Jl. Tabea Jouw Karang Panjang Ambon Telepon Fax (0911) 311377
[email protected]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan berkat dan rahmat-Nya hingga tersusunnya Laporan Kinerja Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon Tahun 2015. Dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2015, dalam rangka melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenkes RI Nomor 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan, BTKL PP Ambon telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019 secara transparan dan akuntabel. Diharapkan laporan ini bisa memberikan informasi kepada masyarakat dan semua pihak yang berkepentingan mengenai pencapaian kinerja BTKL PP Ambon pada Tahun 2015. Saya mengharapkan saran dan masukan yang positif dari semua pihak dalam rangka peningkatan kinerja di masa yang akan datang. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja BTKL PP Ambon Tahun 20l5. Kepala BTKL PP Ambon,
Nuryanto, SKM,MARS NIP 196307061987031008
IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja satuan kerja Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon ini merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Ditjen PP dan PL dalam melaksanakan program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2015 yang berorientasi pada pencapaian tujuan dan sasaran kinerja PP dan PL sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis kemenkes tahun 2015-2019. Kebijakan-kebijakan BTKL PP Ambon dalam melaksanakan program sebagai beikut : 1.
2.
tahun 2015 adalah
Meningkatkan jejaring kerja, kemitraan dan kerjasama yang baik dengan stakeholder terkait secara lintas program, lintas sektor, organisasi masyarakat, maupun pihak swasta diwilayah kerja Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat. Memberikan umpan balik laporan tertulis hasil kajian/desiminasi informasi faktor risiko, kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kota dan Kabupaten untuk perbaikan capaian dan pelaporan.
3.
4. 5. 6. 7. 8.
Melaksanakan survei epidemiologi penyakit di masyarakat,, kewaspadaan dini KLB, kegiatan kajian faktor risiko penyakit dan lingkungan, uji petik kualitas air bersih/air minum di daerah wilayah kerja Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat. Mengikuti pelatihan-pelatihan teknis yang berhubungan dengan laboratorium dan mengikuti kegiatan magang pada laboratorium yang sudah terakreditasi. Bekerja sesuai dengan ISO 17025:2008 dan melakukan analisa sesuai standar SNI, APHA serta Standard Methods. Melaksanakan Teknologi Tepat Guna Melakukan kalibrasi alat dan uji kendali mutu laboratorium. Meningkatkan kemampuan manajemen dan profesionallisme pengelolaan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia, anggaran sarana dan prasarana.
Ada beberapa masalah yang dihadapi dalam pencapaian indikator, sebagai berikut : Masih terdapat karancuan pemahaman sebagian pimpinan Dinkes Provinsi – Kabupaten – Kota terhadap kedudukan tugas dan fungsi BTKL PP Ambon dalam wilayah regional Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat. Masih terdapat perbedaan data antara Desa – Puskesmas – Kab/Kota dan Provinsi Biaya transportasi, Penginapan dan lama waktu dalam rangka pelaksanaan kegiatan di Kabupaten Propinsi Papua dan Papua Barat masih kurang dan tidak sesuai dengan kondisi rill lapangan, karena kondisi lapangan yang berubah (jarak tempuh antara kota/kabupaten
dan tempat yang di tuju sangat jauh), Kota/kabupaten/desa baru terjangkau dan pengaruh cuaca, iklim dan letak geografis, Belum terlaksananya kegiatan kajian/desiminasi dan informasi, penyehatan air bersih/air minum,kewaspadaan dini KLB dll di semua kabupaten dalam wilayah regional Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat. Masih terdapat kesulitan menemui penduduk desa/kelurahan karena berbagai alasan. Masih terdapat kegiatan yang tidak terlaksana Terhadap masalah-masalah yang dihadapi tersebut diatas, BTKL PP Ambon melakukan tindak lanjut sebagai berikut : Penguatan Surveilans Epidemiologi SKD – KLB tingkat Provinsi/Kota/Kabupaten Memberikan umpan balik laporan tertulis hasil kajian faktor risiko, kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kota/Kabupaten untuk perbaikan capaian dan pelaporan Melakukan validasi data Melakukan pengambilan dan pemeriksaan laboratorium untuk sampel air (air minum, air minum dalam kemasan, air minum isi ulang, air bersih, air badan air, limbah cair, makanan,udara ambient, udara ruang, planton bentos,dll. Khusus untuk operasional kegiatan di Kabupaten Propinsi Papua dan Papua Barat biaya transportasi dan penginapan perlu di kaji standart biaya khusus terhadap lamanya waktu kegiatan yang dipengaruhi oleh kondisi topografi, iklim/cuaca dan kendala transportasi sehingga bertambahnya jumlah hari kegiatan mengakibatkan pengeluaran melebihi pagu anggaran perjalanan dinas yang ditetapkan Melakukan pertemuan terpadu evaluasi program bidang BTKL PP Ambon dengan Dinas Provinsi, Kota/Kabupaten serta instansi pemerintah daerah maupun swasta dalam wilayah regional. Melakukan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam rangka membangun kemitraan dan pertukaran informasi untuk mendukung kegiatan. Mengikut sertakan para pegawai guna pengambangan sumber daya tenaga kesehatan dengan mengikuti kegiatan pelatihan/magang
DAFTAR ISI Halaman Ikhtisar Eksekutif…………………………………………………………… Kata Pengantar……………………………………………………………… Daftar Isi…………………………………………………………………… Daftar Grafik………………………………………………………………. Daftar Tabel……………………………………………………………….. BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV LAMPIRAN
i ii iii iv v
PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................ B. MaksuddanTujuan……….............................................. C. Visi dan Misi…………………………………………... D. Sasaran dan Strategi……………………………………
1 3 3 3
PERENCANAAN KINERJA A. Sub Bagian Tata Usaha……………................................ B. Seksi Surveilans Epidemilogi dan ADKL……………... C. Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium…....
6 8 10
AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja………................................................... B. Realisasi Anggaran..........................................................
11 35
Simpulan.........................................................................
40
DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik .1
Komposisi anggaran dan realisasi belanja tahun anggaran 2014 s.d 2015 …………………………............................
35
DAFTAR TABEL Halaman Tabel .1 Tabel .2 Tabel .3 Tabel .4 Tabel .5 Tabel .6 Tabel .7 Tabel .8 Tabel .9
Tabel .10 Tabel .11 Tabel .12 Tabel .13
Daftar Taret dan Realisasi Kegiatan SE dan ADKL Sesuai Program BTKL PP Ambon Tahun 2015…………………………………….……………….. Capaian indikator surveilans epidemiologi tahun 2015 berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004…………………………………….. Capaian indikator surveilans epidemiologi tahun 2015 berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004…………………………………………………. Capaian indikator unit ADKL tahun tahun 2015 berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004…………………………………………………. Capaian indikator ADKL tahun 2015 berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004…………………………………………………. Capaian indikator Rujukan Laboratorium Tahun 2015 berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004………................................................................. Capaian indikator Kendali Mutu Tahun 2015 berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004…………………………………………….……. Capaian indikator Pengembangan Tahun 2015 berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004…………………………………………………. Capaian indikator Rujukan Sumber Daya Teknis Tahun 2015 berdasarkan Permenkes266/Menkes/SK/III/2004……………………………………… Capaian indikator Rujukan Sumber Daya Tahun 2015 berdasarkan Permenkes266/Menkes/SK/III/2004……………………………………... Capaian indikator Rujukan Sumber Daya Penunjang Tahun 2015 berdasarkan Permenkes266/Menkes/SK/III/2004…………………………………….. Realisasi Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015…………………. Capaian Kinerja BTKL-PP AMBON Tahun 2015……………………....
11 13 16 19 22 25 28 30 31
32 34 36 38
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan tahapan pencapaian visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2005-2025, dimana didalam RPJMN tersebut dirumuskan permasalahan, sasaran serta arah kebijakan pembangunan dalam waktu 5 tahun (2015-2019). Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010, dimana Pembangunan Kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tersebut di atas, dan dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan SK Menkes No. 021/MENKES/SK/1/2011. Salah satu program kesehatan yang menjadi fokus prioritas dibidang upaya pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti penyehatan lingkungan adalah Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang dilaksanakan oleh unit organisasi pelaksana tingkat eselon satu di Kementerian Kesehatan yaitu Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dan juga diikuti oleh satuan kerja Balai Besar/Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit dengan
menyusun rencana aksi kegiatan (RAK) tahun 2015-2019. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan setiap Instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara
untuk
melaksanakan
akuntabilitas
kinerja
instansi
pemerintah
sebagai
wujud
pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam melaksanakan misi dalam rangka mencapai visi/tujuan organisasi, BTKL PP Ambon berkewajiban untuk menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja kepada Ditjen PP dan PL kemudian
Ditjen PP dan PL menyusun dan
menyampaikan laporan akuntabilitas Kinerja kepada Menteri Kesehatan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 dalam mencapai sasaran/tujuan program yang berasaskan akuntabilitas dan berorientasi pada pencapaian kinerja outcome.
