PEMANFATAAN BAHASA DALAM NASKAH PIDATO Pardi Suratno Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Penata Tk. I/ IV-B
PENGERTIAN PIDATO Pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal di depan umum. Walaupun disajikan secara lisan, seorang yang berpidato menyiapkan naskah tertulis yang dibacakan/disampaikan secara lisan
LANGKAH MENYUSUN NASKAH PIDATO • Menentukan topik (atau persoalan yang disampaikan), tentu topik yang menarik, sesuai dengan daya tangkap pendengar, sifat pertemuan, dan waktu yang tersedia. • Menentukan maksud dan tujuan (menentukan karakter pidato). • Mengumpulkan bahan pidato. • Memahami dan menghayati materi yang akan disampaikan. • Menyiapkan naskah pidato (sambutan, dll.)
SUSUNAN/STRUKTUR PIDATO a. Salam pembuka b. Pengantar (sebagai pintu masuk ke arah materi pokok) c. Isi pidato d. Simpulan e. Salam penutup
Salam Pembuka Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera, Bapak-Ibusekalian yang terhormat, Bapak-Ibu yang saya sayangi, Bapak-Ibu yang saya banggakan,
Pengantar Pidato Pengantar Pidato, biasanya berupa a. Puji syukur kepada Tuhan b. Ucapan terima kasih kepada pihak tertentu (penjabat, sponsor, dll.) c. Maksud menyampaikan pidato (memberikan motivasi, membuka, mendorong semangat, menghibur, memberikan penghargaan, dll.)
ISI PIDATO Isi atau inti pidato berisi uraian yang perlu disampaikan. Isi pidato merupakan uraian yang menjelaskan secara rinci semua materi dan persoalan yang dibahas dalam pidato. Sampaikanlah materi utama yang hendak dicarakan. Kemukakan contoh, ilustrasi, cerita-cerita yang berkenaan dengan materi utama. Hindari penyampaian materi yang bersifat menggurui
SIMPULAN PIDATO SIMPULAN sangat penting karena dengan menyimpulkan segala sesuatu yang telah dibicarakan dan ditambah dengan penjelasan dan anjuran, para hadirin dapat menghayati maksud dan tujuan semua yang dibicarakan. Hal ini karena apa yang terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat.
PRINSIP DASAR BAHASA INDONESIA 1. BAHASA INDONESIA berhukum D-M Hotel Santika bukan Santika Hotel Rumah itu besar bukan Itu rumah besar. Biaya minimal penelitian itu sebesar 5 juta bukan Penelitian itu minimal biayanya sebesar 5 juta.
PRINSIP DASAR BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA tidak mengenal perubahan bentuk sebagai penanda jenis kelamin
1.
Jenis kelamin dinyatakan dengan pilihan kata: ayah-ibu pria-wanita laki-laki-perempuan paman-bibi kakek-nenek
2. Tidak lazim perbedaan kelamin ditandai dengan perbedaan kelamin vokal a dan i, misalnya: putra-putri dewa-dewi mahasiswa-mahasiswa pemuda-pemudi saudara-saudari
PRINSIP DASAR BAHASA INDONESIA UNTUK MENYATAKAN JAMAK digunakan KATA BILANGAN (tertentu dan taktentu) a. Ia membeli sepuluh eksemplar buku. Ia membeli sepuluh eksemplar buku-buku. b. Seminar itu dihadiri beberapa guru. Seminar itu dihadiri beberapa guru-guru. Pelatihan ini diikuti oleh enam puluh guruguru.
