BAB IV INSTALASI DAN KONFIGURASI BROADBAND WIRELESS ACCESS 10.5 GHZ SIEMENS
4.1 Deskripsi Kerja
Workstation
Router
Workstation
Antena BWA
Antena BWA
Router
Digital Data Network Modem
Modem CT BWA
CT BWA
Gambar 4.1 Konfigurasi BWA Broadband Wireless Access (BWA) adalah sebuah akses nirkabel yang dirancang sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Tentunya ada perangkat yang bekerja sebagai remote station dan sebagai base station. Remote secara bahasa berarti kendali jarak jauh. BWA sebagai remote diartikan sebuah node client yang dikendalikan dari jarak jauh oleh antena base station. Node di sini berupa antena BWA (TS-RFU), modem TS-1300 Siemens, dan sebuah router. Disini yang akan dilakukan adalah instalasi dan konfigurasi BWA 10,5 GHz Siemens pada sisi remote station. Berikut ini merupakan daftar perangkat dan bahan yang diperlukan 1.
Monopole (tinggi disesuaikan dengan kondisi di lokasi)
2.
Antenna BWA 10,5 GHz Siemens (TS-RFU)
3.
Modem TS-1300 Siemens (TS-BU)
4.
Coaxial Cable LMR-400
5.
Connection Kit
6.
Console Cable dan UTP Cable
7.
PC/Laptop dengan software Hyper Terminal
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2 Instalasi Pada tahap instalasi hal-hal yang harus diperhatikan adalah persiapan perangkat dan peralatan yang akan digunakan. Adapun tahap pertama yang dilakukan adalah instalasi. 4.2.1 Survei Lokasi Tahap ini dilakukan untuk mencari posisi bisa atau tidaknya BWA diinstal di pelanggan. Adapun tahapan-tahapan survei lokasi adalah sebagai berikut 1. Menentukan Posisi Site Menentukan posisi site dimana BWA akan diinstal sangat perlu diperhatikan. Hal ini diperlukan untuk mencari posisi CT terdekat dengan site pelanggan. 2. Mencari Posisi Central (CT) Untuk menentukan posisi sentral terdekat maka kita gunakan GPS. Setelah itu gunakan kompas untuk mencari tahu site atau lokasi tersebut termasuk ke sektor apa.
Gambar 4.2 Mencari Sektor dari Sentral Biasanya tiap base station (BS) terdiri dari 4 – 6 sektor. Masing – masing sektor memiliki cakupan 45 derajat, 60 derajat, 90 derajat.
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.3 Sektor Base Station 3. Memperhatikan Kondisi Medan Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan survei adalah memerhatikan kondisi medan,di antaranya sebagai berikut a. Kondisi medan Survey kondisi medan dilakukan untuk melihat keadaan di sekitar lokasi, terutama untuk menentukan posisi antenna diinstal. Perlu diperhatikan posisi penginstalan antena agar memudahkan pada saat proses maintenance dan troubleshooting. b. Kondisi Line of Sight (LOS) Kondisi line of sight (LOS) sangat perlu diperhatikan pada saat pemasangan antena. Hal ini berkaitan dengan BWA Siemens yang proses pemancaran sinyalnya harus dalam keadaan LOS tanpa ada yang menghalangi (obstacle), contohnya gedung, pohon, mall. 4.2.2 Simulasi Tahap simulasi adalah tahap uji coba yang menentukan apakah lokasi tersebut memungkinkan untuk dilakukan penginstalan jaringan BWA atau tidak. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut 1. Tentukan base station terdekat dengan lokasi pelanggan (minimal 3 km) dan tidak terhalang apa pun, seperti gedung, dan pohon yang disebut line of sight (LOS). 2. Tentukan sektor yang akan digunakan setelah mengetahui base station terdekat dengan site. 3. Set polarisasi antena sesuai dengan polarisasi sektor base transceiver station (BTS)
