87
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Lokasi studi-kasus dalam penelitian ini adalah wilayah kerja Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Selatan Perusahaan Umum (Perum) Perhutani Unit III Jawa Barat, di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pangalengan, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kubangsari di desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan : 1. KPH Bandung Selatan merupakan daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang sangat vital sebagai sumber air bagi Waduk Jatiluhur, Cirata, dan Saguling yang merupakan bendungan yang sangat penting bagi pertanian maupun sumber energi listrik masyarakat luas di Pulau Jawa dan Bali. 2. Wilayah BKPH Pangalengan sebagian besar merupakan kawasan Hutan Lindung yang memerlukan penanganan yang sangat serius, karena daerah ini sangat vital sebagai pengatur tata-air Kota Bandung dan sekitarnya. 3. Keterlibatan stakeholders relatif tinggi, diantaranya perhatian Pemerintah Daerah, pendampingan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bina Mitra, kerjasama antara Kelompok Tani Hutan (KTH) dengan Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) dalam rangka pengembangan hijauan makanan ternak (HTM), kerjasama dengan Perguruan Tinggi, serta akses kepada sumber-sumber pendanaan relatif telah terbangun secara baik.
88
4. Pada awal euforia reformasi (tahun 2001-2003) lokasi ini merupakan kawasan hutan dengan
tingkat
perambahan hutan yang sangat intensif
(tahun 2001-2003). 5. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kubangsari, merupakan LMDH yang telah berpredikat sebagai LMDH Mandiri (terbaik) diantara LMDH yang ada di KPH Bandung Selatan. 6. Lokasi penelitian relatif representatif karena jenis komoditas yang dikembangkan petani telah berproduksi. 7. Penelitian PHBM dengan latar belakang kawasan Hutan Lindung masih sangat jarang dilakukan, karena pada umumnya yang menjadi perhatian penelitian sejauh ini adalah kegiatan PHBM di lokasi Hutan Produksi. Sementara itu penelitian mengenai ekonomi rumahtangga petani PHBM yang memadukan aspek kelembagaan masih belum banyak dilakukan. 4.2. Metode Pengambilan Contoh dan Pengumpulan Data 4.2.1. Pengambilan Contoh Contoh (sampel) dalam penelitian ini adalah rumahtangga petani peserta program PHBM Kopi dan PHBM Rumput-gajah & Sapi-perah sebagai unit analisis. Populasi contoh adalah rumahtangga petani anggota PHBM di wilayah Hutan Pangkuan Desa (HPD) pada LMDH Kubangsari. Dari populasi peserta PHBM sebanyak 521 rumahtangga, diambil sebanyak 90 rumahtangga Petani (RTP) contoh, yang terdiri atas 59 rumahtangga contoh PHBM Kopi dan 31 rumahtangga contoh PHBM Rumput-gajah & Sapi-perah sebagaimana metode pengambilan contoh yang tertera pada Lampiran 2.
89
4.2.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data primer menggunakan metode survei melalui wawancara dengan petani contoh yang dipilih secara acak (simple random sampling) dari Kelompok Tani Hutan (KTH) yang terlibat dalam kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di kampung-kampung sekitar hutan pada lokasi penelitian. Wawancara
dilakukan oleh petugas survei pada responden dengan
tujuan untuk mengumpulkan atau menggali keterangan yang ingin diperoleh dari responden. Wawancara pada umumnya dilakukan pada malam hari, sebab para petani/responden pada umumnya sangat sibuk pada waktu siang, terlebih lagi para petani rumput-gajah yang sekaligus peternak, siklus penggunaan waktunya sangat ketat. Disamping itu, saat survei dilakukan para petani LMDH Kubangsari pada umumnya sedang sibuk melakukan panen kopi, sehingga waktu-luangnya hanya ada pada malam hari. Wawacara inipun harus dilakukan dengan
perjanjian. Sedangkan tenaga survei menggunakan tenaga Mandor
maupun pejabat KRPH setempat, bahkan pejabat Asper/Kepala BKPH, sehingga diharapkan komunikasi dengan masyarakat dapat berjalan secara lebih mulus. Disamping data primer, dikumpulkan pula data sekunder yang diperoleh dari laporan, statistik perusahaan (Perum Perhutani), kantor Kepala Desa, Kecamatan, Kabupaten maupun Propinsi. Data sekunder berbentuk Laporan Kabupaten dalam Angka, Monografi Daerah, Statistik Sosial-Ekonomi Daerah, dan lain-lain yang pada umumnya terdapat di Kantor Kecamatan, Kabupaten, maupun Kantor Propinsi. Selain itu, terdapat pula Laporan Statistik Sosial-
90
Ekonomi, baik Statistik Sosial-Ekonomi Pertanian, Statistik Industri, Statistik Kehutanan, dan lain-lain yang dapat dijadikan acuan dan sumber data sekunder. 4.3. Instrumen Penelitian Guna membantu petugas survei (enumerator) di dalam tugasnya mengumpulkan
data
dan
informasi,
dibutuhkan
alat-alat
bantu.
Alat
bantu/instrumen penelitian terdiri atas : 4.3.1. Daftar Pertanyaan/Kuesioner Daftar pertanyaan/kuesioner terdiri atas beberapa isian yang menyangkut hal-hal sebagai-berikut : a. Data Umum Lokasi Penelitian, antara-lain meliputi data : petugas pelaksana survei (nama, tanggal wawancara, waktu wawancara, nama pengawas survei), keadaan umum desa (luas desa : luas total, luas lahan pertanian, luas lahan perkebunan, luas lahan untuk perikanan, luas lahan untuk peternakan/penggembalaan ternak, luas lahan untuk pekarangan, luas lahan untuk perkampungan/pemukiman; batas wilayah desa, jarak desa ke : Ibukota Kecamatan, Kabupaten, Propinsi; curah hujan; suhu udara; kelembaban udara, sungai-sungai yang melalui; keadaan demografi (jumlah penduduk menurut umur; jumlah penduduk berdasarkan pendidikan, matapencaharian penduduk); keadaan pertanian (luas tanam, panen, dan produksi : pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan; tatawaktu/pola tanam per komoditas pertanian; dan lain-lain). b. Jati-diri
responden
rumahtangga
petani
meliputi
data
identitas
responden, seperti : nama, jenis kelamin, umur, asal suku, lamanya bermukim, tingkat pendidikan, agama, status dalam keluarga, status
91
perkawinan, pekerjaaan/matapencaharian utama, pekerjaan kedua, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga, kepala rumahtangga, identitas istri, anak, dan anggota keluarga lainnya. c. Kondisi rumahtangga responden menyangkut pendataan mengenai tanggungan keluarga menurut umur (< 10 tahun, 10 s/d 65 tahun, > 65 tahun) dan pemilikan/penguasaan lahan (milik sendiri, lahan sewa, lahan milik Negara). d. Alokasi waktu rumahtangga petani, yang terdiri atas waktu untuk mencari nafkah, baik pada usahatani sendiri maupun di luar usahatani, waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumahtangga, pendidikan, sosial, dan pekerjaan yang sifatnya pribadi, serta waktu luang/istirahat, dengan penjelasan : d.1.
Waktu untuk mencari nafkah (N) adalah waktu yang digunakan
untuk aktivitas berikut : (1) bekerja pada usahatani yang diusahakan, baik meliputi aktivitas : penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama/penyakit, pemeliharaan, pemanenan, pengangkutan, hingga pemasaran hasil produksi; (2) bekerja di luar usahatani, baik menjadi buruh-tani, pemetik teh, dagang, jasa ojek, guru mengaji, dan lain-lain pekerjaan utama maupun tambahan. d.2.
Waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumahtangga (RT) adalah
waktu yang dipakai untuk memasak, menyiapkan makanan, mencari kayu bakar, mengasuh anak, mencuci alat-alat rumahtangga, membersihkan rumah dan pekarangan, mengangkut air untuk keperluan sehari-hari, dan lain-lain.
92
d.3.
Waktu untuk kegiatan sosial kemasyarakatan (S), adalah waktu
yang dipakai untuk aktivitas gotong-royong, rapat (KTH, LMDH, Forum LMDH), kegiatan pengajian, arisan dan lain-lain. d.4.
Waktu untuk kegiatan pendidikan (Pd), baik pendidikan formal
maupun informal, membantu anak belajar, dan sebagainya. d.5.
Waktu untuk kegiatan pribadi (Pi), adalah waktu yang dipakai
untuk tidur, mandi, beribadah, olah-raga, makan, minum, dan sebagainya. d.6.
Waktu luang (L), adalah waktu sisa yang masih ada.