PRINSIP DASAR BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA tidak memiliki tingkatan bahasa, tetapi memiliki rasa bahasa Kata MAKAN dapat dipakai untuk gelandangan sampai dengan presiden a. Ia makan di bawah jembatan. b. Bupati Semarang makan malam di hotel. c. Presiden menghadiri jamuan makan malam di istana negara
CONTOH RASA BAHASA Anda, Bapak, Saudara, Ibu lebih baik nilai rasanya dibandingkan kamu atau kalian pergi ke belakang lebih baik dibandingkan dengan berak, kencing hilang ingatan, tidak normal lebih baik dibandingkan dengan gila dimohon, memohon lebih baik dibandingkan dengan diharap, diminta dan mengharap atau meminta berkenan lebih baik dibandingkan dengan bersedia atau mau
BAHASA dan PENALARAN • Bahasa bukan sakadar alat komunikasi, melainkan juga sarana berpikir atau bernalar dan sekaligus sebagai sarana mengungkapkan perasaan, pikiran, atau gagasan seseorang dalam kehidupan sehari-hari (bahasa wadah budaya, bahasa hilang, budaya hilang). • Bahasa yang baik dan benar menunjukkan penalaran yang baik dan benar pula. • Oleh karena itu, bahasa erat kaitannya dengan penalaran. • Bahasa yang runtut ataua teratur mewakili pemikiran atau logika pembicara atau penulis yang teratur.
BAHASA dan PENALARAN Saya hanya menunggu dihubungi oleh Kepala Sekolah untuk melaksanakan pekerjaan itu. Seharusnya:
Saya segera menghubungi Kepala Sekolah untuk membicarakan perencanaan pelaksanaan pekerjaan itu. Saya menanti saja dipanggil oleh Kepala atas pekerjaan itu. Seharusnya: Saya segera menghadap Kepala guna menyelesaikan pekerjaan itu. Saya menerima saja dicaci orang lain atas kesalahan itu. Seharusnya: Saya bersedia memberi pelayanan yang memuaskan kepada semua pelanggan. Saya sanggup berinisiatif merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi semua kegiatan.
BAHASA dan PENALARAN Jikalau ada penalaran bahwa “berbahasa mencerminkan pikiran dan perasaan seseorang”, bagaimana dengan sikap atau tindakan seseorang yang hanya menunggu, menerima saja, menanti melulu, malas-malas, dan segan bertindak atau bekerja, jelas merupakan sikap hidup yang pasif dan tentu sangat merugikan. Sebaliknya, apabila penggunaan bahasa itu terasa aktif, agresif, dan dinamis, tentu menunjukkan pula sikap si pemakai bahasa yang aktif dan memiliki inisiatif untuk kreatif, maju, tegas, berani, dan mengambil tindakan yang bernas. AYO, dari sekarang kita biasakan memakai kosakata aktif!
BAHASA dan PENALARAN • Seseorang yang cenderung memakai bahasa bentuk pasif dapat dinalarkan memiliki perilaku pasif pula. • Oleh karena itu, kita perlu mengubah penalaran dari sikap hidup pasif menjadi aktif melalui pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. • Caranya bagaimana? • Mari kita menggunakan bahasa Indonesia dalam bentuk aktif. • Kecelakan itu menewaskan lebih kurang 4 orang yang belum diketahui identitassya.
KECERMATAN KALIMAT • Pembangunan itu untuk menyejahterakan masyarakat. • Secara sekilas, kalimat itu tidak menyiratkan kekurangan. • Kalimat di atas hanya terdiri atas Subjek (Pembangunan itu) dan Keterangan (untuk menyejahterakan masyarakat). • Jadi, kalimat di atas tidak ada predikatnya. • Agar lengkap harus ada predikatnya, misalnya dengan dihilangkan kata “untuk” atau ditambah dengan kata “bertujuan” sehingga menjadi:
PERBAIKAN KALIMAT • Pembangunan itu menyejahterakan masyarakat. Pembangunan itu (Subjek) menyejahterakan (Predikat) masyarakat (Objek).
• Pembangunan itu bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat. Pembangunan itu (Subjek) bertujuan (Predikat) untuk menyejahterakan masyarakat (pelengkap/keterangan).