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon merupakan Unit Pelaksanaan teknik (UPT) di bidang teknis kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit didaerah/Provinsi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP & PL) Berdasarkan Keputusan Menkes RI No. No. 2349/MENKES/PER/XI/2011tanggal 22 November 2011 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis di bidang teknik kesehatan lingkungan dan pengendaian penyakit mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dibidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra. Dalam melaksanakan tugas dimaksud BTKLPP menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan surveilans epidemiologi; b. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL); c. Pelaksanaan laboratorium rujukan; d. Pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna; e. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi; f. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah dan bencana; g. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular; h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; i. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan dan kesehatan matra; dan j. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan BBTKLPP.
B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2015 yang harus dipertanggung jawabkan oleh Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan. C. VISI DAN MISI 1. Visi “ Menjadi sentra pengendalian penyakit dan faktor risiko “ 2. Misi Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dalam rangka mewujudkan misi Kementerian Kesehatan, yakni ” Membuat Rakyat Sehat “, maka BTKL PP Kelas II
AmbonmemilikiMisi ”Mewujudkan pelayanan kesehatan prima yang dapat menjangkau seluruh masyarakat “ D. SASARAN STRATEGIS Sasaran strategis BTKL PP Ambon dalam Rencana Aksi Kegiatan merupakan sasaran strategis dalam Renstra yang disesuaikan dengan Tupoksi adalah meningkatkan pengendalian penyakit yang ditandai dengan : a. Persentase Kab/Kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40% b. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100% c. Menurunnya prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4% d. Meningkatnya surveilans berbasis laboratorium sebesar 50%. Sasaran Strategis meningkatkan kinerja masing-masing seksi adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kinerja Seksi Surveilans Epidemiologi dan ADKL A.1. Sasaran Strategis Surveilans Epidemiologi a) Terlaksananya kegiatan Surveilans Epidemiologi dan Desiminasi Informasi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak menular b) Terlaksananya kajian factor risiko dan perilaku terhadap penyakit menular dan tidak menular A.2. Sasaran Strategis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan a) Terlaksananya kajian kualitas lingkungan dan pengawasan sanitasi b) Terlaksananya kajian kualitas air c) Terlaksananya kajian identifikasi dan pengendalian vektor b. Sasaran Strategis Pengembangan Teknologi Labolatorium a) Terlaksananya kemampuan uji laboratorium penyakit potensial wabah, penyakit menular/penyakit tidak menular b) Terlaksananya kemampuan uji kendali mutu dan kalibrasi c) Terlaksananya jenis rancang bangun model dan TTG b. Meningkatnya dukungan administrasi dan manajemen dengan : 1)
Meningkatnya tenaga fungsional : a) Tenaga fungsional sanitarian dari 70% menjadi 100% b) Tenaga fungsional pranata laboratorium dari 30% menjadi 100% c) Tenaga fungsional epidemiolog kes dari 18 % menjadi 100% d) Seluruh tenaga administrasi memiliki jabatan fungsional angka kredit/non angka kredit yang relevan dengan bidang tugasnya.
2) Terpenuhinya peralatan esensial dan sarana penunjang operasional
3) Meningkatnya kemampuan penyelenggaraan pelatihan teknis bidang PP & PL Dalam rangka mencapai tujuan program/kegiatan oleh BTKL PP Ambon, terdapat beberapa strategi pencapain tujuan dan sasaran antara lain : 1. Mengoptimalkan Surveilans Epidemiologi Penerapan sistem surveilans Epidemiologi yang efektif akan sangat bermanfaat dalam melaksanakan
sistem
Kewaspadaan
Dini
dan
Upaya
Penanggulangan
FR
penyakit
menular/penyakit tidak menular maupun yang berpotensi wabah 2. Mengoptimalkan ADKL Penerpatan system Analisa Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yang tersistimatis, terukur akan sangat bermanfaat dalam menganalisa dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat dengan menetralisir tingkat kerugian akibat dampak. Fokus perhatian adalah tenaga yang trampil dengan denga fasilitas yang memadai untuk tindakan kajian, pemantauan, pengukuran parameter kualitas lingkungan sesuai Standar Baku Mutu 3. Mengoptimalkan Fungsi Laboratorium Penerapan pola kerja cepat dan tepat sangat bermanfaat dalam menyajikan hasil uji laboratorium untuk ditindak lanjuti sesuai program di lapangan. Fokus perhatian adalah pranata laboratorium yang terampil dengan fasilitas memadai, ruang kerja cukup dan Sertifikasi Akreditasi Laboratorium Penguji. 4. Memperbaiki Manajenem Program Manajamenen program merupakan alat dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Fokus perhatian adalah Keputusan dan Penyusunan Rencana secara tersistematis, berkelanjutan dengan skala priotitas jabgfka pendek, menengah dan panjang. Monitoring danEvaluasi terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) setiap kegiatan secara tertulis untuk dijadikan acuan sekaligus mutu pelayanan dapat ditingkatkan. 5. Melengkapi Sarana Prasarana Keberhasilan program perlu ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Fokus perhatian adalah pembangunan sarana fisik (kantor) termasuk laboratorium dan kendaraan operasional Roda 2 dan Roda 4 sesuai standar beserta pengandaan fasilitas kerja baru yang memadai sesuai tupoksi. 6. Peningkatan Kulaitas SDM
Perencanaan kebutuhan dan penempatan tenaga yang tepat, diikuti dengan kesempatan mengikuti studi lanjut atau diklat bersertifikasi bagi tenaga fungsional.
BABII PERENCANAAN KINERJA
Pernyataan penetapan kinerja merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari kepala BTKL PP Ambon kepada Direktur Jenderal PP dan PL untuk mewujudkan suatu target kinerja tertentu. Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah sebagai tanda suatu kesanggupan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan langsungnya sebagai persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut. Sesuai dengan Perjanjian kinerja tersebut maka nilai skor yang dicapai untuk tahun 2015 yaitu 0,56dengan jumlah realisasi anggaran sebesar Rp. Realisasi Belanja Negara pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 11.113.856.934 atau mencapai 93,56 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp. 11.879.058.000 (Alokasi Anggaran sebelum revisi sebesar Rp. 12.810.374.000).
Susunan kegiatan, keluaran dan Indikator di dalam Rencana Aksi Kegiatan ini sebagai berikut : A. Sub Bagian Tata Usaha, Kegiatan : 1)
Penyusunan Plan Of Action (POA) / Perencanaan Operasional
2)
Penyusunan penetapan kinerja;
3)
Penyusunan profil;
4)
Penyusunan Laporan Bulanan, triwulan dan tujuan;
5)
Penyusunan Lakip;
6)
Penyusunan perencanaan kegitan;
7)
Konsultasi penyusunan program dan rencana;
8)
Penyusunan Program dan Rencana Kerja Anggaran (RKAKL);
9)
Konsultasi penyusunan RKAKL;
10) Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan / Renstra; 11) Monitoring dan Evaluasi program; 12) Penyusunan Tata hubungan kerja; 13) Pembuatan leaflet; 14) Jumlah dokumen perencanaan yang dihasilkan sebanyak 1 dokumen pertahun; 15) Jumlah dokumen penetapan kinerja yang dihasilkan pertahun sebanyak 1 dokumen; 16) Jumlah dokumen anggaran yang dihasilkan sebanyak 3 dokumen pertahun; 17) Jumlah rencana koordinasi perencanaan yang dilakukan sebanyak 4 kali pertahun; 18) Jumlah data dan informasi yang dihasilkan sebanyak 3 dokumen pertahun yaitu LAKIP, Profil dan laporan Tahunan BTKL PP Kelas II Ambon; 19) Jumlah dokumen evaluasi
dan pelaporan hasil kegiatan yang dirumuskan sebanyak 3
dokumen; 20) Jumlah leaflet yang diterbitkan dan diedarkan sebanyak minimal 1.000. leaflet setiap tahun; 21) Jumlah monitoring hasil kegiatan yang dihasilkan setiap tahun sebanyak 5 dokumen 22) Prosentase pelaksanaan kegiatan program yang dilaksanakan dengan tepat waktu 100%. 23) Pembayaran gaji dan tunjangan 24) Pembayaran honorarium 25) Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran ; a) Pengadaan pakaian dinas pegawai / security / sopir / Cleaning Service / pakaian Kerja b) Perbaikan peralatan kantor c) Perbaikan peralatan fungsional d) Belanja kebutuhn sehari-hari perkantoran e) Perawatan kendaraan bermotor; f) Bayar langganan daya dan jasa; g) Pertemuan / Jamuan delegasi misi / tamu; h) Perawatan gedung kantor i)
