DESKRIPSI KEMAMPUAN GURU DALAM MERUMUSKAN INDIKATOR KOMPETENSI SIKAP SOSIAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Suatu Penelitian di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo)
JURNAL Diajukan Sebagai Prasyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Matematika
OLEH
KRISNA LATIP NIM. 411 411 128
JURUSAN MATEMATIKA PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Jurnal yang berjudul “Deskripsi Kemampuan Guru Dalam Merumuskan Indikator Kompotensi Sikap Sosial Pada Pembelajaran Matematika “(Suatu Penelitian di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo)”
Oleh Krisna Latip NIM. 411 411 128
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
DESKRIPSI KEMAMPUAN GURU DALAM MERUMUSKAN INDIKATOR KOMPETENSI SIKAP SOSIAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Krisna Latip1, Kartin Usman2, Franky A. Oroh3, NIM 411411128 Prodi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6 Kota Gorontalo Telepon (0435) 827213 Fax. (0435) 827213
The research was to describe the teacher’s ability in formulating the indicators of social behavior in Mathematics Learning. This research was a descriptive research. The subjects of research were mathematics teachers at SMK Negeri 1 Gorontalo. It used three indicators to gain information about teacher’s ability, they were (1) mastering learning syllabus, (2) mastering learning material, and (3) understanding characteristic of Students. Meanwhile, the teacher’s ability obviously can be observed by the complete Lesson Plan that she/he made. The research result showed that the average of learning syllabus mastering was 95,71% categorized as excellent, learning material average was 67,35% categorized as good, and understanding of student’s characteristic was 38,09% categorized as sufficient. Overall the teacher’s ability in formulating the indicators of social behavior was 67,05%. It showed that the ability of teachers at SMK Negeri 1 Gorontalo in formulating the indicators of social behavior in mathematics learning was categorized as excellent. Keywords : Teacher’s Ability, Social Behavior Indicators, Mathematics PENDAHULUAN Dalam penyelenggaraan pendidikan, tenaga kependidikan dalam hal ini guru merupakan satu komponen yang sangat penting, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan Hamalik (2014 :3). Di tangan guru sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi untuk kepentingan pembelajaran matematika. Sedangkan komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada 1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, UNG Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 3 Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 2
akhirnya peserta didik memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu dalam merekayasa pembelajaran, guru harus berdasarkan kurikulum yang berlaku. Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan, berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif, dan efisien sesuai yang diharapkan. Dalam kurikulum, struktur kurikulum adalah pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi. Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap sosial, pengetahuan, dan penerapan pengetahuan. Untuk memenuhi semua tuntutan kompetensi inti, guru harus mengkondisikan proses pembelajaran agar siswa dapat memiliki semua kompetensi yang telah ditentukan salam SKL. Pada kurikulum 2013 kompetensi sikap terbagi menjadi dua yaitu : a. Sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa b. Sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berahlak mulia, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Guru harus memahami hubungan antara standar kompetensi lulusan (SKL), kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Menguasai SKL, KI, dan KD serta memahami kesesuaian kompetensi inti dengan materi pembelajaran merupakan kegiatan yang penting dilakukan oleh guru agar dapat melaksanakan kegiatan untuk pencapaian pembelajaran dan menentukan cara yang tepat yang digunakan untuk pembelajaran. Contohnya bagaimana mengaitkan kompetensi sikap sosial “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia” dengan pembelajaran matematika sehingga dapat sesuai dengan implementasi kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi disekolah dan standar penilaian lebih mengarah pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan secara proporsional. Akan tetapi dalam kurikulum 2013 banyak guru yang salah kaprah karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan guru, terutama pelajaran matematika. Hal yang teramati pada saat pelaksanaan PPL II di SMA Negeri 1 Suwawa bahwa pelaksanaan pembelajaran lupa mencermati Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti Sikap Sosial dan Kompetensi Dasar. Sehingga menimbulkan guru tidak lagi menyesuaikan kompetensi sikap sosial dengan materi
