses transaksi
Logout (Include)
Admin update id toko
Mengisi Form ID Update Suplayers
Lihat status
Update penjualan
Lihat produk Update pembelian Pilih Item Customers
Masuk Keranjang isi id customers
Cari Toko
4.2. Desain Desain aplikasi ecommerce mall / plaza ini terdiri dari a) Desain proses bisnis, meliputi arsitektur proses bisnis dan use case proses bisnis, b) Desain database, menggunakan class diagram.
Cari kategori barang Setuju pembelian
Gambar 4. Use Case Diagram Ecommerce Mall/Plaza
59
Identifikasi Actor
usernya
Tabel 2. Identifikasi Actor Actor No. 1.
Actor Admin
2.
Pedagang/ toko
3.
Customers
Update id_ suplayers
Description Orang yang bertanggung jawab mengelola sistem secara keseluruhan. Para pedagang pengelola toko yang ingin menjajakan dagangannya Orang yang akan melakukan pemesanan produk yang dijual di web ini..
Update pembelia n
Update penjuala n
Identifikasi Use Case Ecommerce Pedagang Musiman Tabel 3. Identifikasi Use case No. Use case Deskripsi Login Use case ini 1. menggambarka n pengguna untuk masuk ke dalam sistem dengan memasukkan username dan password. Register Use case ini 2. Pedagan menggambarka g/ n pedagang Toko untuk melakukan pendaftaran jika belum terdaftar dalam sistem dengan cara mengisi form id toko Update Use case ini product menggambarka n update product yang akan di tampilkan sesuai kategori dan Id barang Update Use case ini id_ menggambarka pedagang n update id_toko sebagai penjual sesuai
Lihat status Actor Admi n dan toko
Lihat produk
Pilih item
Toko
Masuk Keranjan g
Admi n dan Toko Setuju pembelia n
Admi n Isi id customer s
60
Use case ini menggambarka n update id suplayers sesuai id tokonya Use case ini menggambarka n update pembelian sesuai id tokonya Use case ini menggambarka n update penjualan sesuai id tokonya Use case ini menggambarka n lihat status barang; dipesan, terkirim, batal Use case ini menggambarka n lihat produk, kategori dan spesifikasi produk Use case ini menggambarka n memilih item barang dipesan terlebih dahulu masuk keranjang. Use case ini menggambarka n mengumpulkan barang yang dipesan kedalam keranjang Use case ini menggambarka n persetujuan barang yang masuk kranjang jadi dibeli oleh customer Use case ini menggambarka n tanda
Toko
Toko
Toko
Toko dan Custo mers Toko dan Custo mers
Custo mers
Custo mers
Custo mers
Custo mers
Gambar login form ini nantinya akan membawa Admin web dan user pedagang untuk masuk ke dalam sistem dan mengakses data-data yang dibutuhkan sesuai autorisasinya. Username dan password untuk admin ini hanya dapat diakses oleh admin untuk mengelola user pedagang dan user pedagang dapat mengelola dagangannya masing-masing sesuai autorisasinya sendiri dan tidak dapat diakses oleh user pedagang lainnya. Selanjutnya akan tampil pengelola untuk admin dan user pedagang.Desain User Interface pengelolaan admin web
persetujuan pembelian dengan mengisi id customers setelah itu tampil id transaksi
4.2.3.
Desain Database Dari hasil desain proses bisnis diatas kemudian melakukan desain data base menggunakan class diagram
Gambar 7. Desain User Interface Menu Admin web
Desain User Interface Pengelolaan Toko
Gambar 5. Class diagram Ecommerce Mall/Plaza 4.2.4.
Desain Interfase Desain User Interface login form Gambar 8. Desain User Interface Menu User Toko DAFTAR PUSTAKA
User Password
(Cha et al. 2001)
Login
Gambar 6. Desain User Interface Login
61
:
Chan, H., Lee, R., Dillon,T., dan Chang, E. 2001. ECommerce: Fundamental and Applications. England: John Willey & Sons, Ltd.
(Do 2003)
:
Donald Bell, 2003, UML basics: An introduction to the Unified Modeling Language, Rational Software, http://www.nyu.edu/classes/ jcf/g22.2440001_sp06/handouts/UMLBa sics.pdf, di akses 9 November 2013.
(Glo, 2013)
:
Global Online Book, http://globalonlinebook1. blogspot.com/2013/05/peng ertian-waterfallmodel.html, diakses 9 November 2013.
(Gun 2013)
Gunadarma University, ftp.gunadarma.ac.id/.../Cth %20ECommerce%20%20... diakses 20 September 2013
(Hu, 2009)
:
Hu, W.C. 2009. Internet Enabled Handheld Devices, and Computing, Programming: Mobile Commerce and Personal Data Applications. New York: Information Science Reference.
(Ilh 2013)
:
Ilham Aristanto,http://iammansizn et.tkf.yuku.com/topic/ 3880382#.UoKUFCdtYYt, diakses 9 November 2013.
(Row, 2002)
:
Rowe, A.T. 2002. An Analysis of Electronic Commerce Acquisition System: Comparison of A New Pure Electronic Purchasing and Exchange System (Electronic and Other Storefront) Legacy Online Purchasing System. California: Naval Postgraduate School.
(SAN, 2013)
:
Posted by SAN-Interior at 8:42 AM,http://shopingmall .blogspot.com/2007/04/peng ertian-sistem-sirkulasi.html, diakses 20 November 2013
62
JURNAL SISTEM INFORMASI ISSN 1979 – 0767 Vol 6, No 2 Oktober 2013
DAFTAR ISI 1-15 PENGEMBANGAN APLIKASI BUSINESS INTELLIGENCE UNTUK BAGIAN OPERASIONAL DAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GERBANG MULTINDO NUSANTARA Hashemi Rafsanjani, Nia Kumaladewi, Khodijah Hulliyah 16 - 27 KEBIJAKAN STRATEGIS PEMERINTAH MEMPERCEPAT TERWUJUDNYA MASYARAKAT INFORMASI Sarwoto Wijoyo Latisuro 28 - 32 ANALISIS DAN PERANCANGAN E-RECRUITMENT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK KANTOR PUSAT) Meinarini Catur Utami, Riza Risky Mulati 33 - 37 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI E-COMMERCE STUDI KASUS : PT. PRADA SAMYA MUKTI Sarip Hidayatuloh 38 - 43 PERANCANGAN AWAL ARSITEKTUR LEMBAGA PENELITIAN BERORIENTASI SERVICE Muhamad Nur Gunawan 44 - 49 PERANCANGAN SISTEM E-COMMERCES PADA PT. OPTIMA TRADING Erwhin Joelianto Haryadi, Yuni Sugiarti 50 - 56 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS WEB KUALITAS AIR SUNGAI (STUDI KASUS: DKI JAKARTA) Selvia Dwi Rahmawati, Bakri La Katjong, Eva Khudzaeva 57 -62 Desain E-Commerce Mall Atau Plaza Nurbojatmiko
PENERBIT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat 15412 Telp/ Fax. (021) 7493545 / (021) 7493315 Website: http://fst.uinjkt.ac.id