PE ERAN EDU UKATIF OR RANGTUA A DALAM M KEBERH HASILAN PE ENDIDIKA AN ANAK
PSI SKRIP
Diajukan keppada Fakulttas Ilmu Pen D ndidikan Univerrsitas Negerri Yogyakarrta untuk Mem menuhi Sebaagian Persy yaratan guuna Memperroleh Gelarr Sarjana Peendidikan
Olehh Dwi Trisnnawati N 101102241008 NIM
PROG GRAM STU UDI KEBIJJAKAN PE ENDIDIKA AN JURUSAN N FILSAFA AT DAN SO OSIOLOGI PENDIDIKAN FAKULT TAS ILMU PENDIDIKAN UN NIVERSITA AS NEGER RI YOGYA AKARTA OKTOBER O R 2014
PE ERAN EDU UKATIF OR RANGTUA A DALAM M KEBERH HASILAN PE ENDIDIKA AN ANAK
PSI SKRIP
D Diajukan keppada Fakulttas Ilmu Pen ndidikan Univerrsitas Negerri Yogyakarrta untuk Mem menuhi Sebaagian Persyyaratan guuna Memperroleh Gelarr Sarjana Peendidikan
Olehh Dwi Trisnnawati N 10110241008 NIM
PROG GRAM STU UDI KEBIJJAKAN PE ENDIDIKA AN JURUSAN N FILSAFA AT DAN SO OSIOLOG GI PENDIDIKAN FAKULT TAS ILMU PENDIDIKAN UN NIVERSITA AS NEGER RI YOGYA AKARTA OKTOBER R 2014
i
RAT PERN NYATAAN SUR
Dengan inni saya mennyatakan bahwa skrippsi ini benaar-benar karrya saya seendiri. Sepanjang g pengetahuuan saya tiddak terdapatt karya atauu pendapat yang y dituliss atau diterbitkann orang lainn kecuali seebagai acuaan atau kutiipan dengan n mengikutti tata penulisan karya ilmiaah yang telaah lazim. Tanda tanngan dosen penguji yanng tertera dalam d halam man pengesaahan adalahh asli. Jika tidakk asli, sayya siap meenerima sannksi ditundda yudisium m pada peeriode berikutnyaa.
Yoogyakarta,
Agustus 2014 2
Yaang menyatakan,
Dw wi Trisnawaati NIIM 101102441008
iii
MOTTO
“Kewajiban orangtua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.” (HR. Al-Hakim)
“Do’a orangtua tidak akan pernah putus meskipun kita telah sukses meraih cita-cita.” (Penulis)
v
PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan teruntuk: Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayangnya yang tak pernah putus. Terima kasih atas do’a suci yang selalu beliau panjatkan untukku. Negara dan masyarakat Indonesia yang telah memberikan kesempatan saya untuk belajar di perguruan tinggi, yang sebelumnya tak pernah terbesit dalam pikiran saya untuk merasakan kuliah di sebuah perguruan tinggi. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.
vi
PERAN EDUKATIF ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN PENDIDIKAN ANAK Oleh Dwi Trisnawati NIM 10110241008 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak dan untuk mendeskripsikan faktor pendukung serta penghambat orangtua dalam melakukan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Demangan. Subjek penelitian ini adalah orangtua yang ditentukan dengan teknik purposive. Informan penelitian ini adalah 5 guru kelas, 5 orangtua anak berprestasi dan 5 orangtua anak kurang berprestasi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan dokumentasi, serta menggunakan triangulasi sumber dan metode sebagai pengabsahan data. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu data collection, data reduction, data display dan conclusion drawing/ verifying. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Keberhasilan pendidikan anak di SD Muhammadiyah Demangan yaitu dicirikan dengan prestasi, menjadi juara kelas, mengikuti lomba olimpiade dan berkarakter baik; 2) Peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak yaitu memberi contoh dan menyuruh mencontoh, membiasakan belajar, memberi penjelasan, memberi dorongan, menyuruh dan melarang, mengajak berdiskusi, memberi bimbingan dan penyuluhan, mengajak anak untuk berbuat, memberi kesempatan mencoba, menciptakan situasi yang baik, mengadakan pengawasan dan pengecekan, menerapkan pendidikan karakter, serta menerapkan model pola asuh demokratis; 3) Faktor pendukung dan penghambat keberhasilan anak dapat dilihat dari keadaan jasmani dan psikologis. Anak yang berhasil cenderung tidak memiliki hambatan karena jasmani dan psikologisnya baik, sedangkan anak yang belum berhasil memiliki hambatan psikologis, yaitu masih ada rasa malas, kurang termotivasi, kurang disiplin dan kurang percaya diri; 4) Faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu: (a) Faktor pendukung: orangtua memiliki pendidikan baik, memiliki pekerjaan atau penghasilan baik, memiliki waktu untuk mendampingi dan membimbing anak belajar, serta orangtua semakin mudah mengakses informasi dan komunikasi; (b) Faktor penghambat: orangtua memiliki pendidikan rendah, adanya lingkungan dan media massa yang kurang bersahabat, kurangnya waktu luang untuk mendampingi dan membimbing anak secara langsung. Kata kunci: peran edukatif orangtua, keberhasilan pendidikan anak
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Edukatif Orangtua dalam Keberhasilan Pendidikan Anak”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Program Studi Kebijakan Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 2. Ketua Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. 3. Pembimbing Akademik Bapak Petrus Priyoyuwono, M. Pd. yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis selama menjadi mahasiswa. 4. Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Dr. Mami Hajaroh, M. Pd. dan Bapak L. Hendrowibowo, M. Pd. yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam membimbing, memotivasi, mengarahkan dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Program Studi Kebijakan Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang bermanfaat. 6. Keluarga besar (kepala sekolah, guru kelas, murid dan wali murid) SD Muhammadiyah Demangan yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. 7. Kedua orangtuaku yang telah mencurahkan seluruh pikiran, tenaga dan do’anya demi kelangsungan pendidikan anak-anaknya. Segenap keluarga yang telah memberikan semangat, do’a dan dukungannya.
viii
8. Teman-teman Program Studi Kebijakan Pendidikan khususnya angkatan 2010 dan teman-teman kelas (Ws, Ria, Aya, Dita, Diah, Rizki, Firda, Ike, Rohmah, dll) yang selalu memberikan bantuan, kritik, saran dan motivasinya. 9. Teman-teman kost dan teman-teman Musiro (Dayah, Ema, Lisa, Solekhah, Putri, Munah, Mira, Mita, Mbak Duma, Pram, Hana, Mbak Anis, Mbak Tuti, Fitri, Mbak Inung, Syahrul, Mbak Ade, Wiwik, dll) yang memberikan semangat, kritik, saran dan motivasi. 10. Seluruh rakyat dan bangsa Indonesia atas beasiswa yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan pendidikan hingga saat ini. Semoga bantuan dan kebaikan pihak-pihak yang disebutkan di atas mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat optimal bagi pengembangan keilmuan Kebijakan Pendidikan dan bagi siapa saja yang membacanya. Amin.
Yogyakarta, 15 Agustus 2014 Penulis,
Dwi Trisnawati NIM 10110241008
ix
DAFTAR ISI
hal HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv HALAMAN MOTTO .........................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 5 C. Batasan Masalah ................................................................................... 5 D. Rumusan Masalah ................................................................................. 6 E. Tujuan ................................................................................................... 6 F. Manfaat ................................................................................................. 6 1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 6 2. Manfaat Praktis ................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peran Edukatif Orangtua ....................................................................... 9 1. Pengertian Peran Edukatif .................................................................. 9 2. Pengertian Pendidikan ....................................................................... 11 3. Pengertian Mendidik ......................................................................... 13 4. Cara Mendidik .................................................................................. 15
B. Keberhasilan Pendidikan Anak ............................................................. 20 x
1. Prestasi Belajar .................................................................................. 22 a. Pengertian Prestasi Belajar ......................................................... 22 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...................... 23 2. Karakter Anak ................................................................................. 24
C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 25 D. Kerangka Berfikir ............................................................................... 29 E. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................... 32 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 33 C. Subjek Penelitian ................................................................................ 33 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 34 E. Pengabsahan Data ............................................................................... 35 F. Instrument Penelitian ............................................................................ 35 G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian ..................................................................... 38 1. Profil SD Muhammadiyah Demangan ........................................... 38 2. Visi dan misi SD Muhammadiyah Demangan ............................... 39 3. Fasilitas SD Muhammadiyah Demangan ....................................... 40 4. Pembinaan Bakat dan Minat di SD Muhammadiyah Demangan ... 40 B. Hasil Penelitian ........................................................................................... 41 1. Keberhasilan Pendidikan Anak di SD Muhammadiyah Demangan ............................................................................................. 41 a. Prestasi Anak SD Muhammadiyah Demangan ....................... 41 b. Karakter Anak SD Muhammadiyah Demangan ..................... 44 2. Peran Edukatif Orangtua dalam Keberhasilan Pendidikan Anak .. 47 a. Peran Edukatif yang Dilakukan Orangtua ................................. 47 b. Peran Edukatif Orangtua yang Diinginkan Anak ................... 70 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Pendidikan Anak ................................................................................................. 72 xi
4. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Dirasakan Orangtua dalam Melaksanakan Peran Edukatif untuk Keberhasilan Pendidikan Anak ............................................................................. 75 C. Pembahasan ................................................................................................... 84 1. Keberhasilan Pendidikan Anak di SD Muhammadiyah Demangan 84 2. Peran Edukatif Orangtua dalam Keberhasilan Pendidikan Anak .... 86 a. Peran Edukatif yang Dilakukan Orangtua ................................ 86 b. Peran Edukatif Orangtua yang Diinginkan Anak ..................... 88 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Pendidikan Anak ................................................................................................ 89 4. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Dirasakan Orangtua dalam Melaksanakan Peran Edukatif untuk Keberhasilan Pendidikan Anak ............................................................................. 90 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ....................................................................................................... 95 B. Saran .............................................................................................................. 97 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 99 LAMPIRAN ................................................................................................................ 102
xii
DAFTAR TABEL
hal Tabel 1. Fasilitas atau Sarana di SD Muhammadiyah Demangan ....................... 40 Tabel 2. Prestasi yang Diraih SD Muhammadiyah Demangan ......................... 41 Tabel 3. Peran Edukatif Orangtua Anak yang Berhasil ..................................... 82 Tabel 4. Peran Edukatif Orangtua Anak yang Belum Berhasil ......................... 83
xiii
DAFTAR GAMBAR
hal Gambar 1. Alur Berpikir ...................................................................................... 30 Gambar 2. Analisis Data Miles and Huberman ................................................. 36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
hal Lampiran 1. Pedoman Wawancara ...................................................................... 103 Lampiran 2. Transkrip Wawancara ..................................................................... 107 Lampiran 3. Reduksi Data .................................................................................. 148 Lampiran 4. Dokumentasi Foto .......................................................................... 169 Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 173
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan, karena pendidikan dapat mengantarkan manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan sangat diperlukan untuk menjalani kehidupan dalam mengikuti kemajuan zaman yang semakin canggih dan modern. Menurut Pranarka dalam Dwi Siswoyo, dkk, pendidikan merupakan suatu fungsi internal dalam proses kebudayaan itu, melalui mana manusia dibentuk dan membentuk dirinya sendiri. Pendidikan merupakan proses yang tidak pernah akan final selama sejarah kebudayaan manusia belum memasuki tahap finalnya yang tuntas. Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi kemampuan, kepribadian dan kehidupan individu dalam pertemuan dan pergaulannya dengan sesama dan dunia, serta dalam hubungannya dengan Tuhan. Pendidikan merupakan salah satu fungsi yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah secara terpadu untuk mengembangkan fungsi pendidikan (Dwi Siswoyo, dkk., 2008: 17). Keluarga merupakan bagian dari pranata sosial, begitu juga dengan pendidikan. Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga, dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi-sendi dasar pendidikan (Abdullah Idi, 2011: 169). Dari paparan Abdullah Idi ini dapat diketahui bahwa cara orangtua dalam mendidik anak sangat mempengaruhi kepribadian atau karakter anak karena keluarga
1
atau orangtua merupakan tempat dimana anak meluangkan waktunya selain di sekolah. Siti Irene (2011: 266) mengatakan sebagian besar orangtua kurang terlibat langsung dengan kegiatan yang bersifat akademik, dikarenakan keterbatasan pengetahuan sebagai pendamping belajar anak. Partisipasi orangtua dalam membantu anak belajar di rumah ditentukan oleh latar belakang pendidikan orangtua. Bagi orangtua yang tingkat pendidikannya menengah ke atas lebih banyak membantu belajar anak di rumah dibandingkan dengan orangtua yang berpendidikan rendah. Dari uraian ini dapat diketahui bahwa peran edukatif orangtua sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Orangtua dapat melakukan peran edukatif jika mereka memiliki pengetahuan atau pendidikan yang bagus. Kemudian Siti Irene (2011: 267) juga menyebutkan bahwa sebagian besar orangtua secara edukatif belum melibatkan diri dalam proses belajar pada anak di rumah. Hal ini membuktikan bahwa belum banyak orangtua yang paham tentang peran edukatif mereka untuk anaknya dan sebagian orangtua belum mampu mendorong anak untuk berprestasi. Siti Irene (2011: 268) menyebutkan bahwa anak memiliki keinginan terhadap orangtua untuk mendukung keberhasilannya dalam proses belajar di sekolah maupun di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian orangtua kurang perhatian pada pendidikan anaknya dan kurangnya pengetahuan orangtua tentang kebutuhan anak dalam hal pendidikan, karena anak masih memiliki keinginan terhadap orangtua. Jika orangtua perhatian pada
2
pendidikan anaknya, anak tidak lagi memiliki keinginan terhadap orangtuanya karena orangtua sudah tahu yang dibutuhkan anaknya. Berdasarkan uaraian yang ada, orangtua harus dapat memenuhi dan memahami keinginan anaknya agar anak berhasil dalam menempuh pendidikan. Selain itu, orangtua juga harus meluangkan waktu untuk dapat memberikan perhatian kepada anaknya dan orangtua dapat memahami peran edukatif mereka terhadap anaknya. Kemudian dalam Siti Irene (2011: 270) disebutkan bahwa terdapat hambatan pada orangtua untuk terlibat dalam semua pemenuhan kebutuhan anak, yaitu adanya keterbatasan waktu dan pengetahuan sehingga orangtua tidak terlibat secara optimal dalam proses pendidikan anak. Hal ini dapat diketahui bahwa keberhasilan pendidikan anak sangat dipengaruhi oleh peran edukatif orangtua. Biasanya keberhasilan pendidikan anak dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih dan karakter anak dalam bergaul dan bertindak (tingkah laku). Di sinilah akan terlihat bahwa peran edukatif orangtua dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan anak. Abdullah Idi (2011: 91) berpendapat selama anak belum dewasa, orangtua mempunyai peranan pertama atau utama bagi anak-anaknya. Untuk membawa anak kepada kedewasaan, orangtua harus memberi contoh yang baik karena anak suka mengimitasi kepada orangtuanya. Dalam memberikan sugesti kepada anak, orangtua tidak menggunakan cara otoriter, melainkan dengan sistem pergaulan sehingga dengan senang anak melaksanakannya.
3
Anak paling suka untuk identik dengan orangtuanya, seperti anak laki-laki terhadap ayahnya dan anak perempuan identik dengan ibunya. Yogyakarta merupakan Kota Pelajar yang mempunyai banyak lembaga pendidikan baik jenjang sekolah dasar, sekolah menengah dan sekolah tinggi. Masing-masing sekolah tentunya memiliki keunggulan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Misalnya SD Muhammadiyah Sapen yang telah terkenal dan dipercaya masyarakat dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas bagus atau berprestasi sehingga sekolah membuka cabang dan kini ada dua SD Muhammadiyah Sapen 1 dan SD Muhammadiyah Sapen 2. Selain SD Muhammadiyah Sapen juga masih banyak SD Muhammadiyah lain yang menghasilkan peserta didik berkualitas baik seperti SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 yang berhasil meraih peringkat 7 UN SD Se Kota Yogyakarta dan peringkat ke-3 SD Muhammadiyah se Kota Yogyakarta, tetapi peneliti memilih SD Muhammadiyah Demangan sebagai tempat penelitian, karena peneliti ingin mengetahui keberhasilan pendidikan dalam hal ini akan melihat anak yang berprestasi dan kurang berprestasi untuk mendukung penelitian dalam menentukan orangtua yang akan dijadikan informan untuk mengetahui peran edukatifnya dalam keberhasilan pendidikan anak. SD Muhammadiyah dinilai tepat untuk melaksanakan penelitian ini karena selain mudah dijangkau oleh peneliti, juga belum banyak penelitian yang dilakukan di SD Muhammadiyah Demangan dan terdapat juga siswa berprestasi serta yang kurang berprestasi, sedangkan SD Muhammadiyah Sapen dan Wirobrajan banyak meraih prestasi sehingga kurang tepat untuk
4
dilakukan penelitian khususnya untuk mencari data siswa yang kurang berprestasi. Berdasarkan beberapa hal yang terkait antara keterlibatan orangtua dalam mendidik dan keberhasilan pendidikan anak, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan tema “Peran Edukatif Orangtua dalam Keberhasilan Pendidikan Anak”.
B. Identifikasi Masalah 1. Belum banyak orangtua yang paham tentang peran edukatif mereka untuk anak karena keterbatasan pengetahuan, sehingga belum dapat melibatkan diri dalam proses pembelajaran anak di rumah. 2. Sebagian orangtua di SD Muhammadiyah Demangan kurang perhatian pada pendidikan anaknya karena keterbatasan pengetahuan. 3. Sebagian orangtua di SD Muhammadiyah Demangan belum mampu mendorong anak untuk berprestasi, karena orangtua belum melibatkan diri dalam proses belajar anak di rumah. 4. Kurangnya pengetahuan orangtua di SD Muhammadiyah Demangan tentang kebutuhan anak dalam hal pendidikan.
C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penelitian ini difokuskan pada: 1. Peran edukatif orangtua untuk keberhasilan pendidikan anak.
5
2. Faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak . D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keberhasilan pendidikan anak? 2. Bagaimana peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak? 3. Apakah faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pendidikan anak? 4. Faktor pendukung dan penghambat apa yang dirasakan orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak?
E. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh atau mendeskripsikan peran edukatif dan faktor pengdukung serta penghambat orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak.
F. Manfaat 1. Manfaat Teoritis a. Dapat membantu mengembangkan teori tentang peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak. b. Dapat membantu mengembangkan teori tentang faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pendidikan anak.
6
c. Dapat membantu mengembangkan teori tentang faktor pendukung dan penghambat yang dirasakan orangtua dalam melakukan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Orangtua 1) Dapat mengetahui keberhasilan pendidikan di SD Muhammadiyah Demangan. 2) Dapat mengetahui peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak. 3) Dapat mengetahui faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pendidikan anak. 4) Dapat mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dirasakan orangtua dalam melakukan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak.
b. Bagi Sekolah atau Guru 1) Sekolah dapat meningkatkan partisipasi orangtua di sekolah untuk menunjang keberhasilan pendidikan anak. 2) Sebagai referensi pengetahuan dalam menunjang keberhasilan pendidikan di sekolah.
c. Bagi Peneliti 1) Dapat mengetahui peran edukatif dan faktor pendukung serta penghambat orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak. 7
2) Dapat mengetahui faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pendidikan anak.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Peran Edukatif Orangtua 1. Pengertian Peran Edukatif Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, peran adalah seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat, sedangkan menurut Friedman dalam Dian Prihatini (2013: 10), peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal. Kemudian Abu Ahmadi (1991: 89), mengartikan peran sebagai deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan seseorang/lembaga yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Peran meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan (Soerjono Soekanto, 1982: 238). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat mengatakan edukatif adalah semua hal yang bersifat mendidik atau berkenaan dengan pendidikan. Sedangkan Sardiman (2006: 8) berpendapat edukatif adalah segala sesuatu yang dilakukan secara sadar, mempunyai tujuan untuk mendidik dan mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan. Pendidikan
9
dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat “sadar tujuan” yang secara sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik. Perubahan tingkah laku merupakan proses yang harus dilalui dan tanpa proses itu tujuan tidak dapat tercapai. Proses yang dimaksud adalah proses pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para pelajar/siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalankan di dalam kehidupan. Dengan demikian, manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar, tetapi tidak semua hasil belajar berlangsung secara sadar dan terarah, sehingga perlu adanya pengarahan atau bimbingan secara sistematis. Di sinilah diperlukan guru untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik. Dalam proses edukatif harus mengandung ciri-ciri sebagai berikut: a. Ada tujuan yang ingin dicapai. b. Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi. c. Ada pelajar yang aktif mengalami. d. Ada guru yang melaksanakan. e. Ada metode untuk mencapai tujuan. f. Ada situasi yang memungkinkan proses belajar-mengajar berjalan dengan baik. g. Ada penilaian terhadap hasil interaksi (Sardiman A.M., 2006: 12-13).
10
Dari paparan yang ada, dapat disimpulkan bahwa peran edukatif orangtua merupakan serangkaian perilaku yang dilakukan secara sadar, sistematis dan terarah oleh orangtua dengan tujuan untuk mendidik dan mengantarkan anak ke arah kedewasaan.
2. Pengertian Pendidikan Secara
historis,
pendidikan
dalam
arti
luas
telah
mulai
dilaksanakan sejak manusia berada di muka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri. Dengan perkembangan peradaban manusia, berkembang pula isi dan bentuk termasuk perkembangan penyelenggaraan pendidikan. Hal ini sejalan dengan kemajuan manusia dalam pemikiran dan ide-ide tentang pendidikan (Dwi Siwoyo, dkk. 2008: 15). Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan yaitu merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Kemudian pendidikan menurut para ahli dalam Hasbullah (2012: 4-5), yaitu: a. Menurut Langeveld, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. b. Menurut John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. 11
c. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan merupakan tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, yang maksudnya, bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Dari beberapa pengertian pendidikan yang berbeda-beda menurut para ahli, namun secara essensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik dan tujuan (Hasbullah, 2012: 5). Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Manusia dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan dididik. Dalam proses perkembangan pemikiran pendidikan, kegiatan pendidikan berkembang dari konsep paedagogi, andragogi dan education. Dalam konsep paedagogi, kegiatan pendidikan hanyan ditujukan pada anak yang belum dewasa dan tujuannya mendewasakan anak, tetapi karena banyak hasil didikan yang justru menggambarkan perilaku yang tidak dewasa, maka sebagai antithesis dari kenyataan, muncullah gerakan andragogi. Selanjutnya muncul gerakan modern yang berupa konsep education yang berfungsi ganda, yaitu “transfer of knowledge” dan “making scientific of attitude”. Coser at all mengungkapkan:“Education is the deliberate, formal transfer of knowledge, skill and values from one
12
person to another”. Sementara itu dalam Webster disebutkan “education is the process of training and developing the knowledge, skill, mind, character ect especially by formal schooling”. Kaidah-kaidah tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan ada pendidik yang berfungsi sebagai pelatih, pengembang, pemberi atau pewaris, kemudian terdapat bahan yang dilatihkan, dikembangkan, diberikan dan diwariskan yaitu pengetahuan, keterampilam, berfikir, karakter yang berupa bahan ajar, serta ada murid yang menerima latihan: pengembangan, pemberian dan pewarisan pengetahuan, keterampilan, fikiran, dan karakter. (Hasbullah, 2012: 6-9)
3. Pengertian Mendidik Sutari Imam Barnadib (1976: 10) mengutarakan manusia tidak cukup memberi makan-minum dan pakaian kepada anak-anaknya, tetapi manusia wajib mendidik anak-anaknya. Manusia mendidik anak-anaknya dengan penuh rasa cinta dan kasih dengan harapan anaknya nanti dapat menjadi manusia yang pandai, susila serta melebihi orang tuanya. Dengan mendasarkan pada pengertian para ahli dalam Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001: 69-71), mendidik dapat diartikan sebagai berikut: a. Menurut langeveld, mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usahanya membimbing anak agar menjadi dewasa. b. Menurut Hoogeveld, mendidik adalah membantu anak supaya kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya dengan tanggungan sendiri. c. Menurut Heyster, mendidik adalah membantu manusia dalam pertumbuhan, agar kelak mendapat kebahagiaan batin yang sedalamdalamnya yang dapat tercapai olehnya dengan tidak mengganggu orang lain.
13
d. Menurut Brojonagoro, mendidik berarti memberi tuntutan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani. e. Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Mendidik adalah memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan fikiran. Mendidik dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaannya baik secara jasmani maupun rohani. Mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik. Mendidik tidak sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of values. Mendidik diartikan lebih komprehensif, yakni usaha membina diri anak didik secara utuh, baik secara kognitif, psikomotorik maupun afektif agar tumbuh sebagai manusia yang berkepribadian. Berkait dengan pembentukan kepribadian anak didik, maka mendidik juga harus merupakan usaha memberikan tuntutan kepada anak didik untuk dapat berdiri sendiri dengan normanorma kemanusiaan yang sesuai dengan kepribadian bangsa, yaitu Pancasila. Untuk mengantarkan anak ke tingkat itu, memerlukan berbagai komponen dan proses, seperti kegiatan penyampaian materi pelajaran, kegiatan motivasi, penanaman nilai-nilai yang sesuai dengan materi yang diberikan, karena itulah mendidik harus merupakan usaha untuk memberikan motivasi kepada anak didik agar terjadi proses internalisasi nilai-nilai pada dirinya, sehingga akan lahir suatu sikap yang baik. (Sardiman A.M., 2006: 52-54)
14
4. Cara Mendidik Dalam mendidik, harus ada prinsipnya yang merupakan ketentuan pokok yang harus kita taati dalam kegiatan mendidik. Maya Suharto (2009) berpendapat ada tiga prinsip yang harus diketahui orangtua dalam mendidik anak yaitu: a. Mendidik dengan cinta. b. Belajar dari alam. c. Setiap anak unik. Berdasarkan paparan yang ada, dapat diketahui bahwa prinsip dalam mendidik perlu diketahui orangtua agar orangtua dalam mendidik anak tidak melampaui batas-batas yang dapat menghalangi anak untuk berkembang. Suhartin Citrobroto (1986: 99) mengatakan bahwa dalam mendidik diperlukan juga teknik mendidik, yaitu sebagai berikut: a. Memberi contoh dan menyuruh mencontoh. b. Membiasakan. c. Memberi penjelasan. d. Memberi dorongan. e. Menyuruh dan melarang. f. Berdiskusi. g. Memberi tugas dan tanggung jawab. h. Memberi bimbingan dan penyuluhan. i. Mengajak berbuat.
15
j. Memberi kesempatan mencoba. k. Menciptakan situasi yang baik. l. Mengadakan pengawasan dan pengecekan. Dalam mendidik, perlu juga adanya pendekatan yang positif oleh orangtua. Tim Pustaka Familia (2006: 215-220) berpendapat kunci pertama yang bisa dilakukan orangtua sebenarnya sederhana, yaitu memberdayakan seluruh inderanya. Dari sinilah awalnya sikap tanggap dan perduli pada anak: melihat, mendengar, menyentuh, mencium dan mengecap (dua hal yang terakhir mungkin lebih berkaitan dengan faktor eksternal yang sederhana tapi penting seperti, mencium bau bahwa anak kita buang air sehingga tidak membiarkannya basah berlama-lama, juga merasakan apakah nasi tim yang kita buat terlalu asin, atau air jeruk yang kita peras terlalu asam). Berikut adalah uraian pendekatan yang positif oleh orangtua: a. Memberdayakan Seluruh Indera Dengan memberdayakan inderanya orang tua belajar menjadi tanggap dan mengenali anaknya selangkah demi selangkah. b. Komunikasi dan Diskusi Orangtua dan anak memerlukan komunikasi dua arah, karena orang tua menempatkan diri sejajar dengan anaknya, maka orangtua perlu memberi kesempatan pada anak untuk mengungkapkan seluruh perasaan dan pendapatnya. c. Memberi Kesempatan Supaya anak-anak dapat memberdayakan seluruh kemampuannya, mereka harus diberi kesempatan, sementara orang tua tetap melakukan pengawasan dan siap membantu jika dibutuhkan. Berbagai buku dan artikel telah banyak membahas bahwa masa kanak-kanak adalah masa eksplorasi, masa mencari, dan masa ingin tahu. Maka apabila kesempatan ini dihilangkan, anak mungkin akan menjadi seorang yang takut mencoba dan takut gagal sampai dewasa.
