PENDAPAT UMUM MASYARAKAT KETAWANGGEDE TERHADAP UPAYA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA DALAM MEMBANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SESUAI DENGAN WISH IMAGE PARTAI JURNAL Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama Public Relations
Oleh: Gilang Pesona NIM. 0710023024
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 PENDAPAT UMUM MASYARAKAT KETAWANGGEDE TERHADAP UPAYA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA DALAM MEMBANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SESUAI DENGAN WISH IMAGE PARTAI Gilang Pesona Universitas Brawijaya Malang
Indonesian Democratic Party is the party that has long been on the political life of Indonesia, PDI-P also one of biggest party in Indonesia, characterized by existence since the new order until the present. As a recent peak of PDI-P in the 2014 presidential election participated by bringing back Joko Widodo kedernya which also was elected president in the 2014 presidential election. As a large party PDI-P has an internal image of hope or wish the image is "Fighting For People's Welfare". image is a critical component for a party, because this is the image of the expected good image that aims to achieve the perception in the community, while perception is the essence of communication. This study will be conducted in the Village Ketawanggede Malang districts Lowokwaru a village that familiar with this political party, marked by Lowokwaru districts are districts with the most votes at the election of the PDI-P 2014. The purpose of this study is to Know the general opinion of the community Ketawanggede PDI-P efforts in building the people's welfare. This study uses primary data obtained from questionnaires charging by selected respondents in the sample. The population is resident Lowokwaru Village Ketawanggede RW II who has ever watched television political advertising PDI-P Malang. The sampling used was as many as 87 people. This study uses product moment correlation found by Karl Pearson by using the program Statistical Package for Social Science (SPSS) version 15.0. The findings of this study is, based on the results of the primary data Ketawanggede public perception of the PDI-P wish image is quite appropriate. Of the 8 items welfare variables derived from the wish image "Fighting for People's Welfare" highest item is the item that is the health of the PDI-P is the party that supports the government policy related to health insurance that is cheap to the public. And the lowest item is PDI-P is the party that upholds moral and ethical Keyword: perception, wish image, PDI-P
PENDAHULUAN Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) merupakan partai politik di Indonesia yang pada pemilu presiden Republik Indonesia periode 2014 mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden Indonesia dengan wakilnya Jusuf Kalla. PDI-P adalah partai yang memiliki catatan sejarah panjang di bidang politik sampai sekarang, berawal dengan nama Partai
Demokrasi Indonesia atau disingkat PDI yang merupakan fusi dari 5 partai di era orde baru pada tahun 1973 yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) dan juga dua partai keagamaan, Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik. Menurut Prof. Carl J. Friedrich dalam
Budiharjo mengemukakan bahwa partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materiil (Budiharjo 1982, h. 161). PDI-P lahir dari langkah pemerintah orde baru dalam rangka penyederhanaan partai politik yang melahirkan 3 partai yang diakui pemerintah. 3 partai pada era orde baru ini adalah Golkar, PDI dan PPP, dua partai terakhir yang merupakan fusi dari banyak partai yang dipaksakan setelah melalui proses selama kurang lebih 3 tahun. PPP berfusi pada 5 Januari 1973 sementara PDI pada 10 Januari 1973 yang sekaligus menjadi hari lahirnya PDI-P. Pada pemilu 1999 PDI terpecah menjadi dua, yakni PDI yang dipimpin oleh Soerjadi dan PDI-Perjuangan yang di pimpin oleh Megawati. Pemilu 1999 ini juga yang menandai kemunculan Megawati sebagai tokoh yang berhasil mengalahkan PDI Soerjadi. PDI-P memperoleh 151 kursi pada pemilu legislatif sekaligus peringkat pertama. Ada beberapa definisi citra yang dikemukakan oleh para ahli antara lain Kotler (2000, h. 599) menyatakan bahwa“ Image is the set beliefs, ideas, and impressions that a person hold of on object“. Selanjutnya menurut Frank Jefkins (1992, h. 56) “And image is the impression gamed according to knowledge and understanding of the facts“. Definisi tersebut secara keseluruhan mengartikan citra sebagai gambaran suatu objek dari seseorang berdasarkan kepercayaan dan pengetahuan. Citra atau image adalah aset penting dari sebuah partai politik
