Jumlah informasi dan paket iptek pendukung produktivitas hutan dan pola agroforestry berbaris kayu pertukangan
Pola agroforestry hutan rakyat penghasil kayu pertukangan
Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Melalui Tanaman Campuran Karet dan Kayu Pertukangan
Kerjasama dengan Puslit Karet Sembawa
Page 152
Program Judul RPI Koordinator RPI Judul Kegiatan Sub Judul Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
: Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan : Laporan Hasil Penelitian Agroforestry : Ir. Achmad Budiman, M.For.Sc. : Kerjasama dalam rangka optimalisasi pemanfaatan lahan : Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Melalui Tanaman Campuran Karet dan Kayu Pertukangan : Agus Sumadi, S.Hut Ir.H.M.Jahidin Rosyid, M.Si Bambang TejoP, S.Hut,M.Si Sufyan Suri, SP Syaiful Islam
ABSTRAK
Perkebunan karet milik masyarakat dan perusahaan swasta berkembang dengan pesat di wilayah Sumatera Bagian Selatan. Sebagian besar perkebunan yang ada baik skala perusahaan maupun di masyarakat masih mengembangkan pola monokultur. Berdasarkan kondisi tersebut dilakukan penelitian pengaturan ruang dengan mengembangkan pola agroforestri antara tanaman kehutanan dan karet agar diperoleh hasil yang optimal. Penelitian dilakukan dengan pengukuran tegakan bambang dan karet pada plot pola campuran di KHDTK Kemampo. Plot campuran karet dengan bambang dengan pola campuran 4 baris karet 2 baris bambang, 2 baris karet 1 baris bambang serta monokultur bambang dan karet. Pertumbuhan bambang dan karet pada umur 1 tahun relatif seragam. Pengembangan pola campuran ini dapat diterapkan baik di hutan rakyat maupun hutan tanaman rakyat. Kata kunci : Pola campuran, bambang, karet, optimalisasi lahan.
Kerjasama dengan Puslit Karet Sembawa
Page 153
A. LATAR BELAKANG
Pengembangan karet yang ada di Sumatera Bagian Selatan sebagian besar masih menggunakan pola monokultur. Salah satu strategi untuk meningkatkan produksi kayu dengan mengintroduksi tanaman kehutanan kedalam perkebunan karet. Bersarkan kondisi tersebut perlu dilakukan penelitian pengaturan optimalisasi lahan pola agroforestri tanaman kehutanan dan karet. Kegiatan penelitian akan dilakukan dengan pembangunan plot pola campuran karet dengan tanaman kehutanan (jenis bambang).
B. TUJUAN Mendapatkan pola tanam campuran tanaman karet dengan tanaman kehutanan yang optimal baik dari produksi getah dan hasil kayu dari tanaman kehutanan. C. METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian dilakukan dengan pemeliharaan, pengukuran tegakan bambang dan karet pada plot tanaman pola campuran antara karet dengan tanaman kehutanan. Pola tanam yang akan dikembangkan meliputi pola campuran karet dengan bambang. Ada beberapa pola yang dikembangkan meliputi : 1. Pola satu campuran 4 baris karet 2 baris bambang 2. Pola dua campuran 2 baris karet 1 baris bamabng 3. Pola tiga monokultur karet dan monokultur bambang
D. HASIL YANG DICAPAI Tegakan bambang yang dibudidayakan di KHDTK kemampo dengan pola campuran maupun monokultur pada umur 1 tahun telah memiliki diameter pangkal rata-rata 3.8 cm. Pengembangan pola campuran bambang dan karet dengan pola 2 baris karet berseling satu baris bambang seperti pada pola 2 memiliki diameter pangkal bambang rata-rata 3.84 cm. Diameter bambang pola ini memiliki diameter terbesar dibandingkan dengan dua pola lainnya. Pada pola 1 bambang memiliki diameter 3.75 cm sedangkan pada pola monokultur memiliki diameter pangkal rata-rata 3.80 cm. Tegakan bambang yang dipolakan secara campuran pada umur 1 tahun, pola monokultur memiliki tinggi total lebih tinggi dibandingkan dengan dua pola campuran. Pola monokultur pada umur satu tahun pohon bambang memiliki ratarata tinggi 2.17 m sedangkan dua pola campuran memiliki rata-rata tinggi yang sama sebesar 2.09 m. Secara umum tegakan bambang yang dikembangkan di
Kerjasama dengan Puslit Karet Sembawa
Page 154
KHDTK Kemampo dengan berbagai pola pada umur 1 tahun memiliki tinggi ratarata sebesar 2.12 m. Tegakan karet dengan pola campuran di KHDTK Kemampo umur 1 tahun pola pertama memiliki diameter pangkal rata-rata 3.27 cm, pola ke dua memiliki rata-rata diameter pangkal batang sebesar 3.11 cm dan pola ke tiga memiliki diameter pangkal sebesar 3.12 cm. Perkembangan diameter karet dengan pola campuran secara berseling 4 baris karet dengan 2 baris bambang memililiki rata-rata diameter pangkal lebih besar dibandingkan dengan dua pola lainnya. Pengembangan karet dengan pola campuran di KHDTK Kemampo pada umur 1 tahun memiliki tinggi rata-rata sebesar 3.04 m. Plot pola ke tiga (monokultur) tegakan karet secara rata-rata memiliki tinggi lebih besar dibandingkan dengan dua pola campuran. Pada umur 1 tahun karet pola tiga memiliki tinggi 3.16 m diikuti dengan pola dua dengan tinggi karet 3.10 m dan pola campuran pertama memiliki tinggi 2.85 m.
E. KESIMPULAN Perkembangan pertumbuhan bambang dan karet dengan berbagai pola campuran di KHDTK Kemampo memberikan gambaran pertumbuhan tinggi maupun diameter baik jenis bambang maupun karet pada umur 12 bulan relatif seragam. Pengembangan pola campuran antara tanaman kehutanan jenis bambang dan karet dapat menjadi solusi penyedia kayu di masa yang akan datang dan dapat meningkatkan keberagaman hasil serta dapat memberikan manfaat lingkungan. Pola campuran ini dapat dikembangkan pada HTR maupun HR.
Kerjasama dengan Puslit Karet Sembawa
Page 155
FOTO PENELITIAN
Gambar 1. Tanaman bambang lanang umur 1 tahun
Gambar 2. Tanaman karet umur 1 tahun
Kerjasama dengan Puslit Karet Sembawa
Page 156
Gambar 3. Pola Agroforestri Tanaman bambang, karet dan cabai
Kerjasama dengan Puslit Karet Sembawa
Page 157