JURNAL PENELITIAN CARA MENGATASI PENGARUH FILM LAGA DI TELEVISI TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA DINI RA AMAL MULYA 1 TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh: DHATIK WIDYANINGSIH 12500071
JURNAL PENELITIAN Ditulis Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2016
Cara Mengatasi Pengaruh Film Laga Di Televisi Terhadap Peningkatan Perilaku Agresif Anak Usia Dini Ra Amal Mulya 1 Tawangmangu Tahun Pelajaran 2015/2016
Oleh: Dhatik Widyaningsih Program Studi Bimbingan dan Konseling
ABSTRAK Dhatik Widyaningsih. CARA MENGATASI PENGARUH FILM LAGA DI TELEVISI TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA
DINI
RA
AMAL
MULYA
1
TAWANGMANGU
TAHUN
PELAJARAN 2015/2016. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Februari 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengatasi pengaruh film laga di televisi terhadap peningkatan perilaku agresif dan untuk mengetahui pengaruh pemberian cerita oleh guru dan orang tua terhadap perubahan perilaku anak usia dini RA Amal Mulya 1 Tawangmangu Tahun Pelajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yakni penulis dalam mengumpulkan data secara langsung dari lapangan kemudian menafsirkan dan menyimpulkan data-data yang ada (dokumentasi) dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Keabsahan data dilakukan 1
dengan menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Sedangkan analisis data menggunakan model analisis deskriptif. Dalam penelitian ini subyekterdapat 2 anak RA Amal Mulya 1 Tawangmangu.Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah cara mengatasi pengaruh film laga di televisi terhadap peningkatan perilaku agresif anak. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata cerita berpengaruh terhadap perubahan perilaku pada 2 anak RA Amal Mulya 1 Tawangmangu Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini terlihat dengan adanya perubahan perilaku yang ditunjukan oleh 2 anak yang menjadi subyek penelitian. Tetapi pengaruh yang ditimbulkan berbeda-beda setiap anak. Perbedaan dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dimana anak tinggal dan pola asuh kedua orang tua anak. Selain itu pengawasan orang tua ataupun pihak keluarga sangatlah penting. Kata Kunci: Film laga, agresif, cerita.
ABSTRACT Dhatik Widyaningsih. THE METHOD TO COPE THE INFLUENCE OF ACTION MOVIE IN TELEVISION TOWARD THE INCREASING OF AGRESSIVE BEHAVIOR ON EARLY CHILDHOOD RA AMAL MULYA 1 TAWANGMANGU IN THE ACADEMIC YEAR OF 2015/2016. Thesis. Surakarta. The faculty of teacher training and education slamet riyadi university. February 2016. This research aimed at knowing the method to the influence of action movie in television toward the increasing of agressive behavior and knowing the 2
influence of of story telling by teacher and parent toward the change of behavior on early childhood RA Amal Mulya 1 Tawangmangu in the academic year of 2015/2016. The method used in this researc is qualitative; ie the researcher collecting the data directly from the field then interpret and make conclusion on existing data by using interview and observation technique. The researcher uses triangulation to get the validity of data, they are source triangulation, technique triangulation and time triangulation. In analyzing the data, the researcher uses descriptive analysis model. There are 2 subjects in this researcher, while the object of this reserch is the method to the influence of action movie in television toward the increasing of agressive behavior on early childhood. The result of the research shows that there are influence of story telling on the the change of behavior on 2 students of RA Amal Mulya 1 Tawangmangu in the academic year of 2015/2016. This can be seen by the change of behavior shown by 2 students as the subject of the research. Nevertheless, the influences are different from those 2 students. The differences are caused by living environment and also educate style from the parents. Besides, the supervision and care of from parent and family is become important aspect for student. Keyword: action movie, agressive, story.
