PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
IV. RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1
VISI DAN MISI SANITASI KABUPATEN TABANAN Sesuai dengan RPJMD kab Tabanan 2005-2010, Visi dan Misi Kabupaten Tabanan
sesuai yang telah diuraikan pada Bab II adalah sebagai berikut: Visi Kabupaten Tabanan “Terwujudnya
Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat
Tabanan
melalui
Pembangunan yang Berkelanjutan, Berwawasan Budaya dan Lingkungan yang menitikberatkan pada Pertanian Dalam Arti Luas dan Bersinergi dengan Pariwisata”. Misi Kabupaten Tabanan Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, ditetapkan 5 (lima) Misi Pembangunan Daerah, yakni sebagai berikut : 1. Mewujudkan masyarakat Tabanan yang sehat, cerdas dan religius. 2. Mewujudkan
ekonomi
kerakyatan
yang
handal
dengan
tetap
menjaga
keseimbangan sumber daya alam (SDA). 3. Melestarikan dan mengembangkan budaya daerah. 4. Mewujudkan pertanian tangguh, yang memiliki daya saing komparatif dan
kompetitif. 5. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (Good Governance).
4.1.1. Visi Sanitasi Kabupaten Merujuk pada visi dan misi Kabupaten Tabanan dan hasil rapat kerja Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan, Visi sanitasi Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut: ‘Terwujudnya kesehatan masyarakat Tabanan melalui pembangunan sanitasi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan’. 4.1.2
Misi Sanitasi Kabupaten Untuk mencapai visi tersebut Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan menetapkan fokus
pembangunan sanitasi melalui Misi Sanitasi Kab Tabanan sebagai berikut: 1.
Meningkatkan kebersihan lingkungan melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
2.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pengelolaan air limbah, sampah dan drainase.
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
101
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
3.
Peningkatan kualitas hidup melalui pembangunan sarana prasarana air bersih, air limbah, drainase, dan persampahan didukung oleh partisipasi masyarakat.
4.
Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengelolaan sampah terpadu.
4.2
STRATEGI PENANGANAN SANITASI
4.2.1
Strategi Penangan Limbah Cair Kabupaten Tabanan Strategi Penganan limbah cair sesuai dengan RPJMD 2005-2010 dan penyesuaian
RTRW Tabanan 2009 diarahkan dengan hal-hal sebagai berikut:
Peningkatan sarana sanitasi yang menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik secara individu maupun komunal;
Peningkatan
pembiayaan
pembangunan
prasarana
dan
sarana
air
limbah
permukiman;
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman;
Penyiapan lahan untuk lokasi IPLT untuk skala kabupaten yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan Detail Engineering Design (DED).
Perbaikan sanitasi lingkungan juga perlu dilakukan khususnya pada kawasan padat penduduk dengan lahan dan ruang yang terbatas. Sistem sanitasi komunal menjadi salah satu alternatif pada lokasi-lokasi yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi atau pada kawasan kumuh. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, maka idealnya pada setiap hunian rumah tangga atau kawasan permukiman harus memiliki sistem penanganan air limbahnya.
4.2.2
Strategi Penangan Persampahan Kabupaten Tabanan Adapun arahan dan strategi pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan sesuai
dengan RPIJM 2007-2012 Tabanan adalah sebagai berikut : Mengupayakan sistem manajemen persampahan terpadu mulai dari tingkat desa, kecamatan hingga tingkat kabupaten. Mengupayakan pemilahan sampah organik dan anorganik serta upaya komposting dan daur ulang untuk mengurangi volume sampah yang darus ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir. Menambah jumlah tempat penampungan sampah sementara, serta sarana penunjang pengangkutan sampah lainnya (seperti container, gerobak, petugas pengangkut sampah) yang disesuaikan dengan kondisi permukiman yang dilayani.
