Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
LEXIPAL, APLIKASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN UNTUK ANAK-ANAK DISLEKSIA Mega Aisyah Nirmala dan Muhamad Risqi Utama Saputra NextIn Indonesia, Yogyakarta (Email:
[email protected];
[email protected])
Abstrak Penelitian ini mengembangkan aplikasi LexiPal sebagai aplikasi belajar membaca permulaan untuk anak-anak disleksia. Aplikasi LexiPal dikembangkan berdasarkan pendekatan multisensori sehingga melibatkan sebanyak mungkin indera anak seperti visual, auditori, taktil, dan kinestetik. LexiPal juga menyediakan aplikasi yang lebih komprehensif dengan memasukkan konten pra-membaca dan kemampuan spesifik untuk membantu mereka dalam kegiatan sehari-hari, di samping kemampuan membaca. Dengan konten yang menarik dan menyenangkan, diharapkan aplikasi ini dapat memotivasi anak disleksia untuk terus belajar. Aplikasi ini sudah divalidasi oleh Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI).
menyandang disleksia, sementara di
I. PENDAHULUAN Disleksia terjadi pada 10% sampai
Australia, 16% dari anak-anak sekolah
15% dari populasi anak-anak di usia
menyandang disleksia (Smythe, Everatt,
sekolah. Ini artinya 1 dari 10 anak
& Salter, 2004). Menurut Biro Pusat
menderita disleksia (Vellutino, Fletcher,
Statistik Indonesia (BPS, 2010), ada
Snowling, & Scanlon, 2004). Namun,
sekitar 24 juta anak-anak Indonesia di
prevalensi ini bervariasi di berbagai
usia 5-7 tahun. Usia antara 5 dan 7 tahun
negara di seluruh dunia. Di Malaysia,
ini menjadi perhatian tersendiri karena
sekitar 7% dari seluruh populasi anak-
di usia inilah anak-anak pertama kali
anak menyandang disleksia. Di Amerika
dikenalkan dengan membaca permulaan
Serikat, penelitian NICHD (National
(alphabet dan kata-kata). Jika 10% atau
Institute of Neurogical Disorders and
1 dari 10 anak tersebut menyandang
Stroke) menunjukkan bahwa hingga
disleksia, maka setidaknya ada 2.4 juta
17% anak-anak menyandang disleksia.
anak-anak
Di
nyandang disleksia.
Cina,
8%
anak-anak
sekolah
14
di
Indonesia
yang
me-
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
Disleksia
adalah
yang
Indonesia. Masalahnya, aplikasi dalam
menetap seumur hidup dan hanya terjadi
Bahasa lain tidak bisa serta-merta dibuat
pada anak yang minimal memiliki IQ
dalam bahasa ibu lainnya karena setiap
normal.
bahasa
Disleksia
kondisi
bukanlah
sebuah
memiliki
yang
langkah-langkah
yang
penyakit yang dapat disembuhkan me-
berbeda
lainkan suatu kondisi yang diwariskan
berbeda untuk mempelajarinya. Jadi,
(T. Wood, 2006). Tetapi, dengan inter-
pengembangan aplikasi software harus
vensi yang tepat, misalnya melalui terapi
dilakukan
remedial, anak disleksia dapat mengatasi
pengawasan dari para pakar disleksia.
masalahnya dan berhasil menyelesaikan
Pengembangan tersebut harus memenuhi
sekolahnya (S. E. Shaywitz & B. A.
kebutuhan anak-anak disleksia dan harus
Shaywitz, 2003). Program remedial ter-
sesuai dengan langkah-langkah belajar
sebut meliputi semua aspek membaca
membaca bahasa tertentu. Selain itu,
dan semua kegiatan atau mata pelajaran
sebagian dari aplikasi yang dikembang-
yang mendukung membaca. Biasanya,
kan hanya fokus pada masalah spesifik
program tersebut dilakukan mengguna-
anak disleksia, misalnya masalah bunyi
kan pena, kertas, papan tulis, atau
huruf atau ejaan kata, sementara aplikasi
mainan-mainan edukasi. Dengan per-
dengan konten yang lebih lengkap
kembangan teknologi di era digital ini,
sangat diperlukan agar anak bisa belajar
aplikasi-aplikasi
secara komprehensif dan lebih cepat.