16
d. Mengajak dan Mendorong Meski belum bisa memngungkapkan dengan kata-kata, sejak kecil anak sudah dapat merasa bahwa ia dihargai. Maka mereka akan sangat berbahagia apabila orangtua bersedia mengajak dan mendorong mereka. e. Mengarahkan Bagaimanapun, usia dan pengalaman (termasuk pendidikan) memang membuat kemampuan anak hampir pasti tidak sebanding dengan kemampuan orangtuanya. Tetapi yang bisa dilakukan orangtua adalah memberikan pengarahan dan kesempatan untuk hal-hal yang harus diselesaikan anak. f. Memberi teladan Akan sulit meminta anak melakukan sesuatu kalau ia tidak melihat teladan langsung dari orang-orang terdekat khususnya ayah dan ibu atau orangtua. g. Merubah Lingkungan Rumah dan Keluarga Anak-anak membutuhkan dukungan lingkungan untuk melakukan segala sesuatu, sehingga orangtua perlu menata lingkungan sekitar supaya mendukung hal-hal yang diinginkan. h. Menitipkan Anak di Taman Bermain Playgroup atau taman bermain harus mempunyai nilai lebih dalam semua hal ketimbang kalau anak tetap bermain dan belajar di rumah. i. Kebersamaan dengan Orangtua Dari segi fasilitas, tidak perlu mainan dan peralatan yang mahal. Yang lebih penting adalah kebersamaan dan bagaimana membiarkan anak berkreasi dengan bahan-bahan yang sederhana. j. Memuji Yang sering dilupakan orang tua mungkin bukan karena tidak mau, tetapi lebih karena sebagian orang tua khawatir anak-anaknya akan menjadi besar kepala adalah memuji anak, karena orangtua cenderung melihat perbuatan baik anaknya sebagai sesuatu yang sudah semestinya. Tetapi pendekatan yang positif tetap meyakini bahwa kedekatan, kehangatan, teladan, pujian, dorongan adalah “sumbangan” yang cukup besar untuk mengantar anak menjadi dewasa yang dapat dibanggakan. (Tim Pustaka Familia, 2006: 215-220). Agus Widodo (2012: 105-206) mengatakan bahwa dalam mendidik perlu adanya penerapan pendidikan karakter dalam keluarga. Keluarga merupakan lingkungan, sekaligus sarana pendidikan non-formal yang paling dekat dengan anak. Kontribusi terhadap keberhasilan pendidikan anak didik cukup besar. Rata-rata anak didik mengikuti pendidikan di 17
sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30 persen. Selebihnya (70 persen), anak didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30 persen saja terhadap hasil pendidikan anak. Sementara sisanya (70 persen), lingkungan keluarga ikut andil dalam keberhasilan pendidikan anak didik. Periode yang paling sensitif menentukan
adalah
pendidikan
dalam
keluarga
yang
menjadi
tanggungjawab orangtua. Pola asuh adalah salah satu faktor yang secara signifikan turut membentuk karakter anak. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama bagi anak, yang tidak dapat digantikan oleh lembaga pendidikan mana pun. Pendidikan dalam keluarga sangat diperlukan untuk membangun sebuah community of learner tentang pendidikan anak, serta sangat diperlukan menjadi sebuah kebijakan pendidikan dalam upaya membangun karakter bangsa secara berkelanjutan. Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan atau karakter pada anak, sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orangtua. Pola asuh ini dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orangtua, yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan sebagainya) dan kebutuhan non-fisik seperti perhatian, empati, kasih sayang dan sebagainya (Agus Wibowo, 2012: 112). Hal ini dikarenakan karakteristik anak adalah meniru apa yang dilihat, didengar, dirasa dan dialami, maka karakter mereka akan
18
terbentuk sesuai dengan pola asuh orangtua tersebut. Dengan kata lain anak akan belajar apa saja termasuk karakter, melalui pola asuh yang dilakukan orangtua mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pola asuh yang diterapkan oleh orangtua terhadap anaknya akan menentukan keberhasilan pendidikan karakter mereka dalam keluarga (Agus Wibowo, 2012: 117). Orangtua merupakan teladan bagi anaknya, sehingga dalam mendidik anak perlu adanya teladan yang baik dari orangtua. Orangtua adalah pihak yang paling dekat dengan anak sehingga kebiasaan dan segala tingkah laku yang terbentuk dalam keluarga menjadi contoh dan dengan mudah ditiru anak. Hal ini seperti pribahasa “air cucuran atap, jatuhnya kepelimbahan juga” yang erat kaitannya dengan tauladan orangtua atas anak. Menurut pribahasa itu, tabiat, perilaku atau apa saja dari orangtua akan menurun atau diikuti oleh anaknya. Pribahasa yang sama adalah “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Selain itu, banyak penelitian psikologi yang mengungkap bahwa sebagian besar yang anakanak pelajari tidak berasal dari apa yang orang tua katakana ketika mengajar anaknya, namun sebagian besar anak-anak belajar dari teladan orang tuanya (Agus Wibowo, 2012: 120-121). Lina Erliana dalam Agus Wibowo (2012: 121) mengemukakan bahwa anak adalah peniru ulung. Semua aktivitas orangtua selalu dipantau anak dan dijadikan model yang ingin dicapainya, atau dengan kata lain semua perilaku orangtua termasuk kebiasaan buruk yang dilakukan akan
19
mudah ditiru oleh anak. Terdapat beberapa kiat menjadi orang tua yang ideal serta figur tauladan yang baik bagi anak, yaitu: a. Mengubah pola mendidik anak dan mulai menerapkan pola child center, artinya orangtua harus mengambil posisi sejajar dengan anak atau menjadikan orangtua sebagai sahabat anak. b. Menyediakan waktu untuk anak. Komunikasi yang baik memerlukan waktu yang berkualitas dan ini yang kadang tidak dipikirkan oleh orang tua. Orangtua sebaiknya dapat menyelami perasaan senang, sedih, marah maupun keluh kesah anak. c. Para orangtua khususnya kaum ibu dituntut untuk mampu mengenali bahasa tubuh dari anak. Dengan mengenali bahasa tubuh secara baik, orangtua diharapkan dapat memberikan kasih sayang yang tidak hanya dilontarkan dalam kata-kata, tetapi lewat sentuhan bahasa tubuh. d. Orangtua harus bisa memahami perasaan anak. e. Menjadi pendengar yang aktif untuk anak. (Agus Wibowo, 2012: 121) Dari beberapa cara mendidik yang diungkapkan oleh beberapa pakar, maka peneliti memilih cara mendidik yang diungkapkan oleh Suhartin Citrobroto (1986: 99) yang membahas tentang teknik mendidik, Agus Wibowo (2012: 105-106) yang membahas tentang perlunya pendidikan karakter dalam keluarga dan Agus Wibowo (2012: 112 dan 117) yang membahas bahwa model pola asuh orangtua menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak.
B. Keberhasilan Pendidikan Anak Sutari Imam Barnadib (1976: 33) berpendapat bahwa dasar pendidikan yang utama adalah “rasa cinta kepada anak”. Tanpa adanya rasa cinta tidak akan mungkin pendidikan itu berhasil. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Sistem Among, yang berasal dari bahasa jawa dan mempunyai arti seseorang yang tugasnya “ngemong” atau “momong” yang jiwanya penuh pengabdian.
20
Sistem among yaitu menyokong kodrat alamnya anak-anak didik agar dapat mengembangkan hidup lahir dan batin menurut kodratnya masing-masing. Sistem among ini merupakan sebuah system yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan dua dasar kemerdekaan, sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak, sehingga dapat hidup merdeka (berdiri sendiri) dan kodrat alam, sebagai syarat untuk mencapai kemajuan dengan
secepat-cepatnya
dan
sebaik-baiknya. Ki
Hadjar
Dewantara
menjadikan “Tutwuri Handayani” sebagai semboyan Sistem Among. Tutwuri Handayani, tidak lain berarti pengakuan terhadap otonomi individu untuk berkembang, namun tidak terlepas dari dialog atau interaksi dari manusia lain termasuk pendidik, yang kemudian ditambahkan dua semboyan dari RMP. Sosrokartono, yaitu “Ing madya mangun karsa” (di tengah membangkitkan kehendak, memberi motivasi) dan “Ing ngarsa sung tulada” (di depan memberi contoh). Abdullah Idi (2011: 168) mengatakan pendidikan merupakan salah satu fungsi yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah secara terpadu untuk mengembangkan fungsi pendidikan. Keberhasilan pendidikan bukan hanya dapat diketahui dari kualitas individu, melainkan juga keterkaitan erat dengan kualitas kehidupan masyarakat dan bernegara. Dari beberapa paparan inilah dapat diketahui bahwa keberhasilan pendidikan anak dapat dilihat dari dua aspek, yaitu dengan melihat prestasi belajar dan melihat karakternya sebagai berikut:
21
1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat (2008:1101), prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Lanawati dalam Reni AkbarHawadi (2004: 168) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Prestasi belajar adalah hasil dari suatu proses pembelajaran yang diukur melalui pengeukuran hasil belajar. Sugihartono (2007: 130) berpendapat bahwa pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Prestasi belajar yang dimaksud adalah tingkat
penguasaan
pengetahuan
atau
keterampilan
yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang ditunjukkan dengan skor atau nilai. Sedangkan menurut Supriono (2008: 90), prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotori setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan intrumen tes atau instrument yang relevan. Budi Raharja dalam Rukisno Eko Saputro (2013: 38) mengungkapkan prestasi atau hasil belajar adalah tingkat keberhasilan
22
siswa mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diukur melalui tes. Hal ini juga dijelaskan oleh Arif Gunarso (1993), bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Kemudian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000: 723), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut
Slameto
(2003:
54-71),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar. Sedangkangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Hal ini juga diungkapkan oleh Pitadjeng (2006: 65), bahwa ada dua faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar. Berikut rincian faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar: 1) Faktor-faktor Intern: a) Faktor Jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh; b) Faktor Psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan; c) Faktor Kelelahan. 2) Faktor-faktor Ekstern a) Faktor Keluarga: (1) Cara orangtua mendidik; (2) Relasi antara anggota keluarga; (3) Suasana rumah; (4) Keadaan ekonomi keluarga; (5) Pengertian orangtua; (6) Latar belakang kebudayaan. b) Faktor Sekolah: Metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat 23
pelajaran, waktu pelajaran, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah. c) Faktor Masyarakat: Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. (Slameto, 2003: 54-71 dan Pitadjeng, 2006: 65) 2. Karakter Anak Simon Philips dalam Fatchul Mu’in (2011: 160) berpendapat bahwa karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan. Kemudian menurut Doni Koesoema, memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, karakteristik, gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukanbentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan sejak lahir. Sedangkan Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian. Pertama, ian menunjukkan bagaimana seseorang bertingkahlaku. Yang kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral. (Fatchul Mu’in, 2011: 160). Terdapat beberapa unsur-unsur yang menunjukkan bagaimana karakter seseorang, yaitu sebagai berikut: a. Sikap Sikap seseorang biasanya adalah merupakan bagian karakternya, bahkan dianggap sebagai cerminan karakter seseorang tersebut. Tentu saja tidak sepenuhnya benar, tetapi dalam hal tertentu sikap seseorang terhadap sesuatu yang ada di hadapannya, biasanya menunjukkan bagaimana karakternya. Menurut Oskamp dalam Fatchul Mu’in (2011: 169), sikap dipengaruhi oleh proses evaluative yang dilakukan individu. Mempelajari sikap berarti perlu juga mempelajari faktorfaktor yang mempengaruhi proses evaluatif sebagai berikut: 1) Faktor-faktor genetik dan fisiologik. 24
b.
c.
d.
e.
2) Pengalaman personal. 3) Pengaruh orangtua. 4) Kelompok sebaya atau kelompok masyarakat memberi pengaruh individu. 5) Media massa, yaitu media yang hadir di tengah masyarakat. Emosi Emosi adalah gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia, yang disertai dengan efeknya pada kesadaran, perilaku dan juga merupakan proses fisiologis. Kepercayaan Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari faktor sosiopsikologis. Kepercayaan bahwa sesuatu itu “benar” atau “salah” atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman dan intuisi sangatlah penting untuk membangun watak dan karakter manusia. Kebiasaan dan Kemauan Kebiasaan adalah komponen konatif dari faktor sosiopsikologis. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis, tidak direncanakan. Sedangkan kemauan merupakan kondisi yang sangat mencerminkan karakter seseorang. Kemauan berkaitan erat dengan tindakan, bahkan ada yang mendefinisikan kemauan sebagai tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. Konsepsi Diri Konsepsi diri penting karena biasanya tidak semua orang perduli pada dirinya. Orang yang sukses biasanya adalah orang yang sadar bagaimana dia membentuk wataknya. Proses konsepsi diri merupakan proses totalitas, baik sadar maupun tidak sadar, tentang bagaimana karakter dan diri kita dibentuk. (Fatchul Mu’in, 2011: 168-179)
C. Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan hasil pencarian yang dilakukan dapat diketahui bahwa penelitian mengenai peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak belum pernah dilakukan sebelumnya. Meskipun demikian, terdapat beberapa penelitian relevan yang akan diuraikan sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Akmal Janan Abror (2009: 1) dengan judul “Pola Asuh Orangtua Karir dalam Mendidik Anak (Studi Kasus Keluarga Sumaryadi, Komplek TNI AU Blok K No 12 Lanud Adi sutjipto 25
Yogyakarta)”.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan
dan
menganalisis secara kritis tentang penerapan pola asuh orangtua karir di keluarga Sumaryadi dalam mendidik anak, faktor pendukung dan penghambat serta hasil yang telah dicapai. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar di keluarga Sumaryadi tepatnya di Komplek TNI AU Blok K No 12 Lanud Adisutjipto Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua karir di keluarga Sumaryadi adalah pola asuh demokratis. Pola asuh ini ditinjau dari cara memberi peraturan, penghargaan, hukuman, otoritas dan perhatian kepada anak; 2) Faktor pendukung pola asuh orangtua karir dalam mendidik anak adalah keadaan ekonomi orangtua, pengalaman, pendidikan, keadaan anak, bantuan dari pihak lain dan lingkungan yang representatif. Adapun faktor penghambatnya adalah pekerjaan yang menyebabkan keterbatasan waktu dan kelelahan, serta keterbatasan pemahaman agama; 3) Hasil yang dicapai adalah anak pertamanya mendapatkan prestasi akademik, memiliki kemandirian, pengalaman agama dan perilaku sosial yang baik. Sedangkan anak keduanya dapat menjadi balita yang terbiasa dengan ketidakhadiran orangtua di sisinya namun tetap mengenalinya, dapat tumbuh secara normal dan selalu terawat. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Lutfiatun So’imah (2012:1) dengan judul “Hubungan Antara Perhatian Orangtua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD/MI di Kelurahan Mandisari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
26
perhatian orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD/Mi di Kelurahan Mandisari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah koesioner dan dokumen. Alat penelitian yang digunakan yaitu angket untuk mencari skor perhatian orangtua dan dokumen yang diambil dari prestasi belajar siswa semester gasal. Validitas dan reliabilitas instrument penelitian ini dengan menggunakan expert judgement dari dosen ahli dan uji coba di SD N Wacakumpul dengan jumlah responden 33 siswa. Penelitian ini termasuk penelitian populasi, yaitu seluruh siswa kelas V SD/MI di Kelurahan Mandisari dan 24 siswa dari MI Mandisari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD/MI di Kelurahan Mandisari. Hubungan perhatian orangtua dengan melihat skor koefisien korelasi sebesar t = 0,532, termasuk kategori sedang. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ananto Nurhasan (2013: 1) dengan judul “Peranan Perhatian Orangtua Terhadap Kedisiplinan Belajar pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Salam”. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui disiplin belajar siswa kelas XI Program Keahlian Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Salam; 2) mengetahui perhatian orangtua terhadap siswa kelas XI Program Keahlian Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Salam dalam hal pendidikan; dan 3) mengetahui pengaruh perhatian orangtua terhadap kedisiplinan belajar siswa
27
kelas XI Program Keahlian Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Salam. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Salam tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 135 siswa. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran angket atau koesioner. Teknik analisis data yang dilakukan meliputi analisis deskriptif, regresi sederhana dengan uji determinasi, uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Salam tahun ajaran 2012/2013 memperoleh perhatian orangtua yang tergolong tinggi, yaitu sebanyak 44 siswa (37,64). Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa disiplin belajar pada mayoritas siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Salam tahun ajaran 2012/2013 juga tergolong tinggi dengan jumlah sebanyak 47 siswa (40,24). Analisis regresi memberikan hasil yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dari perhatian orangtua terhadap disiplin belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Salam tahun ajaran 2012/2013. Uji determinasi menunjukkan bahwa peranan perhatian orangtua terhadap disiplin belajar siswa sebesar 81,2%. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa hipotesis penelitian dapat diterima, yaitu “terdapat pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orangtua terhadap disiplin belajar siswa pada kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Salam tahun ajaran 2012/2013”.
28
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah ada karena belum ada peneliti yang melakukan penelitian ini, meskipun ada beberapa penelitian yang cukup relevan. Pada penelitian ini, peneliti memperdalam dan mengkaji keberhasilan pendidikan di SD Muhammadiyah Demangan, peran edukatif orangtua, faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pendidikan anak, dan faktor pendukung serta penghambat orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak. Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Peneliti menggali informasi dan mendeskripsikan data berdasarkan hasil wawancara.
D. Kerangka Berpikir Berdasarkan paparan kajian teori dan kajian hasil penelitian yang relevan, maka dapat disusun kerangka pikir yang dapat menuntun jalannya penelitian ini menjadi lebih sistematis. Kerangka pikir ini disusun dengan memperhatikan adanya keterkaitan antar konsep yang terbangun menjadi suatu kerangka teori yang mencerminkan adanya saling hubungan antar konsep secara komprehensif. Bangunan teori ini berupaya menjelaskan peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak. Implementasi peran edukatif orangtua dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan anak karena anak membutuhkan dukungan orangtua dalam melaksanakan kegiatan kesehariannya, terutama dalam pendidikan. Cara orangtua dalam mendidik anak sangat mempengaruhi kepribadian atau karakter anak, sehingga orangtua memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak dan keberhasilan pendidikan. Upaya orangtua dalam membantu 29
anak untuk u meraiih keberhasiilan pendidikan yang meliputi m preestasi belajaar dan pembeentukan karrakter anak k memerlukkan beberaapa teknik, yaitu mem mberi contohh dan meenyuruh mencontoh, m membiasakkan, membberi penjellasan, memberi dorongaan, menyuruuh dan mellarang, berddiskusi, meemberi tugas dan tangguung jawab, memberi bimbingan dan penyu uluhan, meengajak berrbuat, memberi kesemppatan mencooba, mencipptakan situaasi yang baaik, mengaddakan pengaw wasan dan pengecekaan. Selain menerapkaan beberappa teknik dalam d mendiidik anak terrsebut, jugaa diperlukann penerapann pendidikann karakter dalam d keluarrga dan mennerapkan poola asuh yaang baik. Anak A dikatakkan berhasiil jika anak memiliki prestasi p dann memiliki karakter yang y baik. Berikut skema s keranggka berpikirr yang telah h dibuat olehh peneliti:
Gaambar 1. Alur A Berpik kir
E. Pertan nyaan Peneelitian Berdasarkkan rumusaan masalahh dalam peenelitian in ni, maka untuk u anak mengeetahui peraan edukatif orangtua dalam kebberhasilan pendidikan p dapat disusun d perrtanyaan pen nelitian sebagai berikutt: 1. Baagaimanakaah keberhasiilan akadem mik (prestasii) anak?
30
2. Bagaimanakah keberhasilan non-akademik (karakter) anak? 3. Bagaimanakah cara orangtua mendidik anak dalam meraih keberhasilan akademik (prestasi)? 4. Bagaimanakah cara orangtua mendidik anak dalam meraih keberhasilan non-akademik (karakter)? 5. Faktor pendukung dan penghambat apakah yang dirasakan anak dalam meraih keberhasilan pendidikan? 6. Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam mendidik anak?
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jamal Ma’mur Asmani (2011: 40) mengatakan penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang, sedangkan menurut Lexy J. Moleong (2007:11), deskriptif merupakan suatu metode penyajian data dengan menggunakan kata-kata, gambar, dan bukan angka. Basrowi dan Suwandi (2008:20) berpendapat bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi dan implementasi model secara kualitatif. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lain. Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Kesemuanya itu dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik. Peneliti memilih penelitian deskriptif ini karena penelitian ini menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan, melukiskan dan menggambarkan peran edukatif orangtua dalam
32
keberhasilan pendidikan anak, sehingga penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Demangan. Peneliti memilih SD Muhammadiyah Demangan karena ingin mengetahui siswa berprestasi dan siswa yang kurang berprestasi. Kemudian sekolah ini juga mudah dijangkau tempatnya dan belum banyak penelitian yang dilakukan pada SD Muhammadiyah Demangan, sehingga peneliti mempunyai peluang cukup besar untuk melaksanakan penelitian di SD Muhammadiyah Demangan. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dari awal bulan Maret sampai dengan awal bulan Mei 2014.
C. Subjek Penelitian Lexy J. Moleong (2006: 132) mengatakan subjek penelitian adalah informan. Informan adalah “orang-dalam” pada latar penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar (lokasi atau tempat) penelitian. Penentuan subjek dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive atau berdasarkan tujuan tertentu. Subjek penelitian ini adalah orangtua karena orangtua merupakan orang yang melaksanakan peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak. Informan dalam penelitian ini adalah 5 guru kelas yang terdiri dari guru kelas 3, guru kelas 4A, guru kelas 4B, guru kelas 5A, guru
33
kelas 5B, 10 orangtua yang terbagi menjadi 2, yaitu 5 orangtua anak yang berhasil dan 5 orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan, serta 5 anak berprestasi dan 5 anak belum berprestasi. Guru kelas dalam penelitian ini merupakan informan untuk mengetahui anak yang berhasil dan belum berhasil dalam
pendidikan,
sedangkan
orangtua
merupakan
informan
untuk
mengetahui bagaimana cara mereka melaksanakan peran edukatifnya untuk keberhasilan pendidikan anak dan anak untuk mengetahui peran edukatif orangtua yang diinginkan anak.
D. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2007: 62) mengungkapkan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Dalam pelaksanaan penelitian kualitatif ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan yaitu dengan melakukan berbagai teknik sebagai berikut: a. Wawancara mendalam (Indepth Interview), merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstribusikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2007: 72). Wawancara dilakukan untuk mengetahui peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak dan pencapaian prestasi anak b. Dokumentasi, merupakan cara pengumpulan informasi yang didapatkan dari dokumen, yakni peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta ijazah, raport, peraturan perundang-undangan, dan lain-lain yang memiliki keterkaitan
34
dengan masalah yang diteliti (Pohan, 2007: 74). Dokumentasi ini dilakukan untuk melengkapi data dari teknik wawancara.
E. Pengabsahan Data Pengabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Sugiyono (2007: 83) berpendapat triangulasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam pengabsahan data di sini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan metode untuk menemukan dan memperkuat hasil wawancara dan dokumentasi yang telah dilakukan. Triangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang dilakukan melalui informan yang berbeda, sedangkan triangulasi metode yaitu cara mengecek kebenaran data yang diperoleh dari informan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda (Lexy J. Moleong, 1994: 178).
F. Instrumen Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara untuk mendukung kegiatan wawancara dan lembar dokumentasi data untuk mendukung kegiatan dokumentasi.
G. Teknik Analisis Data Djam’an Satori dan Aan Komariah (2011: 297) berpendapat analisis adalah suatu upaya mengurai menjadi bagian-bagian (decomposition), 35
sehing gga susunann atau tatanan bentuk sesuatu s yan ng diurai ituu tampak deengan jelas dan d karenannya bisa secara lebih teerang ditanggkap maknaanya atau deengan lebih jernih j dimeengerti duduuk perkarannya. Sedanggkan menurut Basrow wi dan Suwanndi (2008: 192), anaalisis data merupakann usaha (pproses) mem milih, memillah,
memb mbuang,
m menggolongk kan
data
untuk
menjawab m
dua
permaasalahan pokkok tentangg tema apa yang dapatt ditemukan n pada dataa-data ini dan n seberapa jauh data-daata ini dapatt menyokon ng tema terssebut. Dalam peelaksanaan penelitian p k kualitatif in ni, teknik annalisis data yang digunaakan yaitu ddengan men nggunakan langkah l yanng ditempuhh oleh Milees dan Huberrman (1992:: 20), sebagai berikut:
Gaambar 2. Analisis Data Miles and d Hubermaan
Pada gambbar analisis data di atass dapat dijelaskan sebaagai berikut:: yaitu proses memasukki lingkungaan penelitian Data Collection, C n dan melakkukan pengum mpulan data penelitiann.
36
Data Reduction, yaitu proses pemilihan, pemutusan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Data Display, yaitu penyajian informasi untuk membarikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Conclusion Drawing/Verifying, yaitu penarikan kesimpulan dari data yang telah dianalisis. (Miles and Huberman, 1992: 16-19).
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN 1. Profil SD Muhammadiyah Demangan SD Muhammadiyah Demangan berdiri pada tahun 1979 dengan gedung yang berada di tanah wakaf dan kepala sekolah ibu Siti Asma’. Pada tahun 1987 kepala sekolah diganti oleh bapak Jafarudi sampai tahun 2007. Kemudian tahun 2007 sampai sekarang SD Muhammadiyah Demangan dipimpin oleh ibu Sunarsih, S.Pd dengan pendidikan terakhir S1 program studi Administrasi Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta dan telah mempunyai pengalaman kerja selama 30 tahun. Pada tanggal 1 Juli 1994 SD Muhammadiyah Demangan pindah di tanah perserikatan Muhammadiyah dengan luas tanah 960 x 246 m2, luas bangunan 730 x 232 m2 dan memiliki gedung permanen/tembok yang terdiri dari 2 lantai. SD Muhammadiyah ini terletak di Jl. Jatayu GKI/226 Kelurahan Demangan, kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta dengan Kode Pos 55221. SD Muhammadiyah Demangan berada di tengah pemukinan warga masyarakat dan berada di dekat Taman Kanak-kanak (TK). Sekolah ini juga berada di lingkungan yang mudah dijangkau dan berada di lingkungan yang tenang serta nyaman karena jauh dari jalan raya.
38
2. Visi dan Misi SD Muhammadiyah Demangan SD Muhammadiyah Demangan memiliki visi dan misi untuk menunjang kemajuan peserta didik. Visi sekolah ini yaitu “Pintar menegakkan ajaran islam, unggul dalam prestasi berlandaskan IMTAQ dan IPTEK”. Sedangkan misi SD Muhammadiyah Demangan yaitu: 1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Islam sebagai sumber perilaku. 2. Melaksanakan bimbingan sholat dan baca tulis Al-Qur’an. 3. Menciptakan suasana sekolah yang berkarakter islami. 4. Menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sehingga potensi siswa dapat berkembang secara optimal. 5. Melaksanakan bimbingan belajar mengajar
terus-menerus dan
menyeluruh sesuai dengan potensi siswa. 6. Menciptakan situasi dan kondisi sekolah yang kondusif, sehingga dapat menumbuhkan semangat untuk belajar dan kerja yang tinggi pada semua warga sekolah. 7. Melaksanakan pembelajaran komputer dan internet kepada siswa sesuai potensi siswa. 8. Menerapkan dan mendorong partisipasi aktif kepada warga sekolah dan komite sekolah. 9. Menumbuhkembangkan kreativitas siswa sesuai dengan kemampuan dan bakat masing-masing siswa.
39
3. Fasilitas di SD Muhammadiyah Demangan SD Muhammadiyah Demangan memiliki fasilitas sekolah atau sarana prasarana yang cukup memadai, yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Fasilitas atau Sarana di SD Muhammadiyah Demangan No. Sarana/Ruang Jumlah Kondisi 1. Ruang Belajar 14 Baik 2. Perpustakaan 1 Baik 3. Masjid 1 Baik 4. Laboratorium Sains 1 Baik 5. Laboratorium Komputer 1 Baik 6. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik 7. Ruang Guru 1 Baik 8. Koperasi 1 Baik 9. Gudang 1 Baik 10. UKS 1 Baik 11. Kamar Mandi 8 Baik 12. Parkiran 1 Baik 13. OHP 2 Baik 14. Televisi 2 Baik 15. Tape Recorder 1 Baik 16. Tustel 1 Baik 17. Komputer 25 Baik 18. VCD/DVD Player 1 Baik 19. CD Pembelajaran 2 set Baik 20. Sound Sistem 1 set Baik 21. Scanner 2 Baik 22. Mesin Ketik Manual 1 Baik (Profil SD Muhammadiyah Demangan) 4. Pembinaan Bakat dan Minat di SD Muhammadiyah Demangan SD Muhammadiyah Demangan melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan pada Kurikulum Dinas, Kurikulum Muhammadiyah dan pembinaan bakat serta minat. Pembinaan bakat dan minat yang dilaksanakan yaitu antara lain sebagai berikut: a. Tapak Suci b. Batik 40
c. Pramuka d. Drumb Band e. Komputer f. Qori’ah g. Seni Tari h. Seni Lukis i. TPA j. Seni Suara k. English Conversation Club (ECC) l. Seni Musik.
