L LAPORAN N PENEL LITIAN
GETAHUA AN IBU RUMAH R T TANGGA TENTAN NG PENG SAM MPAH RU UMAH TA ANGGA DAN D MET TODE 3-R R
O OLEH : Drra. Ira Meeirina Chaair, MPd. Dra. Wirnelis W Syaarief
DIBIA AYAI OLEH H: DANA DIPA UNIVERSITAS NE EGERI PAD DANG A N 2010 TAHUN ANGGARAN NOMOR: 190/H35/K KP/2010 2 Tanggaal 1 Maret 2010
JURUSAN J N KESEJA AHTERAA AN KELU UARGA FAKUL LTAS TEK KNIK UNIV VERSITAS S NEGER RI PADAN NG DESEMBER, 20010
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN 1. Judul Penelitian
: Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Sampah Rumah Tangga DanMetode 3‐R (Reuse, Recycle dan Reduce)
2. Bidang Ilmu : Tata Graha 3. Kategori Penelitian : Sosial 4. Ketua Peneliti : a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Ira Meirina Chair, M.Pd b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat/ Golongan dan NIP : Penata/ III c/ 1196205301988032001 d. Jabatan Fungsional : Lektor e. Jurusan/ Fakultas : Kesejahteraan Keluarga/ Teknik Alamat Ketua Peneliti : Jl. Silungkang No. 17 Padang Kantor/telepon/fax : 0751‐7051186 Rumah/telepon : 0751‐38215 e‐mail :
[email protected] 5. Jumlah Anggota Peneliti : 1 orang 6. Lokasi Penelitian : Kelurahan Jati Baru 7. Lama Penelitian : 24 Minggu 8. Biaya Penelitian : Rp. 7.500.000 (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) Mengetahui, Padang, Desember 2010 Dekan FT UNP Peneliti Drs. Ganefri, M.Pd Dra. Ira Meirina, MPd. NIP. 196312171989031003 NIP.196205301988032001 Menyetujui, Ketua LPM UNP Drs.Alwen Bentri,MPd. NIP. 196107221986021002
i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN PENELITIAN
1. a. Judul Penelitian b. Bidang Ilmu
: Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Sampah Rumah Tangga Dan Metode 3-R : Tata Graha
2. Personalia a. Ketua Penelitian Nama Lengkap
: Dra. Ira Meirina Chair, MPd.
Pangkat/Gol./NIP
: Penata/IIIc/196205301988032001
Jurusan/Fakultas
: Kesejahteraan Keluarga/Teknik
b. Anggota Penelitian Nama Lengkap
: Dra. Wirnelis Syarief
Pangkat/Gol./NIP
: 195903261985032001
Jurusan/Fakultas
: Kesejahteraan Keluarga/Teknik
3. Usul Penelitian
: Telah direview sesuai dengan saran Pereview
Pembahas I
Dra. Yusmar Emmy Katin, MPd. NIP.194803281975012001
Pembahas II
DR. Juliana, Msi. NIP.197007271997032003
ii
RINGKASAN Ira Meirina Chair, Wirnelis Syarief. PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG SAMPAH RUMAH TANGGA DAN METODE 3-R (Jurusan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang, DIPA Universitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2010 Nomor: 190/H35/Kp/2010Tanggal 1 Maret 2010) Sampah adalah buangan yang bersifat padat yang dianggap tidak berguna lagi dan biasanya
dibuang. Di daerah perkotaan, sampah sering menimbulkan masalah. Salah satu yang banyak dijumpai adalah sampah rumah tangga. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga tidak hanya berasal dari dapur akan tetapi juga berasal dari sisa bahan yang tidak terpakai atau bekas kemasan, seperti plastik, kertas, kaleng, botol,dan Styrofoam. Sampah bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan masalah yang akhirnya merugikan masyarakat . Sampah bisa menjadi sumber penyakit, tempat bersarang dan berkembang biaknya lalat, nyamuk, kecoa, tikus, cacing dll yang dapat menularkan penyakit. Sampah bisa menyumbat saluran air yang dapt menimbulkan gangguan air bahkan banjir. Sampah bisa mengotori dan mencemari sumber air bersih sehingga kualitasnya tidak memenuhi syarat kesehatan. Sampah menyebarkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu kesegaran udara sekitar. Sampah yang tercecer bisa mengganggu keindahan dan gara-gara sampah, keharmonisan dengan tetangga bisa terganggu. Permasalahan yang ada di kota Padang adalah jumlah sampah yang dihasilkan tidak sebanding dengan jumlah petugas kebersihan yang ada sehingga sampah lebih sering menumpuk karena petugas kebersihan belum sempat mengambilnya, sampah tersebut sudah datang lagi. Kadang penduduk mengambil jalan pintas dengan membakar sampah tersebut. Jika sampah dibakar di bawah suhu 600 derajat celcius pembakarannya dapat menghasilkan senyawa dioksin dan furan penyebab kanker Namun tumpukan sampah jika dibiarkan juga dapat menghasilkan gas metana yang dua kali lebih berbahaya dari karbon dioksida. Di kota Padang sampah yang dihasilkan 1.432 m³ sampah/hari, dan hanya 800 m³ sampah per hari yang dapat dikelola di TPA. Selain itu kota ini juga masih terkendala dengan jumlah armada untuk mengangkut sampah yang tidak sebanding dengan banyaknya sampah, idealnya kota ini memiliki 150 buah armada pengangkut sampah yang saat ini baru tersedia sebanyak 63 buah Dalam rangka program penyelamatan lingkungan dapat dilakukan mulai sekarang melalui lingkungan yang paling dekat yaitu di rumah tangga, dimana peran aktif seorang ibu rumah tangga dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah . Oleh karena itu seorang ibu rumah tangga harus mempunyai pengetahuan tentang sampah rumah tangga sehingga ia dapat mengelola sampah itu dengan baik dan benar. Pengetahuan itu bisa didapat dari mediamassa seperti koran, majalah media elektronik, buku, dan penyuluhan yang dapat diberikan pihak pemerintah maupun pihak akademik yang berkompeten di bidang tsb.
iii
Pengelolaan sampah rumah tangga salah satunya adalah dengan jalan memanfaatkan sampah yang dihasilkan rumah tangga yang biasa dikenal dengan istilah 3-R yaitu Reuse, Recycle, dan Reduce. Reduce atau mengurangi sampah, artinya turut mengurangi kemungkinan banjir. Reuse atau menggunakan kembali barang-barang seperti menggunakan kembali kantong belanjaan, hal itu dapat memperpanjang masa pakai sampah. Selanjutnya, lakukan recycle atau mendaur ulang sampah untuk dijadikan barang baru seperti daur ulang kertas atau plastik, atau memanfaatkan plastik kemasan deterjen sebagai pot tanaman. Pada saat berbelanja, sebaiknya memilih barang yang tidak boros kemasan dan ramah lingkungan seperti barang yang dikemas karton. Ternyata diperlukan pengetahuan dan langkah jitu jika ingin ikut peduli lingkungan dalam hal pengelolaan sampah yang dihasilkan. Disinilah peran ibu rumah tangga ia harus mempunyai pengetahuan untuk memisahkan mana sampah yang dapat dikurangi (reduce), mana sampah yang dapat di daur ulang (recycle), mana sampah yang dapat digunakan kembali (reuse). Penelitian ini ingin menguak pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan metode 3-R di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di kelurahan JatiBaru 1421 orang. Dengan jumlah sampel 150 orang yang diambil secara acak bertujuan yaitu ibu-ibu PKK dari 6(enam) Rukun Warga (RW). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Umumnya (96%) ibu rumah tangga sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan sampah rumah tangga, Tapi hanya 43% yang mendengar atau mengetahui tentang UU RI No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Jadi pengetahuan ibu rumah tangga tentang UU RI No.18 tahun 2008 perlu ditingkatkan. Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui dampak kerugian dari sampah, dimana jika dibuang sembarang dapat mendatangkan penyakit (98,5%), banjir (100%), menimbulkan berbahaya (92,5%), dan merusak keindahan kota (95,3%) Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui; Sampah organik yang mudah terurai (92,5%), Sampah anorganik yang tidak dapat terurai (92%), Sampah debu hasil pembakaran yang berdampak negative terhadap paru-paru (99%), dan sampah berbahaya jenis B3 (54,3%). Jadi pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah berbahaya B3 perlu ditingkatkan. Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui bahwa sampah bila dikelola dengan baik dapat mempunyai nilai ekonomis (96,3%). Oleh sebab itu bagi mereka penyuluhan tentang pengelolaan sampah oleh pemerintah sangat tinggi (94,4%) diperlukan ibu rumah tangga. Umumnya 76% ibu rumah tangga belum mendengar/mengetahui tentang program pengelolaan sampah yang disebut program 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Masih pada tingkat sangat rendah (25 %) ibu rumah tangga mengerti mengenai prinsip reduce dilakukan dengan cara minimisasi barang atau material yang dipergunakan atau dengan kata lain semakin banyak menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Dalam tingkatan sedang(67%) pengetahuan ibu rumah tangga tentang prinsip reuse yaitu memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Menghindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Tapi pada umumnya ibu rumah tangga belum mengetahui bahwa hal itu dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Rendah tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (60%) tentang prinsip recycle bahwa barangbarang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. iv
Saran yang diberikan adalah perlu kiranya mensosialisasikan tentang UU RI No 18 tentang sistem pengelolaan sampah, agar masyarakat khususnya ibu rumah tangga mengetahui dan melaksanakan isi dari undang2 tersebut. Untuk bisa melaksanakan metode 3R diharapkan pemerintah daerah secara berkala maupun rutin memberikan penyuluhan tentang pengelolaan sampah rumah tangga sehingga masyarakat khususnya ibu rumah tangga memahaminya dan akan mekasanakannya secara swadaya.