Operasional perkantoran dan pimpinan;
26) Pengadaan a) Printer b) Kendaraan Roda 2 c) Notebook/Laptop d) USB e) Pembangunan Gedung Kantor f) Pengembangan dan Pemeliharaan Jaringan Online
27) Pembinaan Administrasi dan engelolaan Keuangan a) Pertemuan Laporan Realisasi keuangan LP/LS b) Konsultasi pelaksanaan SAI dan SIMAK BMN c) Konsultasi keuangan ke pusat d) Konsultasi ke KPPN 28) Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Kepegawaian a) Konsultasi Pengelolaan Kepegawaian ke Pusat 29) Pendidikan dan pelatihan teknis a) Diklat pengadaan barang dan jasa b) Diklat system akuntansi barang milik Negara c) Pelatihan dibidang Surveilans Epidemiologi dan ADKL d) Pelatihan dibidang Pengembangan Teknologi Laboratorium e) Pelatihan Keuangan f) Pelatihan Kepegawaian B. SEKSI SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DAN ADKL B.1. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI 1) Sasaran Strategis a) Terlaksananya Kegiatan Surveilans Epidemiologi dan Desiminasi Informasi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak menular b) Terlaksananya kajian Faktor Risiko dan perilaku terhadap Penyakit menular dan Penyakit Tidak Menular 2) Kegiatan; a) Surveilans Epidemiologi dan Kajian Faktor Risiko Penyakit Malaria b) Surveilans Epidemiologi dan Kajian Faktor Risiko Penyakit Filaria c) Surveilans Epidemiologi dan Kajian Faktor Risiko HIV/AIDS d) Surveilans Epidemiologi dan Kajian Faktor Risiko TB Paru e) Surveilans Epidemiologi dan Kajian Faktor Risiko Diabetes Melitus 3) Indikator a) Persentase Kajian Faktor Risiko Penyakit Malaria, 100% b) Persentase Kajian Faktor Risiko Penyakit Filaria , 100% c) Persentase Kajian Faktor Risiko HIV/AIDS, 100% d) Persentase Kajian Faktor Risiko TB Paru, 100% e) Persentase Kajian Faktor Risiko Diabetes Melitus, 100% f) Jumlah Laporan dan Desiminasi Informasi Surveilans Epidemiologi sebanyak 5 Laporan setiap kajian per Kabupaten setiap Tahun
B.2. ANALISA DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN 1) Sasaran Strategis a) Terlaksananya Kajian Kualitas Lingkungan dan Pengawasan Sanitasi; b) Terlaksananya Kajian Kualitas Air; c) Terlaksananya Kajian Identifikasi dan Pengendalian Vektor 2) Kegiatan a) Kajian Kualitas lingkungan dan pengawasan Sanitasi Pemukiman; b) Kajian kualitas lingkungan dan pengawasan Sanitasi Hotel; c) Kajian kualitas lingkungan dan pengawasan Sanitasi Pasar; d) Kajian kualitas lingkungan dan pengawasan Sanitasi tempat Wisata; e) Kajian kualitas dan Pengawasan Sanitasi Air Minum isi ulang; f) Kajian kualitas dan Pengawasan Sanitasi Air bersih daerah pesisir; g) Kajian kualitas Air Limbah rumah sakit; h) Identifikasi dan Pengendalian Vektor Malaria; i)
TTG Jamban sehat
3) Indikator a) Persentase Kualitas Lingkungan dan Pengawasan sanitasi Pemukiman, 100% b) Persentase Kualitas Lingkungan dan Pengawasan sanitasi Hotel, 100% c) Persentase Kualitas Lingkungan dan Pengawasan sanitasi Pasar, 100% d) Persentase Kualitas Lingkungan dan Pengawasan sanitasi Tempat Wisata 100% e) Persentase Kualitas Lingkungan dan Pengawasan sanitasi Air Minum Isi Ulang, 100% f) Persentase Kualitas Lingkungan dan Pengawasan sanitasi Air Bersih Daerah Pesisir, 100% g) Persentase Kualitas limbah Rumah Sakit, 100% h) Persentase Survey, Identifikasi dan Pengendalian Vektor malaria, 100% i)
Jumlah Laporan kajian sebanyak 8 laporan per kabupaten setiap Tahun.
C. SEKSI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN LABORATORIUM 1) Sasaran Strategi a) Terlaksananya kemampuan Uji laboratorium penyakit potensial wabah, penyakit menular / penyakit tidak menular b) Terlaksananya kemampuan uji kendali mutu dan kalibrasi c) Terlaksananya Jenis Rancang Bangun model dan TTG – PP & PL 2) Kegiatan ; a) Uji laboratorium sampel darah malaria;
b) Uji laboratorium sampel darah Filaria; c) Uji laboratorium sampel darah HIV/AIDS; d) Uji laboratorium sampel darah PTM ( DM ) e) Validasi Methode ; f) Kaliberasi Peralatan; g) Uji Banding Laboratorium; h) Pengelolaan Limbah Laboratorium; i)
Pengelolaan Air bersih / Instalasi Air
j)
Clorin diffuser
3) Indikator a) Persentase Uji Laboratorium sampel darah Malaria, 100% b) Persentase Uji Laboratorium sampel darah Filaria, 100% c) Persentase Uji Laboratorium sampel darah HIV/AIDS, 100% d) Persentase Uji Laboratorium sampel darah PTM/DM, 100% e) Persentase Validasi Methode, 100% f) Persentase Kaliberasi Peralatan Lab, 100% g) Persentase Uji banding Lab, 100% h) Persentase Pengelolaan Limbah Lab, 100% i)
Persentase Pengelolaan Air Bersih, 100%
j)
Persentase Clorin di fuser, 100%
k) Jumlah Laporan sebanyak 10 laporan setiap tahun
BABIII AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA Capaian indikatortahun 2015Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon sebagai berikut : I. Kegiatan yang terkait langsung dengan indikator utama adalahsebagai berikut: Program Kerja Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan. Tabel 1. Daftar Target dan Realisasi Kegiatan Seksi SE dan ADKL sesuai program BTKL PP Ambon Tahun 2015
No
KegIatan
Target
Realisasi
Tahun 2015 1
2 3
4
5
6 7 8
9
10 11
12
13
14
15
2015
2014
9
9
3
2
2
0
3
3
3
4
4
0
Jumlah Kajian Faktor Risiko Filariasis
3
3
4
Jumlah Kajian Faktor Risiko DM
3
3
3
3
3
1
0
0
1
1
1
1
2
2
0
Jumlah Kajian Kualitas Lingkungan pemukiman
2
2
2
sanitasi layak di penukiman,des Jumlah STTU/pasar/hotel yang dikaji kualitas sanitasinya
Jumlah Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat umum
5
5
6
Jumlah RS yang diperiksa/diawasi pengolahan limbah cair
Jumlah Pengawasan Pemeriksaan limbah cair RS
2
2
2
Jumlah kajian monitoring sanitasi & kualitas AB
Jumlah Kajian Monitoring Sanitasi & kualitas air bersih/minum
8
8
Jumlah Pengembangan Teknologi
0
0
Jumlah Kabupaten teridentifikasi kasus penyakit potensial KLB potensial KLB Jumlah kabupaten yang mendapatkan KFR DBD Jumlah kabupaten yang mendapatkan KFR Malaria dan Desinfo Jumlah kabupaten yang diamati sumber penularan Malaria dan Desinfo Jumlah kabupaten yang disurvey filariasis dan desinfo Jumlah kabupaten yang mendapatkan KFR DM dan desinfo Jumlah kabupaten yang mendapatkan KFR TB dan desinfo Jumlah kabupaten yang teratasi masalah penyakit malaria melalui identifikasi vektor Jumlah kabupaten yang teratasi masalah penyakit malaria melalui Pilot Projec dan desinfo Jumlah kabupaten yang mendapatkan KFR ADKL Jumlah kabupaten yang mendapatkan kajian akses
Tahun 2014
Jumlah Penemuan Kasus Penyakit Dalam Rangka SKD-
2015
KLB
Jumlah Kajian Faktor Risiko Penyakit malaria
Jumlah Kajian Faktor Risiko TB Jumlah Kajian Faktor Risiko HIV/AIDS Jumlah kabupaten yang teratasi masalah penyakit malaria melalui Pilot Projec
Tepat Guna Jamban Sehat
36
6
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah kegiatan Seksi SE dan ADKL sesuai program BTKL PP Ambon tahun 2015 sebanyak 29 kegiatan dan semuanya dapat dijangkau/terlaksana dengan baik. (1) Kemampuan Pengamatan Faktor Risiko Penyakit Potensial Wabah
a. Pengertian Jumlah kegiatan (kali) melaksanakan pengamatan/surveilans epidemiologi faktor risiko berbasis masyarakat terhadap penyakit berpotensial wabah. Kegiatan tersebut bertujuan memperoleh informasi yang esensial serta dapat digunakan untuk pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
b. Defenisi Operasional Kegiatan dapat terlaksana pada 8 kabupaten sebanyak 30 desa/kelurahan didaerah wilayah kerja BTKL PP Ambon yaitu Provinsi Maluku, Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Jumlah kasus yang ditemukan dan berpotensi menimbulkan KLB meliputi penyakit Malaria selama kurun wakti 1 tahun.
c. Rumus/cara perhitungan Capaian indikator Rumus :
Nilai Subunsur x Bobot Sub Unsur = Skor 5
Cara Perhitungan : 1. Penilaian kriteria klasifikasi didasarkan pada pembagian unsur dan sub unsur dengan bobot masing-masing : Respon cepat, penanggulangan KLB Bobotnya 5 %. 2. Data kinerja masing-masing sub unsur untuk satu tahun dikonversi ke dalam nilai standar melalui pengelompokan data. Respon cepat, penanggulangan KLB sesuai data kinerja tahun 2015 sebanyak 5 kali dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar 5 - 6 kali, nilai standarnya 3, 3. Nilai masing - masing subunsur dibagi dengan maksimal nilai standar (5) lima kemudian dikalikan dengan bobotnya untuk memperoleh Skor sesuai rumus diatas. 4. Skor
dari
masing - masing unsur
atau subunsur dijumlahkan untuk mendapatkan
total Skor sebesar 0,03. (tata cara penilaian kriteria klasifikasi unit pelaksana teknis dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular terlampir).