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa dalam 1 (satu) tahun harihari besar dan hari-hari Jum’at serta hari-hari eksidental yang tidak efektif untuk bekerja adalah 65 hari, sehingga waktu yang benar-benar tersedia untuk dapat dimanfaatkan adalah selama (T) 365 hari dikurangi 65 hari sehingga sama dengan 300 hari. Secara matematis, waktu yang tersedia (T) dapat dituliskan sebagai-berikut : T – 65 = N + RT + S + Pd + Pi + L 365 – 65 = N + RT + S + Pd + Pi + L 300 = N + RT + S + Pd + Pi + L, atau : L = 300 – N –RT – S - Pd – Pi e. Pendapatan rumahtangga yang terdiri atas : pendapatan usaha-tani yang diusahakan (terdiri atas : jenis komoditas yang diusahakan; luas lahan yang diusahakan; jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam HOK; besarnya biaya usaha tani berupa penggunaan input tenaga kerja, pupuk, obat-obatan, bibit; hasil panen yang diperoleh petani; harga per satuan komoditas; nilai kotor pendapatan usaha-tani; nilai bersih pendapatan
usahatani) dan
93
pendapatan di luar usahatani (meliputi : jumlah hari kerja per tahun dalam HOK; pendapatan per HOK, pendapatan kotor kegiatan non-usahatani dan pendapatan bersih kegiatan non-usahatani) f. Pengeluaran rumahtangga selama setahun yang terdiri atas : pengeluaran untuk
konsumsi
pangan
(kebutuhan
pokok),
sandang,
pendidikan,
kesehatan/pengobatan, pemeliharaan tempat tinggal, hubungan sosial, pengeluaran untuk rekreasi, dan pengeluaran lainnya. g. Tabungan dan Kredit/Pinjaman, antara-lain meliputi tempat melakukan (penyimpanan/tabungan, pinjaman, kredit) dan berapa besarnya, serta biaya bunga dan besarnya bunga tabungan. h. Informasi lain, antara-lain meliputi informasi mengenai pemahaman petani akan konsep PHBM, alasan pemilihan komoditas, dampak pemilihan komoditas terhadap konservasi, keadaan hutan (membandingkan dulu dengan sekarang), persepsi petani terhadap perkembangan kondisi perekonomian (membaik atau memburuk), serta persepsi petani terhadap kondisi ketahanan pangan (membaik atau memburuk), dan lain-lain. Daftar Pertanyaan setelah tersusun secara lengkap, dilakukan ujicoba terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk survei yang sesungguhnya. 4.3.2. Catatan Harian Di desa-desa di dalam dan sekitar hutan yang umumnya relatif masih tertinggal, tingkat pendidikan penduduk masih relatif rendah, sehingga responden pada penelitian ini belum terbiasa menghadapi petugas survei yang datang membawa Daftar Pertanyaan. Kesulitan teknis demikian diatasi dengan mencatat jawaban dalam Catatan Harian, jadi tidak langsung dalam
94
Daftar Pertanyaan. Jawaban-jawaban yang dicatat dalam Catatan Harian selanjutnya dipindahkan ke dalam Daftar Pertanyaan. Fungsi kedua dari Catatan Harian adalah untuk mencatat hal-hal yang tidak terdapat dalam Daftar Pertanyaan
yang diperoleh dari Tokoh
Masyarakat, Kantor Desa, Kantor Kecamatan, Kantor Pemerintah Daerah Tingkat II, Instansi Pertanian/Kehutanan dan Dinas/Instansi lainnya.
4.4. Metode Analisis Pada dasarnya metode pengolahan/analisis data dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan (Wirartha, 2006), yaitu : 4.4.1. Pendekatan Deskriptif, meliputi : (a) pengolahan/analisis data kuantitatif dalam bentuk tabulasi (grafik dan tabel), (b) pengolahan/analisis data kualitatif dalam bentuk penyajian data secara deskriptif melalui pengamatan-pengamatan. Pendekatan ini untuk menjawab tujuan pertama penelitian
menyangkut
karakteristik rumahtangga petani dan tujuan keempat menyangkut aspek kelembagaan. 4.4.2. Pendekatan Ekonometrika dengan menggunakan sistem Persamaan Simultan, khususnya untuk menjawab tujuan kedua yaitu menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku ekonomi rumahtangga dalam pengambilan keputusan menyangkut produksi, alokasi waktu kerja, pendapatan dan pengeluaran, serta tujuan ketiga yaitu dampak dari perubahan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap perilaku ekonomi rumahtangga. Pendekatan analisis-deskriptif terdiri atas hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat sekitar hutan peserta program PHBM, yaitu :
95
1. Analisis penggunaan lahan Analisis penggunaan lahan mengidentifikasi jenis komoditas yang diusahakan dan luas efektif penggunaan lahan. Luas efektif penggunaan lahan menunjukkan kemampuan petani mengusahakan/mengelola usahataninya. 2. Analisis penggunaan modal Analisis penggunaan modal dilakukan dengan menghitung total nilai input yang digunakan dalam aktivitas usahatani. Analisis dilakukan pula terhadap peranan kredit yang dialokasikan dari program Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Analisis ini sekaligus merupakan salah-satu pendekatan untuk mengetahui tingkat penguasaan faktor-faktor produksi oleh rumahtangga petani. 3. Analisis tingkat curahan tenaga kerja Analisis tingkat curahan tenaga kerja keluarga diidentifikasi melalui banyaknya jam kerja yang dicurahkan untuk aktivitas-aktivitas ekonomi, antaralain meliputi : a. Kegiatan usahatani keluarga, yaitu kegiatan berproduksi pada usatani sendiri, yang terdiri atas : (1) usahatani di lahan kawasan hutan dalam bentuk budidaya kopi, dan (2) usahatani di lahan kawasan hutan dalam bentuk penanaman rumput-gajah beserta usaha ternak (sapi-perah) secara terintegrasi. b. Kegiatan non-usahatani keluarga, yaitu : kegiatan produktif di luar aktivitas usahatani yang dikelolanya, seperti : menjadi buruh perkebunan, pekerja/buruhtani di tempat lain, dagang (kelontong, Bandar), jasa (tukang ojek, kelola warung, guru, tukang jahit, kuli bangunan, dan lain-lain).
96
4. Analisis tingkat pendapatan Analisis dilakukan dengan membandingkan tingkat pendapatan petani peserta PHBM Kopi dan peserta PHBM Rumput-gajah & Sapi-perah. Analisis tingkat pendapatan juga menelaah persentasi sumbangan masing-masing aktivitas ekonomi terhadap total pendapatan rumahtangga petani. 5. Analisis kelembagaan Analisis kelembagaan kemitraan PHBM menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Analisis ditekankan pada aspek-aspek yang menyusun struktur kelembagaan dan dampaknya, yaitu : a. Aspek batas yuridiksi/kewenangan, meliputi : a1 Karakteristik dari semua partisipan yang terikat pada kelembagaan a2. Eksternalitas baik manfaat maupun biaya dari dalam dan luar kelembagaan. a3. Homogenitas preferensi individu partisipan b. Aspek hak dan kewajiban, yang meliputi : b1. Aturan-aturan tentang hak dan kewajiban yang mengikat partisipan b2. Struktur insentif yang diberikan mitra kepada petani b3. Jenis-jenis transaksi yang terjadi antara mitra dengan petani b4. Perilaku petani sebagai respons terhadap insentif yang dibagun oleh mitra c. Aspek aturan representasi, meliputi : c1. Aturan-main kelembagaan c2. Posisi bargaining-power partisipan dalam menentukan aturan-aturan kontrak
97
c3. Tingkat partisipasi dari pelaku-pelaku kemitraan c4. Penanganan konflik yang terjadi antar partisipan Selanjutnya disamping menggunakan pendekatan analisis-deskriptif, penelitian ini juga menggunakan pendekatan ekonometrik dengan bantuan program aplikasi komputer Statistical Analysis System (SAS) versi 9.1. 4.5. Spesifikasi Model Model merupakan suatu penjelasan dari fenomena aktual sebagai suatu sistem
atau
proses (Sinaga, 1997). Model ekonometrika menggambarkan
hubungan masing-masing peubah penjelas (explanatory variables) terhadap peubah endogen (endogenous variables), khususnya mengenai tanda dan besaran dari parameter yang diduga secara apriori berdasarkan teori-teori ekonomi (Sinaga, 1997). Sebagaimana dijelaskan di muka, bahwa model ekonometrika yang dipergunakan untuk menganalisis perilaku rumahtangga petani sekitar hutan dalam penelitian ini adalah mempergunakan sistem persamaan simultan. Model persamaan simultan dapat menggambarkan secara kompleks keterkaitan antar peubah ekonomi dalam perilaku rumahtangga petani anggota LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), khususnya keterkaitan antara perilaku pengaturan pemanfaatan
lahan
melalui
PHBM
terhadap
keputusan
petani
dalam
peningkatan kesejahteraannya yang dicerminkan oleh keputusan produksi, alokasi waktu kerja, pendapatan, dan pengeluaran rumahtangga. Untuk melihat keterkaitan antara keputusan ekonomi rumahtangga dalam aspek alokasi waktu, produksi, pendapatan dan pengeluaran, dilakukan spesifikasi model ekonomi rumahtangga ke dalam 2 (dua) model persamaan
98
simultan, yaitu : (1) model persamaan petani peserta PHBM dengan komoditas kopi (PHBM Kopi), dan (2) model persamaan petani peserta PHBM dengan komoditas rumput-gajah & sapi-perah (PHBM Rumput-gajah & Sapi-perah), sebagai-berikut : 4.5.1. Spesifikasi Model Ekonomi Rumahtangga Petani PHBM Kopi a. Blok Alokasi Tenaga Kerja a.1. Alokasi Tenaga Kerja Luar Keluarga yang Disewa pada Usahatani Alokasi tenaga kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani (AKL) adalah jumlah tenaga kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani. Alokasi tenaga kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani diduga dipengaruhi oleh nilai waktu/proxy upah tenaga pada usahatani (UUD), alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani (AKD), serta pendapatan total (IT) yang diformulasikan sebagai-berikut : AKL = a0 + a1UUD + a2AKD + a3IT + U1, dengan parameter yang diharapkan adalah : a1, a2 <0, dan a3> 0, dimana : AKL UUD AKD IT U1
= Alokasi TK yang disewa pada usahatani (HOK) = Nilai waktu/proxy upah tenaga yang disewa pada usahatani (Rp/HOK) = Alokasi TK keluarga diluar usahatani (HOK)/Supply TK = Pendapatan/income total rumahtangga (HOK) = Error-term
a.2. Alokasi Tenaga Kerja Keluarga pada Usahatani Alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani (AKD) adalah merupakan jumlah tenaga kerja keluarga yang digunakan pada usahatani. Alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani dipengaruhi oleh nilai waktu/proxy upah tenaga pada
usahatani
(UUD), alokasi tenaga kerja keluarga
diluar usahatani
99
(AKDUL), serta alokasi tenaga-kerja yang disewa pada usahatani (AKL) yang diformulasikan sebagai-berikut : AKD = b0 + b1UUD + b2AKDUL + b3AKL + U2, dengan parameter yang diharapkan adalah : b1, b2, b3 < 0, dimana : AKD UUD
= Alokasi TK keluarga pada usahatani (HOK/Tahun) = Nilai waktu/proxy upah tenaga yang disewa pada usahatani (Rp/HOK) AKDUL = Alokasi TK keluarga diluar usahatani (HOK)/Supply TK AKL = Alokasi TK yg disewa pada usahatani (HOK) U2 = Error-term a.3. Total Alokasi Tenaga Kerja pada Usahatani Total alokasi tenaga kerja pada usahatani (TKU) merupakan persamaan identitas sebagai perjumlahan dari alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani (AKD) dengan alokasi tenaga kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani (AKL) sebagai-berikut : TKU = AKD + AKL, dimana : TKU AKD AKL
= Total alokasi tenaga kerja pada usahatani (HOK/tahun) = Alokasi TK keluarga pada usahatani (HOK/tahun) = Alokasi TK luar keluarga yang disewa (HOK/tahun)
a.4. Alokasi Tenaga Kerja Keluarga pada Luar Usahatani Alokasi tenaga kerja keluarga pada luar usahatani (AKDUL) merupakan jumlah alokasi tenaga kerja keluarga pada luar usahatani, seperti kegiatan berburuh
pada
kegiatan
perkebunan, misalnya.
