IV. KONFIGURASI MODEL
A. DIAGRAM ALIRAN DATA (DATA FLOW DIAGRAM/DFD) Metode yang digunakan dalam memodelkan program aplikasi SidiKuu adalah menggunakan diagram aliran data. Diagram aliran data memperlihatkan hubungan fungsional dari nilai yang dihitung oleh sistem termasuk nilai masukan, nilai keluaran, serta tempat penyimpanan internal. Diagram aliran data adalah gambaran grafis yang memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam objek kemudian melewati suatu proses yang mentransformasinya ke tujuan yang lain. Diagram aliran data tidak memperlihatkan hubungan proses yang terjadi dalam selang waktu (interval) tertentu dan tidak memperlihatkan pengorganisasian nilai-nilai dalam suatu objek (Nugroho, 2002). Menurut Nugroho (2002) diagram aliran data terdiri dari empat usur, yaitu proses, aliran data, entitas, dan data store. Proses adalah sesuatu yang melakukan transformasi terhadap data. Aliran data berguna untuk menghubungkan keluaran dari suatu objek atau proses yang terjadi pada suatu masukan. Entitas adalah objek aktif yang mengendalikan aliran data dengan memproduksi serta mengkonsumsi data. Data store adalah objek pasif dalam diagram aliran data yang menyimpan data untuk penggunaan lebih lanjut. Diagram aliran data pada program aplikasi Sidi-Kuu diperinci dalam diagram aliran data level 0, level 1, dan level 2. Diagram aliran data pada program aplikasi Sidi-Kuu dapat dilihat pada Gambar 6, Gambar 7, dan Gambar 8.
34
Gambar 6. Diagram aliran data level 0 (context diagram)
Keterangan : : Entitas
: Proses
: Aliran data
: Data store
35
Gambar 7. Diagram aliran data level 1
36
Gambar 8. Diagram aliran data level 2
37
Diagram aliran data level 0 menggambarkan keseluruhan sistem dengan satu proses berikut dengan sumber dan tujuan data secara jelas. Diagram aliran data level 1 menggambarkan secara ringkas tentang prosesproses dan aliran data hingga menjadi informasi yang dapat digunakan oleh pengguna. Pemodelan program aplikasi Sidi-Kuu terdiri dari tiga proses utama yaitu pengumpulan data, penyortiran dan seleksi data, serta pengolahan data. Digram aliran data level 2 menjelaskan tentang proses-proses yang terjadi dalam proses penyortiran dan seleksi data, dan pada proses pengolahan data. Proses penyortiran dan seleksi data dibagi menjadi enam proses, yaitu proses penyortiran, proses seleksi data impor-ekspor benang sutera mentah, proses seleksi data lokasi alternatif, proses seleksi data finansial, proses seleksi data pakar, dan proses seleksi data pustaka. Proses pengolahan data dilakukan setelah keseluruhan proses penyortiran dan seleksi data selesai dilakukan. Proses pengolahan data ini dibagi menjadi tujuh proses, yaitu proses pemanggilan data, proses penilaian masing-masing lokasi alternatif, proses perhitungan net impor, proses perhitungan parameter kelayakan investasi, proses pemilihan lokasi alternatif, proses analisis prakiraan permintaan, proses analisis kelayakan finansial.
B. DIAGRAM
HUBUNGAN
ENTITAS
(ENTITY
RELATIONSHIP
DIAGRAM/ERD) Menurut
Fathansyah (2004) model entity relationship berisi
komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masingmasing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari ‘dunia nyata’ yang ditinjau, dan dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD untuk program aplikasi Sidi-Kuu dapat dilihat pada Gambar 9. Keterangan mengenai notasi kardinalitas dari ERD dapat dilihat pada Tabel 3.
