J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 52 Peran Fisiologi Dalam Meningkatkan Prestasi Olahraga Indonesia Menuju Sea Games Danarstuti Utami Pelatih Judo Kab Bantul Abstract National sport has a considerable influence in strengthening the existence of a nation. Insight into the character and competitiveness is the most important basis for strengthening energy in synergy. Sports development is an integral part of the national development process, particularly in improving the quality of human resources that lead to: (1) an increase in physical health community, (2) mental qualities of spiritual community, (3) the formation of character and personality of the nation, (4) discipline and sportsmanship, and (5) performance improvement that can evoke a sense of national pride. Optimal performance in sports can be achieved when applied quality training and coaching pramida embraced the concept as a process of achieving goals. Utilization of science and technology to obtain information about the physiological characteristics of athletes, serve as a guide in making the exercise program. More broadly true in improving achievement and not just one side. Although many facets that contribute to the achievement. It turns out one of the great discipline scientific contribution to the sport is a physiological role in supporting the improvement of achievement. Keyword : Physiology, sports achievement Abstrak Olahraga nasional memiliki pengaruh yang cukup besar dalam memperkuat eksistensi suatu bangsa. Wawasan karakter dan daya saing merupakan basis terpenting untuk memperkuat energi dalam bersinergi. Pembangunan olahraga merupakan bagian integral dari proses pembangunan nasional, khususnya pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mengarah pada: (1) peningkatan kesehatan jasmani masyarakat, (2) kualitas mental rohani masyarakat, (3) pembentukan watak dan kepribadian bangsa, (4) disiplin dan sportivitas, serta (5) peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Prestasi optimal dalam olahraga dapat dicapai bila latihan diterapkan secara berkualitas, dan menganut konsep pembinaan pramida sebagai proses pencapaian tujuan. Pemanfaatan IPTEK untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik fisiologis atlet, dijadikan sebagai pedoman dalam membuat program latihan. Secara lebih luas sesungguhnya dalam meningkatkan prestasi tidak hanya dan satu sisi saja. Walaupun banyak sisi yang berperan terhadap prestasi tersebut. Ternyata salah satu disiplin yang besar sumbangsihnya secara ilmiah kepada olahraga adalah peran fisiologi dalam menunjang peningkatan prestasi. Kata Kunci : Fisiologi, prestasi olahraga
PENDAHULUAN
potensi
Peran olahraga sebagai sebuah mesin
mendinamisasikan
sektor-sektor
pembangunan yang lain. Kewajiban untuk
nation and character building telah teruji,
memberikan
karena olahraga memiliki fungsi membangun
olahraga
spirit
dijadikan
tanggung jawab kita bersama. Olahraga
sebagai alat pemersatu bangsa, membentuk
adalah sebagai bagian dari alat pembentuk
karakter individu dan kolektif, serta memiliki
karakter bangsa yang harus diperjuangkan.
kebangsaan.
Olahraga
kontribusi
nasional
terhadap
selayaknya
prestasi menjadi
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 53 Berdasarkan dalam
olahraga
nilai
yang
tersebut,
terkandung
maka
sudah
banyak
negara,
termasuk
negara
kita
Indonesia.
selayaknya olahraga ditempatkan pada posisi
Upaya peningkatan kualitas manusia
prioritas, karena nilai-nilai tersebut memang
sebagai
sangat diperlukan oleh suatu bangsa yang
kehidupan
ingin maju. Olahraga juga merupakan bagian
sungguh-sungguh, sehingga memungkinkan
dari
budaya
suatu
bangsa
perlu
dalam
dilaksanakan
aspek secara
yang
bersifat
internasional.
untuk memberi sumbangan nyata dalam
sosial
budaya
dan
kondisi
pembangunan nasional. Pengertian kualitas
geografis yang spesifik juga menyebabkan
manusia adalah meliputi aspek jasmani dan
keanekaragaman
Dengan
aspek rohani dalam bentuk dan jenis upaya
olahraga
yang melekat satu sama lain. Peningkatan
Keragaman
demikian,
olahraga.