v
SUMMARY Chair, Meirina Ira, Wirnelis Syarief. PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG SAMPAH RUMAH TANGGA DAN METODE 3-R (Jurusan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang, DIPA Universitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2010 Nomor: 190/H35/Kp/2010Tanggal 1 Maret 2010) Garbage that is solid is no longer considered useful and is usually discarded. In urban areas, garbage often causes problems especially household waste. Waste generated from households are not only coming from the kitchen but also from the remaining unused materials or packaging used, such as plastic, paper, cans, bottles, and Styrofoam. Garbage if not handled properly will cause problems which ultimately harm society. Garbage can be a source of disease, nesting and breeding place of flies, mosquitoes, cockroaches, rats, worms, etc. that can transmit the disease. Trash can clog waterways dapt cause flooding even water. Trash can contaminate and pollute the water sources so that its quality does not meet health requirements. Waste spread bad odor that disrupts the freshness of the surrounding air. Scattered garbage can disrupt the beauty and because of garbage, harmony with the neighbors could be disrupted. The problems that exist in the city of Padang is the amount of waste produced is not proportional to the number of cleaners available; so more frequent garbage are piling up because the janitor had not taken it. Sometimes people take shortcuts by burning garbage. If the garbage was burned in the combustion temperature of 600 degrees centigrade to produced ioxin and furan compounds that cause cancer if left piles of garbage, but also can produce methane gas that is two times more dangerous than carbon dioxide. In Padang city trash garbage generated 1432 m³ / day, and only800 m³ of waste per day which can be managed at the landfill. In addition, the city is still plagued by a number of buses to transport the waste that is not proportional to the amount of garbage; ideally, the city has a fleet of 150 garbage that is currently only available as many as 63 pieces. In the framework of the program saving the environment can be done from now through the closest environment of the household, where the active role of a housewife is to assist the government in waste management. Therefore, a housewife must have knowledge of household waste so that he can manage waste properly. Knowledge can be obtained from media such as newspapers, magazines, electronic media, books, and extension may be granted the government or the competent academic in the Management of household waste field. One of them is by way of utilizing domestic waste generated that is commonly known by the term3R of Reuse, Recycle, and Reduce. Reduce or reduce waste, meaning that served to reduce the likelihood of flooding. Reuse or re-use items such as re-using grocery bags; it can extend the life of garbage. Next, do the recycling or recycling bins to be used as new items such as recycled paper or plastic, or use plasticpackaging detergent as a potted plant. When shopping, you should select items that are not wasteful and environmentally friendly packaging such as cardboard packaged goods. Apparentlynecessary knowledge and precise steps if you want to participate regardless of the environment in terms of management of waste generated vi
This is the role of housewife she must have the knowledge to separate where the waste can be reduced (reduce), where waste can be recycled (recycle), where waste can be reused (reuse). This research wants to uncover knowledge about the housewife household waste and methods of 3-R in the city of Padang in particular Jatibaru Political Distric. The Population in this study are housewives in Jatibaru Political distric for 1421 people. With a total sample of 150 people taken at random aim of PKK’s housewives from 6 (six) Rukun Warga (RW). The research concluded that the general (96%) housewives already know what is meant by household waste, but only 43% who had heard or knew of the RI Act No.18 of 2008 about waste management. So housewives knowledge about RI Law No.18 year 2008 needs to be improved. Generally housewives already know the impact of loss of waste, which if disposed it will bring the disease (98.5%), flooding (100%), cause harmful (92.5%), and destroy the beauty of the city (95.3%) Generally housewives already know; easy to decompose organic waste (92.5%), inorganic waste is not biodegradable (92%), dust from burning waste that impact negatively on the lung (99%), andhazardous waste types B3 (54.3%). So housewives knowledgeabout hazardous w aste B3 needs to be improved. Generally housewives already know that the waste if managed properly can have economic value (96.3%). Therefore, for their education about waste management by the government is very high (94.4%) required housewife. Generally 76% of housewives have not heard / know about waste management program, called the program 3R (Reduce, Reuse, Recycle). A very low level (25%) housewives understand about the principles of reduce is done by minimization of goods or materialsused or in other words more and more use of material, the morewaste produced. In the medium level (67%) housewives knowledge about the principles of reuse is to choose items that can be used again.Avoiding the use of the goods disposable. But in general,housewives do not know that it can longer time consumption of goods before they become waste. Low level of knowledge housewives (60%) of the recycle principle that the goods that are no longer useful, can be recycled. Advice given is it would need to socialize about the RI Law No 18 on waste management systems, so that people especially housewives know and implement the content of these policies. To be able to implement the 3Rs method the local government are expected to periodically or regularly provide information about household waste management so that people especially housewives understand it and will implement independently.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….
i
RINGKASAN ………………………………………………………………… ..
iii
SUMMARY ……………………………………………………………………..
vi
PENGANTAR …………………………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….
ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………
xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………
xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………
xii
BAB I PENDAHLUAN ………………………………………………………….
1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… B. Perumusan Masalah …………………………………………………… C. Pertanyaan Penelitian ………………………………………………….
1 4 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….
5
A. Sampah Rumah Tangga………………………………………………. B. Pengetahuan ……………………………………………………………
5 13
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ………………………….
14
A. Tujuan Penelitian ………………………………………………………. B. Manfaat Penelitian ………………………………………………………
14 14
BAB IV METODE PENELITIAN ………………………………………………..
15
A. B. C. D. E. F. G. H. I. J.
Jenis Penelitian …………………………………………………………… Subjek Penelitian …………………………………………………………. Variable …………………………………………………………………… Tempat & Waktu Penelitian ……………………………………………… Jenis & Sumber Data ……………………………………………………… Populasi ……………………………………………………………………… Instrumen Penelitian & Teknik Pengumpulan Data ……………………… Pengumpulan Data ……………………………………………………………. Prosedur Penelitian …………………………………………………………… Teknik Analisis Data …………………………………………………………..
15 15 15 15 15 15 16 18 18 18
viii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………..
20
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………………….. B. Pembahasan …………………………………………………………………...
20 24
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………….
26
A. Kesimpulan …………………………………………………………………… 26 B. Saran …………………………………………………………………………… 27 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………
28
LAMPIRAN……………………………………………………………………………… 29
ix
DAFTAR TABEL
TABEL 1 KISI – KISI INSTRMEN PENELITIAN …………………………………..
17
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN ………………………………………….. 29 LAMPIRAN 2 ORGANISASI PELAKSANA …………………………………………. 36
xi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sampah merupakan hasil samping dari aktivitas manusia dan berasal dari suatu proses alamiah. Sampah adalah buangan yang bersifat padat yang dianggap tidak berguna lagi dan biasanya dibuang. Di daerah perkotaan, sampah sering menimbulkan masalah. Salah satu yang banyak dijumpai adalah sampah rumah tangga. Dalam kehidupan seharihari di rumah tangga sampah dihasilkan dari berbagai kegiatan mulai dari sampah aktivitas kegiatan studi, aktivitas hidup sehari-hari yang terkait dengan pangan, sandang dan papan, serta hobi. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga tidak hanya berasal dari dapur akan tetapi juga berasal dari sisa bahan yang tidak terpakai atau bekas kemasan, seperti plastik, kertas, kaleng, botol,dan Styrofoam. Sampah rumah tangga dapat dibagi menjadi dua yaitu organik dan anorganik. Sampah Organik adalah sampah yang bisa diurai seperti daun, kulit buah, dan sisa bahan makanan. Sampah Anorganik adalah limbah yang tak bisa diolah seperti kaleng, kertas plastik, baterai, dan lain-lain. Sering kali, orang-orang
di dalam rumah tangga
karena
kesibukannya menjadi tidak sempat atau mungkin tidak peduli lagi dengan keadaan sampah tersebut sehingga tidak menyadari akibat terhadap lingkungannya. Rata-rata sampah organik menguasai 60%-70% buangan sampah di Indonesia. Sampah plastik saja yang berkisar 8,6%-14,7% menyumbangkan 40.000 ton sampah ke TPA di Indonesia (sumber: litbang DPU) Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya pengolahan sampah dilakukan lebih terdesentralisasi (http://uripsantoso.wordpress.com/2009/01/12) Pada prinsipnya pengelolaan sampah
haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan
sumbernya. Selama ini pengelolaan persampahan terutama di perkotaan tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah terpusat. Untuk itu pengolahan sampah tidak dibuat terpusat tetapi dapat dilakukan di setiap RT atau RW, dengan cara mengubah sampah menjadi kompos. Dengan cara ini volume sampah yang diangkut ke TPA dapat dikurangi.