karena berdasarkan salah satu jenisnya yang di kemukakan Jefkins yaitu wish image atau citra yang diharapkan. Citra yang diharapkan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Namun secara umum citra harapan adalah sesuatu yang berkonotasi lebih baik (Jefkins 1992, h. 17-20). Salah satu bentuk citra harapan yang dilakukan PDI-P adalah PDI-P “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat”. Sikap yang ditunjukan PDI-P ini merupakan object yang ditampilkan untuk mendapatkan impression dari publik, seperti yang di katakan Philip Kotler “ Image is the set beliefs, ideas, and impressions that a person hold of on object“. Impresi adalah dasar dari persepsi, sedangkan persepsi adalah dasar dari komunikasi (Wood 2014). Dengan memiliki citra yang baik sebuah organisasi akan lebih mudah dalam mendapatkan pengertian, kepercayaan, serta dukungan dari publik. Jika pengertian, kepercayaan serta dukungan dari publik telah diperoleh maka organisasi akan mudah dalam menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak (Yulianita 2005, h. 47). Lokasi penelitian ini adalah di daerah kelurahan Ketawanggede, kecamatan Lowokwaru Malang. Kelurahan Ketawanggede dipimpin oleh Drs Wahyu Widodo adalah kelurahan yang terletak disekitar kampus Universitas Islam Negeri Malang dan Universitas Brawijaya, dengan luas wilayah 820.000 m2. Wilayah sebelah utara dan barat berbatasan dengan kelurahan Dinoyo, wilayah sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Penanggungan, sedangkan wilayah sebelah selatan berbatasan dengan
kelurahan Sumbersari. Kelurahan ini dipilih menjadi populasi penelitian karena kedekatan lokasi antara peneliti bertempat tinggal dan lokasi universitas Brawijaya bertempat. Kelurahan Ketawanggede kecamatan Lowokwaru kota Malang terdiri dari 5 RW dan 32 RT. Jumlah penduduk sebanyak 2.547 orang dengan data yang tercatat di kelurahan. Kelurahan ketawanggede merupakan salah satu dari kelurahan dari kecamatan Lowokwaru yang merupakan kecamatan dengan suara PDI-P terbanyak pada pemilu legislatif 2014. Dari data dan informasi diatas maka peneliti akan melakukan penelitian tentang bagaimana pendapat umum masyarakat ketawanggede yang merupakan hasil dari aksi wish image atau citra yang diharapkan oleh sebuah partai politik dengan judul “Pendapat Umum Masyarakat Ketawanggede terhadap Upaya Partai Demokrasi Indonesia Dalam Membangun Kesejahteraan Rakyat Sesuai Dengan Wish Image Partai” Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pendapat umum masyarakat Ketawanggede terhadap upaya PDI-P dalam membangun kesejahteraan rakyat? Pendapat umum adalah sikap yang ditunjukan oleh orang-orang tentang sesuatu dimana mereka berasal dari anggota masyarakat yang sama (Dood 1984, h. 203). Pendapat merupakan suatu sikap yang ditunjukan yang sebelumnya didahului oleh persepsi yang merupakan proses kognisi didalam otak manusia. Sedangkan persepsi adalah dasar dari proses komunikasi (Wood 2014). Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi juga bisa diartikan pemberian makna kepada stimulus inderawi. Dengan kata lain proses persepsi dapat menambah dan mengurangi kejadian kenyataannya yang diinderakan oleh seseorang (Thoha 1983, h. 40). Persepsi merupakan suatu penilaian, sebagai persiapan untuk perilaku konkrit dan nilai-nilai itu dengan melalui emosi, motivasi dan ekspektasi akan mempengaruhi persepsi, dan nilai-nilai yang berbeda juga mempengaruhi persepsi perilaku tersebut. Miftah Thoha (2003, h . 140) mengatakan persepsi meliputi semua proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai lingkungannya. Proses pemahaman ini melalui penglihatan, pengindraan, perasaan dan penciuman. Menurut Thoha (1983, h. 142), pada hakekatnya persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Dalam memandang sesuatu hal, baik itu benda, perbuatan atau sesuatu yang lain, kita selalu mempunyai pendapat atau pandangan tersendiri yang mungkin berbeda dengan pendapat orang lain. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik eksternal maupun internal. Persepsi juga merupakan sebuah internal yang dilakukan oleh individu untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Persepsi kental dengan ekspresi dalam
