KEMAMPUAN SISWA MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG DI KELAS II MIT AL-ISHLAH KOTA GORONTALO
JURNAL
Oleh
MEIS DJIBRAN
NIM 151 411 072
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2015
KEMAMPUAN SISWA MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG DI KELAS II MIT AL-ISHLAH KOTA GORONTALO Meis Djibran¹, Evi Hasim², Wiwy Triyanty pulukadang³ Meis Djibran Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dra. Evi Hasim, M. Pd Wiwy Triyanty Pulukadang, S. Pd, M. Pd ABSTRAK Meis Djibran. 2015. Kemampuan Siswa Menulis Huruf Tegak Bersambung Di Kelas II MIT Al-Ishlah Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Evi Hasim, M. Pd dan Pembimbing II Wiwy T. Pulukadang, S. Pd, M. Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana kemampuan siswa menulis huruf tegak bersambung di kelas II MIT Al-Ishlah Kota Gorontalo? Tujuan penelituan ini untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung di kelas II MIT Al-Ishlah Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan dari 25 siswa kelas II, siswa yang sudah mampu menulis huruf tegak bersambung berjumlah 7 orang siswa atau 28%, sedangkan siswa yang belum mampu menulis huruf tegak bersambung berjumlah 18 orang atau 72%. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung di kelas II MIT Al-Ishlah masih sangat rendah. Kata Kunci : Kemampuan, Menulis, Huruf Tegak Bersambung ABSTRACT Meis Djibran. 2015. Letter Writing Ability Students In Class II Upright Continued MIT Al-Ishlah Gorontalo. Skripsi, Department of Primary School Teacher Education , Faculty of Education , State University of Gorontalo . Adviser I Dra . Hj . Evi Hasim , M. Pd and Adviser II Wiwy T. Pulukadang, S. Pd , M. Pd. The problem of this research how letter writing ability students in grade II at MIT Al - Ishlah Gorontalo City ? The purpose of this research was to describe the ability of students in letter writing in class II upright continued MIT Al - Ishlah city of Gorontalo . The method used in this research is descriptive qualitative. The results showed 25 student at II , students who are able to write letters upright serial numbered 7 students or 28 % , while students who have not been able to write letters upright serial numbering 18 students or 72 % . From these data it can be concluded that the ability of students in letter writing in class II upright continued MIT Al - Ishlah still very low Keyword : Ability , Write, Letter Upright Continued PENDAHULUAN Menurut Tarigan (2013: 1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu 1) keterampilan menyimak (listening skills), 2) keterampilan berbicara (speaking skills), 3) keterampilan membaca (reading skills), 4) keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan
Jurnal Meis Djibran
menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur-tunggal. Keterampilan menulis mulai diajarkan di bangku sekolah dasar. Keterampilan menulis pada tingkat sekolah dasar yakni dibedakan menjadi dua yaitu menulis formula dan menulis lanjutan. Menulis formula dimulai pada kelas 1 dan 2, sedangkan menulis lanjutan dimulai pada kelas 3 sampai dengan kelas 6. Pada tahap menulis formula bagi kelas 1 dan 2, salah satu kegiatan menulis yang dibelajarkan adalah menulis huruf tegak bersambung. Menulis huruf tegak bersambung sangat penting untuk dibelajarkan pada siswa, karena tulisan tegak bersambung yang benar tidak sekedar rapi dan indah tetapi juga mudah dibaca. Alasan lain siswa diberi pelajaran menulis huruf tegak bersambung yaitu tulisan sambung siswa memudahkan siswa untuk mengenal kata-kata sebagai satu kesatuan, menulis tegak bersambung tidak memungkinkan menulis terbalik, dan menulis tegak bersambung lebih cepat karena tidak ada gerakan berhenti tiap huruf. Sesuai pengalaman peneliti sewaktu melaksanakan PPL di MIT AlIshlah Kota Gorontalo, peneliti menemukan masih banyak siswa kelas II yang kurang mampu menulis huruf tegak bersambung. Ketidakmampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, guru sudah menyediakan poster huruf tegak bersambung, menyediakan buku halus, dan sudah mencontohkan cara menulis huruf tegak bersambung di buku halus, tapi pada saat guru menyuruh siswa untuk menuliskan huruf tegak bersambung masih banyak siswa yang belum bisa menulis huruf tegak bersambung dengan baik dan rapi, siswa kurang mengetahui bentuk-bentuk huruf dalam bentuk huruf tegak bersambung.