B. HASIL PENELITIAN 1. Keberhasilan Pendidikan Anak di SD Muhammadiyah Demangan Keberhasilan pendidikan di SD Muhammadiyah Demangan cukup baik yang dapat dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa guru sebagai berikut: a. Prestasi Anak SD Muhammadiyah Demangan Tabel 2. Prestasi yang Diraih SD Muhammadiyah Demangan No. Kejuaraan Tingkat Tahun 1.
Juara II OSN
Kecamatan 2013/2014
2.
Juara II Olimpiade IPA
3.
Juara I MHQ
4.
Maju ke Matematika
semifinal
41
Olimpiade
UPT
2013/2014
Provinsi
2013/2014
Kota
2014/2015
Peserta didik SD Muhammadiyah Demangan tidak semuanya telah berhasil meraih keberhasilan yang berupa prestasi. Keberhasilan ini dapat dilihat dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Berikut adalah perbedaan prestasi antara anak yang telah berhasil dan belum berhasil. “Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anay yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan. Untuk anak yang berhasil memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif dan afektif cukup, tetapi psikomotornya bagus, karena anak ini pandai menggambar dan menciptakan ide, terampil dan telaten dalam mengerjakan tugas kerajinan. Prestasi yang berhasil diraih oleh anak yang berhasil dalam pendidikan yaitu mendapat peringkat 1 di kelas dan dapat maju ke semifinal Olimpiade Matematika tingkat Kota Yogyakarta. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil belum pernah mendapat prestasi.” (GrKls3/150314)
Guru kelas lain juga mengungkapkan bahwa keberhasilan masing-masing anak berbeda, yaitu sebagai berikut: “Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil. Anak yang berhasil memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif, afektif dan psikomotor sedang atau cukup. Anak yang dikatakan berhasil dalam pendidikan adalah anak yang berprestasi. Anak ini telah berhasil meraih peringkat 1 di kelas. Sedangkan anak yang belum berhasil dalam pendidikan belum pernah mendapat prestasi.” (GrKls4A/220314) “Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan. Untuk anak yang berhasil memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif, afektif, dan psikomotor cukup. Anak yang berhasil dalam pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat peringkat 1 di 42
kelas. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil belum pernah mendapat prestasi.” (GrKls4B/290314) Dari hasil wawancara dengan ketiga guru kelas, yaitu guru kelas 3, guru kelas 4A dan guru kelas 4B, maka dapat diketahui bahwa anak yang telah berhasil meraih pendidikan adalah anak yang memiliki aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang bagus dan berimbang. Selain itu, mereka adalah anak-anak yang berhasil meraih prestasi baik mendapat rangking 1 di kelas maupun mengikuti lomba Olimpiade antar sekolah. Hal ini dapat diperkuat lagi dengan hasil wawancara dengan guru kelas lain, yaitu sebagai berikut: “Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor hampir sama antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam meraih pendidikan. Untuk anak yang berhasil memiliki kognitif, afektif dan psikomotor yang baik. Sedangkan anak yang kurang berhasil memiliki kognitif yang cukup, afektif baik dan psikomotor sangat baik. Anak yang berhasil dalam pendidikan memiliki prestasi yaitu mendapat rangking 1 di kelas dan Juara II Olimpiade IPA tingkat UPT Wilayah Yogyakarta Utara. Sedangkan anak yang kurang berhasil tidak mendapat rangking 1 di kelas, tetapi anak yang belum berhasil dalam pendidikan menjadi juara I Renang Gaya Bebas dan juara I Olimpiade Renang tingkat Kota Yogyakarta.” (GrKls5A/050414) Wawancara yang terakhir adalah dengan guru kelas 5B yang mengungkapkan tentang keberhasilan pendidikan anak sebagai berikut: “Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak kelas 5B baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan. Untuk anak yang berhasil memiliki kognitif, afektif dan psikomotor yang baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif cukup, afektif baik dan psikomotor cukup. Prestasi yang telah diraih anak yang berhasil dalam pendidikan adalah
43
meraih rangking 1 di kelas. sedangkan anak yang belum berhasil belum pernah meraih prestasi.” (GrKls5B/120414) Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru kelas, maka dapat diketahui bahwa anak yang berhasil dalam meraih pendidikan adalah anak yang memiliki kognitif, afektif dan psikomotor yang baik dan seimbang, sedangkan anak yang belum berhasil meraih pendidikan kognitif, afektif dan psikomotornya belum seimbang karena masih menonjol pada salah satu dari ketiga aspek yang ada. Selain itu, anak yang berhasil dalam pendidikan adalah anak yang meraih rangking 1 di kelas atau menjadi juara dalam olimpiade antar sekolah. Sedangkan anak yang belum berhasil belum pernah meraih prestasi, tetapi ada juga anak yang meraih juara dalam olimpiade renang karena menurut guru kelas 5A anak ini memiliki psikomotor yang sangat baik.
b. Karakter Anak SD Muhammadiyah Demangan Keberhasilan
pendidikan
karakter
peserta
didik
SD
Muhammadiyah Demangan sama halnya dengan prestasi, yaitu memiliki perbedaan antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi sikap atau perilaku, emosi, kepercayaan diri, serta kebiasaan dan kemauan anak. Berikut adalah hasil wawancara dengan guru kelas. “Anak yang berhasil dalam pendidikan karakter itu memiliki sikap atau perilaku yang baik. Anak ini mempunyai rasa percaya diri yang baik, tanggung jawab dan patuh terhadap peraturan, dapat mengontrol emosi, disiplin dan mempinyai 44
kemauan atau motivasi yang baik mbak, tetapi untuk anak yang belum berhasil itu memiliki sikap atau perilaku yang kurang baik. Anak ini belum bisa mengontrol emosi, kurang disiplin dan kurang memiliki motivasi atau kemauan untuk belajar karena terkadang itu mudah menyerah dan putus asa mbak.” (GrKls3/150314) Selain wawancara dengan guru kelas kelas 3, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa guru lain. Berikut hasil wawancara dengan guru kelas 4A. “anak yang berhasil dalam pendidikan karakter di kelas 4A itu memiliki sikap atau perilaku yang baik. Anak ini mempunyai sikap yang mandiri, tanggung jawab, patuh terhadap aturan, dapat mengontrol emosi, disiplin dan mempunyai kemauan belajar yang baik. Tetapi untuk anak yang belum berhasil cenderung memiliki sikap yang kurang baik. Anak ini kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya, belum bisa mengontrol emosi, kurang disiplin dan kurang memiliki motivasi dalam belajar.” (GrKls4A/220314) Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua guru kelas di atas, dapat diketahui bahwa karakter antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan terdapat perbedaan. Anak yang berhasil memiliki karakter yang baik dan anak yang belum berhasil memiliki karakter yang kurang baik. Uraian ini didukung dengan hasil wawancara dengan guru kelas lain sebagai berikut: “Anak yang berhasil dalam pendidikan karakter memiliki sikap atau perilaku yang baik. Anak ini pandai memimpin temannya, berwibawa, tegas, percaya diri, tanggung jawab, disiplin dan memiliki kemauan belajar yang baik. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil memiliki perilaku yang kurang baik. Anak ini terkadang belum bisa mengontrol emosinya, kurang disiplin, malas, kurang termotivasi untuk sekolah, tetapi dia memiliki kepercayaan diri yang bagus.” (GrKls4B/290314)
45
Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas lain, yaitu sebagai berikut: “Anak yang berhasil dalam pendidikan karakter di kelas 5A itu memiliki perilaku yang baik. Anak ini sopan, dapat mengontrol emosi, tekun, rajin. Anak ini cerdas mbak. Dia memiliki kemauan dan motivasi belajar yang bagus, tetapi dia cenderung memilih teman dalam bergaul mbak. Kalau anak yang kurang berhasil, dia memiliki sikap atau perilaku baik, jujur, sopan, mudah bergaul, dapat mengontrol emosi, tetapi motivasi dalam belajar masih perlu bimbingan lagi mbak.” (GrKls5A/050414) “Anak yang berhasil dalam pendidikan karakter memiliki sikap atau perilaku yang baik, anak ini dapat mengontrol emosi dan memiliki motivasi belajar yang baik dalam belajar, tetapi untuk anak yang belum berhasil memiliki sikap atau perilaku yang kurang baik, kurang bisa mengontrol emosi dan kurang memiliki motivasi untuk belajar.” (GrKls5B/120414) Berdasarkan uraian hasil wawancara yang ada, dapat diketahui bahwa anak yang berhasil dalam pendidikan karakter pada intinya memiliki karakter yang baik. Mereka memiliki sikap atau perilaku yang baik, dapat mengontrol emosi, disiplin, tanggung jawab dan memiliki kemauan atau motivasi untuk belajar yang baik, sedangkan untuk anak yang belum berhasil dalam pendidikan karakter cenderung memiliki karakter yang kurang baik. Sikap atau perilaku mereka kurang baik, kurang bertanggung jawab, belum bisa mengontrol emosi, kurang disiplin, malas dan kurang memiliki kemauan atau motivasi dalam belajar, bahkan ada anak yang kurang termotivasi untuk sekolah.
46
2. Peran Edukatif Orangtua dalam Keberhasilan Pendidikan Anak Orangtua merupakan orang yang paling dekat anak, karena anak setiap hari tinggal bersama orangtua. Keberhasilan seorang anak akan terlihat baik atau buruk karena cara mendidik orangtua terhadap anak. Hal ini membuktikan bahwa peran orangtua dalam mendidik anak itu sangat penting. Orangtua memiliki cara yang berbeda-beda tetapi pada intinya memiliki tujuan yang sama dalam mendidik untuk keberhasilan pendidikan anak, tetapi pada kenyataannya tidak semua orangtua berhasil membuat anak meraih keberhasilan pendidikan. Setelah melakukan penelitian pada orangtua siswa SD Muhammadiyah Demangan, peneliti mendapatkan beberapa cara orangtua dalam mendidik anak dan beberapa cara mendidik orangtua yang diinginkan anak atau peran edukatif orangtua menurut anak, yaitu sebagai berikut: a. Peran Edukatif yang Dilakukan Orangtua Peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak baik prestasi maupun karakter dapat dilihat sebagai berikut: 1) Peran Edukatif Orangtua Anak yang Berhasil dalam Menempuh Pendidikan a) Memberi Contoh dan Memberi Perintah untuk Mencontoh Orangtua dalam melakukan peran edukatifnya harus memberi contoh dan memberi perintah anak untuk mencontoh agar anak dapat melakukan beberapa hal yang telah dicontohkan oleh orangtua. Berikut adalah hasil wawancara
47
dengan orangtua terkait hal memberi contoh dan menyuruh mencontoh. “Kami sebagai orangtua memberikan contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh hal-hal yang baik, misalnya tata krama terhadap orangtua.” (OrtuAKls3/190414) Kemudian menurut orangtua lain yang mendidika anak dengan cara memberi contoh dan menyuruh mencontoh. “Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap.” (OrtuAKls4A/270414) Berdasarkan data yang ada orangtua memberi contoh dan menyururh mencontoh cenderung lebih ditekankan pada pendidikan karakter atau tata cara untuk berbuat sehari-hari. b) Membiasakan Orangtua dalam melaksanakan peran edukatifnya untuk keberhasilan
pendidikan
anak
menggunakan
metode
pembiasaan atau membiasakan. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami membiasakan anak untuk belajar setiap hari dan mengupayakan disiplin terhadap jam belajar serta membiasakan hal-hal yang positif.” (OrtuAKls3/190414) “Kami membiasakan anak untuk belajar setiap hari sekitar 1-2 jam dan mengerjakan soal latihan serta membiasakan anak berdisiplin waktu.” (OrtuAKls4B/040514)
48
“Kami selalu menanamkan belajar dengan rajin dan rutin setiap hari, tepatnya setelah maghrib dan membiasakan anak untuk disiplin.” (OrtuAKls5A/280114) Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa cara orangtua membiasakan anak yaitu dengan membiasakan anak untuk belajar setiap hari dan mengupayakan untuk disiplin terhadap jam belajarnya. c) Memberi Penjelasan Menurut orangtua cara memberikan penjelasan mereka kepada anak untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu sebagai berikut: “Kami mendampingi anak belajar dan memberikan penjelasan tentang pelajaran yang belum dia mengerti dan sekalian memberikan tanya jawab supaya selalu ingat untuk pelajaran yang diajarkan disekolah.” (OrtuAKls4B/040514) Kemudian
menurut
orangtua
yang
lain
yaitu
memberikan penjelasan secara seimbang antara akademik dan non-akademik sebagai berikut: “Kami selalu memberikan penjelasan bahwa berprestasi adalah kewajiban anak kepada orangtua dan masa depan dirinya, jadi harus dikejar dan diperjuangkan. Kami juga memberi pengertian bahwa akademik dan non-akademik harus ditempa secara berimbang, sehingga menjadi anak yang tangguh.” (OrtuAKls5A/280414) Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa orangtua memberikan penjelasan kepada anak secara
49
menyeluruh dan seimbang antara keberhasilan akademik dan non-akademik yang harus ditempuh dan diperoleh. d) Memberi Dorongan Orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar selalu semangat dan tidak mudah menyerah dalam menempuh pendidikan agar berhasil. Berikut cara orangtua memberi dorongan kepada anaknya. “Kami selalu membimbing, membantu dan megarahkan untuk belajar serta tidak bosan-bosannya mengarahkan dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk anak belajar supaya anak menjadi semangat.” (OrtuAKls3/190414) Kemudian hal yang hampir sam juga dilakukan oleh orangtua lain untuk memberi dorongan kepada anak. “Kami selalu mendampingi dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah supaya anak bersemangat.” (OrtuAKls4A/270414) “Kami sebagai orangtua selalu mendampingi anak belajar dan sekalian memberikan tanya jawab supaya anak semangat dan selalu ingat pelajaran yang diajarkan di sekolah.” (OrtuAKls4B/040514) Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa orangtua, maka dapat diketahui bahwa cara orangtua memberikan dorongan kepada anak yaitu dengan cara membimbing dan menemani anak belajar serta membantu dan mengarahkan belajar anak.
50
e) Menyuruh dan Melarang Orangtua selalu menyuruh anak untuk melakukan halhal yang baik yang dapat menjadikan anak menjadi baik atau berhasil dalam menempuh pendidikan. Selain itu orangtua juga melarang anak untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya. Berikut hasil wawancara dengan beberapa orangtua. “Kami selalu menyuruh anak untuk melakukan hal-hal yang positif dan berusaha memberi contoh yang baik supaya anak tidak melakukan hal-hal yang negatif.” (OrtuAKls3/190414) “Kami sebagai orangtua selalu menyuruh anak untuk belajar agar bisa berhasil dan melarang anak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya.” (OrtuAKls4B/040514) ”Kami selalu menyuruh anak untuk belajar dan melarang anak menonton TV saat waktunya belajar.” (OrtuAKls5A/280414) Berdasarkan hasil wawancara dengan orangtua, maka dapat diketahui bahwa orangtua selalu memberi perintah kepada anak untuk melakukan hal positif yang dapat menjadikan anak berhasil dan melarang anak untuk tidak melakukan hal negatif yang dapat menghambat atau merusak masa depan anaknya. f) Berdiskusi Orangtua
berusaha
mengajak
anak
untuk
mendiskusikan hal-hal yang baik dan buruk untuk anak serta 51
mendiskusikan atau membicarakan segala hal yang berkaitan dengan anaknya. Berikut adalah hasil wawancara dengan orangtua. “Kami sebagai orangtua selalu berusaha membicarakan dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan anak agar tidak ada kesalahpahaman dan pengertian antara orangtua dan anak.” (OrtuAKls3/190414) Kemudian menurut orangtua yang lain yaitu sebagai berikut: “Sebagai orangtua kami harus demokratis, karena kami harus menghargai anak untuk berpendapat dan orangtua mengarahkan yang baik.” (OrtuAKls4A/270414) “Kami Berusaha mengajak anak untuk berdiskusi dan kami perbolehkan anak untuk memberikan pendapat dengan cara sopan dan penuh hormat kepada orangtua.” (OrtuAKls4B/040514) Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa orangtua selalu berusaha mengajak anak untuk berdiskusi dan mengkomunikasikan segala sesuatunya kepada anak dengan cara yang baik agar anak dapat mengerti. g) Memberi Tugas dan Tanggung Jawab Setiap orangtua pasti memberikan tugas dan tanggung jawab kepada anak agar anak nantinya dapat mandiri dan bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami sebagai orangtua memberi tugas kepada anak untuk belajar dan mengerjakan hal-hal yang positif serta
52
anak harus bertanggung jawab dengan disiplin terhadap jam belajarnya.” (OrtuAKls3/190414) “Kami selalu memberikan akan tugas untuk belajar dan disiplin serta bertanggung jawab dengan belajarnya atau dengan apa yang dikerjakan sehari-harinya dengan saling pengertian antara orangtua dan anak.” OrtuAKls4B/040514) Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan dua orangtua, maka dapat diketahui bahwa orangtua memberi tugas anak untuk belajar dan harus disiplin serta bertanggung jawab dengan jam belajarnya maupun dengan apa yang dikerjakan anak dalam kesehariannya. h) Memberi Bimbingan dan Penyuluhan Orangtua harus memberi bimbingan dan penyuluhan kepada anak agar anak melakukan hal-hal yang dapat bermanfaat untuk dirinya pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Berikut pendapat orangtua mengenai hal memberi bimbingan dan penyuluhan, yaitu: “Sebagai orangtua kami membimbing, membantu dan mengarahkan anak untuk belajar.” (OrtuAKls3/190414) Pernyataan orangtua di atas menunjukkan bahwa orangtua berusaha memberi bimbingan kepada anak untuk belajar dan berusaha memberikan penyuluhan dengan cara mengarahkan belajarnya anak. Kemudian orangtua lain juga mengungkapkan hal yang hampir sama, yaitu sebagai berikut:
53
“Kami mendampingi dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah. Kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap.” (OrtuAKls4A/270414) Berdasarkan data yang ada, secara tidak langsung menunjukkan bahwa orangtua berusaha memberi bimbingan dan penyuluhan kepada anak dalam belajar di rumah baik dalam hal pendidikan umum maupun karakter. i) Mengajak Berbuat Dalam hal mengajak berbuat tanpa disengaja pasti orangtua
setiap
harinya
melakukan
hal
ini.
Orangtua
membiasakan anak untuk belajar dan disiplin waktu belajarnya merupakan hal yang dapat dikatakan mengajak berbuat. Berikut hasil wawancara dengan orangtua, yaitu: “Kami selalu membiasakan hal-hal yang positif dan berusaha memberi contoh yang baik.” OrtuAKls3/190414) Pernyataan
yang
ada
secara
tidak
langsung
menunjukkan bahwa orangtua berusaha mengajak anak untuk Berbuat. Orangtua memberi contoh kemudian menerapkan atau membiasakan pada anak hal-hal yang positif ini merupakan tindakan orangtua yang secara tidak langsung mengajak anak untuk berbuat. Kemudian orangtua lain juga mengungkapkan hal yang hampir sama, yaitu: “Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap.” (OrtuAKls4A/270414) 54
Pernyataan ini secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa orangtua berusaha mengajak anak untuk berbuat dengan memberi contoh terlebih dahulu. j) Memberi Kesempatan Mencoba Orangtua tentunya berusaha memberi kesempatan anak untuk mencoba karena dengan mencoba anak dapat memahami suatu hal. Berikut pernyataan orangtua terkait hal memberi kesempatan mencoba. “Kami memberi kesempatan anak untuk mencoba mengerjakan tugasnya dan kami sebagai orangtua mendampingi dan mengarahkan anak belajar.” (OrtuAKls4A/270414) ”Kami sebagai orangtua tidak pernah mengekang maupun mendidik anak secara keras. Kami biarkan mengalir apa adanya dan kami hanya memantau dan mengoreksi saja.” (OrtuAKls5B/270414) Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa orangtua berusaha memberi kesempatan anak untuk mencoba tanpa ada pengekangan kepada anak dan
orangtua hanya
memantau dengan cara mendampingi serta mengarahkan dan megoreksi apa yang telah dilakukan anak. k) Menciptakan Situasi yang Baik Menciptakan situasi yang baik adalah suatu hal yang dilakukan oleh orangtua agar anak merasa nyaman dan aman saat beraktifitas dengan cara yang berbeda tetapi intinya sama..
55
Berikut hasil wawancara dengan beberapa orangtua yang menciptakan situasi yang baik untuk belajar anak. “Kami sebagai orangtua tidak bosan-bosannya mengarahkan dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk anak belajar.” (OrtuAKls3/190414) “Sebagai orangtua kami selalu menanamkan belajar dengan rajin dan ruti setiap hari tepatnya setelah maghrib dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk anak belajar.” (OrtuAKls5A/280414) Berdasarkan data wawancara dengan kedua orangtua, dapat diketahui bahwa orangtua berusaha menyediakan dan menciptakan kondisi atau tempat yang nyaman untuk anak belajar. l) Mengadakan Pengawasan dan Pengecekan Orangtua pasti selalu mengadakan pengawasan dan pengecekan pada anak agar orangtua mengetahui keadaan anaknya dengan cara yang berbedaa antara orangtua satu dengan yang lain. Berikut hasil wawancara terkait hal tersebut. “Kami membiasakan belajar, mengupayakan disiplin terhadap jam belajar, membimbing, membantu dan mengarahkan untuk belajar.” (OrtuAKls3/190414), kemudian orangtua lain mengungkapkan ”Kami mendampingi anak dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah.” (OrtuAKls4A/270414) Kedua pernyataan orangtua
menunjukkan
bahwa
mereka melakukan pengawasan dan pengecekan kepada anak dengan cara mendampingi atau membimbing dan mengarahkan anak dalam belajar. Hasil wawancara dengan orangtua lain 56
yaitu: “Kami biarkan anak mengalir apa adanya. Kami hanya memantau dan mengoreksi saja.” (OrtuAKls5B/270414) Berdasarkan pernyataan yang ada dapat diketahui bahwa secara tidak langsung orangtua berusaha melakukan pengawsan dan pengecekan kepada anak agar orangtua dapat mengetahui bagaimana perkembagan anaknya baik dengan cara membimbing atau mendampingi dan mengarah anak maupun membiarkan mengalir tetapi tetap dipantau dan dikoreksi saja. m) Menerapkan Pendidikan Karakter Orangtua dalam mendidik anak tentunya menerapkan pendidikan karakter yang kelak akan membangun pribadi atau karakter anak yang baik. Berikut adalah hasil wawancara pendidikan karakter yang diterapkan oleh orangtua. “Kami selalu membiasakan hal-hal yang positif dan berusaha memberikan contoh yang baik pada anak.” (OrtuAKls3/190414), kemudian orangtua lain mengatakan “Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan sikap.” (OrtuAKls4A/270414) Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan kedua orangtua, dapat diketahui bahwa orangtua menerapkan pendidikan karakter supaya anak menjadi baik dalam berkata maupun bersikap. Kemudian menurut orangtua yang lain yaitu sebagai berikut: “Dalam mendidik anak untuk meraih keberhasilan nonakademik atau karakter, kami selalu membimbing untuk berdisiplin waktu, bertanggung jawab dengan 57
belajarnya atau dengan apa yang dikerjakan sehariharinya dan dengan saling pengertian antara anak dengan orangtua.” (OrtuAKls4B/040514) Selanjutnya menekankan
menurut
pendidikan
orangtua
pada
akhlak
lain
yang
agar
lebih
jujur
dan
bertanggung jawab, yaitu: “Kami lebih menekankan pada akhlak
agar
jujur
dan
bertanggung
jawab.”
(OrtuAKls5B/270414) Berdasarkan beberapa data yang ada dapat diketahui bahwa orangtua memberikan pendidikan karakter cenderung untuk menjadikan anak menjadi pribadi yang berakhlak baik dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya. n) Model pola Asuh yang Baik Model pola asuh orangtua menjadi peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak karena model pola asuh akan mempengaruhi tumbuh kembangnya anak. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Pola asuh kami adalah demokratis. Kami berusaha membicarakan dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan anak.” (OrtuAKls3/190414) “Dalam mendidik anak kami anjurkan bersikap demokratis karena kami harus menghargai anak untuk berpendapat dan orangtua mengarahkan yang baik.” (OrtuAKls4A/270414) Hal yang serupa juga diungkapkan oleh beberapa orangtua lain, yaitu sebagai berikut:
58
“Pola asuh kami yaitu secara demokratis. Anak kami perbolehkan untuk memberikan pendapat dengan cara sopan dan penuh hormat kepada orangtua.” (OrtuAKls4B/040514) “Kami mendidik anak secara demokratis. Tidak pernah ada kekerasan karena pernah kami marahi anaknya langsung panas. Sejak saat itu kami demokratis tanpa kekerasan.” (OrtuAKls5B/270414) Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa pola asuh orangtua anak yang berhasil dalam menempuh pendidikan adalah
demokratis,
yaitu
orangtua
berusaha
memberi
kebebasan dan memberi kesempatan anak untuk berpendapat dengan sopan dan hormat kepada orangtua, tetapi ada satu orangtua yang menerapkan pola asuh demokratis, liberal dan otoriter dengan alasan karena anak belum dewasa. Berikut hasil wawancaranya: “Kami sebagai orangtua menerapkan ketiga system pola asuh yaitu demokratis, liberal dan otoriter. Tergantung keadaan, kadang demokratis, kadang liberal dan kadang otoriter karena usianya yang belum dewasa.” (OrtuAKls5A/280414) Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan
beberapa
orangtua, maka dapat diketahui bahwa orangtua cenderung menerapkan pola asuh demokratis yang mengajak anak untuk berdiskusi dan orangtua memberikan kesempatan anak untuk berpendapat dengan sopan dan hormat kepada orangtua serta memberi kebebasan kepada anak tetapi tetap memberi pengarahan. 59
2) Peran Edukatif Orangtua Anak yang Belum Berhasil dalam Menempuh Pendidikan a) Memberi Contoh dan Memberi Perintah untuk Mencontoh Orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan belum sepenuhnya memberi contoh dan memberi perintah anak untuk mencontoh. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami berusaha memberi contoh yang baik kepada anak dan menyuruh anak untuk mencontoh tentang tata krama seperti mengajari anak untuk berperilaku baik, jujur, dan sopan.” (OrtuAKls5A/040514) “Kami memberikan arahan-arahan dan contoh dalam keseharian di rumah maupun kegiatan bersosialisasi dengan penekanan pada ketaatan keagamaan.” (OrtuAKls5B/260414) Pernyataan ini menunjukkan bahwa orangtua lebih memberi contoh dalam hal keseharian dirumah yaitu khususnya pada bidang tata krama dan keagamaan. b) Membiasakan Orangtua anak yang belum berhasil cenderung tidak membiasakan akan untuk belajar karena dari hasil wawancara dengan lima orangtua hanya satu orangtua saja yang membiasakan anak untuk belajar sehingga anak ini dapat mengikuti dan menjadi juara dalam lomba renang. Berikut pernyataan dari orangtua tersebut:
60
“Kami membiasakan anak untuk belajar tiap hari, yaitu minimal 1 jam dan maksimal 2 jam. Kurang lebih jam 19.00-21.00.” (OrtuAKls5A/040514) Pernyataan
ini
membuktikan
bahwa
orangtua
membiasakan anak untuk belajar setiap harinya. Sedangkan pernyataan orangtua yang tidak membiasakan anak untuk belajar yaitu: “Kami selalu mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri.” (OrtuAKls4A/200414), kemudian orangtua lain mengatakan “Kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar karena kemauan sendiri dan kadang diajari kakaknya.” OrtuAKls5B/260414) Berdasarkan
pernyataan
dari
kedua
orangtua
menunjukkan bahwa orangtua cenderung belum membiasakan anak untuk belajar dan orangtua hanya mengingatkan saja. c) Memberi Penjelasan Orangtua anak yang belum berhasil cenderung tidak memberikan penjelasan dalam belajar kepada anak karena orangtua lebih mempercayakan anak untuk les daripada mengajarinya sendiri. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami mengajak anak untuk belajar dengan cara membahas soal-soal pelajaran dan mengikuti les.” (OrtuAKls4B/260414) ”Kami terus memantau perkembangan anak baik di sekolah maupun di luar dengan mengupayakan les tambahan dan membimbing anak di rumah, tetapi kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar karena 61
kemauan sendiri dan (OrtuAKls5B/2600414)
diajari
oleh
kakaknya.”
