JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA “PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA”
Nama
: SELVIANA SARI ISNAINI
NIM
: K 5106036
E mail
:
[email protected]
No HP
: 0857 280 770 27
Pembimbing
: 1. Drs. MARYADI, M.Ag 2. Dewi Sri Rejeki, S.Pd, M.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Maret 2013
ABSTRACT
Purpose the research is to know the improvement the elementary reading capability of learning disability of reading in first year student SD Negeri I Bangak Boyolali after using AISMA Method in 2012/2013 academic year. This research using a classroom action research. Technique of collecting data is observation, test and document. Technique of analyzing data used comparative descriptive and critical analysis. The validity of the data is noun by triangulasi technique. The conclusion of this research is the use of AISMA method can improve capability in elementary reading for the first year student in this ability learning of reading of SD Negeri I Bangak Boyolali 2012/2013 academic years.
Keyword: AISMA Method, Student with disability of reading,elementary reading
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan bagi anak berkesulitan belajar membaca kelas I SD Negeri I Bangak Boyolali setelah menggunakan metode AISMA tahun pelajaran 2012/2013. Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumen. Tehnik analisis data dengan deskriptif komparatif dan analisis kritis. Untuk menguji validitas data digunakan triangulasi tehnik. Kesimpulan
penelitian
ini
adalah
penggunaan
metode
AISMA
dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak berkesulitan belajar membaca kelas I SD Negeri I Bangak Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.
Kata Kunci : Metode AISMA, Anak Berkesulitan belajar membaca permulaan
berkaitan
PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Dasar
dengan
semua
pelajaran
bagi
anak
disekolah.
1945 pasal 31 disebutkan setiap warga
Membaca
negara berhak mendapat pendidikan dan
berkesulitan belajar membaca bukanlah
pengajaran
sesuai
hal mudah. Karena memiliki kesulitan
dengan pernyataan UNESCO tentang
dalam mengartikan struktur kata-kata,
pendidikan untuk semua (Education for
cepat melupakan bacaan dan sering
all) yang dideklarasikan di jantion
terbalik pada huruf yang hampir sama.
Thailand tahun 1990 dan diperkuat
Untuk itu perlu dipikirkan cara untuk
dengan deklarasi Salamanca tahun 1994
mengatasi kesulitan belajar membaca
dan Dakkar pada tahun 200. Hal inilah
bagi anak berkesulitan belajar membaca
yang
agar
yang
mendasari
maknanya
munculnya
konsep
pendidikan inklusi. Konsep
mereka
dapat
memperoleh
wawasan dan pengetahuan sebanyakpendidikan
inklusi
banyaknya.
adalah anak-anak berkebutuhan khusus
Metode AISMA adalah salah
dapat bersekolah disekolah reguler dan
satu metode yang dapat digunakan untuk
belajar berama teman seusianya untuk
mengajarkan
belajar dan bersosialisasi.
Metode ini dikembangkan oleh Musta’in
membaca
permulaan.
SD Negeri I Bangak telah
(2007), yaitu dengan membahas satu per
merintis sekolah inklusi sejak tahun
satu suku kata untuk siajarkan pada
2006. Jumlah siswa secara keseluruhan
anak.
adalah 249 dan 16 diantaranya adalah
Anak dengan kesulitan belajar
ABK yang sebagian besar adalah slow
membaca dapat menggunakan metode
learner. Khusus di kelas I terdapat 3
AISMA karena metode ini diawali
anak yang mengalami kesulitan belajar
dengan pengenalan suku kata yang
membaca
Padahal,
sangat sederhana sehingga diharapkan
membaca adalah kunci utama untuk
anak tidak menemui kesulitan dalam
meraih ilmu.
belajar membaca.
atau
disleksia.
