IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan
lokasi
penelitian
ini
dilakukan
secara
purposive,
dengan
mempertimbangkan bahwa daerah Jawa Barat merupakan salah satu daerah sentra produksi susu segar dan susu olahan di Indonesia. Rinadya Yoghurt dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu usaha pengolahan susu segar menjadi yoghurt berskala industri rumah tangga di daerah Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan mulai bulan Mei-Juni 2011.
4.2 Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara, diskusi langsung, dan pengajuan pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan topik penelitian sebagai informasi pendukung dengan pihak Rinadya Yoghurt. Selain itu, data primer juga diperoleh dari observasi (pengamatan) kegiatan karyawan serta partisipasi langsung di lapangan. Sedangkan, untuk data sekunder yang berfungsi sebagai penunjang diperoleh dengan cara tidak langsung yang diperoleh dari studi literatur dari bahan-bahan kepustakaan yang relevan, baik yang berasal dari Rinadya Yoghurt maupun dari instansi lain yang terkait seperti Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Kementrian Perindustrian, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Selain itu, data sekunder dalam penelitian dengan menggunakan skripsi hasil penelitian sebelumnya, media cetak dan elektronik seperti majalah, tabloid, buku-buku, dan internet yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
29
4.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2011. Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara kepada pemilik dan pengurus Rinadya Yoghurt, serta browsing internet. Selain itu, pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung semua proses yang terdapat dalam produksi dan terlibat langsung dalam proses produksi. Dalam penelitian ini, data-data yang dibutuhkan dalam optimalisasi produksi yoghurt meliputi : 1. Data tentang gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi sejarah dan perkembangannya dan struktur organisasi dan manajemen. 2. Data terkait dengan produksi baik proses maupun jumlah produksi aktual dan penjualan yoghurt kemasan plastik pouch (plastik vakum) ukuran 500 ml dan yoghurt es mambo ukuran 40 ml selama enam bulan terakhir. 3. Data kebutuhan bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi yoghurt kemasan plastik pouch (plastik vakum) ukuran 500 ml dan yoghurt es mambo ukuran 40 ml selama enam bulan terakhir. 4. Data biaya pembelian bahan baku dan bahan penolong periode enam bulan terakhir. 5. Data penjadwalan produksi yoghurt kemasan plastik pouch (plastik vakum) ukuran 500 ml dan yoghurt es mambo ukuran 40 ml selama enam bulan terakhir. 6. Data penggunaan jam tenaga kerja langsung beserta nilainya selama enam bulan terakhir. 7. Data penggunaan jam kerja mesin pengolah yoghurt kemasan plastik pouch (plastik vakum) ukuran 500 ml dan yoghurt es mambo ukuran 40 ml selama enam bulan terakhir. 8. Data permintaan distributor melalui sistem job order selama enam bulan terakhir.
4.4 Metode Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data secara kualitatif berguna dalam menginterpretasikan data hasil olahan dan
30
juga digunakan untuk mendeskripsikan alokasi sumberdaya yang dilakukan oleh Rinadya Yoghurt dalam kegiatan produksi yoghurt. Sedangkan, pengolahan data secara kuantitatif yaitu data diperoleh secara manual kemudian ditabulasikan menurut aktivitas-aktivitas dan dirumuskan dalam program linier. Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan linear programming. Pengolahan tersebut dibantu dengan menggunakan software LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer) dan Microsoft excel. Software LINDO merupakan salah satu software yang dapat membantu memecahkan dan menghasilkan solusi optimal untuk program linear.
4.5 Perumusan Model Program Linier Langkah-langkah formulasi model program linier untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal diawali dengan menentukan variabel keputusan, kemudian dilanjutkan dengan menentukan fungsi tujuan dan kendala. Data keuntungan Rinadya Yoghurt, nilai koefisien, dan ketersediaan sumberdaya ditabulasikan dalam bentuk tabel berdasarkan aktivitas lalu disusun suatu persamaan sebagai fungsi tujuan dan kendala.
