44
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 4.1.1. Kesesuaian Lahan a.
Iklim PT. SAM 1 memiliki
Curah hujan 2.500 mm/thn dan merata
sepanjang tahun, kelembaban 80 % dengan suhu 250C – 300C dan memiliki ketinggian tempat 100 m dpl. Berdasarkan keadaan iklim yang ada di PT. SAM I tersebut maka sesuai untuk ditanami kelapa sawit karena menurut Fauzi, dkk, (2008), Syarat tumbuh yang baik untuk kelapa sawit yaitu curah hujan diatas 2.000 mm dan merata sepanjang tahun, Temperatur yang optimal 24 – 28 °C, terendah 18 °C dan tertinggi 32 °C, Kelembaban 80% dan pH 4 - 6 namun yang terbaik adalah pH 5 – 6, dan tanaman kelapa sawit liar masih dapat menghasilkan buah pada ketinggian 1.300 m dpl. b. Tanah PT. SAM I sebagian besar memiliki tanah mineral (aluvial) yaitu sekitar 90% dan memiliki tanah gambut sekitar 10% serta memiliki pH 4-6. Berdasarkan keadaan tanah yang ada di PT. SAM I maka sesuai atau cocok untuk pertumbuhan kalapa sawit karena menurut Pahan (2006), Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah, yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim hujan. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada
45
tanah latosol dan aluvial. Selain itu juga tanaman kelapa sawit ini dapat tumbuh pada pH 4-6 namun yang terbaik yaitu 5-6. 4.1.2. Persiapan lahan Dalam pelaksanaan land clearing, PT. SAM 1 menggunakan jasa kontraktor untuk melakukan segala kegiatan. Pihak kebun hanya mengontrol dan mengarahkan kontraktor untuk melakukan pekerjaan. Pada PT. SAM I pembersihan tanah dari vegetasi dilakukan dengan cara mekanis dan manual, dimana ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu : a. Merintis, mengukur dan bloking Kegiatan
merintis dan pengukuran dilakukan sekaligus, dimana
kegiatan ini dimaksudkan untuk membuka jalan untuk mengetahui keadaan lahan yang akan ditanam kelapa sawit seperti topografi, vegetasi tanaman dan sumber air.
Pada jalur rintis dibuat patok dengan ukuran 2,5 m yang
diberi cat merah dibagian atasnya yang berguna sebagai penanda bahwa lahan tersebut telah dilakukan pengukuran dan pengamatan.
Sedangkan
kegiatan pembuatan blok dilakukan dengan perintisan blok dengan ukuran Utara – Selatan 300 m dan Barat – Timur 1000 m sehingga diperoleh luasan untuk 1 blok yaitu 30 ha. mempermudah
pembuatan
Kegiatan ini merupakan awal
jalan
dipelaksanaan
kegiatan
untuk
selanjutnya.
Kegiatan ini dilakukan secara diskusi dengan pembimbing lapang karena kegiatan merintis, mengukur dan bloking tidak lagi dilakukan.
46
b. Mengimas Mengimas merupakan kegiatan memotong anak kayu dan tanaman merambat
lainnya
yang
berdiameter
menggunakan parang dan kampak.
dibawah
<
7.5
cm
dengan
Pemotongan anak kayu harus putus
dan diusahakan serendah mungkin atau dekat dengan tanah (10 cm dari permukaan tanah).
Tujuan mengimas untuk memudahkan penumbangan
pohon dan pelaksanaan perumpukan mekanis. Areal semak belukar tidak perlu diimas, langsung dilakukan perumpukan mekanis. Kegiatan ini dilakukan secara diskusi dengan pembimbing lapang karena kegiatan mengimas tidak lagi dilakukan. c. Menumbang Pohon Penumbangan dilakukan pada pohon yang berdiameter > 7,5 cm, dimana kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan gergaji mesin ( Chain
saw) dengan ketentuan yang dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Ketinggian tunggul sisa di atas permukaan tanah di PT. SAM 1 Diameter Batang Maksimum Tinggi 7,5 - 25 cm 30 cm 26 - 30 cm 60 cm 31 - 76 cm 90 cm > 76 cm 150 cm Sumber : Kebijakan Teknis Agronomi kelapa Sawit CLP 2007 Ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penumbangan pohon sebagai berikut: 1. Pohon hasil tumbangan tidak boleh mengenai jalan, parit dan sungai. 2. Harus dilakukan secara tuntas sehingga tidak ada pohon yang setengah tumbang maupun pohon yang ditumbuhi oleh tanaman menjalar.
47
3. Pohon yang masih tegak tetapi sudah mati tidak perlu ditumbang sampai pada waktu dilakukan perumpukan (perun mekanis) dan arah tumbang pohon diupayakan searah jalur tanam untuk memudahkan perumpukan. Kegiatan ini dilakukan secara diskusi dengan pembimbing lapang karena kegiatan penumbangan pohon tidak lagi dilakukan. d. Rumpuk mekanis Sebelum melakukan perumpukan, ditetapkan terlebih dahulu pancang jalur rumpuk.
Pancang jalur rumpukan dipasang dijalur rencana rumpukan
batang dan berada digawangan mati.
Setelah melakukan perumpukan,
ditetapkan terlebih dahulu pancang jalur tanam. Pancang rumpukan harus diletakkan disisi kanan kiri jalur tanam dengan jarak titik tanam dengan sisi rumpukan 2 m. Perumpukan dilakukan dengan menggunakan alat berat (Excavator/Bulldozer) pada jalur rumpukan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini dilakukan secara diskusi dengan pembimbing lapang karena kegiatan rumpuk mekanis tidak lagi dilakukan. e.
Pembuatan jalan dan parit drainase Pembuatan
jalan
dilakukan
untuk
memudahkan
pelaksanaan
pembukaan lahan dan memutus isolasi lahan dari daerah luar. Pelaksanaan pembuatan jalan pada lahan gambut dilakukan pada saat musim kemarau dimana volume air mengalami penurunan.
Pembuatan jalan dilakukan
menggunakan alat berat berupa excavator dan loader.
48
1)
Pembuatan Jalan Pembuatan jalan dirancang dengan benar sehingga kegiatan
penanaman dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan efisien. Kondisi jalan merupakan sarana vital dalam managemen produksi dan perawatan kebun. Semua asisten afdeling harus menguasai keadaan jalan di afdeling agar tetap layak dimanfaatkan sesuai fungsinya. Pembuatan jalan dilakukan bersamaan dengan pembuatan blok. Tiap blok berbentuk persegi panjang, berukuran 1000 m x 300 m. Disebelah utara dan selatan blok dibatasi oleh jalan koleksi (collecting road), sedangkan disebelah timur dan barat dibatasi oleh jalan utama (main road). Pada daerah berbukit jangan memaksakan pembuatan jalan berbentuk lurus. Pembuatan jalan harus dibelokkan mengikuti kontur, kemudian kembali ke posisi seharusnya. Pekerjaan ini harus direncanakan dengan cermat. Adapun klasifikasi jalan yang ada di PT.SAM I yaitu :
Jalan poros (akses jalan keluar kebun dan PKS) dengan spesifikasi : lebar badan bersih 12 m, parit 2 x 2 m (sesuai keadaan), bahu jalan 1 m.
Jalan utama (main road) dengan spesifikasi : lebar badan bersih 10 m, parit 1 x 1 m, bahu jalan 1 m. Fungsi jalan sebagai jalan utama menghubungkan tiap afdeling.
Jalan koleksi (collecting road) dengan spesifikasi : lebar badan bersih 6 – 8 m, parit 1 x 1 m, bahu jalan 1 m. Fungsi jalan untuk membagi blok kebun dan pengangkutan TBS ke pabrik.
49
Jalan pinggir kebun (pringgan) berfungsi sebagai isolasi dari luar kebun. Disebelah luar jalan pringgan dibuat parit isolasi. Lebar jalan pringgan 2 m dan parit isolasi berukuran lebar 5 m x 5 m x 3 m.
2) Pembuatan parit/saluran drainase Jaringan parit dirancang dengan benar sesuai volume air yang akan dibuang. Adapun jenis – jenis parit yang ada di PT.SAM I yaitu :
Parit primer dibangun sejajar dengan blok atau jalan utama dan disesuaikan
dengan
aliran
parit
alami.
Parit
primer
berfungsi
menampung air dari parit – parit yang lebih kecil dan menyalurkannya ke luar kebun/sungai yang lebih besar. Ukuran parit primer yaitu : lebar 4 m, tinggi 4 m, lebar dasar 3 m.
Parit skunder (cabang) dibangun sejajar jalan produksi. Parit ini berfungsi untuk penampung air
dari
parit ranting/tersier
dan
mengalirkannya keparit induk. Saluran ini berperan penting untuk mempercepat pengeluaran air dari blok. Ukuran parit skunder yaitu : lebar 2 m, tinggi 2 m, dan lebar dasar 1,5 m.
Parit tersier (ranting) dibangun sejajar dengan baris tanaman. Pembuatan saluran tersier diusahakan tidak mengorbankan tanaman. Parit ini berfungsi menampung air dari areal dan menyalurkannya ke parit skunder atau langsung ke parit primer. Ukuran parit ini yaitu : lebar 1 m, tinggi 1 m, lebar dasar 1 m. Pengerjaan parit dimulai dari parit yang besar, kemudian diikuti yang
lebih kecil. Penggalian parit dimulai dari out let (hilir). Parit primer dibuat secara mekanis. Akar dan tunggul kayu dikeluarkan dari parit. Tanah galian
50
ditempatkan dikiri kanan parit sebagai bahu parit dengan lebar 1 m. Sebelum penggalian parit dibuat pancang setinggi 2,5 m dengan cat merah. Parit harus dirawat secara rutin dengan rotasi 2 tahun sekali (parit tersier dan skunder). Parit primer dilakukan pencucian sesuai dengan kondisinya. Dalam kegiatan
pembuatan
jalan
dan
saluran
draenase yang
menggunakan alat berat eskavator, sebaiknya menggunakan jasa operator yang handal dan benar-benar memiliki keterampilan dalam hal mengendarai eskavator. Hal ini dilakukan agar hasil yang diperoleh cukup baik dan sesuai dengan keinginan pihak perusahaan. Disamping itu, penggunaan operator yang berpengalaman mengurangi resiko kerusakan pada alat berat. Kerusakan pada alat berat dapat menghambat pekerjaan pembuatan saluran draenase sehingga menghambat kegiatan berikutnya.
Pengawasan juga
perlu dilakukan agar hasil dari pekerjaan operator sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
Kegiatan ini dilakukan secara diskusi dengan
pembimbing lapang karena kegiatan ini tidak lagi dijumpai. Berdasarkan kegiatan Persiapan lahan yang ada di PT. SAM I tersebut maka sesuai dengan pedoman Buku Pintar Mandor (BPM) dari Lembaga Pendidikan Perkebunan (2004). Menurut buku tersebut bahwa tahapan pekerjaan pembukaan
lahan
yaitu
dimulai
dari
merintis,
membabat/mengimas,
menumbang, merencek, merumpuk sampai dengan melakukan pembersihkan areal tersebut serta kegiatan pembuatan jalan dan saluran draenase juga telah sesuai dengan Buku Pintar Mandor (BPM).
51
4.1.3. Persiapan bahan tanam Bahan perbanyakan tanaman kelapa sawit pada PT. SAM 1 kebun Senamanenek yaitu bahan tanam berasal dari perbanyakan generatif. Bahan tanaman sebagian besar diperoleh dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) - Medan seperti Papua Nugini (PNG), DAMI MAS disamping itu ada juga dari Marihat. Lokasi pembibitan yang ada yaitu dekat dengan sumber air, topografi relatif datar, tersedianya top soil untuk media tanam, dekat dengan areal penanaman dan mudah dalam pengawasan. Di PT. SAM 1 tidak ditemukan lagi kegiatan pembibitan. Untuk pasokan bibit didatangkan dari kebun lain yang masih dalam satu grup perusahaan. Bahan tanam atau kecambah yang digunakan adalah varietas PNG dari Papua Nugini dan Marihat dari Sumatera Utara. Pembibitan dilakukan dengan 2 tahap yaitu pre nursery dan main nursery. A. Pembibitan pendahuluan (pre Nursery) Persiapan polybag yang digunakan yaitu baby polybag berwarna hitam, tahan lapuk, berukuran lebar 15 cm x panjang 23 cm(dalam keadaan diratakan), tebal 0,25 mm dengan 2 baris lubang drainase (isi lebih kurang 1 kg tanah). Baby polybag dipersiapkan 2 minggu sebelum kecambah diterima di kebun. Sebelum pengisian tanah ke baby polybag terlebih dahulu tanah dicampur dengan pupuk RP dosis 20 gr/polybag. Baby polybag yang telah terisi tanah diletakkan berkelompok dalam bedengan berukuran 1,2 m x 10 m (dapat menampung 1000 bibit). Bedengan sebaiknya disangga tegak dengan menggunakan kayu/papan di sekelilingnya. Kecambah yang telah diterima kebun harus segera dilakukan seleksi setiap kantong dengan
52
memisahkan kecambah yang patah dan busuk. Hitung jumlah kecambah yang
afkir
di
setiap
kantong.
