JURNAL RISET TINJAUAN ATAS INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN (PERSERO) Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyusun Laporan Tugas Akhir Diploma III Program Akuntansi pada Fakltas Ekonomi Universitas Widyatama
Disusun oleh:
Nama
: Retno Noor Indah Sari
NPM
: 0309U007
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA Terakreditasi (Accredited) Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor : 017/BAN-PT/Ak-VIII/Dpl-III/X/2008
BANDUNG 2013
JURNAL RISET TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN (PERSERO) 21 Februari 2013-02-10
TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN (PERSERO) RETNO NOOR INDAH SARI Universitas Widyatama This final report is made in order to determine premiums receivable record companies presented using descriptive method is the method of assessment that compares an observed problem directly into the field with the existing theory. Premiums receivable are analyzed to investigate the implementation of accounting information systems premiums receivable records, internal controls, and the problems faced by the company. From the results of the field work practices can be seen that the accounting information system of premiums receivable PT.TASPEN (PERSERO) in premiums receivable is effective recording and performance PT.TASPEN (PERSERO) is considered good. Keywords : premiums receivable records, internal controls, and problems.
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang berkembang pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi saat ini sudah menjadi komoditas yang sangat penting dalam memenangkan persaingan di dalam dunia bisnis. Sistem informasi merupakan suatu sistem yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, karena sebagaian besar kegiatan perusahaan terkait dengan akuntansi dan antara satu sistem dengan sistem lainnya saling berhubungan untuk membantu operasional perusahaan Dengan adanya dukungan sistem informasi yang di rancang dengan baik, maka informasi yang dihasilkan akan tepat dan akurat sehingga dapat membuat perusahaan itu lebih unggul dalam bersaing dengan perusahaan lain. Sistem informasi yang dirancang dengan baik akan menghasilkan keputusan yang tepat dan membantu persahaan dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Kemampuan untuk mengakses dan menyediakan informasi secara cepat, tepat, dan akurat sudah menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi suatu Perusahaan. Oleh karena itu dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, masing-masing perusahaan dituntut untuk menerapkan dan mengembangkan sistem informasi untuk menunjang proses pengambilan keputusan yang tepat. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood, dalam bukunya bahwa sistem informasi menyiratkan penggunaan teknologi komputer dalam suatu organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Sistem infomasi berbasis komputer merupakan suatu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang berguna. Menurut Dwi Martani dkk, dalam bukunya secara umum sistem informasi akuntansi membantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan data-data keuangan, mengelolanya menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna, dan menghasilkan laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi yang baik dan efektif memampukan manajemen perusahaan dan para pihak yang berkepentingan mendapatkan informasi secara cepat dan akurat mengenai perusahaan. Standar akuntansi instrument keuangan PSAK 55, menyebutkan bahwa salah satu klasifikasi asset keuangan adalah pinjaman yang diberikan dan piutang. Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Piutang adalah kredit yang disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan posisi keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan. Salah satu informasi yang penting untuk menunjang dan mendukung kelancaran aktifitas bisnis perusahaan adalah laporan daftar piutang dan daftar penerimaan piutang. Untuk pengendalian piutang perusahaan maka diperlukan sistem penagihan yang baik sehingga piutang dapat ditagih tepat waktu dan terhindar dari piutang tak tertagih. Karena jika ada kemungkinan piutang itu tidak tertagih maka ini dapat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. PT.TASPEN (PERSERO) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial. PT.TASPEN (PERSERO) memiliki transaksi piutang premi, piutang premi merupakan piutang atas premi dan iuran dari peserta PNS yang disetorkan ke PT.TASPEN (PERSERO) setiap bulannya. Pada pengelolaan data khususnya pencatatan Piutang Premi yang dilakukan masih ada yang menggunakan sistem manual. Walaupun sampai saat ini PT.TASPEN (PERSERO) sudah menggunakan sistem informasi yang sudah terkomputerisasi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, dan berjalan dengan baik, namun bagian pencatatan piutang premi masih menggunakan sistem pencatatan yang manual guna menghindari eksposur, masalah yang paling sering terjadi adalah
kesalahan-kesalahan dalam hal pencatatan transaksi yang sudah terkomputerisasi, dan masalah lainnya adalah informasi yang dihasilkan akibat lambatnya pemprosesan data transaksi. Berdasarkan adanya masalah-masalah tersebut, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai proses pencatatan piutang premi di PT.TASPEN (PERSERO) ini dengan judul : “TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN (PERSERO)”. 1.2 Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka untuk membatasi ruang lingkup dalam penulisan laporan proposal ini penuis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses Sistem Informasi akuntansi Pencatatan Piutang Premi yang disajikan oleh PT.TASPEN (PERSERO) ? 2. Bagaimana pengendalian intern piutang premi pada PT.TASPEN (PERSERO)? 3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dan kendala dalam proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO)? 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Adapun tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO). 2. Untuk mengetahui bahwa tahap proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi hambatan dan kendala dalam proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO). 4. Untuk mengelola data-data tersebut secara tepat dan objektif sehingga menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. 1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Penulis Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahan penulis, pengalaman dan lebih memahami tentan proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO). 2. PT.TASPEN (PERSERO) Sebagai masukan pemikiran untuk mengkaji kembali proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) serta diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan PT.TASPEN(PERSERO). 3. Penulis Selanjutnya Berbagi tema bagi penulis selanjutnya yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO), serta memberi gambaran untuk melakukan lebih jauh penelitian.
1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian. Lokasi yang menjadi tempat penulisan mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah PT. TASPEN (PERSERO) yang terletak di Jalan PH.H. Mustopha No.78 Bandung 40124 (022-7206545). Adapun waktu pelaksanaan penelitian dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2012 sampai dengan 17 Agustus 2012.