menanggapi segala rangsangan atau stimulus dari luar individu. Pengertian persepsi itu sendiri adalah pengalaman tentang obyek peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menampilkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat 2001, h. 51). Persepsi disini adalah hal yang mampu memberikan makna terhadap rangsangan atau stimulus inderawi yang ditentukan oleh faktor fungsional maupun faktor struktural. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, cara berfikir dan hal-hal lain termasuk juga faktor personal yang turut berperan memberi persepsi. Faktor struktural berasal dari stimulus fisik dan efekefek syaraf yang ditimbulkan pada sisitem syaraf individu. Persepsi timbul karena adanya dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal antaranya tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai. Dari pengertian diatas akhirnya peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pendapat adalah sebuah sikap yang yang di tunjukan oleh suatu masyarakat yang sebelumnya didahului dengan persepsi yang merupakan proses kognitif dari seseorang. Ada beberapa definisi citra yang dikemukakan oleh para ahli antara lain Kotler (2000, h. 599) menyatakan bahwa“ Image is the set beliefs, ideas, and impressions that a person hold of on object“. Selanjutnya menurut Frank Jefkins (1992, h. 56) “And image is the impression gamed according to knowledge and understanding of the facts“. Definisi tersebut secara keseluruhan mengartikan citra sebagai
gambaran suatu objek dari seseorang berdasarkan kepercayaan, ide dan pengetahuan. Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Citra harapan atau wish image yang diciptakan oleh PDI-P adalah “Berjuang untuk kesejahteraan rakyat”. Jika kita membuka website resmi PDI-P di seluruh Indonesia maka akan ada tulisan “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat” pada halaman utama atau home page website tersebut. Namun secara umum citra harapan adalah sesuatu yang berkonotasi lebih baik. Dalam berbagai kegiatan, PDI-P banyak menggunakan istilah “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat” misalnya pada pembukaan kongres III PDI-P yang dilaksanakan di Bali pada 6 April 2010, ketua umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengangkat tema pidato yang senada yaitu “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat” (Sastra Pembebasan 2010). Pada pemberian pembekalan terhadap 560 caleg dari PDI-P ketua umum PDI-P Megawati Soekarnoputi memberikan pidato pembukaan pembekalan tersebut dengan tema “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat”. Pembekalan ini sendiri digelar dalam rangka penataran para Caleg dengan tema 'Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat' di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta (Sorotnews 2013). Menjelang terpilihnya Joko Widodo sebagai calon presiden Republik Indonesia periode 2014, PDIP mengadakan rapat kerja nasional yang diadakan pada September 2014 lalu yang bertema senada, yaitu “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat”.
Saya juga percaya, bahwa sampai kapan pun PDIP sangat mendambakan ajaran Trisakti dari Bung Karno untuk dapat dilaksanakan sebagai cita-cita murni nan tulus dalam mengangkat harkat serta martabat Bangsa dan Negara Indonesia. Dan hal itu masih tercermin dari Tema Rakernas III PDIP, awal September 2013 lalu, yakni: “Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat”. Ajaran Trisakti tersebut adalah: 1. Rakyat Berdaulat; 2. Negara berdiri di atas kaki sendiri (mandiri) di bidang ekonomi; dan 3. Berkepribadian dalam kebudayaan. Ketua DPC PDI-P Lowokwaru Ir Arief Wicaksono mengatakan bahwa citra PDI-P berjuang untuk kesejahteraan rakyat yang di maksud adalah, kesejahteraan di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Pada bidang ekonomi rakyat diharapkan mencapai kesejahteraan yang baik atau di atas garis kemiskinan, pada bidang sosial rakyat harus dapat hidup rukun antar semua golongan masyarakat dan pada bidang budaya rakyat diharapkan dapat menjaga nilai-nilai luhur kebangsaan dan agama (Personal communication, 27 Juli 2014). Kesejahteraan adalah sebuah tujuan dari tujuan kehidupan bernegara, Bart menyebutkan kesejahteraan adalah singkatan untuk kegiatan negara dalam empat bidang yaitu kesehatan,
pendidikan, makanan, perumahan, dan layanan kesejahteraan lainnya "(Bart 2004, h. 21). Teori kesejahteraan secara umum dapat diklasifikasi menjadi tiga macam, yaitu classical utilitarian, neoclassical welfare theory dan new contractarian approach Albert dan Hahnel dalam Darussalam mengatakan Pendekatan classical utillatarial menekankan bahwa kesenangan (pleasure) atau kepuasan (utility) seseoarang dapat diukur dan bertambah (Darussalam 2005, h. 77). Berjuang untuk kesejahteraan rakyat adalah citra harapan yang diinginkan oleh pihak manajen PDI-P. Dalam kalimat “Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat” terdapat variabel, atau objek penelitian yang memiliki ukuran. Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (www.menkokesra.go.id).
METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, Metode yang dilakukan untuk mengolah dan menganalisis penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi
atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat Ketawanggede kecamatan Lowokwaru yang merupakan kecamatan dengan jumlah pemilih terbanyak di Malang. artinya penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui variabel mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variable yang satu dengan variable lain. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Pendekatan positivistik/kuantitatif menekankan pada objektivitas. Dalam penelitian positivistik/kuantitatif, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan (Sugiyono 2010, h. 63). Penelitian dengan metode kuantitatif bertujuan menggambarkan atau menjelaskan sauatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak mementingkan kedalaman data atau analisis. Penelitian ini lebih mementingkan aspek keluasan data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi (Kriyantono 2006, h. 57). Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan perhitungan non hipotesis sehingga dalam langkah perhitungan tidak perlu merumuskan hipotesis (Sugiyono 2004, h. 233). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah masyarakat Ketawanggede yang bertindak sebagai pelaku persepsi, sebagai objek penelitian adalah wish image PDI-P yaitu “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat”. Untuk mengukur persepsi masyarakat Ketawanggede secara kuantitatif akan digunakan skala likert yang berfungsi untuk mengukur pendapat, ide maupun persepsi dari suatu individu. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Ketawanggede yang merasakan keluaran dari wish image PDI-P yaitu “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat”. Objek penelitiannya adalah wish image yang diterima oleh masyarakat Ketawanggede. Definisi konsep adalah
definisi yang menjadi teori. Konsep atau batasan dari penelitian ini adalah mengetahui pendapat masyarakat Ketawanggede terhadap wish image PDI-P yang berbunyi “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat”. Dalam wish image terdapat variabel yang mempunyai nilai dan dapat diukur, yaitu variabel kesejahteraan. Adapun ukuran dari kesejahteraan menurut Kolle dalam Bintarto (1989, h. 79), dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan, yaitu: 1. Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah, bahan pangan dan sebagianya. Sesuai dengan tujuan sebuah parpol menurut UU no 2 tahun 2008 tentang partai politik yaitu untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan/mewujudkan program-program yang telah mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu. Yang memungkinkan untuk bisa diwujudkan oleh sebuah partai adalah dengan kepedulian akan kebutuhan tempat tinggal dan makanan pokok unutk rakyat. 2. Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam, dan sebagainya. Sesuai dengan tujuan sebuah parpol menurut UU no 2 tahun 2008 tentang partai politik yaitu untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan/mewujudkan program-program yang telah mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu. Yang memungkinkan untuk bisa
diwujudkan oleh sebuah partai adalah dengan dukungan dari partai politik kepada kebijakan pemerintah yang terkait dengan jaminan kesehatan yang murah dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. 3. Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya. Sesuai dengan tujuan sebuah parpol menurut UU no 2 tahun 2008 tentang partai politik yaitu untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan/mewujudkan program-program yang telah mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu. Sebagai sebuah partai politik yang bisa dilakukan untuk aspek ini adalah dengan kepedulian terhadap isu pendidikan dan nilai-nilai kebudayaan. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian penyesuaian, dan sebagainya. Sesuai dengan tujuan sebuah parpol menurut UU no 2 tahun 2008 tentang partai politik yaitu untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan/mewujudkan programprogram yang telah mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu. Yang memungkinkan untuk bisa diwujudkan oleh sebuah partai adalah dengan mendukung kebijakan pemerintah dalam menciptakan kehidupan beragama yang harmonis dan sebagai teladan dalam menjunjung tinggi moral dan etika. Definisi operasional atau operasionalisasi adalah proses yang mendefinisikan variabel dengan tegas
sehingga menjadi faktor-faktor yang dapat diukur. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal, yaitu variabel persepsi dengan menggunakan dimensi parameter kesejahteraan. Dengan variabel tunggal maka sekaligus yang menjadikan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel satu dengan variabel yang lain, dan membuat hubungan antara variabel satu dan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif (Sugiyono 2004, h. 54). Persepsi masyarakat Ketawanggede merupakan skor atau nilai yang diperoleh dari data primer kuisioner. Adapun variabel penelitian adalah sebagai berikut 1. Materi: a. PDI-P peduli dengan isu yang terkait dengan ketersediaan tempat tinggal untuk masyarakat. b. PDI-P peduli terhadap isu yang terkait dengan ketersediaan bahan makanan pokok yang terjangkau. 2. Fisik: a. PDI-P mendukung kebijakan pemerintah yang terkait dengan jaminan kesehatan yang murah untuk masyarakat. b. PDI-P adalah partai yang peduli terhadap isu lingkungan hidup. 3. Mental: a. PDI-P adalah partai yang peduli terhadap pendidikan nasional. b. PDI-P adalah partai yang paduli terhadap nilai-nilai kebudayaan nasional.