1
Sampah bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan masalah yang akhirnya merugikan masyarakat seperti yang dinyatakan di dalam Brosur Penanganan Sampah, (Dept.Permukiman dan Prasarana Wilayah Dit.Jend. Perumahan dan Pemukiman Dit. Bina Teknik, 2008) : 1. Sampah bisa menjadi sumber penyakit, tempat bersarang dan berkembang biaknya lalat, nyamuk, kecoa, tikus, cacing dll yang dapat menularkan penyakit. 2. Sampah bisa menyumbat saluran air yang dapt menimbulkan gangguan air bahkan banjir 3. Sampah bisa mengotori dan mencemari sumber air bersih sehingga kualitasnya tidak memenuhi syarat kesehatan 4. Sampah menyebarkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu kesegaran udara sekitar. 5. Sampah yang tercecer bisa mengganggu keindahan 6. Gara-gara sampah, keharmonisan dengan tetangga bisa terganggu Di kota Padang khususnya didaerah Kelurahan Jati Baru biasanya sampah diangkut oleh petugas kebersihan. Permasalahannya yang ada sekarang tampaknya adalah jumlah sampah yang
dihasilkan tidak sebanding dengan jumlah petugas kebersihan yang ada
sehingga sampah lebih sering menumpuk karena petugas kebersihan belum sempat mengambilnya, sampah tersebut sudah datang lagi. Kadang penduduk mengambil jalan pintas dengan membakar sampah tersebut. Menghilangkan sampah dengan membakarnya bukanlah cara yang tepat. ”Jika sampah dibakar di bawah suhu 600 derajat celcius pembakarannya dapat menghasilkan senyawa dioksin dan furan penyebab kanker. Namun tumpukan sampah jika dibiarkan juga dapat menghasilkan gas metana yang dua kali lebih berbahaya dari karbon dioksida. Satu ton tumpukan sampah padat dapat menghasilkan 62 meter kubik gas metana”. (www.koran indonesia 7 December 2009, 11:18 am) Dalam menangani masalah sampah, pemerintah kota Padang memfungsikan lahan pada kecamatan Koto Tangah di TPA Air Dingin seluas 30.3 ha, yang berjarak 17 km dari pusat kota serta berjarak 7 km dari kawasan pemukiman. Dari 1.432 m³ sampah per hari yang dihasilkan di kota Padang, hanya 800 m³ sampah per hari yang dapat dikelola di TPA tersebut. Selain itu kota ini juga masih terkendala dengan jumlah armada untuk mengangkut sampah yang tidak sebanding dengan banyaknya sampah, idealnya kota ini memiliki 150 2
buah armada pengangkut sampah yang saat ini baru tersedia sebanyak 63 buah (htmlwww.classyfm.co.id Kota Padang Kekurangan Armada Sampah (diakses pada 18 September 2010)) Dari data diatas dalam rangka program penyelamatan lingkungan dapat dilakukan melalui lingkungan yang paling dekat yaitu di rumah tangga, dimana peran aktif seorang ibu rumah tangga sangat besar dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah . Oleh karena itu seorang ibu rumah tangga harus mempunyai pengetahuan tentang sampah rumah tangga sehingga ia dapat mengelola sampah itu dengan baik dan benar. Pengetahuan itu bisa didapat dari mediamassa seperti koran, majalah media elektronik dan penyuluhan yang diberikan pemerintah maupun pihak akademik yang berkompeten di bidang tsb. Pengelolaan sampah rumah tangga salah satunya adalah dengan jalan memanfaatkan sampah yang dihasilkan rumah tangga yang biasa dikenal dengan istilah 3 R dalam pengolahan sampah yaitu Reuse, Recycle, dan Reduce. Dengan reduce atau mengurangi sampah, kita turut mengurangi kemungkinan banjir. Dengan reuse atau menggunakan kembali barang-barang seperti menggunakan kembali kantong belanjaan, hal itu dapat memperpanjang masa pakai sampah. Selanjutnya, lakukan recycle atau mendaur ulang sampah untuk dijadikan barang baru seperti daur ulang kertas atau plastik, atau memanfaatkan plastik kemasan deterjen sebagai pot tanaman. Pada saat berbelanja, sebaiknya memilih barang yang tidak boros kemasan dan ramah lingkungan seperti barang yang dikemas karton. Ternyata diperlukan pengetahuan dan langkah jitu jika ingin ikut peduli lingkungan dalam hal pengelolaan sampah yang dihasilkan. Disinilah peran ibu rumah tangga ia harus memulainya yaitu dengan memisahkan mana sampah yang dapat dikurangi (reduce), mana sampah yang dapat di daur ulang (recycle), mana sampah yang dapat digunakan kembali (reuse). Pada saat berbelanja, sebaiknya memilih barang yang tidak boros kemasan dan ramah lingkungan seperti barang yang dikemas karton. Penelitian ini ingin menguak pengetahuan ibu rumah tangga di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru tentang sampah rumah tangga serta program 3R. 3
B. PERUMUSAN MASALAH Dalam rangka program penyelamatan lingkungan dapat dilakukan
melalui
lingkungan yang paling dekat yaitu di rumah tangga, dimana peran aktif seorang ibu rumah tangga sangat besar dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah . Oleh karena itu seorang ibu rumah tangga harus mempunyai pengetahuan tentang sampah rumah tangga sehingga ia dapat mengelola sampah itu dengan baik dan benar. Pengetahuan itu bisa didapat dari mediamassa seperti koran, majalah media elektronik dan penyuluhan yang diberikan pemerintah maupun pihak akademik yang berkompeten di bidang tsb. Permasalahan yang akan dipecahkan adalah : Bagaimanakah pengetahuan ibu rumah tangga di kota Padang khususnya di Kel. Jati Baru tentang sampah rumah tangga dan program 3R.? C. PERTANYAAN PENELITIAN 1. Bagaimanakah pengetahuan ibu rumah tangga di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru tentang sampah rumah tangga ? 2. Bagaimanakah pengetahuan ibu rumah tangga di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru tentang program 3 R
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sampah Rumah Tangga Definisi sampah menurut UU nomor 18 tahun 2008 Bab 1 Ayat 1 adalah “sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. “Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi (E. Colink, 1996).Sampah merupakan bahan sisa yang tidak terpakai pada rumah tangga dan dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik(Urip Santoso,2009). Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak berharga untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat dalam pembikinan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak. Jadi pengertian sampah berdasarkan pendapat-pendapat diatas adalah bahan atau sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang terbuang/dibuang yang belum memiliki nilai ekonomi yang terdiri dari sampah organic dan non organic. 1. Jenis Sampah a. Menurut Slamet(1994) sampah jika ditinjau dari segi jenisnya diantaranya ialah: 1). Sampah yang dapat membusuk atau sampah basah (garbage). Garbage adalah sampah yang mudah membusuk karena aktifitas mikroorganisme pembusuk. 2). Sampah yang tidak membusuk atau sampah kering (refuse). Sampah jenis ini tidak dapat didegradasikan oleh mikroorganisme, dan penanganannya membutuhkan teknik yang khusus. Contoh sampah jenis ini adalah kertas, plastik, dan kaca,
5
3). Sampah yang berupa debu atau abu. Sampah jenis ini biasanya hasil dari proses pembakaran. Ukuran sampah ini relatif kecil yaitu kurang dari 10 mikron dan dapat memasuki saluran pernafasan. 4). Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan Sampah jenis ini sering disebut sampah B3, dikatakan berbahaya karena berdasarkan jumlahnya atau konsentrasinya atau karena sifat kimiawi atau fisika atau mikrobanya b. Sampah jika berdasarkan karakteristiknya: (Hadiwiyono, 1983) 1). Kimia (a). Organik. Sampah yang mengandung senyawa organik atau sampah yang tersusun dari unsur
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan
pospor. Contoh sampah organic adalah
dari
dedaunan, sisa-sisa
pengolahan bahan makanan dan kulit buah-buahan (b).
Anorganik.
Sampah
yang
tidak
dapat
diuraikan
oleh
mikroorganisme, jika bisapun membutuhkan waktu yang sangat lama, seperti kaleng cat, kaleng biscuit botol-botol kaca, plastic, kertas dan lain lain 2). Fisika (a). Sampah basah (garbage); tersusun dari sisa-sisa bahan-bahan organik
yang mudah lapuk dan membusuk
(b). Sampah kering (rubbish); dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu jenis logam seperti besi, seng,aluminium dan jenis non logam seperti kertas dan kayu. (c). Sampah lembut, memiliki ciri khusus yaitu berupa partikel-partikel kecil yang ringan dan mudah terbawa oleh angin.
