IV. METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian survai dan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini akan dijadikan instrumen pengambilan data primer yang berisi pertanyaan terstruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan informasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jambenenggang, kecamatan Kebon Pedes, Sukabumi, Jawa Barat. Pada penelitian ini, pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling (pengambilan contoh sengaja) karena di lokasi tersebut merupakan salah satu desa yang pertaniannya menggunakan metode SRI (System of Rice Intensification). Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga April 2011 yang meliputi survai ke lokasi penelitian, penyusunan rencana kegiatan, dan pengumpulan data serta penyusuan skripsi. 4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden yang dipandu dengan kuesioner. Wawancara dilakukan dengan petani, penyuluh pertanian dari kantor Dinas Pertanian setempat dan tokoh masyarakat. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran karya-karya ilmiah dan data-data yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemerintah yang memberikan informasi dan data yang relevan dengan topik yang dikaji. 4.3 Metode Pengambilan Contoh Pada penelitian ini, pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling (pengambilan contoh sengaja) dan metode sensus. 31
Metode purposive sampling (pengambilan contoh sengaja) adalah pengambilan contoh dimana peneliti menentukan dengan sengaja contoh yang akan diteliti dengan tujuan menyajikan atau menggambarkan beberapa sifat didalam populasi. Metode pengambilan contoh ini berlaku untuk petani padi sawah yang menggunakan metode padi konvensional, untuk sistem usaha tani metode System of Rice Intensification (SRI) menggunakan metode sensus dimana dari 20 responden yang ada diambil secara keseluruhan. 4.4 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Data yang diperoleh, baik data primer maupun data sekunder akan diolah dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk data kuantitatif pengolahan datanya dilakukan dengan menggunakan kalkulator dan program komputer (software Microsoft Excel dan Minitab). Sedangkan untuk data kualitatif, pengolahan datanya dilakukan secara deskriptif. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah meliputi analisis sistem usaha tani dan analisis pendapatan usaha tani dan analisis tingkat efisiensi penggunaan input-input produksi. 4.4.1 Analisis Usaha Tani Analisis data ini dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan membandingkan keragaan antara usaha tani padi dengan menggunakan metode SRI dengan usaha tani padi konvensional. Adapun yang dibandingkan pada analisis ini adalah proses budi daya, penggunaan input, dan hasil produksi (output). 4.4.2 Analisis Pendapatan Usaha tani Usaha tani adalah suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk menghasilkan output (penerimaan) dengan input fisik, tenaga kerja, dan modal 32
dalam proses produksinya. Penerimaan total adalah nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu. Pengeluaran total usaha tani adalah semua nilai input yang dikeluarkan dalam proses produksi. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total pengeluaran (Nicholson, 1990). Rumus penerimaan total, biaya, dan pendapatan adalah:
π = TR – TC = (P x Q) – (C x Q) Keterangan: π
= Tingkat pendapatan usaha tani (Rp)
TR = Total penerimaan usaha tani (Rp) TC = Total Biaya usaha tani (Rp) P
= Harga output (Rp)
Q
= Jumlah output (Kg)
C
= biaya (Rp)
Pengeluaran total usaha tani terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan petani secara tunai. Sedangkan biaya tidak tunai adalah biaya yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan alat-alat pertanian, imbangan sewa lahan, serta biaya imbangan bibit. Biaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal pakai. Namun pada penelitian ini biaya penuyusutan alat-alat tidak diperhitungkan, hal ini disebabkan dari keterbatasan responden dalam mengingat dan menghitung harga-harga alat pertanian yang mereka miliki.