4. Spiritual: a. PDI-P mendukung kebijakan pemerintah dalam menciptakan kehidupan beragama yang harmonis. b. PDI-P adalah partai yang menjunjung tinggi moral dan etika. Lokasi penelitian ini adalah di, kecamatan Lowokwaru Malang. Kelurahan Ketawanggede dipimpin oleh Drs Wahyu Widodo adalah kelurahan yang terletak disekitar kampus Universitas Islam Negeri Malang dan Universitas Brawijaya, dengan luas wilayah 820.000 m2. Wilayah sebelah utara dan barat berbatasan dengan kelurahan Dinoyo, wilayah sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Penanggungan, sedangkan wilayah sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Sumbersari. Kelurahan ini dipilih menjadi populasi penelitian karena kedekatan lokasi antara peneliti bertempat tinggal dan lokasi universitas Brawijaya bertempat. Data dari kantor Kelurahan Ketawanggede mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2014 menunjukan bahwa kelurahan Ketawanggede terdiri dari 5 RW dan 32 RT. Jumlah penduduk kelurahan Ketawanggede adalah 2.547 orang dengan data yang tercatat di kelurahan. Kelurahan ketawanggede merupakan salah satu dari kelurahan dari kecamatan Lowokwaru yang merupakan kecamatan dengan suara PDI-P terbanyak pada pemilu legislatif 2013. Menurut Arikunto (2002, h. 108) populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian yang memiliki karakteristik yang sama”. Jadi, populasi ditetapkan agar suatu penelitian dapat mengukur suatu kasus secara
proporsional dan tidak berlebihan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga RW II di kelurahan Ketawanggede kecamatan Lowokwaru yang mempunyai hak pilih sebanyak 675 warga. Karena penelitian ini memiliki keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Maka tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti seluruh masyarakat Kelurahan Ketawanggede. Oleh karena itu peneliti hanya menggambil sampel dengan menyebarkan kuisioner kepada beberapa warga kelurahan Ketawanggede RW II, diambil dari perhitungan sampel dengan rumus slovin, dari populasi sejumlah 675 orang dengan batas kesalahan yang diinginkan 10% sehingga ditemukan jumlah sampel yang akan diteliti adalah 87 orang. Pokok dari penelitian ini membahas wish image dari PDI-P “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat”. Berdasarkan pokok penelitian tersebut maka pendekatan analisis penelitian yang dilakukan adalah bagaimana persepsi masyarakat Ketawanggede terhadap wish image PDI-P. Pendekatan penelitian ini dapat dilakukan melalui beberapa tahapan penelitian. Tahapan penelitian ini antara lain. 1. Melakukan kajian pustaka, yang meliputi teori yang berkaitandengan topik penelitian seperti teori persepsi, teori wish image dan teori kesejahteraan. 2. Melakukan pengumpulan data dan informasi yang meliputi pengumpulan data primer yakni dengan penyebaran kuisioner maupun data sekunder sebagai pendukung dan dasar untuk kajian pustaka, serta kerangka kuisioner, penentuan banyaknya sampel dan wilayah penelitian. 3. Mengidentifikasi karakteristik masyarakat Ketawanggede.
Karakteristik masyarakat Ketawanggede dapat dikaji dari jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. 4. Menentukan variabel-variabel yang menjadi ukuran kesejahteraan. Penetuan variabel dilakukan pada tinjauan pustaka. 5. Mengetahui persepsi masyarakat Ketawanggede terhadap wish image
PDI-P “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat”. 6. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai dasar dalam menentukan saran yang terkait dengan penelitian ini.
PEMBAHASAN Lokasi penelitian ini adalah di daerah kelurahan Ketawanggede, kecamatan Lowokwaru Malang. Kelurahan Ketawanggede dipimpin oleh Drs Wahyu Widodo adalah kelurahan yang terletak disekitar kampus Universitas Islam Negeri Malang dan Universitas Brawijaya, dengan luas wilayah 820.000 m2. Wilayah sebelah utara dan barat berbatasan dengan kelurahan Dinoyo, wilayah sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Penanggungan, sedangkan wilayah sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Sumbersari. Data dari kantor Kelurahan Ketawanggede mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2014 memaparkan bahwa kelurahan Ketawanggede terdiri dari 5 RW dan 32 RT. Jumlah penduduk kelurahan Ketawanggede adalah 2.547 orang dengan data yang tercatat di kelurahan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Ketawanggede RW II yang memiliki warga sebanyak 675 jiwa. RW II dipilih karena merupakan RW dengan jumlah warga terbanyak. Dari data tabel di atas terlihat bahwa responden yang pekerjaannya swasta mendominasi warga RW II Ketawanggede, dikarenakan di kelurahan Ketawanggede terdapat dua universitas negeri yang mempunyai banyak
mahasiswa sehingga mendorong masyarakat lokal untuk berwira usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan mahasiswa yang kebanyakan berasal dari luar Malang, seperti rumah kost, warung, laundry, dan kios-kios. Analisis Pendapat Masyarakat Ketawanggede Terhadap Upaya PDIP Dalam Membangun Kesajahteraan Masyarakat Sesuai dengan Wish Image Partai Variabel dalam penelitian ini adalah variabel kesejahteraan. Dalam variabel ini terdapat sub variabel kesejahteraan, yaitu materi, fisik, mental dan spiritual. Masing-masing sub variabel memiliki dua indikator. Sub variabel materi memiliki indikator tempat tinggal dan kebutuhan pokok. Sub variabel fisik memiliki indikator kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan hidup. Sub variabel mental memiliki indikator pendidikan dan budaya. Sub variabel spiritual memiliki indikator agama, moral dan etika. Pada tabel. 10 berikut adalah distribusi frekuensi data primer. Variabel kesejahteraan memiliki sub variabel materi dan memiliki dua indikator, antara lain indikator tempat tinggal dan kebutuhan pokok. Dari kuisioner yang telah disebarkan kepada masyarakat ketawanggede dapat