alternatif
berbasis
dan
karakteristik
dengan
dengan
teknologi informasi dapat dikembang-
Penelitian
kan. Aplikasi-aplikasi ini dapat mem-
mengembangkan
bantu
belajar
membaca untuk anak-anak disleksia
dengan mudah atau dapat digunakan
dalam Bahasa Indonesia. Aplikasi ini
sebagai media belajar pelengkap untuk
dikembangkan untuk desktop komputer
membantu terapis disleksia melakukan
dan ditujukan untuk membantu terapis
program terapiremedial.
disleksia dalam melakukan program
anak-anak
disleksia
ini
hati-hati
merancang aplikasi
dan belajar
Aplikasi software untuk anak-anak
remedial untuk anak usia 5-7 tahun.
disleksia sudah banyak dikembangkan di
Sebagai metode yang sudah dibuktikan
banyak negara dan dalam bahasa yang
efektif secara ilmiah, penelitian ini
berbeda-beda. Sayangnya, ketersediaan
mengadopsi pendekatan multisensori di
jenis aplikasi ini dan penelitian yang
setiap
berhubungan dengan ini masih langka di
memberikan pengalaman belajar dan
beberapa negara berkembang, termasuk
interaksi
15
media
yang
pembelajaran
lebih
baik.
untuk
Konten
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
aplikasi yang dikembangkan mengikuti
(normal) atau di atas rata-rata (P. Solek
langkah-langkah belajar membaca dalam
& K. Dewi, 2013). Contoh Kesulitan
bahasa Indonesia. Namun, aplikasi ini
Belajar adalah autisme dan retardasi
mengakomodasi konten yang lebih luas
mental, sedangkan contoh Kesulitan
dibandingkan
Belajar
penelitian
dengan
sebelumnya
penelitiandengan
me-
tertentu
yang
adalah
disleksia,
diskalkulia, dan disgrafia.
nambahkan konten pra-membaca dan keterampilan
Spesifik
B. Disleksia
dapat
Disleksia adalah salah satu jenis
membantu mereka dalam melakukan
Kesulitan
kegiatan sehari-hari, seperti memahami
Kata"spesifik" menunjukkan disleksia
arah dan tempat.
yang
Kerangka
makalah
secara
Spesifik
khusus
(KBS).
mempengaruhi
disusun
aspek-aspek tertentu dari pembelajaran.
sebagai berikut: bagian kedua menjelas-
Dalam kasus disleksia, kesulitannya
kan tinjauan pustaka yang berhubungan
terletak pada area membaca (T. Wood,
dengan
2006). Menurut National Institute of
disleksia
ini
Belajar
dan
pendekatan
multisensori. Bagian ketiga menjelaskan
Neurological
metodelogi penelitian. Bagian keempat
(NINDS,
menjelaskan hasil penelitian, contoh
Disorders
dan
Stroke
2011),
disleksia
adalah
kesulitan
belajar
spesifik
berbasis
fitur-fitur dalam aplikasi dan keunggul-
neurologi
yang
secara
khusus
an aplikasi. Bagian terakhir adalah
mengganggu
bagian kesimpulan.
untuk
II. KAJIAN PUSTAKA
Individu-individu ini biasanya memiliki
A. Kesulitan Belajar (KB) versus
kemampuan membaca lebih rendah dari
kemampuan
berbahasa
dan
seseorang membaca.
Kesulitan Belajar Spesifik (KBS)
yang diharapkan meskipun memiliki
Berdasarkan
intelegensia
kecerdasan normal. Walaupun kesulitan
yang dimiliki seorang anak, kesulitan
belajar ini bervariasi dari satu orang ke
belajar
yaitu
orang lain, namun karakteristik umum
Kesulitan Belajar (KB) dan Kesulitan
orang-orang dengan disleksia adalah
Belajar
Kesulitan
kesulitan dalam memproses fonologi
Belajar merupakan kondisi yang ditemui
(manipulasi suara), ejaan, dan kecepatan
pada anak yang memiliki intelegensia
merespon visual-auditori.
(IQ) di bawah rata-rata, sedangkan
C. Pendekatan Multisensori
tingkat
dibagi
menjadi
Spesifik
dua,
(KBS).