Kecambah
yang
normal
dilakukan
penyemprotan fungisida 0,1% sebelum dilakukan penanaman. Kemudian sebelum kecambah ditanam terlebuh dahulu baby polybag harus dilakukan penyiraman. Pelaksanaan penanaman kecambah dilakukan dengan cara : waktu untuk penanaman kecambah sebaiknya pada pagi hari (07.00 WIB – 10.00 WIB) dan sore hari (16.00 WIB – 18.00 WIB), memberi lubang menggunakan jari, kecambah ditanam dengan posisi radikula (berwarna kuning kecoklatan) menghadap ke bawah. Setelah kecambah selesai ditanam maka ditutup dengan tanah tipis kurang lebih 2 cm. Penyiraman dilakukan dengan cara manual dengan menggunakan alat gembor, dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pemupukan dilakukan dengan penyemprotan NPK 15:15:6:4 dosis 170 gr dalam 18 liter air digunakan untuk 400 bibit. Prekuensi penyemprotan dilakukan 4 bulan sekali. Sebelum dipindahkan ke pembibitan utama bibit diseleksi terlebih dahulu yaitu bibit tidak normal (afkir). B. Pembibitan Utama (Main Nursery) Polybag yang digunakan terbuat dari poly-ethylene, tahan lapuk, berwarna hitam, ketebalan 0,50 mm dengan 4 baris lubang drainase. Dalam keadaan diratakan polybag tersebut berukuran
50 cm x 40 cm (dapat
menampung media 18 – 20 kg). Tanah yang digunakan yaitu tanah mineral yang gembur dengan komposisi tekstur pasir tidak melebihi dari 60%. Pengisian tanah di polybag harus dipersiapkan 1 bulan sebelum bibit
53
dilakukan pemindahan. Sebelum polybag diisi tanah terlebih dahulu tanah dicampur dengan pupuk RP dengan dosis 75 gr/polybag. Penyusunan polybag digunakan bentuk segitiga dengan jarak 90 cm antara polybag dan 90 cm antar baris. Dengan ukuran tersebut akan diperoleh sebanyak 12.000 bibit untuk setiap hektar. Sebelum bibit ditanam polybag harus dibuat lubang dengan ukuran sedalam baby polybag menggunakan alat pelubang yang telah dipersiapkan. Plastik pada baby polybag dipotong dengan menggunakan gunting selanjutnya dilepaskan. Bibit dimasukkan kedalam lubang yang telah dipersiapkan dengan permukaan tanah tepat pada permukaan atas baby polybag. Tanah sedikit dilakukan penekanan agar bibit dapat berdiri dengan tegak dan kokoh. Instalasi penyiraman harus dipersiapkan 1 bulan sebelum bibit dipindahkan. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Apabila terjadi hujan lebih dari 15 mm pada hari sebelumnya tidak perlu dilakukan penyiraman pada hari berikutnya. Permukaan tanah polybag diberikan mulsa untuk menjaga kelembaban dan menekan pertumbuhan gulma. Mulsa ditabur secara merata disekitar bibit dengan ketenalan 3 – 4 cm. Mulsa yang dapat digunakan yaitu cangkang kelapa sawit dan fiber. Dosis pupuk yang direkomendasikan bagian riset di pembibitan utama terlihat pada tabel : Tabel 5. Dosis pupuk di pembibitan utama Umur Jenis pupuk 4 NPK 15:15:6:4 5 NPK 12:12:17:2 6 NPK 12:12:17:2 7 NPK 12:12:17:2 8 NPK 12:12:17:2 9 NPK 12:12:17:2 Kieserite 10 NPK 12:12:17:2
Dosis (gr/bibit) 10 10 10 20 30 30 15 40
54
11 12
NPK 12:12:17:2 Kieserite NPK 12:12:17:2 Kieserite NPK 12:12:17:2 NPK 12:12:17:2
40 30 60 30 60 60
13 14 Sumber : Kebijakan Teknik Agronomi Kelapa Sawit 2007 Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan, biasanya hama yang menyerang yaitu serangga yang aktif malam hari (Apogonia dan Adoretus). Pengendalian dilakukan dengan menggunakan insektisida bersifat sistemik seperti bahan aktif Chlorpyrifos dengan konsentrasi 0,1% - 0,2 %. Penyemprotan dilakukan pada saat sore dengan frekuensi 1 minggu sampai terlihat serangan menurun. Penyemprotan fungisida dilakukan apabila terjadi serangan jamur yang cukup berat. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan fungisida dengan konsentrasi 0,15 – 0,20% setiap minggu selama 4 – 6 minggu. Pengendalian gulma dilakukan secara manual dan khemis. Penggunaan herbisida untuk pengendalian gulma di main nursery dapat digunakan bahan aktif parakuat atau ammonium glufosinate. Kemudian melakukan seleksi bibit yaitu untuk membuang tanaman kelapa sawit yang pertumbuhannya abnormal (afkir). Bibit kelapa sawit siap dipindahkan dari bibitan ke lapangan pada umur 12 bulan. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam persiapan bahan tanam bahwa PT. SAM I telah mengikuti kebijakan teknis agronomis kelapa sawit yang telah dibuat oleh pihak kebun di kantor pusat.
55
4.1.4.
Penanaman Sebelum membahas mengenai penanaman di lapangan perlu diketahui
bahwa di PT. SAM 1 tidak dilakukan lagi penanaman kacangan. Hal ini dikarenakan LCC yang pernah ditanam tidak bisa hidup di areal tersebut. Selain itu tidak tersedianya kebutuhan tenaga kerja untuk melakukan pemeliharaan LCC. A. Penanaman tanaman penutup tanah Adapun jenis kegiatan dalam penanaman tanaman penutup tanah yaitu : 1). Persiapan lahan 1. Jarak 2 – 3 m pada jalur tanam kacangan harus bebas dari gulma dengan cara khemis atau manual. 2. Pada areal berlereng yang dibuat kontur, LCC ditanam diantara teras atau bagian benteng kontur. 2). Bahan kacangan 1. Kacangan harus ditanam secepat mungkin setelah persiapan lahan. Untuk itu kedatangan biji LCC harus sudah ada minimal 1 bulan sebelum dilakukan penanaman. 2. Standar
campuran
dari
kacangan
adalah
sebagai
berikut
:
Calopogonium mucunoides 6 kg/Ha, Puerana javanica 3 kg/Ha. 3). Penanaman kacangan 1. Pencampuran dengan bahan lain seperti pasir, serbuk gergaji dengan rasio yang sama beratnya dicampur dengan benih kacangan untuk lebih memudahkan penebaran.
56
2. Jalur tanam dibuat agar arah penanaman dapat lebih teratur. Biji ditanam dalam lubang dengan cara di tugal interval 50 cm dengan kedalaman 3 cm atau dibuat parut jalur yang tidak terlalu dalam. 3. Biji ditanam dalam 3 jalur dan setiap jalur berjarak 1 m. Biji yang sudah dimasukkan dalam lubang ditutup dengan tanah tipis. 4. Setelah itu pemberian pupuk RP dengan dosis yang seimbang dengan berat biji, dengan cara ditabur diatas lapisan tanah penutup. 5. Kacangan dirawat setelah berumur 3 minggu dengan rotasi 3 kali selama 3 bulan dengan cara manual yaitu mencabut gulma/rumput yang tumbuh diantara kacangan dan menggemburkan tanah. Adapun tujuan penanaman kacangan di kebun PT. SAM 1 yaitu untuk : a. Menekan perkembangan gulma sekaligus menghemat biaya pengendalian gulma (penyiangan). b. Mengurangi erosi permukaan. c. Menambah bahan organik dan unsur hara ke dalam tanah. d. Memperbaiki aerasi tanah dan menjaga kelembapan tanah. Dalam kegiatan ini yang paling penting untuk diperhatikan adalah mutu biji LCC, sehingga sebelum penanaman harus dilakukan pengujian terhadap benih LCC.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui persentase
pertumbuhan dari benih LCC. pertumbuhannya di lapangan.
Mutu benih LCC akan mempengaruhi Kemudian perlu adanya pengawasan oleh
asisten atau mandor penanaman terhadap kinerja para pekerja dan untuk memastikan biji LCC ditanam dengan baik di lapangan.
Kegiatan ini
dilakukan secara diskusi dengan pembimbing lapang karena kegiatan ini tidak lagi dijumpai.
57
B. Penanaman tanaman pokok Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Sebelum dilakukan pekerjaan pembuatan lubang tanam disiapkan ukuran (mal) sesuai ukuran. Lubang tanam diberi pupuk TSP 350 gr/pohon, diberikan sebelum bibit ditanam. Sebelum bibit ditanam harus dipastikan semua lubang sudah dimasukkan pupuk. Bibit yang dikirim dari pembibitan dipastikan bibit normal dan pertumbuhannya standar. Bibit yang diketahui tidak normal langsung ditempatkan di pinggir blok untuk dimusnahkan setelah di catat dalam administrasi. Sebelum bibit dimasukkan kedalam lubang tanam bagian bawah polybag dibuka dengan cara menyayat. Polybag dimasukkan pada lubang tanam kemudian polybag ditarik secara perlahan diikuti penimbunan tanah sampai batas leher akar (untuk areal gambut penimbunan tanah diberikan lebih kurang lebih 10 cm dari leher batang). Polybag yang sudah ditarik digantung pada pancang lubang tanam. Dalam kegiatan penanaman tanaman pokok maka harus dilakukan pengawasan yang ketat pada saat kegiatan berlangsung.
Kegiatan
pengawasan dilakukan langsung oleh mandor penanaman atau asisten afdeling. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kecurangan dalam penanaman, seperti menanam bibit bersamaan dengan plastik polybagnya atau menanam bibit pada posisi yang salah (miring) sehingga tidak cocok dengan pola mata lima. Disamping itu penimbunan bibit tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi, jika terlalu rendah akan menjadi tempat genangan air disekitar leher bibit. Kegiatan ini dilakukan secara diskusi dengan pembimbing lapang.
58
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam penanaman LCC dan tanaman pokok bahwa PT. SAM I telah mengikuti kebijakan teknis agronomis kelapa sawit yang telah dibuat oleh pihak kebun di kantor pusat. 4.1.5.
Pemeliharaan TM Tanaman menghasilkan (TM) adalah masa panen kelapa sawit (umur 3
tahun keatas setelah tanam). Kegiatan pemeliharaan TM ini cukup banyak dan harus dilakukan dengan baik dan benar agar produksi dapat tercapai. Kegiatan pemeliharaan TM dapat diuraikan sebagai berikut : a. Penunasan (Prunning) Penunasan
adalah
suatu
sistem
pengelolaan
kanopi
tanaman
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerugian terutama dalam memenuhi kebutuhan sinar matahari untuk tanaman dan pelaksanaan panen. Tujuan penunasan adalah untuk mengurangi kelembaban, mencegah datangnya serangan penyakit dan tempat sarang hama, memperlancar proses penyerbukan, mengurangi kehilangan brondolan, dan memudahkan pengamatan buah matang. Penunasan/Pruning dilakukan dengan cara memotong atau membuang pelepah yang terdapat pada batang atau pokok sawit dimana pembuangan pelepah ini harus ditinggalkan 2 pelepah dibawah tandan atau dengan sistem songgo dua. Pruning dilakukan dengan beberapa pekerja yang mempunyai tugas yaitu memotong dan membuang pelepah, namun sebelumnya pelepah dipotong dua.
59
Pekerja masuk kedalam ancak yang akan di pruning dan memotong semua pelepah yang tidak berproduktif yaitu pelapah yang kering, patah (Sengkleh) dan pelepah yang terlalu rimbun. Pemotongan pelepah sampai batas pelepah sangga dua dari buah yang paling tua. Pelepah dijatuhkan dengan menggunakan dodos dan kemudian dipotong menjadi 2 bagian dan disusun
digawangan
mati.