PENDAHULUAN Perkembangan dunia ini semakin pesat, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun teknologi. Arus informasi dapat kita akses dengan mudah dari manapun,
3
baik dari media televisi, media massa ataupun internet. Kemudahan mengakses informasi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia pendidikan, baik pengaruh yang negatif maupun pengaruh positif. Media yang paling mudah untuk mendapatkan informasi salah satunya adalah televisi. Anak-anak dan televisi adalah perpaduan yang sangat kuat, sebagaimana diketahui benar oleh para pemasang iklan, pendidik, khususnya anak-anak serta orang tua mereka sendiri. Tak banyak hal lain dalam kebudayaan
kita yang mampu menandingi
kemampuan televisi yang luar biasa untuk menyentuh anak-anak dan mempengaruhi cara berpikir serta perilaku mereka. Acara-acara yang menampilkan adegan yang berbau laga hampir setiap saat dijumpai di televisi mulai dari film kartun, sinetron, dan film laga umumnya anakanak senang sekali menonton film-film yang menampilkan aksi (action) atau filmfilm yang menampilkan gerakan-gerakan cepat disertai oleh efek suara yang dahsyat. Semakin cepat gerakan yang ditampilkan di film, semakin tinggi tingkat respek anak menontonnya, seperti yang terjadi di
RA Amal Mulya 1
Tawangmangu bahwa di televisi sering menyiarkan film laga seperti kartun ultraman, avatar dan banyak lagi film kartun laga yang ditayangkan, yang di cerita filmnya sering terjadi peperangan hal ini membuat sebagian anak di RA Amal Mulya 1 Tawangmangu ini menjadi agresif dan meniru gaya tokohnya. orang tua harus waspada juga bahwa tidak semua tayangan anak dan kartun layak untuk ditonton anak-anak dan melalui teknik bercerita dapat mengatasi perilaku agresif yang terjadi pada anak usia dini karena merupakan salah satu media yang efektif. Melalui cerita anak akan belajar untuk berperilaku sesuai dengan tokoh cerita. 4
Dan dengan teknik ini anak akan lebih mudah memahami,karena pada dasarnya anak-anak belajar dengan model yang disampaikan melalui cerita. Dengan demikian anak-anak akan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dilakukan dan disini peran orangtua juga sangat penting selain cerita orangtua harus terus mengawasi siaran apa saja yang ditonton oleh anak agar anak juga tidak terpengaruh pada acara di televisi. Oleh karena itu perilaku agresif yang terjadi pada anak usia dini akan segera dapat diatasi. Sehingga tokoh yang selama ini mereka idolakan dari televisi bisa tergantikan dengan tokoh yang dimunculkan melalui cerita, dan anak akan merekam isi cerita dan akan mencontoh apa yang mereka dengar melalui cerita. Jika dalam masa ini anak kurang mendapat perhatian dalam hal pendidikan, perawatan, pengasuhan, dan layanan kesehatan serta kebutuhan gizinya dikhawatirkan anak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.(Agus Wibowo. 2013 : 25). Cara mengubah perilaku agresif menurut Dr. Richard C. Woolfson (2005:77) : hadapi ia dengan tegas tanpa kekerasan fisik, berikan hukuman yang jelas, tunjukkan akibat dari tingkah laku agresif anak, beri peringatan pada anak sesering mungkin, waspadai pengaruh-pengaruh tertentu.
METODE PENELITIAN Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif, metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang 5
antropologi budaya disebut sebagai metode kualittif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Penelitian dengan metode penelitian kualitatif ini bermaksud untuk menggali makna perilaku yang ada dibalik tindakan anak. Interpretasi makna terhadap perilaku ini tidak dapat digali melalui verifikasi teori sebagai generalisasi empirik tetapi dengan menggunakan metode wawancara dalam hal ini peneliti melakukan wawancara bersama orang tua anak dan guru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Strategi penelitian sangat tergantung pada hasil observasi dan wawancara dimana peneliti terjun langsung dan melakukan observasi dan wawancara.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari pemberian cerita Dalam satu hari setelah pemberian cerita Fa dan Fi tidak meniru adegan-adegan seperti perang-perangan atau memukul, setelah hari berikutnya kebiasaannya pun mulai tampak lagi lalu peneliti mengingatkan lagi dan Fa Fi pun tidak lagi mengikuti, setelah hari selanjutnya peneliti mengawasi apakah masih tetap sama atau berkurang dan menurut hasil observasi peneliti bahwa perilakunya ini berkurang dan anak berubah menjadi lebih baik dari sebelumya selain itu peneliti juga menanyakan kepada orang tua bahwa kebiasaannya ini sudah mulai berkurang juga dan anak pun suka jika dibacakan cerita dengan melihat gambar yang ada dibuku cerita, hanya saja jika film di televisi muncul anak pun masih ingin melihatnya tetapi di sini pengawasan orang 6
tua sangatlah penting dalam keseharian apa saja yang dilakukan oleh anak dan apa saja yang di tonton oleh anak. Lingkungan sekitar harus mendukung juga agar anak bisa lebih baik ke depan orang tua harus banyak memberi masukan kepada anak akan hal-hal yang baik dan melarang akan hal yang tidak baik.