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Bentuk huruf yang paling banyak siswa belum ketahui yakni bentuk huruf R, dan K. Selain itu siswa juga kurang paham akan penggunaan buku halus dalam menulis huruf tegak bersambung, serta penggunaan dari buku halus belum mereka kuasai. Terlihat dari tulisan siswa yang masih miring di buku halus, dan tulisan mereka sulit untuk dibaca. Masalah ini mungkin dikarenakan karena kurangnya latihan untuk siswa untuk menulis huruf tegak bersambung, dan siswa jarang diperkenalkan untuk menulis huruf tegak bersambung. Oleh karena alasan yang di atas yang membuat peneliti mengangkat judul “Kemampuan Siswa Menulis Huruf Tegak Bersambung di Kelas II MIT AlIshlah Kota Gorontalo”. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kemampuan Menurut Uno (2007 :23) hakikat kemampuan adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Poerwadarminta (2007 :742) mempunyai pendapat lain tentang kemampuan yaitu mampu artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Menurut Donald (Sardiman, 2009: 73-74) mengemukakan kemampuan adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya pikiran yang didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Hamalik (2008: 162) kemampuan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut : 1) kemampuan intrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. 2) kemampuan ekstrinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa yang berguna dalam situasi belajar yang fungsional.
Jurnal Meis Djibran
2. Pengertian Menulis Pada hakikatnya menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Dalam pengertian ini, menulis itu memiliki tiga aspek utama. Yang pertama, adanya tujuan atau maksud tertentu yang ingin dicapai. Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak di komunikasikan. Ketiga, adanya sistem pemindahan gagasan itu, yaitu berupa sistem bahasa. (Semi, 2007: 14) Menurut Abidin (2012: 181) menulis dapat didefinisikan melalui berbagai sudut pandang. Dalam sudut pandang yang paling sederhana, menulis dapat diartikan sebagai proses menghasilkan bunyi. Pengertian semacam menulis ini dikenal sebagai menulis permulaan. Pada tahap selanjutnya menulis dapat bersifat lebih kompleks. Menulis pada dasarnya adalah proses untuk mengemukakan ide, dan gagasan dalam bahasa tulis. 3. Tujuan Menulis Setiap orang yang hendak menulis tentu mempunyai niat atau maksud di dalam hati atau pikiran apa yang hendak dicapainya dengan menulis itu. Niat atau maksud itulh yang dinamakan tujuan menulis. Mengenal tujuan merupakn lamgkah awal yang penting dalam menulis. Secara umum, tujuan orang menulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk menceritakan sesuatu Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami yang bersangkutan. 2. Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan Tujuan menulis yang kedua ialah untuk memberikan petunjuk atau pengarahan. 3. Untuk menjelaskan sesuatu Tujuan dari menjelaskan sesuatu kepada pembaca, agar pembaca menjadi paham, pengetahuan bertambah, dan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
dapat bertindak dengan lebih baik pada masa yang akan datang. 4. Untuk meyakinkan Ada kalanya orang menulis untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat atau pandangannya mengenai sesuatu. 5. Untuk merangkum Ada kalanya orang menulis untuk merangkum sesuatu. Tujuan menulis semacam ini, umumnya dijumpai pada kalangan murid sekolah, baik yang berada di sekolah dasar, sekolah menengah, maupun para mahasiswa yang ada di perguruan tinggi. 4. Fungsi Menulis Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitas yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubunganhubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan kita rasakan mengenai orang-orang, gagasangagasan, masalah-masalah dan kejadiankejadian yang dalam proses menulis aktual. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari tugas-tugas terpenting penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. (Tarigan 2013: 22-23) 5. Jenis-jenis Menulis Keterampilan menulis dapat diklasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis
Jurnal Meis Djibran
itu. Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. a. Narasi Narasi ialah tulisan yang tujuannya menceritakan kronologis peristiwa kehidupan manusia. b. Eksposisi Eksposisi ialah tulisan yang bertujuan memberikan informasi, menjelaskan, dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan bagaimana. Berdasarkan rumusan itu, jelas bahwa eksposisi merupakan tulisan yang jumlahnya banyak. Hampir semua tulisan, selain tulisan narasi, dapat digolongkan ke dalam tulisan eksposisi. c. Deskripsi Deskripsi ialah tulisan yang tujuannya untuk memberikan rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan imajinasi pembaca bagaikan melihat, mendengar, atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis. d. Argumentasi Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat penulis. Karya tulis argumentasi ini pada dasarnya merupakan bagian dari karya eksposisi, sifat-sifat karya eksposisi ada pada argumentasi. Sifat khusus yang dimilikinya, yaitu untuk meyakinkan atau membujuk pembaca agar menerima pandangan penulis, maka karya eksposisi semacam ini dinamakan argumentasi. 6. Langkah-langkah Menulis Agar pekerjaan menulis dapat berjalan dengan lancar, diperlukan pemahaman tentang hakikat kegiatan menulis yang musti dipunyai dan mesti dilalui sebelum dan selama menulis. Dalam hubungan itu, setiap orang yang ingin berhasil dan ingin menulis dengan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
mudah hendaknya mempunyai keterampilan dasar dan menguasai langkah-langkah menulis yang efektif. Kedua hal itu, yakni keterampilan dasar dan langkah-langkah menulis, akan dibicarakan berikut ini: a. Keterampilan Dasar dalam Menulis Setiap penulis menginginkan agar kegiatan menulis berjalan dan hasilnya pun memuaskan. Berjalan lancar, dimaksudkan agar di dalam menulis dia tidak menggunakan terlalu banyak waktu. Tulisan yang baik adalah tulisan yang berisi gagasan atau topik yang mampu menambah pemahaman dan pengetahuan pembaca. Selain itu, tulisannya menarik. Artinya, tulisan itu enak dipandang dan dibaca. Untuk menghasilkan tulisan yang enak dipandang dan enak dibaca, penulis sebaiknya menguasai tiga keterampilan dasar dalam menulis yaitu: 1) Keterampilan Berbahasa Menulis merupakan suatu kegiatan memindahkan bahasa lisan ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan lambang-lambang grafem. Oleh sebab itu, tidak mungkin orang akan lancar menulis apabila tidak memiliki keterampilan berbahasa tulis. Keterampilan berbahasa tulis, pada dasarnya sama dengan keterampilan berbahasa lisan. 2) Keterampilan Penyajian Keterampilan penyajian ialah keterampilan menyususn gagasan sehingga kelihatan semuanya kompak dan rapi. Antara satu bagian dengan bagian yang lain memperlihatkan kaitan atau hubungan yang harmonis. Dengan adanya keterampilan penyajian, tulisan yang berisi pesan atau tema itu mudah dipahami oleh pembaca. 3) Keterampilan Perwajahan Keterampilan perwajahan ialah keterampilan menata bentuk fisik sebuah tulisan sehingga tulisan itu kelihatan rapi dan sedap dipandang mata. Dalam hubungan ini yang harus diketahui ialah, (a) penataan tipografi, seperti pemakaian
Jurnal Meis Djibran