Agar
tidak
mengganggu
pekerja,
untuk
menghindari durinya maka pelepah tersebut direncek dan ditumpuk serta disusun ke dalam baris tanaman dengan cara pelepah tersebut di telungkupkan. Pengawasan kegiatan pruning perlu dilakukan dengan baik. Fungsi pengawasan yaitu untuk memastikan bahwa pekerja pruning sudah dilakukan dengan baik atau tidak, sehingga tidak ada pekerja meninggalkan pelepah yang seharusnya dipotong dan menentukan basis borong yang didapat pekerja sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh mandor. Lemahnya didalam pengawasan dapat mengakibatkan kerugian terhadap tanaman. Tanaman yang over pruning menjadi stres sedangkan tanaman kurang pruning akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan buah. Untuk menghindari hal tersebut, seorang mandor pruning harus lebih aktif didalam pengawasan pelepah yang dipotong dan penyusunan pelepah oleh para pekerja. Pada PT. SAM I penunasan yang dilakukan yaitu tunas pemeliharaan dan tunas produksi pada tanaman TM. Tunas pemeliharaan dilakukan berdasarkan rotasi yang telah ditetapkan yaitu 2 kali setahun atau setiap 6 bulan sekali, sedangkan untuk tunas produksi biasanya dilakukan yaitu bersamaan dengan kegiatan panen, dimana untuk mengambil buah kelapa sawit maka
60
terlebih dahulu harus menurunkan pelepah kelapa sawit. Kegiatan penunasan yang dilakukan di PT. SAM I ini tidak jauh berbeda dengan yang ada di teori baik itu mengenai teknik atau cara menunas karena menurut Pahan (2006), penunasan dilakukan untuk sanitasi (kebersihan) tanaman sehingga menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit. Pada tanaman
muda,
pelaksanaan
tunas
pasir/sanitasi
dapat
mempermudah
pemupukan, semprot piringan dan pengutupan brondolan. Di PT. SAM I tidak ada lagi tunas pasir karena tanaman sawit yang ada di PT. SAM I sudah termasuk tanaman menghasilkan (TM). b. Pemupukan Pemupukan merupakan kegiatan penting untuk menambah unsur yang ada dalam tanah dan memelihara struktur tanah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman agar memperoleh mutu dan hasil produksi yang optimal. Agar tanaman kelapa sawit dapat berproduksi secara maksimal, maka perlu dilakukan pemupukan untuk menambah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit. Pada umumnya pemupukan didasarkan pada hasil pengamatan dan penelitian terhadap iklim, kondisi fisik dan kimia tanah serta disesuaikan dengan kebutuhan fisik tanaman. Jenis pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk organik atau pupuk anorganik. Pupuk organik bisa berupa kompos atau mulsa, sedangkan pupuk anorganik bisa berupa pupuk yang mengandung unsur N, P, K, Mg dan unsur hara pelengkap lainnya seperti unsur B.
61
1. Pupuk RP Pupuk RP (Rock Phosphate) atau sering juga disebut pupuk abu ini berfungsi untuk menghilangkan zat asam yang ada didalam tanah sehingga penyerapan unsur hara oleh akar tidak terganggu. Pemupukan ini dilakukan secara sebar melingkar pada piringan tanaman kelapa sawit yaitu sebanyak 2 kg per tanaman atau 4 mangkok per tanaman. Untuk memudahkan pelaksanaan pemupukan maka untuk satu pasar pikul ditetapkan 104 kg pupuk RP dan untuk 104 kg tersebut dibagi lagi menjadi 7 untilan, dimana setiap satu untilan berat atau jumlah pupuknya 14,8 kg dan diletakkan setiap 5 pokok tanaman. 2. Pupuk Urea Pupuk Urea berfungsi untuk memberikan unsur nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman khususnya untuk daun, karena tanaman yang kekurangan unsur N ini akan menyebabkan daun tanaman menjadi kuning. Pemupukan dilakukan secara merata dan setipis mungkin pada piringan kelapa sawit yaitu sebanyak 1,5 kg per tanaman atau 3 mangkok per tanaman. Untuk memudahkan pelaksanaan pemupukan maka untuk satu pasar pikul ditetapkan 80 kg pupuk urea dan untuk 80 kg tersebut dibagi lagi menjadi 5 untilan, dimana setiap 1 untilan berat/jumlah pupuknya 16 kg diletakkan setiap 7 pokok tanaman kelapa sawit.
62
c.
Menumbang Anak kayu dan mengoles garlon Mengoles anak kayu ini bertujuan untuk membunuh anak kayu yang ada atau tumbuh digawangan mati yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Oleh karena itu anak kayu yang tumbuh harus dibabat atau ditumbang agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Setelah ditumbang atau dibabat maka tunggul anak kayu tersebut harus dioles dengan garlon agar tidak tumbuh lagi. Penumbangan anak kayu yang dilakukan yaitu digawangan mati ataupun ditepi-tepi parit. Kemudian sambil melakukan penumbangan /pembabatan anak kayu langsung diolesi dengan garlon yang telah dicampur solar, dimana untuk 1 liter garlon dicampur dengan 10 liter solar. Pengolesan anak kayu ini dilakukan dengan menggunakan botol aqua bekas yang mana tutup botolnya diberi lubang untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengolesannya. Mengoles anak kayu harus rata atau sampai basah agar tunggulnya tidak mudah tumbuh. Selain itu juga anak kayu yang ada diareal harus bersih dan tidak ada tertinggal.
d. Semprot Gawangan Adapun langkah kegiatannya yaitu : 1. Mandor menyiapkan bahan semprot yang mana pencampurannya dilakukan di gudang kebun.
Bahan yang digunakan yaitu Bravoxon
dimana untuk 10 liter Bravoxon campuran airnya yaitu 5 liter. jadi dosis untuk 1 ha yaitu 375 cc/ha ditambah metafuron sebanyak 18 gr/ha. 2. Setelah bahan dicampur rata maka langsung dibawa kelapangan untuk diaplikasikan.
63
3. Bahan yang telah dicampur tadi diambil sebanyak 90 cc dimasukkan pada alat semprot/knapsack sprayer yang kemudian ditambahkan 15 liter air, lalu alat semprot digoyang-goyang dan dipompa agar bahan tercampur merata. 4. Setelah itu knapsack sprayer digendong/dibawa sambil dipompa lalu disemprotkan pada bagian/seluruh gulma yang ada digawangan sampai merata. 5. Pengecekan penyemprotan dilakukan oleh mandor dan asisten yaitu setelah 5 hari kemudian. 6. Frekuensi penyemprotan yang digunakan yaitu 3 bulan sekali atau 4 kali dalam setahun atau tergantung kondisi gulma yang ada dilapangan. Adapun kebutuhan racun yang digunakan yaitu :
Untuk 10 liter Bravoxon campuran airnya sebanyak 5 liter.
Dosis yang digunakan yaitu bravoxon 375 cc/ha dicampur/ditambahkan 18 gr metafuron.
Herbisida Bravoxon bersifat kontak, berwarna hijau, digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar.
Dosis yang digunakan untuk knapsack spayer yaitu sebanyak 90 cc racun/Bravoxon ditambah 15 liter air.
e. Babat goloran Babat goloran merupakan suatu pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit, dimana babat goloran ini dilakukan dengan cara membabat gulma yang merambat pada pelepah tanaman kelapa sawit agar tidak
64
mengganggu pertumbuhan tanaman tersebut. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu parang babat. Pelepah yang sampai ketanah atau yang terkulai dan memudahkan gulma merambat naik keatas harus dipotong karena gulma tersebut yang merambat akan menutupi kanopi daun dan akan mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Pelepah yang telah dipotong harus dibuang ke gawangan mati untuk menjaga agar tidak mengganggu pekerjaan panen. Babat goloran ini dilakukan oleh satu orang pekerja atau sesuai ketentuan mandor, dimana setiap pekerja ini membawa alat atau parang untuk memotong gulma yang telah merambat ke pelepah tanaman kelapa sawit. Kegiatan babat goloran ini dilakukan setiap 4 bulan sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Babat goloran pada tanaman kelapa sawit f.
Pemeliharaan pasar pikul dengan menggunakan alat mekanis (Doser Mini) Pemeliharaan pasar pikul ini sangat penting dilakukan karena akan membantu memudahkan pelaksanaan/pekerjaan panen. Jika pasar pikul memiliki permukaan yang tidak dater/bergelombang maka para pemanen pun akan sulit untuk melewati jalan atau pasar pikul tersebut. Oleh karena
65
itu dilakukanlah pemeliharaan pasar pikul dengan menggunakan alat mekanis/doser mini agar pasar pikul menjadi rata. Kegiatan ini dilakukan hanya pada areal yang bergelombang/pasar pikul yang tidak rata sehingga dengan dilakukannya pendoseran pasar pikul ini akan menjadi rata dan jika sudah rata maka tidak perlu didoser lagi. Adapun langkah – langkahnya yaitu : 1. Tentukan areal yang akan didoser 2. Kemudian pastikan areal tersebut dapat dikerjakan yaitu dengan melihat areal tersebut tergenang air atau tidak. 3. Operator harus dapat mengoperasikan doser mini untuk membuat pasar pikul, dimana alat mekanis ini akan membentuk/menjadikan pasar pikul yang tidak rata/bergelombang menjadi rata dan memudahkan untuk pekerjaan panen. 4. Pengoperasian alat tersebut dilakukan mulai dari tepi/pasar pertama atau sesuai dengan keadaan areal. 5. Setelah selesai membuat pasar pikul menjadi rata maka lakukan pembuatan pasar tengah dan pasar bantu yang tujuannya untuk memudahkan/membantu pekerjaan panen. 6. Operator maksimal dapat bekerja yaitu 20 pasar/hari atau tergantung keadaan areal dan tenaga/kemampuan tenaga kerja tersebut. Karyawan/operator
harus
dapat
mencapai
basis
yang
telah
ditetapkan perusahaan yaitu 1.800 meter. Untuk 1 meter yang dibayar perusahaan yaitu Rp 30 setelah basis (1.800 m). Kebutuhan solar/bahan bakar tergantung keadaan atau kondisi areal kebun, namun diperkirakan
66
kebutuhan bahan bakar ini mencapai 8-9 liter/jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Alat mekanis (doser mini) untuk pemeliharaan pasar pikul dan pasar tengah g. Garuk piring (penyiangan) Garuk piringan merupakan kegiatan membersihkan gulma – gulma yang ada di piringan tanaman kelapa sawit. Kegiatan ini dilakukan sebelum dan sesudah penyemprotan piringan. Gulma yang dibersihkan yaitu gulma berkayu yang termasuk didalamnya gulma jenis perdu, anak kayu, anakan sawit dan sebagainya. Di dalam kegiatan garuk piringan ini sebaiknya pekerja memakai alat pelindung diri yang benar, sehingga disaat melakukan kegiatan tersebut tangan dan kaki tidak terkena duri kelapa sawit dan pengawasan harus dilakukan oleh mandor. Garuk piringan ini dilakukan pada setiap piringan tanaman kelapa sawit dengan cara manual yaitu manggaruk/mencangkul rumput – rumput yang ada dipiringan dengan menggunakan cangkul. Lebar piringan yang digaruk dari pokok yaitu 2 meter. Gulma anak kayu didongkel atau dicabut sampai akar – akarnya atau dibabat dengan menggunakan parang babat dan
67
ditumpuk/dibuang digawangan mati. Untuk setiap pekerja ditentukan basis kerjanya yaitu 3 baris tanaman dalam 1 blok. Rotasi yang digunakan yaitu 1 tahun sekali. h. Garuk TPH Garuk TPH merupakan kegiatan membersihkan/menyiangi gulma yang ada di TPH. Adapun tujuan dari garuk TPH ini yaitu agar pemanen dapat dengan mudah menyusun atau meletakkan buah di TPH. Selain itu juga dengan dilakukannya garuk TPH sehingga TPH akan kelihatan bersih dan pemuat TBS akan mudah menggaruk/mengumpulkan brondolan TBS yang ada di TPH. Penyiangan/garuk TPH ini dilakukan pada TPH yang telah semak atau ditumbuhi
rumput/gulma
yang
sulit
dikendalikan
dengan
herbisida.
Kemudian gulma yang ada di TPH dicangkul/dibersihkan dan dibuang keluar petakan TPH. Untuk 1 TPH dibersihkan/digaruk oleh 2 orang pekerja dengan prestasi 8 – 10 TPH/orang. Frekuensi yang digunakan yaitu 2 bulan sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Garuk TPH
68
i.
Rempes pelepah Rempes pelepah merupakan kegiatan memotong pelepah sawit yang mengarah ke jalan sehingga dapat menutupi jalan yang menyebabkan jalan menjadi lembab dan sewaktu hujan turun maka air akan mudah tergenang dan tidak akan kering karena ditutupi oleh pelepah tadi. pelepah
yang
dirempes
ini
yaitu
pelepah
sawit
yang
telah
menutupi/melindungi jalan sehingga jalan tidak terkena sinar matahari yang mengakibatkan tanah/jalan menjadi lembab dan licin. Pelepah yang rimbun dan menutupi jalan dipotong dengan menggunakan egrek yaitu separuh atau setengah dari panjang pelepah. Setelah selesai merempes pelepah, maka pelepah dikumpulkan atau diletakkan pada gawangan mati. Kegiatan rempes pelepah ini tidak menggunakan rotasi, namun hanya dengan melihat situasi atau kondisi areal jalan yang akan dilalui. Oleh karena itu, rempes pelepah ini juga bertujuan untuk memelihara jalan agar mudah dilalui oleh alat transportasi buah maupun transportasi lainnya. Untuk lebih jelasnya kegiatan rempes pelepah ini dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Rempes pelepah tanaman kelapa sawit
69
j.
