JTMBN!EBO!BMBN! Oleh Brilly El-Rasheed quantumfiqih@gmail.com
Islam sebagai satu-satunya agama yang komprehensif dan universal, telah memberikan petuah-petuah agung kepada manusia untuk menjaga kelestarian alam, termasuk hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya, siang dan malam. Islam mengajarkan gaya hidup yang ideal dan holistik. Islam secara eksplisit dan implisit, telah menunjukkan kepada dunia bagaimana gaya hidup yang kontributif bagi kelestarian alam. Islam telah membuktikan betapa vitalnya penjagaan terhadpa kelestarian alam. Islam, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama pakar ushul fiqh, di antaranya Asy-Syathibi di dalam karyanya di bidang ushul fiqh, Al-Muwafaqat (2/13), menjaga lima perkara krusial dalam kehidupan umat manusia, yakni; (1) Menjaga agama (2) Menjaga jiwa/nyawa (3) Menjaga akal (4) Menjaga harta (5) Menjaga keturunan. Al-Hafizh Ibnu Al-Qayyim menggambarkannya dalam I’lam Al-Muwaqqi’in (Beirut: Dar Al-Jil) jilid 3 hal. 3, ”Syari’at Islam berdiri di atas pondasi kebijaksanaan dan kepentingan hidup umat manusia di dunia dan akhirat. Secara keseluruhan, syariat Islam bercirikan keadilan, rahmah, maslahat, dan hikmah. Oleh karena itu, setiap masalah yang berpaling dari sifat keadilan menuju kezhaliman, dari rahmah menuju ’adzab, dari maslahat menuju mafsadat, dari hikmah menuju kesia-siaan, maka masalah tersebut tidak termasuk dalam lingkaran syari’at Islam walau dipaksakan untuk dimasukkan dengan jalan ta`wil (reinterpretasi). Syari’at ialah keadilan Allah di antara hamba-hambaNya, rahmah di antara makhlukNya, naunganNya di muka bumi, dan hikmahNya yang menunjukkan dengan sempurna kepadaNya dan pada kebenaran RasulNya.” Di antara manifestasi komprehensifitas dan universalitas syari’at Islam adalah nilai-nilai penjagaan terhadap seluruh elemen kehidupan, mulai dari alam, hewan, tanaman, siklus, dan sebagainya. Islam sejak semula lahir, telah merumuskan nilai-nilai tersebut. Belakangan, para saintis dan ilmuwan ramai-ramai mewacanakan efek global warming dan kerusakan bumi, mereka kemudian mengkaji bagaimana bentuk pencegahan dan penanggulangannya. Andai seluruh umat manusia sadar sedari dulu akan adanya saat-saat kerusakan global, dan mereka
1 Islam dan Alam © 1432 Brilly El-Rasheed
dengan pikiran jernih dan hati bersih mau mengkaji, tentu mereka akan menyadari pula akan mukjizat syari’at Islam dengan ‘konsep-konsep penjagaan alam’nya.
