J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 64
PELATIHAN AEROBIK UNTUK KEBUGARAN PARU JANTUNG BAGI LANSIA
Agus Pribadi Trainer Fitness Hotel Jayakarta Email:
[email protected] ABSTRAK Penduduk lanjut usia (Lansia) merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Lansia adalah suatu periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran, fungsi organ dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu, serta suatu proses menghilangnya secara berlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dalam mempertahankan struktur fungsi normalnya. Olahraga yang dianjurkan bagi lansia, adalah olahraga dengan gerakan yang melibatkan pelatihan pernafasan dan jantung, melatih kekuatan otot, kekuatan sendi, serta bersifat rekreasi, sehingga tidak menimbulkan rasa jenuh untuk lansia. Daya tahan paru jantung merupakan kemampuan untuk terus menerus dengan tetap menjalani kerja fisik yang mencakup sejumlah besar otot dalam waktu tertentu, hal ini merupakan kemampuan sistem peredaran darah dan sistem pernafasan untuk menyesuaikan diri terhadap efek seluruh beban kerja fisik. Latihan yang bersifat aerobic sangat di perlukan oleh lansia dikarenakan untuk memperkuat paru jantung yang nantinya dapat memperlancar peredaran darah guna kebugaran lansia. Latihan aerobik yang bermanfaat untuk kesehatan lansia sebaiknya memenuhi kriteria FITT (fre quency, intensity, time, type). Frekuensi 3 kali dalam 1 minggu, intensitas 60-70% dari denyut jantung maksimal, time 20-30 menit, tipe bersifat menyenangkan. Jenis latihan aerobik yang dianjurkan bagi lansia yaitu: bersepeda, berenang, senam lansia, berjalan kaki, yoga. Manfaat latihan aerobik bagi lansia yaitu dapat memperpanjang usia, menyehatkan jantung, menyehatkan paru, otot, dan tulang, membuat lansia lebih mandiri, mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan depresi, dan memperoleh kepercayaan diri yang lebih tinggi. Kata Kunci: Lanjut Usia, Paru Jantung, Program Latihan Aerobik, Manfaat bagi lansia. PENDAHULUAN Penduduk
menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 %. Jumlah lanjut
(Lansia)
ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi
merupakan bagian dari anggota keluarga
15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 %
dan anggota masyarakat yang semakin
dari seluruh penduduk. Diperkirakan pada
bertambah
tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau
jumlahnya
usia
sejalan
dengan
peningkatan usia harapan hidup. Pada
11,4
%.
Hal
ini
tahun 1980 penduduk lanjut usia baru
penduduk lanjut usia meningkat secara
berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 % dari
konsisten dari waktu ke waktu. Angka
seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 1990
harapan
jumlah penduduk lanjut usia meningkat
berdasarkan data Biro Pusat Statistik pada
hidup
menunjukkan
penduduk
bahwa
Indonesia
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 65
tahun 1968 adalah 45,7 tahun, pada tahun
Olahraga
1980 : 55.30 tahun, pada tahun 1985 :
pengeluaran hormon pertumbuhan, hormon
58,19 tahun, pada tahun 1990 : 61,12
anti stres, dan hormon endorphin, yang
tahun, dan tahun 1995 : 60,05 tahun serta
berfungsi untuk menghambat penurunan
tahun 2000 : 64.05 tahun (BPS, 2000: 1)
fungsi tubuh atau penuaan yang terjadi
Penuaan
(menjadi
tua=aging)
teratur
dapat
mendorong
pada lansia.
adalah suatu proses menghilangnya secara
Olahraga dengan gerakan tertentu
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
yang melibatkan otot tubuh akan dapat
memperbaiki diri atau mengganti diri dan
menjaga kekuatan otot, fungsi persendian,
mempertahankan
pembuluh darah tetap elastis dan tetap
struktur
dan
fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terbuka,
terhadap
darah
jejas
memperbaiki
(termasuk
kerusakan
infeksi)
ke
memperlancar
bagian-bagian
tubuh
aliran kita,
diderita.
membantu melatih pengembangan paru-
Definisi lain menyatakan bahwa penuaan
paru. Namun yang perlu diperhatikan untuk
adalah suatu proses alami yang tidak dapat
Menjaga
dihindari,
mencegah
olahraga
yang
kemampuan
tubuhnya.
