Jalin Kerja Sama dengan UNAIR, Pokphand Siap Berikan Beasiswa UNAIR NEWS–Universitas Airlangga kedatangan tamu dari Lembaga Karya Pokphand (LKP), Kamis (17/11). Pertemuan antara keduanya dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman (MoU) berkaitan dengan beberapa kerjasama. Pertemuan berlangsung di Ruang Sidang Pleno, Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR. Kerjasama yang akan dijalin keduanya berkaitan dengan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan juga pemberian beasiswa melalui Program Beasiswa Universitas Lembaga Karya Phokpand. MoU tersebut dihadiri oleh Ketua Umum LKP (Lembaga Karya Phokpand) dan Presiden Direktur PT Chaeron Phokpand Indonesia Thomas Effendy,jajaran petinggi LKP,Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA, beserta pimpinan UNAIR.
Prof. Nasih mengatakan, UNAIR dan Pokphand memiliki misi yang sama yaitu untuk mencerdaskan anak bangsa. “Kita sama-sama punya misi. Misi kita kerja sama dengan Pokphand ini adalah bisa menambah kekuatan kami untuk terus mencerdaskan anak bangsa,” kata Prof. Nasih saat memberikan sambutan. Dalam kesempatan tersebut Prof. Nasih mengungkapkan, kerja sama tersebut tidak hanya sebatas program beasiswa. “Sebagaimana yang sudah disepakati, kita juga akan memberangkatkan mahasiswa kita untuk PKL atau bahkan KKN di Pokphand. Jadi mahasiswa UNAIR boleh menimba ilmu secara praktisnya di Pokphand,” jelas Guru Besar FEB UNAIR tersebut.
Sependapat dengan Prof. Nasih, Thomas Effendy menambahkan, jika program beasiswa ini berjalan lancar dan memiliki manfaat yang besar, bukan tidak mungkin pihaknya akan menambah kuota beasiswa. Rencananya, LKP akan bekerja sama dengan 10 Perguruan Tinggi Indonesia, termasuk UNAIR. Sementara hingga saat ini, LKP sudah bekerja sama dengan 5 Perguruan Tinggi. Dari 10 Perguruan Tinggi, akan dijaring sebanyak 220 mahasiswa yang menerima beasiswa Pokphand. “Kita akan fokus kepada anak-anak kita yang memang secara kemampuan keuangan itu kurang mampu. Jadi fokusnya ke masalah finansial. Kita akan biayai mereka sampai lulus,” terang Thomas. “Kita ingin mereka memang punya tekad untuk sekolah untuk belajar. Jadi semata-mata tujuan kita ingin membantu mereka, tapi mereka juga benar-benar sekolah,” imbuhnya. Setelah lulus dari perguruan, tidak ada ikatan dinas dari Pokphand. Hanya saja, bagi penerima beasiswa Pokphand yang ingin bekerja di Pokphand akan mendapatkan prioritas. “Setelah lulus tidak ada janjian ikatan dinas, silahkan cari dimanapun yang disukai. Tapi kalau misalnya mau di Pokphand, akan kita prioritaskan,” ujar Thomas. Terkait ketentuan mahasiswa penerima beasiswa Pokphand ini, Prof. Nasih menjelaskan, beasiswa Pokphand dapat diberikan kepada mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Terutama penelitian yang berpotensi untuk memecahkan masalah masyarakat, bahkan menghasilkan hilirisasi. “Kedepan, kita dorong beasiswa ini membantu untuk melakukan riset dan penelitian. Sehingga mereka bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik. Karena banyak mahasiswa yang nyantol di skripsi,” jelas Prof. Nasih. “Sebelumnya memang sudah ada, tapi belum masif. Tentu syaratnya penelitian yang dilakukan hasilnya memiliki nilai yang memecahkan masalah masyarakat, atau kegiatan hilirisasi,”
imbuhnya mengakhiri. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Binti Q. Masruroh