Membaca merupakan hal yang
Berdasar latar belakang yang
paling mendasar untuk anak dapat
telah diuraikan, maka rumusan hipotesis
mengembangkan
adalah penggunaan metode AISMA
informasi
yang
pengetahuan diterima.
dan
Membaca
dapat
meningkatkan
bukan hanya berkaitan dengan pelajaran
membaca
Bahasa Indonesia saja, namun juga
berkesulitan
permulaan belajar
kemampuan bagi
anak
membaca
permulaan kelas I SD Negeri I Bangak
langsung keadaan siswa berkesulitan
Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.
belajar membaca pada saat kegiatan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permulaan
kemampuan pada
membaca
anak
berkesulitan
pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk tes berupa soal untuk mengetahui sejauh
mana
kemampuan
anak
belajar membaca kelas I SD Negeri I
berkesulitan belajar membaca setelah
Bangak
mendapat tindakan. Tes diberikan tiap
Boyolali
Tahun
Pelajaran
2012/2013.
akhir
siklus
peningkatan
Tempat penelitian adalah lokasi dimana penelitian dilakukan sehingga sejumlah
mengetahui
kemampuan
membaca
permulaan. Dokumen yang dimaksud
METODE PENELITIAN
diperoleh
untuk
data
yang
pada penelitian ini adalah RPP, Silabus dan foto kegiatan. Dalam
penelitian
ini
yang
dibutuhkan dari masalah yang diteliti.
menjadi indikator kinerja adalah adanya
Penelitian ini mengambil lokasi di SD
peningkatan
Negeri I Bangak Banyudono, Kabupaten
permulaan anak berkesulitan belajar
Boyolali. Subjek penelitian adalah 3
membaca,
orang
minimal 65. Penelitian ini dikatakan
anak
berkesulitan
belajar
membaca kelas I. Dalam
ini
metode
penulis
antar
memperoleh
nilai
siklus
siswa memperoleh nilai ≥65.
Deskriptif
Komparatif, yakni membandingkan nilai tes
yaitu
membaca
berhasil apabila 75 % siawa atau 2 dari 3
penelitian
menggunakan
kemampuan
dengan
HASIL dan PEMBAHASAN
indikator
Penelitian diawali dengan kegiatan
pencapaian. Analisis dilakukan terhadap
observasi untuk mengetahui keadaan
nilai yang diperoleh pada dua siklus.
sebenarnya dan menemukan kendala
Data yang berupa nilai tes antar siklus
yang dihadapi guru dalam pembelajaran
tersebut dibandingkan hingga hasilnya
membaca permulaan. Berdasar hasil
dapat mencapai batas ketercapaian yang
pengamatan diketahu bahwa guru masih
telah ditetapkan.
menggunakan metode klasikal tanpa
Tehnik pengumpulan data yang
pendekatan terhadap anak berkesulitan
digunakan adalah observasi, tes dan
belajar membaca, selain itu guru juga
dokumen. Observasi yang digunakan
menggunakan metode mengeja per huruf
adalah partisipan dan sistematis dengan
yang membuat anak sering melakukan
tujuan
kesalahan saat membaca.
untuk
mengetahui
secara
Dari hasil observasi tersebut maka peneliti mengadakan penelitian tindakan
kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya.
kelas yang berlangsung dalam dua siklus. Pada siklus pertama, peneliti
Nilai hasil membaca permulaan sebelum diberikan tindakan.
mengadakan 6 kali pertemuan dan untuk siklus dua peneliti mengadakan dua kali
Kriteria Inisial
Nilai
pertemuan sebagai penegas dari sikus pertama.
Ketuntasan Minimal (KKM)
ASF
50,5
Belum Tuntas
Berdasarkan tes awal membaca
MAP
54
Belum Tuntas
permulaan terhadap anak berkesulitan
RNA
48,5
Belum Tuntas
belajar membaca menunjukkan 3 siswa atau 8 % dari 34 siswa memperoleh nilai
Pelaksanaan siklus I terdiri dari
dibawah KKM yaitu 65. Selain itu,
empat tahapan yaitu : perencanaan,
mereka juga menunjukkan tanda-tanda
pelaksanaan tindakan, observasi dan
anak berkesulitan belajar membaca yaitu
refleksi. Tindakan pada siklus I terdiri
sering
dari
melakukan
kesalahan
dalam
enam
kali
pertemuan.
