Program
:
Judul RPI Koordinator Judul Kegiatan
: : :
Sub Judul Kegiatan
:
Pelaksana Kegiatan
:
Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Prof. Dr. Ir. Nina Mindawati, MS. Paket Teknik Silvikultur Intensif Jenis Penghasil Kayu Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit Jenis Bambang Lanang Ir. Asmaliyah, M. Sc Agus Kurniawan, s. Hut., M. Sc Nesti Andriani
ABSTRAK Bambang Lanang (Michelia champaca L.) adalah salah satu jenis tanaman unggulan lokal Sumatera Selatan, yang potensial untuk dikembangkan. Namun, pembangunan hutan tanaman sering kali terkendala oleh adanya serangan hama dan penyakit. Oleh karena perlu tindakan pengendalian. Maka mulai tahun 2012 sampai 2014, kegiatan akan dikonsentrasikan kepada kegiatan pengendalian. Tindakan pengendalian yang paling sesuai untuk kondisi saat ini adalah dengan menerapkan strategi Pengendalian Hama.Terpadu. Strategi PHT ini sudah dimulai pada saat dimulainya proses produksi sampai pemanenan dan diprioritaskan pada teknik pengendalian yang ramah lingkungan, misalnya secara silvikultur dan secara biologi/hayati. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan teknik pengendalian yang efektif, aman dan kompatibel. Lokasi penelitian dilakukan di KHDTK Kemampo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Efektivitas suatu biopestisida tergantung jenis hama dan penyakit yang dikendalikan, 2) Pestisida nabati mimba efektif terhadap beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman bambang lanang, 3) Pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 3 kg baik diaplikasikan secara individu maupun dikombinasikan dengan arang sebanyak 1-2 kg dan dolomit sebanyak 2 kg efektif menekan perkembangan hama dan penyakit pada tanaman bambang lanang Kata Kunci: Bambang Lanang, hama, penyakit, pestisida biologi, pupuk A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk mengantisipasi agar serangan hama dan penyakit tidak sampai menyebabkan kerugian secara ekonomi, diperlukan tindakan pengendalian. Kegiatan pengendalian akan berhasil apabila jenis pengganggunya telah diketahui. Hasil penelitian sebelumnya pada beberapa lokasi pertanaman Bambang Lanang, telah ditemukan beberapa jenis serangga dan patogen yang berpotensi sebagai hama dan penyakit pada tanaman Bambang Lanang. Oleh karena itu tindakan pengendalian sudah perlu dilakukan. Berdasarkan hal tersebut maka dukungan penelitian masih sangat diperlukan karena informasi mengenai cara pengendalian terhadap hama dan penyakit pada tanaman Bambang Lanang belum ada laporannya. Oleh karena itu mulai tahun 2012 ini, kegiatan penelitian teknik budidaya bambang lanang aspek
pengendalian hama dan penyakit berkonsentrasi pada kegiatan pengendalian baik secara individu maupun secara terpadu. Data dan informasi ini sangat diperlukan sebagai dasar untuk merancang suatu model Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang efektif, aman dan cocok satu sama lain. B. Tujuan dan Sasaran Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) efektivitas berbagai macam pestisida biologi dalam menekan perkembangan serangan hama dan penyakit pada berbagai pola tanam dan 2) variasi pupuk yang paling optimal yang dapat menekan perkembangan serangan hama dan penyakit. Sasaran kegiatan penelitian ini adalah diperolehnya cara pengendalian hama dan penyakit yang efektif, aman dan kompatibel satu sama lain. C. Metode Penelitian 1. Efektivitas Beberapa Biopestisida Terhadap Serangan Hama dan Penyakit Kegiatan ini dilakukan di KHDTK Kemampo pada areal bambang lanang yang ditanam dengan pola campuran dengan karet, secara selang-seling (2-4-2 dan 2-1-2) dan berkelompok (bambang-karet-bambang). Setiap pola tanam diberi perlakuan bioinsektisida, yaitu: Bactospeine (bahan aktif bakteri Bacillus thuringiensis), Mimba (bahan aktif dari ekstrak tanaman mimba), Biometeor (bahan aktif cendawan Metarrhizium anisopliae) dan kontrol (tanpa perlakuan). Penelitian diawali dengan membuat petak ukur dengan ukuran bervariasi antar pola tanam. Pola tanam A, ukuran 24x36 m dengan jumlah tanaman bambang 24 pohon/petak; pola tanam B, ukuran 24x22 m dengan jumlah tanaman bambang 18 pohon/petak dan pola tanam C, ukuran 24x24 dengan jumlah tanaman bambang 36 pohon.petak. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Peubah yang diamati adalah persentase serangan dan intensitas serangan. 2. Kajian Efetivitas Berbagai Variasi Pupuk Terhadap Serangan Hama dan Penyakit Kegiatan ini dilakukan di KHDTK Kemampo pada areal tanaman bambang lanang yang ditanam secara monokultur. Perlakuan yang diterapkan berupa variasi berbagai pupuk yang terdiri dari 8 macam, yaitu pupuk kandang 3 kg (T1), pupuk kandang 3 kg + arang 1 kg (T2), pupuk kandang 3 kg +arang 2 kg (T3), pupuk kandang 3 kg + arang 4 kg (T4), pupuk kandang 3 kg + dolomit 2 kg (T5), pupuk kandang 3 kg + dolomit 2 kg + arang 1 kg (T6), pupuk kandang 3 kg + dolomit 2 kg + arang 2 kg (T7), pupuk kandang 3 kg + dolomit 2 kg + arang 4 kg (T8) dan kontrol (T0). Setiap perlakuan diulang 3 kali. Setiap petak perlakuan terdiri dari 20 tanaman. Peubah yang diamati adalah persentase serangan dan intensitas serangan. Penghitungan persentase serangan dan intensitas serangan dilakukan dengan menggunakan secara kuantitatif berdasarkan rumus dibawah ini. Sedangkan intensitas serangan secara kualitatif diklasifikasikan menurut pedoman
Untung, K (2010) dan Sugiharso (1982), yang dimodifikasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tabel dan grafik untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang diterapkan terhadap parameter yang diamati. Jumlah tan aman yang terserang dalam suatu petak ukur PS x 100 % Jumlah seluruh tan aman dalam suatu petak ukur Untuk menghitung intensitas serangan diperoleh dengan cara: (ni x vj) I = X 100 % ZXN Keterangan: I = Tingkat kerusakan tanaman ni = Jumlah pohon yang terserang dengan klasifikasi tertentu vj = Nilai untuk klasifikasi tertentu Z = Nilai tertinggi dalam klasifikasi N = Jumlah pohon seluruhnya dalam suatu petak ukur
