PENERAP PAN PEM MBELAJA ARAN KO OLABOR RATIF UN NTUK ENINGKA ATKAN KEMAMP K PUAN BE ERPIKIR R KRITIS S SISWA ME P PADA MA ATA PEL LAJARAN N PAI DII SMPN 166 1 JAKA ARTA S Skripsi D Diajukan keepada Fakultas Ilmu Taarbiyah dan n Keguruan untuk Mem menuhi Perrsyaratan Memperoleh Gelar Sarjaana Pendidik kan Islam
Oleh Robiatu ah ul Adawiya NIM 11 110110000 020
JU URUSAN N PENDID DIKAN AGAMA A ISLAM FAKU ULTAS IL LMU TAR RBIYAH DAN KE EGURUA AN UN NIVERSITAS ISLA AM NEG GERI SYA ARIF HID DAYATU ULLAH JAK KARTA 2017 M/1438 H
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Saya yang bemndatangan di bawah ini:
Nama
: Robiatul Adawiyah
N34
:11110110OO020
Jurusan/Prodi
: Pendidikan Agama IslanU Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan
G[K)
MEI\TYATAKAII DENGAN SESI]NGGI'HI\TYA Bahwa Skripsi yang Berjudul Penerapan Pembeilajaran Koleboratif Untuk
Meningkatkan I(emampuan Berpikir Kritis Siswa Pada ll{eta Pelaiaran PAI
Di SMPN 166 Jakrlta
adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan
dosen:
Nama Pombimbing
:Yudhiヽ lunadi,M.Ag
NIP
:19701203 1999803 1003
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
J」 ktttへ
Jallllan 2017
Yang Melllbuat Pmyataan
Robiatul Adawlya
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KEPIAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA ⅣIATA PELAJARAN PAI DISIⅦ PN 166 JAKARTA Skripsi
Diajukan kepada Fakultas rlmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan
C)leh
Robiatul Adawiyah NIP1 111lol100oo20
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
:
Yudhi Munadi,M.Ag NIP。
197012031998031003
JURUSAN PENDⅡ )IKAN AGAMAISLAM FAKULTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS IS]♭ 岨Ⅶ NEGERISYARIF
JAKARTA 2017M/1438111
Ⅲ
DAYATULLAH
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Penerapan Pembelajaran Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SMPN 166
Jakarta disusun oleh Robiatul Adawiyah, Nomor Induk Mahasisrva: 1111011000020, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalan Ujian Munaqasah pada tanggal 18 Januari 2017 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana 51 (S. Pd) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarra,
8. .H.q.ry.t.... zon
Panitia Ujian Munaqasah Kctua Panitia(Kctua」 uru san/Program Studi)
Tanggal
D「 .Abdul
ザ
Mttid Khon,M.Ag
NIP.195807071987031005 Sckrctaris(ScttCtaris JurusanIProdi)
Ⅳrarhamah
salch,LC.,NIA
.
ヽIP 19720313 200801 2 010 Pcngu」 lI
Pro■ Dr.Abuddin Nata.卜 IA NIP. 195408021985031002
Pcngtti H
Allmad lrfan Mund,MA NIP, 197403182003121
│
%1..ヤケ
ABSTRAK Robiatul Adawiyah, NIM: 1111011000020. Penerapan Pembelajaran Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMPN 166 Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII-1 dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif pada mata pelajaran PAI di SMPN 166 Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu rencana (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), refleksi (reflection). Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran kolaboratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran kolaboratif mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil observasi pada setiap siklus. Pada siklus I pertemuan ke-1 hasil observasi peningkatan berpikir kritis siswa mencapai siswa kategori Tidak Kritis mencapai 48,7%, kategori Kurang Kritis mencapai 37,1%, kategori Cukup Kritis mencapai 14,3%, dan kategori Kritis 0. Siklus I pertemuan ke-2 siswa mengalami peningkatan, yaitu siswa kategori Tidak Kritis mencapai 5,9%, kategori Kurang Kritis mencapai 52,9%, kategori Cukup Kritis mencapai 23,5%, dan kategori Kritis mencapai 17,6%. Sementara siklus II siswa mengalami peningkatan siklus II pertemuan ke-1, yaitu siswa kategori Tidak Kritis mencapai 0. Siswa kategori Kurang Kritis mencapai 6,25%, kategori Cukup Kritis mencapai 25%, dan kategori Kritis mencapai 68,7%. Siklus II pertemuan ke-2, yaitu siswa kategori Tidak Kritis mencapai 0. Siswa kategori Kurang Kritis mencapai 9,38%, kategori Cukup Kritis 6,25%, kategori Kritis mencapai 84,5%. Antusias siswa dalam penerapan pembelajaran kolaboratif sehingga setiap siklus mengalami peningkatan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini ditunjukkan dari rasa percaya diri saat menjelaskan dan memberikan pendapat, partisipasi siswa dalam berkolaborasi, dan timbulnya sikap terbuka terhadap pendapat yang lebih baik. Kata kunci: Pembelajaran Kolaboratif, Berpikir Kritis, Iman Kepada Rasul
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia dan tetap istiqomah. Laporan skripsi ini membahas tentang Penerapan Pembelajaran Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran PAI Di SMPN 166 Jakarta (Penelitian Tindakan Kelas VIII SMPN 166 Jakarta). Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempatan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang berjasa dalan penulisan skripsi ini, diantaranya: 1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya. 2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Yudhi Munadi, M. Ag., pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu, tenaga untuk membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan pemikiran kepada penulis demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini dengan baik. Terima Kasih atas bimbingannya. 4. Segenap Bapak/Ibu dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi bagi diri pribadi penulis dan para mahasiswa pada umumnya. 5. Bapak Muhamad Ermawan, S. Pd., MM., Kepala Sekolah SMPN 166 Jakarta, Bapak Ibu guru beserta staf Tata Usaha yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMPN 166 Jakarta tersebut. 6. Bapak H. A. Hidayatullah, S. Pd. I., guru PAI kelas VIII SMPN 166 Jakarta, terimakasih atas bantuan dan waktunya selama penulis melakukan penelitian.
v
7. Teruntuk Ayah dan Ibunda tercinta terimakasih atas kasih sayang yang tercurah semenjak penulis kecil hinga sekarang, yang tak henti-henti memberikan do’a kepada penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Teruntuk untuk seluruh kakakku yang telah memberikan do’a, support dan motivasinya kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. 9. Teruntuk semua teman-teman PAI angkatan 2011 yang selalu bersama-sama baik dalam suka maupun duka. Terimakasih atas support dan motivasinya. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih saying Allah Swt di dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, Januari 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ------------------------------- i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ------------------------------ ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI -------------------------------------- iii ABSTRAK ------------------------------------------------------------------------ iv KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------- v DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------- vii DAFTAR TABEL --------------------------------------------------------------- x DAFTAR GAMBAR ----------------------------------------------------------- xi BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------ 1 A. Latar Belakang Masalah ------------------------------------------- 1 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian --------------------------- 6 C. Pembatasan Fokus Penelitian -------------------------------------- 6 D. Perumusan Masalah Penelitian ------------------------------------ 7 E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian --------------------------- 7
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN ------------------------------------ 9
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ----------------------- 8 1. Pengertian Pembelajaran Kolaboratif ------------------------- 8 a. Pengertian Pembelajaran Kolaboratif ---------------------- 8 b. Metode Pembelajaran Kolaboratif------------------------- 11 c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kolaboratif - 13 2. Kemampuan Berpikir Kritis ----------------------------------- 14 a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis ------------------ 14 b. Ciri-ciri Pemikir Kritis -------------------------------------- 17 c. Langkah-langkah untuk Menjadi Pemikir Kritis -------- 17 3. Iman Kepada Rasul --------------------------------------------- 20 a. Pengertian Iman Kepada Rasul ---------------------------- 20 b. Cara Mengimani Rasul ------------------------------------- 22
vii
c. Sifat-Sifat yang Dimiliki Para Rasul ---------------------- 23 d. Tugas dan Mukjizat Rasul ---------------------------------- 24 e. Hikmah Beriman Kepada Rasul --------------------------- 25 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ----------------------------------- 26 C. Hipotesis Tindakan ------------------------------------------------- 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ---------------------------------- 30 A. Tempat Dan Waktu Penelitian ------------------------------------ 30 1. Tempat Penelitian ----------------------------------------------- 30 2. Waktu Penelitian ------------------------------------------------ 30 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ---------- 31 1. Metode Penelitian----------------------------------------------- 31 2. Rancangan Siklus Penelitian ---------------------------------- 32 C. Subjek Penelitian --------------------------------------------------- 36 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ---------------------- 36 E. Tahap Intervensi Tindakan ---------------------------------------- 36 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan -------------------- 38 G. Data dan Sumber Data --------------------------------------------- 38 H. Instrumen Pengumpulan Data------------------------------------- 39 I. Teknik Pengumpulan Data ---------------------------------------- 40 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ---------------------------- 41 K. Analisis Data dan Interpretasi Data ------------------------------ 42 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan -------------------------- 43 BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ------ 44 A. Deskripsi Data ----------------------------------------------------- 44 1. Kondisi Awal ------------------------------------------------- 44 B. Analisis Data ------------------------------------------------------- 45 1. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus ke-1 ------------------ 45 2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus ke-2 ----------------- 66 C. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian --------------------- 84 BAB V PENUTUP -------------------------------------------------------------- 89 viii
A. Kesimpulan --------------------------------------------------------- 89 B. Saran
--------------------------------------------------------- 90
DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------- 92 LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL 3.1 Jadwal Penelitian
................................................................................................ 31
3.2 Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................................ 37 4.1 Hasil Observasi Guru (Siklus I Pertemuan ke-1)........................................................... 53 4.2 Hasil Observasi Peningkatan Berpikir Kritis Siswa (Siklus I Pertemuan ke-1) ........... 55 4.3 Hasil Observasi Guru (Siklus I Pertemuan ke-2) .......................................................... 58 4.4 Hasil Observasi Peningkatan Berpikir Kritis Siswa (Siklus I Pertemuan ke-2) ........... 60 4.5 Hasil Belajar Siklus I
................................................................................................ 63
4.6 Hasil Observasi Guru (Siklus II Pertemuan ke-1) ........................................................ 71 4.7 Hasil Observasi Peningkatan Berpikir Kritis Siswa (Siklus II Pertemuan ke-1) .......... 73 4.8 Hasil Observasi Guru (Siklus II Pertemuan ke-2) ........................................................ 77 4.9 Hasil Observasi Peningkatan Berpikir Kritis Siswa (Siklus II Pertemuan ke-2) .......... 79 4.10 Hasil Belajar Siklus II
................................................................................................ 82
4.11 Data Hasil Peningkatan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus I dan Siklus II .................. 86
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan PTK
..................................................................... 35
Gambar 4.1 Peningkatan Berpikir Kritis Siswa Siklus I (NHT) ............................... 87 Gambar 4.2 Peningkatan Berpikir Kritis Siswa Siklus II (PBL) .............................. 88
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1
Uji Referensi
Lampiran
2
Hasil Wawancara Guru Bidang Studi PAI
Lampiran
3
Hasil Wawancara Siswa
Lampiran
4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran
5
Materi Ajar
Lampiran
6
Lembar Observasi Guru
Lampiran
7
Lembar Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Lampiran
8
Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Lampiran
9
Catatan Lapangan
Lampiran
10 Profil Sekolah SMPN 166 Jakarta
Lampiran
11 Surat Keterangan Sekolah
Lampiran
12 Dokumentasi
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam
konteks
globalisasi,
pendidikan
harus
mampu
mempertahankan budaya dan jati diri bangsa di tengah-tengah gencarnya gempuran beragam budaya dan peradaban bangsa lain. Sebagai sebuah negara yang kaya akan budaya yang beraneka ragam (heterogen), Indonesia harus mampu menjadi bangsa yang mandiri dalam arti sanggup memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat sesuai dengan harapan, citacita, dan impiannya. Pendidikan sebagai aktifitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang, atau sekelompok orang dalam mengembalikan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat individual maupun sosial.1 Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Menurut John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.2 Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.3 Menurut Gagne, di dalam proses belajar terdapat dua fenomena yang terjadi. Pertama, keterampilan berpikir yang meningkat sejalan dengan meningkatnya umur dan latihan yang di dapat individu. Kedua,
1 Nandang K dan Dede S., Pembelajaran dan Optimalisasi Kecerdasan, (Bandung:Alfabeta, 2013), h. 3. 2 Hasbullah, Dasar‐Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada, 2001), h. 2 3 Ibid,. h. 8.
1
belajar akan lebih cepat apabila strategi kognitif dapat dipakai dalam memecahkan masalah secara lebih efisien.4 Lebih lanjut Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses yang bukan terjadi secara alamiah, melainkan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu. Kondisi ini menyangkut kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal berhubungan dengan kesiapan siswa dan apa yang telah dipelajari sebelumnya, sementara kondisi eksternal merupakan situasi belajar dan penyajian stimulus yang sengaja diatur oleh guru dengan tujuan memperlancar proses belajar.5 Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua siswa mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas masih sering ditemukan siswa yang kurang aktif atau tidak aktif sama sekali dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan tidak meratanya ilmu yang disampaikan oleh seorang guru dan terjadi kesulitan dalam melakukan penilaian kepada siswa di kelas. Daya serap siswa terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.6 Dalam tujuan pembelajaran sendiri adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta rasa memotivasi kemampuan para siswa. Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan moral), dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat oleh pendapat Bloom
4 Nandang kosasih dan Dede Sumarna, Opcit, h. 11. 5 Ibid 6 Syaiful B Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 74.
2
yang membagi tiga kategori dalam tujuan pembelajaran, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik.7 Guru dalam Islam ialah yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa. Tugas guru dalam pandangan Islam secara umum ialah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi siswa baik potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Potensi tersebut harus dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat setinggi mungkin.8 Tugas guru yang terpenting adalah mengajar. Sebenarnya, bukan hanya untuk mengajar siswa melainkan juga mendidik para siswa di kelas sehingga siswa dapat mencapai tujuan pendidikan. Sikap demokratis, sikap terbuka, misalnya dibiasakan dan dicontohkan guru kepada para siswa. Hal ini juga terlihat dalam penggunaan metode yang diterapkan oleh guru saat mengajar.9 Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekadar
menolong
para
siswa
untuk
memperoleh
pengetahuan,
keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa. Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu tolok ukur bahwa siswa telah belajar dengan baik ialah jika siswa itu dapat mempelajari apa yang seharusnya dipelajari, sehingga indikator hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai oleh siswa.10 Adapun pendekatan pembelajaran adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Adapun metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pemcapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode
7 ibid, h. 28. 8 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung:PT Rosda, 2007), h.74 9 Ibid., h. 79. 10 Trianto Ibnu Badar Al‐Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, (Jakarta:Kencana, 2014), h. 19.
3
pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.11 Kemudian dari sekian banyak strategi perlibatan siswa dalam belajar, sebagaimana dikatakan Sally Philiph
dari the University of
Colorado, umpamanya adalah Active Learning dan terus dikembangkan ke dalam bentuk pembelajaran kolaboratif. Adapun pembelajaran kolaboratif adalah proses pembelajaran yang dilakukan bersama-sama antara guru dengan siswanya. Guru pada hakikatnya adalah pembelajar senior yang harus mentrasformasikan pengalaman belajarnya pada pembelajar junior, contohnya guru harus membantu berbagai kesulitan yang dihadapi oleh para pembelajar junior saat proses pembelajaran. Demikian pula, antara siswa dengan siswa lainnya. Karena siswa yang mengajari temannya akan semakin matang penguasaannya, sementara siswa yang diajari akan memperoleh bantuan teman sebayanya dalam proses pemahaman bahan ajar yang mereka pelajari. Inilah hakikat dari pembelajaran kolaboratif, yakni belajar yang saling membantu antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa lainnya.12 Adapun keterampilan berpikir adalah keterampilan siswa dalam mengembangkan daya nalarnya. Hal ini dapat dikembangkan melalui latihan. Keterampilan berpikir yakni kemampuan berpikir kritis dan keterampilan kreatif.13 Ciri-ciri siswa yang berpikir kritis, yaitu siswa mencari kejelasan atau pertanyaan, mencoba memperoleh informasi yang benar, menggunakan sumber yang dapat dipercaya, bersikap terbuka, mengubah
11 ibid, h. 186‐187. 12 ibid, h. 161. 13 ibid, h. 157.
4
pandangan apabila ada bukti yang dapat dipercaya, dan mencari ketepatan suatu permasalahan.14 Pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek-praktek pembelajaran. Sebagai teknologi untuk pembelajaran (technology for instruction), pembelajaran kolaboratif melibatkan partisipasi aktif para siswa dan meminimisasi perbedaanperbedaan antar individu. Materi Iman Kepada Rasul merupakan konsep materi yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Materi Iman Kepada Rasul merupakan materi abstrak dan dalam penyampaiannya tidak hanya dengan menerapkan metode ceramah saja, sehingga tujuan dari pendidikan agama islam belum bisa tercapai secara optimal, diperlukan pendekatan kolaboratif dengan berbagai model pembelajaran yang akan diterapkan dan dapat merangsang daya kognitif siswa, kerjasama, dan melekat pada memori otak. Sehingga menimbulkan makna yang mendalam dan bermakna secara otomatis dan spontanitas dengan kesadaran diri dan dapat diverbalkan dalam kehidupannya, dalam arti lain dari rangsangan kognitif berdampak pada ranah afektif dan ranah psikomotoriknya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti dan menelaah tentang penerapan pembelajaran kolaboratif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Iman Kepada Rasul di SMPN 166 Jakarta, dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMPN 166 Jakarta”
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalahmasalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Penerapan metode pembelajaran yang kurang bervariasi.
14 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2011), h. 241
5
2. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 3. Proses pembelajaran di kelas kurang berfokus pada siswa. 4. Kurangnya meningkatkan berpikir kritis siswa di kelas. 5. Kurangnya kerjasama antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran. Fokus penelitian ini adalah untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif. C. Pembatasan Fokus Penelitian Karena terdapat beberapa masalah yang ditemukan dan memungkinkan pengolahan yang baik dalam penulisan, maka fokus penelitiannya, antara lain: 1. Pembelajaran di kelas menggunakan pembelajaran kolaboratif (Number Head Together dan Problem Based Learning). 2. Ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 3. Materi yang diajarkan adalah Iman Kepada Rasul. 4. Siswa SMPN 166 Jakarta dibatasi kelas VIII.1 tahun ajaran 2015-2016. D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah
penerapan
pembelajaran
kolaboratif
dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PAI materi Iman Kepada Rasul kelas VIII.1 di SMPN 166 Jakarta? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII.I di SMPN 166 Jakarta?
6
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan berpikir kritis siswa kelas VIII.1 pada mata pelajaran PAI materi Iman Kepada Rasul dengan menerapkan pembelajran kolaboratif di SMPN 166 Jakarta. Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai sumbangsih pemikiran yang positif dalam rangka kemajuan
dan
peningkatan
mutu
pendidikan
dan
apabila
memungkinkan dapat dijadikan rujukan bagi pembelajaran yang lain. b. Dapat
memperkaya
khasanah
keilmuan
sehingga
dapat
maningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, memberikan pengalaman dan pengetahuan secara langsung sehingga dapat menjadi motivasi dalam mengembangkan pembelajaran kolaboratif dengan menerapkan metode untuk pelajaran PAI. b. Bagi guru, dapat memperkaya ilmu pengetahuan mengenai metodologis sehingga mampu menumbuhkembangkan inspirasi agar melakukan inovasi pada pelajaran PAI. c. Bagi siswa, dengan diterapkannya pembelajaran kolaboratif sebagai upaya guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran PAI.
7
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pengertian Pembelajaran Kolaboratif a. Pengertian Berdasarkan
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
arti
kolaboratif adalah kerja sama.1 Pembelajaran kolaboratif adalah perpaduan dua atau lebih siswa yang bekerja bersama-sama dan berbagi beban kerja secara setara
sembari,
secara
perlahan,
mewujudkan
hasil-hasil
pembelajaran yang diinginkan.2 Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) adalah proses pembelajaran yang dilakukan bersama-sama antara guru dengan siswanya. Guru pada hakikatnya adalah pembelajar senior yang harus mentransformasikan pengalaman belajarnya pada pembelajar junior. Guru harus membantu berbagai kesulitan yang dihadapi oleh para siswa. Demikian pula, antara siswa dengan siswa lainnya. Dalam konteks ini, peer teaching atau tutorial sebaya menjadi bagian penting, yang keuntungannya tidak semata untuk yang diajari tetapi juga untuk yang mengajari, karena siswa yang mengajari
temannya
akan
semakin
matang
penguasaannya,
sementara siswa yang diajari akan memperoleh bantuan teman sebayanya dalam proses pemahaman bahan ajar yang mereka dipelajari. Hakikatnya, collaborative learning yakni belajar yang
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2014), h. 450 2 Elizabert E. Barkley, K. Patricia Cross, dan Claire Howell Major, Collaborative Learning Techniques Teknik‐Teknik Pembelajaran Kolaboratif, (Bandung:Nusa Media, 2014), cet. 3, h. 6.
8
saling membantu antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa lainnya.3 Sebagaimana Allah swt berfirman tentang keutamaan bekerjasama dalam berbuat kebaikan, sebagai berikut:
ﺤﺮَا َم وَﻟَﺎ َ ۡﺸﻬۡ َﺮ ٱﻟ ﺷ َٰٓﻌ ِﺌ َﺮ ٱﻟﱠﻠ ِﻪ وَﻟَﺎ ٱﻟ ﱠ َ ْﺤﻠﱡﻮا ِ ﻦ ءَا َﻣﻨُﻮاْ ﻟَﺎ ُﺗ َ َٰٓﻳ َﺄ ﱡﻳﻬَﺎ ٱﱠﻟﺬِﻳ ن َﻓﻀۡﻞ ٗ◌ا ﻣﱢﻦ َ ﺤﺮَا َم ﻳَﺒۡ َﺘﻐُﻮ َ ۡﺖ ٱﻟ َ ۡﻦ ٱﻟۡﺒَﻴ َ ي وَﻟَﺎ ٱﻟۡ َﻘَٰٓﻠ ِﺌ َﺪ َوَﻟٓﺎ ءَآﻣﱢﻴ َ ۡٱﻟۡ َﻬﺪ ن ُ ﻦا َﺷ َ ۡﺣَﻠﻠۡ ُﺘﻢۡ َﻓﭑﺻۡﻄَﺎدُواْۚ وَﻟَﺎ ﻳَﺠۡﺮِﻣَﻨﱠ ُﻜﻢ َ ﱠر ﱢﺑﻬِﻢۡ َو ِرﺿۡ َٰﻮن ٗ◌اۚ َوِإذَا ﻋﻠَﻰ َ ْﺤﺮَا ِم أَن َﺗﻌۡ َﺘﺪُواْۘ َو َﺗﻌَﺎ َوﻧُﻮا َ ۡﺠ ِﺪ ٱﻟ ِ ۡﻦ ٱﻟۡﻤَﺴ ِﻋ َ ۡﺻﺪﱡو ُآﻢ َ ﻗَﻮۡ ٍم أَن ن ن َوٱ ﱠﺗﻘُﻮاْ ٱﻟﱠﻠ َۖﻪ ِإ ﱠ ِۚ ﻋﻠَﻰ ٱﻟۡﺈِﺛۡ ِﻢ َوٱﻟۡ ُﻌﺪۡ َٰو َ ْٱﻟۡ ِﺒ ﱢﺮ َوٱﻟ ﱠﺘﻘۡ َﻮىٰۖ وَﻟَﺎ َﺗﻌَﺎ َوﻧُﻮا (٢) ب ِ ﺷﺪِﻳ ُﺪ ٱﻟۡ ِﻌﻘَﺎ َ ٱﻟﱠﻠ َﻪ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar-syi´ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orangorang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keridhaan
dari
Tuhannya
dan
apabila
kamu
telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah (5):2)
3 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2004), h. 161.
9
Berkolaborasi berarti bekerja bersama-sama dengan orang lain. Dalam praktek, pembelajaran kolaboratif bearti mahasiswa bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.4 Dalam pembelajaran kolaboratif, setiap anggota kelompok harus bekerja sama secara aktif untuk meraih tujuan yang telah ditentukan. Seandainya hanya ada satu orang yang menyelesaikan tugas kelompok sementara anggota lainnya hanya melihat, cara seperti ini tidak bisa disebut dengan pembelajaran kolaboratif.5 Sedangkan, pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai pembentukan kelompok kecil agar para siswa dapat bekerja sama untuk memaksimalkan proses pembelajaran masing-masing dan pembelajaran satu sama lain. Pembelajaran kooperatif menuntut para siswa untuk berkerja sama menyelesaikan tugas, berbagi informasi, dan saling mendukung. Dalam hal ini, pengajar merancang mengelola waktu dan sumber daya, serta memonitor pembelajaran para siswa.6 Faktor belajar yang didasari berdasarkan aliran empirisme (empiricism) dengan tokoh John Locke (1632-1704). Aliran ini lebih berpengaruh terhadap pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah
aliran
filsafat
bernama
“environmentalisme”
(aliran
lingkungan) dan psikologi bernama “environmental psycology” (psikologi lingkungan). Aliran empirisme ini menekankan pada pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Potensi yang dimiliki seseorang dapat dikembangkan melalui pengalam dan pendidikan.7
4 Elizabeth, op. cit, h. 4. 5 ibid, h. 5. 6 ibid, h. 7 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya:2010), h. 43
10
Dalam pembelajaran kolaboratif, tanggung jawab guru juga meliputi beberapa tugas, diantaranya:8 1) Mengorientasikan siswa pada tujuan dan sasaran pembelajaran kolaboratif. 2) Membuat
keputusan
mengenai
ukuran,
durasi,
dan
pengoperasian kelompok-kelompok pembelajaran. 3) Merancang dan memberikan tugas-tugas pembelajaran. 4) Memastikan partisipasi aktif. 5) Mengevaluasi dan menilai pembelajaran. b. Metode Pembelajaran Kolaboratif Metode pembelajaran kolaboratif yang dapat diterapkan, sebagai berikut: 1) NHT (Number Head Together) Number Head Together atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Number Head Together pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut, berikut langkah-langkah Number Head Together:9 a) Penomoran Guru membagi siswa ke dalam kelompok 5-6 orang, dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 6. b) Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan sesuai dengan materi yang akan diajarkan misalkan terkait Iman kepada Rasul. c) Berpikir bersama 8 Elizabeth, op.cit, h. 44. 9 Zubaedi, op.cit, h. 131.
11
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu, dan meyakinkan tiap anggota timnya untuk mengetahui jawaban tim. d) Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengangkatkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. 2) PBL (Problem Based Learning) Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) telah dikenal sejak zaman John Dewey. PBL (Problem Based Learning) dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual.
Adapun
langkah-langkah
PBL
(Problem
Based
Learning), sebagai berikut:10 a) Buat kelompok Siswa dibagi menjadi 5-6 orang setiap kelompok. b) Orientasi siswa pada masalah Cara yang baik dalam menyajikan masalah untuk suatu materi pelajaran dalam PBL, yakni dengan menggunakan kejadian yang
terbaru
(yang
sesuai
dengan
materi)
sehingga
membangkitkan minat dan keinginan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. c) Mengorganisasikan siswa untuk belajar Pada tahap ini dibutuhkan pengembangan keterampilan kerja sama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. d) Membantu penyelidikan Guru dapat membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber atau dengan diberikan pertanyaan kepada
10 Trianto Ibnu Badar Al‐Tabany, mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, (Jakarta:Kencana, 2014), h. 65‐75.
12
siswa agar siswa berpikir tentang suatu masalah dan diperlukan untuk memecahkan masalah itu, dan guru menganjurkan pertukaran ide, selama dalam tahap ini guru memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa menganggu aktifitas siswa. e) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pada puncak PBL yaitu menyajikan hasil karya setiap kelompok yang sudah didiskusikan seperti penyajian laporan kepada teman kelas. c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kolaboratif Kelebihan pembelajaran kolaboratif adalah sebagai berikut:11 1) Pembelajaran kolaboratif mengajarkan nilai-nilai kerja sama. 2) Pembelajaran mengajarkan keterampilan hidup dasar, yaitu mendengarkan pendapat orang lain, berkomunikasi secara efektif, mengatasi konflik, dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. 3) Mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok Sedangkan kekurangan pembelajaran kolaboratif sebagai berikut:12 1) Tidak memiliki kepercayaan diri atau minat dalam bekerja sama sehingga siswa enggan untuk mencoba 2) Keberhasilan pembelajaran kolaboratif ini membutuhkan cukup waktu untuk persiapan 3) Tanpa adanya tujuan pembelajaran yang jelas, maka siswa akan
sulit
mendapatkan
informasi
selama
proses
pembelajaran
11 Zubaedi, Opcit, h. 215 12 Trianto Ibnu Badar Al‐Tabany, Ibid, h. 76
13
2. Kemampuan Berpikir Kritis a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis, yakni kemampuan siswa menggunakan potensi-potensi intelektualnya dalam menyelesaikan permasalahan secara sistematis, rasional dan empiris, yakni dapat menghubungkan
permasalahan
dengan
penyebabnya,
mampu
menampilkan logika yang rasional dan dapat diterima oleh pikiran orang lain, dan semuanya berbasis pada data.13 Sedangkan istilah kritis lebih merupakan masalah disposisi (watak) daripada kecakapan (ability) dan tidak merujuk pada pikiran, namun sebagaimana dinyatakan oleh Perkins, Jay dan Tishman bahwa pemikiran yang baik meliputi disposisi-disposisi untuk:14 1) Berpikir terbuka, fleksibel dan berani mengambil resiko 2) Mendorong keingintahuan intelektual 3) Mencari dan memperjelas pemahaman 4) Merencanakan dan menyusun strategi 5) Berhati-hati secara intelektual 6) Mencari dan mengevaluasi pertimbangan-pertimbangan rasional 7) Mengembangkan metakognitif Istilah kritis tidak merujuk pada pemikiran, tetapi pemikiran yang mendalam akan menghasilkan pengetahuan atau wawasan baru dan memberikan sebuah landasan bagi kualitas intelegensi.15 Jadi, berpikir kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya
13 Dede Rosyada, Opcit, h. 297. 14 Samsunuwiyati Mar’at, Psikologi Perkembangan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 161. 15 ibid.
14
siswa yang berpikir rasional dan kritis akan menggunakan prinsipprinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana” (how) dan mengapa (why). Dalam berpikir kritis, siswa dituntut
menggunakan
simpulan-simpulan,
dan
bahkan
juga
menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) dan ramalan-ramalan. Dalam hal berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.16 Para ahli psikologi dan pendidikan semakin menyadari bahwa anak-anak di sekolah tidak hanya harus mengingat atau menyerap secara pasif berbagai informasi baru, melainkan mereka perlu berbuat lebih banyak dan belajar bagaimana berpikir kritis. Anak harus memiliki kesadaran akan dirinya dan lingkungannya. Karena itu, pendidikan di sekolah haruslah mampu membangun kesadaran kritis anak didik.17 Benyamin Bloom, mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga tingkatan itu dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy (Taksonomi Bloom).18 Taxonomy of Thinking yang dikembangkan melalui hasil penelitian Edward De Bone tahun 1993 pada siswa-siswa sekolah menengah (Secondary school) dengan tema penelitian tentang CoRT (Cognitive Research Trust), yang didukung pula dengan hasil riset Goodlad tahun 1984 serta Brandt tahun 1984. Dengan demikian, peluang untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis sudah terbukti bisa dikembangkan pada tingkat sekolah menengah, hanya saja
16 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosda, 2010), h. 118. 17 Ibid, h. 162. 18 W. S.Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta: Media Abadi, 2005), h. 59.
15
untuk itu, perlu peningkatan kreatifitas para peneliti, para guru, pengawas serta pengelola pendidikan.19 Sejalan dengan itu, secara ideal, siswa-siswa pada tingkatan sekolah menengah atau pada tingkat pendidikan tingkat dasar berjenjang SLTP, sebenarnya bisa dimulai untuk dilatih berpikir kritis dan berpikir kreatif sesuai dengan dunianya, baik terintegrasi dalam proses pembelajaran secara formal maupun di luar itu, karena bentuk ideal warga negara yang cerdas tidak saja paidai dalam menghitung matematika pandai ilmu-ilmu fisika atau ilmu kealaman lainnya, atau pandai berbagai bahasa, kalau tidak kritis dan kreatif, kecerdasannya akan kurang berguna.20 Dalam perkembangan psikologi kognitif seorang ahli psikologi
Piaget
meyakini
bahwa
anak-anak
secara
bertahap
membentuk pemahaman tentang dunia melalui penjelajahan aktif dan termotivasi, yang mengarah pada pembentukan struktur-struktur mental. Kualitas berpikir berbeda pada setiap tahap, berikut ini:21 a) Tahap Sensorymotorik (0-2 tahun) Perkembangan bergantung pada tindakan bayi menggunakan indraindra dan keterampilan-keterampilan motoriknya untuk menjelajahi dan belajar tentang dunia. b) Tahap PraOperasional (2-7 tahun) Pada tahap ini anak-anak belum bisa melakukan operasi-operasi mental (tugas-tugas berpikir logis), kendati awal penalaran logis dan berpikir simbolik telah tampak. c) Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun) Mampu untuk menjawab pertanyaan inklusi kelompok dengan dan dengan alasan logis, anak-anak dapat menalar secara logis dan
19 Dede Rosyada, Op.Cit, h.106. 20 Ibid, h. 107. 21 Penney Upton, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Erlangga, 2012), h. 155‐160.
16
memahami hubungan-hubungan kausal, namun penalaran anak hanya dapat dikaitkan pada contoh-contoh yang konkret spesifik dan belum kepada penalaran hipotesis. d) Tahap Operasional Formal (11 tahun-dewasa) Pemikiran menjadi lebih logis pada tahap ini, dapat menyelesaikan masalah dan menguji solusi-solusinya dengan cara sistematis dan terorganisasi, dan kemampuan melakukan penalaran abstrak juga meningkat. b. Ciri-ciri Pemikir Kritis Ciri-ciri siswa yang berpikir kritis, yaitu:22 1) Mencari kejelasan pernyatan atau pertanyaan 2) Mencari alasan 3) Mencoba memperoleh informasi yang benar 4) Menggunakan sumber yang dapat dipercaya 5) Mempertimbangkan keseluruhan situasi 6) Bersikap terbuka 7) Mengubah pandangan apabila ada bukti yang dapat dipercaya 8) Mencari ketepatan suatu pemasalahan Ciri-ciri tersebut hanya dapat dikembangkan lewat latihan yang dilakukan secara terus menerus sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Berpikir kritis dapat mengarah pada pembentukan sifat bijaksana. Oleh karena itu, sangat diharapkan peran guru untuk membiasakan para siswa berpikir kritis, dengan memberikan kegiatankegiatan yang dapat mengembangkan ciri-ciri tersebut.23 c. Langkah-Langkah untuk Menjadi Pemikir Kritis Setiap orang dapat belajar untuk berpikir kritis termasuk para siswa, karena otak manusia secara konstan berusaha memahami pengalaman. Dan pencarian akan suatu makna dan menghubungkan ide 22 Zubaedi, Opcit, h. 241 23 Ibid
17
abstrak dengan konteksnya di dunia nyata.24 Berikut langkah-langkah berpikir kritis, sebagai berikut: 1) Sebuah masalah yang diteliti sebelum digambarkan dengan jelas. Oleh karena itu, masalah yang diteliti harus dijelaskan dengan setepattepatnya. Indikatornya antara lain: a) Mampu menjelaskan masalah yang diteliti dengan jelas b) Mampu memecahkan suatu masalah dengan cermat 2) Kolaborasi, pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan lainnya. Indikatornya: a) Mampu bekerja sama secara berpasangan maupun kelompok kecil. b) Mampu memberikan motivasi secara berkelanjutan terlibat dalam tugas. c) Mampu memberi peluang untuk berbagi, berdiskusi, dan untuk mengembangkan keterampilan sosial serta keterampilan berpikir. 3) Keterbukaan, pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Indikatornya antara lain:25 a) Memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis b) Memberi kesempatan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. 4) Interaksi, proses pembelajaran pada dasarnya ialah proses interaksi. Baik interaksi siswa kepada guru maupun antar siswa.26 5) Memberikan alasan yang diajukan dengan mengidetifikasi alasan. Pengajuan alasan yang bagus didasarkan pada informasi yang dapat dipercaya dan relevan. Indikatornya antara lain: a) Mampu memberikan alasan yang dapat dipercaya b) Mampu memberikan informasi berdasarkan hasil yang relevan
24 Elaine B. Johnson, CTL (Contextual Teaching & Learning) Menjadikan Kegiatan Belajar‐ Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, (Bandung:Kaifa, 2009), h. 191. 25 Trianto, op.cit, h. 81. 26 ibid
18
c) Mampu menganalisis sumber yang akan dijadikan relevansi 6) Bahasa, pemikir kritis berusaha untuk memahami. Menggunakan bahasa yang jelas agar mudah dipahami dan apabila kata-kata yang tidak digunakan dengan tepat akan menghalangi pemahaman. Indikatornya antara lain: a) Mampu menggunakan bahasa yang jelas b) Mampu memberikan pertanyaan dan pendapat 7) Memberikan kesimpulan dari hasil pengumpulan dan pengevaluasian informasi dalam pemecahan suatu masalah. Indikatornya antara lain: a) Mampu memberikan kesimpulan suatu masalah b) Mampu mengevaluasi suatu informasi Mempertanyakan implikasi dari kesimpulan yang telah diambil. Jika pemikir kritis mengindikasikan bahwa kesimpulan yang diambil tidak akan merugikan, pemikir kritis akan memakainya.27 Dalam mengembangkan kesadaran berpikir kritis siswa melalui proses pendidikan, guru dan murid harus berperan sebagai pemain bersama, bersama-sama memecahkan suatu masalah. Baik guru ataupun murid bersama-sama mencari dan bertanggung jawab dalam suatu proses pertumbuhan. Dalam proses ini akan terjadi dialog dan komunikasi
horizontal.
