IV. PEMODELAN SISTEM
A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan Strategi Pemasaran Minyak Atsiri), paket perangkat lunak ini dirancang sebagai alat bantu yang berguna bagi pengambil keputusan untuk mengambil langkah strategi pemasaran yang ditempuh. EssDSS 01 terdiri dari 5 (lima) bagian utama, yaitu sistem pengolahan terpusat, sistem manajemen basis data statis, sistem manajemen basis data dinamis, sistem manajemen basis model dan sistem manajemen dialog. Konfigurasi model EssDss 01 antara sistem manajemen basis data dan sistem manajemen basis model dihubungkan dengan sistem pengolahan terpusat dengan bantuan sistem manajemen basis dialog yang akan memudahkan komunikasi antara pengguna dengan komputer yang bersifat interaktif. Model ini terdiri dari beberapa model yaitu: 1. Sub model produk prospektif 2. Sub model pasar potensial 3. Sub model prakiraan permintaan 4. Sub model SWOT 5. Sub model analisa kelayakan industri minyak atsiri. Model EssDss 01 mengintegrasikan sistem dengan memasukkan pendapat pakar yang keluarannya akan menjadi komponen sistem penunjang keputusan.
Keluaran
dari
pengolahan
data
merupakan
hasil
dari
mengkombinasikan dari nilai yang didapat dari para pakar. Sistem terpusat merupakan bagian sistem yang bertujuan untuk mengorganisasikan
dan
mengendalikan
seluruh
komponen
sistem
serta
memungkinkan sistem berinteraksi secara dua arah dengan sistem lainnya. Sistem ini divisualisasikan melalui bentuk menu utama yang terdiri dari basis data
informasi, basis data dinamis dan basis model serta sistem manajemen dialog sebagai bagian dari sistem yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan sistem. PENGGUNA (USER)
SISTEM MANAJEMEN DIALOG
SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA STATIS DATA UMUM MINYAK ATSIRI DESKRIPSI SISTEM
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA DINAMIS
SISTEM MANAJEMEN BASIS MODEL
DATA PRODUK
MODEL PEMILIHAN PRODUK PROSPEKTIF
DATA NEGARA PASAR POTENSIAL
MODEL PEMILIHAN NEGARA POTENSIAL
DATA EKSPOR MINYAK ATSIRI
MODEL PRAKIRAAN PERMINTAAN MINYAK ATSIRI
DATA PEMASARAN MINYAK ATSIRI DATA FINANSIAL INDUSTRI MINYAK
MODEL ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MODEL ANALISA FINANSIAL
Gambar 4. Struktur DSS program EssDSS 01. EssDss 01 secara umum dapat digambarkan dengan sebuah diagram alir deskriptif yang terdiri dari bentuk masukan dan keluaran program serta alur program secara keseluruhan. Secara garis besar program EssDss 01 mengolah dengan menggunakan beberapa metode, untuk pemilihan produk prospektif
50
menggunakan metode MPE, untuk pemilihan pasar potensial menggunakan AHP, prakiraan permintaan menggunakan Time series, metode pengarah kebijakan strategi pemasaran menggunakan SWOT dan analisis kelayakan industri minyak atsiri menggunakan NPV, IRR, BEP, Ratio B/C. B. Rancang Bangun Model EssDSS 01 Perancangan
dan
pengembangan
Sistem
Penunjang
Keputusan
Perumusan Strategi Pemasaran Minyak Atsiri Di Pasar Ekspor akan dirancang dalam perangkat lunak (software) dan diberi nama EssDSS 01. Perangkat yang diperlukan untuk menjalankan program aplikasi EssDSS 01 ini adalah satu set Personal Computer (PC) minimum Processor Intel Pentium III dengan kapasitas memory (RAM) 128 MB, VGA 1 MB, CD-room, Monitor 800x600 pixels dan sistem operasi Windows XP. Program aplikasi ini disimpan dalam bentuk Compact Disk (CD) sehingga dapat dengan mudah diinstal melalui CD-Room. Untuk instalasi, program aplikasi ini memerlukan free space pada hard disk sebesar 20 MB untuk selanjutnya pengguna bisa langsung menggunakan file setup dan mengikuti petunjuk yang diberikan. Petunjuk penggunaan dapat dilihat pada Lampiran I. Perangkat lunak ini terdiri dari 4 bagian utama yaitu : 1. Sistem Pengolahan Terpusat Program EssDSS 01 menyediakan sistem pengolahan terpusat yang berfungsi mengelola keseluruhan dari elemen sistem sehingga menjadi bagian yang terintegrasi satu sama lain. Sistem manajemen basis data statis, sistem manajemen basis data dinamis dan sistem manajemen basis model diatur oleh sistem pengolahan terpusat sehingga memungkinkan pengguna mengakses seluruh fasilitas yang tersedia. Akses tersebut dilakukan melalui perintah-perintah yang terdapat dalam menu EssDSS 01.