Alokasi
tenaga
kerja
keluarga pada luar usahatani diduga dipengaruhi oleh total pengeluaran rumahtangga (TEXP), pendidikan suami (PDS), serta besarnya biaya produksi usahatani (CPR) sebagaimana formulasi berikut :
100
AKDUL = c0 + c1TEXP + c2PDS + c3CPR + U3, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah c1, c2, c3 > 0, dimana : AKDUL TEXP PDS CPR U3
= = = = =
Alokasi TK keluarga diluar usahatani (HOK) Total pengeluaran rumahtangga (Rp/tahun) Pendidikan suami (tahun) Biaya produksi usahatani (Rp/tahun) Error-term
a.5. Total Alokasi Tenaga Kerja Keluarga Total alokasi tenaga kerja keluarga (TAK) merupakan persamaan identitas sebagai perjumlahan dari alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani (AKD) dengan alokasi tenaga kerja keluarga pada luar usahatani (AKDUL) sebagai-berikut : TAK = AKD + AKDUL, dimana : TAK = Total alokasi tenaga kerja keluarga (HOK/tahun) AKD = Alokasi TK keluarga pada usahatani (HOK/tahun) AKDUL = Alokasi TK keluarga pada luar usahatani (HOK/tahun)
b. Blok Produksi b.1. Penggunaan Pupuk Penggunaan pupuk (PPK) merupakan jumlah input pupuk yang digunakan pada usahatani PHBM Kopi. Peubah ini diduga dipengaruhi oleh harga pupuk (HPPK), harga komoditas output kopi (HKP), serta luas lahan garapan kopi (LH), yang diformulasikan sebagai persamaan struktural berikut : PPK = d0 + d1HPPK + d2HKP + d3LH + U4, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah d2 , d3 > 0; d1 < 0, dimana :
101
PPK HPPK HKP LH U4
= = = = =
Penggunaan pupuk dalam usahatani kopi (Kg/tahun) Harga pupuk dalam usahatani kopi (Rp/kg) Harga komoditas hasil usahatani kopi (Rp/kg) Luas lahan garapan PHBM kopi (Ha) Error-term
b.2. Penggunaan Obat Penggunaan obat (OBT) merupakan jumlah input obat yang digunakan pada usahatani PHBM Kopi. Peubah ini diduga dipengaruhi oleh harga obat (HOBT), harga komoditas output kopi (HKP), serta luas lahan garapan kopi (LH) yang diformulasikan sebagai-berikut : OBT = e0 + e1HOBT + e2HKP + e3LH + U5, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah e2 , e3 > 0 ; e1 < 0, dimana : OBT = Jumlah penggunaan obat pada usahatani kopi (Liter/tahun) HOBT = Harga obat2an/pestisida usahatani kopi (Rp/liter) HKP = Harga komoditas hasil usahatani kopi (Rp/kg) LH = Luas lahan garapan PHBM kopi (Ha) U5 = Error-term b.3. Penggunaan Bibit Penggunaan bibit (BBT) merupakan jumlah input bibit yang digunakan pada usahatani PHBM Kopi. Peubah ini diduga dipengaruhi oleh harga bibit (HBBT), luas lahan garapan kopi (LH), serta harga komoditas output kopi (HKP), yang diformulasikan sebagai-berikut : BBT = f0 + f1HBBT + f2HKP + f3LH + U6, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah f2, f3 >0 ; f1<0, dimana : BBT HBBT HKP LH U6
= = = = =
Jumlah penggunaan input bibit (Batang/tahun) Harga bibit kopi (Rp/batang) Harga komoditas hasil usahatani kopi (Rp/kg) Luas lahan garapan PHBM kopi (Ha) Error-term
102
b.4. Luas Lahan Garapan : Luas lahan garapan (LH) terkait dengan persoalan sumberdaya (reources), sehingga secara teoritis akan dipengaruhi oleh kemampuan finansial petani. Karena itu luas lahan garapan (LH) kopi diduga dipengaruhi oleh pendapatan total rumahtangga petani (IT) dan kredit/pinjaman rumahtangga (KR), sebagaimana rumusan berikut : LH = g0 + g1IT + g2KR + U7, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah : g1, g2 > 0, dimana : LH IT KR U7
= = = =
Luas lahan garapan PHBM kopi (Ha) Pendapatan/income total rumahtangga (Rp/tahun) Kredit/pinjaman rumahtangga (Rp/tahun) Error-term
b.5. Produktivitas Lahan : Produktivitas lahan garapan secara teoritis berhubungan dengan teknologi pengelolaan lahan, sehingga sangat dipengaruhi oleh penggunaan faktor input.
Karena
itu
produktivitas
lahan
(YIELD)
diharapkan
dipengaruhi oleh penggunaan pupuk dalam usahatani (PPK), alokasi tenaga kerja
keluarga
pada
usahatani (AKD), alokasi tenaga kerja yang disewa
(AKL), serta umur kepala keluarga (UKK), sebagaimana rumusan berikut ini : YIELD = h0 + h1PPK + h2AKD + h3AKL + h4UKK + U8, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah : h1, h2, h3 > 0; h4 < 0, dimana : YIELD PPK AKD AKL UKK U8
= = = = = =
Produktivitas lahan usahatani (Kg/ha) Penggunaan pupuk dalam usahatani kopi (Kg/tahun) Alokasi TK keluarga pada usahatani (HOK/tahun) Alokasi TK yang disewa pada usahatani (HOK/tahun) Umur kepala keluarga (Tahun) Error-term
103
b.6. Produksi Kopi Produksi kopi
merupakan
persamaan
identitas yang dirumuskan
sebagai hasil perkalian luas lahan garapan PHBM kopi (LH) dengan produktivitas lahan (YIELD) sebagaimana diformulasikan sebagai-berikut : PROD = LH * YIELD, dimana : PROD = Produksi usahatani kopi (Kg/tahun) LH = Luas lahan garapan PHBM kopi (Ha) YIELD = Produktivitas lahan usahatani kopi (Kg/ha) c. Blok Biaya Usaha Tani c.1. Biaya Penggunaan Pupuk pada Usahatani Kopi Biaya penggunaan pupuk pada usahatani kopi (CPPK) adalah biaya (cost) yang dialokasikan oleh rumahtangga petani untuk pembelian/pengadaan pupuk
bagi
usahatani. Biaya penggunaan pupuk dalam usahatani kopi
merupakan persamaan identitas sebagai hasil perkalian antara jumlah pemakaian/permintaan
pupuk (PPK) dengan harga satuan pupuk (HPPK),
sebagaimana formulasi sebagai-berikut : CPPK = PPK * HPPK, dimana : CPPK = Biaya penggunaan pupuk dalam usahatani kopi (Rp/tahun) PPK = Jumlah penggunaan pupuk dalam usahatani (Kg/tahun) HPPK = Harga pupuk dalam usahatani kopi (Rp/kg) c.2. Biaya Penggunaan Obat/Pestisida pada Usahatani Kopi Biaya penggunaan obat/pestisida usahatani kopi (COBT) adalah biaya
(cost)
yang
dialokasikan
oleh
rumahtangga
petani
untuk
pembelian/pengadaan bibit bagi usahatani. Biaya penggunaan obat/pestisida usahatani kopi merupakan persamaan identitas yang dirumuskan sebagai hasil
104
kali antara jumlah penggunaan obat pada usahatani kopi (OBT) dengan harga obat usahatani kopi (HOBT), sebagai-berikut : COBT = OBT * HOBT, dimana : COBT OBT HOBT
= Biaya penggunaan obat pada usahatani kopi (Rp/tahun) = Jumlah penggunaan obat usahatani kopi (Liter/tahun) = Harga obat pada usahatani (Rp/liter)
c.3. Biaya Penggunaan Bibit Biaya penggunaan bibit (CBBT) merupakan alokasi biaya yang diperuntukkan bagi pengadaan/pembelian bibit bagi usahatani kopi. Biaya penggunaan bibit ini dinyatakan sebagai persamaan identitas sebagai hasil perkalian antara jumlah penggunaan input bibit dengan harga satuan bibit, sebagaimana rumusan berikut : CBBT = BBT * HBBT, dimana : CBBT = Biaya penggunaan input bibit (Rp/tahun) BBT = Jumlah penggunaan input bibit (Batang/tahun) HBBT = Harga bibit kopi (Rp/batang) c.4. Total Biaya Sarana Produksi Usahatani Kopi Total biaya sarana produksi usahatani kopi merupakan alokasi biaya untuk pengadaan sarana-produksi usahatani kopi yang dirumuskan sebagai persamaan identitas hasil perjumlahan dari biaya penggunaan pupuk pada usahatani kopi (CPPK), biaya penggunaan obat/pestisida usahatani kopi (COBT), serta
biaya
penggunaan
bibit (CBBT),
berikut : CSPR = CPPK + COBT + CBBT, dimana :
sebagaimana
rumusan
105
CSPR = Total sarana produksi usahatani kopi (Rp/tahun) COBT = Biaya penggunaan obat pada usahatani kopi (Rp/tahun) CBBT = Biaya penggunaan input bibit (Rp/tahun) c.5.