yang digunakan, apakah vertikal atau horizontal. 49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Pasang antena pada tripod atau tiang kemudian sambungkan pada modem dengan menggunakan kabel simualasi. 5. Setting parameter yang sesuai pada modem 6. Hubungi dispatcher untuk menanyakan frekuensi span dan TS ID. 7. Arahkan antena BWA ke CT yang dituju sampai mendapatkan SNR terbaik. SNR yang direkomendasikan > 25. 4.2.3 Persiapan Instalasi Setelah selesai melakukan survei lokasi dan simulasi, pemasangan broadband wireless access selanjutnya adalah instalasi. Sebelum melakukan instalasi Broadband Wireless Access 10.5 GHz Siemens dilakukan persiapan diantaranya sebagai berikut 1. Menentukan Mounting. Jenis mounting disesuaikan dengan kondisi lokasi apakah akan menggunakan mounting dengan pole bracket atau mounting dengan wall bracket. 2. Kabel dan Konektor. Kabel yang digunakan untuk instalasi outdoor unit (ODU) adalah kabel coaxial LMR – 400. Sedangkan konektor yang digunakan adalah konektor type NMale. 3. Modem dan Antena broadband wireless access 10.5 GHz Siemens. 4. Catu daya, sarana penunjang (Sarpen) dan grounding. 5. Peralatan yang dibutuhkan dalam instalasi : toolkit, crimping tool, splicing tape, dan tie Rape. 4.2.4 Instalasi Oudoor Unit Setelah tahap survei selesai dilakukan dan semua yang didapat hasilnya maksimal, lalu lanjutkan ke proses selanjutnya, yaitu tahap instalasi. Tahap instalasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu outdoor unit (ODU) dan indoor unit (IDU). Ada beberapa tahap dalam instalasi outdoor unit (ODU) yaitu
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. Penempatan monopole. Berikut contoh penempatan monopole yang tidak memenuhi standar
Gambar 4.4 Unstable Pole dan Surface
Gambar 4.5 Antena terhalang Obstacle
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk pemasangan mounting atau monopole dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut 1. Pasang mounting di lokasi antena sebagaimana tertulis pada laporan survei lapangan. 2. Periksa seluruh proses pemasangan mounting, apakah sudah sesuai dengan standar yang di tentukan (mounting harus kokoh, tidak goyang agar memudahkan pada saat maintenance). c. Cek ketinggian mounting dengan lokasi sekitarnya, di harapkan pancaran dari base stasion ke remote tidak terhalang. d. Apabila menggunakan spesial mounting, periksa kelayakan mounting baik di sisi teknis maupun di sisi keamanannya. e. Berikut contoh penempatan monopole yang benar.
Gambar 4.6 Permukaan Monopole Stabil b. Perakitan Antena Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah merakit antena (TS-RFU). Agar antena dapat terpasang pada monopole, pasang bracket dengan benar-benar kuat agar kokoh ketika dipasang pada monopole.
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Antenna
RFU
Ground
IF (to TS ODU)
Gambar 4.7 Antena yang Terpasang pada Monopole Langkah-langkah dan hal-hal yang harus diperhatikan saat perakitan antena dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut 1. Set polarisasi antena yang akan digunakan. Vertikal atau horizontal. Untuk membedakannya dapat dilihat dari tanda panah yang ada di bagian depan antena TS-RFU. Untuk vertikal tanda panah berada di bagian bawah antena, sedangkan untuk horizontal, tanda panah berada di bagian pinggir antena.
Gambar 4.8 Tanda Polarisasi Antena 2. Sesuaikan polarisasi yang akan digunakan dengan polarisasi sentral. 3. Kencangkan baut yang mengunci bracket dengan antena untuk polarisasi.
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.9 Pemasangan Bagian Polarisasi 4. Setelah itu pasangkan bagian azimuth yang berfungsi untuk mengatur posisi antena ke kiri atau ke kanan pada saat pointing. Lalu kencangkan bautnya. 5. Pasangkan bagian elevasi, yang dapat mengatur arah antena ke atas atau ke bawah.
