Seri Paket Iptek
Sifat Dasar dan Kegunaan
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Rotan
Dra.Jasni, M.Si. | Dra. Titik Kalima, M.Si Abdurachman, ST | Ratih Damayanti, S.Hut, M.Si. Jamaludin Malik, Shut. M.T. | Dr.Krisdianto, M.Sc. Dr.J.P. Mogea, MS | Prof. Dr. Gustan Pari, M.Si.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Seri Paket Iptek
Sifat Dasar dan Kegunaan
Rotan 1. Dra.Jasni, M.Si.
2. Dra. Titik Kalima, M.Si. 3. Abdurachman, ST. 4. Ratih Damayanti, S.Hut., M.Si. 5. Jamaludin Malik, S.Hut., MT. 6. Dr.Krisdianto, M.Sc. 7. Dr.J.P. Mogea, MS. 8. Prof. Dr. Gustan Pari, M.Si.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BOGOR, JULI 2015
Judul Buku: Sifat Dasar dan Kegunaan Rotan Penulis: Dra. Jasni, M.Si.; Dra. Titik Kalima, M.Si.; Abdurachman, ST.; Ratih Damayanti, S.Hut., M.Si; Jamaludin Malik, S.Hut., MT; Dr. Krisdianto, M.Sc.; Dr. J. P. Mogea, MS.; Prof. Dr. Gustan Pari, M.Si. Desain Sampul dan Penata Isi: Ardhya Pratama Jumlah Halaman: 30 + 6 halaman romawi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor Telp/Fax: 0251 - 8633 378/8633413 E-mail:
[email protected] Website: www.pustekolah.org ISBN: 978-979-3132-67-9 Dicetak oleh IPB Press, Bogor - Indonesia Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan © 2015, HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit
R A A T T KA GAN PEN Rotan adalah salah satu anugerah Tuhan untuk umat manusia, terutama Bangsa Indonesia. Berbagai jenis rotan banyak tumbuh secara alami ataupun dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia Berbagai jenis rotan tersebar dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat, baik secara tradisonal maupun modern. Pemanfaatan rotan sebagai komoditas perdagangan dunia juga diikuti oleh penelitian tentang siat-sifat dan kegunaan rotan oleh berbagai pihak, seperti lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan beberapa industri yang berkecimpung langsung dalam pemanfataan rotan. Penelitian tentang rotan meliputi pengetuahuan tentang botani, silvikultur, struktur anatomi, fisis mekanis, komponen kima, ketahanan terhadap organisme perusak rotan (OPK), antara lain serangga rayap dan kumbang bubuk. Tulisan atau artikel ini menyajikan 20 jenis rotan Indonesia, berisi data dan informasi mengenai nama daerah, nama latin, persebaran, sifat, serta kegunaan rotan. Semoga apa yang disajikan dalam buku ini dapat bermanfaat bagi para pelaku industri, masyarakat pengguna, lembaga penelitian ataupun pihak penentu kebijakan. Bogor, Juli 2015 Kepala Pusat Dr. Ir. Dwi Sudharta, M.Si.
I S I R
A T F DA
Kata Pengantar .................................................................................... iii Daftar Isi .............................................................................................. iv Daftar Gambar ...................................................................................... v
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 II. PROSEDUR PENGUJIAN .................................................................. 3 III. SIFAT DASAR DAN KEGUNAAN .......................................................5 IV. REKOMENDASI.............................................................................. 27
Daftar Pustaka .................................................................................... 28
R A T F A D MBAR GA Gambar 1. Specimen batang, daun, sirus serta bentuk batang rotan tebu .........................................................................6 Gambar 2. Specimen batang dan daun, serta bentuk batang rotan cincin .......................................................................7 Gambar 3. Specimen batang, daun, sirus, dan bentuk batang rotan cakre .................................................................................... 8 Gambar 4. Specimen batang dan daun, serta bentuk batang rotan boga .................................................................................. 9 Gambar 5. Specimen pelepah daun, perbungaan dan buah serta bentuk batang rotan aurense ........................................10 Gambar 6. Specimen pelepah daun, perbungaan dan buah serta bentuk batang rotan Somi 1 ...........................................11 Gambar 7. Specimen pelepah daun, serta bentuk batang rotan warbugii ..........................................................................12 Gambar 8. Specimen pelepah daun, perbungaan, buah serta bentuk batang rotan zipeli .............................................13 Gambar 9. Specimen pelepah daun, serta bentuk batang rotan endow ............................................................................. 14 Gambar 10. Specimen pelepah daun, serta bentuk batang rotan davone ............................................................................ 15