Sharing Produksi Sharing
produksi
merupakan
pengurang
penerimaan
(revenue)
rumahtangga petani, merupakan kontribusi petani yang diserahkan kepada kepada Perum Perhutani yang besarnya dipatok sesuai hasil perjanjian sebesar 15 % (k = 0.15) dari nilai penerimaan (revenue) hasil usahatani, yang dirumuskan sebagai persamaan identitas sebagai-berikut : SHR = k * PROD * HKP, dimana : SHR = Sharing produksi (Rp/tahun) PROD = Produksi usahatani kopi (kg/tahun) k = Konstanta besarnya sharing HKP = Harga komoditas hasil usahatani kopi (Rp/kg) c.6. Biaya Tenaga-Kerja pada Usahatani Kopi Biaya tenaga-kerja pada usahatani kopi (CTK) merupakan besarnya biaya sewa tenaga kerja luar keluarga yang bekerja pada usahatani yang dirumuskan sebagai persamaan identitas berikut ini : CTK = AKL * UUD, dimana : CTK AKL UUD
= Biaya tenaga-kerja pada usahatani kopi (Rp/Tahun) = Alokasi TK luar keluarga yang disewa (HOK) = Nilai waktu/proxy upah tenaga yang disewa pada usahatani (Rp/HOK)
c.7. Biaya Produksi dalam Usahatani Biaya produksi dalam usahatani (CPR) merupakan persamaan identitas yang dirumuskan sebagai perjumlahan dari total sarana produksi usahatani kopi
106
(CSPR) ditambah biaya tenaga-kerja pada usahatani kopi (CTK), sebagai berikut: CPR = CSPR + CTK, dimana : CPR CSPR CTK
= Biaya produksi dalam usahatani (Rp/tahun) = Total sarana produksi usahatani kopi (Rp/tahun) = Biaya tenaga-kerja sewa pada usahatani kopi (Rp/tahun)
d. BLOK PENDAPATAN RUMAH TANGGA d.1. Pendapatan/income Usahatani Kopi Pendapatan/income usahatani kopi (IUT) adalah merupakan selisih antara perkalian hasil produksi usahatani (PROD) dengan harga komoditas kopi (HKP) atau penerimaan usahatani (revenue) dikurangi dengan sharing produksi, dikurangi lagi dengan biaya produksi usahatani (CPR), yang dinyatakan sebagai persamaan identitas sebagai-berikut : IUT = (PROD * HKP) – SHR – CPR, dimana : IUT PROD HKP SHR CPR
= = = = =
Pendapatan/income usahatani kopi (Rp/tahun) Produksi usahatani kopi (Kg/tahun) Harga komoditas hasil usahatani kopi (Rp/kg) Biaya sharing produksi (Rp/tahun) Biaya produksi yang digunakan dalam usahatani (Rp/tahun)
d.2. Nilai Pendapatan/Income Non-Usahatani Nilai pendapatan/income non-usahatani (ILUT) adalah pendapatan yang diperoleh karena bekerja pada kegiatan non-usahatani yang dirumuskan sebagai persamaan identitas sebagai hasil perkalian antara besarnya alokasi tenaga kerja keluarga diluar usahatani (AKDUL) dengan nilai waktu/proxy upah kegiatan luar usahatani (UUL) sebagai-berikut :
107
ILUT = AKDUL * UUL, dimana : ILUT = Nilai pendapatan/income non-usahatani (Rp) AKDUL = Alokasi TK keluarga diluar usahatani kopi (HOK) UUL = Nilai waktu/proxy upah kegiatan luar usahatani (Rp/HOK) d.3. Total Pendapatan/Total-Income Rumahtangga Total pendapatan/total-income rumahtangga (IT) dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan perjumlahan antara pendapatan/income usahatani kopi (IUT) dengan nilai pendapatan/income non-usahatani (ILUT) sebagai-berikut : IT = IUT + ILUT, dimana : IT IUT ILUT
= Total pendapatan/total-income (Rp/tahun) = Pendapatan/income usahatani kopi (Rp) = Nilai pendapatan/income non-usahatani (Rp)
e. Blok Pengeluaran e.1. Pengeluaran Konsumsi Pangan Pengeluaran konsumsi pangan
(KP) merupakan persamaan struktural
(perilaku) yang diduga dipengaruhi oleh variabel total pendapatan/total-income (IT), tabungan rumahtangga (TAB), dan jumlah anggota keluarga (JAK) sebagai-berikut : KP = i0 + i1IT + i2TAB + i3JAK + U9, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah i1, i3 > 0; i2 < 0, dimana : KP IT TAB JAK U9
= = = = =
Pengeluaran pangan (Rp/Tahun) Total pendapatan/total-income (Rp/tahun) Tabungan rumahtangga (Rp/tahun) Jumlah anggota keluarga (orang) Error-term
108
e.2. Pengeluaran Konsumsi Non-Pangan Pengeluaran
konsumsi
non-pangan
(KL)
merupakan
pengeluaran
rumahtangga untuk memenuhi konsumsi non-pangan, seperti kebutuhan sosial, rekreasi, dan lain-lain yang diduga dipengaruhi oleh total pendapatan rumahtangga (IT), investasi sumberdaya manusia (INV), serta tabungan rumahtangga (TAB), yang dirumuskan sebagai persamaan struktural berikut : KL = j0 + j1IT + j2INV + j3TAB + U10, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah j1, j2 > 0 ; j3 < 0, dimana : KL IT INV TAB U10
= = = = =
Pengeluaran non-pangan (Rp/tahun) Total pendapatan/total-income (Rp/tahun) Investasi sumberdaya manusia (Rp/tahun) Tabungan rumahtangga (Rp/tahun) Error-term
e.3. Konsumsi Total Konsumsi total merupakan persamaan identitas yang diperoleh dari perjumlahan antara konsumsi pangan (KP) dengan konsumsi non-pangan (KL), sebagai-berikut : KT = KP + KL, dimana : KT KP KL
= Total pengeluaran rumah tangga (Rp/tahun) = Pengeluaran konsumsi pangan rumahtangga (Rp/Tahun) = Pengeluaran non-pangan rumahtangga (Rp/tahun)
e.4. Investasi Sumberdaya Manusia Investasi sumberdaya manusia merupakan pengeluaran rumahtangga untuk memenuhi keperluan biaya investasi pendidikan dan kesehatan, dirumuskan sebagai persamaan struktural yang dipengaruhi oleh variabel pendapatan total
109
(IT), jumlah anggota keluarga (JAK), dan besarnya nilai tabungan rumahtangga (TAB), sebagaimana formulasi berikut ini : INV = k0 + k1IT + k2JAK + k3TAB + U11, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah k1, k2 > 0 ; k3 < 0, dimana : INV IT JAK TAB U11
= = = = =
Pengeluaran investasi sumberdaya manusia (Rp/tahun) Total pendapatan rumahtangga (Rp/tahun) Jumlah anggota keluarga (orang) Tabungan rumahtangga (Rp/tahun) Error-term
e.5. Total Pengeluaan Rumahtangga Total pengeluaran rumahtangga (TEXP) dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan perjumlahan dari konsumsi total rumahtangga (KT) dengan pengeluaran investasi sumberdaya manusia (INV) sebagai-berikut : TEXP = KT + INV, dimana : TEXP KT INV
= Total pengeluaran rumahtangga (Rp/tahun) = Total pengeluaran konsumsi rumah tangga(Rp/tahun) = Pengeluaran investasi sumberdaya manusia (Rp/tahun)
f. Blok Tabungan & Kredit f.1.