Berdasarkan data yang ada orangtua cenderung lebih memperyakan anak untuk belajar dengan orang lain yaitu dengan mengikuti les daripada membiasakan belajar di rumah. d) Memberi Dorongan Orangtua anak yang belum berhasil juga memberi dorongan kepada anak. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami selalu mengingatkan anak untuk melakukan semua kegiatan dengan fokus dan percaya diri.” (OrtuKls4A/200414) “Kami mendorong atau memberikan motivasi kepada anak baik secara fisik maupun non-fisik atau latihan dan pendampingan.” (OrtuAKls5A/040514) Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa orangtua tidak memberi dorongan secara keseluruhan, tetapi hanya pada poin-poin tertentu saja. e) Menyuruh dan Melarang Orangtua
anak
yang
belum
berhasil
cenderung
membiarkan anak melakukan apa yang mereka suka. Berikut salah satu pernyataan orangtua. “Kami memberi kebebasan dalam menentukan pilihan dan sebagai orangtua mengarahkan yang baik.” (OrtuAKls4B/260414)
62
“Kami tidak pernah menyuruh anak untuk melakukan hal yang tidak disukai dan tidak melarang anak untuk melakukan yang dia suka. Kami biarkan anak tumbuh dengan sendirinya dan kami hanya memantau perkembangannya.” (OrtuAKls5B/260414) Pernyataan yang ada membuktikan bahwa orangtua tidak menyuruh dan melarang anak secara pasti, tetapi orangtua lebih memberi kebebasan atau membiarkan anak melakukan hal yang diinginkan. f) Berdiskusi Orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan cenderung tidak mengajak anak untuk berdiskusi. Orangtua hanya hanya mengikuti kemauan anak tanpa ada diskusi dulu dengan anak. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami mengajari anak sesuai kemampuan dan pelajaran yang ada.” (OrtuAKls3/201414), kemudian orangtua lain mengatkan “Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk anak dan kami memasukkan anak ke tempat kegiatan yang disenangi.” (OrtuAKls4B/260414) Hasil wawancara dengan orangtua yang lain yaitu mengungkapkan hal sebagai berikut: “Kami terus memantau perkembangannya baik di sekolah maupun di luar dengan cara pengupayakan les tambahan dan membimbing belajar di rumah, tetapi kami jarang menemani. Anak belajar karena kemauan sendiri dan diajari kakaknya.” (OrtuAKls5B/260414) Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa orangtua tidak mengajak anak berdiskusi dan langsung
63
mengambil keputusan untuk menempatkan anak di tempat yang disukai atau dimasukkan ke tempat les tanpa membicarakan kepada anak terlebih dahulu. g) Memberi Tugas dan Tanggung Jawab Orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan cenderung tidak memberi tugas dan tanggung jawab kepada anak. Berikut hasil wawancaranya: “Kami ajarkan pelajaran dan keterampilan sesuai kemampuan atau sesuai minat dan bakat anak.” (OrtuAKls3/200414) “Kami selalu bertanya ada PR atau tidak dan selalu mengingatkan untuk konsentrasi dalam belajar karena anak suka melamun.” (OrtuAKls4A/200414) Pernyataan yang ada menunjukkan bahwa orangtua belum memberikan tugas dan tanggung jawab terhadap tugasnya. Hal ini didukung lagi dengan hasil wawancara dengan orangtua lain. “Kami memasukkan anak ke tempat les dan ke tempat kegiatan yang anak senangi.” (OrtuAKls4B/260414), kemudian orangtua lain mengatakan “Kami menyuruh anak belajar supaya bisa mengikuti pelajaran di sekolah dan kami juga memasukkan anak di tempat les supaya banyak pengetahuan.” (OrtuAKls5B/260414) Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa orangtua belum memberi tugas dan tanggung jawab. Orangtua hanya menyuruh anak untuk les atau masuk ke tempat kegiatan yang anak sukai.
64
h) Memberi Bimbingan dan Penyuluhan Orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan belum memberikan bimbingan dan penyuluhan secara penuh, karena orangtua lebih memperyakan anak di tempat les. “Kami memasukkan anak ke tempat les dan ke tempat kegiatan yang anak senangi.” (OrtuAKls4B/260414), kemudian orangtua lain mengatakan “Kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar ya karena kemauannya sendiri mbak.” (OrtuAKls5B/260414) Pernyataan ini menunjukkan bahwa orangtua belum sepenuhnya
membimbing
anak
dan
orangtua
lebih
mempercayakan anak di tempat les. i) Mengajak Berbuat Orangtua anak yang belum berhasil belum sepenuhnya mengajak anak berbuat karena hanya mengingatkan dan lebih mempercayakan
anak
di
tempat
les.
Berikut
hasil
wawancaranya. “Kami selalu mengajak anak untuk beribadah dan selalu mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi.” (OrtuAKls4A/040514) “Kami memasukkan anak ke tempat kegiatan yang anak senangi.” (OrtuAKls4B/260414) “Kami mengupayakan les tambahan agar anak mempunyai banyak pengetahuan dan dapat melakukan banyak hal.” (OrtuAKls5B/260414)
65
Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa orangtua cenderung belum mengajak anak untuk berbuat dan lebih mempercayakan anak belajar di tempat les. j) Memberi Kesempatan Mencoba Orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan cenderung belum memberi kesempatan anak untuk mencoba. Berikut hasil wawancara dengan orangtua: “Kami memberi kesempatan anak untuk malakukan banyak hal dengan memasukkan anak ke tempat kegiatan yang anak senangi.” (OrtuAKls4B/260414)
“Kami mengupayakan les tambahan supaya anak dapat melakukan banyak hal.” (OrtuAKls5B/260414)
Berdasarkan pernyataan yang ada dapat diketaui bahwa orangtua belum memberikan kesempatan anak untuk mencoba. Anak hanya disuruh dan dimasukkan ketempat yang disenangi atau dimasukkan ke tempat les. k) Menciptakan Situasi yang Baik Orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan cenderung tidak menciptakan situasi yang baik untuk anak belajar, karena dalam cara mendidik anak orangtua tidak ada yang mengutarakan bahwa mereka menciptakan situasi yang baik. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara sebagai berikut:
66
“Situasi yang baik itu di rumah. Di rumah kami mengajari anak pelajaran sesuai pelajaran yang ada.” (OrtuAKls3/200414) “Situasi yang baik itu di rumah, karena anak dapat bersama keluarga.” (OrtuAKls4A/200414) “Kami mengajak anak untuk belajar bersama supaya anak merasa senang.” (OrtuAKls4B/260414) Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa orangtua sudah berusaha menciptakan situasi yang baik untuk anak. Orangtua menganggap bahwa situasi yang baik adalah di rumah karena anak dapat bersama keluarga. l) Mengadakan Pengawasan dan Pengecekan Orangtua anak yang belum berhasil sudah mengadakan pengawasan dan pengecekan yang dapt diketahui dari hasil wawancara sebagai berikut: “Kami selalu memantau perkembangan anak sehingga tau kemampuan yang dimiliki oleh anak.” (OrtuAKls3/200414) “Kami selalu mengawasi perkembangan anak dan mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri terhadap apa yang dilakukan.” (OrtuAKls4A/200414) “Kami memantau perkembangan anak dan memasukkan anak ketempat kegiatan yang anak senangi.” (OrtuAKls4B/260414)
67
Berdasarkan data yang ada secara tidak langsung orangtua telah mengadakan pengawasan dan pengecekan sehingga orangtua mengetahui bagaimana anaknya. m) Menerapkan Pendidikan Karakter Orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan dapat dilihat dari beberapa hasil wawancara, yaitu: “Kami
mendidik
anak
untuk
taat
pada
agama.”
(OrtuAKls3/200414) Orangtua yang lain dalam wawancara juga mengatakan hal sebagai berikut: “Kami selalu mengingatkan anak untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri dan menghargai waktu tertib ibadah.” (OrtuAKls4A/200414), kemudian orangtua lain mengatakan “Kami lebih mengajari anak untuk taat pada agama atau beribadah.” (OrtuAKls4B/260414) Pernyataan-pernyataan yang ada menunjukkan bahwa orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan cenderung lebih menerapkan pendidikan karakter untuk taat beribadah atau taat pada agama. Kemudian orangtua yang lain ada juga yang menerapkan pendidikan karakter pada umumnya atau untuk kehidupan sehari-hari seperti mengajari anak untuk sopan santun dan jujur yaitu sebagai berikut: “Kami mengajari anak untuk berperilaku baik, jujur, dan sopan.” (OrtuAKls5A/040514) “Kami menerapkan pendidikan karakter dengan cara memberikan arahan dan contoh dalam keseharian di 68
rumah maupun dalam kegiatan bersosialisasi dengan penekanan pada ketaatan keagamaan.” (OrtuAKls5B/260414) Berdasarkan data yang ada, maka dapat diketahui bahwa orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan
cenderung
menerapkan
pendidikan
karakter
terutama dalam hal keagamaan atau untuk beribadah dan taat pada agama. n) Model pola Asuh yang Baik Model pola asuh orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan yaitu dapat diketahui dari beberapa hasil wawancara sebagai berikut: “Model pola asuh kami demokratis mbak.” (OrtuAKls3/200414), kemudian orangtua lain mengatakan “Anak kami harus mematuhi peraturan dalam keluarga, misal menghargai waktu tertib ibadah dan belajar.” (OrtuAKls4A/200414) Pernyataan yang ada menunjukkan bahwa orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan menerapkan pola asuh yang berbeda. Untuk mengetahui pola asuh orangtua anak yang belum berhasil secara pasti, berikut pemaparan lain hasil wawancara dengan orangtua. “Kami mendidik anak tidak terlalu keras, kami memberi kebebasan dalam menentukan pilihannya dan kami sebagai orangtua mengarahkan yang baik.” (OrtuAKls4B/260414)
69
“Pola asuh mendidik yaitu demokratis. Anak tidak bisa dipaksa dan dilepas atau bebas sebebas-bebasnya.” (OrtuAKls5A/040514) “Pada poin tertentu kami terapkan pola asuh demokratis untuk menunjang perkembangan anak. Namun pada sisi yang lain kami tunjukkan otoriter tanpa kompromi semisal peribadatan.” (OrtuAKls5B/260414) Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa pola asuh orangtua anak yang belum berhasil berbeda-beda caranya, tetapi pada intinya sama dan cenderung lebih pada penerapan pola asuh secara demokratis tetapi juga otoriter.
b. Peran Edukatif Orangtua yang Diinginkan Anak Selain mencari data tentang peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak, peneliti juga mencari data tentang peran edukatif orangtua yang diinginkan anak dengan wawancara tertulis. Berikut hasil wawancara tertulis dengan siswa: 1) Anak yang Berhasil dalam Pendidikan Anak
yang
berhasil
dalam
pendidikan
mempunyai
keinginan terhadap orangtua. Berikut hasil wawancara dengan beberapa anak yang berhasil dalam pendidikan. “Saya ingin orangtua menemani belajar, ingin ditegur saat malas, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua perduli dengan kebutuhan sata, ingin didampingi saat belajar di rumah, ingin diberikan pelajaran tambahan melalui les, ingin diberi dukungan untuk kebutuhan belajar dan ingin
70
dibimbing ataupun dipantau dalam berkembangnya kreativitas dan kecerdasan saya.” (AnkKls4A) Sedangkan keinginan anak lain terhadap orangtuanya yaitu sebagai berikut: “saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur saat malas belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimarahi saat nilai saya jelek supaya tidak diulang lagi tapi jangan galak sekali, ingin diberi selamat atau hadiah saat nilai saya bagus atau jadi juara supaya bisa ditingkatkan lagi, ingin orangtua perduli dan memenuhi kebutuhan saya, ingin diberi dorongan saat nilai turu dan ingin dibantu atau dibimbing orangtua saat belajar.” (AnkKls5A) Kemudian hal yang hampir sam juga diungkapkan oleh anak lain, yaitu sebagai berikut: “Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur saat malas, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua perduli dengan kebutuhan saya, ingin diajari saat belajar, ingin selalu diperhatikan dan selalu diperdulikan serta dido’akan.” (AnkKls5B) Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa masingmasing anak memiliki keinginan yang hampir sama terhadap orangtuanya. 2) Anak yang Belum Berhasil dalam Pendidikan Keinginan anak yang belum berhasil dalam pendidikan berdasarkan hasil wawancara yaitu sebagai berikut: “Saya ingin ditemani belajar, dinasehati kalau salah, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai ku jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua mengerti 71
kebutuhan saya, ingin diberi dukungan agar saya semakin giat belajar, diberi reward jika saya berhasil dan dihukum jika gagal serta ingin sekali-kali diajak jalan-jalan.” (AnkKls4A) Pernyataan yang hampir sama juga dinyatakan oleh anak lain, yaitu sebagai berikut: “Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur saat malas belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti jika nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin mengerti kebutuhan saya, ingin dibimbing belajar, ingin dido’akan dan ingin didukung.” (AnkKls4B) “Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur jika malas belajar, ingin dinasehati saat salah, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua mengerti kebutuhan saya, ingin diajari belajar, ingin diikutkan les dan ingin ditanyai ada PR atau tidak.” (AnkKls5B) Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa keingingan masing-masing anak yang belum berhasil dalam pendidikan terhadap orangtuanya hampir sama satu sama lainnya.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Pendidikan Anak Setiap anak pasti menginginkan keberhasilan dalam menjalani semua hal, termasuk keberhasilan dalam menjalani pendidikan. Anak memiliki kondisi yang berbeda-beda, baik keadaan/kondisi jasmani maupun psikologis. Keadaan jasmani dan psikologis anak dapat mempengaruhi pencapaian dalam meraih keberhasilan pendidikan. Dalam menempuh pendidikan, anak atau siswa memiliki faktor yang dapat 72
mendukung atau menghambat keberhasilan pendidikan. Keadaan jasmani dan psikologis inilah yang dapat menjadi faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pendidikan. Berikut adalah faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pendidikan anak menurut beberapa guru kelas. “Anak yang berhasil dalam pendidikan tidak memiliki hambatan baik secara jasmani maupun psikologis. Anak ini memiliki minat dan bakat pada semua bidang studi dan seni. Sedangkan anak yang belum berhasil tidak mengalami hambatan secara jasmani, tetapi secara psikologis kurang stabil mbak. Anak ini hanya memiliki minat dan bakat dalam hal seni seperti menggambar dan kerajinan tangan.” (GrKls3/150314) Sedangkan menurut guru kelas yang lain yang mengungkapkan faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pendidikan anak yaitu sebagai berikut: “Anak yang berhasil dalam pendidikan tidak mengalami hambatan secara jasmani maupun psikologis, tetapi bakat dan minatnya lebih menonjol pada aspek kognitifnya. Sedangkan anak yang belum berhasil tidak mengalami hambatan jasmani tetapi psikologisnya kurang baik dan memiliki bakat lebih pada psikomotor seperti olahraga sepak bola.” (GrKls4A/220314) “Anak yang berhasil dalam pendidikan tidak mengalami hambatan secara jasmani maupun psikologis, tetapi bakat dan minatnya lebih menonjol pada aspek kognitif dan dia berbakat untuk menjadi seorang pendidik. Sedangkan anak yang belum berhasil tidak mengalami hambatan jasmani tetapi keadaan psikologisnya kurang stabil karena bakat dan minatnya lebih pada psikomotor atau olahraga.” (GrKls4B/290314) Berdasarkan beberapa hasil wawancara dengan tiga guru kelas, dapat diketahui bahwa anak yang berhasil dalam pendidikan tidak mengalami hambatan baik secara jasmani atau fisik maupun secara
73
psikologis dan bakat serta minatnya lebih menonjol pada aspek kognitif. Sedangkan anak yang belum berhasil tidak mengalami hambatan secara jasmani tetapi untuk psikologisnya kurang stabil karena bakat dan minatnya lebih menonjol pada psikomotor yaitu bidang olahraga. Berikut hasil wawancara dengan guru lain yang mendukung uraian yang ada. “Anak yang berhasil dalam pendidikan tidak mengalami hambatan secara jasmani dan psikologis. Ia memiliki minat dan bakat lebih pada aspek kognitif. Sedangkan anak yang kurang berhasil dalam pendidikan tidak mengalami hambatan jasmani, tetapi secara psikologis kurang stabil karena bakat dan minatnya lebih menonjol pada aspek psikomotor yaitu pada olahraga renang saja.” (GrKls5A/050414) Sedangkan menurut guru kelas 5B, faktor pengdukung dan penghambat keberhasilan pendidikan anak yaitu sebagai berikut: “Anak yang berhasil dalam pendidikan tidak mengalami hambatan jasmani atau fisik dan psikologisnya cukup stabil. Ia memiliki bakat menggambar dan memiliki minat membaca yang tinggi, sedangkan anak yang belum berhasil tidak mengalami hambatan jasmani dan keadaan psikologisnya cukup baik. Anak ini memiliki bakat dan minat pada bidang olahraga sepak bola dan pelajaran IPA.” (GrKls5B/120414) Berdasarkan uraian hasil wawancara dari beberapa guru kelas di SD Muhammadiyah Demangan dapat diketahui bahwa anak yang berhasil dalam pendidikan tidak mengalami hambatan baik secara fisik atau jasmani maupun secara psikologis. Mereka mempunyai bakat dan minat lebih pada aspek kognitif. Sedangkan anak yang belum berhasil tidak mengalami hambatan jasmani tetapi secara psikologisnya kurang stabil. Bakat dan minatnya hanya pada aspek psikomotor yaitu lebih pada olahraga sepakbola. 74
4. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Dirasakan Orangtua dalam Melaksanakan Peran Edukatif untuk Keberhasilan Pendidikan Anak Berdasarkan hasil wawancara tentang faktor pendukung dan penghambat yang dirasakan orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak, peneliti mendapatkan informasi sebagai berikut: a. Faktor Pendukung dan Penghambat Orangtua Anak yang Berhasil Menempuh Pendidikan 1) Faktor Pendukung Dalam mendidik anak orangtua tentu mempunyai faktor pendukung
dalam
melaksanakan
peran
edukatifnya
untuk
keberhasilan pendidikan anak. Berikut hasil wawancara dengan orangtua mengenai faktor pendukung dalam melaksanakan peran edukatifnya. “Faktor pendukung kami telah berhasil menempuh pendidikan akhir sarjana (S1) dan kami bekerja sebagai wiraswasta dan karyawan, sehingga banyak pengetahuan dan adanya kegiatan serta jadwal belajar anak yang tertib di sekolah itu sangat membantu kami.” (OrtuAKls3/190414) Sedangkan menurut orangtua lain tentang faktor pendukung mereka dalam melaksanakan peran edukatifnya untuk kebrhasilan pendidikan anak yaitu sebagai berikut: “Faktor pendukung dalam melaksanakan peran edukatif kami Alhamdulillah kami bisa membantu belajar anak kami walaupun kami hanya lulusan SMU.” (OrtuAKls4A/270414)
75
“Faktor pendukung kami yaitu kami lulusan SMA dan bekerja sebagai wiraswasta sehingga dapat memberikan fasilitas yang lumayan mencukupi dan perlengkapan lainnya.” (OrtuAKls4B/040514) Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa faktor pendukung orangtua dalam melaksanakan peran edukatifnya untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu adanya pendidikan orangtua yang minimal menempuh Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat serta memiliki pekerjaan tetap. Kemudian menurut orangtua lain yaitu sebagai berikut: “Faktor pendukung kami Alhamdulillah kami memiliki bekal yang cukup untuk mendidik anak dengan pendidikan terakhir kami S1 dan S2. Kami bekerja di PT. Telkom dan sebagai wiraswasta, sehingga selain memiliki banyak pengetahuan juga memiliki modal untuk membantu anak belajar secara langsung maupun lewat les. Selain itu kami hidup di Kota pelajar jadi ada jam belajar yang harus dipatuhi setiap keluarga dan kotanya juga tidak terlalu besar, sehingga kami dapat menyesuaikan jarak dan waktu untuk menambah ilmu anak di luar sekolah.” (OrtuAKls5A/280414) “Faktor pendukung kami yaitu adanya sekolah yang mengajarkan agama, jadi kami ringan mendidik anak serta bukunya lebih lengkap.” (OrtuAKls5B/270414) Berdasarkan data yang telah ada, maka dapat diketahui bahwa faktor pendukung orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk pendidikan anaknya yaitu orangtua memiliki pendidikan yang tinggi dan minimal SMA atau sederajat. Selain itu juga karena orangtua memiliki pekerjaan yang tetap atau golongan menengah ke atas dan adanya lingkungan masyarakat yang baik.
76
2) Faktor Penghambat Faktor penghambat orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu dapat diketahui dari beberapa hasil wawancara berikut: “Faktor penghambat kami itu adanya acara TV pada jam belajar mbak. Kan sekarang banyak sekali acara TV apalagi pada jam belajar, jadi mengganggu jam belajar anak.” (OrtuAKls3/190414) “Faktor penghambat kami terkadang anak masih suka bersendau gurau mbak saat belajar, itu faktor pengahambat kami.” (OrtuAKls4A/270414) Sedangkan faktor penghambat menurut orangtua lain yaitu sebagai berikut: “Faktor penghambat kami merasa tidak ada faktor penghambatnya karena anak kami masih bisa dinasehati dengan baik dan dapat diberi pengertian. Selain itu sejak dini kami juga memberikan anak pengertian dan kami ajarkan untuk memakai logika dalam berfikir.” (OrtuAKls4B/040514) Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan orangtua, maka dapat diketahui bahwa faktor penghambat orangtua anak yang telah berhasil meraih pendidikan dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak berbeda-beda, ada yang berpendapat karena adanya acara TV, ada yang berpendapat karena anak masih suka bersenda gurau saat belajar dan ada juga yang merasa tidak memiliki hambatan. Berikut hasil wawancara dengan orangtua lain yang dapat mendukung data yang telah ada. 77
“Faktor penghambat kami itu karena ada acara TV yang semakin banyak dan cuaca yang seringkali kurang bersahabat dengan kondisi anak atau kesehatan anak.” (OrtuAKls5A/280414) “Faktor penghambat kami itu kurangnya biaya untuk mendukung anak, karena kami hanya bekerja sebagai buruh bangunan dan ibu rumah tangga serta kami hanya menempuh pendidikan STM dan SMP.” (OrtuAKls5B/270414) Berdasarkan beberapa data yang telah terkumpul dapat diketahui bahwa faktor penghambat orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak berbeda-beda dan dipengaruhi oleh pendidikan serta pekerjaan masing-masing orangtua karena untuk melaksanakan peran edukatifnya, orangtua harus memiliki pendidikan dan pekerjaan yang baik.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat Orangtua Anak yang Belum Berhasil Menempuh Pendidikan 1) Faktor Pendukung Faktor pendukung orangtua anak yang belum berhasil menempuh pendidikan dapat diketahui dari hasil wawancara dengan orangtua sebagai berikut: “Faktor pendukung kami dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan anak yaitu kami telah menempuh pendidikan akhir S1 dan kami bekerja sebagai karyawan swasta dan sebagai ibu rumah tangga, sehingga kami dapat memberikan fasilitas untuk anak belajar.” (OrtuAKls3/200414)
78
Sedangkan menurut orangtua yang lain yaitu sebagai berikut: “Faktor pendukung kami, Alhamdulillah kami lulusan SMA sehingga masih bisa membimbing anak kami yang baru kelas 4 SD. Selain itu adanya tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk belajar juga menjadi faktor pendukung kami.” (OrtuAKls4A/200414) “Faktor pendukung kami, Alhamdulillah kami lulusan SMA dan D3 sehingga dapat membantu anak belajar dan adanya kebersamaan antara anak dan orangtua.” (OrtuAKls4B/260414) Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga orangtua dapat diketahui bahwa faktor pendukung orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu berbeda antara satu dengan yang lain, tetapi mereka sepakat bahwa pendidikan orangtua yang minimal SMA dapat menjadi faktor pendukung untuk membantu anak belajar dan adanya fasilitas, kenyamanan serta kebersamaan. Berikut pendapat orangtua lain yang dapat dijadikan sumber data. “Faktor pendukung kami karena lokasi sekolah yang dekat dengan tempat tinggal kami. Selain itu kami juga memiliki pendidikan yang baik. Kami lulusan S1 dan sekarang ayah sedang menempuh S2 sehingga banyak pengetahuan dan mampu menjawab pelajaran-pelajaran yang ditanyakan anak terutama matematika karena kami lulusan S1 Teknik.” (OrtuAKls5A/040514) Kemudian ada satu orangtua yang tidak menjadikan pendidikan sebagai faktor pendukung mereka dalam melaksanakan peran edukatifnya untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu:
79
“Faktor pendukung kami yaitu adanya kemudahan akses informasi dan komunikasi.” (OrtuAkls5B/260414) Berdasarkan data hasil wawancara dengan beberapa orangtua anak yang belum berhasil menempuh pendidikan, maka dapat diketahui bahwa yang menjadi faktor mereka yaitu mereka memiliki pendidikan yang baik yaitu minimal SMA atau sederajat dan pekerjaan yang baik sehingga dapat memberikan fasilitas kepada anak serta adanya lingkungan yang nyaman. 2) Faktor Penghambat Faktor pengahambat orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan dapat diketahui dari beberapa hasil wawancara sebagai berikut: “Faktor penghambat kami yaitu adanya lingkungan yang tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya anak.” (OrtuAKls3/200414), sedangkan orangtua lain mengatakan “Faktor penghambat kami yaitu adanya lingkungan yang kurang bersahabat dengan tumbuh kembangnya anak.” (OrtuAKls4A/200414) Kemudian
menurut
orangtua
yang
lain
yaitu
mengungkapkan hal sebagai berikut: “Faktor penghambat kami yaitu kurang adanya waktu untuk menemani anak, sehingga kami secara bergantian menemani anak belajar. Kemudian adanya lingkungan yang kurang mendukung untuk kembangnya anak dan kami kesulitan membantu anak belajar karena tidak ada buku pendukung untuk belajar sejak kurikulum berubah menjadi tematik.” (OrtuAKls4B/260414)
80
Selanjutnya orangtua lain juga mengungkapkan bahwa faktor penghambat mereka adalah kurangnya waktu. “Faktor penghambat kami yaitu apabila kami tugas atau berdinas keluar Kota Yogyakarta sehingga tidak mampu mendampingi anak secara fisik terus-menerus karena kami ayah bekerja sebagai TNI dan ibu sebagai karyawan swasta.” (OrtuAKls5A/040514) Yang terakhir orangtua pengungkapkan bahwa faktor penghambat mereka adalah karena kurangnya pengetahuan, lingkungan yang tidak mendukung dan keadaan anak. “Faktor penghambat dari kami yakni karena kurangnya pengetahuan karena kami hanya menempuh pendidikan akhir SMP. Adanya lingkungan perkotaan yang kami rasa hiruk pikuknya kurang mendukung tumbuh kembang anak terlebih dalam hal pembangunan karakter. Selain itu anak kami itu susah diajari dan sering melamun sehingga tidak fokus dan anaknya juga lambat dalam menerima pelajaran.” (OrtuAKls5B/260414) Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dapat diketahui bahwa faktor penghambat orangtua anak yang belum berhasil berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain, tetapi pada intinya hampir sama yaitu kurangnya waktu untuk menemani anak belajar dan adanya lingkungan yang kurang mendukung untuk tumbuh kembangnya anak.
81
Tabel 3. Peran Edukatif Orangtua Anak yang Berhasil No Cara Mendidik Peran yang dilakukan Orangtua 1. Memberi Contoh dan - Menyuruh mencontoh hal-hal yang baik (tata karma terhadap Menyuruh Mencontoh orangtua) 2. Membiasakan - Membiasakan untuk belajar - Membiasakan disiplin 3. Memberi Penjelasan - Memberi penjelasan tentang pelajaran yang belum dimengerti anak - Memberi penjelasan tentang kewajiban anak untuk berprestasi - Memberi penjelasan bahwa akademik dan non-akademik harus ditempuh secara seimbang 4. Memberi Dorongan - Membimbing, membantu dan mengarahkan anak belajar 5. Menyuruh dan Melarang - Menyuruh anak melakukan hal positif - Menyuruh anak belajar - Melarang anak melakukan hal-hal yang merugikan - Melarang anak menonton TV saat belajar 6. Berdiskusi - Membicarakan dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan anak - Menghargai anak untuk berpendapat dengan pengarahan yang baik 7. Memberi Tugas dan - Memberi tugas anak untuk belajar dan mengerjakan hal-hal Tanggung Jawab positif - Memberi tanggung jawab dan disiplin terhadap belajarnya 8. Memberi Bimbingan dan - Membimbing, membantu dan mengarahkan anak belajar Penyuluhan - Memdampingi dan mengarahkan 9.