51
2. Sistem Manajemen Basis Data Sistem manajemen basis data merupakan basis pusat penyimpanan, pengolahan dan memperbaharui data. Sistem ini harus memiliki perubahan terhadap isi maupun struktur dari elemen-elemen data itu sendiri. Basis data untuk paket program ini menggunakan Microsoft Visual Basic. Sistem manajemen basis data ini terdiri dari sistem manajemen basis data statis dan sistem manajemen basis data dinamis. Sistem Manajemen Data Statis akan mengorganisasikan data dalam program yang terdiri dari kelompok data primer yaitu data-data umum minyak atsiri. Penambahan kelompok data ini akan disesuaikan dengan kebutuhan. Basis Data Statis ini manampilkan informasi yang meliputi data umum minyak atsiri dan deskripsi sistem EssDSS 01. Paket program EssDSS 01 memiliki sistem manajemen basis data dinamis yang dibedakan menjadi lima kelompok yaitu kelompok data komoditi prospektif, pasar potensial, permintaan minyak atsiri, kelayakan minyak atsiri dan data strategi pemasaran. Setiap kelompok disediakan fasilitas untuk input, edit, simpan dan hapus data serta menampilkan data yang sudah ada. 3. Sistem Manajemen Basis Model Sistem Manajemen Basis Model akan menganalisis basis data yang terdapat pada manajemen basis data dinamis dengan menggunakan perhitungan matematis. Berbagai model digunakan untuk menganalisis produk prospektif dan negara sebagai pasar potensial, prakiraan permintaan dari minyak atsiri, aspek finansial dan strategi pemasaran. Sistem manajemen basis model merupakan keterkaitan antara model yang berfungsi untuk menganalisa data yang terdapat pada basis data dengan tujuan sebagai penunjang keputusan. Sistem manajemen basis model pada paket program EssDss 01 menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Basic 6.0 dan Expert choice. Paket ini menggunakan lima model :
52
a. Model Pemilihan Produk Prospektif Model pemilihan produk prospektif ini digunakan untuk memilih alternatif-alternatif produk prospektif bila dilempar ke pasar ekspor. Model ini menggunakan teknik MPE. Prosedurnya yaitu memberikan bobot pada alternatif berdasarkan faktor yang diberikan. Output yang diharapkan yaitu alternatif yang mendapatkan bobot tertinggi adalah alternatif yang akan digunakan untuk pengembangan strategi pemasaran. m Total Nilai i = ∑
RK ij TKKj
j=1
Keterangan : Total Nilai i = Total Nilai alternatif ke-i RK ij
= Derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i
TKKj
= Derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj > 0
N
= Jumlah pilihan keputusan
M
= Jumlah kriteria keputusan
b. Model Pemilihan Lokasi Potensial Model ini digunakan untuk memilih alternatif-alternatif wilayah dari bagian dunia yang potensial untuk sasaran ekspor Indonesia untuk minyak atsiri. Model ini menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP). Metode
ini digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif lokasi
berdasarkan kriteria-kriteria seperti tingkat produksi minyak atsiri, tingkat permintaan minyak atsiri.
53
c. Model Penentuan Prakiraan (Forecasting) Permintaan Model Penentuan Prakiraan Permintaan digunakan untuk memberikan prakiraan permintaan minyak atsiri di pasar ekspor selama beberapa tahun ke depan. Data yang digunakan adalah data ekspor atsiri pada tahun-tahun sebelumnya. Alat analisa yang digunakan yaitu
Metode Time Series
pemulusan eksponensial. d. Model Analisa Kelayakan Industri Model analisa kelayakan industri digunakan untuk menentukan layak tidaknya industri minyak atsiri dibagun dengan kondisi saat ini. Model kelayakan industri ditentukan dengan menggunakan data analisis finansial (NPV, IRR, BEP, Ratio B/C) •
Net Present Value (NPV) Net Present Value merupakan metode penilaian investasi yang sampai saat ini populer digunakan. NPV merupakan cara perhitungan selisih antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi, dengan menggunakan tingkat bunga yang relevan, digunakan rumus : n
At
NPV = ∑ t=0
(1 + k)t
Keterangan : k
= Discount rate
At = Cash flow pada periode t n
= Periode terakhir dimana cash flow diharapkan. Kriteria NPV adalah investasi dikatakan menguntungkan dan
layak diusahakan jika dari perhitungan yang dilakukan akan menghasikan NPV positif atau nol. Jika hasil NPV negatif maka investasi harus dibatalkan karena akan memberikan kerugian pada investor (Rangkuti, 2001). 54
•
Net Benefit Cost Ratio (B/C ratio) Net B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya tediri atas Present Value total dari benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit besih itu bersifat positif, sedangkan penyebutnya terdiri atas Present Value total dari biaya bersih dalam tahun-tahun dimana Bt-Ct bersifat negatif, yaitu biaya kotor lebih besar daripada benefit kotor (Kadariah et al., 1999). Formulasinya adalah sebagai berikut : Net B/C = ∑ (Bt – Ct)/(1+i)t [Bt-Ct>0] ∑ (Ct-Bt)/ (1+i)t [Bt-Ct<0] Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) juga dapat dibuat dalam bentuk persamaan perbandingan antara total penerimaan kotor dan total biaya produksi. Persamaan yang digunakan untuk menghitung B/C Ratio adalah : Gross Benefit Total B/C Ratio = Production Cost Total Kriteria keputusan yang diambil dalam menentukan kelayakan berdasarkan B/C Ratio adalah : 1) Jika B/C Ratio ≥ 1, maka proyek dikatakan layak diterima; 2) Jika B/C Ratio <1, maka proyek dikatakan tidak layak diterima.