Pemeliharaan jalan (Pemel jalan) Pemeliharaan jalan (pemel jalan) merupakan kegiatan pemeliharaan jalan yaitu dengan memperbaiki jalan yang rusak atau tidak rata dengan cara menimbun/meratakan jalan dengan menggunakan cangkul kemudian tanah yang tinggi diratakan agar jalan yang rusak menjadi rata. Selain itu juga jalan yang tergenang air harus dibuat saluran air/parit agar air dapat mengalir dan tidak ada genangan air lagi. Pekerjaan pemel jalan ini biasanya dilakukan setiap setahun sekali namun kegiatan ini juga harus melihat situasi/kondisi areal jalan, jika jalan tidak terlalu rusak maka tidak dilakukan pemel jalan. Pekerja pemel jalan ini harus mencapai target yang telah ditentukan yaitu 500 meter/hari. Pekerjaan pemel jalan dilakukan setahun sekali namun kegiatan/pekerjaan ini melihat situasi/kondisi jalan dikebun. Langkah kegiatan yang dilakukan yaitu : 1. Membuat saluran air atau parit pada jalan yang tergenang air 2. Kemudian jalan yang berlubang atau tidak rata, dilakukan perataan jalan yaitu dengan menimbun jalan yang tidak rata dengan best cost atau tanah merah yang dicampur batu dengan menggunakan cangkul. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Pemeliharaan jalan
70
k. Aplikasi Tankos (Land Aplication) Pengaplikasian tankos bertujuan untuk memanfaatkan limbah sekaligus menambah unsur kalium/sebagai pupuk bagi tanaman kelapa sawit. Selain itu juga pengaplikasian tankos ini juga dapat mengurangi pemberian pupuk yang mengandung kalium seperti pupuk KCL. Sehingga dengan adanya pengaplikasian tankos maka pemberian pupuk ini hanya ½ dari dosis pupuk yang ditetapkan. Langkah kerjanya yaitu : 1. Tentukan areal yang akan dilakukan pengaplikasian tankos 2. Tankos yang telah tersedia ditepi jalan diangkut dengan menggunakan angkong yang kemudian dibawa dan diletakkan diantara tanaman pokok pada baris tanaman. 3. Tankos ini diletakkan dalam bentuk petakan dengan ukuran 1,5 m x 1,5 m dengan tebal tumpukan yaitu 2 tumpukan, dimana untuk satu petakan tankos ini membutuhkan 3 angkong. Kegiatan pengaplikasian tankos ini membutuhkan 4 HK/ha Kebutuhan tankos per hektarnya yaitu 30 ton/ha untuk 5 pasar separuh. Pengaplikasian tankos ini dilakukan 1 tahun sekali. l.
Analisa Daun Kesatuan Contoh Daun (KCD) atau disebut juga Leaf Sampling Unit (LSU) adalah suatu areal yang diambil contoh daunnya untuk mengetahui secara kualitatif pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman. Prinsip dari satu KCD adalah keseragaman dalam hal umur tanaman,
jenis tanahnya, tindakan
71
kultur teknis areal tersebut, dan sekecil mungkin variasi topografi dan drainase. Contoh daun mulai diambil pada masa TBM-3. Luas satu KCD biasanya 30 Ha dimana diperlukan 33 - 34 pohon contoh untuk satu KCD, tetapi jika lebih banyak sampel lebih baik. Waktu pengambilan contoh daun dilakukan pada pagi hari mulai dari jam 07.00 WIB s/d 11.00 WIB dan dalam keadaan tidak basah.
Persyaratan pohon contoh adalah pohon tidak dekat
dengan jalan, sungai, bangunan dan parit, tidak merupakan pohon sisipan, tidak berdekatan dengan areal terbuka, dan pohon keadaan normal dan tidak terkena hama penyakit. Cara kerjanya adalah sebagai berikut : o Tentukan titik awal sebagai dasar pelaksanaan LSU. Titik awal dimulai dari Barat – Utara. Kemudian tentukan pohon yang akan dijadikan pohon pengamatan. o Pohon pertama sample yang dipakai sebagai permulaan perhitungan pohon contoh adalah pohon yang terletak pada baris ke- 10 masuk menuju pohon ke 5 pinggir blok yang dipilih. o Pohon sample nomor 2 adalah kelang 10 pohon dari pohon pertama, begitu sterusnya. o Apabila pohon contoh terpilih tidak memenuhi syarat sebagai syarat LSU maka dilakukan pemindahan ke pohon didepannya. o Pohon contoh harus diberi tanda yang jelas dan nomor urut untuk masing – masing LSU karena pohon yang sama akan dipakai untuk tahun berikutnya . Tanda yang digunakan : Tanda masuk
, tanda perpindahan baris (
)
72
o Penentuan pelepah 17 harus dilakukan secara benar dan tepat. o Tentukan pelepah daun pertama yaitu daun yang sudah membuka 75100%, dan tentukan arah spiral pelepah. o Potong pelepah dengan jarak 1 m dari pangkal pelepah ( dari duri paling bawah ). o Pohon sample nomor ganjil dilakukan pengukuran terhadap parameter (tinggi, panjang pelepah, lebar petiole, tebal petiole. o Kemudian pohon sample nomor genap dilakukan pengukuran terhadap parameter ( lebar petiole, tebal petiole). o Pengukuran parameter dengan meteran dan bantuan fiber egrek. o Pelepah yang akan diambil contoh daunnya dipotong 4 helai disekitar jarum ( 2 helai masing- masing sisi). Anak daun harus sempurna. o Helai daun dipotong menjadi 3 bagian, ambil yang di bagian tengah dengan panjang + 15 cm. o Masukan ke dalam kantong plastic kemudian dikirim ke labor untuk diteliti selanjutnya. o
Helaian daun dari satu KCD yang telah dibersihkan dikumpulkan lalu dimasukkan ke dalam amplop kertas/plastik.
o
Kemudian dikeringkan dengan oven selama 24 jam dengan suhu 70 80 °C.
Setelah kering diberi label : Nama Kebun, Luas, No. KCD,
Afdeling, Blok, Pelepah ke, Tahun Tanam, Tanggal Pengambilan dan dari jam berapa ke jam berapa.
73
m. Pengendalian Hama dan Penyakit Prinsip umum dari pengendalian hama dan penyakit adalah bahwa tindakan-tindakan pencegahan (preventif) akan selalu lebih baik daripada pengobatan (kuratif).
Oleh karena itu, tindakan monitoring/pengamatan
adanya serangan dan penekanan populasi hama pada saat akan melewati ambang ekonomis sangat diperlukan. Sistem Peringatan Dini (Early Warning
System) bertujuan untuk mengetahui adanya serangan hama sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan tindakan pengendalian ketika serangan tersebut masih ringan. 1.
Pengendalian hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) Melakukan penanaman LCC dimana pada areal pembukaan baru, bilamana terdapat bekas batang kelapa sawitatau tanaman lain yang ditinggalkan dilokasi, maka harus diusahakan memelihara tumbuhan LCC yang rapat menutupi rumpukan.
Pemberian carbofuron yaitu pada tanaman TBM diberikan 3 gr per pohon pada bulan 3, 4, 5 dan 6 sejak tanam. Pada tanaman TM diberikan 5 gr per pohon dengan rotasi 1 minggu sekali.
Penangkapam dengan Feromon Trap. Jika serangan sedang – berat pada tanaman TBM dan TM pada saat siklus imago diperangkap menggunakan sex feromon dengan proporsi pemasangan 1 perangkap untuk 4 Ha. Penggantian feromon dilakukan setiap 2 bulan.
2.
Pengendalian ulat api Penanganan secara kimia yaitu dengan menggunakan insektisida piretroid sintetic dengan dosis 1-3 cc per liter.
74
Penanganan
secara
biologis
pada
tanaman
TBM
yaitu
dengan
menggunakan virus dengan dosis 3-5 gr per liter air.
Penanganan
secara
kultur
teknis
yaitu
dengan
mempertahankan
biodiversity gulma terutama menanam beberapa jenis gulma yang berguna seperti Turnera subulata, Casiatora. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Turnera subulata 3.
Pengendalian rayap (Macrotermes dan Coptortermes) Serangan rayap macrotermes dilakukan dengan cara : membongkar gundukan tanah, menyemprot dengan menggunakan bahan aktif Fipronil 50SC dengan konsentrasi 0,4% dengan volume semprot 3 – 5 liter per pohon, tandai dengan cat kuning pada pohon yang telah disemprot. Rotasi penyemprotan dilakukan jika rayap belum mati.
Serangan rayap Coptotermes terutama di areal gambut harus dilakukan dengan cara barrier yaitu 6 pohon disekeliling pohon yang terserang harus disemprot. Cara pengendalian dilakukan dengan cara : sanitasi dilakukan pada bagian batang secara bersih, penyemprotan Fipronil 0,4% volume semprot 3-5 liter, beri tanda cat kuning (tgl/bulan aplikasi) pada pohon yang telah disemprot, rotasi penyemprotan 2-3 bulan.
75
Tanaman yang telah mati oleh rayap harus dibongkar dan diangkat sampai akarnya. Sebelum dilakukan penyisipan lubang tanam harus disemprot dengan bahan aktif Fipronil 0,4%.
Gejala serangan rayap terhadap tanaman sawit dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Dampak serangan rayap pada kelapa sawit di PT. SAM 1 Di PT.SAM I pengendalian hama kumbang tanduk dan rayap yang ada di tanaman kelapa sawit sudah tidak dilakukan karena belum begitu parah sehingga kami hanya melakukan diskusi dengan pembimbing lapang. Namun pengendalian hama seperti ulat api masih dilakukan secara kultur teknis yaitu dengan menanam gulma yang berguna yaitu Turnera subulata. Sedangkan pengendalian penyakit yang ada di Afdeling 12 juga tidak dilakukan sehingga dilakukan diskusi dengan pembimbing lapang. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan TM yang dilakukan oleh PT. SAM I yaitu meliputi : penunasan, garuk piringan, garuk TPH, pemeliharaan jalan, pemeliharaan pasar pikul, rempes pelepah, penyemprotan, aplikasi tankos, babat goloran, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, analisa KCD, serta menumbang anak kayu dan mengoles garlon. Umumnya kegiatan pemeliharaan di PT. SAM I sudah mengikuti kaidah pemeliharaan kelapa sawit seperti yang dikemukakan oleh Risza (1994), namun yang menjadi perbedaan seperti
76
pengendalian gulma khususnya anak kayu yang dilakukan oleh PT. SAM I yaitu pengendaliannya dilakukan dengan menumbang atau membabat anak kayu tersebut setelah itu dilakukan pengolesan garlon. Kegiatan ini dilakukan untuk memberantas gulma anak kayu, sehingga dengan melakukan pengolesan garlon maka gulma anak kayu tidak akan tumbuh lagi. Sementara menurut Risza (1994), pengendalian gulma anak kayu dilakukan dengan cara mendongkel dengan
menggunakan
cangkul.
Untuk
kegiatan
pemeliharaan
seperti
pemupukan yang dilakukan di PT. SAM I kurang efisien karena masih ada pupuk yang tidak disebar secara merata. Pelaksanaan pemupukan yang kurang efisien tersebut dikarena pekerja ini mempunyai terget waktu yang diperlukan dalam pemupukan sehingga hasil yang diperoleh pun kurang bagus. Sementara menurut Risza (1994), pemupukan yang dilakukan yaitu dengan menabur pupuk keseluruh pokok dengan dosis yang tepat cara tabur yang tepat dan merata. 4.1.6.