Pembahasan Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
cara mengatasi
pengaruh film laga di televisi terhadap peningkatan perilaku agresif anak usia dini RA Amal Mulya 1 Tawangmangu Tahun pelajaran 2015/2016. Subyek dalam penelitian ini adalah 2 anak RA Amal Mulya 1 Tawangmangu yaitu Fa dan Fi yang mengalami perilaku agresif. Menurut Loeber and Stouthamer dalam Hidayat Ma’aruf (2015:9)
mendefiniskan perilaku agresif pada tindakannya, yang
selanjutnya mempunyai pengaruh negatif sebagai konsekuensi dari sebuah tindakan agresif terhadap korban, yaitu kerugian jasmani dan mental orang lain, tanpa memandang tujuan dilakukannya tindakan agresif itu sendiri. Perilaku agresif ini dikarenakan seringnya menonton film laga yang ada di televisi. Sedangkan yang dimaksud dengan film laga adalah genre utama dalam film yang satu atau beberapa tokohnya terlibat dalam tantangan yang memerlukan kekuatan fisik ataupun kemampuan khusus. Pemain yang dilibatkan umumnya adalah kaum pria, walaupun sekarang bermunculan pula berbagai tokoh heroik wanita. (https://id.wikipedia.org/wiki/Film_laga, diunduh pada hari senin jam 16.00 WIB tanggal 28 Desember 2015).
7
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat
(Masykouri,
2005: 12.7 dalam http://belajar psikologi.com, diunduh pada hari jum’at tanggal 15 Januari 2016 jam 19.30 WIB) penyebab perilaku agresif diindikasikan oleh empat faktor utama yaitu gangguan biologis dan penyakit, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan pengaruh budaya negatif. Faktor-faktor penyebab ini sifatnya kompleks dan
tidak mungkin hanya satu faktor saja yang menjadi
penyebab timbulnya perilaku agresif. Karena 2 anak ini adalah anak usia dini maka sangat memerlukan perhatian dan pengawasan yang benar-benar baik. Usia dini juga merupakan masa yang penting sebagai landasan untuk perkembangan pada masa-masa berikutnya. (Wiwien Dinar Pratisti,2008:55) Sebelumnya peneliti melakukan observasi terlebih dahulu sebelum dan sesudah pemberian cerita. Sebelum pemberian cerita anak Fa adalah anak yang berperilaku suka memukul teman, mencubit, marah, menarik rambut teman dan merebut mainan teman. Saat sedang bermain Fa pada awalnya baik-baik saja kemudian mulai merebut mainan temannya dan jika temannya tidak memberikan Fa memaksa merebut sambil memukulnya dan membuat temannya menangis. Sedangkan Fi adalah anak yang suka mengikuti tokoh di film laga seperti ultraman dan mempraktekkannya dengan menyerang orang yang berada di dekatnya. Saat melakukan observasi di pagi hari yaitu di RA Amal Mulya perilaku anak Fa dan Fi belum kelihatan agresifnya hal ini dikarenakan banyak guru yang mengawasi dan banyak orang tua anak yang menunggu anaknya sekolah jadi anak
8
pun belum melakukan perilakunya yang agresif dikarenakan banyak orang yang melihat dan anak pun juga takut kalau dimarahi guru. Saat di siang hari sepulang sekolah peneliti mulai mengamati lagi saat anak sedang bermain bersama temannya. Disini perilakunya mulai muncul dengan merebut mainan teman, memandang teman dengan pandangan sadis memukul dan bahkan mendorong teman ini yang dilakukan oleh anak Fa. Seandainya kurang ada pengawasan dari orang tua perilakunya muncul dan Fa seenaknya sendiri. Sedangkan anak Fi ini saat bermain dengan temannya di siang hari lebih suka melihat film perang-perangan lalu mempraktekkan menjadi seorang ultraman dan monster. Di sore hari peneliti mulai melakukan observasi lagi kepada Fa dan Fi sehabis mandi Fa sering jalan-jalan di rumah tetangganya sambil makan disuapin ibunya perilakunya yang agresif pun muncul nya kadang-kadang lebih sering di siang hari di sore hari mungkin hanya saat tertentu contohnya saat mainan sepedaan dia ingin meminjam sepeda teman dan teman tidak mau lalu dia marah tetapi ada ibunya Fa jadi Fa tidak memukul. Sedangkan Fi sehabis mandi di sore hari dia pergi ke tempat rumah saudaranya yang dekat dengan rumahnya bersama dengan temannya dan mengajak saudaranya untuk bermain perilakunya pun juga tidak muncul di sore hari. Dari sini penulis
dapat menyimpulkan bahwa memang berbeda antara
perilaku Fa dan Fi tetapi disini perilaku lebih sering muncul ketika di siang hari di sebabkan kurangnya pengawasan dari orang tua dan seringnya bermain di siang 9
