IV. METODE PENELITIAN 4.1.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sentra produksi tahu yang terletak di Desa
Kalisari, Kecamatan Cilongok, Purwokerto1. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja karena lokasi tersebut merupakan industri tahu yang berada di sekitar wilayah perairan. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2011. 4.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder dan data primer. Data
primer yang diperoleh melalui kuesioner yang mengambil responden yaitu para pengrajin tahu di Desa Kalisari dan wawancara langsung dengan pihak aparat desa sebanyak lima orang, pengrajin keripik ampas tahu sebanyak tiga orang, ketua gapoktan Desa Kalisari, kepala Desa Kalisari dan staf Kementrian Riset dan Teknologi sebanyak satu orang. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data mengenai lokasi sentra produksi tahu, jumlah limbah yang dihasilkan, kandungan beban pencemar yang terdapat dalam limbah cair tahu dan biaya pengolahan limbah menjadi biogas. 4.3.
Metode dan Pengambilan Data Metode pengambilan contoh atau metode penentuan responden tidak
dilakukan secara acak, malainkan dilakukan dengan cara non probability sampling yaitu jenis purposive sampling, dimana pengambilan sampel ini dilakukan tidak 1 http:/hendrik-perdana.web.id/index.php/artikel/umum/242-biogas-dari-limbah-tahu. Diakses tanggal 26 Desember 2010.
secara acak melainkan dengan pertimbangan tertentu dan secara sengaja yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Pengrajin yang menjadi responden yaitu pengrajin yang sudah melakukan internalisasi biaya eksternal sebanyak 26 responden, pengrajin yang belum melakukan pengolahan limbah cair tahu sebanyak 30 responden, dan pengrajin yang melakukan penjualan ampas tahu sebanyak 60 responden 4.4.
Metode dan Prosedur Analisis Analisis data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis
kualitatif digunakan untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi para pengrajin tahu,dan deskripsi profil industri tahu di Desa Kalisari. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengestimasi biaya produksi sebelum dan sesudah internalisasi biaya eksternal, mengestimasi biaya eksternal, dan mengestimasi nilai ekonomi manfaat biaya eksternal. Metode change in productivity, biaya kesehatan, dan replacement cost untuk mengestimasi biaya eksternal. Metode harga pasar untuk mengestimasi manfaat ekonomi yang diperoleh dari adanya internalisasi, metode biaya produksi untuk mengestimasi besaran biaya produksi sebelum dan sesudah adanya internalisasi biaya eksternal, dan metode CVM untuk mengestimasi nilai yang bersedia dibayarkan untuk berpartisipasi dalam pengolahan limbah cair. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibuat matriks metode penelitian sebagai berikut.
36
Tabel 2. Matriks Metode Penelitian Tujuan penelitian
Jenis dan Sumber Data
Data primer, didapat dari pengrajin tahu, aparat desa, dan staf kemenristek Data sekunder, didapat dari buku, artikel, jurnal dan sumber-sumber yang relevan Mengestimasi biaya Data primer, produksi pada didapat dari industri tahu pengrajin tahu sebelum dan yang sudah sesudah melakukan internalisasi internalisasi biaya eksternal pada struktur biaya produksinya Mengestimasi biaya Data primer, eksternal didapat dari aparat desa, puskesmas, dan ketua gapoktan, Mendeskripsikan profil industri tahu
Mengestimasi total nilai ekonomi manfaat internalisasi biaya eksternal
Data primer, didapat dari kepala desa, pengrajin tahu, pengrajin keripik ampas tahu
Mengestimasi nilai WTP pengrajin tahu untuk membayar iuran pengolahan limbah cair tahu
Data primer, didapat dari pengrajin tahu
Metode Pengumpulan Data Wawancara dengan pengrajin tahu, aparat desa, dan staf kemenristek
Metode Analisis Data Analisis deskriptif
Kuesioner dengan 26 responden
Metode biaya produksi
Wawancara dengan dokter di polides Desa Kalisari, ketua gapoktan Desa Kalisari, dan aparat Desa Kalisari Wawancara dengan kepala Desa Kalisari Wawancara dengan tiga orang pengrajin keripik ampas tahu Kuesioner dengan 60 responden Kuesioner dengan 30 responden
Metode change in productivity approach Metode Biaya Pengganti Metode biaya pengobatan Metode pendekatan harga pasar Metode biaya produksi
Metode Contingent Valuation Method
37
4.4.1. Deskripsi Profil industri Tahu Deskripsi profil industri tahu dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis ini dugunakan untuk mendeskripsikan profil industri tahu ditinjau dari aspek proses pembuatan tahu, produk lain dari tahu, jenis limbah tahu, dampak limbah tahu, serta teknologi yang digunakan untuk mengolah limbah tahu. 4.4.2. Estimasi Biaya Produksi Tahu Sebelum dan Sesudah Internalisasi Biaya Eksternal Estimasi biaya produksi tahu sebelum dan sesudah internalisasi biaya eksternal dilakukan dengan menggunakan metode biaya produksi, yaitu mencari nilai dari biaya tetap, biaya variabel, dan biaya produksi total untuk melihat persentase perubahan biaya produksi apabila pengrajin tahu menginternalisasikan biaya
eksternal
ke
dalam
struktur
biaya
produksi.
