perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BACKWARD CHAINING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BINA DIRI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
Nama
: Naila Rahmah Fitriya
NIM
: K5112051
Email
:
[email protected]
No. HP
: 085766624279
Pembimbing
: 1. Dr. Abdul Salim, M.Kes 2. Erma Kumala Sari, M.Psi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2016 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BACKWARD CHAINING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BINA DIRI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN Naila Rahmah Fitriya, Abdul Salim, Erma Kumala Sari
ABSTRAK Naila Rahmah Fitriya. K5112051. Efektivitas penggunaan backward chaining untuk meningkakan kemampuan bina diri siswa tunagrahita ringan. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2016. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah kemampuan memakai kemeja, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan backward chaining terhadap peningkatan kemampuan bina diri khususnya memakai kemeja siswa tunagrahita ringan kelas I C di SLB Negeri Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian adalah tiga anak tunagrahita ringan kelas IC. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan bentuk Single Subject Research (SSR). Desain yang digunakan dalam penelitian adalah A – B – A. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik tes perbuatan dan observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis visual grafik yang meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Hasil penelitian menunjukkan ketiga subjek mengalami peningkatan nilai kemampuan memakai kemeja. Pada fase baseline-1 (A-1) skor mean level yang diperoleh subjek DAM meningkat sebesar 35,3 (tidak mampu) pada fase intervensi (B) mean level meningkat menjadi 68,2 (mampu) dan pada fase baseline-2 (A-2) mean level menjadi 75,62 (mampu). Subjek kedua FTN pada fase baseline-1 (A-1) skor mean level yang diperoleh subjek sebesar 45,7 (tidak mampu) pada fase intervensi (B) mean level meningkat menjadi 75,3 (mampu) dan pada fase baseline-2 (A-2) mean level menjadi 86,8 (sangat mampu). Subjek ketiga RAD pada fase baseline-1 (A-1) skor mean level yang diperoleh subjek sebesar 34,5 (tidak mampu) pada fase intervensi (B) mean level meningkat menjadi 70,7 (mampu) dan pada fase baseline-2 (A-2) mean level menjadi 77,8 (mampu). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan backward chaining efektif untuk meningkatkan kemampuan bina diri khususnya memakai kemeja siswa tunagrahita ringan kelas I C di SLB Negeri Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Kata kunci: Backward Chaining, Bina Diri, Tunagrahita Ringan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE EFFECTIVENESS OF THE USE OF BACKWARD CHAINING USE TO IMPROVE ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) ABILITY OF MILD INTELLECTUAL DEVELOPMENTAL DISORDER. Naila Rahmah Fitriya, Abdul Salim, Erma Kumala Sari ABSTRACT
Naila Rahmah Fitriya. K5112051. The Effectiveness of The Use of Backward Chaining to Improve Activity Daily Living (ADL) Ability of Mild Intellectual Developmental Disorder. Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University, June 2016. The focus of this research is the ability of wearing shirts, so that this research aims to know effectiveness the use of backward chaining to improve ADL ability particularly in wearing shirt of mild intellectual developmental disorder student in grade 1C at SLB Negeri Surakarta year of study 2015/2016. The subject of this research involves three students with mild intellectual developmental disorder in grade 1C. This research uses experimental method in the form of Single Subject Research (SSR). The design used in this research is in the form of A-B-A. The data collecting is conducted