IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran Mie Jogja Pak Karso dan Ayam Penyet Surabaya di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa restoran ini merupakan restoran yang baru berkembang di Kota Bogor. Restoran waralaba di Kota Bogor ini dinilai memiliki peluang usaha yang besar karena didukung oleh faktor geografis, demografis dan peraturan daerahnya. Restoran ini merupakan restoran kuliner yang menyajikan mie Jogja dengan cita rasa yang khas dari Kota Jogjakarta sebagai produk unggulannya. Produk unggulan ini dijadikan sebagai salah satu objek makanan wisata kuliner di Kota Bogor. Kegiatan pengumpulan data dan informasi untuk penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei – Juni 2011. Kegiatan pengumpulan data dan informasi ini melibatkan pihak pengambil keputusan (manager) dan konsumen akhir yang dijadikan sebagai responden. 4.2. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
judgemental
sampling
dengan
mengisi
kuesioner
perbandingan
berpasangan untuk Proses Hirarki Analitik (PHA). Metode ini digunakan berdasarkan pertimbangan tertentu dalam memilih responden sebagai sampel. Responden yang dipertimbangkan dan dipilih adalah benar-benar ahli atau mengenal dinamika bisnis yang dijalani dan berkepentingan terhadap hasil PHA. Responden yang digunakan sebanyak dua orang yakni, pimpinan dan bendahara cabang di restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor. Metode pengambilan sampel untuk mengevaluasi aktivitas promosi mie Jogja ini dilakukan dengan cara pengisian kuesioner melalui metode convenience sampling. Metode ini digunakan berdasarkan pertimbangan kemudahan untuk ditemui atau berdasarkan kesediaan anggota populasi tertentu saja. Jumlah responden yang ditetapkan adalah sebanyak 30 orang, dengan pertimbangan
48
bahwa hasil kuesioner evaluasi aktivitas promosi ini akan diolah secara kuantitatif, yang kebutuhan datanya minimal sebanyak 30. 4.3. Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil kuesioner dari dua jenis responden yang pertama pengambil keputusan, dalam hal ini adalah Manajer Cabang dan Bendahara Cabang; dan yang kedua adalah konsumen akhir. Pengisian kuisioner dilakukan dengan memberikan form kuesioner (Lampiran 1) dan mewawancarai langsung respondennya. Data sekunder diperoleh melalui buku, internet, Instansi-Instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata, Perpustakaan LSI IPB, dan berbagai perpustakaan lainnya, seperti hasil penelitian terdahulu dan majalah yang relevan dengan topik penelitian. Instrumentasi yang digunakan adalah daftar pertanyaan, alat pencatat, penyimpan elektronik (computer) dan peralatan pendukung lain yang dibutuhkan dalam penelitian. 4.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara langsung kepada narasumber yang dinilai mampu memberikan data dan informasi aktual dalam mendukung kegiatan penelitian ini. Data primer juga dikumpulkan dengan teknik observasi atau pengamatan langsung di lokasi penelitian. Metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menemukan dan mengumpulkan hasil riset atau penelitian terdahulu dan berbagai literatur seperti perpustakaan, dan situs internet yang relevan dengan permasalahan penelitian. 4.5. Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data dilakukan dengan mengolah dan menganalisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Metode pengolahan data secara kualitatif ini menggunakan alat analisis berupa analisis deskriptif. Metode pengolahan data secara kuantitatif ini menggunakan alat analisis berupa Proses Hirarki Analitik (PHA). 49
4.5.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh yang mendalam mengenai obyek penelitian, sehingga dalam pengamatan ini dapat diketahui kondisi riil perusahaan baik internal maupun eksternal perusahan yang diteliti. Hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabel, gambar maupun persentase sesuai hasil yang diperoleh. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengevaluasi aktivitas promosi mie Jogja yang terdapat pada restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor. 4.5.2. Proses Hirarki Analitik Proses Hirarki Analitik (PHA) ini digunakan untuk merumuskan dan menganalisis alternatif strategi promosi mie Jogja yang sesuai dijalankan oleh restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor untuk meningkatkan omzet penjualannya. Dalam perumusan PHA tersebut, terdapat tiga langkah utama yang harus dipahami untuk memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit yaitu: (1) menyusun hirarki; (2) menetapkan prioritas; dan (3) konsistensi logis. Ketiga langkah tersebut yang mendasari perumusan PHA untuk penentuan strategi promosi yang tepat bagi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor. Langkah pertama adalah menyusun hirarki, artinya restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor berusaha untuk menggambarkan dan menguraikan permasalahan atau realitas secara hirarki. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, realitas yang kompleks disusun kedalam bagian yang menjadi elemen pokoknya dan kemudian bagian ini dimasukkan kedalam bagian lain dan seterusnya secara hirarki. Dengan kata lain persoalan yang kompleks dipecahkan menjadi unsurunsur terpisah. Hirarki yang dirumuskan untuk restoran ini terbagi atas tiga level, yakni (1) Level 1: Fokus pada perumusan strategi promosi berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh restoran ini; (2) Level 2: Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam merumuskan strategi promosi restoran, dalam hal ini adalah meningkatkan image positif restoran, meningkatkan penjualan, memberi informasi keberadaan 50
produk, memperluas pangsa pasar, dan menghadapi pesaing; dan (3) Level 3: Strategi yang menjadi alternatif, yakni fokus pada periklanan, fokus pada promosi penjualan, fokus pada humas dan publisitas, fokus pada pemasaran langsung, dan fokus pada penjualan pribadi. Langkah Kedua, yaitu menetapkan prioritas untuk menentukan peringkatperingkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. Prioritas pertama hingga kelima berdasarkan level 2 (faktor) yakni, meningkatkan image positif restoran, meningkatkan penjualan, memberi informasi keberadaan produk, memperluas pangsa pasar, dan menghadapi pesaing. Selanjutnya prioritas pertama sampai kelima berdasarkan level 3 (strategi) yang dinilai penting oleh restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor masing-masing adalah fokus perikanan; fokus promosi penjualan; fokus humas dan publisitas; fokus pemasaran langsung; dan fokus penjualan pribadi. Langkah ketiga, konsistensi logis yaitu untuk menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsistensi sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan dua orang responden, yakni manager cabang dan bendahara cabang yang merupakan penanggung jawab dalam mengambil keputusan di restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor. Metode pengolahan kedua responden tersebut dilakukan dengan rata-rata aritmatik untuk membentuk matriks gabungan. Ketiga langkah utama tersebut dirumuskan dan dianalisis dengan menggunakan software expert choice 2000, yang merupakan salah satu software untuk perumusan PHA. Pertimbangan menggunakan software tersebut karena lebih
mudah
dan
praktis
dari
perhitungan secara
matematis,
mampu
mengintegrasikan pendapat pakar, dan tidak membatasi level dari struktur hirarki. Keseluruhan ketiga langkah utama tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
51
MERUMUSKAN DAN MENGANALISIS ALTERNATIF STRATEGI PROMOSI RESTORAN WARALABA MIE JOGJA CABANG BOGOR
LEVEL 1 FOKUS
LEVEL 2 FAKTOR
Meningkatkan image positif restoran
Meningkatkan penjualan
Memberi informasi produk
Memperluas pangsa pasar
Menghadapi pesaing
LEVEL 3 STRATEGI
Fokus Periklanan
Fokus Promosi Penjualan
Fokus Humas dan Publisitas
Fokus Pemasaran Langsung
Fokus Penjualan Pribadi
Gambar 3. Model Hirarki Keputusan bagi Perumusan dan Analisis Strategi Promosi Restoran Waralaba Mie Jogja Cabang Bogor 52 52