Pelaksanaan
pendidikan
inilah
yang
membangkitkan kesadaran kritis siswa. Siswa akan sadar dengan ketidakmampuannya, sadar akan adanya perkembangan yang terus bergerak maju.28
27 Ibid, h. 192‐201. 28 Ibid, h. 161.
19
3. Iman Kepada Rasul a. Pengertian Iman Kepada Rasul Rasul dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata ٌﺳﻮْل ُ ُر
ٌﺳﻞ ُ ج ُرyang artinya utusan, pesuruh, rasul.29 Rasul adalah nama bagi risalah atau bagi yang diutus. Sedangkan Nabi berasal dari kata “
“ َﻧ َﺒٌﺎوَاَﻧْﺒَﺎ
yang
mengabarkan, berita. Adapun Nabi yang berasal dari kata - َﻳﻨْ َﺒُﺄ-َﻧ َﺒَﺎ
ُﻧﺒُﻮءًا- َﻧﺒًْﺄartinya tinggi.30 Jadi, nabi adalah yang memberitakan dari allah dan ia diberi kabar dari sisiNya dan nabi adalah makhluk yang termulia dan tertinggi derajat atau kedudukannya. 31 Iman kepada Rasul ialah percaya bahwa Allah swt telah memilih diantara manusia, beberapa orang yang bertindak sebagai utusan Allah. Mereka bertugas menyampaikan wahyu yang diterima dari Allah swt melalui malaikat Jibril. Kebanyak ulama berpendapat bahwa jika ia diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu itu pada umat manusia disebut Rasul dan jika ia tidak demikian maka disebut Nabi.32 Beriman kepada para rasul adalah salah satu dari rukun iman, Allah berfirman:33
29 Mahmud Yunus, Kamus Arab‐Indonesia, (Jakarta:PT Mahmud Yunus Wadzuryah, 1990), h. 141. 30 ibid, h. 436‐437. 31 Agus Hasan bashori, Kitab Tauhid 2, (Jakarta:Yayasan Al‐Sofwa, 1998), h. 83. 32 Masjfuk Zuhdi, Studi Islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1993), h. 63. 33 ibid, h. 50.
20
ﻦ َ ﻞ ءَا َﻣ ن ُآ ﱞ َۚ ل ِإَﻟﻴۡ ِﻪ ﻣِﻦ ﱠر ﱢﺑ ِﻪۦ َوٱﻟۡ ُﻤﺆۡ ِﻣﻨُﻮ َ ل ِﺑ َﻤٓﺎ أُﻧ ِﺰ ُ ﻦ ٱﻟ ﱠﺮﺳُﻮ َ ءَا َﻣ ۚﺳِﻠ ِﻪۦ ُ ﻦ َأﺣَﺪ ٖ◌ ﻣﱢﻦ ﱡر َ ۡق ﺑَﻴ ُ ﺳِﻠ ِﻪۦ ﻟَﺎ ُﻧ َﻔﺮﱢ ُ ِﺑﭑﻟﱠﻠ ِﻪ َو َﻣَٰٓﻠ ِﺌ َﻜ ِﺘ ِﻪۦ َو ُآ ُﺘ ِﺒ ِﻪۦ َو ُر (٢٨٥)ﻚ ٱﻟۡ َﻤﺼِﻴ ُﺮ َ ۡﻚ َر ﱠﺑﻨَﺎ َوِإَﻟﻴ َ ﻏﻔۡﺮَا َﻧ ُ ۖﺳ ِﻤﻌۡﻨَﺎ وَأَﻃَﻌۡ َﻨﺎ َ َْوﻗَﺎﻟُﻮا
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (QS. Al-Baqarah (2): 285) Allah swt memperkenalkan sebagian saja dari para Nabi dan Rasulnya, dan yang telah diterangkan dalam alquran hanya 25 Nabi dan Rasul. Mereka inilah yang wajib kita ketahui satu persatu dan wajib pula kita mempercayai kenabian dan kerasulannya, yakni sebagai berikut:34 1) Adam as
11) Luth as
21) Yunus as
2) Idris as
12) Ayyub as
22) Zakaria as
3) Nuh as
13) Syu’aib as
23) Yahya as
4) Hud as
14) Musa as
24) Isa as
5) Shaleh as
15) Harun as
25) Muhammad saw
6) Ibrahim as
16) Zulkifli as
7) Isma’il as
17) Daud as
8) Ishaq as
18) Sulaiman as
9) Ya’qub as
19) Ilyas as
10) Yusuf as
20) Ilyasa’ as
34 Ibid, h, 67.
21
b. Cara Mengimani Rasul Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan namanya. Bagi yang tidak disebutkan namanya kita wajib beriman secara ijmal saja, sedangkan bagi yang disebutkan namanya kita wajib beriman secara tafshil. Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan dan keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizat masing-masing seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya didalam Al-qur’an dan Sunnah Rasul. Tidak sah iman seseorang yang menolak walau hanya satu orang Nabi atau Rasul dari seluruh Nabi dan Rasul-Rasul yang diutus oleh Allah SWT.35 Iman kepada rasul adalah taat, patuh, dan tunduk kepada mereka dengan mengikuti perintahnya dan menjauhi larangan, dan mengarungi kehidupan ini berdasarkan manhaj mereka, karena para rasul adalah para penyampai wahyu Allah swt., dan rasul adalah suri teladan bagi umatnya.36 Beriman kepada rasul mencakup empat perkara, yaitu:37 1) Beriman bahwa risalah mereka adalah haq (benar) dari Allah swt. 2) Beriman kepada nabi-nabi yang disebutkan namanya oleh Allah swt. Maupun yang tidak disebutkan. 3) Membenarkan berita-berita yang benar tentang para rasul. 4) Mengamalkan syari’at rasul yang diutus kepada kita dan dia adalah rasul yang paling utama dan menjadi penutup segenap rasul, yaitu Nabi Muhammad saw.
35 Ibid, h. 113. 36 Agus Hasan Bashori, Ibid, h. 95. 37 Abdul Azis, Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan, (Jakarta: Yayasan Al‐Sofwa, 2000), h. 52.
22
c. Sifat-sifat yang Dimiliki Para Rasul Adapun yang dimaksud dengan iman kepada para Rasul ialah setiap orang muslim wajib mengimani bahwa Allah swt. Mengutus mereka itu dengan membawa kegembiraan. Allah swt telah mengokohkan kebenaran, diutuskan mereka itu dengan memberikan beberapa mukjizat. Selain itu, umat muslim wajib pula mengimani sifat-sifat apa yang wajib dan Mustahil yang dimiliki oleh Rasul:38 1) As-Shiddiq (benar), Artinya selalu berkata benar , tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun. Apa yang dikatakan oleh seorang Rasul – baik berupa janji, berita, ramalan masa depan, dan lain-lain – selalu mengandung kebenaran. Seperti yang terdapat dalam firman Allah swt, sebagai berikut:
ﻦ ُ ﻋ َﺪ ٱﻟﺮﱠﺣۡ َٰﻤ َ ﻗَﺎﻟُﻮاْ َٰﻳﻮَﻳَۡﻠﻨَﺎ َﻣﻦۢ َﺑ َﻌ َﺜﻨَﺎ ﻣِﻦ ﱠﻣﺮۡ َﻗ ِﺪ َﻧﺎۜۗ َٰهﺬَا ﻣَﺎ َو (٥٢) ن َ ﺳﻠُﻮ َ ۡق ٱﻟۡ ُﻤﺮ َ ﺻ َﺪ َ َو Artinya: “Mereka berkata: "Celakalah kami! siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat-tidur Kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).” (QS:Yasin (36):52) Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kazib atau (pendusta), karena hal tersebut menyebabkan tidak adanya orang yang membenarkan risalahnya. 2) Al-Amanah (dipercaya), Artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan ke pundaknya. Mustahil
seorang
Rasul
memiliki
sifat
Khianat
atau
(berkhianat). Seseorang yang khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul. 3) At-Tabligh (menyampaikan), Artinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahakan oleh Allah SWT 38 Ibid
23
untuk disampaikan. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kitman atau (menyembunyikan) wahyu ilahi. Jika itu terjadi tentu batal nubuwwah dan risalahnya. 4) Al-Fathanah (cerdas), Artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh kearifan, dan kebijaksanaan. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Baladah atau (tidak cerdas atau pelupa). d. Tugas dan Mukjizat Rasul Allah menciptakan manusia dan membekalinya dengan akal. Akal inilah yang menjadi syarat taklif. Karena akal ini manusia karena akal ini manusia akan dihisab amalnya, dengan akal ini ia bisa membedakan barang-barang dan memisahkan antara yang
berguna
dengan
yang
berbahaya.
Allah
telah
mengistimewakan para rasul dari segenap makhluk biasa. Allah menjaganya dari tipu muslihat setan. Apabila hal itu digabungkan dengan ajaran mereka, maka akan menjadi bukti kuat tentang kebenaran mereka bagi orang-orang yang Allah telah menyinari mata hatinya. Allah telah mendukung mereka sebagai tambahan atas hal tersebut dengan sesuatu yang memaksa akal untuk mempercayainya.39 Para rasul adalah bukti nyata, manakala digabungkan dengan ihwal rasul tersebut dengan rasul-rasul sebelumnya berikut dakwahnya.
Maka
wajib
atas
umatnya
mengimani
serta
mengikutinya. Tanda-tanda dan bukti-bukti kebenaran mereka sudah
jelas,
memperkokoh
ada
bukti
keimanan
utama
atas
orang-orang
kebenarannya, mukmin
serta
terhadapnya.
Mukjizat rasul didefinisikan sebagai segala sesuatu yang biasa yang terjadi melalui tangan-tangan para nabi Allah dan rasulNya dalam
39Agus Hasan Bashori, loc. cit, h. 90.
24
bentuk sesuatu yang membuat manusia lainnya tidak dapat melakukan hal serupa.40 Melalui tangan para nabi dan rasul telah terjadi mukjizatmukjizat yang memaksa akal sehat untuk tunduk dan mempercayai apa yang dibawa oleh para rasul, mukjizat-mukjizat tersebut tidak lepas dari bentuk:41 1) Ilmu, seperti pemberitahuan tentang hal-hal ghaib yang sudah terjadi ataupun yang akan terjadi, mislanya: pengabaran Nabi Isa as. Kepada kaumnya tentang apa yang mereka makan dan apa
yang
mereka
simpan
di
rumah-rumah
mereka.
Sebagaimana juga pengabaran Nabi Muhammad saw. Tentang fitnah-fitnah atau tanda-tanda hari kiamat yang akan terjadi yang banyak dijelaskan dalam hadis. 2) Kemampuan dan kekuatan, seperti mengubah tongkat menjadi ular besar, yakni mukjizat Nabi Musa as. Yang diutus kepada Fir’aun dan kaumnya. Selain itu, mukjizat Nabi Isa as. Yaitu penyembuhan penyakit buta, kulit belang-belang putih (sopak) serta menghidupkan orang yang sudah mati. Dan Nabi Muhammad saw dapat membelah rembulan menjadi dua dan juga alquran. 3) Kecukupan, misalnya perlindungan bagi Rasulullah saw dari orang-orang yang ingin berbuat jahat terhadapnya. Hal ini sering terjadi ketika di Mekkah sewaktu ingin hijrah, ketika dalam gua, dan lain-lain. Contoh ini menunjukkan bahwa Allah mencukupi rasulNya dengan perlindungan-Nya. e. Hikmah Beriman Kepada Rasul Beriman kepada Rasul Allah memiliki hikmah yang sangat baik bagi kehidupan manusia, baik dalam kehidupan secara
40 Ibid, h. 91. 41 Ibid, h. 91‐92.
25
pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun hikmahhikmah dengan kita beriman kepada rasul allah, antara lain: 1) Allah swt mengutus para rasul untuk menyeru kepada manusia agar menyembah hanya pada Allah swt semata dan tidak menyekutukanNya dengan yang lain. 2) Allah mengutus para rasul untuk menegakkan agama, serta melarang mereka berpecah belah. 3) Allah mengutus para rasul untuk memberi kabar gembira dan peringatan. 4) Allah mengutus para rasul untuk memberikan teladan yang baik bagi manusia dalam perilaku yang lurus, akhlak yang mulia dan ibadah yang benar.42 Selain itu, beriman kepada para rasul memiliki pengaruh yang sangat agung dalam kehidupan, diantaranya:43 a) Mengetahui rahmat Allah swt dan perhatianNya kepada hambaNya, karena diutusnya para rasul untuk memberi petunjuk pada jalan yang benar serta menjelaskan kepada manusia bagaimana cara menyembahNya. Allah berfirman tentang Nabi kita Muhammad saw.:
( ١٠٧) ﻦ َ ﻚ إِﻟﱠﺎ رَﺣۡﻤَﺔ ٗ◌ ﱢﻟﻠۡ َٰﻌَﻠﻤِﻴ َ ﺳﻠۡ َٰﻨ َ َۡو َﻣٓﺎ أَر Artinya: “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS Al- Anbiya (21):107) b) Bersyukur kepada allah swt atas nikmat yang agung. c) Kecintaan, pengagungan dan pujian kepada rasul, karena rasul juga memberi nasehat yang baik kepada umatnya. d) Mengikuti risalah yang dibawa para rasul dan mengamalkannya, yang membawa kepada kebaikan, hidayah, dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 42 Abdul Azis op. cit, h. 56‐59. 43 Ibid, h. 64.
26
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan meningkatkan berpikir kritis antara lain sebagai berikut:
1) Urip Widodo, Penerapan Metode Pembelajaran Kolaboratif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Sketsa Di Smk Negeri 2 Klaten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran membaca gambar sketsa melalui penerapan metode pembelajaran kolaboratif di kelas X. TPM-A teknik pemesinan SMK Negeri 2 Klaten. Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: a) observasi, b) tes, c) Angket. Prosedur penelitian tindakatan meliputi tahap: a) perencanaan tindakan, b) pelaksanaan tindakan, c) observasi terhadap tindakan, dan d) refleksi terhadap tindakan. Hasil observasi pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa keaktifan ranah afektif siswa mengalami peningkatan pada rerata persentase skor siswa, yaitu dari 72,63% di akhir siklus I menjadi 78,31% di akhir siklus II. Rerata persentase pada hasil observasi keaktifan ranah psikomotorik siswa juga meningkat, yaitu dari 75,81% di akhir siklus I menjadi 79,63% di akhir siklus II. Sementara itu, pada hasil tes prestasi belajar kognitif yang dilakukan di kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 7,1, kemudian meningkat menjadi 7,8 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 8,2 pada siklus II. Jumlah siswa yang telah mencapai KKM pada pra siklus sebanyak 11 orang (34,38%), meningkat menjadi 20 orang (62,50%) pada siklus I dan meningkat kembali menjadi 28 orang (87,50%) pada siklus II.
27
2) Antok Ariandi, Penerapan Kolaboratif untuk meningkatkan belajar PAI pada materi Thaharah siswa kelas IV SDN II Pandean Dongko Trenggalek Tahun Pelajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan pembelajaran Kolaboratif dan untuk meningkatkan prestasi belajar, dan untuk mengetahui kendala dan solusi penerapan pembelajaran kolaboratif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SDN II Pandean Dongko Trenggalek. Metode yang di pakai dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah: teknik pengumpulan data dengan metode observasi aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran, metode angket, metode dokumentasi, dan metode test untuk mengukur tingkat kemampuan siswa. Hasil penilaian ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV SDN II Pandean. Pada tindakan pertama siswa tuntas mencapai 53% dengan nilai rata-rata 65,6 tindakan kedua siswa tuntas mencapai 77% dengan nilai rata rata 72,6 dan pada tindakan ketiga siswa tuntas 95% dengan nilai rata-rata 84,5. Jadi,
hasil
penelitian
yang
relevan
menunjukkan
bahwa
pembelajaran kolaboratif dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran di kelas. Meskipun salah satu relevansi tidak digunakan pada mata pelajaran PAI namun pembelajaran kolaboratif sangatlah fleksibel dan dapat digunakan dan disesuaikan dengan materi ajar. C. Hipotesis Tindakan Iman Kepada Rasul merupakan materi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memerlukan adanya pemahaman mendalam. Karena dapat mengingatkan jasa dan perjuangan para rasul dalam agama Islam dan mendatangkan rahmat Allah swt. Kurangnya pendalaman pemahaman dan penyajian terhadap materi iman kepada rasul ini menjadikan para siswa kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Untuk mempelajari iman kepada rasul perlu adanya
28
penyajian yang menarik dalam pembelajaran kolaboratif agar dalam praktiknya siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahaman yang mereka dapat di sekolah. Dalam proses pembelajaran seorang pendidik selain menguasai bahan yang akan diajarkan juga dituntut untuk menguasai strategi dan metode pembelajaran dan juga untuk meningkatkan berpikir kritis. Pembelajaran kolaboratif tersebut dapat disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Begitupun pada materi iman kepada rasul, siswa dituntut memahami pelajaran bukan dengan mendengarkan informasi dari guru saja tetapi siswa juga dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Untuk memecahkan permasalahan tersebut penulis mencoba menerapkan pembelajaran kolaboratif, yaitu beberapa model pembelajaran. Karena berdasarkan penelitian sebelumnya meskipun tujuannya berbeda namun kesamaannya menggunakan pembelajaran kolaboratif, siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran serta untuk meningkatkan berpikir kritis. Dalam
penelitian
peningkatan
berpikir
kritis
siswa
dalam
pembelajaran PAI melalui penerapan pembelajaran kolaboratif, peneliti mengamati reaksi setiap siswa dalam setiap tindakan pengajaran yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan tidak hanya dilakukan sekali, karena perlu adanya pembaharuan dalam pemikiran dan perlu mendapat perhatian sehingga siklus dalam penelitian tersebut harus terus berulang sampai permasalahan teratasi.
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 166 Jakarta. Sekolah ini beralamat di Jalan Kedondong No.5 Jagakarsa. Kelurahan Jagakarsa Kecamatan Pasar Minggu Kota Jagakarsa Provinsi Jakarta Selatan. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian pada semester genap bulan Februari sampai Mei 2016. Dengan menyesuaikan jam pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP Negeri 166 Jakarta. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahun 2015-2016 No
Kegiatan
2015 Nov
1.
Persiapan
2. 3.
Penyusunan Proposal Studi Pustaka
4.
Penelitian Awal
5.
Pelaksanaan Penelitian Siklus I dan Refleksi Pelaksanaan Penelitian Siklus II dan Refleksi Pembuatan Laporan Hasil Penelitian Perbaikan Laporan
6.
7.
8.
Des
2016 Jan
Feb
Mar
30
Apr
Mei
Jun
Jul
Sep
Okt
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini lebih menekankan pada action atau proses tindakan penelitian oleh sebab itu berhasil atau tidaknya suatu penelitian dapat dilihat
dari
proses
tindakannya.
Penelitian
Tindakan
Kelas
menggunakan model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mctaggart. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam di sekolah. Alasan menggunakan model PTK Kemmis dan McTaggart adalah karena tahapan dalam tindakannya sederhana, sehingga mudah dipahami oleh peneliti. Pertimbangan lain dari penggunaan model ini karena
permasalahan
yang
dihadapkan
di
kelas
memerlukan
penyelesaian melalui PTK. Untuk itu memerlukan model penelitian yang sesuai dengan permasalahan di kelas. Penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mctaggart, dalam proses penelitian tindakan terdiri dari 4 tahap pada setiap siklus, yaitu:1 a. Rencana (Planning) adalah proses merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran. b. Tindakan
(Action)
adalah
guru
melaksanakan
tindakan,
berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan sebagai upaya
perbaikan
dan
peningkatan
atau
perubahan
proses
pembelajaran. c. Pengamatan (Observation) adalah guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang dilaksanakan tersebut
1 Muhammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung:CV Wacana Prima, 2012), h. 68.
31
memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar atau tidak. d. Refleksi (Reflection) adalah guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan. 2. Rancangan Siklus Penelitian Adapun rancangan penelitian yang dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a.
Perencanaan 1) Mengidentifikasi masalah 2) Menentukan pokok materi ajar 3) Merencanakan tindakan yaitu membuat rpp dan membuat lembar observasi siswa dan guru
b.
Tindakan 1) Siklus pertama Pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan
pembelajaran kolaboratif dengan metode pembelajaran NHT (Number head Together) materi Iman Kepada Rasul. Observasi dalam siklus
ini
dilakukan
dengan
cara
mengadakan
pengamatan secara langsung. Hasil pengamatan dijadikan refleksi untuk rencana tindakan siklus kedua. Adapun
pelaksanaan
tindakan
sesuai
dengan
langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada metode pembelajaran kolaboratif pada siklus I, yaitu: a) NHT (Number Head Together), langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Penomoran Guru membagi siswa ke dalam kelompok 5-6 orang, dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 6.
32
2. Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan sesuai dengan materi yang akan diajarkan misalkan terkait Iman kepada Rasul. 3. Berpikir bersama Siswa
menyatukan
pendapatnya
terhadap
jawaban pertanyaan itu, dan meyakinkan tiap anggota timnya untuk mengetahui jawaban tim. 4. Menjawab Guru
memanggil
suatu
nomor
tertentu,
kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Pengkondisian siswa saat di kelas agar tercapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif, yaitu dengan membuat kelompok setiap penerapan pembelajaran kolaboratif. 2) Siklus kedua Proses
pembelajaran
tetap
menggunakan
pembelajaran kolaboratif materi disesuaikan dengan KBM di sekolah. Hasil refleksi I dijadikan bahan observasi kembali. Hasil pengamatan dianalisis sebagai bahan refleksi untuk rencana tindakan dalam melaksanakan penelitian tindakan kembali. Adapun pelaksanaan tindakan sesuai dengan langkahlangkah
pembelajaran
yang
terdapat
pada
metode
pembelajaran kolaboratif pada siklus II, yaitu: a) PBL (Problem Based Laerning), langkah-langkahnya sebagai berikut: 33
1) Buat kelompok Siswa dibagi menjadi 5-6 orang setiap kelompok. 2) Orientasi siswa pada masalah Menyajikan masalah dalam PBL, yakni dengan menggunakan kejadian yang terbaru (yang sesuai dengan materi) sehingga membangkitkan minat dan keinginan
untuk
menyelesaikan
masalah
yang
dihadapi. 3) Mengorganisasikan siswa untuk belajar Mengembangan
keterampilan
kerja
sama
diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. 4) Membantu penyelidikan Guru
dapat
membantu
siswa
dalam
pengumpulan informasi dari berbagai sumber atau dengan diberikan pertanyaan kepada siswa agar siswa berpikir tentang suatu masalah dan diperlukan untuk memecahkan masalah itu, dan guru menganjurkan pertukaran
ide,
selama
dalam
tahap
ini
guru
memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa menganggu aktifitas siswa. 5) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Menyajikan hasil karya setiap kelompok yang sudah didiskusikan seperti penyajian laporan kepada teman kelas. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
34
Bagan 3.1 Alur Pelaksanaan PTK Rencana (Planning)
Tindakan (Action)
Observasi
Refleksi siklus I untuk siklus II
Rencana (Planning)
Tindakan (Action)
Observasi
c.
Refleksi siklus II
Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pengamatan: 1) Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif. 2) Peningkatan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif. Evaluasi dilaksanakan setelah proses pembelajaran berlangsung. Dengan memberikan tes untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis siswa sebagai data pendukung.
d.
Refleksi Pada
komponen
ini,
guru
mengkaji
dan
mempertimbangkan tentang hasil dari tindakan dan observasi yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan dan digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus kedua dan siklus berikutnya. Setelah dilakukan secara berulang dalam beberapa siklus dan
35
guru sudah melihat adanya perbaikan dan peningkatan. Maka, guru dapat membuat kesimpulan terhadap penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan.
C. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi Subjek Penelitian adalah siswa kelas VIII-1 SMPN 166 Jakarta. Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru Bidang Studi Agama Islam kelas VIII-1, sebagai pengamat jalannya penelitian sekaligus berperan sebagai kolaborator. Pada saat pelaksanaan tindakan, guru PAI membantu peneliti mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu, guru PAI juga melakukan observasi dan penilaian terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan dan untuk mendapatkan informasi dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan selanjutnya. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana dan perencana. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan pembelajaran PAI pada materi Iman Kepada Rasul pada siswa kelas VIII-1 SMPN 166 Jakarta, kemudian membuat perencanaan tindakan yang didiskusikan dengan kolaborator. E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahap
penelitian
ini
diawali
dengan
dilakukannya
prapenelitian atau penelitian pendahuluan dan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan
36
dilanjutkan dengan tindakan II, jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada tindakan III dan seterusnya. Bagan kegiatan ini sebagai berikut: Tabel 3.2: Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Siklus I
Perencanaan: Identifikasi
a. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
masalah dan
b. Menentukan pokok bahasan.
penetapan
c. Menentukan metode pembelajaran
alternatif pemecahan masalah.
Tindakan
kolaboratif. d. Menyusun lembar observasi siswa dan guru.
Menerapkan
tindakan
mengacu
perencanaan
pembelajaran,
menggunakan
metode
kepada yaitu
pembelajaran
kolaboratif (NHT) pada pokok bahasan Iman pada Rasul dan pengkondisian siswa dengan membuat kelompok saat penerapan pembelajaran kolaboratif. Pengamatan
a. Melaksanakan
observasi
langsung
terhadap siswa. Refleksi
a. Melakukan
analisis
tindakan
dan
observasi yang telah dilakukan. b. Melakukan
pertemuan
kolaborator
dan
membahas
hasil
tim
dengan ahli
analisis
untuk tentang
tindakan dan pengamatan di kelas. c. Memperbaiki
pelaksanaan
tindakan
sesuai hasil analisis, untuk membuat rencana awal yang digunakan pada
37
siklus berikutnya. Siklus II
Perencanaan
a.
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
b.
Menentukan pokok bahasan.
c.
Menentukan metode pembelajaran kolaboratif.
d.
Pengembangan lembar observasi siswa dan guru.
Tindakan
a. Pelaksanaan
tindakan
II
dengan
menggunakan metode PBL. Pengamatan
Pengamatan dan pengumpulan data tindakan II
Refleksi
Refleksi tindakan II Siklus-siklus berikutnya Kesimpulan dan Saran
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil penelitian yang diharapkan sesuai dengan indikator keberhasilan, bahwa hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar mata pelajaran PAI siswa menunjukkan peningkatan berpikir kritis siswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi siswa dengan seluruh indikator aktivitas mencapai rata-rata 7,00 yaitu meningkatnya berpikir kritis siswa. Adapun skor belajar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM adalah 75) pada pelajaran PAI di sekolah tersebut. G. Data dan Sumber Data Data pada penelitian ini adalah hasil observasi yang berupa proses pembelajaran, tes disetiap akhir pembelajaran, catatan lapangan, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, dan hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran). Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti, siswa dan observer (guru mata pelajaran PAI).
38
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian terdiri atas dua jenis yaitu: 1. Non Tes Dalam instrumen tes ini digunakan instrumen sebagai berikut: a. Lembar Observasi Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi sebagai alat pemantau merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tindakan setiap siklus.2 Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran terlaksana dengan baik, bagaimana interaksi yang terjadi di kelas, bagaimana tingkat kritis siswa dalam menerapkan model pembelajaran kolaboratif, bertanya, dan mengemukakan
pendapat
siswa
selama
pembelajaran
berlangsung, serta untuk mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI tersebut sebagai observer. Lembar observasi ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksikan setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran di setiap siklus berikutnya. b. Lembar Wawancara Wawancara dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.3 Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi awal siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.
2 Wina Sanjaya, Peneitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Kencana, 2011), h. 86. 3 Ibid, h. 96.
39
c. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan sebagai penunjang adanya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif d. Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru.4 Catatan lapangan diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian penting selama proses pembelajaran selama tindakan. 2. Tes Tes yang dilaksanakan pada setiap akhir bab materi. Intrumen tes diberikan untuk mengetahui kemampuan menyusun jawaban yang sistematis, kesanggupan menggunakan bahasa dan berfungsi sebagai data tambahan. I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi ketika proses pembelajaran berlangsung, mewawancarai guru dan siswa, catatan lapangan, dokumentasi dan tes. Hasil pengamatan dilakukan diskusi balikan oleh peneliti dengan pihak partisipan. Diskusi ini berdasarkan hasil pengamatan atau observasi kelas. Dimana peneliti dan partisipator mencari kekurangan dan kelebihan untuk dijadikan catatan lapangan dan didiskusikan langkah berikutnya. Pada penelitian ini akan dilakukan observasi langsung yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah proses pembelajaran selesai. Alat yang digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan berpikir kritis adalah lembar observasi siswa. Adapun tes dilakukan pada akhir bab materi sebagai data tambahan. Selain observasi, wawancara merupakan instrumen penelitian yang sering digunakan untuk mengumpulkan data dalam PTK. Penelitian ini menggunakan wawancara terbuka, dimana peneliti 4 Ibid, h. 98.
40
memberikan beberapa pertanyaan kepada informan dan informan menjawab sesuai dengan pendapat sendiri. Informan dalam penelitian ini adalah guru bidang stusi PAI, dan siswa kelas VIII-1 SMPN 166 Jakarta. J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif dalam penelitian ini digunakan tehnik triangulasi. Teknik triangulasi yakni suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan.5 Terdapat beberapa cara menggunakan triangulasi, pertama dengan menggunakan waktu yang cukup dalam proses penelitian. Melalui proses penelitian dengan waktu yang cukup, peneliti memungkinkan mendapatkan data yang dapat lebih terpercaya. Kedua, dengan membandingkan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Ketiga, dengan cara mencari data dari berbagai suasana, waktu, dan tempat sehingga peneliti dapat melakukan pengecekan atau dapat membandingkan data yang diperoleh. Keempat, peneliti perlu mengembangkan berbagai instrumen untuk mendapatkan informasi yang sama sehingga keakuratan informasi akan lebih terjamin dan dapat dipertanggungjawabkan. Kelima, mencari data dari berbagai sumber dan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis data.6 Tujuan dari triangulasi adalah bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan. Untuk memperoleh informasi tentang peningkatan berpikir kritis siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, dan memeriksa catatan siswa.
5 ibid 6 Ibid, h. 113.
41
K. Analisis Data dan Interpretasi Data Analisis
data
adalah
suatu
proses
mengolah
dan
menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.7 Analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap yaitu pertama reduksi data yakni kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini guru atau peneliti mengumpulkan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dikelompokkan berdasarkan fokus masalah atau hipotesis. Seperti data hasil observasi, data dari catatan lapangan dan data pendukung hasil wawancara. Kedua, mendeskripsikan data sehingga data yang telah terorganisir jadi bermakna. Mendeskripsikan data dilakukan dalam bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel. Ketiga, tahap ketiga membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi
data.
Dalam
proses
penelitian
menganalisis
dan
menginterpretasi data merupakan langkah yang sangat penting, sebab data yang telah terkumpul tidak akan berarti apa-apa tanpa dianalisis dan diberi makna melalui interpretasi data.8 Penarikan kesimpulan bersifat sementara, karena jika tidak ditemukan bukti-bukti yang valid untuk menguatkan kesimpulan, maka penarikan kesimpulan bisa berubah
atau
tidak
kredibel.
Semua
data
dianalisis
dengan
menggunakan analisis deskriptif. Dalam hal ini peneliti melakukan analisis data pada instrumen wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan lembar observasi. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru selama proses pembelajaran. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi siswa dan guru.
7 Ibid, h. 106. 8 Ibid, h. 107.
42
Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan refleksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan, dan mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan peningkatan berpikir kritis siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna dan alamiah. Kriteria keberhasilan peningkatan berpikir kritis siswa baik dalam bertanya dan mengemukakan pendapat adalah terjadinya peningkatan kritis siswa yang terlihat dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dan menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai rencana dan siswa memperlihatkan peningkatan berpikir kritis dalam belajar pendidikan agama Islam dan skor respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kolaboratif menunjukkan adanya peningkatan. L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan berpikir kritis siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam maka akan ditindaklanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian dilanjutkan dengan siklus II.