D. HASIL YANG DICAPAI 1.
Efektivitas Beberapa Biopestisida Terhadap Serangan Hama dan Penyakit
Gambar 1. Perkembangan persentase dan intensitas serangan hama dan penyakit tanaman bambang dengan pola tanam campuran bambang 2 baris karet 4 baris Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan efektivitas suatu jenis biopestisida tergantung jenis hama dan penyakit. Biopestisida mimba paling efektif menekan perkembangan intensitas serangan hama G. agamemnon dan penyakit bercak daun Colletotrichum sp., sedangkan biopestisda bactospeine paling efektif menekan serangan hama S. cumarotis. Perlakuan biopestisida ini cenderung tidak nyata pengaruhnya terhadap hama pemakan daging daun (transparan), kutu putih, penyakit bercak daun Cercospora sp. dan Curvularia sp.
Gambar 2. Perkembangan persentase dan intensitas serangan hama dan penyakit tanaman bambang dengan pola tanam campuran bambang 1 baris karet 2 baris Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan mimba paling efektif menekan perkembangan serangan hama G. agamemnon, hama pemakan daun (transparan), penyakit bercak daun Cercospora sp. dan Colletotrichum sp. Sedangkan perlakuan Bactospeine paling efektif menekan perkembangan hama S. cumarotis. Sementara perlakuan biopestisda tidak berpengaruh terhadap hama kutu putih dan penyakit bercak daun Curvularia sp. Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan mimba paling efektif menekan serangan hama G. agamemnon, patogen Cercospora sp. dan Colletotrichum sp., sedangkan perlakuan bactospeine paling efektif menekan seraangan S. cumarotis. Semua perlakuan biopestisida lebih efektif menekan serangan hama pemakan daging daun (transparan), kutu putih dan patogen Curvularia sp., tetapi antara perlakuan biopestisida cenderung tidak beda.
100 80 60 40 20 0
Okt-14
Jun-14
Agust-14
Apr-14
Colletotrichum sp. Mim ba
Persentase Intensitas serangan serangan
Gambar 3. Perkembangan persentase dan intensitas serangan hama dan penyakit tanaman bambang yang ditanam secara berkelompok dengan karet 2.
Kajian Efektivitas Berbagai Variasi Pupuk Terhadap Serangan Hama dan Penyakit Gambar 4 menunjukkan bahwa perlakuan variasi pupuk pupuk kandang 3 kg (T1), pupuk kandang 3 kg + arang 1 kg (T2), pupuk kandang 3 kg + arang 2 kg (T3) dan pupuk kandang 3 kg + dolomit 2 kg + arang 1 kg lebih efektif menekan perkembangan serangan hama dan penyakit dibandingkan perlakuan variasi pupuk kandang 3 kg + dolomit 2 kg + arang 2 kg dan pupuk kandang 3 kg + dolomit 2 kg + 4 kg serta kontrol (tanpa pupuk).
100 80 60 40 20 0
Persentase serangan
Okt-14
Agust-14
Jun-14
Apr-14
Okt-14
Agust-14
Jun-14
Apr-14
Colletotrichum sp.
T 0 T 1 T 2 T 3
Intensitas serangan
Gambar 4. Grafik perkembangan persentase serangan dan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman bambang dengan berbagai variasi pupuk E. KESIMPULAN 1. 2. 3.
Efektivitas suatu biopestisida tergantung jenis hama dan penyakit yang dikendalikan. Pestisida nabati mimba efektif terhadap beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman bambang lanang Pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 3 kg baik diaplikasikan secara individu maupun dikombinasikan dengan arang sebanyak 1-2 kg dan dolomit sebanyak 2 kg efektif menekan perkembangan hama dan penyakit pada tanaman bambang lanang.
Foto Kegiatan
Penyemprotan biopestisida pada tanaman bambang
Kupu Graphium agamemnon
Dewasa Sorolopha cumarotis
Bercak daun Colletotrichum sp.
Bercak daun Cercospora sp.