6
(d). Sampah besar (bulkywaste), Sampah jenis ini memiliki ukuran yang relatif lebih besar, contohnya sampah bekas mesin kendaraan. (e). Sampah berbahaya (hazardous waste),Sampah jenis ini terdiri dari :
• Sampah patogen (biasanya sampah jenis ini berasal dari kegiatan medis) • Sampah beracun (contoh sampah sisa pestisida, insektisida, obatobatan, styrofom) • Sampah ledakan, misiu, sisa bom dan lain-lain • Sampah radioaktif dan bahan-bahan nuklir Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka sampah dapat dipilah menjadi sampah organik dan anorganik atau sampah basah dan kering, atau sampah yang berbahaya dan sampah yang tidak berbahaya beserta karakteristiknya, 2. Sumber Sampah Wibowo Arianto dan Djajawinata. T. Darwin, (2007) membagi sampah berdasarkan sumbernya menjadi dua kelompok yaitu: a. Sampah domestik Adalah sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara langsung, contohnya sampah rumah tangga, pasar, sekolah dan sebagainya. b. Sampah non domestik Adalah sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara tidak langsung, Contoh: sampah pabrik, industri dan pertanian. 3. Sifat Sampah Berdasarkan sifat pokoknya, sampah dibagi menjadi dua yaitu : 7
a. Degradabel yaitu sampah yang mudah diuraikan oleh jasad hidup atau mikroorganisme. b.
Non degradabel adalah sampah yang secara alami sukar diuraikan
4. Manfaat Sampah Sampah yang oleh sebagian besar orang dikatakan bahan sisa dan menjadi tampak tidak berguna, sebenarnya masih banyak manfaatnya dan bernilai ekonomi bila diolah seperti
dibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk, dan
dapat
didaur-ulang bagi sampah anorganik. Menurut Urip (2009)lebih lanjut ditemukan bakteri
bahwa “sampah dan kotoran sungai
yang dapat menghasilkan vitamin B12 yang sama jenisnya
dengan vitamin B12 yang dihasilkan oleh hewan”.. Diperkirakan dari 26.000 ton sampah dan kotoran sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12. Pemberian sampah dan kotoran sungai sebesar 2% pada ternak, ternyata mampu meningkatkan berat badan ternak(Urip,2009) Sampah dan kotoran sungai mengandung senyawa organic 40-85%, mineral 15-70%, nitrogen 1-10%, fosfat 1-4,5% dan kalium 0,1-4,5%. Sampah rumah tangga, sampah restoran, , kotoran ternak, limbah pertanian dan industri yang bersifat sampah organic semuanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dengan demikian
pengolahan sampah menjadi bahan-bahan yang berguna
akan memberikan keuntungan, selain meningkatkan efisiensi produksi dan keuntungan ekonomi bagi pengolah sampah, juga dapat mengurangi biaya pengangkutan ke pembuangan akhir (TPA) dan mengurangi biaya pembuangan akhir, menghemat sumber daya alam, menghemat energi, mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA dan lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman). 5. Pengelolaan Sampah a.
Pengumpulan 1). Sampah rumah tangga
8
Sampah rumah tangga dapat juga dibedakan berdasarkan kering dan basah. Sampah rumah tangga yang basah biasanya banyak berasal dari sisa sayuran, buah-buahan, ikan atau daging serta sisa makanan basi. Sedangkan sampah kering terdiri dari plastik pembungkus, kertas, karton, wadah kaleng, potongan kayu, pakaian usang, logam dan sebagainya. Khusus sampah organic atau sampah basah yang berasal dari sisa kegiatan dapur dan ruang makan , sebaiknya sampah tersebut dimasukkan ke dalam sebuah wadah seperti kantong pastik, tidak ditumpuk di dalam tong sampah. Sedangkan an organic atau sampah kering dapat disimpan di dalam tong. Sampah jenis ini sebaiknya digolongkan kembali atas yang mudah terbakar dan tidak mudah terbakar. 2). Sampah pemukiman Sampah pemukiman berasal dari sampah rumah-rumah tangga di dalam area satu rukun tetangga (RT) atau satu rukun warga (RW). Wadah yang dapat digunakan adalah bak penampungan sementara, yang dapat terbuat dari semen atau besi. Volume bak penampungan ini harus cukup besar untuk dapat menampung sampah dari seluruh warganya. 3). Sampah komersial Sampah memiliki ragam yang sangat besar, maka pengumpulan sampah sebaiknya harus sudah lebih terklasifikasi lagi. Sampah kertas harus dikumpulkan bersama dengan karton, sedangkan sampah kaca dan gelas dapat menjadi satu. Logam, plastik dan keramik harus ditempatkan pada wadah-wadah yang terpisah. Sampah organik dapat terus diangkut oleh truk sampah ke tempat pembuangan selanjutnya, sedangkan sampah yang dapat didaur ulangkan oleh industri, dipisahkan sendiri-sendiri untuk kemudian dijual ke pedagang pengumpul barangbarang bekas. 4). Sampah perkantoran dan sekolah
9
Sampah perkantoran dan sekolahan umumnya berbentuk kertas dan karton, oleh karena itu dapat dikumpulkan dalam karung-karung goni untuk dijual ke pabrik kertas kmbali guna dibuat bubur kertas (PULP). 5). Sampah industri Biasanya industri memiliki sarana penampungan sampahnya dilokasi industri itu sendiri. Semua industri harus memiliki sarana pengumpulan dan pengolahan sampah. Mengingat sampah industri jumlahnya banyak dan seringkali ada yang bersifat beracun, maka pengawasan dari departemen yang bersangkutan harus dilakukan secara ketat dan konsekuen. 6). Sampah jalanan Sampah
jalanan
biasanya
terdiri
dari
kertas,
plastik
dan
dedaunan.
Pengumpulannya dilakukan oleh dinas kebersihan kota melalui cara penyapuhan, lalu diangkut oleh gerobak atau truk. 7). Sampah lainnya Sampah yang dimaksud adalah sampah yang seringkali dihasilkan oleh tempattempat rekreasi, baik di gunung pantai dan taman-taman, sampah diterminal bis, stasiun kereta api, Bandar udara atau bahkan di kendaraan-kendaraan untuk transportasi darat, laut dan udara. Untuk kebutuhan ini biasanya tong-tong sampah yang ringan mempunyai kapasitas yang kecil, tetapi terawat dengan baik. Di dalam kendaraan transportasi umum, khususnya bus dan kereta api seyogianya disediakan tong sampah khusus, sehingga para penumpang tidak membuang sampahnya sembarangan ke luar jendela kendaraan. c. Penanganan Sampah melalui 3-R, Urip Santoso (2009) mengemukakan paradigma penanganan sampah diantaranya untuk sampah rumah tangga adalah menanamkan kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang dan guna ulang diterapkan khususnya pada sampah non organik seperti kertas, plastik, 10
alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk sampah organik diolah, salah satunya dengan pengkomposan. Untuk itu prinsip yang dapat digunakan menurut Urip Santoso (2009) adalah “yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya dengan menerapkan prinsip 3-R”. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah). Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin lakukan minimisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Hal ini dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. d. Pemilahan Sampah Berdasarkan uraian tentang 3-R, tersebut, maka pemilahan sampah menjadi sangat penting artinya. Adalah tidak efisien jika pemilahan dilakukan di TPA, karena ini akan memerlukan sarana dan prasarana yang mahal. Oleh sebab itu, pemilahan harus dilakukan di sumber sampah seperti perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminal dan tempat-tempat dimana manusia beraktivitas. Mengapa perlu pemilahan? Sesungguhnya kunci keberhasilan program daur ulang adalah justru di pemilahan awal. Pemilahan berarti upaya untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya heterogen menurut jenis atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya homogen. Manajemen Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan 11
sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah. Jadi untuk pemilahan sampah sudah dimulai dari lingkungan yang terkecil di masyarkat yaitu di rumah tangga. Sistem yang dilakukan dapat mengacu pada sistem yang diajukan oleh Urip Santoso (2009) untuk yang lebih luas yaitu pemda. “ Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang diberi kode, yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa
diurai oleh mikrobia (sampah organik), satu
tempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan satu tempat sampah untuk botol. Malah bisa jadi menjadi lima tempat sampah, jika kertas dipisah tersendiri. Untuk sampah-sampah B3 tentunya memerlukan penanganan tersendiri. Sampah jenis ini tidak boleh sampai ke TPA. Sementara sampah-sampah elektronik
(seperti kulkas, radio, TV), keramik,
furniture dll. ditangani secara tersendiri pula. Jadwal pengangkutan sampah jenis ini perlu diatur, misalnya pembuangan sampah-sampah tersebut ditentukan setiap 3 bulan sekali”. Sampah-sampah yang telah dipilah inilah yang kemudian dapat didaur ulang menjadi barang-barang yang berguna. Jika pada setiap tempat aktivitas pembuangan melakukan pemilahan, maka pengangkutan sampah menjadi lebih teratur. Dinas kebersihan tinggal mengangkutnya setiap hari dan tidak lagi kesulitan untuk memilahnya. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan swasta dapat memproses sampah-sampah tersebut menjadi barang yang berguna. Dengan cara ini, maka volume sampah yang sampai ke TPA dapat dikurangi sebanyak mungkin. Di kelurahan JatiBaru, jenis sampah yang dihasilkan sebagian besar adalah sampah rumah tangga yang terdiri dari sisa sayuran, makanan, plastik, botol dan sisa-sisa kemasan. Pengelolaan sampah oleh masyarakat setempat yaitu: dengan dibakar, pemendaman, dibuang ke sungai dan dibuang ke tempat pembuangan yang dikelola oleh Dinas Kebersihan Kota Padang.
