31
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengumpulan dan analisis data akan dilakukan selama 3 bulan, Pebruari 2010–April 2010, sedangkan penyelesaian seluruh tahapan penelitian diperkirakan memerlukan waktu selama 6 bulan sejak mulai dilakukannya kegiatan pengumpulan data. Lokasi penelitian di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
4.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang bersumber dari instansi BPLHD (Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah) Provinsi DKI Jakarta, BPS Provinsi DKI Jakarta, PAM DKI Jakarta, dan berbagai peraturan perundangan terkait pengelolaan air tanah yang tersedia di internet. Data penelitian dikumpulkan dengan metode observasi dokumen. Data dan sumber data penelitian dipaparkan dalam Tabel 7. Tabel 7. Data Penelitian Data
Sumber
Sumur bor dan sumur pantek
BPS Provinsi DKI Jakarta
Pemakaian air tanah
BPS Provinsi DKI Jakarta
Rekening pelanggan air tanah1)
BPLHD Provinsi DKI Jakarta
Pajak Air Tanah
BPLHD Provinsi DKI Jakarta
Kapasitas produksi dan pemakaian air PAM DKI Jakarta
BPS Provinsi DKI Jakarta
Tarif Air pemakaian air PAM DKI Jakarta
PAM DKI Jakarta
Peraturan perundangan terkait air tanah
Internet
Keterangan:
1)
adalah data primer, yang lainnya data sekunder. Data primer diartikan tidak dipublikasikan.
32 4.3. Teknik Analisis Data Data yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi data kuantitatif dan teks yang bersumber dari peraturan perundangan. Uraian berikut menjelaskan beberapa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. 4.3.1. Analisis Isi (Content Analysis) Crowley dan Delfico (1996) menyatakan bahwa salah satu aplikasi metode analisis isi (content analysis) adalah menganalisis dokumen atau material tertulis. Teknik ini dapat digunakan oleh pemeriksa (evaluator) untuk memeriksa teks dalam berbagai material tertulis seperti laporan ataupun artikel. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan kalimat/teks untuk kepentingan penarikan kesimpulan. Salah satu fungsi lain metode ini adalah mengklasifikasikan atau mengelompokan kata-kata yang banyak sekali kedalam kategori yang lebih kecil yang memuat inti (content) dari dokumen/material yang sedang dievaluasi. Cooper dan Schindler (1998) menyatakan metode analisis isi (content analysis) digunakan untuk menganalisis jawaban responden untuk pertanyaan-pertanyaan terbuka (open questions). Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis dokumen tertulis, audio, dan video yang dihasilkan dari percobaan, obsrvasi, survei, ataupun analisis data sekunder. Dalam penelitian ini teknik analisis isi atau analisis isi dokumen akan dilakukan untuk mengevaluasi Pergub 37/2009 dan berbagai peraturan perundangan lainnya. 4.3.2. Analisis Beda Dua Rata-rata (Comparing Means) Analisis beda dua rata-rata digunakan untuk mengetahui perbedaan (difference atau biasa disingkat
) rata-rata pengambilan dan pemanfaatan air
tanah sebelum dan sesudah diberlakukannya peraturan gubernur tentang NPA yang baru. Prioritas metode analisis yang digunakan adalah uji-t untuk sampel berpasangan (matched paired samples). Metode ini merupakan pengujian parametrik yang didasarkan pada asumsi sampel berpasangan (paired samples) dan populasi perbedaan terdistribusi normal (normal differences). Asumsi pertama dapat dipenuhi karena penelitian ini menggunakan data sampel berpasangan. Pengujian asumsi kedua dilakukan dengan uji normalitas terhadap sebaran data
33 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (uji KS). Jika asumsi sebaran normal tidak dipenuhi, akan digunakan uji-z sampel berpasangan atau metode nonparametrik. Jenis dan prosedur pemilihan teknik analisis data dipaparkan dalam Gambar 3.
Apakah populasi perbedaan pengambilan dan pemanfaatan air tanah sebelum dan sesudah NPA yang baru terdistribusi normal?
Uji-t sampel berpasangan
Ya
Ya/Tidak
Tidak
Sampel besar? ( n ≥ 30 ) Uji-z sampel berpasangan
Ya
Ya/Tidak Uji Permutasi Sampel Berpasangan
Tidak
Apakah n > 12 ?