Panen Panen merupakan kegiatan memotong tandan buah dari pokok untuk
diolah lebih lanjut. Pemanenan ini adalah puncak dari semua kegiatan pemeliharaan yang dilakukan. Untuk memudahkan pemanenan dan menghindari hilangnya buah, maka kondisi kebun harus bersih dari gangguan gulma yang ada disekitar piringan yang terlalu semak. karna dapat menyulitkan pemanen di dalam menentukan kriteria buah siap panen sehingga brondolan yang jatuh tidak kelihatan yang tertutupi oleh gulma dan menyulitkan pekerja dalam pengutipan brondolan. Sistem panen yang digunakan pada PT. SAM 1 Kebun Senamanenek adalah sistem ancak giring tetap dengan rotasi 6/7 yaitu panen dilakukan 6 hari
77
dalam seminggu dimana setiap afdeling dibagi menjadi 6 kapveld (kapveld I dipanen hari senin, kapveld II dipanen hari selasa, dan seterusnya hingga hari sabtu). Adapun langkah kerjanya yaitu : 1. Tentukan areal atau blok yang akan dilakukan pemanenan TBS. 2. Melakukan pembagian tugas kerja dimana untuk setiap satu orang pemanen atau yang melakukan pemanenan buah maka dibutuhkan satu tenaga kerja untuk mengumpulkan brondolan, dimana brondolan ini harus bersih atau tidak tertinggal pada piringan, pasar pikul, dan ketiak pelepah. 3. Menentukan buah yang akan dipanen yaitu dengan melihat jumlah brondolan yang sudah jatuh dimana untuk satu tandan buah jumlah brondolan yang jatuh yaitu 20 brondolan baru bisa dilakukan pemanenan, jika kurang dari 20 maka kriteria buahnya termasuk kurang matang dan apabila tidak membrondol maka kriterianya termasuk buah mentah. 4. Lakukan pembuangan atau pemotongan pelepah yang menyangga tandan buah yaitu 2 pelepah atau songgo dua. Setelah itu lakukan pendodosan tandan buah dengan menggunakan alat dodos. 5. Buah yang telah di dodos dibawa dengan menggunakan gancu ke atas angkong sementara brondolan yang jatuh dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam karung. Buah yang membrondol yang terdapat pada ketiak pelepah diambil atau dibersihkan dengan menggunakan gancu dan gantolan jika terlalu tinggi. 6. Setelah itu TBS dan brondolan dibawa dengan angkong dan diletakkan di TPH dimana brondolan tetap diletakkan didalam karung sementara TBS
78
disusun dalam bentuk barisan. Dalam 1 baris terdapat 5 TBS. Kemudian TBS tadi diberi nomor sesuai dengan ketentuan atau nomor pekerja panen. Pembuatan nomor ini menggunakan arang. Buah yang di panen merupakan buah yang matang dan berada pada fraksi 2. Buah fraksi 2 ditandai dengan jumlah brondolan sebanyak 2 buah/kg. Sehingga jika berat janjang rata-rata (BJR) buah 10 kg, maka jumlah brondolan yang jatuh di piringan sebanyak 20 butir brondolan. Buah yang berada di TPH dilakukan grading/sortasi oleh krani panen untuk memastikan tidak terdapat buah kurang matang dan buah mentah. Jika terdapat
buah
yang
kurang
matang
atau
memisahkannya dengan buah yang matang.
mentah
maka
krani
panen
Krani panen juga menghitung
jumlah buah yang diangkut oleh truk pengangkut ke PKS.
Buah yang telah
disusun rapi pada truk pengangkut di bawa ke PKS secepat mungkin. Peralatan panen, alat yang digunakan untuk membantu dalam kegiatan pemungutan hasil ini yaitu sebagai berikut : * Dodos, untuk memanen/memotong tangkai buah dari pohon * Kapak, untuk memotong tangkai buah dari tandan * Gancu, untuk mengangkat dan memindahkan buah * Gerobak, untuk mengangkut buah ke TPH * Batu asah, unutk menjaga ketajaman mata egrek * Karung, untuk tempat berondolan
79
a. Angka Kerapatan Panen (AKP) = Perencanaan Panen Harian
Kapveld (luas areal panen harian) yang akan dipanen, terlebih dahulu dihitung AKP satu hari sebelumnya untuk menentukan jumlah produksi yang akan dipanen, kebutuhan tenaga pemanen dan truk angkut TBS. AKP =
Jumlah pohon sampel Jumlah tandan buah matang
:1
Misal AKP 3 : 1, artinya dalam 3 pohon kelapa sawit terdapat 1 buah yang matang. Estimasi produksi/kapveld =
Jumlah tanaman x BJR AKP
Kebutuhan tenaga pemanen = Estimasi produksi Kapasitas panen/HK Kebutuhan truk pengangkut = Jumlah produksi Kapasitas truk x Jumlah trip per hari Dalam kegiatan panen perlu adanya pengontrolan dari mandor panen ataupun asisten afdeling, agar kegiatan panen dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Pengontrolan juga bertujuan agar pemanen tidak memanen
buah yang mentah dan buah yang kurang matang serta memungut brondolan merah dan yang kering. Penempatan ancak pemanen juga harus diperhatikan sesuai dengan kemampuan pemanen. Hal ini dilakukan agar kegiatan panen dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Perhitungan AKP sebaiknya dilakukan dengan baik dan benar karena AKP menentukan jumlah pemanen yang akan dipakai, jumlah produksi yang keluar dari satu afdeling dan menentukan jumlah jumlah kendaraan yang akan digunakan. Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan secara acak agar hasil
yang diperoleh
sebenarnya.
cukup mewakili
keadaan
kapeld
panen
yang
80
Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengangkutan tandan buah segar (TBS) adalah sarana transportasi seperti jalan yang selalu dalam keadaan baik. Keadaan jalan sangat menetukan keberhasilan pengangkutan TBS ke pabrik kelapa sawit (PKS).
Keadaan jalan yang rusak dapat
menghambat keluar masuknya truk ke dalam blok tanam. Oleh karena itu keadaan jalan, baik jalan poros ataupun jalan antar blok harus dalam keadaan baik. Kegiatan panen dilakukan secara demonstrasi dan berdiskusi dengan pembimbing lapang b. Efisiensi panen Efisiensi panen merupakan lanjutan dari AKP (Angka Kerapatan Panen) yang berfungsi untuk mengetahui losis atau tingkat kehilangan hasil sehari setelah panen yang telah dilakukan. Langkah awal dalam efisiensi panen dimulai dari titi panen/nomor panen pertama pada blok yang diperiksa dengan cara berjalan langsung pada tiap-tiap pohon dan mengisi lembaran hasil efisiensi penen. Adapun kriteria yang ada pada kriteria tersebut adalah tandan matang di panen, tandan matang tidak di panen, brondolan tidak dikutip di piringan, pasar pikul, ketiak pelepah dan di TPH. kg TBS + kg brondolan Efisiensi = (kg TBS + kg brondolan) + (kg Tbs tidak di panen + brondolan tidak dikutip) Panen yang dilakukan PT. SAM I maupun berdasarkan pedoman teknis kelapa sawit sudah sama - sama sesuai karena kegiatan ini pada intinya untuk menurunkan buah sawit dengan alat dodos dan egrek, dengan rotasi
81
6/7 hari kerja dengan menggunakan sistem ancak giring tetap, yang mana buah harus sampai ke pabrik kelapa sawit maksimal 24 jam setelah panen. Kegiatan panen yang dilakukan di PT. SAM I sudah sesuai dengan kaedah yang dikemukakan oleh Fauzi, dkk, (2008). Di PT. SAM I kegiatan panen dilakukan dengan menggunakan ancak giring tetap yang bertujuan untuk memudahkan proses pemungutan dan pengolahan hasil. Frekuensi panen yang dilakukan yaitu 6/7, artinya dalam 1 minggu terdapat 6 hari panen dan masing – masing ancak diulangi (dipanen) 7 hari berikutnya. PT. SAM I menetapkan frekuensi panen 6/7 tersebut karena pada luasan areal tersebut dibagi menjadi 6 kaveld (luasan areal yang dipanen) sehingga panen dilakukan selama 6 hari. Sementara disiplin panen yaitu kegiatan pemanenan buah dimana buah yang dipanen yaitu buah atau tandan yang telah membrondol yaitu sebanyak 20 – 25 brondolan per tandan atau 2 brondolan/kg. Sedangkan menurut Fauzi, dkk, (2008) frekuensi panen yang di pakai yaitu 5/7, artinya dalam 1 minggu terdapat 5 hari panen dan masing – masing ancak diulangi (dipanen) 7 hari berikutnya. 4.2. Pengolahan Hasil Tanaman Kelapa Sawit Pengolahan kelapa sawit merupakan pengolahan TBS untuk menghasilkan CPO yang berasal dari daging buah dan PKO yang berasal dari inti dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitasnya harus didukung dari uji analisa di laboratorium. Minyak kelapa sawit adalah hasil akhir dari kegiatan pengolahan yang sebenarnya diproduksi di lapangan, dengan arti lain kandungan minyak atau jumlah minyak yang dihasilkan tidak dapat ditingkatkan dalam kandungan buah.
82
Pengolahan hasil merupakan suatu rangkaian proses penanganan bahan baku dari pabrik sampai produk yang siap untuk dipasarkan. Pada PT. SAM I, produk utama yang dihasilkan oleh Pabrik Kelapa Sawit (PKS) adalah CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit, dan produk sampingan adalah tandan kosong, cangkang dan fibre. Gambar pabrik kelapa sawit PT. SAM I dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Pabrik kelapa sawit PT. SAM I 4.2.1. a.
Pengolahan Crude Palm Oil (CPO)
Stasiun penerimaan buah Penerimaan buah di pabrik terlebih dahulu ditimbang di jembatan timbang. Penimbangan TBS dilakukan untuk mengetahui berat bruto, tarra dan netto dari TBS yang diterima untuk diolah di PKS. PKS PT. SAM I mempunyai 1 timbangan digital dan 1 timbangan analog, tetapi yang sering digunakan adalah timbangan digital. Setiap truk buah yang masuk ke PKS mengalami 2 kali penimbangan, yaitu ketika truk masuk (berisi TBS) serta ketika truk keluar (truk dalam keadaan kosong). selanjutnya truk menuju stasiun loading ramp.
Setelah ditimbang,
83
Adapun prinsip kerja penimbangan TBS adalah : 1. Brutto
= Berat Truk + TBS.
2. Tarra
= Berat truk tanpa TBS.
3. Netto
= Brutto - Tarra.
b. Stasiun sortasi Sortasi dilakukan untuk mengetahui kualitas buah yang diterima di PKS yang berasal dari kebun sendiri yaitu Kebun PT. SAM I. Kualitas TBS yang diterima di PKS ditentukan berdasarkan fraksi-fraksi Kriteria kematangan TBS, persyaratan mutu dan komposisi yang ideal dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Komposisi matang panen. Fraksi Kematangan
Buah Luar
Komposisi
Fraksi 00
Sangat mentah
Tidak ada
Tidak boleh ada
Fraksi 0
Mentah
1 – 12,50 %
Tidak boleh ada
Fraksi 1
Kurang matang
13 – 25 %
Max. 20 %
Fraksi 2-3
Matang
26 – 75 %
Min. 68 %
Fraksi 4-5
Lewat matang
76 – 100 %
Max. 12 %
Sumber : Menurut Kebijakan Teknis Agronomi Kelapa Sawit CLP 2007 Selain itu ada beberapa kriteria mutu di dalam sortasi yang dikenakan penalti apabila dijumpai dalam proses ini seperti Kotoran yang berupa sampah, tanah, pasir, TBS tangkai panjang, yaitu tangkai tandannya yang memiliki tangkai panjang > 2 cm, buah busuk dan buah sakit. Mutu TBS yang diharapkan pabrik yaitu matang > 85 %. Kegiatan sortasi dapat dilihat pada Gambar 13.
84
Gambar 13. Kegiatan sortasi TBS di PT. SAM I c. Stasiun Loading Ramp Setelah melalui proses sortasi, TBS dikumpulkan di loading ramp, kemudian dimasukkan ke dalam lori untuk dilakukan proses selanjutnya. Jumlah loading ramp yang ada di PKS PT.
SAM I adalah 1 unit dengan
jumlah pintu adalah 12 dan kapasitas masing-masing pintu adalah 12,5 ton. Kapasitas 1 lori yang digunakan adalah 7,5 ton per lori dengan jumlah lori yang tersedia sebanyak 3 unit, dimana 1 unit ada 8 lori.
Sistem
transportasi lori dari loading ramp ke rebusan dan sebaliknya menggunakan alat bantu transfer carriage dan capstand.
Untuk lebih jelasnya, gambar
loading ramp dan lori dapat dilihat pada Gambar 14 dan 15.
Gambar 14. Loading Ramp PT. SAM I
85
Gambar 15. Lori PT. SAM I
d. Stasiun perebusan (Sterilizer) Stasiun ini berfungsi untuk menonaktifkan aktivitas enzim lipase (pembentuk asam lemak bebas di dalam buah), memudahkan pelepasan buah dari tandan, mengurangi kadar air di dalam buah dan melunakkan buah sehingga mudah diaduk, serta melunakkan cangkang dari intinya. Stasiun ini hanya terdiri dari satu alat yaitu sterilizer. Sterilizer berfungsi sebagai tempat terjadinya proses perebusan buah. Adapun proses perebusan yang dilakukan yaitu selama 90-95 menit dan kapasitas lori dalam satu stalizer dapat memuat 8 lori, sehingga 1 sterilizer dapat memuat 60 ton TBS. Jika buah yang direbus dalam keadaan restan maka perebusan akan lebih cepat (< 90 menit).
Kegiatan perebusan
dilakukan pada 3 puncak yaitu pada puncak pertama dengan tekanan 22 psi, puncak kedua dengan tekanan 34 psi, dan puncak ketiga dengan tekanan 40 psi. Dalam 1 hari dapat melakukan perebusan sebanyak 10-11 kali.
Sistem perebusan pada masing-masing steriliser dilakukan secara
bergantian.
86
Steriliser di PT. SAM 1 menggunakan sistem 3 titik puncak dengan waktu 90-95 menit yang terdiri dari : a.