12
Masyarakat di Kelurahan JatiBaru saat ini masih belum melaksanakan pemilahan antara sampah kering dan sampah basah, hal ini dimungkinkan masyarakat masih belum memiliki pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang efektif, ramah lingkungan dan memberikan nilai tambah pada sampah itu sendiri. B. Pengetahuan Pengertian Pengetahuan Menurut bahasa pengetahuan adalah hasil tahu diri manusia yang bukan sekedar menjawab pertanyaan what melainkan akan menjawab why dan how (Notoadmodjo, 1993). Menurut istilah, Bloom dalam Subiyanto (1988) menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil belajar kognitif yang mencakup halhal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Sedangkan tingkat pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari hasil belajar terhadap suatu hal baik dari buku, alam sekitar, orang lain atau pengalaman pribadi. Jadi pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan metode 3-R dari ibu rumah tangga yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Tingkat pengetahuan yang akan diukur adalah tingkat pengetahuan ibu rumah tangga yang diperoleh dari hasil belajar baik dari buku, informasi mediamassa seperti Koran, majalah, media elektronik seperti TV, radio, kemudian dari alam sekitar, orang lain seperti penyuluhan dari pihak pemerintah atau yang berkompeten di bidang ini ataupun pengalaman pribadi.
13
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan metode 3-R. Sedangkan secara khusus tujuannya adalah : 1. Mendeskripsikan pengetahuan ibu rumah tangga tentang definisi sampah rumah tangga dan dampaknya di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru 2. Mendeskripsikan pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah rumah tangga di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru 3. Mendeskripsikan pengetahuan ibu rumah tangga tentang metode 3-R di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru
B. MANFAAT PENELITIAN 1. Mendapatkan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan Program 3R 2. Membantu pemerintah dalam rangka penyuluhan program penyelamatan lingkungan. 3. Menambah literature tentang pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan program 3R di kelurahan JatiBaru
14
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Bersifat survey. Sunarto,Kamanto (1993,226) menyatakan bahwa” penelitian yang bersifat survey (survey research) adalah suatu jenis penelitian yang di dalamnya hal-hal hendak diketahui peneliti dituangkan dalam suatu daftar pertanyaan (questionnaire) baku”. B. Subjek penelitian Adalah ibu rumah tangga tentang pengetahuannya mengenai sampah rumah tangga dan tentang metode 3 R (reuse, recycle, dan reduce, ). C. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang diteliti dan mempunyai variasi nilai. Adapun variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: Pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan metode 3 R D. Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan JatiBaru Padang, pada bulan Juni – Juli 2010. E. Jenis dan sumber data Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data diperoleh dari ibu rumah tangga yang berdomisili di Kelurahan JatiBaru F. Populasi Menurut Sugiyono (2006:89) “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik
kesimpulannya”.
Arikunto
(2006:130)
juga 15
mengemukakan “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di kelurahan JatiBaru 1421 orang (Sumber data: kel. JatiBaru 2010).Sampel penelitian ini 10 % dari total populasi ibu rumah tangga dikelurahan Jati Baru. Penarikan sampel dengan cara Purposive Random Sampling yaitu diambil kelompok ibu-.ibu PKK ditiap RW yang semuanya berjumlah 6 RW. G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Instrumen Instrumen adalah alat ukur dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2006:114) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket mencerminkan indikator dari variabel yang diukur, gunanya untuk memperoleh data tentang pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan metode 3R 2. Penyusunan Konsep Instrumen Adapun langkah dalam penyusunan konsep instrumen menurut Sugiyono (2006:116) antara lain: a. b. c. d.
Menetapkan variabel penelitian. Memberikan definisi operasional terhadap variabel-variabel. Menentukan indikator yang akan diukur. Menjabarkan indikator menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. e. Menyusun butir-butir pernyataan sesuai indikator. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut kisi-kisi instrumen penelitian:
16
Tabel 1. Kisi-kisi instrumen Variabel Pengetahun I bu rt ttg sampah
Indikator Sub indikator Definisi, 1. Definisi jenis dan sampah dampak Sampah rumah tangga 2. Jenis sampah
3. Kerugian sampah
4. Manfaat sampah Pengelolaan 1. Pemilahan sampah rumah tangga
2. Penyuluhan
3. metode 3-R
Instrumen 1. Pengertian sampah 2. Uu sampah 3.
1. 2. 3. 4.
Sampah organik Sampah an organik Sampah debu Sampah berbahaya/B3
1. Mendatangkan penyakit 2. Menimbulkan banjir 3. Menimbulkan gas berbahaya 4. Merusak keindahan kota 1. Nilai ekonomi
1. maksud pemilahan 2. jenis yang dipilah 3. Alasan melakukan/tidak melakukan pemilahan 4. Petugas pengambil sampah 5. Kesediaan memilahan 6. Retribusi sampah 7. Membuang sampah 8. Kegiatan penataan lingkungan 1. Petugas penyuluh 2. Bentuk penyuluhan 3. Media penyuluha n 1. Reduce, Reuse, Recycle
Item 1, 39 2,
6 7 8 9 3 4 5 39
10
11, 12, 13, 14 15, 16, 33 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,38 24,25 26, 27 28, 29, 30, 31, 32 34, 35, 36, 37, 38 40,41,43 42,44 45, 46, 47, 48, 49 50,51,52,53,54, 55.
17
H. Pengumpulan data Menurut Sunarto Kamanto (1993:226) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan questionner (daftar pertanyaan) yang hendak diketahui peneliti. I. Prosedur penelitian Penelitian survey mengandung persamaan dengan sensus, perbedaannya adalah pada sensus yang menjadi subyek wawancara adalah seluruh populasi, sedangkan pada teknik survey daftar pertanyaan diajukan pada sejumlah subyek penelitian yang dianggap mewakili populasi. Subyek penelitian survey merupakan contoh (sampel) suatu populasi. Dan sampel diambil secara acak atau dengan teknik penarikan sampel yang lain sesuai dengan tujuan penelitian. J. Teknik Analisa Data Analisis adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan
data
sehingga
mudah
untuk
dibaca
(Nazir,
Moh.,Metode
Penelitian,2005) Dalam tahap analisa data kuantitatif jawaban-jawaban yang diberikan para subyek suatu penelitian survey dihitung frekuensinya untuk mencari keteraturan sosial. Dengan memakai data kuantitatif, peneliti dapat mempelajari ada tidaknya kecenderungan tertentu dalam masyarakat. Dalam hal ini adalah pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah dan metode
3-R. Analisa ini dinamakan analisa univariat karena hanya
mempelajari satu gejala atau variabel ( Sunarto, kamanto:1993). Data yang diperoleh selanjutnya di analisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya, kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian ini adalah: 1. Mentabulasi, menghitung frekuensi masing-masing dari jawaban yang diberikan responden. 18
2. Mengklasifikasikan skor yang diperoleh. 3. Menghitung hasil persentase dari setiap indikator dengan rumus P=
f x 100 % N
Keterangan : P = Persentase yang dicari f = Frekuensi jumlah skor N = Jumlah responden
Untuk pengkategorian nilai pencapaian responden digunakan klasifikasi menurut Sudjana (1982:135) yaitu sebagai berikut: 90 – 100%
= Sangat Tinggi
80 – 89%
= Tinggi
65 – 76%
= Sedang
55 – 64%
= Rendah
0 – 54%
= Sangat Rendah
19
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil pengumpulan informasi melalui angket dari sampel ibu rumah tangga diolah dengan memakai persentasi dari jawaban yang diberikan pada setiap item pertanyaan. Dari data dan hasil pengolahan tersebut didapatkan analisis sbb; 1. Pengetahuan ibu rumah tangga sangat tinggi (96%) mengenai definisi sampah rumah tangga, Tapi sangat rendah (43% ) yang mendengar atau mengetahui tentang UU RI No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. 2. Pengetahuan ibu rumah tangga rata-rata sangat tinggi (96.6%) dampak kerugian dari sampah, dimana jika dibuang sembarang dapat mendatangkan penyakit (98,5%), banjir (100%), menimbulkan berbahaya (92,5%), dan merusak keindahan kota (95,3%) 3. Pengetahuan ibu rumah tangga rata-rata sangat tinggi
(94.5%)
mengenai sampah
organik yang mudah terurai (92,5%), Sampah anorganik yang tidak dapat terurai (92%), Sampah debu hasil pembakaran yang berdampak negative terhadap paru-paru (99%), dan pengetahuan ibu rumah tangga sangat rendah (54,3%)tentang sampah berbahaya jenis B3. 4. Pengetahuan ibu rumah tangga rata-rata sangat tinggi (96,3%) tentang sampah bila dikelola dengan baik dapat mempunyai nilai ekonomis. 5. Alasan Ibu rumah tangga melakukan pemisahan sampah antara lain: a. Sampah organik dapat dijadikan pupuk dan sampah anorganik dapat didaur ulang. b. Supaya tidak ada bau busuk tidak sedap serta bersih dan rapi. c. Agar gampang dibuang ke TPA atau dibakar d. Agar sampah kaca dan logam tidak melukai petugas sampah