Jangan Memicu Kerusakan Allah menciptakan jagad raya ini dengan penuh keteraturan dan dalam penciptaan terbaik. Tidak ada satu pun elemen semesta ini yang timpang atau menyimpang. Semuanya tercipta sempurna. Allah, Sang Pencipta dan Pemilik segala, memerintahkan,
ﻦ ﻳﺴﺪ ِ ﻤ ﹾﻔ ﺐ ﺍﹾﻟ ﺤ ﻳ ﻪ ﻟﹶﺎ ﺽ ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﻟﱠﻠ ﺭ ﹺ ﻲ ﺍﹾﻟﹶﺄﺩ ﻓ ﺎﺒ ﹺﻎ ﺍﹾﻟ ﹶﻔﺴﺗ ﻭﻟﹶﺎ ﻚ ﻴﻪ ﹺﺇﹶﻟ ﻦ ﺍﻟﱠﻠ ﺴ ﺣ ﺎ ﹶﺃﺣﺴِﻦ ﹶﻛﻤ ﻭﹶﺃ “Dan berbuat baiklah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada engkau. Dan janganlah engkau berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang berbuat kerusakan.” [Al-Qur`an surah Al-Qashash (28) ayat no. 77] Namun, dengan kehadiran manusia di muka bumi, alam mulai mengalami ketidakseimbangan bersamaan dengan berbagai aktivitas yang dilakukan manusia sehari-hari. Tanpa sadar, banyak dari apa yang mereka kerjakan, yang kadang mereka klaim sebagai perbaikan, adalah sebagian bentuk perusakan alam, sedikit atau banyak, cepat atau lambat. Allah menyebutkan perilaku bobrok sebagian manusia tersebut,
ﻦﻭﻟﹶـﻜ ﻭ ﹶﻥﺴﺪ ِ ﻤ ﹾﻔ ﻢ ﺍﹾﻟ ﻫ ﻢ ﻬ ﻧﻮ ﹶﻥ ﺃﹶﻻ ﹺﺇﻠﺤﺼ ﻣ ﻦ ﺤ ﻧ ﺎﻧﻤﺽ ﻗﹶﺎﻟﹸﻮﹾﺍ ﹺﺇ ﺭ ﹺ ﻲ ﺍ َﻷﻭﹾﺍ ﻓﺴﺪ ِ ﺗ ﹾﻔ ﻢ ﹶﻻ ﻬ ﻴ ﹶﻞ ﹶﻟﻭﹺﺇﺫﹶﺍ ﻗ ﻭ ﹶﻥﻌﺮ ﺸ ﻳ ﱠﻻ “Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi.” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” [Al-Qur`an surah Al-Baqarah (2) ayat no. 11-12] Isac Asimov dan Frederik Pohl dalam Our Angry Earth menulis, “Sebagian besar manusia sulit menyadari realitas kehancuran lingkungan hidup yang ada di sekitarnya. Ini karena penghancuran-penghancuran lingkungan hidup itu terjadi bersamaan dengan prosesproses yang sedang mereka kerjakan sendiri, yang sering bertujuan untuk membangun masa depan. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya. Tragedi masa depan itu justru sedang berjalan di depan kita dan kita sendiri yang menjalankannya.”
Fauna Harus Dijaga Banyak teks-teks primer Islam yang memerintahkan umatnya untuk menjaga kelestarian fauna sampaipun fauna yang kadang kita anggap tidak begitu penting. Allah pernah menegur seorang nabi-Nya yang membunuh semut-semut yang tidak bersalah. Dikisahkan oleh Nabi Muhammad,