Gambar 4.10 Pemasangan Bagian Azimuth dan Elevasi
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Pastikan semua baut terpasang dengan baik.
. Gambar 4.11 Antena Setelah Dipasang Bracket Hal yang selanjutnya adalah memasangkan TS-RFU pada monopole. Pasangkan bracket antena pada monopole. Atur posisi tinggi dan arahnya. Kemudian kencangkan bautnya sampai kokoh. Perlu diperhatikan instalasi outdoor unit (ODU) harus kuat dan kencang karena lokasinya yang berada di tempat terbuka sehingga tidak mudah lepas. c. Instalasi Kabel, Konektor dan Arrestor Pada tahap instalasi kabel, yang perlu diperhatikan adalah persiapan kabel outdoor. Karena antena BWA Siemens ini menggunakan RFU port sebagai penghubung dengan modem, kabel yang dipergunakan adalah coaxial cable LMR-400 dan konektor yang digunakannya adalah konektor N-Male TC-400NM yang cocok untuk ukuran kabel LMR-400. Langkah-langkah dan hal-hal yang harus diperhatikan saat instalasi kabel dengan konektor dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Setelah mempersiapkan kabel, perhitungkan jarak dari antena sampai ke ruangan server.
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Diusahan pada tiap ujung kabel diberi lebih jarak sekitar 2–3 meter untuk antisipasi jika kabel sewaktu-waktu dipotong saat maintenance. 3. Panjang keseluruhan kabel tidak boleh melebihi 150 meter karena itu sudah merupakan batas maksimal dari saluran yang dapat digunakan pada BWA Siemens menggunakan LMR-400. 4. Jalur kabel dari tower hingga ke ruangan server dikencangkan dengan menggunakan tie rape.
Gambar 4.12 Tie Rape 5. Jalur menuju ruangan server biasanya melalui plafon ruangan., kabel dirapikan dengan menggunakan duct cable.
Gambar 4.13 Pemasangan Pada Duct Cable
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Setelah kabel outdoor telah terpasang dengan baik, selanjutnya adalah membuat konektor. Berikut langkah – langkah yang harus diperhatikan 1. Kupas kabel sekitar 2 – 2,5 cm hingga bagian serabut grounding terlilhat dan masukan ring konektor pada kabel terlebih dahulu. 2. Sisakan space sekitar 2 cm agar setelah dipasang konektor, kabel tetap fleksibel saat dipasangkan.
2cm
IF- Cable
Connector
Cold Shrink Gambar 4.14 Cold Shrink 3. Selanjutnya kupas bagian inner jacket sekirar 0,5 cm. 4. Pasangkan inti konektor pada bagian inner kabel yang telah dikupas dengan diberi timah dahulu pada inti konektor agar inti kabel dan konektor dapat melekat kuat. 5. Masukan shield konektor. 6. Setelah konektor terpasang, kencangkan dengan menggunakan crimping tools khusus untuk kabel coxial.
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.15 Konektor Terpasang Pada Kabel Setelah konektor dipasangkan dengan kabel, lakukan circuit test. Circuit test ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya short circuit pada line atau pada konektor. Cara untuk melakukan circuit test adalah dengan cara sebagai berikut 1. Hubungkan atau short-kan inti konektor dengan shield konektor ( grounding ) pada salah satu konektor. 2. Kemudian konektor yang lainnya lakukan tes dengan menggunakan AVO meter. Set pada buzzer.