Olahraga
berjalan
berkesinambungan.
yang
dan
sehingga
terus-menerus,
dan
Selanjutnya
akan
menyebabkan
perubahan
fisiologis,
biokimia
dan
anatomis,
Lansia
adalah melebihi yang
dianjurkan bagi lansia, adalah olahraga
tubuh,
dengan gerakan yang melibatkan pelatihan
sehingga akan memengaruhi fungsi dan
pernafasan dan jantung, melatih kekuatan
kemampuan
keseluruhan
otot, kekuatan sendi, serta bersifat rekreasi,
(Basuki, 2008) yang dikutip oleh Desy
sehingga tidak menimbulkan rasa jenuh
(2013).
menuntut
untuk lansia. Selain itu pada lansi ada
kemampuan beradaptasi yang cukup besar
penurunan massa otot, perubahan distribusi
untuk
bijak.
darah ke otot, penurunan ph dalam sel otot,
Olahraga sangat erat kaitannya dengan
otot menjadi lebih kaku, dan ada penurunan
kebugaran tubuh kita. Tidak hanya anda
kekuatan otot.
tubuh
Semua
dapat
hal
pada
Kesehatan
secara
tersebut
menyikapi
secara
sebagai orang muda, anak-anak, remaja,
Olahraga
dapat
meningkatkan
dan orang dewasa yang sangat perlu untuk
kekuatan otot, massa otot, perfusi otot, dan
melakukan olahraga teratur. Namun Orang
kecepatan
tua atau Lansia juga harus tetap melakukan
(Rachmah, 2013). Pada prinsipnya, olah
olahraga secara teratur. Hal ini dikarenakan
raga untuk lansia harus dimulai pada kadar
konduksi
saraf
ke
otot
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 66
aktivitas yang sangat ringan kemudian
indera,
serta
kemunduran
daya
tahan
secara bertahap meningkat sampai pada
tubuh, merupakan acaman bagi integritas
kadar aktivitas sedang. Untuk mendapatkan
orang usia lanjut.
hasil maksimal, olahraga lansia sebaiknya
Menurut Undang-undang Nomor 13
terdiri dari tiga komponen olahraga, yaitu
tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
latihan aerobik, latihan kekuatan dan latihan
Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia
keseimbangan serta kelenturan. Latihan
adalah penduduk yang telah mencapai usia
aerobik sangat
erat kaitannya dengan
60 tahun ke atas. Diseluruh dunia penduduk
kebugaran paru jantung, dimana jantung
Lansia (usia 60 tahun ke atas) tumbuh
merupakan salah satu organ tubuh yang
dengan sangat cepat bahkan tercepat
sangat penting dimiliki oleh manusia, jika
dibanding
jantung kita kuat maka jantung akan
Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi
memompa darah keseluruh tubuh dengan
ledakan jumlah penduduk lanjut usia. Hasil
kuat pula, sehingga aliran darah ke seluruh
prediksi menunjukkan bahwa persentase
tubuh menjadi lancar. Maka dari pada itu
penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 %
pentingnya latihan aerobik untuk kebugaran
dari total penduduk pada tahun 2010 dan
paru jantung bagi lansia.
menjadi
PEMBAHASAN
Pengertian
Hakikat Lanjut Usia
dimana
hidup
kelompok
11,34
%
lanjut
usia
pada usia
manusia
lainnya.
tahun
adalah
telah
2020. periode
mencapai
Lansia adalah tahap akhir siklus
kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan
manusia,
juga
proses
merupakan bagian
kehidupan
yang
tak
dari dapat
telah
sejalan
menunjukkan
dengan
waktu.
kemunduran
Ada
beberapa
dihindarkan dan akan dialami oleh setiap
pendapat
individu. Pada tahap ini individu mengalami
yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65
banyak perubahan
fisik
tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan
maupun mental, khususnya kemunduran
dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai
dalam berbagai fungsi dan kemampuan
usia yang menunjukkan proses menua yang
yang
Perubahan
berlangsung secara nyata dan seseorang
sebagian dari proses
telah disebut lanjut usia (Akhmadi, 2009: 1).
penuaan normal, seperti rambut yang mulai
Selain itu batasan usia lansia menurut
memutih,
di
DepKes yang dikutip oleh Desy (2013)
panca
lansia digolongkan menjadi 3 kelompok
pernah
penampilan fisik
baik
secara
dimilikinya.
kerut-kerut
wajah, berkurangnya
ketuaan
ketajaman
mengenai “usia kemunduran”
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 67
yaitu : (1) kelompok lansia dini (55-64
mereka yang berumur 60 tahun atau lebih
tahun), (2) kelompok lansia (65 tahun
dan merupakan kelompok penduduk yang
keatas), dan (3) kelompok lansia resiko
menjadi focus perhatian para ilmuwan,
tinggi (berusia lebih dari 70 tahun).
masyarakat, dan pemerintah belasan tahun
Menua
adalah
menghilangnya
suatu
secara
proses
perlahan-lahan
terakhir
ini.