6. Alasan Ibu rumah tangga yang belum melaksanakan pemilahan sampah rumah tangga antara lain: a. Tidak ada tempat sampah umum yang terpisah b. Tidak ada pengawasan dan sanksi serta tindak lanjut pemerintah 20
c. Tidak ada tempat sampah dirumah d. Tidak jelas penanganan selanjutnya setelah dipisah e. Tidak ada gerobak/becak tempat sampahnya dipisah f. Tidak ada penyuluhan tentang pemilahan sampah dan tidak tahu kegunaannya g. Tidak diwajibkan, tidak ada waktu, tidak terbiasa/jijik, dan malas serta tidak ada panutan h. Tetangga tidak membuang terpisah i. Sampah-sampah akan tercampur juga TPA j. Tidak ada jadwal pengambilan terpisah untuk sampah organic dan unorganik k. Tempat sampah tidak terawat 7. Ibu rumah tangga yang belum melaksanakan pemisahan sampah ; 79,5 % menyatakan telah memiliki lebih dari satu tempat sampah dirumahnya 8. 67,9%
ibu rumah tangga menyatakan ada petugas yang mengambil sampah di
rumahnya dan petugas tersebut adalah; petugas dinas kebersihan (60,9%), petugas yang dibayar melalui Rt/Rw (17,2%), Pemulung (5,8%), dan Petugas dibayar pribadi (16,1%). 9. Petugas mengambil sampah di rumah ibu rumah tangga adalah : setiap hari (34,48%), tiga kali seminggu (15,5%), Dua kali seminggu (17,2%), seminggu sekali (12,9%), dan tidak diambil (19,8%). Sedangkan Ibu rumah tangga mengeluarkan sampah dari rumahnya adalah; setiap hari (80,76%), Tiga kali seminggu (13,84%), dua kali seminggu (3,07%), seminggu sekali (2,3%). 10. Cara pengambilan sampah saat ini menurut ibu rumah tangga adalah; Kurang memadai (52,71%), cukupmemadai (31,78%), sangat memadai (15,5%). Yang perlu dtingkatkan antara lain ; Sarana disediakan (29,22%), pengambilan sampah perlu lebih sering/setiap hari (24,02%), sistem pengumpulannya dipisah antara sampah oeganik dan unorganik (22,07%), petugas diperbanyak (16,88%), peralatanya (7,79%). 11. Keinginan ibu rumah tangga sangat tinggi untuk memilah sampah (92,42%) Jika tempat sampah terpisahkan disediakan , dan menyatakan bersedia memilah sampah organik dan an organik. Dan Keinginan ibu rumah tangga sangat rendah (53,3%) jika membeli tempat sampah khusus/terpisah untuk dirumahnya.
21
12. Masih sangat rendahnya( 47,1 % )ibu rumah tangga membayar retribusi sampah wajib ke Pemda. Pembayaran yang dilakukan melalui : Rekening PDAM (76,05%), melalui Rt/Rw (9,85%), rekening listrik (8,45%), dan lainnya (5,63%). 13. Ibu rumah rangga membuang sampah sisa makanan/sampah dapur : di Tempat sampah dirumah (60,29%), di luar rumah/tempat sampah umum (37,5%), diberikan kepemulung (0,73%), disumbangkan (1,47%). Sampah berbahan dasar kertas dibuang : di Tempat sampah dirumah (36,23%), di luar rumah/tempat sampah umum (36,23%), diberikan kepemulung (21,73%), disumbangkan (1,47%). Sampah berupa plastic dibuang dibuang : di Tempat sampah dirumah (5,03%), di luar rumah/tempat sampah umum (39,56%), diberikan kepemulung (7,91%), disumbangkan (2,15%). Sampah berupa barang-barang bekas dibuang : di Tempat sampah dirumah (38,84%), di luar rumah/tempat sampah umum (56,11%), diberikan kepemulung (5,03%), disumbangkan (0%). Sampah berupa kain (pakaian,sprai, korde) dibuang : di Tempat sampah dirumah (16,17%), di luar rumah/tempat sampah umum (16,17%), diberikan kepemulung (20,58%), disumbangkan (40,44%). 14. Ibu-ibu rumah tangga keinginannya tinggi
(80,46%) untuk melakukan pemilahan
sampah rumah tangga tapi tidak pernah ada himbauan untuk melakukannya. 15. Ibu rumah tangga rendah pengetahuannya (62,5%) tentang adanya kegiatan kebersihan lingkungan ditempat tinggalnya. Ini dikarenakan kegiatan tersebut dilakukan : tidak menentu (43,18%), satu bulan sekali (22,47%), satu minggu sekali (13,48%), tiga bulan sekali (10,11%). Tapi keinginan ibu rumah tangga tinggi (80,68%) ikut dalam kegiatan tersebut dan 19,3% menyatakan tidak ikut dengan alasan ; tidak ada waktu karena bekerja (41,66%), telah ada yang mengelola (25%), sudah membayar iuran (16,6%). 16. Menurut ibu rumah tangga yang bertanggungjawab atas kebersihan suatu daerah adalah: seluruh warga walaupun sudah bayar retribusi (50,03%), Masing-masing warga terhadap lingkungan rumahnya sendiri (40%), pemda kota Padang (5,51%), Rt/Rw ((3,44%). 17. Menurut ibu rumah tangga (87,2%) menyatakan tidak pernah ada penyuluh yang datang memberikan penyuluhan tentang penanganan sampah yang baik dan penyuluhan tsb sangat tinggi (94,4%) diperlukan ibu rumah tangga tsb dalam bentuk pelatihan (31,8% ),
22
ceramah (20%.). dan sisanya (12.8%) menyatakan ada penyuluhan tsb dilakukan dalam bentuk ceramah (50,09%) dan pelatihan 31,8%. 18. Penyuluhan penanganan/pengelolaan sampah yang baik menurut ibu rumah tangga : tidak pernah melalui selebaran (86,52%), pernah melalui TV (66,1%), tidak pernah melalui radio (82,25%), tidak pernah (57,02%) melalui koran buku/majalah, tidak pernah melalui internet (79,52). 19. Umumnya 76% ibu rumah tangga belum mendengar/mengetahui tentang program pengelolaan sampah yang disebut metode 3-R (Reduce, Reuse, Recycle, ) 20. Pengetahuan ibu rumah tangga pada tingkat sedang (65%)
bahwa sampah organik
dapat diolah, salah satunya dengan pengkomposan. 21. Sangat rendah (37 %) ibu rumah tangga menanamkan kepada setiap anggota keluarga kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian. 22. Masih pada tingkat sangat rendah (25 %) ibu rumah tangga mengerti mengenai prinsip reduce dilakukan dengan cara minimisasi barang atau material yang dipergunakan atau dengan kata lain semakin banyak menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. 23. Dalam tingkatan sedang(67%) pengetahuan ibu rumah tangga tentang prinsip reuse yaitu memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Menghindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Tapi pada umumnya ibu rumah tangga belum mengetahui bahwa hal itu dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. 24. Rendah tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (60%) tentang prinsip recycle bahwa barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang.
B. Pembahasan Dari hasil penelitian tampak bahwa pengetahuan ibu rumah tangga sangat tinggi (96%), untuk memahami apa itu sampah rumah tangga dan jenisnya tapi sangat rendah yang mengetahui bahwa sudah ada UU RI No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Ini artinya kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah khususnya di kelurahan 23
Jatibaru oleh sebab itu perlu dilakukan sosialisasi yang rutin sehingga masyarakat dapat melaksanakan isi undang2 tsb. Hampir semua ibu rumah tangga sudah mengetahui bahwa membuang sampah sembarangan memberi dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya, dan mereka juga sebagian besar (79,5%) sudah memilah sampah dan memiliki tempat sampah lebih dari satu tempat sampah tapi menurut mereka cara pengambilan sampah kurang memadai (52,71%) oleh sebab itu system pemilahan dan pengambilan sampah perlu diperbaiki seperti dikatakan oleh Urip Santoso (2009)” Jadi untuk pemilahan sampah sudah dimulai dari lingkungan yang terkecil di masyarkat yaitu di rumah tangga. Sistem yang dilakukan dapat mengacu pada sistem yang diajukan oleh untuk yang lebih luas yaitu pemda. Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang diberi kode, yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa diurai oleh mikrobia (sampah organik), satu tempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan satu tempat sampah untuk botol. Malah bisa jadi menjadi lima tempat sampah, jika kertas dipisah tersendiri”. Ibu rumah tangga pada umumnya masih sebagian yang mempunyai pengetahuan tentang metode 3R, karena dari hasil penelitian pengetahuan ibu rumah tangga berada pada tingkat sedang (65%)
bahwa sampah organik dapat diolah, salah satunya dengan
pengkomposan. Sangat rendah (37 %) menanamkan kepada setiap anggota keluarga kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian. Bahkan masih pada tingkat sangat rendah (25 %) mengerti mengenai prinsip reduce dapat dilakukan dengan cara minimisasi barang atau material yang
dipergunakan atau dengan kata lain semakin banyak
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Dalam tingkatan sedang(67%) pengetahuan tentang prinsip reuse yaitu memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Menghindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Tapi pada umumnya ibu rumah tangga belum mengetahui bahwa hal itu dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Rendah tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (60%) tentang prinsip recycle bahwa barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Oleh sebab itu memang diperlukan penyuluhan dari pihak yang terkait agar ibu rumah tangga mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan 24
sampah rumah tangga sehingga mereka mendapat pelajaran yang dapt mereka hayati dan terapkan di sekitar kehidupannya. Hal ini memang sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Bloom dalam Subiyanto (1988) “pengetahuan adalah hasil belajar kognitif yang mencakup hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Sedangkan tingkat pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari hasil belajar terhadap suatu hal baik dari buku, alam sekitar, orang lain atau pengalaman pribadi.
