IV. PEMODELAN SISTEM
A.
KONFIGURASI SISTEM Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam berbasis Web dirancang sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan rantai pasok perusahaan yang dapat diakses melalui web. SPK Rantai Pasok Sutera Alam ini dirancang menjadi suatu halaman situs yang diberi nama LETULET. Letulet terdiri dari bagian utama, diantaranya : a. b. c. d.
Sistem Pengolahan Terpusat, Sistem Manajemen Basis Data, Sistem Manajemen Basis Model, dan Sistem Manajemen Dialog
Sistem Pengolahan Terpusat merupakan bagian sistem yang bertujuan mengorganisasikan dan mengendalikan seluruh komponen sistem, serta memungkinkan sistem berinteraksi secara dua arah dengan sistem lainnya. Sistem Pengolahan Terpusat LETULET divisualisasikan dalam bentuk Menu Utama yang terdiri dari Basis Data Statis, Basis Data Dinamis, dan Basis Model. Sistem Manajemen Dialog merupakan bagian sistem yang memungkinkan pengguna dengan mudah berinteraksi dengan sistem. Sistem Manajemen Dialog dalam Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam menyediakan fasilitas interaktif antara model dengan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Sistem Manajemen Basis Data merupakan bagian yang memberikan fasilitas pengolahan data, yaitu mengendalikan dan memanipulasi data yang tersimpan. Proses tersebut diantaranya input data, ubah data, dan hapus data. Sistem Manajemen Basis Model merupakan bagian yang memberikan fasilitas pengelolaan model untuk perhitungan dalam proses pengambilan keputusan. Konfigurasi SPK dalam sistem Letulet dapat dilihat pada Gambar 8. Halaman situs ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Manajemen Basis Data Statis dirancang dengan menggunakan HTML (Hyper Text Markup Language) dan dibuka oleh Internet Explorer atau Web Browser lainnya yang diintegrasikan pada program utama. Manajemen Basis Data Dinamis dirancang dengan menggunakan My SQL dan bahasa pemrograman PHP. Sistem Manajemen Dialog dirancang dengan menggunakan Dreamweaver CS4 (Adobe Systems 2010). 1.
Sistem Pengolahan Terpusat Sistem Pengolahan Terpusat merupakan bagian dari sistem yang mengelola dan mengatur seluruh komponen, serta memungkinkan sistem berinteraksi secara timbal balik dengan sistem lainnya. Sistem Pengolahan Terpusat berfungsi sebagai koordinator dan pengendalian dari operasi Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam.
2.
Sistem Manajemen Dialog Sistem Manajemen Dialog merupakan fasilitas yang diberikan untuk berkomunikasi antara model dengan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Sistem ini akan mempermudah pengguna dalam pemakaian program. Hal ini dikarenakan sistem yang dibuat user friendly. Sistem Manajemen Dialog 27
perlu dirancang dengan tampilan menarik agar pengguna mudah mengerti dengan alur kerja penggunaan program serta membuat pengguna tidak merasa bosan. Selain itu, sistem LETULET ini menggunakan bahasa Indonesia sehingga akan lebih memudahkan dalam pengoperasiannya. 3.
Sistem Manajemen Basis Data Sistem manajemen basis data terdiri dari dua bagian yaitu sistem manajemen basis data statis dan dinamis. Manajemen basis data merupakan salah satu komponen penting dari suatu sistem karena adanya perbedaan kebutuhan data. Sistem manajemen basis data statis LETULET merupakan bagian sistem yang didalamnya terdiri dari basis data yang bersifat statis (tetap). Basis data ini digunakan untuk memberikan informasi yang bersifat tetap dan tidak dapat mengalami perubahan. Sementara, sistem manajemen basis data dinamis berisikan basis data yang dibutuhkan sebagai nilai input bagi sistem manajemen basis model. Sistem manajemen basis data dinamis harus memiliki kemampuan terhadap perubahan struktur dan isi elemen data. Dalam Letulet, hanya basis data statis saja yang digunakan karena pengguna tidak dapat mengubah, baik menambah, mengurangi, atau menghapus data secara langsung. SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
SISTEM MANAJEMEN BASIS MODEL
DATA PROFIL DAN BUDIDAYA SUTERA ALAM
MODEL PEMILIHAN PRODUK PROSPEKTIF
DATA TEKNOLOGI PROSES
MODEL PEMILIHAN PASAR POTENSIAL
DATA PRODUK DAN PASAR
MODEL PEMILIHAN PLASMA UNGGUL
KRITERIA PETANI ULAT (PLASMA) UNGGUL
MODEL PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PERUSAHAAN
METRIK KINERJA RANTAI PASOK PERUSAHAAN
DATA KINERJA PERUSAHAAN
SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT
SISTEM MANAJEMEN DIALOG
PENGGUNA (USER)
Gambar 8. Konfigurasi SPK Rantai Pasok Sutera Alam
28
4.