Gambar 11. Specimen pelepah daun, serta bentuk batang rotan itoko................................................................................ 16 Gambar 12. Specimen pelepah daun, serta bentuk batang rotan B ............................................................................ 17 Gambar 13. Specimen pelepah daundan perbungaan, serta bentuk batang hoa .........................................................18 Gambar 14. Specimen pelepah daun, serta bentuk batang rotan ue tuu....................................................................19 Gambar 15. Specimen pelepah daun, serta bentuk batang rotan jaramasin ..............................................................20 Gambar 16. Specimen pelepah daun, serta bentuk batang rotan tambailulu .............................................................21 Gambar 17. Specimen pelepah daun dan buah, serta bentuk batang rotan calamus sp ................................................22 Gambar 18. Specimen pelepah daun dan buah, serta bentuk batang rotan calamus 1 ..................................................23 Gambar 19. Specimen pelepah dan daun, serta bentuk batang rotan calamus sp 2 .........................................................24 Gambar 20. Specimen pelepah daun, serta bentuk batang rotan calamus 5 ........................................................................ 25 Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
vi
Gambar 21. Produk rotan yang dihasilkan .........................................26
I
N A U UL
H A D EN
P
D
iperkirakan lebih dari 614 jenis rotan terdapat di Asia Selatan yang berasal dari 8 genera, yaitu untuk genus Calamus 333 jenis, Daemonorops 122 jenis, Khorthalsia 30 jenis, Plectocomia 10 jenis, Plectocomiopsis 10 jenis, Calopspatha 2 jenis, Bejaudia 1 jenis, dan Ceratolobus 6 jenis (Dransfield 1974; Dransfield dan Manokaran 1996; Menon 1979; lrasjid 1989; Mogea 1990). Dari 8 genera tersebut dua genera rotan yang bernilai ekonomi tinggi adalah Calamus dan Daemonorops.
Indonesia memiliki kurang lebih 314 jenis rotan, tetapi baru ± 51 jenis yang merupakan jenis komersial atau laku diperdagangkan karena sifatnya sudah dikenal. Namun, beberapa jenis komersial potensinya sudah menurun dan mulai langka, seperti rotan manau, pulut merah, sega, irit, batang, dan tohiti. Sementara itu, dari jenis-jenis lain yang non komersial (belum dikenal) mungkin ada yang memiliki sifat baik dan jumlahnya cukup tersedia di hutan sehingga dilakukan penelitian dan pengembangan terhadap beberapa jenis rotan yang belum komersial agar mempunyai nilai tinggi. Di samping itu, pengusaha rotan diharapkan memiliki kemauan untuk mencoba memanfaatkan hasil penelitian terhadap rotan yang belum dikenal menjadi produk komersial (Jasni dan Rachman 2000). Dengan demikian, diharapkan kebutuhan terhadap rotan tercapai dan kelestarian jenisnya terjamin.
Untuk merangsang pemanfaatan jenis-jenis rotan yang selama ini belum dimanfaatkan (lesser used species), perlu dilakukan penelitian yang komprehensif dan holistik karena penelitian akan mencakup penyebaran botani, sifat dasar (anatomi, fisis mekanis, kimia, dan keawetan), pengolahan (pengerjaan, pengeringan, pelengkungan) rotan, dan dapat diketahui penyebaran jenis, peruntukkan, serta kualitas secara lebih tepat untuk setiap jenis rotan.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
2
II
R U D E S PRO JIAN U G PEN A. Lapangan 1.
Pemilihan rotan yang masak tebang (dengan ciri-ciri dari kejauhan terlihat daun sudah rontok dan bewarna kuning kering) dari jenis-jenis rotan yang belum digunakan dengan metode eksploratif.
B. Laboratorium 1.
Menentukan nama ilmiah dari jenis-jenis rotan yang ditemukan di lapangan digunakan metode komparatif dengan spesimen herbarium.
2.
Menguji sifat dasar dan kegunaannya yang meliputi: a.
Sifat anatomi Ciri anatomi ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran secara mikroskopis yang mencakup dimensi ikatan pembuluh, seperti ikatan serabut, pembuluh metaksilim, dan protoksilim. Metode yang digunakan yaitu Teroso (1989) dan Sass (1961).
b.
Sifat fisis-mekanis Pengujian sifat fisis meliputi kadar air kering udara dan BJ. Pengujian sifat mekanis meliputi keteguhan lentur statis,
keteguhan tarik, tekan sejajar. Pengujian sifat fisis dan mekanis seperti pada kayu sesuai dengan ASTM D 143-95 (ASTM 1995). c.
Sifat kimia Kadar selulosa menurut standar Norman dan Jenkins (Wise 1944), kadar lignin menggunakan standar SNI 14-0492-1989 (BSN 1989), kadar pati menggunakan standar SII 0070 – 79 (SII 1979).
d.
