ANALISIS KESALAHAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN PECAAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KABILA
JURNAL Diajukan Sebagai Prasyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Matematika
OLEH
MEGA SUKMAWATI YANTU NIM. 411 411 045
JURUSAN MATEMATIKA PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul “Analisis Kesalahan Konsep Operasi Hitung Pecahan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kabila”
Oleh
MEGA SUKMAWATI YANTU NIM. 411 411 045
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
ANALISIS KESALAHAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KABILA Mega Sukmawati Yantu1, Sarson W. Dj. Pomalato2, Lailany Yahya3 NIM 411411045 Prodi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6 Kota Gorontalo Telepon (0435) 827213 Fax. (0435) 827213
The research aimed at understanding error of concept by students in accomplishing question in fraction material. There were indicators used to observe error of concept as follows: (1) summing and substracting numerator with numerator, (2) equating denominator by using least common multiple, (3) multiplying numerator with numerator and denominator with denominator , (4) transforming division into multiplication. Based on the students’ test result, they were divided to 3 groups such as high, medium, and low. Students in high group were 25%; students in medium group were 50%; and students in low group were 25%. To sum up, there are many students who have not understood the concepts in accomplishing common fraction questions. Therefoe, students make error of concept. Keywords: Concept, Error of Concept
1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, UNG Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 3 Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 2
ANALISIS KESALAHAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KABILA Mega Sukmawati Yantu1,4Sarson W. Dj. Pomalato2,5Lailany Yahya36 NIM 411411045 Prodi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6 Kota Gorontalo Telepon (0435) 827213 Fax. (0435) 827213
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan konsep yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan. Adapun indikator yang digunakan untuk melihat kesalahan konsep yaitu (1) menjumlahkan atau mengurangkan pembilang dengan pembilang, (2) menyamakan penyebut dengan menggunakan KPK, (3) mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut, (4) mengubah pembagian menjadi perkalian. Berdasarkan hasil tes siswa dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang termasuk dalam kelompok tinggi sebanyak 25%, siswa yang termasuk kelompok sedang sebanyak 50%, dan siswa yang termasuk kelompok rendah sebanyak 25%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa-siswa yang belum paham betul konsep-konsep untuk menyelesaikan soal-soal pecahan biasa. Sehingga akibatnya siswa-siswa ini melakukan kesalahan-kesalahan konsep. Kata kunci : Konsep, Kesalahan Konsep. PENDAHULUAN Matematika merupakan suatu hal yang tak asing terdengar di telinga kita, setiap saat pasti kita selalu dihadapkan dengan yang namanya matematika. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus kita kuasai untuk bisa memahami ilmu lainnya. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak. Matematika bukan hanya perhitungan, lebih dari itu, matematika dapat menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari secara cepat sesuai langkah-langkah logis matematika. Maka tak heran bahwa mempelajari matematika sangat penting dan bermanfaat dalam kahidupan sehari-hari.Mengingat pentingnya mempelajari matematika banyak upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika ini. Banyak yang telah dilakukan orang tua agar anaknya mahir dalam pelajaran matematika. Namun kenyataannya sekarang ini upaya-upaya yang telah dilakukan belum menuai hasil yang memuaskan. Faktanya masih banyak siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Kabila masih banyak yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam 1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, UNG Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 3 Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 2