diperoleh data primer dari 87 sampel. Berikut ini adalah penjelasan dari data primer. Pendapat responden terhadap variabel kesejahteraan berupa tempat tinggal, didapatkan 6,9% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan PDI-P peduli dengan isu yang terkait dengan ketersediaan tempat tinggal untuk masyarakat, 55,2% responden menyatakan setuju, 31% responden menyatakan ragu-ragu, 5,7% responden menyatakan tidak setuju dan 1,1% responden menyatakan sangat tidak setuju. Dalam data primer ini terdapat rata-rata persepsi dari masyarakat Ketawanggede adalah 3,609 yang artinya persepsi masyarakat Kelurahan Ketawanggede adalah baik terhadap pernyataan PDI-P peduli dengan isu yang terkait dengan ketersediaan tempat tinggal untuk masyarakat. Pendapat responden terhadap variabel kesejahteraan berupa kebutuhan pokok, didapatkan 8% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan PDI-P peduli terhadap isu yang terkait dengan ketersediaan bahan makanan pokok yang terjangkau, 66,6% responden menyatakan setuju, 21,8% responden menyatakan ragu-ragu, 3,4% responden menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dalam data primer ini terdapat rata-rata persepsi dari masyarakat Ketawanggede adalah 3,793 yang artinya persepsi masyarakat Kelurahan Ketawanggede adalah baik terhadap pernyataan PDI-P peduli terhadap isu yang terkait dengan ketersediaan bahan makanan pokok yang terjangkau. Pendapat responden terhadap variabel kesejahteraan berupa kesehatan masyarakat, didapatkan 12,6% responden menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan PDI-P mendukung kebijakan pemerintah yang terkait dengan jaminan kesehatan yang murah untuk masyarakat, 64,4% responden menyatakan setuju, 21,8% responden menyatakan ragu-ragu, 1,1% responden menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dalam data primer ini terdapat rata-rata persepsi dari masyarakat Ketawanggede adalah 3,885 yang artinya persepsi masyarakat Kelurahan Ketawanggede adalah baik tentang pernyataan PDI-P mendukung kebijakan pemerintah yang terkait dengan jaminan kesehatan yang murah untuk masyarakat. Item ini sekaligun menjadi item dengan nilai kategori persepsi masyarakat Ketawanggede yang tertinggi yaitu 3,885. Pendapat responden terhadap variabel kesejahteraan berupa kesehatan lingkungan hidup, didapatkan 8% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan PDI-P adalah partai yang peduli terhadap isu lingkungan hidup, 54% responden menyatakan setuju, 28,7% responden menyatakan ragu-ragu, 8,4% responden menyatakan tidak setuju dan 1,1% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dalam data primer ini terdapat rata-rata persepsi dari masyarakat Ketawanggede adalah 3,597 yang artinya persepsi masyarakat Kelurahan Ketawanggede adalah baik terhadap pernyataan PDI-P adalah partai yang peduli terhadap isu lingkungan hidup. Banyaknnya responden yang menyatakan ragu-garu yaitu diatas 25% dikarenakan karena jangkauan pemberitaan PDI-P tentang hal ini sangat terbatas. Pendapat responden terhadap variabel kesejahteraan berupa pendidikan, didapatkan 6,9% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan PDI-P
adalah partai yang peduli terhadap pendidikan nasional, 65,5% responden menyatakan setuju, 21,8% responden menyatakan ragu-ragu, 3,4% responden menyatakan tidak setuju dan 2,3% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dalam data primer ini terdapat rata-rata persepsi dari masyarakat Ketawanggede adalah 3,712 yang artinya persepsi masyarakat Kelurahan adalah baik terhadap pernyataan PDI-P adalah partai yang peduli terhadap pendidikan nasional. Pendapat responden terhadap variabel kesejahteraan berupa budaya, didapatkan 1,1% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan PDI-P adalah partai yang peduli terhadap nilainilai kebudayaan nasional, 71,3% responden menyatakan setuju, 11,5% responden menyatakan ragu-ragu, 14,9% responden menyatakan tidak setuju dan 1,1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dalam data primer ini terdapat rata-rata persepsi dari masyarakat Ketawanggede adalah 3,540 yang artinya persepsi masyarakat Kelurahan Ketawanggede adalah baik terhadap pernyataan PDI-P adalah partai yang peduli terhadap nilainilai kebudayaan nasional. Pendapat responden terhadap variabel kesejahteraan berupa agama, didapatkan 5,7% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan PDI-P mendukung kebijakan pemerintah dalam menciptakan kehidupan beragama yang harmonis, 64,4% responden menyatakan setuju, 28,7% responden menyatakan ragu-ragu, 1,1% responden menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dalam data primer ini terdapat rata-rata persepsi dari masyarakat Ketawanggede adalah 3,747 yang artinya persepsi masyarakat