43
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Kondisi Awal Untuk melengkapi data penelitian, peneliti melakukan perizinan penelitian kepada pihak sekolah pada tanggal 19 februari 2016. Lalu peneliti konfirmasi kepada guru mata pelajaran PAI SMP Negeri 166 pada tanggal 22 februari 2016. Pengumpulan data sebelum melakukan tindakan kelas yaitu wawancara guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam dan pengamatan pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 februari dan 4 maret 2016. Tujuan awal penelitian ini untuk menentukan fokus penelitian. Pada hari jumat, 26 februari 2016 peneliti mengamati proses pembelajaran di kelas VIII-1. Kemudian pada hari jumat, 4 maret 2016 peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dan siswa serta melakukan pengamatan pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil wawancara 5 siswa sebagai perwakilan kelas VIII-1 bahwa saat proses pembelajaran berlangsung sebagian siswa tidak fokus terhadap materi yang diajarkan sehingga suasana belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak kondusif dan belum tercapai tujuan pembelajaran. Hasil wawancara dengan guru dan pengamatan peneliti sedikit berbeda karena selama proses pembelajaran berlangsung terdapat beberapa siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dikarenakan guru hanya menggunakan metode ceramah. Tetapi terdapat beberapa siswa yang memerhatikan karena guru dalam penyampaiannya diiringi dengan humor. Namun, guru kurang melatih siswa untuk aktif dan kurang adanya stimulus kepada para siswa untuk melatih meningkatkan berpikir kritis siswa, seperti bertanya, berpendapat, atau berdiskusi. Sebelum melakukan tindakan, peneliti mendiskusikan bersama guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terkait masalah yang sedang 44
dihadapi oleh siswa. Masalah yang perlu segera diatasi dalam penelitian tindakan ini adalah kurang meningkatkan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran. Indikator yang digunakan peneliti untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan hasil observasi awal dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, maka dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan meningkatkan berpikir kritis siswa dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. B. Analisis Data 1. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus ke I a. Tahap Perencanaan Perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti, dikonsultasikan dengan guru bidang studi PAI, dan observer. Berdasarkan hasil diskusi antara guru, observer dan peneliti disepakati bahwa untuk siklus I materi yang akan dipelajari adalah tentang Iman Kepada Rasul. Adapun kekurangan hasil siklus I maka pada siklus II materi yang akan dipelajari adalah tentang Adab makan dan minum sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari pihak sekolah. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada hari Jumat, 18 maret 2016 dan 1 april 2016. Pada tahap perencanaan ini peneliti menjelaskan pada observer cara penilaian pada lembar observasi untuk menilai aktifitas guru dan hal-hal yang harus diperhatikan selama proses pembelajaran. Hal-hal lain yang dilakukan pada tahap perencanaan ini antara lain sebagai berikut: 1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Menyiapkan buku paket Pendidikan Agama Islam. 3) Menyiapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yaitu Number Head Together. 4) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis siswa. 45
5) Menyiapkan
peralatan
untuk
proses
pelaksanaan
pembelajaran
kolaboratif selama proses pembelajaran berlangsung seperti laptop, speaker, kamera atau handphone dan lain-lain. Tujuan yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mengalami peningkatan berpikir kritis berdasarkan indikator yang ingin dicapai dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif model pembelajaran Number Head Together. b. Tahapan Tindakan Proses kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menit per pertemuan. Pembelajaran pada siklus I menggunakan pembelajaran kolaboratif model Number Head Together. Dalam penelitian ini, penjelasan materi terbagi menjadi 2 kali pertemuan, selama proses pembelajaran siswa akan diamati peningkatan berpikir kritis berdasarkan lembar observasi dan setiap akhir siklus diberikan tes untuk mengetahui pemahaman siswa dan sebagai data pendukung. Dan materi yang diajarkan pada siklus I pertemuan ke-1 adalah Pengertian iman kepada Rasul Allah, Nama-nama Rasul, Cara beriman kepada Rasul, dan Sifat-sifat Rasul. Adapun urutan proses pembelajaran pada siklus I pertemuan ke-1 adalah sebagai berikut: 1) Siklus I pertemuan ke-1/Jumat, 18 Maret 2016 Pelaksanaan
tindakan
kelas
siklus
I
pertemuan
ke-1
berlangsung selama 2x40 menit yang dimulai pada pukul 08.10 s/d 09.30 wib dan jumlah siswa 35 yang hadir dari 36 siswa karena sakit. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh seorang observer selama proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, peneliti dan observer ikut serta mendampingi para siswa dalam membantu peneliti mengamati aktifitas guru dan peningkatan berpikir kritis siswa dengan 46
menggunakan lembar observasi guru dan peningkatan berpikir kritis siswa. Pada kegiatan pendahuluan, Pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka, guru menanyakan kesiapan siswa, mengabsen satu per satu siswa sebelum pembelajaran dimulai, setelah semua siswa siap memulai pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pada kegiatan inti, Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa tentang materi iman pada rasul. Kemudian guru meminta siswa mengamati poin-poin pada slide yang ditampilkan guru dan memahami tentang Pengertian iman kepada Rasul Allah, Nama-nama Rasul, Cara beriman kepada Rasul, dan Sifat-sifat Rasul. Setelah selesai mengamati, selama 5 menit para siswa dikondisikan menjadi beberapa kelompok dengan berhitung dari 1 sampai 4 secara berurutan. Siswa membentuk kelompok sesuai nomor yang diperoleh masing-masing yang terdiri dari 4 kelompok setiap kelompok terdiri dari 9 siswa. dan guru membantu menertibkan para siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Selain itu, guru juga mempersiapkan media yang akan digunakan saat penerapan pembelajaran kolaboratif, yaitu menyiapkan speaker untuk penyetelan musik relaksasi. Sebelum membacakan sebuah masalah untuk para siswa. Guru meminta semua siswa untuk duduk dengan posisi yang nyaman, lalu merilekskan pikiran dan mulai memusatkan konsentrasinya dengan menutup mata. Siswa mulai mendengarkan teks yang guru bacakan. Guru membacakan teks untuk menstimulus siswa dalam memecahkan masalah. “(diringi dengan musik relaksasi) Kalian sedang berjalan menuju sebuah kota yang ramai. Sebelum kalian sampai ke kota, kalian harus melewati perkebunan. Di perkebunan kalian merasakan sejuknya udara disana. Kalian harus melewati pohon-pohon anggur dan juga pohon kurma. 47
Betapa sejuknya udara disana dan kalian menjadi gembira karena suasana tersebut. Namun, disaat kalian sedang merasakan sejuknya udara disana. Tiba-tiba kalian mencium bau busuk. Mungkinkah bau ini berasal dari bangkai tikus atau kambing atau bahkan bangkai hewan lainnya. Kalian mencari tahu dimana asal bau ini. Kalian terus mencari bau tersebut. Karena bau busuk ini sangat menyengat. Tetapi sebelum kalian sampai, kalian menyaksikan banyak orang yang sedang berkerumunan di rumah salah satu warga tersebut. “Apa yang mereka lakukan?” kalian sangat penasaran dengan hal tersebut. Mereka terlihat marah. Dan setelah kalian menunggu. Akhirnya, kalian dapat melihat bahwa mereka ingin mengusir seorang yang sedang sakit parah. Seseorang yang diselimuti penyakit kulit yang amat parah. Penyakit kulit yang amat sangat jarang ditemui. Karena penyakit kulit yang dialaminya dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Sampai-sampai orang yang melihat dengan jarak dekat tidak dapat melihat wajah ataupun kulitnya. Karena penyakitnya tersebut menutupi seluruh tubuhnya. Kalian terus bertanya dalam hati “Siapakah orang tersebut? Apa penyebab penyakit kulitnya? Kenapa mereka tega melakukan hal tersebut? Tidak adakah keluarganya yang membantunya?”. Orang-orang tersebut tidak ada belas kasihan, mereka pergi. Kalian mengikuti orang-orang tersebut dan mereka membawanya ke hutan dalam keadaan sakit. Ia ditinggalkan sendirian di hutan. Orang tersebut diasingkan dari kota. Karena penyakitnya yang kian hari kian bertambah parah. Tetapi, ia tidak mengeluh dengan apa yang telah terjadi padanya.” Setelah pembacaan teks selesai, guru meminta siswa secara perlahan membuka mata. Dan guru menanyakan beberapa pertanyaan untuk
didiskusikan
bersama
teman
kelompok
masing-masing,
diantaranya: “Adakah diantara kalian yang bersedia mendapat penyakit seperti orang tersebut? Sudahkah kalian bersyukur dengan apa yang diberikan Allah sampai detik ini?” Guru meminta siswa melakukan langkah selanjutnya yaitu menjelaskannya. Namun, untuk dapat 48
menjelaskannya siswa terlebih dahulu mengumpulkan permasalahan dalam teks dengan mencatatnya dan siswa dapat memberikan pendapatnya masing-masing tentang teks tersebut. Dan juga beberapa pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa tersebut untuk didiskusikan bersama teman kelompok dan dicantumkan ke dalam penjelasan. Sebelum siswa menjelaskankan, siswa mengajukan pertanyaan dan memberikan pendapatnya untuk hasil yang maksimal dalam penjelasannya. Setelah siswa memperoleh hasilnya, guru menerapkan metode pembelajaran Number Head Together, nomor yang telah dikocok dan sesuai dengan nomor yang dimiliki siswa, lalu siswa menjelaskan hasilnya sementara siswa lain mendengarkan dan guru menulis hasil deskripsi siswa di papan tulis. Setelah siswa selesai menjelaskan dan guru telah selesai menulis pendapat para siswa di papan tulis. Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai materi, memberi penilaian terhadap penjelasan temannya dan memberi pertanyaan sebagai wujud meningkatkan berpikir kritis siswa. Kegiatan penutup, siswa diarahkan untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan tugas rumah kepada siswa di akhir pembelajaran. Sebelum pembelajaran berakhir guru memberitahu materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang Rasul Ulul ‘Azmi. Lalu, menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan memberi salam. 2) Siklus I pertemuan ke-2/Jumat, 1 April 2016 Pelaksanaan tindakan kelas siklus II berlangsung selama 2x40 menit yang dimulai pada pukul 08.10 s/d 09.30 wib dan jumlah siswa 34 yang hadir dari 36 siswa. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh seorang observer selama proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, peneliti dan observer ikut serta mendampingi para siswa dalam membantu peneliti mengamati aktifitas guru dan peningkatan berpikir kritis siswa dengan 49
menggunakan lembar observasi guru dan peningkatan berpikir kritis siswa. Pada kegiatan pendahuluan, Pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka, guru menanyakan kesiapan siswa, mengabsen satu per satu siswa sebelum pembelajaran dimulai, guru memberikan apersepsi kepada siswa, yaitu dengan memberikan selembar kertas yang dituliskan sebuah kata untuk dijelaskan didepan siswa lain. Guru membagikan kertas tersebut secara acak dan secara bergilir siswa akan menjelaskan kata dalam kertas masing-masing. Tetapi, karena untuk keefesienan waktu maka hanya 3 siswa yang menjelaskan kata dalam kertas. Hal ini dilakukan agar siswa terlatih dalam menjelaskan dan percaya diri akan kemampuan berpikirnya. Setelah semua siswa siap memulai pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pada kegiatan inti, Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa tentang materi iman pada rasul yaitu rasul Ulul ‘Azmi. Kemudian guru meminta siswa mengamati poin-poin pada slide yang ditampilkan guru dan memahami tentang cara meneladani sifat-sifat rasul, rasul Ulul ‘Azmi, dan fungsi beriman kepada rasul. Setelah selesai mengamati, selama 5 menit para siswa dikondisikan menjadi beberapa kelompok dengan berhitung dari 1 sampai 6 secara berurutan. Siswa membentuk kelompok sesuai nomor yang diperoleh masing-masing yang terdiri dari 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa dan guru membantu menertibkan para siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Selain itu, guru juga mempersiapkan media yang akan digunakan saat penerapan metode, yaitu menyiapkan speaker untuk penyetelan musik relaksasi. Sebelum
memulai
membacakan
sebuah
masalah
yang
berkaitan dengan materi ajar. Guru meminta semua siswa untuk duduk dengan posisi yang nyaman, lalu merilekskan pikiran dan mulai 50
memusatkan konsentrasinya dengan menutup mata. Siswa mulai mendengarkan teks yang guru bacakan. Lalu, guru membacakan teks, “(diringi dengan musik relaksasi) Kalian sedang pergi ke taman yang ingin kalian kunjungi. Kalian dengan gembira pergi ke tempat itu. kalian berkumpul dengan keluarga kalian. Tiba-tiba, dari tempat penjualan makanan banyak orang yang berteriak meminta tolong karena terkjadi kebakaran disana. Apinya terus merembet dengan cepat hingga terjadi kebakaran yang sangat besar. Mobil pemadam kebakaran juga belum datang. Semua orang panik. Aku dan keluargaku juga berlarian melarikan diri.
Dan
juga
semua
orang-orang
yang
ada
disana
berlari
menyelamatkan diri sendiri. Namun, aku melihat ada seorang ibu yang berlari melawan arah, ibu itu berlari menuju tempat kebakaran itu. ibu itu berlari dan tidak memikirkan kobaran api yang sangat besar. Ternyata, anaknya sedang berada di tempat kebakaran itu. Ibu itu ingin menyelamatkan anaknya. Kalian melihat hal itu. kalian ingin mencegahnya, melarangnya untuk pergi. Tapi ibu itu bersikeras untuk tetap pergi. dan akhirnya ibu tersebut pergi ke dalam kobaran api itu. Kalian hanya berdiri melihat aksi heroik ibu tersebut tapi kalian harus terus berlari menjauh dari kobaran api tersebut hingga kalian terpisah dengan keluarga kalian. Kalian berlari hingga melewati terowongan yang gelap. Kalian berjalan perlahan karena kalian mendengar banyak suara dari pintu keluar terowongan tersebut. Dan kalian melihat banyak orang dari kejauhan membawa kayu dan mengumpulkan kayu-kayu itu untuk dibakar. Ada beberapa orang yang membawa seorang lelaki dengan tanagn terikat. Lelaki tersebut diletakkan ditengah-tengah kayu-kayu yang akan dibakar. Entah kenapa lelaki itu ingin dibakar, tapi kalian mendengar bahwa lelaki itu ingin dibakar karena telah menentang sang raja demi sebuah kebenaran yang Haq.” Setelah selesai membacakan teks, guru meminta siswa secara perlahan membuka mata. Guru meminta siswa melakukan langkah selanjutnya yaitu
mendeskripsikannya
dan
memberikan
pertanyaan
untuk 51
didiskusikan bersama kelompok masing-masing, diantaranya: “Sekarang, jika posisi tersebut adalah kalian, apakah kalian akan tetap beriman walau harus menerima cobaan yang berat? Bagaimana caranya agar kalian
tetap
teguh
dalam
beriman?”.
Namun,
untuk
dapat
mendeskripsikannya siswa terlebih dahulu mengumpulkan permasalahan dalam teks yang dibacakan dengan mencatatnya dan mencari permasalahan yang ada serta memecahkannya, siswa dapat memberikan pendapatnya masing-masing tentang teks tersebut. Dan juga guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan bersama
kelompok
masing-masing
dan
dicantumkan
ke
dalam
penjelasan. Sebelum siswa menjelaskan, siswa mengajukan pertanyaan dan memberikan pendapatnya untuk hasil yang maksimal dalam pendeskripsiannya. Setelah siswa memperoleh hasilnya, guru meminta siswa mendeskripsikan secara bergantian di kelompoknya masingmasing. Selanjutnya menerapkan metode pembelajaran Number Head Together untuk menjelaskan hasil diskusi mengenai pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing kelompok, masing-masing siswa berhitung dan mengingat nomor masing-masing. Setelah nomor dikocok, lalu nomor yang keluar sesuai dengan nomor yang dimiliki siswa maka siswa tersebut yang menjelaskannya. Siswa lain mendengarkan dan guru menulis hasil penjelasan siswa di papan tulis. Setelah siswa selesai menjelaskan dan guru telah selesai menulis pendapat-pendapat siswa di papan tulis. Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memberi pertanyaan dan penilaian terhadap penjelasan temannya dan memberi pertanyaan sebagai wujud peningkatkan berpikir kritis siswa. Kegiatan penutup, siswa diarahkan untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan latihan soal uji kompetensi yang ada pada buku paket siswa di akhir pembelajaran. Sebelum pembelajaran berakhir guru memberitahu materi yang akan dipelajari pada pertemuan
52
selanjutnya yaitu tentang adab makan dan minum. Lalu, menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan memberi salam. c. Tahap Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer melakukan
pengamatan
selama
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Peneliti selaku guru mengamati peningkatan berpikir kritis siswa dan observer mengamati aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi berupa fotofoto. Pada tahap ini juga peneliti melakukan catatan lapangan sebagai bahan pengamatan dan evaluasi hasil tindakan pertemuan pertama di siklus pertama. Aspek yang di amati selama proses pembelajaran berlangsung adalah kegiatan guru dan peningkatan berpikir kritis siswa. 1) Siklus I pertemuan ke-1 Pada siklus I pertemuan ke-1, observer mengamati aktifitas guru dan guru mengamati peningkatan berpikir kritis siswa selama proses
pembelajaran
berlangsung.
Hal
ini
dilakukan
untuk
mendapatkan hasil dan informasi bagi perbaikan aktifitas guru dan peningkatan berpikir kritis siswa pada pertemuan selanjutnya. Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan ke-1 NO. 1
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran:
SKOR
a. Menyiapkan media pembelajaran
123
b. Memeriksa kesiapan siswa di kelas (berdoa dan
123
memeriksa absen) 2
Pendahuluan: a. Melakukan kegiatan apersepsi
123 53
b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan
123
dicapai 3
Kegiatan Inti: a. Menjelaskan materi dengan jelas
123
b. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
123
Penerapan Pembelajaran Kolaboratif: a) Mengkondisikan siswa menjadi beberapa kelompok
123
b) Menerapkan metode pembelajaran
123
c) Memberikan apresiasi terhadap penjelasan siswa
123
Kegiatan peningkatan berpikir kritis siswa:
4
a. Memberi waktu siswa untuk memecahkan masalah
123
b. Memantau peningkatan berpikir kritis siswa
123
c. Melatih siswa untuk bertanya
123
d. Melatih siswa untuk berpendapat
123
Penutup: a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
123
melibatkan siswa b. Melakukan tindak lanjut dengan memberi arahan atau
123
tugas rumah c. Memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya
123
d. Menutup kegiatan dengan berdoa
123
Jumlah:
7,6
Rumus: jumlah keseluruhan/aspek yang diamati*3 Keterangan: 3 = Aspek yang diamati tampak nyata atau dilakukan sesuai indikator yang diamati 2 = Aspek yang diamati cukup nyata atau dilakukan kurang sesuai indikator yang diamati 1 = Aspek yang diamati tidak nyata atau dilakukan tidak sesuai indikator yang diamati 54
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa aktifitas guru pada siklus I pertemuan ke-1 kegiatan aktifitas guru yang diamati, terdapat aspek yang tidak sesuai indikator, yaitu guru tidak melakukan apersepsi pada pertemuan ini sebelum kegiatan inti, dan pada aspek yang kurang sesuai dengan indikator, yaitu guru tidak mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, kurang dalam melatih siswa dalam berpendapat dan menyimpulkan materi bersama, dan juga pemberian tugas untuk murid dikarenakan guru kurang menggunakan waktu sesuai dengan rencana. Hal ini akan dijadikan refleksi/perbaikan kinerja guru untuk pertemuan selanjutnya. Tabel 4.2 Hasil Observasi Peningkatan Berpikir Kritis Siswa Siklus I (Pertemuan ke-1) NHT Aspek Yang Diamati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jumlah
NAMA SISWA Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda F Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M Asyifah Angie K Aulya Nursafitri Bima Aryo S Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A Dela Rahmadani Desya Kartika S Detia Indrianti Diandra Yemima Fachrul Akbar Falentcya Amigo
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 2
3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 1 3 0 2 2 2
3 2 3 2 1 3 2 2 1 1 3 1 3 0 2 1 1
3 2 3 1 1 3 2 2 1 2 3 1 3 0 2 1 2
3 2 3 1 1 3 2 2 1 1 3 1 3 0 2 1 1
3 2 3 2 1 3 2 2 1 2 3 1 3 0 2 2 2
3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 2
3 2 3 1 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 2
3 2 3 1 1 3 2 2 2 2 3 1 3 0 2 1 1
3 2 3 1 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 1 1
2 2 3 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 0 1 1 1
2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 0 1 1 1
32,7 22,7 34 15,7 11,3 32 20,7 21,7 16,7 20,7 32 16,7 32 0 20,7 15,7 16,7 55
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
2 2 1 1 2 Gema Aryastya 2 2 2 2 2 Hayfa Alyssa A 2 1 1 1 1 Laely Nur Fitriani 2 2 2 2 2 Mohammad Indra 2 1 1 1 1 M Rifaldi 2 1 1 1 1 Muhammad Fadli 2 1 1 1 2 Muhammad Iqbal 2 2 2 2 2 Nayla Fakhira 3 3 2 2 2 Nazar Noviardi 2 1 1 1 1 Priyanka Aishah 2 2 2 2 2 Rifa Althaaf 3 3 2 2 2 Riyanti Putri 2 1 1 1 1 Rizty Nesya F Thoriq Teo Dwi N 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 Tiara Alnia Dewi 2 1 1 1 1 Tsabitah Shofa N Winda Eka Pratiwi 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 Wirangga A R 2 2 2 2 2 Yuliana Regita E Rumus: Jumlah skor/jumlah aspek x 4
2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2
2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2
1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2
1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
16,7 22,7 14,7 20,7 12,7 14,7 13,7 22,7 29 14,7 22,7 28 14,7 11,3 14,7 12,7 25 13,7 22,7
Keterangan: 1 = Tidak Kritis 2 = Kurang Kritis 3 = Cukup Kritis 4 = Kritis Hasil tingkat berpikir kritis siswa pada siklus ke-I pertemuan ke-1 sebagai berikut: 1. Kategori Tidak Kritis berjumlah 17 siswa 2. Kategori Kurang Kritis berjumlah 13 siswa 3. Kategori Cukup Kritis berjumlah 5 siswa 4. Kategori Kritis berjumlah 0 siswa (Tidak ada) Berdasarkan tabel hasil observasi peningkatan berpikir kritis siswa diatas, pada kategori TK (Tidak Kritis) terdapat 17 siswa, 56
kategori KK (Kurang Kritis) terdapat 13 siswa, dan kategori CK (Cukup Kritis) terdapat 5 siswa jadi, jumlah keseluruhan 35 siswa, kesimpulannya antara lain: 1.
Kategori TK (Tidak Kritis) bahwa siswa dalam kategori ini siswa masih pasif, tidak memahami masalah terkait materi yang disampaikan. Tidak bertanya walau tidak memahaminya dan cenderung melihat dan menyalin hasil dari temannya.
2.
Kategori KK (Kurang Kritis) bahwa siswa dalam perumusan masalah masih kurang karena belum sepenuhnya memahami materi yang diberikan oleh guru. Mengajukan pertanyaan kepada guru namun masih kurang dalam pemahamannya dan hal ini terlihat dari penjelasan yang kurang jelas dan kurang dalam mengaitkan masalah tersebut dengan kehidupan sehari-hari atau dengan memberikan alasan, tidak memberikan pendapatnya serta tidak menyimpulkan masalah dari suatu materi. Sehingga tidak dapat mengevaluasi hasil temannya.
3.
Kategori CK (Cukup Kritis) bahwa siswa dapat merumuskan masalah dan memecahkan masalah dengan cukup baik, ia dibantu temannya dalam pemahaman. Dan juga dapat memberi pendapat namun tidak dapat memberikan alasannya, dalam penyampaian juga menggunakan bahasa yang cukup jelas dan beberapa yang dibantu oleh temannya dalam penjelasannya, bersikap terbuka terhadap penjelasan yang lebih baik, juga beberapa siswa masih kurang percaya diri dalam menyimpulkan masalah tersebut ataupun memberi penilaian yang membangun untuk temantemannya. Berdasarkan kesimpulan observasi peningkatan berpikir
kritis siswa kelas VIII-1, bahwa pada siklus I pertemuan ke-1 siswa didominasi pada kategori tidak kritis dan kurang kritis. Siswa kurang memahami materi yang disampaikan sehingga dalam penyampaiannya 57
masih kurang. Siswa banyak yang tidak memahami terhadap tugas yang diberikan dan kurang dalam bertanya maupun berpendapat sehingga banyak yang hanya menyalin hasil temannya. Hal ini akan dijadikan perbaikan pada pertemuan selanjutnya. 2) Siklus I pertemuan ke-2 Pada siklus I pertemuan ke-2, observer mengamati aktifitas guru dan guru mengamati peningkatan berpikir kritis siswa selama proses
pembelajaran
berlangsung.
Hal
ini
dilakukan
untuk
mendapatkan hasil dan informasi bagi perbaikan aktifitas guru dan peningkatan berpikir kritis siswa pada siklus selanjutnya. Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan ke-2 NO. 1
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran:
SKOR
a. Menyiapkan media pembelajaran
123
b. Memeriksa kesiapan siswa di kelas (berdoa dan
123
memeriksa absen) 2
Pendahuluan: a. Melakukan kegiatan apersepsi
123
b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan
123
dicapai 3
Kegiatan Inti: a. Menjelaskan materi dengan jelas
123
b. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
123
Penerapan Pembelajaran Kolaboratif: a) Mengkondisikan siswa menjadi beberapa kelompok
123
b) Menerapkan metode pembelajaran
123
58
c) Memberikan apresiasi terhadap penjelasan siswa
123
Kegiatan peningkatan berpikir kritis siswa:
4
a. Memberi waktu siswa untuk memecahkan masalah
123
b. Memantau peningkatan berpikir kritis siswa
123
c. Melatih siswa untuk bertanya
123
d. Melatih siswa untuk berpendapat
123
Penutup: a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
123
melibatkan siswa b. Melakukan tindak lanjut dengan memberi arahan atau
123
tugas rumah c. Memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya
123
d. Menutup kegiatan dengan berdoa
123 8,6
Jumlah: Rumus: jumlah keseluruhan/aspek yang diamati*3 Keterangan: 3 = Aspek yang diamati tampak nyata atau dilakukan sesuai indikator yang diamati
2 = Aspek yang diamati cukup nyata atau dilakukan kurang sesuai indikator yang diamati 1 = Aspek yang diamati tidak nyata atau dilakukan tidak sesuai indikator yang diamati Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa aktifitas guru pada siklus I pertemuan ke-2 kegiatan aktifitas guru yang diamati telah mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Guru telah melakukan aspek sesuai dengan perencanaan. Meskipun, masih terdapat beberapa aspek yang kurang dari perencanaan seperti, dalam hal melakukan apersepsi dan melakukan refleksi. Hal ini akan menjadi perbaikan pada siklus berikutnya.
59
Tabel 4.4 Hasil Observasi Peningkatan Berpikir Kritis Siswa Siklus I (Pertemuan ke-2) NHT Aspek Yang Diamati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jumlah
NAMA SISWA Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda F Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M Asyifah Angie K Aulya Nursafitri Bima Aryo S Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A Dela Rahmadani Desya Kartika S Detia Indrianti Diandra Yemima Fachrul Akbar Falentcya Amigo Gema Aryastya Hayfa Alyssa A Laely Nur Fitriani Mohammad Indra M Rifaldi Muhammad Fadli Muhammad Iqbal Nayla Fakhira Nazar Noviardi Priyanka Aishah Rifa Althaaf Riyanti Putri Rizty Nesya F
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3 2 2 3 0 2 3 2 3 2 3 4 2 3 4 2
4 3 4 2 1 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3 2 2 3 0 2 3 1 2 2 3 4 2 3 4 2
4 3 4 2 1 4 3 3 3 2 4 2 4 0 2 2 2 2 0 2 3 1 2 2 3 4 2 3 4 2
4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 3 4 2 2 4 2
4 2 4 2 1 3 2 2 3 2 3 2 3 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2
4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3 2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2
3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2
3 2 4 2 1 3 2 2 3 2 4 2 3 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2
3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3 2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2
4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3 2 2 2 0 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 2
4 3 4 2 1 4 2 2 3 2 4 2 4 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 3 4 2 2 3 1
3 2 4 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1
41 31 45,33 22,67 16,67 42,33 30 30 33 24,67 43,33 26,67 42,33 0 27 22,67 22,67 24 0 22,67 25 16,67 24 22,67 32 42,33 22,67 28 37,33 20,67 60
31 32 33 34 35 36
Thoriq Teo Dwi N Tiara Alnia Dewi Tsabitah Shofa N Winda Eka Pratiwi Wirangga A R Yuliana Regita E
2 2 2 3 2 3
2 2 2 3 2 3
2 2 2 3 2 3
2 2 2 3 2 3
2 2 2 3 2 3
2 2 2 3 2 3
2 2 2 3 2 3
2 2 2 3 2 3
2 2 2 3 2 3
2 2 2 3 2 3
1 1 1 3 1 3
1 1 1 2 1 2
20,67 20,67 20,67 33 20,67 33
Rumus: Jumlah skor/jumlah aspek x 4 Keterangan: 1 = Tidak Kritis 2 = Kurang Kritis 3 = Cukup Kritis 4 = Kritis Hasil tingkat berpikir kritis siswa pada siklus I Pertemuan ke-2 adalah sebagai berikut: 1. Kategori Tidak Kritis berjumlah 2 siswa 2. Kategori Kurang Kritis berjumlah 18 siswa 3. Kategori Cukup Kritis berjumlah 8 siswa 4. Kategori Kritis berjumlah 6 siswa Berdasarkan tabel hasil observasi peningkatan berpikir kritis siswa diatas, pada kategori TK (Tidak Kritis) terdapat 2 siswa, kategori KK (Kurang Kritis) terdapat 18 siswa, kategori CK (Cukup Kritis) terdapat 8 siswa, dan kategori K (Kritis) terdapat 6 siswa. Jadi, jumlah keseluruhan 34 siswa, kesimpulannya antara lain: 1.
Kategori TK (Tidak Kritis) bahwa dalam kategori ini siswa belum ada peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis, masih pasif, tidak memahami masalah terkait materi yang diajarkan. Tidak bertanya walau tidak memahaminya dan cenderung melihat dan menyalin hasil dari temannya. 61
2.
Kategori KK (Kurang Kritis) bahwa dalam perumusan masalah masih kurang karena belum sepenuhnya memahami materi yang diberikan oleh guru. Mengajukan pertanyaan kepada guru namun masih kurang dalam pemahamannya dan hal ini terlihat dari penjelasan yang kurang jelas dan kurang dalam mengaitkan masalah tersebut dengan kehidupan sehari-hari atau dengan memberikan alasan, tidak memberikan pendapatnya serta tidak percaya diri dalam menyimpulkan masalah dari suatu materi dan tidak dapat mengevaluasi hasil temannya.
3.
Kategori CK (Cukup Kritis) bahwa dapat merumuskan masalah dan memecahkan masalah cukup kritis, mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada temannya. Para siswa dapat berkolaboratif cukup baik terkait dalam berdiskusi. Ketika menjelaskan masalah tersebut tidak mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari ataupun tidak memberi alasan dengan membacakan dalil sebagai penguat pendapatnya, namun bersikap terbuka terhadap penjelasan yang lebih baik, juga hanya beberapa yang menyimpulkan masalah tersebut bersama.
4.
Kategori K (Kritis) bahwa Para siswa dalam kategori ini mengalami peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis, karena baik dalam perumusan masalah hingga menjelaskan dan mengaitkan masalah sudah jelas dan komunikatif. Bahkan para siswa
mampu
berkolaborasi
dengan
temannya
dalam
memecahkan masalah tersebut dan juga dapat memberikan alasannya mengenai pendapatnya. Mereka juga bersikap terbuka terhadap pendapat dan penilaian untuk perbaikan dan yang lebih baik
darinya.
Percaya
diri
dalam
menyampaikan
dan
menyimpulkan bersama ataupun memberikan evaluasi kepada temannya. Berdasarkan kesimpulan observasi peningkatan berpikir kritis siswa kelas VIII-1, bahwa pada siklus I pertemuan ke-2 para 62
siswa mengalami peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis meskipun masih didominasi kategori kurang kritis. Tetapi, para siswa mulai aktif dan dapat berkolaborasi dengan temannya. Dalam proses pembelajaran para siswa sudah mulai dengan bertanya, berpendapat, dan berkolaborasi dengan teman dalam berdiskusi. Bahkan beberapa siswa sudah dapat memberikan kesimpulan suatu masalah. Selain itu, diperoleh hasil belajar siswa sebagai data tambahan yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75, sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus I No.
Nama
KKM
Nilai
1 Achmad Rizky 2 Alfira Shafa
75
100
75
90
3 Amanda Fauziyyah 4 Anisya Mutiara K
75
100
75
85
5 Arief Hendrawan 6 Arvina Ulin M
75
60
75
100
7 Asyifah Angie K 8 Aulya Nursafitri
75
75
75
75
9 Bima Aryo S 10 Chaidir Alfarizi
75
75
75
80
11 Deadira Nuha A 12 Dela Rahmadani
75
95
75
75
13 Desya Kartika S
75
95
14 Detia Indrianti
75
0
15 Diandra Yemima
75
75
16 Fachrul Akbar
75
70
17 Falentcya Amigo
75
60
18 Gema Aryastya
75
70
19 Hayfa Alyssa A
75
0 63
20 Laely Nur Fitriani
75
60
21 Mohammad Indra
75
70
22 M Rifaldi
75
55
23 Muhammad Fadli
75
75
24 Muhammad Iqbal
75
70
25 Nayla Fakhira
75
70
26 Nazar Noviardi
75
90
27 Priyanka Aishah
75
85
28 Rifa Althaaf
75
80
29 Riyanti Putri
75
90
30 Rizty Nesya F
75
65
31 Thoriq Teo Dwi N
75
70
32 Tiara Alnia Dewi
75
75
33 Tsabitah Shofa N
75
70
34 Winda Eka Pratiwi
75
85
35 Wirangga Adrianto R
75
85
36 Yuliana Regita E
75
80 2655
Jumlah Rata-rata
73,8
Berdasarkan tabel hasil seluruh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi ≥ 75 di siklus pertama sebanyak 22 siswa dari 34 dan rata-rata nilai siswa 73,8. d. Tahap Refleksi Berdasarkan
hasil
analisis
pada
siklus
I
yang
dilaksanakan dua kali pertemuan dengan menggunakan metode Pembelajaran Number Head Together untuk meningkatkan berpikir kritis siswa pada materi Iman pada Rasul sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan. Meskipun, masih terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan supaya
64
pada siklus II dapat diperbaiki. Permasalahan pada siklus I, antara lain: 1) Guru harus menggunakan alokasi waktu dengan baik. 2) Terdapat siswa yang tidak berpartisipasi dalam proses pembelajaran. 3) Terdapat siswa yang pasif dalam proses pembelajaran sehingga kurangnya kemampuan berpikir kritis, seperti tidak mencoba mengajukan pertanyaan sebagai penguat pemahaman, atau mengerjakan hal lain saat proses pembelajaran. 4) Sebagian
siswa
hanya
menceritakan
ulang
teks
saat
menjelaskan, sehingga tidak membuat siswa untuk berpikir kritis. 5) Sebagian
siswa
mengembangkan
masih
kurang
pemikirannya
percaya
diri
dalam
seperti
berpendapat,
menyimpulkan, dan mengevaluasi hasil sendiri atau temannya. Adapun rencana perbaikan yang peneliti lakukan dengan menyesuaikan metode pembelajaran kolaboratif dengan materi agar para siswa aktif saat proses pembelajaran seperti bertanya, berpendapat, berkolaborasi, menyimpulkan, dan bersikap terbuka terhadap penilaian diri untuk perbaikan dalam peningkatan berpikir kritis siswa. Hal yang menyebabkan tindakan tersebut belum tercapai yaitu karena pada siklus I saat proses pembelajaran kolaboratif berlangsung yaitu guru kurang menguasai kondisi kelas sehingga sebagian siswa tidak berpartisipasi dan kurang percaya diri dalam penerapan metode pembelajaran kolaboratif yang menggunakan Number Head Together dan dalam penyampaian masih tidak jelas yang menyebabkan siswa lain tidak memerhatikan. Dan siswa belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran kolaboratif yang mana proses pembelajaran tersebut mengharuskan siswa berperan 65
aktif dan dapat meningkatkan berpikir kritis mulai dari merumuskan masalah hingga menjelaskan, menyimpulkan, dan sebegainya. Para siswa pun butuh penyesuaian untuk meningkatan kemampuan berpikir kritis di kelas yang sebelumnya siswa hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru saja, dan peneliti merasa masih kurang optimal dalam mengarahkan proses pembelajaran di kelas. 2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus ke II a.
Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus ke I dengan menggunakan metode Number Head Together materi Iman kepada Rasul. Pada siklus ke II, pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran kolaboratif (Problem Based Learning) dengan materi yang berbeda yaitu Adab Makan dan Minum. Karena menyesuaikan proses pembelajaran di sekolah tersebut. Pada siklus ke II pembelajaran akan dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu, pada Jumat, 15 April 2016 dan 22 April 2016, proses pembelajaran menggunakan metode Problem Based Learning materi Adab Makan dan Minum. Pada tanggal 15 April 2016 yaitu, pengertian dan dalil adab makan dan minum serta para siswa akan memecahkan masalah dan mencari solusi tentang adab makan dan minum diberbagai tempat yang akan diberikan. Sedangkan pada tanggal 22 April 2016, para siswa akan memecahkan
masalah dan mencari solusi tentang
alasan dari adab makan dan minum sesuai dengan syariat Islam. Hasil refleksi pada siklus ke I, perlu adanya perbaikan pada proses pembelajaran pada siklus ke II. Maka, perencanaan yang disusun untuk siklus ke II dilakukan dengan memerhatikan hal-hal, sebagai berikut: 1) Guru harus selalu memotivasi siswa agar lebih aktif dan percaya diri dalam mengungkapkan pendapat atau mengajukan pertanyaan. 66
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Menyiapkan buku paket Pendidikan Agama Islam. 4) Menyiapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yaitu Problem Based Learning. 5) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis siswa. 6) Menyiapkan peralatan untuk proses pelaksanaan pembelajaran kolaboratif selama proses pembelajaran berlangsung seperti laptop, speaker, kamera atau handphone dan lain-lain. Tujuan yang ingin dicapai pada siklus ke II ini yaitu siswa mengalami peningkatan berpikir kritis berdasarkan indikator yang ingin dicapai
dengan
menerapkan
pembelajaran
kolaboratif
metode
pembelajaran Problem Based Learning. b.