pembelajaran yang mengakibatkan guru mengalami hambatan dalam mengukur ketercapaian aspek sikap dalam pembelajaran. Berdasarkan wawancara yang pernah penulis lakukan saat pelaksanaan PPL II di SMA Negeri 1 Suwawa guru mata pelajaran matematika tentang pembelajaran kurikulum 2013 terutama pada mata pelajaran matematika, diketahui bahwa guru masih mengalami kendala dalam mengukur ketercapaian aspek sikap sosial yang dituntut pada kompetensi inti terhadap kompetensi dasar pada pembelajaran matematika karena untuk kompetensi inti sikap sosial selamanya hanya di kaitkan dengan kompetensi dasar pada setiap materi pembelajaran. Sehingga dibutuhkan kemampuan guru untuk dapat merumuskan indikator kompetensi sikap sosial tersebut pada pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Deskripsi Kemampuan Guru Dalam Merumuskan Indikator Kompetensi Sikap Sosial Pada Pembelajaran Matematika”. METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran matematika di SMK Negeri 1 Kota Grontalo. Untuk kemampuan guru merumuskan indikator kompetensi sikap sosial, digunakan tiga indikator sebagai instrument penelitiannya, yaitu : (1) Penguasaan Silabus Pembelajaran Oleg Guru, (2) Penguasaan MateriPembelajaran oleh Guru, dan (3) Penguasaan Karakteristik Peserta DidikOleh Guru. Untuk instrument penelitian kemampuan guru dalam merumuskan indikator kompetensi sikap sosial pada pembelalajaran matematika diperoleh melalui lembar kuisioner repon guru dan wawancara. selain itu, data kemampuan guru juga dilihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru tersebut. Data pengamatan kemampuan guru dalam merumuskan indikator kompetensi sikap sosial pada pembelajaran matematika dinyatakan berdasarkan aspek tingkat kemampuan guru. Adapun kriteria tersebut adalah kriteria sangat kurang (0 – 19 %), kriteria kurang (20 20 – 39 %), kriteria cukup (40 – 59 %), kriteria Baik (60 – 79 %), dan kriteria sangat baik (80-100%). Kemampuan guru Kriteria ini ditentukan dari rata-rata hasil jawaban ya pada lembar kuisioner repon guru. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kemampuan guru adalah seluruh kompetensi guru ataupun keahlian guru dalam kegiatan pembelajaran, yaitu berupa merencanakan pembelajaran melaksanakakan pembelajaraan serta mengevaluasi pembelajaran. Dalam hal merencanakan pembelajaran, guru perlu menyusun sebuah Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan kurikulum yang berlaku. Untuk kurikulum2013, dalam rancangan perencanaan pembelajaraan tersebut harus termuat 4 kompetensi inti. Masing-masing kompetensi inti tersebut harus dijabarkan kedalam indikatorindikator pencapaian kompetensi. Karena indikator merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Melalui indikator pencapaian kompetensi ini guru dapat menentukan tehnik dan instrumen evaluasi dan menentukan metode.
Seluruh proses penelitian terkait kemampuan guru ini dilaksanakan sejak 11 Maret 2015 sampai dengan 28 April 2015. Dalam proses penelitian ini, yang pertama dilakukan adalah penyusunan instrumen, berupa lembar kuisioner respon guru dan pedoman wawancara guru. Untuk lembar kuisioner respon guru sebelum instrumen tersebut digunakan pada penelitian hal yang harus dilakukan yaitu melakukan validitas konstruksi Berdasarkan hasil penelitian terkait kompetensi sikap sosial terhadap pembelajaran matematika yang akan diuraikan sebagai berikut diperoleh hasil untuk masing-masing indikator yaitu : (1) menguasai silabus pembelajaran, Penguasaan silabus pembelajaran dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kesesuaian kompetensi dasar (KD), kompetensi inti (KI) pada silabus pembelajaran, menyesuaikan kompetensi dasar dengan kompetensi sikap sosial,serta memperhatikan penggunaan kata kerja operasional dalam kompetensi dasar yang ada pada silabus pembelajaran, secara ringkas disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1 Presentase Jumlah Guru Yang Menjawab Pernyataan Pada Angket Ya Tidak Jumlah Indikator No Responden Jumlah % Jumlah % Menguasai 1 14 100 silabus 2 14 100 pembelajaran 3 14 14 100 4 12 85.71 2 14.29 5 13 92.86 1 7.14 Rata-Rata 95.71 4.29 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa presentase kemampuan guru dalam menguasai silabus pembelajaran untuk setiap aspek berada pada sangat baik. (2) Menguasai materi pembelajaran. Penguasaan silabus pembelajaran dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kesesuaian kompetensi dasar (KD), kompetensi inti (KI) pada silabus pembelajaran, menyesuaikan kompetensi dasar dengan kompetensi sikap sosial,serta memperhatikan penggunaan kata kerja operasional dalam kompetensi dasar yang ada pada silabus pembelajaran. Data hasil lembar kuisioner repon guru, secara ringkas disajikan pada tabel berikut Tabel 2 Presentase Jumlah Guru Yang Menjawab Pernyataan Pada Angket Tidak Ya No Jumlah Indikator Item Responden % % Jumlah Jumlah
Menguasai materi pelajaran
6 7 8 9 10 11 12
14 14 14 14 10 0 0
14
Rata-Rata
100 100 100 100 71.43 -
0 0 0 0 4 14 14
67.35
28.57 100 100 32.65
Berdasarkan tabel terkait penguasaan bahan pembelajaran diketahui presentasi ratarata guru yang menjawab ya sebesar 67.35 % dan yang menjawab tidak sebesar 32.65 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru tersebut menguasai bahan pembelajaran berupa materi pembelajaran dengan baik. (2) Menguasai karakteristik peserta didik. Dalam proses pembelajaran, anak didik menjadi pusat perhatian pendidik. Anak memiliki karakteristik yang berbedabeda, perbedaan karakterisik membutuhkan perhatian dan pendekatan yang berbeda-beda Data hasil lembar kuisioner repon guru, secara ringkas disajikan pada tabel berikut