Puncak pertama dengan waktu 13 menit pada tekanan 22 psi dan penurunan 3 menit.
b. Puncak kedua dengan waktu 15 menit pada tekanan 34 psi dan penurunan 3 menit. c. Puncak ketiga dengan waktu 16 menit, penahanan 35 menit dan penurunan 5 menit. Waktu buka dan tutup steriliser 15 menit, waktu yang dibutuhkan steriliser
dari
awal
perebusan
sampai
akhir
perebusan
=
13+3+15+3+16+35+5+15 = 105 menit. Jumlah steriliser sebanyak 3 buah, kapasitas 1 lori 7,5 ton dan kapasitas 1 steriliser 8 lori. Untuk lebih jelasnya,
sterilizer dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Sterilizer PT. SAM I e. Stasiun rail track Stasiun berfungsi untuk mempersiapkan buah yang sudah direbus untuk proses selanjutnya. Stasiun ini terdiri dari :
87
a. Lori berfungsi untuk membawa buah yang sudah direbus dari steriliser ke tippler. b. Transfer Carriage berfungsi untuk memindahkan posisi lori dari satu jalur rel ke jalur rel lainnya. c. Tippler berfungsi untuk mengeluarkan buah didalam lori dengan cara membalikkan lori sehingga semua buah dalam lori terbuang ke dalam eskalator buah untuk diangkut ke threser. Satu buah tippler hanya dapat membalikkan 1 buah lori sehingga dilakukan pergantian. perhitungan kapasitas tippler yaitu : Kapasitas tippler
= Kapasitas lori x 60 menit Kapasitas pabrik = 7500 kg x 60 menit 60.000 kg/jam = 7,5 menit/lori
Dalam waktu 1 jam
= 60 menit 7,5 menit/lori = 8 lori/jam
Foto tippler dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Tippler PT. SAM I
Contoh
88
f. Stasiun pemipilan (Thresher) Setelah buah direbus dan dikeluarkan dari lori dengan bantuan tippler, TBS dimasukkan ke dalam alat pemipil (Thresher) dengan menjalankan banyak proses, meliputi. 1. Bunch feeder Fungsi bunch feeder adalah mentransfer buah ke dalam thresher. Gambar bunch feeder PT. SAM I dapat dilihat pada Gambar 18
Gambar 18. Bunch feeder PT. SAM I 2. Thresher Fungsi
thresher
adalah
untuk
memisahkan
brondolan
dari
janjangannya dengan cara mengangkat dan membanting serta mendorong janjangan kosong ke empty bunch conveyor dengan alat bantu blade pengarah dan spike.
Proses pelepasan/perontokkan berlangsung akibat
terbantingnya tandan buah secara berulang-ulang di dalam alat pemipil yang berputar dengan kecepatan ± 23 rpm.Thresher dapat dilihat pada Gambar 19.
89
Gambar 19. Thresher PT. SAM I 3. Empty bunch conveyor dan empty bunch hopper Fungsi dari empty bunch conveyor adalah untuk mentransfer janjangan kosong dari thresher ke empty bunch hopper sebelum dibawa ke lapangan. Empty bunch hopper dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Empty bunch hopper PT. SAM I. g. Stasiun pengadukan dan pengempaan (Press) Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam stasiun ini adalah sebagai berikut :
90
Pengadukan (digester) Tujuan pengadukan adalah melumatkan daging buah dan memisahkan daging buah dengan biji (nut) serta meniriskan minyak agar mudah diproses dalam pengempaan. Brondolan yang telah rontok pada proses thresher, selanjutnya dimasukkan ke dalam alat pengaduk ( digester). Di dalam alat pengaduk, brondolan diremas/dilumat dengan pisau pengaduk yang berputar sambil dipanaskan. Suhu yang diperlukan untuk pengadukan ini adalah 90–95 °C selama ± 1/2 jam. Pengempaan (screw press) Stasiun ini berfungsi untuk memisahkan minyak yang terkandung didalam daging buah menjadi crude oil dan cake (ampas yang terdiri dari fibre dan nut). Stasiun ini terdiri dari : a. Digester berfungsi untuk mengaduk berondolan sehingga terjadi pemisahan antara daging buah dan nut serta meniriskan minyak agar mudah diproses dalam pengempaan. b. Screw Press berfungsi untuk mengeluarkan kandungan minyak didalam daging buah dengan cara dikempa pada tekanan yang telah diatur. Dalam proses pengepresan akan didapat minyak kasar yang dialirkan ke stasiun klarifikasi dan fiber serta nut yang diteruskan ke cake breaker conveyor.
91
Gambar screw press dapat dilihat pada gambar 21.
Gambar 21. Screw press PT. SAM I h. Stasiun klarifikasi (pemurnian minyak) Minyak kasar yang keluar dari pressan masih mengandung kotorankotoran, pasir, cairan dan benda kasar lainnya,
Oleh karena itu, perlu
dilakukan pemurnian distasiun klarifikasi. Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Sand trap tank yang berfungsi untuk menangkap pasir yang berada dalam minyak kasar. Vibro separator berfungsi untuk menyaring serabut-serabut yang terdapat pada minyak mentah. Crude oil tank berfungsi sebagai wadah/tempat penampungan minyak dan untu menurunkan non oil solid Vertical clarifier tank berfungsi untuk memisahkan minyak, sludge, dan non oil solid. Minyak dalam tank ini berada di bagian atas, air berada dibagian tengah, sedangkan sludge dan pasir berada dibagian bawah. Oil tank yaitu sebagai tempat penyimpanan sementara minyak sebelu diolah di oil purifier.
92
Oil purifier berfungsi untuk mengurangi kadar air dan non oil solid dalam minyak dengan cara sentrifugal. Vacum dryer berfungsi mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Sludge tank berfungsi untuk menampung campuran sludge yang masih mengandung minyak sebelum dilakukan pemisahan sludge dan minyak. Sludge separator berfungsi untuk memisahkan sludge dan minyak dengan menggunakan metode sentrifugasi. Strorage tank berfungsi menampung minyak CPO sebelum dilakukan pemasaran.
Storage tank dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Storage tank PT. SAM I 4.2.2.
Pengolahan inti (kernel) Pengolahan inti adalah memisahkan inti yang ada di dalam cake (ampas
yang terdiri dari fibre dan nut ) dengan melalui tahapan-tahapan berikut ini :
93
Depericarper berfungsi untuk memisahkan cake (ampas yang terdiri dari fibre dan nut) berdasarkan berat jenis. Fibre dengan berat jenis rendah akan terpisah dan selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan nut ke polishing drum. Polishing Drum berfungsi untuk membersihkan fibre yang masih menempel di permukaan luar biji (nut). Nut Silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan sekaligus pemeraman biji (nut) sebelum dilakukan pemisahan antara cangkang dengan inti (kernel). Ripple Mill berfungsi untuk memecahkan biji sehingga terbentuk cracked mixture (campuran antara angkang dan inti). Separating Coloum berfungsi untuk memisahkan cangkang halus yang ada didalam cracked mixture berdasarkan berat jenis. Cangkang halus dengan berat jenis rendah akan terpisah dan digunakan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan cangkang kasar dan sebagian inti akan masuk ke dalam claybath untuk dipisahkan. Claybath berfungsi untuk memisahkan cangkang kasar dan inti. Pada proses ini digunakan CaCO3 sebagai bahan pembantu. Dengan perbedaan berat jenis cangkang kasar akan terpisah dengan inti. Cangkang kasar digunakan sebagai bahan bakar boiler sekaligus sebagai palm product. Sedangkan inti dikirim kedalam silo dryer. Claybath dapat dilihat pada Gambar 23
94
Gambar 23. Claybath PT. SAM I Silo Dryer berfungsi untuk memeram inti, proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang ada didalam inti (sesuai dengan kadar air yang dibutuhkan pasar). Bulk Silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan inti sebelum dipasarkan. Bulk silo dapat dilihat pada gambar 24.
Gambar 24. Bulk silo PT. SAM I Kegiatan pengolahan di PT. SAM I sama dengan yang dikemukakan oleh Fauzi, dkk,(2008). Yang menjadi perbedaan dalam proses pengolahan pada kapasitas alat saja. Kapasitas alat pengolahan di PT. SAM I yaitu 60 ton TBS/jam.
95
4.2.3.
Pengolahan limbah Fungsi dari pengolahan limbah adalah untuk menetralisir parameter
limbah yang masih terkandung dalam cairan limbah sebelum dibuang ke perairan umum (sungai) atau didistribusikan dengan sistem land application. PT. SAM I limbah didistribusikan dengan sistem land application.
Tujuan pengolahan
limbah adalah menghilangkan bahan terapung, menghilangkan mikroba patogen dan mengurangi kandungan minyak karena loses, Meningkatkan pengertian mengenai dampak yang ditimbulkan oleh limbah terhadap lingkungan, dan meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh-pengaruh jangka panjang limbah. Sumber-sumber limbah yang ada di PKS adalah stasiun sterilizer sekitar 10% dari TBS diolah, stasiun klarifikasi sekitar 40% dari TBS diolah, stasiun kernel sekitar 10% dari TBS diolah, dan lain-lain sekitar 10%. A. Persyaratan limbah Limbah yang dihasilkan di PKS berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa cangkang atau fibre yang digunakan sebagai bahan bahan bakar boiler, tandan kosong dimanfaatkan kembali sebagai pupuk untuk tanaman. Limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan pabrik harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan dan tidak dapat dibuang secara langsung ke sungai karena dapat mencemari sungai.
Parameter yang
menjadi indikator kontrol untuk pembuangan limbah cair adalah angka
Biological Oxygen Demand (BOD).
Angka BOD adalah angka yang
menunjukkan kebutuhan oksigen yang biasanya diukur dalam periode 5 hari, sedangkan angka Chemical Oxygen Demand (COD) adalah angka yang menunjukkan suatu ukuran apakah oksidasi secara kimia dapat terjadi.
96
B. Tahapan - tahapan pengolahan dan pengendalian limbah Tahapan pengolahan limbah di PKS PT. SAM I, hanya dapat dijelaskan secara umum karena sifatnya tertutup, adapun tahapannya adalah sebagai berikut : 1) Bak recovery Bak recovery yaitu bak yang berguna sebagai tempat penampungan limbah yang baru keluar dari proses pengolahan kelapa sawit untuk sementara. Bak recovery dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Bak recovery PT. SAM I 2) Cooling pond Cooling pond yaitu kolam penampungan limbah yang berasal dari bak recovery. Limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan memiliki suhu 70-80oC dengan pH 4-4,5.
Sebelum limbah cair dialirkan ke kolam
pengasaman maka suhu limbah cair harus diturunkan menjadi 40-45oC pada cooling pond sehingga bakteri pengurai dapat berkembang biak dengan baik. Cooling pond dapat dilihat pada Gambar 26.
97
Gambar 26. Cooling pond PT. SAM I 3)
Acid pond Acid pond yaitu kolam peralihan dari kolam cooling pond ke kolam
bactery pond. Acid pond berfungsi sebagai kolam tempat proses prakondisi limbah cair sebelum dimasukkan ke dalam kolam bactery pond. Acid pond dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 27. Acid pond PT. SAM I 4) Bactery pond Bactery pond yaitu kolam tempat pengembang biakan bakteri
mesophilic yang dapat menguraikan dan menetralisir kandungan berbahaya di dalam limbah cair.
Dalam kolam ini terdapat limbah cair yang telah
matang dan telah mengalami proses netralisasi. Bakteri akan berkembang biak dalam jangka waktu 2-4 hari, hal ini ditandai dengan adanya
98
gelembung-gelembung gas yangbtibul dipermukaan limbah cair, selanjutnya limbah dialirkan ke kolam land aplication.
Angka BOD limbah cair yang
keluar dari kolam bactery pond maksimal 3.500 mg/L dengan pH 6. Bactery pond dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28. Bactery pond PT. SAM I 5) Land application pond Land aplication (LA) pond yaitu kolam penampungan limbah cair yang sipa
untuk
diaplikasikan
ke
lapangan.
Pendistribusian
limbah
cair
menggunakan pipa-pipa yang dapat menyalurkan limbah cair sehingga dapat diukur debit limbah yang dialirkan ke lapangan. Proses pengolahan dan pengandaliaan limbah di PKS PT. SAM I menggunakan sistem land application dan dalam pendistribusiannya bekerja sama dengan pihak kebun PT. SAM I. C. Baku Mutu Limbah Spesifikasi limbah cair mentah PKS, limbah cair untuk land
application dan baku mutu limbah cair PKS dapat dilihat pada Tabel 7, 8 dan 9.