Tabungan Tabungan rumahtangga merupakan sisa dana yang ditabung baik pada
institusi perbankan maupun bukan perbankan. Tabungan dirumuskan sebagai persamaan struktural yang dipengaruhi oleh pendapatan total rumahtangga (IT), total pengeluaran rumahtangga (TEXP), dan suku bunga tabungan (SBT), sebagaimana formulasi berikut : TAB = l0 + l1IT + l2 TEXP + l3SBT + U12, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah l1, l3 > 0 ; l2 < 0, dimana : TAB = Tabungan rumahtangga (Rp/tahun) IT = Total pendapatan/total-income rumahtangga (Rp/tahun)
110
TEXP = Total pengeluaran rumahtangga (Rp/tahun) SBT = Suku bunga tabungan (% per tahun) U12 = Error-term f.2.
Kredit/pinjaman Rumahtangga Kredit rumahtangga merupakan dana cash yang diperoleh dari pinjaman
komersial maupun pinjaman dari institusi non-perbankan, yang diduga dipengaruhi oleh total biaya sarana produksi usahatani (CSPR), total pengeluaran rumahtangga (TEXP), dan
suku-bunga pinjaman (SBP), yang
dirumuskan sebagai persamaan struktural berikut : KR = m0 + m1CSPR + m2TEXP + m3SBP + U13, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah : m1, m2 > 0; m3 < 0, dimana : KR CSPR TEXP SBP U13
= = = = =
Kredit/pinjaman rumahtangga (Rp/tahun) Total biaya sarana produksi usahatani kopi (Rp/tahun) Total pengeluaran rumahtangga (Rp/tahun) Suku bunga pinjaman (% per tahun) Error-term
4.5.2. Spesifikasi Model Ekonomi Rumahtangga Petani PHBM Rumputgajah & Sapi-perah a. Blok Alokasi Tenaga Kerja a.1. Alokasi Tenaga-kerja Luar Keluarga pada Usahatani Sapi-perah Alokasi tenaga-kerja luar keluarga pada usahatani sapi-perah (TKLS) merupakan persamaan struktural penggunaan tenaga kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani sapi-perah yang besarnya diduga dipengaruhi oleh varibel alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani, usia kepala keluarga (UKK), serta tenaga kerja keluarga pada luar usahatani (TKDUL) dengan rumusan sebagai-berikut : TKLS = a0 + a1 TKDS + a2UKK + a3 TKDUL + E1, dengan parameter dugaan adalah a2, a3 > 0; a1 < 0,
111
dimana : TKLS TKDS UKK TKDUL E1
= = = = =
Alokasi TK luar keluarga pada usahatani (HOK/Tahun) Alokasi TK keluarga pada usahatani (HOK/tahun) Umur kepala keluarga (UKK) Alokasi TK keluarga pada di luar usahatani ((HOK/tahun) Error-term
a.2. Alokasi Tenaga-kerja Keluarga pada Usahatani Sapi-perah Alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah (TKDS) merupakan permintaan tenaga kerja pada usahatani sapi-perah yang dirumuskan sebagai
persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh variabel upah
tenaga kerja pada usahatani (UUDRG), luas lahan garapan (LRG), alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani
(TKDS), serta tenaga kerja keluarga
pada luar usahatani (TKDUL) sebagaimana rumusan-berikut : TKDS = b0 + b1UUDRG + b2LRG + b3TKDS + b4TKDUL + E2, dengan parameter dugaan adalah b2 , b3 > 0; b1, b4 < 0; dimana : TKDS UUDRG LRG TKDUL E2
= Alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani sapiperah (HOK/tahun) = Upah tenaga yang bekerja pada usahatani sapi-perah (Rp/HOK) = Luas lahan garapan rumput-gajah (Ha) = Alokasi TK keluarga pada luar usahatani (HOK/Tahun) = Error-term
a.3. Alokasi Tenaga Kerja Keluarga pada Luar Usahatani Alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah (TKDUL) merupakan penawaran tenaga kerja pada luar usahatani sapi-perah yang dirumuskan sebagai persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh variabel upah tenaga kerja pada luar usahatani rumput-gajah & sapi-perah (UUL), total pengeluaran rumahtangga (TEXP), usia kepala keluarga (UKK),
112
serta total biaya produksi usahatani sapi-perah (CTOS) sebagaimana rumusan berikut : TKDUL = c0 + c1UUL + c2TEXP + c3UKK + c4CTOS + E3, dengan parameter dugaan adalah c1, c2, c3, c4 < 0; dimana : TKDS UUL TEXP UKK CTOS E3
= Alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani sapi-perah (HOK/tahun) = Upah tenaga kerja pada luar usahatani (Rp 1.000,-/HOK) = Total pengeluaran rumahtangga (x Rp 1000,-/HOK) = Umur kepala keluarga (Tahun) = Biaya total usahatani ternak sapi-perah (x Rp 1000,-/tahun) = Error-term
a.4. Total Alokasi Tenaga-kerja Keluarga Total alokasi tenaga-kerja keluarga merupakan persamaan identitas sebagai hasil perjumlahan dari alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah (TKDRG), alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani sapiperah ( TKDS), dan alokasi tenaga kerja keluarga yang bekerja pada luar usahatani (TKDUL), sebagaimana rumusan berikut : TKSS = TKDRG + TKDS + TKDUL, dimana : TKSS = Total alokasi tenaga keluarga (HOK/tahun) TKDRG = Alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah (HOK/Tahun) TKDS = Alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani sapi-perah (HOK/tahun) TKDUL = Alokasi tenaga kerja keluarga yang bekerja pada luar usahatani (HOK) b. Blok Produksi b.1. Penggunaan Pupuk pada Usahatani Rumput-Gajah Penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah (PPKRG) dirumuskan sebagai
persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh variabel harga
113
pupuk (HPPKRG), harga susu sapi yang dihasilkan petani (HSS), dan luas lahan garapan rumput-gajah (LRG) sebagaimana formulasi berikut : PPKRG = d0 + d1HPPKRG + d2HSS + d3LRG + E4, dengan parameter dugaan adalah d2 , d3, > 0 d1 < 0, dimana : PPKRG = Jumlah penggunaan pupuk untuk rumput-gajah (Kg/tahun) HPPKRG = Harga pupuk untuk usahatani rumput-gajah (Rp1.000,/kg) HSS = Harga jual susu-sapi (Rp 1.000,-//liter) LRG = Luas lahan garapan rumput-gajah (Ha) = Error-term E4 b.2. Penggunaan Obat pada Usahatani Rumput-gajah Penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah (OBTRG) dirumuskan sebagai persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh variabel harga obat (HOBTRG), harga jual susu-sapi (HSS) dan luas lahan garapan rumput-gajah (LRG), sebagaimana rumusan berikut : OBTRG = e0 + e1HOBTRG + e2HSS + e3LRG + E5, dengan parameter dugaan adalah e2, e3 > 0 ; e1 < 0, dimana : OBTRG HOBTRG HSS LRG E5
= = = = =
Jumlah obat untuk rumput-gajah (Liter/tahun) Harga obat usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,-/liter) Harga jual susu-sapi (Rp 1.000,-/ liter) Luas lahan PHBM rumput-gajah (Ha) Error-term
b.3. Penggunaan Bibit pada Usahatani Rumput-gajah Penggunaan bibit pada usahatani rumput-gajah dirumuskan sebagai persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh harga bibit rumput-gajah (HBBTRG), luas lahan garapan rumput-gajah (LRG), serta total pendapatan rumahtangga (IT) sebagaimana rumusan berikut :
114
BBTRG = f0 + f1 HBBTRG + f2LRG + f3IT + E6 dengan parameter dugaan adalah f2, f3 > 0 ; f1 < 0, dimana : BBTRG HBBTRG LRG IT E6
= = = = =
Jumlah input bibit untuk rumput-gajah (untai/tahun) Harga bibit rumput-gajah (Rp 1.000,-/untai) Luas lahan PHBM rumput-gajah (Ha) Total pendapatan rumahtangga (Rp 1.1000,-/tahun) Error-term
b.4. Luas Lahan Garapan Rumput-gajah Luas lahan garapan rumput-gajah adalah lahan kawasan hutan lindung yang dialokasikan oleh Perum Perhutani sebagai lahan andil yang dikelola oleh petani PHBM sebagai lahan penanaman rumput-gajah. Variabel luas lahan garapan rumput-gajah (LRG) dirumuskan sebagai persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh total pendapatan rumahtangga sapi-perah (IT) dan pinjaman rumahtangga (KR), sebagaimana formulasi sebagai-berikut: LRG= g0 + g1IT + g2KR + E7, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah g1, g2 > 0; dimana : LRG IT KR E7
= = = =
Luas lahan garapan rumput-gajah (Ha) Total pendapatan rumahtangga (Rp 1000,- /tahun) Pinjaman rumahtangga (Rp 1000,-/tahun) Error-term
b.5. Produktivitas Usahatani Rumput-gajah Produktivitas usahatani rumput-gajah (YIELD) dirumuskan sebagai persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh penggunaan bibit rumputgajah (BBTRG), umur kepala keluarga (UKK), dan alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah (TKDRG), serta tenaga-kerja luar keluarga yang disewa (TKLS) sebagaimana rumusan berikut :
115
YIELD = h0 + h1 BBTRG + h2 UKK + h3 TKLS + E8 dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah, h1, h3 > 0; h2 < 0, dimana : YIELD BBTRG UKK TKLS E8
= = = = =
Produktivitas lahan rumput-gajah (Kg/ha) Jumlah penggunaan bibit rumput-gajah (Untai/tahun) Umur Kepala Keluarga (tahun) Tenaga-kerja luar keluarga yang disewa (HOK/tahun) Error-term
b.6. Produksi Rumput-gajah Produksi rumput-gajah merupakan hasil produksi rumput-gajah dari usahatani Produksi
rumput-gajah yang dilakukan oleh rumahtangga petani PHBM. rumput-gajah
dirumuskan
sebagai
persamaan
identitas yang
merupakan hasil perkalian antara luas lahan garapan (LRG) dengan produktivitas lahan rumput-gajah (YIELD), sebagai-berikut : PRODRG
= LRG*YIELD,
dimana : PRODRG LRG YIELD
= Produksi usahatani rumput-gajah (Kg/tahun) = Luas lahan garapan rumput-gajah (Ha) = Produktivitas usahatani rumput-gajah (Kg/ha)
b.7. Produksi Susu Produksi susu-sapi adalah jumlah/volume susu yang dihasilkan dari pemeliharaan sapi-perah yang diusahakan oleh petani rumput-gajah sebagai usaha yang terpadu (integrated) dengan budidaya rumput-gajah. Produksi sususapi dirumuskan sebagai persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh jumlah makanan/konsentrat sapi-perah (JMAK), total pendapatan rumahtangga (IT), tenaga-kerja luar keluarga yang disewa (TKLS), serta pinjaman rumahtangga (KR) sebagaimana formulasi berikut :
116
PRODSS = i0 + i1JMAK + i2IT + i3TKLS + i4KR + E9 dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah i1 , i2, i3, i4 > 0 , dimana : PRODSS JMAK IT TKLS KR E9
= = = = = =
Jumlah produksi susu (liter/tahun) Jumlah makanan/konsentrat sapi-perah (kg/tahun) Pendapatan total rumahtangga (Rp/tahun) Tenaga-kerja luar keluarga yang disewa (HOK/tahun) Pinjaman rumahtangga (x Rp 1000,-/tahun) Error-term
c. Blok Biaya Usaha Tani c.1.