2 Islam dan Alam © 1432 Brilly El-Rasheed
ﺎﺮ ﹺﺑﻬ ﻣ ﻢ ﹶﺃ ﺎ ﹸﺛﺘﻬﺤ ﺗ ﻦ ﻣ ﺝ ﺧ ﹺﺮ ﻩ ﹶﻓﹸﺄ ﺎ ﹺﺯﺠﻬ ﹺﺑ ﹺﻣﺮ ﻤﹶﻠ ﹲﺔ ﹶﻓﹶﺄ ﻧ ﻪ ﺘﺪ ﹶﻏ ﺓ ﹶﻓﹶﻠ ﺮ ﺠ ﺷ ﺖ ﺤ ﺗ ﺎ ِﺀﻧﹺﺒﻴﻦ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﻣ ﻲ ﻧﹺﺒ ﺰ ﹶﻝ ﻧ ﺪ ﹰﺓ ﺣ ﺍﻤﹶﻠ ﹰﺔ ﻭ ﻧ ﻬﻠﱠﺎ ﻪ ﹶﻓ ﻴﻪ ﹺﺇﹶﻟ ﻰ ﺍﻟﱠﻠﻭﺣ ﺖ ﻓﹶﹶﺄ ﺣ ﹺﺮﹶﻗ ﹶﻓﹸﺄ “Ada seorang nabi yang sedang berteduh di bawah sebuah pohon yang rindang. Tiba-tiba ia terkejut karena digigit seekor semut. Ia kemudian mengeluarkan semua perbekalannya yang telah dirayapi semut-semut. Kemudian ia menyuruh orang lain membakar semua semut tersebut. Allah pun kemudian mewahyukan kepadanya, “Bukankah hanya seekor semut (yang menyakitimu, mengapa engkau bunuh yang lain)?” [Shahih: Mukhtashar Shahih Muslim no. 1508] Dalam riwayat An-Nasa`i, wahyu Allah kepada nabi tersebut berbunyi,
ﺢ ﺒﺴ ﺗ ﻣ ﹺﻢ ﻦ ﺍﹾﻟﹸﺄ ﻣ ﻣ ﹰﺔ ﺖ ﹸﺃ ﻫﹶﻠ ﹾﻜ ﻤﹶﻠ ﹲﺔ ﹶﺃ ﻧ ﻚ ﺘﺻ ﺮ ﺪ ﹶﻗ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻗ “Engkau bukan membakar seekor semut (yang menggigitmu) namun engkau malah membinasakan satu “umat” dari umat-umat, yang senantiasa bertasbih.” Kemudian Rasulullah mengomentari,
ﻦ ﺤ ﺒﺴ ﻳ ﻦ ﻬ ﻧﹶﻓﹺﺈ “Sesungguhnya mereka (semut-semut) senantiasa bertasbih.” [Shahih: Shahih Sunan AnNasa`i no. 4369, 4371] Allah sangat marah bila ada makhluk-Nya yang dizhalimi, sampaipun seekor kucing. Orang yang menyiksa seekor kucing saja, nanti akan dijebloskan ke dalam siksa neraka. Nabi menceritakan,
ﺎ ﹺﺇ ﹾﺫﺘﻬﺳ ﹶﻘ ﻭ ﺎﺘﻬﻤ ﻌ ﻲ ﹶﺃ ﹾﻃ ﻫ ﺭ ﻟﹶﺎ ﺎﺎ ﺍﻟﻨﻴﻬﺖ ﻓ ﺧﹶﻠ ﺪ ﺖ ﹶﻓ ﺗﺎﻰ ﻣﺣﺘ ﺎﺘﻬﻨﺠ ﺳ ﺓ ﺮ ﻫ ﻲﺮﹶﺃ ﹲﺓ ﻓ ﻣ ﺖ ﺍ ﺑﻋ ﱢﺬ ﺽ ﺭ ﹺ ﺵ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﺎ ﹺﺧﺸ ﻦ ﻣ ﺗ ﹾﺄ ﹸﻛ ﹸﻞ ﺎﺘﻬﺮ ﹶﻛ ﺗ ﻲ ﻫ ﻭﻟﹶﺎ ﺎﺘﻬﺴ ﺒﺣ “Ada seorang wanita yang disiksa lantaran ia pernah menyiksa seekor kucing. Wanita itu mengurung kucing tersebut sampai mati, ia pun masuk neraka karenanya. Ia tidak memberinya makan dan minum. Ia malah mengurungnya dan tidak membiarkannya mencari makanan yang biasanya berupa serangga yang ada di muka bumi.” [Shahih: Mukhtashar Shahih Muslim no. 1509] Allah bahkan memberi reward yang begitu besar bagi orang yang menyayangi hewan meskipun hewan itu tidak begitu dibutuhkan manusia, berupa ampunan atas segala dosa. Disampaikan oleh Rasulullah,