huruf yang ukurannya lebih besar, huruf miring, kalimat yang digaribawahi, dan menata tata muka kulit depan; (b) bagaimana memilih format, ukuran dan jenis kertas yang tepat. b. Proses Penulisan Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa menulis itu merupakan terwujudnya sebuah karya tulis. Tahapan atau proses penulisan bila dilihat secara garis besar dapat dibagi atas tiga tahap yaitu : 1) Tahap Pratulis Tahap pertama dalam menulis yang sangat menentukan kelanjutan proses menulis ialah tahap pratulis. Artinya, sebelum kita menulis ada kegiatan persiapan yang harus dilakukan. 2) Tahap Penulisan Tahap penulisan merupakan tahap yang paling penting karena pada tahap ini semua persiapan yang telah dilakukan pada tahap pratulis yang dituangkan ke dalam kertas. Pada tahap ini, diperlukan adanya konsentrasi penuh penulis terhadap apa yang sedang dituliskan. 3) Tahap Pascatulis Setelah draf atau konsep tulisan selesai, ada tahap ketiga, yaitu tahap pascatulis, yaitu tahap penyelesaian akhir tulisan. 7. Pengertian Menulis Huruf Tegak Bersambung Menurut Muba (Djafar, 2013: 21) Menulis tegak bersambung atau menulis halus adalah kegiatan menghasilkan huruf yang saling bersambung yang dilakukan tanpa mengangkat alat tulis. Menulis tegak bersambung merupakan salah satu keterampilan yang terdapat pada empat aspek pembelajaran bahasa Indonesia dengan cara menggabungkan huruf demi huruf, sehingga membentuk suatu kata dan kalimat. Menurut Sako (2013: 18) menulis tegak bersambung merupakan keterampilan yang diajarkan di sekolah dasar kelas rendah sebagai pembelajaran menulis permulaan pada tingkat dasar.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh siswa pada pembelajaran menulis tegak bersambung akan menjadi dasar dalam peningkatan dan pengembangan kemampuan menulis siswa pada jenjang berikutnyta. 8. Tujuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Pembelajaran menulis huruf tegak bersambung di sekolah dasar pada siswa kelas rendah mempunyai tujuan dasar bagi siswa dalam tahap menulis. Tujuan itu adalah siswa dapat menulis dengan indah dan rapi, serta dapat membuat kalimat sesuai dengan EYD. Menurut Djafar (2013: 23) tujuan pembelajaran menulis huruf tegak bersambung adalah agar siswa dapat menulis rapi, jelas, dan cepat. 9. Manfaat Menulis Huruf Tegak Bersambung Menulis huruf tegak bersambung atau menulis halus memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Ketika anak menulis dengan tangan, sensori motorik halus, sentuhan, dan visual anak akan aktif secara bersamaan. Proses penggarisan garis tegak yang tebal dan garis miring yang tipis pada huruf tegak bersambung melatih anak tentang ketegasan, kelembutan, dan ketekunan. Menurut Rafida (2010: 22) kegiatan menulis tegak bersambung ini mempunyai beberapa kelebihan manfaat baik dalam proses dan hasil. Manfaat tersebut antara lain :1). Merangsang kerja otak lebih kreatif, 2). Melatih motorik halus, 3). Menulis lebih cepat, 4). Tulisan yang dihasilkan lebih indah dan rapi, 5). Mangasah daya seni 10. Langkah-langkah Menulis Huruf Tegak Bersambung Seorang guru dalam mengajarkan menulis dengan huruf tegak bersambung kepada siswa harus memiliki kesabaran dan kreatifitas. Berikut adalah langkahlangkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam mengajari siswa menulis tegak bersambung adalah sebagai berikut:
Jurnal Meis Djibran
1. Pastikan terlebih dahulu siswa menguasai huruf cetak. Guru terlebih dahulu siswa menguasai dapat memberi tugas kepada siswa untuk menulis huruf cetak. 2. Untuk mengenalkan huruf tegak bersambung, guru dapat member tugas kepada siswa dengan merangkai titik-titik yang nantinya apabila disambungkan akan membentuk abjad huruf tegak bersambung 3. Belajar menjiplak huruf tegak bersambung secara perhuruf. Dalam hal ini guru menyediakan huruf tegak bersambung secara lepas baik untuk huruf besar maupun huruf kecil yang sudah tertulis pada kertas. Kemudian siswa diminta menjiplak tulisan tersebut dengan menaruh kertas lain di atas kertas yang sudah ada tulisan huruf tadi. 4. Belajar menulis dengan menggunakan buku halus serta guru harus menjelaskan ketentuan perbandingan tinggi huruf. Langkah-langkah menulis dengan media buku halus : a. Mulai menulis dari huruf kecil. Mengenalkan bentuk baris-baris serta cara menulis dengan dimulai dari tepi bawah baris ke-3 b. Sebelum menulis siswa harus bisa membedakan huruf mana yang memiliki jambul atau ekor atau tidak memiliki kedua-duanya. Huruf berjambul ada 2 yaitu jambul yang penuh dan setengah. Jambul penuh seperti : b, h, k, l dan jambul setengah seperti d, t. huruf berekor ada 2 yaitu ekor yang penuh dan setengah. Ekor penuh setengah g, j, y dan ekor setengah seperti p, q. Ada huruf yang tidak memiliki jambul dan ekor seperti : a, c, e, I, m, n, o, r, u, v, w, x, z. Dan huruf yang memiliki ekor dan jambul seperti : f
