JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISSN 1693-8852
VOLUME 11, NO. 2, AGST 2011
YFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN GADAI PADA PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG BANDA ACEH YENI IRAWAN Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRACT This study aimed (1) to analyze the influence of RAHN,ARRUM and MULIA against income on a branch of Islamic pawnshop Perum Banda Aceh, (2) to determine the dominant factor berpengaruhi lien against income on Islamic Pawnshop branch of Banda Aceh. The regression analysis showed that the independent variables (RAHN and ARRUM) the individual has a positive and significant effect on income Pawnshop branch of Islamic pawn in Banda Aceh, whereas for variable MULIA , individually have a negative effect on lien revenue in Islamic pawnshop branch office in Banda Aceh from the above three independent variables that have the most dominant effect is variable RAHN, rather than ARRUM and the lowest is variable MULIA. All independent variables, namely: RAHN, ARRUM and MULIA, together, these three variables significantly influence revenue pledge. This can be shown by test (F). Test results note that the value of F (F) at 23 751> F table 3.32. Choice of independent variables is to measure the revenue pledge, has a very strong influence. It can be seen from the results of the analysis, where the results of determination of 0.922 koefisian. This means that 92.2 percent of the income variable mortgage variable influenced by RAHN, ARRUM and MULIA, where 7.8 percent is influenced by other variables not done the research Keywords: RAHN,, ARRUM, MULIA and revenue pledge
Perkembangan Pegadaian sudah sedemikian pesatnya. Ditandai dengan perbedaan basis orentasi, kini, ada pegadaian konvensional dan juga pegadaian syariah. Pegadaian syariah muncul karena saat ini produk-produk syariah mulai marak di Indonesia. Akibatnya, Pegadaian juga mengeluarkan produk berbasis syariah yang di sebut dengan pegadaian syariah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah ini memiliki karakteristik seperti, tidak menuntut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan yang pasti keuntungan didapat melalui bagi hasil. Pegadaian syariah dalam beroperasi menggunakan metode Fee Based Income (FBI). Alasannya, karena masing-masing nasabah mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam memanfaatkan dana pinjaman tersebut. Misalnya saja, nasabah ingin menggunakannya untuk konsumsi, membayar uang sekolah, atau tambahan modal kerja, penggunaan metode mudharabah belum tepat pemakaiannya, oleh karena itu Pegadaian Syariah tidak menggunakan sistem mudharabah. Perbedaan lain yang mendasar dari Pegadaian konvensional dengan Pegadaian Syariah adalah pada Pegadaian Syariah tidak menggunakan sistem bunga atau riba, yang di gunakan adalah sistem Ujro,” Berbeda dengan Pegadaian Konvensional yang dalam proses pinjamannya dengan melakukan taksiran atas nilai jaminan yang diberikan, kemudian si penaksir menentukan jumlah pinjaman beserta sewa modal, dan bunga yang ditetapkan akan diinformasikan kemudian kepada calon penggadai barang
A. PENDAHULUAN Keberhasilan suatu bisnis bukan ditentukan oleh produsennya melainkan oleh pelanggannya” (Kotler, 1995: 1) Perlu disadari bahwa pelanggan masa kini menentukan banyak sekali produk dalam setiap kategori, dan pelanggan memiliki beragam kebutuhan dalam kombinasi serta harga barang dan jasa yang berbeda. Harapan mereka akan mutu dan pelayanan yang tinggi terus meningkat. Di tengah pilihan yang begitu banyak, pelanggan cenderung memilih tawaran yang paling sesuai dengan kebutuhan serta harapan masingmasing dan mereka membeli berdasarkan tata nilai mereka. Dibentuknya suatu perangkat sistem profesional adalah kebutuhan yang mendesak bagi perusahaan di masa sekarang termasuk profesionalisme sistem pemasaran. Sistem pemasaran sebenarnya hanyalah merupakan suatu divisi dari perusahaan, namun mempunyai bobot manfaat yang tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi sistem pemasaran dalam perusahaan baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi aktivitas pemasaran adalah menyangkut kebutuhan akan dana, tenaga pemasaran, manajer pemasaran, kualitas produk, dan lain sebagainya, sedangkan faktor eksternal pemasaran banyak dipengaruhi oleh faktor perilaku konsumen, faktor pesaing, dan faktor lingkungan di mana perusahaan itu berada. Peran konsumen saat ini lebih luas kepemilikannya karena konsumen merupakan instrumen yang independen. Kebebasan dari konsumen banyak ditentukan oleh sumber daya dan sumber dana yang dimiliki secara mandiri hal demikian juga dengan pengadaian, sebagai lembaga pembiayaan non bank.