Pada
melafalkan kata dengan huruf yang
pertemuan pertama diberikan materi
mirip,
sering
dengan metode AISMA jilid I yaitu
ketika
membaca
melakukan dan
kesalahan kemampuan
pengenalan
suku
kata
bervokal
a,
memahami isi bacaan rendah. Kondisi
pertemuan kedua dilanjutkan dengan
ini seperti yang dijabarkan oleh Jamila
jilid II yang mengajarkan suku kata
dalam buku Special education for
dengan vocal i dan u. Dilanjutkan
special children
yang menjelaskan
dengan pertemuan ke ketiga pengenalan
bahwa
yang
memiliki
suku kata bervokal i dan o yang ada
keterlambatan kemampuan membaca,
pada buku jilid III. Pada pertemuan
mengalami kesulitan dalam mengartikan
keempat diajarkan kata dengan huruf
atau
mati baik didepan, ditengah maupun
Anak
mengenali
(misalnya
huruf
struktur
yang
dibelakang. Sedangkan untuk pertemuan
seharusnya tidak diucapkan, sisipan,
kelima dan enam diajarkan tentang
penggantian
pengenalan
atau
atau
kata-kata
suara
kebalikan)
atau
huruf
besar,
vocal
memahaminya (misalnya, memahami
berdampingan, konsonan rangkap, dan
fakta-fakta
cara membaca tanda baca.
dasar,
gagasan,
utama,
urutan peristiwa, atau topik sebuah bacaan).
Mereka
juga
mengalami
Pada akhir siklus I, peneliti mengadakan tes untuk mengetahui hasil
kemajuan siswa yang telah dicapai dengan
metode
berdasar
hasil
AISMA. tes
Ternyata,
rata-rata
mengalami
peningkatan
kemampuan
membaca
anak dalam
permulaan.
Permasalahan atau kendala yang dihadapi pada siklus I antara lain : siswa masih
mengeja,
pembelajaran
suasana
belum
saat
menyenangkan
bagi siswa, siswa merasa malas dan
Hanya satu anak yang belum dapat
bosan. Hal tersebut terjadi
mencapai ketuntasan minimal, namun
kebiasaan
nilai
menggunakan metode mengeja saat
kemampuan
membaca
tetap
mengalami peningkatan. Nilai
siswa
karena
dikelas
yang
pembelajaran membaca, belum adanya
hasil
kemampuan
kedekatan antara peneliti dengan siswa
membaca permulaan pada siklus I.
dan siswa masih merasa takut dan malu
Kriteria
jika diminta membaca. Dari analisis
Ketuntasan
tersebut, dapat disimpulkan refleksi dari
Minimal (KKM)
kekurangan yang terdapat dalam proses
Inisial
Nilai
ASF
70
Tuntas
pembelajaran
yaitu:
peneliti
lebih
MAP
72,5
Tuntas
mengenalkan
metode
AISMA
agar
RNA
61
Belum Tuntas
kebiasaan mengeja dapat hilang, peneliti memasukkan permainan edukatif agar
Setelah siklus I selesai dan peneliti
mengadakan
refleksi
maka
kesimpulan
sementara
lebih
menyenangkan,
dan
dan
memberikan reward dan memotivasi
diperoleh
agar lebih semangat dalam mengikuti
analisis
dapat
suasana
yaitu,
pada
kegiatan pembelajaran.
pelaksanaan siklus I dapat dikatakan
Penelitian dilanjutkan dengan
proses pembelajaran telah menunjukkan
siklus II, yang dilaksanakan dalam dua
perubahan baik pada kegiatan siswa
pertemuan. Berbeda dengan pertemuan
maupun pada pencapaian hasil belajar
pertama yang menggunakan buku Anak
membaca permulaan yang mengalami
Islam Suka Membaca sebagi sarana
peningkatan.
demikian
untuk membaca. Pada siklus II penekaan
beberapa
lebih pada metode AISMA itu sendiri,
kekurangan dalam pembelajaran yang
yaitu membaca kata atau kalimat dengan
harus
pengenalan
ternyata
Meskipun
masih
dicari
ditemui
solusinya
agar
dapat
suku
kata.