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
c. Menulis dengan huruf besar. Menulis dengan huruf besar dimulai juga dari tepi bawah baris ke-3. Huruf besar da dua tipe yaitu tingginya 3 baris dan 5 baris. Semua huruf besar mempunyai tinggi 3 baris (area tulis dari baris ke-1 sampai baris ke-3), kecuali pada huruf G dan J memiliki tinggi 5 baris. (area menulisnya dari baris ke-1 sampai baris ke-5). d. Ulangi secara terus menerus sampai hafal. e. Jika sudah mahir menulis per huruf, bisa dilanjutkan dengan menulis kata, kemudian kalimat sederhana. 5. Jika siswa atau anak sudah lancer menulis dengan buku halus, siswa dapat menulisnya dibuku bergaris biasa. 6. Berikan selalu pujian kepada siswa apapun hasil tulisannya agar senantiasa bersemangat dalam belajar menulis. (Sako, 2013: 1823) 11. Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung di SD Kelas Rendah Menurut Resmini, dkk (2006: 300) menulis yang dilaksanakan di SD hendaknya diorientasikan agar siswa memiliki kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi melalui tulisan yang dimaksud adalah siswa mampu menjalankan prosedur komunikasi yaitu mengorganisasikan pengetahuan dan pemahaman kebahasaan, strategi produktif, mekanisme psikofisik dan konteks. Siswa dapat mengkomunikasikan pesan dalam tulisan setelah siswa melaksanakan prosedur komunikasi tersebut. Menurut Resmini (2006: 199) pembelajaran menulis di kelas rendah dapat dillakukan dengan beberapa langkah yaitu : (1) pengenalan huruf; (2) latihan; (3) mengeblat; (4) menatap; (5) menyalin; (6) menulis indah; (7)
Jurnal Meis Djibran
dikte/imlak; (8) melengkapi; (9) menulis nama; (10) mengarang sederhana. Dari pendapat Resmini di atas bahwa salah satu pembelajaran menulis yang dilakukan di kelas rendah yakni salah satunya menulis indah atau sering kita kenal dengan menulis huruf tegak bersambung. Pembelajaran menulis huruf tegak bersambung mulai diajarkan pada siswa kelas I dan II, dimana di kelas I siswa baru mengenal huruf-huruf tegak bersambung, sedangkan pada kelas II siswa mulai mendikte kalimat yang diucapkan oleh guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung. 12. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis Huruf Tegak bersambung Berdasarkan pengamatan peneliti sewaktu melaksanakan PPL II di MIT Al-Ishlah Kota Gorontalo, saat peneliti membelajarakan tentang menulis huruf tegak bersambung di kelas II, ternyata ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung, yakni sebagai berikut: 1. Siswa belum menguasai bentuk huruf alfabet dalam huruf tegak bersambung, baik huruf kapital maupun huruf kecil 2. Cara duduk siswa yang tidak benar pada saat menulis 3. Cara siswa memegang alat tulis yang kurang tepat 4. Siswa belum terlatih menggunakan buku halus, sehingga kalimat yang ditulis siswa menjadi miring di buku halus 5. Siswa mengalami kesulitan dalam menulis kalimat dengan huruf tegak besambung, hal dikarenkan kurangnya penguasaan siswa tentang huruf alfabet dengan bentuk huruf tegak bersambung 6. Kurangnya latihan untuk siswa untuk menulis huruf tegak bersambung.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
13. Karakteristik Siswa Yang Sudah Bisa Menulis Huruf Tegak Bersambung Pada keterampilan menulis pada siswa kelas rendah, tentu ada beberapa aspek yang akan dinilai dalam proses tersebut, dan hal itu juga tentu memiliki beberapa karakteristik untuk mencapai aspek tersebut. Sama halnya dengan menulis huruf tegak bersambung. Ada beberapa karakteristik untuk menilai siswa tersebut, sehingga siswa sudah bisa mampu menulis huruf tegak bersambung. Adapun karakteristik siswa yang sudah bisa menulis huruf tegak bersambung adalah sebagai berikut : 1) tulisan yang di tulis oleh siswa sudah jelas; 2) tulisannya indah dan rapi; 3) penempatan dan penggunaan huruf kapital pada kata atau kalimat yang ditulis; 4) ketepatan penggunaan kertas bergaris. 14. Kajian Penelitian Yang Relevan Sako, Meylan. 