2.1 Akuntansi Akuntansi berasal dari bahasa asing yaitu accounting, yang artinya bila di terjemahkan adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasikan, meringkas, mengelola dan menyajikan data transaksi sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk mengambil suat keputusan serta tujuan lainnya. 2.1.1
Pengertian Akuntansi Akuntansi merupakan pemprosesan data keuangan perusahaan untuk menghasilkan informasi yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. 2.1.2
Jenis Perkiraan Dalam Akuntansi Jenis perkiraan dalam akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Harta/Aktiva/Assets Pengertian harta tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan ata biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Klasifikasi harta adalah sebagai berikut : a. Harta Lancar (CurrentAassets b. Harta Tidak Lancar (Non Current Assets) c. Harta Tetap (Fixed Assets) d. Harta Tak Berwujud (Intagible Assets) e. Harta Lainnya (Other Assets) 2. Kewajiban/Hutang/Pasiva/Liabilities Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Klasifikasi hutang adalah sebagai berikut : a. Hutang Lancar (Current Liabilities) b. Hutang Jangka Panjang (Longterm Liabilities). 3. Modal/Capital Modal adalah hak pemilik atas kekayaan dan harta perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman ( investasi ) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Contoh : modal disetor, prive/payroll, modal komanditer, laba ditahan, agio saham dan lain sebagainya.
1.2
Piutang Piutang berasal dari bahasa inggris (Account receivable) adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengursi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang atau layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian entitas bisnis, hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggang waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran. 2.2.1 Pengertian Piutang Pengertian piutang adalah hak kreditur terhadap debitur sebagai akibat yang timbul dari penyerahan barang atau jasa secara kredit. 2.2.2
Jenis-Jenis Piutang 2.2.2.1 Piutang Dagang Piutang dagang menurut Raja Adri Satriawan (2012 : 87) adalah janji pembeli untuk membayar jumlah yang terutang atas jasa dan barang yang terjual. Piutang dagang normalnya diperkirakan akan tertagih dalam jangka waktu 30 sampai dengan 90 hari. 1. Pengakuan piutang dagang Pengakuan piutang dagang berkaitan dengan pengakuan pendapatan. Menurut IAS 11 dan PSAK 23 (revisi 2009), pendapatan dari penjualan jasa harus diakui bila hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi ini dipenuhi : a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal, b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan, c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal laporan posisi keuangan dapat diukur dengan andal, dan d. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal. Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi : a. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli, b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual, c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal, d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan taksiran akan mengalir kepada perusahaan tersebut, dan e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. 2. Penilaian piutang dagang Piutang dagang dinilai dan dilaporkan pada laporan posisi keuangan pada nilai realisasi bersih (net relizable value), yaitu jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima dalam bentuk kas. Penentuan nilai realisasi bersih piutang dagang memerlukan estimasi piutang tak tertagih.
a. Piutang tak tertagih Metode penghapusan langsung (direct write-off method). Merupakan satu-satunya metode yang diakui oleh perpajakan. Jurnal pada saat penghapusan langsung piutang Beban Penghapusan Piutang Rp.xxx Piutang Premi Rp.xxx Jurnal pelunasan piutang Kas Rp.xxx Piutang premi Rp.xxx Jurnal pelunasan piutang yang sebelumnya dihapus Kas Rp.xxx Pendapatan lain Rp.xxx Jurnal penyesaian penurnan nilai untuk tahun 20xx Beban penghapusan piutang Rp.xxx Piutang premi Rp.xxx Cara ke dua metode penyisihan (allowance method), merpakan metode yang disarankan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jurnal pada saat menggunakan pencadangan piutang Cadangan penurunan nilai piutang Rp.xxx Piutang Premi Rp.xxx Jurnal pelunasan piutang Kas Rp.xxx Cadangan penurunan nilai piutang Rp.xxx Piutang premi Rp.xxx Pelunasan piutang yang sebelum dihapuskan Piutang premi Rp.xxx Cadangan penurunan nilai piutang Rp.xxx Kas Rp.xxx Piutang premi Rp.xxx Jurnal penyesuaian penurunan nilai untuk tahun 20xx Beban penurunan nilai piutang Rp.xxx Cadangan penurunan nilai piutang Rp.xxx Rekonsiliasi cadangan penurunan nilai piutang: Saldo awal periode Rp.xxx Penghapusan piutang (Rp.xxx) dihapus Recovery piutang yang dihapus Rp.xxx Tambahan penurunan nilai periode tersebut Rp.xxx Saldo akhir periode Rp.xxx Rekonsiliasi ini merupakan bagian dari catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan rincian cadangan penurunan.
2.2.2.2 Piutang Dagang sebagai Sumber Kas Dalam angka mempercepat penerimaan kas dari piutang dagang, perusahaan dapat meminjamkan atau mengalihkan piutang dagang kepada pihak lain 1. Pinjaman piutang 2. Pengalihan piutang 2.2.2.3 Piutang Wesel Piutang wesel (notes receivable) adalah piutang yang diperkuat dengan wesel (janji tertulis). Wesel (promissory notes) adalah janji tertulis membayar sejumlah tertentu uang pada tanggal tertentu uang pada tanggal tertentu di masa depan. 2.3
Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya, untuk mencapai tujan tersebut manajemen membutuhkan informasi yang dapat dipercaya, lemgkap dan tepat waktu. Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi yang menyediakan informasi keuangan yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, oleh karena itu sistem informasi akuntansi harus diterapkan sesuai dengan aturan yang ada dalam persahaan. Tanpa adanya sistem informasi akuntansi yang memadai maka perusahaan tidak akan mendapatkan informasi yang cukup dan akan sulit menjalakan fingsinya dengan baik. 2.3.1
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Pegertian sistem informasi akuntansi merupakan sistem berbasis komputer dan serangkaian kegiatan untuk menangani transaksi perusahaan agar seragam, dilengkapi dengan berbagai formulir, catatan, prosedur, dan laporan guna menghasilkan informasi yang berguna untuk perencanaan dan pengawasan. 2.3.2
Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru. 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada. 3. Untuk memperbaiki pengendalian akntansi dan pengecekan intern. 4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
2.3.3 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi Unsur-unsur tersebut adalah : 1. Formulir Merupakan unsur penting dalam sistem informasi akuntansi dan apabila telah diisi menjadi dokumen dasar. Formulir yang didesain baik dan berfungsi untk mengembangkan pengendalian intern. 2. Catatan Catatan- catatan akuntansi terdiri dari buku jurnal, buku besar, dan buku besar pembantu. a. Buku jurnal b. Buku Besar c. Buku Besar Pembantu.
2.4
Sistem Informasi Akuntansi Piutang Sistem informasi akuntansi Piutang mewakili uang yang dimiliki barang atau jasa yang telah dijual yang dimasukkan dalam rekening. Karena kebanyakan bisnis dilakukan secara kredit, piutang dagang serng kali mewakili sejumlah besar modal kerja organisasi, yang sangat penting pada proses bisnis pengelolaan pesanan pelanggan.