by behavior test technique and observation. Then, the data obtained are analyzed by using the method of visual graphic analysis involving the analysis in condition and analysis inter-condition. The result of research shows that three subjects have improved in the ability of wearing shirt. In the phase of baseline-1 (A-1), mean level score obtained by subject DAM increases with a number of 35.3 (incapable); in the phase of intervention (B), mean level score increases with a number of 68.2 (capable); and in the phase of baseline-2 (A-2), mean level score becomes 75.62 (capable). The second subject FTN, in the phase of baseline-1 (A-1), mean level score obtained by the subject is 45.7 (incapable); in the phase of intervention (B), mean level score increases with a number of 75.3 (capable); and in the phase of baseline-2 (A-2), mean level score becomes 86.8 (very capable). The third subject RAD, in the phase of baseline-1 (A-1), mean level score obtained by the subject is 34.5 (incapable); in the phase of intervention (B), mean level score increases with a number of 70.7 (capable); and in the phase of baseline-2 (A-2), mean level score becomes 77.8 (capable). Based on the result of this research, it can be concluded that the use of backward chaining is effective to improve ADL ability in particularly wearing shirt for mild intellectual developmental disorder student in grade 1C at SLB Negeri Surakarta year of study 2015/2016. Keywords: Backward chaining, Activity Daily Living (ADL), Mild intellectual developmental disorder commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
permasalahan yang dihadapi anak
PENDAHULUAN Pendidikan
usaha
tunagrahita
untuk
program khusus yang menyediakan
mewujudkan suasana belajar dan
sarana dan prasarana dan upaya yang
proses
memadai. Program khusus
sadar
dan
adalah
terencana
pembelajaran
agar
siswa
maka
diberikan
dirinya untuk memiliki keahlian,
adalah bina diri atau pengembangan
kekuatan,
diri yang dimuat dalam kurikulum di
diri,
kepribadian,
pengendalian akhlak
mulia,
di
dalam
tungrahita
sekolah.
kecerdasan dan keterampilan yang dibutuhkan
anak
yang
secara aktif mengembangkan potensi
spiritual,
untuk
diperlukan
Berdasarkan observasi selama
sosialisasi
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
masyarakat. Pendidikan ditujukkan
dan wawancara dengan guru kelas,
untuk seluruh warga negara tidak
bahwa pada umumnya kemampuan
terkecuali
bina diri atau pengembangan diri
anak
berkebutuhan
khusus.
siswa
Salah
satu
berkebutuhan tunagrahita.
jenis
khusus Menurut
anak
kelas
Surakarta
1
C
masih
SLB
Negeri
rendah.
Masih
adalah
banyak kegiatan sehari-hari yang
Somantri
dilakukan dengan bantuan orang lain.
(2006: 103), “Tunagrahita adalah
Apabila
istilah
paling penting diajarkan lebih awal
yang
digunakan
untuk
diurutkan
kegiatan
menyebut anak yang mempunyai
menurut
kemampuan
dibawah
Mukherjee (2003) maka kegiatan
rata-rata”. Menurut Grossman (1983)
pertama adalah makan selanjutnya
dalam Gargiulo (2012: 143) bahwa,
memakai kemeja, akan tetapi untuk
ketunagrahitaan
materi kegiatan makan, anak sudah
intelektual
mengacu
pada
penelitian
dari
dan
Alam
sudah
&
fungsi intelektual umum yang secara
menguasai
bisa
signifikan berada di bawah rata-rata,
melakukan secara mandiri. Salah
bersamaan dengan itu ia mengalami
satu kegiatan yang masih belum
kekurangan dalam perilaku adaptif
dikuasai dan penting untuk diajarkan
dan ini berlangsung pada masa adalah memakai baju terutama baju commit to user perkembangannya. Adanya berbagai yang menggunakan kancing.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut
Wehman
McLaughlin
&
(1981:
196),
anak
dalam
“Kemampuan
lebih tertarik karena disetiap akhir penyelesaian
tugas
anak
penguatan
sehingga
mengancingkan baju adalah umur 3-
termotivasi
untuk
6 tahun”. Anak tunagrahita kelas 1 C
tugasnya.