25
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan Ibu rumah di kelurahan JatiBaru sebagai berikut : 4. Umumnya (96%) ibu rumah tangga sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan sampah rumah tangga, Tapi hanya 43% yang mendengar atau mengetahui tentang UU RI No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Jadi pengetahuan ibu rumah tangga tentang UU RI No.18 tahun 2008 perlu ditingkatkan. 5. Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui dampak kerugian dari sampah, dimana jika dibuang sembarang dapat mendatangkan penyakit (98,5%), banjir (100%), menimbulkan berbahaya (92,5%), dan merusak keindahan kota (95,3%) 6. Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui; Sampah organik yang mudah terurai (92,5%), Sampah anorganik yang tidak dapat terurai (92%), Sampah debu hasil pembakaran yang berdampak negative terhadap paru‐paru (99%), dan sampah berbahaya jenis B3 (54,3%). Jadi pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah berbahaya B3 perlu ditingkatkan. 7. Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui bahwa sampah bila dikelola dengan baik dapat mempunyai nilai ekonomis (96,3%). Oleh sebab itu bagi mereka penyuluhan tentang pengelolaan sampah oleh pemerintah sangat tinggi (94,4%) diperlukan ibu rumah tangga. 8, Umumnya 76% ibu rumah tangga belum mendengar/mengetahui tentang program pengelolaan sampah yang disebut program 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
9. Masih
pada tingkat sangat rendah (25 %) ibu rumah tangga mengerti mengenai
prinsip reduce dilakukan dengan cara minimisasi barang atau material yang dipergunakan atau dengan kata lain semakin banyak menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. 10. Dalam tingkatan sedang(67%) pengetahuan ibu rumah tangga tentang prinsip reuse yaitu memilih barang‐barang yang bisa dipakai kembali. Menghindari pemakaian barang‐barang yang sekali pakai. Tapi pada umumnya ibu rumah tangga belum mengetahui bahwa hal itu dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. 26
11. Rendah tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (60%) tentang prinsip recycle bahwa barang‐barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. B. SARAN Perlu kiranya lebih mensosialisasikan tentang UU RI No 18 tentang sistem pengelolaan sampah, agar masyarakat khususnya ibu rumah tangga mengetahui dan melaksanakan isi dari undang2 tersebut. Untuk bisa melaksanakan metode 3R diharapkan pemerintah daerah secara berkala maupun rutin memberikan penyuluhan tentang pengelolaan sampah rumah tangga sehingga masyarakat khususnya ibu rumah tangga memahaminya dan akan mekasanakannya secara swadaya. 27
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta. Azwar, Suharsimin. 2001. Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. Bina Cipta. Yogyakarta. Bonnot, F.J. 1993. Diagnosa Komunitas dan Program Kesehatan. Yayasan Essensia Medika, Jakarta. Dept.Permukiman dan Prasarana Wilayah Dit.Jend. Perumahan dan Pemukiman Dit. Bina Teknik, Brosur penanganan Sampah, 2008 Djuharie, Otong Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi. Yrama Widya, Bandung. E. Colink. 1996. Istilah Lingkungan Untuk Manajemen. Gumbira Said. E. 1987. Sampah Masalah Kita Bersama. Mediayatama Sarana Perkasa. Hadiwiyono. 1983. Penerangan dan Pemanfaatan Sampah. Idayu. Jakarta. htmlwww.classyfm.co.id Kota Padang Kekurangan Armada Sampah (diakses pada 18 September 2010) Notoatmodjo, S. 1983. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. Nazir, Moh.Ph.D,.2005 Metode Penelitian. Ghalia. Indonesia Slamet, J.S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta. Subagyo, Joko. 1997. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta. Subiyanto. 1988. Evaluasi Pendidikan dan Pengetahuan Alam. DEKDIKBUD Sugiyono,2006. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta. Tim Penulis. 2000. Pedoman Pembuatan Karya Ilmiah Skripsi/Tugas Akhir dan Proyek Akhir. Fakultas Teknik Universitas Negri Padang, Padang. Wibowo Ananta dan Djajawinata. T.D. Penanganan Sampah Perkotaan Terpadu. www.google.com(http://uripsantoso.wordpress.com/2009/01/12) 28
LAMPIRAN A. ANGKET : PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG SAMPAH RUMAH TANGGA DAN METODE 3‐R No. Responden : …………………………….. (diisi peneliti) Nama Responden : …………………………………………………......... Alamat Responden : ……………………………………………………….. Umur responden : …………………………………………………………. Pendidikan terakhir Responden : ………………………………………… Pekerjaan Responden : ……………………………………………………. Jumlah penghuni rumah : ………………………………………………… No. Telp. Responden yang dapat dihubungi : (diperlukan jika peneliti ingin mengklarifikasi yang berhubungan dalam pengisian data angket) Isilah SEMUA pertanyaan dalam angket ini. Berilah tanda √ pada pilihan jawaban Anda PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Apakah Ibu tahu apa yang dimaksud dengan sampah rumah tangga? Ya, sampah rumah tangga adalah _________________________ ____________________________________________________ Tidak 2. Apakah Ibu pernah mendengar atau mengetahui bahwa pemerintah telah mengeluarkan UU RI No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah? Ya Tidak 3. Apakah Ibu tahu jika sampah yang dibuang sembarangan dan berserakan akan mendatangkan penyakit? Ya Tdak 4. Apakah Ibu tahu bahwa selain mendatangkan penyakit, sampah juga dapat menimbulkan bahaya banjir jika dibuang sembarangan dan menyumbat drainase? 29
Ya Tidak 5. Apakah Ibu mengetahui bahwa jika sampah dibiarkan bertumpuk dan tidak diolah akan menimbulkan gas metana yang sangat berbahaya bagi kehidupan? Ya Tidak 6. Apakah Ibu tahu bahwa sampah sisa2 bahan makanan dan daun2/ranting kering adalah termasuk dalam sampah basah atau sampah organik yang mudah terurai oleh mikroorganisme? Ya Tidak 7. Apakah Ibu mengetahui bahwa sampah plastik, kertas, kaca adalah sampah kering/anorganik dan tidak dapat diurai oleh mikroorganisme? Ya Tidak 8. Apakah Ibu mengetahui bahwa sampah debu adalah sampah hasil dari proses pembakaran dan sampah ini karena halusnya dapat masuk melalui saluran pernafasan? Ya Tidak 9. Apakah Ibu mengetahui bahwa Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan dan sampah jenis ini yang disebut sampah B3? Ya Tidak 10. Apakah Ibu tahu bahwa sampah bila dikelola dapat mempunyai nilai ekonomi? Ya Tidak 11. Apakah telah dilaksanakan pemisahan sampah rumah tangga? Sudah Belum (lanjutkan lanjutkan ke No. 17) 12. Kalau sudah apakah Ibu memisahkan antara sampah kering dengan sampah yang basah dalam tempat sampah yang berbeda? Ya Tidak 13. Apakah jenis sampah yang Ibu pisahkan adalah sampah yang berupa kertas, plastik dan kaca? Ya Tidak 14. Apakah jenis sampah basah/organik yang Ibu pisahkan adalah sampah yang berupa sisa olahan didapur dan sisa makanan serta daun/ranting kering? Ya Tidak 15. Apa alas an Ibu melakukan pemisahan sampah tersebut ? 30