mengerjakan soal-soal bilangan pecahan yang diberikan guru, padahal soal yang diberikan hanya sebagai pengulangan, karena materinya sudah diajarkan sewaktu duduk di sekolah dasar. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang guru matematika yang mengajar di sekolah tersebut. Seperti yang telah dikatakan guru tersebut bahwa masih banyak siswa yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelessaikan soal-soal bilangan pecahan, masih banyak yang keliru dalam menjumlah, mengurang, mengali dan membagi bilangan pecahan. Hal seperti ini terjadi karena kurangnya pemahaman konsep siswa pada materi bilangan pecahan. Untuk menguasai matematika diperlukan pemahaman konsep-konsep dasar matematika. Konsep-konsep dalam matematika pada umumnya adalah konsep yang berjenjang atau bertahap. Jadi apabila belum memahami konsep dasarnya pasti akan sulit untuk memahami konsep yang selanjutnya. Kesulitan memahami konsep mengakibatkan konsep tersebut menjadi konsep sukar yang bisa membuat siswa mengalami kesalahan konsep. Apabila siswa mengalami kesalahan konsep, maka hal ini lah yang akan menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Konsep Operasi Hitung Bilangan Pecahan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kabila”. Kesalahan menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata salah yang artinya tidak benar, tidak betul atau keliru. Menurut Sagala (2006: 71) konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan. Dalam menyelesaikan soal-soal matematika mungkin akan ada banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Suhertin (dalam Hanifah 2011: 7) berpendapat bahwa penyebab kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika adalah tidak menguasai bahasa contohnya siswa tidak paham dengan pertanyaan dalam soal matematika, tidak memahami arti kata, tidak menguasai konsep dan kurang menguasai teknik berhitung. Wiyartimi dkk (dalam Koem, 2014:10) mengemukakan bahwa ada beberapa jenis kesalahan yang dilakukan siswa, yaitu : a) Kesalahan konsep, yaitu kesalahan siswa dalam menafsirkan dan menggunakan konsep matematika b) Kesalahan prinsip, yaitu kesalahan siswa dalam menafsirkan dan menggunakan rumus-rumus matematika c) Kesalahan operasi yaitu kesalahan siswa dalam menggunakan operasi dalam matematika d) Kesalahan karena kecerobohan, yaitu kesalahan siswa karena salah dalam perhitungan
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kabila Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis kesalahan konsep siswa pada operasi hitung bilangan pecahan biasa. Data pada penelitian ini, berupa data primer tentang kesalahan konsep siswa pada operasi hitung bilangan pecahan biasa yang diperoleh berdasarkan hasil tes siswa dan wawancara terhadap subjek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII-F SMP Negeri Kabila. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, dilaksanakan pengumpulan data berdasarkan tahapan-tahapan: (1) pemberian tes, Pemberian tes digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Tes yang diberikan untuk menjaring informasi yang berkaitan dengan kesalahan konsep berbentuk uraian yang telah divalidasi oleh beberapa validator ahli. Sebelum tes digunakan untuk menjaring data terlebih dahulu dilakukan verifikasi tes yang terdiri dari uji validitas tes dan uji reliabilitas tes. (2) Wawancara, Untuk melengkapi informasi yang berasal dari hasil pemberian tes maka proses yang dilakukan selanjutnya adalah wawancara. Tujuan utama dalam wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi dari siswa tentang kesalahan konsep siswa. Materi wawancara akan disusun berdasarkan hasil yang diperoleh siswa dalam menjawab tes yang diberikan sebelumnya. Adapun analisis data dilapangan dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013: 337) adalah sebagai berikut : (1) Reduksi Data (Data Reduction), (2) Penyajian Data (Data Display), (3) Penarikan kesimpulan/ verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Data-data dalam penelitian ini merupakan data-data yang diperoleh dari kegiatan pemberian tes/soal dan wawancara yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kabila. Sebagaimana telah diungkapkan bahwa tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan konsep operasi hitung bilangan pecahan. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang melakukan kesalahan konsep. Pada bagian ini akan disajikan kesalahan konsep yang telah dilakukan pada setiap butir soal, seperti berikut ini. a) Untuk soal nomor satu, siswa yang menjawab benar 8 orang, 2 orang siswa yang menjawab kurang tepat, dan 10 orang siswa jawabannya salah. b) Untuk soal nomor dua, siswa yang menjawab benar 4 orang dan 16 orang siswa jawabannya salah. c) Untuk soal nomor tiga, siswa yang menjawab benar 11 orang dan 9 orang siswa jawabannya salah. d) Untuk soal nomor empat, siswa yang menjawab benar 9 orang, 2 orang siswa jawabannya kurang tepat dan 9 orang siswa jawabannya salah.