pembangunan
sesungguhnya
cukup
hanya
prestasi
yang
diimbangi dengan peningkatan sumber daya
perolehan
medali
manusia. Dalam hal ini melalui upaya dan
khususnya emas atau peringkat yang dicapai
pembinaan serta pengembangan olahraga,
dalam event olahraga seperti Pekan Olahraga
olahraga
Nasional (PON) atau pekan-pekan olahraga
pembangunan nasional perlu dibina dan
yang diselenggarakan secara internasional
dikembangkan. Melalui pusat-pusat pelatihan
seperti
atau
diidentifikasi diidentikkan
tidak ukuran dengan
SEA Games,
Asian Games, atau
kemajuan
dalam
bidang
mempunyai
klub-klub
olahraga
peranan
hendaknya
harus
dalam
peningkatan
Olympic Games. Olahraga sebagai instrumen
kesehatan rohani, watak, disiplin, sportifitas,
pembangunan hendaknya diposisikan dan
serta pengembangan prestasi olahraga yang
diberdayakan dalam arti luas untuk tidak saja
dapat
pencapaian
dan
nasional untuk memasyarakatkan olahraga,
martabat bangsa, tetapi untuk mencapai
serta upaya untuk mendorong masyarakat
tujuan nasional antara lain kesejahteraan
agar dapat berpatisipasi aktif dalam kegiatan
masyarakat secara adil dan merata.
olahraga.
prestasi
demi
harkat
membangkitkan
rasa
kebanggaan
Peningkatan prestasi dalam bidang
Proses pembinaan olahraga tersebut
olahraga selain membutuhkan sarana dan
harus dilakukan secara terus menerus dan
prasarana yang memadai juga diperlukan
berkelanjutan
pembinaan prestasi terutama sejak usia dini.
pencapaian prestasi olahraga Indonesia yang
Meningkatnya
pembina
secara umum menunjukkan inkonsistensi. Ini
olahraga, kalangan pers dan mereka yang
dapat dilihat dari prestasi para atlet Indonesia
berkecimpung
pada multieven level Asia Tenggara (SEA
perhatian
dalam
para
dunia
akademik
terhadap masalah pembinaan olahraga. Oleh karena
itu
peningkatan
prestasi
memperbaiki
kondisi
Games), Asia (Asian Games).
bidang
olahraga menjadi bagian dari pembinaan di
guna
Salah satu respons fisiologi yang dapat
membantu
meningkatkan
prestasi
olahraga adalah dengan menghitung denyut
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 54 nadi,
yang
“training
berguna untuk mendapatkan
zone”
selama
hakekatnya
adalah
pencerminan
upaya
kita berolahraga.
meningkatkan kemampuan setiap individu
Banyak pertanyaan yang muncul, mengapa
dan segenap masyarakat dalam memecahkan
sudah cukup berlatih, tetapi prestasi belum
sendiri
juga meningkat, sehingga kadang-kadang
peningkatan derajad kesehatan tertentu.
masalah
kesehatannya
menuju
menimbulkan rasa bosan atau putus asa?
Peningkatan kemampuan ini merupakan
Pikiran-pikiran seperti ini banyak datang dari
bagian integral dari pembangunan nasional
para
karena keterkaitan dan ketergantungannya
atlet
maupun
para
pelatih
dan
pembinanya.
pada sektor-sektor lain dari pembangunan. Peran serta sektor lain dan masyarakat
PEMBAHASAN
sangat
diperlukan
dalam
upaya
Olahraga merupakan salah satu pilar
melembagakan norma hidup sehat, agar
menuju kejayaan suatu bangsa. Pembinaan
kemampuan berperilaku hidup sehat bagi
olahraga
setiap insan Indonesia, setiap keluarga, dan
tidak
dapat
dilakukan
secara
sentralistik atau terpusat disuatu daerah saja.
seluruh
"Maju bersama menuju Kejayaan" merupakan
meningkat.
ungkapan
untuk
ditindak
lanjuti.
Maju
masyarakat
Olahraga
Indonesia
telah
menjadi
menjadi
fenomena
bersama diartikan bahwa setiap daerah akan
global dengan diakui kedudukannya oleh
mampu
olahraga
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai
dukung
instrumen pembangunan dan perdamaian.
ekologis,
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia juga
memberikan
terbaiknya daerah
sesuai
prestasi
dengan
setempat,
baik
daya
secara
sosiologis ataupun lainnya.
memandang penting pembangunan olahraga
Fisiologi Olahraga merupakan cabang
karena olahraga diyakini merupakan wahana
ilmu fisiologi yang mempelajari perubahan
yang
fisiologis di tubuh pada saat seseorang
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
berolahraga. Dengan mengetahui perubahan
untuk membentuk watak dan karakter bangsa
yang terjadi di tubuh, seseorang dapat
(nation and character building). Sehubungan
merancang suatu program olahraga untuk
dengan
mendapatkan
pengembangan
dengan
yang
perubahan
optimal
diharapkan.
sesuai
Kesehatan
strategis
hal
dan
tersebut
efektif
dalam
pembinaan
olahraga
perlu
dan terus
ditingkatkan secara terarah, sistematis, dan
Olahraga pada dasarnya mengkaji hubungan
berkesinambungan
timbal balik antara Kesehatan dan Olahraga.
tujuan pembangunan nasional khususnya
Sasaran
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat
utamanya
adalah
bagaimana
agar
selaras
dengan
kesehatan mendukung prestasi olahraga, dan
(Mutohir, 2005: 31).
bagaimana
olahraga
mendukung
Education and Sports for Culture of Peace
kesehatan
seseorang.
