1
JURNAL PENELITIAN : 2015 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAJU REAKSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS XIIPAI SMA PRASETYA GORONTALO TAHUN AJARAN 2013/2014 Nurbaeti Alimuddin1 ,Weny JA Musa2 , Mardjan Paputungan3 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi laju reaksi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw, sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA Prasetya Gorontalo Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 orang, 2 orang siswa laki- laki dan 18 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus, dengan mengikutsertakan seorang guru mitra sebagai pengamat.Kriteria keberhasilan penelitian adalah 80% siswa memperoleh nilai ≥ 70 serta pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa mencapai 85% maka tindakan dinyatakan berhasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 86,36%. Kata Kunci :Hasil Belajar Siswa, Tipe Jigsaw, Laju reaksi.
ABSTRACT The research aimed at increasing students learning achievement on reaction rate topic through implementing jigsaw type of cooperative learning model. The samples of research were students at class X1 0f IPA1 of SMA Prasetya Gorontalo in 2013/2014 academic year. They were amounted to 20 students consisted of 2 femeles and 18 males. The research was conducted into two cycles, by enclosing a teacher as an observer miter. The criterion of success was that 80% of total students got the score ≥ 70, and the percentage of students and teachers activities
2
observation resulted 85%. The research result showed that the implementation of jigsaw type of cooperative learning model increased students learning achieveme nt as 86,36%.
Keywords: Students Learning Achievement, Jigsaw Type, Reaction Rate
PENDAHULUAN
Rendahnya kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa perlu
Dewasa
ini ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan faktor yang dominan dalam
meningkatkan
sumber
daya
pendidikan. Pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan
anak
didik
dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam dunia pendidikan. Salah satu aspek penyempurnaan sistem pendidikan adalah proses pembelajaran dimana guru dan siswa sebagai komponen yang saling berinteraksi secara aktif dan
mendapatkan
perhatian yang serius oleh guru. Sebagai pengajar guru harus berusaha semaksimal mungkin
sehingga
anak
didiknya
memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Salah satu faktor
yang mempengaruhi
kualitas hasil belajar secara umum adalah penerapan metode pembelajaran. Metode pembelajaran
hendaknya
disesuaikan
dengan kondisi belajar maupun materi yang diajarkan sehingga proses pembelajaran dan hasil belajar dapat tercapai secara maksimal.
dinamis. Guru dalam hal ini bertanggung jawab atas terciptanya kondisi pembelajaran dan
mengerti
tentang
arah
proses
Keaktifan siswa dalam pembelajaran kimia tidak hanya menyangkut pemahaman
pembelajaran yang dialaminya. Kegiatan
konsep,
teori,
serta
pembelajaran memerlukan peran guru yang
melainkan
sangat penting dalam meningkatkan mutu
keterampilan proses dan keterampilan kerja
dan kualitas peserta didik, untuk itu guru
ilmiah. Konsep mudah di pahami dan
harus
penguasaan
hukum- hukum, pada
aspek
profesional
dalam
diingat oleh siswa jika disajikan melalui
memahami
serta
prosedur dan langkah- langkah yang tepat,
menerapkan metode yang sesuai dalam
jelas dan menarik. Kegiatan pembelajaran
menyampaikan
siswa
yang menekankan pada pendekatan tertentu
bersemangat dalam menerima materi yang
dapat merangsang aktifitas belajar siswa.
diajarkan.
Hal ini merupakan peran yang sangat
benar-benar
mengelolah
dan
materi
agar
3
penting untuk menentukan berhasil tidaknya
dituntut untuk memahami konsep-
proses pembelajaran.
konsep tersebut dengan benar dan
Pelajaran kimia sebenarnya merupakan hal yang sangat menarik akan tetapi bagi sebagian besar siswa SMA, kimia sering dianggap sebagai satu bidang studi yang sulit. Selain itu, pada umumnya siswa sudah menganggap bahwa mata pelajaran Kimia menakutkan dan membosankan, akibatnya
mendalam. 3) Kesulitan dijumpai memahami
perhitungan. siswa
Sering
yang
rumusan
kurang
perhitungan
kimia, hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik.
tidak sedikit siswa yang kurang bahkan tidak
Pemahaman materi pelajaran merupakan
tertarik dalam memahami dan menguasai
kemampuan siswa untuk menerima ataupun
konsep-konsep dasar pada materi kimia. Hal
menyerap serta menggunakan secara baik
ini juga dimungkinkan karena kebanyakan
materi pelajaran yang disajikan oleh guru di
materi Kimia bersifat abstrak sehingga
kelas yang membawa siswa pada pencapaian
cenderung sulit untuk dipahami.