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
102
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
Pada daerah / kawasan tertentu, seperti kawasan perkantoran, perdagangan jasa, pendidikan, kesehatan, kawasan pariwisata, pelabuhan, hendaknya disertakan pula kewajiban untuk mengelola timbulan sampah yang dihasilkannya. Selain itu peran serta/partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan perlu ditingkatkan dengan sosialisasi secara berkala untuk mengembangkan pola penanganan sampah 3 R, yaitu: 1. Mengurangi (Reduce) Mengurangi limbah sampah dengan penggunaan produk yang minim menghasilkan limbah sampah, terutama yang menghasilkan limbah sampah non-organik. 2. Daur Ulang (Recycle) Daur Ulang adalah upaya pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik atau kimia, untuk menghasilkan produk yang sama atau produk yang lain, contoh: -
Sampah organik diolah menjadi kompos, pembuatan kompos dapat dilakukan dengan skala kelompok dan skala rumah tangga;
-
Besi bekas diolah kembali menjadi barang-barang dari besi, dapat untuk barang sama maupun barang yang lain.
3.
Pengunaan Kembali (Reuse) Penggunaan
kembali
adalah
pemanfaatan
limbah
dengan
jalan
menggunakannya kembali untuk keperluan yang sama atau fungsinya sama, tanpa mengalami pengolahan ataupun perubahan bentuk, contoh: botol minyak digunakan kembali untuk botol minyak lagi.
4.2.3
Strategi Penangan Drainase Kabupaten Tabanan Strategi pengelolaan sistem drainase sesuai RPIJM Tabanan 2007-2012 adalah:
Memanfaatkan kali/sungai yang ada sebagai saluran penggelontoran;
Mengamankan daerah hulu sungai (bagian utara) dari ancaman pencemaran air dan membatasi alih fungsi lahan terbuka menjadi terbangun;
Penanganan drainase perkotaan di Kota Tabanan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan genangan air pada suatu kawasan dapat dilakukan dengan cara;
Pengangkatan dan pembersihan endapan dan sampah pada badan saluran;
Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan saluran /drainase;
Rehabilitasi/ perbaikan diameter/dimensi saluran/ drainase;
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
103
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
4.2.4
Penyediaan dan perbaikan bak kontrol;
Penyesuaian elevasi saluran/ drainase;
Tidak mempergunakan saluran irigasi sebagai drainase kota.
Strategi Penanganan Air Minum/Bersih Kabupaten Tabanan Arahan dan strategi bagi pengembangan sistem air bersih di Kabupaten Tabanan
sesuai dengan RPIJM 2007-2012 adalah sebagai berikut :
Peningkatan kapasitas produksi fasilitas insatalasi pengolah air minum yang ada saat ini dengan jalan mengembangkan dan mengoptimalkan sumber-sumber air minum baru yang potensial di Kabupaten Tabanan.
Mengupayakan alternatif teknik pengolahan air bersih dengan tujuan mengurangi biaya operasional.
Pemerataan jaringan air bersih hingga ke wilayah desa-desa yang belum terlayani air bersih.
4.2.5
Strategi Peningkatan PHBS Informasi daerah tentang pencapaian kinerja pembangunan berkenaan dengan PHBS
dapat dilihat dari persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2004 yang jumlahnya tercatat mencapai 74,05%. Persentase ini mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 78,54%.
Kondisi perilaku
hidup sehat banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah kondisi kemampuan ekonomi keluarga. Diakui atau tidak untuk menerapkan perilaku hidup sehat dalam keluarga membutuhkan biaya. Sesuai dengan Renstra Dinas Kesehatan 2010, hal-hal strategis yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan PHBS masyarakat di Kabupaten Tabanan, di samping meningkatkan perekonomian dan kualitas pendidikan/ pengetahuan masyarakat adalah: Penataan dan kebersihan lingkungan pedesaan dan pemukiman. Pengembangan fasillitas sarana olah raga di lingkungan masyarakat. Promosi dan penyuluhan secara intensif dan berkesinambungan tentang perilaku hidup sehat.