Sistim
derajad
Kesehatan
Nasional yang dianut di Indonesia pada
World Conference On
(I0C, Juli 1999), menyebutkan bahwa:
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 55 a.
Olahraga adalah sekolah kehidupan
A.
Pemberdayaan Olahraga
dan dapat menjadi sekolah perdamaian. b.
c.
d.
Olahraga
mempunyai
peranan
Olahraga dapat membangun jembatan
sebagai penggerak dan modal dasar
perdamaian di antara orang-orang dan
bagi peningkatan kualitas SDM. Hal ini
ras.
akan tercapai apabila olahraga dapat
Olahraga adalah hak asasi manusia
dilaksanakan secara terpola, terpadu
seperti
dan terarah sehingga akan mampu
hak
pendidikan,
hak
untuk
identitas dan lainnya.
menjadi salah satu kekuatan unggulan
Olahraga adalah alat yang baik untuk
dan andalan pembangunan nasional
memperkenalkan
dimasa
kebiasaan
dari
kehormatan. Pendidikan
mendatang.
Untuk
maksud
tersebut maka olahraga harus di garap dan
olahraga
dapat
dengan
maksimal
dan
profesional.
memainkan peran kunci dalam menghadapi
Pemberdayaan olahraga dilakukan agar
pengecualian,
masyarakat yang mempunyai hobi dan
rasisme,
diskriminasi
dari
individu dan kelompok karena perbedaan
bakat
latar belakang budaya, agama,
berolahraga hingga mencapai puncak
ekonomi
dan
penyandang
politik,
cacat
dan
perempuan.
dalam
prestasi
yang
menggiatkan
Olahraga
dapat
berbicara
olahraga,
didambakan. dan
mampu
Untuk
memberdayakan
dengan
pembinaan olahraga di Indonesia maka
bahasa universal, dan menjadi suatu model
perlu dilakukan reoriensi, restrukturisasi,
peran untuk pembangunan dalam masyarakat
revitalisasi, penempatan skala prioritas,
secara umum. Olahraga memiliki potensi
pragmatis, terpadu, dan efektif-efisien
untuk memberikan kesempatan partisipasi
(Adisapoetro, 1997).
bagi semua–tanpa diskriminasi dari apapun,
Agar upaya pemberdayaan dan
tidak hanya dalam dunia olahraga tetapi juga
mengoptimalkan
sebagai suatu model
berperan semaksimal mungkin dalam
menghormati
percontohan untuk
keberagaman
dan
untuk
olahraga
dapat
pembangunan keolahragaan nasional
bermain terhadap aturan dalam masyarakat
tersebut,
secara
langkah sebagai berikut: (1) melakukan
umum.
Olahraga
dalam
bahasa
maka
ditempuh
universal menjadi bentuk komunikasi yang
intensifikasi
lebih tinggi dan mengikat untuk bersama di
pelaksanaan olahraga; (2) menciptakan
dalam suatu keluarga global. Berdasarkan
iklim
idealisme
berkembangnya
olimpiade,
“Olahraga
menjadi
yang
pembudayaan
langkah-
kondusif olahraga;
dan
untuk (3)
pengaruh budaya, suatu bantuan terhadap
pembinaan dan pengembangan secara
pendidikan dan kesehatan, pembela besar
bertahap,
bagi keperluan lingkungan dari dunia saat ini
berkesinambungan yang dilakukan oleh
dan benteng pertahanan bagi perdamaian”.
semua unsur yang terlibat dan terkait.
berjenjang
dan
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 56 B.