nilai atau prestasi belajar yang maksimal. Pemahaman
Menurut Arifin dalam Aryani dkk (2008), kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada :
ini
timbul
yang
baik
akan
berdampak positif pada prestasi belajar siswa karena dengan pemahaman yang baik maka soal atau tes yang diberikan oleh guru
1) Kesulitan dalam memahami istilah. Kesulitan
materi
karena
dapat dikerjakan oleh siswa dengan baik. Proses belajar
mengajar
merupakan
kebanyakan siswa hanya hafal akan
salah satu interaksi komunikasi aktif antara
istilah dan tidak memahami dengan
siswa dan guru dalam kegiatan pendidikan
benar maksud dari istilah yang sering
dan kegiatan dalam proses belajar yang
digunakan dalam pengajaran kimia.
dilakukan oleh guru. Kedua kegiatan ini
2) Kesulitan dalam memahami konsep
tidak berlangsung sendiri-sendiri melainkan
kimia. Kebanyakan konsep-konsep
bersama-sama dan pada waktu yang sama,
dalam ilmu kimia maupun materi
sehingga
kimia secara keseluruhan merupakan
komunikasi aktif antara guru dan siswa.
terjadi
adanya
interaksi
konsep atau materi yang berupa
Menurut Skinner, belajar adalah susatu
abstrak dan kompleks sehingga siswa
perilaku. Pada saat orang belajar maka 4
responya menjadi lebih baik. Sebaliknya,
kurang aktif atau kurang dilibatkan dalam
bila ia tidak
menentukan konsep-konsep pembelajaran
menurun.
belajar maka responnya
Belajar
merupakan
suatu
khususnya mata pelajaran kimia pada materi
perubahan yang terjadi melalui latihan
laju reaksi.
pengalaman. Untuk dapat belajar, maka
Dalam
proses
pembelajaran
kimia,
perubahan itu harus relatif menetap. Tingkah
kemampuan siswa dalam mengikuti dan
laku yang mengalami perubahan karna
menerima materi kimia perlu diperhatikan
belajar
aspek
dengan sungguh-sungguh, mengingat materi
kepribadian, baik psikis maupun fisik,
kimia tidak dapat dipisahkan satu sama
seperti
lainya.
menyangkut
perubahan
berbagai
dalam
pengertian,
Konsep
kimia
tersusun
secara
pemecahan suatu masalah atau berfikir
sistematis mulai dari konsep yang paling
keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau
sederhana sampai konsep
sikap. Hal ini sesuai dengan pendapat
kompleks
sunaryo (1989) bahwa belajar adalah suatu
kemampuan penelaran yang tinggi bagi guru
kegiatan, dimana seseorang membuat atau
dan siswa.
sehingga
yang paling memerlukan
menghasilkan susatu perubahan tingkah laku
Berdasarkan hasil ujian nasional pada
yang ada pada dirinya dalam pengetahuan,
mata pelajaran kimia tahun 2008 untuk
sikap, dan keterampilan yaitu tingkah laku
materi menentukan laju reaksi pembentukan
yang
gas dari tabel hasil percobaan logam dengan
positif
artinya
untuk
mencapai
kesempurnaan hidupnya.
suatu asam persentasenya hanya 37,78 %,
Dari hasil wawancara dengan guru mata
hal ini berdampak pada hasil belajar kimia
pelajaran kimia kelas XI IPA1 di SMA
masih
Prasetya Gorontalo, proses pembelajaran di
Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah
kelas selama ini umumnya didominasi
yaitu 70. Rendahnya pemahaman siswa
metode ceramah sehingga menimbulkan
terhadap materi laju reaksi dapat pulah
kebosanan pada siswa dalam menerima
dilihat pada persentase kelulusan ujian
bahan
sering
nasional tahun ajaran 2010. Materi laju
digunakan pada materi laju reaksi sehingga
reaksi yang diujikan pada ujian nasional
hasil belajar siswa masih rendah, Hal ini
2010 yaitu menentukan gambar atau grafik
tersebut bukan hanya berakibat pada kurang
laju reaksi dipengaruhi oleh faktor tertentu
kreatifnya guru mengajar, tetapi juga siswa
persentase yang di capai hanya 38,26 %
pelajaran.