38
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISSN 1693-8852
VOLUME 11, NO. 2, AGST 2011
Produk yang dikeluarkan Pegadaian Syariah, diantaranya Rahn atau gadai biasa merupakan produk jasa pertama diperkenalkan Pegadaian Syariah kepada masyarakat. Nasabah dapat ke outlet Pegadaian Syariah dan langsung melakukan transaksi gadai tanpa harus melalui prosedur berbelit-belit. Lalu ada produk Arrum yang merupakan kepanjangan Arahan Untuk Usaha Mikro. Dimana nasabah dapat mengajukan dana pengembangan usaha mikro dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor. Syarat utama, nasabah harus memiliki usaha yang sudah berjalan minimal 1 tahun, surat keterangan identitas diri, serta bersedia dilakukan survey oleh Pegadaian Syariah. Sebagai bukti memiliki usaha, pelaku usaha kecil dapat meminta surat keterangan usaha dari pihak kelurahan setempat Sementara produk jasa Pegadaian Syariah yang cukup diminati saat ini adalah emas atau yang selanjutnya dikenal dengan nama Mulia, kepanjangan dari Murobahah Logam Mulia untuk investasi dan diperkenalkan mulai Oktober 2008. Berikutnya, Pegadaian Syariah memperkenalkan Amanah yang merupakan pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor. Tapi dengan tetap menggunakan basic Rahn Tafjiri. Intinya, jika ingin membeli kendaraan bermotor dapat menggunakan jasa Pegadaian Syariah dengan dana maksimun Rp100 juta. Perum Pegadaian sebagai lembaga perkreditan yang memiliki tujuan khusus yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai yang ditujukan untuk mencegah praktek ijon, pegadaian gelap, riba, serta pinjaman tidak wajar lainnya. Perum Pegadaian merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan kredit, baik dalam skala kecil maupun skala besar, dengan pelayanan yang mudah, cepat dan aman. Kemudahan dan kesederhanaan dalam prosedur memperoleh kredit merupakan modal dasar dalam mendekati pangsa pasar pegadaian. Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 memberikan peluang bagi Perum Pegadaian untuk membuka usaha-usaha lain selain usaha inti yang selama ini dijalankannya. Selanjutnya, Pada pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 disebutkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan usaha penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai, penyaluran uang pinjaman berdasarkan jasa sertifikasi logam mulia dan batu adi, unit toko emas, dan industri perhiasan emas serta usahausaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dengan persetujuan Menteri Keuangan. Berdasarkan Peraturan-peraturan tersebut Perum Pegadaian bekerjasama dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk membentuk Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS). PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk berperan sebagai penyandang dana sedangkan Perum Pegadaian sebagai pelaksana kegiatan operasional. Produk-produk yang ditawarkan oleh Pegadaian Syariah yaitu Jasa Gadai Syariah (Rahn), Pembiayaan Usaha Mikro Kecil (Arrum), Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor bagi Karyawan (Amanah), dan Murabahah Emas Logam Mulia untuk Investasi Abadi (Mulia) serta Kucica (Kiriman Uang Cara Instan, Cepat, Aman). pada Pegadaian Syariah cabang Banda Aceh sudah melakukan semua akad, seperti akad Amanah (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor bagi Karyawan), akadMurabahah Emas Logam Mulia untuk Investasi Abadi (Mulia) merupakan produk Pegadaian Syariah yang menggunakan akad Murabahah. Murabahah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, oleh pihak penjual dengan pihak pembeli. Pembayaran dapat dilakukan secara angsuran ataupun ditangguhkan sesuai dengan kesepakatan bersama. (PSAK.No 102 :2008). B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Definisi Operasional Pengertian RAHN Menurut bahasa, RAHN berarti tetap, kekal dan berkesinambungan. Rahn juga bermakna al-habsu yang berarti menahan atau jaminan, Akad RAHN dalam istilah terminologi positif disebut dengan barang jaminan, agunan dan runggahan. Dalam islam rahn merupakan sarana saling tolong-menolong bagi umat Islam, tanpa adanya imbalan.Ke-empat, dalam Fatwa DSN MUI nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tentang RAHN dan Fatwa nomor 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas, rahn didefenisikan dengan :“Menahan barang sebagai jaminan atas utang” Pengertian ARRUM ARRUM mempunyai pengertian pembiayaan syariah untuk usaha mikro. Produk ini ada di pegadaian syariah yang mekanismenya sama dengan gadai biasa. Secara umum mekanisme operasional produk Arrum Pegadaian Syariah dapat digambarkan sebagai berikut: Melalui akad Rahn, nasabah menyerahkan barang bergerak dan kemudian Pegadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah disediakan oleh Pegadaian. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya biaya yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan, dan keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan bagi Pegadaian mengenakan biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak. Pengertian MULIA
39
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISSN 1693-8852
VOLUME 11, NO. 2, AGST 2011
MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi) memfasilitasi kepemilikan emas batangan melalui penjualan logam mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat secara tunai atau dengan pola angsuran dengan proses cepat dalam jangka waktu tertentu yang fleksibel. Akad MULIA menggunakan Akad Murabahah dan Rahn.
