IV. METODE PENELITIAN 4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah Kota Bogor yang terletak di Provinsi Jawa Barat.
Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan antara lain: (1) tersedianya Tabel Input-Output Kota Bogor, (2) sektor yang memiliki kontribusi cukup besar dalam PDRB Kota Bogor adalah industri pengolahan. Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Februari hingga April 2012 meliputi kegiatan penulisan proposal, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penulisan laporan hasil analisis dalam bentuk skripsi. 4.2.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang
sebagian besar berasal dari Tabel Input-Output Kota Bogor Tahun 2008 klasifikasi 28 sektor yang kemudian diagregasikan menjadi 10 dan 12 sektor. Data sekunder diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kota Bogor, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor dan instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini. 4.3.
Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui peranan agroindustri
terhadap pertumbuhan wilayah, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja di Kota Bogor adalah metode analisis Input-Output (I-O). Pengolahan data dilakukan
dengan bantuan perangkat lunak program I-O Analysis for Practitioners version 1.0.1 dan Microsoft Excell 2007. Dari tabel I-O yang sudah tersedia maka dapat diketahui peranan dari sektor agroindustri terhadap pembentukan permintaan antara, permintaan akhir, dan nilai tambah bruto. Untuk mengetahui peranan dari sektor agroindustri sebagai penyedia input maupun sektor pemakai input serta mengetahui dampak yang ditimbulkan sektor agroindustri terhadap perekonomian Kota Bogor maka dapat dikaji berdasarkan analisis keterkaitan dan multiplier. 4.3.1. Analisis Keterkaitan Analisis keterkaitan digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian. Menurut Rasmussen dalam Nazara (2005) analisis keterkaitan meliputi analisis keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan analisis keterkaitan ke depan (forward linkage). Analisis keterkaitan ke belakang suatu industri atau sektor menunjukkan hubungan keterkaitan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir pada sektor tersebut terhadap total pembelian input semua sektor di dalam suatu perekonomian. Analisis keterkaitan ke depan menunjukkan hubungan keterkaitan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir suatu sektor terhadap total penjualan output semua sektor di dalam suatu perekonomian. 1)
Keterkaitan ke Belakang (Backward Linkage) Dengan konsep keterkaitan output ke belakang ini dapat dilihat
kemampuan suatu sektor dalam meningkatkan pertumbuhan produksi industri-
33
industri lain yang memasok input padanya. Jika BL ≥ 1, artinya sektor tersebut mempunyai kemampuan kuat untuk menarik pertumbuhan sektor hulu. Namun jika BL ≤ 1, artinya kurang memiliki kemampuan kuat untuk menarik pertumbuhan hulunya. Berdasarkan matriks kebalikan Leontief (I-A)-1, rumus matematis untuk mencari nilai keterkaitan ke belakangnya adalah : n
∑αij
n BLj =
i =1 n
n
…… (4.1)
∑ ∑αij i =1
2)
j =1
BLj
= keterkaitan ke belakang sektor j
αij
= unsur matriks kebalikan Leontif terbuka
Keterkaitan ke Depan (Forward Linkage) Keterkaitan output ke depan ini mempunyai keuntungan yaitu dapat
mengetahui kepekaan suatu sektor terhadap sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan hilirnya. Jika FL ≥ 1, artinya sektor tersebut mempunyai kemampuan kuat untuk mendorong sektor hilirnya. Jika FL ≤ 1, maka sektor tersebut kurang mampu mendorong pertumbuhan hilirnya. Berdasarkan matriks kebalikan Leontief (I-A)-1, rumus untuk mencari nilai indeks derajat kepekaannya adalah : n
∑αij
n FLi =
n
i =1 n
……(4.2)
∑ ∑αij i =1
j =1
dimana : FLi
= keterkaitan ke depan sektor i
αij
= unsur matriks kebalikan Leontif terbuka
34
4.3.2. Analisis Multiplier Analisis multiplier bertujuan untuk melihat adanya dampak perubahan permintaan akhir dari suatu sektor ekonomi terhadap semua sektor yang ada tiap satu satuan perubahan jenis multiplier. a) Multiplier Output Multiplier output dihitung dalam per unit perubahan output sebagai efek awal (multiplier effect), yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan moneter. Setiap elemen dalam matriks kebalikan Leontief (matriks invers) α menunjukan total pembelian input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor i yang disebabkan adanya peningkatan penjualan dari sektor i sebesar satu unit satuan moneter ke permintaan akhir. Matriks invers dirumuskan dengan persamaan : Α = ( I – A )-1 = [ αij ]...........(4.3) Dengan demikian, matriks α mengandung informasi penting tentang struktur perekonomian yang dipelajari dengan menentukan tingkat kaitan antarsektor dalam perekonomian suatu wilayah atau negara. Koefisien dari matriks invers ini [ αij ] menunjukan besarnya perubahan aktivitas dari suatu sektor yang akan mempengaruhi tingkat output dari sektor-sektor lain. b) Multiplier Pendapatan Multiplier pendapatan mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian. Dalam Tabel I-O, yang dimaksud dengan pendapatan adalah upah dan gaji yang diterima oleh rumah tangga. Pengertian pendapatan disini tidak hanya mencakup beberapa