Tahapan Pelaksanaan Proses kegiatan pembelajaran pada siklus ke II terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menit per pertemuan. Pembelajaran pada siklus ke II menggunakan pembelajaran kolaboratif metode Problem Based Learning. Dalam penelitian ini, penjelasan materi terbagi menjadi 2 kali pertemuan, selama proses pembelajaran siswa akan diamati peningkatan berpikir kritis berdasarkan lembar observasi dan setiap akhir siklus diberikan tes untuk mengetahui pemahaman siswa dan sebagai data pendukung. Dan materi yang diajarkan pada siklus ke II pertemuan ke-1 adalah Pengertian adab makan dan minum, dalil adab makan dan minum, serta memecahkan masalah dan mencari solusi tentang adab makan dan minum diberbagai tempat yang akan diberikan. Adapun urutan proses pembelajaran pada siklus ke II pertemuan ke-1 dan ke-2 adalah sebagai berikut: 67
1) Siklus II pertemuan ke-1/Jumat, 16 April 2016 Pelaksanaan tindakan kelas siklus ke II pertemuan ke-1 berlangsung selama 2x40 menit yang dimulai pada pukul 08.10 s/d 09.30 wib dan jumlah siswa 34 yang hadir dari 36 siswa karena sakit. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh seorang observer selama proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, peneliti dan observer ikut serta mendampingi para siswa dalam membantu peneliti mengamati aktifitas guru dan peningkatan berpikir kritis siswa dengan menggunakan lembar observasi guru dan peningkatan berpikir kritis siswa. Pada kegiatan pendahuluan, pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka, guru menanyakan kesiapan siswa, mengabsen satu per satu siswa sebelum pembelajaran dimulai, setelah semua siswa siap memulai pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran kolaboratif yang akan digunakan selama proses pembelajaran yaitu Problem Based Learning. Pada kegiatan inti, sebelum memulai pelajaran guru menanyakan sebuah pertanyaan tentang
adab makan dan minum.
Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa tentang materi adab makan dan minum. Kemudian guru meminta siswa mengamati poin-poin pada slide yang ditampilkan guru dan memahami tentang Pengertian adab makan dan minum, dalil tentang adab makan dan minum dan tata karma adab makan dan minum. Setelah selesai mengamati, para siswa dikondisikan menjadi beberapa kelompok dengan berhitung dari 1 sampai 6 secara berurutan. Siswa membentuk kelompok sesuai nomor yang diperoleh masingmasing yang terdiri dari 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. dan guru membantu menertibkan para siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Selain itu, guru juga memberikan selembar kertas yang berisikan tentang permasalahan yang akan 68
dipecahkan oleh para siswa yaitu adab makan dan minum diberbagai tempat. Guru meminta semua siswa untuk berdiskusi dengan masingmasing kelompok. Selama proses pemecahan masalah para siswa dianjurkan untuk berkolaborasi, saling memberikan pendapat masingmasing ataupun bertanya untuk hasil yang maksimal yang akan dijelaskan kepada kelompok lain di depan kelas. Setelah para siswa selesai berdiskusi untuk memecahkan masalah. Setiap kelompok memilih dua siswa untuk menjelaskannya didepan kelas. Selama setiap kelompok menjelaskan hasil pemecahan masalah kelompok lain memerhatikan penjelasannya, lalu siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Kegiatan penutup, siswa diarahkan untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan tugas rumah kepada siswa di akhir pembelajaran. Sebelum pembelajaran berakhir guru memberitahu materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang contoh dan manfaat adab makan dan minum. Lalu, menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan memberi salam. 2) Siklus II pertemuan ke-2/Jumat, 22 April 2016 Pelaksanaan tindakan kelas siklus II berlangsung selama 2x40 menit yang dimulai pada pukul 08.10 s/d 09.30 wib dan jumlah siswa 32 yang hadir dari 36 siswa diantaranya 3 siswa sakit dan seorang siswa absen. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh seorang observer selama proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, peneliti dan observer ikut serta mendampingi para siswa dalam membantu peneliti mengamati aktifitas guru dan peningkatan berpikir kritis siswa dengan menggunakan lembar observasi guru dan peningkatan berpikir kritis siswa.
69
Pada kegiatan pendahuluan, Pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka, guru menanyakan kesiapan siswa, mengabsen satu per satu siswa sebelum pembelajaran dimulai, setelah semua siswa siap memulai pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran kolaboratif yang akan digunakan selama proses pembelajaran yaitu Problem Based Learning. Pada kegiatan inti, Guru menayangkan video tentang contoh adab makan dan minum kepada siswa. Penayangan video untuk menstimulus dan mengukur tingkat pemahaman siswa tentang materi adab makan dan minum yaitu contoh adab makan dan minum. Kemudian guru menjelaskan dan juga memberikan kesempatan pada siswa memberikan pendapatnya tentang video tersebut. Setelah selesai mengamati, para siswa dikondisikan menjadi beberapa kelompok dengan berhitung dari 1 sampai 9 secara berurutan. Siswa membentuk kelompok sesuai nomor yang diperoleh masingmasing yang terdiri dari 9 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dan guru membantu menertibkan para siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Selain itu, guru juga mempersiapkan media yang akan digunakan saat penerapan metode Problem Based Learning, yaitu memberikan selembar kertas kepada para siswa untuk didiskusikan pemecahan permasalahan tersebut yaitu menjelaskan alasan dan manfaat tentang adab makan dan minum. Guru meminta semua siswa untuk berdiskusi bersama dalam pemecahan masalah tersebut. Dan masing-masing kelompok saling berkolaborasi, memberikan pendapat ataupun mengajukan pertanyaan mengenai permasalahan tersebut sebagai penguat pemahaman dan untuk hasil yang maksimal. Setelah siswa berdiskusi, masing-masing kelompok memilih dua siswa untuk menjelaskan didepan kelas tentang hasil pemecahan tersebut bersama kelompok. Setiap kelompok yang menjelaskan didepan kelas kelompok lain memerhatikan penjelasan temannya dan dapat 70
mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain mengenai permasalahan yang belum dimengerti. Kegiatan penutup, siswa diarahkan untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan latihan soal uji kompetensi yang ada pada buku paket siswa di akhir pembelajaran. Lalu, menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan memberi salam. c. Tahap Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer melakukan
pengamatan
selama
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Peneliti selaku guru mengamati peningkatan berpikir kritis siswa dan observer mengamati aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi berupa fotofoto. Pada tahap ini juga peneliti melakukan catatan lapangan sebagai bahan pengamatan dan evaluasi hasil tindakan pertemuan pertama di siklus kedua. Aspek yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung adalah kegiatan guru dan peningkatan berpikir kritis siswa. 1) Siklus II pertemuan ke-1 Pada siklus II pertemuan ke-1, observer mengamati aktifitas guru dan guru mengamati peningkatan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil dan informasi bagi perbaikan aktifitas guru dan peningkatan berpikir kritis siswa pada pertemuan selanjutnya. Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan ke-1 NO. 1
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran:
SKOR
a. Menyiapkan media pembelajaran
123 71
b. Memeriksa kesiapan siswa di kelas (berdoa dan
123
memeriksa absen) 2
Pendahuluan: a. Melakukan kegiatan apersepsi
123
b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan
123
dicapai 3
Kegiatan Inti: a. Menjelaskan materi dengan jelas
123
b. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
123
Penerapan Pembelajaran Kolaboratif: a) Mengkondisikan siswa menjadi beberapa kelompok
123
b) Menerapkan metode pembelajaran
123
c) Memberikan apresiasi terhadap penjelasan siswa
123
Kegiatan peningkatan berpikir kritis siswa:
4
a. Memberi waktu siswa untuk memecahkan masalah
123
b. Memantau peningkatan berpikir kritis siswa
123
c. Melatih siswa untuk bertanya
123
d. Melatih siswa untuk berpendapat
123
Penutup: a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
123
melibatkan siswa b. Melakukan tindak lanjut dengan memberi arahan atau
123
tugas rumah c. Memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya
123
d. Menutup kegiatan dengan berdoa
123
Jumlah
9
Rumus: jumlah keseluruhan/aspek yang diamati*3 Keterangan: 3 = Aspek yang diamati tampak nyata atau dilakukan sesuai indikator yang diamati
72
2 = Aspek yang diamati cukup nyata atau dilakukan kurang sesuai indikator yang diamati 1 = Aspek yang diamati tidak nyata atau dilakukan tidak sesuai indikator yang diamati Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa aktifitas guru pada siklus II pertemuan ke-1 terjadi perbaiakan. Berdasarkan penilaian observer kegiatan guru yang diamati sesuai dengan indikator, yaitu dimulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup guru melakukan sesuai dengan aspek yang diamati dan yang direncanakan. Guru memberikan apersepsi berupa penayangan video yang sesuai dengan materi ajar. Seperti, guru menerapkan metode pembelajaran kolaboratif (Problem Based Learning) yang membuat aktif dan memotivasi para siswa dalam proses pembelajaran dan penggunaan alokasi waktu yang tepat dalam pertemuan ini yang sesuai dengan perencanaan. Namun, tetap melakukan perbaikan untuk pertemuan selanjutnya. Tabel 4.7 Hasil Observasi Peningkatan Berpikir Kritis Siswa Siklus II (Pertemuan ke-1) Problem Based Learning
Aspek Yang Diamati No 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
NAMA SISWA Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda F Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M Asyifah Angie K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 3 3 3
2 4 4 2 3 2 4
3 4 4 3 3 3 4
4 4 4 4 3 4 4
3 4 4 4 3 4 4
3 4 4 2 3 2 4
4 3 4 3 2 3 3
3 3 4 3 2 3 3
39,3 43,3 45,3 38,3 32 37,3 42,3 73
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
4 4 4 4 Aulya Nursafitri 4 4 4 4 Bima Aryo S 4 4 4 4 Chaidir Alfarizi 0 0 0 0 Deadira Nuha A 0 0 0 0 Dela Rahmadani 4 4 4 4 Desya Kartika S 4 4 4 4 Detia Indrianti 4 4 4 4 Diandra Yemima 3 2 2 2 Fachrul Akbar 4 4 4 4 Falentcya Amigo 3 2 2 2 Gema Aryastya 0 0 0 0 Hayfa Alyssa A 4 4 4 3 Laely Nur Fitriani 3 3 3 3 Mohammad Indra 0 0 0 0 M Rifaldi 3 3 3 2 Muhammad Fadli 3 3 3 2 Muhammad Iqbal 4 4 4 4 Nayla Fakhira 4 4 4 4 Nazar Noviardi 4 4 4 4 Priyanka Aishah 4 4 4 4 Rifa Althaaf 4 4 4 4 Riyanti Putri 4 4 4 4 Rizty Nesya F Thoriq Teo Dwi N 3 3 3 3 4 4 4 4 Tiara Alnia Dewi 4 4 4 4 Tsabitah Shofa N Winda Eka Pratiwi 4 4 4 4 4 4 4 4 Wirangga A R 4 4 4 4 Yuliana Regita E Rumus ; jumlah skor/jumlah aspek x 4
3 4 3 0 0 3 3 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 2 0 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 3 3 0 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4
4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 3 3 0 0 3 3 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 0 0 3 3 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
42,3 43,3 42,3 0 0 42,3 42,3 42,3 28 42,3 28 0 40,3 33 0 30 30 42,3 43,3 43,3 44,3 45,3 41,3 31 43,3 42,3 43,3 43,3 43,3
Keterangan: 1 = Tidak Kritis 2 = Kurang Kritis 3 = Cukup Kritis 4 = Kritis
74
Hasil tingkat berpikir kritis siswa pada siklus ke-II pertemuan ke-1 adalah sebagai berikut: 1. Kategori Tidak Kritis berjumlah 0 siswa 2. Kategori Kurang Kritis berjumlah 2 siswa 3. Kategori Cukup Kritis berjumlah 8 siswa 4. Kategori Kritis berjumlah 22 siswa Berdasarkan tabel hasil observasi peningkatan berpikir kritis siswa diatas, pada kategori TK (Tidak Kritis) terdapat 0 siswa, kategori KK (Kurang Kritis) terdapat 2 siswa, dan kategori CK (Cukup Kritis) terdapat 8 siswa dan kategori K (Kritis) 22 siswa. Jadi, jumlah keseluruhan 32 siswa, kesimpulannya antara lain: 1.
Kategori KK (Kurang Kritis) bahwa siswa masih kurang aktif dalam memecahkan masalah dan kurang berkolaborasi bersama kelompoknya. Sehingga kurang memahami permasalahan yang diberikan. Ia kurang percaya diri dalam menjelaskan hasilnya.
2.
Kategori
CK
(Cukup
Kritis)
bahwa
siswa
memahami
permasalahan yang diberikan oleh guru. Namun, banyak dari siswa yang hanya mendengarkan penjelasan dari temannya. para siswa cukup berkolaborasi dengan temannya sehingga ketika menjelaskan ia juga menggunakan bahasa yang cukup jelas. dan bersikap terbuka terhadap penilaian dari teman-temannya. 3.
Kategori K (Kritis) bahwa siswa sudah mengalami peningkatan yang sangat baik. Para siswa sudah percaya diri akan kemampuan berpikir kritis masing-masing. Sehingga mereka aktif dalam proses pembelajaran, dapat berkolaborasi dengan temannya, dalam penyampaiannya yang jelas dan komunikatif sehingga teman-teman lainnya memerhatikan dan mampu memahaminya. Selain itu, para siswa juga mengajukan pertanyaan ketika diberikan kesempatan, bersikap terbuka terhadap pendapat yang lebih
baik.
Para
siswa
memberikan
pendapatnya
ketika 75
menyimpulkan bersama dan beberapa siswa dapat memberikan penilaian kepada temannya untuk perbaikan. Berdasarkan kesimpulan observasi peningkatan berpikir kritis siswa kelas VIII-1, bahwa pada siklus II pertemuan ke-1 siswa didominasi pada kategori cukup kritis dan kritis. Para siswa sudah mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis. Dalam proses pembelajaran mengalami peningakatan pada para siswa. Mereka sudah lebih aktif dan mampu berkolaborasi dengan baik bersama temannya untuk memecahkan masalah. Meskipun beberapa siswa masih tidak dapat berkolaborasi dengan baik terhadap temannya. Selama berdiskusi dan penyampaikan hasilnya para siswa mengajukan pertanyaan dan mengajukan pendapatnya untuk penguat pemahaman dan hasil yang terbaik. Namun, beberapa siswa dalam kategori cukup kritis hanya mendengarkan penjelasan dari temannya. Begitu juga para siswa bersikap terbuka terhadap pendapat yang lebih baik darinya. Dan beberapa siswa sudah percaya diri dengan memberikan penilaian kepada temannya untuk perbaikan selanjutnya. Hal ini akan dijadikan perbaikan pada pertemuan selanjutnya. 2) Siklus II pertemuan ke-2 Pada siklus II pertemuan ke-2, observer mengamati aktifitas guru dan guru mengamati peningkatan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil dan informasi bagi perbaikan aktifitas guru dan peningkatan berpikir kritis siswa.
76
Tabel 4.8 Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan ke-2 NO. 1
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran:
SKOR
a. Menyiapkan media pembelajaran
123
b. Memeriksa kesiapan siswa di kelas (berdoa dan
123
memeriksa absen) 2
Pendahuluan: a. Melakukan kegiatan apersepsi
123
b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan
123
dicapai 3
Kegiatan Inti: a. Menjelaskan materi dengan jelas
123
b. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
123
Penerapan Pembelajaran Kolaboratif: a) Mengkondisikan siswa menjadi beberapa kelompok
123
b) Menerapkan metode pembelajaran
123
c) Memberikan apresiasi terhadap penjelasan siswa
123
Kegiatan peningkatan berpikir kritis siswa:
4
a. Memberi waktu siswa untuk memecahkan masalah
123
b. Memantau peningkatan berpikir kritis siswa
123
c. Melatih siswa untuk bertanya
123
d. Melatih siswa untuk berpendapat
123
Penutup: a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
123
melibatkan siswa b. Melakukan tindak lanjut dengan memberi arahan atau
123
tugas rumah
77
c. Memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya
123
d. Menutup kegiatan dengan berdoa
123 8,6
Jumlah Rumus: jumlah keseluruhan/aspek yang diamati*3 Keterangan: 3 = Aspek yang diamati tampak nyata atau dilakukan sesuai indikator yang diamati
2 = Aspek yang diamati cukup nyata atau dilakukan kurang sesuai indikator yang diamati 1 = Aspek yang diamati tidak nyata atau dilakukan tidak sesuai indikator yang diamati Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa aktifitas guru pada siklus II pertemuan ke-2 terjadi perbaikan pada aktifitas guru. Berdasarkan penilaian observer kegiatan guru yang diamati sesuai dengan indikator, yaitu dimulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup guru melakukan sesuai dengan aspek yang diamati dan yang direncanakan. guru menerapkan metode pembelajaran kolaboratif (Problem Based Learning) yang membuat
aktif
dan
memotivasi
para
siswa
dalam
proses
pembelajaran dan penggunaan alokasi waktu yang tepat dalam pertemuan ini yang sesuai dengan perencanaan. Namun, pada pertemuan ini guru tidak memberikan apersepsi. Dan akan melakukan perbaikan untuk pertemuan selanjutnya.
78
Tabel 4.9 Hasil Observasi Peningkatan Berpikir Kritis Siswa Siklus II (Pertemuan ke-2) Problem Based Learning Aspek Yang Diamati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jumlah
NAMA SISWA Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda F Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M Asyifah Angie K Aulya Nursafitri Bima Aryo S Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A Dela Rahmadani Desya Kartika S Detia Indrianti Diandra Yemima Fachrul Akbar Falentcya Amigo Gema Aryastya Hayfa Alyssa A Laely Nur Fitriani Mohammad Indra M Rifaldi Muhammad Fadli Muhammad Iqbal Nayla Fakhira Nazar Noviardi Priyanka Aishah Rifa Althaaf Riyanti Putri Rizty Nesya F
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 3 4 3 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 0 0 4 3 4 3 4 2 0 4 3 0 2 2 4 4 4 4 4 3
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 0 0 4 3 3 3 3 2 0 3 3 0 2 2 3 3 3 3 4 3
45,3 45,3 45,3 44,3 34 44,3 44,3 44,3 43,3 44,3 0 0 45,3 42,3 44,3 34 44,3 28 0 44,3 43,3 0 28 28 44,3 44,3 44,3 44,3 45,3 42,3 79
31 32 33 34 35 36
Thoriq Teo Dwi N 4 4 4 4 4 Tiara Alnia Dewi 4 4 4 4 4 Tsabitah Shofa N 4 4 4 4 4 Winda Eka Pratiwi 4 4 4 4 4 Wirangga A R 4 4 4 4 4 Yuliana Regita E 4 4 4 4 4 Rumus: Jumlah skor/jumlah aspek x 4
4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4
3 3 3 4 4 4
43,3 42,3 42,3 45,3 45,3 45,3
Keterangan: 1 = Tidak Kritis 2 = Kurang Kritis 3 = Cukup Kritis 4
= Kritis Hasil tingkat berpikir kritis siswa pada siklus II Pertemuan ke-II adalah sebagai berikut: 1. Kategori Tidak Kritis berjumlah 0 siswa 2. Kategori Kurang Kritis berjumlah 3 siswa 3. Kategori Cukup Kritis berjumlah 2 siswa 4. Kategori Kritis berjumlah 27 siswa Berdasarkan tabel hasil observasi peningkatan berpikir kritis siswa diatas, pada kategori TK (Tidak Kritis) 0 siswa, kategori KK (Kurang Kritis) 3 siswa, kategori CK (Cukup Kritis) terdapat 2 siswa, dan kategori K (Kritis) terdapat 27 siswa. Jadi, jumlah keseluruhan 32 siswa, kesimpulannya antara lain: 1.
Kategori KK (Kurang Kritis) bahwa para siswa masih belum percaya diri akan kemampun berpikir krtisnya. Kurang dalam rasa ingintahu terhadap permasalahan yang diberikan. Dan kurang berkolaborasi terhadap temannya dalam pemecahan masalah sehingga belum sepenuhnya memahami permasalahan tersebut.
2.
Kategori CK (Cukup Kritis) bahwa para siswa memahami masalah yang diajukan. Namun, dalam penjelasannya cukup jelas 80
sehingga teman-teman yang lain cukup memahami apa yang disampaikan. Sehingga dalam penjelasannya dibantu oleh temantemannya. Namun, beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru maupun kepada teman lainnya. Para siswa bersikap terbuka terhadap penilaian yang diberikan kepadanya. 3.
Kategori K (Kritis) bahwa Para siswa dalam kategori ini selalu mengalami peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis, para siswa dalam diskusi untuk memecahkan masalah sudah sangat aktif. Para siswa berkolaborasi dan bersikap terbuka terhadap pendapat temannya dalam memecahkan masalah. Sehingga dalam menjelaskan
dan
mengaitkan
masalah
sudah
jelas
dan
mengajukan pertanyaan baik kepada guru ataupun kepada siswa lain sebagai penguat pemahaman. Bahkan para siswa memberikan pendapat terhadap pertanyaan yang diajukan oleh teman yang lain. Dapat menyimpulkan bersama diakhir pelajaran. Berdasarkan
kesimpulan
observasi
peningkatan
berpikir kritis siswa kelas VIII-1, bahwa pada siklus II pertemuan ke-2 para siswa mengalami peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis para siswa didominasi dengan kategori K (Kritis). Para siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran kolaboratif yang menjadikan para siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan bertanya, berpendapat, berkolaborasi dengan teman, dan bersikap terbuka dalam berdiskusi. Dan juga sudah dapat menyimpulkan bersama diakhir pelajaran. Selain itu, diperoleh hasil belajar siswa sebagai data tambahan yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75, sebagai berikut:
81
Tabel 4.10 Hasil Belajar Siklus II No.
Nama
KKM
Nilai
1 Achmad Rizky 2 Alfira Shafa
75
100
75
100
3 Amanda Fauziyyah 4 Anisya Mutiara K
75
100
75
90
5 Arief Hendrawan 6 Arvina Ulin M
75
75
75
100
7 Asyifah Angie K 8 Aulya Nursafitri
75
90
75
85
9 Bima Aryo S 10 Chaidir Alfarizi
75
85
75
80
11 Deadira Nuha A 12 Dela Rahmadani
75
0
75
0
13 Desya Kartika S
75
100
14 Detia Indrianti
75
85
15 Diandra Yemima
75
85
16 Fachrul Akbar
75
75
17 Falentcya Amigo
75
80
18 Gema Aryastya
75
75
19 Hayfa Alyssa A
75
0
20 Laely Nur Fitriani
75
80
21 Mohammad Indra
75
75
22 M Rifaldi
75
0
23 Muhammad Fadli
75
75
24 Muhammad Iqbal
75
70
25 Nayla Fakhira
75
80
26 Nazar Noviardi
75
100
27 Priyanka Aishah
75
85 82
28 Rifa Althaaf
75
90
29 Riyanti Putri
75
95
30 Rizty Nesya F
75
75
31 Thoriq Teo Dwi N
75
75
32 Tiara Alnia Dewi
75
80
33 Tsabitah Shofa N
75
80
34 Winda Eka Pratiwi
75
90
35 Wirangga Adrianto R
75
90
36 Yuliana Regita E
75
90
2735 Jumlah 80,44 Rata-rata Berdasarkan tabel hasil seluruh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi ≥ 75 di siklus pertama sebanyak 32 siswa dari 34 rata-rata niali siswa 80,44 d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran kolaboratif pada siklus II yang dilaksanakan dua kali pertemuan yang menggunakan metode Pembelajaran Kolaboratif yaitu Problem Based Learning. Peningkatan berpikir kritis siswa pada Mata Pelajaran PAI materi Adab makan dan minum, para siswa aktif dalam bertanya, berpendapat, berkolaborasi, bersikap terbuka, menyimpulkan, dan memberi penilaian juga meningkat dibandingkan dengan tindakan pada siklus I. Siswa mulai percaya diri pada kemampuan berpikir kritis masing-masing. Pada pelaksanaan tindakan siklus II terdapat temuantemuan, sebagai berikut: 1) Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran kolaboratif yang sangat baik. Seperti, dalam proses pembelajaran para siswa percaya diri dalam mengajukan pertanyaan, berpendapat, menjelaskan, menyimpulkan materi dalam proses pembelajaran berlangsung. 83
2) Meningkatnya sikap kolaboratif dan sikap terbuka selama diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diberikan. Para siswa berkolaborasi dalam memecahkan suatu permasalahan dan juga bersikap terbuka terhadap pendapat atau perbaikan yang diberikan oleh temannya. 3) suasana belajar di kelas, membuat para siswa menjadi aktif khususnya dalam peningkatan berpikir kritis. Berdasarkan hasil refleksi siklus ke-II, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan diterapkannya pembelajaran kolaboratif pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selama
proses
pembelajaran
kolaboratif
pelaksanaan
pembelajaran di kelas berpusat pada siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Maka, tujuan yang telah direncanakan dan diterapkan oleh peneliti telah tercapai. C. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Iman kepada Rasul telah melakukan perbaikan pada setiap siklus dan terjadi peningkatan. Berdasarkan hasil refleksi siklus ke II, para siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II secara signifikan. Hal ini berdasarkan pencapaian indikator kemampuan berpikir kritis siswa yaitu, siswa mampu merumuskan masalah, memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan, berpendapat, berkolaborasi, bersikap terbuka, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan berpikir kristis siswa dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif. Data tindakan siklus I pertemuan ke-1 dan ke-2 diperoleh data kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu pertemuan ke-1 kategori TK 84
(Tidak Kritis) terdapat 17 siswa mencapai 48,7%, kategori KK (Kurang Kritis) terdapat 13 siswa mencapai 37,1%, dan kategori CK (Cukup Kritis) terdapat 5 siswa mencapai 14,3%. Sedangkan pertemuan ke-2 kategori TK (Tidak Kritis) terdapat 2 siswa mencapai 5,9%, kategori KK (Kurang Kritis) terdapat 18 siswa mencapai 52,9%, kategori CK (Cukup Kritis) terdapat 8 siswa mencapai 23,5%, dan kategori K (Kritis) terdapat 6 siswa mencapai 17,6%. Selain itu, diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75 adalah 73,8. Data tindakan siklus II pertemuan ke-1 dan ke-2 diperoleh data kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu pertemuan ke-1 kategori TK (Tidak Kritis) terdapat 0 siswa, kategori KK (Kurang Kritis) terdapat 2 siswa mencapai 6,25%, dan kategori CK (Cukup Kritis) terdapat 8 siswa 25%, dan kategori K (Kritis) terdapat 22 siswa mencapai 68.7%. Sedangkan pertemuan ke-2 kategori TK (Tidak Kritis) 0 siswa, kategori KK (Kurang Kritis) 3 siswa mencapai 9,38%, kategori CK (Cukup Kritis) terdapat 2 siswa mencapai 6,25%, dan kategori K (Kritis) terdapat 27 siswa mencapai 84,5%. Selain itu, diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75 adalah 80,44. Data-data yang diperoleh yang berkaitan dengan peningkatan berpikir kritis siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Iman kepada Rasul kelas VIII melalui penerapan pembelajaran kolaboratif akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, sebagai berikut:
85
Tabel 4.11 Data Hasil Penikatan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Siklus
Pertemuan
Kategori
Jumlah
Persentase
Siswa
I
1
2
II
1
2
Tidak Kritis
17
48,7
Kurang Kritis
13
37,1
Cukup Kritis
5
14,3
Kritis
0
0
Jumlah
35
Tidak Kritis
2
5,9
Kurang Kritis
18
52,9
Cukup Kritis
8
23,5
Kritis
6
17,6
Jumlah
34
Tidak Kritis
0
0
Kurang Kritis
2
6,25
Cukup Kritis
8
25,0
Kritis
22
68,7
Jumlah
32
Tidak Kritis
0
0
Kurang Kritis
3
9,38
Cukup Kritis
2
6,25
Kritis
27
84,5
Jumlah
32
86
Bagan 4.1 Pening gkatan Berrpikir Kritiis Siswa Sik klus I (NHT T)
Siklus I
60 50
52..9
48.6 37.1 1
40
35
34
30 20 10
23.5 17
13
18
14.3 5.9 2
5 0 0
17.6 8
6
0 Tid dak Kurang Cukup Krritis Kritis Kritis
Kurang Kritiis Jumlah Tidak T g Cukup Kritis K Kritis Kritis
1
Kriitis Jumlah
2 I Jum mlah Siswa
Persentase
87
Bagan n 4.2 Pening gkatan Berrpikir Kritiis Siswa Sik klus II (PBL L)
Sikluss II
90
884.38
80 70
662.9
60 50 35
40 30
22.9 22 14.3
20 10
32 277
5
8
0 0
0 0
9.3 38 6.25 3 2
0 Tid dak Kurang Cukup Kritis Kritis Kritis
Kurang Kriti s Jumlah Tidak T g Cukup Kritis K Kritis Kritis
1
Krritis Jumlah
2 II Jum mlah Siswa
Persentase
88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah
memperhatikan
hasil
pengamatan
penerapan
pembelajaran
kolaboratif di kelas selama dua siklus dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran kolaboratif yang diterapkan oleh peneliti pada siswa kelas VIII-1 di SMP Negeri 166 Jakarta telah mengalami peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis. Hal itu ditunjukkan berdasarkan hasil pengamatan peningkatan berpikir kritis siswa pada siklus I dan siklus II masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Hasil penerapan pembelajaran kolaboratif pada mata pelajaran PAI siswa kelas VIII-1 di SMPN 166 Jakarta, sebagai berikut: 1. Siklus I pertemuan ke-1, yaitu siswa kategori Tidak Kritis mencapai 48,7%, kategori tidak kritis siswa masih pasif. Siswa kategori Kurang Kritis mencapai 37,1%, kategori kurang kritis masih kurang memahami materi yang diberikan oleh guru. Siswa kategori Cukup Kritis mencapai 14,3%, kategori cukup kritis dalam memecahkan masalah cukup baik serta memberikan pendapat dengan bahasa yang jelas. Dan Siswa kategori Kritis 0. 2. Siklus I pertemuan ke-2, yaitu siswa kategori Tidak Kritis mencapai 5,9%, pada kategori ini siswa dalam proses pembelajaran masih pasif. Siswa kategori Kurang Kritis mencapai 52,9%, pada kategori ini dalam menjelaskan masih kurang jelas karena belum sepenuhnya memahami materi yang diberikan. Siswa kategori Cukup Kritis mencapai 23,5%, pada kategori ini dalam memecahkan masalah dan menjelaskan sudah cukup baik dan mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun siswa. Siswa kategori Kritis mencapai 17,6%, pada kategori ini perumusan masalah hingga menjelaskan dan mengaitkan masalah sudah jelas dan komunikatif. 3. Siklus II pertemuan ke-1, yaitu siswa kategori Tidak Kritis mencapai 0. Siswa kategori Kurang Kritis mencapai 6,25%, pada kategori ini siswa masih kurang aktif
dalam
memecahkan
masalah
89
dan
kurang
berkolaborasi
bersama
kelompoknya. Siswa kategori Cukup Kritis mencapai 25%, pada kategori ini siswa memahami permasalahan yang diberikan oleh guru dan penjelasan cukup jelas. Siswa kategori Kritis mencapai 68,7%, pada kategori ini siswa sudah memberikan penjelasan dan pendapat dengan jelas, berkolaborasi dengan teman kelompoknya serta percaya diri menyimpulkan materi bersama. 4. Siklus II pertemuan ke-2, yaitu siswa kategori Tidak Kritis mencapai 0. Siswa kategori Kurang Kritis mencapai 9,38%, pada kategori ini kurang berkolaborasi terhadap temannya dalam pemecahan masalah sehingga belum sepenuhnya memahami permasalahan tersebut. Siswa kategori Cukup Kritis 6,25%, pada kategori ini siswa baik merumuskan masalah, memecahkan masalah sudah cukup baik namun dalam menjelaskan masih dibantu oleh temannya. Siswa kategori Kritis mencapai 84,5%, pada kategori ini siswa menjelaskan dan memberikan pendapat mengenai hal yang dipahaminya bahkan siswa mampu menjawab pertanyaan dari temannya sendiri dan percaya diri dalam menyimpulkan materi bersama. Selain itu, setelah diterapkan pembelajaran kolaboratif pada mata pelajaran PAI siswa kelas VIII-1 di SMPN 166 Jakarta terjadi peningkatan pada proses pembelajaran, sebagai berikut: 1. Timbulnya rasa percaya diri siswa dalam menjelaskan materi dengan jelas, mengajukan pertanyaan, memberikan pendapat, dan menyimpulkan materi sebagai wujud meningkatkan berpikir kritis siswa. 2. Partisipasi siswa dalam mengaktifkan proses pembelajaran di kelas. Hal ini dibuktikan dengan kolaborasi (kerjasama) antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya untuk memecahkan masalah ketika diskusi sedang berlangsung. 3. Timbulnya sikap terbuka terhadap pendapat yang lebih baik dan evaluasi untuk perbaikan.
B. Saran Dengan memperhatikan kesimpulan penelitian diatas, maka ada beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain: 90
1. Sebaiknya guru dapat menerapkan pembelajaran kolaboratif sebagai alternatif pembelajaran pendidikan agama islam di kelas. 2. Hendaknya dapat memberikan kontribusi yang baik pada sekolah tersebut dalam rangka perbaikan proses pembelajaran di sekolah, untuk lebih diperbaiki dan ditingkatkan dalam hal penggunaan strategi, metode, media, dan sumber bahan oleh guru agar lebih variatif dan kreatif. 3. Dalam penerapan pembelajaran kolaboratif dibutuhkan perencanaan yang baik dan pengelolaan waktu yang tepat. 4. Meningkatkan hubungan personal antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa. Hendaknya guru dapat ikut memberikan contoh tentang kerjasama saat proses pembelajaran agar siswa termotivasi dan terbimbing dengan baik. Kerjasama yang terjalin antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa akan membuat komunikasi berjalan dengan baik.
91
DAFTAR PUSTAKA Al-Tabany, T. Ibnu Badar. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Kencana, 2014. Asrori, M. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima. 2012. Azis, A. Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan. Jakarta: Yayasan Al-Sofwa. 2000. Bashori, A. H. Kitab Tauhid 2. Jakarta: Yayasan Al-Sofwa. 1998. Asrori, M. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana Prima. 2012. Elizabert E. Barkley, K. P. Collaborative Learning Techniques Teknik-Teknik Pembelajaran Kolaboratif. Bandung: Nusa Media, cet. ke-3. 2014 Kamus Besar Bahsa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka. 2014. Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2001. Johnson, E. B. CTL (Contextual Teaching & Learning) Menjadikan Kegiatan BelajarMengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Kaifa. 2009. Mar’at, S. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012. Rosyada, D. Paradigma Pendidikan Demokratis Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2004. Dede, S dan Kosasih N. Pembelajaran dan Optimalisasi Kecerdasar. Bandung: Alfabeta. 2013. S.Winkel, W. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. 2005. Sanjaya, W. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. 2011. Syah, M. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda. 2010. Tafsir, A. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Rosda. 2007.
92
Upton, P. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. 2012. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2010. Yunus, M. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT Mahmud Yunus Wadzuryah. 1990. Zain, S. B. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Zubaedi. Desain pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2011. Zuhdi, M. Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1993.
93
Uji Referensi No l
つ4
3
4 5
6
7 8
Nama Buku
Paraf
Nandang K dan Dede S., Pembelajaran dan Optimalisasi Kecerdasan,
(Bandung:Alfabeta, 2013), h" 3. H. 11 Hasbullah, Dasar-Dasar llmu Pendidikan, (Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada, 2001), h. 2 dan hal 8
一
ヽ
―
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 20 1 0), h. 1. Syaiful B Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h.74" H. 28
‐ ―
Ahn■ ad Tafsir,″ 滉Pc刀 清訪物 κDα ′ α Pθ れソθ府√お′ α
,(Bandung:PT “ “ “ Rosda,2007),h.74h.79. Trial■ to lbnu Badar Al― Tabany,“ θ 4ル sα J4ルイθル ′Pθ わιり ακκ “ ルοソαげ Prθgras√ あ 4 κθηた魅ルαム(Jaka■ aKcncana,2014),h.19. H.186-187,h.161,h.157,h.159 Kamus Besar Bahasa lndonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2014), h. 450 Elizabert E. Barkley, K. Patricia Cross, dan Claire Howell Major, Collaborative Learning Techniques Teknik-Tehtik P emb elaj aran Kolaboratif, (Bandung:Nusa Media, 2014), cet. 3, h. 6. H. 4,h. 5,h.7,
´
ヽ
オ
一 ヽ 一
´
'
h44 り
10
12
14
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis Sebuah Model P elibatan Masyarakat dalam P enyelenggaraan P endidikan, (Jakarta:Kencana, 2004), h. 161. H.297, h. 106, h. 107 Zubaedi, Desain pendidikan Karakter Konsep.si dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. (Jakarla:Kencana, 201 I ). h. I 87. H. i 3 I ,
Penney Upton, P s iko 1
Io
gi
P e rke mb an gan, (J akarta
:
Erlangga, 20 l2), h.
