JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS DAMPAK KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2016) Nino Sri Purnama Yanti Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Dharma Andalas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dampak Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016. Metode pengambilan sampel adalah teknik purosive sampling. Analisa data yang dipergunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dari hasil penelitian ditemukan debt to equity ratio negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, Return on Aseets positif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, Current ratio negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, Net profit margin negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Selanjutnya debt to equity ratio, return on assets, curent ratio, dan net profit margin secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. nilai adjusted R square adalah sebesar 0.001 hal ini berarti 0,1% dari pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dapat dijelaskan oleh debt to equity ratio, return on assets, curent ratio, dan net profit margin sedangkan sisanya sebesar 99,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci : debt to equity ratio, return on asset, curent ratio, net profit margin, pertumbuhan laba PENDAHULUAN Perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis tentunya memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Griffin dan Ebert (1996) dalam Solihin (2006:4) mengatakan bahwa ”bisnis merupakan aktivitas penyediaan barang dan jasa yang bertujuan untuk menghasilkan profit’’. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan tentunya memerlukan pengelolaan yang baik, dengan pengelolaan yang baik maka perusahaan akan mampu menghasilkan
pertumbuhan laba yang terus meningkat di setiap periode dan dengan demikian kelangsungan hidup perusahaan juga akan semakin panjang.. Oleh sebab itu manajemen perusahaan harus berupaya untuk menjaga pertumbuhan laba perusahaan dengan mempertahankan rasio-rasio keuangan perusahaan pada batas yang wajar. Maka dengan demikian akan tercapai suatu kondisi perusahaan yang stabil dan kelangsungan usaha yang relatif panjang (going concern) dalam usahanya.
220
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
Untuk mempermudah pihak manajemen dalam memonitoring pertumbuhan laba dan rasio-rasio keuangannya, dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut. Menurut Halim (2007:156) melalui analisis terhadap laporan keuangan, akan dapat diketahui posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang bersangkutan, dimana dari hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan. Analisis terhadap laporan keuangan dilakukan dengan alat analisis laporan keuangan, sehingga arti laporan keuangan tersebut dapat dengan mudah dibaca, dimengerti dan dipahami. Alat analisis yang umum digunakan adalah rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang bahkan dapat memproyeksikan hasil atau laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, 2003) dalam penelitian Hapsari (2007). Apabila rasio-rasio keuangan yang dihitung diinterpretasikan secara tepat maka akan mampu menunjukkan pada aspek manakah evaluasi dan analisis lebih lanjut harus dilakukan (Halim, 2007:156). Oleh karena itu hasil analisis rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada penelitian ini dapat memberikan gambaran kondisi keuangan dan kinerja perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman, sekaligus dapat digunakan untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan ke depan, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan perusahaan. Selain itu hasil penelitian ini dapat membantu manajemen untuk menjalankan fungsinya dalam mengambil keputusan investasi, keputusan pembelanjaan dan kebijakan dividen (Halim, 2007:2-3). Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2010 hingga 2014. Peneliti memilih untuk meneliti perusahaan manufaktur sub sektor makanan da minuman yang terdaftar di BEI karena sub sektor industri makanan dan minuman menjadi andalan untuk mencapai target pertumbuhan industri non-migas 2016, yang dipatok sebesar 5,7-6,1 persen. "Motornya adalah industri makanan dan minuman yang pertumbuhannya diproyeksi sebesar 7,47,8 persen tahun 2016. Pertumbuhan industri makanan dan minuman yang selalu positif dan permintaan yang tinggi menjadi alasan industri ini diandalkan. Diketahui, pertumbuhan industri makanan dan minuman pada triwulan III/ 2015 mencapai 7,94 persen, lebih rendah dibanding periode yang sama pada 2014 sebesar 10,14 persen. Namun, kontribusi industri makanan dan minuman terhadap industri agro meningkat pada periode yang sama menjadi 5,58 persen pada 2015 dari 4,84 persen pada 2014. Sementara itu, kontribusi industri agro terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada periode yang sama 2015 meningkat 0,92 persen menjadi sebesar 8,22 persen dari 7,30 persen pada 2014. (sumber : http://www.antaranews.com/ berita/ diakses Mei 2017). Menurut Subramanyam dan Wild (2010:109) laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Laba sebagai suatu alat prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Nilai laba di masa lalu,
221
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