SLB Negeri Surakarta memiliki usia
diberi
anak
lebih
menyelesaikan
Berdasarkan
latar
belakang
8-10 tahun, sehingga mereka telah
yang telah diuraikan tersebut dapat
mengalami
dirumuskan masalah yaitu apakah
keterlambatan
perkembangan
dalam
kemampuan
penggunaan
backward
mengancingkan baju. Oleh karena itu
efektif
perlu diajarkan terlebih dahulu dalam
kemampuan bina diri khususnya
memakai kemeja setelah itu kegiatan
memakai kemeja siswa tunagrahita
lainnya.
ringan kelas I C di SLB Negeri
Banyak
cara
yang
untuk
chaining
meningkatkan
dapat
Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.
digunakan
untuk
memberikan
Tujuan dalam penelitian ini yaitu
pelajaran
bina
diri
untuk
atau
mengetahui
efektivitas
pengembangan diri dalam memakai
penggunaan
kemeja,
dapat
terhadap peningkatan kemampuan
menggunakan backward chaining.
bina diri khususnya memakai kemeja
Penelitian Slocum & Tiger (2011)
siswa tunagrahita ringan kelas I C di
menjelaskan langkah-langkah dalam
SLB
prosedur backward chaining, “Jika
pelajaran 2015/2016.
salah
satunya
backward
Negeri
chaining
Surakarta
tahun
terdapat langkah A, B, C, dan D, langkah D akan diajarkan pertama;
METODE PENELITIAN
kemudian langkah C dan D; diikuti
Penelitian
dilaksanakan
di
oleh langkah B, C, dan D; dan
SLB Negeri Surakarta, pada bulan
akhirnya, langkah A, B, C, dan D.
April
Instruktur memberikan
Penelitian
penguatan
pada penyelesaian langkah terakhir”. Pembelajaran backward chaining
2016
hingga yang
Mei
2016.
dilakukan
menggunakan pendekatan kuantitatif
menggunakan desain Single Subject Research commit to user membuat anak (SSR) atau desain penelitian subjek
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tunggal. Hal tersebut dikarenakan
kemeja. Subjek penelitian ini adalah
peneliti
tiga siswa kelas 1 C SLB Negeri
menggunakan
backward
chaining yang merupakan salah satu
Surakarta.
modifikasi perilaku dimana untuk
Data dikumpulkan dengan
mengetahui efektivitasnya digunakan
menggunakan
analisis perilaku terapan. Engel &
perbuatan yang telah divalidasi dan
Schutt (2008:
telah
2) menjelaskan,
observasi
reliabel.
dan
Observasi
ini
pendekatan subjek tunggal adalah
dilakukan
metode
untuk
karakteristik siswa dan motivasi
individu.
belajar serta keaktifan belajar siswa
Desain eksperimen subjek tunggal
selama proses pembelajaran. Tes
yang
desain
perbuatan digunakan karena di dalam
reversal A-B-A yang merupakan
penelitian ini anak diminta praktik
salah satu pengembangan dari desain
melakukan proses memakai kemeja
dasar A- B. Penelitian dimulai
untuk menunjukkan kemampuanya.
yang
mempelajari
dirancang perilaku
digunakan
adalah
dengan mengukur secara kontinyu
untuk
tes
Teknik
mengetahui
analisi
data yang
pada kondisi baseline-1 (A1) dengan
digunakan adalah analisis visual
periode waktu tertentu kemudian
grafik. Analisis visual grafik meliputi
pada kondisi intervensi (B), setelah
analisis dalam kondisi dan analisis
pengukuran pada kondisi intervensi
antar kondisi.
(B)
pengukuran
pada
kondisi
baseline-2 ( A2) dilakukan. Ini
HASIL PENELITIAN
dimaksudkan sebagai control untuk
Deskripsi
fase
Kemampuan Bina Diri
intervensi
memungkinkan
untuk
sehingga menarik
kesimpulan (Sunanto, 2005 : 61) . Variabel penelitian
ini
bebas adalah
dalam
Data
Peningkatan
Penelitian pada fase baseline1 (A1) yang dilakukan sebanyak 4 sesi,
fase
intervensi
dilakukan
backward
sebanyak 10 sesi dan fase baseline-2
chaining dan variabel terikat dalam
(A2) dilakukan 4 sesi. Berikut
penelitian ini adalah kemampuan penjabaran commit to user bina diri khususnya memakai
deskripsi
data
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilakukan pada baseline-1, intervensi dan baseline-2. Deskripsi Pelaksanaan Intervensi Deskripsi Pelaksanaan Baseline 1
100
Kemampuan awal memakai
90
kemeja subjek DAM, dan RAD
80
menunjukkan kategori yang hampir
70
sama yaitu pada kategori tidak mampu.