Memperoleh pelayanan kesehatan di Institusi kesehatan yang sehat. Terhindar dari penularan peyakit dan mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan pasien.
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
104
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
Mencegah terjadinya penularan penyakit di lingkungan rumah tangga , sekolah, institusi kesehatan, tempat kerja dan lingkungan tempat – tempat umum yang ada di Kabupaten Tabanan.
Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di lingkungan manapun. Kebijakan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan , surat edaran dan instruksi tentang PHBS di Kabupaten Tabanan.Alokasi anggaran bagi pengembangan PHBS oleh pemegang kebijakan di Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Instansi Terkait adanya komiymen dan dukungan dalam pengembangan PHBS, melakukan sosialisasi PHBS, melakukan bimbingan teknis pelaksanaan PHBS. 4.3
RENCANA PENINGKATAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
1. Analisis Permasalahan a. Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi di Kabupaten Tabanan masih terbatas, seperti keberadaan instalasi pengolah air limbah (IPAL) hanya terdapat pada bangunan-bangunan tertentu (RS, hotel, industri dll). Sedangkan sebagian masyarakat membuang air limbah rumah tangganya dihuniannya masing-masing dan di beberapa lokasi secara komunal. b. Instalasi pengolah lumpur tinja (IPLT) saat ini sudah overload sehingga sarana sanitasi ini sangat dibutuhkan karena jumlah penduduk Kabuapaten Tabanan yang cukup besar dan cukup padat dibeberapa kawasan perkotaan. c. Belum tersedia sistem IPAL yang memadai sehingga banyak saluran limbah yang masih tergabung dengan drainase dan saluran irigasi. 2.
Rekomendasi Pemberian sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi lingkungan bagi
kesehatan warga dan penyediaan sarana dan parasarana sanitasi pada lingkungan padat penduduk. Untuk skala kabupaten, perlunya instalasi pengolahan lumpur tinja (IPKT) untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Tabanan. Perbaikan sanitasi lingkungan juga perlu dilakukan khususnya pada kawasan padat penduduk dengan lahan dan ruang yang terbatas. Sistem sanitasi komunal menjadi salah satu alternatif pada lokasi-lokasi yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi atau pada kawasan kumuh. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, maka idealnya pada setiap hunian rumah tangga atau kawasan permukiman harus memiliki sistem penanganan air limbahnya.
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
105
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
3.
Sistem Prasarana yang Direncanakan Sistem prasarana dan sarana pengelolaan air limbah di Kabuapten Tabanan yang dapat
direncanakan, antara lain: Pengembangan sanitasi lingkungan yang berbasis masyarakat, yang diharapkan masyarakat turut berperan serta aktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan. Peningkatan sarana sanitasi yang menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik secara individu maupun komunal. Penyiapan lahan untuk lokasi IPLT untuk skala kabupaten yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan Detail Engineering Design (DED). Sesuai dengan RPIJM 2010 adapun kegiatan yang sedang dan akan dilakukan untuk sub bidang limbah cair dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Program yang sedang dan akan dilaksanakan sub bidang limbah cair No
Program yang sedang berjalan 2010
NO
Program Sanitasi berbasis Masyarakat (SANIMAS) di 2 lokasi
1
Program Pembangunan 4 MCK di daerah Pariwisata dan Pasar
2
3
Program rutin pengelolaan IPLT
3
4
Program rutin pelayanan sedot tinja
4
1
2
Program yang akan dilaksanakan
6
Penyusunan Masterplan/Outline plan Air Limbah Skala Kota Penyusunan UKL/ UPL Pembangunan Prasarana Sarana Air Limbah Kawasan Kota Tabanan Penyusunan UKL/ UPL Pembangunan Prasarana Sarana Air Limbah Kawasan Kediri dan Tanah Lot Penyusunan DED IPLT Mandung Pembangunan dan Supervisi Sanimas di kawasan Padat Perkotaan hingga tahun 2013 Pembangunan IPLT skala kota
7
Pembangunan IPAL RPH
5