hari dan banyaknya pengaruh film yang dipraktekkan membuat anak lebih bersikap agresif. Dampak dari perilakunya ini adalah tidak mempunyai teman dan dijauhi teman. Setelah itu peneliti memberikan cerita yang berisi tentang motivasi dan tokoh yang baik serta pantas di contoh oleh anak. Dan memberikan masukanmasukan yang baik serta memberitahu akibat-akibat yang muncul jika anak melakukan perilaku yang kurang baik.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian cerita oleh guru, orang tua dan peneliti terhadap perilaku anak di RA Amal Mulya 1 Tawangmangu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan dari satu generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang pendongeng yang baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup. Keterlibatan anak terhadap diceritakan akan memberikan suasana yang segar, menarik dan menjadi pengalaman yang unik bagi anak. Bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena melalui bercerita kita dapat: mengkomunikasikan nilai-nilai budaya, mengkomunikasikan nilai-nilai sosial, mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan, menanamkan etos kerja, etos waktu, etos alam, membantu mengembangkan fantasi anak, membantu 10
mengembangkan dimensi kognitif anak, membantu mengembangkan dimensi bahasa anak.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang penulis berikan dengan harapan dapat bermanfaat, antara lain sebagai berikut: Kepada Kepala Sekolah Hendaknya lebih mendorong para guru untuk membimbing dengan sabar, berkelanjutan dan tulus ikhlas. Karena peran guru sangatlah penting untuk perkembangan kepribadian anak. Agar lebih memberikan motivasi kepada guru untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang baik, dalam arti menumbuhkan rasa kepercayaan diri sehingga pada akhirnya mampu mencapai kemampuan diri secara optimal Kepada Guru Agar lebih memberikan perhatian kepada anak, terutama anak yang mengalami perilaku agresif. Dan menurut hasil penelitian yang dilakukan ternyata cerita membawa pengaruh pada perubahan perilaku anak yang awalnya agresif menjadi berkurang. Oleh karena itu, sebaiknya guru menerapkan cerita secara terus menerus dalam menyampaikan pesan moral, motivasi, maupun nilai-nilai agama pada anak. Guru bisa bercerita sesering mungkin karena pada dasarnya anak RA Amal Mulya 1 Tawangmangu ternyata menyukai cerita. Dan mereka akan mengingat isi cerita sampai mereka nanti dewasa. Dan disini perlu adanya 11
kerjasama guru dan orang tua anak untuk memaksimalkan perubahan perilaku anak. Selain diberi cerita di sekolah, lingkungan rumahpun juga harus disiapkan agar anak tidak mengulangi perilakunya tersebut. Kepada Orang Tua Perlunya kesadaran dari orang tua untuk menyiapkan lingkungan di rumah dalam proses pengubahan perilaku anak dan hendaknya orang tua juga senantiasa memantau, mengawasi,dan menunjukkan perhatian yang wajar terhadap perilaku anak baik di rumah maupun di sekolah dengan cara menanyakan kegiatan yang dilakukan sehingga apabila ada masalah sewaktu-waktu dapat didiskusikan bersama dengan anak atau dengan pihak sekolah. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dari penelitian ini dapat menggugah minat peneliti selanjutnya untuk bisa mengkombinasikan antara cerita yang disampaikan di sekolah dan yang disampaikan di rumah. Karena hal ini akan berpengaruh pada hasil yang berbeda dalam perubahan perilaku anak. Selain itu, diharapkan peneliti dimasa yang akan datang dapat mengembangkan penelitian kearah yang lebih luas tentang cerita.
DAFTAR PUSTAKA Agus Wibowo. 2013. Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta. PUSTAKA PELAJAR Belajar Psikologi. 2014. http://belajar psikologi.com. Diunduh pada hari Jum’at tanggal 15 Januari 2016 jam 19.30 WIB 12
Hidayat Ma’aruf. 2015. Perilaku Agresi Relasi Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Richard C. Woolfson. 2005. Mengapa anakku begitu?. Jakarta. Erlangga Wikipedia. 2015. www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 28 Desember 2015 jam 16.00 WIB Wiwien Dinar Pratisti. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta. PT INDEKS
13