Gambar 4.16 Circuit Test
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Lakukan tes pertama dengan menggabungkan inti konektor dengan shield konektor (short). 4. Kemudian yang kedua lakukan pengukuran dengan cara tanpa penggabungan inti konektor dengan shield konektor (non short). 5. Apabila tes pertama terdengar suara buzzer atau ohm meter bereaksi lalu pada tes kedua tidak terjadi apa-apa, berarti kondisi line bagus. 6. Apabila pada tes pertama terdengar buzzer dan tes kedua terdengar buzzer juga, line dalam keadaan short sehingga harus dilakukan pengecekan konektor kembali/bila perlu ganti konektor. 7. Jika masih terjadi short circuit, kemungkinan terjadinya short terdapat pada jalur kabel. Jika demikian, kabel harus diganti dengan yang baru. 8. Jika sudah dilakukan circuit tes, tutuplah bagian pangkal konektor dengan menggunakan splicing tape agar tidak terjadi short jika terkena air hujan.
Gambar 4.17 Splicing Tape Hal selanjutnya adalah pemasangan arrestor. Karena gelombang radio yang dapat memancing petir, pemasangan arrestor penting dilakukan untuk menjaga agar perangkat saat terkena petir tidak langsung terkena efek dari hantaran petir tersebut. Arrestor sendiri merupakan alat penangkal petir dengan cara kerjanya adalah saat petir menyambar, aliran listrik dari petir tersebut yang mengenai antenna dapat langsung dinetralisisasi ke grounding. 59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.18 Lighting Arrestor Cara pemasangan arrestor dapat dilakukan sebagai berikut 1. Potong kabel coaxial menjadi dua bagian. 2. Pasangkan konektor N-Male pada bagian yang pertama dan konektor N-Female pada bagian yang satunya lagi. 3. Pasangkan konektor N-Male pada arrestor bagian konektor N-Female dan pasangkan konektor N-Female pada bagian konektor arrestor bagian N-Male.
Gambar 4.19 Pemasangan Arrestor 4. Hubungkan bagian grounding arrestor dengan grounding gedung. Agar saat terkena petir, aliran listrik yang ada dapat dialihkan langsung ke grounding.
60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Arrestor harus dipasangkan di beberapa bagian pada kabel yang digunakan. Di antaranya pada bagian kabel sebelum antena dan kabel sebelum modem. Setelah TS-RFU dirakit dan instalasi kabel sudah selesai, lanjutkan dengan menggabungkan keduanya dengan cara menghubungkan kabel IF ke antena. Lalu arahkan ke posisi yang telah dilakukan pada saat simulasi.
Gambar 4.20 Pengaturan Antena Setelah itu pasang kabel ground, kencangkan kabel ground dan rapikan kabel IFL dan ground bagian outdoor. 4.2.5 Instalasi Indoor Unit Setelah instalasi ODU selesai, tahap selanjutnya adalah instalsi indoor unit (IDU). Berikut beberapa tahapan yang harus dilakukan 1. Penempatan terminal station basic unit (TS-BU) Untuk penempatan terminal station basic unit (TS-BU), ditempatkan pada tempat yang sesuai dan menunjang, agar fungsi dari kinerja terminal station basic unit (TS-BU) tersebut dapat terpelihara.
61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada rack mount, terminal station basic unit (TS-BU) ditambahkan part tambahan berupa side brackets yang berfungsi sebagai dudukan terminal station basic unit (TS-BU) terhadap rak.
Gambar 4.21 Pemasangan TS-BU b. Sarana penunjang (Sarpen) Perangkat BWA pada dasarnya adalah sebuah perangkat elektronika yang dapat bekerja dengan sumber daya dari listrik. Catu listrik di sini sangat penting karena sebuah perangkat elektronika yang bekerja dengan catu listrik yang baik, kinerja dari perangkat tersebut pun akan baik pula. Sebaliknya jika catu listrik yang didapat tidak bagus atau dibawah standar, hasil dari kinerja perangkat tersebut tidak akan maksimal. Adapun standar nilai catu daya yang telah ditentukan untuk sarana penunjang perangkat BWA adalah 1. Phasa – Netral
: 220 VAC
2. Phasa – Ground
: 220 VAC
3. Netral –ground
: < 2 VAC
(Grounding)
Grounding berguna untuk menjaga kestabilan dan keamanan modem serta perangkat lainnya pada saat terjadi kenaikan arus listrik. Apabila besar grounding tidak memenuhi standar, dapat ditambahkan Isolated Transformer (IT). Perangkat ini berguna untuk menstabilkan grounding yang berlebih dari Uninterruptible Power Supply (UPS).