2.4.1
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Piutang Adapun tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi piutang adalah dapat menciptakan informasi dan pengendalian atas piutang sehingga dapat menangani hal-hal sebagai berikut : 1. Akibat finansil dan penjualan secara kredit ialah timbulnya piutang 2. Kemacetan atas piutang meupun keterlambatan pembayarannya akan mempengaruhi likuiditas perusahaan, sehingga dapat menimbulkan kerugian. 2.4.2
Organisasi Fungsi Piutang Kegiatan dari fungsi piutang melibatkan beberapa bagian dari perusahaan sejak timbulnya piutang sampai diterimanya pembayaran. Adapun bagian-bagian yang terlibat dalam organisasi fungsi piutang adalah sebagai berikut : 1. Bagian penjualan yang memegang fngsi penjualan dan merupakan awal timbulnya pitang. 2. Seksi administrasi piutang mencatat timbulnya dan hapusnya piutang. 3. Bagian akuntansi umum yang memcatat transaksi piutang dalam proses akuntansi. 4. Bagian keuangan yang melibatkan penagihan (inkaso) maupun penerimaan uangnya. 2.4.3
Prosedur Penagiha Piutang Adapun prosedur penagihan piutang secara naratif adalah sebagai berikut : 1. Administrasi piutang berdasarkan salinan faktr atau kartu pitang membat daftar piutang jatuh wakt rangkap dua, yang didistribusikan sebagai berikut : Asli dikirim ke bagian keuangan Tembusan digunakan sebagai arsip administrasi piutang. 2. Bagian keangan atas dasar piutang membuat kuitansi-kuitansi penagihan rangkap dua yang kemudian dikirim ke bagian inkaso. Daftar pitang jatuh waktu kemudian diarsipkan. 3. Bagian inkaso membauat “inkaso borderel” (daftar kuitansi) perdaerah penagihan kemudian kuitansi (rangkap dua) berikut daftar kuitansi diserahkan kepada masingmasing penagih untuk melaksanakan penagihan. 4. Dalam penagihan (apabila dibayar oleh debitur) diserahkan kuitansi asli kepada debitur setelah pembubuhan paraf oleh debitur pada daftar kuitansi, membawa uang, kopi kuitansi, dan daftar kuitansinya, lalu piutang ke perusahaan untuk mempertanggungjawabkannya ke bagian inkaso. Atas kuitansi (kopi) berikut uang hasil penagihan diserahkan ke bagian kas, apabila kuitansi belum dibayar, daftar kuitansi disimpan di bagian inkaso untuk penagihan esok harinya. 5. Kasir setelah mencocokan jumlah uang dan kuitansi membuat bukti penerimaan kas (cash receipt slip) rangkap 3 (tiga) dan setelah dicatat pada bukti kasir CSR didistribusikan sebagai berikut :
Asli berikut kopi kuitansi ke bagian akunting untuk dicatat dalam buku jurnal penerimaan kas atau bank selanjutnya dicatat dalam buku besar kas dan piutang. Tembusan ke satu ke administrasi piutang untuk dicatat pada kartu piutang sebelah kredit yang bersangkutan. Tembusan ke dua sebagai arsip kasir. Kemudian semua dokumen diarsipkan.
2.4.4
Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang Premi Prosedur penerimaan kas menurut Krismiaji (2002:280). Hampir semua transaksi perusahaan bermula atau berakhir ke penerimaan kas atau pengeluaran kas, yaitu sebagai berikut : 1. Bagian Penanganan Surat untuk masuk 2. Kasir 3. Bagian piutang 4. Bagian buku besar 5. Bagian Audit 2.5
Sistem Pengendalian Intern Piutang Pengendalian intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak digunakan dalam berbagai kepentingan. Pengendalian intern ini semakin penting, karena perusahaan harus menyadari dan memahami arti penting pengendalian intern. Salah satu tujuan sebuah Sistem Informasi adalah untuk membantu manajemen dalam mengendalikan sebuah organisasi bisnis. Akuntan dapat membantu mencapai tujuan ini dengan merancang sistem pengendalian yang efektif dan dengan cara pengkajian sistem pengendalian yang sekarang dipakai untuk menjamin bahwa sistem tersebut beroperasi secara efektif. 2.5.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pada dasarnya sistem pengendalian intern telah dikembangkan secara alamiah melalui pengalaman atau trail and error dan secara naluriah banyak ditemukan pada para pengusaha tradisional yang berusaha membangkitkan sistem pengendalian intern dalam mengamankan hartanya, disamping berkembang secara ilmiah sistem pengendalian intern juga berkembang sesuai kebutuhan. Tujuan utama dari sistem pengendalian intern adalah menggambarkan harta kekayaan perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi perusahaan, meningkatkan efisien operasi perusahaan, dan ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah digariskan pimpinan perusahaan. 2.5.2
Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern Unsur-unsur atau komponen pengendalian intern adalah sebagai berikut : 1. Lingkunagn Pengendalian 2. Penaksiran Risiko 3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi 5. Monitoring 2.5.3
Pengendalian Intern Piutang Sistem pengendalian yang perlu diperhatikan pada waktu menyusun sistem akuntansi piutang adalah sebagai berikut : 1. Petugas yang mencatat atas timbulnya piutang maupun hapusnya piutang pada rekening-rekening piutang harus terpisah dari petugas buku besar piutang maupun penagihannya agar dapat diciptakan pengendalian intern melalui internal cek dan lainlain. 2. Catatan atas piutang berfungsi control atas kondisi dan batas maksimum kredit, antara lain melalui daftar analisa umur piutang (againg schedule). 3. Secara periodik diadakannya internal cek antara total buku pembantu buku besar piutang dengan buku besar piutang (controlling account). 4. Diadakan konfirmasi atas saldo piutang secara periodik. 5. Perlu dibuatkan setiap daftar saldo piutang yang jatuh waktu, yang dibuat seksi administrasi piutang untuk mengawasi pelaksanaan penerimaan pitang di kas. 6. Atas setiap penagihan, bagian inkaso membuat daftar kuitansi yang harus ditagih pada hari itu, fungsinya sebagai alat pengawasan atas penagihan. 7. Setiap penagihan hasilnya harus dipertanggungjawabkan hari itu juga oleh petugas inkaso. 2.6
Pengendalian Intern Terhadap Kas Pengendalian intern yang baik terhadap kas berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 7-8) memerlukan prosedur-prosedur yang memadai untuk melindungi penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Dalam meancang prosedur-prosedur tersebut hendaknya deperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian intern. Tiga prinsip pengendalian intern yaitu : 1. Harus terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang bertanggungjawab mengenai transaksi kas dan menyimpan kas tidak merangkap sebagai petugas pencatatan transaksi kas. 2. Semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank secara harian. 3. Semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan untuk menggunakan uang tunai, yaitu menggunakan kas kecil. 2.6.1 Sistem Voucher dan Pengawasan 1. Kewajiban perusahaan hanya dapat terjadi dari transaksi yang telah disetujui (disahkan) oleh orang yang diberi wewenang oleh perusahaan. 2. Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan terjadinya kewajiban, yang meliputi verifikasi, pengesahan, dan pencatatan harus ditetapkan. 3. Cek hanya dapat dikeluarkan untuk pembayaran kewajiban yang telah diverifikasi, disahkan, dan dicatat dengan benar. 4. Kewajiban harus dicatat pada saat terjadi, dan setiap transaksi pembelian harus diperlakukan sebagai transaksi yang independen.