Metode
ini
dibawah
Kriteria
Ketuntasan
5
sedangkan menentukan grafik laju pereaksi
Rencana tindakan
atau hasil reaksi terhadap waktu yang tepat persentasenya hanya 62,63 %. (TIM Peneliti
Siklus 1
Refleksi
PPMP UNG: 2011). Beberapa penelitian yang mendukung hal ini adalah Santi (2004) melaporkan
Observasi dan evaluasi
bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
Pelaksanaan tindakan
materi sifat koligatif larutan. Lebih lanjut Suriati
(2007)
mengemukakan
bahwa
Rencana tindakan ulang
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Refleksi
siswa pada materi ikatan kimia. Disamping itu juga model pembelajaran
Siklus 2
ini dapat melatih siswa untuk belajar bersama dan berpikir secara analisis serta mempunyai rancangan penyelesaian serta mampu
menyelesaikan
masalah
Observasi dan evaluasi
dalam
pelaksanaan tindakan
kelompok, saling memberikan kesempatan
Rencana tindakan ulang
kepada teman kelompoknya untuk bertukar pikiran dengan teman yang lainnya. HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN
Tahap awal yang dilakukan dalam
merupakan
suatu
penelitian ini untuk memperoleh data, yaitu
kelas (PTK)
yang
dengan melakukan observasi disekolah dan
dilaksanakan di SMA PrasetyaGorontalo
diperoleh informasi bahwa kelas tersebut
pada
mengalami kesulitan dalam mempelajari
Penelitian penelitian
ini
tindakan
semester
Ganjil
Tahun
Ajaran
2013/2014. Kelas yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA1 .
mata pelajaran kimia. Adapun
tindakan
yang
diupayakan
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas
terjadi adalah interaksi antara siswa dan
ialah sebagai berikut
kelompok.
Metode
kooperatif
ini 6
memberikan
kesempatan
yang
merata
Dalam
pembelajaran
ini,
guru
kepada masing- masing anggota kelompok
menjelaskan sedikit materi dan menjelaskan
untuk
secara
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
bergiliran. Disamping itu pula para siswa
Siswa diminta mengerjakan LKS secara
dibiasakan mendengarkan pendapat anggota
berkelompok,
lain
harus
telah mengetahui jawaban dari soal tersebut
menerima pendapat orang lain sehingga
harus menjelaskan kepada siswa yang belum
siswa yang memiliki kemampuan yang lebih
tahu sehingga jawabannya diketahui oleh
dalam memahami materi dapat membantu
anggota
temannya yang lain untuk memberikan
mempersentasikan jawaban yang telah di
pengetahuan yang dimilikinya.
diskusikan di depan kelas.
memberikan
dalam
pendapat
kelompoknya
Metode
dan
kooperatif
dengan syarat siswa yang
kelompok,
kemudian
siswa
tipe
Dari hasil penelitian pembelajaran siklus
jigsawmenciptakan iklim belajar yang baik
I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
dengan saling membantu antara siswa untuk
pada materi laju reaksi belum mencapai
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
indikator seperti yang diharapkan. Hanya 11
membantu
dalam
dari 20 siswa atau 55% dari keseluruhan
kelompok dapat meningkatkan keterampilan
siswa yang dikenai tindakan, memperoleh
berfikir siswa, sehingga tujuan pembelajaran
nilai ketuntasan yang ditetapkan. Hal ini
per individu dapat tercapai.
berarti terdapat 9 siswa atau 45 % siswa
diharapkan.
Saling
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa
yang
akan
berdampak
pada
peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi laju reaksi. Penerapan metode ini dapat membantu siswa untuk lebih berpikir kritis,
mampu
mengembangkan potensi
secara optimal dan terlibat aktif selama pembelajaran berlangsung.
dinyatakan tidak tuntas. Dengan angka ini berarti capaian pada siklus
I
belum
mencapai
indikator
keberhasilan
penelitian
ditetapkan.
Ketercapaian
tersebut
disebabkan
belum optimalnya
kegiatan
pembelajaran
yang
menyangkut
kegiatan
melaksanakan
yang
telah
dilaksanakan, guru
pembelajaran
baik dalam dengan
menerapkan model pembelajaran tipe jigsaw maupun kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. 7
Data hasil observasi kegiatan guru pada
kooperatif
tipe
jigsaw
sebagaimana
pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa
diuraikan di atas, penerapan strategi ini
dari 18 aspek kegiatan guru yang diamati
dapat membantu siswa untuk lebih berfikir
hanya terdapat 77.78% kriteria ketuntasan
kritis,
yang dicapai sehingga
secara optimal dan terlibat aktif selama
belum mencapai
batas terendah yaitu 85 % untuk itu nilai tersebut hanya
mencapai kriteria
Hasil
refleksi
mengembangkan potensi
pembelajaran berlangsung.
nilai
pengamatan Cukup (C).
mampu
Adapun
tindakan
yang
diupayakan
terjadi adalah interaksi antara siswa dalam
menunjukkan
bahwa
kelompok.