d. Capaian Indikator Tabel 2. Capaian Indikator Tahun 2015 Berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004
Unsur Utama
Sub Unsur
Skor
Respon Cepat Penanggulangan Epidemiologi KLB/ Pengamatan potensial Wabah
2015
2014
0,03
0,02
Surveilans
Untuk tahun 2015 capaian indikator adalah 0,03 meningkat dibandingkan tahun 2014 adalah 0,02, disebabkan jumlah kegiatan ditahun 2015 lebih banyak.
e. Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Kebijakan dan
upaya yang dilaksanakan melalui kegiatan Survei dan investigasi data
epidemiologi penyakit di masyarakat dan sarana kesehatan : Melakukan kegiatan pengamatan Sumber Penularan Malaria /Identifikasi Vektor Malaria di 8 Kabupaten, sebanyak 30 desa/kelurahan dengan jumlah breading place sebanyak 38.Hasil identifikasi jentik nyamuk Anopheles terdapat pada 10 breeding place. (pengukuran suhu dan pengambilan jentik).Menyusun laporan kegiatan.
f. Masalah yang dihadapi 1. Belum semua kabupaten dalam wilayah regional terlaksana kegiatan pengamatan faktor risiko penyakit potensial wabah 2. Masih terdapat karancuan pemahaman sebagian pimpinan Dinkes Provinsi – Kabupaten – Kota terhadap kedudukan tugas dan fungsi BTKL PP Ambon dalam wilayah regional Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat. g) Usul Pemecahan Masalah 1. Penguatan Surveilans Epidemiologi SKD – KLB tingkat Provinsi/Kota/Kabupaten 2. Memberikan umpan balik laporan tertulis hasil pengamatan sumber penularan malaria, kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kab/Kota untuk perbaikan capaian dan pelaporan 3. Melakukan validasi data 4. Khusus untuk operasional kegiatan di Kabupaten Provinsi Papua dan Papua Barat biaya transportasi dan penginapan perlu di kaji standart biaya khusus terhadap lamanya waktu kegiatan yang dipengaruhi oleh kondisi topografi, iklim/cuaca dan kendala transportasi sehingga bertambahnya jumlah hari kegiatan mengakibatkan pengeluaran melebihi pagu anggaran perjalanan dinas yang ditetapkan 5. Melakukan pertemuan terpadu evaluasi program bidang SE & ADKL dengan Dinas Provinsi, Kab/Kota dalam wilayah regional.
6. Data kasus penyakit-penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB/Wabah menjadi sangat penting dalam rangka mengamati serta menentukan prioritas intervensi sebagai upaya pengendalian peningkatan kasus serta melakukan pengobatan. 7. melalui program kegiatan penemuan kasus berpotensi KLB/Wabah diarahkan kepada pengumpulan data sekunder penyakit-penyakit berpotensi KLB/Wabah dengan sasaran pada Dinas Kesehatan Kab/Kota, Puskesmas dan Rumah Sakit. Diharapkan melalui kegiatan pengumpulan data tersebut BTKL PP Kelas II Ambon memperoleh gambaran pola dan frekuensi penyakit-penyakit tertentu dengan kategori berpotensi menimbulkan KLB/Wabah serta faktor risikonya dalam wilayah kerja BTKL PP Kelas II Ambon yang meliputi Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat yang di tahun 2015 8. Perlu adanya kerjasama antara Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, BTKL PP Kelas II Ambon dan stakeholder lainnya dalam rangka penyebarluasan data/informasi terkait dengan kasus penyakit yang berpotensi KLB/Wabah dalam wilayah kerja masingmasing. 9. Perlu upaya early detection sebagai langkah awal terkait dalam memprediksi adanya ledakan kasus berdasarkan waktu, tempat dan orang sebagai kesatuan dalam penyelenggaraan system surveilans epidemiologi penyakit menular dan tidak menular.
(2) Jumlah jejaring kerja dan kemitraan surveilans epidemiologi di wilayah kerja
a. Pengertian Jumlah kegiatan (kali) desiminasi informasi yang dilakukan oleh unit pelaksana teknis kepada mitra kerjanya dalam rangka kewaspadaan dini, antisipasi maupun kesiapsiagaan menghadapi suatu kasus atau peristiwa penyakit menular maupun pencemaran lingkungan berdasarkan hasil suatu analisis surveilans epidemiologi factor risiko maupun hasil analisis surveilans berbasis laboratorium. b. Defenisi Operasional Melaksanakan kegiatan desiminasi dan informasisebanyak 19 kali dan keawspadaan dini 9 kali, pada daerah wilayah kerja Provinsi, Kota/Kabupaten. c.Rumus/cara perhitungan Capaian indikator Rumus : Nilai Subunsur x Bobot Sub Unsur = Skor 5
Cara perhitungan : 1. Penilaian kriteria klasifikasi didasarkan pada pembagian unsur dan sub unsur dengan bobot masing-masing : jejaring epidemiologidan Advokasi bobotnya 15 %. 2. Data kinerja masing-masing sub unsur untuk satu tahun dikonversi ke dalam nilai standar melalui pengelompokan data. : Untuk jejaring epidemiologi terlaksana melalui kegiatan desiminasi dan informasisebanyak 28 kali ( 19 kali kegiatan desiminasi informasi dan 9 kali kegiatan sistem kewaspadaan dini KLB), mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebanyak 19kali dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar < 31, nilai standarnya 1.Advokasi sebanyak 35 kalikurang dari tahun 2014 sebanyak 45 kali dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar 31 - 40 nilai standarnya 4. 3. Nilai masing-masing subunsur dibagi dengan maksimal nilai standar (5) lima kemudian dikalikan dengan bobotnya untuk memperoleh Skor sesuai rumus diatas. 4. Skor dari masing-masing unsur atau subunsur dijumlahkan untuk mendapatkan total skor untuk jejaring 0,03 dan advokasi 0,04.(tata cara penilaian kriteria klasifikasi unit pelaksana teknis dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular terlampir). d. Capaian Indikator
Tabel 3. Capaian Indikator Tahun 2015 Berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004 Unsur Utama Surveilans Epidemiologi
Sub Unsur
Skor 2015
2014
Jejaring
0,03
0,03
Advokasi
0,04
0,05
Salah satu tugas pokok seksi surveilans epidemiologi
dan analisis dampak kesehatan
lingkungan (SE dan ADKL) yaitu dengan melakukan kegiatan jejaring kerja dan kemitraan melalui kegiatan desiminasi informasi sebanyak 19 kali lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya 14 kali pada daerah wilayah kerja BTKL PP Ambon.Kegiatan Advokasi
terlaksana dengan mengikuti kegiatan pelatihan/magangsebanyak 35 kali dan 2 kegiatan akreditasi. Tahun 2015 akreditasi terprogram sebanyak 5 kegiatan tetapi yang terlaksana hanya 2 kegiatan hal ini disebabkan karena tidak ada undangan uji profisiensi dari KAN dan tidak ada kunjungan surveilans. Tahun 2015 kegiatan jejaring dapat terlaksana dengan nilai skor 0,03 dan advokasi nilai skor 0,04. e. Kebijakan dan Upaya yang Dilaksanakan 1. Memberikan umpan balik laporan tertulis hasil kajian/desiminasi informsi faktor risiko, kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kab/Kota untuk perbaikan capaian dan pelaporan 2. Melakukan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam rangka membangun kemitraan dan pertukaran informasi untuk mendukung kegiatan. 3. Mengikuti kegiatan pelatihan, magang, pertemuan guna pengembangan sumber daya tenaga kesehatan yang lebih berdayaguna dan berhasil guna serta profesional 4. Melakukan validasi data 5. Melakukan pertemuan terpadu evaluasi program bidang SE & ADKL dengan Dinas Provinsi, Kab/Kota dalam wilayah regional. 6. Menyusun laporan kegiatan f.
Masalah yang dihadapi Adapaun Masalah atau kendala yang dihadapi oleh seksi SE dan ADKL adalah : 1. Belum terlaksananya kegiatan kajian/desiminasi dan informasi di semua kabupaten dalam wilayah regional Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat. 2. Masih terdapat kerancuan pemahaman sebagian pimpinan Dinkes Provinsi – Kabupaten – Kota terhadap kedudukan tugas dan fungsi BTKL PP Ambon dalam wilayah regional Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat.
g. Usul Pemacahan Masalah 1. Memberikan umpan balik laporan tertulis hasil kajian faktor risiko, kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kab/Kota untuk perbaikan capaian dan pelaporan.