ﺐ ﺝ ﹶﻓﹺﺈﺫﹶﺍ ﹶﻛ ﹾﻠ ﺮ ﺧ ﻢ ﺏ ﹸﺛ ﺸ ﹺﺮ ﺎ ﹶﻓﻴﻬﺰ ﹶﻝ ﻓ ﻨﺍ ﻓﹶﺪ ﹺﺑﹾﺌﺮ ﺟ ﻮ ﺶ ﹶﻓ ﻌ ﹶﻄ ﻪ ﺍﹾﻟ ﻴﻋﹶﻠ ﺪ ﺘﺷ ﻲ ﹺﺑ ﹶﻄﺮﹺﻳ ﹴﻖ ﺍﻤﺸ ﻳ ﺟ ﹲﻞ ﺭ ﺎﻨﻤﻴﺑ ﻱ ﻛﹶﺎ ﹶﻥﻣﹾﺜ ﹸﻞ ﺍﱠﻟﺬ ﺶ ﻌ ﹶﻄ ﹺ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ ﺐ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﹾﻟ ﹶﻜ ﹾﻠ ﺑﹶﻠ ﹶﻎ ﺪ ﺟ ﹸﻞ ﹶﻟ ﹶﻘ ﺮ ﺶ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﺍﻟ ﻌ ﹶﻄ ﹺ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ ﻯﻳ ﹾﺄ ﹸﻛ ﹸﻞ ﺍﻟﱠﺜﺮ ﺚ ﻬ ﹸ ﻳ ﹾﻠ
3 Islam dan Alam © 1432 Brilly El-Rasheed
ﺮ ﻐ ﹶﻔ ﻪ ﹶﻓ ﻪ ﹶﻟ ﺮ ﺍﻟﱠﻠ ﺸ ﹶﻜ ﺐ ﹶﻓ ﺴﻘﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻜ ﹾﻠ ﻲ ﹶﻓ ﻗﺭ ﻰﺣﺘ ﻪ ﻴﻪ ﹺﺑﻔ ﺴ ﹶﻜ ﻣ ﻢ ﹶﺃ ﺎ ًﺀ ﹸﺛﻪ ﻣ ﺧ ﱠﻔ ﻤﹶﻠﹶﺄ ﺮ ﹶﻓ ﺰ ﹶﻝ ﺍﹾﻟﹺﺒﹾﺌ ﻨﻲ ﹶﻓﻣﻨ ﺑﹶﻠ ﹶﻎ ﻪ ﹶﻟ “Ada seorang pria yang sedang berjalan di sebuah jalan, tiba-tiba ia merasa haus. Tidak lama ia kemudian menemukan sumur air. Ia pun turun ke dalam sumur itu untuk meminum airnya. Usai minum, ia keluar. Muncul seekor anjing yang menjulurkan lidahnya sambil menjilat-jilat ke tanah, karena kehausan. Pria itu berkata sendiri, “Anjing ini pasti sangat kehausan sebagaimana yang aku alami tadi.” Pria itu turun kembali ke dalam sumur dan mengisi terompahnya dengan air. Setelah penuh, ia bawa terompahnya ke atas dengan menggigitnya, lalu ia minumkan kepada anjing tadi. Dengan kebaikannya itu, Allah membalasnya dan mengampuni dosa-dosanya.” Para shahabat Nabi menanyakan,
ﺍﺟﺮ ﺋ ﹺﻢ ﹶﻟﹶﺄﺎﺒﻬﻩ ﺍﹾﻟ ﺬ ﻫ ﻲﺎ ﻓﻭﹺﺇ ﱠﻥ ﹶﻟﻨ ﻪ ﻮ ﹶﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﺎﻳ “Wahai Rasulullah, apakah kita akan mendapat pahala dari (berbuat baik kepada) binatang?” Nabi pun menjawab,
ﺮ ﺟ ﺔ ﹶﺃ ﺒﺭ ﹾﻃ ﺪ ﻲ ﹸﻛ ﱢﻞ ﹶﻛﹺﺒﻓ “Dari setiap makhluk bernyawa terdapat pahala (dengan berbuat baik kepadanya.” [Shahih: Mukhtashar Shahih Muslim no. 1511] Rasulullah juga menyatakan,
ﺔ ﻣ ﺎﻘﻴ ﻡ ﺍﹾﻟ ﻮ ﻳ ﺎﻨﻬﻋ ﺟ ﱠﻞ ﻭ ﺰ ﻋ ﻪ ﺳﺄﹶ ﹶﻝ ﺍﻟﱠﻠ ﺎﺣ ﱢﻘﻬ ﻴ ﹺﺮﻐ ﺎ ﹺﺑﻮﹶﻗﻬ ﺎ ﹶﻓﺍ ﹶﻓﻤﺼﻔﹸﻮﺭ ﻋ ﺘ ﹶﻞﻦ ﹶﻗ ﻣ “Tidaklah seseorang membunuh seekor burung atau yang lebih dari itu, tanpa memenuhi haknya, kecuali Allah akan meminta tanggung jawabnya nanti.” Ada yang bertanya,
ﺎﺣ ﱡﻘﻬ ﺎﻪ ﹶﻓﻤ ﻮ ﹶﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﺎﻴ ﹶﻞ ﻳﻗ “Wahai Rasulullah, apakah haknya itu?” Rasulullah menjawab,