The Wilcoxon Signed Ranks Test
Ya/Tidak
Ya
Gambar 3. Bagan Alir Teknik Analisis Data Beda Dua Rata-rata
34 Untuk kepentingan perhitungan uji KS, uji-t dan uji-Wilcoxon (The Wilcoxon Signed Ranks Test) digunakan paket program komputasi SPSS. Field (2005) memaparkan prosedur komputasi dan tinjauan teori untuk uji-uji tersebut. Perhitungan uji-z dan uji permutasi dilakukan secara manual. 4.3.3. Uji Kolmogorov-Smirnov Uji Kolmogorov-Smirnov (uji K-S) digunakan untuk menguji kenormalan sebaran data, dalam penelitian ini digunakan untuk menguji apakah sebaran terdistribusi normal. Pada dasarnya prinsip kerja uji K-S adalah membandingkan bentuk sebaran data yang diobservasi dengan bentuk sebaran teoritis, dalam hal ini sebaran normal. Pengujian apakah sebaran hasil observasi terdistribusi normal atau tidak akan dilakukan dengan paket komputasi SPSS. Jika nilai statistik K-S signifikan, yakni nilai p-value ≤ 0,05 maka sebaran
tidak terdistribusi normal. Nilai
statistik K-S menjelaskan simpangan atau deviasi sebaran observasi (sebaran
)
terhadap sebaran teoritis (sebaran normal), sehingga jika statistik K-S signifikan artinya sebaran observasi signifikan menyimpang dari sebaran teoritis. Prosedur penggunaan program SPSS adalah sebagai berikut: (1) input data
pada lembar input data (SPSS Data Editor), kemudian variabel
diberi nama ; (2) Pilih Analyze – Nonparametric Tests – 1 Sample K-S. Setelah muncul kotak dialog, isikan variabel
pada kotak Test Variable List, selanjutnya pada kotak
Test Distribution pilih/centang Normal; (3) Pada lembar output lihat nilai Sig., jika nilainya kurang atau sama dengan 0,05 berarti sebaran tidak normal, sebaliknya jika nilainya lebih besar dari 0,05 berarti sebaran terdistribusi normal. 4.3.4. Uji-t Sampel Berpasangan Prosedur uji-t sampel berpasangan, sebagaimana dipaparkan dalam banyak buku statistika, misalnya Black (1997) dan Weiss (1993), adalah sebagai berikut: Menetapkan model pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini model pengujian hipotesisnya adalah: dan
35 Hipotesis nol bermakna tidak terdapat perbedaan rata-rata pengambilan dan pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Hipotesis alternatif bermakna terdapat perbedaan – dalam hal ini penurunan – rata-rata pengambilan air tanah sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) atau nilai penelitian ini ditetapkan
.
Menetapkan nilai kritis atau nilai
, dalam hal ini dicari dari tabel
distribusi t dengan derajat bebas
, dimana
adalah jumlah sampel.
Menghitung perbedaan untuk setiap pasangan data, yakni dan
. Dalam
. Nilai
masing-masing menunjukkan rata-rata pengambilan dan
pemanfaatan air tanah per bulan sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru untuk masing-masing sampel. Menghitung nilai nilai
dengan rumus sebagai berikut:
dimana
dan
Menentukan keputusan, menolak atau menerima hipotesis nol. Dalam hal ini hipotesis nol ditolak jika: atau Prosedur penggunaan program SPSS untuk uji-t adalah sebagai berikut: (1) input data penggunaan air tanah sebelum dan sesudah pemberlakukan NPA yang baru pada lembar input data (SPSS Data Editor), kemudian variabel diberi nama
dan
.
(2) Pilih Analyze – Compare Means – Paired-Samples T Test. Setelah muncul kotak dialog, isikan variabel
dan
, setelah itu tekan OK.
(3) Pada lembar output lihat nilai Sig., jika nilainya kurang atau sama dengan 0,05 berarti signifikan atau tolak hipotesis nol. 4.3.5. Uji-z Sampel Berpasangan Uji-z digunakan jika asumsi normalitas pada uji-t tidak dipenuhi tetapi jumlah sampel besar (Weiss, 1993). Pengertian sampel besar adalah
30. Pada
dasarnya semua tahapan pengujian sama dengan prosedur uji-t, perbedaanya
36 hanya terletak pada penetapan statistik uji (
) dan wilayah penolakan
hipotesis nol. Nilai statistik uji dihitung dengan rumus sebagai berikut: dimana
dan
Untuk tingkat signifikansi 5% dan pengujian dua arah (two-tailed) nilai = ±1,96. Dengan demikian, keputusannya adalah menolak hipotesis nol (
) jika
1,96 atau
-1,96. Menolak hipotesis nol
artinya menerima hipotesis alternatif, yakni
.