Sistem Manajemen Basis Model Sistem Manajemen Basis Model merupakan bagian dari sistem dalam Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam yang memberikan fasilitas pengelolaan model untuk mengkomputasikan pengambilan keputusan dan meliputi semua aktivitas yang tergabung dalam pemodelan. Sistem ini meliputi berbagai formulasi matematika sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan (decision making). Sistem Manajemen Basis Model yang dikembangkan terdiri dari : 1)
Model Produk Olahan Sutera Alam Prospektif Model produk prospektif merupakan model yang digunakan untuk menentukan jenis olahan sutera alam yang akan diprioritaskan produksinya sehingga mengurangi resiko memproduksi produk yang tidak memberikan keuntungan. Metode yang digunakan adalah Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Hasil daripada sub model ini adalah jenis produk olahan sutera alam yang patut dipertimbangkan dan diprioritaskan produksinya. Kriteria yang digunakan untuk model ini adalah adalah potensi produk di pasaran, ketersediaan sarana produksi, ketersediaan SDM, keuntungan, dan nilai tambah. Semua nilai yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus MPE dan dijumlahkan untuk setiap alternatif. Diagram alir deskripsi Model Pemilihan Produk Prospektif dapat dilihat pada Gambar 9.
29
Mulai
Raw Silk Thrown Silk Kain Sutera
Kriteria prioritas produksi : - Potensi produk di pasaran - Ketersediaan sarana produksi - Ketersediaan SDM - Keuntungan - Nilai tambah
Metode Perbandingan Eksponensial
Urutan Produk Olahan Prospektif
Selesai Gambar 9. Diagram Alir Deskripsi Model Pemilihan Produk Prospektif 2)
Model Pasar Potensial Model pasar potensial merupakan model yang digunakan untuk menentukan pasar tujuan yang akan diprioritaskan penjualannya sehingga mengurangi resiko menjual produk di tempat yang tidak strategis. Sama seperti model sebelumnya, metode yang digunakan adalah Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Hasil daripada sub model ini adalah pasar penjualan produk olahan sutera alam yang patut dipertimbangkan. Kriteria yang digunakan untuk model ini adalah adalah potensi pasar, kemudahan menjangkau pasar, ketersediaan sarana dan prasarana, penawaran harga, dan biaya distribusi. Semua nilai yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus MPE dan dijumlahkan untuk setiap alternatif. Diagram alir deskripsi Model Pemilihan Pasar Alternatif dapat dilihat pada Gambar 10.
30
Mulai
Garut Tasikmalaya Sukabumi
Kriteria prioritas produksi : - Potensi pasar - Kemudahan menjangkau pasar - Ketersediaan sarana produksi - Penawaran harga - Biaya Distribusi
Metode Perbandingan Eksponensial
Urutan Pasar Alternatif
Selesai Gambar 10. Diagram Alir Deskripsi Model Pemilihan Pasar Potensial 3)
Model Strategi Pemilihan Plasma Unggul Model ini digunakan untuk memilih strategi-strategi untuk memilih plasma unggul. Model ini menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP). Metode ini digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif pemilihan plasma unggul berdasarkan : a) Level Faktor : lokasi pemeliharaan, sarana dan prasarana, jumlah anggota plasma, kualitas kokon, teknologi dan keuletan b) Level Aktor : petani ulat, perusahaan inti, RLPS lokasi pemeliharaan yang sesuai dengan topografi, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, jumlah anggota mitra yang efisien, memberikan penyuluhan, memelihara sesuai prosedur Adapun keluaran dari model ini adalah urutan alternatif strategi pemilihan plasma unggul dapat dilihat pada Gambar 11.