ﺎﻰ ﹺﺑﻬﺮﻣ ﻴﺎ ﹶﻓﺳﻬ ﺭﹾﺃ ﻊ ﺗ ﹾﻘ ﹶﻄ ﻭﻟﹶﺎ ﺎ ﹾﺄ ﹸﻛﹶﻠﻬﺎ ﹶﻓﺘﺤﻬ ﺑﺗ ﹾﺬ ﺎ ﹶﺃ ﹾﻥﺣ ﱡﻘﻬ “Hendaknya seorang muslim itu menyembelih dan memasaknya, dan jangan ia potong kepalanya lalu dibuang.” [Sunan An-Nasa`i no. 4272, 4369; Musnad Ahmad no. 6264, 6565; Al-Mustadrak Al-Hakim no. 7581; Musnad Ath-Thayalisi no. 2382. Dinyatakan shahih oleh AlHakim, Adz-Dzahabi, dan Asy-Syaikh Ahmad Syakir] Dalam riwayat lain,
ﻢ ﻭﹶﻟ ﺒﺜﹰﺎﻋ ﺘﹶﻠﹺﻨﻲﺎ ﹶﻗﺏ ﹺﺇ ﱠﻥ ﹸﻓﻠﹶﺎﻧ ﺭ ﺎﻳﻘﹸﻮ ﹸﻝ ﻳ ﺔ ﻣ ﺎﻘﻴ ﻡ ﺍﹾﻟ ﻮ ﻳ ﺟ ﱠﻞ ﻭ ﺰ ﻋ ﻪ ﺞ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻋ ﺒﺜﹰﺎﻋ ﺍﺼﻔﹸﻮﺭ ﻋ ﺘ ﹶﻞﻦ ﹶﻗ ﻣ ﺔ ﻌ ﻨ ﹶﻔﻤ ﻟ ﺘ ﹾﻠﻨﹺﻲﻳ ﹾﻘ 4 Islam dan Alam © 1432 Brilly El-Rasheed
“Barangsiapa membunuh seekor burung secara sia-sia, maka pada hari qiyamah kelak, burung itu akan mengadu kepada Allah, “Wahai Rabbku, fulan telah membunuhku hanya untuk mainmain, ia tidak membunuhku untuk suatu manfaat apa pun.”.” [Sunan An-Nasa`i no. 4370; Musnad Ahmad no. 18651; Shahih Ibnu Hibban no. 5993. Sanadnya dha’if, namun dikuatkan oleh hadits sebelumnya]
Meski Kiamat Telah Dekat Meski kiamat telah dekat, jangan lewatkan kesempatan menanam tanaman. Sebab yang dinilai Allah bukan hanya hasil, tapi proses semenjak awal. Hanya niat saja, sudah dicatat satu pahala, kalau dikerjakan berlipat-lipat pahala yang didapat. Rasulullah menuntunkan,
ﺎﺳﻬ ﺮ ﻐ ﻴﺎ ﹶﻓ ﹾﻠﺳﻬ ﺮ ﻐ ﻳ ﺘﻰﺣ ﻡ ﻮ ﺗ ﹸﻘﻉ ﹶﺍ ﹾﻥ ﹶﻻ ﺘﻄﹶﺎﺳ ﺎ ﹾﻥ ﺍﻴﹶﻠ ﹲﺔ ﹶﻓﺴ ِ ﻢ ﹶﻓ ﺪ ﹸﻛ ﺣ ﺪ ﹶﺍ ﻳ ﻰﻭﻓ ﻋ ﹸﺔ ﺎﺖ ﺍﻟﺴ ﻣ ﺍ ﱠﻥ ﻗﹶﺎ “Bila qiyamah hendak tegak, dan di tangan salah seorang dari kalian ada bibit, sementara ia mampu untuk menanamnya sebelum berdiri, hendaklah ia bergegas menanamnya.” [Shahih: Musnad Ahmad no. 12512. Ash-Shahihah no. 9; Shahih Al-Adab Al-Mufrad no. 371] Inilah bukti bahwa Islam sangat perhatian dengan gerakan penghijauan alam. Bahkan sekalipun masa gonjang-ganjingnya alam sudah dekat, kita tetap diperintahkan untuk menanam pepohonan dan tetumbuhan, kendati tiada harapan untuk bisa melihat bagaimana yang kita tanam itu menjadi besar dan menghasilkan manfaat. Karena menanam tanaman adalah sedekah yang sangat berbarakah. Nabi Muhammad berkata,