Sumber: RPIJM Tabanan 2010 4.3.1 Sistem Of Site Saat ini Kabupaten Tabanan belum memiliki sistem of site (terpusat), banyak kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Tabanan dalam mewujudkan sisten terpusat. Selain itu kondisi topografi juga membuat pembuatan sanitasi terpusat akan menelan banyak biaya dan juga tidak efektif. Sebagai contoh Kota Tabanan dibelah oleh 3 sungai besar dengan kedalaman mencapai 20 meter. Kondisi ini yang menyebabkan akan lebih efektif jika diterapkan sistem komunal ataupun terpusat sekala kawasan. 4.3.2
Sistem on Site
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
106
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
Sistem on site merupakan sistem yang banyak dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam pengelolaan sanitasi secara individu dengan penggunaan septictank. Selain itu direncanakan pula sistem komunal dengan pola Sanimas. Sistem ini dianggap lebih sesuai dengan kontur dan topografi Kabupaten Tabanan. 4.3.3 Sistem Sanimas Pada tahun 2010 ini, Dinas Pekerjaan Umum Tabanan membangun sistem SANIMAS di 2 lokasi yakni di Br Tegal Baleran, Desa Dauh Peken dan Br Kamasan, Desa Dajan Peken. Kegiatan ini didampingi oleh LSM Balifokus untuk pemberdayaan masyarakatnya. Pendanaan sistem ini berasal dari DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat. Kedepan sistem Sanimas menjadi rencana solusi yang akan dikembangkan dalam pengelolaan limbah cair di kawasan padat permukiman.
4.4
RENCANA PENINGKATAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
1. Analisis Permasalahan Belum tersedianya sistem pengolahan sampah yang baik, mengingat kondisi TPA Mandung, Baturiti dan Selemadeg yang sudah over load Terbatasnya alat pengangkut sampah,sehingga cakupan layanannya masih terbatas pada perkotaan dan pasar 2. Rekomendasi Rekomendasi yang dapat diberikan, yaitu menindaklanjuti dengan menyusun master persampahan serta revitalisasi TPA Regional di kabupaten Tabanan serta kebutuhan armada angkutan sampah juga perlu ditingkatkan baik kualitas dan kuantitasnya sehingga timbulan sampah kususunya di kawasan perkotaan dapat terlayani dan terangkut ke TPA. Selain itu peran serta/partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan perlu ditingkatkan dengan sosialisasi secara berkala untuk mengembangkan pola penanganan sampah 3 R. 3.Sistem Prasarana yang Direncanakan Sistem prasarana yang dapat direncanakan, sesuai Masterplan Persampahan Tabanan 2009-2014 adalah sbb; • Penambahan unit TPS di Seluruh kecamatanan yang ada • Penambahan armada angkutan • Revitalisasi TPA
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
107
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
• Pemabngunan Prasrana persampahan 3 R skala kawasan Secara ringkas program yang sedang dan akan dilaksankan oleh Pemkab Tabanan untuk sub bidang persampahan dapat disimak pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Program yang sedang dan akan dilaksanakan sub bidang persampahan No
Program yang sedang berjalan 2010
NO
Program yang akan dilaksanakan
1
Program kinerja pengelolaan persampahan termasuk operasional SARBAGITA
1
Penambahan transfer depo sejumlah 110 unit yang tersebar di Seluruh Kecamatan hingga tahun 2014 dari yang ada saat ini 8 unit
2
Optimalisasi TPA Exsisting
2
Penambahan kontainer kapasitas 6 m3 sebanyak 4 unit
3
Pengadaan armada pengangkutan persampahan
3
Penambahan armada angkutan compactor truct sejumlah 12 unit hingga tahun 2014
4
Pengadaan Teknologi Biogas
4
Program pengembangan kinerja
5
Pengadaan mesin pencacah sampah
5
Program peningkatan peran serta masyarakat ( sampah berbasis masyarakt)
6
Perluasan lahan TPA Mandung hingga menjadi 2,75 Ha dari 2,25 Ha
6
Program penyempurnaan peraturan persampahan
7
Program pengangkutan sampah terpilah dengan armada yang terpisah
8
Penyipan Dokumen UKL-UPL dan DED revitalisasi TPA
9
Program pembebasan lahan TPA
10
Revitalisasi TPA Mandung tahun 2013
11
Pembangunan Prasarana Persampahan 3 R kawasan PujunganPupuan
Sumber: Renstra DKP, RPJIM dan Master Plan Persampahan Tabanan 2009-2014 4.5
RENCANA PENINGKATAN PENGELOLAAN SALURAN DRAINASE LINGKUNGAN
1. Analisis Permasalahan •
Banyak saluran drainase yang ada dalam kondisi rusak,sehingga kurang optimum dalam berfungsi.