99
Tabel 7. Spesifikasi limbah cair mentah PKS di PT. SAM I No Parameter Satuan
Kisaran
1
BOD
mg/l
20.000 – 30.000
2
COD
mg/l
40.000 – 60.000
3
Suspended Solid
mg/l
15.000 – 40.000
4
Total Solid
mg/l
30.000 – 40.000
5
Minyak dan Lemak
mg/l
5.000 – 12.000
6
N-NH3
mg/l
30 – 40
7
Total N
mg/l
500 – 800
8
pH
9
Suhu
4–5 °C
70 – 80
Tabel 8. Spesifikasi limbah cair untuk land application di PT. SAM I No Parameter Satuan Kisaran 1
BOD
mg/l
3.500 – 5.000
2
Minyak dan Lemak
mg/l
< 600
3
Ph
>6
Tabel 9. Baku mutu limbah cair PKS di PT. SAM I Kadar No Parameter Maks. (mg/l)
Beban Pencemaran Maks. (kg/ton)
1
BOD
100
0,25
2
COD
350
0,88
3
TSS
250
0,63
4
Minyak dan Lemak
25
0,063
5
Amoniak Total sebagai N-NH3
Total 50
0,125
6
pH
Debit Limbah Maksimum
6,0 – 9,0 3
2,5 m /ton produk minyak sawit (CPO)
Kegiatan pengolahan hasil yang dilakukan PT. SAM I dan pedoman teknis kelapa sawit sudah sama–sama sesuai karena tujuan yang diharapkan
100
berupa hasil CPO dan PKO, begitu juga dengan sistem pengolahannya sudah sesuai karena menggunakan alat yang sama seperti loading ramp, sterilizer
dan press. Sedangkan sistem pengolahan limbah juga sama menurut buku pedoman teknis budidaya kelapa sawit yaitu terdiri dari berbagai macam kolam dan fungsi, yang mana tujuan akhir limbah tersebut dapat dibuang ke sungai atau untuk land application dengan membawa dampak baik bagi lingkungan dan tanaman kelapa sawit. Namun kurangnya kedisiplinan pekerja di PKS menjadi satu kendala yang harus diselesaikan.
Para karyawan yang bekerja di PKS belum
menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm, sepatu bot, dan alatalat lainnya. Karyawan pengolahan limbah cair juga belum menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker untuk melindungi dari bau limbah cair yang masih menyengat. Sebagian besar kegiatan pengolahan hasil dan limbah dilakukan secara diskusi dengan pembimbing lapang dan sebagian kecil dilakukan secara demonstrasi dengan para karyawan. D. Analisa laboratorium 1. Standar mutu Dalam pengendalian mutu minyak sawit dipakai 3 komponen kualitas faktor, yaitu kadar Asam Lemak Bebas (ALB), air dan kotoran. Untuk inti sawit dipakai 5 komponen, yaitu kadar ALB, air, kotoran, inti pecah dan kadar minyak. Standar minyak sawit ekspor umumnya dihubungkan dengan maksud dan penggunaannya. Standar mutu minyak sawit dan inti sawit dapat dilihat pada Tabel 10 dan 11.
101
Tabel 10. Standar mutu minyak sawit (maksimum) di PT. SAM I No Parameter Produksi (%) 1
Asam Lemak Bebas (ALB)
2
Ekspor (%)
3,5 – 4
5,00
Kadar Air
0,15
0,15
3
Kadar Kotoran
0,02
0,02
4
Nilai Peroksida (Peroxide Value)
-
5,00
5
Nilai Anisidine (Anisidine Value)
-
6,00
6
Kandungan Besi (Iron Content)
-
3,50
7
Kandungan Tembaga (Copper Content)
-
0,05
8
DOBI
-
2,50
9
Bilangan IOD
-
5,10
10
Titik Cair
-
3,9 - 4,1
Produksi (%)
Ekspor (%)
Tabel 11. Standar mutu inti sawit di PT. SAM I No Parameter 1
Asam Lemak Bebas (ALB)
Max. 1,00
Max. 1,00
2
Kadar Air
Max. 7,00
Max. 7,00
3
Kadar Kotoran
Max. 6,00
Max. 6,00
4
Nilai Peroksida (Peroxide Value)
Max. 15,0
Max. 15,0
5
Nilai Anisidine (Anisidine Value)
Min. 49,0
Min. 49,0
6
Kandungan Besi (Iron Content)
Max. 40,0
Max. 40,0
2. Analisa Asam Lemak Bebas (ALB) Untuk mengetahui persentase ALB yang terkandung dalam CPO, secara teknis dilakukan dengan menganalisis kandungan ALB. Pada PKS PT. SAM I, pengambilan sampel CPO untuk analisis ALB dilakukan 2 jam sekali. Cara kerjanya adalah sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu siapkan alat dan bahan.
102
2. Kemudian CPO ditimbang dengan alat erlenmeyer 250 ml sebanyak 3 – 5 gram, kemudian masukkan alkohol sebanyak 50 ml setelah itu diaduk dengan menggunkan alat hot plat dengan suhu optimum 1550 c. 3. Setelah panas kemudian teteskan indikator sebanyak 3 tetes dan lakukan titrsasi dengan air normalitas 0,0970 sampai warnanya berubah menjadi merah. 4. Setelah semua selesai maka lakukan penghitungan berapa persen asam lemak bebasnya. Cara menghitungnya: Rumus= Titrasi x Asam asetat x Normalitas Jumlah sampel 4,65 x 25,6 x0,0970 3,0210 = 3,85% 3. Kadar Air Sampel yang diuji kadar airnya adalah janjangan kosong, ampas hasil pressan, biji dan sludge separator (low speed) Cara kerja untuk mengetahui kadar air adalah sebagai berikut : 1. Siapkan alat dan bahan sebelum dilakukan pekerjaan 2. Timbang wadah lalu tulis berat wadah (W1). 3. Masukkan sampel (minyak) 10 gr (W2). 4. Lalu dikeringkan didalam oven dengan suhu 103o c selama 2 jam ½. 5. Setelah itu didinginkan didalam desicator (Pendingin) selama ½ jam, lalu ditimbang (W3). Perhitungan: Diketahui Berat petri dish/wadah kosong
: 51,3734 gr
103
Berat petri dish + sampel sebelum dipanaskan
: 10,4669 gr
Berat petri dish + sampel setelah dipanaskan
: 6,9982 gr
Rumusnya: % Air = ( W1 + W2 ) – ( W1 + W3 ) X 100 W2 = (51,3734 + 10,4669) – (51,3734 + 6,9982) X 100 10,4669 = (61,8403) – (58,3716) X 100 10,4669 = 3,4687 X 100 10,4669 = 33,14 gr Keterangan: W1 = Berat petri dish/wadah kosong (gr) W2 = Berat petri dish + sampel sebelum dipanaskan (gr) W3 = Berat petri dish + sampel setelah dipanaskan (gr)
4. Kadar kotoran Cara kerja untuk mengetahui kadar kotoran adalah sebagai berikut : a. Basahi (semprot) kertas saring ukuran 25 mm dengan N. Hexana memakai botol semprot b. Masukan sample kedalam oven dengan suhu 103 oC selama kurang lebih 20 menit. c. Keluarkan kertas saring, lalu masukan kedalam desikator selama 20 menit d. Keluarkan kertas saring dari dalam desicator dan timbang e. Timbang breker glass, lalu masukan CPO sebanyak 20, 4387 gram f.
Larutkan sample dengan N. Hexana
104
g. Hidupkan pompa vacuum, naikan perlahan-lahan sample dalam gronek crubble dan bilas sampai bersih h. Sewaktu penyaringan selalu disemprotkan dengan N. Hexena hingga kertas saring bersih oleh minyak. i.
Keluarkan kertas saring dari gronek crubble dan masukan kedalam oven dengan suhu 103 oC selama 20 menit.
j.
Keluarkan kertas saring dari oven dan masukan kedalam desicator selama 20 menit, keluarkan kertas saring dari desicator dan timbang.
Perhitungan : % Kotoran
= (Berat kertas saring + kotoran) – (Berat kertas saring) x 100 % Berat sample = 21,8862 gram – 21,8808 gram x 100 % 20,4387 gram = 0,027 %
4.3. Manajemen Perusahaan Manajemen adalah suatu usaha dalam pemanfaatan SDM untuk mencapai tujuan tertentu melalui sebuah proses yang khas, terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan
dan
pengawasan.
Dalam pelaksanaannya,
keberhasilan perusahaan kelapa sawit akan sangat bergantung pada sistem manajemen yang digunakan dan cara pengelolaannya. Sistem manajemen yang diterapkan di PT.SAM I, adalah sebagai berikut :
105
a) Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah menyusun suatu kegiatan yang nantinya berguna sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan yang dimaksud sehingga dapat tercapai mutu dan
hasil dari kegiatan yang dilakukan. Keberhasilan dari
suatu perkebunan terletak pada bidang perencanaan, hal ini dikarenakan bila tanpa ada perencanaan maka akan berakibat fatal dalam pelaksanaan di lapangan karena tidak adanya pedoman yang jelas dalam pelaksanaan kegiatan. P.T. Subur Arum Makmur 1, dalam hal penyusunan perencanaan melibatkan
seluruh
elemen
atau
aparat kebun
secara keseluruhan.
Perencanaan dalam melakukan kegiatan di perkebunan ditentukan dalam suatu rancangan perencanaan yang disusun seperti Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Kerja Bulanan (RKB) dan Rencana Kerja Harian (RKH). 1. Pengadaan Tenaga Kerja Pengadaan tenaga kerja di PT SAM I diatur oleh bagian Direksi. Pengangkatan tenaga kerja berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman dan keterampilan calon tenaga kerja tersebut serta persyaratan lain dari perusahaan. Secara umum formasi pengadaan tenaga kerja pada PT. SAM I kebun Sinamanenek CLP Group sebagai berikut: Staff Tenaga staff pada PT SAM I diangkat oleh Dewan Direksi yang berkedudukan di Pekan Baru. Formasi pengangkatan staff ini disesuaikan
106
dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan serta latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh calon tenaga kerja tingkat staff tersebut. Tenaga kerja bulanan (Pegawai bulanan Tetap) Tenaga kerja bulanan diangkat oleh pimpinan atas persetujuan Dewan Direksi secara langsung. Formasi pengangkatan tenaga kerja bulanan pada PT. SAM I disesuaikan dengan struktur organisasi dan pengalaman kerja yang dimilki calon tenaga kerja bulanan. Karyawan harian tetap (KHT) Karyawan tetap harian diangkat oleh pimpinan berdasarkan petunjuk dari Asisten afdeling dari setiap afdelingnya. Jumlah karyawan harian tetap disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing jenis pekerjaan. Kekurangan karyawan harian tetap dalam suatu afdeling dapat dibantu
dengan
menambah
karyawan
harian
lepas
berdasarkan
persetujuan Manager dan Asisten afdeling.
Karyawan harian lepas (KHL) Karyawan harian lepas diangkat oleh Asisten Afdeling dan disetujui Manager berdasarkan kekurangan karyawan harian tetap. Karyawan ini biasanya dingkat dari penduduk sekitar lingkungan perkebunan. Tenaga pemborong (SPKL) Tenaga
pemborong
didatangkan
oleh
kontraktor
yang
mengerjakan kebun atau bisa juga tenaga kerja pemborong berasal dari karyawan perusahaan itu sendiri.
107
2. Rencana Administrasi Afdeling a. Buku Mandor Buku Mandor adalah buku yang digunakan oleh mandor untuk mencatat nama – nama karyawan, kehadiran karyawan, jenis pekerjaan serta prestasi dari karyawan ( KHT dan KHL ). Buku ini juga merupakan laporan kepada Asisten. b. Buku Asisten Buku Asisten adalah rekapitulasi dari buku mandor untuk satu Afdeling. Buku ini berisi tentang semua pekerjaan KHT dan KHL yang bekerja
di
Afdeling.
Buku
ini
juga merupakan
pedoman
dalam
menentukan upah karyawan yang terbagi atas beberapa macam pembukuan , diantaranya:
KLKH ( Kumpulan Laporan Kerja Harian ) KLKH adalah kumpulan dari mandor dan bukti permintaan dan
pengeluaran barang sehingga tergambar jumlah hari kerja, perestasi kerja, dan biaya – biaya yang dikeluarkan oleh suatu afdeling.
RKB ( Rencana Kerja Bulanan ) RKB berisi tentang jenis – jenis pekerjaan yang diusulkan oleh FA
kepada FM. RKB ini diusulkan dari kantor Afdeling ke kantor kebun selambat – lambatnya harus sampai pada tanggal 25, sebelum bulan kegiatan berjalan.
UPH ( Usulan Pekerjaan dan Upah ) UPH dibuat oleh kantor kebun dengan pertimbangan dari usulan
pekerjaan yang diajukan ileh afdeling. Pekerjaan yang diajukan adalah
108
pekerjaan pemborong dan SPKL ( Surat Perintah Kerja Lokal ) sesuai dengan jenis pekerjaan dan nama kepala pemborong.
RUP ( Rincian Usulan Kerja ) RUP adalah perincian tentang jenis pekerjaan yang diajukan oleh
Afdeling, yakni yang terantum pada UPH.