ﺪﹶﻗ ﹸﺔ ﺻ ﻪ ﻪ ﹺﺑ ﺍ ﱠﻻ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﹶﻟ ﻴ ﹲﺔﺑ ﹺﻬﺎ ﹲﻥ ﺍﹶﺅﻧﺴﺍﺮ ﺍﹶﺅ ﻴﻪ ﹶﻃ ﻨﻣ ﻴ ﹾﺄ ﹸﻛ ﹸﻞﺎ ﹶﻓﺭﻋ ﺯ ﻉ ﺭ ﺰ ﻳﺎ ﺍﹶﺅﺮﺳ ﺱ ﹶﻏ ﺮ ﻳﻐ ﻠ ﹴﻢﺴ ﻣ ﻦ ﻣ ﺎﻣ “Tidaklah seorang muslim bercocok tanam atau menggarap persawahan, lantas burung makan darinya atau manusia, atau hewan ternak, kecuali hal itu bernilai sedekah baginya.” [Shahih: Shahih Al-Bukhari no. 2152, 2283; Shahih Muslim no. 2904; Ash-Shahihah no. 7] Rasulullah juga berkata,
ﻪ ﻮﹶﻟ ﻬ ﺮ ﹶﻓ ﻴﺖ ﺍﻟ ﱠﻄ ﺎﹶﺍ ﹶﻛﹶﻠﻭﻣ ,ﺪﹶﻗ ﹲﺔ ﺻ ﻪ ﻪ ﹶﻟ ﻨﻣ ﻕ ﺳ ﹺﺮ ﺎﻭﻣ ﺪﹶﻗ ﹲﺔ ﺻ ﻪ ﻪ ﹶﻟ ﻨﻣ ﻛ ﹶﻞ ﺎﹸﺍﺍ ﱠﻻﻣﺎﺮﺳ ﺱ ﹶﻏ ﺮ ﻐ ﻳ ﻠ ﹺﻢﺴ ﻣ ﻦ ﻣ ﺎﻣ ﺔ ﻣ ﺎﻘﻴ ﻮ ﹺﻡ ﺍﹾﻟ ﻳ ﺍﹶﻟﻰ ﺪﹶﻗ ﹲﺔ ﺻ ﻪ ﺍ ﱠﻻ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﹶﻟ ﺪ ﺣ ﻪ( ﹶﺍ ﻨﻣ ﺧ ﹸﺬ ﻳ ﹾﺄﻭ ﻪ ﺼ ﻨ ﹸﻘﻳ ﻩ )ﺍﹶﻯ ﺅ ﺯ ﺮ ﻳﻭ ﹶﻻ ،ﺪﹶﻗ ﹲﺔ ﺻ “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kecuali apa yang termakan darinya bernilai sedekah baginya. Apa yang tercuri darinya bernilai sedekah baginya. Apa yang dimakan hewan-hewan buas darinya bernilai sedekah baginya. Apa yang dimakan burung darinya bernilai sedekah baginya. Dan tidaklah seseorang yang mengurangi dan mengambil dari tanaman itu kecuali bernilai sedekah baginya (sampai hari qiyamah tiba).” [Shahih: Shahih Muslim no. 2900-2903; Ash-Shahihah no. 8] Kedua hadits ini mengandung nilai-nilai penting berkenaan dengan cocok tanam dan memberdayakan lahan produktif. Pertama, Pertama anjuran untuk bercocok tanam dan memanfaatkan 5 Islam dan Alam © 1432 Brilly El-Rasheed
lahan-lahan pertanian dengan tanaman-tanaman pangan, baik berupa biji-bijian, buahbuahan, maupun sayur-sayuran. Kedua, edua hasil cocok tanam tersebut bernilai sedekah bagi orang yang menanamnya, baik dimakan oleh burung, hewan ternak, hewan buas, maupun manusia yang mencurinya. Ketiga, etiga pahala hasil cocok tanam tersebut akan senantiasa mengalir sampai hari qiyamah, selama lahan tersebut terus menerus digarap dan memberikan manfaat kepada manusia, burung, hewan ternak, dan hewan buas. Keempat, eempat pahala akan diterima oleh orang yang bercocok tanam, baik ia berstatus sebagai pemilik lahan maupun sekedar buruh. Kelima, elima lafal ‘hewan-hewan buas’ dalam hadits di atas mengisyaratkan penggarapan padang pasir, rawa-rawa, hutan, dan lahan-lahan kosong untuk kepentingan