37
IV. METODE PENELITIAN
4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Serpong Kabupaten Tangerang
Selatan dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ditentukan dengan cara purposive (sengaja). Pemilihan Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung Sindur sebagai daerah penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa daerah tersebut sebagai daerah sentra produksi anggrek Dendrobium bunga potong, dan merupakan komoditas unggulan di daerah tersebut. Sedangkan wawancara dengan pemulia anggrek Dendrobium bunga potong dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Hias, serta anggota PAI (Perhimpunan Anggrek Indonesia) cabang DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2012.
4.2
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diambil dengan metode survei berupa wawancara berdasarkan kuesioner dengan petani/pengusaha anggrek Dendrobium bunga potong sebagai pengguna bibit anggrek Dendrobium bunga potong dan pemulia anggrek Dendrobium bunga potong sebagai penghasil varietas anggrek Dendrobium bunga potong, serta wawancara dengan pakar anggrek. Data sekunder sebagai data penunjang diperoleh dari berbagai instansi antara lain Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Hias, internet, jurnal, serta literatur-literatur yang terkait dengan topik penelitian.
4.3
Metode Pengambilan Sampel Berdasarkan dari survei di lapangan diperoleh populasi berjumlah 30 orang.
Metode pengambilan sampel untuk perolehan data, diambil dengan cara sensus. Responden yang diambil sebagai konsumen adalah yang dianggap kompeten untuk memberikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu petani yang menggunakan bibit untuk budidaya anggrek Dendrobium bunga
38
potong Varietas Baru (VB) tetapi pernah atau saat ini sedang menggunakan bibit untuk budidaya anggrek Dendrobium bunga potong Varietas Unggul Hibrida (VUH). Sedangkan responden yang diambil sebagai pemulia/breeder dan ahli anggrek yaitu pemulia dari Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI). Metode pengambilan sampel untuk perolehan data pemulia, diambil dengan cara sensus. Jumlah pemulia yang diwawancara seluruhnya berjumlah 5 orang. Wawancara terhadap pakar anggrek dan pemulia anggrek dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Pakar dan Pemulia Anggrek BALITHI Nama No. 1. Dra. Dyah Widyastoety, MS 2. Dra. Nina Solvia, MP (almarhumah) 3. Dr. Ir. Suskandari Kartikaningrum, MP 4. Ir. Kristina Dwi Atmini, MS 5. Dr. M. Kosim Kardin, MSc
Pekerjaan/Instansi Pakar anggrek/APU-BALITHI Pemulia anggrek Dendrobium bunga Potong-BALITHI Pemulia anggrek-BALITHI Pemulia anggrek-BALITHI Pemulia anggrek-BALITHI (pensiun)
4.4
Metode Pengolahan dan Analisis Data
4.4.1
Tabulasi Deskriptif Tabulasi deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah tabel
frekuensi. Data ditabulasikan dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama kemudian dipresentasekan berdasarkan jumlah seluruh responden. Persentase yang terbesar merupakan faktor yang dominan dari masing-masing variabel yang diteliti. Tabel deskripsi untuk mengetahui karakteristik konsumen, persyaratan konsumen terhadap produk, tingkat kepentingan serta poin penjualan dari setiap persyaratan pelanggan. Hasil dari tabulasi deskriptif juga akan digunakan dalam metode Quality Function Deployment.
4.4.2
Metode Analisis Quality Fuction Deployment Quality Function Deployment merupakan sebuah alat perencanaan yang
digunakan untuk memenuhi harapan konsumen terhadap produk. Alat perencanaan utama dalam matriks Quality Fuction Deployment adalah House of Quality (HOQ). HOQ menerjemahkan suara konsumen ke dalam persyaratan teknis bagaimana cara organisasi agar dapat memenuhi persyaratan tersebut.
39
Langkah-langkah dalam penyusunan matriks HOQ adalah sebagai berikut (Besterfield, et al., 1999) : 1.
Mendaftarkan Persyaratan konsumen (What) Pada penyusunan matriks HOQ langkah pertama dimulai dari penyusunan persyaratan konsumen. Daftar ini sering disebut “apa” yang dibutuhkan oleh konsumen terhadap suatu produk. Persyaratan konsumen atau Voice Of Customer (VOC) adalah daftar atribut yang dinilai penting oleh konsumen. Atribut-atribut tersebut merupakan nilai lebih yang diinginkan konsumen dari suatu produk. Penggalian VOC diawali dengan wawancara dengan pakar anggrek. Hasil dari wawancara dengan pakar anggrek diperoleh sejumlah daftar atribut produk yang dibutuhkan sesuai keinginan konsumen, selanjutnya berdasarkan dari daftar keinginan konsumen dilakukan survei pasar untuk menguji validitas dan reliabilitas data. Data yang telah diperoleh disusun kedalam daftar persyaratan konsumen yang dituangkan kedalam kuesioner. Hasil dari pengolahan kuesioner memberikan petunjuk penentuan VOC.
2.