Kelurahan Ketawanggede adalah baik terhadap pernyataan PDI-P mendukung kebijakan pemerintah dalam menciptakan kehidupan beragama yang harmonis. Banyaknya responden menyatakan ragu-ragu yaitu 28,7% dikarenakan program PDI-P tentang isu agama seperti pembangunan masjid atau pengajian-pengajian umum tidak diberitakan sehingga sejumlah masyarakat tidak tahu mengenai hal ini. Pendapat responden terhadap variabel kesejahteraan berupa moral dan etika, didapatkan 6,9% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan PDI-P adalah partai yang menjunjung tinggi moral dan etika, 10,3% responden menyatakan setuju, 54% responden menyatakan ragu-ragu, 27,6% responden menyatakan tidak setuju dan 1,1% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dalam data primer ini terdapat rata-rata persepsi dari masyarakat Ketawanggede adalah 2,931 yang artinya persepsi masyarakat Kelurahan Ketawanggede adalah cukup baik terhadap pernyataan PDI-P adalah partai yang menjunjung tinggi moral dan etika. Lebih dari sebagian masyarakat Ketawanggede ragu-ragu tentang penyataan PDI-P adalah partai yang menjunjung tinggi moral dan etika dan 27,6% masyarakat menyatakan tidak setuju dikarenakan PDI-P menurut masyarakat adalah partai yang tidak tertib ketika berkampanye, seperti konvoi jalanan yang menggangu lalu lintas, melanggar lampu merah dan premanisme. Berikut ini adalah kategori penilaian terhadap kuisioner variabel kesejahteraan. Variabel kesejahteraan memiliki 4 sub variabel yaitu sub variabel materi, fisik, mental dan spiritual dan masing-masing sub variabel memiliki dua item. Sub variabel materi memiliki item tempat
tinggal dan kebutuhan pokok. Sub variabel fisik memiliki item kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan hidup. Sub variabel mental memiliki item pendidikan dan budaya. Dan sub variabel yang terakhir adalah spiritual memiliki item agama dan moral dan etika. Berikut ini adalah perhitungan penilaian masing-masing item yang telah di kategorikan melalui kuisioner. Dari kategori penilaian pendapat masyarakat ketawanggede terhadap upaya PDI-P dalam membangun kesejahteraan rakyat pada bab sebelumnya, maka didapatkan pendapat masyarakat Ketawanggede terhadap upaya PDI-P dalam membangun kesejahteraan rakyat sesuai dengan wish image partai yang berbunyi “berjuang untuk kesejahteraan rakyat” didapatkan angka 2235 yaitu penjumlahan semua nilai ke 8 item yang artinya adalah cukup sesuai. Berdasarkan hasil analisis hasil yang didapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu PDI-P peduli dengan isu yang terkait dengan ketersediaan tempat tinggal untuk masyarakat, PDI-P peduli terhadap isu yang terkait dengan ketersediaan bahan makanan pokok, PDI-P mendukung kebijakan pemerintah yang terkait dengan jaminan kesehatan yang murah untuk masyarakat, PDI-P adalah partai yang peduli terhadap isu lingkungan hidup, PDI-P adalah partai yang peduli dengan pendidikan nasional, PDI-P adalah partai yang peduli terhadap nilainilai kebudayaan nasional, PDI-P mendukung kebijakan pemerintah dalam menciptakan kehidupan beragama yang harmonis dan PDI-P adalah partai yang menjunjung tinggi moral dan etika. Item tertinggi didapat dari item PDI-P mendukung kebijakan pemerintah yang terkait dengan jaminan
kesehatan yang murah untuk masyarakat. Rendahnya penilaian masyarakat terhadap upaya PDI-P dalam membangun kesejahteraan rakyat dikarenakan satu faktor, yakni penilaian terhadap item PDI-P adalah partai yang menjunjung tinggi moral dan etika. Ini mendandakan bahwa PDI-P adalah partai yang secara umum sesuai dengan wish image nya yang berbunyi “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat” walaupun hampir semua item mempunyai kategori Baik, tetapi item PDI-P adalah partai yang menjunjung tinggi moral dan etika adalah item yang mempunyai nilai yang paling rendah yaitu pada kategori cukup baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarakan hasil analisis dan pembahasan mengenai pendapat masyarakat Ketawanggede terhadap upaya PDI-P dalam Membangun Kesejahteraan rakyat maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut 1. Pendapat masyarakat Ketawanggede terhadap wish image PDI-P yaitu “Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat” secara umum menyatakan kalau wish image PDI-P yaitu “Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat” cukup sesuai dengan persepsi masyarakat Ketawanggede. Hal ini didapatkan dari pengkategorisasian nilai persepsi masyarakat Ketawanggede terhadap wish image PDI-P melalui interval skala. 2. Pendapat masyarakat Ketawanggede terhadap upaya PDI-P dalam membangun kesejahteraan rakyat mempunyai kategori cukup baik, hal ini dikarenakan dari ke 8 item
variabel kesejahteraan memiliki nilai yang tertinggi dan nilai yang terendah. Nilai tertinggi terletak pada item PDI-P mendukung kebijakan pemerintah yang terkait dengan jaminan kesehatan yang murah untuk masyarakat, yang berarti bahwa PDIP adalah partai yang baik dalam mendukung kesehatan masyarakat. Nilai terendah terletak pada item PDI-P adalah partai yang menjunjung tinggi moral dan etika yang berarti bahwa PDI-P adalah partai yang cukup baik dalam hal moral dan etika. Cukup baik adalah kategori satu tingkat dibawah kategori baik. Saran 1. Perlu adanya pemberitaan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat, dalam hal ini PDI-P perlu meningkatkan pemberitaan dalam bentuk media cetak atau elektronik seperti televisi dengan mengundang wartawan jika akan melakukan kegiatan peduli kesehatan lingkungan, kegiatan agama seperti pangajian-pengajian umum dan pembangunan masjid atau mushola. Mengingat wish image adalah citra yang di harapkan oleh pihak internal partai dan harus sesuai dengan apa yang menjadi persepsi dalam masyarakat. 2. Dari hasil penelitian ini yang mengatakan bahwa bersepsi masyarakat Ketawanggede terhadap item moral dan etika adalah cukup baik sekaligus menjadi item yang paling rendah nilainya sehingga peneliti menyarankan perlu adanya pembinaan terhadap massa PDI-P yang cenderung melakukan tindakantindakan pelangaran hukum dan
kegiatan menggangu dalam masyarakat.