4.3.6. Uji Permutasi Sampel Berpasangan Prosedur dan asumsi uji permutasi sampel berpasangan (the permutation test for paired replicates), sebagaimana dipaparkan dalam Siegel dan Castellan, Jr. (1988), adalah sebagai berikut: Uji ini mensyaratkan skala pengukuran data interval. Nilai
dalam penelitian
ini memenuhi persyaratan tersebut. Menetapkan model pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini model pengujian hipotesisnya adalah: dan Hipotesis nol bermakna tidak terdapat perbedaan rata-rata pengambilan dan pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Hipotesis alternatif bermakna terdapat perbedaan – dalam hal ini penurunan – rata-rata pengambilan air tanah sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) atau nilai sampel. Dalam penelitian ini ditetapkan
dan jumlah
= 0.05 dan jumlah sampel N.
Menyusun daftar pasangan sampel dan menghitung perbedaannya ( ), kemudian mencari nilai
.
Menentukan sebaran sampel, yakni semua kemungkinan
untuk semua
kemungkikan permutasi tanda . Jumlah kemungkinan sebaran sampel ditentukan dengan rumus
,
.
Menentukan daerah penolakan hipotesis nol dengan rumus pengujian dua arah (two-tailed), jumlah nilai ekstrim
. Untuk
terbesar (largest)
37 dan nilai ekstrim
terkecil (smallest) dihitung dengan rumus
dibagi 2. Menentukan keputusan menolak atau menerima hipotesis nol. Dalam hal ini hipotesis nol ditolak jika nilai
terletak diantara kelompok nilai-nilai
ektrim terbesar atau terkecil. Menurut Siegel dan Castellan, Jr. (1988) untuk sampel besar, misalnya , jumlah semua kemungkinan adalah 213 = 8.192 kemungkikan. Jika ditetapkan
= 0.05, maka didapatkan total 410 kemungkinan nilai
ektrim. Perhitungan semua kemungkinan nilai
ektrim akan sangat
melelahkan, untuk itu Siegel dan Castellan, Jr. (1988) mngusulkan digunakan uji The Wilcoxon Signed Ranks Test. 4.3.7. The Wilcoxon Signed Ranks Test Prosedur dan asumsi The Wilcocon Signed Rank Test (dalam penelitian ini selanjutnya disebut uji Wilcoxon), sebagaimana dipaparkan dalam Kiess (2002), adalah sebagai berikut: Langkah 1, menetapkan model pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini model pengujian hipotesisnya adalah: dan Hipotesis nol bermakna tidak terdapat perbedaan rata-rata pengambilan dan pemanfaatan air tanah di Provinsi DKI Jakarta sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Hipotesis alternatif bermakna terdapat perbedaan – dalam hal ini penurunan – rata-rata pengambilan air tanah sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru. Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) atau nilai penelitian ini ditetapkan
. Dalam
.
Menetapkan nilai kritis atau nilai
, dalam hal ini dicari dari tabel nilai
kritis uji-Wilcoxon (Lampiran 3.1.). Nilai
dicari sesuai dengan nilai
dan . Menghitung nilai
dengan cara sebagai berikut:
- Menghitung perbedaan untuk setiap pasangan data, yakni Nilai
dan
.
masing-masing menunjukkan rata-rata pengambilan dan
38 pemanfaatan air tanah per bulan sebelum dan sesudah diberlakukannya NPA yang baru untuk masing-masing sampel. - Mencari nilai
dan kemudian mengurutkannya (ranked) dari mulai dari
nilai paling kecil sampai yang terbesar. Nilai analisis, sehingga nilai
0 tidak dimasukan dalam
untuk mencari
adalah nilai jumlah sampel
setelah dikurangi jumlah sampel yang memiliki nilai - Hasil pengurutan
0
kemudian diberi tanda + atau – sesuai dengan nilai
perbedaan ( ) yang telah dihitung sebelumnya. - Jumlahkan hasil pengurutan (signed rank) berdasarkan tandanya, sehingga akan didapatkan nilai penjumlahan ranking positif (
atau
selanjutnya ditulis
atau
selanjutnya ditulis
dan penjumlahan ranking negatif ( .
- Bandingkan nilai absolut kedua nilai bandingkan dengan nilai Keputusan, jika
, pilih yang paling kecil dan
. kesimpulannya tolak
Untuk sampel besar, menurut Freund (1984) jika
atau terima
.
15, distribusi sampel
akan mendekati distribusi normal. Mengacu pada prosedur yang dipaparkan Freund (1984), untuk sampel besar prosedur uji-Wilcoxon dihitung sebagai berikut: Rata-rata dan standar deviasi -
adalah sebagai berikut:
dan
Mencari nilai
dengan rumus sebagai berikut:
Untuk tingkat signifikansi 5% dan pengujian dua arah (two-tailed) nilai = ±1,96. Dengan demikian, keputusannya adalah menolak hipotesis nol (
) jika
1,96 atau
-1,96.