Mengajak Berbuat
10. Memberi Kesempatan Mencoba
11. Menciptakan Situasi yang Baik
- Membiasakan hal-hal positif dengan memberi contoh - Memberi kesempatan anak mengerjakan tugasnya dengan mendampingi dan mengarahkan - Membiarkan anak mengalir apa adanya dengan memantau dan mengoreksinya - Menciptakan kondisi yang kondusif - Menyediakan tempat yang nyaman
12. Mengadakan Pengawasan dan Pengecekan
- Membiasakan disiplin, membimbing, membantu dan mengarahkan anak belajar - Memantau dan mengoreksi 13. Menerapkan Pendidikan - Membiasakan hal-hal positif Karakter - Membiasakan bertutur kata dan sikap - Membimbing berdisiplin waktu dan bertanggung jawab - Membiasakan anak untuk jujur 14. Model Pola Asuh yang Baik - Demokratis
82
Tabel 4. Peran Edukatif Orangtua Anak yang Belum Berhasil No Cara Mendidik Peran yang dilakukan Orangtua 1. Memberi Contoh dan - Menyuruh mencontoh hal-hal yang baik (tata karma: Menyuruh Mencontoh berperilaku baik, jujur dan sopan) 2. Membiasakan - Membiasakan untuk belajar - Mengingatkan anak untuk fokus dan percaya diri - Anak belajar dengan kemauan sendiri 3. Memberi Penjelasan - Mengajak anak belajar dengan membahas soal - Jarang menemani anak belajar tetapi mengupayakan anak mengikuti les 4. Memberi Dorongan - Selalu mengingatkan anak melakukan kegiatan dengan fokus dan percaya diri - Memberi motivasi secara fisik maupun non-fisik dan pendampingan 5. Menyuruh dan Melarang - Memberi kebebasan dalam menentukan pilihan dengan pengarahan dan memantau perkembangan anak 6. Berdiskusi - Mengajari anak sesuai kemampuan dan pelajaran yang ada - Memberikan yang terbaik untuk anak dan memasukkannya ke tempat kegiatan yang disenangi - Memantau perkembangan dan mengupayakan les tambahan 7. Memberi Tugas dan - Mengajarkan pelajaran dan keterampilan sesuai minat dan Tanggung Jawab bakat - Bertanya ada PR atau tidak dan mengingatkan untuk konsentrasi - Memasukkan anak ke tempat les dank e tempat kegiatan yang disukai 8. Memberi Bimbingan dan - Memasukkan anak ke tempat les dank e tempat kegiatan yang Penyuluhan disukai - Jarang menemani anak belajar dan anak belajar karena kemauan sendiri 9. Mengajak Berbuat - Mengajak anak beribadah - Memasukkan anak ke tempat les 10. Memberi Kesempatan - Memberi kesempatan anak melakukan banyak hal dengan Mencoba memasukkan ke tempat les atau ke tempat kegiatan yang disenangi 11. Menciptakan Situasi yang - Situasi yang baik adalah di rumah karena anak bisa bersama Baik keluarga 12. Mengadakan Pengawasan - Memantau perkembangan anak supaya tahu kemampuan anak dan Pengecekan 13. Menerapkan Pendidikan - Mendidik anak untuk taat agama Karakter - Mengajari anak berperilaku baik, jujur dan sopan - Memberi arahan dan contoh dalam keseharian 14. Model Pola Asuh yang - Demokratis dan otoriter Baik
83
C. PEMBAHASAN 1. Keberhasilan Pendidikan Anak di SD Muhammadiyah Demangan Keberhasilan merupakan hal penting dan diinginkan semua orang, begitu juga dengan pendidikan. Keberhasilan pendidikan selalu menjadi hal terpenting bagi setiap satuan pendidikan, karena dengan adanya keberhasilan pendidikan dapat melihat dan meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbedabeda, sehingga pencapaian keberhasilan pendidikan yang dicapai setiap individupun berbeda. Ada anak yang berhasil meraih pendidikan dan ada pula yang belum berhasil dalam meraih pendidikan. Keberhasilan pendidikan biasanya dapat dilihat dari pencapaian atau kemampuan seseorang dalam meraih pendidikan. Orang yang berhasil dalam pendidikan dapat menunjukkan keberhasilannya melalui prestasi yang telah didapatkan atau karakter yang ditunjukkan dari sikap dan perilakunya. SD
Muhammadiyah
merupakan
salah
satu
sekolah
yang
melakukan proses belajar-mengajar untuk menghasilkan generasi yang berhasil dan berkualitas. Anak atau siswa mengikuti proses belajar mengajar sesuai tingkatan kelasnya dan setelah mengikuti proses pembelajaran akan terlihat keberhasilan pendidikan masing-masing anak. Dengan adanya sarana prasarana yang ada dapat menunjang proses belajar mengajar dan adanya pembinaan bakat serta minat, hampir setiap tahun
84
sekolah dapat mengikuti lomba dan mendapatkan prestasi atau menjadi juara di tingkat kecamatan, Kota, Provinsi maupun tingkat Nasional. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, dapat diketahui bahwa keberhasilan pendidikan yang berupa prestasi anak di SD Muhammadiyah Demangan berbeda-beda, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Untuk anak yang berhasil dalam pendidikan cenderung memiki ketiga aspek secara berimbang dan baik. Anak-anak yang dikatakan berhasil dalam pendidikan ini mendapat juara I di kelas dan ada juga yang mengikuti lomba atau olimpiade untuk mewakili sekolah. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil dalam pendidikan cenderung lebih menonjol pada salah satu aspek yang ada. Mereka yang dikatakan belum berhasil dalam pendidikan belum pernah menjadi juara kelas, tetapi ada anak yang menonjol pada aspek psikomotor dan ikut lomba renang mewakili sekolah, begitu juga untuk keberhasilan pendidikan yang berupa karakter anak. Keberhasilan pendidikan yang berupa prestasi di SD Muhammadiyah Demangan ini sesuai dengan pendapat Supriono (2008), yang mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan. Karakter anak yang berhasil dalam pendidikan secara keseluruhan lebih baik dibandingkan karakter anak yang belum berhasil dalam pendidikan. Anak yang berhasil dalam pendidikan karakter dari segi sikap
85
atau perilaku, emosi, kepercayaan diri serta kebiasaan dan kemauannya baik. Mereka adalah anak-anak yang disiplin, mandiri, tanggung jawab, patuh terhadap peraturan, cepat tanggap dan percaya diri. Sedangkan anak yang belum berhasil mempunyai karakter yang cukup. Mereka adalah anak yang kurang disiplin, kurang tanggung jawab, masih ada rasa malas, kurang termotivasi dan kurang percaya diri. Keberhasilan karakter anak di SD Muhammadiyah Demangan ini telah sesuai dengan teori yang bangun oleh Fatchul Mu’in (2011), yang membahas tentang unsur-unsur untuk menunjukkan karakter anak yaitu sikap, emosi, kepercayaan, kebiasaan dan kemauan, serta konsepsi diri.
2. Peran Edukatif Orangtua dalam Keberhasilan Pendidikan Anak a. Peran Edukatif yang Dilakukan Orangtua Berdasarkan hasil penelitian yang ada, maka dapat diketahui bahwa uraian tentang peran edukatif orangtua terhadap anak yang berhasil meraih pendidikan dan yang belum berhasil meraih pendidikan dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan cara orangtua dalam mendidik anak. Cara orangtua mendidik anak yang berhasil meraih pendidikan lebih komplek daripada orangtua anak yang belum berhasil meraih pendidikan. Orangtua anak yang berhasil meraih pendidikan dapat dikatakan lebih perhatian daripada orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan. Orangtua anak yang berhasil meraih pendidikan lebih mementingkan keperdulian terhadap anak dengan cara selalu berusaha menemani, memahami dan membimbing 86
anak dalam menghadapi kehidupannya. Sedangkan orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan belum terlalu dapat memahami dan membimbing anak secara langsung atau dapat dikatakan lebih membiarkan anak untuk menghadapi kehidupannya sendiri. Peran edukatif yang dilakukan orangtua anak yang berhasil sesuai dengan teknik mendidik Suhartin Citrobroto (1986), yaitu orangtua telah melakukan teknik-teknik mendidik dengan cara memberi contoh dan menyuruh mencontoh, membiasakan, memberi penjelasan, memberi dorongan, menyuruh dan melarang, berdiskusi, memberi tugas dan tanggung jawab, memberi bimbingan dan penyuluhan, mengajak berbuat, memberi kesempatan mencoba, menciptakan situasi yang baik, mengadakan pengawasan dan pengecekan. Selain itu, cara orangtua anak yang berhasil dalam mendidik anak juga sesuai dengan Tim Pustaka Familia (2006), yaitu orangtua melakukan komunikasi dan diskusi, memberi kesempatan, mengajak dan mendorong, mengarahkan, memberi teladan, dan adanya kebersamaan dengan orangtua. Kemudian sesuai juga dengan Agus Widodo (2012) yang membahas tentang pendidikan karakter dalam keluarga dan model pola asuh. Cara orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan juga sesuai dengan Suhartin Citrobroto (1986), Tim Pustaka Familia (2006) dan Agus Widodo (2012), tetapi
87
belum sepenuhnya dilakukan karena masih ada beberapa poin yang belum dilakukan oleh orangtua. Berdasarkan uraian yang ada, maka dapat diketahui bahwa peran edukatif orangtua atau cara orangtua dalam mendidik anak harus dilaksanakan
secara
menyeluruh
agar
anak
dapat
mencapai
keberhasilan pendidikan.
b. Peran Edukatif yang Diinginkan Anak Peran edukatif orangtua yang diinginkan anak hampir sama antara anak satu dengan yang lain dan memiliki inti yang sama, yaitu sebagai berikut: 1) Orangtua selalu perhatian pada anak. 2) Menemani atau mendampingi anak belajar 3) Memberikan pelajaran tambahan atau les 4) Memberi dukungan dan bimbingan kepada anak. 5) Menegur atau memarahi anak jika malas belajar 6) Menasehati atau memarahi anak jika melakukan kesalahan dengan cara yang halus. 7) Orangtua mau mendengarkan anak bercerita dengan apa yang dirasakannya. 8) Orangtua mengerti jika anak mendapat nilai jelek. 9) Orangtua memberi selamat atau menghargai anak jika mendapat nilai bagus atau menjadi juara. 10) Orangtua perduli dan mengerti akan kebutuhan anak. 88
Berdasarkan data yang ada, dapat diketahui bahwa anak sangat membutuhkan perhatian orangtua khususnya untuk membimbing dan mendukung anak agar dapat mencapai keberhasilan pendidikan.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Pendidikan Anak Faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pendidikan anak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu keadaan jasmani dan keadaan psikologis. Untuk keadaan jasmani antara anak yang berhasil maupun anak yang belum berhasil hampir sama yaitu baik. Keadaan jasmani dapat menjadi pendukung apabila keadaan jasmani anak baik dan sehat, sehingga anak dapat berfikif secara baik dan maksimal. Apabila jasmani anak buruk atau kurang sehat akan menjadi penghambat karena anak tidak dapat belajar dan berfikir secara maksimal. Sedangkan keadaan psikologi antara anak yang berhasil dan belum berhasil berbeda. Secara keseluruhan keadaan psikologi anak yang berhasil lebih baik daripada keadaan psikologis anak yang belum berhasil. Keadaan psikologis anak akan sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan, karena apabila psikologis anak baik maka anak akan dapat berfikir lebih baik dan lebih kreatif serta lebih matang dan siap untuk menjalani proses pembelajaran. Sehingga anak akan menghasilkan suatu hal yang baik. Apabila psikologis anak buruk atau kurang baik, akan membuat anak susah untuk berfikir kreatif dan belum siap menerima proses pembelajaran. Sehingga akan menghasilkan suatu hal yang kurang baik. Anak yang berhasil dalam menempuh pendidikan adalah anak yang 89
rajin, disiplin, tanggung jawab dan percaya diri. Sedangkan anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan masih punya rasa malas untuk belajar, kurang motivasi, kurang disiplin dan kurang percaya diri. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan anak ini sesuai dengan teorinya Slameto (2003) dan Pitadjeng (2006) yang membahas bahwa faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak adalah faktor jasmaniah dan psikologis.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Dirasakan Orangtua dalam Melaksanakan Peran Edukatif untuk Keberhasilan Pendidikan Anak Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa orangtua dalam mendidik anak untuk keberhasilan pendidikan memiliki beberapa faktor yang dapat mendukung dan mengahambat. Faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam mendidik anak dapat diketahui dari beberapa hal, yaitu dari segi pendidikan, pekerjaan, keadaan lingkungan tempat tinggal maupun media massa. Pendidikan dapat dikatakan menjadi faktor pendukung dan penghambat karena bagi orangtua yang memiliki pendidikan tinggi dapat membimbing anak belajar dengan baik, sedangkan bagi orangtua yang menempuh pendidikan rendah belum begitu bisa membimbing anak untuk belajar karena keterbatasan pengetahuan. Tetapi tinggi rendahnya pendidikan orangtua tidak begitu berpengaruh untuk keberhasilan pendidikan anak karena untuk bisa membantu anak berhasil tidak cukup hanya dengan modal pendidikan orangtua yang tinggi, tetapi
90
juga dipengaruhi bagaimana cara orangtua mendidik anak untuk dapat berhasil dengan kemampuan yang dimiliki anak. Pekerjaan orangtua juga dapat menjadi faktor pendukung dan penghambat
orangtua dalam mendidik anak untuk keberhasilan
pendidikan. Orangtua yang memiliki pekerjaan tinggi akan dapat mencukupi keperluan anak atau memberi fasilitas kepada anak, karena memiliki penghasilan yang tinggi. Sedangkan orangtua yang memiliki pekerjaan rendah tidak mampu memberikan fasilitas yang dinginkan atau diperlukan anak secara lengkap, tetapi hal ini tidak sepenuhnya menjadi faktor pendukung maupun penghambat orangtua untuk keberhasilan pendidikan anak, karena anak tidak hanya membutuhkan fasilitas yang lengkap, tetapi juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua. Lingkungan dapat dikatakan menjadi faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam mendidik anak untuk keberhasilan pendidikan karena lingkungan juga akan mempengaruhi anak dalam pembentukan jadi diri atau karakternya. Selain itu semakin maraknya media massa terutama televisi juga menjadi faktor penghambat orangtua untuk mendidik anak, karena sebaik apapun orangtua dalam mendidik anak akan menjadi jelek pula karena terpengaruh tayangan televisi yang kurang tepat untuk dilihat anak-anak. Dari tayangan-tayangan yang ada ditevisi inilah yang dapat mempengaruhi karakter anak dan dapat merubah karakter anak yang semula baik menjadi jelek.
91
Keempat faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam mendidik anak untuk keberhasilan pendidikan baik dari segi pendidikan, pekerjaan, lingkungan maupun media massa yang telah diuraikan dapat diketahui bahwa orangtua yang memiliki pendidikan rendah dan pekerjaan rendah akan menjadi penghambat orangtua dalam mendidik anak untuk keberhasilan pendidikan akademik. Hal ini karena orangtua yang memiliki pendidikan rendah dan pekerjaan rendah belum dapat membimbing anak secara langsung dan belum dapat memberikan fasilitas untuk kebutuhan anak dalam belajar. Sedangkan orangtua yang memiliki pendididkan tinggi dan pekerjaan tinggi akan dapat membantu dan membimbing anak secara langsung serta dapat memberikan fasilitas untuk mendukung anak dalam belajar. Orangtua dalam mendidik anak untuk berhasil meraih pendidikan karakter tidak sepenuhnya pendidikan rendah dan pekerjaan yang rendah menjadi penghambat karena semua orangtua telah berusaha mendidik anak agar memiliki karakter yang baik, tetapi dengan adanya lingkungan yang kurang mendukung dan banyaknya tayangan televisi yang kurang mendiddik juga akan mempengaruhi perkembangan karakter anak. Bagi orangtua yang memiliki pekerjaan tinggi, terkadang tidak mempunyai banyak waktu untuk membimbing anak secara langsung karena sibuk atau tugas ke luar kota sehingga tidak ada waktu untuk bersama anak. Hal ini merupakan faktor penghambat orangtua dalam mendidik anak secara langsung, tetapi walau begitu orangtua telah memasukkan anak ke tempat
92
les agar anak tetap bisa belajar dengan pengawasan guru les. Orangtua yang memiliki pekerjaan rendah akan memiliki sedikit waktu untuk mendidik anak karena sibuk bekerja dan setelah pulang kerja lelah, sehingga tidak punya waktu untuk mendidik anak. Mereka juga tidak memiliki cukup biaya untuk les dan anak dibiarkan belajar sendiri tanpa pendampingan orangtua. Secara umum dapat diketahui bahwa faktor pendukung orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu antara lain sebagai berikut: a. Mempunyai pendidikan yang baik atau tinggi sehingga memiliki bekal pengetahuan untuk mendidik anak. b. Mempunyai pekerjaan atau penghasilan yang baik atau tinggi sehingga memiliki biaya untuk memberikan fasilitas yang diperlukan oleh anak. c. Mempunyai waktu untuk mendampingi dan membimbing anak dalam belajar dan membentuk karakternya. d. Semakin majunya zaman, jadi semakin mudah dalam mengakses informasi dan komunikasi untuk mendukung dalam mendidik anak. Sedangkan faktor penghambat orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu: a. Orangtua memiliki pendidikan yang rendah, sehingga kurang mampu membimbing anak belajar. b. Adanya lingkungan
yang kurang bersahabat dengan
kembangnya anak, sehingga dapat merusak karakter anak.
93
tumbuh
c. Kurangnya waktu luang untuk mendampingi dan membimbing anak secara langsung. d. Adanya media massa atau televisi yang memiliki banyak jam tayang dan menayangkan banyak acara yang kurang bersahat, sehingga dapat mengganggu konsentrasi anak untuk belajar dan dapat merusak karakter anak.
94
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN 1. Keberhasilan pendidikan anak di SD Muhammadiyah Demangan terdapat perbedaan antara anak yang berhasil dalam meraih pendidikan dan anak yang belum berhasil dalam meraih pendidikan. Anak yang berhasil meraih pendidikan memiliki prestasi dan menjadi juara kelas atau mengikuti lomba olimpiade dan memiliki karakter yang baik, seperti disiplin, mandiri, tanggung jawab, patuh terhadap peraturan, cepat tanggap dan percaya diri, sedangkan anak yang belum berhasil meraih pendidikan belum pernah berprestasi atau mengikuti lomba dan memiliki karakter yang kurang baik, yaitu kurang disiplin, kurang tanggung jawab, masih ada rasa malas, kurang termotivasi dan kurang percaya diri. 2. Peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak yaitu sebagai berikut: a. Memberikan contoh dan menyuruh mencontoh b. Membiasakan anak untuk belajar c. Memberi penjelasan kepada anak d. Memberi dorongan anak e. Menyuruh dan melarang anak f. Mengajak anak berdiskusi g. Memberi tugas dan tanggung jawab kepada anak h. Memberi bimbingan dan penyuluhan kepada anak
95
i. Mengajak anak untuk berbuat j. Memberi kesempatan anak untuk mencoba k. Menciptakan situasi yang baik untuk anak l. Mengadakan pengawasan dan pengecekan terhadap anak m. Menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga n. Menerapkan model pola asuh demokratis 3. Faktor pendukung dan penghambat keberhsilan anak dapat dilihat dari keadaan jasmani anak dan keadaan psikologis anak. Bagi anak yang berhasil meraih pendidikan cenderung tidak memiliki hambatan karena jasmani dan psikologisnya baik, sedangkan anak yang belum berhasil meraih pendidikan memiliki hambatan dengan psikologi, yaitu masih ada rasa malas, kurang termotivasi, kurang disiplin dan kurang percaya diri. 4. Faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melaksanakan peran eduktif untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu sebagai berikut: a. Faktor Pendukung 1) Orangtua mempunyai pendidikan yang baik atau tinggi sehingga memiliki bekal pengetahuan untuk mendidik anak. 2) Orangtua mempunyai pekerjaan atau penghasilan yang baik atau tinggi sehingga memiliki biaya untuk memberikan fasilitas yang diperlukan oleh anak. 3) Orangtua mempunyai waktu untuk mendampingi dan membimbing anak dalam belajar dan membentuk karakternya.
96
4) Semakin majunya zaman, jadi semakin mudah dalam mengakses informasi dan komunikasi untuk mendukung dalam mendidik anak. b. Faktor Penghambat 1) Orangtua memiliki pendidikan yang rendah, sehingga kurang mampu membimbing anak belajar. 2) Adanya lingkungan yang kurang bersahabat dengan tumbuh kembangnya anak, sehingga dapat merusak karakter anak. 3) Kurangnya waktu luang untuk mendampingi dan membimbing anak secara langsung. 4) Adanya media massa atau televisi yang memiliki banyak jam tayang dan menayangkan banyak acara yang kurang bersahat, sehingga dapat mengganggu konsentrasi anak untuk belajar dan dapat merusak karakter anak.
B. SARAN Berdasarkan pada penelitian dan beragam informasi yang diperoleh dari hasil kajian penelitian mengenai peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak, maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Orangtua sebaiknya memperhatikan keinginan anak agar anak lebih maksimal dalam meraih pendidikan. 2. Orangtua berusaha mendampingi dan membimbing anak belajar walau tidak memiliki cukup pengetahuan.
97
3. Orangtua harus menciptakan komunikasi yang baik dengan anak agar dapat memahami anak. 4. Sekolah lebih meningkatkan komunikasi dengan orangtua agar orangtua dapat lebih maksimal dalam berpartisipasi untuk keberhasilan pendidikan anak.
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi. (2011). Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Abu Ahmadi. (1991). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Agus Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Akmal Janan Abror. (2009). Pola Asuh Orangtua Karir dalam Mendidik Anak (Studi Kasus Keluarga Sunaryadi, Komplek TNI AU Blok K No 12 Lanud Adisutjipto Yogyakarta). Skripsi. Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Ananto Nurhasan. (2013). Peranan Perhatian Orangtua Terhadap Kedisiplinan Belajar pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Salam. Skripsi. FT UNY. Arif Gunarso. (1993). Bagaimana Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional. Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia. . (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Gramedia. Dian Prihatini. (2013). Peran Konselor di LSM dalam Menangani Korban Kekerasan Seksual. Skripsi. FIS UNY. Djam’an Satori dan Aan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Dwi Siswoyo, dkk. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Press. Fatchul Mu’in. (2011). Pendidikan Karakter:Konstruksi Teoretik dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hasbullah. (2012). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 99
Jamal Ma’mur Asmani. (2011). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: DIVA Press. Ki Hadjar Dewantara. (1977). Karya Ki Hadjar Dewantara: Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta: MLPTS. Lexy J. moleong. (1994). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. . (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. . (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Rosda. Lutfiatun So’imah. (2013). Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD/MI di Kelurahan Mandisari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Skripsi. FIP UNY. Maya
Soeharto. (2009). 3 Prinsip Mendidik Anak. Diakses dari: http://mayasoeharto.blogspot.com/2009/03/3-prinsip-mendidik-anak-alague.html/?m=1. Pada hari Sabtu, 13 September 2014. Jam 10.16 WIB.
Miles, B. Matthew & A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UI Press. Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Reni Akbar-Hawadi. (2004). Akselerasi: A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: PT Grasindo. Rusdian Pohan. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sardiman A.M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Siti Irene Astuti Dwiningrum. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Soerjono Soekanto. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Press. 100
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suhartin Citrobroto. (1986). Cara Mendidik Anak Dalam Keluarga Masa Kini. Jakarta: Bhrata Karya Aksara. Supriono. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Motivasi dan hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Inovatif vol. 3. Sutari Imam Barnadib. (1976). Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi Offset. Tim
Pustaka Familia. (2006). Warna-warni Kecerdasan Pendampingannya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.
101
Anak
dan
LAMPIRAN
102
LAMPIRAN 1. PEDOMAN WAWANCARA
103
Pedoman Wawancara A. Untuk Guru 1. Bagaimanakah keberhasilan pendidikan atau prestasi anak, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor? 2. Prestasi apakah yang berhasil diraih oleh anak? 3. Bagaimanakah sikap anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? 4. Bagaimanakah perilaku anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? 5. Bagaimanakah emosi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? 6. Bagaimanakah kebiasaan anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? 7. Bagaimanakah kemauan atau motivasi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? B. Untuk Orangtua 1. Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? 2. Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? 3. Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? 4. Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? 5. Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? 6. Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? 7. Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? 8. Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan! 9. Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasan! 10. Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan! 11. Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? 12. Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! 13. Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! 14. Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? 15. Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)?
104
C. Pedoman Wawancara Tertulis untuk Siswa FORM PENELITIAN PERAN EDUKATIF ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN PENDIDIKAN ANAK
Nama : Kelas :
Jawablah pertanyaan berikut dengan jujur dan berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih!
1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri
b. Orangtua
c. Teman
3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri
b. Orangtua
c. Teman
4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan
b. ditegur
c. ditemani
5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. a. dibiarkan
b. dinasehati
c. dimarahi
6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les
b. belajar sendiri
c. belajar dengan orangtua
7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah
b. cerita
8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan
b. dimarahi
c. dimengerti
9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan
b. diberi selamat
105
c. dihargai
10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti
b. perduli
c. tidak mengerti
Jawablah pertanyaan berikut dengan jujur! 1. Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu?
106
LAMPIRAN 2. TRANSKRIP WAWANCARA
107
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ORANGTUA ANAK YANG BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (OrtuAKls3) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : N dan DK : Orangtua Anak Kelas 3 SD Muhammadiyah Demangan : 19 April 2014 : Rumah Orangtua Anak Kelas 3 : 15.00 - 16.00 WIB
1. Peneliti: Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? Informan: Kami sebagai orangtua memberikan contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh hal-hal yang baik, misalnya tata krama terhadap orangtua. 2. Peneliti: Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? Informan: Kami membiasakan anak untuk belajar setiap hari dan mengupayakan disiplin terhadap jam belajar serta membiasakan hal-hal yang positif. 3. Peneliti: Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? Informan: Kami memberi penjelasan tentang kewajiban anak sebagai pelajar dan seorang muslim. 4. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? Informan: Kami selalu membimbing, membantu dan megarahkan untuk belajar serta tidak bosan-bosannya mengarahkan dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk anak belajar supaya anak menjadi semangat. 5. Peneliti: Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? Informan: Kami selalu menyuruh anak untuk melakukan hal-hal yang positif dan berusaha memberi contoh yang baik supaya anak tidak melakukan hal-hal yang negatif. 6. Peneliti: Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? Informan: Kami sebagai orangtua selalu berusaha membicarakan dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan anak agar tidak ada kesalahpahaman dan pengertian antara orangtua dan anak. 7. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? Informan: Kami sebagai orangtua memberi tugas kepada anak untuk belajar dan mengerjakan hal-hal yang positif serta anak harus bertanggung jawab dengan disiplin terhadap jam belajarnya. 8. Peneliti: Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan! 108
Informan: Sebagai orangtua kami membimbing, membantu dan mengarahkan anak untuk belajar. 9. Peneliti: Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasa! Informan: Kami selalu membiasakan hal-hal yang positif dan berusaha memberi contoh yang baik. 10. Peneliti: Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan! Informan: Kami selalu membiasakan hal-hal yang positif dan berusaha memberi contoh yang baik. 11. Peneliti: Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? Informan: Kami sebagai orangtua tidak bosan-bosannya mengarahkan dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk anak belajar. 12. Peneliti: Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! Informan: Kami membiasakan belajar, mengupayakan disiplin terhadap jam belajar, membimbing, membantu dan mengarahkan untuk belajar. 13. Peneliti: Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! Informan: Kami selalu membiasakan hal-hal yang positif dan berusaha memberikan contoh yang baik pada anak. 14. Peneliti: Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? Informan: Pola asuh kami adalah demokratis. Kami berusaha membicarakan dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan anak. 15. Peneliti: Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)? Informan: Faktor pendukung, kami telah berhasil menempuh pendidikan akhir sarjana (S1) dan kami bekerja sebagai wiraswasta dan karyawan, sehingga banyak pengetahuan dan adanya kegiatan serta jadwal belajar anak yang tertib di sekolah itu sangat membantu kami. Sedangkan faktor penghambat kami itu adanya acara TV pada jam belajar mbak. Kan sekarang banyak sekali acara TV apalagi pada jam belajar, jadi mengganggu jam belajar anak.