62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3 Konfigurasi Konfigurasi merupakan proses commissioning yang dilakukan untuk menyamakan parameter-parameter yang ada di terminal station dan di base station agar perangkat yang ada di pelanggan dapat terdaftar dan terkoneksi dengan baik. Parameter-parameter tersebut selajutnya di-setting pada modem BWA. Peralatan yang digunakan untuk konfigurasi BWA adalah 1. Laptop atau PC. 2. Software hyper terminal atau putty. 3. Console Cable.
Gambar 4.22 Kabel Console 4. Kabel UTP straight.
Gambar 4.23 Kabel UTP Straight
63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk parameter-parameter yang lainnya yang tidak ada di lokasi, berupa TS-ID dan frekuensi span. Terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan dispacther karena hal-hal tersebut hanya dispachter yang dapat mengaturnya. 4.3.1 Setting Administrative Parameter Administrative parameter merupakan penamaan untuk terminal station pada BWA Siemens. Hal ini bertujuan agar akses BWA yang terinstal dapat terdaftar di Network Management Service (NMS). Pada saat pemasangan modem, sebaiknya power dimatikan terlebih dahulu agar tidak terjadi short. Lalu siapkan console BWA Siemens. Console yang dipakai adalah gabungan antara konektor DB-9 Female dan konektor RJ-45. Berikut Pin Assigmentnya Tabel 4.1 Pin Assignment Console BWA Pin Assigment BWA Siemens DB-9 Female
RJ-45
2
3
3
2
5
5
Gambar 4.24 Pin Assignment Console BWA Siemens
64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Lakukan commisioning dengan langkah-langkah sebagai berikut a. Siapkan console dan hubungkan seperti konfigurasi pada gambar.
Gambar 4.25 Konfigurasi Console b. Masuk ke program Hyper Terminal, lalu setting pada default.
Gambar 4.26 Setting Hyper Terminal c. Masukan Password : IDAN d. Tekan * untuk ke Menu Utama, akan tampil
65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.27 Tampilan Menu Utama Setelah menu utama tampil, lanjut untuk menginput TS-ID ke modem. TSID adalah sebuah penamaan untuk terminal station. Biasanya, TS-ID diberikan oleh dispatcher. Karena hanya di NMS (Network Management Service) yang dapat mengatur dan mendaftarkan TS-ID. TS-ID yang sudah dikonfigurasi pada TS-BU, kemudian akan didaftarkan oleh dispatcher di BS-BU.
66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
e. Masukan TS Costumer ID adalah dengan cara pilih 1. Konfigurasi menu
Gambar 4.28 Main Menu 2. Administrative Parameters Menu
Gambar 4.29 Tampilan Configuration Menu
67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Set TS Administrative Status, lalu disable (ini bertujuan agar pada saat TS ID di-setting di modem, sentral dapat mendeteksinya)
Gambar 4.30 Setting TS Administrative Status 4. Untuk setting administrative status dapat dilakukan dengan cara memilih option sebagai berikut:
Gambar 4.31 Tampilan Administrative Parameter Menu
68
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Set TS Costumer ID Masukan TS-ID contoh : 410180 6. Get TS Costumer ID (untuk melihat, apakah ID sudah terinput dengan benar)
Gambar 4.32 Melihat TS Administrative 4.3.2 Setting Radio Link Parameter Untuk setting parameter dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut a. Tekan * untuk kembali ke Menu Utama b. Sesuaikan Parameter Link dengan langkah pilih: 1. Configurasi menu <enter> 1. Radio Link Parameter Menu <enter>
69
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.33 Main Menu c. Akan tampil menu link parameter sebagai berikut
Gambar 4.34 Menu Radio Link Parameter 70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Parameter yang dimasukan harus disesuaikan dengan yang digunakan pada saat instalasi. Biasanya parameter yang dimasukan adalah panjang kabel, jenis kabel, gain, dan jenis antena. Pada tabel 4.3 dapat dilihat fungsi dari menu parameter yang biasa di masukan. Tabel 4.2 Fungsi dari Menu Option
Description
Fungsi
0-1
Cable Lenght
Melihat atau setting panjang kabel
2-3
Cable Type
Melihat atau setting jenis kabel yang digunakan
6-7
Cable Gain
8-9
RFU Head
Melihat atau setting jenis antenna yang diinstal
E-F
Term Station Distance
Melihat atau setting jarak ke Central
I-J
Frequency Span
Melihat atau setting Channel Freq. yang digunakan.