e) Untuk soal nomor lima, siswa yang menjawab benar 5 orang dan 15 orang siswa jawabannya salah. f) Untuk soal nomor enam, siswa yang menjawab benar 4 orang dan 16 orang siswa jawabannya salah. g) Untuk soal nomor tujuh, siswa yang menjawab benar 5 orang, 4 orang siswa tidak mendapat skor penuh, dan 11 orang siswa jawabannya salah. h) Untuk soal nomor delapan, siswa yang menjawab dengan benar 5 dan 15 orang siswa jawabannya salah. i) Untuk soal nomor sembilan, siswa yang mendapatkan skor penuh sebanyak 7 orang dan 13 orang siswa tidak mendapat skor penuh. j) Untuk soal nomor sepuluh, siswa yang menjawab benar 3 orang, 10 orang siswa tidak menjawab dengan tepat, dan 7 orang siswa jawabannya salah. k) Untuk soal nomor sebelas, siswa yang menjawab benar 3, 9 orang siswa tidak memperoleh skor penuh, dan 8 orang siswa jawbannya salah dan tidak mendapatkab skor. l) Untuk soal nomor dua belas, siswa yang mejawab benar 2 orang, 5 orang siswa tidak mendapat skor penuh, dan 13 orang siswa sisanya tidak mendapatkan skor untuk nomor ini. m) Untuk soal nomor tiga belas, siswa yang menjawab benar 2, 6 orang siswa tidak menjawab dengan tepat, dan 12 orang siswa jawabannya salah. Dari hasil tes dan wawancara dapat dilihat berapa banyak kesalahan konsep yang dilakukakan siswa. Berdasarkan hasil tes siswa telah dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil tersebut akan dijelaskan lagi masing-masing kelompok yaitu sebagai berikut : a. Siswa kelompok tinggi Siswa yang termasuk kelompok tinggi merupakan siswa-siswa yang meraih jumlah skor yang lebih tinggi dari teman-temannya. Untuk siswa-siswa yang kelompok tinggi telah diwakili oleh KT-1 dan KT-2. Dari hasil tes dan wawancara KT-1 dan KT-2 ini mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan baik. Ini terbukti dari terpenuhinya beberapa indikator yang diukur. Untuk KT-1 semua indikator terpenuhi, tapi tetap ada sedikit kesalahan yang dilakukan. Sedangkan KT-2 hanya ada 1 indikator yang tidak terpenuhi. b. Siswa kelompok sedang Siswa yang termasuk kelompok sedang merupakan siswa-siswa yang jumlah skornya berada diantara siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah.. Untuk siswa-siswa yang kelompok sedang telah diwakili oleh KS-1 dan KS-2. Dari hasil tes dan wawancara KS-1 dan KS-2 ini bisa menyelesaikan beberapa soal dengan baik dan juga memenuhi beberapa indikator. KS-1 dan KS-2 keduanya hanya dapat memenuhi 2 indikator. c. Siswa kelompok rendah Siswa yang termasuk kelompok rendah merupakan siswa-siswa yang mendampat jumlah skor terendah. Untuk siswa-siswa yang kelompok rendah telah diwakili oleh KR-1 dan KR-2. Dari hasil tes dan wawancara KR-1 dan
KR-2 ini tidak ada satu pun soal yang mendapatkan skor penuh.begitu pula dengan indikator, tidak ada satu pun indikator yang berhasil dipenuhi oleh KR-1 dan KR-2. Dari keempat indikator yang diukur tidak ada satu pun indikator yang berhasil dipenuhi. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum paham betul konsep-konsep untuk menyelesaikan soal-soal bilangan pecahan biasa. Sehingga akibatnya siswa-siswa ini melakukan kesalahan-kesalahan konsep. DAFTAR PUSTAKA [1] Agustiawan, Reno. 2013. Analisis Kesalahan Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pembelajaran Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Skripsi Universitas Negeri Gorontalo. Tidak diterbitkan [2] Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta [3] Bito, Nursiya. 2009. Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk Sub Materi Pokok Prisma dan Limas Di Kelas VIII SMP Negeri 11 Gorontalo. Tesis Magister Pendidikan Universitas Negeri Surabaya [4] Hanifah, Erni Hikmatul. 2011. Identifikasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal CeritaMatematika Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Berdasarkan Metode Analisis Kesalahan Newman (Studi Kasus SMP Bina Bangsa Surabaya. Skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Tidak diterbitkan [5] Koem, Sri Wahyuni. 2014. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Matriks Pada Siswa Kelas XII SMA. Skripsi Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Tidak diterbitkan [6] Lado, Aleta Oli. 2012. Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Manipulasi Bentuk Aljabar Pada Soal-soal Integral Program Studi Pendidikan Matematika Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Tidak diterbitkan [7] Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya [8] Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta [9] Sahriah, Siti. 2012. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP
Negeri 2 Malang. Jurnal Online Universitas Negeri Malang Vol. 1, No. 1 (2012) [10] Setiyawati, Indra. 2011. Identifikasi Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pelajaran Segitiga dan Segi Empat Siswa Kelas VII SMP N 5 Depok Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak diterbitkan [11] Sunarsi, Anis. 2008. Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal pada Materi Luas Permukaan serta Volume Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi Universitas Sebelas Maret. Tidak diterbitkan [12] Ulifa, Siti Nur. 2014. Hasil Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Materi Relasi. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1. ISSN: 2337-8166 [13] Widyantoro, Deni. Pengembangan Soal Tes Pilihan Ganda Kompetensi Sistem Starter dan Pengisisan Program Keaahlian Teknik Mekanik Otomotif Kelas XII. Jurnal PTM. Vol. 9, No. 1. ISSN: 1412-1247. [14] Zainiyah, N. 2011. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi SPLDV. Skripsi Universitas Islam Negeri Surabaya. Tidak diterbitkan