Pertemuan
menentukan langkah pada Pelaksanaan
pertama dan kedua siswa hanya diminta
siklus II nantinya.
membaca kalimat sederhana dengan metode AISMA, peneliti menuliskan
kata dengan memisahkan per suku kata.
diatasi, bahkan secara keseluruhan
Setelah anak mampu membaca lancar
penelitian pada siklus II sudah berhasil
dengan metode tersebut, baru kemudian
karena
peneliti menulis kalimat sederhana tanpa
ketercapaian yang telah ditentukan
memisah per suku kata.
sehingga penelitian dianggap selesai
Setelah mengajarkan membaca kalimat
sederhana,
dikombinasikan huruf
dengan
besar,
vocal
sudah
mencapai
indikator
dan tidak dilakukan siklus berikutnya.
kemudian
Pada siklus II ini ketuntasan
pengenalan
belajar siswa sudah mencapai 100% atau
berdampingan,
sebanyak
3
siswa
dari
3
siswa
monoftong, konsonan rangkap dan tanda
berkesulitan belajar membaca secara
baca. Apabila anak telah menguasai
keseluruhan telah mencapai indikator
semua materi tersebut maka, anak dapat
yang ditentukan. Jadi, jika ditinjau dari
lancar membaca.
indikator
ketercapaian
yang
telah
Pada akhir pertemuan kedua
ditentukan yaitu 3 dari 3 siswa mendapat
pada siklus II, peneliti mengadakan tes
nilai ≥ 65 dan hasil observasi pada siswa
kembali untuk mengetahui kemampuan
berkesulitan belajar membaca rata-rata
membaca
setelah
baik dari hasil pengamatan dengan
menggunakan metode AISMA. Maka
lembar observasi siswa, maka pada
berdasarkan hasil tes dapat dilihat nilai
siklus II ini telah
hasil kemampuan membaca permulaan
indikator ketercapaian.
permulaan
anak berkesulitan belajar membaca pada siklus II sebagai berikut :
Nilai
Setelah
mengadakan
pengamatan dan penilaian hasil siswa dalam
Kriteria Inisial
berhasil mencapai
Ketuntasan
membaca
diketahui
permulaan
adanya
dapat
peningkatan
Minimal (KKM)
kemampuan membaca permulaan pada
ASF
87,5
Tuntas
anak
MAP
86
Tuntas
setelah menggunakan metode AISMA.
RNA
71
Tuntas
Peningkatan terlihat dari perhitungan
Secara
keseluruhan
kegiatan
berkesulitan
belajar
membaca
nilai hasil membaca permulaan yang di
belajar membaca permulaan bagi siswa
peroleh
berkesulitan belajar membaca dengan
sebelum di laksanakan tindakan, siklus I
menggunakan metode AISMA berjalan
dan siklus II.
dengan
baik.
Kekurangan
pada
pelaksanaan sebelumnya sudah dapat
siswa
pada
kondisi
awal
Nilai hasil membaca permulaan anak
permulaan siswa berkesulitan belajar
berkesulitan belajar membaca.
membaca kelas 1 SD Negri I Bangak Boyolali.
Nilai
Nilai
Nilai
Pre
Siklus
Siklus
Tes
I
II
ASF
50,5
70
87,5
MAP
54
72,5
86
RNA
48,5
61
71
Jumlah
153
203,5
244,5
51
67,8
81,5
Inisial
Nilai Rata-rata
Setelah
tindakan
yang
dilaksanakan pada siklus I dan siklus II maka diperoleh jawaban dari apa yang menjadi masalah dalam penelitian ini. Sebagaimana diketahui masalah anak berkesulitan belajar membaca adalah seringnya melakukan kesalahan dalam melafalkan huruf yang mirip, sering melakukan kesalahan dalam membaca dan kemampuan memahami bacaan
Berdasarkan tabel diatas, dapat di
lihat
nilai
rata-rata
siswa
berkesulitan belajar membaca pada kondisi awal 51 dengan 3 siswa yang nilainya kurang dari 65, pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 67,8 dan terdapat 2 siswa yang nilainya lebih dari kriteria yang ditentukan, sedangkan 1 orang siswa nilainya masih kurang. Pada siklus II nilai ratarata menjadi 81,5 dengan ketuntasan 100%
atau
semua
siswa
telah
mendapat nilai lebih dari 65.