Melihat atau setting Gain yang digunakan
*Keterangan : Set untuk melihat dan Get untuk merubah. 4.3.3 TS Scanning Apabila semua parameter telah dimasukan, tahap selanjutnya adalah melihat scan frekuensi yang didapat. Ini bertujuan untuk melihat berapa kualitas sinyal yang didapat. Berikut option untuk melihat TS scanning a. Tekan * untuk kembali ke Menu Utama b. Pilih Menu: 2.Maintenance Menu <enter>
71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.35 Main Menu 4. Air Performance Monitoring Menu <enter>
Gambar 4.36 Maintenace Menu
72
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.Report Local Measurment <enter>
Gambar 4.37 Air Peformance Monitoring Menu Report Frequency masukan 1 <enter> Report State masukan Disable <enter>
Gambar 4.38 Tampilan Scanning Status Akan tampil SNR, CRC, Tx-Rx Level (Rekomendasi CRC=0, SNR > 25)
73
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.4 Pengujian Pengujian dilakukan setelah seluruh tahap instalasi dan konfigurasi dilaksanakan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mencoba apakah koneksi BWA yang berada di pelanggan sudah terhubung dengan jaringan yang digunakannya, untuk melihat seberapa bagus akses BWA yang dipasang dalam menerima data dan mengirim data. Pada pengujian, yang biasa diujicobakan adalah aplikasi yang digunakan pelanggan, seperti aplikasi VPN, E-Mail, internet, VoIP, dan lainnya. 4.4.1 Simulasi Laptop/PC Berikut cara pengujian dengan cara pengujian laptop/PC 1. Hubungi dispacther untuk konfirmasi pengujian simulasi laptop. Lalu tanyakan berapa IP yang akan dimasukan. 2. Hubungkan laptop ke modem dengan menggunakan kabel UTP straight.
Gambar 4.39 Konfigurasi Simulasi Laptop
74
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Buka Network Connections pada Menu Control Panel
Gambar 4.40 Control Panel 4. Buka Local Area Connection lalu klik properties pada Internet Protocol (TCP/IP)
Gambar 4.41 LAN Properties
75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Isikan IP Address yang telah diberikan oleh dispatcher pada kolom yang telah tersedia.
Gambar 4.42 Kolom Pengisian IP 6. Buka Command Prompt 7. Ketik ipconfig untuk melihat apakah setting-an IP Address telah masuk.
Gambar 4.43 Command IP Config
76
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8. Kemudian ketik ping 9. Tunggu beberapa saat untuk monitoring.
Gambar 4.44 Monitoring 10.
Apabila hasilnya telah diketahui, hubungi dispatcher untuk tahap
provisoning. Hasil yang menjadi standar adalah ping test yang dilakukan tidak terdapat request time out dan time yang relatif lebih kecil sekitar kurang dari 200ms. Jika hal ini terjadi, harus dilakukan pengecekan ulang pada pemberian IP Address atau pada perangkat BWA itu sendiri.
77
http://digilib.mercubuana.ac.id/