2013. Kemampuan Menulis kalimat Dengan huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II SDN 2 Suwawa Kabupaten Bone Bolango Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan siswa dalam menulis kalimat dengan huruf tegak bersambung pada siswa kelas II SDN 2 suwawa masih sangat rendah. Dari data yang diperoleh, jumlah siswa sebanyak 26 orang, ternyata yang mampu menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung hanya sekitar 8 orang atau 30, 76%, sedangkan siswa yang belum mampu menulis sekitar 18 orang atau 69, 24%. Penyebab dari masalah ini karena dalam proses pembelajaran siswa tidak termotivasi untuk belajar menulis huruf tegak bersambung, sehingga guru mengupayakan untuk mencari solusi dalam mengatasi masalah yang dialami siswa yang tidak mampu menulis kalimat dengan huruf tegak bersambung. Pada penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan kemampuan siswa
Jurnal Meis Djibran
menulis huruf tegak bersambung di kelas II MIT al-Ishlah kota Gorontalo. Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh ibu Meylan Sako, dimana dalam penelitian ini peneliti sama-sama mendeskripsikan tentang kemampuan siswa menulis dengan menggunakan huruf tegak bersambung, sedangkan jenis penelitiannya sama-sama menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MIT Al-Ishlah Kota Gorontalo. Sekolah ini terletak di Jl. Irian No 16 Kel. Liluwo Kec. Kota Tengah Kota Gorontalo. Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Ibu Maya Saleh, S. Pd, M. Pd. Alasan peneliti memilih sekolah ini karena sekolah ini sebagai tempat PPL II peneliti, dimana peneliti menemukan berbagai masalah, sehingga ada satu masalah yang menarik yang membuat peneliti untuk menjadikan masalah tersebut sebagai judul dalam penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Masalah yang peneliti jadikan judul dalam penelitian ini yaitu Kemampuan Siswa Menulis Huruf Tegak Bersambung Di Kelas II MIT Al-Ishlah Kota Gorontalo. Di sekolah ini kelas II terbagi menjadi tiga kelas, dan peneliti memilih kelas IIC yang menjadi objek dalam penelitian ini. Jumlah siswa kelas IIC sejumlah 25 orang siswa, dan 2 orang guru sebagai guru wali kelas dan juga mitra dalam kelas. Guru wali kelas IIC bernama Ibu Maf’ul Farida dan mitranya yaitu Ibu Sri wahyuni Mardjuki. Alasan peneliti memilih kelas IIC ini, karena kelas II ini menjadi kelas dimana peneliti melakukan PPL II di sekolah ini. Selama pelaksanaan PPL II di kelas ini peneliti mulai mengamati masalah-masalah apa yang ada dalam kelas IIC ini, sehingga setelah peneliti melakukan PPL II di sekolah ini peneliti
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
telah menemukan masalah yang akan dijadikan judul pada penelitian peneliti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dimana semua proses selama melaksanakan penelitian yang didapatka di sekolah yang sudah ditentukan, dijabarkan dengan kata kata. Sedangkan dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data-data demi kelengkapan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam prosedur pengumpulan data yakni 1. Observasi Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal dari peneliti untuk mengumpulkan data umum. Penliti melakukan observasi pada kondisi lingkungan kelas IIC, proses pembelajaran dan juga hasil kerja siswa menulis huruf tegak bersambung. 2. Wawancara Kegiatan wawancara ini dilakukan secara langsung dengan melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terlibat dalam subjek yang diteliti. Pada kegiatan wawancara ini peneliti mewawancarai Kepala Madrasah MIT Al-Ishlah, Guru Wali Kelas IIC, dan juga siswa kelas IIC. 3. Dokumentasi Kegiatan dokumentasi di sini dimaksudkan sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar melakukan pengumpulan data di lapangan. Dokumentasi yang dilakukan peneliti yakni dalam bentuk foto dan juga video. Peneliti mendokumentasikan segala kegiatan yang dilakukan oleh penliti yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Peneliti juga mendokumentasikan
Jurnal Meis Djibran