2. Melakukan pertemuan terpadu evaluasi program bidang SE & ADKL dengan Dinas Provinsi, Kab/Kota dalam wilayah regional.
(3) Jumlah kawasan kajian dan evaluasi dampak kesehatan lingkungan
a. Pengertian Jumlah Kabupaten yang mendapatkan Kajian Kualitas Lingkungan Pemukiman, pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, Jumlah Kajian Monitoring Sanitasi & Kualitas Air Bersih/Minum/AMIU dan Jumlah Rumah Sakit yang mendapatkan Pengawasan Pemeriksaan Limbah Cair.
b. Defenisi Operasional Kabupaten yang mendapatkan Kajian Kualitas Lingkungan Pemukiman sebanyak 2 kali di Jumlah Rumah Sakit yang mendapatkan Pengawasan dan Pemeriksaan Limbah Cair sebanyak 2 kali Jumlah Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum meliputi hotel, tempat wisata, 5 kali Jumlah kabupaten yang mendapatkan Kajian Monitoring Sanitasi & Kualitas Air Bersih/Minum/uji petik kualitas air bersih/air minum/PAMDK terdiri dari kualitas sanitasi sarana, kualitas air minum/bersih meliputi parameter fisika, kimia, bakteriologi sebanyak 24 kali (uji petik 16 kali dan kajian monitoring sanitasi & kualitas air bersih 8 kali) c. Rumus/cara perhitungan Capaian indikator Rumus :
Nilai Subunsur x Bobot Sub Unsur = Skor 5
Cara perhitungan : 1. Penilaian kriteria klasifikasi didasarkan pada pembagian unsur dan sub unsur dengan bobot masing-masing : Kesling Bobotnya 10 %. 2. Data kinerja masing-masing sub unsur untuk satu tahun dikonversi ke dalam nilai standar melalui pengelompokan data. : Untuk kesling sesuai data kinerja tahun 2015 sebanyak 35 kali kurang dari tahun 2014 dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar 31-60, nilai standarnya 2. 3. Nilai masing-masing subunsur dibagi dengan maksimal nilai standar (5) lima kemudian dikalikan dengan bobotnya untuk memperoleh Skor sesuai rumus diatas. 4.Skor dari masing-masing unsur atau subunsur dijumlahkan untuk mendapatkan total Skor 0,04.Dapat dilihat pada tabel dibawah ini. (tata cara penilaian kriteria klasifikasi unit pelaksana teknis dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular terlampir).
d. Capaian Indikator Tabel 4. Capaian Indikator Tahun 2015 Berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004 Unsur Utama
Sub Unsur
Skor 2015 2014
ADKL
Kesling
0,04
0,06
Hasil capaian indikator dengan nilai skor untuk kegiatan ini adalah 0,04 untuk tahun 2015 kurang dari tahun 2014 0,06. e. Kebijakan dan Upaya yang Dilaksanakan 1. Melakukan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam rangka membangun kemitraan dan pertukaran informasi untuk mendukung kegiatan. 2. Melakukan kegiatan pengambilan sampel AB/AM/AMIU/ALC RS dan pemeriksaan secara bakteriologi, KFPC 3. Melakukan Pengisian Kwesioner/wawancara, Pementauan Faktor lingkungan, Perilaku masyarakat selama kurun waktu 1 tahun.
4. Kegiatan yang terealisir di dasari atas kerjasama antar petugas BTKL PP Ambon dengan petugas Sanitarian rumah sakit. f.Masalah yang di hadapi 1). Belum semua kabupaten dalam wilayah regional terlaksannya kegiatan kajian kualitas lingkungan pemukiman,belum terlaksannya kegiatan pengawasan pemeriksaan limbah cair khususnya rumah sakit, belum semua lokasi dalam wilayah regional terlaksannya kegiatan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, Kajian Monitoring Sanitasi & Kualitas Air Bersih/Minum. 2).Masih terdapat perbedaan data antara Puskesmas – Kab/Kota dan Provinsi tentang kualitas lingkungan pemukiman 3). Biaya transportasi, Penginapan dan lama waktu dalam rangka pelaksanaan kegiatan di Kabupaten Provinsi Papua dan Papua Barat masih kurang dan tidak sesuai dengan kondisi rill lapangan 4). Masih terdapat kerancuan pemahaman sebagian pimpinan Dinkes Provinsi – Kabupaten – Kota terhadap kedudukan tugas dan fungsi BTKL PP Ambon dalam wilayah regional Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat. g.Usul Pemacahan Masalah 1)
Khusus untuk operasional kegiatan di Kabupaten Provinsi Papua dan Papua Barat biaya transport dan penginapan perlu di kaji standart biaya khusus terhadap lamanya waktu kegiatan yang dipengaruhi oleh kondisi topografi, iklim/cuaca dan kendala transportasi sehingga bertambahnya jumlah hari kegiatan mengakibatkan pengeluaran melebihi pagu anggaran perjalanan dinas yang ditetapkan
2)
Memberikan umpan balik laporan tertulis baik untuk hasil kajian faktor risiko, kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kab/Kota untuk perbaikan capaian dan pelaporan, maupun hasil pemeriksaan sampel berdasarkan konfirmasi laboratorium, kepada pihak rumah sakit ataupun kepada pihak Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota
3)
Melakukan validasi data
4)
Meningkatkan koordinasi pengawasan IPAL Rumah Sakit antar petugas BTKL dengan pihak Rumah Sakit dan berkoordinasi dengan Direktorat Penyehatan LingkunganSubdit Pengamanan Limbah Kementerian Kesehatan RI.
5)
Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum tingkat Kab/Kota/Provinsi
6)
Melakukan pertemuan terpadu evaluasi program bidang SE & ADKL dengan Dinas Provinsi, Kab/Kota dalam wilayah regional.
(4)Peningkatan kajian dan evaluasi pengendalian penyakit dan faktor risikonya a. Pengertian Jumlahkegiatan/kabupaten(kali) kajian dan atau evaluasi terhadap rencana maupun pelaksanaan pemberantasan penyakit menular yang dilakukan oleh BTKL PP Ambon. b. Defenisi Operasional : Jumlah Kabupaten yang mendapatkan Kajian Faktor Risiko Penyakit TB sebanyak 3,Jumlah Kabupaten yang mendapatkan Kajian Faktor Risiko Penyakit Filariasis sebanyak 3 dan kajian Malaria 13 kabupaten, kajian faktor risiko demam berdarah dengue sebanyak 2 kabupaten. Jumlah kabupaten yang mendapatkan kajian faktor risiko diabetes melitus sebanyak 3. c. Rumus/cara perhitungan Capaian indikator Rumus :
Nilai Subunsur x Bobot Sub Unsur = Skor 5
Cara Perhitungan : 1. Penilaian kriteria klasifikasi didasarkan pada pembagian unsur dan sub unsur dengan bobot masing-masing.Pemberantasan penyakit menular Bobotnya 10 %. 2. Data kinerja masing-masing sub unsur untuk satu tahun dikonversi ke dalam nilai standar melalui pengelompokan data. Untuk Pemberantasan penyakit menular sesuai data kinerja tahun 2015 sebanyak 24 kalilebih meningkat dari tahun sebelumnya 18 kalidan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar 22 - 28 nilai standarnya 4. 3. Nilai masing-masing subunsur dibagi dengan maksimal nilai standar (5) lima kemudian dikalikan dengan bobotnya untuk memperoleh Skor sesuai rumus diatas. 4. Skor dari masing-masing unsur atau subunsur dijumlahkan untuk mendapatkan total Skor 0,08.Seperti pada tabel dibawah ini. (tata cara penilaian kriteria klasifikasi unit pelaksana teknis dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular terlampir). d. Capaian Indikator Tabel 5. Capaian Indikator Tahun 2015 Berdasarkan
Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004 Unsur Utama
ADKL
Sub Unsur Pemb. Penyakit Menular/PTM
2015
Skor 2014
0,08
0,06
Tahun 2015 nilai untuk skor mencapai 0,08 lebih meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2014, 0,06. e. Upaya yang dilaksanakan untuk mencapai target indikator : 1. Keberhasilan pencapaian indikator hingga memenuhi target melalui ketepatan waktu pengambilan s/d konfirmasi hasil laboratorium, kelancaran koordanisi petugas dilapangan dan pengertian baik oleh masyarakat saat pengambilan sampel darah. Kelancaran saat wawancara/pengisian kwisioner komunikasi yang baik antar petugas dan masyarakat yang berpengertian untuk memberikan informasi. 2. Wawancara/Pengisian Kwisioner,tingkat risiko faktor lingkungan tempat pengambilan dan pemeriksaan sampel darah secara laboratorium, faktor lingkungan Perilaku masyarakat selama kurun waktu 1 tahun f. Masalah yang dihadapi 1. Belum semua kabupaten dalam wilayah regional terlaksana kegiatan kajian faktor risiko penyakit 2. Masih terdapat perbedaan data antara Desa – Puskesmas – Kab/Kota dan Provinsi 3. Masih terdapat kesulitan menemui penduduk di Desa/Kelurahan karena barbagai alasan 4. Masih terdapat kerancuan pemahaman sebagian pimpinan Dinkes Provinsi – Kabupaten – Kota terhadap kedudukan tugas dan fungsi BTKL PP Ambon dalam wilayah regional Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat. 5. Menyusun laporan kegiatan g. Usul Pemacahan Masalah 1)
Meningkatkan koordinasi antar petugas, dengan perangkat Desa
2)
Memberikan umpan balik laporan tertulis hasil kajian faktor risiko, kepada Kepala Dinas Propinsi dan Kab/Kota untuk perbaikan capaian dan pelaporan
3)
Melakukan validasi data
4)
Meningkatkan koordinasi antar petugas TB Kab/Kota dengan petugas BTKL PP Ambon
5)
Khusus untuk operasional kegiatan di Kabupaten Provinsi Papua dan Papua Barat biaya transportasi dan penginapan perlu di kaji standart biaya khusus terhadap lamanya waktu kegiatan yang dipengaruhi oleh kondisi topografi, iklim/cuaca dan kendala transportasi
sehingga bertambahnya jumlah hari kegiatan mengakibatkan pengeluaran melebihi pagu anggaran perjalanan dinas yang ditetapkan 6)
Melakukan pertemuan terpadu evaluasi program bidang SE & ADKL dengan Dinas Provinsi, Kab/Kota dalam wilayah regional.