109
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ORANGTUA ANAK YANG BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (OrtuAKls4A) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : AM dan EFN : Orangtua Anak Kelas 4A SD Muhammadiyah Demangan : 27 April 2014 : Rumah Orangtua Anak Kelas 4A : 15.00 - 16.00 WIB
1. Peneliti: Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? Informan: Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap. 2. Peneliti: Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? Informan: Kami selalu memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap. 3. Peneliti: Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? Informan: Kami memberi tahu mana yang baik dan mana yang salah. 4. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? Informan: Kami selalu mendampingi dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah supaya anak bersemangat. 5. Peneliti: Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? Informan: Kami memberi tahu anak mana yang baik untuk dilakukan dan tidak baik untuk dilakukan. 6. Peneliti: Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? Informan: Sebagai orangtua kami harus demokratis, karena kami harus menghargai anak untuk berpendapat dan orangtua mengarahkan yang baik. 7. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? Informan: Kami menyuruh anak belajar dan disiplin waktu terhadap belajarnya. 8. Peneliti: Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan! Informan: Kami mendampingi dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah. Kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap. 9. Peneliti: Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasan!
110
Informan: Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap. 10. Peneliti: Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan! Informan: Kami memberi kesempatan anak untuk mencoba mengerjakan tugasnya dan kami sebagai orangtua mendampingi dan mengarahkan anak belajar. 11. Peneliti: Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? Informan: Kami sediakan tempat yang nyaman untuk anak belajar. 12. Peneliti: Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! Informan: Kami mendampingi anak dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah. 13. Peneliti: Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! Informan: Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan sikap. 14. Peneliti: Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? Informan: Dalam mendidik anak kami anjurkan bersikap demokratis karena kami harus menghargai anak untuk berpendapat dan orangtua mengarahkan yang baik. 15. Peneliti: Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)? Informan: Faktor pendukung dalam melaksanakan peran edukatif kami ya Alhamdulillah kami dapat membantu belajar anak kami walaupun kami hanya lulusan SMU. Sedangkan faktor penghambat kami terkadang anak masih suka bersenda gurau saat belajar.
111
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ORANGTUA ANAK YANG BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (OrtuAKls4B) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : JAW dan DD : Orangtua Anak Kelas 4B SD Muhammadiyah Demangan : 4 Mei 2014 : Rumah Orangtua Anak Kelas 4A : 15.00 - 16.00 WIB
1. Peneliti: Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? Informan: Kami mengajari anak untuk taat pada agama dan menjalankan ibadah dengan tepat waktu. 2. Peneliti: Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? Informan: Kami membiasakan anak untuk belajar setiap hari sekitar 1-2 jam dan mengerjakan soal latihan serta membiasakan anak berdisiplin waktu. 3. Peneliti: Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? Informan: Kami mendampingi anak belajar dan memberikan penjelasan tentang pelajaran yang belum dia mengerti dan sekalian memberikan tanya jawab supaya selalu ingat untuk pelajaran yang diajarkan disekolah. 4. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? Informan: Kami sebagai orangtua selalu mendampingi anak belajar dan sekalian memberikan tanya jawab supaya anak semangat dan selalu ingat pelajaran yang diajarkan di sekolah. 5. Peneliti: Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? Informan: Kami sebagai orangtua selalu menyuruh anak untuk belajar agar bisa berhasil dan melarang anak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya. 6. Peneliti: Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? Informan: Kami Berusaha mengajak anak untuk berdiskusi dan kami perbolehkan anak untuk memberikan pendapat dengan cara sopan dan penuh hormat kepada orangtua. 7. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? Informan: Kami selalu memberikan akan tugas untuk belajar dan disiplin serta bertanggung jawab dengan belajarnya atau dengan apa yang dikerjakan sehari-harinya dengan saling pengertian antara orangtua dan anak. 8. Peneliti: Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan! 112
Informan: Kami mendampingi anak belajar dan membimbing untuk berdisiplin waktu. 9. Peneliti: Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasan! Informan: Kami selalu mengajak anak untuk belajar setiap hari dengan mengerjakan soal latihan dan memberi tanya jawab. 10. Peneliti: Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan! Informan: Kami berusaha memberi kesempatan anak untuk berpendapat dengan sopan dan penuh hormat kepada orangtua. 11. Peneliti: Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? Informan: Kami menyediakan tempat yang aman dan nyaman untuk anak belajar. 12. Peneliti: Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! Informan: Kami berusaha menemani anak belajar setiap hari dengan memberikan tanya jawab supaya anak selalu ingat pelajarannya. 13. Peneliti: Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! Informan: Dalam mendidik anak untuk meraih keberhasilan non-akademik atau karakter, kami selalu membimbing untuk berdisiplin waktu, bertanggung jawab dengan belajarnya atau dengan apa yang dikerjakan sehari-harinya dan dengan saling pengertian antara anak dengan orangtua. 14. Peneliti: Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? Informan: Pola asuh kami yaitu secara demokratis. Anak kami perbolehkan untuk memberikan pendapat dengan cara sopan dan penuh hormat kepada orangtua. 15. Peneliti: Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)? Informan: Faktor pendukung kami yaitu kami lulusan SMA dan bekerja sebagai wiraswasta sehingga dapat memberikan fasilitas yang lumayan mencukupi dan perlengkapan lainnya. Sedangkan faktor penghambat kami merasa tidak ada faktor penghambatnya karena anak kami masih bisa dinasehati dengan baik dan dapat diberi pengertian. Selain itu sejak dini kami juga memberikan anak pengertian dan kami ajarkan untuk memakai logika dalam berfikir.
113
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ORANGTUA ANAK YANG BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (OrtuAKls5A) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : AH : Orangtua Anak Kelas 5A SD Muhammadiyah Demangan : 28 April 2014 : Rumah Orangtua Anak Kelas 5A : 11.00 - 12.00 WIB
1. Peneliti: Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? Informan: Kami memberi contoh yang baik pada anak dan memberi pengertian supaya anak tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. 2. Peneliti: Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? Informan: Kami selalu menanamkan belajar dengan rajin dan rutin setiap hari, tepatnya setelah maghrib dan membiasakan anak untuk disiplin. 3. Peneliti: Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? Informan: Kami selalu memberikan penjelasan bahwa berprestasi adalah kewajiban anak kepada orangtua dan masa depan dirinya, jadi harus dikejar dan diperjuangkan. Kami juga memberi pengertian bahwa akademik dan nonakademik harus ditempa secara berimbang, sehingga menjadi anak yang tangguh. 4. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? Informan: Kami selalu memotivasi anak supaya dapat menempuh pendidikan secara berimbang antara akademik dan non-akademik. 5. Peneliti: Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? Informan: Kami selalu menyuruh anak untuk belajar dan melarang anak menonton TV saat waktunya belajar. 6. Peneliti: Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? Informan: Kami memberi pengertian dan peraturan kepada anak untuk disiplin belajar setiap hari tepatnya setelah maghrib. 7. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? Informan: Kami memberi tugas anak untuk berprestasi karena berprestasi adalah kewajiban anak kepada orangtua dan masa depan dirinya. Jadi harus dikejar dan diperjuangkan. 8. Peneliti: Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan!
114
Informan: Kami selalu memberi bimbingan anak dalam belajar dan melakukan kegiatan sehari-hari agar anak tahu yang baik dan tidak baik. 9. Peneliti: Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasan! Informan: Kami memasukkan anak ke tempat les agar anak memiliki lebih banyak pengetahuan dan dapat melakukan banyak hal. 10. Peneliti: Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan! Informan: Kami selalu memberikan kesempatan anak untuk melakukan banyak hal selama itu baik untuk dirinya. 11. Peneliti: Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? Informan: Sebagai orangtua kami selalu menanamkan belajar dengan rajin dan ruti setiap hari tepatnya setelah maghrib dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk anak belajar. 12. Peneliti: Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! Informan: Kami berusaha membimbing anak belajar supaya kami tahu perkembagan anak kami. 13. Peneliti: Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! Informan: Kami mengajarkan anak untuk taat kepada agama. 14. Peneliti: Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? Informan: Kami sebagai orangtua menerapkan ketiga system pola asuh yaitu demokratis, liberal dan otoriter. Tergantung keadaan, kadang demokratis, kadang liberal dan kadang otoriter karena usianya yang belum dewasa. 15. Peneliti: Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)? Informan: Faktor pendukung kami ya Alhamdulillah kami memiliki bekal yang cukup untuk mendidik anak dengan pendidikan terakhir kami S1 dan S2. Kami bekerja di PT. Telkom dan sebagai wiraswasta, sehingga selain memiliki banyak pengetahuan juga memiliki modal untuk membantu anak belajar secara langsung maupun lewat les. Selain itu kami hidup di Kota pelajar jadi ada jam belajar yang harus dipatuhi setiap keluarga dan kotanya juga tidak terlalu besar, sehingga kami bisa menyesuaikan jarak dan waktu untuk menambah ilmu anak di luar sekolah. Sedangkan faktor penghambat kami itu karena ada acara TV yang semakin banyak dan cuaca yang seringkali kurang bersahabat dengan kondisi anak atau kesehatan anak.
115
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ORANGTUA ANAK YANG BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (OrtuAKls5B) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : Sr : Orangtua Anak Kelas 5B SD Muhammadiyah Demangan : 27 April 2014 : Rumah Orangtua Anak Kelas 5B : 15.30 - 16.20 WIB
1. Peneliti: Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? Informan: Kami memberi contoh anak berakhlak baik. 2. Peneliti: Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? Informan: Kami membiasakan anak untuk berkata jujur dan bertanggung jawab. 3. Peneliti: Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? Informan: Kami jelaskan dengan cara yang halus agar anak mengerti. 4. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? Informan: Kami memberi dorongan pada anak agar selalu mengerjakan apa yang telah kami ajarkan agar kelak menjadi anak yang baik. 5. Peneliti: Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? Informan: Kami selalu menyuruh anak untuk berbuat baik, jujur dan bertanggung jawab. 6. Peneliti: Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? Informan: Kami berusaha membicarakan sesuatunya dengan anak, agar anak mengerti. 7. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? Informan: Kami menekankan anak untuk jujur dan bertanggung jawab. 8. Peneliti: Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan! Informan: Kami selalu menekankan anak untuk berakhlak baik dan jujur. 9. Peneliti: Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasan! Informan: Kami mengajak anak untuk taat kepada agama. 10. Peneliti: Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan!
116
Informan: Kami sebagai orangtua tidak pernah mengekang maupun mendidik anak secara keras. Kami biarkan mengalir apa adanya dan kami hanya memantau dan mengoreksi saja. 11. Peneliti: Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? Informan: Kami berusaha menyediakan tempat yang aman untuk anak. 12. Peneliti: Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! Informan: Kami biarkan anak mengalir apa adanya. Kami hanya memantau dan mengoreksi saja. 13. Peneliti: Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! Informan: Kami lebih menekankan pada akhlak agar jujur dan bertanggung jawab. 14. Peneliti: Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? Informan: Kami mendidik anak secara demokratis. Tidak pernah ada kekerasan karena pernah kami marahi anaknya langsung panas. Sejak saat itu kami demokratis tanpa kekerasan. 15. Peneliti: Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)? Informan: Faktor pendukung kami yaitu adanya sekolah yang mengajarkan agama, jadi kami ringan mendidik anak serta bukunya lebih lengkap. Sedangkan faktor penghambat kami itu kurangnya biaya untuk mendukung anak mbak. Karena kami hanya bekerja sebagai buruh bangunan dan ibu rumah tangga serta kami hanya menempuh pendidikan STM dan SMP.
117
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ORANGTUA ANAK YANG KURANG/BELUM BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (OrtuAKls3) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : MN dan AP : Orangtua Anak Kelas 3 SD Muhammadiyah Demangan : 20 April 2014 : Rumah Orangtua Anak Kelas 3 : 15.30 - 16.10 WIB
1. Peneliti: Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? Informan: Ya. Karena anak akan lebih mengerti. 2. Peneliti: Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? Informan: Ya, dengan menyurh anak melakukannya setiap hari. 3. Peneliti: Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? Informan: dengan memberi pengertian yang baik. 4. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? Informan: mengajak anak melakukan setiap hari. 5. Peneliti: Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? Informan: dengan memberi pengertian antara yang baik dan buruk. 6. Peneliti: Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? Informan: Kami mengajari anak sesuai kemampuan dan pelajaran yang ada. 7. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? Informan: Kami ajarkan pelajaran dan keterampilan sesuai kemampuan atau sesuai minat dan bakat anak. 8. Peneliti: Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan! Informan: Ya. Karena anak perlu bimbingan dan penyuluhan. 9. Peneliti: Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasan! Informan: Ya. Karena anak perlu tahu banyak hal untuk bekal nantinya. 10. Peneliti: Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan! Informan: Ya. Supaya anak mempunyai banyak pengetahuan. 11. Peneliti: Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? Informan: Situasi yang baik ya di rumah mbak. Di rumah kami mengajari anak pelajaran sesuai pelajaran yang ada. 118
12. Peneliti: Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! Informan: Kami selalu memantau perkembangan anak sehingga tau kemampuan yang dimiliki oleh anak. 13. Peneliti: Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! Informan: Kami mendidik anak untuk taat pada agama. 14. Peneliti: Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? Informan: Model pola asuh kami demokratis mbak. 15. Peneliti: Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)? Informan: Faktor pendukung kami dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan anak yaitu kami telah menempuh pendidikan akhir S1 dan kami bekerja sebagai karyawan swasta dan sebagai ibu rumah tangga, sehingga kami dapat memberikan fasilitas untuk anak belajar. Sedangkan faktor penghambat kami yaitu adanya lingkungan yang tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya anak.
119
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ORANGTUA ANAK YANG KURANG/BELUM BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (OrtuAKls4A) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : Sp : Orangtua Anak Kelas 4A SD Muhammadiyah Demangan : 20 April 2014 : Rumah Orangtua Anak Kelas 4A : 14.10 - 15.00 WIB
1. Peneliti: Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? Informan: Kami memberi contoh dan menyuruh anak mencontoh tentang cara beribadah. 2. Peneliti: Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? Informan: Kami selalu mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri. 3. Peneliti: Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? Informan: Kami memberi tahu bagaimana cara melakukan atau lebih pada cara beribadah. 4. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? Informan: Kami selalu mengingatkan anak untuk melakukan semua kegiatan dengan fokus dan percaya diri. 5. Peneliti: Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? Informan: Anak kami harus mematuhi peraturan dalam keluarga misal menghargai waktu tertib ibadah dan belajar. 6. Peneliti: Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? Informan: Anak harus mematuhi peraturan dalam keluarga. 7. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? Informan: Kami selalu bertanya ada PR atau tidak dan selalu mengingatkan untuk konsentrasi dalam belajar karena anak suka melamun. 8. Peneliti: Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan! Informan: Anak harus mematuhi peraturang dalam keluarga untuk beribadah dan belajar. 9. Peneliti: Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasan!
120
Informan: Kami selalu mengajak anak untuk beribadah dan selalu mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi. 10. Peneliti: Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan! Informan: anak harus patuh terhadap peraturan dalam keluarga. 11. Peneliti: Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? Informan: Situasi yang baik itu di rumah, karena anak bisa bersama keluarga. 12. Peneliti: Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! Informan: Kami selalu mengawasi perkembangan anak dan mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri terhadap apa yang dilakukan. 13. Peneliti: Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! Informan: Kami selalu mengingatkan anak untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri dan menghargai waktu tertib ibadah. 14. Peneliti: Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? Informan: Anak kami harus mematuhi peraturan dalam keluarga, misal menghargai waktu tertib ibadah dan belajar. 15. Peneliti: Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)? Informan: Faktor pendukung kami Alhamdulillah kami lulusan SMA sehingga masih bisa membimbimbing anak kami yang baru kelas 4 SD. Selain itu adanya tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk belajar juga menjadi faktor pendukung kami. Sedangkan faktor penghambat kami yaitu adanya lingkungan yang kurang bersahabat dengan tumbuh kembangnya anak.
121
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ORANGTUA ANAK YANG KURANG/BELUM BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (OrtuAKls4B) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : ESL : Orangtua Anak Kelas 4B SD Muhammadiyah Demangan : 26 April 2014 : Rumah Orangtua Anak Kelas 4B : 14.00 - 15.00 WIB
1. Peneliti: Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? Informan: Kami memberi contoh anak untuk beribadah agar taat pada agama. 2. Peneliti: Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? Informan: Kami mengajak anak untuk belajar dengancara membahas soalsoal pelajaran. 3. Peneliti: Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? Informan: Kami mengajak anak untuk belajar dengan cara membahas soalsoal pelajaran dan mengikuti les. 4. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? Informan: Kami mengajak anak belajar dan memasukkannya ke tempat kegiatan yang anak senangi. 5. Peneliti: Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? Informan: Kami memberi kebebasan dalam menentukan pilihan dan sebagai orangtua mengarahkan yang baik. 6. Peneliti: Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? Informan: Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk anak dan kami memasukkan anak ke tempat kegiatan yang disenangi. 7. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? Informan: Kami memasukkan anak ke tempat les dan ke tempat kegiatan yang anak senangi. 8. Peneliti: Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan! Informan: Kami memasukkan anak ke tempat les dan ke tempat kegiatan yang anak senangi. 9. Peneliti: Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasan! Informan: Kami memasukkan anak ke tempat kegiatan yang anak senangi. 122
10. Peneliti: Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan! Informan: Kami memberi kesempatan anak untuk malakukan banyak hal dengan memasukkan anak ke tempat kegiatan yang anak senangi. 11. Peneliti: Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? Informan: Kami mengajak anak untuk belajar bersama supaya anak merasa senang. 12. Peneliti: Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! Informan: Kami memantau perkembangan anak dan memasukkan anak ketempat kegiatan yang anak senangi. 13. Peneliti: Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! Informan: Kami lebih mengajari anak untuk taat pada agama atau beribadah. 14. Peneliti: Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? Informan: Kami mendidik anak tidak terlalu keras, kami memberi kebebasan dalam menentukan pilihannya dan kami sebagai orangtua mengarahkan yang baik. 15. Peneliti: Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)? Informan: Faktor pendukung Alhamdulillah kami lulusan SMA dan D3 sehingga dapat membantu anak belajar dan adanya kebersamaan antara anak dan orangtua, sedangkan faktor penghambat kami yaitu kurang adanya waktu untuk menemani anak, sehingga kami secara bergantian menemani anak belajar. Kemudian adanya lingkungan yang kurang mendukung untuk kembangnya anak dan kami kesulitan membantu anak belajar karena tidak ada buku pendukung untuk belajar sejak kurikulum berubah menjadi tematik.
123
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ORANGTUA ANAK YANG KURANG/BELUM BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (OrtuAKls5A) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : DAS dan WM : Orangtua Anak Kelas 5A SD Muhammadiyah Demangan : 04 Mei 2014 : Rumah Orangtua Anak Kelas 5A : 10.00 - 11.20 WIB
1. Peneliti: Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? Informan: Kami berusaha memberi contoh yang baik kepada anak dan menyuruh anak untuk mencontoh tentang tata krama seperti mengajari anak untuk berperilaku baik, jujur, dan sopan. 2. Peneliti: Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? Informan: Kami membiasakan anak untuk belajar tiap hari, yaitu minimal 1 jam dan maksimal 2 jam. Kurang lebih jam 19.00-21.00. 3. Peneliti: Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? Informan: Kami selalu mengingatkan anak untuk berbuat baik dan melakukan hal-hal baik yang telah ia pelajari. 4. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? Informan: Kami mendorong atau memberikan motivasi kepada anak baik secara fisik maupun non-fisik atau latihan dan pendampingan. 5. Peneliti: Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? Informan: Kami menyuruh anak untuk rajin dan belajar setiap hari. 6. Peneliti: Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? Informan: Kami menekankan anak untuk belajar secara rutin setiap hari 7. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? Informan: Kami membiasakan anak untuk belajar setiap hari dan bertanggung jawab terhadap kegiatannya. 8. Peneliti: Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan! Informan: Kami menyuruh anak belajar dan menemaninya sehingga tau perkembangan anak 9. Peneliti: Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasan! Informan: Kami menyuruh anak untuk melakukan apa yang disenangi. 124
10. Peneliti: Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan! Informan: Kami mendukung anak untuk melakukan hal yang disenanginya. 11. Peneliti: Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? Informan: Kami berikan situasi yang nyaman untuk anak berkembang. 12. Peneliti: Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! Informan: Kami berusaha menemani anak belajar agar tahu perkembagannya. 13. Peneliti: Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! Informan: Kami mengajari anak untuk berperilaku baik, jujur, dan sopan. 14. Peneliti: Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? Informan: Pola asuh mendidik yaitu demokratis. Anak tidak bisa dipaksa dan dilepas atau bebas sebebas-bebasnya. 15. Peneliti: Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)? Informan: Faktor pendukung kami ya karena lokasi sekolah yang dekat dengan tempat tinggal kami. Selain itu kami juga memiliki pendidikan yang baik. Kami lulusan S1 dan sekarang ayah sedang menempuh S2 sehingga banyak pengetahuan dan mampu menjawab pelajaran-pelajaran yang ditanyakan anak terutama matematika karena kami lulusan S1 Teknik. Sedangkan faktor penghambat kami yaitu apabila kami tugas atau berdinas keluar Kota Yogyakarta sehingga tidak mampu mendampingi anak secara fisik terus-menerus karena kami ayah bekerja sebagai TNI dan ibu sebagai karyawan swasta.
125
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ORANGTUA ANAK YANG KURANG/BELUM BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (OrtuAKls5B) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : Sl : Orangtua Anak Kelas 5B SD Muhammadiyah Demangan : 26 April 2014 : Ruang Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 3 Depok : 16.00 - 16.45 WIB
1. Peneliti: Apakah orangtua memberi contoh dan menyuruh anak untuk mencontoh? Alasannya? Informan: Kami memberikan arahan-arahan dan contoh dalam keseharian di rumah maupun kegiatan bersosialisasi dengan penekanan pada ketaatan keagamaan. 2. Peneliti: Apakah orangtua membiasakan anak untuk melakukan apa yang telah dicontoh? Informan: Kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar karena kemauan sendiri dan kadang diajari kakaknya. 3. Peneliti: Bagaimana orangtua memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang dicontohkan? Informan: Kami terus memantau perkembangan anak baik di sekolah maupun di luar dengan mengupayakan les tambahan dan membimbing anak di rumah, tetapi kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar karena kemauan sendiri dan diajari oleh kakaknya. 4. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar mau membiasakan hal yang telah dicontoh? Informan: Mengupayakan les tambahan dan membimbing belajar di rumah tetapi kami jarang menemani anak belajar. 5. Peneliti: Bagaimanakah cara orangtua menyuruh dan melarang anak dalam melakukan sesuatu? Informan: Kami tidak pernah menyuruh anak untuk melakukan hal yang tidak disukai dan tidak melarang anak untuk melakukan yang dia suka. Kami biarkan anak tumbuh dengan sendirinya dan kami hanya memantau perkembangannya. 6. Peneliti: Apakah orangtua melakukan diskusi dengan anak tentang hal-hal yang terkait dengan anaknya? Informan: Kami terus memantau perkembangannya baik di sekolah maupun di luar dengan cara pengupayakan les tambahan dan membimbing belajar di rumah, tetapi kami jarang menemani. Anak belajar karena kemauan sendiri dan diajari kakaknya. 7. Peneliti: Bagaimanakah orangtua memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak? 126
Informan: Kami menyuruh anak belajar supaya bisa mengikuti pelajaran di sekolah dan kami juga memasukkan anak di tempat les supaya banyak pengetahuan. 8. Peneliti: Apakah orangtua memberi bimbingan dan penyuluhan pada anak? Jelaskan! Informan: Kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar karena kemauannya sendiri. 9. Peneliti: Apakah orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal? Berikan penjelasan! Informan: Kami mengupayakan les tambahan dan membimbing anak belajar di rumah, tetapi kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar karena kemauan sendiri. 10. Peneliti: Apakah orangtua memberikan kesempatan anak untuk mencoba melakukan banyak hal? Jelaskan! Informan: Kami mengupayakan les tambahan supaya anak dapat melakukan banyak hal. 11. Peneliti: Bagaimanakah orangtua menciptakan situasi yang baik untuk anak? Informan: Kami mengupayakan les tambahan untuk anak. 12. Peneliti: Apakah orangtua mengawasi dan mengecek anaknya? Jelaskan! Informan: Kami bertanya pada anak ada PR atau tidak. 13. Peneliti: Apakah orangtua menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga? Jelaskan! Informan: Kami menerapkan pendidikan karakter dengan cara memberikan arahan dan contoh dalam keseharian di rumah maupun dalam kegiatan bersosialisasi dengan penekanan pada ketaatan keagamaan. 14. Peneliti: Apakah model pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya? Informan: Pada poin tertentu kami terapkan pola asuh demokratis untuk menunjang perkembangan anak. Namun pada sisi yang lain kami tunjukkan otoriter tanpa kompromi semisal peribadatan. 15. Peneliti: Apakah faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melakukan berbagai cara untuk mendidik anak (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan waktu luang)? Informan: Faktor pendukung kami yaitu adanya kemudahan akses informasi dan komunikasi, sedangkan faktor penghambat kalau dari kami karena kurangnya pengetahuan karena kami hanya menempuh pendidikan akhir SMP. Adanya lingkungan perkotaan yang kami rasa hiruk pikuknya kurang mendukung tumbuh kembang anak terlebih dalam hal pembangunan karakter. Selain itu anak kami itu susah diajari dan sering melamun sehingga tidak fokus dan anaknya juga lambat dalam menerima pelajaran.
127
TRANSKRIP WAWANCARA TERTULIS DENGAN SISWA YANG BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (AnkKls3) Nama Siswa : AIZ Kelas :3 Pertanyaan Pilihan Ganda: 1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jawaban: a. setiap hari 2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: a. sendiri 3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan b. ditegur c. ditemani jawaban: c. ditemani 5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. a. dibiarkan b. dinasehati c. dimarahi jawaban: b. dinasehati 6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les b. belajar sendiri c. belajar dengan orangtua jawaban: b. belajar sendiri 7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah b. cerita jawaban: b. cerita 8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan b. dimarahi c. dimengerti Jawaban: c. dimengerti 9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan b. diberi selamat c. dihargai Jawaban: c. dihargai 10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti b. perduli c. tidak mengerti Jawaban: a. mengerti
Pertanyaan Essai: Pertanyaan: Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu? Jawaban : membimbing belajar
128
TRANSKRIP WAWANCARA TERTULIS DENGAN SISWA YANG BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (AnkKls4A) Nama Siswa : BPN Kelas : 4A Pertanyaan Pilihan Ganda: 1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jawaban: a. setiap hari 2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan b. ditegur c. ditemani jawaban: b. ditegur 5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. a. dibiarkan b. dinasehati c. dimarahi jawaban: b. dinasehati 6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les b. belajar sendiri c. belajar dengan orangtua jawaban: a. les 7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah b. cerita jawaban: b. cerita 8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan b. dimarahi c. dimengerti Jawaban: c. dimengerti 9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan b. diberi selamat c. dihargai Jawaban: b. diberi selamat 10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti b. perduli c. tidak mengerti Jawaban: b. perduli
Pertanyaan Essai: Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu? Jawaban : didampingi saat belajar di rumah, diberikan pelajaran tambahan melalui les, diberikan dukungan sepenuhnya untuk kebutuhan belajar mengajar, inging selalu dibimbing ataupun dipantau dalam berkembangnya kreativitas dan kecerdasannya. 129
TRANSKRIP WAWANCARA TERTULIS DENGAN SISWA YANG BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (AnkKls4B) Nama Siswa : RTN Kelas : 4B Pertanyaan Pilihan Ganda: 1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jawaban: a. setiap hari 2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan b. ditegur c. ditemani jawaban: c. ditemani 5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. a. dibiarkan b. dinasehati c. dimarahi jawaban: b. dinasehati 6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les b. belajar sendiri c. belajar dengan orangtua jawaban: a. les 7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah b. cerita jawaban: b. cerita 8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan b. dimarahi c. dimengerti Jawaban: c. dimengerti 9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan b. diberi selamat c. dihargai Jawaban: b. diberi selamat 10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti b. perduli c. tidak mengerti Jawaban: a. mengerti
Pertanyaan Essai: Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu? Jawaban : memberi dukungan agar aku semakin giat, memberi reward jika aku berhasil dan hukuman jika aku gagal, sekali-kali aku diajak jalan-jalan.