Nilai
yang
didapatkan
60 50 40
D
DAM dan RAD tidak jauh berbeda
30
F
yaitu antara 33 hingga 38, FTN
20
R
memperoleh
10
nilai
44-49
yang
memasuki kategori tidak mampu. Gafik disajikan untuk memperjelas
0
Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 D 64 64 70 69 68 68 70 65 71 75
kemampuan awal memakai kemeja
F 73 73 71 73 79 80 73 79 73 80
ketiga subjek.
R 66 68 69 73 70 71 70 74 74 75
100
Grafik 2. Kemampuan Bina Diri
90
Subjek DAM, FTN, dan RAD Pada
80
Tahap Intervensi
70 60
Berdasarkan grafik 2 dapat
50 40 30
D
dinyatakan bahwa ketiga subjek
F
mengalami
R
20 10
peningkatan
nilai
memakai kemeja. Hal tersebut dilihat bahwa subjek DAM memperoleh
0
Sesi 1
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
D
37.5
35
36.2
32.5
F
48.2
47.5
43.7
43.7
R
36.2
32.5
35
32.5
nilai rata-rata 68,2 yang termasuk kategori mampu, selanjutnya subjek FTN memperoleh nilai rata-rata 75,3 termasuk kategori mampu, dan nilai
Grafik 1 Kemampuan Bina Diri
subjek RAD pun termasuk dalam
kategori mampu, yaitu memperoleh Subjek DAM, FTN, dan RAD Pada commit to user nilai 70,8. Tahap Baseline 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Deskripsi Pelaksanaan Baseline 2
PEMBAHASAN Hasil
Hasil nilai rata-rata secara keseluruhan
baseline-2.
Subjek
subjek
penelitian
DAM,
FTN
terhadap dan
DAM memperoleh nilai 75,62 yang
menunjukkan
termasuk kategori mampu. Nilai rata-
backward chaining efektif untuk
rata keseluruhan subjek FTN adalah
meningkatkan kemampuan bina diri
86,85
sangat
siswa tunagrahita ringan kelas 1C
mampu. Subjek RAD memperoleh
SLB Negeri Surakarta tahun ajaran
nilai rata-rata secara keseluruhan
2015/2016. Hal tersebut terbukti
adalah
dengan
termasuk
77,8
mampu.
termasuk
kategori
penggunaan
adanya
peningkatan
disajikan
untuk
kemampuan subjek dari baseline-1
kemampuan
awal
ke intervensi dan dari intervensi ke
Gafik
memperjelas
kategori
bahwa
RAD
baseline-2.
memakai kemeja ketiga subjek.
Pada
100 90
subjek
DAM
peningkatan baseline 1 ke intervensi
80
adalah
70
32,9
sedangkan
dari
intervensi ke baseline-2 meningkat
60 50
sebesar
40
D
30
F
20
R
10
Pada
subjek
FTN
peningkatan baseline 1 ke intervensi adalah 29,5, sedangkan perubahan dari
0
7,4.
intervensi
ke
baseline-2
Sesi 1
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
meningkat sebesar 11,5. Pada RAD
D 77.5
70
75
80
peningkatan dari baseline 1 ke
F
85
87.5 86.2 88.7
R 77.5 78.7
75
intervensi adalah 36,8, sedangkan
80
peningkatan
Grafik 3 Kemampuan Bina Diri Subjek DAM, FTN, dan RAD Pada Tahap Baseline 2
dari
intervensi
ke
baseline-2 sebesar 6,95. Peningkatan
yang
dialami
ketiga subjek juga didukung dari observasi yang telah dilakukan dua commit to user orang observer pada saat baseline-1,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
intervensi
dan
observasi
tersebut
bahwa
baseline-2.