Tahun Kesepuluh Psychofest, Kita Nggak Sendiri! UNAIR NEWS – Sivitas akademika Fakultas Psikologi Universitas Airlangga kembali menyelenggarakan acara tahunan bertajuk Psychofest. Memasuki tahun kesepuluh penyelenggaraan Psychofest, tema yang diusung dalam acara ini juga menarik. Kali ini, tema yang diangkat dalam pelaksanaan Psychofest tahun ini adalah “Relasi antara Otentisitas Manusia dan Sistemnya”. Tujuannya untuk mengajak manusia untuk kembali menyadari keberadaan orang lain dalam lingkungan sehari-hari. “Manusia tidak hidup sendiri, tetapi ada manusia lain dengan karakternya masing-masing, dan harus saling berelasi,” tutur Dr. Dewi Retno Suminar, M.Psi, dalam pesan yang diterima redaksi UNAIR News. Sehingga dari tema tersebut, lahirlah jargon “Hidup ini bukan hanya tentang kita saja. Ada kamu, dia, dan mereka”. Ada enam acara besar yang termasuk bagian kegiatan Psychofest. Yaitu, Indonesian Psychology Ball League (IPBL), Open Psychology, Kompetisi Debat Psikologi Nasional, Psychofest Conference, Psychology Film Festival, dan Bazar Musik Psychofest. Sasaran kegiatan Psychofest cukup beragam. Pelajar sekolah
menengah atas dan sederajat bisa mengikuti kompetisi IPBL atau olahraga yang mencakup basket, futsal, badminton, tari modern, dan fotografi. Kompetisi ini sudah dilangsungkan pada Oktober lalu. Selain IPBL, pelajar SMA juga bisa mengikuti olimpiade dan seminar Open Psychology yang dilaksanakan di Psikologi UNAIR Kampus B. Selain siswa, mahasiswa juga bisa berpartisipasi dalam kompetisi debat. Kompetisi debat ini diikuti oleh mahasiswa Psikologi seluruh Indonesia di Psikologi UNAIR Kampus B. Kepada penggiat dan penikmat film baik dari kalangan umum maupun pelajar, berkesempatan mengikuti festival film yang akan berlangsung pada 25-27 November di Balai Pemuda dan Gedung Kesenian Cak Durasim Surabaya. Puncak acara Psychofest akan dilaksanakan pada Minggu (4/12) di Grand City Surabaya. Puncak acara ini akan diramaikan oleh bazar, talenta Psikologi UNAIR, musisi lokal, dan bintang tamu. Untuk informasi lebih lanjut, silakan akses Psychofest, silakan akses psychofest.psikologi.unair.ac.id.
mengenai 10th tautan
Ramaikan
acara
10 t h
Psychofest, dengan tagar #KitaNggakSendiri! Penulis: Defrina Sukma S Editor : Faridah Hari
Perlu
Diwaspadai,
Bakteri
Baru di Air Penyebab Radang UNAIR NEWS – Berkat kegigihannya meneliti bakteri yang ada di air di Surabaya, Dr. Eduardus Bimo Aksono, Drh., M.Kes mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan papernya pada Indonesia Research and Innovation Expo (IRIEX) 2016. Paper tersebut masuk tiga besar bidang life sciences. IRIEX adalah salah satu kegiatan yang digagas Lembaga Pengembangan Produk Akademik dan Hak Kekayaan Intelektual (LPPA-HKI) dalam rangka peringatan Dies Natalis Universitas Airlangga ke-62. Ada tiga bidang penelitian yang diusung IRIEX, meliputi life sciences, social sciences, dan health sciences. Untuk bisa masuk tiga besar ini, Bimo menyisihkan setidaknya 20 paper terpilih. Bimo mempresentasikan papernya yang berjudul “Genetic Deversity dari Legionella sp Isolat Lokal Pada Sampel Beresiko sebagai Upaya Tanggap dan Pengendalian Adanya New Emerging Disease di Surabaya”. Penyakit Legionellosis adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh bakteri Legionella pneumophilia dan spesies lainnya dari Legionella. Bakteri ini bisa menyebabkan serangkaian penyakit, mulai dari batuk ringan, demam, hingga Pneumonia. Pada mulanya, ada turis asing asal Australia yang berkunjung ke Bali. Namun setelah kepulangannya ke negara asal, ia mendadak sakit dan meninggal. Dari hasil pemeriksaan, ada indikasi bahwa yang bersangkutan terinfeksi bakteri Legionella. Dicurigai, infeksi bakteri tersebut berasal dari Bali. Bermula dari latar belakang tersebut, Bimo dan tim mulai melakukan penelitian ke beberapa lokasi, terutama daerahdaerah yang dicurigai menjadi sumber infeksi. Misalnya, pekerja yang menangani tandon air, orang-orang yang bekerja di bandara, orang-orang yang bekerja di daerah kolam renang.