ketertiban
3. Perlunya penelitian lanjutan untuk menggali data kualitatif tentang pendapat masyarakat terhadap wish image.
DAFTAR PUSTAKA Sumber dari Buku Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bart. S. (2004). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo. Budiarjo, M. (1982). Dasar-dasar Ilmu politik. Jakarta: Gramedia Pustaka. Bungin, Burhan. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Bintarto. (1989). Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Darussalam, Donny Septriadi. (2006). Membatasi Kekuasaan Untuk Mengenakan Pajak. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Dood, Leonard W. (1984). Propaganda its psychology and technique. New York: Henry Holt and Company Haryanto (2005). Mengenal Teori-Teori Politik. Depok Suroto. (2003). Partai-partai Politik di Indonesia. Jakarta: PT. Citra Mandala
Kotler. P. (2000). Marketing Management, The Millenium Edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc. Jefkins. Frank. (1992). Public Relations, Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga Yulianita. N. (2005). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Thoha. M. (1983). Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Thoha. M. (2003). Kepemimpinan dalam manajemen: suatu pendekatan perilaku. Jakarta: Raja Grafindo Persada Rakhmat J. (2001). Psikologi Komunikasi. Cetakan ke-16. Bandung: PT Renja Kesdakarya Walgito. B. (1995). Pengantar Psikologi Umum. Ed. 3. Yogyakarta: Adi; 2002. Lerner. J. W. (1988). Learning Disabilities. Theories, diagnosis and teaching strategies. New Jersey: Houghton Companies. Indrawijaya. I. (2000). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Pratama Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta Kriyantono, Rachmat. (2008). Teori Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.
Harsojo. (1997). Pengantar Antropologi. Bandung: Bina Cipta. Robbins, S.P. (2001). Psikologi Organisasi. (Edisi ke-8). Jakarta: Prenhallindo. Sumber Kuliah Wood.J.T. (2014). Percieving and understanding (power point slides) teks
tidak terpublikasi. Diakses dari BESC1001. PIK. Universitas Brawijaya. Malang Sumber dari Jurnal Lohndorf. B, Diamontopoulos. A. (2009). Social Identity and Social Exchange Perspectives on Turning Employees into Brand Champions. Sankalia. T. (2012). Wish Images for Twenty-First Century (American) Cities. Journal of urban history 2012, 348-356 Sumber dari Internet KPU. (6 Juli 2014). Homepage. 10 Juli 2014. Diakses dari http://www.pdipjatim.com KPU sahkan hasil pemilu, PDIP nomor satu.(10 Mei 2014). BBC Indonesia, 10 Mei 2014. Diakses pada 18 Mei 2014. Sorotnews. (2 Juli 2013). PDIP Gelar Pembekalan Untuk Caleg dengan Tema Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat. 22 Juli 2014. Diakses dari http://www.sorotnews.com/berita/view/ pdip-gelar-pembekalanuntuk.5108.html Sastra Pembebasan. (4 Agustus 2010). Pidato Megawati, Pembukaan KongresIII PDIP-Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat. 22 Juli 2014. Diakses dari http://sastrapembebasan.10929.n7.nabble.com/sastr a-pembebasan-Pidato-MegawatiPembukaan-Kongres-III-PDIPBerjuang-Untuk-Kesejahteraan-Rakyattd47550.html Kesejahteraan. (2 Juli 2014). Artikel. Kesejahteraan Rakyat. Diakses dari http://www.menkokesra.go.id/artikel