yang didasarkan pada biaya historis dan nilai berjalan, terbukti berguna dalam meramalkan nilai mendatang. Laba terdiri dari hasil operasional atau laba biasa dan hasil-hasil non operasional atau keuntungan dan kerugian luar biasa di mana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih (Belkaoui, 2007:226). Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara besarnya atau ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang diperoleh. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar sehingga memberikan peluang lebih besar di dalam menghasilkan profitabilitasnya. Dalam upaya melihat pertumbuhan laba, maka variabel yang akan diteliti yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2015:73) debt to equity ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh modal, dimana semakin rendah rasio hutang (debt to equity ratio) semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi. Kemudian Fahmi (2015) mengatakan return on assets mampu melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan. Selanjutnya Brigham dan Houston (2001:79) mengatakan current ratio (CR) menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Harahap (2010:301) mengatakan rasio lancar (current ratio) menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Selanjutnya Harahap (2010:304) mengatakan semakin besar rasio net profit margin semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba semakin baik. Berdasarkan fenomena dan bukti empiris yang menghubungkan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba dan hasil penelitian yang masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda, maka penelitian ini akan kembali menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba (studi kasus pada Perusahaan makanan dan minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 20102016 ? 2. Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba (studi kasus pada Perusahaan makanan dan minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 20102016 ? 3. Apakah current ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba (studi kasus pada Perusahaan makanan dan minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 20102016 4. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba (studi kasus pada Perusahaan makanan dan minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 20102016 ? 5. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), dan Net Profit Margin
222
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
(NPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba (studi kasus pada Perusahaan makanan dan minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2016) ? Analisis Rasio Keuangan Menurut Harahap (2010:297), rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. rasio lancar (current ratio). Brigham dan Houston (2001:79) mengatakan rasio lancar (current ratio). merupakan rasio likuiditas. Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Selanjutnya Harahap (2010:301) mengatakan rasio lancar (current ratio) menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Adapun rumus current ratio adalah Irham Fahmi (2015:66) :
Debt to Equity Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan total modal. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh modal. Menurut Irham Fahmi (2015:73), semakin rendah rasio hutang (Debt to Equity Ratio) semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi. Net profit margin. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan
penjualan. Rumus yang adalah sebagai berikut :
digunakan
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Menurut Harahap (2010:304), semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Tingkat Pengembalian Aset (Return On Assets) Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Rasio return on total asset (ROA) atau pengembalian investasi, bahwa di beberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis dengan return on investment (ROI). Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan (Irham Fahmi, 2015:82). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2010:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan laba Pertumbuhan Laba Bagi masyarakat umum dan komunitas bisnis, laba mengacu pada penerimaan perusahaan dikurangi biaya eksplisit atau biaya akuntansi perusahaan (Salvatore, 2005). Laba yang tinggi merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan output industri lebih banyak. Laba yang
223
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
tinggi memberikan insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan output dan lebih banyak perusahaan yang akan masuk ke industri tersebut dalam jangka panjang. Laba yang lebih rendah atau kerugian merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan komoditas lebih sedikit atau metode produksi perusahaan tersebut tidak efisien. Laba dapat memberikan sinyal yang penting untuk realokasi sumber daya yang dimiliki masyarakat sebagai cerminan perubahan dalam selera konsumen dan permintaan sepanjang waktu, Salvatore (2005). Pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak (Earning After Tax). Jadi pertumbuhan laba yaitu perkembangan laba yang terjadi pada suatu perusahaan yang bisa saja mengalami kenaikan atau mengalami penurunan (Usman,2003). Pertumbuhan laba dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana: Δ Yit = Pertumbuhan laba pada periode tertentu Yit = Laba perusahaan i pada periode t Yit-1 = Laba perusahaan i pada periode t-1 Gambar 1 Kerangka Penelitian X1