maka peniliti merasa bahwa penelitian ini telah di nyatakan berhasil pada II
karena
telah
(2003 : 37) dalam bukunya Problema Bagi Anak dengan Problema Belajar, anak
yang
mengalami
gangguan
membaca memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) Tidak lancar dalam membaca, (2) Sering banyak kesalahan dalam
membaca,
(3)
Kemampuan
memahami isi bacaan, (4)
Sulit
membedakan huruf yang mirip. Untuk
membantu
meningkatkan
kemampuan membaca permulaan siswa berkesulitan belajar membaca kelas I
Berdasarkan diskripsi di atas
siklus
rendah. Seperti yang dijabarkan Yusuf
terjadi
peningkatan nilai membaca permulaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode AISMA terbukti dapat meningkatkan kemampuan membaca
dilakukan dengan penggunaan metode AISMA yang menekankan membaca dengan mengutamakan pengenalan per suku kata. Hal ini sesuai dengan pengertian Metode yaitu cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada informasi
siswa
untuk
dari
orang
mendapatkan lain,
dimana
informasi tersebut dibutuhkan mereka
lain:
untuk mencapai tujuan (Dimyati dan
diminta untuk membaca tulisan dipapan
Mudjiono,1999).
tulis
Kebaikan atau manfaat yang bisa
siswa
enggan
sehingga
menjadi
membaca
menjadikan
kaku
saat
suasana
dan
kurang
diambil setelah melakukan tindakan
menyenangkan,
penelitian
untuk
ditemui adalah siswa masih sering
membaca
mengeja suku kata yang ada dalam buku
melatih
meningkatkan
anak
kemampuan
permulaan dengan penggunaan metode
kesulitan
lain
yang
Anak Islam Suka Membaca.
AISMA bagi anak berkesulitan belajar
Untuk mengatasi masalah atau
membaca siswa kelas 1 SD Negeri I
kesulitan dalam penelitian ini, diambil
Bangak Boyolali antara lain: dapat
tindakan atau cara yang lebih menarik
menumbuhkan kecintaan anak pada
agar
kegiatan membaca dan menumbuhkan
menyenangkan salah satunya dengan
semangat siswa berkesulitan belajar
menyisipkan permainan edukatif dan
membaca untuk rajin membaca.
memberikan hadiah pada siswa yang
Selain AISMA
itu,
yang
suasana
dengan
metode
mampu
merupakan
metode
menyelesaikan
membaca dengan mengenalkan suku
menjadi
membaca
dan
pekerjaannya
lebih
berhasil dengan
baik.
kata yang sangat sederhana sehingga
Pada siklus I peneliti berperan
siswa tidak menemui kesulitan dalam
sebagai guru
belajar membaca. Pengulangan suku
berperan sebagai pengamat. Selama
kata yang berulang-ulang juga berguna
pelaksanaan
agar kesalahan siswa saat menemui
masalah yang perlu dibenahi. Masalah-
huruf yang hampir sama berkurang.
masalah
Metode ini tepat digunakan untuk
perbaikan pada pelaksanaan
membantu siswa berkesulitan belajar
yang
membaca dalam pembelajaran membaca
pelaksanaan siklus I.
Musta’in
Secara
permulaan.
menjelaskan
dan guru kolaborator
tindakan,
tersebut
ternyata
dijadikan
merupakan
ada
bahan siklus II
pemantapan
keseluruhan
dari
hasil
Metode AISMA adalah metode dengan
penelitian dapat diambil kesimpulan
mengenalkan anak pada suku kata
bahwa penelitian yang dilaksanakan
dengan membahas satu per satu suku
sebelum tindakan, siklus I dan siklus II
kata untuk diajarkan (2007 :11).
berdasarkan perbandingan perolehannya
Kesulitan yang dialami peneliti dalam melaksanakan tindakan antara
maka tujuan dari peneltian ini telah tercapai
dengan
bukti
bahwa
ada
peningkatan permulaan
kemampuan membaca yang
dilakukan
dengan
Sedangakan bagi Guru sarannya adalah
agar
lebih
terbuka
untuk
menggunakan metode AISMA bagi
menggunakan
metode-metode
siswa berkesulitan belajar membaca
pembelajaran
kelas I SD Negeri I Bangak Boyolali
metode AISMA sebagai salah satu
Tahun pelajaran 2012/2013.
metode
yang
variatif
untuk
seperti
meningkatkan
kemampuan membaca permulaan bagi siswa berkesulitan belajar membaca.