Mendaftarkan Persyaratan Teknik (How) Matriks how merupakan jawaban atau respon yang diberikan oleh pemulia atas permintaan matriks what. Persyaratan teknik disusun berdasarkan wawancara yang dilakukan secara focus group discusion (FGD) dengan pihak pemulia dengan mengacu kepada standar mutu anggrek Dendrobium bunga potong (SNI). Untuk pengembangan persyaratan teknik lainnya, beberapa persyaratan teknik diperoleh dari mengidentifikasi produk sejenis dari perusahaan kompetitor.
3.
Mengembangkan matriks hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik. Langkah selanjutnya adalah membandingkan persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik, dan menentukan hubungannya masing-masing. Matriks hubungan digunakan untuk menunjukkan dengan grafik derajat pengaruh antara setiap persyaratan teknik dan persyaratan konsumen. Untuk menunjukkan derajat hubungan yang terjadi antara persayaratan konsumen dengan persyaratan teknik. digunakan simbol :
40
= Sebuah segitiga menunjukkan hubungan yang kuat, bernilai 9 = Sebuah lingkaran kosong menunjukkan sebuah hubungan medium, bernilai 3. = Sebuah lingkaran penuh menunjukkan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1. = Sebuah kotak dibiarkan kosong menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0. Setelah matriks hubungan lengkap, dilakukan evaluasi terhadap baris dan kolom kosong. Sebuah baris kosong mengindikasikan bahwa sebuah persyaratan konsumen tidak dituju oleh persyaratan teknik. Oleh karena itu, harapan konsumen tidak terpenuhi. Persyaratan teknik tambahan harus dipertimbangkan untuk memuaskan persyaratan konsumen tersebut. Sebuah kolom kosong mengindikasikan bahwa sebuah persyaratan konsumen teknik tidak mempengaruhi setiap konsumen dan setelah dilakukan penyelidikan secara hati-hati mungkin dihilangkan dari HOQ. 4.
Mengembangkan matriks hubungan antar persyaratan teknik Matriks hubungan antar persyaratan teknik disusun untuk mengidentifikasi antar
persyaratan
teknik
yang
saling
mendukung
dan
saling
bertentangandengan persyaratan taknik yang lain. Untuk menunjukkan hubungan yang terjadi antar persyaratan teknik digunakan simbol sebagai berikut :
: Hubungan positif kuat, bernilai (+9)
: Hubungan positif lemah, bernilai (+3)
X
: Hubungan negatif lemah, bernilai (-3)
XX : Hubungan negatif kuat, bernilai (-9) 5.
: Menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai (0)
Penilaian Kompetitif Penilaian kompetitif merupakan tabel bobot (atau grafik) yang melukiskan penilaian produk kompetitor. Tabel penilaian kompetitif dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu penilaian kompetitif konsumen dan penilaian kompetitif teknik. Penilaian kompetitif konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan konsumen dalam HOQ di sisi kanan
41
matriks hubungan. Sedangkan penilaian kompetitif teknik membuat sebuah blok baris berhubungan dengan setiap persyaratan teknik dalam HOQ dibawah matriks hubungan. Untuk penilaian kompetitif konsumen dan kompetitif teknik digunakan skala Likert Lima tingkat dengan bobot sebagai berikut : 1 = Sangat Tidak Baik
4 = Baik
2 = Tidak Baik
5 = Sangat Baik
3 = Cukup Baik 6.
Mengembangkan Prioritas Persyaratan Konsumen Prioritas persyaratan konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan konsumen dalam HOQ di sisi kanan penilaian kompetitif konsumen. Prioritas persyaratan konsumen ini terdiri dari kolom untuk kepentingan bagi konsumen, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, point penjualan dan bobot absolut. Setiap persyaratan konsumen diberi rating berdasarkan tingkat kepentingannya oleh konsumen. Rating kepentingan berguna untuk memprioritaskan usaha dan membuat keputusan trade-off. Untuk menyusun kolom kepentingan konsumen digunakan skala Likert lima tingkat, yaitu: 1 = Sangat Tidak Penting
4 = Penting
2 = Tidak Penting
5 = Sangat Penting
3 = Cukup Penting Nilai sasaran ditentukan dengan mengevaluasi penilaian dari setiap persyaratan konsumen dan membuat penilaian baru, atau untuk memutuskan apakah mereka ingin mempertahankan produk mereka agar tidak berubah, memperbaiki produk atau membuat produk mereka lebih baik dari kompetitor. Nilai sasaran menggunakan skala Likert lima tingkat, yaitu : 1 = Sangat Mudah
4 = Sulit
2 = Mudah
5 = Sangat Sulit
3 = Cukup Sulit Faktor skala kenaikan merupakan rasio antara nilai sasaran dengan rating produk dalam penilaian kompetitif konsumen. Semakin tinggi nilainya semakin banyak usaha yang harus dilakukan untuk pengembangan produk.
42
Point penjualan menunjukkan seberapa baik persyaratan konsumen akan menjual. Nilai yang digunakan untuk point penjualan yaitu : 1,0 = Tidak menolong dalam penjualan produk 1,2 = cukup menolong dalam penjualan produk 1,5 = Menolong dalam penjualan produk Bobot absolut diperoleh dari hasil perkalian antara kepentingan bagi konsumen, faktor skala kenaikan dan poin penjualan untuk setiap persyaratan konsumen. Semua bobot absolut dijumlahkan, kemudian dihitung persentase rangking untuk setiap persyaratan konsumen. 7.
Mengembangkan Prioritas Persyaratan Teknik Prioritas persyaratan teknik membuat blok baris berhubungan untuk setiap persyaratan teknik dalam HOQ dibawah penilaian kompetitif teknik. Prioritas persyaratan teknik terdiri atas derajat kesulitan teknik, nilai sasaran serta bobot absolut relatif. Derajat kesulitan membantu mengevaluasi kemampuan untuk mengimplementasikan setiap persyaratan teknis yang ditunjukkan dalam baris.pertama dari prioritas teknik. Derajat kesulitan dibuat dengan menggunakan lima skala Likert yaitu : 1 = Sangat Sulit
4 = Mudah
2 = Sulit
5 = Sangat Mudah
3 = Cukup Mudah Nilai sasaran persyaratan teknik ditentukan oleh tim QFD pengembangan produk dan dimasukkan di bawah derajat kesulitan teknis. Hal ini merupakan ukuran obyektif yang mendefinisikan nilai yang harus diperoleh untuk mencapai persyaratan teknik. Untuk menentukan nilai sasaran persyaratan teknik digunakan skala Likert lima tingkat, yaitu : 1 = Sangat Tidak Baik
4 = Baik
2 = Tidak Baik
5 = Sangat Baik
3 = Cukup Baik Dua baris terakhir dari prioritas persyaratan teknik adalah bobot absolut dan bobot relatif. Bobot absolut untuk persyaratan teknik ditentukan dengan mengalikan nilai simbol pada matriks hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik, dengan kepentingan konsumen untuk setiap
43
persyaratan konsumen, kemudian dijumlahkan. Untuk bobot absolut persyaratan teknik ke-j digunakan rumus :
Dimana : aj Rij Ci m n
= vektor baris dari bobot absolut untuk persyaratan teknik (j=1,…m) = bobot yang ditunjukkan oleh matriks hubungan (i=1,…,n,j=1,…,m) = vektor kolom dari kepentingan bagi konsumen untuk persyaratan konsumen (i=1,…,n) = nomor persyaratan teknik = nomor persyaratan konsumen
Dengan cara yang sama, bobot relatif untuk persyaratan teknik ke-j diberikan dengan mengganti derajat kepentingan untuk persyaratan konsumen dengan bobot absolut untuk persyaratan konsumen, yaitu :
Dimana : bj di
= vektor baris dari bobot relatif untuk persyaratn teknik (j=1,…m) = vektor kolom dari bobot absolut untuk persyaratan konsumen (i=1,…,n)
Rating absolut dan relative yang lebih tinggi mengidentifikasi area dimana usaha teknik butuh untuk dikonsentrasikan. Perbedaan utama antara kedua bobot ini adalah bobot relatif juga mencakup informasi faktor skala kenaikan dan poin penjualan. Bobot ini menunjukan dampak dari karakteristik teknis pada persyaratan konsumen. Sejalan dengan derajat kesulitan teknis, keputusan dapat dibuat dengan memperhatikan dimana mengalokasikan sumber daya untuk perbaikan kualitas. Secara ringkas langkah penyusunan HOQ dapat dilihat pada Tabel 5.
44
Tabel 5.
Penyusunan Matriks HOQ Pengembangan Varietas Baru Anggrek Dendrobium Bunga Potong Varietas Baru
Matriks Terdiri dari: A Syarat Konsumen (What), merupakan input HOQ B a. Bobot kepentingan kebutuhan konsumen. b. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa. c. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa sejenis dari perusahaan pesaing C
D
Cara Memperoleh Survei Pasar
Membandingkan antara produk yang akan dikembangkan dengan produk pesaing, meliputi kepentingan konsumen, nilai sasaran konsumen, faktor skala kenaikan, poin penjualan, bobot absolut, prioritas persyaratan konsumen Persyaratan teknis-persyaratan Interview dengan teknis terhadap VB yang akan produsen/tim pengembang dikembangkan (How) Kekuatan hubungan antara Menjelaskan hubungan antara matriks A dan matriks C what dengan how, digambarkan dengan simbol kuat, cukup, dan lemah
E
Korelasi antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan teknis yang lain (matriks C)
F
a. Urutan tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis. b. Informasi untuk membandingkan kinerja teknis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan terhadap kinerja produk pesaing. c. Target kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang baru dikembangkan.
Menjelaskan hubungan antar persyaratan teknis, digambarkan dengan simbol positip, negatip, dan 0 Analisis terhadap persyaratan teknis, meliputi: penilaian kompetitif teknik produk yang akan dikembangkan terhadap produk pesaing, derajat kesulitan, nilai sasaran teknik, bobot absolut, prioritas bobot absolut, bobot relatif, prioritas bobot relatif