H1
X2
H2
Pertumbuhan Laba
H5
(Y)
X3 X4
H3
H4
Keterangan : X1 : Debt to Equity Ratio (DER) X3 : Retun On Assets (ROA) X2 : current ratio (CR) X4 : Net Profit Margin (NPM) METODE PENELITIAN Jenis penelitian dilihat dari metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Kinerja Keuangan dan Pertumbuhan Laba Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016 sebanyak 14 perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2016. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Non probability Sampling dan lebih tepatnya dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling. Jenis penelitian dilihat dari metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis dan sumber data sekunder. Untuk mendapatkan data sekunder, digunakan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan, yakni sebagai berikut studi literature dan studi internet. Metode analisis data yang dipergunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji hipotesis yang terdiri dari uji t (uji koefisien regresi parsial), Uji F ( Uji Simultan ) dan uji koefisien determinasi HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, berupa :
224
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
E- ISSN 2527 - 3469
Uji Normalitas Setelah dilakukan pengujian terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini maka ditemukan hasil pengujian normalitas adalah sebagai berikut: Gambar 2 Hasil Uji Normalitas
dengan melihat nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi Asym. Sig (2tailed) lebih dari 0,05 maka nilai residual akan berdistribusi normal. Tabel 1 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
84
Normal Parametersa,b
Mean
,0000000
Std. Deviation
Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)
Most Extreme Differences
1.0
66,03318023
Absolute
,133
Positive
,133
Negative
0.8
-,100
Expected Cum Prob
Kolmogorov-Smirnov Z
1,221
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.6
,101
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Berdasarkan grafik terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitas data secara statistik juga dilakukan dengan menggunakan one sample kolmogrov-smirnov test. Dalam pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi normal atau tidak adalah
Tabel output diatas menunjukkan bahwa Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,217. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansinya lebih dari 0,05 (0,101 > 0,05), maka nilai residual pada penelitian ini telah normal. Jadi, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini telah berdistribusi secara normal, sehingga sampel yang digunakan telah mewakili populasi dalam penelitian ini.
Uji Multikolinearitas Dalam analisis ini didapat nilai Variance Influence Faktor (VIF) dan angka tolerance untuk masing-masing variabel sebagai berikut : Tabel 2 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Debt to equity ratio (DER) x1 Return on asset (ROA) x2 current ratio (CR) x3 net profit margin (NPM) x4
B
Std. Error
a
Standardize d Coefficients
Collinearity Statistics t
Sig. Toleranc e
Beta 1,03 9
,302
VIF
30,774
29,631
-10,407
16,944
-,091
-,614
,541
,548
1,825
1,518
1,548
,249
,981
,330
,187
5,340
-6,140
9,367
-,122
-,655
,514
,350
2,858
-25,048
225,800
-,032
-,111
,912
,142
7,039
a Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
225
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
E- ISSN 2527 - 3469
Uji Autokorelasi Setelah dilakukan pengujian terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini maka ditemukan hasil uji autokorelasi sebagai berikut : Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary Model
R
1
,221
a
b
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,049
,001
67,68426
DurbinWatson 1,709
a Predictors: (Constant), net profit margin (NPM) x4, Debt to equity ratio (DER) x1, current ratio (CR) x3, Return on asset (ROA) x2 b Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)
Dalam analisis ini didapat nilai durbin-watson (DW), nilai batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL) sebagai berikut : Tabel 4 Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi durbin-watson (DW)
1,709
nilai batas bawah (dL) 1,5472
nilai batas atas (dU) 1,7462
n = 84 k=4
Dari hasil analisis didapat nilai dw sebesar 1,709 lebih kecil dari batas atas (du) 1,7462 dan dw sebesar 1,709 lebih besar dari batas bawah (dl) 1,5472. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak dapat disimpulkan apakah terjadi autokorelasi atau tidak. Uji Heteroskedastisitas Dari hasil uji hetersokedastisitas yang dilakukan terhadap penelitian ini diperoleh sebagai berikut :
Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)
4
2
Regression Studentized Residual
Dari hasil analisis, didapat empat variabel bebas (independent) dalam penelitian ini nilai VIF-nya tidak lebih dari 10 dan tolerance tidak kurang dari 0,1. Ini berarti bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas (independent) berupa debt to equity ratio, return on assets, curent ratio dan net profit margin tersebut memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang multikolinieritas.