.
才
ヽ ‐
ヘ ・
―
5s-160.
16
Elaine B. Johnson, CTL (Contextual Teaching & Learning) Menj adikan Kegiatan B elaj ar-Mengaj ar Mengasy ikan dan B ermakna, (Bandung:Kaifa, 2009), h. 1 9 1 .
17
Mamud YuIIlus,施 ぉ И b― ルあ ″6Jα ,(JakaiaPT Mallmud Yunus “ “ Wadzuryah,1990),h.141.H.436-437 Agus Hasan bashori, Kitab Tauhid 2, (lakarta:Yayasan AI-Sofwa,
18
―
Trianto lbnu Badar Al― Tabany,“ θ 4ル sα J4ルわル′P`“ bθ ′ げακη ルονα′ P‐ QveS√ グ α 4κ れ θ た お勧α は Kencana,2014),h.65み(Jak囲 √ 才 75.,h.81,h.192‐ 201,h.161 S am sunuwiyati Mar' at, P s i ko I o gi P erkemb a n gan, (B andung : PT 才 Remaja Rosdakarya,2012), h. 161. Muhibbin syah,Ps′ な,Jθ gJ Pcη ″diたα ,(BandungiPT Rcmtta Rosda, ノ “ 2010),h.118.,h.162. ´ W.S.Winkel,Psノ たθ′ οgJ Pθ ηgη ακ 4(Yogyakarta:Media Abadi,2005),
h.59.H.274 15
ヽ
´
・・
´ 一
1999), h. 83., h. go, h. 91, h. 19
20 21
22
T
9l-92,
Masjfuk Zuhdr, Studi lslam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1993), h. 63., h. 50, h. 67,h. r13 Abdul Azis, Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan, (Jakarta: Yayasan Al-Sofwa, 2000), h. 52", h" 56-59, h. 64 Muhammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung:CV Wacana Prima, 2012),h.68. Wina Sanjaya, Peneitian Tindakan Kelas, (Jakarla:Kencana, 201 1), h. 86., h. 96, h. 98, h. 113, h. 106, h. 107
-
--'^>
Hasil Wawancara Guru Bid. Studi PAI H. A. Hidayatullah, S. Pd. I 1. Metode apa yang bapak terapkan di kelas? Biasanya saya menerapkan metode ceramah dan metode diskusi, tanya jawab, kalau tidak saya memberikan cerita, terus saya juga ada problem solving 2. Apakah metode tersebut membuat para siswa aktif di kelas? Yang bertanya paling hanya siswa tertentu dan yang lain pasif 3. apakah para siswa biasa dibentuk menjadi beberapa kelompok saat proses pembelajaran di kelas? Jarang ya, saya menyuruh anak-anak membuat kelompok. Paling hanya beberapa materi saja saya menyuruh anak-anak. Dan biasanya 1 kelompok 3 atau 4 siswa. 4. Bagaimana menurut bapak tentang kolaborasi (kerjasama) para siswa di kelas? Jika
saya
meminta
anak
untuk
membentuk
kelompok
beberapa
terlihat
kekompakannya, ada juga beberapa kelompok yang hanya mengandalkan temantemannya saja. Maka dari itu, dalam hal ini saya memberikan penilaiannya berbeda. kalau ada kasus seperti ini saya sering peringatkan bahwa dalam mengerjakan tugas saya melihat dari kerjasamanya dan keaktifannya (para murid). Nah, kalo hal ini tidak dilakukan ya beda-beda penilaiannya. 5. Bagaimana menurut bapak, melatih peningkatan berpikir kritis siswa sejak kelas VIII? Kalau selama ini juga mengeluarkan pendapatnya kita mengungkapkan permasalahan di masyarakat yang berkaitan dengan usia mereka biasanya mereka memberikan solusi. Tetapi jika tidak berkaitan dengan mereka ya udah biasanya cuek. Namun, memang kalau di kelas ada anak yang diam ada juga yang aktif. 6. Apa saja hambatan dalam melatih meningkatkan berpikir kritis siswa? Hambatan : kesulitan tercapainya tujuan, kalau materi : itu biasanya berkaitan dengan tajwid, karena memang basic mereka kan dari umum. Jadi, pada saat mereka masuk kemari karena alquran mereka ga lancar dan diterapkan dengan materi tajwid, bacaan gimana hukum bacaannya gimana gitu. Jadi mereka agak sedikit bingung juga dan itu pencapaian ke tujuan itu tetapi anak-anak tidak bisa mencapai. Dan saya juga bukan menekankan pada materi tetapi juga pada prakteknya. 7. Apakah menurut bapak siswa kelas VIII (khususnya VIII-1) termasuk dalam kategori berpikir kritis? Kalau menurut saya sih sudah ya.
Hasil Wawancara Siswa Kelas VIII-1 Nama : Amanda Fauziyah Putri 1. Apa saja media yang digunakan guru selama proses pembelajaran? Laptop/media elektronika 2. Apakah metode yang sering digunakan oleh guru saat proses pembelajaran? Seperti ceramah, penerapan/kaya cerita tentang kehidupan masalah yang sedang terjadi/masalah sosial 3. Menurut kamu, apakah penggunaan media atau penerapan metode oleh guru sudah membuat kalian menjadi aktif? Ya, hampir. Mungkin kalau lebih menarik lagi dibuatnya akan lebih membuat siswa lebih aktif 4. Apa pendapatmu jika siswa kelas VIII dilatih untuk berpikir kritis? Pendapat saya sangat setuju, jika kita berpikir kritis kita bisa memahami dengan logis dan dapat diterima oleh logika dan sesuai fakta 5. Apakah kamu sering mengajukan pertanyaan pada guru atau siswa saat pembelajaran? Kalau saya sedanglah /sering mungkin.... 6. Apakah kamu sering menanggapi pertanyaan dari guru atau siswa lain? Kadang - kadang kalau saya bisa 7. Bagaimana cara kamu mengekspresikan berpikir kritis saat proses pembelajaran di kelas? Memperhatikan guru dan mencermati sambil memahami apa yang sedang ia bicarakan, agar kita bisa berfikir kritis dalam menanggapi masalah 8. Apakah kamu menjadi percaya diri jika dilatih untuk meningkatkan berpikir kritis? Tentu, kita bisa melihat suatu permasalahan dari sudut pandang lain yang lebih benar. Jika itu ada saya mau. Nama : Deadira Naha Alifia 1. Apa saja media yang digunakan guru selama proses pembelajaran? Laptop/buku 2. Apakah metode yang sering digunakan oleh guru saat proses pembelajaran? Kelompok/ceramah 3. Menurut kamu, apakah penggunaan media atau penerapan metode oleh guru sudah membuat kalian menjadi aktif?
Ya 4. Apa pendapatmu jika siswa kelas VIII dilatih untuk berpikir kritis? Pendapatnya, bagus karena siswa dapat berfikir secara dewasa 5. Apakah kamu sering mengajukan pertanyaan pada guru atau siswa saat pembelajaran? Tidak sering 6. Apakah kamu sering menanggapi pertanyaan dari guru atau siswa lain? Mungkin sering 7. Bagaimana cara kamu mengekspresikan berpikir kritis saat proses pembelajaran di kelas? Sering bertanya, sering mengomentari pendapat orang lain 8. Apakah kamu menjadi percaya diri jika dilatih untuk meningkatkan berpikir kritis? Ya Nama : Muhammad Iqbal 1. Apa saja media yang digunakan guru selama proses pembelajaran? Hanya memakai buku 2. Apakah metode yang sering digunakan oleh guru saat proses pembelajaran? Ceramah 3. Menurut kamu, apakah penggunaan media atau penerapan metode oleh guru sudah membuat kalian menjadi aktif? Kadang – kadang 4. Apa pendapatmu jika siswa kelas VIII dilatih untuk berpikir kritis? Setuju, karena menambah kreatifitas 5. Apakah kamu sering mengajukan pertanyaan pada guru atau siswa saat pembelajaran? Jarang 6. Apakah kamu sering menanggapi pertanyaan dari guru atau siswa lain? Tidak 7. Bagaimana cara kamu mengekspresikan berpikir kritis saat proses pembelajaran di kelas? Memberikan pendapat 8. Apakah kamu menjadi percaya diri jika dilatih untuk meningkatkan berpikir kritis? Meningkatlah
Nama : Riyanti Putri 1. Apa saja media yang digunakan guru selama proses pembelajaran? Buku, leptop 2. Apakah metode yang sering digunakan oleh guru saat proses pembelajaran? Ceramah dan kisah 3. Menurut kamu, apakah penggunaan media atau penerapan metode oleh guru sudah membuat kalian menjadi aktif? Sudah cukup aktif tetapi seharusnya guru menggunakan media internet agar siswa lebih aktif dan paham tekhnologi 4. Apa pendapatmu jika siswa kelas VIII dilatih untuk berpikir kritis? Menurut saya berfikir kritis untuk siswa kelas 8 itu sangat penting , karena teman sekarang berfikir kritis adalah kesuksesan 5. Apakah kamu sering mengajukan pertanyaan pada guru atau siswa saat pembelajaran? Sering 6. Apakah kamu sering menanggapi pertanyaan dari guru atau siswa lain? Sering (untuk memperjelas materi) 7. Bagaimana cara kamu mengekspresikan berpikir kritis saat proses pembelajaran di kelas? Dengan berkomentar pada saat prestasi dengan cara kritis 8. Apakah kamu menjadi percaya diri jika dilatih untuk meningkatkan berpikir kritis? Sangat percaya diri Nama : Arvina Ulin Malina 1. Apa saja media yang digunakan guru selama proses pembelajaran? Buku 2. Apakah metode yang sering digunakan oleh guru saat proses pembelajaran? Ceramah 3. Menurut kamu, apakah penggunaan media atau penerapan metode oleh guru sudah membuat kalian menjadi aktif? Ya, dapat membuat para siswa aktif 4. Apa pendapatmu jika siswa kelas VIII dilatih untuk berpikir kritis?
Ya harus, karena semua siswa itu berbeda ada yang ingin enak – enak saja, lalu ada juga yang ingin sekali mendapatkan cita – citanya dengan bekerja keras dan berfikir secara kritis 5. Apakah kamu sering mengajukan pertanyaan pada guru atau siswa saat pembelajaran? Tidak, karena guru saya jarang meluangkan waktunya untuk mengajukan pertanyaan 6. Apakah kamu sering menanggapi pertanyaan dari guru atau siswa lain? Tidak 7. Bagaimana cara kamu mengekspresikan berpikir kritis saat proses pembelajaran di kelas? Menyampaikannya lewat buku atau media alamiah. Jika menggunakan present itu jarang dilakukan 8. Apakah kamu menjadi percaya diri jika dilatih untuk meningkatkan berpikir kritis? Ya, tetapi biasanya jarang untuk mendapatkan percaya diri. Agar tetap percaya diri saya harus melihat dan mendengar present atau kepercayaan diri dari teman – teman lain
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: : : : :
SMPN 166 Jakarta Pendidikan Agama Islam VIII / 2 2x40 11. Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
Kompetensi Dasar
:
11.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah 11.2 Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah
Indikator
:
1. 2. 3. 4.
Menjelaskan pengertian iman kepada Rasul Menyebutkan nama-nama Rasul Menceritakan kisah Rasul Allah Menerangkan cara beriman kepada Rasul
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian iman kepada Rasul 2. Siswa mampu menyebutkan nama-nama Rasul 3. Siswa mampu menjelaskan teladan kisah Rasul 4. Siswa mampu menerangkan cara beriman kepada Rasul B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian iman kepada Rasul Allah 2. Nama-nama Rasul 3. Kisah Rasul 4. Cara beriman kepada Rasul C. Metode Pembelajaran 1. Number Head Together (NHT) D. Sumber Belajar Buku Pendidikan Agama Islam kelas VIII 1) Pemilihan Media Pembelajaran Sifat Materi Analisis Tujuan Pembelajaran Ajar 1 2 Berdasarkan analisis tujuan Sifat materi ajar pembelajaran, maka ranah yang digunakan pembelajaran meliputi: berbentuk faktual Kognitif , Afektif, Psikomotorik dan konseptual
Jenis Media yang Dipilih 3 Multimedia berbasis komputer
Sifat Pengadaan 4 Sekunder
2) Isi Program Media (Media Multimedia Berbasis Komputer) Judul 1 Meningkat kan keimanan kepada Rasul Allah
Indikator Keberhasilan Melalui Media
Pesan Multimedia
2 Siswa diharapkan dapat Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Menyebutkan nama-nama Rasul dan menjelaskan teladan kisah Rasul Menjelaskan cara beriman kepada Rasul
3 Supaya siswa meningkatkan berpikir kritis pada materi beriman kepada Rasul Allah SWT
Skenario Pemanfaatan 4 Membuka program Power Point dan musik relaksasi
a. Sifat Pemanfaatan b. Siswa dapat menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul, menyebutkan nama-nama Rasul, menjelaskan teladan kisah Rasul, dan menjelaskan cara beriman kepada Rasul yang dilengkapi dengan penampilan slide power point. c. Mempermudah siswa berkonsentrasi dan aktif dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif metode Number Head Together d. Dengan menerapkan metode pembelajaran Number Head Together membantu siswa meningkatkan berpikir kritis pada materi meningkatkan keimanan kepada Rasul. e. Dapat menarik perhatian siswa dan tidak monoton. Sehingga proses transfer ilmu dapat tercapai dengan baik. 3) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (15 menit ) Kegiatan guru
Kegiatan murid
Nilai karakter
Mengucapkan salam; “Assalamualaikum wr. wb.”
Menjawab salam; “Wassalamualaikum wr. wb.”
Memimpin membaca do’a; “berdo’a mulai, berdoa selesai”.
Berdo’a bersama-sama;
Religious : Membiasakan siswa untuk menjawab salam Religious : membiasakan siswa untuk berdo’a sebelum melaksanakan atau melakukan
kegiatan.
Membaca absen
Merespon guru
Disiplin: agar siswa datang tepat waktu
Memberikan apersepsi
Guru membantu siswa melakukan apersepsi
Mengemukakan materi dan tujuan pembelajaran
Merespon guru
Percaya diri: agar siswa termotivasi untuk percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki Bertanggung jawab: agar siswa mengetahui materi yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti (50 menit) Eksplorasi : (20 menit) Kegiatan guru Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa tentang materi yang akan dibahas; “Tahukah kalian apa itu Rasul dan kenapa kita harus beriman kepada Rasul?” Guru menampilkan power point tentang materi yang akan dibahas
Guru mengkondisikan siswa beberapa kelompok menjadi 4 kelompok dan memberikan teks yang akan dibahas pada masing-masing kelompok
Kegiatan murid Guru membantu siswa merespon dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan pemahaman masingmasing Guru membantu siswa memperhatikan dan mengamati power point yang ditampilkan
Nilai karakter Curiosity: agar siswa memiliki rasa ingin tahu tentang materi tersebut.
Guru membantu siswa secara teratur membentuk kelompok
Friendly : agar siswa terbiasa bersahabat dengan tidak memilih teman.
Curiosity: agar siswa memiliki rasa ingin tahu tentang isi slide yang sedang ditampilkan.
Guru membantu siswa Tertib : agar siswa duduk secara teratur pada terbiasa tertib posisi masing-masing
Guru mengaplikasikan sebuah teks (diringi musik relaksasi) “Kalian sedang berjalan menuju sebuah kota yang ramai. Sebelum kalian sampai ke kota, kalian harus melewati perkebunan. Di perkebunan kalian merasakan sejuknya udara disana. Kalian harus melewati pohon-pohon anggur dan juga pohon kurma. Betapa sejuknya udara disana dan kalian menjadi gembira karena suasana tersebut. Namun, disaat kalian sedang merasakan sejuknya udara disana. Tibatiba kalian mencium bau busuk. Mungkinkah bau ini berasal dari bangkai tikus atau kambing atau bahkan bangkai hewan lainnya. Kalian mencari tahu dimana asal bau ini. Kalian terus mencari bau tersebut. Karena bau busuk ini sangat menyengat. Tetapi sebelum kalian sampai, kalian menyaksikan banyak orang yang sedang berkerumunan di rumah salah satu warga tersebut. “Apa yang mereka lakukan?” kalian sangat penasaran dengan hal tersebut. Mereka terlihat marah. Dan setelah kalian menunggu. Akhirnya, kalian dapat melihat bahwa mereka ingin mengusir seorang yang sedang sakit parah. Seseorang yang diselimuti penyakit kulit yang amat parah. Penyakit kulit yang amat sangat jarang ditemui. Karena penyakit kulit yang dialaminya dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Sampai-sampai orang yang melihat dengan jarak dekat tidak dapat melihat wajah ataupun kulitnya. Karena penyakitnya tersebut menutupi seluruh tubuhnya. Kalian terus bertanya dalam hati “Siapakah orang tersebut? Apa penyebab penyakit kulitnya? Kenapa mereka tega melakukan hal tersebut?
Guru membantu siswa berkonsentrasi dalam mendengarkan teks tersebut
Bertanggung jawab: agar siswa dapat fokus terhadap teks yang diberikan
Tidak adakah keluarganya yang membantunya?”. Orang-orang tersebut tidak ada belas kasihan, mereka pergi. Kalian mengikuti orang-orang tersebut dan mereka membawanya ke hutan dalam keadaan sakit. Ia ditinggalkan sendirian di hutan. Orang tersebut diasingkan dari kota. Karena penyakitnya yang kian hari kian bertambah parah. Tetapi, ia tidak mengeluh dengan apa yang telah terjadi padanya. Guru meminta siswa untuk mengumpul informasi dari teks tersebut dan menanyakan beberapa pertanyaan, untuk didiskusikan diantaranya: Adakah diantara kalian yang bersedia mendapat penyakit seperti nabi kita? Sudahkah kalian bersyukur dengan apa yang diberikan allah sampai detik ini?
Elaborasi : (20 menit) Kegiatan guru Guru meminta setiap kelompok untuk berhitung, mengocok nomor tersebut, dan mempersilahkan siswa yang terpilih untuk menjawab dan menjelaskan di depan kelas
Guru membantu siswa mengumpulkan informasi yang didapat dari teks tersebut
Kritis: agar siswa mampu berpikir kritis dengan mengumpulkan informasi terkait teks melalui diskusi kelompok
Guru membantu siswa menalar pertanyaan tersebut dengan mencatat
Kritis: agar siswa mampu berpikir kritis dengan mecari jawaban tersebut sesuai pendapat masingmasing
Kegiatan Murid Masing-masing kelompok berhitung kembali dan nomor yang terpilih akan menjawab dan menjelaskan di depan kelas
Nilai Karakter Berani: agar siswa tidak malu untuk maju dan menjelaskan di depan kelas
Guru mempersilahkan siswa untuk memberikan pertanyaan atau berpendapat mengenai jawaban dan penjelasan temannya
Guru membantu siswa memberi pertanyaan dan pendapat mengenai jawaban dan penjelasan temannya
Kritis : agar siswa memiliki sifat kritis dalam bertanya dan berpendapat
Guru mempersilahkan siswa untuk memberi penilaian terhadap penjelasan temannya
Guru membantu siswa untuk memberi penilaian terhadap penjelasan temannya
Kritis : agar siswa memiliki sifat kritis dalam memberi penilaian dan perbaikan
Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
Nilai Karakter
Guru bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa dan yang sudah dipahami siswa; “anak-anak apakah sudah paham semua? Kalau belum apa yang hendak ditanyakan? Kalau sudah paham, bisakah kamu jelaskan cara beriman kepada rasul?” Guru menjawab pertanyaan siswa dan menyimpulkan bersama siswa tentang materi yang telah dibahas
Guru membantu siswa untuk memberikan pertanyaan dan merespon pertanyaan guru
Curiosity: agar siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang belum dipahami
Guru membantu siswa dalam memberikan pendapatnya
Kritis: agar siswa memiliki sifat kritis dengan memberikan pendapat
Guru membantu siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
Kritis: agar siswa mampu berpikir yang lebih dari sebelumnya dengan menyimpulkannya
Konfirmasi : (10 menit)
Kegiatan Penutup : (15 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
Guru memberikan pekerjaan rumah Siswa mendengarkan dan kepada siswa; yaitu mukjizat para Rasul mencatat pekerjaan Ulul ‘Azmi dan menyampaikan materi rumah yang akan dibahas pada pertemuan
Nilai Karakter Tanggung Jawab: bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
selanjutnya Memimpin membaca do’a
Membaca doa kafaratul Religious: majlis bersama-sama. membiasakan membaca doa setelah melakukan kegiatan Mengucapkan salam “Assalamualaikum Menjawab salam Religious : Membiasakan warahmatullah wabarakaatuh.” “Waalaikumussalam siswa untuk warahmatullahi menjawab salam wabarakaatuh” Penilaian : Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa. Penilaian tes yang digunakan adalah uji kompetensi pada akhir bab. Dan observasi, guru mengamati masing-masing siswa saat pembelajaran, dengan lembar penilaian observasi Terlampir. Lembar observasi peningkatan berpikir kritis siswa, yaitu: No.
SKOR
ASPEK YANG DIAMATI
1
Tidak Kritis
1. Merumuskan masalah
2
Kurang Kritis
2. Mampu menjelaskan masalah dengan jelas
3
Cukup Kritis
3. Mengaitkan masalah dengan kehidupan sehari-hari
4
Kritis
4. Penggunaan bahasa dengan jelas 5. Mampu memberikan alasan 6. Kolaborasi 7. Mengajukan pertanyaan 8. Memberikan pendapat 9. Bersikap terbuka 10. Interaksi 11. Mampu menyimpulkan suatu masalah 12. Mampu mengevaluasi hasil temannya
Bentuk penialain observasi siswa, sebagai berikut: LEMBAR OBSERVASI PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA Aspek Yang Diamati No
Jumlah
NAMA SISWA 1
3 1 Achmad Rizky 2 2 Alfira Shafa 3 Amanda Fauziyyah 3 2 4 Anisya Mutiara K 1 5 Arief Hendrawan 3 6 Arvina Ulin M 2 7 Asyifah Angie K 2 8 Aulya Nursafitri 2 9 Bima Aryo S 2 10 Chaidir Alfarizi 3 11 Deadira Nuha A 2 12 Dela Rahmadani 3 13 Desya Kartika S 0 14 Detia Indrianti 2 15 Diandra Yemima 2 16 Fachrul Akbar 2 17 Falentcya Amigo 2 18 Gema Aryastya 2 19 Hayfa Alyssa A 2 20 Laely Nur Fitriani 2 21 Mohammad Indra 2 22 M Rifaldi 2 23 Muhammad Fadli 2 24 Muhammad Iqbal 2 25 Nayla Fakhira 3 26 Nazar Noviardi 2 27 Priyanka Aishah 2 28 Rifa Althaaf 3 29 Riyanti Putri 2 30 Rizty Nesya F 1 31 Thoriq Teo Dwi N 2 32 Tiara Alnia Dewi 2 33 Tsabitah Shofa N 34 Winda Eka Pratiwi 3 35 Wirangga Adrianto 2 2 36 Yuliana Regita E Rumus ; jumlah skor/jumlah aspek x 4
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 1 3 0 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 3 1 2 3 1 1 1 1 3 1 2
3 2 3 2 1 3 2 2 1 1 3 1 3 0 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 2
3 2 3 1 1 3 2 2 1 2 3 1 3 0 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
3 2 3 1 1 3 2 2 1 1 3 1 3 0 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
3 2 3 2 1 3 2 2 1 2 3 1 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2
3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2
3 2 3 1 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2
3 2 3 1 1 3 2 2 2 2 3 1 3 0 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2
3 2 3 1 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
3 2 3 1 1 3 1 2 1 1 3 1 3 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
3 2 3 1 1 3 1 1 1 1 3 1 3 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
34 22,7 34 15,7 11,3 34 20,7 21,7 16,7 20,7 34 16,7 34 0 20,7 15,7 16,7 16,7 22,7 14,7 20,7 12,7 14,7 13,7 22,7 29 14,7 22,7 28 14,7 11,3 14,7 12,7 25 13,7 22,7
Jakarta, 18 Maret 2016 Mengetahui, Kepala Sekolah SMPN 166
Muhamad Ermawan, S. Pd NIP. 19680305 199103 1 006
Guru Mata Pelajaran PAI
Robiatul Adawiyah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: : : : :
SMPN 166 Jakarta Pendidikan Agama Islam VIII / 2 2x40 11. Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
Kompetensi Dasar
:
11.3 Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW
Indikator
:
1. 2. 3.
Menjelaskan cara meneladani sifat-sifat para Rasul Menjelaskan cara meneladani sifat Rasul Ulul ‘Azmi Menjelaskan fungsi beriman kepada Rasul Allah
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan cara meneladani sifat-sifat para Rasul 2. Siswa mampu menjelaskan cara meneladani sifat Rasul Ulul ‘Azmi 3. Siswa mampu menjelaskan fungsi beriman kepada Rasul Allah B. Materi Pembelajaran 1. Cara meneladani sifat-sifat para Rasul 2. Sifat-sifat Rasul Ulul ‘Azmi 3. Fungsi beriman kepada Rasul Allah C. Metode Pembelajaran 1. Number Head Together (NHT) D. Sumber Belajar Buku Pendidikan Agama Islam kelas VIII 1) Pemilihan Media Pembelajaran Analisis Tujuan Sifat Materi Pembelajaran Ajar 1 2 Berdasarkan analisis tujuan Sifat materi ajar pembelajaran, maka ranah yang digunakan pembelajaran meliputi: berbentuk Kognitif , Afektif, konseptual dan Psikomotorik prosedural
Jenis Media yang Dipilih 3 Multimedia berbasis komputer
Sifat Pengadaan 4 Sekunder
2) Isi Program Media (Media Multimedia Berbasis Komputer) Judul 1 Meningkat kan keimanan kepada Rasul Allah
Indikator Keberhasilan Melalui Media 2 Siswa diharapkan dapat mengaplikasikan cara meneladani sifat-sifat Rasul Allah Siswa diharapkan dapat mengaplikasikan sifat Rasul Ulul ‘Azmi Menjelaskan fungsi beriman pada Rasul Allah
Pesan Multimedia 3 Supaya siswa meningkatkan berpikir kritis pada materi beriman kepada Rasul Allah SWT (Rasul Ulul ‘Azmi)
Skenario Pemanfaatan 4 Membuka program Power Point dan musik relaksasi
a. Sifat Pemanfaatan 1. Siswa dapat mengaplikasikan cara meneladani sifat-sifat Rasul Allah dan Rasul Ulul ‘Azmi, dan fungsi beriman pada Rasul Allah yang dilengkapi dengan penampilan slide power point. 2. Mempermudah siswa berkonsentrasi dan aktif dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif metode Number Head Together 3. Dengan menerapkan metode pembelajaran Number Head Together membantu siswa meningkatkan berpikir kritis pada materi meningkatkan keimanan kepada Rasul. 4. Dapat menarik perhatian siswa dan tidak monoton. Sehingga proses transfer ilmu dapat tercapai dengan baik. 3) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (15 menit ) Kegiatan guru
Kegiatan murid
Mengucapkan salam; “Assalamualaikum wr. wb.”
Menjawab salam; “Wassalamualaikum wr. wb.”
Memimpin membaca do’a; “berdo’a mulai, berdoa selesai”.
Berdo’a bersama-sama;
Nilai karakter Religious: Membiasakan siswa untuk menjawab salam Religious: membiasakan siswa untuk berdo’a sebelum
melaksanakan atau melakukan kegiatan. Membaca absen
Merespon guru
Disiplin: agar siswa datang tepat waktu
Memberikan apersepsi
Guru membantu siswa melakukan apersepsi
Mengemukakan materi dan tujuan pembelajaran
Merespon guru
Percaya diri: agar siswa termotivasi untuk percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki Bertanggung jawab: agar siswa mengetahui materi yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti (50 menit) Eksplorasi : (20 menit) Kegiatan guru Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa tentang materi yang akan dibahas; “Tahukah kalian apa arti Rasul Ulul ‘Azmi?”
Guru menampilkan power point tentang materi yang akan dibahas
Kegiatan murid Guru membantu siswa merespon dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan pemahaman masingmasing Guru membantu siswa memperhatikan dan mengamati power point yang ditampilkan
Nilai karakter Curiosity: agar siswa memiliki rasa ingin tahu tentang materi tersebut.
Curiosity: agar siswa memiliki rasa ingin tahu tentang isi slide yang sedang ditampilkan.
Guru mengkondisikan siswa menjadi 6 Guru membantu siswa kelompok dan mengaplikasikan teks yang secara teratur akan dibahas pada masing-masing membentuk kelompok kelompok
Friendly: agar siswa terbiasa bersahabat dengan tidak memilih teman.
Guru membantu siswa
Tertib: agar siswa
duduk secara teratur pada posisi masing-masing Guru mengaplikasikan sebuah teks Guru membantu siswa (diiringi musik relaksasi) “Kalian sedang berkonsentrasi dalam pergi ke taman yang ingin kalian berimajinasi kunjungi. Kalian dengan gembira pergi ke tempat itu. kalian berkumpul dengan keluarga kalian. Tiba-tiba, dari tempat penjualan makanan banyak orang yang berteriak meminta tolong karena terkjadi kebakaran disana. Apinya terus merembet dengan cepat hingga terjadi kebakaran yang sangat besar. Mobil pemadam kebakaran juga belum datang. Semua orang panik. Aku dan keluargaku juga berlarian melarikan diri. Dan juga semua orang-orang yang ada disana berlari menyelamatkan diri sendiri. Namun, aku melihat ada seorang ibu yang berlari melawan arah, ibu itu berlari menuju tempat kebakaran itu. ibu itu berlari dan tidak memikirkan kobaran api yang sangat besar. Ternyata, anaknya sedang berada di tempat kebakaran itu. Ibu itu ingin menyelamatkan anaknya. Kalian melihat hal itu. kalian ingin mencegahnya, melarangnya untuk pergi. Tapi ibu itu bersikeras untuk tetap pergi. dan akhirnya ibu tersebut pergi ke dalam kobaran api itu. Kalian hanya berdiri melihat aksi heroik ibu tersebut tapi kalian harus terus berlari menjauh dari kobaran api tersebut hingga kalian terpisah dengan keluarga kalian. Kalian berlari hingga melewati terowongan yang gelap. Kalian berjalan perlahan karena kalian mendengar banyak suara dari pintu keluar terowongan tersebut. Dan kalian melihat banyak orang dari kejauhan membawa kayu dan mengumpulkan kayu-kayu itu untuk dibakar. Ada
terbiasa tertib Bertanggung Jawab: agar siswa dapat fokus terhadap teks yang diberikan
beberapa orang yang membawa seorang lelaki dengan tanagn terikat. Lelaki tersebut diletakkan ditengah-tengah kayukayu yang akan dibakar. Entah kenapa lelaki itu ingin dibakar, tapi kalian mendengar bahwa lelaki itu ingin dibakar karena telah menentang sang raja demi sebuah kebenaran yang Haq. Guru membantu siswa Guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi mengumpulkan permasalahan yang ada yang didapat dari teks dalam teks dan memberikan beberapa tersebut pertanyaan, diantaranya: Sekarang, jika posisi tersebut adalah kalian, Apakah kalian akan tetap beriman walau harus menerima cobaan yang berat? Bagaimana caranya agar kalian tetap teguh dalam beriman? (pertanyaan tersebut untuk dicantumkan ke dalam pendeskripsian)
Elaborasi : (20 menit) Kegiatan guru Guru meminta setiap kelompok untuk berhitung, mengocok nomor tersebut, dan mempersilahkan siswa yang terpilih untuk menjawab dan menjelaskan di depan kelas
Kolaborasi: agar siswa bekerjasama dalam mengumpulkan informasi Kritis: agar siswa mampu berpikir kritis dengan mengumpulkan informasi terkait teks melalui diskusi kelompok
Guru membantu siswa berpendapat mengenai pertanyaan tersebut dengan mencatat
Kritis: agar siswa mampu berpikir kritis dengan mecari jawaban tersebut sesuai pendapat masingmasing
Kegiatan Murid Masing-masing kelompok berhitung kembali dan nomor yang terpilih akan menjawab dan menjelaskan di depan kelas
Nilai Karakter Berani: agar siswa tidak malu untuk maju dan menjelaskan di depan kelas
Guru mempersilahkan siswa untuk memberikan pertanyaan atau berpendapat mengenai jawaban dan penjelasan temannya
Guru mempersilahkan siswa untuk memberi penilaian terhadap penjelasan temannya
Guru membantu siswa memberi pertanyaan dan pendapat mengenai jawaban dan penjelasan temannya
Kritis : agar siswa memiliki sifat kritis dalam bertanya dan berpendapat
Guru membantu siswa untuk memberi penilaian terhadap penjelasan temannya
Kritis : agar siswa memiliki sifat kritis dalam memberi penilaian dan perbaikan Terbuka: agar siswa memiliki sifat terbuka terhadap perbaikan atau pendapat yang lebih baik
Konfirmasi : (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
Nilai Karakter
Guru bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa dan yang sudah dipahami siswa; “anak-anak apakah sudah paham semua? Kalau belum apa yang hendak ditanyakan? Kalau sudah paham, bisakah kamu jelaskan cara meneladani sifat Rasul Ulul ‘Azmi?” Guru menjawab pertanyaan siswa dan menyimpulkan bersama siswa tentang materi yang telah dibahas
Guru membantu siswa untuk memberikan pertanyaan dan merespon pertanyaan guru
Curiosity: agar siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang belum dipahami
Guru membantu siswa dalam memberikan pendapatnya
Kritis: agar siswa memiliki sifat kritis dengan memberikan pendapat
Guru membantu siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
Kritis: agar siswa mampu berpikir yang lebih dari sebelumnya dengan menyimpulkannya
Kegiatan Penutup : (15 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
Guru memberikan soal latihan dan Siswa mengerjakan soal menyampaikan materi yang akan dibahas latihan, dan pada pertemuan selanjutnya mendengarkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya Memimpin membaca do’a Membaca doa bersamasama.
Nilai Karakter Tanggung Jawab: bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
Religious: membiasakan membaca doa setelah melakukan kegiatan Mengucapkan salam “Assalamualaikum Menjawab salam Religious : Membiasakan warahmatullah wabarakaatuh.” “Waalaikumussalam siswa untuk warahmatullahi menjawab salam wabarakaatuh” Penilaian : Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa. Penilaian tes yang digunakan adalah uji kompetensi pada akhir bab. Dan Observasi, guru mengamati masing-masing siswa saat pembelajaran, adapun lembar observasi siswa (Terlampir):
Jakarta, 1 April 2016 Mengetahui, Kepala Sekolah SMPN 166
Muhamad Ermawan, S. Pd NIP. 19680305 199103 1 006
Guru Mata Pelajaran PAI
Robiatul Adawiyah
Lembar observasi peningkatan berpikir kritis siswa, yaitu: No.
SKOR
ASPEK YANG DIAMATI
1
Tidak Kritis
1. Merumuskan masalah
2
Kurang Kritis
2. Mampu menjelaskan masalah dengan jelas
3
Cukup Kritis
3. Mengaitkan masalah dengan kehidupan sehari-hari
4
Kritis
4. Penggunaan bahasa dengan jelas 5. Mampu memberikan alasan 6. Kolaborasi 7. Mengajukan pertanyaan 8. Memberikan pendapat 9. Bersikap terbuka 10. Interaksi 11. Mampu menyimpulkan suatu masalah 12. Mampu mengevaluasi hasil temannya
Bentuk penialain observasi siswa, sebagai berikut: LEMBAR OBSERVASI PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA Aspek Yang Diamati No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jumlah
NAMA SISWA
Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda Fauziyyah Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M Asyifah Angie K Aulya Nursafitri Bima Aryo S Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A Dela Rahmadani Desya Kartika S Detia Indrianti Diandra Yemima
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3
4 3 4 2 1 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3
4 3 4 2 1 4 3 3 3 2 4 2 4 0 2
4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 2
4 2 4 2 1 3 2 2 3 2 3 2 3 0 2
4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3
3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 2
3 2 4 2 1 3 2 2 3 2 4 2 3 0 2
3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3
4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3
4 3 4 2 1 4 2 2 3 2 4 2 4 0 2
3 2 4 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2
41 31 45,33 22,67 16,67 42,33 30 30 33 24,67 43,33 26,67 42,33 0 27
2 16 Fachrul Akbar 2 17 Falentcya Amigo 3 18 Gema Aryastya 0 19 Hayfa Alyssa A 2 20 Laely Nur Fitriani 3 21 Mohammad Indra 2 22 M Rifaldi 3 23 Muhammad Fadli 2 24 Muhammad Iqbal 3 25 Nayla Fakhira 4 26 Nazar Noviardi 2 27 Priyanka Aishah 3 28 Rifa Althaaf 4 29 Riyanti Putri 2 30 Rizty Nesya F 2 31 Thoriq Teo Dwi N 2 32 Tiara Alnia Dewi 2 33 Tsabitah Shofa N 34 Winda Eka Pratiwi 3 35 Wirangga Adrianto 2 3 36 Yuliana Regita E Rumus ; jumlah skor/jumlah aspek x 4
2 2 3 0 2 3 1 2 2 3 4 2 3 4 2 2 2 2 3 2 3
2 2 2 0 2 3 1 2 2 3 4 2 3 4 2 2 2 2 3 2 3
2 2 2 0 2 2 1 2 2 3 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2 3
2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3
2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3
2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3
2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3
2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3
2 2 2 0 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3
2 2 2 0 2 2 1 2 2 3 4 2 2 3 1 1 1 1 3 1 3
2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1 1 1 1 2 1 2
22,67 22,67 24 0 22,67 25 16,67 24 22,67 32 42,33 22,67 28 37,33 20,67 20,67 20,67 20,67 33 20,67 33
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: : : : :
SMPN 166 Jakarta Pendidikan Agama Islam VIII / 2 2x40 12. Membiasakan Perilaku Terpuji
Kompetensi Dasar
:
12.1 Menjelaskan Adab Makan dan Minum
Indikator
:
1. 2. 3.