Pengembangan Teknologi dan Laboratoriumdegan indikator kinerja sesuai program kegiatan sebagai berikut : 1.
Peningkatan Kemampuan
Uji
Laboratorium
Penyakit
Potensial
Wabah,Penyakit
Menular/Tidak Menular Prioritas Dan Faktor Risikonya
a. Pengertian Jumlah kegiatan leboratorium dalam pemeriksaan sampel/spesimen, pembuatan media dan reagensia dalam jangka waktu 1 tahun.
b. Defenisi Operasional
Laboratorium
(disingkat
lab)
adalah
tempat
riset
ilmiah,
eksperimen,
pengukuranataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya
kegiatan-kegiatan
tersebut
secara
terkendali.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya,
Laboratorium Kimia adalah tempat dilaksanakannya analisa, pendidikan dan pelatihan secara Kimia
Laboratorium Biologi Klinisadalah tempat dilaksanakannya analisa, pendidikan dan pelatihan secara Biologi dan Pemeriksaan sampel klinis
Laboratorium Kimia,Fisika Gas dan Udara adalah tempat dilaksanakannya analisa, pendidikan dan pelatihan secara Kimia Fisika Gas dan Udara
Analis adalah Orang yang melakukan Pengujian atau analisa didalam Laboratorium
c. Rumus dan Cara Perhitungan Rumus : Nilai Subunsur x Bobot Sub Unsur = Skor 5 Cara Perhitungan : 1. Penilaian kriteria klasifikasi didasarkan pada pembagian unsur dan sub unsur dengan bobot masing-masing : Laboratorium (Sampel) Bobotnya 7 %, Media Bobot 1 %,Reagen Bobot 1 %. 2. Data kinerja masing-masing sub unsur untuk satu tahun dikonversi ke dalam nilai standar melalui pengelompokan data. : Untuk Laboratorium (sampel) sesuai data kinerja tahun 2015 sebanyak 2,979 sampel lebih banyak dibandingkan tahun 2014sebanyak 2,533 sampel dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar > 2200, nilai standarnya 5, Tahun 2015 Media sebanyak 154 jenistermasuk dalam kelompok data > 120 standar nilai 5, dan reagen sebanyak 262 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 237 jenis termasuk dalam kelompok data > 200 nilai standar 5. 3. Nilai masing-masing subunsur dibagi dengan maksimal nilai standar (5) lima kemudian dikalikan dengan bobotnya untuk memperoleh Skor sesuai rumus diatas. 4. Skor dari masing-masing unsur atau subunsur dijumlahkan untuk mendapatkan total Skor seperti pada tabel diatas. (tata cara penilaian kriteria klasifikasi unit pelaksana teknis dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular terlampir). c. Capaian Indikator Tabel 6. Capaian Indikator Tahun 2015 Berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004 Unsur Utama Rujukan Laboratorium
Sub Unsur Laboratorium (sampel) Media Reagen
Skor 2015 0,07 0,01 0,01
2014 0,07 0,01 0,01
Tahun 2015 jumlah skor untuk indikator tetap sama dengan tahun sebelumnya dimana jumlah penerimaan sampel sebanyak 2,979 sampel lebih banyak dibandingkan tahun 2014 sebanyak 2,533 sampel, tahun 2015 jumlah media sebanyak 154 jenis, dan reagen sebanyak 262 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 237 jenis.
d. Kebijakan upaya yang dilaksanakan 1) Mengikuti pelatihan-pelatihan teknis yang berhubungan dengan laboratorium 2) Magang pada Laboratorium yang sudah terakreditasi 3) Bekerja sesuai ISO 17025:2008 4) Melakukan akreditasi laboratorium 5) Menambah Peralatan Laboratorium 6) Selalu mengupdate informasi terbaru tentang laboratorium 7) Melakukan analisa sesuai Standar SNI,APHA serta Standard Methods 8) Menyusun laporan kegiatan
e. Masalah yang dihadapi Adapaun Masalah atau kendala yang dihadapi oleh seksi PTL adalah : 1. Masih Kurangnya SDM yang bekerja di laboratorium 2. Peralatan Laboratorium yang belum lengkap 3. Sulitnya mendapatkan bahan media dan reagensia secara cepat ketika dibutuhkan dan ketersediaan bahan media dan reagensia di laboratorium yang terbatas menyebabkan sampel tidak dapat dianalisa. 4. Kondisi geografi yang menyebabkan belum semua wilayah kerja BTKL PP Ambon dapat dijangkau untuk pelaksanaan program
f. Usul Pemecahan Masalah 1. Perlunya penambahan jumlah SDM yang bekerja dilaboratorium dan juga pada layanan teknik, dan ttg 2. Perlunya penambahan peralatan laboratorium untuk menunjang kinerja petugas laboratorium 3. Perlu perhatian khusus tentang masalah kondisi geografis wilayah kerja BTKL PP Ambon 2.
Peningkatan Kemampuan Uji Kendali Mutu dan Kalibrasi a. Pengertian Jumlah kegiatan (jenis) untuk mengukur, menilai atau meningkatkan kemampuan standar dari suatu peralatan dan hasil penerapan teknologi baik untuk kebutuhan sendiri maupun mitra kerja. b. Defenisi Operasional
Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuaiatau merupakan suatu pekerjaan dokumentasi Jaminan Mutu pengujian dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan yang sistematik dan terencana yang diterapkan dalam pengujian. Akurasi dari suatu sistem pengukuran adalah tingkat kedekatan pengukuran kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya. Kepresisian dari suatu sistem pengukuran, disebut juga reproduktifitas atau pengulangan
Kartu kendali (control chart) merupakan suatu metode statistik untuk memantau performance alat, metode dan analis selama pengujian secara berkelanjutan. Uji banding antar laboratorium merupakan pengelolaan, unjuk kerja dan evaluasi pengujian atas bahan yang sama atau serupa oleh dua atau lebih laboratorium yang berbeda sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan terlebih dahulu Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. c. Rumus/Cara Perhitungan Rumus :
Nilai Subunsur x Bobot Sub Unsur = Skor 5
Cara Perhitungan : 1. Penilaian kriteria klasifikasi didasarkan pada pembagian unsur dan sub unsur dengan bobot masing-masing : uji mutu Bobotnya 5 %, kalibrasi Bobot 5 %. 2. Data kinerja masing-masing sub unsur untuk satu tahun dikonversi ke dalam nilai standar melalui pengelompokan data. : Untuk uji mutu sesuai data kinerja tahun 2015 sebanyak 30 jenis dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar 21-40, nilai standarnya 2, kalibrasi sebanyak 40jenis kelompok data <41 standar nilai 1. 3. Nilai masing-masing subunsur dibagi dengan maksimal nilai standar (5) lima kemudian dikalikan dengan bobotnya untuk memperoleh Skor sesuai rumus diatas. 4. Skor dari masing-masing unsur atau subunsur dijumlahkan untuk mendapatkan total Skor seperti pada tabel dibawah ini. d. Capaian Indikator
Tabel 7. Capaian Indikator Tahun 2015 Berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004 Unsur Utama
Sub Unsur
Kendali Mutu
Uji Mutu Kalibrasi
Skor 2015 2014 0,02 0,03 0,01 0,01
Tabel diatas terlihat bahwa dalam periode satu tahun telah dilakukan Uji Kendali Mutu sebanyak 30jenis nilai skor 0,03dan telah dilakukan kalibrasi alat sebanyak 40 jenis alat nilai skor 0,01 pada tahun 2015 sama dengan tahun sebelumnya. e.Kebijakan upaya yang dilaksanakan 1. Mengikuti pelatihan-pelatihan teknis yang berhubungan dengan laboratorium 2. Magang pada Laboratorium yang sudah terakreditasi 3. Bekerja sesuai ISO 17025:2008 4. Melakukan akreditasi laboratorium 5. Melakukan kalibrasi alat dan uji kendali mutu laboratorium 6. Melakukan analisa sesuai Standar SNI,APHA serta Standard Methods 7. Membuat laporan kegiatan f.Masalah yang dihadapi 1. Masih Kurangnya SDM yang bekerja di laboratorium 2. Peralatan Laboratorium yang belum lengkap 3. Kondisi geografi yang menyebabkan belum semua wilayah kerja BTKL PP Ambon dapat dijangkau untuk pelaksanaan program g.Usul Pemecahan Masalah 1. Perlunya penambahan jumlah SDM yang bekerja dilaboratorium 2. Perlunya penambahan peralatan laboratorium untuk menunjang kinerja petugas laboratorium 3. Perlu perhatian khusus tentang masalah kondisi gegrafis wilayah kerja BTKL PP Ambon 3.Jumlah Jenis Rancang Bangun Model dan Teknologi Tepat Guna Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan a. Pengertian Jumlah kegiatan ( jenis) yang dilakukan oleh BTKL PP Ambon untuk menerapkan, mengembangkan teknologi maupun metodologi kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit. b. Defenisi Operasional
Teknologi tepat guna adalah teknologiyang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Tahun 2015 kegiatan TTG dapat terlaksana sebanyak 3 jenis yaitu untuk model 1 jenis dan untuk teknologi 2 jenis. c. Rumus/Cara Perhitungan Rumus : Nilai Subunsur x Bobot Sub Unsur = Skor 5 Cara Perhitungan : 1. Penilaian kriteria klasifikasi didasarkan pada pembagian unsur dan sub unsur dengan bobot masing-masing : model bobotnya 5 %, teknologi Bobot 5 %. 2. Data kinerja masing-masing sub unsur untuk satu tahun dikonversi ke dalam nilai standar melalui pengelompokan data. : Untuk model dan teknologi sesuai data kinerja tahun 2015 sebanyak 3 jenis dimana untuk model 1 jenis dan teknologi 2 jenis dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar < 3, nilai standarnya 1,Untuk modeldan teknologi ditahun 2014 tidak ada kegiatan. 3. Nilai masing-masing subunsur dibagi dengan maksimal nilai standar (5) lima kemudian dikalikan dengan bobotnya untuk memperoleh Skor sesuai rumus diatas. 4. Skor dari masing-masing unsur atau subunsur dijumlahkan untuk mendapatkan total Skor seperti pada tabel dibawah ini. (tata cara penilaian kriteria klasifikasi unit pelaksana teknis dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular terlampir). d. Capaian Indikator Tabel 8. Capaian Indikator Tahun 2015 Berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004 Unsur Utama
Sub Unsur
Model Pengembangan Teknologi
Skor 2015 2014 0,01 0,00 0,01 0,00
Kegiatan Teknologi Tepat Guna tahun 2015 terlaksana 3 jenis dengan nilai skor 0,01. e. Masalah yang dihadapi Adapaun Masalah atau kendala yang dihadapi oleh seksi PTL adalah : 1)
Masih Kurangnya SDM pada instalasi TTG
2)
Masih kurangnya peralatan pendukung
f. Usul Pemecahan Masalah
1)
Perlunya penambahan jumlah SDM pada instalasi TTG
2)
Perlunya penambahan peralatan penunjang kegiatan Pegembangan Teknologi Tepat Guna.