RHP ( Rincian Hasil Pekerjaan ) RHP adalah perincian tentang hasil pekerjaan yang telah
dikerjakan oleh karyawan ( SPKL ). Hasil kerja setiap SPKL harus diperiksa oleh FA tentang realisasi di lapangan, mutu pekerjaan sesuai dengan lampiran SPKL untuk dilaporkan kepada FM dan selanjutnya diproses di kantor kebun.
LP3 ( Laporan Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan ) Sebelum dilakukan pembayaran upah kepada SPKL, terlebih
dahulu laporan dari Asisten tentang hasil pekerjaan yang disepakati oleh pemborong. LP3 harus dilampirkan RHP dan dilegkapi dengan peta kerja.
BASTP ( Berita Acara Serah Terima Pekerjaan ) BASTP dibuat oleh kantor kebun dan di tanda tangani oleg
General Manager dan pemborong. BASTP ini sebelumnya harus diperiksa dan diterima oleh Asisten Afdeling dan FM.
Daftar Premi Daftar Premi berisi tentang prestasi kerja KHT atau PBT yang
melampaui basis kerja yang ketentuaanya sesuai dengan SE dari Kandir.
109
b)
Organisasi (Organization) Untuk mencapai suatu kesuksesan dalam suatu perusahaan maka perlu diketahui beberapa faktor yang berpengaruh terhadap sukses tidaknya suatu perusahaan. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan suatu perusahaan adalah organisasi yang tersusun rapi dan teratur.
Organisasi
dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok atau badan yang bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. PT. Subur Arum Makmur 1 kebun Senamanenek merupakan suatu perusahaan milik Ciliandra Perkasa Group yang bergerak dalam bidang komoditi tanaman kelapa sawit.
Perusahaan ini dipimpin oleh Chief
Executive Officer yang berkedudukan di kantor Direksi Pekanbaru.
Untuk
mengatur segala kegiatan di lapangan, maka di lokasi dipimpin oleh General Manager dan dibantu oleh Deputy GM. c) Struktur organisasi PT. Subur Arum Makmur I dipimpin oleh 1 orang General Manager dengan dibantu oleh 1 orang Deputy General Manager yang membawahi 4 orang Asisten kepala, 12 orang Asisten Tanaman dan 1 orang asisten teknik. General Manager juga dibantu oleh 1 orang Kepala Tata Usaha dan 1 orang Kepala Personalia dan Umum. Berikut ini adalah penjabaran mengenai pekerjaan dari masing-masing jabatan.
General Manager Tugas dan tanggung jawabnya adalah bertanggung jawab kepada Direksi, memimpin kegiatan perusahaan baik di dalam maupun ke luar, menyusun usulan budget bersama-sama dengan staf,
110
mengawasi dan terjun langsung pada semua pekerjaan personil organisasi, dan mengambil keputusan untuk tingkat kebun dan pabrik.
Asisten Kepala Tugas dan tanggung jawabnya adalah bertanggung jawab kepada GM, memimpin 1 rayon yang terdiri dari 3 Afdeling, meninjau persyaratan-persyaratan dikerjakan
oleh
kontrak
pemborong
di
pemeliharaan setiap
afdeling,
tanaman dan
yang
meninjau
persyaratan-persyaratan bahan yang diusulkan oleh masing-masing Asisten afdeling.
Asisten Tanaman Tugas dan tanggung jawabnya adalah menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara diseluruh mandor-mandor
di
afdeling
masing-masing,
membuat
rencana
pemeliharaan rutin dan panen, memaksimalkan potensi produksi di Afdeling,
memeriksa
atau
menguji
proses
panen
dan
proses
pemeliharaan dan mencatat hasilnya, mengevaluasi realisasi kerja pemeliharaan tanaman yang berhubungan dengan produksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia yang digunakan, menjamin bahwa tenaga kerja ditempatkan pada lapangan kerja sesuai dengan pelatihan yang diperoleh, menandatangani laporan kerja pemeliharaan dan panen sesuai dengan spesifikasinya, mengklasifikasikan tenaga pemanen sesuai kriteria yang ditentukan, mempersiapkan agenda pada tujuan manajemen yang berhubungan dengan proses pemeliharaan, panen produksi di tanaman (Afdeling), dan memelihara catatan mutu yang berhubungan dengan Afdeling (tanaman) yang di bawah
111
koordinasinya, termasuk kualifikasi pengarsipan/penyimpanan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi yang telah ada.
Asisten Teknik Tugas dan tanggung jawabnya adalah menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara diseluruh mandor-mandor di teknik, menjamin bahwa semua aktifitas yang dilakukan oleh pelaksana teknik dan mencek rencana dengan aktifitasaktifitas hasil pemeliharaan, menjamin semua peralatan/mesin-mesin yang digunakan dalam proses telah siap dioperasikan oleh pengolahan dan
juga
merencanakan
semua
peralatan/mesin-mesin
untuk
dipelihara, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan mesin dan kendaraan serta alat-alat berat di lapangan, serta mengajukan permintaan bahan-bahan, alat dan mesin untuk kepentingan teknik.
Kepala Tata Usaha Tugas dan tanggung jawabnya adalah menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara oleh semua personil yang ada di bagian administrasi, menjamin bahwa semua aktifitas pekerjaan ada pembelian, persetujuan rekan, pengadaan produk yang tidak berwujud sesuai dengan Prosedur Mutu Support Dokumen yang telah didokumentasikan dan diterapkan hingga efektif, mencek dan mengevaluasi setiap permintaan dari bagian terkait untuk disesuaikan pada rekening anggaran/budget, mengawasi keberadaan stok bahan-bahan dan alat-alat yang ada di gudang kebun, mencek dan
mengevaluasi
kebenaran
permintaan
barang,
serta
112
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil di bagian administrasi.
Kepala Personalia dan Umum Tugas dan tanggung jawabnya adalah mencek dan mengelola tenaga kerja yang ada
di perusahaan, membuat bukti dan surat
perjalanan dinas, membantu Manajer Umum untuk menangani masalah umum seperti pengelolaan mess kebun dan pengamanan kebun, serta menyusun dan membuat daftar upah bagi seluruh karyawan di kebun.
Krani Asisten Personalia Kebun (APK) Tugas dan tanggung jawabnya adalah Memerikasa dan meneliti seluruh laporan sebelum ditandatangani oleh APK, Membantu APK menyelesaikan tugas-tugas rutin seperti mengerjakan administrasi dalam berbagai hal untuk kepentingan perusahaan, Menyusun/ Membuat RKAP di bagian umum, Mengevaluasi pemakian biaya di bagian personalia dan pelaksanaan cuti staf karyawan pada setiap bulannya
Krani Afdeling Tugas dan tanggung jawabnya adalah Mencatat kehadiran karyawan dan administrasi afdeling, Membuat buku permintaan barang yang akan diperlukan di Afdeling dan mecatat pemakian alat dan bahan yang diperlukan setiap hari, Membuat laporan manjemen setiap pertengahan bulan, Mengatur seluruh personil Yang ada di kantor Afdeling.
Karani Tata Usaha
113
Tugas dan tanggung jawabnya adalah Menjamin bahwa semua aktivitas administrasi dilaksanakan sesuai dengan prosedur mutu dan intruksikerja yang ada, Memelihara seluruh dokumen-dokumen yang ada pada bagian administrasi, Mengevaluasi administrasi sebelum diteruskan ke Asisten tata usaha dan menguasai dokumen yang akan dikirim ke kantor Direksi.
Satpam Tugas dan tanggung jawabnya adalah Membantu manejer didalam penanganan dan pengamanan di kebun/ pabrik/ unit kebun, Mengenai hal-hal pencurian dan tersangka diserahkan kepiahk yang berwajib, serta didalam penanganan pengamanan kebun, Mengadakan jaringan komunikasi atau pendekatan terhadap pihak yang terakit didalam penanganan unjuk rasa dan lain-lain yang sifatnya untuk mengamankan kebun, Mengadakan dan menugaskan personil yang dibawahi untuk melaksankan patroli pada areal kebun.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi ini dapat dilihat pada lampiran 2. d) Pelaksanaan (Actuating) Pelaksanaan semua kegiatan yang telah disusun dalam tahap perancanaan yang telah disetujui oleh Dewan Direksi, merupakan tanggung jawab dari General Manajer untuk pelaksanaannya dilimpahkan kepada Deputy dan dibantu oleh seluruh Askep dan Asisten yang ada di perusahaan. PT. Subur Arum Makmur kebun Senamanenek pada setiap hari Sabtu mengadakan apel pagi untuk seluruh Staff yaitu GM, Deputy GM, Askep,dan
114
Asisten Tanaman. Kemudian tiap Jumat pagi apel bagi Askep, Asisten dan karyawan pada tiap rayon. Untuk mendorong dan memacu meningkatkan mutu kerja dari karyawan dalam mengerjakan pekerjaan di lapangan perlu adanya motivasi, sehingga karyawan mau melaksanakan tugasnya dengan bagus dan juga bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, maka perusahan PT. Subur Arum makmur 1 kebun Senamanenek memberikan imbalan dan menyediakan fasilitas sebagai berikut:
Gaji Gaji pokok adalah merupakan imbalan berupa uang yang diterima setiap bulan, untuk karyawan harian lapas (KHL) diberikan sesuai dengan jumlah hari kerjanya, sedangkan untuk karyawan harian tetap (KHT) dan pegawai bulanan tetap (PBT) diberikan gaji pokok per bulan berdasarkan golongan, ditambah jatah beras.
pekerjaan
pemborong atau SPKL ( Surat Perintah Kerja Lokal ) digaji sesuai jenis kegiatan dan luas areal yang dikerjakan yang diatur oleh kepala pemborong dibawah pimpinan mandor dan asisten lapangan.
Premi dan bonus Premi diberikan kepada pekerja apabila telah melebihi target borongan (basis) yang telah ditetapkan.
Bonus diberikan kepada
karyawan apabila profit yang diproleh oleh perusahaan banyak.
Cuti Cuti
diberikan
kepada
staf,
serta
karyawan
apabila
mendapatkan kemalangan, hamil, melahirkan dan haid yang berupa :
115
Cuti tahunan adalah cuti yang diberikan kepada karyawan yang telah bekerja selama 1 tahun, sehingga diberikan cuti selama 12 hari.
Cuti panjang adalah apabila karyawan bekerja secara terus menerus tanpa pernah mengambil cuti tahunannya dan bekerja selama 6 tahun, maka berhak mendapatkan cuti selama 30 hari dan tunjangan gaji pokok sebesar 1 bulan.
Fasilitas umum dan fasilitas kerja Fasilitas yang diberikan berupa : Perumahan, air, listrik, tempat ibadah,
sarana
olahraga,
koperasi,
dan
pelayanan
kesehatan,
sedangkan fasilitas kerja berupa : alat-alat panen, pakaian seragam, dll. Pada pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan PT. SAM 1 kebun Senamanenek berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dengan motivasi-motivasi yang diberikan kepada karyawan yaitu berupa imbalan serta fasilitas yang lengkap untuk kebutuhan hidup, semuanya dapat menarik semangat karyawan dalam bekerja. e) Pengawasan dan evaluasi (controling and evalution) Di PT. SAM 1 kebun Senamanenek kegiatan kontrol mencangkup 2 tahap yaitu pengawasan dan evaluasi. Penilaian bertujuan untuk menilai semua jenis pekerjaan yang telah dilakukan apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan ini memerlukan norma atau standar penilaian sehingga memudahkan dalam melakukan norma atau
116
standar penilaian sehingga memudahkan dalam melakukan penilaian tersebut. Pengawasan melibatkan semua tingkat staf yang terkait yang dimulai dari Asisten sampai Direksi. Untuk semua jenis pekerjaan yang dilaksanakan pada setiap afdeling baik di lapangan maupun pabrik diawasi langsung oleh Asisten Lapangan atau Asisten Pabrik, untuk kegiatan secara keseluruhan di dalam kebun diawasi oleh Asisten Kepala (ASKEP) dan General Manajer. Evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi terhadap semua jenis kegiatan seperti cara borongan, apabila hasil kerjaannya tidak sesuai dengan yang diinginkan maka perusahaan berhak untuk menyuruh pemborong tersebut mengulang
kembali
pekerjaannya,
dengan
kesepakatan
yang
telah
ditetapkan antara perusahaan dengan pemborong. Pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan panen dilakukan dengan memberikan teguran. Seperti untuk buah muda, buah terlalu masak, buah yang bermalam di lapangan dan buah yang bertangkai panjang yang masuk ke pabrik, maka mandor dan Asisten Afdelingnya akan mendapat teguran atau denda dari perusahaan. Evaluasi dilakukan setiap waktu atau setiap selesai melaksanakan kegiatan, sehingga dengan demikian diharapkan akan mencapai hasil kerja yang memuaskan. Pengawasan juga dilakukan oleh Direksi dengan mengutus Internal Control untuk memeriksa dan menilai setiap kerja yang dilakukan di lapangan baik dari segi teknis atau dari segi finansial.