Mereka diambil sampel darahnya. “Namun, perkembangan selanjutnya saya lebih tertarik pada mencari sumber infeksi di air, bukan infeksi pada manusia. Karena saya sampaikan, bahwa bakteri ini paling suka di air, baik hangat maupun dingin,” ujar Bimo. “Saya mencoba mengidentifikasi sampel-sampel itu di wilayah Surabaya. Sampel yang saya gunakan adalah air tandon, air asin, air sumur, air kran, dan air kolam renang,” tambahnya. Penelitiannya itu bertujuan untuk mendapatkan sumber infeksi bakteri Legionella di air. Bimo juga memastikan jenis bakteri Legionella yang terdapat di air itu. Sebab, ada sekitar 30 jenis bakteri Legionella, salah satunya Legionella pneumophila yang merupakan jenis Legionella yang infeksius. “Legionella pneumophila tipe 1 sempat menjadi wabah di Amerika. Saya mau mencari apakah betul Legionella pneumophila tipe 1 ada pada lingkungan di Indonesia, khususnya di Surabaya? Ternyata dari hasil penelitian saya, air di Surabaya positif ada Legionella pneumophila,” ujarnya. Dari 36 sampel yang ia teliti, ada 12 yang positif. 12 yang positif itu meliputi empat di air sumur, dan delapan di air kran. Dari yang positif ini, ternyata bukan termasuk Legionella pneumophila tipe 1 yang berbahaya, tetapi Legionella pneumophila tipe 8, 9, dan 12. “Artinya, Legionella pneumophila di Surabaya bukan tipe yang infeksius,” ujarnya. Penelitian yang Bimo lakukan berlangsung selama dua tahun, terhitung sejak Januari silam. Melalui penelitiannya ini ia berharap, bisa mengembangkan kit diagnostik untuk mendeteksi Legionella, terutama Legionella yang ada di air. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Dilan Salsabila
Jadikan Prestasi
Dedikasi
Sebuah
UNAIR NEWS – Menjadi mahasiswa bukan hanya sebuah identitas semata, yang hanya dipandang dari sisi akademiknya saja. Akan tetapi sisi non akademik juga perlu menjadi perhatian. Bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo, bagi kedua mahasiswa ini adalah suatu permulaan. Silvester Sili Teka dan Nazyati Syafira belajar mengasah soft skill mereka dengan berorganisasi melalui UKM. Kehidupan berorganisasi di kampus nyatanya memiliki berbagai macam pandangan dan sorotan. Ada yang memandang bahwa dengan mengikuti kegiatan organisasi hanya akan menghambat nilai akademik. Namun, tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa dengan bergabung dalam organisasi kampus akan memberikan banyak sekali manfaat bagi dirinya, salah satunya dengan menjadi mahasiswa yang berprestasi di bidang non akademik. Seperti yang dirasakan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNAIR ini, Silvester dengan kerja kerasnya di tengah kesibukan skripsi dan menjelang kelulusan, berhasil meraih juara 1 senior under 54kg putra dan dinobatkan menjadi “Atlet Terbaik Senior Putra” di Kejuaraan Nasional Piala Kapolres Semarang yang berlangsung pada 11-13 November lalu. “Saya merasa ingin lebih berkontribusi kepada UKM Taekwondo UNAIR dengan mempersembahkan sesuatu yang belum pernah saya berikan untuk UKM yaitu medali emas dan sebagai bonus penghargaan atlet terbaik itu,” ujar mahasiswa semester akhir tersebut. Hal demikian dirasakan pula oleh Nazyati Syafira, mahasiswa Fakultas Vokasi ini juga meraih medali perak pada kejuaraan