hasil kerja siswa menulis huruf tegak bersambung. Dalam menganalisis data aktifitas yang dilakukan peneliti yakni 1. Reduksi Data Pada proses ini peneliti mereduksi data-data yang diperoleh dari lapangan. Peneliti memilah-milah data yang bisa digunakan dan berhubungan dengan permasalahan yang di teliti. 2. Penyajian Data Penyajian data yang digunakan oleh peneliti yakni penyajian data secara deskriftif. Peneliti menyajikan data berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran. 3. Penarikan Kesimpulan Jika pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sudah disertai dengan bukti-bukti yang mendukung dari permasalahan yang diteliti, maka kesimpulan yang dapat dikemukan yakni kesimpulan yang benar-benar dapat dipercaya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penenliti, peneliti memperoleh suatu temuan umum dan temuan khusus, yang akan dideskripsikan sebagai berikut : a. Temuan Umum Salah satu aspek yang ada dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu adalah menulis. Dalam aspek menulis salah satu yang menjadi indikatornya adalah menulis huruf tegak bersambung. Menulis huruf tegak bersambung yang ada di SD terbagi menjadi dua tahap, yakni tahap permulaan dan tahap lanjutan. Menulis huruf tegak bersambung pda tahap permulaan ini ternyata tak semudah yang kita bayangkan. Untuk dapat menulis huruf tegak bersambung kita perlu banyak latihan untuk dapat menulis dengan indah dan rapi. Dan penggunaan buku halus juga harus diperhatikan, karena
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
menulis dibuku halus tak sama dengan menulis dibuku biasa, di buku halus kita harus memperhartikan jarak dari garisgaris tersebut, dan juga penempatan huruf pada garis yang ada dalam buku tersebut. Agar kita bisa menulis huruf tegak bersambung dengan indah, rapid an benar maka kita harus terus berlatih bukan hanya dalam pelajaran bahasa Indonesia saja, akan tetapi kita bisa melatih menulis huruf tegak bersambung di mata pelajaran apa saja yang ada hubungannya dengan menulis, dan untuk penggunaan buku halus, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana penggunaan dari buku halus tersebut agar kita dapat mengguankan buku tersebut dengan benar. b. Temuan Khusus Adapun temuan khusus yang peneliti dapati dalam penelitian ini yakni, kemampuan siswa menulis huruf tegak bersambung di kelas IIC masih sangat rendah. Berikut rekapan hasil dari kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung. N o
1
2
3
Aspek yang dinilai
Keteramp ilan Menulis
Kerapian dan Keindaha n Ketepatan Pada Garis Bantu
Rumus :
M K M T M M K M T M M K M T M
Juml ah Sisw a 7
Prese ntase %
16
64
2
8
6
24
15
60
4
16
2
8
19
76
4
16
28
Jumlah perolehan siswa X 100 Jumlah siswa
Dari hasil rekapan siswa maka hasil dari kemampuan siswa dapat diketahui.
Jurnal Meis Djibran
Pada aspek yang pertama diperoleh bahwa siswa yang sudah mampu menulis yakni sejumlah 7 orang siswa, yang kurang mampu sejumlah 16 orang dan yang tidak mampu sama sekali sejumlah 2 orang. Pada aspek kerapian dan keindahan, siswa yang sudah mampu sejumlah 6 orang dan yang kurang mampu sejumlah 15 orang dan yang tidak mampu sejumlah 4 orang, sedangkan pada aspek ketepatan pada garis bantu diperoleh bahwa siswa yang sudah mampu menggunakan garis bantu dengan benar yakni hanya sekitar 2 orang, sedangkan yang kurang mampu sejumlah 19 orang dan yang tidak mampu sama sekali sejumlah 4 orang. Pembahasan Kemampuan siswa menulis huruf tegak bersambung di kelas IIC MIT AlIshlah masih sangat rendah. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan bahwa kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Dari 25 orang siswa hanya 7 orang siswa saja atau dengan presentase 28% yang ada pada kategori mampu dalam menulis huruf tegak bersambung, sedangkan yang termasuk pada kategori tidak mampu yakni jumlah seluruh siswa kelas IIC dikurangi dengan jumlah siswa yang sudah mampu menulis huruf tegak bersambung, sehingga diperoleh siswa yang termasuk pada kategori tidak mampu yakni sejumlah 18 orang atau dengan presentase 72%. Adapun yang menjadi faktor rendahnya kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung yaitu siswa kurang terlatih dalam menulis huruf tegak bersambung dan juga siswa belum terlalu paham akan bentuk-bentuk huruf alfabet dalam bentuk huruf tegak bersambung. Menurut Resmini dkk (2006: 22) dalam pengenalan huruf siswa disuruh memperhatikan benarbenar bentuk tulisan dan pelafalannya, baik tulisan cetak huruf lepas, maupun