Menjelaskan pengertian adab makan dan minum Membaca dan mengartikan dalil naqli tentang adab makan dan minum Menjelaskan adab makan dan minum diberbagai tempat
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian adab makan dan minum 2. Siswa mampu membaca dan mengertikan dalil naqli tentang adab makan dan minum 3. Siswa mampu menjelaskan adab makan dan minum diberbagai tempat B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian adab makan dan minum 2. Dalil naqli tentang adab makan dan minum 3. Adab makan dan minum C. Metode Pembelajaran 1. Problem Based Learning (PBL) D. Sumber Belajar Buku Pendidikan Agama Islam kelas VIII 1) Pemilihan Media Pembelajaran Analisis Tujuan Sifat Materi Ajar Pembelajaran 1 2 Berdasarkan analisis tujuan Sifat materi ajar pembelajaran, maka ranah yang digunakan pembelajaran meliputi: berbentuk Kognitif , Afektif, konseptual, faktual Psikomotorik dan prosedural
Jenis Media yang Dipilih 3 Multimedia berbasis komputer
Sifat Pengadaan 4 Sekunder
2) Isi Program Media (Media Multimedia Berbasis Komputer) Judul 1 Membiasa kan Perilaku Terpuji
Indikator Keberhasilan Melalui Media 2 Siswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian adab makan dan minum Siswa diharapkan dapat mengaplikasikan tata krama adab makan dan minum
Pesan Multimedia 3 Supaya siswa meningkatkan berpikir kritis pada materi adab makan dan minum
Skenario Pemanfaatan 4 Membuka program Power Point
a. Sifat Pemanfaatan 1. Siswa dapat mengaplikasikan pengertian, dalil naqli, dan adab makan dan minum yang dilengkapi dengan penampilan slide power point. 2. Mempermudah siswa berkonsentrasi dan aktif berkolaborasi dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif metode Problem Based Learning (PBL). 3. Dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif metode Problem Based Learning (PBL) membantu siswa meningkatkan berpikir kritis pada materi membiasakan perilaku terpuji 4. Dapat menarik perhatian siswa dan tidak monoton. Sehingga proses transfer ilmu dapat tercapai dengan baik 3) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Kegiatan guru
Kegiatan murid
Nilai karakter
Mengucapkan salam: “Assalamualaikum Menjawab Religious: salam:“Wassalamualaikum Membiasakan wr. wb.” siswa untuk wr. wb.” menjawab salam
Memimpin membaca do’a: “Berdo’a mulai, berdoa selesai”.
Berdo’a bersama-sama:
Membaca absen
Merespon guru
Mengemukakan materi dan tujuan pembelajaran
Merespon guru
Kegiatan Inti (50 menit) Eksplorasi : (20 menit) Kegiatan guru Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa dengan menanyakan tentang contoh adab makan dan minum diberbagai tempat. “Sebutkan contoh adab makan dan minum di sekolah?”
Guru mengkondisikan siswa menjadi beberapa kelompok (masing-masing kelompok 6 siswa)
Kegiatan murid Guru membantu siswa menjawab pertanyaan tersebut
Guru membantu siswa secara teratur membentuk kelompok
Religious: membiasakan siswa untuk berdo’a sebelum melaksanakan atau melakukan kegiatan. Disiplin: agar siswa datang tepat waktu Bertanggung jawab: agar siswa mengetahui materi yang akan dipelajari.
Nilai karakter Curiosity: agar siswa memiliki rasa ingin tahu tentang materi tersebut Kritis: agar siswa mampu berpikir kritis dengan memberi pendapat Friendly: agar siswa terbiasa bersahabat dengan tidak memilih teman
Guru membantu siswa Tertib: agar siswa duduk secara teratur pada terbiasa tertib posisi masing-masing Guru memberikan selembar kertas (berbagai tempat) kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan bersama terkait adab makan dan minum
Guru membantu siswa dalam berdiskusi dan memecahkan suatu masalah tersebut
Kolaborasi: agar siswa bekerjasama dalam berdiskusi
Kritis: agar siswa mampu berpikir kritis dengan memecahkah masalah melalui diskusi kelompok Guru membantu siswa berpendapat mengenai pertanyaan tersebut dengan mencatat poinpoinnya
Kritis: agar siswa mampu berpikir kritis dengan memecahkan masalah tersebut dengan berpendapat
Kegiatan Murid Setiap kelompok menyajikan hasilnya di depan kelas
Nilai Karakter Percaya diri: agar siswa percaya diri untuk maju dan menyajikankan hasilnya di depan kelas
Guru membantu siswa memberi pertanyaan dan pendapat mengenai jawaban dan penjelasan temannya
Kritis : agar siswa memiliki sifat kritis dalam bertanya dan berpendapat
Guru membantu siswa Guru mempersilahkan siswa untuk untuk memberi penilaian memberi penilaian terhadap penjelasan terhadap penjelasan temannya temannya
Kritis : agar siswa memiliki sifat kritis dalam memberi penilaian dan perbaikan
Elaborasi : (20 menit) Kegiatan guru Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk menyajikan hasilnya
Guru mempersilahkan siswa untuk memberikan pertanyaan atau berpendapat mengenai jawaban dan penjelasan temannya
Terbuka: agar siswa memiliki sifat terbuka terhadap perbaikan atau pendapat yang
lebih baik Konfirmasi : (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
Nilai Karakter
Guru bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa dan yang sudah dipahami siswa; “anak-anak apakah sudah paham semua? Kalau belum paham apa yang hendak ditanyakan? Kalau sudah paham, bisakah kamu bacakan tentang dalil adab makan dan minum?” Guru menjawab pertanyaan siswa dan menyimpulkan bersama siswa tentang materi yang telah dibahas
Guru membantu siswa untuk memberikan pertanyaan dan merespon pertanyaan guru
Curiosity: agar siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang belum dipahami
Guru membantu siswa dalam memberikan pendapatnya
Kritis: agar siswa memiliki sifat kritis dengan memberikan pendapat
Guru membantu siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
Kritis: agar siswa mampu berpikir yang lebih dari sebelumnya dengan menyimpulkannya
Kegiatan Penutup : (15 menit) Kegiatan Guru Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa yaitu, menulis dalil adab makan dan minum dan menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya Memimpin membaca do’a
Kegiatan Murid
Nilai Karakter
Siswa mendengarkan dan Tanggung Jawab: mencatat pekerjaan bertanggung jawab rumah terhadap tugas yang diberikan
Membaca doa bersama- Religious: sama. membiasakan membaca doa setelah melakukan kegiatan Mengucapkan salam “Assalamualaikum Menjawab salam Religious : Membiasakan warahmatullah wabarakaatuh.” “Waalaikumussalam siswa untuk warahmatullahi menjawab salam wabarakaatuh”
Penilaian : Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa. Penilaian tes yang digunakan adalah uji kompetensi pada akhir bab. Dan observasi, guru mengamati masing-masing siswa saat pembelajaran, dengan lembar observasi. Lembar observasi peningkatan berpikir kritis siswa, sebagai berikut: No.
SKOR
ASPEK YANG DIAMATI
1
Tidak Kritis
1. Merumuskan masalah
2
Kurang Kritis
2. Mampu menjelaskan masalah dengan jelas
3
Cukup Kritis
3. Mengaitkan masalah dengan kehidupan sehari-hari
4
Kritis
4. Penggunaan bahasa dengan jelas 5. Mampu memberikan alasan 6. Kolaborasi 7. Mengajukan pertanyaan 8. Memberikan pendapat 9. Bersikap terbuka 10. Interaksi 11. Mampu menyimpulkan suatu masalah 12. Mampu mengevaluasi hasil temannya
Bentuk penialain observasi siswa, sebagai berikut: LEMBAR OBSERVASI PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA Aspek Yang Diamati No
1 2 3 4 5 6
Jumlah
NAMA SISWA
Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda Fauziyyah Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 3
2 4 4 2 3 2
3 4 4 3 3 3
4 4 4 4 3 4
3 4 4 4 3 4
3 4 4 2 3 2
4 3 4 3 2 3
3 3 4 3 2 3
39,3 43,3 45,3 38,3 32 37,3
7 Asyifah Angie K 4 8 Aulya Nursafitri 4 9 Bima Aryo S 4 10 Chaidir Alfarizi 4 11 Deadira Nuha A 0 12 Dela Rahmadani 0 13 Desya Kartika S 4 14 Detia Indrianti 4 15 Diandra Yemima 4 16 Fachrul Akbar 3 17 Falentcya Amigo 4 18 Gema Aryastya 3 19 Hayfa Alyssa A 0 20 Laely Nur Fitriani 4 21 Mohammad Indra 3 22 M Rifaldi 0 23 Muhammad Fadli 3 24 Muhammad Iqbal 3 25 Nayla Fakhira 4 26 Nazar Noviardi 4 27 Priyanka Aishah 4 28 Rifa Althaaf 4 29 Riyanti Putri 4 30 Rizty Nesya F 4 31 Thoriq Teo Dwi N 3 32 Tiara Alnia Dewi 4 33 Tsabitah Shofa N 4 34 Winda Eka Pratiwi 4 35 Wirangga Adrianto 4 36 Yuliana Regita E 4 Rumus ; jumlah skor/jumlah aspek x 4
4 4 4 4 0 0 4 4 4 2 4 2 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 0 0 4 4 4 2 4 2 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 0 0 4 4 4 2 4 2 0 3 3 0 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 3 4 3 0 0 3 3 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 2 0 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 3 3 0 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 3 3 3 0 0 3 3 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 0 0 3 3 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
Jakarta, 16 April 2016 Mengetahui, Kepala Sekolah SMPN 166
Muhamad Ermawan, S. Pd NIP. 19680305 199103 1 006
Guru Mata Pelajaran PAI
Robiatul Adawiyah
42,3 42,3 43,3 42,3 0 0 42,3 42,3 42,3 28 42,3 28 0 40,3 33 0 30 30 42,3 43,3 43,3 44,3 45,3 41,3 31 43,3 42,3 43,3 43,3 43,3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: : : : :
SMPN 166 Jakarta Pendidikan Agama Islam VIII / 2 2x40 12. Membiasakan Perilaku Terpuji
Kompetensi Dasar
:
12.1 Menjelaskan Adab Makan dan Minum
Indikator
:
1. 2.
Contoh adab makan dan minum Manfaat adab makan dan minum
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu memberi contoh adab makan dan minum B. Materi Pembelajaran 1. Contoh adab makan dan minum 2. Manfaat adab makan dan minum C. Metode Pembelajaran 1. Problem Based Learning (PBL) D. Sumber Belajar Buku Pendidikan Agama Islam kelas VIII 1) Pemilihan Media Pembelajaran Analisis Tujuan Sifat Materi Ajar Pembelajaran 1 2 Berdasarkan analisis tujuan Sifat materi ajar pembelajaran, maka ranah yang digunakan pembelajaran meliputi: berbentuk Kognitif , Afektif, konseptual, faktual Psikomotorik dan prosedural
Jenis Media yang Dipilih 3 Multimedia berbasis komputer
Sifat Pengadaan 4 Sekunder
2) Isi Program Media (Media Multimedia Berbasis Komputer) Judul
Indikator Keberhasilan Melalui Media
Pesan Multimedia
Skenario Pemanfaatan
1
2
3
4
Membiasa kan Perilaku Terpuji
Siswa diharapkan dapat menjelaskan contoh adab makan dan minum Siswa diharapkan dapat mengaplikasikan contoh adab makan dan minum dan manfaat makan dan minum
Supaya siswa meningkatkan berpikir kritis pada materi adab makan dan minum
Membuka program video
a. Sifat Pemanfaatan 1. Siswa dapat mengaplikasikan contoh adab makan dan minum dan manfaat adab makan dan minum. 2. Mempermudah siswa berkonsentrasi dan aktif berkolaborasi dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif metode Problem Based Learning (PBL). 3. Dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif metode Problem Based Learning (PBL) membantu siswa meningkatkan berpikir kritis pada materi membiasakan perilaku terpuji 4. Dapat menarik perhatian siswa dan tidak monoton. Sehingga proses transfer ilmu dapat tercapai dengan baik 3) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Kegiatan guru
Kegiatan murid
Nilai karakter
Mengucapkan salam: “Assalamualaikum Menjawab Religious: salam:“Wassalamualaikum Membiasakan wr. wb.” siswa untuk wr. wb.” menjawab salam Memimpin membaca do’a: “Berdo’a Berdo’a bersama-sama: Religious: mulai, berdoa selesai”. membiasakan siswa untuk berdo’a sebelum melaksanakan atau melakukan kegiatan. Membaca absen Merespon guru Disiplin: agar siswa datang tepat
waktu Mengemukakan materi dan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (50 menit) Eksplorasi : (20 menit) Kegiatan guru Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa dengan menayangkan video terkait dengan materi yang akan dibahas yaitu contoh adab makan dan minum Guru mengkondisikan siswa menjadi beberapa kelompok (masing-masing kelompok 6 siswa)
Merespon guru
Kegiatan murid Siswa mengamati slide video tersebut
Guru membantu siswa secara teratur membentuk kelompok
Bertanggung jawab: agar siswa mengetahui materi yang akan dipelajari.
Nilai karakter Curiosity: agar siswa memiliki rasa ingin tahu tentang materi tersebut. Friendly: agar siswa terbiasa bersahabat dengan tidak memilih teman.
Guru membantu siswa Tertib: agar siswa duduk secara teratur pada terbiasa tertib posisi masing-masing Guru memberikan selembar kertas (terkait contoh adab makan dan minum) kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan bersama tentang alasan dan manfaat tentang adab makan dan minum
Guru membantu siswa dalam berdiskusi dan memecahkan suatu masalah tersebut
Kolaborasi: agar siswa bekerjasama dalam berdiskusi Kritis: agar siswa mampu berpikir kritis dengan memecahkah masalah melalui diskusi kelompok
Guru membantu siswa berpendapat mengenai pertanyaan tersebut dengan mencatat poinpoinnya
Kritis: agar siswa mampu berpikir kritis dengan memecahkan masalah tersebut dengan
berpendapat Elaborasi : (20 menit) Kegiatan guru Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk menyajikan hasilnya
Kegiatan Murid Setiap kelompok menyajikan hasilnya di depan kelas
Guru mempersilahkan siswa untuk Guru membantu siswa memberikan pertanyaan atau berpendapat memberi pertanyaan dan pendapat mengenai mengenai penjelasan temannya penjelasan temannya
Guru mempersilahkan siswa untuk Guru membantu siswa memberi penilaian terhadap penjelasan untuk memberi penilaian temannya terhadap penjelasan temannya
Nilai Karakter Percaya diri: agar siswa percaya diri untuk maju dan menyajikankan hasilnya di depan kelas Kritis : agar siswa memiliki sifat kritis dalam bertanya dan berpendapat
Kritis : agar siswa memiliki sifat kritis dalam memberi penilaian dan perbaikan Terbuka: agar siswa memiliki sifat terbuka terhadap perbaikan atau pendapat yang lebih baik
Konfirmasi : (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
Nilai Karakter
Guru bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa dan yang sudah dipahami siswa; “anak-anak apakah sudah paham semua? Kalau belum paham apa yang hendak ditanyakan? Kalau sudah paham, bisakah kalian memberikan contoh adab makan dan minum?” Guru menjawab pertanyaan siswa dan menyimpulkan bersama siswa tentang materi yang telah dibahas
Guru membantu siswa untuk memberikan pertanyaan dan merespon pertanyaan guru
Curiosity: agar siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang belum dipahami
Guru membantu siswa dalam memberikan pendapatnya
Kritis: agar siswa memiliki sifat kritis dengan
memberikan pendapat Guru membantu siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
Kritis: agar siswa mampu berpikir yang lebih dari sebelumnya dengan menyimpulkannya
Kegiatan Penutup : (15 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
Nilai Karakter
Guru menyampaikan materi yang akan Siswa mencatat materi Tanggung Jawab: dibahas pada pertemuan selanjutnya yang akan dibahas pada bertanggung jawab pertemuan selanjutnya terhadap materi yang akan dibahas Memimpin membaca do’a Membaca doa bersama- Religious: sama. membiasakan membaca doa setelah melakukan kegiatan Mengucapkan salam “Assalamualaikum Menjawab salam Religious : Membiasakan warahmatullah wabarakaatuh.” “Waalaikumussalam siswa untuk warahmatullahi menjawab salam wabarakaatuh” Penilaian : Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa. Penilaian tes yang digunakan adalah uji kompetensi pada akhir bab. Dan observasi, guru mengamati masing-masing siswa saat pembelajaran, dengan lembar observasi. Lembar observasi peningkatan berpikir kritis siswa, sebagai berikut: No.
SKOR
1
Tidak Kritis
2
Kurang Kritis
ASPEK YANG DIAMATI 1. Merumuskan masalah 2. Mampu menjelaskan masalah dengan jelas 3. Mengaitkan masalah dengan kehidupan seharihari 4. Penggunaan bahasa dengan jelas 5. Mampu memberikan alasan
6. Kolaborasi 7. Mengajukan pertanyaan 8. Memberikan pendapat 9. Bersikap terbuka 10. Interaksi 11. Mampu menyimpulkan suatu masalah 12. Mampu mengevaluasi hasil temannya
Bentuk penialain observasi siswa, sebagai berikut: LEMBAR OBSERVASI PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA Aspek Yang Diamati No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Jumlah
NAMA SISWA
Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda Fauziyyah Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M Asyifah Angie K Aulya Nursafitri Bima Aryo S Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A Dela Rahmadani Desya Kartika S Detia Indrianti Diandra Yemima Fachrul Akbar Falentcya Amigo Gema Aryastya Hayfa Alyssa A Laely Nur Fitriani Mohammad Indra M Rifaldi Muhammad Fadli Muhammad Iqbal Nayla Fakhira Nazar Noviardi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 2 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 2 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 2 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4
4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 2 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 0 0 4 0 4 2 4 2 0 4 3 0 2 2 4 4
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 0 0 4 0 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 3
45,3 43,3 45,3 44,3 34 44,3 44,3 44,3 43,3 44,3 0 0 45,3 0 44,3 28 44,3 28 0 44,3 43,3 0 28 28 44,3 44,3
27 Priyanka Aishah 4 28 Rifa Althaaf 4 29 Riyanti Putri 4 30 Rizty Nesya F 4 31 Thoriq Teo Dwi N 4 32 Tiara Alnia Dewi 4 33 Tsabitah Shofa N 4 34 Winda Eka Pratiwi 4 35 Wirangga Adrianto 4 36 Yuliana Regita E 4 Rumus ; jumlah skor/jumlah aspek x 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 3 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
Jakarta, 22 April 2016 Mengetahui, Kepala Sekolah SMPN 166
Muhamad Ermawan, S. Pd NIP. 19680305 199103 1 006
Guru Mata Pelajaran PAI
Robiatul Adawiyah
44,3 44,3 45,3 37,3 43,3 42,3 42,3 45,3 45,3 45,3
Materi Ajar Siklus I Beriman Kepada Rasul 1. Pengertian Iman Kepada Rasul Dalam bahasa Arab, kata Rasul berarti utusan. Menurut istilah, rasul adalah orang yang diberi wahyu oleh Allah swt berupa suatu perintah syariat sesuatu untuk disampaikan kepada umatnya. 2.
Cara Mengimani Para Rasul Ada dua hal penting tentang cara mengimani para rasul, yaitu: a) Tidak boleh membedakan antara rasul yang satu dan yang lainnya, maksudnya kita wajib mengimani bahwa keseluruhan rasul Allah swt yang disebutkan dalam alquran adalah benar-benar utusan Allah swt serta meykini bahwa nabi Muhammad saw adalah Rasul terakhir hingga hari akhir. b) Mengikuti ajarannya dengan sepenuh hati, maksudnya Allah mengutus para rasul untuk kaumnya masing-masing. Namun, sebagai manusia kita wajib mengikuti jejak nabi Muhammad karena ajaran-ajaran rasul sebelumnya hanya berlaku pada umatnya saja dan tercantum dalam alquran.
3.
Nama-nama Rasul Allah Adapun diantara rasul-rasul Allah yang wajib diketahui seperti yang tercantum dalam alquran ada 25 rasul, yaitu sebagai berikut:
4.
1. Adam
11. Luth
21. Yunus
2. Idris
12. Ayyub
22. Zakaria
3. Nuh
13. Syu’aib
23. Yahya
4. Hud
14. Musa
24. Isa
5. Shaleh
15. Harun
25. Muhammad saw
6. Ibrahim
16. Zulkifli
7. Isma’il
17. Daud
8. Ishaq
18. Sulaiman
9. Ya’qub
19. Ilyas
10. Yusuf
20. Ilyasa’
Sifat-sifat Rasul Allah Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan dan keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizat masing-masing seperti yang
dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya didalam Al-qur’an dan Sunnah Rasul. Tidak sah iman seseorang yang menolak walau hanya satu orang Nabi atau Rasul dari seluruh Nabi dan Rasul-Rasul yang diutus oleh Allah SWT. Iman kepada rasul adalah taat, patuh, dan tunduk kepada mereka dengan mengikuti perintahnya dan menjauhi larangan, dan mengarungi kehidupan ini berdasarkan manhaj mereka, karena para rasul adalah para penyampai wahyu Allah swt., dan rasul adalah suri teladan bagi umatnya. Adapun sifat-sifat rasul Allah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sifat wajib, Mustahil, dan jaiz sebagai berikut: a. As-Shiddiq (benar), Artinya selalu berkata benar , tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kazib atau (pendusta), karena hal tersebut menyebabkan tidak adanya orang yang membenarkan risalahnya. b. Al-Amanah (dipercaya), Artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan ke pundaknya. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Khianat atau (berkhianat). Seseorang yang khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul. c. At-Tabligh (menyampaikan), Artinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahakan oleh Allah SWT untuk disampaikan. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kitman atau (menyembunyikan) wahyu ilahi. Jika itu terjadi tentu batal nubuwwah dan risalahnya. d. Al-Fathanah (cerdas), Artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh kearifan, dan kebijaksanaan. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Baladah atau (tidak cerdas atau pelupa). Sifat jaiz para rasul, yaitu kebolehan yang berupa sifat-sifat manusiawi yang dimiliki setiap orang pada umumnya, sepanjang sifat-sifat tersebut tidak mengurangi martabat kerasulannya yang mulia. Sifat-sifat manusiawi itu, misalnya: makan, minum, tidur, beristri, sedih, dan sebagainya.
Materi Ajar Siklus I Pertemuan ke-2 Beriman Kepada Rasul 1. Pengertian Ulul ‘Azmi Ulul ‘Azmi artinya orang yang mempunyai keteguhan hati. Maksudnya, para Ulul ‘Azmi itu mempunyai keteguhan hati dan kesabaran yang luar biasa dalam menyampaikan dakwahnya. Mereka tidak gentar menghadapi perlawanan dan berbagai reaksi hebat dari musuh-musuhnya. Allah berfirman:
35. Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (QS. Al-Ahqaf (46): 35). 2. Rasul-rasul Ulul ‘Azmi Adapun para rasul yang mendapat gelar ulul ‘azmi ada lima Rasul, yaitu: a. Nabi Nuh As. b. Nabi Ibrahim As. c. Nabi Musa As. d. Nabi Isa As. e. Nabi Muhamad SAW. 3. Fungsi Beriman Kepada Rasul Allah Beriman kepada rasul Allah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan kita. Beberapa fungsi beriman kepada rasul Allah, antara lain: a. Mendapat Rahmat Allah b. Kita Mendapat Figur Yang Dapat Dijadikan Suri Teladan c. Sebagai Perantara Mengenal Allah Dengan Segala Sifat Kesempurnaan-Nya d. Kita Dapat Membedakan Antara Yang Benar Dan Yang Salah e. Kita Mengetahui Adanya Kehidupan Sesudah Mati
Materi Ajar Siklus II Adab Makan dan Minum 1. Pengertian Adab Makan dan Minum Yang dimaksud dengan adab makan dan minum adalah etika atau cara sikap kita terhadap hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas makan dan minum, baik itu sikap hendak makan, sikap ketika makan, sikap setelah makan dan minum. Kita sebagai orang mukmin harus memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan makan dan minum yang dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah saw. Contoh adab makan dan minum yang diajarkan Rasulullah saw., sebagai berikut: a. Adab sebelum makan dan minum 1) Berupaya mencari makanan dan minuman yang halal. 2) Diniatkan agar bisa beribadah kepada Allah swt. 3) Mencuci makan sebelum makan. 4) Makan dan minum seadanya. 5) Hendaklah makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang. 6) Berdoa atau membaca basmallah. b. Adab ketika makan dan minum 1) Makan dan minum dengan menggunakan tangan tangan. 2) Disunnahkan makan dengan tiga jari. 3) Hendaklah makan dan minum dilakukan dengan duduk. 4) Menguyah makanan dengan baik sampai halus. 5) Tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum c. Adab sesudah makan dan minum 1) Berdoa sesuadah makan 2) Membersihkan sisa-sisa makanan. 3) Mencuci tangan dan membersihkan peralatan serta meja makan dan minum.
LEMBAR OBSERVASI GURU Nama Observer
: Nur Sabrina
Hari/tanggal
: Jumat/18 Maret 2016
Siklus ke-
: I (Pertemuan ke-1)
NO. 1
2
3
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran: a. Menyiapkan media pembelajaran b. Memeriksa kesiapan siswa di kelas (berdoa dan memeriksa absen) Pendahuluan: a. Melakukan kegiatan apersepsi b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Kegiatan Inti: a. Menjelaskan materi dengan jelas b. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan a. Mengkondisikan siswa sebelum penerapan metode b. Mengaplikasikan metode c. Memberikan apresiasi terhadap hasil siswa
Kegiatan peningkatan berpikir kritis siswa: a) Memberi waktu siswa untuk memecahkan masalah b) Memantau peningkatan berpikir kritis siswa c) Melatih siswa untuk bertanya d) Melatih siswa untuk berpendapat 4 Penutup: c. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa d. Melakukan tindak lanjut dengan memberi arahan atau tugas rumah e. Memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya f. Menutup kegiatan dengan berdoa Jumlah: Keterangan:
SKOR 123 123
123 123 123 123 123 123 123
123 123 123 123 123 123 123 123 7,6
3 = Aspek yang diamati tampak nyata atau dilakukan sesuai indikator yang diamati 2 = Aspek yang diamati cukup nyata atau dilakukan kurang sesuai indikator yang diamati 1 = Aspek yang diamati tidak nyata atau dilakukan tidak sesuai indikator yang diamati Rumus ; Jumlah skor/ jumlah aspek x 3
LEMBAR OBSERVASI GURU Nama Observer
: Nur Sabrina
Hari/tanggal
: Jumat/1 April 2016
Siklus ke-
: I (Pertemuan ke-2)
NO. 1
2
3
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran: a. Menyiapkan media pembelajaran b. Memeriksa kesiapan siswa di kelas (berdoa dan memeriksa absen) Pendahuluan: a. Melakukan kegiatan apersepsi b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Kegiatan Inti: a. Menjelaskan materi dengan jelas b. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan d. Mengkondisikan siswa sebelum penerapan metode e. Mengaplikasikan metode f. Memberikan apresiasi terhadap hasil siswa
Kegiatan peningkatan berpikir kritis siswa: a) Memberi waktu siswa untuk memecahkan masalah b) Memantau peningkatan berpikir kritis siswa c) Melatih siswa untuk bertanya d) Melatih siswa untuk berpendapat 4 Penutup: a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa b. Melakukan tindak lanjut dengan memberi arahan atau tugas rumah c. Memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya d. Menutup kegiatan dengan berdoa Jumlah: Keterangan:
SKOR 123 123
123 123 123 123 123 123 123
123 123 123 123 123 123 123 123 8,6
3 = Aspek yang diamati tampak nyata atau dilakukan sesuai indikator yang diamati 2 = Aspek yang diamati cukup nyata atau dilakukan kurang sesuai indikator yang diamati 1 = Aspek yang diamati tidak nyata atau dilakukan tidak sesuai indikator yang diamati Rumus ; Jumlah skor/ jumlah aspek x 3
LEMBAR OBSERVASI GURU Nama Observer
: Nur Sabrina
Hari/tanggal
: Jumat/16 April 2016
Siklus ke-
: II (Pertemuan ke-1)
NO. 1
2
3
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran: a. Menyiapkan media pembelajaran b. Memeriksa kesiapan siswa di kelas (berdoa dan memeriksa absen) Pendahuluan: a. Melakukan kegiatan apersepsi b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Kegiatan Inti: a. Menjelaskan materi dengan jelas b. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan c. Mengkondisikan siswa sebelum penerapan metode d. Mengaplikasikan metode e. Memberikan apresiasi terhadap hasil siswa
Kegiatan peningkatan berpikir kritis siswa: a) Memberi waktu siswa untuk memecahkan masalah b) Memantau peningkatan berpikir kritis siswa c) Melatih siswa untuk bertanya d) Melatih siswa untuk berpendapat 4 Penutup: a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa b. Melakukan tindak lanjut dengan memberi arahan atau tugas rumah c. Memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya d. Menutup kegiatan dengan berdoa Jumlah: Keterangan:
SKOR 123 123
123 123 123 123 123 123 123
123 123 123 123 123 123 123 123 9
3 = Aspek yang diamati tampak nyata atau dilakukan sesuai indikator yang diamati 2 = Aspek yang diamati cukup nyata atau dilakukan kurang sesuai indikator yang diamati 1 = Aspek yang diamati tidak nyata atau dilakukan tidak sesuai indikator yang diamati Rumus ; Jumlah skor/ jumlah aspek x 3
LEMBAR OBSERVASI GURU Nama Observer
: Nur Sabrina
Hari/tanggal
: Jumat/22 April 2016
Siklus ke-
: II (Pertemuan ke-2)
NO. 1
2
3
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran: a. Menyiapkan media pembelajaran b. Memeriksa kesiapan siswa di kelas (berdoa dan memeriksa absen) Pendahuluan: a. Melakukan kegiatan apersepsi b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Kegiatan Inti: a. Menjelaskan materi dengan jelas b. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan c. Mengkondisikan siswa sebelum penerapan metode d. Mengaplikasikan metode e. Memberikan apresiasi terhadap hasil siswa
Kegiatan peningkatan berpikir kritis siswa: a) Memberi waktu siswa untuk memecahkan masalah b) Memantau peningkatan berpikir kritis siswa c) Melatih siswa untuk bertanya d) Melatih siswa untuk berpendapat 4 Penutup: a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa b. Melakukan tindak lanjut dengan memberi arahan atau tugas rumah c. Memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya d. Menutup kegiatan dengan berdoa Jumlah: Keterangan:
SKOR 123 123
123 123 123 123 123 123 123
123 123 123 123 123 123 123 123 8,6
3 = Aspek yang diamati tampak nyata atau dilakukan sesuai indikator yang diamati 2 = Aspek yang diamati cukup nyata atau dilakukan kurang sesuai indikator yang diamati 1 = Aspek yang diamati tidak nyata atau dilakukan tidak sesuai indikator yang diamati Rumus ; Jumlah skor/ jumlah aspek x 3
Aspek Kemampuan Berpikir Kritis No.