Jumlah
usia
lanjut
terus
meningkat baik di Indonesia maupun di
kemampuan jaringan untuk memperbaiki
dunia
diri
permasalahan yang harus diantisipasi dan
atau
mengganti
mempertahankan
struktur
diri
dan
dan
fungsi
dan
membawa
serta
berbagai
dicarikan jalan keluarnya.
normalnya. Usia lanjut merupakan proses
Menurut Hernawati Ina MPH (2006)
alami yang tidak dapat dihindarkan. Proses
perubahan
menjadi tua disebabkan oleh faktor biologi,
perubahan biologis, psikologis, sosiologis.
berlangsung secara alamiah, terus menerus
1.
dan
berkelanjutan
menyebabkan
yang
perubahan
dapat anatomis,
pada
lansia
ada
3
yaitu
Perubahan biologis meliputi : a. Massa otot yang berkurang dan massa
lemak
yang
bertambah
fisiologis, biokemis pada jaringan tubuh dan
mengakibatkan jumlah cairan tubuh
akhirnya
juga
mempengaruhi
fungsi,
berkurang,
sehingga
kemampuan badan dan jiwa (Wahyuni,
kelihatan
2008: 2). Dari berbagai pendapat diatas
wajah keriput serta muncul garis-
dapat disimpulkan bahwa lansia adalah
garis yang menetap.
suatu
periode
kering,
b. Penurunan indra penglihatan akibat
mencapai kemasakan dalam ukuran, fungsi
katarak pada usia lanjut sehingga
organ
dihubungkan
juga
manusia
dan
telah
dan
dimana
mengerut
kulit
telah
menunjukkan
dengan
kekurangan
kemunduran sejalan dengan waktu, serta
vitamin A vitamin C dan asam folat,
suatu
sedangkan gangguan pada indera
berlahan
proses
menghilangnya
kemampuan
jaringan
secara untuk
pengecap
yang
dihubungkan
memperbaiki diri dalam mempertahankan
dengan kekurangan kadar Zn dapat
struktur fungsi normalnya. Secara alamiah
menurunkan
setiap manusia akan menjadi tua atau
penurunan
mengalami proses penuaan. Proses ini
terjadi karena adanya kemunduran
tidak dapat dihindari, apapun usaha yang
fungsi sel syaraf pendengaran.
dilakukan. Di Indonesia usia lanjut adalah
nafsu indera
makan,
pendengaran
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 68
c. Dengan banyaknya gigi geligih yang sudah
tanggal
hari yang disebut dimensia atau
mengakibatkan
pikun.
ganguan fungsi mengunyah yang
g. Akibat penurunan kapasitas ginjal
berdampak pada kurangnya asupan
untuk
gizi pada usia lanjut.
jumlah
d. Penurunan
mobilitas
menyebabkan
gangguan
besar
nutrisi
sampai
kembung nyeri yang menurunkan
rasa lelah.
menyebabkan
dapat
susah
dapat
yang
terjadi
menimbulkan
h. Incotenensia urine diluar kesadaran
juga
buang
berkurang.
pada
hiponatremia
usus
juga
dalam
Akibatnya dapat terjadi pengenceran
saluran pencernaan seperti perut
mobilitas
air
usus
nafsu makan usia lanjut. Penurunan
merupakan
salah
satu
masalah
air
kesehatan yang besar yang sering
besar yang dapat menyebabkan
diabaikan pada kelompok usia lanjut
wasir .
yang
e. Kemampuan motorik yang menurun selain
menyebabkan
usia
mengganggu
aktivitas/
IU sering minum
kali yang
mengakibatkan dehidrasi. 2.