Tabel 3 Presentase Jumlah Guru Yang Menjawab Pernyataan Pada Angket Tidak Indikator No Jumlah Ya Menguasai karakteristik peserta didik
13 14 15
Rata-Rata
15
Jumlah
%
Jumlah
%
1 1 14
7.14 7.14 100
13 13 0
92.86 92.86 -
38.09
61.91
Berdasarkan tabel 3 terkait terkait penguasaan karakteristik peserta didik diketahui presentasi rata-rata guru yang menjawab ya sebesar 38.09 % dan yang menjawab tidak sebesar 61.91 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru tersebut penguasaan karakter peserta didik oleh guru di SMK Negeri 1 Gorontalo adalah kurang. Berdasarkan tiga tabel diatas, presentase rata-rata guru yang menjawab pernyataan pada setiap indikator penelitian, dapat ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4 Presentase Jawaban Angket No Indikator Jumlah (%)
1 2 3
Menguasai Silabus pembelajaran Menguasai Materi Pembelajaran Menguasai Karakteristik Peserta Didik Rata-Rata (%)
95.71 67.35 38.09 67.05
Bila disajikan dalam bentuk grafik akan tampak seperti pada gambar dibawah ini :
Presentasee Rata-Rata Kemampuan Guru
120
Grafik Presentase Jawaban Guru Untuk Setiap Indikator
100 80 60 40 20 0 1
2
Indikator Kemampuan guru
3
(Gambar 1) Berdasarkan tabel 4 dan grafik 1 terkait kemampuan guru SMK Negeri 1 Gorontalo yang di lihat dari penguasaan silabus pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran dan penguasaan karakteristik peserta didik dapat disimpulkan bahwa guru SMK Negeri 1 Gorontalo mempunyai kemampuan yang baik dalam merumuskan indikator sikap sosial pada pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 67.05 %. Selain lembar kuisioner respon guru, kemampuan guru dalam merumuskan indikator kompetensi sikap sosial pada pembelajaran matematika dilhat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP) dipersiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistimatis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartipasi aktif ,serta memberikan ruang yang cukup untuk perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Secara ringkas jumlah aspek sikap yang dirumuskan pada setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 5 Presentasi Jumlah Rumusan Indikator Sikap Sosial Jumlah Aspek No Keterangan Jumlah (%) Sikap 1 RPP 1 (Persamaan dan Fungsi 5 62.5 % Kuadrat) 2 RPP 2 (Trigonometri) 5 62.5 % Presentase Rata-Rata 62.5 %
3 4
RPP 3 (Statistika) RPP 4 (Aturan Pencacahan) Presentase Rata-Rata
5 4
62.5 % 50 % 56.25
Bila disajikan dalam bentuk grafik akan tampak seperti di bawah ini :
Presentasee Jumlah Rumusan Indikator Sikap Sosial Kemampuan Guru
Grafik Presentase Jumlah Rumusan Indikator Sikap Sosial 80 60 40 20 0 1
2
3
4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Gambar 2) KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Kemampuan guru dalam merumuskan indikator sikap sosial pada pembelajaran matematika adalah baik. atau sebanyak 67.05 %. Kemampuan ini didasarkan pada hal-hal yang berkaitan dengan indikator penelitian yang ditetapkan peneliti 1. Menguasai Silabus pembelajaran Penguasaan silabus pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru dalam menentukan acuan-acuann dalam perumusan indikator sikap sosial. 2. Menguasai Bahan Pembelajaran Bahan pembelajaran dalam hal ini materi pembelajaran, merupakan salah satu aspek penunjang dari kompetensi sikap yang akan dikembangkan. 3. Menguasai Karakteristik Peserta Didik Penguasaan karakteristik peserta didik sangat dibutuhkan untuk dapat menentukan aspek sikap yang akan dirumuskan dalam indikator sikap sosial. Selain itu melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah selesai disusun oleh guru mata pelajaran matematika yang ada di SMK Negeri 1 Gorontalo diketahui persentase rata-rata rumusan indikator sikap sosial yang digunakan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas X 62.5% dan persentase rata-rata rumusan indikator sikap sosial yang digunakan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas XI 56.25% DAFTAR PUSTAKA [1] Daryanto. 2014. Penedekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media
[2] Fadhillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media [3] Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara [4] Janawi. 2012. Kompotensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta [5] Kunandar. 2014.Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada [6] Kurniasih, Imas dan Sani Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep Dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena [7] Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya [8] Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara [9] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta [10] Wahyudi, Iman. 2014. Panduan Lengkap Administrasi Mengajar Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka [11] Widyastano, Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah. Jakarta: PT Bumi Aksara