SKOR
ASPEK YANG DIAMATI
1
Tidak Kritis
1. Merumuskan masalah
2
Kurang Kritis
2. Mampu menjelaskan masalah dengan jelas
3
Cukup Kritis
3. Mengaitkan masalah dengan kehidupan sehari-
4
Kritis
hari 4. Penggunaan bahasa dengan jelas 5. Mampu memberikan alasan 6. Kolaborasi 7. Mengajukan pertanyaan 8. Memberikan pendapat 9. Bersikap terbuka 10. Interaksi 11. Mampu menyimpulkan suatu masalah 12. Mampu mengevaluasi hasil temannya
LEMBAR OBSERVASI PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA SIKLUS I (Pertemuan ke-1) Metode NHT Aspek Yang Diamati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jumlah
NAMA SISWA Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda F Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M Asyifah Angie K Aulya Nursafitri Bima Aryo S Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A Dela Rahmadani Desya Kartika S Detia Indrianti Diandra Yemima Fachrul Akbar Falentcya Amigo Gema Aryastya Hayfa Alyssa A Laely Nur Fitriani Mohammad Indra M Rifaldi Muhammad Fadli Muhammad Iqbal Nayla Fakhira Nazar Noviardi Priyanka Aishah Rifa Althaaf Riyanti Putri Rizty Nesya F Thoriq Teo Dwi N Tiara Alnia Dewi Tsabitah Shofa N Winda Eka Pratiwi Wirangga A R Yuliana Regita E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2
3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 1 3 0 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 3 1 2 3 1 1 1 1 3 1 2
3 2 3 2 1 3 2 2 1 1 3 1 3 0 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 2
3 2 3 1 1 3 2 2 1 2 3 1 3 0 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
3 2 3 1 1 3 2 2 1 1 3 1 3 0 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
3 2 3 2 1 3 2 2 1 2 3 1 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2
3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2
3 2 3 1 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2
3 2 3 1 1 3 2 2 2 2 3 1 3 0 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2
3 2 3 1 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
3 2 3 1 1 3 1 2 1 1 3 1 3 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
3 2 3 1 1 3 1 1 1 1 3 1 3 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2
34 22,7 34 15,7 11,3 34 20,7 21,7 16,7 20,7 34 16,7 34 0 20,7 15,7 16,7 16,7 22,7 14,7 20,7 12,7 14,7 13,7 22,7 29 14,7 22,7 28 14,7 11,3 14,7 12,7 25 13,7 22,7
Hasil tingkat berpikir kritis siswa pada siklus ke-I adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. No. 1
Kategori Tidak Kritis berjumlah 17 siswa Kategori Kurang Kritis berjumlah 13 siswa Kategori Cukup Kritis berjumlah 5 siswa Kategori Kritis berjumlah 0 siswa (Tidak ada) Nama Siswa
Jumlah 34
Achmad Rizky 22,7
2
Alfira Shafa 34
3
Amanda F 15,7
4 Anisya Mutiara K
11,3
5
Arief Hendrawan 34
6
Arvina Ulin M
Deskripsi Dapat merumuskan masalah dan memecahkan masalah dengan baik, ia pun bertanya baik kepada guru maupun kepada temannya sebagai penguat pendapatnya, ketika menjelaskan masalah tersebut ia mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, dalam penyampaian juga menggunakan bahasa yang jelas dan komunikatif dapat membuat teman-temannya memerhatikannya, ia pun memberi alasan dengan membacakan dalil sebagai penguat pendapatnya, ia juga dapat menyimpulkan masalah tersebut dan memberi penilaian yang membangun untuk teman-temannya. Dalam perumusan masalah masih kurang karena belum sepenuhnya memahami materi yang diberikan oleh guru. Ia mengajukan pertanyaan kepada guru namun masih salah dan hal ini terlihat dari penjelasan yang kurang jelas, ia memberikan pendapatnya namun tidak dapat menyimpulkan masalah dari suatu materi. Sehingga ia tidak dapat mengevaluasi hasil temannya. Ia mampu merumuskan dan memecahkan masalah dengan baik, menjelaskan dengan jelas dan dapat mengaitkan masalah tersebut dengan kehidupan seharihari. ia pun memberikan alasan dengan membacakan dalil sebagai penguat pendapatnya, mengajukan pertanyaan sebagai penguat pemahaman dan juga dapat menyimpulkan masalah dari materi yang dipelajari, bersikap terbuka terhadap penjelasan yang lebih baik, menerima dan memberi penilaian kepada temannya. Katika berdiskusi ia pasif dan tidak berusaha untuk ikut serta dalam memecahkan masalah. Tidak mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia melihat dan menyalin hasil temannya. Ketika berdiskusi ia pasif, tidak memahami materi yang sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Ia tidak mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia hanya melihat dan menyalin hasil temannya. Ia mampu merumuskan dan memecahkan masalah dengan baik, ia berusaha dengan mengajukan pertanyaan kepada guru dan berdiskusi dengan temannya sebagai penguat pendapatnya atau memberikan pendapatnya ketika temannya bertanya. Ia menggunakan bahasa yang jelas sehingga teman-
20,7
7
Asyifah Angie K 21,7
8
Aulya Nursafitri 16,7
9
Bima Aryo S 20,7
10
Chaidir Alfarizi 34
11
Deadira Nuha A 16,7
12
Dela Rahmadani 34
13
Desya Kartika S
temannya dapat mendengar penjelasannya dengan baik. Ia dapat menyimpulkan materi dan bersikap terbuka terhadap penilaian dan perbaikan terhadap penjelasannya. Dalam proses pembelajaran ia aktif. Ia mengajukan pertanyaan baik terhadap guru atau temannya. Namun, dalam penjelasannya ia masih kurang benar dalam pemahamannya, hal ini terlihat dari penjelasannya yang tidak jelas dan tidak memberikan pendapatnya serta tidak menyimpulkan masalah dari suatu materi. Sehingga tidak dapat mengevaluasinya. Dalam proses pembelajaran ia aktif, mengajukan pertanyaan kepada temannya. Ia memahami tentang apa yang sedang dibahas bersama temannya. Namun, ia tidak menunjukkannya dikarenakan kurangnya percaya diri dalam menjelaskannya sehingga belum nampak sifat kritisnya. Pasif dalam proses pembelajaran, hanya menjadi pendengar ketika temannya berdiskusi. Tidak berusaha untuk menanyakan materi yang belum dipahami sehingga tidak dapat memberikan pendapatnya atau menyimpulkan bersama. Dalam perumusan masalah ia masih kurang baik karena ia tidak memahami materi. Namun, ia ikutserta dalam berdiskusi tidak pasif ia mengajukan pertanyaan yang belum dipahami. Meskipun dalam memberikan pendapat ia masih kurang dan tidak dapat menyimpulkan masalah bersama. Dapat merumuskan masalah dan memecahkan masalah dengan baik, ia pun bertanya baik kepada guru maupun kepada temannya sebagai penguat pendapatnya, ketika menjelaskan masalah tersebut ia mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, dalam penyampaian juga menggunakan bahasa yang jelas dan komunikatif dapat membuat teman-temannya memerhatikannya, ia pun memberi alasan dengan membacakan dalil sebagai penguat pendapatnya, ia juga dapat menyimpulkan masalah tersebut, bersikap terbuka terhadap penjelasan yang lebih baik, menerima dan memberi penilaian kepada temannya. Ketika berdiskusi ia pasif dan tidak berusaha untuk ikut serta dalam memecahkan masalah. Tidak berusaha untuk menanyakan materi yang belum dipahami sehingga tidak dapat memberikan pendapatnya atau menyimpulkan bersama. Ia mampu merumuskan dan memecahkan masalah dengan baik, ia berusaha dengan mengajukan pertanyaan kepada guru dan berdiskusi dengan temannya sebagai penguat pendapatnya atau memberikan pendapatnya ketika temannya bertanya. Ia
menggunakan bahasa yang jelas sehingga temantemannya dapat mendengar penjelasannya dengan baik. Ia dapat menyimpulkan materi dan bersikap terbuka terhadap penilaian dan perbaikan terhadap penjelasannya. 14
15
Detia Indrianti
0 20,7
Diandra Yemima 15,7
16 17
Fachrul Akbar 16,7
Falentcya Amigo 16,7
18
Gema Aryastya 22,7
19
Hayfa Alyssa A 14,7
20
Laely Nur Fitriani 20,7
21
Mohammad Indra 12,7
22
M Rifaldi
23
Muhammad Fadli
13,7
Dalam proses pembelajaran ia aktif, mengajukan pertanyaan kepada temannya. Ia memahami tentang apa yang sedang dibahas bersama temannya. Meskipun dalam memberikan pendapat ia masih kurang dan tidak dapat menyimpulkan masalah bersama. Selama proses pembelajaran ia pasif, kurang dalam memecahkan masalah sesuai materi yang dibahas karena tidak memahaminya. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Ketika berdiskusi ia pasif dan tidak berusaha untuk ikut serta dalam memecahkan masalah. Tidak mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia melihat dan menyalin hasil temannya. Pasif dalam proses pembelajaran, tidak berpartisipasi dalam berdiskusi. Tidak berusaha untuk menanyakan materi yang belum dipahami sehingga tidak dapat memberikan pendapatnya atau menyimpulkan bersama. Dalam perumusan masalah masih kurang karena belum sepenuhnya memahami materi yang diberikan oleh guru. Ia mengajukan pertanyaan kepada guru namun masih salah dan hal ini terlihat dari penjelasan yang kurang jelas, ia memberikan pendapatnya namun tidak dapat menyimpulkan masalah dari suatu materi. Sehingga ia tidak dapat mengevaluasi hasil temannya. Ketika berdiskusi ia pasif, tidak memahami materi yang sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Ia tidak mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia hanya melihat dan menyalin hasil temannya. Dalam proses pembelajaran ia aktif, mengajukan pertanyaan kepada temannya. Ia memahami tentang apa yang sedang dibahas bersama temannya. Meskipun dalam memberikan pendapat ia masih kurang dan tidak dapat menyimpulkan masalah bersama. Selama proses pembelajaran ia tidak berpartisipasi dalam diskusi bersama temannya. Sehingga ia tidak memahami apa yang sedang dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menunjukkan sifat kritisnya. Karena ia tidak berusaha menanyakan apa yang belum dipahami. Selama proses pembelajaran ia pasif, kurang dalam memecahkan masalah sesuai materi yang dibahas
22,7
24
Muhammad Iqbal 29
25
Nayla Fakhira 14,7
26
Nazar Noviardi 22,7
27
Priyanka Aishah 22,7
28
Rifa Althaaf 28
29
Riyanti Putri 14,7
30
Rizty Nesya F 11,3
31 32
Thoriq Teo Dwi Tiara Alnia Dewi
14,7
karena tidak memahaminya. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Selama proses pembelajaran ia tidak berpartisipasi dalam diskusi bersama temannya. Sehingga ia tidak memahami apa yang sedang dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menunjukkan sifat kritisnya. Karena ia tidak berusaha menanyakan apa yang belum dipahami. Dalam perumusan masalah sudah cukup karena belum sepenuhnya memahami materi yang diberikan oleh guru. Ia mengajukan pertanyaan kepada guru namun masih salah dan hal ini terlihat dari penjelasan yang kurang jelas, ia memberikan pendapatnya namun tidak dapat menyimpulkan masalah dari suatu materi. Sehingga ia tidak dapat mengevaluasi hasil temannya. Hal ini menunjukkan bahwa ia kurang kritis namun sudah baik. Ketika berdiskusi ia pasif, tidak memahami materi yang sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Ia tidak mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia hanya melihat dan menyalin hasil temannya. Dalam merumuskan masalah ia masih kurang, karena ia pasif dalam berdiskusi, ia pun tidak dapat menjelaskan dengan jelas tentang materi yang dibahas namun ia mau bekerjasama dengan temannya dan ikutserta dalam diskusi tersebut. Tetapi, ia hanya sebagai pendengar penjelasannya temannya. Secara keseluruhan ia masih kurang kritis, dikarenakan ia pasif dan tidak berusaha mengajukan pertanyaan untuk pemahamannya. Sehingga ia tidak dapat menyimpulkan dan mengevaluasi hasil temannya. Dalam perumusan masalah ia cukup baik bakhan ia cukup baik dalam menjelaskannya. Dan ia cukup aktif dalam berdiskusi, dengan mengajukan pertanyaan, bekerjasama dalam memecahkan masalah, bersikap terbuka terhadap penjelasan yang lebik baik darinya. Namun, ia kurang dalam menyimpulkan masalah. Selama proses pembelajaran ia pasif, kurang dalam memecahkan masalah sesuai materi yang dibahas karena tidak memahaminya. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Tidak melakukan diskusi bersama temannya. Mengerjakan kesibukan sendiri sehingga tidak terlihat sikap kritis. Hal ini terlihat dari segi ketidakaktifan selama proses pembelajaran. Tidak mengajukan pertanyaan ataupun memberikan pendapatnya. Ketika berdiskusi ia pasif, tidak memahami materi yang
12,7
33
Tsabitah Shofa N 25
34
Winda Eka P 13,7
35
Wirangga A R 22,7
36
Yuliana Regita E
sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Selama proses pembelajaran ia tidak berpartisipasi dalam diskusi bersama temannya. Sehingga ia tidak memahami apa yang sedang dibahas. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak kritis. Dalam perumusan masalah sudah cukup kritis. Dengan memahami masalah tersebut dan mengajukan pertanyaan sebagai penguat pemahaman. Ia pun mampu bekerjasama dengan temannya untuk hasil yang baik. Tetapi, ia kurang jelas dalam penjelasannya. Tidak melakukan diskusi bersama temannya. Mengerjakan kesibukan sendiri sehingga tidak terlihat sikap kritis. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Dalam merumuskan masalah ia masih kurang, karena ia pasif dalam berdiskusi, ia pun tidak dapat menjelaskan dengan jelas tentang materi yang dibahas namun ia mau bekerjasama dengan temannya dan ikutserta dalam diskusi tersebut. Tetapi, ia hanya sebagai pendengar penjelasannya temannya.
Siklus I (Pertemuan ke-2) Aspek Yang Diamati No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jumlah
NAMA SISWA
Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda F Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M Asyifah Angie K Aulya Nursafitri Bima Aryo S Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A Dela Rahmadani Desya Kartika S Detia Indrianti Diandra Yemima Fachrul Akbar Falentcya Amigo Gema Aryastya Hayfa Alyssa A Laely Nur Fitriani Mohammad Indra M Rifaldi Muhammad Fadli Muhammad Iqbal Nayla Fakhira Nazar Noviardi Priyanka Aishah Rifa Althaaf Riyanti Putri Rizty Nesya F Thoriq Teo Dwi N Tiara Alnia Dewi Tsabitah Shofa N Winda Eka Pratiwi Wirangga A R Yuliana Regita E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3 2 2 3 0 2 3 2 3 2 3 4 2 3 4 2 2 2 2 3 2 3
4 3 4 2 1 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3 2 2 3 0 2 3 1 2 2 3 4 2 3 4 2 2 2 2 3 2 3
4 3 4 2 1 4 3 3 3 2 4 2 4 0 2 2 2 2 0 2 3 1 2 2 3 4 2 3 4 2 2 2 2 3 2 3
4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 3 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2 3
4 2 4 2 1 3 2 2 3 2 3 2 3 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3
4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3 2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3
3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3
3 2 4 2 1 3 2 2 3 2 4 2 3 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3
3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3 2 2 2 0 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3
4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 0 3 2 2 2 0 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3
4 3 4 2 1 4 2 2 3 2 4 2 4 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 3 4 2 2 3 1 1 1 1 3 1 3
3 2 4 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1 1 1 1 2 1 2
41 31 45,33 22,67 16,67 42,33 30 30 33 24,67 43,33 26,67 42,33 0 27 22,67 22,67 24 0 22,67 25 16,67 24 22,67 32 42,33 22,67 28 37,33 20,67 20,67 20,67 20,67 33 20,67 33
Hasil tingkat berpikir kritis siswa pada siklus I pertemuan ke-II adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. No. 1
Kategori Tidak Kritis berjumlah 2 siswa Kategori Kurang Kritis berjumlah 18 siswa Kategori Cukup Kritis berjumlah 8 siswa Kategori Kritis berjumlah 6 siswa Nama Siswa
Jumlah 41
Achmad Rizky 31
2
Alfira Shafa 45,33
3
Amanda F 22,67
4
Anisya Mutiara K 16,67
5
Arief Hendrawan 42,33
6 Arvina Ulin M
Deskripsi Dapat merumuskan dan memecahkan masalah sudah kritis, ia menjelaskan dan mendeskripsikan masalah tersebut dengan jelas dan menggunakan bahasa yang jelas sehingga semua siswa memerhatikan dan fokus terhadapnya. Lalu ia juga mencantumkan alasan berupa dalil alquran sebagai penguat penjelasannya. Ia pun bersikap terbuka terhadap penilaian yang diberikan kepadanya untuk perbaikan dan pengembangan. Dalam perumusan masalah dan menjelaskan masalah sudah cukup kritis. Ia menggunakan bahasa yang jelas dan ia pun dapat mengaitkan masalah namun belum dapat memberikan alasan yang berkaitan dengan masalah yang diuraikan, ia pun kurang dalam memberikan pendapat mengenai masalah tersebut meskipun dalam menyimpulkan masalah sudah cukup, dan juga belum dapat memberikan evaluasi kepada temannya. Ia mampu merumuskan dan memecahkan masalah dengan kritis, menjelaskan dengan jelas dan dapat mengaitkan masalah tersebut dengan kehidupan seharihari. ia pun memberikan alasan dengan membacakan dalil sebagai penguat pendapatnya, mengajukan pertanyaan sebagai penguat pemahaman dan mencari kebenaran mengenai pertanyaan yang ditanyakan, dan juga dapat menyimpulkan masalah dari materi yang dipelajari, bersikap terbuka terhadap penjelasan yang lebih baik, menerima dan memberi penilaian kepada temannya. Katika merumuskan masalah ia masih kurang kritis dan kurang aktif, tidak berusaha untuk ikut serta dalam memecahkan masalah. kurang mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia hanya menyalin teks yang dibacakan oleh guru dan tidak memberikan pendapatnya dalam pendeskripsian. Ketika berdiskusi ia pasif, tidak memahami materi yang sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Ia tidak mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia hanya melihat dan menyalin hasil temannya. Ia mampu merumuskan dan memecahkan masalah dengan baik, Pada pertemuan ini ia sudah kritis dengan mengajukan pertanyaan kepada guru dan berdiskusi
30
7
Asyifah Angie K 30
8
Aulya Nursafitri 33
9
Bima Aryo S 24,67
10
Chaidir Alfarizi 43,33
11
Deadira Nuha A 26,67
12 Dela Rahmadani
dengan temannya sebagai penguat pendapatnya atau memberikan pendapatnya ketika temannya bertanya. Ia menggunakan bahasa yang jelas sehingga temantemannya dapat mendengar penjelasannya dengan baik. Ia dapat menyimpulkan materi dan bersikap terbuka terhadap penilaian dan perbaikan terhadap penjelasannya, serta memberi penilaian terhadap pendeskripsian temannya. Dalam proses pembelajaran sudah cukup kritis. Ia menggunakan bahasa dengan jelas dan ia pun dapat mengaitkan masalah namun belum dapat memberikan alasan yang berkaitan dengan masalah yang diuraikan, ia pun kurang dalam memberikan pendapat mengenai masalah tersebut meskipun dalam menyimpulkan masalah sudah cukup, dan juga belum dapat memberikan evaluasi kepada temannya. Dalam proses pembelajaran sudah cukup kritis. Ia menggunakan bahasa dengan jelas dan ia pun dapat mengaitkan masalah namun belum dapat memberikan alasan yang berkaitan dengan masalah yang diuraikan, ia pun kurang dalam memberikan pendapat mengenai masalah tersebut meskipun dalam menyimpulkan masalah sudah cukup, dan juga belum dapat memberikan evaluasi kepada temannya. Dalam merumuskan masalah sudah cukup kritis, ia mampu menjelaskan masalah dengan cukup jelas dan cukup memberikan alasan. Serta, cukup memberi pendapat dan menyimpulkan masalah. Namun, ia kurang memberikan evaluasi terhadap temannya. Dalam perumusan masalah ia masih kurang kitis karena ia tidak memahami materi. Namun, ia ikut serta dalam berdiskusi dan tidak pasif, ia pun mengajukan pertanyaan yang belum dipahami. Meskipun dalam memberikan pendapat ia masih kurang dan tidak dapat menyimpulkan masalah bersama. Dapat merumuskan masalah dan memecahkan masalah sudah kritis, ia pun bertanya baik kepada guru maupun kepada temannya sebagai penguat pendapatnya, ketika menjelaskan masalah tersebut ia mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, dalam penyampaian juga menggunakan bahasa yang jelas dan komunikatif dapat membuat teman-temannya memerhatikannya, ia pun memberi alasan dengan membacakan dalil sebagai penguat pendapatnya, ia juga dapat menyimpulkan masalah tersebut, bersikap terbuka terhadap penjelasan yang lebih baik, menerima dan memberi penilaian kepada temannya. Ketika berdiskusi ia kurang kritis dan tidak berusaha untuk ikut serta kurang dalam memecahkan masalah. Tidak berusaha untuk menanyakan materi yang belum
42,33
13 14
15
Desya Kartika S Detia Indrianti
0 27
Diandra Yemima 22,67
16 17
Fachrul Akbar 22,67
Deadira Nuha A 24
18
Gema Aryastya 0
19
Hayfa Alyssa A 22,67
20
Laely Nur Fitriani 25
21
Mohammad Indra
dipahami sehingga kurang dalam memberikan pendapatnya atau menyimpulkan bersama. Ia mampu merumuskan dan memecahkan masalah dengan kritis, ini terlihat dari usahanya dengan mengajukan pertanyaan kepada guru dan berdiskusi dengan temannya sebagai penguat pendapatnya atau memberikan pendapatnya ketika temannya bertanya. Ia menggunakan bahasa yang jelas sehingga temantemannya dapat mendengar penjelasannya dengan baik. Ia dapat menyimpulkan materi dan bersikap terbuka terhadap penilaian dan perbaikan terhadap penjelasannya. Dalam proses pembelajaran ia kurang kritis, tidak mengajukan pertanyaan kepada temannya. Ia kurang bekerjasama dengan temannya sehingga ia tidak memahami tentang apa yang sedang dibahas bersama temannya. Dan dalam memberikan pendapat ia masih kurang dan tidak dapat menyimpulkan masalah bersama. Selama proses pembelajaran ia pasif, kurang dalam memecahkan masalah sesuai materi yang dibahas karena tidak memahaminya. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Ketika berdiskusi ia pasif dan tidak berusaha untuk ikut serta dalam memecahkan masalah. Tidak mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia melihat dan menyalin hasil temannya. Pasif dalam proses pembelajaran, tidak berpartisipasi dalam berdiskusi. Tidak berusaha untuk menanyakan materi yang belum dipahami sehingga tidak dapat memberikan pendapatnya atau menyimpulkan bersama. Dalam perumusan masalah masih kurang karena belum sepenuhnya memahami materi yang diberikan oleh guru. Ia mengajukan pertanyaan kepada guru namun masih salah dan hal ini terlihat dari penjelasan yang kurang jelas, ia memberikan pendapatnya namun tidak dapat menyimpulkan masalah dari suatu materi. Sehingga ia tidak dapat mengevaluasi hasil temannya. Ketika berdiskusi ia pasif, tidak memahami materi yang sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Ia tidak mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia hanya melihat dan menyalin hasil temannya. Dalam proses pembelajaran ia kurang aktif, tidak mengajukan pertanyaan kepada temannya. Ia hanya mengerjakannya sendiri sehingga terlihat bahwa selama waktu yang diberikan untuk mencatat pendeskripsian kurang berinteraksi dengan temannya dan ia kurang
16,67
22
M Rifaldi 24
23
Muhammad Fadli 22,67
24
Muhammad Iqbal 32
25
Nayla Fakhira 42,33
26
Nazar Noviardi 22,67
27
Priyanka Aishah 28
28
Rifa Althaaf 37,33
29
Riyanti Putri
memahami tentang apa yang sedang dibahas bersama temannya. Meskipun dalam memberikan pendapat ia masih kurang dan tidak dapat menyimpulkan masalah bersama. Selama proses pembelajaran ia tidak berpartisipasi dalam diskusi bersama temannya. Sehingga ia tidak memahami apa yang sedang dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menunjukkan sifat kritisnya. Karena ia tidak berusaha menanyakan apa yang belum dipahami. Selama proses pembelajaran ia pasif, kurang dalam memecahkan masalah sesuai materi yang dibahas karena tidak memahaminya. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Selama proses pembelajaran ia tidak berpartisipasi dalam diskusi bersama temannya. Sehingga ia tidak memahami apa yang sedang dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menunjukkan sifat kritisnya. Karena ia tidak berusaha menanyakan apa yang belum dipahami. Dalam perumusan masalah sudah cukup kritis, ia sudah mengalami peningkatan. Seperti, ia mengajukan pertanyaan kepada guru dan penjelasannya yang cukup jelas namun ia belum memberikan alasan sebagai penguat penjelasannya. Ia memberikan pendapatnya dengan menyimpulkan masalah bersama. Tetapi, ia kurang kritis dalam mengevaluasi hasil temannya. Ketika berdiskusi ia aktif, ia memahami materi yang sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Ia juga mengajukan pertanyaan tentang hal yang tidak dimengerti, memberikan pendapatnya kepada temantemannya dan dalam pertemuan ini ia sudah mengalami peningkatan dengan dapat menyimpulkan bersama dan mengevaluasi temannya. Dalam merumuskan masalah ia masih kurang, karena ia pasif dalam berdiskusi, ia pun tidak dapat menjelaskan dengan jelas tentang materi yang dibahas namun ia mau bekerjasama dengan temannya dan ikut serta dalam diskusi tersebut. Tetapi, ia hanya sebagai pendengar penjelasannya temannya. Secara keseluruhan ia masih kurang kritis, dikarenakan ia pasif dan tidak berusaha mengajukan pertanyaan untuk pemahamannya. Sehingga ia tidak dapat menyimpulkan dan mengevaluasi hasil temannya. Dalam perumusan masalah ia kritis dan jelas dalam menjelaskannya. Bahkan ia mengaitkan masalah dengan kehidupan sehari-hari. Dan ia aktif dalam berdiskusi, dengan mengajukan pertanyaan, bekerjasama dalam memecahkan masalah, dan ia juga
20,67
30
Rizty Nesya F 20,67
31
Thoriq Teo Dwi 20,67
32
Tiara Alnia Dewi 20,67
33
Tsabitah Shofa N 33
34
Winda Eka P 20,67
35
Wirangga A R 33
36
Yuliana Regita E
dapat memberikan pendapatnya ketika menyimpulkan masalah bersama. Dan ia sudah percaya diri dalam memberikan penilaian kepada temannya. Selama proses pembelajaran ia pasif, kurang dalam memecahkan masalah sesuai materi yang dibahas karena tidak memahaminya. Sehingga ketika menjelaskannya ia tidak dapat menjelaskannya. Karena hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Ia hanya mendengarkan penjelasan temannya, sehingga ini terlihat bahwa ia kurang kritis. Hal ini terlihat dari segi ketidakaktifan selama proses pembelajaran. Dan ia kurang berkolaborasi dengan temannya, kurang mengajukan pertanyaan ataupun memberikan pendapatnya. Ketika berdiskusi ia pasif dan kurang kritis, tidak memahami materi yang sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Ia kurang berkolaborasi ketika temantemannya berdiskusi. Ia hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Selama proses pembelajaran ia kurang berpartisipasi dalam diskusi bersama temannya. Sehingga ia tidak memahami apa yang sedang dibahas. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Hal ini menunjukkan bahwa ia kurang kritis. Dalam perumusan masalah sudah cukup kritis. Dengan memahami masalah tersebut dan mengajukan pertanyaan sebagai penguat pemahaman. Ia pun mampu bekerjasama dengan temannya untuk hasil yang baik. Ia menjelaskannya dengan cukup jelas dan dapat mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. namun, kurang percaya diri dalam menyimpulkan dan memberikan evaluasi terhadap temannya. Dalam proses pembelajaran ia masih kurang kritis. Ini terlihat dari kurangnya interaksi dan kolaborasi sehingga dalam pemahamannya masih kurang. Baik menyimpulkan dan evaluasi ia belum melakukannya karena kurang percaya diri. Dalam merumuskan masalah ia sudah cukup kritis, terlihat dari peningkatannya yang mampu menjelaskan dan mengaitkan materi dengan jelas. Ia pun dapat berkolaborasi dan berinteraksi dengan baik terhadap temannya dalam pengumpulan masalah. Dan ia sudah percaya diri dalam menyimpulkan masalah bersamasama, namun kurang memberikan evaluasi terhadap temannya.
Siklus ke-II (Pertemuan ke-1) Metode Pembelajaran PBL Aspek Yang Diamati No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jumlah
NAMA SISWA
Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda F Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M Asyifah Angie K Aulya Nursafitri Bima Aryo S Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A Dela Rahmadani Desya Kartika S Detia Indrianti Diandra Yemima Fachrul Akbar Falentcya Amigo Gema Aryastya Hayfa Alyssa A Laely Nur Fitriani Mohammad Indra M Rifaldi Muhammad Fadli Muhammad Iqbal Nayla Fakhira Nazar Noviardi Priyanka Aishah Rifa Althaaf Riyanti Putri Rizty Nesya F Thoriq Teo Dwi N Tiara Alnia Dewi Tsabitah Shofa N Winda Eka Pratiwi Wirangga A R Yuliana Regita E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 2 4 2 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 2 4 2 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 2 4 2 0 3 3 0 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 0 0 3 3 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
2 4 4 2 3 2 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 2 0 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 3 3 0 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 0 0 4 4 4 3 4 3 0 4 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3
3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
39,3 43,3 45,3 38,3 32 37,3 42,3 42,3 43,3 42,3 0 0 42,3 42,3 42,3 28 42,3 28 0 40,3 33 0 30 30 42,3 43,3 43,3 44,3 45,3 41,3 31 43,3 42,3 43,3 43,3 43,3
Rumus ; jumlah skor/jumlah aspek x 4 Keterangan: 1 = Tidak Kritis 2 = Kurang Kritis 3 = Cukup Kritis 4 = Kritis
Hasil tingkat berpikir kritis siswa pada siklus II pertemuan ke-I adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. No. 1
Kategori Tidak Kritis berjumlah 2 siswa Kategori Kurang Kritis berjumlah 18 siswa Kategori Cukup Kritis berjumlah 8 siswa Kategori Kritis berjumlah 6 siswa Nama Siswa
Jumlah 45,3
Achmad Rizky 43,3
2
Alfira Shafa 45,3
3
4
Amanda F Anisya Mutiara K
44,3
Deskripsi Ia memahami permasalahan yang didiskusikan dan pemecahannya, ia menjelaskan dan mendeskripsikan masalah tersebut dengan jelas dan menggunakan bahasa yang jelas sehingga semua siswa memerhatikan dan fokus terhadapnya. Lalu ia juga mencantumkan alasan berupa dalil alquran sebagai penguat penjelasannya. Ia pun bersikap terbuka terhadap penilaian yang diberikan kepadanya untuk perbaikan. Ia memahami permasalahan yang diberikan sehingga ia berperan aktif dalam diskusi untuk memecahkan masalah tersebut. Ketika menjelaskan hasilnya, ia menggunakan bahasa yang jelas dan ia pun dapat mengaitkan masalah dengan kehidupansehari-hari, dan memberikan pendapat mengenai masalah tersebut kepada temannya. Ia pun dapat berpartisipasi menyimpulkan masalah bersama. Ia berperan aktif dalam memecahkan masalah, menjelaskan dengan jelas kepada teman-temannya dan ia dapat memberikan pendapat dengan mengaitkan masalah tersebut dengan kehidupan sehari-hari, bahkan ia mengajukan pertanyaan sebagai penguat pemahaman dan mencari kebenaran mengenai pertanyaan yang diajukan kepada temannya atau guru, bersikap terbuka dan juga dapat menyimpulkan masalah bersama, menerima dan memberi penilaian dari dan kepada temannya. Ia sudah berpartisipasi dalam diskusi bersama
34
5
Arief Hendrawan 44,3
6
Arvina Ulin M 44,3
7
Asyifah Angie K 44,3
8
Aulya Nursafitri 36
9
Bima Aryo S 44,3
10
11
Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A
0
temannya, sehingga ia mampu berkolaborasi dan memberikan pendapat dalam memecahkan masalah bersama temannya. Ia menjelaskan hasil masalah tersebut dengan jelas dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, bahkan memberikan pertanyaan kepada temannya dan guru. Dan juga mampu memberi kesimpulan terkait masalah tersebut. Ketika berdiskusi ia sudah cukup aktif dan kritis. Penjelasan kepada teman-teman cukup jelas. Namun, dalam pemahaman terhadap masalah ia kurang sehingga ia bertanya dan mendengarkan penjelasan dari temannya. Ia mampu merumuskan dan memecahkan masalah dengan baik, Pada pertemuan ini ia sudah kritis dengan mengajukan pertanyaan kepada guru dan berdiskusi dengan temannya sebagai penguat pendapatnya atau memberikan pendapatnya ketika temannya bertanya. Ia menggunakan bahasa yang jelas sehingga temantemannya dapat mendengar penjelasannya dengan baik. Ia dapat menyimpulkan materi dan bersikap terbuka terhadap penilaian dan perbaikan terhadap penjelasannya, serta memberi penilaian terhadap pendeskripsian temannya. Dalam proses pembelajaran sudah kritis. Ia menggunakan bahasa dengan jelas dan ia pun dapat mengaitkan masalah dan sudah dapat memberikan alasan yang berkaitan dengan masalah yang diuraikan, ia pun berperan aktif dan memberikan pendapat kepada temannya mengenai masalah tersebut, begitu pula ia dapat menyimpulkan masalah bersama. Dalam proses pembelajaran ia sudah aktif dan kritis. Ia menggunakan bahasa dengan jelas dan ia pun dapat mengaitkan masalah dengan kehidupan sehari-hari, ia juga memberikan pendapat mengenai masalah kepada temannya dan berpartisipasi dalam menyimpulkan masalah. Dalam merumuskan masalah sudah cukup kritis, ia mampu menjelaskan masalah dengan cukup jelas dan cukup memberikan alasan. Serta, cukup memberi pendapat dan menyimpulkan masalah. Namun, ia kurang memberikan evaluasi terhadap temannya. Ia memahami permasalahan yang diberikan sehingga ia berperan aktif dalam diskusi untuk memecahkan masalah tersebut. Ketika menjelaskan hasilnya, ia menggunakan bahasa yang jelas dan ia pun dapat mengaitkan masalah dengan kehidupansehari-hari, dan memberikan pendapat mengenai masalah tersebut kepada temannya. Ia pun dapat berpartisipasi menyimpulkan masalah bersama. Tidak hadir
12
Dela Rahmadani
13 14
Desya Kartika S Detia Indrianti
15
Diandra Yemima
0 45,3
0 44,3
22,67
16 17
Fachrul Akbar 22,67
Deadira Nuha A 24
18
Gema Aryastya 0
19
Hayfa Alyssa A 22,67
20
Laely Nur Fitriani 25
21
Mohammad Indra
Tidak hadir Ia berperan aktif dalam memecahkan masalah, menjelaskan dengan jelas kepada teman-temannya dan ia dapat memberikan pendapat dengan mengaitkan masalah tersebut dengan kehidupan sehari-hari, bahkan ia mengajukan pertanyaan sebagai penguat pemahaman dan mencari kebenaran mengenai pertanyaan yang diajukan kepada temannya atau guru, bersikap terbuka dan juga dapat menyimpulkan masalah bersama, menerima dan memberi penilaian dari dan kepada temannya. Tidak hadir Dalam proses pembelajaran ia sudah aktif dan kritis, ia berkolaborasi dan berdiskusi bersama temannya mengenai pemecahan masalah tersebut. Ia juga memberikan pendapat kepada temannya ketika berdiskusi dan mengajukan pertanyaan kepada temannya. Selama proses pembelajaran ia pasif, kurang dalam memecahkan masalah sesuai materi yang dibahas karena tidak memahaminya. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Ketika berdiskusi ia pasif dan tidak berusaha untuk ikut serta dalam memecahkan masalah. Tidak mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia melihat dan menyalin hasil temannya. Pasif dalam proses pembelajaran, tidak berpartisipasi dalam berdiskusi. Tidak berusaha untuk menanyakan materi yang belum dipahami sehingga tidak dapat memberikan pendapatnya atau menyimpulkan bersama. Dalam perumusan masalah masih kurang karena belum sepenuhnya memahami materi yang diberikan oleh guru. Ia mengajukan pertanyaan kepada guru namun masih salah dan hal ini terlihat dari penjelasan yang kurang jelas, ia memberikan pendapatnya namun tidak dapat menyimpulkan masalah dari suatu materi. Sehingga ia tidak dapat mengevaluasi hasil temannya. Ketika berdiskusi ia pasif, tidak memahami materi yang sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Ia tidak mengajukan pertanyaan walaupun tidak mengerti materi, sehingga ia hanya melihat dan menyalin hasil temannya. Dalam proses pembelajaran ia kurang aktif, tidak mengajukan pertanyaan kepada temannya. Ia hanya mengerjakannya sendiri sehingga terlihat bahwa selama waktu yang diberikan untuk mencatat pendeskripsian kurang berinteraksi dengan temannya dan ia kurang memahami tentang apa yang sedang dibahas bersama
16,67
22
M Rifaldi 24
23
Muhammad Fadli 22,67
24
Muhammad Iqbal 32
25
Nayla Fakhira 42,33
26
Nazar Noviardi 22,67
27
Priyanka Aishah 28
28
Rifa Althaaf 37,33
29
Riyanti Putri
temannya. Meskipun dalam memberikan pendapat ia masih kurang dan tidak dapat menyimpulkan masalah bersama. Selama proses pembelajaran ia tidak berpartisipasi dalam diskusi bersama temannya. Sehingga ia tidak memahami apa yang sedang dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menunjukkan sifat kritisnya. Karena ia tidak berusaha menanyakan apa yang belum dipahami. Selama proses pembelajaran ia pasif, kurang dalam memecahkan masalah sesuai materi yang dibahas karena tidak memahaminya. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Selama proses pembelajaran ia tidak berpartisipasi dalam diskusi bersama temannya. Sehingga ia tidak memahami apa yang sedang dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menunjukkan sifat kritisnya. Karena ia tidak berusaha menanyakan apa yang belum dipahami. Dalam perumusan masalah sudah cukup kritis, ia sudah mengalami peningkatan. Seperti, ia mengajukan pertanyaan kepada guru dan penjelasannya yang cukup jelas namun ia belum memberikan alasan sebagai penguat penjelasannya. Ia memberikan pendapatnya dengan menyimpulkan masalah bersama. Tetapi, ia kurang kritis dalam mengevaluasi hasil temannya. Ketika berdiskusi ia aktif, ia memahami materi yang sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Ia juga mengajukan pertanyaan tentang hal yang tidak dimengerti, memberikan pendapatnya kepada temantemannya dan dalam pertemuan ini ia sudah mengalami peningkatan dengan dapat menyimpulkan bersama dan mengevaluasi temannya. Dalam merumuskan masalah ia masih kurang, karena ia pasif dalam berdiskusi, ia pun tidak dapat menjelaskan dengan jelas tentang materi yang dibahas namun ia mau bekerjasama dengan temannya dan ikut serta dalam diskusi tersebut. Tetapi, ia hanya sebagai pendengar penjelasannya temannya. Secara keseluruhan ia masih kurang kritis, dikarenakan ia pasif dan tidak berusaha mengajukan pertanyaan untuk pemahamannya. Sehingga ia tidak dapat menyimpulkan dan mengevaluasi hasil temannya. Dalam perumusan masalah ia kritis dan jelas dalam menjelaskannya. Bahkan ia mengaitkan masalah dengan kehidupan sehari-hari. Dan ia aktif dalam berdiskusi, dengan mengajukan pertanyaan, bekerjasama dalam memecahkan masalah, dan ia juga dapat memberikan pendapatnya ketika menyimpulkan
20,67
30
Rizty Nesya F 20,67
31
Thoriq Teo Dwi 20,67
32
Tiara Alnia Dewi 20,67
33
Tsabitah Shofa N 33
34
Winda Eka P 20,67
35
Wirangga A R 33
36
Yuliana Regita E
masalah bersama. Dan ia sudah percaya diri dalam memberikan penilaian kepada temannya. Selama proses pembelajaran ia pasif, kurang dalam memecahkan masalah sesuai materi yang dibahas karena tidak memahaminya. Sehingga ketika menjelaskannya ia tidak dapat menjelaskannya. Karena hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Ia hanya mendengarkan penjelasan temannya, sehingga ini terlihat bahwa ia kurang kritis. Hal ini terlihat dari segi ketidakaktifan selama proses pembelajaran. Dan ia kurang berkolaborasi dengan temannya, kurang mengajukan pertanyaan ataupun memberikan pendapatnya. Ketika berdiskusi ia pasif dan kurang kritis, tidak memahami materi yang sedang didiskusikan bersama teman-temannya. Ia kurang berkolaborasi ketika temantemannya berdiskusi. Ia hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Selama proses pembelajaran ia kurang berpartisipasi dalam diskusi bersama temannya. Sehingga ia tidak memahami apa yang sedang dibahas. Hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Hal ini menunjukkan bahwa ia kurang kritis. Dalam perumusan masalah sudah cukup kritis. Dengan memahami masalah tersebut dan mengajukan pertanyaan sebagai penguat pemahaman. Ia pun mampu bekerjasama dengan temannya untuk hasil yang baik. Ia menjelaskannya dengan cukup jelas dan dapat mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. namun, kurang percaya diri dalam menyimpulkan dan memberikan evaluasi terhadap temannya. Dalam proses pembelajaran ia masih kurang kritis. Ini terlihat dari kurangnya interaksi dan kolaborasi sehingga dalam pemahamannya masih kurang. Baik menyimpulkan dan evaluasi ia belum melakukannya karena kurang percaya diri. Dalam merumuskan masalah ia sudah cukup kritis, terlihat dari peningkatannya yang mampu menjelaskan dan mengaitkan materi dengan jelas. Ia pun dapat berkolaborasi dan berinteraksi dengan baik terhadap temannya dalam pengumpulan masalah. Dan ia sudah percaya diri dalam menyimpulkan masalah bersamasama, namun kurang memberikan evaluasi terhadap temannya.