Kemunduran psikologis
kesulitan untuk menyuap makanan dapat
mengalami
mengurangi
lanjut
menjadi lanbat kurang aktif dan
f.
mengeluarkan
Pada usia lanjut juga terjadi yaitu ketidak
mampuan
untuk
mengadakan
kegiatan sehari-hari.
penyesuaian–penyesuaian terhadap situasi
Pada usia lanjut terjadi penurunan
yang dihadapinya antara lain sindroma
fungsi sel otak yang menyebabkan
lepas jabatan sedih yang berkepanjangan.
penurunan
3.
pendek
daya
ingat
melambatkan
informasi, kesultan kegagalan
Kemunduran sosiologi
proses
Pada usia lanjut sangat dipengaruhi
berbahasa
oleh tingkat pendidikan dan pemahaman
benda-benda
usia lanjut itu atas dirinya sendiri. Status
kesulitan mengenal
jangka
melakukan
aktivitas
social
seseorang
sangat
dalam
bagi
bertujuan apraksia dan ganguan
kepribadiannya
dalam menyusun rencana mengatur
Perubahan status social usia lanjut akan
sesuatu mengurutkan daya abstraksi
membawa akibat bagi yang bersangkutan
yang
kesulitan
dan perlu dihadapi dengan persiapan yang
dalam melakukan aktivitas sehari-
baik dalam menghadapi perubahan tersebut
mengakibatkan
di
penting
pekerjaan.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 69
aspek social ini sebaiknya diketahui oleh
untuk kerja otot dalam waktu yang lama
usia lanjut sedini mungkin sehingga dapat
(Djoko Pekik, 2004: 25). Olahraga yang
mempersiapkan diri sebaik mungkin.
teratur dapat meningkatkan kesehatan yang
DAYA TAHAN PARU JANTUNG
kita miliki karena jantung kita menjadi kuat
Pudjiastuti
dan
Utomo
(2003)
dalam memompa darah ke seluruh tubuh
menyatakan kebugaran jasmani pada lansia
khususnya
adalah
berhubungan
memiliki daya tahan paru jantung yang baik,
dengan kesehatan yaitu kebugaran jantung-
maka dia tidak akan cepat kelelahan atau
paru dan peredaran darah serta kekuatan
terengah-engah
otot dan kelenturan sendi. Daya tahan
aktivitas. Secara praktis kebugaran paru
kardiovaskuler
jantung dapat diprediksi dengan mengukur
untuk
kebugaran
terus
yang
merupakan
Lansia
setelah
yang
melakukan
detak jantung istirahat, yaitu detak jantung
mencakup
yang dihitung saat bangun tidur pagi hari
sejumlah besar otot dalam waktu tertentu,
ketika belum turun dari tempat tidur, tidak
hal ini merupakan kemampuan system
stress fisik maupun psikis, dan tidak sedang
peredaran darah dan system pernapasan
sakit, serta sebaiknya dilakukan selama 3
untuk menyesuaikan diri terhadap efek
kali
seluruh kerja fisik (Depdiknas, 2000: 53).
angka rata-rata, untuk selanjutnya dapat
Pendapat lain mengatakan bahwa daya
dikonsultasikan pada table 1.
kerja
fisik
dengan
lansia.
tetap
menjalani
menerus
kemampuan
bagi
yang
berturut-turut,
untuk
mendapatkan
tahan paru jantung merupakan kemampuan fungsional paru jantung mensuplai oksigen PRIA
WANITA
( Usia Tahun )
( Usia Tahun ) STATUS
20-29 30-39
40-49
50+
20-29 30-39
40-49
50+
<73
<75
>59
<63
<65
<67
Istimewa <71
<71
60-69
64-71
66-73
68-75
Baik
72-77
72-79 75-79 77-83
70-85
72-85
74-89
76-89
Cukup
78-95
80-97 80-98 84-102
>86
>86
>90
>90
Kurang
>96
>98
>99
Table 1. Tingkat kebugaran paru jantung berdasarkan detak jantung istirahat (Djoko Pekik, 2004: 24).
>103
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 70
Daya tahan paru jantung disebut
sering
140/85 (Tilarso, 1988) dikutip oleh Desy (2013).
juga
sebagai
daya
tahan
kardiovaskuler.