_______________________________________________________________ _______________________________________________________________ 16. Jika Ibu belum melaksanakan pemilahan sampah, apa alasan ibu tidak dilaksanakan pemilahan sampah rumah tangga? (jawaban boleh lebih dari 1) Malas Tidak tahu kegunaannya Sampah‐sampah akan di campur juga pada TPS Tidak ada tindakan lanjut oleh pemerintah Tidak ada waktu Tidak ada tempat dirumah Jijik Tidak dibiasakan dari kecil oleh orang tua Tidak diwajibkan Tidak ada tempat sampah umum yang terpisah Tidak ada gerobak/becak yang terpisah Tidak ada jadwal pengambilan yang terpisah untuk sampah organik dan anorganik Tidak ada pengambilan tetap Tidak ada penyuluhan tentang pemilihan sampah Tidak ada pengawasan Tidak ada sanksi Tetangga tidak membuang terpisah Tempat sampah tidak terawat Tidak ada contoh dari panutan Tidak jelas penanganannya setelah terpisah 17. Tempat sampah dirumah Ibu ada lebih dari satu buah. Ya Tidak 18. Adakah petugas yang mengambil sampah di rumah Ibu ? Ya Tidak 19. Siapakah petugas tersebut? Dan berapakah biayanya/bulan? a. petugas dari dinas kebersihan, sebesar Rp. … b. petugas yang dibayar melalui RT/RW, sebesar Rp. …. c. Pemulung, sebesar Rp. … d. Petugas yang dibayar pribadi, sebesarRp. … 20. Berapa kali dalam seminggu petugas mengambil sampah di rumah Ibu ? a. setiap hari b. seminggu 3 kali c. seminggu 2 kali d. seminggu 1 kali e. tidak diambil 31
21. Berapa hari sekali Ibu mengeluarkan sampah dari dalam rumah ? a. setiap hari b. seminggu 3 kali c. seminggu 2 kali d. seminggu sekali 22. Menurut Ibu memadaikah cara pengambilan sampah saat ini ? a. sangat memadai b. cukup memadai c. kurang memadai 23. Bagian mana yang perlu menurut ibu untuk ditingkatkan: a. peralatannya b. petugasnya diperbanyak c. sarana disediakan d. perlu lebih sering (setiap hari) e. sistem pengumpulannya dipisah antara sampah organik dan an‐ organik f. lainnya, sebutkan:....... 24. Jika disediakan tempat sampah yang berbeda untuk sampah organik dan an‐ organik, bersediakah Ibu memilah sampah tsb di rumah? a. Ya b. Tidak 25. Bersediakah Ibu jika dalam memilah sampah tadi diharuskan membeli tempat sampah khusus untuk sampah organik dan an‐organik? a. Ya b. Tidak c. Tergantung harganya, jika berkisar Rp. ....., saya bersedia. 26. Apakah Ibu membayar retribusi sampah wajib (ke Pemda)? a. Ya , besarnya Rp. … b. Tidak (lanjutkan ke No. 27. Kemana ibu membayar retribusi tersebut? a. melalui RT/RW b. melalui rekening listrik c. melalui rekening air/PAM d. lainnya, sebutkan…. 28. Dimana ibu membuang sampah berupa sisa makanan dan sampah dapur sisa memasak? a. di tempat sampah di rumah b. di tempat sampah di luar rumah/tempat sampah umum c. diberikan ke Pemulung d. disumbangkan e. di rumah tidak pernah ada sampah seperti ini 29. Dimana ibu membuang sampah berbahan dasar kertas (seperti kardus dan boks makanan, koran atau majalah): a. di tempat sampah di rumah b. di tempat sampah di luar rumah/tempat sampah umum c. diberikan ke Pemulung
32
d. disumbangkan e. di rumah tidak pernah ada sampah seperti ini
30. Dimana Ibu membuang sampah berupa plastik (contoh wadah bekas kosmetik, shampo, bungkus makanan, bungkus mie, dll) dan styrofoam(misal wadah mie/makanan dari restoran atau penyumpal barang elektronik di kardus): a. di tempat sampah di rumah b. di tempat sampah di luar rumah/tempat sampah umum c. diberikan ke Pemulung d. disumbangkan e. di rumah tidak pernah ada sampah seperti ini 31. Dimana Ibu membuang barang‐barang bekas seperti baterei/lampu bekas, kaleng (soft drink, makanan kaleng), pecahan gelas,piring dan botol dari kaca, wadah bekas pestisida pembunuh nyamuk/serangga? a. di tempat sampah di rumah b. di tempat sampah di luar rumah/tempat sampah umum c. diberikan ke Pemulung d. disumbangkan e. di rumah tidak pernah ada sampah seperti ini 32. Dimana Ibu membuang pakaian bekas/taplak meja bekas/seprei bekas/korden bekas? a. di tempat sampah di rumah b. di tempat sampah di luar rumah/tempat sampah umum c. diberikan ke Pemulung d. disumbangkan e. di rumah tidak pernah ada sampah seperti ini 33. Apakah pernah ada yang menghimbau Ibu untuk melakukan pemilahan sampah rumah tangga? a. Ya b. Tidak
34. Apakah di kampung ini ada kegiatan kebersihan/penataan lingkungan? a. Ya b. b. Tidak (lanjutkan ke no. 55) 35. Seberapa sering kegiatan tsb dilakukan : a. 1 minggu 1 kali b. Satu minggu 2 kali c. 1 bulan satu kali d. 3 bulan 1 kali e. 6 bulan 1 kali f. 1 tahun 1 kali g. Tidak tentu 36. Apakah Ibu ikut serta dalam kegiatan tersebut? a. Ya, lanjutkan ke no. 55 b. Tidak 37. Jika tidak, mengapa? a. tidak ada waktu karena bekerja b. sudah membayar iuran kebersihan
33
c. telah ada yang mengelola (RT/RW) d. lainnya, sebutkan : ... 38. Menurut Ibu, siapa yang harus bertanggung jawab atas kebersihan daerah ini: a. RT/RW karena iuran dibayarkan kepada RT/RW b. Pemda kota Padang karena ada iuran retribusi sampah c. Seluruh warga, walaupun sudah membayar retribusi/iuran kebersihan d. Masing‐masing warga terhadap lingkungan rumahnya sendiri 39. Menurut Ibu, seberapa besar masalah sampah (di Padang) merusak keindahan kota : a. Bukan masalah b. Kurang masalah c. Cukup masalah d. Masalah e. Masalah besar 40. Pernahkah ada Penyuluh yang datang memberikan penyluhan tentang penanganan sampah yang baik? a. Ya b. Tidak , lanjutkan ke no. 66 41. Dari manakah Penyuluh tersebut?................. 42. Apa bentuk penyuluhannya? a. Ceramah b. Pelatihan c. Lainnya, sebutkan………… 43. Jika tidak pernah, apakah menurut ibu perlu? a. Ya b. Tidak, lanjutkan ke no. 68 44. Jika ya, bentuk penyuluhan seperti apa yang ibu suka? a. Ceramah b. Pelatihan c. Lainnya, sebutkan………… 45. Pernahkah Ibu mendapatkan selebaran tentang cara penanganan sampah yang baik? a. Ya, dari…………….. b. Tidak 46. Pernahkah Ibu melihat acara tentang pengelolaan sampah di TV? a. Ya, di stasiun TV; ………………………….; sebutkan seberapa sering :.................................. b. Tidak 47. Pernahkah Ibu mendengar tentang pengelolaan sampah di radio? a. Ya, di stasiun Radio ; ………………………….; sebutkan seberapa sering :.................................. b. Tidak 48. Pernahkah Ibu membaca tentang pengelolaan sampah di koran/buku/majalah? 34
a. Ya, di ; ………………………….; sebutkan seberapa sering :.................................. b. Tidak 49. Pernahkah Ibu membaca tentang pengelolaan sampah di internet? a. Ya b. Tidak 50. Apakah ibu mengetahui program 3‐R (Reduce, Reuse, Recyle): a. Ya b. Tidak 51. Apakah ibu mengetahui bahwa sampah organik dapat diolah menjadi kompos? a. Ya b. Tidak 52. Apakah ibu menanamkan kebiasaan kepada setiap anggota keluarga untuk tidak boros dalam penggunaan barang‐barang keseharian? a. Ya b. Tidak 53. Apakah ibu mengenal prinsip reduce yaitu cara minimisasi barang atau material yang dipergunakan? a. Ya b. Tidak 54. Apakah ibu mengetahui prinsip reuse yaitu cara memilih barang‐barang yang bias dipakai kembali a. Ya b. Tidak 55. Apakah ibu mengetahui tentang prinsip recycle yaitu barang‐barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang? a. Ya b. Tidak
35
B. ORGANISASI PELAKSANA PENELITIAN 1. Ketua Peneliti Nama lengkap dan Gelar
: Dra. Ira Meirina Chair, M.Pd
Pangkat/ Golongan/ NIP
: Penata/ III c/ 19620530 198803 2 001
Jabatan Fungsional
: Lektor
Jabatan Struktural
: Kepala Labor Tata Graha
Fakultas/ Program Studi
: Teknik/ Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Perguruan Tinggi
: Universitas Negeri Padang
Bidang Keahlian
: Tata Graha
Anggota Peneliti 1 Nama lengkap dan Gelar
: Dra. Wirnelis Syarif
Pangkat/ Golongan/ NIP
: Penata/ III c/ 19590326 198503 2 001
Jabatan Fungsional
: Lektor
Jabatan Struktural
:-
Fakultas/ Program Studi
: Teknik/ Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Perguruan Tinggi
: Universitas Negeri Padang
Bidang Keahlian
: Tata Boga
36