130
TRANSKRIP WAWANCARA TERTULIS DENGAN SISWA YANG BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (AnkKls5A) Nama Siswa : DAK Kelas : 5A Pertanyaan Pilihan Ganda: 1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jawaban: a. setiap hari 2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan b. ditegur c. ditemani jawaban: c. ditegur 5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. b. dibiarkan b. dinasehati c. dimarahi jawaban: b. dinasehati 6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les b. belajar sendiri c. belajar dengan orangtua jawaban: c. belajar dengan orangtua 7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah b. cerita jawaban: b. cerita 8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan b. dimarahi c. dimengerti Jawaban: b. dimarahi 9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan b. diberi selamat c. dihargai Jawaban: b. diberi selamat 10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti b. perduli c. tidak mengerti Jawaban: a. perduli
Pertanyaan Essai: Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu? Jawaban : Membantu belajar/ dibimbing, ditegur jika tidak belajar, dimarahi orangtua jika nilai jelek supaya tidak diulangi lagi (tapi jangan galak banget), jika juara diberi selamat/ hadiah supaya bisa ditingkatkan lagi, bisa memenuhi kebutuhan saya, jika nilai turun diberi dorongan. 131
TRANSKRIP WAWANCARA TERTULIS DENGAN SISWA YANG BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (AnkKls5B) Nama Siswa : AS Kelas : 5B Pertanyaan Pilihan Ganda: 1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jawaban: a. setiap hari 2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan b. ditegur c. ditemani jawaban: b. ditegur 5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. a. dibiarkan b. dinasehati c. dimarahi jawaban: b. dinasehati 6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les b. belajar sendiri c. belajar dengan orangtua jawaban: c. belajar dengan orangtua 7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah b. cerita jawaban: b. cerita 8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan b. dimarahi c. dimengerti Jawaban: c. dimengerti 9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan b. diberi selamat c. dihargai Jawaban: b. diberi selamat 10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti b. perduli c. tidak mengerti Jawaban: a. mengerti
Pertanyaan Essai: Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu? Jawaban : Belajar dengan teratur, bertanya ke orangtua jika tidak tau, jika saya juara ingin orangtua bangga kepada saya.
132
TRANSKRIP WAWANCARA TERTULIS DENGAN SISWA YANG KURANG/BELUM BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (AnkKls3) Nama Siswa : MNH Kelas :3 Pertanyaan Pilihan Ganda: 1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jawaban: a. setiap hari 2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan b. ditegur c. ditemani jawaban: c. ditemani 5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. a. dibiarkan b. dinasehati c. dimarahi jawaban: b. dinasehati 6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les b. belajar sendiri c. belajar dengan orangtua jawaban: c. belajar dengan orangtua 7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah b. cerita jawaban: b. cerita 8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan b. dimarahi c. dimengerti Jawaban: b. dimarahi 9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan b. diberi selamat c. dihargai Jawaban: b. diberi selamat 10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti b. perduli c. tidak mengerti Jawaban: b. perduli
Pertanyaan Essai: Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu? Jawaban : Membimbing belajar dan mendampingi belajar.
133
TRANSKRIP WAWANCARA TERTULIS DENGAN SISWA YANG KURANG/BELUM BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (AnkKls4A) Nama Siswa : ANW Kelas : 4A Pertanyaan Pilihan Ganda: 1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jawaban: a. setiap hari 2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan b. ditegur c. ditemani jawaban: b. ditegur 5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. a. dibiarkan b. dinasehati c. dimarahi jawaban: b. dinasehati 6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les b. belajar sendiri c. belajar dengan orangtua jawaban: c. belajar dengan orangtua 7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah b. cerita jawaban: b. cerita 8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan b. dimarahi c. dimengerti Jawaban: c. dimengerti 9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan b. diberi selamat c. dihargai Jawaban: c. dihargai 10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti b. perduli c. tidak mengerti Jawaban: b. perduli
Pertanyaan Essai: Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu? Jawaban : Dido’akan, dibimbing saat belajar dan dinasehati.
134
TRANSKRIP WAWANCARA TERTULIS DENGAN SISWA YANG KURANG/BELUM BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (AnkKls4B) Nama Siswa : WASP Kelas : 4B Pertanyaan Pilihan Ganda: 1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jawaban: b. kadang-kadang 2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan b. ditegur c. ditemani jawaban: b. ditegur 5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. a. dibiarkan b. dinasehati c. dimarahi jawaban: b. dinasehati 6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les b. belajar sendiri c. belajar dengan orangtua jawaban: c. belajar dengan orangtua 7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah b. cerita jawaban: b. cerita 8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan b. dimarahi c. dimengerti Jawaban: c. dimengerti 9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan b. diberi selamat c. dihargai Jawaban: b. diberi selamat 10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti b. perduli c. tidak mengerti Jawaban: a. mengerti
Pertanyaan Essai: Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu? Jawaban : Dibimbing, dido’akan dan didukung.
135
TRANSKRIP WAWANCARA TERTULIS DENGAN SISWA YANG KURANG/BELUM BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (AnkKls5A) Nama Siswa : RSP Kelas : 5A Pertanyaan Pilihan Ganda: 1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jawaban: b. kadang-kadang 2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan b. ditegur c. ditemani jawaban: b. ditegur 5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. a. dibiarkan b. dinasehati c. dimarahi jawaban: b. dinasehati 6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les b. belajar sendiri c. belajar dengan orangtua jawaban: c. belajar dengan orangtua 7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah b. cerita jawaban: b. cerita 8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan b. dimarahi c. dimengerti Jawaban: c. dimengerti 9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan b. diberi selamat c. dihargai Jawaban: b. diberi selamat 10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti b. perduli c. tidak mengerti Jawaban: b. perduli
Pertanyaan Essai: Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu?
136
Jawaban : Selalu mengajari ketika belajar, memberi selamat jika mendapat nilai yang bagus, selalu diperhatikan, selalu menasehati, selalu dipedulikan dan dido’akan.
137
TRANSKRIP WAWANCARA TERTULIS DENGAN SISWA YANG KURANG/BELUM BERHASIL DI SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (AnkKls5B) Nama Siswa : DAP Kelas : 5B Pertanyaan Pilihan Ganda: 1. Kapan kamu belajar di rumah? a. Setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jawaban: a. setiap hari 2. Kamu belajar di rumah dengan siapa? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 3. Kamu ingin belajar dengan siapa jika di rumah? a. Sendiri b. Orangtua c. Teman Jawaban: b. orangtua 4. Saya ingin . . . . . orangtua saat malas belajar. a. dibiarkan b. ditegur c. ditemani jawaban: b. ditegur 5. Saya ingin . . . . . orangtua saat melakukan kesalahan. a. dibiarkan b. dinasehati c. dimarahi jawaban: b. dinasehati 6. Saya ingin menambah ilmu saya dengan cara . . . . . a. les b. belajar sendiri c. belajar dengan orangtua jawaban: a. les 7. Saya ingin . . . . . pada orangtua saat sedih maupun senang. a. marah b. cerita jawaban: b. cerita 8. Saya ingin . . . . . saat nilai saya jelek. a. dibiarkan b. dimarahi c. dimengerti Jawaban: c. dimengerti 9. Saya ingin . . . . . saat nilai saya bagus atau menjadi juara. a. dibiarkan b. diberi selamat c. dihargai Jawaban: b. diberi selamat 10. Saya ingin orangtua . . . . . kebutuhan saya. a. mengerti b. perduli c. tidak mengerti Jawaban: a. mengerti
Pertanyaan Essai: Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang kamu inginkan dari orangtua untuk mendukung prestasimu? Jawaban : Mengajari belajar di rumah, mengikuti les di luar rumah, ditegur jika malas belajar dan menanyakan PR jika ada PR atau tidak. 138
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (GrKls3) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : IS : Guru Kelas 3 SD Muhammadiyah Demangan : 15 Maret 2014 : Ruang Guru SD Muhammadiyah Demangan : 11.00 - 12.00 WIB
1. Peneliti: Bagaimanakah keberhasilan pendidikan atau prestasi anak yang berhasil dan belum berhasil, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor? Informan: Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan. Untuk anak yang berhasil, memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif dan afektif cukup, tetapi psikomotornya bagus, karena anak pandai menggambar dan menciptakan ide, terampil dan telaten dalam mengerjakan tugas kerajinan tangan. 2. Peneliti: Prestasi apakah yang berhasil diraih oleh anak? Informan: Untuk anak yang berhasil dalam pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat rangking 1 di kelas, maju ke semifinal Olimpiade Matematika tingkat Kota Yogyakarta. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil belum pernah mendapat prestasi. 3. Peneliti: Bagaimanakah sikap dan perilaku anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki sikap yang baik, yaitu percaya diri, tanggung jawab dan patuh terhadap aturan. sedangkan anak yang kurang atau belum berprestasi memiliki sikap yang kurang baik. 4. Peneliti: Bagaimanakah emosi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Emosi anak yang berprestasi lebih baik daripada emosi anak yang kurang berprestasi. Untuk anak yang kurang berprestasi terkadang belum bisa mengontrol emosinya. 5. Peneliti: Bagaimanakah kebiasaan anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Anak yang berprestasi memiliki kebiasaan yang baik, yaitu lebih disiplin daripada anak yang kurang berprestasi. 6. Peneliti: Bagaimanakah kemauan atau motivasi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Anak yang berprestasi memiliki kemauan dan motivasi yang baik, sedangkan untuk anak yang kurang berprestasi memiliki kemauan atau motivasi kurang baik karena terkadang mudah menyerah dan putus asa. 7. Peneliti: Bagaimanakah kondisi jasmani anak (sehat atau tidak)? Informan: Kondisi jasmani anak yang berprestasi dan kurang berprestasi sama-sama baik dan tidak ada kekurangan. 139
8. Peneliti: Bagaimanakah kondisi psikologis anak yang berprestasi dan belum berprestasi (intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)? Informan: Untuk kondisi psikologis anak yang berprestasi yaitu baik semua, yaitu memiliki minat dan bakat pada semua bidang studi dan seni. Sedangkan untuk anak yang belum berprestasi memiliki psikologis yang sedang, yaitu memiliki minat dan bakat dalam hal seni (menggambar dan kerajinan tangan).
140
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (GrKls4A) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : Sp : Guru Kelas 4A SD Muhammadiyah Demangan : 22 Maret 2014 : Ruang Guru SD Muhammadiyah Demangan : 11.00 - 12.00 WIB
1. Peneliti: Bagaimanakah keberhasilan pendidikan atau prestasi anak yang berhasil dan belum berhasil, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor? Informan: Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil. Anak yang berhasil, memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif dan afektif dan psikomotor sedang atau cukup. 2. Peneliti: Prestasi apakah yang berhasil diraih oleh anak? Informan: Untuk anak yang berhasil dalam pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat rangking 1 di kelas. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil belum pernah mendapat prestasi. 3. Peneliti: Bagaimanakah sikap dan perilaku anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki sikap yang baik, yaitu mandiri, tanggung jawab dan patuh terhadap aturan. sedangkan anak yang kurang atau belum berprestasi memiliki sikap yang kurang baik dan kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya terutama saat di kelas. 4. Peneliti: Bagaimanakah emosi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Emosi anak yang berprestasi lebih baik daripada emosi anak yang kurang berprestasi. 5. Peneliti: Bagaimanakah kebiasaan anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Kebiasaan anak yang berprestasi dan yang kurang berprestasi berbeda, yaitu anak yang berprestasi lebih disiplin daripada anak yang kurang berprestasi. 6. Peneliti: Bagaimanakah kemauan atau motivasi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki kemauan dan motivasi yang bagus dibandingkan dengan anak yang belum berprestasi. 7. Peneliti: Bagaimanakah kondisi jasmani anak (sehat atau tidak)? Informan: Untuk keadaan jasmani anak memiliki jasmani yang baik. 8. Peneliti: Bagaimanakah kondisi psikologis anak yang berprestasi dan belum berprestasi (intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki kondisi psikologis yang baik, bakat dan minatnya lebih menonjol pada aspek kognitif. Sedangkan anak 141
yang belum berprestasi memiliki kondisi psikologis kurang baik, bakat dan minatnya lebih pada psikomotor seperti olahraga sepak bola.
142
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (GrKls4B) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : DY : Guru Kelas 4B SD Muhammadiyah Demangan : 29 Maret 2014 : Ruang Guru SD Muhammadiyah Demangan : 11.00 - 12.00 WIB
1. Peneliti: Bagaimanakah keberhasilan pendidikan atau prestasi anak yang berhasil dan belum berhasil, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor? Informan: Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan. Untuk anak yang berhasil, memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif, afektif, dan psikomotor cukup. 2. Peneliti: Prestasi apakah yang berhasil diraih oleh anak? Informan: Untuk anak yang berhasil dalam pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat rangking 1 di kelas. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil belum pernah mendapat prestasi. 3. Peneliti: Bagaimanakah sikap dan perilaku anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki sikap dan perilaku yang baik, yaitu pandai memimpin, berwibawa, tegas, percaya diri dan tanggung jawab. sedangkan anak yang kurang atau belum berprestasi memiliki sikap dan perilaku yang kurang baik, tetapi ia mempunyai kepercayaan diri yang baik. 4. Peneliti: Bagaimanakah emosi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Emosi anak yang berprestasi lebih baik daripada emosi anak yang kurang berprestasi. Untuk anak yang kurang berprestasi terkadang belum bisa mengontrol emosinya (emosian). 5. Peneliti: Bagaimanakah kebiasaan anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Kebiasaan anak yang berprestasi lebih disiplin daripada anak yang kurang berprestasi. 6. Peneliti: Bagaimanakah kemauan atau motivasi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki kemauan dan motivasi dalam belajar, tetapi untuk anak yang belum berprestasi malas dan kurang termotivasi untuk sekolah. 7. Peneliti: Bagaimanakah kondisi jasmani anak (sehat atau tidak)? Informan: Untuk kondisi jasmani anak yang berprestasi dan belum berprestasi baik.
143
8. Peneliti: Bagaimanakah kondisi psikologis anak yang berprestasi dan belum berprestasi (intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki kondisi psikologis yang baik, bakat dan minatnya lebih menonjol pada aspek kognitif dan berbakat untuk menjadi seorang pendidik. Sedangkan anak yang belum berprestasi memiliki kondisi psikologis kurang baik, bakat dan minatnya lebih pada psikomotor atau olahraga.
144
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (GrKls5A) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : UD : Guru Kelas 5A SD Muhammadiyah Demangan : 5 April 2014 : Ruang Guru SD Muhammadiyah Demangan : 11.00 - 12.00 WIB
1. Peneliti: Bagaimanakah keberhasilan pendidikan atau prestasi anak yang berhasil dan belum berhasil, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor? Informan: Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor hampir sama antara anak yang berhasil dan belum berhasil. Untuk anak yang berhasil, memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang kurang berhasil memiliki kognitif cukup, afektif baik, dan psikomotor sangat baik. 2. Peneliti: Prestasi apakah yang berhasil diraih oleh anak? Informan: Untuk anak yang berhasil dalam pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat rangking 1 di kelas, Juara II Olimpiade IPA tingkat UPT Wilayah Yogyakarta Utara. Sedangkan untuk anak yang kurang berhasil, mendapat juara I Renang Gaya Bebas dan juara I Olimpiade Renang tingkat Kota Yogyakarta. 3. Peneliti: Bagaimanakah sikap dan perilaku anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki sikap dan perilaku yang baik, yaitu sopan terhadap guru, tetapi ia cenderung memilih teman ketika bergaul. Sedangkan anak yang kurang berprestasi memiliki sikap dan perilaku yang baik, jujur, mudah bergaul dengan teman dan sopan. 4. Peneliti: Bagaimanakah emosi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Emosi antara anak yang berprestasi dan kurang berprestasi samasama baik. 5. Peneliti: Bagaimanakah kebiasaan anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki kebiasaan baik, yaitu tekun, rajin dan cerdas, tetapi memilih teman dalam bergaul. Sedangkan anak yang kurang berprestasi memiliki kebiasaan baik, tetapi masih perlu bimbingan lagi. 6. Peneliti: Bagaimanakah kemauan atau motivasi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Kemauan atau motivasi anak yang berprestasi sangat bagus, tetapi untuk anak yang kurang berprestasi masih memerlukan bimbingan lagi. 7. Peneliti: Bagaimanakah kondisi jasmani anak (sehat atau tidak)? Informan: Untuk kondisi jasmani antara anak yang berprestasi dan kurang berprestasi sama-sama memiliki jasmani yang baik dan sehat. 145
8. Peneliti: Bagaimanakah kondisi psikologis anak yang berprestasi dan belum berprestasi (intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki kondisi psikologis yang baik, memiliki minat dan bakat cenderung pada aspek kognitif. Sedangkang anak yang kurang berprestasi memiliki kondisi psikologis baik, tetapi minat dan bakatnya lebih menonjol pada aspek psikomotor, yaitu olahraga renang.
146
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU SD MUHAMMADIYAH DEMANGAN (GrKls5B) Interviewer (Peneliti) Interviewee (Informan) Jabatan Interviewee Tanggal Tempat Waktu
: Dwi Trisnawati : YH : Guru Kelas 5B SD Muhammadiyah Demangan : 12 April 2014 : Ruang Guru SD Muhammadiyah Demangan : 11.00 - 12.00 WIB
1. Peneliti: Bagaimanakah keberhasilan pendidikan atau prestasi anak yang berhasil dan belum berhasil, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor? Informan: Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan. Untuk anak yang berhasil, memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif cukup, afektif baik dan psikomotor cukup. 2. Peneliti: Prestasi apakah yang berhasil diraih oleh anak? Informan: Untuk anak yang berhasil dalam pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat rangking 1 di kelas. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil belum pernah mendapat prestasi. 3. Peneliti: Bagaimanakah sikap dan perilaku anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Untuk anak yang berprestasi memiliki sikap yang baik. Sedangkan anak yang kurang atau belum berprestasi memiliki sikap yang kurang baik. 4. Peneliti: Bagaimanakah emosi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Emosi anak yang berprestasi lebih baik daripada emosi anak yang kurang berprestasi. 5. Peneliti: Bagaimanakah kebiasaan anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Kebiasaan anak yang berprestasi lebih baik daripada anak yang belum berprestasi. 6. Peneliti: Bagaimanakah kemauan atau motivasi anak yang berprestasi dan kurang berprestasi? Informan: Kemauan dan motivasi anak yang berprestasi lebih baik daripada anak yang belum berprestasi. 7. Peneliti: Bagaimanakah kondisi jasmani anak (sehat atau tidak)? Informan: Untuk kondisi jasmani antara anak yang berprestasi tidak beda jauh, yaitu memiliki jasmani yang baik. 8. Peneliti: Bagaimanakah kondisi psikologis anak (intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)? Informan: Untuk kondisi psikologis anak yang berprestasi baik, minat dan bakatnya yaitu menggambar dan memiliki minat membaca yang tinggi. Sedangkan anak yang kurang berprestasi memiliki kondisi psikologis cukup, bakat dan minatnya pada olahraga sepak bola dan dan pelajaran IPA. 147
LAMPIRAN 3. REDUKSI DATA
148
PERAN EDUKATIF ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN PENDIDIKAN ANAK 1. PERAN EDUKATIF ORANGTUA ANAK YANG BERHASIL Peran Edukatif No Orangtua Anak Deskripsi yang Berhasil 1 Memberi Contoh Kami sebagai orangtua memberikan dan Menyuruh contoh dan menyuruh anak untuk Mencontoh mencontoh hal-hal yang baik, misalnya tata krama terhadap orangtua. Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap. Kami memberi contoh anak berakhlak baik. Kami memberi contoh yang baik pada anak dan memberi pengertian supaya anak tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Kami mengajari anak untuk taat pada agama dan menjalankan ibadah dengan tepat waktu. 2 Membiasakan Kami membiasakan anak untuk belajar setiap hari dan mengupayakan disiplin terhadap jam belajar serta membiasakan hal-hal yang positif. Kami selalu memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap. Kami membiasakan anak untuk berkata jujur dan bertanggung jawab. Kami selalu menanamkan belajar dengan rajin dan rutin setiap hari, tepatnya setelah maghrib dan membiasakan anak untuk disiplin. Kami membiasakan anak untuk belajar setiap hari sekitar 1-2 jam dan mengerjakan soal latihan serta membiasakan anak berdisiplin waktu. 3 Memberi Kami memberi penjelasan tentang Penjelasan kewajiban anak sebagai pelajar dan seorang muslim. Kami memberi tahu mana yang baik dan mana yang salah. Kami jelaskan dengan cara yang halus agar anak mengerti. Kami selalu memberikan penjelasan bahwa berprestasi adalah kewajiban anak kepada orangtua dan masa depan dirinya, 149
Tanggal
Kode
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A 27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A 27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4
5
Memberi Dorongan
Menyuruh Melarang
jadi harus dikejar dan diperjuangkan. Kami juga memberi pengertian bahwa akademik dan non-akademik harus ditempa secara berimbang, sehingga menjadi anak yang tangguh. Kami mendampingi anak belajar dan memberikan penjelasan tentang pelajaran yang belum dia mengerti dan sekalian memberikan tanya jawab supaya selalu ingat untuk pelajaran yang diajarkan disekolah. Kami selalu membimbing, membantu dan megarahkan untuk belajar serta tidak bosan-bosannya mengarahkan dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk anak belajar supaya anak menjadi semangat. Kami selalu mendampingi dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah supaya anak bersemangat. Kami memberi dorongan pada anak agar selalu mengerjakan apa yang telah kami ajarkan agar kelak menjadi anak yang baik. Kami selalu memotivasi anak supaya dapat menempuh pendidikan secara berimbang antara akademik dan nonakademik. Kami sebagai orangtua selalu mendampingi anak belajar dan sekalian memberikan tanya jawab supaya anak semangat dan selalu ingat pelajaran yang diajarkan di sekolah. dan Kami selalu menyuruh anak untuk melakukan hal-hal yang positif dan berusaha memberi contoh yang baik supaya anak tidak melakukan hal-hal yang negatif. Kami memberi tahu anak mana yang baik untuk dilakukan dan tidak baik untuk dilakukan. Kami selalu menyuruh anak untuk berbuat baik, jujur dan bertanggung jawab. Kami selalu menyuruh anak untuk belajar dan melarang anak menonton TV saat waktunya belajar. Kami sebagai orangtua selalu menyuruh 150
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
6
7
8
anak untuk belajar agar bisa berhasil dan melarang anak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya. Berdiskusi Kami sebagai orangtua selalu berusaha membicarakan dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan anak agar tidak ada kesalahpahaman dan pengertian antara orangtua dan anak. Sebagai orangtua kami harus demokratis, karena kami harus menghargai anak untuk berpendapat dan orangtua mengarahkan yang baik. Kami berusaha membicarakan sesuatunya dengan anak, agar anak mengerti. Kami memberi pengertian dan peraturan kepada anak untuk disiplin belajar setiap hari tepatnya setelah maghrib. Kami Berusaha mengajak anak untuk berdiskusi dan kami perbolehkan anak untuk memberikan pendapat dengan cara sopan dan penuh hormat kepada orangtua. Memberi Tugas Kami sebagai orangtua memberi tugas dan Tanggung kepada anak untuk belajar dan mengerjakan hal-hal yang positif serta Jawab anak harus bertanggung jawab dengan disiplin terhadap jam belajarnya. Kami menyuruh anak belajar dan disiplin waktu terhadap belajarnya. Kami menekankan anak untuk jujur dan bertanggung jawab. Kami memberi tugas anak untuk berprestasi karena berprestasi adalah kewajiban anak kepada orangtua dan masa depan dirinya. Jadi harus dikejar dan diperjuangkan. Kami selalu memberikan akan tugas untuk belajar dan disiplin serta bertanggung jawab dengan belajarnya atau dengan apa yang dikerjakan sehariharinya dengan saling pengertian antara orangtua dan anak. Sebagai orangtua kami membimbing, Memberi Bimbingan dan membantu dan mengarahkan anak untuk belajar. Penyuluhan Kami mendampingi dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah. Dan kami 151
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A 27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
9
10
11
Mengajak Berbuat
Memberi Kesempatan Mencoba
Menciptakan Situasi yang Baik
memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap. Kami selalu menekankan anak untuk berakhlak baik dan jujur. Kami selalu memberi bimbingan anak dalam belajar dan melakukan kegiatan sehari-hari agar anak tahu yang baik dan tidak baik. Kami mendampingi anak belajar dan membimbing untuk berdisiplin waktu. Kami selalu membiasakan hal-hal yang positif dan berusaha memberi contoh yang baik. Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap. Kami mengajak anak untuk taat kepada agama. Kami memasukkan anak ke tempat les agar anak memiliki lebih banyak pengetahuan dan dapat melakukan banyak hal. Kami selalu mengajak anak untuk belajar setiap hari dengan mengerjakan soal latihan dan memberi tanya jawab. Kami selalu membiasakan hal-hal yang positif dan berusaha memberi contoh yang baik. Kami memberi kesempatan anak untuk mencoba mengerjakan tugasnya dan kami sebagai orangtua mendampingi dan mengarahkan anak belajar. Kami sebagai orangtua tidak pernah mengekang maupun mendidik anak secara keras. Kami biarkan mengalir apa adanya dan kami hanya memantau dan mengoreksi saja. Kami selalu memberikan kesempatan anak untuk melakukan banyak hal selama itu baik untuk dirinya. Kami berusaha memberi kesempatan anak untuk berpendapat dengan sopan dan penuh hormat kepada orangtua. Kami sebagai orangtua tidak bosanbosannya mengarahkan dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk anak belajar. Kami sediakan tempat yang nyaman 152
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
12
13
14
untuk anak belajar. Kami berusaha menyediakan tempat yang aman untuk anak. Sebagai orangtua kami selalu menanamkan belajar dengan rajin dan ruti setiap hari tepatnya setelah maghrib dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk anak belajar. Kami menyediakan tempat yang aman dan nyaman untuk anak belajar. Kami membiasakan belajar, Mengadakan Pengawasan dan mengupayakan disiplin terhadap jam belajar, membimbing, membantu dan Pengecekan mengarahkan untuk belajar. Kami mendampingi anak dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah. Kami biarkan anak mengalir apa adanya. Kami hanya memantau dan mengoreksi saja. Kami berusaha membimbing anak belajar supaya kami tahu perkembagan anak kami. Kami berusaha menemani anak belajar setiap hari dengan memberikan tanya jawab supaya anak selalu ingat pelajarannya. Kami selalu membiasakan hal-hal yang Menerapkan positif dan berusaha memberikan contoh Pendidikan yang baik pada anak. Karakter Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan sikap. Kami lebih menekankan pada akhlak agar jujur dan bertanggung jawab. Kami mengajarkan anak untuk taat kepada agama. Dalam mendidik anak untuk meraih keberhasilan non-akademik atau karakter, kami selalu membimbing untuk berdisiplin waktu, bertanggung jawab dengan belajarnya atau dengan apa yang dikerjakan sehari-harinya dan dengan saling pengertian antara anak dengan orangtua. Model Pola Asuh Pola asuh kami adalah demokratis. Kami yang Baik berusaha membicarakan dan mengkomunikasikan segala sesuatu 153
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A 4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
15
dengan anak. Dalam mendidik anak kami anjurkan bersikap demokratis karena kami harus menghargai anak untuk berpendapat dan orangtua mengarahkan yang baik. Kami mendidik anak secara demokratis. Tidak pernah ada kekerasan karena pernah kami marahi anaknya langsung panas. Sejak saat itu kami demokratis tanpa kekerasan. Kami sebagai orangtua menerapkan ketiga system pola asuh yaitu demokratis, liberal dan otoriter. Tergantung keadaan, kadang demokratis, kadang liberal dan kadang otoriter karena usianya yang belum dewasa. Pola asuh kami yaitu secara demokratis. Anak kami perbolehkan untuk memberikan pendapat dengan cara sopan dan penuh hormat kepada orangtua. Faktor Pendukung Faktor pendukung kami ya…. Kami telah dan Penghambat berhasil menempuh pendidikan akhir Orangtua dalam sarjana (S1) dan kami bekerja sebagai wiraswasta dan karyawan, sehingga Melaksanakan banyak pengetahuan dan adanya kegiatan Peran serta jadwal belajar anak yang tertib di Edukatifnya sekolah itu sangat membantu kami. untuk Sedangkan faktor penghambat kami itu Keberhasilan Pendidikan Anak adanya acara TV pada jam belajar mbak. Kan sekarang banyak sekali acara TV apalagi pada jam belajar, jadi mengganggu jam belajar anak. Faktor pendukung dalam melaksanakan peran edukatif kami ya Alhamdulillah kami bisa membantu belajar anak kami walaupun kami hanya lulusan SMU. Sedangkan faktor penghambat kami apa ya mabk… Terkadang anak masih suka bersendau gurau mbak saat belajar. Ya itu faktor pengahambat kami. Faktor pendukung kami yaitu adanya sekolah yang mengajarkan agama, jadi kami ringan mendidik anak serta bukunya lebih lengkap. Sedangkan faktor penghambat kami itu kurangnya biaya untuk mendukung anak mbak. Karena kami hanya bekerja sebagai buruh bangunan dan ibu rumah tangga serta 154
27 April 2014 OrtuAKls4A
27 April 2014
OrtuAKls5B
28 April 2014 OrtuAKls5A
4 Mei 2014
OrtuAKls4B
19 April 2014
OrtuAKls3
27 April 2014 OrtuAKls4A
27 April 2014
OrtuAKls5B
kami hanya menempuh pendidikan STM dan SMP. Faktor pendukung kami ya 28 April 2014 OrtuAKls5A Alhamdulillah kami memiliki bekal yang cukup untuk mendidik anak dengan pendidikan terakhir kami S1 dan S2. Kami bekerja di PT. Telkom dan sebagai wiraswasta, sehingga selain memiliki banyak pengetahuan juga memiliki modal untuk membantu anak belajar secara langsung maupun lewat les. Selain itu kami hidup di Kota pelajar jadi ada jam belajar yang harus dipatuhi setiap keluarga dan kotanya juga tidak terlalu besar, sehingga kami bisa menyesuaikan jarak dan waktu untuk menambah ilmu anak di luar sekolah. Sedangkan faktor penghambat kami itu karena ada acara TV yang semakin banyak dan cuaca yang seringkali kurang bersahabat dengan kondisi anak atau kesehatan anak mbak. OrtuAKls4B Faktor pendukung kami yaitu kami 4 Mei 2014 lulusan SMA dan bekerja sebagai wiraswasta sehingga dapat memberikan fasilitas yang lumayan mencukupi dan perlengkapan lainnya. Sedangkan faktor penghambat kami apa ya mbak… kami merasa tidak ada faktor penghambatnya karena anak kami masih bisa dinasehati dengan baik dan dapat diberi pengertian. Selain itu sejak dini kami juga memberikan anak pengertian dan kami ajarkan untuk memakai logika dalam berfikir.