31
Mulai
Strategi pemilihan Lokasi pemeliharaan sesuai topografi terbaik, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, memiliki jumlah anggota plasma yang efisien, memberikan pelatihan, memelihara ulat sesuai prosedur
Penentuan Faktor : lokasi pemeliharaan, sarana dan prasarana, jumlah anggota mitra, kualitas kokon, teknologi dan keuletan
Proses Hierarki Analitik
Urutan Strategi Pemilihan
Selesai
Gambar 11. Diagram Alir Deskripsi Model Strategi Pemilihan Plasma Unggul 4)
Model Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Perusahaan Model ini digunakan untuk memilih metrik-metrik yang akan digunakan untuk mengukur kinerja rantai pasok perusahaan. Model ini menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP). Metode ini digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif pemilihan plasma unggul berdasarkan : a) Level Faktor : pengadaan, budidaya, pengolahan, pengiriman b) Level Parameter Kinerja : nilai tambah, kualitas, resiko c) Level Atribut Kinerja : reliabilitas, responsivitas, biaya, aset Diagram alir deskripsi model pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan dapat dilihat pada Gambar 12.
32
Mulai
Metrik Kinerja : Pemenuhan pesanan, Kesesuaian dengan standar mutu, Kinerja pengiriman, Siklus pemenuhan pesanan, Biaya SCM, Siklus cash-to-cash, Inventory days of supply
Penentuan Faktor : pengadaaan, budidaya, pengolahan, pengiriman Penentuan Parameter Kinerja : nilai tambah, kualitas, resiko Penentuan Atribut Kinerja : Reliabilitas, responsivitas, biaya, aset
Proses Hierarki Analitik
Urutan Strategi Pemilihan
Tiga metrik kinerja dengan bobot tertinggi
SCOR
Hasil pengukuran kinerja
Cukup atau Kurang
Rekomendasi
Selesai
Baik
Selesai
Gambar 12. Diagram Alir Deskripsi Model Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Perusahaan 33
Model LETULET mengintegrasikan sistem dengan memasukkan pendapat pakar yang keluarannya akan menjadi komponen sistem penunjang keputusan. Keluaran dari pengolahan data merupakan hasil dari pengkombinasian sistem dan nilai yang didapat dari pakar. LETULET secara umum dapat digambarkan dengan sebuah diagram alir deskriptif yang terdiri dari bentuk masukan dan keluaran program serta alur program secara keseluruhan. Secara garis besar program LETULET mengolah dengan menggunakan beberapa metode, untuk pemilihan produk prospektif dan pasar potensial menggunakan metode MPE, untuk pemilihan plasma unggul menggunakan AHP, dan untuk menganalisa kinerja menggunakan SCOR AHP.
B. DIAGRAM ALIRAN DATA (DATA FLOW DIAGRAM/DFD) Tahapan pemodelan sistem dalam perancangan sistem penunjang keputusan berguna untuk memberikan gambaran jelas dalam membangun dan menerapkan sistem secara fisik kepada pengguna. Pemodelan Letulet dilakukan dengan pendekatan berarah fungsi yang terdiri atas pembuatan digram aliran data atau data flow diagram (DFD). DFD memperlihatkan hubungan fungsional dari nilai yang dihitung oleh sistem termasuk nilai masukan, nilai keluaran, serta tempat penyimpanan internal. Diagram aliran data adalah gambaran grafis yang memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam objek kemudian melewati suatu proses yang mentransformasinya ke tujuan lain (Nugroho,2002). Diagram ini akan membantu melihat sistem secara menyeluruh dan dijadikan suatu objek utuk penyusunan sistem. Menurut Sidarta (1995) alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi yang dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yg mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. Menurut Nugroho (2002) diagram aliran data terdiri atas empat unsur, yaitu proses, aliran data, entitas, dan data store. Proses adalah sesuatu yang melakukan transformasi terhadap data. Setiap proses harus memiliki sedikitnya satu masukan dan satu keluaran aliran