Sifat ketahanan Pengujian ketahanan dilakukan secara laboratorium. Pengujian dilakukan terhadap serangga perusak rotan mengacu metode SNI 01-7207-2006 (BSN 2006). Klasifikasi ketahanan terhadap rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) mengacu pada Jasni dan Roliadi (2010), sedangkan terhadap bubuk kayu kering (Dinoderus minutus Fabr.) pada mengacu Jasni dan Roliadi (2011).
e.
Sifat pelengkungan Klasifikasi mutu rotan berdasarkan radius lengkung mengacu pada Rachman (2000).
f.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
4
Proses pembuatan produk 1) Rotan dimasukkan ke dalam tabung steam (pengukusan), di-steam selama lebih kurang 15 menit setelah air panas mencapai 1000C dalam tabung steam tersebut. 2) Rotan yang sudah di-steam, dikeluarkan dan dilengkungkan dengan mal yang sudah dibuat. 3) Hasil lengkungan kemudian dibuat komponen produk sesuai dengan jenis produk yang akan dibuat dan dirakit menjadi produk serta disesuaikan dengan saranaprasarana industri.
II I
R A N S A A A D UN T A EG SIF K DAN
1. Rotan tebu (Myrialepis paradoxa (Kurz) J.Dransf.) Sinonim : Myrialepis scortechinii Becc. Nama daerah : Rotan tebu Persebaran : Semenanjung Malaya dan Sumatera Ciri umum batang: Diameter batang 27–43 mm, panjang ruas 29–36 cm, tinggi buku 0,70 mm, kerapatan ikatan pembuluh 4 buah/mm2, dan warna hijau kekuningan. Ciri anatomi batang: Diameter serat 33 μm, diameter lumen serat 28 μm, tebal dinding sel serat 2,5 μm, panjang sel serat 2.655 μm. Panjang pembuluh metaksilim 2.102 μm, diameter pembuluh metaksilim 519 μm, panjang pembuluh protoksilim 1.666 μm, diameter pembuluh protoksilim 59 μm.
AB
Gambar 1. Specimen batang, daun, dan sirus (A); serta bentuk batang rotan tebu (B)
Komponen kimia: Selulosa 62,98%; Lignin 24,75%, dan Pati 22%. Fisis mekanis: Kadar air 15%; BJ 0,49; MOE 34.713 kg/cm2; MOR 98 kg/cm2. Pelengkungan: Sulit dilengkungkan dan langsung patah. Pemanfaatan: Hanya untuk kerangka lurus yang tidak menahan beban seperti tangkai sapu.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
6
AB
Gambar 2. Specimen batang dan daun (A) serta bentuk batang rotan cicin (B)
2. Rotan cincin (Calamus polystachys Beccari) Nama daerah : Persebaran :
Howe gelang, rotan gelang Jawa Barat, Sumatera, dan Kalimantan
Ciri umum batang: Diameter batang 3,3–4,9 mm, panjang ruas 9–12 cm, tinggi buku 0,31 mm, kerapatan ikatan pembuluh 10 buah/mm2 dan warna kuning kecoklatan.
Diameter serat 22 μm, diameter lumen serat 17 μm, tebal dinding sel serat 2 μm. Panjang sel serat 1.578 μm, panjang pembuluh metaksilim 2.878 μm, diameter pembuluh metaksilim 153,89 μm. Panjang pembuluh protoxylem 1.780 μm, diameter pembuluh protoxylem 48 μm. Komponen kimia:
Pelengkungan:
Selulosa 54,97%; Lignin 24,08% dan Pati 19,68%.
Diameter kecil tidak dilengkungkan
Fisis mekanis:
Pemanfaatan:
KA 20%; BJ 0,46.
Dapat dibuat bahan baku lilitan untuk keranjang.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Ciri anatomi bantang:
7
AB
Gambar 3. Specimen batang, daun, dan sirus (A) serta bentuk batang rotan cakre (B)
3. Rotan cakre (Ceratolobus subangulatus (Miquel) Beccari) Nama daerah Persebaran
: Cakre : Sumatera
Ciri umum batang: Diameter batang 5–7 mm, panjang ruas 14–26 cm, tinggi buku 0,36 mm, kerapatan ikatan pembuluh 8 buah/mm2 dan warna kekuningan. Ciri anatomi batang: Diameter serat 23 μm, diameter lumen serat 19 μm, tebal dinding sel serat 2 μm. Panjang sel serat 1.789 μm, panjang pembuluh metaksilim 2.998 μm. Diameter pembuluh metaksilim 196 μm, panjang pembuluh protoksilim 2.194 μm, diameter pembuluh protoksilim 60 μm. Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
8
Komponen kimia: Selulosa 58,66%; Lignin 23,61%; dan Pati 20%. Fisis mekanis:
Pelengkungan:
KA 14%; BJ 0,47; Kekuatan tarik sejajar 129,81 kg/cm2.
Radius lengkung 3,75, kelas I (Sangat baik).
Pengerjaan:
Pemanfaatan:
Dapat dibelah dua hasil belahan nilai 90 ( Sangat baik).
Digunakan sebagai bahan baku tikar dan keranjang.
AB
Gambar 4. Spesimen batang dan daun (A); serta bentuk batang rotan boga (B)
4. Rotan boga (Calamus kooedeniensianus Becc.) Nama daerah : Penyebaran :
Rotan boga, noko Sulawesi
Ciri umum batang: Diameter batang 17–25 mm, panjang ruas 21–49 cm, tinggi buku 1,2 mm, kerapatan ikatan pembuluh 7 buah/mm2, dan warna kuning gading.
Diameter serat 26 μm, diameter lumen serat 21 μm, tebal dinding sel serat 3μm, panjang sel serat 1606 μm. Panjang pembuluh protoksilim 1622μm, diameter pembuluh protoksilim 63 μm. Komponen kimia: Selulosa 62,43%; Lignin 20,98%; dan Pati 20%. Fisis mekanis:
Pelengkungan:
KA 12%; BJ 0,49; MOE 14908 kg/ cm2; MOR 390 kg/cm2.
Radius lengkung 3,75 (Sangat baik).
Pengerjaan:
Pemanfaatan:
Bisa dipolis dengan nilai 90 atau mutu I (Sangat baik).
Digunakan sebagai bahan baku mebeler.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Ciri anatomi batang:
9
AB
Gambar 5. Spesimen pelepah daun, perbungaan, dan buah (A); serta bentuk batang rotan aurense (B)
5. Rotan aurense (Calamus aruensis Beccari) Sinonim : C. hollrungii Beccari Persebaran : Kepulauan Aru, Kepulauan Solomon, dan Australia, serta dari New Guinea Sumatra
Ciri umum batang: Diameter batang 13–22 mm, panjang ruas 14–20 cm, tinggi buku 0,09– 0,69 mm. Kerapatan ikatan pembuluh 10 buah/mm2 dan warna putih. Ciri anatomi batang: Diameter serat 23 μm, diameter lumen serat 18 μm. Tebal dinding sel serat 2,43 μm, panjang sel serat 1.892 μm. Panjang pembuluh metaksilim 1.947 μm, diameter pembuluh metaksilim 75 μm. Panjang pembuluh protoksilim 1.978 μm, diameter pembuluh protoksilim 78 μm. Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
10
Komponen kimia: Selulosa 43,31%; Lignin 29,03% dan Pati 26,33%. Fisis Mekanis:
Pelengkungan:
KA 12 %; BJ 0,61. Tarik // serat 249.859 kg/cm2.
Radius lengkung 5,5 cm (Sangat baik).
Ketahanan:
Pemanfaatan:
Kumbang bubuk rotan kering termasuk kelas I.
Komponen mebel.
A
B
C
Gambar 6. Spesimen pelepah daun (A), perbungaan dan buah (B), serta bentuk batang rotan somi 1 (C)
6. Rotan somi 1 (Calamus pachypus WJ Baker &al.) Persebaran:
Manokwari (Papua barat), Irian Jaya
Ciri umum batang: Diameter batang 13–16 mm, panjang ruas 23–29 cm, tinggi buku 0,06– 1,8 mm, kerapatan ikatan pembuluh 11 buah/mm2, dan warna kuning kecoklatan.
diameter serat 26 μm, diameter lumen serat 21 μm. Tebal dinding sel serat 2,37 μm, panjang sel serat 2.018 μm, panjang pembuluh metaksilim 3.226 μm. Diameter pembuluh metaksilim 303 μm, panjang pembuluh protoksilim 2.061μm, diameter pembuluh protoksilim 57 μm. Komponen kimia:
Pelengkungan:
Selulosa 52,82%; Lignin 28,93% dan Pati 25,92%.
Radius lengkung 7,5 mm (Sangat baik).
Fisis mekanis :
Ketahanan:
KA13 %; BJ 0,51. Tarik // serat 134.086 kg/cm2.
Kumbang bubuk rotan kering termasuk kelas I. Pemanfaatan: Untuk komponen mebel.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Ciri anatomi batang:
11
AB
Gambar 7. Spesimen pelepah daun (A) dan batang rotan warbugii (B)
7. Rotan warbugii (Calamus warburgii K. Schum) Persebaran: Manokwari (Papua barat), Irian jaya
Ciri umum batang: Diameter batang 13–18 mm, panjang ruas 18–46 cm, tinggi buku 0,24–1,35 mm, kerapatan ikatan pembuluh 10 buah/mm2 dan warna kekuningan. Ciri anatomi batang:
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
12
Diameter serat 25 μm, diameter lumen serat 20 μm. Tebal dinding sel serat 2,38 μm, Panjang sel serat 1,719 μm. Panjang pembuluh metaksilim 1.495 μm, diameter pembuluh metaksilim 280 μm, panjang pembuluh protoksilim 1.704 μm, diameter pembuluh protoksilim 75 μm. Komponen kimia: Selulosa 42,39%; Lignin 29,50% dan Pati 24,39%. Fisis mekanis:
Pelengkungan:
KA 13%; BJ 0,51; Kekuatan tarik sejajar 122.81 kg/cm2.
Radius lengkung 5,25 cm (Sangat baik).
Ketahanan:
Pemanfaatan:
Kumbang bubuk rotan kering termasuk kelas II.
Untuk komponen mebel.
AB
Gambar 8. Spesimen pelepah daun perbungaan dan buah (A) serta bentuk batang rotan zipeli (B)
8. Rotan zipeli (Korhalsia zippelii Burret) Persebaran: Papua
Ciri umum batang: Diameter batang 19–28 mm, panjang ruas 20–30 cm, tinggi buku 0,13– 1,7 mm, kerapatan ikatan pembuluh 10 buah/mm2 dan warna putih kecoklatan.
diameter serat 24μm, diameter lumen serat 19 μm, tebal dinding sel serat 2,43 μm, panjang sel serat 2.601μm. Panjang pembuluh metaksilim 1.874 μm, diameter pembuluh metaksilim 240 μm. Panjang pembuluh protoksilim 3.016 μm, diameter pembuluh protoksilim 86 μm. Komponen kimia:
Pelengkungan:
Selulosa 44,39%; Lignin 27,52%; dan Pati 23,95%.
Tidak bisa dilengkungkan, kalau dipaksakan dilengkungkan akan pecah.
Fisis mekanis: KA 14%; BJ 0,42; MOE 5.576,27 kg/cm2; MOR 189,04 kg/cm2. Ketahanan: Kumbang bubuk rotan kering termasuk kelas II.
Pemanfaatan: disarankan digunakan sebagai rotan pengisi yang berbentuk lurus.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Ciri anatomi batang:
13
AB
Gambar 9. Spesimen pelepah daun (A) dan bentuk batang rotan endow (B)
9. Rotan Endow (Calamus zebrinus Beccari) Persebaran: Papua
Ciri umum batang: Diameter batang 13–22 mm, panjang ruas 21–45 cm, tinggi buku 0,04– 1,3 mm, kerapatan ikatan pebuluh 8 buah/ mm2 dan warna putih. Ciri anatomi batang: Tebal dinding sel serat 2,14 μm, panjang sel serat 2.150 μm, diameter pembuluh metaksilim 429 μm, diameter pembuluh protoksilim 80 μm. Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
14
Komponen kimia:
Pelengkungan:
Selulosa 47,4%; Lignin 29,52%; dan Pati 23,32 %.
Radius lengkung 3,5–9 cm (Sangat baik).
Fisis mekanis:
Pemanfaatan:
KA 13%; BJ 0,56; MOE 23.324 kg/ cm2; MOR 445 kg/cm2.
komponen mebel.
Ketahanan: Kumbang bubuk rotan kering termasuk kelas II, terhadap rayap tanah kelas I.
AB
Gambar 10. Spesimen pelepah daun (A), dan bentuk batang rotan davone (B)
10. Rotan Davone (Korthalsia brasii Br.) Persebaran: Papua
Ciri umum batang: Diameter batang 19–28 mm, panjang ruas 18–36 cm, tinggi buku 0,02–1,8 mm, kerapatan ikatan pembuluh 8 buah/ mm2 dan warna kecoklatan. Ciri anatomi batang:
Komponen kimia:
Ketahanan:
Selulosa 43,49%; Lignin 22,89%; dan Pati 22,84%.
Kumbang bubuk rotan kering termasuk kelas V, terhadap rayap tanah kelas III.
Fisis mekanis: KA 13%; BJ 0,52; MOE 21.698 kg/ Cm2; MOR 517 kg/cm2. Pelengkungan: Radius lengkung >30 cm (Kurang baik).
Pemanfaatan: Komponen mebel yang tidak memerlukan pelengkungan.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Tebal dinding sel serat 2,24 μm, panjang sel serat 2.410 μm, diameter pembuluh metaksilim 345 μm, diameter pembuluh protoksilim 83 μm.
15
AB
Gambar 11. Spesimen pelepah daun (A) dan bentuk batang rotan itoko (B)
11. Rotan Itoko (Calamus hollorungii Becc.) Persebaran: Papua
Ciri umum batang: Diameter batang 21–39 mm, panjang ruas 18–34 cm, tinggi buku 0,40–1,94 mm, kerapatan ikatan pebuluh 9 buah/mm2 dan warna kekuningan. Ciri anatomi: Tebal dinding sel serat 2,2 μm, panjang sel serat 2.439 μm, diameter pembuluh metaksilim 431 μm, diameter pembuluh protoksilim 83 μm. Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Komponen kimia:
Ketahanan:
Selulosa 44,31%; Lignin 21,00%; dan Pati 23,15 %.
Kumbang bubuk rotan kering kelas III, terhadap rayap tanah kelas I.
Fisis mekanis: KA 13%; BJ 0,52; MOE 21.698 kg/ Cm2; MOR 517 kg/cm2.
Pelengkungan: Radius lengkung 3,5–9 cm (Sangat baik). Pemanfaatan: Untuk komponen mebel.
16
AB
Gambar 12. Spesimen pelepah daun (A) dan bentuk batang rotan B (B)
12. Rotan B (Calamus humboldtianus Becc.) Penyebaran: Papua
Ciri umum batang: Diameter batang 6–13 mm, panjang ruas 17–39 cm, tinggi buku 0,13– 1,7 mm, kerapatan ikatan pembuluh 8 buah/mm2, warna kekuningan. Ciri anatomi:
Komponen kimia:
Pelengkungan:
Selulosa 48,81%; Lignin 23,72%; dan Pati 24,26%. Fisis mekanis:
Rotan ini diameter kecil, namun bisa dilengkukan (5,5 cm) dan dapat juga dijadikan hati, fitrit atau belah dua.
KA 14%; BJ 0,38, Kekuatan tarik // 305 kg/cm2.
Pemanfaatan:
Ketahanan: Bubuk rotan kering termasuk kelas II, terhadap rayap tanah kelas IV.
Dapat digunakan untuk keranjang dan komponen kursi dan meja yang membutuhkan rotan hati atau fitrit.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Tebal dinding sel serat 2,8 μm, panjang sel serat 1.804 μm, diameter pembuluh metaksilim 264 μm, diameter pembuluh protoksilim 71 μm.
17
AB
Gambar 13. Spesimen pelepah daun dan perbungaan (A) dan bentuk batang rotan hoa (B)
13. Rotan Hoa (Calamus mindoreansis Becc.) Nama daerah Penyebaran
: We hoa, tumalin dan tumaram : Sulawesi
Ciri umum batang: Diameter batang 16–30 mm, panjang ruas 27–40 cm, tinggi buku 0,9–2 mm, kerapatan ikatan pebuluh 8 buah per 2 mm2 dan warna putih kemerahan. Ciri anatomi: Tebal dinding sel serat 2,48 μm, panjang sel serat 1.897 μm, diameter pembuluh metaksilim 385 μm, diameter pembuluh protoksilim 87 μm. Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
18
Komponen kimia:
Pelengkungan:
Selulosa 50,00%; Lignin 22,13%; dan Pati 24,18 %.
Radius lengkung 5–9 cm (Sangat baik).
Fisis mekanis:
Pemanfaatan:
KA 16 %, BJ 0,53, MOE 13.433 kg/ cm2, MOR 508 kg/cm2.
Komponen mebel.
Ketahan: Rayap tanah termasuk kelas I.
AB
Gambar 14. Spesimen pelepah daun (A) dan batang rotan ue tuu (B)
14. Rotan Ue Tuu/Rotan Tohiti (Calamus robisianus Becc.) Nama daerah Persebaran
: Ue tuu, tohiti : Sulawesi
Ciri umum: Diameter batang 11–27 mm, panjang ruas 18–29 cm, tinggi buku 0,2– 1,7 mm, kerapatan ikatan pebuluh 10 buah per 2 mm2 dan warna putih gading. Ciri anatomi:
Komponen kimia: Selulosa 58,81%; Lignin 23,23%; dan Pati 21,36%. Fisis mekanis:
Ketahanan:
KA 17%; BJ 0,68; MOE 27.215 kg/ cm2 ; MOR 793 kg/cm2.
Rayap tanah termasuk kelas I.
Pelengkungan:
Komponen mebel.
Radius lengkung 3,5–9,50 cm (Sangat baik).
Pemanfaatan:
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Tebal dinding sel serat 2,74 μm, panjang sel serat 1.951 μm, diameter pembuluh metaksilim 396 μm, diameter pembuluh protoksilim78 μm.
19
AB
Gambar 15. Spesimen pelepah daun (A) dan batang rotan jaramasin (B)
15. Rotan jaramasin (Calamus leocaulis Becc.) Nama daerah Persebaran
:Jaramasin, jermasin, daramasin, jemasi, jarmasi : Sulawesi
Ciri umum: Diameter batang 7–14 mm, panjang ruas 15–25 cm, tinggi buku 0,4–1,1 mm, kerapatan ikatan pebuluh 8 buah/2 mm2 dan warna kekuningan. Ciri anatomi: Tebal dinding sel serat 2,12 μm, panjang sel serat 1.916 μm. Diameter pembuluh metaksilim 369 μm. Diameter pembuluh protoksilim 84 μm. Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
20
Komponen kimia:
Pelengkungan:
Selulosa 53,98%; Lignin 29,42%; dan Pati 20,89%. Fisis mekanis:
Rotan ini diameter kecil namun bisa dilengkungkan (5,5 cm) dan dapat juga dijadikan hati, fitrit atau belah dua (sangat baik).
KA 15%; BJ 0,47; kekuatan tarik/ serat 353 kg/cm2.
Pemanfaatan:
Ketahanan:
Komponen mebel, keranjang dan anyaman.
Rayap tanah termasuk kelas III.
AB
Gambar 16. Spesimen elepah daun (A) serta batang rotan tambailulu (B)
16. Rotan Tambailulu (Calamus sclereanthus) Persebaran: Sulawesi
Ciri umum: Diameter batang 9–19 mm, panjang ruas 21–30 cm, tinggi buku 1,1–2,6 mm, kerapatan ikatan pembuluh 13 buah/2 mm2. Warna kekuningan. Ciri anatomi:
Komponen Kimia:
Pelengkungan:
Selulosa 55,18%; Lignin 22,13%; dan Pati 20,70%. Fisis Mekanis:
Rotan ini diameter kecil namun bisa dilengkukan (5,5 cm) dan dapat juga dijadikan hati, fitrit atau belah dua.
KA 16%; BJ 0,49; MOE 20.111 kg/ cm2 ; MOR 484 kg/cm2.
Pemanfaatan:
Ketahanan: Rayap tanah termasuk kelas III.
Dapat digunakan untuk keranjang dan komponen kursi dan meja yang membutuhkan rotan hati atau fitrit.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Tebal dinding sel serat 2,4 μm, panjang sel serat 1.781μm. Diameter pembuluh metaksilim 371 μm, diameter pembuluh protoksilim 70 μm.
21
A
B
Gambar 17. Tanaman di lapangan dan spesimen pelepah daun (A) serta batang calamus sp (B)
17. Rotan calamus sp (Daemonorops longipes (Griff.) Mart.) Persebaran: Sumatera
Ciri umum: diameter batang rata-rata 6-12 mm, panjang ruas 12–25 cm, tinggi buku 0,9–2,0 mm. Diameter batang 20–30 mm, panjang ruas 12–15 cm dan warna kekuningan. Ciri anatomi: Panjang serabut 1.574 µm, tebal dinding serat 3,9 µm, diameter metaksilim 197 µm, diameter protoksilim 58 µm. Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
22
Sifat fisis mekanis: Kadar air 13%; BJ 0,68; MOE 22.155 kg/cm2; MOR 730,12 kg/cm2. Komponen kimia: Selulosa 54,66%; Lignin 25,81% dan Pati 20,17%. Ketahanan:
Pemanfaatan:
Rayap tanah termasuk kelas I.
Dapat digunakan untuk produk mebel, barang kerajinan atau anyaman.
Pelengkungan: Radius lengkung 7–9 cm (Sangat baik).
AB Gambar 18. Spesimen pelepah, daun, dan buah (A); serta batang calamus 1
18. Rotan calamus 1 (Daemonorops verticillaris (Griff.) Mart.)
Ciri umum: Diameter batang 13–24 mm, panjang ruas 10–14 cm, tinggi buku 0,5– 2,0 mm dan warna putih kecoklatan. Ciri anatomi: Panjang serabut 1.335 µm, tebal dinding serat 4,2 µm, diameter metaksilim 206 µm, diameter protoksilim 69 µm.
Kadar air 13%; BJ 0,54; MOE 25.209 kg/cm2; MOR 538.63 kg/cm2. Komponen kimia: Selulosa 50,59%; Lignin 25,31%; dan kandungan Pati 18,56%. Ketahanan:
Pemanfaatan:
Rayap tanah termasuk kelas I.
Dapat digunakan untuk produk mebel, barang kerajinan atau anyaman.
Pelengkungan: Radius lengkung 7–9 cm (Sangat baik).
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Fisis mekanis:
23
AB Gambar 19. Spesimen pelepah dan daun (A) serta batang rotan calamus sp2.
19. Rotan calamus sp 2 (Calamus rugosus Beccari) Persebaran: Sumatera
Ciri umum: Diameter batang rata-rata 7–14 mm, panjang ruas 10–18 cm, tinggi buku 0,5–1,18 mm dan warna kuning kemerahan. Ciri anatomi: Panjang serabut 1048 µm, tebal dinding serat 3,7 µm, diameter metaksilim 213 µm, protoksilim 69 µm. Fisis mekanis: Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
24
Kadar air 12%, berat jenis 0,72, MOE 26.871 kg/cm2, MOR 798,62 kg/ cm2. Komponen kimia: Selulosa 46,51%; Lignin 27,15%; dan Pati 18,32. Ketahanan: Rayap tanah termasuk kelas II. Pemanfaatan: Dapat dilengkungkan tanpa cacat. Pemanfaatan: dapat digunakan untuk produk mebel, barang kerajinan atau anyaman.
AB
Gambar 20. Specimen pelepah daun (A) serta batang calamus 5
20. Rotan calamus 5 (Calamus spectatissimus Furtado.) Persebaran: Sumatera
Ciri umum: Diameter batang 7–13 mm, panjang ruas 12–20 cm, tinggi buku 0,6– 1,5 mm, warna hitam kemerahan. Ciri anatomi: Panjang serabut 1281 µm, tebal dinding serat 3,6 µm, diameter metaksilim 230 µm, protoksilim 60 µm.
Kadar air 12%; berat jenis 0,57; MOE 19.669 kg/cm2; MOR 632,44 kg/ cm2. Komponen kimia: Selulosa 49,54%; Lignin 23,78%; dan Pati 18,32%. Ketahanan: Rayap tanah termasuk kelas II. Pemanfaatan: Dapat digunakan untuk produk mebel, barang kerajinan atau anyaman.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Fisis mekanis:
25
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
26
Gambar 21. Produk rotan yang dihasilkan
IV
I S A ND
E M KO
RE
R
otan boga (Calamus kooedeniensianus), aurense (C. auriensis) warbugii (C. warbugii), somi 1 (C. pachypus), endow (Calamus zebrinus), itoko (Calamus hollorungii), ue tuu (Calamus robisianus), tambai lulu (Calamus sclereanthus), calamus 1 (Daemonorops verticillaris), calamus (Daemonorops longipes), calamus sp 2 (Calamus rugosus), dan calamus 5 (Calamus spectatissimus) dapat digunakan sebagai bahan baku untuk komponen mebel, Rotan B (Calamus humboldtianus), jaramasin Calamus leocaulis), dan ue tuu (Calamus polystachys) dapat digunakan sebagai rotan anyaman, komponen kursi, meja dan tikar (lampit). Sementara itu, cincin (Calamus polystachys) dan cakre (Ceratolobus subangulatus) baik digunakan sebagai bahan baku pembuat keranjang dan barang kerajinan.
R A T F A D TAKA PUS Alrasjid H. (1989). Teknik penanaman rotan. Informasi teknis Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. ASTM (American Society for Testing and Material). (1995). Annual Look of ASTM Standards. Volume 04.10 Wood. Section 4 Philadelphia. BSN (Badan Standarisasi Indonesia). (1989). Cara uji kadar lignin dan Pulp (Metode Klason). 14-0492-1989. Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi Indonesia. BSN (Badan Standardisasi Nasional). (2006). Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu. Standar Nasional Indonesia (SNI 01-7207-2006). Badan Standardisasi Nasional (BSN). Jakarta. Dransfield J. (1974). A Shot guide to rattan Biotrop/TF/74/128 Bogor, Indonesia 69 pp. Dransfield J, N. Manokaran. (1996). Rotan Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 6. Prosea Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada Unversitas Press. Jasni, O Rachman. (2000). Pemanfaatan rotan. Laporan Kegiatan Working Group. Research and Development For Forest Product in Indonesia (ASOF). Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Badan Litbang Kehutanan dan Perkebunan
Jasni, H Roliadi. (2010). Daya Tahan 25 Jenis Rotan Terhadap Rayap Tanah. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 28(1), 55-65. Jasni, H Roliadi. (2011). Daya Tahan 16 Jenis Rotan Terhadap Bubuk Rotan (Dinoderus minutus Fabr.). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(2),115-127. Mogea JP. (1990). Potensi dan penyebaran jenis – jenis rotan di Indonesia khususnya di Sulawesi. Makalah Diskusi Hasil Penelitian Rotan. Departemen Kehutanan – IDRC, Jakarta. Rachman O. (2000). Protokol pengujian pelengkungan rotan utuh. Laboratorium pengerjaan kayu. Puslitbang Teknologi Hasil Hutan, Bogor. Tidak diterbitkan. Sass JE. (1958). Botanical Microtechnique. Third Edition. The IOWA State University Press. Ames, IOWA. SII (Standar Industri Indonesia.(1979). Mutu dan cara uji tepung gaplek. Standar Industri Indonesia (SII-070-1979). Departemen Perindustrian Repuplik Indonesia.
Wise LE. (1944). Wood Chemistry. Reinhold Publisher Corporation, New York.
Seri Paket Iptek Sifat dan Kegunaan Rotan
Tesoro FO. 1989. Methodology for Project 8 on Corypha and Livistona. FIRDI, College, Laguna 4031. Philipines.
29