•
Belum tersedianya master plan sistem drainase untuk kabupaten Tabanan.
•
Saluran drainase menjadi tempat pembuangan sampah.
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
108
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
2. Rekomendasi Rekomendasi yang dapat diberikan, yaitu menindaklanjuti dengan menyusun master drainase serta penanganan drainase perkotaan khususnya di kawasan Kota Tabanan antara lain yang dapat dilakukan dengan mengoptimalkan drainase kota yang telah ada dengan melakukan perbaikan-perbaikan saluran yang telah rusak, dimensi saluran yang telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan, pembuatan bak-bak kontrol dan memperhatikan elevasi saluran. Selain itu peran serta masyarakat dalam menjaga drainase perkotaan antara lain dengan kesadaran warga
untuk tidak membuang sampah dibadan saluran dan
memelihara serta membersihkan saluran yang ada disekitarnya secara berkala. 3.
Sistem Prasarana yang Direncanakan Penanganan drainase perkotaan di Kota Tabanan untuk mengurangi atau bahkan
meniadakan genangan air pada suatu kawasan direncanakan dengan cara: a. Pengangkatan dan pembersihan endapan dan sampah pada badan saluran; b. Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan saluran /drainase; c. Rehabilitasi/ perbaikan diameter/dimensi saluran/ drainase; d. Penyediaan dan perbaikan bak kontrol; e. Penyesuaian elevasi saluran/ drainase; f. Tidak mempergunakan saluran irigasi sebagai drainase kota; g. Pembuatan sistem drainase kota dan desa yang terintegrasi. Sedangkan program yang sedang berlangsung untuk tahun 2010 diantaranya:
Pembangunan uintuk peningkatan saluran drainase kawasan perkotaan.
Operasional dan perawatan drainase perkotaan. Secara ringkas program yang sedang berjalan 2010 dan yang akan dikembangkan
untuk sub sektor drainase lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
109
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
Tabel 4.3 Program yang sedang dan akan dilaksanakan sub bidang drainase No
1
2
Program yang sedang berjalan 2010 Pembangunan uintuk peningkatan saluran drainase kawasan perkotaan
Operasional dan perawatan drainase perkotaan
No
Program yang akan dilaksanakan
1
Pengangkatan dan pembersihan endapan dan sampah pada badan saluran
2
Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan saluran /drainase
3
Rehabilitasi/ perbaikan diameter/dimensi saluran/ drainase
4
Penyediaan dan perbaikan bak kontrol;
5
Penyesuaian elevasi saluran/ drainase;
6
Pembuatan sistem drainase kota dan desa yang terintegrasi
Sumber : Renstra PU dan RPIJM 4.6 1.