4.5.1 Penentuan Variabel Keputusan Penentuan variabel keputusan didasarkan pada produk yang akan dioptimalkan. Variabel keputusan menunjukkan aktivitas produksi setiap jenis produk yang dihasilkan perusahaan. Rinadya Yoghurt memproduksi yoghurt es mambo ukuran 40 ml dan kemasan plastik pouch ukuran 500 ml dengan dua rasa yaitu stroberi dan leci. Keuntungan yang diperoleh dari produk yoghurt es mambo dan kemasan plastik pouch tersebut berfluktuasi setiap bulannya. Oleh karena itu, variabel keputusan yang disusun berdasarkan keuntungan yang diperoleh selama aktivitas produksi per bulan. Jadi, pada model program linier disusun 18 variabel keputusan di Rinadya Yoghurt selama periode enam bulan produksi yaitu periode bulan November 2010 sampai dengan bulan April 2011. Variabel keputusan disimbolkan dengan Xij (i menunjukkan jenis produk dan j menunjukkan periode bulan produksi). Matriks variabel aktivitas produksi yoghurt pada Rinadya Yoghurt selama 6 bulan dapat dilihat pada Tabel 8. 31
Tabel 8. Matriks Variabel Aktivitas Produksi Yoghurt pada Rinadya Yoghurt Periode Bulan November 2010 - April 2011 Tahun
Bulan
2010
2011
Jenis Yoghurt Yoghurt Plastik
Yoghurt Plastik
Yoghurt Es
Stroberi
Leci
Mambo
November
X11
X21
X31
Desember
X12
X22
X32
Januari
X13
X23
X33
Februari
X14
X24
X34
Maret
X15
X25
X35
April
X16
X26
X36
4.5.2 Penentuan Fungsi Tujuan Tujuan utama dari optimalisasi produksi yang dilakukan oleh Rinadya Yoghurt adalah untuk memaksimalkan keuntungan. Keuntungan maksimum dapat diperoleh dengan memaksimumkan laba yang diperoleh perusahaan atau dengan meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi yang dilakukan. Fungsi tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah maksimisasi keuntungan. Keuntungan yang akan dimaksimalkan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi. Dalam penelitian ini, keuntungan perusahaan diperoleh dengan menghitung selisih antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan tiap liter produk dengan biaya produksi yang diperlukan untuk memproduksi satu satuan dari masing-masing produk yang dihasilkan. Maksimum Z = Z= Dimana : Z
= Keuntungan yang ingin dimaksimumkan (Rp)
TRij
= Kontribusi penerimaan per satuan yang dihasilkan dari produk ke-i pada bulan ke-j (Rp/plastik)
TCij
= Kontribusi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yoghurt ke-i pada bulan ke-j
32
Aij
= Kontribusi keuntungan per satuan yang dihasilkan dari produk ke-i pada bulan ke-j (Rp/plastik)
Xij
= Jumlah aktivitas produksi dari produk ke-i pada bulan ke-j
i
= Jenis produk yoghurt yang dihasilkan (liter). Dimana 1 = yoghurt plastik stroberi, 2 = yoghurt plastik leci, dan 3 = yoghurt es mambo.
j
= Periode produksi selama enam bulan (bulan). Dimana 1 dimulai pada bulan November 2010 dan 6 diakhiri dengan bulan April 2011.
4.5.3 Penentuan Fungsi Kendala Fungsi kendala menunjukkan hubungan linear dari variabel keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumberdaya dan dapat membatasi fungsi tujuan. Kendala-kendala ini ditetapkan berdasarkan hal-hal yang berkaitan langsung dengan produksi yoghurt di Rinadya Yoghurt. Kendala yang dihadapi meliputi kendala bahan baku susu segar, kendala bahan baku penolong, kendala jam kerja mesin, kendala jam tenaga kerja langsung, dan kendala sistem job order.
a. Kendala Ketersediaan Bahan Baku Susu Segar Bahan baku utama pembuatan yoghurt adalah susu segar, sehingga dalam pengelolaan susu sangat dibutuhkan. Persamaan linear fungsi kendala ini adalah :
Dimana, Bij
= Koefisien penggunaan susu segar untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j (liter/bulan).
bj
= Ketersediaan bahan baku susu segar pada bulan ke-j (liter/bulan) selama enam bulan.
b. Kendala Ketersediaan Bahan Baku Penolong 1. Kendala ketersediaan susu skim
Dimana, Cij
= Koefisien penggunaan bahan penolong susu skim untuk
33
aktivitas ke-i pada bulan ke-j (kg/bulan). cj
= Ketersediaan bahan bahan penolong susu skim pada bulan ke-j (kg/bulan) selama enam bulan.