tersebut. Dia menyatakan bahwa sebenarnya niat untuk mengikuti kejuaraan sudah lama terbersit, latihan pun sudah dimulai sejak lama dan untuk kejuaraan ini memang benar-benar dipersiapkan. Sehingga membuahkan hasil yang memuaskan. “Jangan berhenti berusaha dan berdoa karena tanpa keduanya semuanya sia-sia”, ungkap Syafira. Prestasi non akademik yang diraih dan pengalaman organisasi dalam UKM, bagi Silvester bisa menjadi bekal soft skill ketika bersaing di dunia luar dan dapat menjadi nilai tambah jika dibandingkan dengan mahasiswa yang hanya aktif dalam aktivitas perkuliahan saja. Faktor pengalaman mahasiswa dalam organisasi kampus juga sebagai salah satu faktor penting penunjang suksesnya mahasiswa kelak. “Tekad dan kemauan kuat itu merupakan syarat mutlak bagi sebuah pencapaian. Dedikasikan dirimu, karena dedikasi selalu berbuah prestasi”, ujar Silvester. “Jadi, apa lagi yang kalian tunggu? Ikuti organisasi kampus dan ukir prestasimu!,” pungkasnya.
Penulis: Yosi Dwi Apriliani Editor: Nuri Hermawan
Selama Dua Minggu, Atlet Denali Summit Attack Enam Kali ke Mahameru UNAIR NEWS – Mendaki puncak tertinggi di belahan Bumi Utara bukanlah hal mustahil. Namun, fisik dan mental para atlet
pendaki perlu dipersiapkan secara matang agar meminimalisir risiko yang terjadi saat pendakian.
bisa
Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Airlangga atau Wanala UNAIR dijadwalkan akan berangkat dan mendaki Gunung Denali di Amerika Serikat pada medio tahun 2017. Kegiatan ini mereka namai Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDEx). Ada banyak rangkaian persiapan fisik dan mental, salah satunya mereka akan menempa diri selama 15 hari di Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (TNBTS). Rencananya, kegiatan itu akan dilaksanakan pada tanggal 20 November (Minggu) sampai 4 Desember (Minggu). Selama pelatihan, mereka akan didampingi Huda, pendaki tujuh puncak tertinggi dunia dari organisasi Indonesia Expedition. Selama pelatihan di TNBTS, mereka akan melatih teknik, mematangkan fisik, melatih endurance, membiasakan diri dengan ketinggian, dan untuk membuat tim yang solid. TNBTS dipilih dengan alasan kesesuaian medan. “Di Alaska, semuanya salju. Medannya hampir sama dengan pasir sehingga yang paling pas di Semeru untuk simulasi pendakian,” tutur Wahyu Nur Wahid yang bertindak selaku Sekretaris AIDEx. Wahyu melanjutkan, para atlet AIDEx membutuhkan dataran tinggi dan terbuka untuk berlatih. Meski tak setinggi Denali, TNBTS adalah tempat yang sesuai untuk melatih diri. Pelatihan ini akan diikuti oleh ketujuh atlet ekspedisi, yakni Bernat Yogi Abrian (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/2013), Gangga Pamadya Bagaskara (Fakultas Ekonomi dan Bisnis/2014), M. Faishal Tamimi (alumnus), M. Roby Yahya (Fakultas Perikanan dan Kelautan/2011), Syaifful Akbarudin (FISIP/2011), Septian Rio (FISIP/2013), dan Yasak (alumnus). Membangun tim, fisik, dan mental