Biaya Penggunaan Pupuk pada Usahatani Rumput-gajah Biaya penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah (CPPKRG)
dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan perkalian antara jumlah penggunaan pupuk (PPKRG) dengan harga pupuk (HPPKRG) sebagaiberikut : CPPKRG = PPKRG*HPPKRG, dimana : CPPKRG = Biaya penggunaan pupuk dalam usahatani (Rp 1.000,-/thn) PPKRG = Jumlah penggunaan pupuk untuk rumput-gajah (kg/thn) HPPKRG = Harga pupuk untuk usahatani rumput-gajah (Rp1.000,-/kg) c.2.
Biaya Penggunaan Obat pada Usahatani Rumput-gajah Biaya penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah (COBTRG)
merupakan
persamaan identitas yang diperoleh sebagai hasil perkalian
antara jumlah penggunaan obat (OBTRG) dengan harga satuan obat untuk usahatani rumput-gajah, sebagaimana rumusan berikut : COBTRG = OBTRG * HOBTRG, dimana : COBTRG = Biaya obat2an usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,- /thn) OBTRG = Jumlah obat untuk rumput-gajah (Liter/tahun) HOBTRG = Harga obat usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,-/liter)
117
c.3.
Biaya Penggunaan Bibit pada Usahatani Rumput-gajah Biaya penggunaan bibit pada usahatani rumput-gajah (CBBTRG)
merupakan persamaan identitas sebagai perjumlahan antara jumlah penggunaan bibit (BBTRG) dengan harga atuan bibit (HBBTRG) sebagai-berikut : CBBTRG = BBTRG*HBBTRG, dimana : CBBTRG BBTRG HBBTRG c.4.
= Biaya penggunaan Input Bibit (Rp1.000,-/tahun) = Jumlah input bibit untuk rumput-gajah (Batang/tahun) = Harga bibit rumput-gajah (Rp 1.000,-/untai)
Biaya Sarana Produksi Rumput-gajah Biaya sarana produksi rumput-gajah (CSPRRG) dirumuskan sebagai
persamaan identitas yang merupakan perjumlahan dari biaya penggunaan pupuk (PPKRG), biaya penggunaan obat (COBTRG), dan biaya penggunaan bibit (CBBTRG) sebagai-berikut : CSPRRG = CPPKRG + COBTRG + CBBTRG, dimana : CPPKRG = Biaya penggunaan pupuk dalam usahatani (Rp/tahun) COBTRG = Biaya obat2an usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,-/tahun) CBBTRG = Biaya penggunaan Input Bibit (Rp1.000,-/tahun) c.5.
Sharing Produksi yang Dibayarkan kepada Perum Perhutani Sharing Produksi yang dibayarkan kepada Perum Perhutani (SHRRG)
dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan hasil kali antara penerimaan hasil usahatani rumput-gajah (RUM) dengan besarnya proporsi sharing produksi rumput-gajah (k), sebagai-berikut : SHRRG
= k*RUM, dimana :
SHRRG k RUM
= Nilai sharing kepada Perhutani (Rp 1.000,-/tahun). = Proporsi sharing produksi rumput-gajah (%) = Penerimaan usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,-/tahun)
118
c.6.
Biaya Produksi Total Rumput-gajah Biaya produksi total rumput-gajah (CTOTRG) dirumuskan sebagai
persamaan identitas yang merupakan perjumlahan biaya sarana produksi rumput-gajah (CSPRRG) dengan sharing produksi rumput-gajah (SHRRG) sebagaimana rumusan berikut : CTOTRG = CSPRRG + SHRRG, dimana : CTOTRG = Biaya total usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,-/tahun) CSPRRG = Biaya sarana-produksi rumput-gajah (Rp 1.000,-/tahun) SHRRG = Nilai sharing kepada Perhutani (Rp 1.000,-/tahun). c.7.
Biaya Rumput-gajah yang Dikonsumsi oleh Sapi-perah Biaya rumput-gajah yang dikonsumsi oleh sapi-perah (CRUMS)
dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan perkalian antara harga rumput-gajah (PRUM) dengan produksi rumput-gajah (PRODRG) sebagaimana rumusan berikut : CRUMS = PRUM* PRODRG, dimana : CRUMS
= Biaya input rumput-gajah bagi sapi-perah (x Rp 1000,/tahun) PRUM = Harga input rumput-gajah (Rp/kg) PRODRG = Produksi usahatani rumput-gajah (1.000 kg/tahun) c.8.
Biaya Makanan/Konsentrat Sapi-perah Biaya makanan/konsentrat sapi-perah (CMAK) dirumuskan sebagai
persamaan
identitas
yang
merupakan
hasil
perkalian
antara
jumlah
makanan/konsentrat yang dikonsumsi sapi-perah (JMAK) dengan harga makanan/konsentrat (HMAK) sebagaimana rumusan berikut : CMAK = JMAK*HMAK, dimana :
119
CMAK = Biaya makanan bagi sapi-perah (x Rp 1000,-/tahun) JMAK = Jumlah makanan/konsentrat sapi-perah (Kg/tahun) HMAK = Harga satuan makanan sapi-perah (x Rp 1000,-/kg) c.9.
Biaya Total Sarana-Produksi Sapi-perah Biaya total sarana-produksi sapi-perah (CSPRS) dirumuskan sebagai
persamaan identitas yang merupakan hasil perjumlahan biaya input rumputgajah bagi sapi-perah (CRUMS) dengan biaya makanan/konsentrat bagi sapiperah (CMAK) sebagaimana rumusan berikut : CSPRS = CRUMS + CMAK, dimana : CSPRS = Biaya sarana-produksi sapi-perah ( x Rp 1000,-/tahun) CRUMS = Biaya input rumput-gajah ( x Rp 1000,-/tahun) CMAK = Biaya makanan bagi sapi-perah (x Rp 1000,-/tahun) c.10.
Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga pada Usahatani Sapi-perah Biaya tenaga kerja luar keluarga/ tenaga-kerja yang disewa pada
usahatani sapi-perah
(CTKS) dirumuskan sebagai persamaan identitas yang
merupakan hasil perkalian antara upah tenaga kerja pada usahatani ternak-sapi (UUDS) dengan alokasi tenaga kerja luar keluarga pada usahatani sapi-perah (TKLS) sebagaimana rumusan berikut : CTKS = UUDS*TKLS, dimana : CTKS = Biaya tenaga kerja sewa sapi-perah (xRp 1000,-/tahun) UUDS = Upah tenaga yang disewa pada usahatani sapi-perah (Rp/HOK) TKLS = Alokasi TK yg disewa pada usahatani sapi-perah (HOK) c.11.
Biaya Total Produksi Usahatani Sapi-perah Biaya
sebagai
total
produksi
usahatani
sapi-perah (CTOS)
dirumuskan
persamaan identitas yang merupakan perjumlahan biaya sarana-
produksi usahatani sapi-perah (CSPRS) dan biaya tenaga kerja sewa sapiperah (CTKS) sebagai-berikut :
120
CTOS = CSPRS + CTKS, dimana : CTOS = Biaya total usahatani ternak sapi-perah (x Rp 1000,-/thn) CSPRS = Biaya sarana-produksi usahatani sapi-perah (x`Rp 1000,-/thn) CTKS = Biaya tenaga kerja sewa sapi-perah (xRp 1000,-/tahun) d. Blok Pendapatan Rumah Tangga d.1.