2.6.2
Voucher Berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 15-17) bahwa apabila perusahaan menggunakan sistem voucher, maka setelah faktur dicek dan disetujui, dibuatlah voucher. Voucher menurut Al. Haryono Jusup (2005 : 15) adalah dokumen yang berisi : 1. Keteangan ringkas transaksi. 2. Tanda telah diperiksa. 3. Persetujuan untuk dicatat dan dibayar. 2.6.3
Laporan Bank Menurut Al. Haryono Jusup (2005 : 20) bahwa bank biasanya mengirimkan laporan bank bulanan kepada para pemegang giro. Laporan tersebut berisi saldo awal dan saldo akhir bulan, serta daftar transaksi yang terjadi selama bulan yang bersangkutan. Transaksi tersebut meliputi penyetoran dan penarikan cek (pengambilan) serta penambahan dan pengurangan lain yang dilakukan bank atas rekening giro. Setoran di daftar menurut tanggal penyetorannya, sedangkan cek didaftar menurut tanggal pembayar oleh bank. 2.6.4
Rekonsiliasi Bank Berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 20) apabila perusahaan membuka rekening giro di bank maka perusahaan akan mempunyai dua catatan mengenai kas yang dimilikinya, yaitu rekening kas yang terdapat dalam pembukuan persahaan dan laporan bank yang diterima perusahaan secara periodik dari bank. Saldo kas ditunjukkan dalam rekening kas yang terdapat dalam laporan bank. 2.6.5
Tahap-Tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank menurut Al. Haryono Jusup (2005 : 23-25) adalah sebagai berikut : 1. Mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang tercantum dalam rekening kas perusahaan (disebut juga “saldo buku”). Kedua angka tersebut mungkin tidak sama karena adanya perbedaan saat pembukan dank arena sebab-sebab lain yang telah diterangkan diatas. 2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo perbnak, hal ini yang tercantum dalam pembukuan perusahaan tetapi tidak tercantum dalam laporan bank. 3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per buku, hal-hal yang tercantm dalam lapoan bank tetapi tercatat dalam pembukuan perusahaan. 4. Hitunglah saldo per bank yang telah disesuaikan dengan saldo per buku yang telah disesuaikan. Kedua saldo tersebut harus sama. 5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang tercantum pada sisi per buku (perusahaan) dalam rekonsiliasi bank. 6. Perbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, dan sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.
2.6.6
Asuransi Asuransi menanggung kemungkinan risiko timbulnya kerugian yang akan diderita oleh yang ditanggung dan atas jasanya tersebut perusahaan asuransi menerima premi. 3.1 Objek Tugas Akhir Didalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mengadakan penelitian di PT.TASPEN (PERSERO) yang beralamat di jalan PH. Mustofa No. 78 Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Sistem Pencatatan Premi Piutang Pada PT.TASPEN (PERSERO). 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan. TASPEN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program Dana Pensiun dan Tabungan Mengelola Hari Tua (THT). Didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peratran Pemerintah Nomor : 15 tahun 1963 dengan nama Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asransi Pegawai Negeri yang disingkat menjadi PT. TASPEN. Visi dan Misi PT.TASPEN (PERSERO) Menjadi pengelola Dana Pensiun dan THT serta jaminan sosial lainnya yang terpercaya Makna Visi “Menjadi pengelola Dana Pensiun dan THT serta jaminan sosial lainnya…” Ruang lingkup usaha Taspen adalah menyelenggarakan program Tabungan Hari Tua (termasuk asuransi kematian), Dana Pensiun (termasuk Uang Duka Wafat), program kesejahteraan PNS serta program jaminan sosial lainnya. “Terpercaya…" Taspen menjadi pilihan peserta dan stakeholder lainnya dengan kinerja bersih dan sehat. ‘Bersih’ Taspen beroperasi dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). ‘Sehat’ Adanya peningkatan kinerja yang berkesinambungan pada bidang keuangan maupun non keuangan. Misi Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara Profesional dan Akuntabel, berlandaskan Integritas dan Etika yang tinggi.” Makna Misi : "Manfaat dan pelayanan yang semakin baik.." Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan secara optimal. "Profesional" Taspen bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi dengan 5 Tepat (tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi ) didukung dengan SDM yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi. "Akuntabel" Taspen dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Integritas" Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji sesuai visi dan misi perusahaan. "Etika" Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun, sabar dan manusiawi. 3.1.2 Stuktur Organisasi Stuktur Organisasi merupakan satu kerangka dalam manajemen yang dijalankan dengan maksud agar setiap organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien. Selain itu juga stuktur organisasi menggambarkan tanggung jawab tenaga kerja masing-masing bidang, memperlihatkan kewenangan dan jalur koordinasi yang harus diikuti oleh karyawan serta jalur kerja sama antar divisi di dalam Perusahaan. 3.1.3 Deskripsi Jabatan Berikut ini uraian bidang pekerjaan pada PT.TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Bandung: A. KEPALA KANTOR CABANG UTAMA BANDNG B. KEPALA BIDANG PELAYANAN C. KEPALA BIDANG PERSONALIA DAN UMUM D. KEPALA BIDANG KEUANGAN E. KEPALA BIDANG SISTEM INFORMASI 3.1.4
Aspek Kegiatan Perusahaan Aspek-aspek kegiatan yang terjadi di PT.TASPEN (PERSERO) KCU Bandung antara
lain : 1. Melaksanakan dwi program TASPEN dibidang Asuransi yaitu : a. Asuransi Dana Pensiun Merupakan jaminan hari tua berupa pemberian uang setiap bulan kepala pegawai negeri sipil yang telah memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Mencapai usia pensiun. 2. Meninggal pada masa aktif, yang akan diberikan kepada janda / duda atau anaknya sebelum berumur 25 tahun. PT.TASPEN juga melakukan pembayaran pensiun kepada : 1. Penerima pension pejabat Negara. 2. Penerima tunjangan perintis kemerdekaan. 3. Penerima tunjangan veteran. 4. Penerima uang tunggu 5. Penerima pension anggota TNI/PORLI yang pension sebelum April 1989. b. Tabungan Hari Tua (THT) termasuk di dalamnya Asuransi Dwiguna dan Asuransi Kematian. Merupakan suatu program asuransi sosial yang terdiri dari asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun dan ditambah dengan asransi kematian. Peserta pogram THT tediri dari : 1. Pegawai Negeri Sipil kecuali Pegawai Negeri Sipil Depatermen Pertahanan. 2. Pejabat Negara.