Ada sepuluh jenis teknik latihan yang akan dilakukan oleh para atlet AIDEx. Mereka akan melakukan latihan beban, ketahanan fisik, manajemen kegiatan, kekompakan, aklimatisasi di ketinggian, kecepatan, moving together, self arrest, running belay, dan sledding. Pada hari pertama, tim berangkat menuju lokasi di Bromo dan berlatih menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu Bromo (aklimatisasi). Pada hari kedua, mereka akan mengasah teknik pendakian moving together dan self arrest. “Self arrest merupakan teknik mountaineering. Dalam teknik ini, pendaki menjatuhkan diri, terpelosok, tergelincir di gunung es atau medan salju, dan pendaki tersebut melakukan penyelamatan diri dengan menggunakan ice axe serta kombinasi dari anggota tubuh seperti kaki, siku, lutut dan tangan. Jadi, latihan ini merupakan simulasi jatuh ke jurang,” terang Roby Yahya, Ketua AIDEx. Pada hari ketiga, mereka akan fokus pada kegiatan running belay dan sledding. Pada teknik running belay, para atlet dilatih untuk mengenakan pengaman saat pendakian. Sebab, nantinya, atlet akan bergantian dalam mendaki gunung. Sedangkan, dalam latihan sledding, atlet akan kembali berlatih menarik ban truk seberat 15-20 kg. Pada hari keempat, atlet akan fokus pada rescue dan speed play. Teknik rescue harus dikuasai oleh setiap calon atlet, karena hanya anggota tim sendiri yang dapat melakukan evakuasi saat pendakian. Sedangkan, speed play digunakan untuk melatih daya tahan calon atlet. Selanjutnya, pada hari kelima, para atlet akan kembali mengulang teknik moving together, sledding serta loadcarry. Loadcarry ini adalah berjalan jarak jauh disertai membawa beban. Di hari keenam, atlet akan melakukan kombinasi loadcarry beserta sledding dari Bromo menuju Ranu Pane yang berjarak 16,3 kilometer.
“Hari ketujuh dilakukan recovery tubuh calon atlet, karena aktivitas aktivitas yang dilakukan butuh tenaga cukup banyak,” jelas Rio yang juga calon atlet AIDEx. Pada hari kedelapan, tim akan melakukan trekking dan loadcarry menuju Kalimati disertai aklimatisasi suhu di ketinggian dan beristirahat. Pada jam 1 dini hari atau hari kesembilan, tim melakukan summit attack atau menuju puncak Mahameru dari Kalimati. Kemudian turun dan melakukan summit attack lagi sebanyak dua kali. Sore harinya tim melakukan speed play di lokasi Kalimati selama satu jam. Pada hari kesepuluh, mereka kembali melakukan summit attack dari Kalimati ke Mahameru, sebaliknya. Setelah sampai ke Kalimati, mereka menuju Ranu Pani untuk beristirahat dan memulihkan kondisi tubuh hingga hari kesebelas. Pada hari ke-12, tepatnya waktu setelah Magrib, tim kembali melakukan summit attack dari Ranu Pani ke Mahameru. Pada summit attack yang rencananya akan berlangsung pada jam 19.00 hingga 07.00, setiap atlet diharuskan membawa beban seberat 10 kilogram. Pada hari ke-13, tim kembali melakukan summit attack mulai pukul 19.00, sampai keesokan harinya. Pada hari terakhir, tim dijadwalkan pulang ke Surabaya. “Summit attack memang dilakukan berulang kali, untuk meningkatkan volume oksigen maksimal, ketahanan, manajemen kegiatan, fisik, team building, serta aklimatisasi di ketinggian 3000 mdpl dan yang terpenting menempa mental para atlet,” tutur Rio. (*) Penulis: Wahyu Nur Wahid (Sekretaris AIDEx) Editor: Defrina Sukma S