b = Koefisien regresi Sb = Standar error 5) Berdasarkan t hitung dan t tabel, menentukan penerimaan atau penolakan Ho. c. Uji statistik F Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Santosa, 2000: 169). Langkah-langkah pengujian : 1) Komposisi hipotesis Ho: β1=β2=β3=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen (bebas) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat). Ha: 1β≠2β≠3β≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen (bebas) secara bersama- sama terhadap variabel dependen (terikat). 2) Menentukan level of signifance α = 0,05 3) Menentukan derajat kebebasan (dk) = k; n – 1 k 4) Menentukan nilai F tabel = (α); k; n – 1- k 5) Kriteria pengujian Ho diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel 6) Nilai Fhitung Fhitung = R² / k (Rangkuti, 2002: 165) (1–R²)/(n–k–1) Keterangan: R² = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sampel d. Koefisien Determinasi (R²) Koefisien Determinasi (R²) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan pengaruh variabel independen terhadap naik turunnya variabel dependen. Jika R² mendekati 1, ini menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga model yang digunakan dapat dikatakan baik. e. Uji Asumsi Klasik 1) Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui data normal atau tidak dapat digunakan uji statistik Jarque-Bera (JB). Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: JB = n S² + (K – 3)² 6 24 Di mana:
Pengertian Pendapatan Gadai Pendapatan gadai adalah merupakan jumlah pendapatan dari produk gadai syariah seperti RAHN,ARRUM dan MULIA yang diterima Pegadaian syariah dalam jangka periode tertentu, misalnya 1 tahun dalam bentuk rupiah. 2. Teknik Analisis Data A. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh antara faktor RAHN, ARRUM dan MULIA terhadap omzet digunakan analisis regresi linier berganda. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: (Djarwanto Ps & Subagyo, 1996: 309) Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + e Keterangan: Y = Pendapatan gadai X1 = RAHN X2 = ARRUM X3 = MULIA A = Konstanta b1 = Koefisien variabel X1 b2 = Koefisien variabel X2 b3 = Koefisien variabel X3 e = Variabel pengganggu B. . Uji statistik t Uji ini untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai t hitung > t tabel, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen secara individu. Sebaliknya jika t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan (Santosa, 2000: 168). Langkah-langkah pengujian: 1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif Ho:β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Ha:β ≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). 2) Menentukan level of significance (α) = 0,05 3) Menentukan derajat kebebasan (dk) = n –1– k dan menentukan t tabel. t tabel = t = α /2; n – 1 – k 4) Mencari koefisien t hitung
t hitung = b -- β Sb
(Rangkuti,2002:166)
Keterangan:
40
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISSN 1693-8852
VOLUME 11, NO. 2, AGST 2011
n= Jumlah observasi k= Nol untuk suatu data biasa dan jumlah koefisien pada saat meneliti residual dari suatu persamaan. S= Skewness K= Kurtosis Data disebut normal apabila nilai JB lebih rendah atau sama dengan nilai kritis tabel Chie Square dengan derajat bebas 2, α = 1% (9,2). Jika ternyata JB lebih besar dari tabel berarti data tidak normal.