BERBAHASA secara SANTUN Bahasa Indonesia sudah memiliki kaidah bahasa yang baik dan benar. Dokumentasi bahasa Indonesia secara baik dan benar baru pada tataran kaidah bahasa yang baik dan benar dalam bentuk tata bahasa, pedoman pembentukan istilah, dan pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Hal itu tentunya belumlah cukup untuk membentuk kepribadian bangsa yang berbudaya, beradab, dan bermartabat. Berbahasa Indonesia dengan santun tentunya menjadi dambaan setiap orang agar seseorang mampu menjaga harkat, martabat, jatidiri, dan menghormati orang lain sehingga menjadi bangsa yang berbudaya dan beradab. Seseorang yang senantiasa menjaga harkat, martabat, dan jatidirinya adalah subtansi dari kesantunan, sedangkan menghormati orang lain adalah sifat beradab (berbudi halus dan berpekerti luhur).
KALIMAT CONTOH • Janganlah memalukan, menghina, dan merendahkan lawan berbicara sehingga tersinggung dan sakit hati. Contoh: Anak itu bukan malas, melainkan bodoh.
Anak Ibu sebetulnya pandai, hanya kurang tekun belajar.
KALIMAT CONTOH •
Janganlah menyatakan ketidaksetujuan atau ketidaksepakatan Anda dengan lawan berbicara. Contoh:
Terus terang, saya tidak setuju kamu pindah kerja. Bekerja di kantor mana pun itu baik. Sebaiknya, dipikirkan kembali tentang rencana Anda untuk pindah kerja itu. Saya tidak setuju kalau kita harus segera menikah. Sebenarnya, saya pun ingin segera menikah, tetapi sekarang ini rasanya belum siap. Bagaimana kalau kita tunggu beberapa waktu lagi agar lebih mapan kita.
KESANTUNAN BERBAHASA •
Berusaha membuat lawan berbicara senang. Contoh: Bapak memerlukan saya? Mari, saya bantu Pak. Jangan khawatir Pak, saya memilikinya dan Bapak tentu saya bantu dengan sekuat kemampuan.
•
Berusaha memberi pujian kepada lawan berbicara. Contoh: Selamat atas keberhasilan Anda menjadi juara kelas. Selamat dan senantiasa sukses dalam menempuh ujian. Memang Saudara hebat, luar biasa, dan pantaslah kalau juara umum tahun ini berhasil Saudara raih.
KESANTUNAN BERBAHASA Menunjukkan persetujuan kepada lawan berbicara. Contoh: Saya setuju sekali Saudara kembali ke kampung halaman karena tenaga dan pikiran Saudara sangat dibutuhkan di sana. Tentu, saya sependapat dengan Saudara kalau koruptor itu harus dimiskinkan dan dihukum seberat-beratnya.
Menggunakan kosakata yang secara sosial budaya terasa lebih santun dan sopan. Contoh: Beliau wafat dan dimakamkan di kota kelahirannya, Semarang. Almarhumah tutup usia sekitar pukul 18.30 WIB. Pejabat itu sangat santun dan hormat kepada ayahandanya.
KESANTUNAN BERBAHASA •
Menggunakan kata “mohon” atau “maaf” untuk meminta bantuan, memerintah, atau melarangnya. Contoh: Mohon untuk tidak merokok di ruangan ini. Maaf, Bapak Ibu yang membawa HP mohon keikhlasannya untuk tidak mengatifkan HP-nya selama upacara pembukaan pelatihan ini berlangsung.