RENCANA PEMBANGUNAN PENYEDIAAN AIR MINUM Analisis Permasalahan Dari 131 jumlah desa yang ada di kabupaten Tabanan, pelayanan air bersih yang
dikelola PDAM mencakup 90 desa dan yang dikelola desa mencakup 33 desa. Walaupun wilayah pelayanan air bersih telah cukup luas akan tetapi belum seluruh masyarakat memperoleh pelayanan air bersih. Untuk Kota Tabanan, cakupan layanan air bersih dari PDAM baru mencapai 81% dan pelayanan pedesaan baru mencapai 55%. Hal ini bisa terjadi karena keterbatasan jaringan perpipaan atau sebagian masyarakat enggan menjadi pelanggan PDAM karena telah menggunakan sumber air minum lainnya, seperti: sumur gali yang ada di setiap rumah tangga atau lingkungan serta sumber mata air yang dikelola oleh warga serta banyak sumber mata air yang ada di wilayah KabupatenTabanan yang belum dimanfaatkan,yang dapat diartikan bahwa masih terbatasnya jaringan perpipaan ke permukiman atau sebagian masyarakat belum memanfaatkan jasa pelayanan PDAM karena masih menggunakan sumur gali atau sumber mata air untuk kebutuhan sehari-harinya. Penyediaan air minum di pedesaan sebagian besar telah diusahakan secara swadaya oleh masyarakat maupun pemerintah kabupaten Tabanan dengan memanfaatkan sumber mata air yang telah ada. Dimana terjadi benturan kepentingan pemanfaatan air untuk air minum dan irigasi.
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
110
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
Secara umum permasalahan yang sering dihadapi dalam penyediaan sarana air minum di Kabupaten Tabanan, antara lain: -
Cakupan layanan sarana air minum masih relatif rendah.
-
Terjadi benturan kepentingan pemanfaatan air untuk air minum dan irigasi.
-
Debit air pada sumber mata air yang ada terjadi penurunan.
-
Belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber-sumber mata air yang ada di kabupaten Tabanan.
2. Rekomendasi Rekomendasi yang dapat disampaikan untuk meningkatkan pelayanan air minum baik yang berada dikawasan perkotaan dan perdesaan antara lain: a. Menambah jaringan perpipaan dalam layanan jaringan PDAM ke permukiman warga; b. Memanfaatkan sumber mata air yang ada untuk peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat, khususnya masyarakat di kawasan rawan kekeringan dan air minum; c. Memakai mesin pompa air pada kawasan rawan air minum yang tidak memiliki sumber mata air atau jauh dari sumber mata air sehingga lebih efektif dan efisien. 3. Sistem Prasarana yang Direncanakan - Sistem Non Perpipaan, pada kawasan perdesaan dan kawasan rawan air minum dengan didukung mesin pompa dan bak penampungan serta mobil tangki air sebagai pemasok air saat warga mengalami krisis air minum pada saat musim kemarau tiba. - Sistem Perpipaan, penambahan jaringan perpipaan pada kawasan permukiman yang telah ada. Program yang sedang dilaksanakan diantaranya:
Pengadaan dan pembangunan prasarana air bersih /air minum di pedesaan dengan dana DAK.
Pemantauan Uji petik kualitas air minum.
Pemasangan pipa distribusi sepanjang 4300 m’.
Membangun instalasi Zamp di wilayah Kediri.
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
111
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
Beberapa program yang sedang direncanakan oleh PDAM diantaranya
Pemanfaatan mata air Metaum sebagai sumber air baku PDAM;
Peningkatan SR dan layananan distribusi perpipaan hingga 24 jam;
Membentuk system zona di wilayah pelayanan dan memasang mengganti water meter pelanggan rata-rata 2600 unit/tahun dan memasang water meter induk sebanyak 76 Unit sampai tahun 2018. sehingga tingkat kehilangan air dapat ditekan rata-rata pertahun 3,5%;
Pengadaan water meter induk produksi sebanyak 27 unit sampai tahun 2018;
Penyesuaian tarif dilakukan secara bertahap yaitu sebesar : 25 % Tahun 2009, 15 % tahun 2010, 10% tahun 2011 dan 10 % pada tahun 2012;
Melakukan pergantian water meter pelanggan yang berumur diatas 10 tahun;
Melakukan investasi untuk penambahan sambungan baru dengan melakukan kerjasama dengan pihak III.