3. Pegawai BUMN atau BUMD. 2. Melaksanakan Investasi atau pengelolaan dana yang terkumpul baik dai iuran peseta maupun dari sumber lainnya melalui pelaksanaan kegiatan antara lain penyertaan modal pada peusahaan atau badan lainnya, pasa modal, pasar uang deposito, atau real estate. 3.2
Metode Tugas Akhir Metode yang digunaka dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah metode deskriptif. 3.2.1
Teknik Pengumpulan Data Untuk melengkapi data yang diperlukan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Studi Lapangan, yaitu melaksanakan pekerjaan lapangan di perusahaan berupa praktik kerja lapangan yang ditempatkan pada bagian yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi piutang yaitu bagian administrasi yang bertugas mencatat seluruh transaksi piutang untuk memperoleh data dengan cara : a. Observasi b. Wawancara c. Praktik Kerja Lapangan 2. Penelitian kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dan informasi yang sifatnya teoritis dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat diruangan perpustakaan. 3.2.2
Teknik Pengolahan Data Data yang telah terkumpul oleh penulis diolah melalui studi kepustakaan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang dihadapi pada saat pengamatan. 4.1
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) Berdasarkan praktik kerja lapangan pada PT.TASPEN (PERSERO), PT.TASPEN (PERSERO) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penerapan sistem infomasi akuntansi piutang premi dalam menjalankan aktivitas pencatatan premi piutang sudah memakai sistem yang terkomputerisasi dengan menggunakan aplikasi Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Bahwa Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan instalasi pemerintahan baik pusat maupun daerah. Pengertian piutang menurut PT.TASPEN (PERSERO) sama dengan piutang pada umumnya yaitu merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain yang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa dimana yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu. Proses pencatatan piutang premi PT.TASPEN (PERSERO) dalam laporan posisi keuangan disajikan sama sebagaimana mestinya sesuai dengan penerapan peraturan pemerintah No.24 tahun 2005 SAP berbasis kas menuju akrual,sampai dengan anggaran 2014, bahwa piutang dikelompok sebagai asset lancar. Pada pengungkapan piutang premi PT.TASPEN (PERSERO) dalam laporan keuangan cukup lengkap dan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Maka penerapan pencatatan premi piutang ini sudah sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku. Piutang premi menurut PT.TASPEN (PERSERO) adalah tagihan kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan. 4.1.1
Timbulnya Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) Seperti diketahui sebelumnya PT.TASPEN (PERSERO) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi sosial. Maka timbulnya piutang premi pada PT.TASPEN (PERSERO) mengacu pada La Midjan (2001:324) menanggung kemungkinan risiko timbulnya kerugian yang akan diderita oleh yang ditanggung dan atas jasanya tersebut perusahaan asuransi menerima premi. Piutang premi adalah tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan. Pendapatan Underwriting adalah jumlah premi tanggungan sendiri setelah dikurangi beban underwriting. Pendapatan ini diperoleh dari aktivitas pokok perusahaan asuransi, terdiri dari : Premi Bruto Dikurangi : Premi Reasuransi Dikurangi / Ditambah : Kenaikan / penurunan premi yang belum merupakan pendapatan. 4.1.2
Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang Premi PT.TASPEN (PERSERO) Pada prosedr penerimaan kas dari pelunasan piutang premi PT.TASPEN (PERSERO) telah melakukan penerapan prosedur penerimaan kas menurut Krismiaji (2002:280). Hampir semua transaksi perusahaan bermula atau berakhir ke penerimaan kas atau pengeluaran kas, yaitu sebagai berikut : 1. Bagian Penanganan Surat untuk masuk a. Mula-mula bagian ini menerima amplop surat pelunasan piutang, kemudian mengeluarkan cek dan bukti kas masuk dari amplop tersebut. b. Kemudian bagian ini akan memeriksa secara visual, kemudian mengesahkan cek atau akan di tandatangan. c. Setiap sore hari, bagian ini membuat daftar penerimaan kas sebanyak tiga lembar, dan mendistribusikannya sebagai berikut: Lembar ke-1 bersama dengan cek dan bukti kas masuk diserahkan ke kasir. Lembar ke-2 diserahkan kebagian piutang premi. Lembar ke-3 diserahkan ke bagian audit. 2. Kasir d. Setelah menerima daftar penerimaan kas, kasir mencatat penerimaan kedalam jurnal penerimaan kas. e. Kasir membuat bukti setoran bank sebanyak dua lembar dan menyetorkan kas tersebut ke bank. f. Kasir menyerahkan bukti kas mask ke bagian piutang dan mengarsipkan daftar penerimaan kas urut tanggal. g. Secara periodik, kasir akan menyerahkan jurnal penerimaan kas ke bagian buku besar untuk diproses. 3. Bagian piutang h. Setelah menerima bukti kas masuk dari kasir, bagian ini membandingkan bukti kas masuk dengan daftar penerimaan kas yang sebelumnya diterima dari bagian penanganan
i. j. k. l. m.