Sungguh
penting
sekali
Daya tahan kardiovaskuler merupakan
peranan daya tahan kardiovaskuler bagi
kemampuan sistem peredaran darah dan
tubuh manusia terutama lansia, karena
sistem
daya
oksigen kepada otot
tahan
kardiovaskuler
merupakan
pernafasan
untuk
membekalkan
secara berterusan
aspek penting dari domain psikomotorik,
pada waktu yang lama selama melakukan
yang
aktivitas, serta merupakan komponen yang
bertumpu
pada
perkembangan
kemampuan biologis organ tubuh. Seperti yang diungkapkan G. Chrissi-Mundy (2006:
terpenting dalam profil fisiologi manusia. Ada
beberapa
faktor
yang
98) diktuip oleh Deva (2010) bahwa apabila
mempengaruhi daya tahan paru jantung
memiliki
(kardiovaskular) menurut Depdiknas (2000:
jantung
dan
paru-paru
yang
bekerja lebih efisien, maka akan menjadi lebih
berenergi
Seperti
dan
a.
Depdiknas (2000: 53) bahwa daya tahan
dapat
membedakan
kardiovaskuler
jantung, paru, sel darah merah dan
merupakan
peredaran untuk
darah
diungkapkan
Keturunan (genetik) genetik
pernafasan
yang
bervitalitas.
Faktor
sistem
halnya
lebih
54), antara lain yaitu:
kemampuan dan
sistem
menyesuaikan
diri
yang
berperan kapasitas
hemoglobin. b.
Umur
terhadap efek seluruh beban kerja fisik.
Hal ini disebabkan oleh penurunan
Dengan melakukan aktivitas gerak dan
faal
olahraga yang teratur dan sistematis akan
penggunaan oksigen yang terjadi
dapat meningkatkan kualitas sistem jantung
akibat bertambahnya umur.
dan paru. Dinding ventrikel kiri sampai usia
c.
organ
transpor
dan
Jenis Kelamin
80 tahun menjadi 25% lebih tebal dari usia
Sampai umur pubertas tidak terjadi
30 tahun, cardiac output turun 40% atau
perbedaan
kira-kira kurang dari 1% per tahun, denyut
wanita, setelah umur tersebut nilai
jantung maksimal pada dewasa muda =
pada wanita lebih rendah 15-25%
195x/menit, pada 65 tahun= 170x/menit,
dari pada pria.
tekanan darah rata-rata umur 20-24 tahun pada wanita 116/70 pria 122/76 dan pada umur 60-64 tahun wanita 142/85 dan pria
d.
Aktifitas Fisik
antara
laki-laki
dan
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 71
Macam-macam aktivitas fisik akan
b. Bulan lalu apakah ada rasa nyeri
mempengaruhi nilai daya tahan
di dada ketika tidak melakukan
kardiovaskuler.
latihan?
Dari berberapa pendapat di atas
c. Apakah
anda
maka dapat disimpulkan bahwa, daya tahan
kehilanganm
paru jantung merupakan kemampuan untuk
karena
terus menerus dengan tetap menjalani kerja
sadarkan diri?
pernah
keseimbangan
pusing
atau
tidak
fisik yang mencakup sejumlah besar otot
d. Apakah masalah pada tulang
dalam waktu tertentu, hal ini merupakan
atau sendi menjadi lebih parah
kemampuan sistem peredaran darah dan
jika melakukan latihan?
sistem pernafasan untuk menyesuaikan diri
e. Apakah
terhadap efek seluruh beban kerja fisik.
perawatan
TES KESEHATAN LANSIA
tekanan
Sebelum melakukan latihan olahraga untuk
Menjaga
sebaiknya
para
Kesehatan lansia
Lansia,
melakukan
tes
pengukuran kemampuan dan kesanggupan
anda
mendapat
dokter darah
karena
atau
kondisi
jantung? f.
Apakah diketahui alasan yang melarang dilakukannya aktifitas fisik?
fisik awal. Tes kesehatan disebut juga
Jika
dengan
beberapa
dengan tes PARQ. Tes PARQ merupakan
pertanyaan dari tes PAR-Q di atas
tes kesehatan yang diberikan sebelum
ada
orang melakukan olahraga, tes ini berupa
dilakukan pemeriksaan lanjut ke
pertanyaan. Pemerikasaan dalam tes ini
dokter
bisa dilakukan secara umum dan khusus.
memastikan
Pemerikasaan
Pemeriksaan kesehatan secara fisik,
secara
umum
biasanya
jawaban
”Ya”
untuk
maka
mengetahui
harus
atau
penyebabnya.
