IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Buaya Indonesia Jaya (TBIJ) yang terletak di Desa Sukaragam, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan TBIJ merupakan obyek wisata yang memiliki permasalahan baik secara manajemen maupun operasional, di sisi lain TBIJ juga harus menghadapi persaingan ketat di industri pariwisata. Namun keunggulannya sebagai obyek wisata yang unik dan memiliki peran penting dalam pelestarian buaya, TBIJ perlu penyusunan strategi pengembangan usaha agar tetap mampu bersaing dengan obyek wisata lainnya. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2010. 4.2. Metode Penentuan Responden Penentuan responden untuk pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan responden yang dilakukan secara sengaja namun dengan pertimbangan tertentu. Responden adalah orang yang mengenal betul dinamika bisnis yang dijalani. Responden dalam penelitian ini terdiri dari pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal meliputi pemilik TBIJ, bagian pemasaran, dan bagian pengawas operasional. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa responden tersebut dapat mewakili perusahaan dan memiliki wewenang dalam memberikan informasi serta data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pihak eksternal yang dipilih sebagai responden dalam penelitian ini berasal dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia khususnya bagian Konservasi dan Keanekaragaman Hayati, pemilihan responden eksternal ini dilakukan dengan alasan bahwa pihak tersebut mengetahui kebijakan tentang pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya buaya. Selain itu Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi yang dipilih dengan alasan pihak tersebut mengetahui kondisi atau lingkungan bisnis pariwisata di Kabupaten Bekasi. Untuk memberikan masukan lainnya, pemilihan responden eksternal juga dilakukan dengan metode Convenience Sampling (berdasarkan kemudahan) yang ditujukan
32
kepada pengunjung untuk mendukung analisis lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adanya keterlibatan pihak eksternal dalam penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. 4.3. Data dan Instrumen Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Data primer digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang menjadi dasar perumusan strategi perusahaan. Data sekunder diperoleh dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Data berasal dari laporan/catatan perusahaan, hasil riset atau penelitian terdahulu, dan berbagai literatur, baik dari buku maupun situs Internet yang relevan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Data penunjang dikumpulkan dari informasi instansi terkait seperti Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi dan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, khususnya bagian Konservasi dan Keanekaragaman Hayati, Badan Pusat Statistik (BPS). Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan berupa daftar pertanyaan/panduan wawancara yang telah disusun secara tertulis sesuai dengan masalah, recorder, alat pencatat, dan alat penyimpan data elektronik. 4.4. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang terkait dan studi literatur dari berbagai sumber dan buku serta dengan browsing internet. Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1)
Wawancara langsung dengan pemilik usaha TBIJ, pihak manajemen yang lain, seluruh karyawan non manajerial TBIJ serta instansi-instansi terkait seperti Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi dan Kementerian Kehutanan Republik
Indonesia,
khususnya
sub
Bagian
Konservasi
dan
Keanekaragaman Hayati. Wawancara ini juga dilakukan kepada 30 orang pengunjung.
33
2)
Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan pada kegiatan-kegiatan yang ada di TBIJ, arus pasokan dari pemasok, dan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif, analisis lingkungan bisnis, analisis formulasi strategi, dan rancangan strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan adalah matriks SWOT dan Arsitektur Strategi. Data yang diperoleh dari penelitian diolah dengan menggunakan alat pengolah data yaitu Microsoft Excel, berdasarkan kerangka pemikiran operasional yang digunakan. 4.5.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara mendalam, meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, visi, misi, dan tujuan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, fasilitas usaha, sumber daya perusahaan baik sumber daya fisik, sumber daya manusia, maupun sumber daya keuangan, produksi dan operasi serta pemasaran. Informasi disajikan dalam bentuk tabulasi angka, gambar, matriks, sesuai dengan hasil yang diperoleh. 4.5.2. Analisis Lingkungan Perusahaan Langkah awal yang dilakukan dalam melakukan analisis lingkungan perusahaan adalah dengan mengidentifikasi faktor internal yaitu dengan mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan perusahaan. Data internal perusahaan berasal dari hasil pengamatan secara langsung dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan. Langkah selanjutnya, yaitu dilakukan identifikasi faktor eksternal perusahaan dengan melakukan pendaftaran semua peluang dan ancaman perusahaan. Data eksternal perusahaan berasal dari hasil wawancara dengan berbagai pihak manajemen perusahaan serta data penunjang lainnya.
34
4.5.3. Analisis Formulasi Strategi Formulasi strategi dilakukan dengan mempertimbangkan hasil analisis dari peluang atau ancaman dari faktor-faktor eksternal serta kekuatan atau kelemahan dari faktor-faktor internal yang berpengaruh terhadap perusahaan. Proses penentuan strategi ini dilakukan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT digunakan untuk menyusun alternatif-alternatif strategi perusahaan (Gambar 6). Matriks ini akan menggambarkan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T. Menurut David (2006), terdapat delapan tahap dalam membentuk matriks SWOT yaitu : 1.
Membuat daftar peluang eksternal organisasi atau perusahaan.
2.
Membuat daftar ancaman eksternal organisasi atau perusahaan.
3.
Membuat daftar kekuatan internal organisasi atau perusahaan.
4.
Membuat daftar kelemahan internal organisasi atau perusahaan.
5.
Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi S-O.
6.
Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi W-O.
7.
Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi S-T.
8.
Mencocokkan
kelemahan-kelemahan
internal
dan
ancaman-ancaman
eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi W-T. Gambar 6. Matriks SWOT Eksternal
Internal
OPPORTUNITIES (O) Faktor-Faktor Peluang
THREATS (T) Faktor-Faktor Ancaman
STRENGTHS (S) Faktor-Faktor Kekuatan STRATEGI S-O Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI S-T Strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
WEAKNESS (W) Faktor-Faktor Kelemahan STRATEGI W-O Strategi yang meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang STRATEGI W-T Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : David (2006)
35
4.5.4 Rancangan Strategi (Arsitektur Strategi) Arsitektur strategi adalah suatu gambar rancangan arsitektur strategi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk merumuskan strateginya ke dalam kanvas rencana perusahaan untuk meraih visi dan misinya. Guna menyusun sebuah arsitektur strategi yang lengkap perlu diperhatikan komponen penting yang menjadi syarat cukup untuk menyusun arsitektur strategi berupa visi, misi perusahaan, sasaran atau tujuan organisasi, dan tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan. Sedangkan komponen pendamping merupakan turunan lanjutan dari komponen inti yaitu berupa kompetisi inti organisasi dan strategic intent (Yoshida, 2004). Strategi yang akan disusun dengan pendekatan arsitektur strategi disajikan dalam bentuk gambar sehingga mudah untuk dipahami. Teknik penggambaran suatu arsitektur strategi tidak memiliki aturan baku yang menggambarkan susunan strategi. Gambar arsitektur strategi yang akan dibuat merupakan proses berpikir kreatif yang menggabungkan seni dengan hasil strategi yang diperoleh dari tahap pengambilan keputusan.
36