33
4.4.3 Analisis Perbandingan Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio) Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis dari usaha lain apabila rasio output terhadap inputnya menguntungkan. Untuk menunjukkan berapa penerimaan yang diterima petani dari setiap rupiah yang dikeluarkan maka dapat digunakan ukuran kedudukan ekonomi R/C rasio. Adapun rumus yang digunakannya adalah sebagai berikut: R/C rasio = Jumlah penerimaan (Rp) Jumlah Biaya (Rp) Bila nilai R/C rasio yang diperoleh melebihi nilai satu, maka usaha tani tersebut dapat dikatakan layak. Sebaliknya jika nilai R/C rasio kurang dari nilai satu maka usaha tani tersebut tidak dapat dikatakan tidak layak. Untuk menentukan nilai revenue (penerimaan) dan cost (biaya) yang diperlukan agar dapat menghitung nilai R/C rasio dan sekaligus menghitung nilai pendapatan usaha taninya, maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4 Menghitung nilai R/C A. Pend.Tunai B. P. Yang diperhitungkan C. Total penerimaan D. Biaya Tunai
E. Biaya yang diperhitungkan
Harga x Hasil panen yang dijual (Kg) Harga x Hasil panen yang dikonsumsi (Kg) A+B Benih Pupuk organik Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) Sewa lahan Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) Penyusutan alat D+E C–E C–F A–D
F. Total Biaya G. Pend. Atas biaya tunai H. Pend. Atas biaya total I. Pend. Tunai Sumber: Hernanto (1991) Keterangan : P= Pengeluaran, Pend= Pendapatan
34
Rumus tersebut juga berlaku untuk menghitung nilai revenue dan cost serta tingkat pendapatan dari usaha tani padi konvensional yang pada penelitian ini dijadikan sebagai pembanding. Namun untuk menggunakan rumus tersebut beberapa komponen biaya tunai dan biaya diperhitungkan perlu dihilangkan atau ditambahkan. Contohnya adalah untuk komponen pupuk organik pada biaya tunai perlu dihilangkan. Sedangkan komponen yang perlu ditambahkan pada biaya tunai dan biaya diperhitungkan adalah komponen pestisida. Unsur sewa lahan dihilangkan dari perhitungan di lapangan, karena responden pada penelitian ini merupakan petani pemilik lahan sendiri. 4.4.4 Uji Statistik Salah satu penggunaan statistik adalah untuk menguji hipotesis tentang variabel apa saja yang mempengaruhi perbedaan produksi usaha tani antara usaha tani yang menggunakan metode SRI dengan sistem usaha tani konvensional. Adapun alat analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan usaha tani adalah dengan menggunakan persamaan Cobb-Douglas. Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variable, dimana variable yang satu disebut variable dependen, yang dijelaskan, (Y) dan yang lain disebut variable independen, yang menjelaskan, (X). untu menyelesaikan hubungan antara Y dan X menggunakan regresi dimana variable dari Y akan dipengaruhi oleh variable dari X, dimana kaidah-kaidah pada garis regresi berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb-Douglas. Secara matematik, fungsi CobbDouglas dapat dituliskan seperti persamaan :
Y= aX1b1X2b2…….Xi……Xnbneu = aπXibieu 35
`Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan di atas maka
persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut. Logaritma dari persamaan di atas, adalah :
ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 +b3 ln X3 + b4 ln X4 + U Bila fungsi Cobb Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan X, maka: Y = f(X1,X2,...Xn) Y
= produksi usaha tani padi (Kg)
X1
= Pupuk (kg)
X2
= Benih (kg)
X3
= Air (m3)
X4
= Tenaga Kerja (hok)
a,b
= besaran yang akan diduga
U
= kesalahan (disturbance term) dan
e
= logaritma natural, e = 2,718.