0
-2
-4
-2
0
2
4
6
Regression Standardized Predicted Value
Dari gambar diatas, terlihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Uji t (uji parsial) Hasil pengolahan data dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t) Coefficients
Model 1 (Constant)
a
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients t Sig. Std. B Error Beta 29,63 30,774 1,039 ,302 1 16,94 -,091 -,614 ,541 10,407 4
Debt to equity ratio (DER) x1 Return on asset 1,518 (ROA) x2 current ratio -6,140 (CR) x3 net profit margin (NPM) 25,048 x4
1,548
,249
,981 ,330
9,367
-,122
-,655 ,514
225,8 00
-,032
-,111 ,912
a Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)
Sumber : data sekunder yang diolah, 2017
Pengaruh debt to equity ratio Terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan koefisien regresi debt to equity ratio berslope negatif sebesar 10,407, dengan t hitung = -0,614 > t tabel = -1,990 dan nilai signifikansi sebesar 0,541 (sig > 0,05). Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa debt
226
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
to equity ratio negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini memberikan makna bahwa struktur modal perusahaan lebih didominasi hutang dibandingkan modal. Dominasi atas hutang tentunya memberikan dampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan, terutama dalam meningkatkan laba yang diperoleh. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan hutang perusahaan yang digunakan untuk modal kerja atau aktivitas operasional perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan yang optimal, sehingga perubahan Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh yang tidak signifikan untuk dapat meningkatkan kinerja atau laba perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara total kewajiban dengan total ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Semakin tinggi DER maka Perubahan Laba yang diperoleh perusahaan semakin rendah. Hal ini dikarenakan DER yang tinggi menunjukkan proporsi modal yang dimiliki lebih kecil dari pada kewajiban perusahaan atau adanya ketergantungan yang tinggi terhadap pihak luar. Perusahaan dengan kewajiban yang terlampau banyak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan tambahan dana dari pihak luar. Hutang membawa risiko karena setiap hutang pada umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan berupa kewajiban untuk membayar beban bunga serta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik. Kewajiban atau hutang bukan sesuatu yang jelek jika dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya. Jika kewajiban atau hutang dapat dimanfaatkan dengan efektif, maka hasil
yang diperoleh berupa laba dapat cukup untuk membayar biaya bunga secara periodik ditambah dengan kewajiban pokoknya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Agustina dan Silvia (2012) meneliti tentang pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa DER negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20082011. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori menurut Sartono (2001:248) menyatakan bahwa semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka semakin besar risiko yang dihadapi dimana menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis serta teori, pendapat yang telah dikemukakan diatas mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba. Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ada kesesuaian antara hasil penelitian dengan teori, pendapat yakni Debt to Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Pengaruh return on assets Terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan koefisien regresi return on assets berslope positif sebesar 1,518, dengan t hitung = 0,981 < t tabel = 1,990 dan nilai signifikansi sebesar 0,330 (sig > 0,05). Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa return on assets positif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman
227
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak Return on asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimiliki. ROA merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap total aset. Aset adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan baik dalam wujud aset lancar maupun aset tidak lancar. Pengaruh return on asset terhadap perubahan laba bersih adalah semakin besar return on asset menunjukan semakin baiknya kinerja perusahaan memanfaatkan total aset yang dimiliki dalam melakukan kegiatan operasional untuk menghasilkan pendapatan. Sehingga pendapatan perusahaan semakin meningkat dan pada akhirnya juga meningkatkan profitabilitas perusahaan (Abidin, 2013). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Sitorus (2014) meneliti tentang pengaruh rasio profitabilitas dan rasio aktivitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (Periode 2008-2011). Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) dan Gross Profit Margin (GPM) secara persial berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan variabel Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),dan Inventory Turnover (IT) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Kelima variabel yang digunakan dalam penelitian ini (ROA, ROE, NPM, GPM dan IT) secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Kemampuan prediksi dari kelima variabel secara simultan adalah sebesar 21,8%. Â Kata kunci: Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM), Gross Profit Margin (GPM), Inventory Turnover (IT) dan pertumbuhan laba. Pengaruh current ratio Terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan koefisien regresi current ratio berslope negatif sebesar -6,140, dengan t hitung = -0,655 > t tabel = 1,990 dan nilai signifikansi sebesar 0,514 (sig > 0,05). Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa current ratio negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tidak memberikan jaminan ketersediaan modal kerja guna mendukung aktivitas operasional perusahaan, sehingga perolehan laba yang ingin dicapai menjadi tidak seperti yang diharapkan. Ini memiliki makna aktiva lancar yang dihasilkan terlalu tinggi karena perusahaan berusaha untuk sebisa mungkin menggunakan aktiva lancar bukan hanya untuk memenuhi hutang tetapi juga untuk kepentingan yang lain. Hal ini akan mengakibatkan adanya kelebihan aktiva lancar yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap pertumbuhan laba karena aktiva lancar pada umumnya menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap. Selain itu current ratio yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang dapat menutupi kewajiban lancar perusahaan. Menurut sudut pandang kreditor, hal ini dipandang baik. Akan tetapi menurut sudut pandang pemegang saham semakin tinggi current ratio maka laba yang diperoleh perusahaan semakin
228
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
rendah. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan aktiva tetap Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juliana dan Sulardi (2003) menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Begitu juga menurut Indarti (2002), Suwarno (2004), Warsidi dan Pramuka (2000) juga menunjukkan hasil yang sama, dimana rasio lancar tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. Hal ini disebabkan karena fungsi rasio lancar adalah untuk mengukur kemampuan pembayaran hutang perusahaan. Penelitian ini juga sesuai dengan teori menurut Darsono dan Ashari (2005, hal.52) yang menyatakan bahwa rasio lancar adalah kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi rasio lancar maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis serta teori, pendapat, maupun penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diatas mengenai pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba. Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ada kesesuaian antara hasil penelitian dengan teori, pendapat dan penelitian terdahulu yakni Current Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Pengaruh net profit margin Terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan koefisien regresi net profit margin berslope negatif sebesar -25,048,
dengan t hitung = -0,111 < t tabel = 1,990 dan nilai signifikansi sebesar 0,912 (sig > 0,05). Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa net profit margin negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini mengindikasikan seharusnya semakin rendah NPM maka Perubahan Laba yang diperoleh perusahaan semakin rendah. Hal ini dikarenakan NPM yang rendah menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup rendah. Perusahaan yang sehat seharusnya memiliki net profit margin yang positif yang menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak mengalami rugi. Net profit margin yang rendah disebabkan oleh pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan dari tiap penjualan tidak dapat menutupi biayabiaya operasional perusahaan dan tingginya tarif pajak yang dikenakan. Namun dalam penelitian ini meski Net profit margin yang dihasilkan negatif ternyata tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba hal ini disebabkan nilai NPM cenderung berfluktuasi sehingga naik turunnya NPM tidak memberikan dampak pada pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Agustina dan Silvia (2012) meneliti tentang Pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Berdasarkan hasil penelitian NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian R. Adisetiawan (2012) meneliti tentang Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Dari hasil analisis regresi menunjukkan
229
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
E- ISSN 2527 - 3469
bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Begitu juga dengan hasil penelitian Hamidu (2013) meneliti tentang Pengaruh kinerja keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perbankan di BEI. Hasil penelitian secara Parsial NPM berpengaruh Signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Pengujian dengan Uji F adalah dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada (α) = 5% (0.05). Pada derajat bebas 1 (df1) = jumlah variabel – 1 = 5-1 = 4, dan derajat bebas 2 (df2) = n-k-1 = 84-4-1= 79, dimana n = jumlah sampel, k = jumlah variabel independen, nilai f tabel pada taraf kepercayaan signifikansi 0,05 adalah 2,487 Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ANOVA(b) Sum of Model Squares 1 Regression 18619,133
Df
Mean Square
4
4654,783 4581,160
Residual
361911,614
79
Total
380530,747
83
F
Sig.