MULIA meningkat 1 rupiah, maka pendapatan gadai turun sebesar Rp 334,783 karena koefisien yang dihasilkan negatif. Konstanta sebesar 2.88e+09 menggambarkan pendapatan gadai ratarata jika RAHN, ARRUM dan MULIA nilainya nol. 2. Pengujian secara individual (uji t) t hitung variabel RAHN (X1) sebesar 2,891 dengan probabilitas 0,028 (2,8%). Probabilitas tersebut lebih kecil dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung variabel RAHN lebih besar dari pada t tabel pada α =5%. Berarti menolak H0 atau menerima Ha. Terdapat pengaruh yang signifikan RAHN terhadap pendapatan gadai. t hitung variabel ARRUM (X2) sebesar 2,648 dengan probabilitas 0,038 (3,8%). Probabilitas tersebut lebih kecil dari 5% yang menunjukkan bahwa t hitung variabel ARRUM lebih besar dari pada t tabel pada α =5%. Berarti menolak H0 atau menerima Ha. Terdapat pengaruh yang signifikan ARRUM terhadap pendapatan sewa modal.t hitung variabel MULIA (X3) sebesar -2,208 dengan probabilitas 0,089 (8,9%). Probabilitas tersebut lebih besar dari 5% tetapi lebih kecil dari 10%. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung variable MULIA lebih kecil dari t tabel pada α =5% tetapi lebih besar dari t tabel pada α =10%. Oleh karena level of significant yang digunaka disini adalah pada α =5% maka hasil ini menerima H0 atau menolak Ha. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan MULIA terhadap pendapatan gadai.
2) Heteroskedastisitas Pada penelitian ini digunakan metode Glejser. Di sini dilakukan dengan meregresikan nilai residual yang diperoleh dengan variabelvariabel independennya. Jika hasil uji menunjukkan nilai t hitung < t tabel, maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika hasil uji ini menunjukkan nilai t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan terdapat masalah heteroskedastisitas (Santosa, 2000: 208). 3) Autokorelasi Autokorelasi dapat terjadi apabila kesalahan pengganggu (error disturbance) suatu periode berkorelasi dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Alat penguji terdapat tidaknya autokorelasi adalah Durbin Watson Test (DWTest). Untuk menguji penyakit asumsi klasik yang satu ini, maka terlebih dahulu ditentukan nilai kritis du dan dl berdasarkan jumlah observasi dari variabel independen. Jika hipotesa nol menyatakan tidak adanya autokorelasi, maka: Jika DW < dl yang berarti Ho ditolak sehingga menyatakan terjadinya autokorelasi. Jika DW > 4 – dl maka artinya Ho ditolak yang berarti adanya autokorelasi. Jika du < DW < 4 – du maka Ho diterima yang berarti tidak terjadi autokorelasi positif (Ho) atau negatif (Ho*).
3. Pengujian secara bersama-sama (uji F) Hasil pengolahan data menghasilkan F hitung sebesar 23,751 dengan probabbilitas 0,000 (0%). Probabilitas tersebut lebih kecil dari 5% yang menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel pada α =5%, yaitu 3,32. Berarti menolak H0 atau menerima Ha. RAHN, ARRUM dan MULIA secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan gadai pada Kantor Cabang Perum Pegadaian Syariah Kota Banda Aceh.
4) Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan keadaan di mana satu atau lebih variabel independen berhubungan dengan variabel independen lainnya. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu mempunyai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 10 dan mempunyai tolerance lebih besar dari 0,1 (Santoso, 2000: 206-207).
4. Koefisien Determinasi (R²) R squared sebesar 0,922 menunjukkan bahwa variasi pendapatan gadai benar-benar dijelaskan oleh RAHN, ARRUM dan MULIA sebesar 92,2%. Sisanya (7,8%) dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
C. HASIL ANALISIS DATA 1. Analisis Regresi Linear Berganda Pengolahan data memberikan hasil persamaan regresi sebagai berikut: Y = 2.88e+09+1,938 X1 +0,965 X2 -334,783X3 Persamaan tersebut memberikan pengertian; jika RAHN meningkat 1 rupiah, maka pendapatan gadai meningkat sebesar Rp 1,938. Jika ARRUM meningkat 1 rupiah, maka pendapatan sewa modal meningkat sebesar Rp 0,965. Jika
5. Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Menurut hasil perhitungan koefisien JB = 3,64 lebih kecil dari Chi Square = 9,2 sehingga diputusakan bahwa data termasuk dalam distribusi normal. Uji Heteroskedastisitas
41
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISSN 1693-8852
VOLUME 11, NO. 2, AGST 2011
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa : R² = 0,024 dan n = 10. Jadi 0,024 x 10 = 0,24. Karena R2 x n lebih kecil dari 9,2 maka diputuskan tidak terjadi heteroskedastisitas.