Juara Kompetisi Paper dan Hasil Penelitian dalam IRIE 2016 UNAIR NEWS – Menyertai pelaksanaan ”Indonesia Research and Innovation Expo” (IRIE) 2016, untuk memeriahkan acara juga diadakan berbagai kegiatan. Misalnya presentasi ilmiah, seminar, lomba-lomba, pameran ternak dan ikan, serta pentas seni sebagai hiburan. Diantara yang bersifat kompetisi itu adalah ”Animal Science Paper Competition” 2016 (ASPC) yang diprakarsai BEM Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR, yang diikuti mahasiswa veteriner secara nasional. Seperti yang disampaikan Prof. Dr. Lucia Tri Suwanti, drh., MP., dari seksi lomba IRIE 2016, dalam ASPC 2016 ini berhasil menjadi juara I adalah tim mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dengan paper yang disampaikan berjudul “EPOT (Eco Poultry Transportation) Desain Transportasi Unggas Terintegrasi Animal Welfare yang Ramah Lingkungan untuk Mengurangi Pencemaran Udara”. Juara II direbut tim mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan judul paper “Portable Heating Cage for Neonatal and Weaning of Kitten and Puppies: Kandang Penghangat Portabel Sebagai Alat Alternatif untuk Menurunkan Tingkat Kematian pada fase Neonatal dan Fase Sapih Anak Kucing dan Anak Anjing”. Sedang juara III diraih tim mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dengan paper bertajuk “Aplikasi SCADA untuk Mengendalikan Gas Amoniak Berbahaya pada Kandang Ayam Broiler Berbasis Cloud Computing”. Lomba presentasi hasil penelitian; bidang Health Science:
Juara I oleh peneliti Prof. Kuntaman (FK) dengan judul “Methicilin Resistent Staphylocoscus Aureus (MRSA) Acquistion and Infection in Surgical Wards and Medical Wards in Dr. Soetomo Hospital Surabaya”. Juara II, peneliti Prof. Sukardiman dengan judul “Aktivitas Anti Diabetes dari Campuran Ekstrak Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) dengan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia Mahagoni Jacq) pada Mencit yang Diiduksi Aloksan”. Sedang juara III oleh Dr. Purkan dengan judul “Ekspresi Gen Katg Mycibacterium Tuberculosis Isolat Klinis Lokal dan Uji Imunogenitas Proteinnya untuk Konstruksi Vaksin TB yang Potensial”. Presentasi bidang Life Science: Dr. Erma Savitri, Drh., M.Kes dengan penelitian berjudul “Pemanfaatan Madu Sebagai Upaya Mobilisasi dan Adaptivitas Stem Cell pada Kasus Degenerasi Ovarion Akibat Malnutrisi” menyabet juara I. Sedang juara II diraih Dr. Miratul Khasanah, M.Si, judul penelitiannya ”Deteksi Dini Asam Urat dalam Serum Menggunakan Sensor Pasta Karbon Nanopori Berbasis Imprinting”. Sedangkan posisi III dimenangkan Dr. E. Bimo Aksono, M.Kes., drh yang meneliti tentang ”Genetic Diversity dari Legionella SP Isolat Lokal pada Sampel Beresiko sebagai Upaya Tanggap dan Pengendalian Adanya New Emerging Disease di Surabaya”. Sementara bidang Social Science, dengan judul penelitian ”Pemarkah Waktu pada Abstrak Tulisan Ilmiah di Bidang Kesehatan, Hayati Sosial dan Fisika”, Deny Arnos Kwary (FIB) meraih yang terbaik. Juara II direbut oleh Prof. Bagong Suyanto (FISIP) dengan judul penelitian ”Model Penanganan Perempuan dan Anak Korban Trafficking di Industri Seksual Komersial”. Sedangkan Dr. I Gde Wahyu Wicaksana, sebagai juara III dengan judul penelitian ”Iklim Global Terhadap Keamanan Maritim Indonesia”. Lomba poster penelitian dimenangkan oleh Handoko (FST) dengan judul “Senyawa Kompleks Pewarna 4zo sebagai Sinsitizer Sel Surya Penghasil Energi Terbarukan”. Sedangkan juara II oleh Poedji Hastutik (FKH) ”Gambaran Histologi Kulit Kelenci Pasca