Siklus II (pertemuan ke-2) Metode pembelajaran PBL Aspek Yang Diamati No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jumlah
NAMA SISWA
Achmad Rizky Alfira Shafa Amanda F Anisya Mutiara K Arief Hendrawan Arvina Ulin M Asyifah Angie K Aulya Nursafitri Bima Aryo S Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A Dela Rahmadani Desya Kartika S Detia Indrianti Diandra Yemima Fachrul Akbar Falentcya Amigo Gema Aryastya Hayfa Alyssa A Laely Nur Fitriani Mohammad Indra M Rifaldi Muhammad Fadli Muhammad Iqbal Nayla Fakhira Nazar Noviardi Priyanka Aishah Rifa Althaaf Riyanti Putri Rizty Nesya F Thoriq Teo Dwi N Tiara Alnia Dewi Tsabitah Shofa N Winda Eka Pratiwi Wirangga A R Yuliana Regita E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 2 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 2 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 2 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 2 4 2 0 4 4 0 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 0 4 0 4 3 4 3 0 4 4 0 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 0 0 4 0 4 2 4 2 0 4 3 0 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 0 0 4 0 3 2 3 2 0 3 3 0 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
45,3 43,3 45,3 44,3 34 44,3 44,3 44,3 43,3 44,3 0 0 45,3 0 44,3 28 44,3 28 0 44,3 43,3 0 28 28 44,3 44,3 44,3 44,3 45,3 37,3 43,3 42,3 42,3 45,3 45,3 45,3
Rumus ; jumlah skor/jumlah aspek x 4 Keterangan: 1 = Tidak Kritis 2 = Kurang Kritis 3 = Cukup Kritis 4 = Kritis
Hasil tingkat berpikir kritis siswa pada siklus ke-II pertemuan ke-2 adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. No. 1
Kategori Tidak Kritis berjumlah 0 siswa Kategori Kurang Kritis berjumlah 0 siswa Kategori Cukup Kritis berjumlah 7 siswa Kategori Kritis berjumlah 25 siswa Nama Siswa
Jumlah 45,3
Achmad Rizky 43,3
2
Alfira Shafa 45,3
3
Amanda F 44,3
4
Anisya Mutiara K
Deskripsi Ia berperan aktif dan kritis dalam memecahkan masalah ketika berdiskusi dengan teman-temannya ia juga memberikan pendapat, ia menjelaskan dan mendeskripsikan masalah tersebut dengan jelas dan menggunakan bahasa yang jelas sehingga semua siswa dapat memahami. Ia berperan aktif dalam berdiskusi bersama temantemannya, memberikan pendapatnya dengan baik dan mampu berkolaborasi dalam memcahkan suatu masalah. ia mengajukan pertanyaan kepada temantemannya sebagi penguat pemahaman dan juga dapat menyimpulkan materi bersama. Ia aktif dalam berdiskusi. Saat diskusi dengan temannya ia memberikan pendapatnya mengenai masalah yang diberikan. Ia pun menjelaskan dan dapat mengaitkan masalah tersebut dengan kehidupan seharihari. ia pun memberikan alasan dengan membacakan dalil sebagai penguat pendapatnya, mengajukan pertanyaan sebagai penguat pemahaman dan mencari kebenaran mengenai pertanyaan yang ditanyakan. Ia sudah aktif dan memahami masalah yang diberikan. Sehingga ia dapat memecahkan masalah bersama dengan temannya dengan memberikan pendapatanya dan mengajukan pertanyaan baik dengan guru maupun dengan teman yang lain. Ia sudah percaya diri dengan memberikan kesimpulan dan memberikan evaluasi terhadap temannya.
34
5 Arief Hendrawan
44,3
6
Arvina Ulin M 44,3
7 Asyifah Angie K
44,3
8 Aulya Nursafitri
36
9
Bima Aryo S 44,3
10
11 12
13
Chaidir Alfarizi Deadira Nuha A Dela Rahmadani
0 0 45,3
Desya Kartika S 43,3
14
Detia Indrianti 44,3
15
Diandra Yemima
Ketika berdiskusi ia sudah cukup aktif dan cukup memahami masalah yang didiskusikan, namun ia hanya mendengarkan penjelasan dari temannya untuk pemahamannya. Ia sudah kritis dengan mengajukan pertanyaan kepada guru dan teman saat berdiskusi sebagai penguat pemahamannya dan juga memberikan pendapatnya. Ia dapat menyimpulkan materi dan bersikap terbuka terhadap penilaian dan perbaikan terhadap penjelasannya, serta memberi penilaian kepada temannya. Ia sudah aktif dan memahami masalah yang diberikan. Sehingga ia dapat memecahkan masalah bersama dengan temannya dengan memberikan pendapatanya dan mengajukan pertanyaan saat diberikan kesempatan. Dalam proses pembelajaran sudah kritis. Terlihat dari pemahamannya terhadap masalah yang diberikan dan aktif dalam berdiskusi dengan memberikan pendapat serta bersifat terbuka dengan pendpaat temannya. Dalam memecahkan masalah sudah cukup kritis, ia memahami permasalahan yang diberikan. Namun, dalam penjelasannya ia kurang jelas dalam penyampaiannya. Sehingga ia pun dibantu oleh temannya. Ia sudah aktif dan memahami masalah yang diberikan. Sehingga ia dapat memecahkan masalah bersama dengan temannya dengan memberikan pendapatanya dan mengajukan pertanyaan saat diberikan kesempatan.
Ia aktif dalam berdiskusi. Saat berdiskusi dengan temannya ia memberikan pendapatnya mengenai masalah yang diberikan. Ia pun memberikan alasan dengan membacakan dalil sebagai penguat pendapatnya, dan juga dapat menyimpulkan masalah dari materi yang dipelajari, bersikap terbuka terhadap penjelasan yang lebih baik, dan memberi penilaian kepada temannya. Ia sudah aktif dan memahami masalah yang diberikan. Sehingga ia dapat memecahkan masalah bersama dengan temannya dengan memberikan pendapatanya dan mengajukan pertanyaan baik dengan guru maupun dengan teman yang lain. Ia berperan aktif dalam berdiskusi bersama temantemannya, memberikan pendapatnya dengan baik dan mampu berkolaborasi dalam memecahkan suatu masalah. ia mengajukan pertanyaan kepada temantemannya sebagi penguat pemahaman dan juga dapat menyimpulkan materi bersama.
33
16 17
Fachrul Akbar 44,3
Falentcya Amigo 33
18 19
20
Gema Aryastya Hayfa Alyssa A
0 44,3
Laely Nur Fitriani 43,3
21 22
23
Mohammad Indra M Rifaldi
0 38,3
Muhammad Fadli 33
24
Muhammad Iqbal 44,3
25
Nayla Fakhira 44,3
26
Nazar Noviardi 44,3
27
Priyanka Aishah
Selama proses pembelajaran ia cukup aktif, ia mengajukan pertanyaan. Namun, hanya mendengarkan penjelasan temannya dan tidak memberikan pendapat atau menyimpulkan bersama. Ketika berdiskusi, ia aktif dan kritis. Mengajukan pertanyaan kepada guru dan teman saat berdiskusi sebagai penguat pemahamannya, juga memberikan pendapatnya dan bersikap terbuka. Ia dapat menyimpulkan materi serta memberi penilaian kepada temannya. Ketika berdiskusi ia sudah cukup aktif dan cukup memahami masalah yang didiskusikan, namun ia hanya mendengarkan penjelasan dari temannya untuk pemahamannya. Ia berperan aktif dalam berdiskusi bersama temantemannya. Ia menjelaskan menggunakan bahasa yang jelas dan dapat mengaitkan masalah dengan kehidupan sehari-hari. ia mengajukan pertanyaan kepada temantemannya sebagai penguat pemahaman dan juga dapat menyimpulkan materi bersama. Dalam proses pembelajaran ia aktif dan memberikan pendapatnya dalam diskusi bersama temannya. ia pun mengajukan pertanyaan dan bersikap terbuka terhadap pendapat yang lebih baik darinya. Selama proses pembelajaran ia cukup aktif. Ia mengajukan pertanyaan sebagai pengut pemahaman. Namun, ia kurang dalam memberikan penjelasan sehingga ia dibantu oleh temannya dalam menjelaskan. Selama proses pembelajaran ia cukup berpartisipasi dalam diskusi bersama temannya. ia hanya mendengarkan penjelasan dari temannya saat diskusi. Selama proses pembelajaran berlangsung ia aktif dan kritis. Ia pun dapat berkolaborasi bersama temannya dan mengajukan pertanyaan kepada guru dan teman saat berdiskusi sebagai penguat pemahamannya, juga memberikan pendapatnya dan bersikap terbuka. Ia aktif dan kritis karena ia memahami masalah yang diberikan. Sehingga ia dapat memecahkan masalah bersama dengan temannya dengan memberikan pendapatanya ketika temannya mengajukan pertanyaan kepadanya dan ia pun mengajukan pertanyaan saat diberikan kesempatan. Ia sudah kritis dengan mengajukan pertanyaan kepada guru dan teman saat berdiskusi sebagai penguat pemahamannya dan juga memberikan pendapatnya. Ia dapat menyimpulkan materi dan bersikap terbuka terhadap penilaian dan perbaikan terhadap
44.3
28
Rifa Althaaf 45,3
29
Riyanti Putri 37,3
30
Rizty Nesya F 44,3
31
Thoriq Teo Dwi 42,3
32
Tiara Alnia Dewi 42,3
33
Tsabitah Shofa N 45,3
34
Winda Eka P 45,3
35
Wirangga A R 45,3
36
Yuliana Regita E
penjelasannya. Selama proses pembelajaran ia sudah aktif, karena ketika berdiskusi ia memberikan pendapatnya dalam pemecahan masalah. Ia pun turut memberikan pendapat ketika teman lain bertanya kepadanya. Ia berperan aktif dan kritis dalam memecahkan masalah ketika berdiskusi dengan teman-temannya ia juga memberikan pendapat, ia menjelaskan dan mendeskripsikan masalah tersebut dengan jelas. Lalu ia juga mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari sebagai penguat penjelasannya. Dalam merumuskan masalah sudah cukup kritis, namun kurang dalam pemahamannya terkait masalah yang diberikan. Terlihat dari perannya yang hanya mendengarkan penjelasan teman-temannya. Selama proses pembelajaran ia sudah aktif, karena ketika berdiskusi ia memberikan pendapatnya dalam pemecahan masalah. Ia pun turut memberikan pendapat ketika teman lain bertanya kepadanya. Ketika berdiskusi ia aktif dan kritis, ia memahami materi yang sedang didiskusikan bersama temantemannya. Selama proses pembelajaran ia sudah aktif, karena ketika berdiskusi ia memberikan pendapatnya dalam pemecahan masalah. Ia pun turut memberikan pendapat ketika teman lain bertanya kepadanya. Dalam perumusan masalah sudah kritis. Dengan memahami masalah tersebut dan mengajukan pertanyaan sebagai penguat pemahaman. Ia pun mampu bekerjasama dengan temannya untuk hasil yang baik dalam pemecahan masalah. Dalam proses pembelajaran ia aktif dan kritis. Ini terlihat saat ia kolaborasi dengan temannya. ia pun memberikan pendapatnya dengan baik dan menjelaskannya dengan jelas. ia pun bersikap terbuka terhadap pendapat yang lebih baik darinya. Saat berdiskusi bersama temannya, ia berkolaborasi bersama temannya untuk memecahkan masalah dengan memberikan pendapatnya. Dan ia dapat memberikan kesimpulan secara bersama-sama, bersikap terbuka terhadap pendapat dan perbaikan dari guru maupun dari temannya.
Catatan Lapangan Siklus/ Pertemuan
: I/1
Hari/tanggal
: Jumat, 18 Maret 2016
Waktu
: 08.10-09.30 wib
Kelas
: VIII-1
Sekolah
: SMP Negeri 166 Jakarta
Pertemuan pertama pada penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Maret 2016 pada jam ke 2 dan 3 yaitu pukul 08.10-09.30 wib. Sebelum pukul 08.10, peneliti dan seorang observer sudah berada di sekolah tempat penelitian. Peneliti dan observer akan memasuki ruang kelas VIII-1 pada waktu bel pergantian jam pelajaran berbunyi. Ketika bel berbunyi, guru bidang studi sebelumnya tidak langsung meninggalkan kelas karena sedang memberikan pekerjaan rumah kepada siswa dan juga ketua kelas yang meminta amal kepada siswa VIII-1. Dan setelah itu, observer segera menempati posisi untuk mengamati pembelajaran hari ini. Kelas dimulai pada pukul 08.20 dengan diawali salam dari guru dilanjutkan dengan berdoa. Peneliti memperkenalkan diri dan memeriksa kehadiran siswa. Hari ini siswa yang hadir hanya 35 siswa dari 36 siswa karena sakit, yaitu Detya. Sebelum memasuki materi inti, peneliti mempersiapkan media dan kesiapan para siswa. Karena 10 menit sudah terpakai jadi peneliti tidak memberikan apersepsi namun langsung menjelaskan tujuan dan materi yang akan dibahas pada hari ini. Peneliti menayangkan slide tentang poin-poin materi yang akan dibahas yaitu, pengertian iman kepada rasul, nama-nama rasul, kisah teladan rasul, dan cara beriman kepada rasul. Setelah siswa mengamati slide tentang penjelasan singkat tentang pengertian iman kepada rasul, nama-nama rasul, cara beriman kepada rasul, dan sifat-sifat rasul. Selama 5 menit, peneliti mengkondisikan para siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 kelompok masing-masing terdiri dari 9 siswa dengan cara menghitung dari 1 sampai 4 secara berurutan. Lalu, peneliti memberikan waktu kepada para siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan nomor masing-masing. Peneliti membantu menertibkan siswa untuk berkumpul pada kelompoknya masing-masing. Sebelum guru membacakan teks terkait materi untuk dijadikan bahan diskusi setiap kelompok. Guru juga menyiapkan speaker untuk penyetelan musik relaksasi dan meminta
para siswa untuk duduk dengan posisi yang nyaman dan merilekskan pikiran dan konsentrasinya dengan menutup mata. Teks tersebut berisi sebagai berikut: ““Kalian sedang berjalan menuju sebuah kota yang ramai. Sebelum kalian sampai ke kota, kalian harus melewati perkebunan. Di perkebunan kalian merasakan sejuknya udara disana. Kalian harus melewati pohon-pohon anggur dan juga pohon kurma. Betapa sejuknya udara disana dan kalian menjadi gembira karena suasana tersebut. Namun, disaat kalian sedang merasakan sejuknya udara disana. Tiba-tiba kalian mencium bau busuk. Mungkinkah bau ini berasal dari bangkai tikus atau kambing atau bahkan bangkai hewan lainnya. Kalian mencari tahu dimana asal bau ini. Kalian terus mencari bau tersebut. Karena bau busuk ini sangat menyengat. Tetapi sebelum kalian sampai, kalian menyaksikan banyak orang yang sedang berkerumunan di rumah salah satu warga tersebut. “Apa yang mereka lakukan?” kalian sangat penasaran dengan hal tersebut. Mereka terlihat marah. Dan setelah kalian menunggu. Akhirnya, kalian dapat melihat bahwa mereka ingin mengusir seorang yang sedang sakit parah. Seseorang yang diselimuti penyakit kulit yang amat parah. Penyakit kulit yang amat sangat jarang ditemui. Karena penyakit kulit yang dialaminya dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Sampai-sampai orang yang melihat dengan jarak dekat tidak dapat melihat wajah ataupun kulitnya. Karena penyakitnya tersebut menutupi seluruh tubuhnya. Kalian terus bertanya dalam hati “Siapakah orang tersebut? Apa penyebab penyakit kulitnya? Kenapa mereka tega melakukan hal tersebut? Tidak adakah keluarganya yang membantunya?”. Orang-orang tersebut tidak ada belas kasihan, mereka pergi. Kalian mengikuti orang-orang tersebut dan mereka membawanya ke hutan dalam keadaan sakit. Ia ditinggalkan sendirian di hutan. Orang tersebut diasingkan dari kota. Karena penyakitnya yang kian hari kian bertambah parah. Tetapi, ia tidak mengeluh dengan apa yang telah terjadi padanya”. Pada saat proses pembelajaran kolaboratif (NHT) terdapat 3 siswa yang tidak berpartisipasi dalam penerapan diskusi tersebut. 2 siswa bercanda yaitu Iqbal dan Rizki dan 1 siswa sibuk dengan kerjaannya yaitu Thoriq. Setelah mengaplikasikan teks tersebut, guru memberikan pertanyaan dan meminta siswa untuk mendiskusikannya dengan kelompok masing-masing. Pertanyaannya adalah: “Adakah diantara kalian mendapat penyakit seperti orang tersebut? Sudahkan kalian bersyukur dengan apa yang diberikan Allah sampai detik ini?”. Sebelum para siswa menjelaskan hasil diskusi, guru meminta siswa pada setiap kelompok untuk mengumpulkan masalah dalam teks tersebut dengan berpendapat dan mencatatnya. Namun, masih banyak
siswa yang belum memahami saat diskusi. Hanya beberapa siswa yang aktif dalam diskusi seperti bertanya dan memberikan pendapatnya. Sebelum para siswa menjelaskannya, guru menerapkan metode NHT dengan langkah awal yaitu setiap kelompok berhitung kembali dan setiap siswa mengingat nomor masingmasing. Lalu guru mulai mengocok nomor untuk mengetahui siapa yang akan bertugas menjelaskan didepan. Masing-masing kelompok diwakili 2 siswa. Kelompok 1 Bima dan Hayfa, kelompok 2 Desya dan Rizki, kelompok 3 Deadira dan Amanda, dan kelompok 4 Fadli dan Wirangga. Setiap perwakilan kelompok menjelaskan didepan kelas dan selama siswa menjelaskan hasilnya guru mencatat pendapat siswa di papan tulis. Setelah selesai menjelaskan dari setiap kelompok, maka guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanyakan hal yang ingin ditanyakan atau yang belum dipahami terkait penjelasan teman kelompoknya. Setiap kelompok menjawab pertanyaan kelompok, dan berkolaborasi dengan teman kelompoknya untuk menjawab pertanyaan temannya. Pada kegiatan penutup guru meminta para siswa untuk menyimpulkan bersama materi hari ini yaitu Iman kepada Rasul. Guru memberikan pekerjaan rumah, yaitu “tuliskan mukjizat para rasul Ulul ‘Azmi dan siswa mencatat pekerjaan rumah dan materi yang akan dipelajari untuk pertemuan selanjutnya yaitu Rasul Ulul ‘Azmi. Sebelum pelajaran selesai pada pukul 09.30 guru memimpin siswa membaca doa agar pelajaran hari ini mendapat manfaat. Dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Catatan Lapangan Siklus/ pertemuan
: I/2
Hari/tanggal
: Jumat, 1 April 2016
Waktu
: 08.10-09.30 wib
Kelas
: VIII-1
Sekolah
: SMP Negeri 166 Jakarta
Pertemuan pertama pada penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 1 April 2016 pada jam ke 2 dan 3 yaitu pukul 08.10-09.30 wib. Sebelum pukul 08.10, peneliti dan seorang observer sudah berada di sekolah tempat penelitian. Peneliti dan observer akan memasuki ruang kelas VIII-1 pada waktu bel pergantian jam pelajaran berbunyi. Ketika bel berbunyi, peneliti memasuki kelas sesuai jadwal dan memberikan waktu kepada ketua kelas untuk meminta amal kepada siswa VIII-1. Lalu, observer segera menempati posisi untuk mengamati pembelajaran hari ini. Pada kegiatan pendahuluan, kelas dimulai pada pukul 08.10 dengan diawali salam dari guru dilanjutkan dengan berdoa. Guru memeriksa kehadiran siswa. Hari ini siswa yang hadir hanya 34 siswa dari 36 siswa karena sakit, yaitu Detya dan Hayfa. Guru mempersiapkan media dan kesiapan para siswa dengan mengabsen satu per satu. Guru memberikan apersepsi untuk memotivasi siswa yaitu dengan memberikan selembar kertas yang dituliskan sebuah kata untuk dijelaskan didepan siswa lain. Kata yang terdapat dalam kertas adalah kata akhlak terpuji dan kata positif.
Seperti bersyukur, jujur, amanah,
bersedekah, membahagaiakan, membantu, semanagatlah, dan lain-lain. Lalu peneliti meminta beberapa siswa untuk membuat pernyataan sesuai dengan kata yang diberikan. Peneliti memilih secara acak dengan menyebut nomor urut absen, yang terpilih sesuai absen maka ia yang memberikan pernyataan. Terdapat 3 siswa yang membacakan pernyataannya sebagai perwakilan siswa lainnya yaitu Amanda, Rifa, Alfira. Apersepsi ini untuk memberikan motivasi agar siswa lebih percaya diri akan kemampuannya khususnya kemampuan berpikir kritis. Setelah itu, peneliti menjelaskan tujuan dan materi yang akan dibahas pada hari ini. Kegiatan inti dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada para siswa tentang Rasul Ulu ‘Azmi untuk mengukur tingkat pemahaman para siswa. Kemudian menayangkan slide tentang poin-poin materi yang akan dibahas yaitu, cara meneladani sifat rasul, rasul Ulul
Azmi, dan fungsi beriman kepada rasul. Setelah siswa mengamati slide tentang penjelasan singkat tentang cara meneladani dan materi rasul Ulul Azmi. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 6 kelompok masing-masing terdiri dari 5-6 siswa dengan cara menghitung dari 1 sampai 6 secara berurutan. Lalu, guru memberikan waktu kepada para siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan nomor masingmasing. Guru membantu menertibkan siswa untuk berkumpul pada kelompoknya masingmasing. Guru menyiapkan media speaker dan musik relaksasi setelah itu membacakan sebuah teks yang berkaitan dengan materi ulul ‘azmi. Teks tersebut berisi: “Kalian sedang pergi ke taman yang ingin kalian kunjungi. Kalian dengan gembira pergi ke tempat itu. kalian berkumpul dengan keluarga kalian. Tiba-tiba, dari tempat penjualan makanan banyak orang yang berteriak meminta tolong karena terkjadi kebakaran disana. Apinya terus merembet dengan cepat hingga terjadi kebakaran yang sangat besar. Mobil pemadam kebakaran juga belum datang. Semua orang panik. Aku dan keluargaku juga berlarian melarikan diri. Dan juga semua orang-orang yang ada disana berlari menyelamatkan diri sendiri. Namun, aku melihat ada seorang ibu yang berlari melawan arah, ibu itu berlari menuju tempat kebakaran itu. ibu itu berlari dan tidak memikirkan kobaran api yang sangat besar. Ternyata, anaknya sedang berada di tempat kebakaran itu. Ibu itu ingin menyelamatkan anaknya. Kalian melihat hal itu. kalian ingin mencegahnya, melarangnya untuk pergi. Tapi ibu itu bersikeras untuk tetap pergi. dan akhirnya ibu tersebut pergi ke dalam kobaran api itu. Kalian hanya berdiri melihat aksi heroik ibu tersebut tapi kalian harus terus berlari menjauh dari kobaran api tersebut hingga kalian terpisah dengan keluarga kalian. Kalian berlari hingga melewati terowongan yang gelap. Kalian berjalan perlahan karena kalian mendengar banyak suara dari pintu keluar terowongan tersebut. Dan kalian melihat banyak orang dari kejauhan membawa kayu dan mengumpulkan kayu-kayu itu untuk dibakar. Ada beberapa orang yang membawa seorang lelaki dengan tanagn terikat. Lelaki tersebut diletakkan ditengah-tengah kayu-kayu yang akan dibakar. Entah kenapa lelaki itu ingin dibakar, tapi kalian mendengar bahwa lelaki itu ingin dibakar karena telah menentang sang raja demi sebuah kebenaran yang Haq”. Pada saat pembelajaran kolaboratif siswa sudah mengalami peningkatan yakni, beberapa siswa yang pada pertemuan sebelimnya sibuk sendiri dan tidak berpartisispasi pada pertemuan ini mereka berpartisipasi dalam proses pembelajaran berlangsung dan berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing.
Setelah mengaplikasikan teks tersebut, guru memberikan pertanyaan dan meminta siswa untuk mendiskusikannya dengan kelompok masing-maisng. Pertanyaannya yaitu, “ sekarang, jika posisi tersebut adalah kalian, apakah kalian akan tetap beriman walau harus menerima cobaan yang berat? Bagaimana caranya agar kalian tetap teguh dalam beriman?”. Lalu, siswa diberi waktu 10 menit untuk mengumpulkan informasi tersebut dan mencatatnya di buku masing-masing sebelum menjelaskannya. Pada waktu mengumpulkan permasalahan dalam teks para siswa berhak memberikan pendapatnya. Namun, hanya beberapa saja yang aktif bertanya dan memberikan pendapatnya dalam diskusi ini dan sebagian yang lain hanya mendengarkan pendapat temannya. Sebelum menjelaskan hasilnya, guru meminta siswa pada setiap kelompok untuk berhitung kembali sebagai wujud penerapan metode NHT dan siswa mengingat nomor masing-masing untuk mengetahui siapa yang akan menjelaskan setelah pengocokan nomor tersebut. Dan nomor yang terpilih akan menjelaskannya di depan kelas sebagai perwakilan kelompoknya masing-masing. Nomor yang terpilih akan menjelaskan di depan kelas, selama kelompok lain menjelaskan guru mencatat hasil penjelasan siswa di kelas. Setelah semua telah selesai menjelaskan maka guru mempersilahkan kepada kelompok lain untuk bertanya dan mengevaluasi penjelasan temannya. sebagai wujud peningkatan berpikir kritis. Kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan materi hari ini yaitu tentang rasul Ulul ‘Azmi. Dan mengerjakan soal uji kompetensi yang ada pada buku paket. Guru memberitahu materi yang akan dipelajari minggu selanjutnya yaitu adab makan dan minum. Guru memimpin siswa membaca doa agar pelajaran hari ini mendapat manfaat. Dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Catatan Lapangan Siklus/ pertemuan
: II/1
Hari/tanggal
: Jumat, 16 April 2016
Waktu
: 08.10-09.30 wib
Kelas
: VIII-1
Sekolah
: SMP Negeri 166 Jakarta
Pertemuan pertama pada penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 16 April 2016 pada jam ke 2 dan 3 yaitu pukul 08.10-09.30 wib, dikarenakan pelaksanaan Ujian Tengah Semester pada minggu sebelumnya. Sebelum pukul 08.10, peneliti dan seorang observer sudah berada di sekolah tempat penelitian. Peneliti dan observer akan memasuki ruang kelas VIII-1 pada waktu bel pergantian jam pelajaran berbunyi. Ketika bel berbunyi, peneliti memasuki kelas sesuai jadwal dan memberikan waktu kepada ketua kelas untuk meminta amal kepada siswa VIII-1. Lalu, observer segera menempati posisi untuk mengamati pembelajaran hari ini. Pada kegiatan pendahuluan, kelas dimulai pada pukul 08.15 dengan diawali salam dari guru dilanjutkan dengan berdoa. Guru memeriksa kehadiran siswa. Hari ini siswa yang hadir hanya 34 siswa dari 36 siswa karena sakit dan absen, yaitu Dela dan Rifaldi. Dan guru menanyakan kesiapan para siswa dilanjutkan penjelasan tentang tujuan pembalajaran dan metode yang akan diterapkan pada pertemuan ini yaitu Problem Based Learning. Pada kegiatan inti, dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada para siswa tentang adab makan dan minum untuk mengukur pemahaman para siswa. Setelah para siswa memberikan jawaban yang beragam lalu, guru memberikan poin-poin pada slide terkait adab makan dan minum, yaitu pengertian adab makan dan minum dan dalil adab makan dan minum. dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 6 kelompok masingmasing terdiri dari 5-6 siswa dengan cara menghitung dari 1 sampai 6 secara berurutan. Lalu, guru memberikan waktu kepada para siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan nomor masing-masing. Guru membantu menertibkan siswa untuk berkumpul pada kelompoknya masing-masing. Dan juga memberikan selembar kertas ke setiap kelompok yang berisi nama-nama tempat. Setiap kelompok diminta untuk mencari permasalahan untuk dipecahkan bersama.
Setiap kelompok berdiskusi mengenai adab makan dan minum diberbagai tempat. Para siswa berkolaborasi dalam memecahkan masalah dengan memberikan pendapat ataupun betanya untuk hasilnya. Dalam pertemuan ini, para siswa mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis. Setiap kelompok aktif memberikan pendapat dan mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada teman sekelompoknya. Setelah para siswa selesai berdiskusi perwakilan 2 siswa dari setiap kelompok untuk menjelaskan hasil pemecahan masalah didepan kelas. Selama setiap kelompok menjelaskan para siswa lainya memerhatikan dan mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain. Dan hal ini dikondisikan oleh guru agar tidak menimbulkan kegaduhan di kelas. Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini dan memberikan pekerjaan rumah yaitu menuliskan dalil adab makan dan minum. Guru juga memberitahukan pelajaran selanjutnya yaitu contoh adab makan dan minum dan manfaat adab makan dan minum. Guru memimpin siswa membaca doa agar pelajaran hari ini mendapat manfaat. Dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Catatan Lapangan Siklus/ pertemuan
: II/2
Hari/tanggal
: Jumat, 22 April 2016
Waktu
: 08.10-09.30 wib
Kelas
: VIII-1
Sekolah
: SMP Negeri 166 Jakarta
Pertemuan kedua pada penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 22 April 2016 pada jam ke 2 dan 3 yaitu pukul 08.10-09.30 wib, dikarenakan pelaksanaan Ujian Tengah Semester pada minggu sebelumnya. Sebelum pukul 08.10, peneliti dan seorang observer sudah berada di sekolah tempat penelitian. Peneliti dan observer akan memasuki ruang kelas VIII-1 pada waktu bel pergantian jam pelajaran berbunyi. Ketika bel berbunyi, peneliti memasuki kelas sesuai jadwal dan memberikan waktu kepada ketua kelas untuk meminta amal kepada siswa VIII-1. Lalu, observer segera menempati posisi untuk mengamati pembelajaran hari ini. Pada kegiatan pendahuluan, kelas dimulai pada pukul 08.15 dengan diawali salam dari guru dilanjutkan dengan berdoa. Guru memeriksa kehadiran siswa. Hari ini siswa yang hadir hanya 33 siswa dari 36 siswa karena sakit dan absen, yaitu Haifa, Dela dan Rifaldi. Dan guru menanyakan kesiapan para siswa dilanjutkan penjelasan tentang tujuan pembalajaran dan metode yang akan diterapkan pada pertemuan ini yaitu Problem Based Learning. Pada kegiatan inti, guru menayangkan sebuah video tentang contoh adab makan dan minum untuk menstimulus dan mengukur pemahaman para siswa. Setelah para siswa memerhatikan video tersebut maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk memberikan pendapat masing-masing. Kemudian para siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 9 kelompok masing-masing terdiri dari 4 siswa dengan cara menghitung dari 1 sampai 4 secara berurutan. Lalu, guru memberikan waktu kepada para siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan nomor masing-masing. Guru membantu menertibkan siswa untuk berkumpul pada kelompoknya masing-masing. Dan juga memberikan selembar kertas ke setiap kelompok yang berisi tentang contoh adab makan dan minum. Setiap kelompok diminta untuk mencari permasalahan untuk dipecahkan bersama.
Setiap kelompok berdiskusi mengenai contoh adab makan dan minum yang diberikan dengan mencari alasan dan manfaatnya. Para siswa berkolaborasi dalam memecahkan masalah dengan memberikan pendapat ataupun betanya. Dalam pertemuan ini, para siswa mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis. Hampir seluruh kelompok aktif memberikan pendapat dan mengajukan pertanyaan baik kepada khusunya kepada kelompok lain. Setelah para siswa selesai berdiskusi perwakilan 2 siswa dari setiap kelompok untuk menjelaskan hasil pemecahan masalah didepan kelas. Selama setiap kelompok menjelaskan para siswa lainya memerhatikan dan mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang menjelaskan. Sedangkan teman sekolompoknya yang berada di tempat masing-masing membantu temannya untuk menjelaskan jawaban mengenai pertanyaan yang diajukan kepada kelompoknya. Dan hal ini dikondisikan oleh guru agar tidak menimbulkan kegaduhan di kelas. Seperti jika kelompok 1 yang maju untuk menjelaskan maka kelompok 2 yang mengajukan pertanyaan jika kelompok yang diberikan kesempatan tidak dapat mengajukan pertanyaan maka kelompok lain dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan. Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini dan memberikan latihan soal uji kompetensi diakhir bab pada buku paket siswa. Lalu, guru memimpin siswa membaca doa agar pelajaran hari ini mendapat manfaat. Dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
DO OKUMENT TASI Observaasi Sebelum m Penelitian n
Wawanncara Dengaan Guru Bid dang Studi
Siklus I pertemuann ke-1
Siklus I pertemuann ke-2
Siklus III pertemuann ke-1
Siklus III pertemuann ke-2
「
PEIVIERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKAR1TA DINAS PENDIDIKAN SEKOI,AII MENENGAH PEETAMA ( SIVfi, ) NEGERI 166 JAKAR1TA
-
(02117270219 Jt- tGdondong No-Q Jagakarsa Jakarta selatan TelflFaks.
Email:
smpnlmggmai!-com Web:smpn166'blogspotwn
JAKARTA Kode Pos. 12620
SURAT KETERANGAN Nomor1 204/1.851.522 Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Sekolah Menengah Pertama〔
SMP〕
Negeri 166 Jakarta′ dengan ini
MENERANGKAN
'
Nalna
:ROBIATUL ADAWIYAH
NIRM/NPM
:1111011000020
IuruSan
1 Pendidikan Agama lslam : ( 51 ) Suata Satu
Jenjang
Pendidikan
pen)rusulr Nama tersebut cli atas telah mengambil data penelitian dalam rangka kripsi yang beriudul : I(EMAIIPUAN P,ERP'TCIR PENERAPAN PEIIflBELATARAN KOIABORATIF UNTUR MENINGKATICAN IGllrts.sISWA Dl SMP NEGEN 7661AI(ARTA'
sebagaimana Demikian surat keterangan ini kami berikan, agar dapat dipergunakan mestinya.
予
16 Desember 2016 Negeri 166 fakaru
│
ERMAWAN′ S.Pd,MM P.196803051991031006
イ
.