Secara garis besar, program yang sedang berjalan 2010 dan yang akan dikembangkan untuk sub sektor air bersih dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Program yang sedang dan akan dilaksanakan sub bidang air bersih No
Program yang sedang berjalan 2010
No
1
Pengadaan dan pembangunan prasarana air bersih /air minum di pedesaan dengan dana DAK
1
2
Pemantauan uji petik kualitas air minum
2
3
Pemasangan pipa sepanjang 4300 m’
distribusi
3
4
Program yang akan dilaksanakan Pemanfaatan mata air Metaum sebagai sumber air baku PDAM Peningkatan SR dan layananan distribusi perpipaan hingga 24 jam Membentuk system zona di wilayah pelayanan dan memasang mengganti water meter pelanggan rata-rata 2600 unit/tahun dan memasang water meter induk sebanyak 76 Unit sampai tahun 2018, sehingga tingkat kehilangan air dapat ditekan rata-rata pertahun 3,5% Pengadaan water meter induk produksi sebanyak 27 unit sampai tahun 2018
Sumber: Bussines Plan PDAM Tabanan 2007 4.7 1.
RENCANA PENINGKATAN KAMPANYE PHBS Analisis Permasalahan Status kesehatan masyarakat antara lain ditentukan oleh angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Umur Harapan Hidup (UHH). AKI di Tabanan dilaporkan tahun 2005 sekitar 256 kematian per 100.000 kelahiran hidup, Angka ini jauh dari target
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
112
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
nasional tahun 2010 sebesar 125/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu yang tinggi sangat erat kaitannya dengan ditolong tidaknya persalinan oleh tenaga kesehatan. Angka Kematian Bayi (AKB) dilaporkan 32 kematian per 100.000 kelahiran hidup tahun 2003 dan 25 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2006. Penyebab langsung kematian bayi terbanyak disebabkan karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran premature dan berat badan bayi lahir rendah. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah kurangnya ibu yang memberi ASI secara eksklusif, sehingga banyak bayi yang mudah terkena penyakit infeksi seperti Diare dan ISPA ( Insfeksi Saluran Pernapasan Akut ) sehingga menyebabkan kematian. Perubahan tingkat kesehatan juga memicu transisi Epidemiologi penyakit, yakni perubahan penyakit degenerasi atau dikenal dengan penyakit tidak menular ,Saat ini penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, Diabetes Mellitue merupakan penyebab utama kematian dan ketidakmampuan fisik yang diderita oleh masyarakat. Terjadinya penyakit tidak menular ternyata telah mempunyai prokondisi sejak dalam kandungan dan masa pertumbuhan seperti berat badan bayi lahir rendah, kurang gizi dan terjadinya infeksi berulang, juga diperberat oleh perilaku tidak sehat. Perilaku tidak sehat yang saat ini menjadi tren gaya hidup masyarakat antara lain merokok, kurang aktivitas fisik dan kurang mengkonsumsi buah dan sayur. Permasalahan diatas dapat dicegah dengan melaksanakan perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan dimasyakat. Indikator PHBS antara lain :
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan; Meberikan ASI ekslusif; Menimbang bayi dan balita setiap bulan; Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun; Menggunakan air bersih; Menggunakan jamban keluarga; Memberantas jentik nyamuk; Makan sayur dan buah setiap hari.
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
113
PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan
2.
Rekomendasi Rekomendasi yang dapat disampaikan untuk meningkatkan Pelaksanaan PHBS di
Kabupaten Tabanan antara lain:
Membuat Surat Keputusan tentang penanggung jawab dan pengawasan PHBS di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah, Tempat Kerja dan Tempattempat Umum yang ada di Kabupaten Tabanan.
Sosialisasi penerapan PHBS di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah, Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Tabanan.
Mekanisme dan saluran PHBS di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah, Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Tabanan.
Pelatihan bagi pengelola PHBS di di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah, Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Tabanan.
Membentukan Pokja PHBS di di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah, Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Tabanan.
LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN
114