dilakukan dengan memberikan beberapa
meliputi:
pertanyaan, yang biasa digunakan adalah
a. Kesehatan secara umum: ada
dengan tes PAR-Q. Pertanyaan-pertanyaan
tidaknya penyakit, pertumbuhan
di dalam tes PAR-Q (Suharjana, 2007: 4)
badan.
yaitu:
b. Mata: ada tidaknya gangguan a. Apakah timbul rasa nyeri pada bagian
dada
aktifitas fisik?
jika
melakukan
pada mata. c. Telinga: ada tidaknya gangguan pendengaran.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 72
d. Pernafasan: gangguan
ada
tidaknya
pada
sistem
pernafasan
48).
Sukadiyanto
(2011:
menyatakan latihan aerobik adalah suatu
tubuh dalam menghirup, mengangkut, dan
dan tekanan darah.
menggunakan
Pemeriksaaan organ dalam: hati,
selama aktivitas berlangsung.
limfe, ginjal.
yang
diperlukan
(2007: 65) latihan aerobik ialah suatu
PROGRAM LATIHAN AEROBIK
bentuk latihan yang dalam pelaksanaannya
yang
bermanfaat
menggunakan oksigen dan dalam jangka
lansia
sebaiknya
waktu yang cukup lama. Dari berbagai
FITT
(frequency,
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
intensity, time, type). Frekuensi adalah
latihan aerobik adalah suatu bentuk latihan
seberapa sering aktivitas dilakukan, berapa
yang
hari dalam satu minggu. Intensitas adalah
mengembangkan
seberapa keras suatu aktivitas dilakukan.
kardiorespirasi
Biasanya diklasifikasikan menjadi intensitas
dimanis, kontinyu, dan melibatkan otot-otot
rendah, sedang, dan tinggi. Waktu mengacu
besar dan berlangsung cukup lama. Latihan
pada durasi, seberapa lama suatu aktivitas
aerobic untuk lansia yaitu berkisar 60-70 %
dilakukan
pertemuan,
dar denyut jantung maksimal (Wara, 2012).
sedangkan jenis aktivitas adalah jenis -
Misalkan seseorang berusia 65 tahun, maka
jenis aktivitas fisik yang dilakukan. Jenis -
denyut nadi maksimalnya adalah 220- 65 =
jenis aktivitas fisik pada lansia menurut
155. Denyut nadi latihan yang disarankan
Kathy (2002), meliputi latihan aerobik,
adalah 93 -108 per menit. Denyut nadi
penguatan otot ( muscle strengthening),
latihan ini dipertahankan selama 20 - 30
fleksibilitas,
latihan
menit. Latihan pada takaran ini dilakukan
keseimbangan.Latihan aerobic merupakan
sebanyak 3 - 5 kali seminggu. Latihan satu
latihan untuk mengembangkan paru jantung
atau dua kali seminggu hanya sedikit lebih
atau daya tahan kardiorespirasi atau sering
baik dari pada tidak latihan sama sekali,
disebut dengan kesegaran aerobic yang
sedangkan
bersifat aktivitas dinamis, kontinyu, dan
memberi lonjakan perbaikan yang cukup
melibatkan
berarti. Rachmah (2013) menyatakan lansia
untuk
aerobic
oksigen
Hal serupa ditegaskan oleh Husein
g. Sistem neuromusacular.
Latihan
67)
bentuk latihan kemampuan peralatan organ
e. Paru jantung: dengan tes EKG
f.
2013:
kesehatan
memenuhi
kriteria
dalam
satu
dan
otot-otot
besar
(Suharjana,
menggunakan
oksigen
paru yang
latihan
untuk
jantung bersifat
tiga
kali
atau
aktivitas
seminggu
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 73
dengan usia lebih dari 65 tahun disarankan
lahan dan dicoba-coba sesuai kemampuan
melakukan olahraga yang tidak terlalu
lansia. Misalnya dimulai dengan berjalan
membebani tulang, seperti berjalan, senam
kaki pelan-pelan selama 5-10 menit. Berikut
lansia, berenang, bersepeda statis, dan
program latihan kebugaran bagi lansia:
dilakukan
dengan
menyenangkan.