Biaya
eksternal
diinternalisasikan ke dalam struktur biaya produksi dengan cara memasukkan komponen iuran untuk perawatan IPAL ke dalam biaya tetap setiap bulan. Menurut Case and Fair (2003), biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus : TCsebelum internalisasi = FC + VC TCsetelah internalisasi = FC + VC + k Dimana: TC
= Total Cost (biaya total)
FC
= Fixed Cost (biaya tetap)
VC
= Variable Cost (biaya variabel)
k
= biaya eksternal
38
Biaya produksi yang dihitung merupakan biaya produksi rata-rata yang didapat dari beberapa pengrajin berdasarkan skala usaha tertentu. Skala usaha dilihat berdasarkan jumlah kedelai yang digunakan untuk memproduksi tahu. 4.4.3. Estimasi Biaya Eksternal sebagai Dampak Pembuangan Limbah Industri Tahu Biaya eksternal yang diestimasi dalam penelitian ini yaitu biaya eksternal yang muncul akibat pembuangan limbah cair tahu diantaranya biaya kesehatan, biaya kerugian akibat penurunan produktivitas pertanian, dan biaya untuk perbaikan kesuburan lahan dengan cara penambahan jenis pupuk tertentu yaitu pupuk dolomit. Biaya kesehatan dihitung dengan pendekatan: Total Biaya Kesehatan = C x n Dimana: C
= biaya pengobatan ke puskesmas per polides (Rp/orang)
n
= masyarakat yang tinggal di sekitar sungai yang tercemar (orang) Metode perhitungan biaya eksternal seperti kerugian petani akibat
penurunan produktivitas pertanian dalam hal ini padi dan biaya perbaikan kualitas lahan adalah metode change in productivity approach atau perubahan produktivitas dan replacement cost untuk melihat perubahan pendapatan akibat dampak dari pencemaran limbah tahu. Rumus yang digunakan yaitu: ΔI = I1 – I2 Dimana: ΔI = selisih pendapatan sebelum dan sesudah pencemaran (Rp) I1
= pendapatan sebelum pencemaran (Rp)
I2
= pendapatan setelah pencemaran (Rp)
39
Biaya perbaikan kualitas lahan dapat diestimasi dengan menggunakan rumus: Biaya perbaikan kualitas lahan = L x Pp x Qp Dimana: L
= Luas lahan yang terkena limbah (ha)
Pp
= Harga pupuk (Rp)
Qp
= Jumlah pupuk (kg)
4.4.4. Estimasi Total Nilai Ekonomi Manfaat Internalisasi Biaya Eksternal Nilai ekonomi yang didapat dari adanya internalisasi biaya eksternal berupa nilai penghematan bahan bakar seperti elpiji dan kayu bakar akibat adanya energi alternatif yang dihasilkan dari pengolahan limbah cair tahu yaitu biogas, penerimaan tambahan dari penjualan keripik ampas tahu dari hasil pengolahan limbah padat tahu, penerimaan tambahan dari penjualan ampas tahu untuk digunakan sebagai pakan ternak, dan penerimaan tambahan dari penjualan cacing yang hidup di selokan tempat pembuangan limbah cair untuk pakan lele dumbo. Metode yang digunakan untuk menghitung nilai penghematan bahan bakar adalah metode perubahan pendapatan, dengan pendekatan : ΔI = I1 – I2 Dimana: ΔI = jumlah elpiji yang dihemat (Rp) I1
= jumlah elpiji yang digunakan sebelum menggunakan biogas (Rp)
I2
= jumlah elpiji yang digunakan setelah menggunakan biogas (Rp) Penerimaan tambahan dari penjualan ampas tahu untuk pakan ternak dan
untuk bahan baku keripik ampas tahu dilakukan dengan metode biaya produksi dengan mencari keuntungan tambahan dari penjualan produk tersebut. Nilai
40