155
2. PERAN EDUKATIF ORANGTUA ANAK YANG BELUM BERHASIL Peran Edukatif No Orangtua Anak Deskripsi Tanggal yang Berhasil 20 April 2014 1 Memberi Contoh Ya. Karena anak akan lebih mengerti. dan Menyuruh Mencontoh Kami memberi contoh dan menyuruh 20 April 2014 anak mencontoh tentang cara beribadah. Kami memberi contoh anak untuk 26 April 2014 beribadah agar taat pada agama. Kami memberikan arahan-arahan dan 26 April 2014 contoh dalam keseharian di rumah maupun kegiatan bersosialisasi dengan penekanan pada ketaatan keagamaan. Kami berusaha memberi contoh yang 4 Mei 2014 baik kepada anak dan menyuruh anak untuk mencontoh tentang tata krama seperti mengajari anak untuk berperilaku baik, jujur, dan sopan. 2 Membiasakan Ya, dengan menyurh anak melakukannya 20 April 2014 setiap hari. Kami selalu mengingatkan untuk fokus 20 April 2014 atau konsentrasi dan percaya diri. Kami mengajak anak untuk belajar 26 April 2014 dengancara membahas soal-soal pelajaran. Kami jarang menemani anak belajar. 26 April 2014 Anak belajar karena kemauan sendiri dan kadang diajari kakaknya. Kami membiasakan anak untuk belajar 4 Mei 2014 tiap hari, yaitu minimal 1 jam dan maksimal 2 jam. Kurang lebih jam 19.0021.00. 3 Memberi Dengan memberi pengertian yang baik. 20 April 2014 Penjelasan Kami memberi tahu bagaimana cara 20 April 2014 melakukan atau lebih pada cara beribadah. Kami mengajak anak untuk belajar 26 April 2014 dengan cara membahas soal-soal pelajaran dan mengikuti les. Kami terus memantau perkembangan 26 April 2014 anak baik di sekolah maupun di luar dengan mengupayakan les tambahan dan membimbing anak di rumah, tetapi kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar karena kemauan sendiri dan 156
Kode OrtuAKls3
OrtuAKls4A OrtuAKls4B OrtuAKls5B
OrtuAKls5A
OrtuAKls3 OrtuAKls4A OrtuAKls4B
OrtuAKls5B
OrtuAKls5A
OrtuAKls3 OrtuAKls4A
OrtuAKls4B
OrtuAKls5B
4
5
6
Memberi Dorongan
Menyuruh Melarang
Berdiskusi
diajari oleh kakaknya. Kami selalu mengingatkan anak untuk 4 Mei 2014 OrtuAKls5A berbuat baik dan melakukan hal-hal baik yang telah ia pelajari. Mengajak anak melakukan setiap hari. 20 April 2014 OrtuAKls3 Kami selalu mengingatkan anak untuk melakukan semua kegiatan dengan fokus dan percaya diri. Kami mengajak anak belajar dan memasukkannya ke tempat kegiatan yang anak senangi. Mengupayakan les tambahan dan membimbing belajar di rumah tetapi kami jarang menemani anak belajar. Kami mendorong atau memberikan motivasi kepada anak baik secara fisik maupun non-fisik atau latihan dan pendampingan. dan Dengan memberi pengertian antara yang baik dan buruk. Anak kami harus mematuhi peraturan dalam keluarga misal menghargai waktu tertib ibadah dan belajar. Kami memberi kebebasan dalam menentukan pilihan dan sebagai orangtua mengarahkan yang baik. Kami tidak pernah menyuruh anak untuk melakukan hal yang tidak disukai dan tidak melarang anak untuk melakukan yang dia suka. Kami biarkan anak tumbuh dengan sendirinya dan kami hanya memantau perkembangannya. Kami menyuruh anak untuk rajin dan belajar setiap hari. Kami mengajari anak sesuai kemampuan dan pelajaran yang ada. Anak harus mematuhi peraturan dalam keluarga. Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk anak dan kami memasukkan anak ke tempat kegiatan yang disenangi. Kami terus memantau perkembangannya baik di sekolah maupun di luar dengan cara pengupayakan les tambahan dan membimbing belajar di rumah, tetapi kami jarang menemani. Anak belajar karena kemauan sendiri dan diajari 157
20 April 2014 OrtuAKls4A
26 April 2014
OrtuAKls4B
26 April 2014
OrtuAKls5B
4 Mei 2014
OrtuAKls5A
20 April 2014
OrtuAKls3
20 April 2014 OrtuAKls4A
26 April 2014
OrtuAKls4B
26 April 2014
OrtuAKls5B
4 Mei 2014
OrtuAKls5A
20 April 2014
OrtuAKls3
20 April 2014 OrtuAKls4A 26 April 2014
OrtuAKls4B
26 April 2014
OrtuAKls5B
7
8
9
10
kakaknya. Kami menekankan anak untuk belajar secara rutin setiap hari. Memberi Tugas Kami ajarkan pelajaran dan keterampilan dan Tanggung sesuai kemampuan atau sesuai minat dan Jawab bakat anak. Kami selalu bertanya ada PR atau tidak dan selalu mengingatkan untuk konsentrasi dalam belajar karena anak suka melamun. Kami memasukkan anak ke tempat les dan ke tempat kegiatan yang anak senangi. Kami menyuruh anak belajar supaya bisa mengikuti pelajaran di sekolah dan kami juga memasukkan anak di tempat les supaya banyak pengetahuan. Kami membiasakan anak untuk belajar setiap hari dan bertanggung jawab terhadap kegiatannya. Ya. Karena anak perlu bimbingan dan Memberi Bimbingan dan penyuluhan. Penyuluhan Anak harus mematuhi peraturang dalam keluarga untuk beribadah dan belajar. Kami memasukkan anak ke tempat les dan ke tempat kegiatan yang anak senangi. Kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar yak arena kemauannya sendiri mbak. Kami menyuruh anak belajar dan menemaninya sehingga tau perkembangan anak. Mengajak Ya. Karena anak perlu tahu banyak hal Berbuat untuk bekal nantinya. Kami selalu mengajak anak untuk beribadah dan selalu mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi. Kami memasukkan anak ke tempat kegiatan yang anak senangi. mengupayakan les tambahan agar anak mempunyai banyak pengetahuan dan dapat melakukan banyak hal. Kami menyuruh anak untuk melakukan apa yang disenangi. Memberi Ya. Supaya anak mempunyai banyak 158
4 Mei 2014
OrtuAKls5A
20 April 2014
OrtuAKls3
20 April 2014 OrtuAKls4A
26 April 2014
OrtuAKls4B
26 April 2014
OrtuAKls5B
4 Mei 2014
OrtuAKls5A
20 April 2014
OrtuAKls3
20 April 2014 OrtuAKls4A 26 April 2014
OrtuAKls4B
26 April 2014
OrtuAKls5B
4 Mei 2014
OrtuAKls5A
20 April 2014
OrtuAKls3
20 April 2014 OrtuAKls4A
26 April 2014
OrtuAKls4B
26 April 2014
OrtuAKls5B
4 Mei 2014
OrtuAKls5A
20 April 2014
OrtuAKls3
Kesempatan Mencoba
11
12
13
pengetahuan.
Anak harus patuh terhadap peraturan dalam keluarga. Kami memberi kesempatan anak untuk malakukan banyak hal dengan memasukkan anak ke tempat kegiatan yang anak senangi. Kami mengupayakan les tambahan supaya anak dapat melakukan banyak hal. Kami mendukung anak untuk melakukan hal yang disenanginya. Menciptakan Situasi yang baik ya di rumah mbak. Di Situasi yang Baik rumah kami mengajari anak pelajaran sesuai pelajaran yang ada. Situasi yang baik itu di rumah, karena anak bisa bersama keluarga. Kami mengajak anak untuk belajar bersama supaya anak merasa senang. Kami mengupayakan les tambahan untk anak. Kami berikan situasi yang nyaman untuk anak berkembang. Kami selalu memantau perkembangan Mengadakan Pengawasan dan anak sehingga tau kemampuan yang dimiliki oleh anak. Pengecekan Kami selalu mengawasi perkembangan anak dan mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri terhadap apa yang dilakukan. Kami memantau perkembangan anak dan memasukkan anak ketempat kegiatan yang anak senangi. Kami bertanya pada anak ada PR atau tidak. Kami berusaha menemani anak belajar agar tahu perkembagannya. Kami mendidik anak untuk taat pada Menerapkan agama. Pendidikan Karakter Kami selalu mengingatkan anak untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri dan menghargai waktu tertib ibadah. Kami lebih mengajari anak untuk taat pada agama atau beribadah. Kami menerapkan pendidikan karakter 159
20 April 2014 OrtuAKls4A 26 April 2014
OrtuAKls4B
26 April 2014
OrtuAKls5B
4 Mei 2014
OrtuAKls5A
20 April 2014
OrtuAKls3
20 April 2014 OrtuAKls4A 26 April 2014
OrtuAKls4B
26 April 2014
OrtuAKls5B
4 Mei 2014
OrtuAKls5A
20 April 2014
OrtuAKls3
20 April 2014 OrtuAKls4A
26 April 2014
OrtuAKls4B
26 April 2014
OrtuAKls5B
4 Mei 2014
OrtuAKls5A
20 April 2014
OrtuAKls3
20 April 2014 OrtuAKls4A
26 April 2014
OrtuAKls4B
26 April 2014
OrtuAKls5B
14
15
dengan cara memberikan arahan dan contoh dalam keseharian di rumah maupun dalam kegiatan bersosialisasi dengan penekanan pada ketaatan keagamaan. Kami mengajari anak untuk berperilaku 4 Mei 2014 OrtuAKls5A baik, jujur, dan sopan. Model Pola Asuh Model pola asuh kami demokratis mbak. 20 April 2014 OrtuAKls3 yang Baik Anak kami harus mematuhi peraturan 20 April 2014 OrtuAKls4A dalam keluarga, misal menghargai waktu tertib ibadah dan belajar. Kami mendidik anak tidak terlalu keras, 26 April 2014 OrtuAKls4B kami memberi kebebasan dalam menentukan pilihannya dan kami sebagai orangtua mengarahkan yang baik. Pada poin tertentu kami terapkan pola 26 April 2014 OrtuAKls5B asuh demokratis untuk menunjang perkembangan anak. Namun pada sisi yang lain kami tunjukkan otoriter tanpa kompromi semisal peribadatan. Pola asuh mendidik yaitu demokratis. 4 Mei 2014 OrtuAKls5A Anak tidak bisa dipaksa dan dilepas atau bebas sebebas-bebasnya. pendukung kami dalam 20 April 2014 OrtuAKls3 Faktor Pendukung Faktor dan Penghambat melaksanakan peran edukatif untuk Orangtua dalam keberhasilan anak yaitu kami telah menempuh pendidikan akhir S1 dan kami Melaksanakan bekerja sebagai karyawan swasta dan Peran sebagai ibu rumah tangga, sehingga kami Edukatifnya dapat memberikan fasilitas untuk anak untuk belajar. Sedangkan faktor penghambat Keberhasilan Pendidikan Anak kami yaitu adanya lingkungan yang tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya anak. Faktor pendukung kami ya.. 20 April 2014 OrtuAKls4A Alhamdulillah kami lulusan SMA sehingga masih bisa membimbimbing anak kami yang baru kelas 4 SD. Selain itu adanya tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk belajar juga menjadi faktor pendukung kami. Sedangkan faktor penghambat kami yaitu adanya lingkungan yang kurang bersahabat dengan tumbuh kembangnya anak. Faktor pendukung kami apa ya mbak… 26 April 2014 OrtuAKls4B ya Alhamdulillah kami lulusan SMA dan D3 sehingga dapat membantu anak belajar dan adanya kebersamaan antara 160
anak dan orangtua. Ya itu mbak faktor pendukung kami. Sedangkan faktor penghambat kami yaitu kurang adanya waktu untuk menemani anak, sehingga kami secara bergantian menemani anak belajar. Kemudian adanya lingkungan yang kurang mendukung untuk kembangnya anak dan kami kesulitan membantu anak belajar karena tidak ada buku pendukung untuk belajar sejak kurikulum berubah menjadi tematik. Faktor pendukung kami apa ya mbak… 26 April 2014 OrtuAKls5B itu mbak adanya kemudahan akses informasi dan komunikasi. Sedangkan faktor penghambat? Apa ya mbak… kalau dari kami ya karena kurangnya pengetahuan karena kami hanya menempuh pendidikan akhir SMP. Adanya lingkungan perkotaan yang kami rasa hiruk pikuknya kurang mendukung tumbuh kembang anak terlebih dalam hal pembangunan karakter. Selain itu anak kami itu susah diajari dan sering melamun sehingga tidak fokus dan anaknya juga lambat dalam menerima pelajaran mbak. Faktor pendukung kami ya karena lokasi 4 Mei 2014 OrtuAKls5A sekolah yang dekat dengan tempat tinggal kami. Selain itu kami juga memiliki pendidikan yang baik. Kami lulusan S1 dan sekarang ayah sedang menempuh S2 sehingga banyak pengetahuan dan mampu menjawab pelajaran-pelajaran yang ditanyakan anak terutama matematika karena kami lulusan S1 Teknik. Sedangkan faktor penghambat kami yaitu apabila kami tugas atau berdinas keluar Kota Yogyakarta sehingga tidak mampu mendampingi anak secara fisik terusmenerus karena kami ayah bekerja sebagai TNI dan ibu sebagai karyawan swasta.
161
3. PERAN EDUKATIF ORANGTUA YANG DIINGINKAN ANAK No Peran Edukatif Orangtua Deskripsi yang Diinginkan Anak 1 Peran Edukatif Orangtua Saya ingin ditemani belajar, ingin dinasehati saat yang Diinginkan Anak melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti yang Berhasil saat nilai saya jelek, ingin dihargai saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin mengerti kebutuhan saya dan membimbing belajar. Saya ingin orangtua menemani belajar, ingin ditegur saat malas, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua perduli dengan kebutuhan saya, ingin didampingi saat belajar di rumah, ingin diberikan pelajaran tambahan melalui les, ingin diberi dukungan untuk kebutuhan belajar dan ingin dibimbing ataupun dipantau dalam berkembangnya kreativitas dan kecerdasan saya. Saya ingin ditemani belajar orangtua, ingin ditegur saat malas belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin dihargai saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua perduli dengan kebutuhan saya, ingin dido’akan dan ingin dibimbing belajar. Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur saat malas belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimarahi saat nilai saya jelek supaya tidak diulang lagi tapi jangan galak banget, ingin diberi selamat/hadiah saat nilai saya bagus atau jadi juara supaya bisa ditingkatkan lagi, ingin orangtua perduli dan memenuhi kebutuhan saya, ingin diberi dorongan saat nilai turun dan ingin dibantu/dibimbing orangtua saat belajar. Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur saat malas belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua perduli dengan kebutuhan saya, ingin diajari saat belajar, ingin selalu diperhatikan, dan ingin selalu diperdulikan 162
Kode AnkKls3
AnkKls4A
AnkKls4B
AnkKls5A
AnkKls5B
2
serta dido’akan. Peran Edukatif Orangtua Saya ingin ditemani belajar, ingin dinasehati saat yang Diinginkan Anak melakukan kesalahan, ingin bercerita pada yang Belum Berhasil orangtua saat sedih atau senang, ingin dimarahi saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua perduli dengan kebutuhan saya, ingin didampingi dan dibimbing saat belajar. Saya ingin ditemani belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua mengerti kebutuhan saya, ingin diberi dukungan agar aku semakin giat belajar, diberi reward jika aku berhasil dan dihukum jika gagal serta ingin sekali-kali diajak jalan-jalan. Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur saat malas belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin mengerti kebutuhan saya, ingin dibimbing belajar, ingin dido’akan dan ingin didukung. Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur saat malas belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat dan orangtua bangga pada saya saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin mengerti kebutuhan saya, ingin dibimbing belajar. Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur jika malas belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin cerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagua atau jadi juara, ingin orangtua mengerti kebutuhan saya, ingin diajari belajar, ingin diikutkan les, dan ingin ditanyai ada PR atau tidak.
163
AnkKls3
AnkKls4A
AnkKls4B
AnkKls5A
AnkKls5B
4. KEBERHASILAN PENDIDIKAN ANAK Keberhasilan Deskripsi No Pendidikan Anak 1 Kognitif, Afektif Keberhasilan pendidikan atau prestasi maupun Psikomotor anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan. Untuk anak yang berhasil, memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif dan afektif cukup, tetapi psikomotornya bagus, karena anak pandai menggambar dan menciptakan ide, terampil dan telaten dalam mengerjakan tugas kerajinan tangan. Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil. Anak yang berhasil, memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif dan afektif dan psikomotor sedang atau cukup. Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan. Untuk anak yang berhasil, memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif, afektif, dan psikomotor cukup. Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor hampir sama antara anak yang berhasil dan belum berhasil. Untuk anak yang berhasil, memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang kurang berhasil memiliki kognitif cukup, afektif baik, dan psikomotor sangat baik. Keberhasilan pendidikan atau prestasi anak baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor berbeda antara anak yang berhasil dan belum berhasil dalam pendidikan. Untuk anak yang berhasil, 164
Tanggal
Kode
15 Maret 2014
GrKls3
22 Maret 2014
GrKls4A
29 Maret 2014
GrKls4B
5 April 2014
GrKls5A
12 April 2014
GrKls5B
2
3
memiliki kognitif, afektif dan psikomotor baik. Sedangkan anak yang belum berhasil memiliki kognitif cukup, afektif baik dan psikomotor cukup. Prestasi yang diraih Untuk anak yang berhasil dalam Anak pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat rangking 1 di kelas, maju ke semifinal Olimpiade Matematika tingkat Kota Yogyakarta. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil belum pernah mendapat prestasi. Untuk anak yang berhasil dalam pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat rangking 1 di kelas. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil belum pernah mendapat prestasi. Untuk anak yang berhasil dalam pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat rangking 1 di kelas. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil belum pernah mendapat prestasi. Untuk anak yang berhasil dalam pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat rangking 1 di kelas, Juara II Olimpiade IPA tingkat UPT Wilayah Yogyakarta Utara. Sedangkan untuk anak yang kurang berhasil, mendapat juara I Renang Gaya Bebas dan juara I Olimpiade Renang tingkat Kota Yogyakarta. Untuk anak yang berhasil dalam pendidikan, prestasi yang berhasil diraih yaitu mendapat rangking 1 di kelas. Sedangkan untuk anak yang belum berhasil belum pernah mendapat prestasi. Sikap dan Perilaku Untuk anak yang berprestasi memiliki Anak sikap yang baik, yaitu percaya diri, tanggung jawab dan patuh terhadap aturan. sedangkan anak yang kurang atau belum berprestasi memiliki sikap yang kurang baik. Untuk anak yang berprestasi memiliki sikap yang baik, yaitu mandiri, tanggung jawab dan patuh terhadap aturan. sedangkan anak yang kurang atau belum berprestasi memiliki sikap yang kurang baik dan kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya terutama saat di kelas. 165
15 Maret 2014
GrKls3
22 Maret 2014
GrKls4A
29 Maret 2014
GrKls4B
5 April 2014
GrKls5A
12 April 2014
GrKls5B
15 Maret 2014
GrKls3
22 Maret 2014
GrKls4A
4
5
Emosi Anak
Kebiasaan Anak
Untuk anak yang berprestasi memiliki sikap dan perilaku yang baik, yaitu pandai memimpin, berwibawa, tegas, percaya diri dan tanggung jawab. sedangkan anak yang kurang atau belum berprestasi memiliki sikap dan perilaku yang kurang baik, tetapi ia mempunyai kepercayaan diri yang baik. Untuk anak yang berprestasi memiliki sikap dan perilaku yang baik, yaitu sopan terhadap guru, tetapi ia cenderung memilih teman ketika bergaul. Sedangkan anak yang kurang berprestasi memiliki sikap dan perilaku yang baik, jujur, mudah bergaul dengan teman dan sopan. Untuk anak yang berprestasi memiliki sikap yang baik. Sedangkan anak yang kurang atau belum berprestasi memiliki sikap yang kurang baik. Emosi anak yang berprestasi lebih baik daripada emosi anak yang kurang berprestasi. Untuk anak yang kurang berprestasi terkadang belum bisa mengontrol emosinya. Emosi anak yang berprestasi lebih baik daripada emosi anak yang kurang berprestasi. Emosi anak yang berprestasi lebih baik daripada emosi anak yang kurang berprestasi. Untuk anak yang kurang berprestasi terkadang belum bisa mengontrol emosinya (emosian). Emosi antara anak yang berprestasi dan kurang berprestasi sama-sama baik. Emosi anak yang berprestasi lebih baik daripada emosi anak yang kurang berprestasi. Anak yang berprestasi memiliki kebiasaan yang baik, yaitu lebih disiplin daripada anak yang kurang berprestasi. Kebiasaan anak yang berprestasi dan yang kurang berprestasi berbeda, yaitu anak yang berprestasi lebih disiplin daripada anak yang kurang berprestasi. Kebiasaan anak yang berprestasi lebih disiplin daripada anak yang kurang berprestasi. 166
29 Maret 2014
GrKls4B
5 April 2014
GrKls5A
12 April 2014
GrKls5B
15 Maret 2014
GrKls3
22 Maret 2014
GrKls4A
29 Maret 2014
GrKls4B
5 April 2014
GrKls5A
12 April 2014
GrKls5B
15 Maret 2014
GrKls3
22 Maret 2014
GrKls4A
29 Maret 2014
GrKls4B
6
7
8
Kemauan dan Motivasi Anak
Kondisi Anak
Jasmani
Kondisi Psikologis (intelegensi, minat, bakat, motif,
Untuk anak yang berprestasi memiliki kebiasaan baik, yaitu tekun, rajin dan cerdas, tetapi memilih teman dalam bergaul. Sedangkan anak yang kurang berprestasi memiliki kebiasaan baik, tetapi masih perlu bimbingan lagi. Kebiasaan anak yang berprestasi lebih baik daripada anak yang belum berprestasi. Anak yang berprestasi memiliki kemauan dan motivasi yang baik, sedangkan untuk anak yang kurang berprestasi memiliki kemauan atau motivasi kurang baik karena terkadang mudah menyerah dan putus asa. Untuk anak yang berprestasi memiliki kemauan dan motivasi yang bagus dibandingkan dengan anak yang belum berprestasi. Untuk anak yang berprestasi memiliki kemauan dan motivasi dalam belajar, tetapi untuk anak yang belum berprestasi malas dan kurang termotivasi untuk sekolah. Kemauan atau motivasi anak yang berprestasi sangat bagus, tetapi untuk anak yang kurang berprestasi masih memerlukan bimbingan lagi. Kemauan dan motivasi anak yang berprestasi lebih baik daripada anak yang belum berprestasi. Kondisi jasmani anak yang berprestasi dan kurang berprestasi sama-sama baik dan tidak ada kekurangan. Untuk keadaan jasmani anak memiliki jasmani yang baik. Untuk kondisi jasmani anak yang berprestasi dan belum berprestasi baik. Untuk kondisi jasmani antara anak yang berprestasi dan kurang berprestasi samasama memiliki jasmani yang baik dan sehat. Untuk kondisi jasmani antara anak yang berprestasi tidak beda jauh, yaitu memiliki jasmani yang baik. Untuk kondisi psikologis anak yang berprestasi yaitu baik semua, yaitu memiliki minat dan bakat pada semua 167
5 April 2014
GrKls5A
12 April 2014
GrKls5B
15 Maret 2014
GrKls3
22 Maret 2014
GrKls4A
29 Maret 2014
GrKls4B
5 April 2014
GrKls5A
12 April 2014
GrKls5B
15 Maret 2014
GrKls3
22 Maret 2014
GrKls4A
29 Maret 2014
GrKls4B
5 April 2014
GrKls5A
12 April 2014
GrKls5B
15 Maret 2014
GrKls3
kematangan kesiapan)
dan bidang studi dan seni. Sedangkan untuk anak yang belum berprestasi memiliki psikologis yang sedang, yaitu memiliki minat dan bakat dalam hal seni (menggambar dan kerajinan tangan). Untuk anak yang berprestasi memiliki kondisi psikologis yang baik, bakat dan minatnya lebih menonjol pada aspek kognitif. Sedangkan anak yang belum berprestasi memiliki kondisi psikologis kurang baik, bakat dan minatnya lebih pada psikomotor seperti olahraga sepak bola. Untuk anak yang berprestasi memiliki kondisi psikologis yang baik, bakat dan minatnya lebih menonjol pada aspek kognitif dan berbakat untuk menjadi seorang pendidik. Sedangkan anak yang belum berprestasi memiliki kondisi psikologis kurang baik, bakat dan minatnya lebih pada psikomotor atau olahraga. Untuk anak yang berprestasi memiliki kondisi psikologis yang baik, memiliki minat dan bakat cenderung pada aspek kognitif. Sedangkang anak yang kurang berprestasi memiliki kondisi psikologis baik, tetapi minat dan bakatnya lebih menonjol pada aspek psikomotor, yaitu olahraga renang. Untuk kondisi psikologis anak yang berprestasi baik, minat dan bakatnya yaitu menggambar dan memiliki minat membaca yang tinggi. Sedangkan anak yang kurang berprestasi memiliki kondisi psikologis cukup, bakat dan minatnya pada olahraga sepak bola dan dan pelajaran IPA.
168
22 Maret 2014
GrKls4A
29 Maret 2014
GrKls4B
5 April 2014
GrKls5A
12 April 2014
GrKls5B
LAMPIRAN 4. DOKUMENTASI FOTO
169
1. Foto d dengan Oraangtua Anaak SD Muh hammadiyaah Demanggan
Gambarr 1. Wawan ncara dengaan ibu ESL L (OrtuAnk kKls4B)
Gambaar 2. Wawaancara denggan ibu Sl (OrtuAnkK Kls5B)
Gambar 3. 3 Foto waw wancara den ngan ibu AH A (OrtuAn nkKls5A)
170
2. Foto SD S Muham mmadiyah Demangan D
Gam mbar 4. Footo SD Muh hammadiyaah Demang gan
P SD Muhammad M iyah Demaangan 3. Foto Piala
Gaambar 5. Fo oto Piala dii ruang Kep pala Sekola ah
Gaambar 6. Foto F Piala di d dekat tan ngga sekola ah
171
4. Foto d dengan Gurru Kelas SD D Muhamm madiyah Demangan
Gambarr 9. Foto wawancara dengan d ibu u IS (guru kelas k 3)
Gambaar 7. Foto wawancara w dengan UD D (guru kellas 5A)
Gambaar 8. Foto wawancara w dengan YH H (guru kellas 5B)
172
LAMPIRAN 5. SURAT IJIN PENELITIAN
173
174
175
176
177
178