38
Gambar 9. ERD pada program aplikasi Sidi-Kuu
39
Tabel 3. Notasi kardinalitas pada ERD Cardinality Interpretation Exactly one
Minimum Instances 1
Maximum Instances 1
Zero or one
0
1
One or more
1
Many (>1)
Zero, one, or more
0
Many (>1)
More than one
>1
>1
Graphic Notation
Sumber : Whitten et al. (2001)
Data net impor benang sutera mentah merupakan data yang dengan didapatkan dengan cara mencari selisih antara data impor dan ekspor benang sutera mentah pada periode waktu tertentu. Nilai net impor yang didapatkan selanjutnya akan digunakan untuk memprakirakan nilai net impor pada periode berikutnya. Nilai net impor yang diprakirakan tersebut merupakan gambaran permintaan produk benang sutera mentah pada pasar domestik (dalam negeri). Lokasi yang akan dijadikan alternatif untuk pendirian budidaya dan agroindustri sutera alam dinilai berdasarkan kriteria penilaian dari masingmasing lokasi tersebut, dan dilakukan pembobotan terhadap masing-masing kriteria yang digunakan untuk menilai lokasi alternatif tersebut. Pembobotan terhadap masing-masing kriteria dilakukan oleh pakar. Pada analisis kelayakan finansial budidaya dan agroindustri sutera alam, proyeksi rugi laba yang disusun diperoleh dari nilai asumsi, biaya tetap, biaya variabel, dan dana investasi. Dari proyeksi rugi laba ini selanjutnya akan
dilakukan
perhitungan
beberapa
parameter
kelayakan
untuk
menganalisis apakah kegiatan budidaya ulat sutera dan agroindustri benang sutera mentah layak untuk dijalankan atau dilaksanakan.
40
C. DIAGRAM ALIR PEMODELAN Model-model
yang
telah
diformulasikan
selanjutnya
ditransformasikan ke dalam bentuk-bentuk program aplikasi komputer. Perincian diagram alir untuk masing-masing model yang terdapat pada program aplikasi Sidi-Kuu dapat dilihat pada Gambar 10 sampai Gambar 13.
Mulai Input : - Data impor benang sutera mentah per bulan - Data ekspor benang sutera mentah per bulan - Inisiasi peramalan yang meliputi periode peramalan, parameter MA, nilai alpha, nilai beta
Penentuan prakiraan permintaan berdasarkan net impor per bulan dengan menggunakan lima metode time series yaitu: · Moving Average (MA) · Double Moving Average (DMA) · Single Exponential Smoothing (SES) · Brown’s Method · Holt’s Method
Output : Hasil prakiraan permintaan benang sutera mentah berdasarkan nilai net impornya
Selesai Gambar 10. Diagram alir deskriptif model prakiraan permintaan benang sutera mentah
41
Mulai
Input : Data Lokasi Alternatif yang terdiri dari · Nama Lokasi · Penilaian Kriteria Alternatif · Bobot Kriteria
Penentuan lokasi alternatif budidaya ulat sutera dan agroindustri sutera alam yang menghasilkan produk benang sutera mentah dengan menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE)
Output : Prioritas lokasi budidaya ulat sutera dan agroindsutri sutera alam
Selesai
Gambar 11. Diagram alir deskriptif model pemilihan lokasi alternatif budidaya dan agroindustri sutera alam
42
Mulai
Input : Data Finansial Agroindustri Sutera Alam pada Perusahaan Inti · Luas lahan · Kapasitas produksi benang · Data asumsi · Dana investasi · Biaya operasional
· · · · · ·
Analisis kelayakan finansial dengan perhitungan nilai Keuntungan Bersih Net Present Value (NPV) Profitability Index (PI) Payback Period (PBP) Break Even Ponit (BEP) Return On Investment (ROI)
Output : Kelayakan finansial agroindustri sutera alam perusahaan inti
Selesai
Gambar 12. Diagram alir deskriptif model analisis finansial budidaya dan agroindustri sutera alam pada perusahaan inti
43
Mulai
Input : Data Finansial Budidaya Ulat Sutera pada Kelompok Plasma · Luas lahan · Data asumsi · Dana investasi · Biaya operasional
· · · · · ·
Analisis kelayakan finansial dengan perhitungan nilai Keuntungan Bersih Net Present Value (NPV) Profitability Index (PI) Payback Period (PBP) Break Even Ponit (BEP) Return On Investment (ROI)
Output : Kelayakan finansial budidaya ulat sutera pada kelompok plasma
Selesai
Gambar 13. Diagram alir deskriptif model analisis finansial budidaya dan agroindustri sutera alam pada kelompok plasma
44