bercocok tanam. Binatang buas yang memakan hasil tanaman menunjukkan bahwa tempat yang digarap masih baru atau jauh dari pemukiman. Di berbagai daerah, babi hutan, gajah, rusa dan kera biasa ‘menikmati’ tanaman petani. [Fat-h Al-Bari Syarh Shahih Al-Bukhari, AlHafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, 7/167] Islam melarang umatnya dari menebang tetumbuhan tanpa alasan yang benar. Rasulullah berkata,
ﺎ ﹺﺭﻲ ﺍﻟﻨﻪ ﻓ ﺳ ﺭﹾﺃ ﻪ ﺏ ﺍﻟﱠﻠ ﻮ ﺻ ﺭ ﹰﺓ ﺪ ﺳ ﻊ ﻦ ﹶﻗ ﹶﻄ ﻣ “Barangsiapa menebang pepohonan, maka Allah akan membenamkan kepalanya ke dalam neraka.” [Shahih: Sunan Al-Kubra, An-Nasa`i, no. 8611; Shahih Sunan Abu Dawud no. 5239; Ash-Shahihah no. 614] Dalam riwayat lain,
ﻨﺎ ﹺﺭﻓﻲ ﺍﻟ ﻪ ﺳ ﺭﹾﺃ ﷲ ُ ﺏﺍ ﻮ ﺼ ﻳ ،ﺭ ﺪ ﺴ ﻊ ﺍﻟ ﻃ ﹶﻗﺎ “Orang yang menebang pepohonan, Allah akan benamkan kepalanya ke dalam neraka.” [Shahih: Ash-Shahihah no. 615] Maksud hadits ini adalah orang yang menebang pepohonan secara sia-sia, tanpa alasan yang benar, di sepanjang jalan, tempat para musafir, dan herwan berteduh, maka Allah akan mencelupkan kepalanya ke dalam neraka. [‘Aun Al-Ma’bud, 11/277] Kini, sudahkah Anda menjaga kelestarian alam sebagai wujud penerapan syari’at Islam? (Surabaya, 21 Shafar 1432)
Copy Right © 1431 Brilly El-Rasheed All Right Reserved ®. Dilarang mereproduksi atau memperbanyak isi buku ini, sebagian ataupun seluruhnya, dalam bentuk dan dengan cara apapun, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk cetak, fotoprint, fotokopi, rekaman, mikrofilm atau sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penulis. Tidak patut seorang Muslim mengambil hak saudaranya tanpa seizin darinya. Ingin berinfaq bagi kontinuitas dan kualitas proyek dakwah jurnalistik ini? Silahkan kirimkan infaq Anda melalui nomor rekening kami di Bank Muamalat Shar-E No. 920 09941 99 a.n. Brilly Yudho Willianto, setelah berinfaq mohon konfirmasi ke e-mail kami quantumfiqih@gmail.com. Dengan berinfaq minimal Rp 20.000,-/e-jurnal, Anda akan mendapatkan gratis satu buah e-jurnal dari kami yang spesial bagi Anda yang berinfaq saja. Kami akan melaporkan infaq Anda melalui e-jurnal produk kami.
6 Islam dan Alam © 1432 Brilly El-Rasheed