surat masuk. Setelah cocok, lalu memposting pelunasan piutang tersebut ke rekening buku piutang yang bersangkutan. Mengarsipkan ke-2 dokumen (bukti kas masuk dan daftar penerimaan kas) tersebut urut tanggal. 4. Bagian buku besar Secara periodik bagian ini menerima penerimaan kas dari kasir dan melakukan proses posting dari jurnal tersebut ke rekening-rekening buku besar yang bersangkutan. 5. Bagian Audit Atas dasar tembusan daftar penerimaan kas yang diterima dari bagian penanganan surat masuk, bagian ini memeriksa nomor urut dokumen. Setiap akhir bulan bagian ini akan menerima laporan bank bulanan beserta tembusan bukti setoran bank dari bank, kemudian membandingkan daftar penerimaan kas dan bukti setoran bank, kemudian membuat rekomendasi bank. Mengarsipkan dokumen-dokumen secara terpisah.
Berdasarkan analisis penulis Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang Premi yang diterapkan oleh PT.TASPEN (PERSERO) sudah baik. Hal ini karena Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang Premi tersebut cukup jelas dalam mengelola piutang premi. 4.1.3
Organisasi Fungsi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) Kegiatan dari fungsi piutang premi pada PT.TASPEN (PERSERO) melibatkan beberapa bagian dari perusahaan sejak timbulnya piutang sampai diterimanya pembayaran. Dalam hal ini PT.TASPEN (PERSERO) menggunakan pemisahan Tugas berdasarkan George H.Bodnar dan William S. Hopwood (2006:142), dimana pemisahan tugas diperlukan untuk mengurangi peluang seseorang yang ditempatkan dalam suatu posisi pekerjaan tertentu untuk melakukan kecurangan atau kesalahan ketika menjalankan tugas sehari-hari mereka. Pemisahan tugas diterapkan dengan cara memisahkan tanggung jawab wewenang pelaku transaksi dengan tanggung jawab pencatat transaksi dan juga dengan tanggung jawab penyimpanan kekayaan ke orang-orang berbeda. Tanggung jawab wewenang pelaku transaksi, tanggung jawab pencatat transaksi, dan tanggung jawab penyimpanan kekayaan yang harus dijalankan oleh fungsi yang independen. Adapun bagian-bagian yang terlibat dalam organisasi fungsi piutang adalah sebagai berikut : a. Bagian Kas Bagian kas merupakan bagian yang bertugas yang mencatat penerimaan uang dari instalasi penyetor. b. Bagian Administrasi Pencatatan Piutang Premi Dalam sistem informasi akuntansi piutang premi mencatat timbulnya dan dihapusnya piutang, dan mencatat transaksi piutang dalam proses akuntansi. c. Bagian Penagihan Piutang Premi Bagian penagihan piutang merupakan bagian yang sangat penting dalam pengelolaan piutang. Adapun beberapa tugas pada bagian penagihan piutang ini yaitu : merencanakan dan melaksanakan sistem penagihan, mengirimkan atau mendistribusikan tagihan ke debitur, menyusun laporan realisasi capaian tagihan secara periodik, mengendalikan pelaksanaan penagihan, dan menerima pembayaran dari debitur.
4.1.4
Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) Unsur-unsur yang terdapat pada PT.TASPEN (PERSERO) mengacu pada dokumen dan catatan yang memadai yang sesuai dengan pernyataan George H.Bodnar dan William S. Hopwood (2006:142) bahwa Posedur seharusnya juga mencakup desain dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu memastikan pencatatan atas transaksi dan kejadian. Dokumen dan catatan merupakan media fisik yang digunakan untuk menyimpan informasi. Ada berbagai macam wujud dokumen dan catatan, setiap jenis dokumen dan catatan harus dikendalikan dengan cara tertentu yang relevan. Dokumen dan catatan harus diberi nomor urut sebagai sarana akuntabilitas. Dokumen dan catatan harus mudah digunakan dan mudah dipahami oleh pelanggan. Setiap formulir harus menyediakan ruang khusus untuk tempat otorisasi dan persetujuan. Berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi, PT.TASPEN (PERSERO) sudah memenuhi unsur-unsur yang merupakan dasar bagi terlaksananya suatu sistem informasi akuntansi yang memadai. Unsur-unsur tersebut sesuai teori yang ditulis oleh Azhar Susanto dan La Midjan (2001:27) bahwa unsur-unsur tersebut adalah : 1. Formulir Merupakan unsur penting dalam sistem informasi akuntansi dan apabila telah diisi menjadi dokumen dasar. Formulir yang didesain baik dan berfungsi untk mengembangkan pengendalian intern. 2. Catatan Catatan- catatan akuntansi terdiri dari buku jurnal, buku besar, dan buku besar pembantu. a. Buku jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama dalam transaksi keuangan sebelum pengolahan lebih lanjut menyangkut pengdebetan dan pengkreditan posting. b. Buku Besar, juga merupakan pencatatan akuntansi secara resmi, mengikhtisarkan status dari rekening keuangan. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan. c. Buku Besar Pembantu, apabila data keuangan yang di golongkan dalam buku besar diperlukan rincian lebih lanjut dapat dibentuk buku besar pembantu. Buku besar pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buk besar. Maka unsur-unsur yang terdapat dalam PT.TASPEN (PERSERO) sudah mencakup dan sudah sesuai dan baik bahwa unsur-unsur tersebut adalah berupa formulir dan catatan-catatan. 4.2
Pengendalian Intern Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) Berdasarkan analisis pengendalian intern piutang premi pada PT.TASPEN (PERSERO) pengendalian intern yang dilakukan telah mengacu pada teori yang dikemukaan oleh George H.Bodnar dan William S. Hopwood (2006:131) Pengertian pengendalian intern menurut PT.TASPEN (PERSERO) sama dengan yang di artikan oleh H.Bodnar dan William S. Hopwood (2006:129) yaitu merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lainnya yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal terkait dengan tercapainya tujuan berikut