Model
kualitas pembelajaran yang menyangkut
memberikan
kesempatan
kegiatan guru dan kegiatan siswa serta
kepada masing- masing anggota kelompok
capaian hasil belajar pada pembelajaran
untuk
siklus I belum sesuai dengan indikator
bergiliran. Disamping itu pula para siswa
keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh
dibiasakan mendengarkan pendapat anggota
karena itu,
lain
setelah melakukan refleksi
memberikan
dalam
kooperatif yang
pendapat
kelompoknya
dan
ini merata
secara
harus
disepakati bahwa pembelajaran dilanjutkan
menerima pendapat orang lain sehingga
pada siklus II, disertai rencana perbaikan
siswa yang memiliki kemampuan lebih
dan
dalam memahami materi dapat membantu
penyempurnaan
aspek-aspek
pembelajaran yang belum optimal. Peningkatan
kualitas
temannya yang lain untuk memberikan
pembelajaran
pengetahuan
yang dimilikinya.
Dengan
berdampak pada peningkatan hasil belajar.
peningkatan hasil belajar siswa berarti
Hasil analisis data pembelajaran siklus II
hipotesis tindakan “Jika diterapkanModel
menunjukkan bahwa 17 dari 20 siswa atau
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka
85% dari keseluruhan siswa yang dikenai
hasil belajar siswa pada materi laju reaksi
tindakan mencapai nilai di atas 70.
akan meningkat” dapat diterima.
Terjadinya
peningkatan
kualitas
SIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran serta dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA
Simpulan
SMA Prasetya Gorontalo tahun 2013/2014
Berdasarkan hasil pembahasan serta
pada materi laju reaksi yang dibelajarkan
mengacu pada permsalahan dan tujuan
dengan menggunakan model pembelajaran 8
penelitian maka dapat disimpulkan sebagai
DAN KINETIKAKIMIA. Bandung : Citra Aditya Bakti.
berikut: 1.
Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam kegiatan pembelajaran materi
laju
reaksi
terbukti
dapat
X1 IPA1 SMA Prasetya Gorontalo.
David & Johnson, 2001,Cooperatif Learning,http:)//www.circle.com/pages/cl.ht ml
Terdapat
Etu,
meningkatkan hasil belajar siswa kelas
2.
peningkatan
hasil
belajar
siswa dari siklus 1 ke siklus 11 yakni 55% meningkat menjadi 85%. Saran Dari
simpulan
diatas,
penulis
menyarankan antara lain: 1.
Penggunaan
model
kooperatif
tipe
jigsaw hendaknya dijadikan salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran kimia khususnya laju reaksi. 2.
Belajar IPA SMA . http://www.geocities.com/kumpulan/ilmiah. htm
Dalam proses pembelajaran hendaknya guru dapat memberikan variasi model pembelajaran, model,
dan
metode,
dalam dan
memilih
pendekatan
Suriati. 2007.Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia melaluimodel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas X9 SMA Negeri 3 Gorontalo. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Gorontalo.
Hamalik, Oemar. 1982.Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung.Tarsito Ibrahim, Muslim dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. University Press: Surabaya IKIP Negeri Gorontalo. 2003. Pedoman Penelitian Skripsi dan Makalah Gorontalo : IKIP Negeri Gorontalo Ibrahim, Santi. 2004.Meningkatkan hasil belajar konsep sifat koligatif larutan melalui pembelajaran kooparatif tipe jigsaw pada siswa kelas IIA Madrasah Aliyah Alkhairat Gorontalo. Skripsi. Tidak dipublikasikan. IKIP Negeri Gorontalo.
hendaknya memilih yang tepat dan sesuai
dengan
karakteristik
siswa
dengan lebih memperhatikan materi yang akan diajarkan. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Hiskia. 2001. Penuntun Belajar Kimia Dasar ELEKTROKIMIA
Kararu,Perdy.2004.Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam SetingPembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kualitas Keos,Supriyono.2003.Strategi Pembelajaran Kimia.UniversitasNegeri Malang Yogykarta Lie, Anita.2002.Cooperative Learning Mempraktekkan CooperativeLearning diruang-ruang kelas. Jakarta: PT Grasindo 9
Moedjiono.1992.Strategi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional
Wikipedia.2007http://www.wikipadia.org/w iki/taksonomibloom.
Nasution 1982. Belajar dan Mengajar Dalam Berbagai Pendekatan. Jakarta : PT. Bima Aksa Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Suwardi, Soebiyanto, Th. Eka Widiasih. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana. 1992.Statistika. Bandung, Tarsito Susilo, Herawati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Keprofesional Guru dan calon guru. Malang: Bayu Media Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengaja. Jakarta : Depdikbud Diretoral Jendral Pendidikan Tinggi. Slameto 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sri Retno Dwi Ariani, Bakti Mulyani, Fema Yulianingrum. 2008. Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) dilengkapi Modul dan Penilaian Portofolio untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Penentuan DH Reaksi Siswa SMA Kelas XI Semester I. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tim Peneliti PPMP UNG. 2011.Pemetaan dan Peningkatan Mutu Pendidikan sma di kota Gorontalo.Universitas Negeri Gorontalo.
10