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
tegak bersambung. Pengenalan tulisan yang dimaksud ditekankan pada huruf yang baru dikenal siswa. oleh karena itu, pembelajaran menulis permulaan erat kaitannya dengan pelajaran membaca. Fungsi pengenalan adalah untuk melatih indra siswa dalam mengembangkan kemampuan menulis di madrasah. Faktor lain yang menjadi penyebab kurangnya kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung yaitu penggunaan buku halus. Siswa-siswi masih kurang paham bagaimana cara menggunakan buku halus dengan benar. Siswa hanya terbiasa menulis huruf tegak bersambung pada buku biasa atau buku tugas, sehingga pada saat siswa menulis huruf tegak bersambung pada buku halus, siswa kurang paham akan penempatan huruf dalam garis bantu. Dari dua faktor yang dijelaskan faktor lain yang menjadi penyebab siswa kurang mampu menulis huruf tegak bersambung yakni kesabaran siswa dalam menulis huruf tegak bersambung, karena siswa merasa membutuhkan waktu lama untuk menulis huruf tegak bersambung, sehingga siswa hilang kesabaran dalam menulis, siswa cepat bosan dalam menulis huruf tegak bersambung. Untuk mengupayakan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung bisa meningkat guru mengupayakan untuk bisa melatih siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan memberikan bimbingan kepada siswa-siswi, serta memberikan pemahaman kepada siswa akan bentukbentuk huruf tegak bersambung dengan memperkenalkan kepada siswa akan bentuk-bentuk huruf tegak bersambung dan juga cara penggunaan buku halus yang benar. Siswa akan dilatih untuk menggunakan buku halus pada setiap menulis huruf tegak bersambung. Dan untuk melatih kesabaran siswa yakni guru mengupayakan pada setiap siswa menulis huruf tegak bersambung guru akan selalu memberikan motivasi
Jurnal Meis Djibran
kepada siswa dan juga pujian kepada siswa agar siswa senang dengan pujian motivasi dan pujian tersebut. Karena dengan memberikan motivasi serta pujian kepada siswa, siswa akan lebih antusias dalam menulis huruf tegak bersambung, sehingga kesabaran siswa bisa terkontrol dan juga siswa tidak cepat bosan dalam menulis huruf tegak bersambung. SIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan, kemampuan siswa menulis huruf tegak bersambung di kelas IIC MIT Al-Ishlah Kota Gorontalo masih sangat rendah, dari 25 siswa yang mampu menulis huruf tegak bersambung sejumlah 7 orang siswa atau dengan presentase 28% dari jumlah siswa, sedangkan yang tidak mampu sejumlah 18 orang siswa atau dengan presentase 82%. Pada penelitian ini ada 3 aspek yang dinilai oleh peneliti, yakni keterampilan menulis, kerapian dan keindahan, serta ketepatan pada garis bantu. Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menulis huruf tegak bersambung di kelas IIC masih sangat rendah, atau termasuk pada kategori tidak mampu. DAFTAR PUSTAKA Abidin,
Y. 2012. Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Rafika Aditama
Resmini,
Novi. 2006. Kemampuan Berbahasa Indonesia SD. Bandung: UPI Press
Rufida, Alvany. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Model Quantum Learning Pada Siswa Kelas 2 SD Negeri Karangasem Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Disertasi Universitas Sebelas Maret. Surakarta http://eprints.uns.ac.id/10094/1 /136540908201003541.pdf
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
(Diakses 2015)
tanggal 6
Februari
Sako, M. 2013. Kemampuan Menulis Kalimat dengan Huruf Tegak Bersambung Siswa kelas II SDN 2 Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Disertasi Universita Negeri Gorontalo. Gorontalo Semi, M. Atar. 2007(Ed). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa Suparno.
dan M. Yunus. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa