Paket INFORMASI DAMPAK HUTAN TANAMAN TERHADAP LINGKUNGAN
Jenis Bambang Lanang
Kajian Dampak Hutan Tanaman Jenis Penghasil Kayu Terhadap Biodiversitas Flora, Fauna, dan Potensi Invasif
Paket Informasi Dampak Hutan Tanaman Terhadap Lingkungan
Page 62
Program Judul RPI Koordinator RPI Judul Kegiatan Sub Judul Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
: Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan : Laporan Hasil Penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil kayu : Prof.Dr. Ir. Nina Mindawati, MS. : Paket Informasi Dampak Hutan Tanaman Terhadap Lingkungan : Kajian Dampak Hutan Tanaman Jenis Penghasil Kayu Terhadap Biodiversitas Flora, Fauna, dan Potensi Invasif : Fatahul Azwar, S.Hut Adi Kunarso,S.Hut, MSc Johan P Tampubolon
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan keanekaragaman jenis dan lingkungan yang terjadi akibat pembangunan hutan tanaman Bambang lanang dan kegiatan silvikultur didalamnya. Lokasi penelitian di Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Pagar Alam, Sumatera Selatan. Perubahan lingkungan yang terjadi dilihat dari komposisi tumbuhan bawah dibawah tegakan, iklim mikro, dan keberadaan fauna di hutan tanaman Bambang lanang. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode analisis vegetasi dengan metode purposive sampling plot dengan luasan plot 2 x 2 m sebanyak 20 plot utk masing-masing tegakan, dan utk pengamatan fauna menggunakan teknik pit fall trap (untuk makrofauna tanah) dan pengamatan langsung serta wawancara (data sekunder) utk fauna besar. Dari data yang diperoleh terlihat bahwa kenanekaragaman jenis tumbuhan bawah sangat dipengaruhi oleh perlakuan silvikultur didalam tegakan khususnya perlakuan penyiangan lahan (pembebasan gulma), kondisi iklim mikro tidak terlalu berbeda antar pola penanaman (baik campuran maupun monokultur), namun demikian posisi geografis tegakan menjadi pembeda iklim mikro antar tegakan. Keberadaan mokrofauna tanah dipengaruhi oleh kondisi kesuburan tanah dan jenis tanah pada tiap tegakan, sedangkan keberadaan satwa dipengaruhi oleh intensitas aktifitas manusia didalam dan sekitar tegakan, lokasi tegakan, serta keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada didalam tegakan.
Kata kunci : Bambang Lanang, tumbuhan bawah, iklim mikro, makrofauna tanah, fauna, satwa A. Latar Belakang Untuk meminimalkan dampak ekologis yang timbul akibat pembangunan hutan tanaman, saat ini tengah digulirkan wacana pembangunan hutan tanaman secara lestari. Pamulardi (1995) dalam Sukresno et al. (2004), menjelaskan bahwa terdapat empat prinsip umum pengelolaan hutan lestari, yaitu : 1). kawasan hutan yang dikelola secara mantap dan berencana. 2). sistem eksploitasi yang menjamin tingkat produksi yang berkelanjutan. 3). kawasan hutan yang dikelola dengan berwawasan lingkungan dan dapat memelihara kelangsungan ekosistem dan
Paket Informasi Dampak Hutan Tanaman Terhadap Lingkungan
Page 63
keanekaragaman hayati. 4). berdampak positip pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. CIFOR telah mengembangkan sistem kriteria dan indikator pengelolaan hutan tanaman lestari, dengan mengacu pada kriteria manajemen, ekologi, dan sosial. Indikator pada kriteria ekologi antara lain; pemeliharaan struktur dan fungsi ekosistem, pemeliharaan dan peningkatan sumberdaya air, serta minimasi dampak lingkungan yang timbul (Muhtaman et al., 2000). Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana keanekaragaman jenis tumbuhan serta kondisi lingkungan (mikro) pada tipe hutan tanaman yang berbeda. B. Tujuan dan Sasaran Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perubahan keanekaragaman jenis dan lingkungan akibat pembangunan hutan tanaman bambang lanang. Sasaran penelitian ini yaitu : 1. Tersedianya data komposisi tumbuhan pada hutan tanaman bambang lanang. 2. Tersedianya data kondisi lingkungan (mikro) pada hutan tanaman bambang lanang. 3. Tersedianya informasi keberadaan fauna pada hutan tanaman bambang lanang. C. Metode Penelitian 1. Analisis Komunitas Tumbuhan Pengambilan contoh tumbuhan pada penelitian ini menggunakan metode petak ganda (Indriyanto, 2006). Pada hutan monokultur, pembuatan petak contoh dilakukan pada tiap kelas umur berbeda (yang mewakili kondisi awal, tengah dan akhir daur) sebanyak 20 petak contoh per kelas umur. Mengenai jumlah petak contoh untuk tegakan-tegakan yang mempunyai lapisan tajuk homogen, penggunaan 20 petak contoh berukuran 1m x 1m dianggap sudah cukup baik untuk studi vegetasi tingkat semak rendah, rerumputan dan terna (Bliss dalam Sumiyarso, 1995). Peletakan petak contoh dilakukan secara sistematik. Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan cara mencocokkan dengan gambargambar tumbuhan yang sudah diketahui identitasnya. Apabila dijumpai tumbuhan yang belum berhasil diidentifikasi atau ditemukan keragu-raguan, maka dibuat specimen herbarium untuk keperluan identifikasi. Dari hasil pengamatan pada petak contoh yang dibuat dilokasi penelitian, kemudian dihitung besaran-besaran : 1. Kerapatan Jenis 2. Frekuensi Paket Informasi Dampak Hutan Tanaman Terhadap Lingkungan
Page 64
3. Dominansi 4. Indeks Nilai Penting (INP) 5. Indeks Keanekaragaman 6. Indeks Kesamaan 2. Pengamatan Kondisi Lingkungan (iklim mikro) Pengamatan faktor-faktor (kondisi) lingkungan berupa iklim mikro dilakukan bersamaan dengan kegiatan analisis komunitas tumbuhan. Parameter yang diamati adalah cahaya, suhu tanah, dan kelembaban udara. 3. Pengamatan Keberadaan Fauna Untuk mengetahui keberadaab fauna yg ada pada suatu tegakan hutan, ada berbagai metode pengamatan yang bisa lakukan diantaranya ; pengamatan langsung (pertemuan), metode rekam jejak, dan pengambilan data sekunder dengan mengumpulkan informasi dari masyarakat sekitar tegakan hutan.
D. Hasil yang Telah Dicapai Dari hasil pengamatan di lapangan didapat data sebagai berikut : Plot (umur tegakan dan pola tanaman Bambang Lanang)
Perlakuan silvikultur
Campuran dengan Kopi, umur tegakan 10 tahun, jarak tanam 4x6 m (kab. Empat lawang)
5 bulan setelah penyempro tan gulma
Campuran dengan kakao/coklat, kopi, karet, durian, umur tegakan 6 tahun, jarak tanam tidak teratur (kab. Empat lawang)
2 bulan setelah penyempro tan
Jumlah total individu tumbuhan bawah (dari jumlah jenis) 827 (25 jenis)
Jumlah jenis makrofauna tanah
Jumlah jenis fauna *)
Rata-rata iklim mikro
Ket
12
2
-% naungan: 81,01% - suhu: 32,92 oC - suhu tanah: 27,7 oC
316 (20 jenis)
10
2
-% naungan: 80,16% - suhu: 34,19 oC - suhu tanah: 28,5 oC
Lokasi dipinggir jalan raya (aspal), dan sedang masa panen kopi Lokasi pinggir jalan raya (aspal)
Paket Informasi Dampak Hutan Tanaman Terhadap Lingkungan
Page 65
Monokultur, umur tegakan 10 tahun, jarak tanam 7x5 m (kab. Empat lawang)
-
546 (25 jenis)
10
5
-% naungan: 85,78% - suhu: 31,5 oC - suhu tanah: 26,5 oC
Lokasi pinggir jalan tanah
Monokultur, umur tegakan 6 tahun, jarak tanam 7x5 m (kab. Empat lawang)
-
758 (18 jenis)
11
4
-% naungan: 84,62% - suhu: 32,05 oC - suhu tanah: 27,5 oC
Lokasi pinggir jalan raya (aspal)
Campuran dengan lada dan kopi, umur tegakan 6 tahun, jarak tanam 3x4 m (kab. Pagar alam)
3 bulan setelah penyempro tan gulma
1884 (17 jenis)
11
2
-% naungan: 82,7% - suhu: 27,31 oC - suhu tanah: 21 oC
Lokasi dekat pemakama n umum
Campuran dengan kakao/coklat, umur tegakan 4 tahun, jarak tanam 4x5 m (kab. Pagar alam)
2 bulan setelah tebas total dan penyempro tan, gulma, dilanjutkan pendangira n rutin setiap bulan
144 (13 jenis)
11
1
-% naungan: 89,05% - suhu: 28,37 oC - suhu tanah: 24,7 oC
Lokasi pinggir jalan raya dan lahan seperti berbentuk pekaranga n (ada rumah tinggal didalamny a)
*) data berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara dengan pemilik lahan E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari data hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Perlakuan silvikultur berupa penjarangan dan penyiangan lahan (penebasan dan penyemprotan herbisida) tidak berdampak negatif terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan bawah bila dilakukan secara terkendali, bahkan mampu menaikan jumlah total individu semua jenis tumbuhan bawah.
Paket Informasi Dampak Hutan Tanaman Terhadap Lingkungan
Page 66
2. Perlakuan silvikultur penyiangan lahan secara kimiawi (penyemprotan herbisida) secara signifikan mengurangi jumlah jenis tumbuhan bawah namun tidak efektif berlangsung lama karena akan terjadi suksesi kembali setelahnya. 3. Perubahan jumlah total individu semua jenis tumbuhan bawah serta perubahan dominasi jenis dikarenakan oleh faktor iklim mikro yang terjadi atau berubah akibat perlakuan silvikultur berupa penyiangan lahan/pembersihan gulma (penebasan dan penyemprotan herbisida). 4. Kelimpahan jenis fauna lebih disebabkan oleh faktor lokasi lahan, intensitas aktivitas manusia disekitarnya, selain dari jenis flora yang mampu menjadi sumber pakan bagi fauna tersebut 2. Saran a. Pada tegakan tanaman Bambang lanang yang sudah cukup besar (diatas 4 tahun) pemeliharaan lahan sebaiknya tidak harus intensif dan pembersihan gulma cukup dilakukan secara manual (tanpa penyemprotan herbisida) agar tidak berdampak negatif pada keanekaragaman jenis tumbuhan bawah. b. Pembangunan hutan tanaman Bambang lanang sebaiknya dilakukan pada lahan-lahan tidur atau lahan marjinal agar mampu menaikkan fungsi lingkungannya c. Perlakuan silvikultur juga harus memperhatikan keseimbangan ekologis didalam tegakan dan mempertimbangkan iklim mikro didalamnya
Paket Informasi Dampak Hutan Tanaman Terhadap Lingkungan
Page 67
Foto Kegiatan.
Paket Informasi Dampak Hutan Tanaman Terhadap Lingkungan
Page 68