•
Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return merupakan salah satu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi dalam hal ini adalah tingkat mana seluruh net cash flow setelah dikalikan discount faktor
55
atau telah dihitung dalam nilai sekarang, nilainya sama dengan initial investment (biaya investasi), rumus yang digunakan : P2 - P1 r = P1 - C1 C2 - C1 Keterangan : P1 = Tingkat discount rate yang pertama P2 = Tingkat discount rate yang kedua C1 = NPV yang pertama C2 = NPV yang kedua Metode ini memberikan pedoman bahwa usulan proyek akan diterima apabila IRR > i. Begitu pula sebaliknya, jika diperoleh IRR < i, maka usulan proyek sebaiknya tidak dijalankan (Rangkuti, 2001). •
Payback Period (PBP) Payback Period (PBP), adalah suatu metode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain Payback Period merupakan rasio antara initial cash investment dan cash flow yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima, rumus yang digunakan :
Payback Period =
Nilai investasi Kas masuk bersih
x 1 tahun
56
e. Model Strategi Pemasaran Minyak Atsiri Di Pasar Ekspor Model ini digunakan untuk menentukan strategi pemasaran yang sebaiknya digunakan dalam menembus pasar atsiri di pasar ekspor. Menggunakan alat analisa Matriks IE, Matriks IFE dan Matriks EFE.
4. Sistem Manajemen Basis Dialog Sistem manajemen dialog merupakan bagian dari paket program yang berinteraksi secara langsung dengan pengguna yang berfungsi sebagai fasilitas penghubung antara sistem pengolahan terpusat dengan pengguna dalam proses pengambilan keputusan yang secara tidak langsung menerima masukan dan keluaran dari sistem. Sistem ini menerima masukan dan memberikan keluaran yang dikehendaki oleh pengguna.
Gambar 5. Manajemen Basis Dialog C. SDLC (System Development Life Cycle) Tahapan ini digunakan untuk menganalisa sistem, desain sistem dan tahapan pengembangan implementasi. Tahapan analisa sistem bertujuan untuk menetapkan berbagai dasar sistem dan keperluan serta menjadi landasan untuk
57
merancang dan mengimplementasikan sistem. Analisa sistem dilakukan dengan pendekatan bottom up yang dimulai dengan analisa kebutuhan pengguna hingga dihasilkannya diagram input-output. Selain itu, pada tahap analisa sistem juga dilakukan penentuan ruang lingkup yang bertujuan untuk menentukan batasan, asumsi serta ruang lingkup permasalahan dalam implementasi Sistem Penunjang Keputusan Strategi Pemasaran Minyak Atsiri di Pasar Ekspor. Tahap desain sistem bertujuan untuk merancang dan mendesain sistem sesuai dengan hasil analisa sistem. Tahap desain sistem didasarkan atas sistem yang dikaji meliputi tahap perancangan sistem basis model, sistem pengolahan data, sistem pengolah pusat dan sistem dialognya. Tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan implementasi yang meliputi kegiatan transformasi desain ke sistem dan pembuatan perangkat lunak yang meliputi analisa program, perancangan program dan pengkodean program. Perancangan sistem penunjang keputusan ini menggunakan perangkat lunak dan apabila program telah selesai, maka selanjutnya dilakukan proses pelacakan kesalahan (debugging) dan pengujian program. Pada akhirnya pada tahap ini diperoleh pemodelan sistem penunjang keputusan minyak atsiri di pasar ekspor. Tahapan verifikasi dilakukan dengan tujuan apakah sistem ini layak digunakan dan sistem validasi dilakukan dengan tujuan melihat tingkat keakuratan dibandingkan dengan dunia nyata.
58