1,016 ,404(a)
a Predictors: (Constant), net profit margin (NPM) x4, Debt to equity ratio (DER) x1, current ratio (CR) x3, Return on asset (ROA) x2 b Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)
Sumber : data primer yang diolah, 2017
Berdasrkan tabel di atas nilai f tabel pada taraf kepercayaan signifikansi 0,05 adalah 2,487 dengam demikian F hitung = 1,016 < F tabel = 2,487 dengan tingkat signifikansi 0,404, karena probabilitasnya signifikansi jauh lebih besar dari sig > 0,05, maka model regresi tidak dapat dipergunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau dapat dikatakan bahwa debt to equity ratio, return on assets, curent ratio, dan net profit margin secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini mengindikasikasin bahwa secara keseluruhan struktur modal perusahaan lebih didominasi hutang dibandingkan modal. Dominasi atas hutang tentunya memberikan dampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan, terutama dalam meningkatkan laba yang diperoleh. Selain itu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tidak memberikan jaminan ketersediaan modal kerja guna mendukung aktivitas operasional perusahaan, sehingga perolehan laba yang ingin dicapai menjadi tidak seperti yang diharapkan. Kemudian hal ini mengindikasikan walaupun kondisi perusahaan memiliki aset yang besar, bukan berarti akan memiliki nilai penjualan yang besar pula, dikarenakan bila efektivitas pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan dari ketersediaan total aktiva kurang baik, menyebabkan ketersediaan asset yang dimiliki tidak dapat meningkatkan aktivitas operasional perusahaan terutama dalam hal kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan laba perusahaan. Analisis Koefisien Determinasi Berdasarkan proses estimasi data yang telah dilakukaan maka diperoleh ringkasan hasil pengujian seperti yang terlihat pada Tabel 7 berikut ini : Tabel 7 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summary Model 1
R ,221a
R Square ,049
b
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,001
67,68426
DurbinWatson 1,709
a Predictors: (Constant), net profit margin (NPM) x4, Debt to equity ratio (DER) x1, current ratio (CR) x3, Return on asset (ROA) x2 b Dependent Variable: pertumbuhan laba (Y)
Sumber : data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 7 di atas maka dapat dijelaskan nilai adjusted R square adalah sebesar 0.001 hal ini berarti 0,1% dari pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dapat dijelaskan oleh debt to equity ratio,
230
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
return on assets, curent ratio, dan net profit margin sedangkan sisanya sebesar 99,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan penelitian ini hanya memperhatikan faktor fundamental (kondisi keuangan perusahaan) tanpa memperhatikan kondisi ekonomi makro yang mungkin bisa mempengaruhi pertumbuhan laba. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Debt to equity ratio negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Return on Aseets positif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Current ratio negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Net profit margin negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia . 5. Berdasrkan tabel di atas nilai f tabel pada taraf kepercayaan signifikansi 0,05 adalah 2,487 dengam demikian F hitung = 1,016 < F tabel = 2,487 dengan tingkat signifikansi 0,404, karena probabilitasnya signifikansi jauh lebih besar dari sig > 0,05, maka model regresi tidak dapat dipergunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau dapat dikatakan bahwa debt to equity ratio, return on assets, curent ratio, dan net
profit margin secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6. nilai adjusted R square adalah sebesar 0.001 hal ini berarti 0,1% dari pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dapat dijelaskan oleh debt to equity ratio, return on assets, curent ratio, dan net profit margin sedangkan sisanya sebesar 99,9% dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan penelitian ini hanya memperhatikan faktor fundamental (kondisi keuangan perusahaan) tanpa memperhatikan kondisi ekonomi makro yang mungkin bisa mempengaruhi pertumbuhan laba. Saran Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis yang telah diajukan terdapat beberapa implikasi yang dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi perusahaan disarankan untuk menggunakan rasio keuangan yang dapat mengukur tingkat pertumbuhan laba perusahaan sehingga dapat mengetahui kondisi perusahaan yang nantinya dapat mempengaruhi pihak investor dalam berinvestasi. 2. Bagi investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan yang berkaitan dengan pertumbuhan laba sehingga dapat menentukan besarnya pengambilan atas investasi di masa yang akan datang. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis, disarankan sebaiknya menambah jumlah sampel yang digunakan, memperpanjang periode dan menambah variabel independen agar dapat menghasilkan kesimpulan yang
231
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
lebih akurat. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan sehingga diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat mengatasi keterbatasan ini. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif lebih sedikit karena data yang digunakan adalah data pooling, hal ini terjadi karena dari 14 Perusahaan Makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hanya 12 perusahaan yang mempunyai data lengkap tentang debt to equity ratio, return on assets, curent ratio, dan net profit margin serta pertumbuhan laba, Oleh sebab itu peneliti berikutnya diharapkan dapat menambah jenis perusahaan selain perusahaan Makanan dan minuman agar hasil yang didapatkan lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 2013. Agus Sartono. 2000. Ringkasan Teori Manajemen Keuangan, Soal dan Penyelesaiannya. Yogyakarta : BPFE. Agustina dan Silvia. 2012. Pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan Laba pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bursa efek indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 2, Nomor 02, Oktober 2012. Belkaoui dan Ahmed Riahi. 2007. Teori Akuntansi, Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta. Brigham, Eugene F dan Joel F Houston 2001. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan.Buku 1. Edisi 11. Jakarta : Salemba Empat Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Jakarta : Andi Fraser M. Lyn dan Ormiston Aileen. 2008. Memahami Laporan Keuangan. EdisiKetujuh. Indeks. Jakarta Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima). Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gunawan, Ade dan Wahyuni, Sri Fitri. 2013. Pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba Pada perusahaan perdagangan di indonesia. Jurnal Manajemen & Bisnis VOL 13 NO. 01 APRIL 2013 ISSN 1693-7619. Gustina , Dhany Lia dan Wijayanto, Andhi. 2015. Analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Management Analysis Journal 4 (2) (2015) Halim, Abdul, 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor : Ghalia Indonesia. Hapsari, Epri Ayu, 2007. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba (Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001 sampai dengan 2005). Skripsi Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP YKPN. Hamidu, Novia P. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perbankan Di Bei. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013.