2. Kendala ketersediaan gula
Dimana, Dij
= Koefisien penggunaan bahan penolong gula untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j (kg/bulan).
dj
= Ketersediaan bahan bahan penolong gula pada bulan ke-j (kg/bulan) selama enam bulan.
3. Kendala ketersediaan starter yoghurt
Dimana, Eij
= Koefisien penggunaan bahan penolong starter yoghurt untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j (liter/bulan).
ej
= Ketersediaan bahan bahan penolong starter yoghurt pada bulan ke-j (liter/bulan) selama enam bulan.
4. Kendala ketersediaan plastik vakum
Dimana, Fij
= Koefisien penggunaan bahan penolong plastik vakum untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j (lembar/bulan).
fj
= Ketersediaan bahan bahan penolong platik vakum pada bulan ke-j (lembar/bulan) selama enam bulan.
5. Kendala ketersediaan plastik es mambo
Dimana, Gij
= Koefisien penggunaan bahan penolong plastik es mambo untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j (lembar/bulan).
gj
= Ketersediaan bahan bahan penolong platik es mambo pada bulan ke-j (lembar/bulan) selama enam bulan. 34
c. Kendala Ketersediaan Jam Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rinadya Yoghurt untuk melaksanakan kegiatan produksi pengolahan susu menjadi yoghurt. Persamaan linear fungsi kendala ini adalah :
Dimana, Hij
= Koefisien penggunaan tenaga kerja langsung untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j (jam/satuan produk/bulan).
hj
= Ketersediaan jam tenaga kerja langsung pada bulan ke-j (jam) selama enam bulan.
d. Kendala Ketersediaan Jam Kerja Mesin Mesin merupakan alat untuk mengolah susu menjadi yoghurt, sehingga mesin sangat dibutuhkan. Persamaan linear fungsi kendala ini adalah :
Dimana, Kij
= Koefisien penggunaan jam kerja mesin pengolah yoghurt untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j (jam/satuan produk/bulan).
kj
= Ketersediaan jam tenaga kerja mesin pengolah yoghurt pada bulan ke-j (jam) selama enam bulan.
e. Kendala Sistem Job Order Job order merupakan jumlah permintaan terhadap produk yang dihasilkan oleh Rinadya Yoghurt melalui pesanan konsumen selama enam bulan. Untuk memenuhi permintaan tersebut, Rinadya Yoghurt harus memproduksi sesuai dengan jumlah permintaan produk selama enam bulan. Jumlah permintaan yang digunakan dalam fungsi kendala ini adalah sama dengan jumlah penjualan yang dilakukan oleh Rinadya Yoghurt untuk setiap produk yang diproduksinya selama enam bulan. Persamaan linear fungsi kendala ini adalah
35
Dimana, Lj = Ketersediaan jumlah job order pada bulan ke-j selama enam bulan.
4.6 Metode Analisis Data Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data-data yang berkenaan dengan pengolahan yoghurt. Data-data yang telah dikumpulkan dan diolah akan menunjukkan kondisi optimal dari masalah yang sedang dicarikan solusinya. Kemudian, dianalisis lebih lanjut agar dapat diinterprestasikan secara lebih jelas. Tahap analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui perkembangan keuntungan dari penjualan yoghurt selama periode amatan, perkembangan ketersediaan sumberdaya untuk memproduksi yoghurt selama periode amatan, analisis penggunaan sumberdaya yang digunakan untuk produksi yoghurt, analisis sumberdaya yang menjadi kendala bagi Rinadya Yoghurt, serta analisis pengaruh dari dampak penerapan sistem job order dan peningkatan penggunaan bahan baku susu segar terhadap alokasi sumberdaya serta keuntungan Rinadya Yoghurt.
4.6.1 Analisis Primal Analisis primal merupakan kombinasi produk terbaik yang dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Keuntungan maksimum adalah keuntungan yang paling besar dan tetap mempertimbangkan keterbatasan sumberdaya yang tersedia. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kegiatan periode sebelumnya apakah sudah optimal atau belum dengan membandingkan antara kombinasi produk terbaik hasil perhitungan dengan kombinasi produksi aktual perusahaan. Hal ini dapat digunakan sebagai rekomendasi produksi untuk periode yang akan datang.