ketiga
Hasil
menunjukkan
subjek
memiliki
Chaining
Dalam
Pengajaran
Keterampilan Mengurus Diri Sendiri Pada Anak Imbesil”, dilakukan oleh
perilaku yang dikategorikan baik
Pristiwaluyo
selama proses penelitian berlangsung
bahwa,”…metode
yaitu
hingga
chaining mempunyai nilai positif
baseline-2. Dari nilai observasi yang
terhadap perubahan tingkah laku
telah
ketiga
anak imbesil terutama dalam hal
subjek memiliki motivasi yang bagus
memberikan rasa puas, senang dan
saat
membangkitkan
dari
baseline-1
dipaparkan,
bahwa
pembelajaran,
aktif
dan
(2012)
backward
diri”.
percaya
memiliki ketahanan kosentrasi yang
Dalam
lumayan baik, percaya diri dan
imbesil atau anak tunagrahita sedang,
berani
mengalami
melaksanakan
tugas
dari
penelitian
dijabarkan
tersebut
peningkatan
anak
positif
peneliti, walaupun terkadang mereka
terhadap perubahan perilakunya serta
masih bertingkah semaunya sendiri.
membuat
Dari
hambatan
anak
senang
dan
dan
membangkitkan kepercayaan diri.
kekurangan yang dimiliki oleh anak
Penelitian tersebut sesuai dengan
tunagrahita
penelitian
maka
penggunan
yang
telah
dilakukan
backward chaining merupakan salah
peneliti pada anak tunagrahita ringan
satu solusi yang dapat membantu
kelas 1C SLB Negeri Surakarta
anak
lebih
bahwa dengan penggunaan backward
percaya diri dalam menyelesaikan
chaining anak lebih senang dan
tugas-tugasnya anak
tunagrahita
sehari-hari
karena
percaya diri untuk menyelesaikan
terlebih
dahulu
tugasnya memakai kemeja.
sudah
mengetahui
ringan
cara
menyelesaikan
Langkah-langkah
tugasnya serta pembelajaran dengan
penggunaan
backward chaining membuat anak
membuat anak merasa senang dan
merasa senang.
puas karena anak merasa diberi
Hal tersebut didukung oleh hasil
penelitian
berjudul,”Metode
penghargaan
backward
dalam
atas
usaha
chaining
untuk
yang mencapai keberhasilannya. Hal ini commit to user Backward sesuai dengan penelitian Hasil
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian
yang
digilib.uns.ac.id
telah
dilakukan
Penelitian
selanjutnya
diperkuat dengan penelitian Haraldur
dilakukan Garardo Castillo (2013)
Þorsteinsson dan Zuilma Gabriela
dalam
Sigurðardóttir
bahwa
membandingkan efektivitas forward
dengan
chaining dan backward chaining
dapat
pada anak-anak prasekolah dengan
memberikan respon yang baik dan
tugas mengikat tali sepatu, tugas
benar
sehingga menjadi strategi
terdiri dari delapan langkah dan
layak untuk membantu klien dengan
dilakukan oleh sepuluh anak-anak
afasia
(2007),
backward
chaining
pemberian
penguatan
peneliti
membaca
kata
prasekolah
dari
dibiarkan
dapat
prasekolah.
Hasil
penelitian
menimbulkan masalah baru, yang
menunjukkan
bahwa
backward
mungkin
menimbukan
chaining adalah prosedur yang ideal
motivasi
untuk
majemuk,
untuk
penelitiannya
jika
penurunan
membaca
dan
peningkatan penarikan sosial. Penelitian
lain
metode untuk anak-anak prasekolah ketika
yang
(2011),
Christopher
Rayner
penelitian
membandingkan
belajar
bagaimana
untuk
mengikat sepatu.
mendukung yaitu penelitaian yang dilakukan
Tallahassee
Pemaparan hasil penelitian relevan
menegaskan
bahwa
ini
backward
chaining
efektif
langkah-langkah
digunakan
untuk
juga
meningkatkan
anak untuk menyelesaikan mengikat
kemampuan
tali sepatu, dengan menggunakan
wanita
video dan menggunakan prosedur
meningkatkan kemampuan bina diri
backward
hasilnya
pada kegiatan memakai sepatu tiga
penggunaan
orang anak autism dan sepuluh orang
chaining,
menunjukkan backward
bahwa
chaining
lebih efektif
siswa
membaca kesulitan
preschool, penguatan
seorang memaca,
dengan
karena dua anak hampir menguasai
diberikannya
kepada
seluruh
langkah-langkah
anaka setelah anak menyelesaikan
menggunakan backward chaining
tugasnya. Berdasarkan hasil analisis
lebih cepat daripada menggunakan data dan pembahasan ditemukan commit to user video. bahwa backward chaning efektif
perpustakaan.uns.ac.id
untuk
digilib.uns.ac.id
meningkatkan
kemampuan
bina diri anak tunagrahita ringan terutama
dalam
kemampuan
memakai kemeja.
SIMPULAN DAN SARAN Dari
penelitian
disimpulkan
dapat
penggunaan efektif
ini
bahwa
backward untuk
kemampuan
bina
dapat
chaining
meningkatkan diri
siswa
tunagrahita ringan kelas I C di SLB Negeri Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan
dengan
hasil
penelitian dan fakta di lapangan, dengan
ini
peneliti
memberikan
saran, yaitu siswa diharapkan dapat mengikuti instruksi guru dengan baik dalam pembelajaran menggunakan backward mempelancar
chaining
agar
DAFTAR PUSTAKA Alam, Moneer & Mukherjee, Mukta (2003). Ageing, ADL Disabilities and Need for Public Health Initiatives. Institute of economic growth, 1-21 diperoleh tanggal 10 Desember 2015 dari http://iegindia.org. Castillo, Gerardo (2013). Forward And Backward Chaining In Preschool Children. Thesis Dipublikasikan, Florida State University, diperoleh tanggal 5 Desember 2015 dari http://diginole.lib.fsu.edu. Engel, Rafael J. & Schutt, Russel K. (2008). Practice of Research in Social Work 2nd Edition. Thousand Oaks, CA: Sage Publication, Inc. (versi elektronik, sample chapter). Diperoleh 22 Desember 2015 dari http://www.sagepub.com/sites/ default/files/upmbinaries/2565 7_Chapter7.pdf.
peningkatan
Gargiulo, RI Chard M (2012). Special Education in memakai kemeja. Contemporary Society 4. Peneliti lain diharapkan United States of America: SAGE Publication, Inc. mampu menerapkan backward Pristitiwaluyo, Triyanto (2012). chaining untuk memperkaya Metode Backward Chaining dalam Pengajaran informasi mengenai peningkatan Keterampilan Mengurus Diri bina diri pada kelas dan subjek yang Sendiri pada Anak Imbesil. sama disekolah luar biasa lainnya. Jurnal kependidikan luar commit to user biasa, 8 (1), 10-24. Diperoleh kemampuan bina diri khususnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tanggal 05 Desember 2015, dari http://ejournal.unesa.ac.id. Rayner, Cristhopher (2011). Teaching students with autism to tie a shoelace knot using video prompting and backward chaining. Developmental Neurorehabilitation, 14(6), 339–347 diperoleh tanggal 05 Desember 2015 dari http://tn5bn6xp5c.search.serial ssolutions.com Somantri,T. Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sunanto, Juang. Takeuchi, Koji & Nakata, Hideo. Pengantar Penelitian Subjek Tunggal. (Versi e-book). Diperoleh 10 November 2015 dari http://earchive.criced.tsukuba.ac.jp. Þorsteinsson, Haraldur & Sigurðardóttir, Zuilma Gabriela (2007). Backward chaining Used to teach a Woman with Aphasia to Read Compound Words: A Single Case Study. American Psycological Associatoin, 2 (3), 325-334. Diperoleh tanggal 16 Desember 2015, dari http://psycnet.apa.org. Wehman, Paul. McLaughin, Phillip J (1981). Program Development In Special Education.USA: McGraw-Hil, Inc.
commit to user