4.4.4.1 Pengujian Parameter Secara Kesluruhan (Uji-F)
Menurut Juanda (2009) pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model mempunyai pengaruh secara nyata terhadap variabel yang akan dijelaskan atau tidak. Pengujian hipotesa secara statistik menggunakan uji-F, yaitu : JKT / (K-1) Fhit =
JKG / (n-1)
Dimana, JKT
= Jumlah kuadrat tengah regresi
JKG
= Jumlah kuadrat tengah galat/sisa regresi
n
= Jumlah pengamatan
k
= Jumlah variabel bebas
jika, H0 : data dari sampel yang sama 36
H1 : data dari sampel yang berbeda dengan menggunakan kriteria keputusan sebagai berikut: Fhit > Ftabel (k-1 ; n-k) maka tolak H0 Fhit < Ftabel (k-1 ; n-k) maka terima H0 Hal ini berarti, jika H0 ditolak maka model dugaan dapat digunakan untuk diramalkan hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel penjelas pada tingkat signifikan atau tingkat kepercayaan tertentu (α %). 4.4.4.2 Pengujian Parameter Secara Parsial/Individu (Uji-t) Menurut Bambang Juanda (2009) pengujian uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas yang digunakan satu per satu berpengaruh nyata secara statistik terhadap besarnya variabel tak bebas. Pengujian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : t hit =
bi-d Sbi
Dimana : bi = Nilai Koefisien regresi dugaan Sbi = simpangan koefisien dugaan d = batasan yang diharapkan Adapun kriteria penarikan kesimpulan pada pengujian hipotesis tersebut adalah : thit > ttabel (α ; n-k) atau p-value (output komputer) < α maka tolak H0 thit < ttabel (α ; n-k) atau p-value (output komputer) > α maka terima H0 Jika H0 ditolak, artinya adalah variabel yang digunakan berpengaruh secara nyata terhadap variabel tak bebas. Sebaliknya, jika H0 diterima, maka variabel yang digunakan tidak berpengaruh secara nyata. Bentuk hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 : Bi = 0 37
H1 : Bi ≠ 0 Keterangan : H0 : Model signifikan H1 : Model tidak signifikan 4.4.5 Estimasi Perhitungan Harga Air A. Pendekatan Produksi Marginal Dalam ekonomi, produk marjinal atau produk fisik marjinal adalah output tambahan yang dihasilkan oleh satu unit lebih dari input yang digunakan. Dengan asumsi bahwa tidak ada lain untuk mengubah input produksi, produk marjinal dari input yang diberikan X dapat dinyatakan sebagai :
ΔY = Output produksi (Y1-Y2) ΔX = X1 [SRI - Konvensional] Dimana ΔX adalah perubahan input produksi air untuk mengairi sawah petani dan ΔY adalah produksi gabah padi yang dihasilkan petani. Metode ini dapat digunakan untuk melihat tingkat efisiensi air yang digunakan dalam pertanian SRI. B. Pendekatan Biaya Investasi Air baku adalah air yang berasal dari sumber air yang perlu atau tidak perlu diolah terlebih dahulu menjadi air bersih atau air minum jadi air baku dalam pengertian penelitian ini adalah air yang didapat dengan cara melakukan pengalian tanah (sumur gali) atau dengan cara pemboran air tanah baik dengan pemboran dangkal atau dengan pemboran dalam untuk mendapatkan air baku tersebut, sedangkan air bersih adalah air yang dapat digunakan oleh masyarakat
38
untuk memenuhi keperluan sehari-hari yang memenuhi persyaratan baku mutu air bersih yang ditetapkan. Harga air baku adalah sejumlah biaya dan upaya
yang dikeluarkan
sekarang untuk mendapatkan atau mengeluarkan air tanah sampai ke permukaan tanah yang meliputi biaya konstruksi, biaya tetap biaya operasional selama umur ekonomi (Abidin, 2008) Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan proyek pompanisasi, dimana harga air dapat dihitung dengan perhitungan nilai investasi suatu proyek pompanisasi, baik dari biaya tetap dan biaya operasional dibagi dengan jumlah volume air yang dapat dihasilkan proyek tersebut. Perhitungan harga air baku dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini: Rumus Perhitungan Harga Air : (∑ (Biaya Investasi Pompanisasi) + ∑ (Biaya Tetap + Biaya Operasional)) Volume Air yang Dihasilkan
4.4.6 Analisis Kesempatan Kerja Pengaruh penggunaan irigasi terhadap penyerapan tenaga kerja tidak terjadi secara langsung melainkan melalui peningkatan intensitas tanam. Dengan perubahan frekuensi penanaman, jumlah tenaga kerja yang digunakan ikut berubah juga. Menurut Dewi (2007) diacu dalam Tyas (2005), tenaga kerja digolongkan menjadi dua yaitu menurut asal sumberdaya dan menurut jenisnya. Menurut sumber dayanya, tenaga kerja dalam usaha tani dibedakan menjadi tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga petani dan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga. Sedangkan menurut jenisnya, ada tiga jenis tenaga 39
kerja yaitu tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mekanik (traktor).
Untuk
menganalisis
kesempatan
kerja,
dalam
penelitian
ini
dibandingkan antara penggunaan tenaga kerja usaha tani dengan metode SRI dan usaha tani non SRI. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : ∆ KK = TK SRI – TK non SRI Dimana : ∆ KK
= Perubahan Kesempatan Kerja (HOK)
TKSRI
= Tenaga kerja dengan SRI
(HOK)
TKnon SRI
= Tenaga Kerja Non SRI
(HOK)
40