tambah cacing rambut dihitung dengan menggunakan metode harga pasar dengan melihat harga pasar dari cacing rambut tersebut apabila dijual untuk pakan lele dumbo dengan dengan rumus: R=nxpxq Dimana: R
= penerimaan cacing rambut
n
= jumlah cacing rambut yang diambil
p
= harga cacing rambut di pasar
q
= jumlah cacing yang diambil
4.4.5. Estimasi Nilai WTP Pengrajin Tahu untuk Membayar Iuran Pengolahan Limbah Tahu Nilai WTP pengrajin tahu diestimasi dengan menggunakan metode Contingent Valuation Method. Estimasi nilai WTP ini dilakukan pada pengrajin tahu yang masih belum mengolah limbah cair yang mereka hasilkan. Prosedur metode CVM yang dilakukan meliputi 1.
Membuat pasar hipotetik Pasar hipotetik yang dibentuk berdasarkan atas dampak negatif yang dirasakan akibat pembuangan limbah cair secara langsung oleh pengrajin tahu ke sungai dan selokan. Dalam upaya untuk mengurangi dampak negatif limbah cair tahu pemerintah berencana untuk membangun pengolahan limbah cair menjadi biogas. Selain itu biogas yang diproduksi dari pengolahan limbah ini juga dapat memberikan manfaat berupa energi alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga seperti minyak tanah atau kayu bakar. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari para pengrajin tahu dalam upaya pengurangan
41
dampak negatif dari limbah cair tersebut dengan cara membayar iuran perawatan pengolahan limbah menjadi biogas. Responden yang menjadi objek dalam mengukur WTP ini yaitu para pengrajin tahu yang belum melakukan pengolahan limbah cair. Selanjutnya, pasar hipotetik yang dibentuk adalah sebagai berikut : Pasar Hipotetik Pemerintah berencana untuk membangun suatu pengolahan limbah yaitu pengolahan limbah menjadi biogas. Bahan baku biogas ini adalah limbah cair tahu yang dihasilkan dari proses produksi tahu. Pembangunan instalasi pengolahan limbah menjadi biogas sangat bermanfaat untuk lingkungan karena dapat mengurangi jumlah limbah cair yang dibuang ke sungai serta dapat menghasilkan bahan bakar alternatif berupa gas yang dihasilkan dari pengolahan limbah tersebut. Gas tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti elpiji dan dapat menghemat penggunaan kayu bakar dalam proses produksi. Oleh karena itu pemerintah sangat membutuhkan partisipasi dari masyarakat sekitar untuk pembangunan pengolahan limbah cair menjadi biogas
2.
Mendapatkan penawaran besaran WTP Dalam memperkirakan nilai awalan WTP terlebih dahulu dilakukan survey terhadap besarnya iuran biogas pada pengrajin yang sudah melakukan pembayaran iuran perawatan pengolahan limbah menjadi biogas yang sudah dilakukan di beberapa tempat. Kemudian setelah nilai WTP pertama didapat, ditawarkan nilai yang lebih besar dari nilai yang diberikan sebelumnya. Nilai WTP didapat setelah proses tawar menawar selesai.
3.
Memperkirakan nilai rata-rata WTP Dugaan rataan WTP dihitung dengan rumus : EWTP = ∑
.
42
Dimana: EWTP = dugaan nilai rataan WTP (Rp)
4.
Wi
= batas bawah WTP pada kelas ke-i
Pfi
= frekuensi relatif kelas ke-i
n
= jumlah responden
i
= sampel (1, 2, 3, …, n)
Menjumlahkan data TWTP = ∑
( )P
Dimana: TWTP = total WTP WTPi = WTP individu sampel ke-i ni
= jumlah sampel ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP
N
= jumlah sampel
P
= jumlah populasi
43