: 1. Reliabilitas pelaporan keuangan, 2. Efektivitas dan efisiensi operasi, dan 3. Kesesuaian dengan peraturan dan regulasi yang berlaku. Piutang merupakan salah satu aktiva lancar yang sangat penting bagi perusahaan. Piutang berguna untuk membantu kelancaran operasi perusahaan, oleh karena itu sistem pengendalian intern piutang harus benar-benar diperhatikan. Pengendalian intern piutang premi pada PT.TASPEN (PERSERO) sudah cukup memadai karena adanya pengawasan dari pihak intern dan pihak independen di perusahaan. Adapun pengendalian intern atas piutang premi yang di lakukan adalah sebagai berikut : a. Pencatatan piutang, dalam pencatatn piutang dilakukan pengendalian intern dengan melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Membandingkan angka piutang premi yang ada di dalam buku daftar piutang premi dengan saldo menurut daftar penerimaan premi piutang. 2. Memeriksa mutasi piutang dan mengadakan control dengan bukti-bukti terkait. 3. Memeriksa piutang secara benar ke bukti-bukti dasar. 4. Membuat daftar koreksi yang diperlukan. 4.2.1
Sistem Pengendalian Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) Sistem pengendalian Akuntansi PT.TASPEN (PERSERO) mengacu pada teori Azhar Susanto dan La Midjan (2001:189-190) bahwa sistem pengendalian yang perlu diperhatikan pada waktu menyusun sistem akuntansi piutang adalah sebagai berikut : a. Petugas yang mencatat atas timbulnya piutang maupun hapusnya piutang pada rekeningrekening piutang harus terpisah dari petugas buku besar piutang maupun penagihannya agar dapat diciptakan pengendalian intern melalui internal cek dan lain-lain. b. Catatan atas piutang berfungsi control atas kondisi dan batas maksimum kredit, antara lain melalui daftar analisa umur piutang (againg schedule). c. Secara periodik diadakannya internal cek antara total buku pembantu buku besar piutang dengan buku besar piutang (controlling account). d. Diadakan konfirmasi atas saldo piutang secara periodik. e. Perlu dibuatkan setiap daftar saldo piutang yang jatuh waktu, yang dibuat seksi administrasi piutang untuk mengawasi pelaksanaan penerimaan pitang di kas. f. Atas setiap penagihan, bagian inkaso membuat daftar kuitansi yang harus ditagih pada hari itu, fungsinya sebagai alat pengawasan atas penagihan. g. Setiap penagihan hasilnya harus dipertanggungjawabkan hari itu juga oleh petugas inkaso. Bahwa pengendalian intern piutang premi pada PT.TASPEN (PERSERO) sudah cukup baik. 4.2.2
Pengendalian Intern Terhadap Kas pada PT.TASPEN (PERSERO) Pengendalian intern yang baik terhadap kas pada PT.TASPEN (PERSERO) sesuai berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 7-8) bahwa pengendalian intern memerlukan prosedurprosedur yang memadai untuk melindungi penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Dalam meancang prosedur-prosedur tersebut hendaknya deperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian intern. Tiga prinsip pengendalian intern yaitu :
1. Harus terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang bertanggungjawab mengenai transaksi kas dan menyimpan kas tidak merangkap sebagai petugas pencatatan transaksi kas. 2. Semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank secara harian. 3. Semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan untuk menggunakan uang tunai, yaitu menggunakan kas kecil. 4.2.3
Sistem Voucher dan Pengawasan pada PT.TASPEN (PERSERO) Sistem voucher dirancang untuk membantu dalam pelaksanaan pengawasan terhadap pengeluaran kas. PT. TASPEN (PERSERO) dalam pengawasan mengacu berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 11) Sistem ini menetapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Kewajiban perusahaan hanya dapat terjadi dari transaksi yang telah disetujui (disahkan) oleh orang yang diberi wewenang oleh perusahaan. 2. Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan terjadinya kewajiban, yang meliputi verifikasi, pengesahan, dan pencatatan harus ditetapkan. 3. Cek hanya dapat dikeluarkan untuk pembayaran kewajiban yang telah diverifikasi, disahkan, dan dicatat dengan benar. 4. Kewajiban harus dicatat pada saat terjadi, dan setiap transaksi pembelian harus diperlakukan sebagai transaksi yang independen. Ketentuan ini telah dipenuhi oleh PT.TASPEN (PERSERO bahwa, hanya orang atau bagian tertentu yang diberi kewenangan oleh perusahaan untuk mengesahkan transaksi. Bahwa sistem voucher dan pengawasan pada PT.TASPEN (PERSERO) sudah cukup baik. 4.2.3.1 Voucher Voucher digunakan oleh PT.TASPEN (PERSERO) untuk mempermudah pengarsipan. Voucher pada PT.TASPEN (PERSERO) sesuai dengan Al. Haryono Jusup (2005 : 15-17) bahwa apabila perusahaan menggunakan sistem voucher, maka setelah faktur dicek dan disetujui, dibuatlah voucher. Voucher menurut PT.TASPEN (PERSERO) sesuai dengan Al. Haryono Jusup (2005 : 15) voucher adalah dokumen yang berisi : 1. Keteangan ringkas transaksi. 2. Tanda telah diperiksa. 3. Persetujuan untuk dicatat dan dibayar. 4.2.3.2 Laporan Bank Laporan bank biasanya diterima bulanan oleh PT.TASPEN (PERSERO). Laporan bank pada PT.TASPEN (PERSERO) sudah sesuai menurut Al. Haryono Jusup (2005 : 20) bahwa bank biasanya mengirimkan laporan bank bulanan kepada para pemegang giro. Laporan tersebut berisi saldo awal dan saldo akhir bulan, serta daftar transaksi yang terjadi selama bulan yang bersangkutan. Transaksi tersebut meliputi penyetoran atas rekening giro. Setoran di daftar menurut tanggal penyetorannya, sedangkan cek didaftar menurut tanggal pembayar oleh bank.