36
4.6.2 Analisis Dual Analisis dual dilakukan untuk mengetahui nilai terhadap status atau penggunaan sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi yoghurt es mambo dan yoghurt kemasan plastik pouch di Rinadya Yoghurt selama enam bulan terakhir. Dengan mengetahui nilai slack atau surplus dan nilai dualnya, perubahan yang akan terjadi pada fungsi tujuan apabila sumberdaya yang digunakan berubah sebesar satu satuan. Sumberdaya yang akan menjadi amatan dalam analisis dual adalah bahan baku susu segar, bahan baku penolong (susu skim, gula, starter yoghurt, plastik vakum, dan plastik es mambo), tenaga kerja langsung, jam kerja mesin pengolah yoghurt, serta kendala permintaan pasar yang digambarkan melalui pesanan distributor atau sistem job order. Apabila nilai slack atau surplus lebih besar dari nol dan nilai dualnya sama dengan nol, maka sumberdaya tersebut dikategorikan sebagai sumberdaya yang sifatnya berlebih atau tidak menjadi kendala. Sumberdaya tersebut termasuk dalam kendala bukan pembatas, yaitu kendala yang tidak habis dipakai dalam proses produksi serta tidak mempengaruhi fungsi tujuan jika terjadi penambahan sebesar satu satuan. Jika sumberdaya yang nilai dualnya lebih dari nol, maka sumberdaya yang digunakan merupakan sumberdaya yang bersifat langka dan termasuk kendala yang membatasi nilai fungsi tujuan. Sedangkan, apabila nilai slack atau surplus dan nilai dualnya sama dengan nol maka artinya penambahan atau pengurangan sumberdaya tidak akan berpengaruh terhadap nilai solusi optimalnya. Nilai dual dapat dilihat dari nilai harga bayangan (shadow price) yaitu menunjukkan batas nilai harga tertinggi suatu sumberdaya yang masih memungkinkan bagi perusahaan yang tidak merubah kondisi optimal.
4.6.3 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dirancang untuk memberikan selang perubahan fungsi tujuan tanpa mempengaruhi nilai optimal variabel keputusan serta perubahan nilai ruas kanan kendala yang masih diperbolehkan tanpa mempengaruhi dual price. Selang perubahan tersebut terdiri dari batas atas (allowable increase) dan batas bawah (allowable decrease). Analisis sensitivitas sesuai untuk melihat pengaruh variasi dalam koefisien fungsi tujuan dan nilai sebelah kanan kendala terhadap
37
pemecahan optimum. Oleh karena itu, analisis tersebut terdiri dari dua bagian yaitu selang perubahan terhadap koefisien tujuan dan selang perubahan yang terjadi pada nilai sebelah kanan kendala. Pada penelitian ini analisis sensitivitas digunakan untuk melihat batas perubahan susu segar, bahan penolong seperti susu skim, gula, starter yoghurt, plastik vakum, dan plastik es mambo, jam tenaga kerja langsung, jam kerja mesin pengolah yoghurt, serta permintaan pasar yang digambarkan melalui pesanan distributor (job order) tanpa merubah kondisi optimalnya.
4.6.4 Analisis Post Optimal Tujuan dari analisis post optimal ini adalah untuk mencari kesalahan dan kelemahan dari model yang telah dibuat atau dapat pula digunakan untuk menentukan penduga-penduga penting yang dapat mempengaruhi solusi optimal awal. Analisis post optimal dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai dari peubahpeubah pengambilan keputusan dalam suatu model jika terdapat perubahan parameter yang membentuk model. Selain itu, analisis ini dapat melihat bagaimana dampak yang terjadi jika ada perubahan di luar selang sensitivitas solusi optimal awal. Analisis ini dilakukan jika terdapat penambahan atau pengurangan variabel keputusan, penambahan atau pengurangan fungsi kendala, dan terjadinya perubahan koefisien pada setiap fungsi. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis post optimal dengan menggunakan dua skenario. Skenario 1 untuk menghilangkan pengaruh dari adanya sistem job order. Skenario 2 dengan meningkatkan penggunaan seluruh bahan baku susu segar. Kedua skenario tersebut dimaksudkan untuk melihat sejauh mana perubahan tersebut dapat mempengaruhi alokasi sumberdaya, jumlah produksi, dan keuntungan pada Rinadya Yoghurt.
38