3)
Diperlukan pelatihan atau magang khusus untuk Pengembangan Teknologi Tepat Guna.
II. Kegiatan yang terkait langsung dengan indikator penunjang adalahsebagai berikut: 1. (Sumber Daya Teknis) Tenaga Teknis dan Sarana Teknis a.
Pengertian Jumlah sarana teknis dan sumberdaya manusia teknis yang mendukung kegiatan unit pelaksanaan teknis di unit pelaksana teknis
b.
Rumus dan Cara Perhitungan Indikator
Rumus :
Nilai Subunsur x Bobot Sub Unsur = Skor
Cara Perhitungan5 : 1. Penilaian kriteria klasifikasi didasarkan pada pembagian unsur dan sub unsur dengan bobot masing-masing : tenaga teknis Bobot 3 %, peralatan teknis bobotnya 2%. 2. Data kinerja masing-masing sub unsur untuk satu tahun dikonversi ke dalam nilai standar melalui pengelompokan data. : tenaga teknisuntuk tahun 2015 berjumlah 34 orang lebih banyak dari tahun sebelumnya 26 orang dan termasuk kelompok data 2140 standar nilai 2. Peralatan teknis ditahun 2015 berjumlah 1.602 jenis dan termasuk kelompok data .200 standar nilai 5. 3.Nilai masing-masing subunsur dibagi dengan maksimal nilai standar (5) lima kemudian dikalikan dengan bobotnya untuk memperoleh Skor sesuai rumus diatas. 4.Skor dari masing-masing unsur atau subunsur dijumlahkan untuk mendapatkan total Skor seperti pada tabel dibawah. (tata cara penilaian kriteria klasifikasi unit pelaksana teknis dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular terlampir). a. Capaian Indikator
Tabel 9. Capaian Indikator Tahun 2015 Berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004 Unsur Utama Sumber Daya Teknis
Sub Unsur
Skor 2015
2014
Tenaga Teknis
0,01
0,01
Peralatan Teknis
0,02
0,02
Jumlah tenaga teknis tahun 2015 sebanyak 34 orang lebih dari tahun sebelumnya 26 orang nilai skor 0,01 sama nilai dengan tahun sebelumnya. Peralatan mesin nilai skornya 0,02 sama dengan tahun sebelumnya. d. Masalah yang dihadapi Adapaun Masalah atau kendala yang dihadapi adalah :
Masih Kurangnya SDM yang bekerja di BTKL PP Ambon e. Usul Pemecahan Masalah 1. Perlunya penambahan jumlah SDM yang bekerja di BTKL PP Ambon. 2. Perlunya penambahan peralatan teknis 2.Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) a. Pengertian Jumlah keseluruhan pendapatan Negara bukan pajak (rupiah) yang diterima UPT BTKL PP Ambon dalam satu tahun anggaran. b. Rumus dan Cara Perhitungan Indikator Rumus : Nilai Subunsur x Bobot Sub Unsur = Skor 5
Cara Perhitungan : 1. Penilaian kriteria klasifikasi didasarkan pada pembagian unsur dan sub unsur dengan bobot masing-masing : PNBP Bobotnya 7 %. 2. Data kinerja masing-masing sub unsur untuk satu tahun dikonversi ke dalam nilai standar melalui pengelompokan data. : Untuk PNBP sesuai data kinerja tahun 2015 sebesar 2014 sebesar Rp. 331.666.150 lebih meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya Rp. 216.858.600,- dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar > 200 nilai standarnya 5. 3.Nilai masing-masing subunsur dibagi dengan maksimal nilai standar (5) lima kemudian dikalikan dengan bobotnya untuk memperoleh Skor sesuai rumus diatas. 4.Skor dari masing-masing unsur atau subunsur dijumlahkan
c. Capaian Indikator Tabel 10. Capaian Indikator Tahun 2015 Berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004 Unsur Utama
Sumber Daya
Sub Unsur
Skor 2015
2014
0,07
0,07
PNBP
Jumlah Penerimaan Negara bukan pajak untuk tahun 2015 sebanyak 2014 sebanyakRp. 331.666.150 lebih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp. 216.858.600,-dengan nilai skornya 0,07 sama dengan tahun 2014. d.Kebijakan upaya yang dilaksanakan Melakukan kegiatan penerimaan dan penyetoran PNBP T.A. 2015 ke kas negara dan membuat buku kas. e.Masalah yang dihadapi Adapaun Masalah atau kendala yang dihadapi adalah : Masih Kurangnya SDM dan peralatanteknis penunjangkegiatan BTKL PP Ambon. f. Usul Pemecahan Masalah Perlunya penambahan jumlah SDM dan dapat diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan bersertifikat untuk pengleola PNBP 3.
Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan a. Pengertian Tenaga Administrasi adalah Jumlah seluruh Sumber Daya Manusia (orang) selain tenaga teknis yang melaksanankan tugas administrasi untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi UPT BTKL PP Ambon.
Jumlah seluruh fasilitas yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan tugas UPT BTKL PP Ambon yang terdiri atas tanah,bangunan dan kendaraan b. Rumus dan Cara Perhitungan Indikator
Rumus :
Nilai Subunsur x Bobot Sub Unsur = Skor 5
Cara Perhitungan : 1. Penilaian kriteria klasifikasi didasarkan pada pembagian unsur dan sub unsur dengan bobot masing-masing : tenaga Administrasi Bobotnya 7 %, tanah bobot 2%, bangunan bobot 2% dan kendaraan operasional bobot 2% 2. Data kinerja masing-masing sub unsur untuk satu tahun dikonversi ke dalam nilai standar melalui pengelompokan data. : Untuk Tenaga Administrasisesuai data kinerja tahun 2015 sebanyak 14 orang lebih dari tahun sebelumnya 13 orang dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar 11-15, nilai standarnya 3,Untuk tanah sesuai data kinerja tahun 2015 seluas 800 m2dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar > 200 nilai standarnya 5, luas bangunan yang ada 1710 m2 (Gedung laboratorium kimia biologi berlantai 3 dengan luasan 1,170 M2 dan gedung laboratorium kimia gas berlantai 2 (dua) dengan luasan 440 M2) dan ditahun 2015 ada penambahan satu gedung instalasi lainnya (IPAL) dengan luasan 100 M2)dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar > 200
nilai standarnya 5, kendaraan
operasional sebanyak 16 buah dan termasuk dalam kelompok data dengan nilai berkisar > 5 nilai standarnya 5 . 3. Nilai masing-masing subunsur dibagi dengan maksimal nilai standar (5) lima kemudian dikalikan dengan bobotnya untuk memperoleh Skor sesuai rumus diatas. 4. Skor dari masing-masing unsur atau subunsur dijumlahkan
c. Capaian Indikator Tabel 11. Capaian Indikator Tahun 2015 Berdasarkan Permenkes 266/Menkes/SK/III/2004 Unsur Utama
Sub Unsur
Sumber Daya Penunjang
Tenaga Administrasi Tanah Bangunan
Skor 2015 2014 0,04 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02
Kendaraan
0,02
0,02
Keadaan Pegawai Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambonsampai dengan Tanggal 31 Desember 2015 jumlah pegawai 48 orang lebih meningkat dibandingkan tahun 2014 sebanyak 39orang memperoleh nilai skor sebesar 0,04 sama dengan tahun sebelumnya. Tanah, bangunan dan kendaraan operasional memperoleh skor 0,02 sama dengan tahun sebelumnya.
d.Kebijakan upaya yang dilaksanakan 1. Melakukan rapat evaluasi triwulan antara kepala kantor dengan seluruh staf 2. Memproses pengusulan kenaikan pangkat, dan lain-lain menyangkut kepagawaian 3. Menyusun laporan keuangan (SAK, SABMN)/ kegiatan bulanan, triwulan, semester dan tahunan, kinerja 4. Melakukan revisi anggaran dan memproses usulan perencanaan anggaran tahun 2016 5. Melakukan kegiatan pengelolaan keuangan APBN T.A. 2015 6. Melakukan kegiatan sumpah PNS e.Masalah yang dihadapi Adapaun Masalah atau kendala yang dihadapi adalah : Masih Kurangnya SDM dan peralatan teknis penunjang kegiatan BTKL PP Ambon. f.Usul Pemecahan Masalah 1. Perlunya pelatihan atau magang khusus untuk pengelola keuangan (bendahara pengeluaran), kepegawaian, pelaporan (SAK, SABMN, LAKIP, dll) sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
2.