4.2.3.3 Rekonsiliasi Bank Setiap bulan PT.TASPEN (PERSERO) dalam pencatatan piutang premi dilakukan dengan cara mencocokan laporan perusahaan dan laporan bank. Dalam hal ini PT.TASPEN (PERSERO) telah melakukan proses rekonsiliasi bank, ini sesuai teori berdasarkan Al. Haryono Jusup (2005 : 20) bahwa apabila perusahaan membuka rekening giro di bank maka perusahaan akan mempunyai dua catatan mengenai kas yang dimilikinya, yaitu rekening kas yang terdapat dalam pembukuan persahaan dan laporan bank yang diterima perusahaan secara periodik dari bank. Saldo kas ditunjukkan dalam rekening kas yang terdapat dalam laporan bank. Pembukuan perusahaan dan laporan bank seringkali menunjukkan jumlah saldo yang berbeda, tetapi keduanya mungkin sama-sama benar. Kadang-kadang perbedaan ini terjadi hanya kaena perbedaan waktu pencatatan. Pengendalian intern kas yang baik akan dapat member informasi mengenai sumber kas perusahaan, dikeluarkan untuk apa, dan berapa saldo kas setiap saat dikehendaki. Oleh karena itu, akuntansi harus dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya perbedaan antara catatan perusahaan dengan lapoan bank, dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang sesungguhnya pada suatu saat tertentu. 4.2.4
Tahap-Tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank pada PT.TASPEN (PERSERO) Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank pada PT.TASPEN (PERSERO) sesuai menurut Al. Haryono Jusup (2005 : 23-25) adalah sebagai berikut : 1. Mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang tercantum dalam rekening kas perusahaan (disebut juga “saldo buku”). Kedua angka tersebut mungkin tidak sama karena adanya perbedaan saat pembukan dank arena sebab-sebab lain yang telah diterangkan diatas. 2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo perbnak, hal ini yang tercantum dalam pembukuan perusahaan tetapi tidak tercantum dalam laporan bank. 3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per buku, hal-hal yang tercantm dalam lapoan bank tetapi tercatat dalam pembukuan perusahaan. 4. Hitunglah saldo per bank yang telah disesuaikan dengan saldo per buku yang telah disesuaikan. Kedua saldo tersebut harus sama. 5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang tercantum pada sisi per buku (perusahaan) dalam rekonsiliasi bank. 6. Perbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, dan sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan. Maka tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank pada PT.TASPEN (PERSERO) sudah mencakup dan sudah sesuai dan baik. 4.3.
Permasalahan atau Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO). Pada umumnya setiap perusahaan selalu dihadapkan pada berbagai permasalahan intern dan ekstern. PT.TASPEN (PERSERO) sendiri menemui berbagai macam masalah baik di dalam perusahaan maupn di luar perusahaan. Adapun masalah-masalah yang dihadapi oleh PT.TASPEN (PERSERO) yang berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi Piutang Premi adalah : a. Pegawai
Pegawai biasanya belum secara merata menguasai mekanisme kerja dan masih kurangnya professional dengan bidangnya masing-masing. Hal ini menyebabkan terhambatnya rutinitas PT.TASPEN (PERSERO) karena masih ada karyawan yang melakukan kesalah dalam pekerjaan yang telah di tugaskan. Contohnya dalam membuat pencatatan piutang yang telah terkomputerisasi, terkadang pegawai lupa akan memasukkan nomor voucher, tanggal seharusnya dokumen voucher akan di posting, dokumen voucher tidak di posting, tidak menyantumkan tanda terima penerimaan kas yang berasal dari instalasi tertentu, dan pegawai khususnya bagian pencatatan piutang lupa akan mereposting dokumen penerimaan kas. b. Sistem Informasi Akuntansi yang sudah Terkompterisasi. Biasanya pada waktu tertentu atau jam 08.00-11.00 sistem yang terdapat di PT.TASPEN (PERSERO) mengalami buffering, tentu saja ini akan menghambat jalannya pengerjaan pekerjaan yang sudah diagendakan. Ini menjadi keluhan para pegawainya, karena pekerjaan yang seharusnya selesai tepat pada waktunya, pekerjaan ini menjadi terhambat dikarenakan sistem yang tidak berjalan dengan baik. 5.1
Kesimpulan Setelah melakukan praktik kerja lapangan pada PT.TASPEN (PERSERO) dan menganalisis mengenai pelaksanaan sistem informasi akuntansi pencatatan piutang premi yang diterapkan oleh PT.TASPEN (PERSERO) serta berdasarkan identifikasi masalah, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa proses atau prosedur pencatatan sistem informasi akuntansi piutang premi yang diterapkan pada PT.TASPEN (PERSERO) secara keseluruhan sudah cukup baik karena telah memenuhi unsur-unsur dan tujuan dari sistem informasi piutang premi. 2. PT.TASPEN (PERSERO) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program Dana Pensiun dan Tabungan Mengelola Hari Tua (THT). Dalam menerapkan prosedur penagihan piutangnya, PT.TASPEN (PERSERO) menerima kas dari instalasi penyetor atau klien dalam bentuk kas, bank, giro, dan MP. Penyajian piutang dalam laporan adalah piutang yang benar-benar dapat tertagih. 3. Selanjutnya pelaksanaan pengendalian intern pada PT.TASPEN (PERSERO) menjamin bahwa setiap transaksi penerimaan piutang premi telah dicatat secara : a. Sah Seluruh formulir penerimaan piutang premi yang dibuat oleh perusahaan dianggap sudah memenuhi syarat-syarat formulir yang baik dan benar. b. Telah diotorisasi Seluruh formulir atau dokumen sebelum mendapat tanggapan atau langkah selanjutnya harus diotorisasi oleh petugas ata bagian yang bersangkutan. c. Telah dicatat Sebelum dibuat dalam bentuk laporan keuangan seluruh perubahan akun-akun dan transaksi-transaksi yang berhubungan dengan perusahaan harus dicatat terlebih dahulu untuk membuat laporan harian. d. Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu. Setelah dicatat kedalam buku besar biasanya bagian keuangan perusahaan akan membuat buku besar pembantu yang bertujuan untuk mempermudah pembuatan laporan keuangan.
5.2
Saran-saran Berdasarkan praktik kerja lapangan pada PT.TASPEN (PERSERO) yang dilakukan penulis, penulis menyampaikan beberapa saran : 1. Sebaiknya peusahaan mempunyai Flowchart Sistem Akuntansi penerimaan piutang premi (usulan flowchart terlampir) karena Flowchart dapat memudahkan bagian akuntansi dalam mencatat piutang premi sehingga menghindari eksposure atau kesalahan dalam pencatatan premi piutang. 2. Latar belakang pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam sistem akuntansi dan pengendalian intern piutang premi minimal Diploma III (D3) Akuntansi, karena memerlukan wawasan yang memadai untuk tugas tersebut, sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan kembali kepada pegawai yang kurang memahani tugasnya.