Olahraga Prestasi
berkaitan dengan olahraga prestasi,
Prestasi olahraga nasional tidak
yaitu:
(1)
perlunya
mungkin dapat maju tanpa adanya
berjenjang
fondasi yang kokoh, karena prestasi
prioritas
olahraga tidak dapat terbentuk secara
indentifikasi
tiba-tiba dan instan. Prestasi harus
optimalisasi
dibangun melalui proses pembinaan
Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
dan pengembangan yang terencana,
dan Pusat Pendidikan dan Latihan
berjenjang dan berkelanjutan dengan
Mahasiswa (PPLM) dan sekolah khusus
dukungan
olahraga;
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi keolahragaan. Akhir-akhir
ini
dan
pembinaan
berkelanjutan;
cabang
olahraga;
pemanduan
(3)
bakat;
pembinaan
(7)
(2)
investasi
(4)
Pusat
dan
implementasi Iptek keolahragaan, (8) setiap
lapisan
pemberdayaan semua jalur pembinaan;
masyarakat di seluruh nusantara sudah
(9) sistem jaminan kesejahteraan dan
menunggu
masa depan (Mutohir, 2007).
kejayaan
prestasi
yang
dapat diraih oleh para olahragawan yang
berlaga
arena
bahwa terdapat beberapa faktor penting
olahraga. Prestasi yang diraih oleh para
untuk mencapai kinerja tingkat tinggi,
olahragawan akan mengangkat harkat
yaitu (1) Pengembangan berbagai unsur
dan martabat bangsa Indonesia yang
gerak; (2) melakukan kondisioning fisik
saat ini sedang mengalami kepurukan.
umum; (3) pengembangan keterampilan
Pengibaran Bendera merah putih yang
khusus; (4) penerapan secara tepat dan
dibarengi dengan lagu Indonesia Raya
betul kaidah dan prinsip-prinsip khusus
dikumandangkan pada suatu even telah
dalam olahraga; serta (5) persiapan
ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia.
faktor psikis setiap olahragawan. Aspek-
Agar
di
berbagai
Jensen, dkk (1983) berpendapat
peristiwa
tersebut
dapat
aspek
tersebut
merupakan
satu-
terjadi, olahraga prestasi seharusnya
kesatuan untuk mewujudkan perolehan
ditangani
prestasi yang maksimal dalam bidang
prestasi
sedimikian yang
rupa,
diraih
tidak
dilakukan
secara
mendadak.
Pembinaan
dapat
olahraga.
dan
Di samping aspek-aspek penentu
olahragawan
kinerja tingkat tinggi tersebut terdapat
dalam olahraga prestasi seharusnya
aspek yang tidak kalah pentingnya yang
dilakukan
perlu
secara
"instant"
karena
kontinyu
dan
mendapat
perhatian
dalam
berkelanjutan (Setiono, 2006). Untuk
menghasilkan prestasi olahraga yakni
maksud tersebut, maka dalam olahraga
pemanduan bakat. Pemanduan bakat
prestasi
olahraga
merupakan
penanganan secara optimal. Terdapat
dilakukan
untuk
beberapa
peluang olahragawan yang berbakat
diperlukan
komponen
upaya-upaya
penting
yang
usaha
yang
memperkirakan
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 57 dalam olahraga prestasi, untuk dapat
pendukung
berhasil
dalam
menjalani
program
pembinaan perlu adanya evaluasi yang
latihan
sehingga
mampu
mencapai
teratur, terstruktur dan terencana, serta
prestasi
puncak.
Gunarsa
(1992)
potensi
yang
dimiliki
Dengan
oleh
proses
penerapan
keolahragaan,
prestasi
Iptek
olahragawan
seseorang, untuk berprestasi dalam
dapat diprediksi secara lebih efektif dan
kegiaatan
efisien
atau
cabang
olahraga
tertentu.
sejak
dimulainya
pengidentifikasian dan seleksi calon
Oleh karena itu, pemanduan bakat olahraga
bertujuan
olahragawan
berbakat.
Paradigma
untuk
pelatihan olahraga dewasa ini lebih
olahragawan
menekankan pada penerapan metode
yang berpotensi keserasian terhadap
dan teknik melatih yang lebih efektif dan
(1) faktor-faktor internal olahragawan,
efisien.
dan (2) tuntutan cabang olahraga yang
olahragawan dapat berprestasi hingga
menjadi pilihan olahragawan. Tujuan
mencapai puncak maka perlu dilakukan
pemanduan bakat olahraga menurutnya
proses yang sistematis.
mengidentifikasi
calon
menekankan
pada
keberbakatan
olahraga,
dengan
D.
karena
itu
agar
Hubungan Fisiologi dengan Prestasi Atlet
minat olahragawan.
Dalam melakukan aktivitas/latihan akan
Pemberdayaan Iptek Olahraga
memainkan
terjadi
beberapa
perubahan
fisiologi antara lain respons jantung,
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)
Oleh
identifikasi
mengacu pada kesesuaian potensi dan
C.
Dalam
progresif.
memandang bakat olahraga sebagai suatu
lainnya.
peranan
pernafasan, biokimia tubuh lainnya.
yang
Respons jantung terhadap latihan
sangat penting dalam segala aspek
memberikan
respons
yang
positif.
kehidupan. Di Indonesia iptek dalam
Artinya, kalau kita mulai latihan jantung
olahraga
sebenarnya
akan berdenyut begitu juga denyut nadi
secara
universal,
telah
diterima
namun
dalam
lebih
belum
kekuatan lebih besar, sehingga lebih
dapat direalisasikan secara efektif dan
banyak darah yang dipompakan keluar
yang seperti yang diharapkan.
pada
pelaksanaannya
Ilmu
masih
saja
pengetahuan
cepat
setiap
dan
bekerja
denyutannya.
dengan
Respons
yang
pernafasan dalam hal ml paru-paru
mendukung dalam proses pencapaian
berguna untuk menyediakan sumber
prestasi
perencanaan
oksigen dan darah membuang CO2
program latihan, kondisi fisik, tes dan
yang diambil dan sel-sel yang aktif
pengukuran,
bekerja. Volume udara yang keluar dan
antara
lain
evaluasi,
dan
ilmu
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 58 paru-paru
normal
endurance yang tinggi, kualitas aktivitas
Selama
yang berat seperti melakukan sprint
menjalankan latihan olahraga, jumlah
sambil menendang bola. Akan tetap
udara yang dikeluarkan paru-paru dapat
dipertahankan
naik sampai 100 liter orang biasa,
tinggi,
sedangkan atlet terlatih dapat sampai
berlangsung, apabila mereka masih
200 liter per menit. Rasa kekurangan
tetap segar untuk melakukan hal- hal
nafas waktu kita melakukan latihan
yang sama selama pertandingan belum
olahraga merupakan masalah suplai
selesai.
sewaktu
dalam
keadaan
istirahat
5
liter.
darah bukan masalah pernafasan. Wilimore
dkk
dengan
tempo
selama
tetap
pertandingan
Dengan demikian sistem jantung-
mengatakan
peredaran
darah
yang
baik,
maka
sekarang telah berkembang pendapat,
kebutuhan biologis tubuh pada waktu
bahwa endurance (daya tahan) jantung
istirahat
paru
diperlancar.
tinggi,
dapat
kemampuan
meningkatkan
prestasi.
maupun
latihan
Kelancaran
akan tersebut
Latihan
dimungkinkan alat-alat peredaran darah
endurance pada umumnya daya tahan
berisi darah yang memberikan zat-zat
jantung paru merupakan latihan yang
makanan
bertujuan
diperlukan
untuk
meningkatkan
dan
O2
jaringan
yang
sangat
tubuh,
dapat
kemampuan seluruh tubuh untuk selalu
menjalankan
fungsinya
dengan
bergerak dalam tempo sedang sampai
sempurna.
Berfungsinya
alat-alat
cepat, yang cukup lama. Jadi yang
tersebut akan makin sempurna dan
dimaksud dengan endurance adalah
efisien, bilmana memperoleh latihan-
kemampuan seseorang melaksanakan
latihan
gerak dengan seluruh tubuhnya, dalarn
benar dan tepat.
dengan
dosis/takaran
yang
waktu yang cukup lama dan dengan
Demikian juga dengan beberapa
tempo sedang sampai cepat tanpa
perubahan yang terjadi di dalam otot
mengalarni rasa sakit dan kelelahan
agar
berat.
Bahwa
mendapat
penampilan
seorang
atlet
(performance)
yang
ingin
Perubahan badan ini antara lain berupa
endurance,
harus
kenaikan kapasitas otot-otot rangka
mengetahui benar bahwa yang perlu
dalam membakar glukosa dan lemak
ditingkatkan adalah kemampuan kerja
untuk
sistem jantung peredaran darah.
Perubahan-perubaha ini menyehatkan
maupun
bagi
badan
pelatih
meningkatkan
Namun,
para
selama
memadai.
olah
raga.
fisiologi
yang bersangkutan dapat berlatih dalam
berpendapat bahwa latihan endurance
waktu yang lebih lama tanpa mengalami
sangat penting bagi semua cabang
kelelahan,
olahraga.
meningkatkan prestasi atlet.
Karena
ahli
energi
yang
dengan
tingkat
hal
ini
tentu
dapat
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 59 Terdapat
banyak
mempengaruhi
faktor
kenaikan
yang
melakukan, yaitu takaran intensitas
prestasi
latihan, lama latihan, dan frekuensi
seorang atlet. Salah satu faktor di antaranya adalah : takaran latihan atau
latihan. 1)
Intensitas latihan
dosis latihan. Tetapi tentu masih banyak
Untuk
mengukur
lagi faktor lain yang berpengaruh pada
intensitas latihan ialah dengan
prestasi atlet.
cara menghitung denyut nadi
a. Tingkat kesegaran jasmani
kita. Seperti ketahui bersama,
Sebelum
pemberian
dosis/takaran
latihan,
alangkah
pada waktu kita rnelakukan olahraga.
denyut
nadi
kita
baiknya kita berpegang pada hasil
sedikit demi akan meningkat.
pemeriksaan
kesegaran
Jumlah denyut nadi ini dapat
tersebut
dipakai sebagai ukuran apakah
seyoginya dapat dijadikan pegangan
intensitas sudah cukup atau
dalam
belum.
jasmani,
tingkat
dan
hasil
menentukan
selanjutnya
dalam
kesegaran beberapa jasmani
langkah pemeriksaan
jasmani
dikenal
komponen untuk
kapasitas
kesegaran
Dan
beberapa
penelitian-penelitian ditemukan bahwa
denyut
jantung
dapat
dihitung
maksimal
menentukan
dengan menggunakan rurnus
kemampuan
sebagai berikut : Denyut nadi
(performance) rnaksimal seseorang
maksimal (DNM)
yang
umur)
Denyut nadi maksirnal
adalah
denyut
terdiri
dan
beberapa
komponen-komponen
yang
= (220 -
nadi
boleh
berhubungan dengan kesehatan:
dicapai waktu kita melakukan
1. Komponen daya tahan jantung
latihan
paru
intensitas
latihan
untuk
2. Komponen kekuatan otot dan
olahraga
prestasi
atau
daya tahan otot
kompetitif,
antara
80-90%
3. Komponen kelenturan
sedangkan
untuk
olahraga
4. Komponen/faktor komposisi tubuh
memelihara kesehatan adalah
b. Takaran / dosis latihan Dalam
hal
olahraga.
Takaran
72-87% (untuk memperrnudah takaran/dosis
hitungannya dibulatkan menjadi
latihan, khususnya latihan dalam
70-85%).
bentuk kemampuan aerobik bagi
menunjukkan
seorang atlet terdapat tiga macam
Dengan perkataan lain, training
takaran/dosis yang perlu mendapat
zone bagi para atlet 80-90%
perhatian
DNM
pada
waktu
kita
Angka-angka training
sedangkan
ini zone.
untuk
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 60 olahraga
kesehatan
72-87%
bersepeda dan macam-macam
DNM. 2)
aktivitas endurance lainnya.
Lama Latihan
Di samping itu biasanya
Takaran lamanya latihan
latihan waktu
dibuat
pembagian
prestasi adalah 45-120 menit,
berikut : (1) Pemanasan : 05-
dalam
sebagai
training
zone.
10 menit (2) Latihan Inti : 25-
untuk
olahraga
30 menit (3) Pendinginan : 05-
kesehatan antara 20-30 menit
10
dalam
latihan
batas-batas
training
menit.
Prinsip-pninsip
fisik
harus
memenuhi
Frekeensi latihan
dalam meningkatkan kualitas
berhubungan intensitas
latihan erat
latihan
kesegaran
dengan dan
kebuthan
juga
zone.
Frekuensi
berbagai
lama
jasmani komponen
latihan
dan health
related sesuai dengan usia.
latian. Dari beberapa penelitian
Tentunya
dapat
memanfaatkan peralatan yang
disimpulkan
bahwa
dengan
latihan paling sedikit tiga hari
dapat
per
kesegaran jasmani.
minggu,
olahraga
baik
prestasi
untuk
ketahanan
menunjang
kualitas
maupun
kesehatan. Hal ini disebabkan
4)
sesi
untuk mendapatkan olahraga
Sedangkan
3)
setiap
seseorang
akan
E.
Evaluasi latihan Evaluasi latihan dilakukan untuk
menurun setelah 48 jam tidak
menilai
melakukan latihan. Jadi kita
kesegaran
usahakan sebelum ketahanan
menjalani
menurun, harus sudah berlatih
Evaluasi
lagi.
menentukan langkah berikutnya yang
Modus Latihan
berkaitan dengan peningkatan tingkat
Jenis
latihan
yang
perkembangan jasmani program perlu
tingkat
atlet yang
setelah diberikan.
dilaksanakan
untuk
prestasi atlet. Dalam hal melakukan
banyak menggunakan otot-otot
evaluasi,
yang
dapat
memperhatikan langkah-langkah yang
dipertahankan terus menerus
diuraikan terdahulu, yaitu mengulang
dan bersifat ritmik dan aerobik,
kembali tingkat kesegaran jasmani dan
contohnya
takaran latihan.
besar,
adalah
seyoginya
tetap
berlari/jogging,
berjalan
Hasil evaluasi tersebut, dijadikan
kaki/mendaki
gunung
pegangan dalam pemberian program latihan berikutnya, Sehingga didapat
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 61 hasil
yang
optimal
dalam
rangka
meningkatkan prestasi atlet.
diadakan revitalisasi mulai dari level daerah sampai dengan level nasional Untuk memperbaiki prestasi olahraga
KESIMPULAN
sebaiknya kita memperhatikan energi yang
Proses pencapaian prestasi maksimal
kita
pakai
untuk
menjalankan
latihan.
dalam olahraga memerlukan jangka waktu
Tentunya selama menjalankan latihan ada
yang panjang dan biaya yang besar untuk
beberapa hal yang penting antara lain takaran
mendapatkan hasil yang optimal. Keberadaan
latihan harus dipenuhi. baik
olahraga sebagai salah satu pilar dalam
frekuensinya. Beberapa pengamatan, masih
kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari
banyak atlet kita yang berlatih dengan takaran
prestasi olahraga yang dicapai oleh negara
yang kurang dan cukup, terutama takaran
tersebut. Tentunya hal ini membutuhkan
intensitasnya tidak mencapai training zone.
pengorbanan dan perjuangan semua pihak
Akibatnya
untuk mewujudkan semua itu. Tidak hanya
meskipun frekuensi latihan sudah cukup.
berfokus kepada pemerintah saja, tetapi
bahkan lebih. Untuk mendapatkan prestasi
harus dimulai dari elemen yang paling bawah
yang tinggi berlatih dengan memenuhi ketiga
untuk
olahraga
macam takaran yang diuraikan tadi, sehingga
Keberadaan
tidak membuang waktu dan biaya yang
olahraga sudah tidak bisa dipungkiri lagi
banyak untuk latihan-latihan. Uraian-uraian di
sebagai salah satu alat yang digunakan oleh
atas terlihat jelas peran fisiologi olahraga
suatu bangsa untuk menunjukkan eksistensi
dapat membantu meningkatkan prestasi atlet.
mewujudkan
Indonesia
kepada
yang
prestasi
maksmal.
dunia
tentang
pemerintah
dalam
mengembangkan prestasi olahraga harus mutlak dilakukan. Hal ini tentunya tidak terlepas
dari
dukungan
berbagai
pihak.
Peranan pemerintah tersebut terlihat pada dengan
adanya
Keolahragaan
Undang-Undang
Sistem
Nasional (SKN) pada tahun
2005. Tentunya hal ini merupakan payung hukum nasional.
untuk
memajukan
Dukungan
keolahragaan
sarana,
prasarana,
pemanfaatan ilmu dan tekhnologi olahraga dan peningkatan mutu SDM dalam bidang olahraga yang mendukung untuk pembinaan olahraga
nasional
sudah
sukar
berkembang,
keberadaannya
sebagai suatu negara yang maju dan besar. Peranan
prestasi
intensitas dan
saatnya
untuk
DAFTAR PUSTAKA Astrand PO, Rodahl K. Textbook of Work Physiology 2nd ed. New York, McGraw Hill. 1986. Brain J.S. : Physiology of Fitness. Hukum Kinetics Publishers, USA, 1979. Bucher, C.A., 1995, Foundation of Physical Education and Sport, Mosby-Yearbook, Inc., St.Louis. Cavanagh, P.R., and K.R. Williams. 1982. The Effect of Stride Length Variation on Oxygen Uptake During Distance Running. Med Sci Sports Exerc 14:3035
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 62 Conley, D.L., and G. Krahenbuhl. 1980. Running Economy and Distance Running Craig
A., Pendergast D. R., 1979. Relationships of Stroke Rate, Distance per Stroke, and Velocity in Competitive Swimming. Med Sci Sports Exerc 11: 278-283,
Craig A., Skehan P. L., Pawelczyk J. A., Boomer W. L.: 1985. Velocity, Stroke Rate, and Distance per Stroke During Elite Swimming Competition. Med Sci Sports Exerc 17: 625-634, Daniels, J.T. 1985. A Physiologist’s View of Running Economy. Med Sci Sports Exerc 17:332-338 Dick, F.W. 2002. Sports Training Principles. 4th ed. London: A & C Blank During Front Crawl Swimming: Predicting Success in Middle Distance Events. International Journal of Sports Medicine, 6: 266-270. East D. J., 1970. Swimming: an Analysis of Stroke Frequency, Stroke Length and Performance. Health Phys Educ Recreation 3: 16-25, Endemann, F. 2000. Theaching Throwing Events. In: The Throws: Contemporary Theory, Technique, and Training. J Jarver, ed. Mountain View, CA: Tafnews Press, pp. 11-14 Giam C.K, The K.C. : Ilmu Kedokteran Olahraga, Penerbit Bina Rupa Aksara, 1993. Gusbakti, R. dkk. Pengaruh minuman karbohidrat erelektrolit terhadap performance olahraga sepeda dalam suasana panas dan lembab tinggi, Cermin Dunia Kedokteran 111 : 28 – 32, 1996.
Guyton AC., Textbook of Medical Physiology. Philadelphia, WB. Saunders Company 1991. Heise, G.D., and P.E. Martin. 2005. Are Variations in Running Economy in Humans Associated With Ground Reaction Force Characteristics?. Eur J Appl Physiol 48:1672-1685 Hughes, M.D., and R.M. Bartlett. 2002. The Use of Performance Indicators in Performance Analysis. J Sports Sci 20:739-754 Kaneko, M., A. Ito, T. Fuchimoto, Y. Shishikura, and J. Toyooka. 1985. Influence of Running Speed on the Mechanical Efficiency of Sprinters and Distance Runners. In: Biomechanics IXB. D.A Winter et al., eds Champaign, IL: Human Kinetics, pp. 307-312 Keskinen K. L., TilliL. J., Komi P. V., 1989. Maximum Velocity Swimming: Interrelationships of Stroking Characteristics, Force Production and Anthropometric Variables. Scand J Sports Sci 11:87-92,xxxiii Maltseva, N. 2000. Instructing Young Throwers. In : The Throws: Contemporary Theory, Technique, and Training. J Jarver, ed. Mountain View, CA: Tafnews Press, pp. 15-17 Morgan, D.W., and M. Craib. 1992. Physiological Aspects of Running Economy. Med Sci Sports Exerc 24: 456-461 Muthohir TC., 2007. Kebijakan dan strategi Penguatan Kelembagaan Keolahragaan Nasional Indonesia, Masa kini dan Masa Depan. Jurnal Pemuda dan Olahraga. Jakarta. Kemenegpora.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 63 Nummela, A., T. Keranen, and L.O Mikkelsson. 2007. Factors Related to Top Running Speed and Economy. Int J Sports Med 28:655-661 Performance of Highly Trained Athletes. Med Sci Sports Exerc 14:357-360 Costill D, KovaleskiJ., Porter D., Kirwan J., Feilding R., King D. 1985. Energy Expenditure Sadoso, S. : Pengetahuan praktis kesehatan : Olahraga 1, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1988 Schmidt, R.A., and C.A Wrisberg. 2004. Motor Learning and Performance. 3rd ed. Champaign, IL: Human Kinetics Schmolinsky, G. Track and Field. 2004. The East German Texbook of Athletic s. Toronto, On, Canada: Sports Book Publisher Setiono Hari., 2006. Model Sistematik Pembinaan Olahragawan Berprestasi.
Jurnal IPTEK Kemenegpora.
Olahraga
.
Jakarta.
Soegijono, 1994. Proyek Pembinaan Prestasi Olahraga Garuda Emas Menuju Tahun 2000. Semarang. IKIP Semarang. Supriyadi, Sapto adi, Mardianto, 2008. Pemetaan Olahraga Unggulan Daerah Propinsi Kalimantan Timur. Jurnal IPTEK Olahraga. Jakarta. Kemenegpora. Tan, J.C., and M.R. Yeadon. 2005. Why do High Jumpers Use a Curved Approach?. J Sport Sci 23:775-780 Tossaint H. M., Beek P. J., 1992. Biomechanics of Competitive Front Crawl Swimming. Sports Med 13: 8-24, Tudor O. Bompa, G. Gregory Haff. 2009. Periodization Theory and Methodology of Training. Kendall Publishing Company: Human Kinetics