•
Menggunakan kalimat tidak langsung dalam menyuruh. Contoh: Ruangan kelas ini terasa panas sekali. (Maksudnya menyuruh untuk menyalakan AC pendingin ruangan)
BAHASA PIDATO HARUS MEMAKAI BAHASA INDONESIA RAGAM FORMAL, yakni bahasa Indonesia baku sejalan dengan ketentuaan UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 27 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam dokumen resmi negara Pasal 32 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di Indonesia
Kewajiban Berbahasa Indonesia dalam UU 24/2009 Pasal 33 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta Pasal 34 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam laporan setap lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintah
BAHASA PIDATO ADALAH BAHASA BAKU KEBAKUAN BAHASA terdiri atas a. Kebakuan kaidah BAHASA INDONESIA 1. Ejaan BI 2. Kalimat BI 3. Wacana BI (terkait dengan menyusun paragraf dan menata gagasan, misalnya membuat paragraf deduktif, induktif, atau campuran.
BAHASA PIDATO ADALAH BAHASA BAKU b. Kebakuan atas PILIHAN KATA Tidak Baku pirsawan merubah menyolok nasehat legalisir dikoordinir diakomodir ijin hutang handal melengkapi kekurangan
Baku pemirsa mengubah mencolok nasihat legalisasi dikoordinasikan diakomodasi izin utang andal mengurangi/menutup kekurangan
BAHASA PIDATO ADALAH BAHASA BAKU TIDAK BAKU
BAKU
hakekat resiko deskriminasi jadual Jum’at pasca pemilu anti narkoba ke10 pertanggunganjawab menglasifikasi
hakikat risiko diskriminasi jadwal Jumat pascapemilu antinarkoba ke-10 pertanggungjawaban mengklasifikasi
BAHASA PIDATO ADALAH BAHASA BAKU menanyakan kebijakan dipolitisir direalisir dikonfrontir melokalisir
mempertanyakan kebijaksanaan dipolitisasi direalisasi dikonfrontasi melokalisasi
BAHASA LISAN dan TULIS BAHASA LISAN dapat disusun tidak lengkap, sedang BAHASA TULIS ditulis secara lengkap. Contoh: Masyarakat tahu soal itu tidak mendesak untuk dibahas dalam rembug desa. Masyarakat mengetahui persoalan itu tidak mendesak untuk dibahasa alam rembug desa.
BAHASA LISAN dan TULIS Masalah itu tak bisa diabaikan karena terkait dengan kepentingan masyarakat. Masalah itu tidak dapat diabaikan karena terkait dengan kepentingan masyarakat.
Lantas persoalan berkembang menjadi polemik politik yang memanas. Kemudian, persoalan itu berkembang menjadi polemik politik yang memanas.
CERMAT BERBAHASA Dari hasil sensus membuktikan bahwa angka kematian di Jawa Tengah ini tinggi. Salah satu penyimpangan negara yaitu kejahatan korupsi. Hasil sensus membuktikan bahwa angka kematian di Jawa Tengah tinggi.
Dari hasil sensus terbukti bahwa angka kematian di Jawa Tengah tinggi. Salah satu penyimpangan negara adalah kejahatan korupsi.
CERMAT BERBAHASA Menurut berita ayah ibu Syamsudin Saleh adalah pejabat dan orang terkaya di Semarang. Menurut berita, ayah ibu Syamsudin Saleh adalah pejabat dan orang terkaya di Semarang.
Menurut berita ayah, ibu Syamsudin Saleh adalah pejabat dan orang terkaya di Semarang. Menurut berita ayah ibu, Syamsudin Saleh adalah pejabat dan orang terkaya di Semarang. Menurut berita ayah ibu Syamsudin, Saleh adalah pejabat dan orang terkaya di Semarang.
PERLENGKAPAN PIDATO a. Naskah yang disusun dengan rapi b. Paparan dalam bentuk TAYANGAN c. Penghargaan kepada pihak tertentu
UNGKAPAN AKHIR Jika ada sumur di ladang, siapapun boleh mampir mandi. Jika paparan kurang panjang, silakan ANDA mengundang lagi. Kayu bakar dibuat arang, arang dibakar panarkan diri, Jangan suka menyalahkan orang, lebih baik instrospeksi diri sendiri.