Penerimaan Hasil Produksi Usahatani Rumput-gajah Penerimaan hasil produksi usahatani rumput-gajah (RUM) dirumuskan
sebagai persamaan identitas yang merupakan hasil perkalian antara produksi rumput-gajah (PRODRG) dengan harga rumput-gajah (HRG) sebagaimana rumusan berikut : RUM
= PRODRG*HRG, dimana :
RUM = Penerimaan usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,-/tahun) PRODRG = Produksi usahatani rumput-gajah (1.000 kg/tahun) HRG = Harga output rumput-gajah (Rp/kg) d.2. Pendapatan Usahatani Rumput-gajah Pendapatan usahatani rumput-gajah (YRUM) dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan selisih antara penerimaan hasil usahatani rumput-gajah (RUM) dengan Biaya total usahatani rumput-gajah (CTOTRG) sebagai-berikut : YRUM
= RUM – CTOTRG, dimana :
YRUM = Pendapatan usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,-/tahun) RUM = Penerimaan usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,-/tahun) CTOTRG = Biaya total usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,-/tahun) d.3. Penerimaan Hasil Produksi Susu Penerimaan hasil produksi susu (RSS) dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan hasil perkalian antara produksi susu sapi (PRODSS) dengan harga susu sapi (HSS) sebagaimana rumusan berikut :
121
= PRODSS*HSS, dimana :
RSS
RSS = Penerimaan penjualan susu (Rp 1.000,-/tahun) PRODSS = Jumlah produksi susu (liter/tahun) HSS = Harga satuan susu-sapi (Rp 1.000,-/ liter) d.4. Pendapatan Usahatani Sapi-perah/Hasil Penjualan Susu Pendapatan usahatani sapi-perah/hasil penjualan susu (YSS) dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan selisih antara penerimaan susu (RSS) dengan biaya total usahatani ternak sapi-perah (CTOS) sebagaimana rumusan berikut : YSS
= RSS – CTOS, dimana :
YSS = Pendapatan hasil usahatani sapi-perah (x Rp 1000,-/tahun) RSS = Penerimaan penjualan susu (Rp 1.000,-/tahun) CTOS = Biaya total usahatani ternak sapi-perah (x Rp 1000,-/tahun) d.5.
Pendapatan Rumahtangga Petani dari Luar Usaha Sapi-perah Pendapatan rumahtangga petani dari luar usaha sapi-perah (YRUL)
dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan hasil perkalian antara alokasi tenaga-kerja keluarga diluar usahatani sapi-perah (TKDUL) dengan upah kegiatan luar usahatani sapi-perah (UUL) sebagaimana rumusan berikut : YRUL
= TKDUL*UUL, dimana :
YRUL = Pendapatan luar usahatani (x Rp 1000,-/tahun) TKDUL = TK Keluarga diluar Usahatani sapi-perah (HOK) UUL = Upah kegiatan luar usahatani (x Rp 1000,-/HOK) d.6.
Pendapatan Total Rumahtangga Petani Sapi-perah Pendapatan total rumahtangga petani sapi-perah (YTOS) dirumuskan
sebagai persamaan identitas yang merupakan perjumlahan pendapatan hasil usahatani sapi-perah (YSS) dan Pendapatan dari luar usahatani sapi-perah (YRUL) sebagaimana rumusan berikut :
122
YTOS = YSS + YRUL, dimana : YTOS = Pendapatan total usahatani sapi-perah (x Rp 1000,-/tahun) YSS = Pendapatan hasil usahatani sapi-perah (x Rp 1000,-/tahun) YRUL = Pendapatan dari luar usahatani sapi-perah (x Rp 1000,-/tahun) d.7.
Pendapatan Total Rumahtangga Petani Rumput-gajah & Sapi-perah Pendapatan total rumahtangga petani rumput-gajah &sapi-perah (IT)
dirumuskan sebagai persamaan identitas yang merupakan
perjumlahan
antara pendapatan dari usahatani rumput-gajah (YRUM) dan pendapatan total usahatani sapi-perah (YTOS) sebagaimana rumusan berikut : IT
= YRUM + YTOS,
dimana : IT = Total pendapatan rumahtangga sapi-perah (x Rp 1000,- /thn) YRUM = Pendapatan dari usahatani rumput-gajah (Rp 1.000,-/thn) YTOS = Pendapatan total usahatani sapi-perah (x Rp 1000,-/thn) e. Blok Pengeluaran e.1.
Pengeluaran Konsumsi Pangan Pengeluaran pangan keluarga (KP) dirumuskan sebagai persamaan
struktural yang diduga dipengaruhi oleh tabungan rumahtangga (TAB), pengeluaran non-pangan (KL) dan total pendapatan rumahtangga sapi-perah (IT) sebagai-berikut : KP = j0 + j1TAB + j2KL + j3IT + E10 dengan parameter dugaan adalah j3 > 0 ; j1, j2 < 0, dimana : KP TAB KL IT E10
= = = =
Pengeluaran pangan keluarga (x Rp 1000,-/tahun) Tabungan rumahtangga (x Rp 1000,-/tahun) Pengeluaran non-pangan rumahtangga (x Rp 1000,-/tahun) Total pendapatan/total-income rumahtangga sapi-perah (x Rp 1000,- /tahun) = Error-term
123
e.2.
Pengeluaran Konsumsi Total Pengeluaran konsumsi total (KT) dirumuskan sebagai persamaan
identitas yang merupakan perjumlahan antara pengeluaran pangan (KP) dengan pengeluaran non-pangan (KL) sebagaimana rumusan berikut ini : KT = KP + KL, dimana : KT = Total pengeluaran konsumsi rumahtangga (x Rp 1000,-/tahun) KP = Pengeluaran pangan keluarga (x Rp 1000,-/thn) KL = Pengeluaran non-pangan (x Rp 1000,-/tahun) e.3.
Pengeluaran Investasi Sumberdaya Manusia Pengeluaran investasi sumberdaya manusia (INV) dirumuskan sebagai
persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh pengeluaran pangan & kebutuhan pokok keluarga (KP), pendidikan suami (PDS) dan pendapatan total (IT), sharing produksi (SHRRG) sebagai-berikut : INV = k0 + k1KP + k2PDS + k3IT + k4SHRRG + E11, dengan parameter dugaan adalah k2, k3 > 0 ; k1, k4 < 0, dimana : INV KP PDS IT SHRRG E11 e.4.
= = = = = =
Pengeluaran investasi rumahtangga (x Rp 1000,-/tahun) Pengeluaran pangan & kebutuhan pokok (x Rp 1000,-/thn) Pendidikan suami (Tahun) Total pendapatan rumahtangga (x Rp 1000,-/tahun) Nilai sharing kepada Perhutani (Rp 1.000,-/tahun). Error-term
Pengeluaran Total Rumahtangga Petani Pengeluaran total rumahtangga petani (TEXP) dirumuskan sebagai
persamaan identitas yang merupakan perjumlahan dari total pengeluaran konsumsi rumahtangga sapi (KT) dengan pengeluaran investasi rumahtangga (INV) sebagaimana rumusan berikut : TEXP = KT + INV, dimana :
124
TEXP = Total pengeluaran rumahtangga (x Rp 1000,-/HOK) KT = Total pengeluaran konsumsi rumahtangga (x Rp 1000,-/tahun) INV = Pengeluaran investasi rumahtangga (x Rp 1000,-/tahun) f. Blok Tabungan dan Kredit f.1.
Tabungan Tabungan rumahtangga merupakan sisa dana yang ditabung baik pada
institusi perbankan maupun bukan perbankan. Tabungan dirumuskan sebagai persamaan struktural
yang
dipengaruhi oleh penerimaan susu (RSS), total
pengeluaran rumahtangga (TEXP), serta suku bunga tabungan (SBT), sebagaimana formulasi berikut : TAB = l0 + l1RSS + l2TEXP + l3SBT + E12, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah l1, l2 < 0 ; l3 > 0, dimana : TAB RSS TEXP SBT E12 f.2.
= = = = =
Tabungan rumahtangga (Rp/tahun) Penerimaan susu (x Rp 1000,-/tahun) Total pengeluaran rumahtangga (x Rp 1000,-/HOK) Suku bunga pinjaman (% per Tahun) Error-term
Kredit/pinjaman Rumahtangga Kredit/pinjaman rumahtangga merupakan dana cash yang diperoleh dari
pinjaman komersial maupun pinjaman dari institusi non-perbankan seperti program PKBL Perum Perhutani, sebagaimana rumusan berikut : KR = m0 + m1SBP + m2CSPRS + E13, dengan parameter dugaan yang diharapkan adalah : m2 > 0; m1 < 0, dimana : KR SBP CSPR E13
= = = =
Kredit/pinjaman rumahtangga (Rp/tahun) Suku bunga pinjaman (% per tahun) Total sarana produksi usahatani kopi (Rp/tahun) Error-term
125
4.6. Identifikasi dan Metode Pendugaan Model Rumus identifikasi model struktural berdasarkan order condition menurut Koutsoyiannis (1977) dan Gujarati (1978), adalah : (G – g) + (K – M) > (G – 1) atau (K – M) > (g – 1) Apabila : (K – M) = (G – 1), maka model exactly identified (K – M) < (G – 1), maka model under identified (K – M) > (G – 1), maka model over identified dimana : K = Jumlah peubah predetermined di dalam model. M = Jumlah peubah predetermined (endogen dan eksogen) dalam persamaan. G = Jumlah persamaan di dalam model. g = Jumlah peubah endogen yang terdapat dalam persamaan. Jika sistem persamaan dalam model adalah over-identified, maka metode informasi terbatas (Limited Information Methods) 2SLS (Two Stage Least Squares) maupun 3SLS (Three Stage Least Squares) dapat digunakan. Dari spesifikasi model ekonometrika di atas, semua model (rumahtangga petani PHBM Kopi dan rumahtangga petani PHBM Rumput-gajah & Sapiperah) adalah over-identified, sehingga berdasarkan pertimbangan efisiensi, konsistensi
dan
kemudahan,
dipergunakan adalah metode
metode
pendugaan
ekonometrika
yang
2SLS (Two Stage Least Squares). Metode ini
memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan proses pengolahan data yang efisien dalam penggunaan waktu (Koutsoyiannis, 1977 dan Sarwoko, 2005). Pendugaan parameter model persamaan struktural dari Ekonomi Rumahtangga
Petani
Sekitar
Hutan
di
wilayah
Pangalengan
dalam
126
penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan bantuan program aplikasi komputer Statistical Analysis System (SAS) versi 9.1.
4.7. Validasi dan Simulasi Model Validasi model bertujuan untuk mengetahui tingkat representasi model dibandingkan dengan data aktual (dunia nyata), sejauh mana model yang dibangun mampu menjelaskan fenomena yang sebenarnya. Dengan kata lain, validasi model bertujuan mengetahui apakah suatu model cukup baik untuk analisis simulasi. Validasi model dilakukan dengan menggunakan statistik Root Mean Squares Percented Error (RMSPE) dan uji statistik U-Theil. Untuk mengetahui apakah model yang dibangun cukup baik digunakan untuk simulasi, evaluasi dan peramalan dampak alternatif kebijakan, maka terlebih dahulu dilakukan validasi model. Suatu model valid apabila nilai-nilai dugaan peubah endogen yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan nilai-nilai aktualnya. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu model adalah Root Mean Squares Percentage Error (RMSPE) dan koefisien UTheil, dimana semakin RMSPE dan U-Theil maka model semakin baik. Kedua ukuran tersebut dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut: T RMSPE = [ 1/T ∑ {( Yst - Yat ) / Yat }2 ]0.5 t=1 dimana: T = Jumlah pengamatan dalam simulasi Yst = Nilai simulasi dasar Yat = Nilai pengamatan aktual Koefisien U-Theil digunakan untuk uji statistik dan berhubungan dengan error simulasi. Disamping itu juga digunakan untuk mengevaluasi hasil simulasi
127
historis (Pindyck dan Rubinfeld, 1981). Proporsi bias UM , US dan UC merupakan indikator bias berdasarkan sumbernya. UM menunjukkan indikasi terjadinya error sistem karena hanya mengukur deviasi nilai rata-rata hasil simulasi dari data
aktualnya. Dengan demikian diharapkan nilai UM
mendekati nol,
berapapun nilai U-Theil yang diperoleh. US mencerminkan kemampuan model untuk mengikuti perilaku data aktual dari peubah yang diamati, dimana semakin kecil nilai US maka akan semakin baik daya prediksi model yang dibangun. UC merupakan bias residu dari UM dan US, dan sering disebut sebagai error yang bukan berasal dari sistem (nonsystematic error) serta nilainya harus mendekati satu. T [ 1/T ∑ (Yst - Yat ) 2 ]0.5 t=1 U-Theil = T T s 2 0.5 [1/T ∑ (Y t ) ] + [1/T ∑ (Yat ) 2 ]0.5 t=1 t=1
UM
=
US
=
UC
=
(Yst - Yat ) 2 (1/T) ∑ (Yst - Yat ) 2 ( σs - σa ) 2 (1/T) ∑ (Yst - Yat ) 2
2(1 - σ ) σsσa (1/T) ∑ (Yst - Yat ) 2
dimana : σs , dan σa masing-masing merupakan standar deviasi dari Yst dan Yat.
128
Analisa simulasi dilakukan terhadap model ekonomi rumahtangga petani PHBM, terdiri atas 12 skenario, yaitu : 1. Kenaikan harga input produksi 2. Kenaikan upah tenaga kerja. 3. Kombinasi skenario 1 & 2 4. Kenaikan harga output 5. Kombinasi skenario 3 & 4 6. Penurunan proporsi nilai sharing produksi. 7. Kombinasi skenario 3 & 6 8. Penurunan suku bunga pinjaman 9. Kombinasi skenario 3 & 8 10. Kenaikan luas lahan usahatani 11. Kombinasi skenario 3 & 10 12. Kenaikan pendapatan akibat program BLT (Bantuan Langsung Tunai) Tujuan simulasi adalah untuk merancang kebijakan pemberdayaan petani PHBM baik oleh pemerintah maupun perusahaan, dan untuk mengukur ketahanan ekonomi rumahtangga petani menghadapi kemungkinan perubahan eksternal.
4.8. Definisi dan Konsep Pengukuran Definisi dan konsep pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai-berikut : 1. Rumahtangga adalah keluarga inti ditambah dengan orang-lain, baik kerabat maupun bukan kerabat yang tinggal di bawah satu atap. Anggota rumahtangga adalah semua orang yang biasanya tinggal di suatu
129
rumahtangga, baik di rumah maupun yang sedang bepergian kurang dari 6 (enam) bulan. 2. Usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih dengan tidak membedakan antara yang sedang bersekolah, mengurus rumahtangga, pensiun dan melaksanakan kegiatan lain. 3. Angkatan kerja adalah penduduk yang memiliki usia kerja (15 tahun atau lebih) dengan tidak membedakan antara yang sedang bersekolah, mengurus rumahtangga, pensiun dan melaksanakan kegiatan lain. 4. Bekerja adalah semua penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih yang dalam
periode
pengamatan
ikut
terlibat dalam memperoleh atau
membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan. 5. Curahan
kerja
adalah
jumlah
jam
kerja
yang dicurahkan anggota
keluarga yang digunakan untuk kegiatan mencari pendapatan (mencari nafkah) atau keuntungan, baik dari kegiatan usahatani maupun di luar usahatani yang diusahakan. 6. Kegiatan usahatani adalah alokasi waktu seseorang yang digunakan dalam kegiatan usahatani (on-farm), misalnya usahatani komoditas kopi atau rumput-gajah. 7. Kegiatan diluar usahatani adalah alokasi waktu yang digunakan seseorang dalam aktivitas di luar usahatani (off-farm), seperti misalnya : berdagang, melakukan jasa ojek, mengajar, menjadi buruh (tani, bangunan, memetik teh), dan lain-lain 8. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan dengan pola kolaborasi yang bersinergi
130
antara Perum Perhutani dan Masyarakat Desa atau para pihak yang berkepentingan, dalam upaya mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan yang optimal dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang bersifat fleksibel, partisipatif, dan akomodatif. 9. Desa Hutan adalah wilayah desa yang secara geografis dan administratif berbatasan dengan kawasan hutan atau di sekitar hutan. 10. Kawasan Pangkuan Desa (KPD) adalah wilayah kawasan hutan yang sudah dikerjasamakan dalam pengelolaan hutan dan menjadi tanggungjawab LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan). 11. Masyarakat Desa Hutan (MDH) adalah kelompok orang yang bertempattinggal di desa hutan dan melakukan kegiatan yang berinteraksi dengan sumberdaya hutan untuk mendukung kehidupannya. 12. Pihak yang berkepentingan (stakeholders) adalah pihak-pihak di luar Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan yang mempunyai perhatian dan berperan mendorong proses optimalisasi serta berkembangnya PHBM, yaitu Pemerintah Daerah (Pemda), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM), Lembaga Sosial Masyarakat, Usaha Swasta, Lembaga Pendidikan, Lembaga Donor, dan lain-lain. 13. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) adalah wadah berorganisasinya petani di kawasan Hutan Pangkuan Desa (HPD) yang melaksanakan program PHBM di kawasan hutan Perum Perhutani. 14. Kelompok Tani Hutan (KTH) adalah perkumpulan petani PHBM (kopi, rumput-gajah, terong-kori, dan lain-lain) yang tergabung dalam kelembagaan LMDH.
131
15. Kegiatan agroforestry adalah bentuk pemanfaatan lahan atau pola pengelolaan lahan yang dapat mempertahankan dan bahkan menaikkan produktivitas lahan secara keseluruhan, yang merupakan kegiatan campuran antara kegiatan kehutanan, pertanian, peternakan, dan perikanan, baik secara bersama atau bergiliran , dengan menggunakan manajemen praktis yang disesuaikan dengan pola budaya masyarakat setempat. 16. Tumpangsari adalah suatu pola pertanaman dimana tanaman lain ditanam di antara tanaman pokok pada waktu yang hampir bersamaan dengan tanaman pokok tersebut. 17. Tumpang-gilir
adalah
pengaturan
waktu
penanaman
tanaman
lain
sedemikian rupa sehingga sesudah tanaman pokok dipanen, tanaman lain sudah besar dan bahkan dapat segera dipanen, begitu seterusnya sehingga tercipta pemanfaatan waktu yang sebesar-besarnya. 18. Faktor
produksi
adalah semua unsur masukan produksi berupa lahan,
tenaga kerja, teknologi dan atau modal, yang dapat mendukung terjadinya proses produksi dalam pengelolaan sumberdaya hutan. 19. Program PKBL adalah Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan, yaitu suatu program perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyisihkan sebagian keuntungan (1 sampai 5 persen) sebagai program community development bagi masyarakat yang menjadi stakeholders, diantaranya menyediakan fasilitas kredit berbunga lunak kepada usaha kecil, menengah, dan Koperasi.