> 2,5 sampai 4 disebut memiliki autokorelasi negatif. Dari hasil perhitungan dipoeroleh DW = 2,402. Jadi data tidak mengalami autokorelasi. Uji Multikolinearitas VIF variabel independen lebih kecil dari 10 (8,683; 2,970 dan 6,057) dan semua angka tolerance lebih besar dari 0,1 (0,115; 0,337 dan 0,165). Dengan demikian diputusakan bahwa model regresi tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Autokorelasi Sebagai rule of tumb (aturan ringkas) jika d nilainya antara 1,5 sampai 2,5 maka data tidak mengalami autokorelasi, tetapi jika d = 0 sampai 1,5 disebut memiliki autokorelasi positif dan jika d
Keterangan Constan X1 X2 X3 Fhitung = 23,751***
Coefficient 2.88E+09 1,938 0,965 -334,783
Tabel Hasil Analisis Data T hitung 2,891** 2,648** -2,028* Probabilitas= 0,000
Probabilitas 0,028 0,038 0,089
R² = 0,922 DW = 2,402 LM = 0,24 Multikolinerity X1 = 0,115 X2 = 0,337 X3 = 0,165 Sumber : Hasil Pengolahan Data. Keterangan * : Menunjukan signifikansi Pada α = 10% **: Menunjukan signifikansi Pada α = 5% ***: Menunjukan signifikansi Pada α = 1% mempertahankan dan meningkatkan lagi segmen pasarnya, serta melaksanakan pengembangan pangsa pasar yang belum terlayani dari jasa Perum Pegadaian Syariah. b) Oleh karena MULIA mempunyai pengaruh negatif terhadap pendapatan gadai, maka keberadaan produk baru ini perlu dipertimbangkan lagi atau adanya upaya dari pihak manajemen untuk memberikan kebijakan, misal: memberikan tenggang waktu angsuran pertama dan meningkatkan promosi secara intensif baik melalui media cetak, elektronik atau meningkatkan peran kehumasan untuk melakukan penyuluhan- penyuluhan kepada masyarakat.
D. PENUTUP 1. Kesimpulan a) Secara individual, RAHN dan ARRUM berpengaruh signifikan sedangkan MULIA tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan gadai pada Kantor Cabang Perum Pegadaian Syariah Kota Banda Aceh b) RAHN, ARRUM dan MULIA secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan gadai pada Kantor Cabang Perum Pegadaian Syariah Kota Banda Aceh. c) RAHN merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap pendapatan gadai pada Kantor Cabang Perum Pegadaian Syariah Kota Banda Aceh. d) Variasi pendapatan gadai pada Kantor Cabang PT Pegadaian (persero) Kota Banda Aceh 92,2% dijelaskan oleh RAHN,ARRUM dan MULIA. Sedangkan 7,8% sisanya dijelaskan oleh variabel lain.
DAFTAR PUSTAKA Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1996, Statistik Induktif, BPFE UGM, Yogyakarta. Fatwa DSN MUI No. 25 Tahun 2002 Tentang Rahn Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
2. Rekomendasi a) RAHN dan ARRUM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan gadai, oleh karena itu pihak Perum Pegadaian Syariah dapat
Fatwa DSN MUI No. 25 Tahun 2002 Tentang Rahn Emas Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
42
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISSN 1693-8852
VOLUME 11, NO. 2, AGST 2011
Ikatan Akuntan Indonesia ,2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 102 tentang Murabahah: Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 1992, Dasardasar Pemasaran, Edisi Kelima, Intermedia, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 103/2000 tentang Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian.
Kotler, Philip, 1995, Manajemen Pemasaran, Terjemahan, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.
Santosa, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta
Rangkuti, Freddy, 2002, Riset Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
43
Pemasaran,