Acuan
cara
yang
mudah
untuk
1. Karakter
gerak
melibatkan
latihan:
hamper
Aerobik,
seluruh
otot
mengetahui kadar latihan ini sudah tepat
besar dan kecil, kontinyu, ritmis dan
adalah dengan talk test, yaitu berjalan kaki
berirama.
dengan kecepatan maksimal di mana lansia masih bisa berbincang-bincang
2. Tujuan/ sasaran latihan: Kebugaran
dengan
dan daya tahan paru jantung
nyaman, tidak te-rengah-engah. Awalnya
3. Jenis latihan: Berjalan, berenang,
tentu latihan ini harus dimulai perlahan-
bersepeda, senam lansia
Jenis Latihan
Takaran Latihan
Keterangan
Bersepeda, berenang,
Frekuensi: 3-5 kali dalam 1 minggu
Tingkatkan latihan secara
senam lansia,
Intensitas: 60-70% dari DJM
bertahap, usahakan tidak
berjalan dan bersifat
Time: 20-30 menit
meningkatkan beban
menyenangkan
latihan akan tetapi durasi latihan yang di tingkatkan.
MANFAAT
LATIHAN
AEROBIK
BAGI
LANSIA
memperpanjang
usia,
menyehatkan
jantung, otot, dan tulang, membuat lansia
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan
lebih
mandiri,
mencegah
obesitas,
tubuh yang membutuhkan energi untuk
mengurangi kecemasan dan depresi, dan
mengerjakannya, seperti berjalan, menari,
memperoleh kepercayaan diri dan motivasi
mengasuh cucu, dan lain sebagainya.
yang lebih tinggi. Sesuai dengan pendapat
Aktivitas
dan
Kamijo et al (2004a) bahwa latihan aerobic
terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh
dapat meningkatkan motivasi pada lansia.
berulang-
Selain itu juga di tegaskan oleh Park,
fisik
ulang
yang
serta
terencana
ditujukan
untuk
meningkatkan kebugaran jasmani disebut
O’Connell,
&
Thomson
olahraga (Farizati, 2002). Manfaat latihan
penurunan fungsi kognitif dialami oleh orang
aerobik pada lansia antara lain dapat
dewasa
seiring
(2003)
bertambahnya
bahwa
usia.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 74
Penelitian
terbaru
menyebutkan
bahwa
akan bertambah kekuatan, kelentukan dan
latihan fisik yang bersifat aerobik pada
daya
tahannya,
sehingga
mendukung
lansia dapat mempengaruhi fungsi kognitif
terpeliharanya kelincahan serta kecepatan
menjadi lebih baik dikemudian hari (Kramer,
reaksi.
Erickson, & Colcombe, 2006). Latihan
KESIMPULAN
aerobic dengan intesitas ringan dan sedang
Partisipasi lansia dalam aktivitas fisik
dapat meningkatkan fungsi kognitif pada
yang teratur atau program latihan fisik yang
lansia (Keita, 2009).
terstruktur
Latihan
aerobik
memperbaiki
komposisi
sangat
disarankan
dan
dikatakan
dapat
mempunyai banyak manfaat. Perbaikan
tubuh,
seperti
cara berjalan, keseimbangan, kapasitas
lemak tubuh, kesehatan tulang, massa otot,
fungsional
dan meningkatkan daya tahan, massa otot
kesehatan tulang dapat diperoleh melalui
dan
fleksibilitas
latihan aerobik. Kesehatan olahraga bagi
sehingga lansia lebih sehat dan bugar dan
lansia merupakan hal penting yang harus
risiko jatuh berkurang. Latihan aerobik
diprogramkan, baik dari petugas kesehatan,
dikatakan juga dapat menurunkan risiko
profesional olahraga, maupun masyarakat.
penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan
Latihan aerobik untuk merawat kesehatan
penyakit jantung (Rachmah, 2013). Wara
lansia sebaiknya dilakukan pada pagi hari,
(2012) menyatakan manfaat latihan aerobik
dan tidak melebihi denyut jantung maksimal
didapat
akan
yaitu antara 60-70% dari denyut jantung
menguatkan otot jantung dan memperbesar
maksimal. Latihan aerobic yang disarankan
bilik
dapat
yaitu, berjalan, renang, bersepeda, yoga,
memperbaiki suasana hati bagi lansia
senam lansia, dengan frekuensi 3 kali
(Arent,
seminggu,
kekuatan
otot,
karena
jantung.
2000).
meningkatkan
serta
aktivitas
Latihan
Kedua
aerobic
hal
akan
waktu
umum,
20-30
dan
menit
menyesuaikan kemampuan lansia. Manfaat
Elastisitas pembuluh darah akan meningkat
latihan aerobik bagi lansia antara lain dapat
sehingga jalannya darah akan lebih lancar
memperpanjang usia, menyehatkan paru
dan tercegah pula keadaan tekanan darah
jantung, otot, dan tulang, membuat lansia
tinggi
lebih
penyakit
kerja
ini
secara
jantung.
dan
efisiensi
fisik
tubuh
jantung
koroner.
mandiri,
mencegah
obesitas,
Lancarnya pembuluh darah juga akan
mengurangi kecemasan dan depresi, dan
membuat lancar pula pembuangan zat sisa
memperoleh kepercayaan diri yang lebih
sehingga tidak mudah lelah. Otot rangka
tinggi.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 75
DAFTAR PUSTAKA Akhmadi. (2009). Permasalahan pada Lanjut Usia (Lansia). http://www.blog.akhmadi.com. Arent, S., Landers, M., et al (2000), 'The Effects of Exercise on Mood in Older Adults: A Meta- Analytic Review.' In The Journal of Aging and Physical Activity, Vol.8 pp.407-430. ISSN:1063-8652. Biro Pusat Statistik. (2000). Angka harapan hidup penduduk Indonesia. Jakarta. Depdiknas. (2000). Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Depdiknas. Desy. (2013). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia. Jurnal Skripsi: Jurusan Fisioterapi Politeknik Kesehatan Surakarta. Deva Friandika. (2010). Hubungan Antara Daya Tahan Kardiovaskuler dan Kelincahan Dengan Ketrampilan Menggiring Bola Pemain Hoki Putra UNY. Jurnal Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY. Djoko Pekik, Irianto. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Farizati Karim. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Depkes RI. Husein, et.al. (2007). Teori kepelatihan dasar. Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. Kathy gunter. 2002. Journal healthy, active aging: physical activity guidelines for older adults. oregon state university.
Kamijo, K., Hayashi, Y., Sakai, T., Yahiro, T., Tanaka, K., & Nishihira, Y. (2009). Acute effects of aerobic exercise on cognitive function in older adults. Journal of Gerontology: Psychological Sciences, 64B(3), 356–363. Japan. Kamijo , K. , Nishihira , Y. , Hatta , A. , Kaneda , T. , Kida , T. , Higashiura , T. , Kuroiwa , K. ( 2004a ). Changes in arousal level by differential exercise intensity . Journal Neurophysiology , 115 , 2693 – 2698 . Kramer , A. F. , Erickson , K. I. , & Colcombe , S. J. ( 2006 ). Exercise, cognition, and the aging brain . Journal of Applied Physiology , 101 , 1237 – 1242 . Park , H. L. , O’Connell , J. E. , & Thomson , R. G. ( 2003 ). A systematic review of cognitive decline in the general elderly population . International Journal of Geriatric Psychiatry , 18 , 1121 – 1134 . Rachmah Laksmi. (2013). Aktivitas Fisik Pada Lanjut Usia. Staf Pengajar Fik, Universitas Negeri Yogyakarta. Ryosuke Shigematsu., Milan., Noriko., Tomaki., Masaki. (2002). Dance based aerobic exercise may improve indices of falling risk in older women. Journal International. Vol 261-266. Japan. Suharjana. (2007). Mata kuliah latihan beban.: FIK UNY. . (2013). Kebugaran Jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media. Sukadiyanto (2011). Pengantar teori dan metodologi melatih fisik. Bandung: Lubuk Agung.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 76
Surya. (2009). Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Ringan – Sedang. Jurnal. Vol.2, No. IV. STIKES Muhammadiyah: Lamongan. Utomo, B. dan Pudjiastuti, S. S. 2003. Fisioterapi Pada Lansia. Jurnal. Jakarta: EGC. Hal: 1, 8-17, dan 102105. Undang-undang RI Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Jakarta.
Wara Kushartanti. (2012). Aktivitas fisik dan senam usila. FIK UNY. Wahyuni (2008). Perbedaan Pengaruh Senam Otak dan Senam Lansia terhadap Keseimbangan pada Orang Lanjut Usia. Jurnal Infokes Vol 8 No 1 Maret – September 2004. [Online]: Http://www.jurnalinfokes.com/wahyu ni.