Perlu adanya pedoman/sistimatika untuk penyusunan laporan kegiatan, triwulan untuk satker
B.REALISASI ANGGARAN Dalam mencapai kinerjanya, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambondidukung oleh Sumber Daya Anggaran. Realisasi Belanja Negara pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 11.113.856.934 atau mencapai 93,56 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp.
11.879.058.000 (Alokasi Anggaran sebelum revisi sebesar Rp. 12.810.374.000) kurang dari tahun 2014 mencapai 94,77%. Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 227.862.537 atau mencapai 213,44 persen dari estimasi pendapatan –LRA sebesar Rp. 106.757.000.
Tabel 12. Realisasi Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015
URAIAN
TA 2015 ANGGARAN REALISASI
% thd Anngg
PENDAPATAN PNBP
106,757,000
227,862,537
213.44
Jumlah Pendapatan 106,757,000
227,862,537
213.44
2,229,605,000
2,215,834,832
99.38
5,380,641,000
4,708,395,977
87.51
7,610,246,000
6,924,230,809
90.99
3,543,519,000
3,504,328,925
98.89
725,293,000
685,297,200
94.49
4,268,812,000
4,189,626,125
98.15
BELANJA Belanja Operasional Belanja Pegawai Belanja Barang Jumlah Belanja Operasional Belanja Modal Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan Bangunan Jumlah Belanja Modal JUMLAH BELANJA
11,879,058,000 11,113,856,934
93.56 Grafik
1.Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun nggaran 2015 dan 2014
13,000,000,000 12,000,000,000 11,000,000,000 10,000,000,000
Anggaran Realisasi 2015 11,879,058,000 11,113,856,934 2014 12,487,058,000 11,834,390,209
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa realisasi belanja tahun 2015 terealisasi mencapai 93,56% mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2014terealisasi mencapai 94,77%. Disebabkan Selama periode berjalan BTKL PP Ambon telah mengadakan revisi DIPA dari DIPA awal (perubahan pada jenis belanja barang dan belanja modal). Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja perjalanan dinas dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Terjadinya kenaikan atau penurunan anggaran selama lima tahun disebabkan antara lain: Realisasi belanja TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 10.45 persen dari tahun 2014 disebabkan
adanya
kenaikan
pangkat,
KGB,
tunjangan
istri/anak,
tunjangan
fungsional/tunjangan umum, pembayaran kenaikan gaji pokok baru tahun 2015 sesuai keputusan Presiden. Realisasi belanja barang periode Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 18.79 persen dari realisasi barang tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya belanja barang operasional, persediaan dan belanja perjalanan dinas. Realisasi belanja modal Peralatan dan Mesin periode Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 100 persen bila dibandingkan dengan realisasi belanja modal tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh penambahan gedung baru yang diikuti dengan penambahan peralatan dan mesin sebagai fasilitas gedung. Realisasi belanja modal gedung dan bangunan periode Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 39.44 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Disebabkan menunggu revisi DIPA yang belum terealisasi. Realisasi pendapatan jasa TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 5.07 persen dibandingkan tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pelayanan (jasa) pemeriksaan sampel air, udara dan makanan.
KINERJA TAHUN 2015 Kinerja BTKL PP Ambon tahun 2015 untuk nilai skor kurang dari tahun 2014 berdasarkan Kepmenkes No. 266/MENKES/SK/2004 tentang Kriteria Unit Pelaksana Teknis Dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular adalah sebagaimana di gambarkan dalam tabel 13 dibawah ini:
Capaian Kinerja BTKL-PP AMBON Tahun 2015 No 1
Unsur Utama Surveilans Epidemiologi
2
ADKL
3
Rujukan Laboratorium
4
Kendali mutu
5
6
Pengembangan Model dan teknologi Tepat Guna Sumber Daya Teknis
7
Sumber Daya Penunjang
Sub Unsur Jejaring/desinfo Respon cepat Penanggulangan KLB/Pengatam potensial Wabah Advokasi Total Skor Sub Unsur utama Kesling Pemb.Peny.Menular/PTM Total Skor Sub Unsur utama Laboratorium(sampel) Media (jenis) Reagent (jenis) Hewan (jenis) Total Skor Sub Unsur utama Uji Mutu (Jenis) Kalibrasi (Jenis) Total Skor Sub Unsur utama Model (Jenis) Teknologi (Jenis) Total Skor Sub Unsur utama Tenaga Teknis ( org) Peralatan Teknis (Jenis) Total Skor Sub Unsur utama Tenaga Adm (org) PNBP ( Jutaan Rp) Tanah / m2 Bangunan /
m2
Kegiatan
Nilai:5 Bobot Skor
28 8
1 3
15% 5%
0.03 0.03
37
4
5%
35 24
2 4
10% 10%
2976 154 262 0
5 5 5 0
7% 1% 1% 1%
30 40
2 1
5% 5%
1 2
1 1
5% 5%
34 1602
2 5
3% 2%
14
3
7%
0.04 0.10 0.04 0.08 0.12 0.07 0.01 0.01 0.00 0.09 0.02 0.01 0.03 0.01 0.01 0.02 0.01 0.02 0.03 0.04
Rp. 331.666.150
5
7%
0.07
800 m2
5
2%
0.02
1710
5 5
2% 2%
0.02 0.02 0.17 0.56
Kendaraan (Unit) 16 Total Skor Sub Unsur utama Total Skor Pelaksanaan Teknis di Bidang Teknis Kesling dan Pengendalian Penyakit
Tahun 2015 total skor pelaksanaan teknis dibidang teknis kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit adalah 0,56 menurun dari tahun 2014 adalah 0,57 hal ini disebabkan karena ada 4 kegiatan yang tidak terlaksana danselama periode berjalan BTKL PP Ambon telah
mengadakan revisi DIPA dari DIPA awal (perubahan pada jenis belanja barang dan belanja modal). Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja perjalanan dinas dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan
BAB IV SIMPULAN Laporan Kinerja Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas II Ambon ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2015 dan lima tahun jangka menengah pertama (Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2019). Kinerja Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas II Ambon dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk tahun 2015diukur berdasarkan tingkat penggunaan anggaran dan tingkat pencapaian kegiatan fisik antara lain: Untuk pencapaian fisikterealisasi sebesar Rp. 4.189.626.125 atau Rp. 5.866.708.000,- atau 98,15 % dari rencana anggaran sebesar Rp. 5.977.236.000,-. Apabila dibandingkan dengan tahun 2013 realisasi belanja modal mengalami penurunan sebesar Rp. 2.396.239.000 atau 29,00 %, disebabkan karena penurunan pagu khususnya untuk belanja modal pembangunan gedung dan bangunan. Realisasi belanja Negara sesuai DIPA BTKL PP Kelas II Ambontahun 2014, dengan anggaran sebesar Rp 12.487.058.000,- terealisasi sebesar Rp 11.834.390.209,- atau94,77 % melebihi target sebsar 91 % sesuai Rencana Aksi Kegiatan tahun 2014 dengan nilai skor 0,53. Untuk realisasi PNBP sebesar Rp. 216.858.600 (264,46 %) dari target sebesar Rp. 82.000.000,- jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp. 141.441.000,- maka ditahun 2014 terjadi peningkatan sebesar Rp. 67.417.600,- (68,91%) disebabkan bertambahnya jumlah pemeriksaan sampel air dari pelangan baik swasta maupun instansi pemerintah, dan Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah. Total Nilai Skor tahun 2015 untuk BTKL PP kelas II Ambonjika dibandingkan dengan skor batasan klasifikasi sebagaimana ditetapkan dalam KEPMENKES RI No. 266/MENKES/SK/III/2004 tentang kriteria klasifikasi unit pelaksana teknis dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular adalah < 0,40, telah melebihi nilai skor tersebut. Demikian Laporan Kinerja BTKLPP Ambon Tahun 2015 ini dibuat atas dasar kenyataan hasil kegiatan. Namun kiranya masih terdapat kekurangan, mohon pada para pihak terkait untuk dapat memberikan masukan demi perbaikan.
Akhirnya, disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini.