Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 pengecap,
gerakan
| 96
peristaltik
Keseimbangan ada dua tipe yaitu
esofagus dan asam lambung
keseimbangan statis dan keseimbangan
menyebabkan lansia mengalami
dinamis.
penurunan nafsu makan. Selain
mempertahankan
itu juga terjadi penurunan sekresi
bergerak
pankreatik yang biasanya terjadi
keseimbangan
setelah usia 40 tahun. Konstipasi
kontrol tubuh kerena tubuh bergerak
yang
dalam ruang ( National Throws Coaches
terjadi
pada
lansia
disebabkan karena melemahnya kemampuan
atau
posisi
statis
yang
tidak
berubah
sedangkan
dinamis
melibatkan
Association).
usus.
Banyak cara yang dilakukan untuk
tersebut
melakukan pengukuran keseimbangan,
berlangsung dalam waktu lama
beberapa diantaranya Ber Balance Scale
maka akan terjadi kekurangan
(BBS), Timed Up and Go Test (TUGT),
gizi pada lansia.
Tinetti Performance Orientated Mobility
Apabila
peristaltik
Keseimbangan
kondisi
Assessment (POMA), Functional Teach 2.
Keseimbangan
Test (FRT) dan Lateral Reach Test
Keseimbangan kemampuan
untuk
adalah
(LRT). TUGT, FRT, dan LRT merupakan
mempertahankan
tes pengukuran keseimbangan yang tidak
proyeksi pusat tubuh pada landasan
membutuhkan
waktu
yang
lama.
penunjang baik saat berdiri, duduk, transit
Perbedaannya
adalah
TUGT
untuk
dan berjalan (Winter, 1995 dalam Howe,
mengukur
et al. 2008). Keseimbangan dibutuhkan
dinamis, sedangkan FRT dan LRT hanya
untuk
mengukur keseimbangan statis. BBS dan
mempertahankan
posisi
dan
keseimbangan
statis
stabilitas ketika bergerak dari satu posisi
POMA
ke posisi yang lain(Lee& Scudds, 2003).
keseimbangan dengan panduan item .
Keseimbangan
pada
juga
merupakan
merupakan
dan
BBS
pengukuran
menggunakan
14
item
kemampuan bereaksi secara cepat dan
sedangkan POMA menggunakan 14 item
efisien untuk menjaga stabilitas postural
ditambah 10 item untuk mengukur gaya
sebelum,
berjalan.
pergerakan
selama, serta
terhadap
dan dalam
gangguan
Keseimbangan
setelah berespon eksternal.
dipertahankan
oleh
integrasi yang dinamik dari faktor internal dan
eksternal
yang
melibatkan
3.
Aktivitas Fisik, Keseimbangan, dan Resiko Jatuh Aktivitas beberapa
fisik
pergerakan dari
otot-otot
merupakan tubuh skeletal
yang
lingkungan (Gribble & Hertel, 2004 dalam
dibentuk
Cetin, 2008).
menghasilkan pengeluaran energi yang diekspresikan dengan kilokalori
dan
serta
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 dapat dilakukan pada lingkup pekerjaan,
fisik
waktu luang dan aktivitas rutin sehari-hari
berkurang seiring meningkatnya usia.
(Pender,
Aktivitas
Murdaugh,
&Person,
2001).
seperti
bekerja
fisik
dan
| 97
secara
berjalan
teratur
dapat
Aktivitas fisik juga dapat terjadi dalam
meningkatkan
melakukan aktivitas seperti pekerjaan
ketangkasan,
rumah,
lansia serta meningkatkan kesehatan dan
berkebun,
rekreasi
dan
melakukan
olahraga
hobi,
mencegah
dan
jatuh
pada
&
kemandirian lansia dalam melakukan
Spradley, 2001). Kategori aktivitas fisik
aktivitas sehari-hari. Latihan pada lansia
dibagi berdasarkan tipe, frekuensi, durasi,
meliputi
dan
keseimabangan dan peregangan. Latihan
intensitas.
dilakukan
Aktivitas
dengan
(Allender
kekuatan
fisik
frekuensi
dapat
1-3
kal
seminggu dan durasi 15-60 menit.
fisik
faktor
juga
kehilangan
kelenturan,
dapat
kekuatan,
memperlambat
kepadatan
tulang
serta
Aktivitas fisik dapat dibagi menjadi
meningkatkan massa dan kekuatan otot
ringan, sedang (moderate) dan berat
termasuk otot jantung (Mayo Clinc. 1999
(vigorous)
dalam
(Pender
et
al.,
2001).
Allender
&
Spradley,
2001).
Rekomendasi untuk melakukan aktivitas
Berbagai jenis latihan termasuk berjalan
fisik moderate adalah dilakukan setiap
ditemukan
hari, durasi selama 30 menit sehari
meningkatkan keseimbangan (Howe, et
melalui kombinasi aktivitas, intensitas
al, 2007 dalam Salzman, 2010). Latihan
3,5-7 kkal/menit atau 3-6 METS dengan
fisik juga berpotensi meningkatkan tidur
frekuensi nadi maksimalkurang dari 60%.
dan
Jenis aktivitas moderat seperti berjalan
kardiovaskuler, mobilitas, kekuatan dan
cepat, bersepeda di jalan yang lapang
keseimbangan,
densitas
dan
meningkatkan
masa
lurus,
berenang
berdansa.Rekomendasi
dan dalam
kali,
pencernaan,
tulang
dan
hidup(Clemen-
Penelitian
Weerdestyn,
et
al
(2006) dengan sampel 113 lansia dengan
selama 20 menit sehari, intensitas lebih
riwayat jatuh didapatkan hasil bahwa
dari 7 kkal/menitatau lebih dari 6 METS
kejadian
dengan frekuensi nadi maksimal 60%
kelomok lansia yang dilakukan program
atau
latihan dua kali dalam seminggu selama
Jenis
3
fungsi
dapat
durasi
lebih.
seminggu
istirahat,
signifikan
Stone, et al, 2002)
melakukan aktivitas fisik vigorous adalah melakukan
secara
aktivitas
vigorous
jatuh
minggu.
berkurang
Hasil
46%pada
misalnya jogging, berenang berkali-kali,
lima
penelitian
yang
bersepeda di jalan yang menanjak, dan
dilakukan oleh Maryam, et al,. (2009)
berenang (Pender et al., 2001).
adalah lansia yang diberikan intervensi
Pada penelitian Silvonen, et al
berupa latihan keseimbangan sebanyak 3
(1998) dan Aijo, et al. (2002) menyatakan
kali seminggu selama selama 6 minggu
bahwa lansia yang melakukan aktivitas
lebih baik daripada lansia yang tidak
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 melakukan latihan tersebut. dan juga
benar
menghasilkan
Gambarkanlah
bahwa
lansia
yang
dan
| 98
cara
yang
salah.
pilihan
kita,
sebagai
melakukan latihan keseimbangan fisik
contoh ada lansia yang lebih senang
meningkat keseimbangannya daripada
melakukan aktivitas jasmani di luar dari
sebelumnya.
pada di dalam ruangan, kesenangan dan
Aktivitas
jasmani
yang
akan
ketidaksenangan
pribadi
akan
diarahkan pada gaya hidup aktif para
menentukan apa yang harus dilakukan,
lansia sebenarnya tidak harus terstruktur
kapan harus dilakukan, dimana harus
dengan latihan yang rumit, tetapi bisa
dilakukan,
melalui berbagai aktivitas jasmani sehari-
melakukannya. Kemudian calah berpikir
hari yang dilakukan oleh para lansia. Hal
sesuatu yang baru, dan tetap lakukanlah
ini dikarenakan begitu sensitifnya kondisi
apa yang disukai. Keempat, hanya 30
fisiologis para lansia. The American
menit sehari aktivitas jasmani dengan
Society
(2002:14)
intensitas sedang, seperti: jalan cepat,
merekomendasikan Tujuh (7) langkah
akan memberikan manfaat kesehatan.
memulai aktivitas jasmani para lansia
Bagilah 30 menit menjadi 10 menit
agar
perbagian pada pagi, siang dan malam
on
tetap
Aging
aktif
secara
jasmani
dan
hari,
Mengambil tahap pertama adalah sulit,
kemudian tambah 10 menit lagi jika
tapi
kemudahan.
sudah siap kembali, jalan adalah aktivitas
Ambil beberapa dukungan sosial dari
yang paling dikenal, lakukanlah dengan
teman-teman, anggota keluarga, atau
cucu,
orang lain dalam kelompok aktivitas itu,
rekreasi
berikan pesanpesan positif dan hadiah
menyenangkan, lakukanlah kerja yang
yang sesuai, sebelum kita tahu bahwa
membutuhkan
aktivitas
mencagkul),
mendapatkan
jasmani merupakan rutinitas
dengan
teman
atau
atau
10
siapa
lakukanlah cara berikut ini. Pertama,
akan
mulai
dengan
menit
anjing,
menari
waktu
dan
olahraga
mungkin
akan
lama(menggali,
mencuci
mobil,
sehari-hari kita. Kedua, mulailah dengan
membersihkan debu, aktivitas lain yang
pelan-pelan. Mulai dengan 5 – 10 menit
ada disekitar rumah yang dapat dilakukan
aktivitas jasmani dan tingkatkan terus
dengan intensitas sedang, kira-kira sama
dalam waktu 30 menit sehari, tetapkanlah
dengan
tujuan yang dapat diraih dalam jalan
beraktivitas
jasmani
menuju tujuan jangka panjang sehingga
kebugaran,
cari
dapat
bersahabat
dengan
perasaaan
peningkatannya
dan
baik
mengenai
jangan
patah
jalan
cepat,
jika
senang
di
pusat-pusat
yang
fasilitasnya
lansia.
Kelima,
kelebihan waktu dalam rutinitas termasuk
semangat, gunakanlah sepasang sepatu
aktivitas
kekuatan,
olahraga yang baik ketika melakukan
keseimbangan, dan daya tahan. Keenam,
aktivitas jasmani. Ketiga, ada cara yang
dengarkanlah
tubuh
kelentukan,
kita.
Membuka
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 pengalaman-pengalaman baru dengan
kecepatan
mempertimbangkan pesan dari tubuh kita
Keseimbangan dianjurkan bagi Ianjut usia
(contohnya:
karena
pelan-pelan),
lakukanlah
dan
koordinasi
| 99
berhubungan
saja.
dengan
aktivitas yang memberikan hubungan
mempertahan
antara jiwa dan raga jika suka (tai chi dan
ketika sedang diam atau bergerak. Lanjut
yoga). Ketujuh, kebanyakan para lansia
usia yang mempunyai kebugaran jasmani
merasakan lebih baik jika aktif secara
dituntut untuk tidak tergantung pada
jasmani. Periksalah kesehatan sebelum
orang lain maka diharapkan masih bisa
memulai
tetap berdiri dan berjalan dengan baik.
aktivitas
mempunyai
jasmani
penyakit-penyakit
jika
dan lain-lain), otot-otot mungkin akan terasa sakit, tetapi tidak cedera (jika cedera periksalah keadaan ke dokter), kekuatan
persendian
dapat
bekerja
lebih
membuat baik
dan
mengurangi rasa sakit dari arthritis, tubuh manusia sudah tercipta untuk bergerak,
Berbagai perubahan akan dialami
Menurut Sadoso Sumosardjuno (Kompas, 16 Juni 2002) berolahraga memang membantu menghambat proses menua yang cepat. Lansia biasanya mengalami berbagai macam penyakit kalau mereka tidak pernah melakukan aktivitas fisik. Lebih lanjut dijelaskan Berolahraga
teratur
dapat
meningkatkan kemampuan dan kemauan seksual seseorang, kulit tidak cepat keriput,
dan
mengurangi
membantu
faktor
risiko
lansia berkaitan dengan insiden jatuh lansia,
usaha berbagai
penyakit seperti tekanan darah tinggi, jantung koroner, diabetes tipe II, dan
tersebut
berefek
sensori
atau
perubahan
pada
gaya
ketidakstabilan
kemampuan
berjalan
keseimbangan
dan tubuh.
Prevalensi lansia jatuh di RSCM pada
kasus).
Latihan
komponen dilakukan yang dianjurkan Keseimbangan,
keseimbangan
dapat
mengurangi insiden jatuh sebesar 17 persen,
oleh
keseimbangan
karena yang
itu
latihan
salah
satunya
adalah dengan olahraga senam lansia dapat
dilakukan
memperbaiki pada
lansia
perubahan
lansia
keseimbangan
untuk
yang
terutama tubuh
terjadi pada
lansia.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan keseimbangan tubuh lansia berdasarkan keikutsertaan senam lansia. (Eka Nurhayati, 2000) KESIMPULAN Perubahan
Untuk lanjut usia tidak semua
komponen
ketika
fungsional dan menimbulkan gangguan
kolesterol tinggi.
adalah
terutama
tahun 2000 sebesar 15,53 persen (285
santai dan senangkanlah diri kita.
bahwa
keseimbangan
kronis
(tekanan darah tinggi, diabetes, arthritis,
latihan
keadaan
sikap
pada
fungsi
fisiologi
berdampak pada gangguan keseimbangan dapat
terjadi
karena
proses
terjadinya
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 keseimbangan tubuh tidak berjalan sempurna. Tahap terjadinya proses keseimbangan tubuh
| 100
Keikutsertaan Senam Lansia Di Panti Werda Pelkris Pengayoman Dan Elim Semarang. Semarang: Poltekes
terdiri dari tahap transduksi, transmisi dan modulasi, Berkurangnya kemampuan untuk mempertahankan
keseimbangan
mengakibatkan
peningkatan
Fatmah. Gizi usia lanjut: kebutuhan zat gizi. Jakarta: Erlangga; 2010.
lansia
. Osteoporosis dan faktor risikonya pada lansia etnis jawa. Media Medika
Setiap aktivitas fisik membutuhkan
Galimi, R. (2010). Insomnia in the elderly: An update and future challenges. G Gerontol, 58, 231-247
mengalami resiko jatuh.
keseimbangan, dengan program latihan fisik keseimbangan
atau
olahraga
yang
mengandung unsur keseimbangan seperti berenang,
senam,
Taichi
dll,
dapat
Howe, TE. Rochester, L, Jakson, A, banks, PMH, & Blair, VA. (2008). Exercise for improving balance in older people.Gaslow: John Wiley & Sons.
mengurangi resiko lansia jatuh, sehingga kemungkinan terjadinya cidera, fraktur bahkan kematian bisa diminimalisir, dan harapan hidup atau kesehatan atau kebugaran lansia tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA Allender, J.A & Spradley, B.W (2001) Community health nursing:Concept and practice. Philalphia: Lippincott Amrum Bustaman. (2003). Pembinaan Kesegaran Jasmani Untuk Lanjut Usia. Jakarta: PT Grafmdo Persada. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. (2010) Laporan nasional riset kesehatan dasar tahun 2010. Jakarta: Indonesiana. 2008; 43(2):57-67.
Bintoro, A.C (2000). Kecepatan rerata aliran darah otak sistem vertebrobulasr pada pasien vertigo sentral. Semarang. Fakultas Kedokteran Undip. Cleme-Stone, Mc Guire & Eigisti.(2002). Comprehensive community health nursing: Family, agrgate. St Louis: Mosby. Eka Nurhayati. (2000). Perbedaan Keseimbangan Tubuh Lansia Berdasarkan
J. Alex Pangkahila. (2013). Pengaturan pola hidup dan akivitas fisik meningkatkan umur harapan hidup Vol 1, No 1:1-7, ISSN 2302-688x. PPS Udayana Kementerian Sosial Republik Indonesia. Penduduk lanjut usia di Indonesia dan masalah kesejahteraannya. Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indonesia; 2007. Kompas. 2002. Jakarta, Pertambahan Jumlah Lansia Indonesia Terpesat di Dunia. (http://www.kompas.com/, diakses 10 juni 2016 pukul 13.00 WIB). Maryam , R.S , Sahar J., & Nasutio, Y. (2009). Pengaruh latihan keseimbangan fisik terhadap keseimbangan tubuh lansia di pantai sosial tresna Werdha Wilayah pemda Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan UI Mauk,
K.L.(2010). Gerotological nursing competencies for care. Sudbury: James n Barltt Publiser.
Miller, Carol A.(2004). Nursng for wellness in older adults. Theory and practice. Philadhelpia. Lippinccott William & Wilkins. Morris, m. &Schoo, A (2004) exercise & pshysical activity. Philadhelpia :Butterworth Heineman Elevier Science Limited.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 Phillips, J.O .(2011). Find your balance” Hearing Health magazine. http://issue.com Wallace, M(2008) Essentials of gerontological nursing. New York: Springer Publising Company
| 101
Word Health Oorganization. (2007). Aging and Working Capacity. Word Health Organization.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015
| 91
AKTIFITAS FISIK KESEIMBANGAN GUNA MENGURANGI RESIKO JATUH PADA LANSIA Eko Supriyono PPS UNY
[email protected] abstrak Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita, proses ini menyebabkan perubahan fungsi fisiologis diantaranya terjadi pada sistem neurologis, sensori, dan muskuletal. Perubahan pada fungsi fisiologi berdampak pada gangguan keseimbangan dapat terjadi karena proses terjadinya keseimbangan tubuh tidak berjalan sempurna. Tahap terjadinya proses keseimbangan tubuh terdiri dari tahap transduksi, transmisi dan modulasi, Berkurangnya kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan mengakibatkan peningkatan lansia mengalami resiko jatuh. Merujuk dari beberapa hasil penelitian, mendukung bahwa program latihan fisik keseimbangan atau olahraga yang mengandung unsur keseimbangan seperti berenang, senam, Taichi dll, dapat mengurangi resiko lansia jatuh, sehingga kemungkinan terjadinya cidera, fraktur bahkan kematian bisa diminimalisir, dan harapan hidup atau kesehatan atau kebugaran lansia tetap terjaga. Kata kunci: penuaan, keseimbangan, resiko jatuh
PENDAHULUAN
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki
diri/mengganti
dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan
yang
diderita
(Constantindes, 1994). Menurut UU No. 4 Tahun 1965 dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut: seorang dapat dikatakan sebagai jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai
atau
tidak
berdaya
mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
lain. Menurut UU No. 13/Th.1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia yang
berbunyi
sebagai berikut: BAB 1 Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi: Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Sedangkan
Birren
and
Jenner
(1997)
membedakan usia menjadi tiga; Usia Biologis; yang
menunjuk
seseorang
sejak
kepada
jangka
waktu
lahirnya
berada
dalam
keadaan hidup dan mati. Usia Psikologis, yang menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya. Usia Sosial, yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 Indonesia merupakan negara dengan era
penduduk
berstruktur
lansia
karena
Perubahan keseimbangan
tersebut
| 92
mempengaruhi
tubuh.
Keseimbangan
jumlah yang berusia 60 tahun keatas semakin
merupakan kemampuan yang dibutuhkan
meningkat dan lebih dari 7% (kemenkes RI
untuk mempertahankan posisi dan stabilitas
Nomor 264, 2010 dan Tira, 2012) peningkatan
baik dalam kondisi statis maupun dinamis
jumlah
(Lee&Scudds,
lansia
berdampak
pada
status
2013:
National
Throws
kesehatan terkait dengan faktor risiko biologis
Association, 2009; Winter, 1995 dalam Howe,
dan usia pada lansia direfleksikan dengan
Rochhester, jakson, 2008).
perubahan-perubahan terkait usia. Menurut
National Health and Nutrition Examination Survey di Amerika Serikat melakukan tes keseimbangan pada lebih dari 500 orang berusia 40 tahun atau lebih. Survey tersebut menghasilkan 19% usia kurang dari 49 tahun, 69% responden berusia 70-79 tahun, dan 85% usia 80 tahun atau lebih mengalami ketidakseimbangan. Sepertiga dari responden berusia 6575 tahun mengatakan memiliki gangguan keseimbangan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup(Phillips, 2011).
Miller, (2004) perubahan-perubahan tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada sistem tubuh dan penyakit degeratif yang merupakan dampak fungsional negatif seperti penurunan produktivitas, kemandirian, dan kualitas hidup. Berdasarkan
pengertian
tersebut
dapat
dikatakan bahwa Lanjut Usia merupakan kelompok
populasi
Kelompok
beresiko
beresiko (at
(at
risk)
risk).
memiliki
karakteristik biologis dan usia, perubahan
Gangguan keseimbangan dapat terjadi
kondisi sosial, ekonomi, gaya hidup dan
karena proses terjadinya keseimbangan tubuh
kejadian hidup (stanhope & Lancaster, 2004).
tidak berjalan sempurna. Tahap terjadinya
Perubahan
fungsi
fisiologis
proses keseimbangan tubuh terdiri dari tahap
diantaranya terjadi pada sistem neurologis,
transduksi, transmisi dan modulasi (Bintoro,
sensori, dan muskuletal (Wallace, 2008).
2000).
Perubahan sistem neurologis pada lansia
mempertahankan
mengakibatkan peubahan kognitif, penurunan
mengakibatkan
waktu reaksi, masalah keseimbangan dan
(berg, 1989 dalam Howe, et al. 2008).
kinetik serta gangguan tidur. Perubahan
Kejadian jatuh sebagai dampak langsung dari
fungsi sensori dapat terjadi pada penglihatan,
gangguan
pendengaran dan sentuhan. Berkurangnya
sebagai dampak langsung dari keseimbangan
fungsi pendengaran terkait dengan perubahan
dapat diminimalisir dengan mengenal faktor
yang terjadi di telinga bagian dimana terdapat
risiko
vestibular
pengatur
tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor
mengurangi
eksternal. Faktor internal adalah usia, jenis
lapang pandang, penurunan sensivitas akan
kelamin, pekerjaan, gangguan afektif dan
mengurangi deteksi dan identifikasi pada kulit,
psikologis, penyakit kardiovaskuler, gangguan
serta perubahan muskuletal (Mauk, 2010).
metabolik,
sebagai
keseimbangan,
sistem
penglihatan
Berkurangnya
kemampuan
keseimbangan peningkatan
keseimbangan.
gangguan
dan
untuk
resiko
Kejadian
keseimbangan.
gangguan
jatuh
jatuh
Faktor
musculetal,
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 gangguan neurologi, abnormalitas sensori,
dan
aktivitas fisik, penggunaan medikasi tertentu
normalnya
berjumlah 4 jenis atau lebih (Galimi, 2010).
bertahan
Kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor risiko gangguan keseimbangan. Aktivitas fisik terdiri dari aktivitas yang dilakukan pada waktu
senggang
(leisure
time
physical
mempertahankan sehingga
fungsi
tidak
terhadap
| 93
dapat
infeksi
dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994). b. Perubahan
Akibat
menua
dan
Keseimbangan Tubuh pada Lansia
activity), aktivitas transportasi seperti berjalan
1) Perubahan Akibat Menua
dan bersepeda, aktivitas pekerjaan, serta
Penuaan
didefinisikan
latihan fisik seperti olahraga dan senam
secara
(WHO, 2010).aktivitas fisik dikategorikan tipe,
Secara
frekuensi, durasi dan intensitas (Morris &
dihubungkan dengan lanjut usia.
Schoo, 2004). Penelitian Brooke-Wavel, et al
Secara
(2001, dalam Sihvonen, 2004) menghasilkan
didefinisikan menurut makna dan
bahwa lansia yang melakukan aktivitas fisik
pengalaman personal (Miller, 2004).
memiliki stabilitas postural yang lebih baik.
Manusia dapat dikatakan lanjut usia
Serta latihan fisik juga dapat meningkatkan
apabila umurnya sudah melampaui
kekuatan dan keseimbangan.(Clemen-Stone,
60 tahun. Sedangkan lanjut usia
2002).
dapat dikatakan potensial apabila Berdasarkan
objektif.
objektif
penuaan
subjektif,
penuaan
lanjut usia yang masih mampu
berolahraga secara teratur merupakan satu
melakukan pekerjaan dan kegiatan
alternatif
untuk
yang dapat menghasilkan barang
mempertahankan
ataupun jasa. (Amrum Bustaman,
kebugaran dan kesehatan jika dikerjakan
2003: 272). Lansia didefinisikan
secara
sebagai orang yang kemampuan
meningkatkan
benar.
efektif atau
Salah
tersebut
dan
dengan
yang
hal
subjektif
dan
satu
aman
aspek
yaitu
keseimbangan memiliki dampak yang besar
fungsionalnya
dalam kehidupan lansia untuk menjalani hidup
perubahan akibat
untuk tetap sehat dan bugar yang akan
faktor risiko. Definisi lansia tidak
dibahas lebih lanjut.
hanya berdasarkan umur kronologis tetapi
dipengaruhi
oleh
penuaan dan
berdasarkan
pada
PEMBAHASAN
karakteristik
1.
Lansia
psikososial
a. Pengertian lansia
Menurut kesepakan depsos yang
fisiologis dengan
dan
maturitas.
Menua (menjadi tua) adalah suatu
dirujuk dari berbagai lintas sektor,
proses
penduduk
menghilangnya
secara
lanjut
usia
adalah
perlahanlahan kemampuan jaringan
sekelompok penduduk lebih dari 60
untuk memperbaiki diri atau mengganti
tahun, sedangkan menurut depkes
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 penduduk usia lanjut dikelompokan
anatomi
menjadi usia prasenilis 45-59 tahun,
lingkungan dan sebagainya.
usia
lanjut
60
tahun
keatas,
fisiologis,
Secara
kelompok risiko tinggi 70 tahun
anatomi
keatas( Depkes RI, 2009).
meliputi:
Menurut teori Miller yaitu
dan
umum
dan
| 94
sosial,
perubahan
fisiologis
tubuh
a. Penglihatan
Functional Consequences Theory,
Terjadinya
degenerasi
perubahan dan konsekuensi akibat
struktur jaringan lensa mata, iris,
penuaan dapat terjadi pada fungsi
pupil dan retina menyebabkan
psikososial dan fungsi fisiologis
kemampuan penglihatan pada
perubahan-perubahan yang terjadi
lansia
pada lansia diantaranya adalah:
menimbulkan berbagai penyakit
a) Perubahan Fungsi Psikososial
seperti katarak dan glaukoma.
Perubahan terkait
fungsi
dengan
menurun
dan
psikososial
Bentuk bola mata lebih cekung
perubahan
sedangkan bentuk kelopak mata
kognitif dan afektif (Mauk, 2010).
menjadi cembung
disebabkan
Perubahan
karena
penyusutan
fungsi
kognitif
dipengaruhi oleh sisem syaraf pusat,
karakteristik
personal,
lemak periorbital (Fatmah, 2010). b. Pendengaran
fungsi sensori dan kesehatan fisik,
serta
efek
kimia
dan
pengobatan.
terjadinya
Perubahan pendengaran
fungsi
bukan
hanya
menjadi masalah fisiologis tetapi
b) Perubahan Fungsi Fisiologis
juga berdampak pada kehidupan
Perubahan pada fungsi fisiologis
sosial
diantaranya adalah perubahan
Bocklehurst-Allen yang dikutip
pada fungsi neurologis, sensori,
oleh Fatmah, pada beberapa
dan muskuloskeletal (Wallace,
penelitian di Negara Barat isolasi
2008).
sosial
Proses
dan
pola
menua
lansia.
yang
gangguan
Menurut
diakibatkan
pendengaran
lebih
yang terjadi hampir sama antara
besar
lansia yang satu dengan lansia
diakibatkan
oleh
gangguan
lainnya tetapi laju perubahannya
penglihatan.
Dilihat
dari segi
dapat
fisiologis,
65-70%
bervariasi.18
Menurunnya
dibandingkan
oleh
yang
lansia
fungsi tubuh akibat proses menua
menunjukkan
menyebabkan
perubahan-
pendengaran secara fungsional
perubahan pada lansia. Perubahan-
(tuli fungsional) setelah berusia
perubahan tersebut meliputi aspek
kemunduran
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 80 tahun dan 5% dari populasi
lansia
osteoporosis
usia di atas 65 tahun.
sedikit
lebih
c. Kulit
rendah
di
| 95 desa
(30,5%)
daripada di kota (34,8%). Hal ini Jaringan lemak, lapisan
epitel,
serat
kolagen
dan
terjadi karena sebagian besar lansia di desa bekerja sebagai
kelembapan kulit yang berkurang
petani
saat
menua
menggunakan tenaga dan otot
menyebabkan kulit menjadi lebih
dalam melakukan pekerjaannya.
mengerut dan kaku.
Suatu kegiatan fisik yang banyak
proses
d. Perubahan
sistem
muskuloskeletal
yang
banyak
menggunakan tenaga dan otot dapat meningkatkan kekuatan
Lansia yang melakukan
tulang melalui pembentukan dan
olahraga secara teratur tidak
perbaikan
mengalami
massa
densitas tulang semakin padat
otot dan tulang sebanyak lansia
dan terhindar dari risiko jatuh
yang
bahkan osteoporosis. Hal ini
kehilangan
inaktif.
ukuran
serat
Kekuatan
dan
otot
yang
mengalami
pengurangan
sebanding
dengan penurunan
sangat
tulang
sehingga
berperan
dalam
pembentukan dan pemeliharaan tulang yang sehat.
massa otot. Pertambahan usia menyebabkan proses
pembentukan
tulang
e. Perubahan
menjadi lambat karena adanya
kardiovaskuler
penurunan aktivitas fisik dan
Proses
sistem
menua
hormon-hormon dalam tubuh.19
menyebabkan jantung mengecil,
Salah satu penyakit yang sering
katup jantung menjadi kaku dan
menyerang
sistem
menebal dan kekuatan kontraksi
lansia
otot jantung menurun sehingga
adalah osteoporosis. Penelitian
kemampuan memompa darah
yang dilakukan pada 812 lansia
berkurang. Penurunan tersebut
Suku Jawa Asli di tiga wilayah
dapat terjadi secara signifikan
pedesaan (Kabupaten Magetan,
jika lansia mengalami stres fisik
Gunung Kidul, Wonogiri) dan tiga
seperti olahraga berlebihan.6
muskuloskeletal
wilayah Surabaya, Semarang)
pada
perkotaan
(Kota
Yogyakarta, tahun
2008
menyimpulkan bahwa proporsi
f. Perubahan sistem pencernaan Berkurangnya
kekuatan
otot
rahang, penurunan fungsi dan sensitifitas
saraf
indera