data. Sebuah aliran data juga digunakan untuk menunjukkan pembuatan, pembacaan, penghapusan, serta pemutakhiran data pada sebuah berkas atau basis data (Whitten, 2004). Aliran data berguna untuk menghubungkan keluaran dari suatu objek atau proses yang terjadi pada suatu masukan. Entitas adalah objek aktif yang mengendalikan aliran data dengan memproduksi atau mengkonsumsi data. Data store adalah objek pasif dalam diagram aliran data yang menyimpan data untuk penggunaan lebih lanjut. Sistem penunjang keputusan ini terdiri atas suatu global yang dan proses-proses lebih detail yang menyusun proses global tersebut. Penggambaran dari proses global sistem akan menghasilkan diagram konteks atau DFD level 0, sedangkan analisa dari proses lebih detail yang menyusun diagram konteks tersebut akan menghasilkan DFD level 1 dan seterusnya. Diagram konteks atau diagram alir data level 0 menggambarkan keseluruhan sistem dengan satu proses berikut sumber dan tujuan data secara jelas. Masukan data sistem yang berasal dari Departemen Kehutanan, pakar, dan studi pustaka. Entitas departemen kehutanan memberikan masukan kepada sistem berupa data produksi kokon dan jumlah petani ulat. Data mengenai budidaya dan teknologi proses diperoleh dari entitas pakar perusahaan (industri pengolahan) serta pustaka. Selain itu, perusahaan juga memberi masukan kepada sistem berupa data penilaian terhadap model yang disediakan yang kemudian menerima keluaran dari
34
sistem berupa laporan dan rekomendasi. Sementara pakar memberikan masukan kepada sistem berupa kriteria dan penilaian. Gambaran DFD level 0 dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. DFD Level 0 Keterangan : : Entitas
: Proses
: Aliran data
Pada Gambar 14 disajikan diagram aliran data untuk level 1 pada sistem penunjang keputusan rantai pasokan sutera alam. Pada level ini terlihat lebih detail pada subproses yang membangun sistem secara keseluruhan. Subproses tersebut menjadi proses turunan dari diagram konteks atau DFD level 0 sebelumnya. Pada DFD level 1 ini terdapat tiga subproses, yaitu pengumpulan data, penyortiran dan seleksi, serta pengolahan data. Proses tersebut akan dipecah kembali dalam satuan-satuan proses yang digambarkan dalam DFD level 2. Diagram alir data level 2 menjelaskan tentang proses-proses yang terjadi dalam proses penyortiran dan seleksi data, dan pada proses pengolahan data. Proses penyortiran dan seleksi data ini dibagi menjadi enam, yaitu proses penyortiran, proses seleksi data produk prospektif, proses seleksi data pasar potensial, proses seleksi data strategi plasma unggul, proses seleksi data metrik kinerja, dan proses seleksi data perusahaan yang dapat dilihat pada Gambar 15.
35
Gambar 14. DFD Level 1
36
1 Pengumpulan Data
Kelompok data agroindustri sutera
2.1 Seleksi basis data produk prospektif
Bobot kriteria
2 Penyortiran
Data produk
Data pasar
Bobot kriteria
Penilaian alternatif Produk prospektif
2.2 Seleksi basis data pasar alternatif
Data perusahaan
Tiga metrik kinerja dengan bobot tertinggi
Penilaian alternatif Pasar alternatif
2.3 Seleksi data perusahaan
Pengukuran kinerja
Rekomendasi perbaikan
Pengguna
Gambar 15. DFD Level 2
C. DIAGRAM HUBUNGAN DIAGRAM/ERD)
ENTITAS
(ENTITY
RELATIONSHIP
Entity Relationship Diagram adalah modul yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan dalam DFD. Menurut Fathansyah (2004), model entity relationship berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan fakta dari dunia nyata yang ditinjau, dan dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD untuk program Letulet dapat dilihat pada Gambar 16.
37
Keterangan : : Tabel entitas dengan atributnya A
B
: Setiap 1 obyek A berelasi dengan tepat 1 obyek B
A
B
: Setiap 1 obyek A berelasi dengan banyak obyek B
Gambar 16. Diagram E-R
38