232
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
Indarti, Iin. (2002). Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Emiten di BEJ Tahun 1997-1999. Irham Fahmi. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan. Teori dan Soal Jawab. Bandung : Alfabeta. Juliana, Roma Uly. dan Sulardi. (2003).”Manfaat Rasio Keuangan Dalam laba Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol. 3. No. 2. Hal: 108-126. Jumingan. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara. Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan: Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Kurniawan, Albert. 2014. Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis Teori, Konsep, dan Praktik Penelitian Bisnis (Dilengkapi Perhitungan Pengolahan Data dengan IBM SPSS 22,0). Bandung:Alfabeta, CV. Leunupun, Pieter. 2003. “Profitabilitas ekuitas dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhi (Studi Pada Beberapa KUD di Kota Ambon)”. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5, No. 2, November 2003: 133 – 149. Mahaputra, I Nyoman Kusuma Adnyana. 2012. Pengaruh RasioRasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. Vol. 7, No. 2, Juli 2012 AUDI Jurnal Akuntansi & Bisnis Mirsa Riski. 2014. Pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2011-2013. http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/8 894
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta : Liberty Poerwanto, 2006. New Business Administration : Paradigma Baru Pengelolaan Bisnis di Era Dunia Tanpa Batas, Cetakan Pertama. Yogyakarta : Pustaka Belajar. R. Adisetiawan. 2012. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Jurnal apnlaimkaa osir amnag najemen | volume 10 | nomor 3 | september 2012 Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE Salvatore, Dominick. 2005. Managerial Economics in a Global Economy 4th Edition. Harcourt College Publishers Sartono, Agus R. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Tiga.Yogyakarta: BPFE Sawir, Agnes. 2003. Analisis kinerja keuangan dan perencanaan keuangan perusahaan. Jakarta: PT Gramedia pustaka utama Simamora, Henri. 2002. Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Sitorus, Debbi Petra M.2014. Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Rasio Aktivitas Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2008-2011). Jurnal Kajian Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi UNTAN (KIAFE) Vol 3, No 4 (2014): Jurnal Mahasiswa Akuntansi Solihin, Ismail, 2006. Pengantar Bisnis : Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Subramanyam, dan Jhon. J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Buku Satu Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.
233
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 19 NO 2, JULI 2017
P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469 E- ISSN 2527 - 3469
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Suwarno, Agus Endro. (2004). Manfaat Informasi Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.Vol.3, no.2, September 2004. Usman, Bahtiar, 2003. Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Bank-Bank di Indonesia. Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol 3, No. 1 Victorson Taruh. 2012. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI. Jurnal Pelangi Ilmu Vol 05 No 01 2012. Warsidi dan Bambang Agus Pramuka (2000). “Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa Yang Akan Datang “Jurnal akuntansi dan Ekonomi,Vol.2,No.1 Weaver, Samuel C. Dan J. Fred Weston. 2001. Finance and Accounting for Nonfinancial Managers, Memahami Laporan Keuangan dan Akuntansi Sekelas MBA. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer. Yuwono, Sony, Edy Sukarno, Muhammad Ichsan, 2003, “Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard : Menuju Organisasi Yang berfokus Pada Strategi “, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Website http://www.antaranews.com/berita/5359 01/sektor-makanan-dan-minumanandalan-pertumbuhan-industri2016 diakses Mei 2017
234