35
jenis pendapatan yang umumnya diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga, tetapi juga dividen dan bunga bank (Jensen dalam Priyarsono.et al. 2007). Angka pengganda pendapatan dapat diperoleh dari rumus : n
MIj = ∑ i=1
an + 1Dij an + 1, j .................. (4.4)
Dimana : MIj
= pengganda tipe II
Dij
= unsur matrik kebalikan leontif tertutup
an + 1, j = koefisien input dari gaji/ upah rumah tangga sektor j c) Multiplier Tenaga Kerja Menunjukan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Multiplier tenaga kerja tidak diperoleh oleh elemenelemen dalam Tabel I-O, seperti pada multiplier output dan pendapatan karena dalam Tabel I-O tidak mengandung elemen-elemen yang berhubungan tenaga kerja. Besaran multiplier tenaga kerja dapat diperoleh dengan rumus : n
MLj = ∑ i=1
wn + 1Dij wn + 1, j ............. (4.5)
Dimana : MLj
= pengganda tenaga kerja tipe II
Dij
= unsur matrik kebalikan leontif tertutup
Wn+i,j = koefisen tenaga kerja sektor j Wn+1,i = koefisien tenaga kerja sektor i Berdasarkan matriks kebalikan Leontief terbuka (αij) maupun tertutup (α*ij) dapat ditentukan nilai-nilai dari multiplier output, multiplier
36
pendapatan dan multiplier tenaga kerja berdasarkan rumus-rumus yang tercantum pada Tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Rumus Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Multiplier Nilai Output Pendapatan Tenaga Kerja Efek Awal 1 hi ei Efek Putaran ∑aij ∑aijhi ∑aijei Pertama ∑iαij e ij – ei Efek Dukungan ∑iαij -1-∑iaij ∑iαijhi-hj-∑iaijhi ∑iaij ei Industri Efek Induksi ∑iα*ij -1-∑iaij ∑iα*ijhi-hj-∑iaijhi ∑iα*ij e i – ei ∑iaij ei Konsumsi Efek Total ∑iα*ij ∑iα*ijhi ∑iα*ij ei Efek Lanjutan ∑iα*ij – 1 ∑iα*ijhi - hi ∑iα*ij ei - ei Sumber : Priyarsono.et al. 2007
Keterangan : aij
= Koefisien Output
hi
= Koefisien Pendapatan Rumah tangga
ei
= Koefisien Tenaga Kerja
αij
= Matriks kebalikan Leontief model terbuka
α*ij
= Matriks kebalikan Leontief model tertutup Sedangkan untuk melihat hubungan antara efek awal dan efek
lanjutan per unit pengukuran dari sisi output, pendapatan, dan tenaga kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus multiplier tipe I dan multipier tipe II, berikut : Tipe I =
Tipe II=
Efek awal + Efek putaran pertama + Efek dukungan industri Efek awal
Efek awal +Efek putaran pertama +Efek dukungan industri + Efek induksi konsumsi Efek awal
37
4.3.3. Analisis Dampak Investasi Untuk melihat dampak investasi di sektor agroindustri terhadap perekonomian Kota Bogor digunakan dua pendekatan yakni pendekatan berdasarkan
data input-output
yang terbentuk dan
pendekatan
dengan
menggunakan proses simulasi terhadap kegiatan investasi sektor agroindustri. Rumus perhitungan mengenai dampak investasi dapat dilihat dibawah ini : a. Dampak Terhadap Pembentukan Output ∆X = (I-A)-1 ∆Y ……………………….........(4.6) b. Dampak Terhadap Pendapatan Rumah Tangga ∆I = an+1 (I-A)-1 ∆Y …………………........(4.7) c. Dampak terhadap Tenaga Kerja ∆L = wn+1 (I-A)-1 ∆Y ……………………(4.8) dimana : ∆X
= dampak terhadap pembentukan output
∆I
= dampak terhadap pendapatan rumah tangga
∆L
= dampak terhadap tenaga kerja
∆Y
= investasi sektoral
(I-A)-1 = matriks kebalikan Leontif an+1
= koefisien pendapatan
wn+1
= koefisien tenaga kerja
a)
Koefisien Pendapatan Menurut Daryanto dan Hafizryanda (2010), koefisien pendapatan merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah pendapatan
38
yang diterima oleh pekerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien pendapatan diperlukan untuk mencari dampak perubahan input primer terhadap pembentukan pendapatan. Rumusnya adalah: an + 1 =
Ui ………………….(4.9) Xi
dimana:
b)
an + 1
= koefisien pendapatan sektor i
Ui
= jumlah upah dan gaji
Xi
= jumlah input total sektor i
Koefisien Tenaga Kerja Menurut Daryanto dan Hafizryanda (2010), koefisien tenaga kerja merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien tenaga kerja diperlukan untuk mencari dampak perubahan i primer terhadap pembentukan tenaga kerja. Dirumuskan sebagai berikut: wn + 1 =
Li ...............(4.10) Xi
dimana:
wn + 1 = koefisien tenaga kerja sektor i Li
= jumlah tenaga kerja sektor i
Xi
= jumlah input
39