Terapi dengan Salep Crude Extrak Daun Permot”. Sedangkan juara III oleh Dewi Melani Hariadi (Fak. Farmasi) dengan judul poster “Respon Gemunogenitas Mikro Ovalbumin Alginan dan Produk Vaksin”. Sedangkan penampilan booth, stand FKH tampil sebagai yang terbaik dalam IRIE 2016 ini. Terbaik II oleh booth Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR, sedangkan juara III stand/booth PT Petrosida Gresik. (*) Penulis : Bambang Bes
Pameran Riset Expo UNAIR Diharapkan Semakin Lebih Baik UNAIR NEWS – Ketua Lembaga Pengembangan Produk Akademik dan HKI (LPPA HKI) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Sukardiman, MS., Apt., sebagai penanggungjawab ”Indonesia Research and Innovation Expo” (IRIE) 2016, menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga atas kerjasamanya, kerja kerasnya, dan kerja iklasnya kepada seluruh panitia IRIE 2016. Seperti diketahui, IRIE 2016 –yang sebelumnya bernama Pameran Riset Expo itu, tahun ini dilaksanakan selama tiga hari, sejak tanggal 10 hingga 12 November 2016, bertempat di Gedung Airlangga Convention Center (ACC), Kampus C UNAIR Mulyorejo Surabaya. IRIE 2016 ini sempat dihadiri oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, seusai menyampaikan orasi ilmiah dalam Sidang Universitas dalam rangka Dies Natalis Ke-62 UNAIR, hari Kamis (10/11). Dalam peninjauannya Mentan tertarik dengan hasil pengembangan budidaya ternak sapi dan kambing yang unggul dari
Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).
KENDATI baru berusia tiga tahun, PDD UNAIR Banyuwangi juga berpartisipasi dalam IRIE 2016. (Foto: Bambang Bes) ”Dengan kegigihan panitia semua, sehingga acara ini bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya. Kepada peserta dan panitia, kami mohon maaf jika ada salah kata dan salah ucap. Sekali lagi terimakasih,” kata Prof. Sukardiman, seusai penutupan IRIE 2016 yang dilakukan oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh Nasih, SE., MT., Ak., CMA. Dalam sambutan penutupannya, Rektor Prof. Moh Nasih juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada peserta pameran dan panitia yang dengan sabar melaksanakan aktivitas pameran selama tiga hari dengan tertib dan lancar. Rektor juga menilai bahwa pelaksanaan tahun ini ada peningkatan kualitas yang relatif baik. ”Walau pun ada beberapa hambatan, misalnya terkait dengan undangan-undangan, tetapi karena panitianya relatif sudah berpengalaman sejak menyelenggarakan yang pertama hingga yang
ketiga tahun ini, kesulitan bisa diatasi. Untuk itu kita berharap tahun depan bisa diselenggarakan lagi dengan kualitas yang tentunya juga lebih baik,” harapan Rektor, yang saat penutupan tersebut di panggung utama didampingi Prof. Sukardiman dan Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si., Ketua Panitia IRIE 2016. (*) Penulis : Bambang Bes