Kesulitan Belajar Spesifik terjadi pada anak
dengan
intelegensia
Pada awalnya, pendekatan multi-
rata-rata
sensori diusulkan secara kolektif oleh
16
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
ahli dalam bidang kesulitan belajar,
pengembangan perangkat lunak secara
guru, dan peneliti di akhir tahun 1920-an
konvensional yang setiap prosesnya
dan secara signifikan dikembangkan
dilakukan
pada 1970-an oleh Gillingham dan
agile
Stillman. Pada dasarnya, pendekatan
inkremental. Ini berarti bahwa setiap
tersebut terdiri dari sederatan strategi
tahap pengembangan perangkat lunak
pembelajaran multisensori yang meng-
(seperti
hubungkan mata, telinga, suara, dan
desain, implementasi, dan evaluasi)
gerakan
dapat
tangan
karena
anak-anak
secara
metode
pada
proses
menekankan
requirements,
pengumpulan
diulang
disleksia memiliki kreativitas ekstra dan
menyesuaikan
reseptor sensorik yang lebih kuat (J.
kebutuhan.
Ohene-Djan & R. Begum, 2008).
bertahap,
kembali
agar
dengan
perubahan
requirement
Tahap
bisa
gathering
Studi dari National Institute of Child
dilakukan di kantor pusat Asosiasi
Health and Human Development me-
Disleksia Indonesia (ADI) di IndiGrow
nunjukkan bahwa dengan menggunakan
Child Development Center, Bandung,
pendekatan
Indonesia. Tahap pengumpulan data dan
multisensori,
anak-anak
dengan kesulitan belajar dapat belajar
kebutuhan
membaca
(S.
observasi di kelas layanan khusus
Purkayastha, dkk, 2012). Selanjutnya,
disleksia, terapi remedial disleksia, dan
dengan menggunakan berbagai jenis
juga assessment disleksia. Selain itu,
alat pembelajaran yang memanfaat-
proses
kan kekuatan sensori anak disleksia,
wawancara dengan konsultan syaraf
tidak hanya membuat proses pem-
anak, dokter spesialis anak, terapis
belajaran lebih produktif dan efektif,
disleksia, guru, orang tua, dan anak
tetapi juga membuat anak-anak tetap
disleksia.
fokus untuk jangka waktu yang lama.
informasi ini, dibuat rancangan aplikasi
III. METODOLOGI
mengikuti modified ICONIX process
dengan
lebih
baik
ini
ini
dilakukan
juga
Dari
dengan
dilakukan
hasil
dengan
penggalian
mengembangkan
meliputi pembuatan use case diagram,
LexiPal dengan metodologi pengem-
swimlane diagram, dan class diagram
bangan perangkat lunak. Metode yang
(M.R.U. Saputra & K.A. Nugroho,
Penelitian
digunakan
ini
adalah
agilemethodology
2015).
Hasil
rancangan
ini
yang
yang menekankan pada proses iteratif
kemudian digunakan sebagai acuan
untuk setiap tahap siklus pengembangan
dalam menuliskan kode-kode program.
perangkat lunak. Tidak seperti proses
Dalam
17
proses
pengembangan
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
aplikasinya, sistem yang dikembangkan
membaca dengan lebih lebih baik.
dikonsultasikan selama lima kali kepada
Sebagai
tim ahli dan terus menerus dilakukan
memahami
perbaikan
sesuai
tersebut.
Setelah
update
kebutuhan
sistemnya
contoh,
jika
disleksia
perbandingan
istilah
seperti "lebih tinggi dari", itu bisa
selesai,
membantu mereka untuk mengenali
aplikasi LexiPal diujicobakan kepada
perbedaan antara bentuk "h" dan
6 tim ahli disleksia dan 40 anak
"n".
disleksia, hingga akhirnya divalidasi
2. Keterampilan Khusus
oleh Asosiasi Disleksia Indonesia.
Keterampilan khusus berhubungan
IV. HASIL
dengan
Konten dari aplikasi ini dirancang
masalah
tertentu
yang
dimiliki oleh anak-anak disleksia
untuk memenuhi kebutuhan anak-anak
atau
disleksia dan terapis. Namun, berbeda
membantu dia menjalankan kegiatan
dari penelitian sebelumnya yang hanya
sehari-hari
fokus pada masalah spesifik anak-anak
masalah memori jangka pendek,
disleksia, penelitian ini menyediakan
arah, atau berpikir secara runtut.
konten yang lebih komprehensif dengan
pun
kemampuan
dengan
untuk
baik
seperti
3. Membaca
memasukkan tidak hanya keterampilan
Aplikasi
belajar membaca, tetapi juga materi
membaca
yang mungkin bisa membantu anak-
belajar huruf, suku kata, kata-kata,
anak disleksia dalam kehidupan sehari-
dan kalimat sederhana. Langkah-
hari mereka. Secara lebih rinci, konten
langkah
media pembelajaran dibagi menjadi tiga
aplikasi ini berdasarkan pada fase
kelompok
belajar Bahasa Indonesia.
yaitu
pra-membaca,
ini
berisi
kemampuan
permulaan,
belajar
misalnya
membaca
pada
keterampilan khusus, dan membaca.
Tiga kelompok di atas dibagi menjadi 12
Setiap
kategori, yaitu:
kelompok
berisi
beberapa
kategori yang mewakili keterampilan
1. Bentuk dan Pola
yang dipelajari di kelompok itu.
Mengenal bentuk dan pola adalah
1. Pra-membaca
salah satu kemampuan dasar yang
Kelompok ini terdiri dari materi
harus dipelajari sebelum anak mulai
yang mendukung kemampuan anak
belajar
dalam belajar membaca. Jika anak-
sesungguhnya bentuk-bentuk huruf
anak disleksia bisa menguasainya,
adalah susunan dari berbagai bentuk
ini akan membantu mereka belajar
dan pola yang berbeda.
18
mengenal
huruf
karena
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
berbagai
2. Persamaan, Perbedaan, dan Per-
arah,
seperti
kanan, kiri, atas, bawah, depan,
bandingan Kemampuan persamaan
persepsi
dalam dan
menemukan
perbedaan
belakang, dan di antara.
pada
6. Urutan Aktivitas
gambar akan sangat bermanfaat
Kategori Urutan Aktivitas berkait-
dalam mengidentifikasi persamaan
an dengan kemampuan mengurut-
dan perbedaan antara satu huruf
kan
dengan huruf lainnya. Begitu pula
aktivitas
dengan kemampuan membanding-
bermanfaat dalam kehidupan sehari-
kan obyek akan diperlukan oleh
hari anak, ini juga melatih ke-
anak untuk mengidentifikasi per-
mampuan berpikir sekuensial yang
bedaan bentuk huruf.
sering
tahap-tahap
dalam
tertentu.
kali
Selain
anak-anak
sebuah sangat
dengan
Kesulitan Belajar Spesifik meng-
3. Ingatan Jangka Pendek Salah satu kesulitan yang dihadapi
alami kesulitan.
oleh anak-anak dengan Kesulitan
7. Pemahaman Tempat
Belajar Spesifik adalah lemah dalam
Kategori Pemahaman Tempat ber-
hal ingatan jangka pendek. Media-
kaitan dengan kemampuan dalam
media
“Ingatan
mengasosiasikan suatu benda atau
Jangka Pendek” akan melatih ke-
aktivitas dengan suatu lokasi ter-
mampuan tersebut.
tentu.
pada
kategori
4. Asosiasi Obyek
8. Konsep Waktu
Asosiasi obyek adalah kemampuan
Salah satu masalah yang dihadapi
untuk mengasosiasikan suatu obyek
anak
dengan obyek tertentu atau dengan
Spesifik adalah mengenai pemaham-
suatu kategori tertentu. Kemampuan
an terhadap waktu. Kategori Konsep
pengkategorian ini akan membantu
Waktu
anak dalam mengkategorikan huruf-
terhadap istilah-istilah yang ber-
huruf.
kaitan dengan waktu.
5. Persepsi Arah Kemampuan
dengan
Kesulitan
mengajarkan
Belajar
pemahaman
9. Ketrampilan Sosial memahami
arah
Kesulitan dalam memahami Bahasa
merupakan salah satu kemampuan
Sosial juga menjadi salah satu
yang hampir selalu digunakan pada
kelemahan
aktivitas sehari-hari. Pada kategori
Kesulitan Belajar Spesifik. Kategori
ini, anak akan belajar mengenai
Ketrampilan
19
anak-anak
Sosial
dengan
mengajarkan
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
anak segala sesuatu yang dibutuhkan dalam aktivitas sosial. 10. Huruf Kategori Huruf mengajarkan dan melatih anak mengenai huruf abjad dalam
Bahasa
mencakup
Indonesia,
huruf
yang
vokal,
huruf
2. Memotivasi
konsonan, bunyi fonem dan bunyi
Dengan adanya score, hadiah, dan
masing-masing nama huruf, serta
sertifikat, LexiPal dapat memotivasi
bentuk dan cara penulisannya.
anak untuk belajar lebih banyak lagi.
11. Suku Kata dan Kata Kategori
Suku
mengajarkan
Kata dan Kata berbagai
pola
gabungan kata yang membentuk suku
kata
dan
kata
beserta
bagaimana bunyi pengucapannya, mulai dari yang paling sederhana, misalnya
pola
3. Sesuai dengan Kemampuan Anak
Konsonan-Vokal
Setiap
anak
adalah
unik
dan
(KV), hingga pola Kata Berimbuhan
berbeda.
me-,me-i, dan me-kan.
belajar pada LexiPal menyediakan
12. Kalimat Sederhana Kategori
Kalimat
menu Sederhana
Hampir
semua
pengaturan,
dalamnya
media
termasuk
tingkat
di
kesulitan,
mengajarkan dan melatih anak untuk
sehingga bisa disesuaikan dengan
membentuk dan memahami pola
kebutuhan dan kemampuan anak.
kalimat
Subyek-Predikat-Obyek
(SPO). Keunggulan dari aplikasi LexiPal adalah sebagai berikut: 1. Menarik dan Menyenangkan Aplikasi LexiPal didesain dekat dengan dunia anak-anak yang penuh
4. Pendekatan Multisensori
permainan dan warna, sehingga
LexiPal
diharapkan
multisensori dengan melibatkan se-
lebih
menarik
dan
menyenangkan.
mengadopsi
pendekatan
banyak mungkin indera anak dalam
20
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
belajar, meliputi visual, auditori,
audio dan mendukung taktil-kinestetik.
taktil, dan kinestetik. Dengan bantu-
Selain keterampilan membaca, aplikasi
an alat sensor gerak Kinect, aplikasi
ini juga melibatkan konten pra-membaca
LexiPal
beberapa
dan keterampilan khusus untuk kehidup-
media belajar yang mendukung
an sehari-hari anak disleksia, sebagai
interaksi natural dengan isyarat dan
tambahan
anak dapat belajar seperti di dunia
membaca, sehingga aplikasi ini lebih
nyata
komprehensif.
menydiakan
tanpa
harus
bersentuhan
dengan keyboard dan mouse.
dari
konten
Aplikasi
kemampuan
LexiPal
ini
sudah divalidasi oleh Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI).
REFERENSI BPS. (2010). Jumlah dan distribusi penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistik. Retrieved from http://sp2010.bps.go.id/ 5. Jadwal
J. Ohene-Djan and R. Begum, “Multisensory Games for Dyslexic Children,” in the 8th IEEE International Conference on Advanced Learning Technologies, 2008.
Pengguna, terutama terapis, dapat membuat jadwal sebagai pengingat waktu belajar. 6. Data Historis
M. R. U. Saputra and K. A. Nugroho, “’Learn-to-read’ Application for Remediation of Dyslexic Children Based on Multisensory Approach”, 4th International Conference on Instrumentation, Communications, Information Technology, and Biomedical Engineering, 2015.
Dengan data historis, guru dan orang tua dapat melihat dan memonitor perkembangan belajar anak. V. KESIMPULAN Penelitian
ini
mengembangkan
aplikasi belajar membaca untuk membantu terapis atau guru dalam melaku-
NINDS. (2011). NINDS Dyslexia Information. National Institute of Neurogical Disorders and Stroke. Retrieved from http://www.ninds. nih.gov/disorders/dyslexia/dyslexia. htm
kan program remedial untuk anak disleksia usia 5-7 tahun. Dengan menggunakan
pendekatan
multisensori,
aplikasi ini dirancang agar anak-anak disleksia dapat menggunakan semua reseptor
sensorik
dengan
P. Solek and K. Dewi, Dyslexia Today, Genius Tomorrow. Bandung: Dyslexia Association of Indonesia Production, 2013.
meng-
implementasikan umpan balik visual-
21
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
S. E. Shaywitz and B. A. Shaywitz, “The Science of Reading and Dyslexia,” Journal of American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus, vol. 7, no. 3, pp. 158–166, Jun. 2003.
Multi-sensory learning application for Dyslexic Children,” in World Congress on Information and Communication Technologies, 2012, pp. 685–690. T. Wood, Overcoming Dyslexia for Dummies. Indiana: Wiley Publishing, Inc., 2006.
Smythe, I., Everatt, J., & Salter, R. (2004). International Book of Dyslexia: A Guide to practice and Resources. England: John Wiley & Sons, Ltd.
Vellutino, F. R., Fletcher, J. M., Snowling, M. J., & Scanlon, D. M. (2004). Specific reading disability (dyslexia): what have we learned in the past four decades? Journal of Child Psychology and Psychiatry, and Allied Disciplines, 45(1), 2–40.
S. Purkayastha, N. Nehete, and J. Purkayastha, “Dyscover - An OrtonGillingham Approach Inspired
22