SIMPULAN dan SARAN Secara
keseluruhan
hasil
Dan untuk peneliti lain disarankan
penelitian dapat diambil kesimpulan
supaya dapat mengkaji, menelaah dan
bahwa penelitian yang dilaksanakan
mengadakan
sebelum tindakan, siklus I, siklus II
membahas tentang penggunaan metode
berdasarkan
perolehan
AISMA bagi siswa berkesulitan belajar
nilai maka penelitian telah berhasil
membaca agar metode AISMA dapat
meningkatkan
berkembang
perbandingan
kemampuan
membaca
penelitian
dan
lanjut
diterapkan
yang
pada
siswa berkesulitan belajar membaca
pembelajaran membaca permulaan di
kelas 1 SD Negeri I Bangak Boyolali
Sekolah Dasar lain.
Tahun pelajaran 2012/2013.
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan kesimpulan tersebut
Mudjiono dan Dimyati. (1999). Belajar
maka peneliti memberikan saran bagi
dan Pembelajaran. Jakarta :
beberapa pihak. Diantanya adalah bagi
Departemen Pendidikan Dan
Kepala
Kebudayaan
Sekolah,
dalam
upaya
mengefektifkan metode AISMA untuk meningkatkan permulaan belajar
kemampuan
bagi
membaca,
siswa
Muhammad Jamila K.A. (2008). Special
membaca
education
berkesulitan
kepala
sekolah
for
special
children. Jakarta :Hikmah Musta’in Nurani. (2007). Anak
Islam
hendaknya mensosialisasikan metode
Suka Membaca. Surakarta :
AISMA
Pustaka Amanah.
kepada
peneliti-peneliti
terutama peneliti kelas rendah supaya
Yusuf
Munawir,
dkk.
mereka mengenal metode AISMA dan
Pendidikan
menerapkannya bagi siswa berkesulitan
Dengan Problema Belajar.
belajar
Surakarta: Tiga Serangkai.
ataupun
bagi
siswa
yang
kemampuan membacanya masih rendah.
Bagi
(2003). Anak
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama
: Selviana Sari Isnaini
2. NIM
: K 5106036
3. E mail
:
[email protected]
4. No. HP
: 085728077027
5. Alamat
: Cepogo RT.03/01 Cepogo Boyolali
6. Riwayat Pendidikan
: SD Negeri Cepogo 2 Boyolali SLTP Negeri 1 Cepogo SMA Negeri 3 Boyolali
7. Judul Jurnal
:
PENGGUNAAN
METODE
AISMA
UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA 8. Kegiatan Penelitian NO.
:
Nama Kegiatan
Peran
Tempat
Ket
-
-
-
-
Nama Kegiatan
Peran
Tempat
Ket
-
-
-
-
Nama Kegiatan
Peran
Tempat
Ket
-
-
-
-
Peran
Tempat
Ket
FKIP UNS
30 Januari
Surakarta
2008
9. Karya Ilmiah NO.
:
10. Penghargaan NO.
:
11. Kegiatan ilmiah NO. 1.
:
Nama Kegiatan Seminar Tentang Pendidikan Anak Autis
Peserta
Seminar Nasional 2.
‘Mendidik Anak Berpikir Canggih dan Kreatif’
Graha Waris Peserta
Sejahtera, Surakarta
8 Mei 2008
3.
Seminar ‘Pendidikan Anak Gangguan Penglihatan’
Panitia
Seminar Nasional ‘Madu 4.
dan Racun Internet Dalam
Peserta
Dunia Pendidikan’
FKIP UNS
28 Juni
Surakarta
2008
FKIPUNS
1 Mei
Surakarta
2010
BP DIKSUS
10-12
Semarang
Mei 2010
Pelatihan Penguatan Manajemen Lembaga 5.
Inklusi Bagi Guru Sekolah Penyelenggara Inklusi
Peserta
Tingkat Provinsi Jawa Tengah Pelatihan Keterampilan 6.
Guru Pembimbing Khusus Tingkat Provinsi Jawa Tengah
Peserta
BP DIKSUS Semarang
2-4 Agustus 2010