ISSN : 2087-0795
Vol. 5, No. 2, Desember 2013
89
ISSN : 2087-0795
PENDAHULUAN Gambar
beber
bagai salah satu karya seni lukis,
merupakan
Lukisan Soegeng Toekio yang kemudian dia namakan “Gambar Be-
gambar beber mempunyai keistimewaan bila ditinjau dari segi seni rupa.
ber” maka dalam penelitian sePEMBAHASAN
lanjutnya lukisan Soegeng Toekio disebut sebagai Gambar beber. Seperti
halnya
wayang
pada
A. Latar Belakang Munculnya Gambar Beber Karya Soegeng Toekio
umumnya yang berkaitan dengan gambar beber, Soegeng Toekio mengatakan bahwa Gambar beber merupakan jenis wayang dengan pertunjukan objek gambar yang dituturkan atau gambar yang di-
Hampir sama seperti halnya wayang beber, gambar beber merupakan suatu gambaran pada kain atau kanvas dengan menggunakan sunggingan
sesuai
gaya
yang spesifik, bagaimana mengangkat sumbernya wayang beber didalam konstilasi senirupa modern sehingga wujudnya bukan seperti wayang tapi beranalog, sehingga adanya kesamaan karakter, kesamaan visual dari wayang beber itu sendiri, sehingga bentuknya bukan seperti wayang beber. Bisa dikatakan konsepnya tetap sama akan tetapi tampilannya yang berbeda. Gambar beber juga menerangkan tentang suatu cerita dari adegan ke adegan berikutnya. Se90
litian yang telah diungkapkan pada uraian pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini bahwa Soegeng Toekio sejak tahun 1984, dia telah mengem-
paparkan.
teknik
Berdasarkan temuan pene-
bangkan gambar beber dengan menggunakan ide dasar wayang beber,
tetapi
Soegeng
Toekio
Mengaku bahwa ide dasar dari lukisannya adalah wayang beber. Gambar
beber
karya
Soegeng
Toekio menarik dari penampilan bentuknya, Soegeng Toekio dalam karyanya
mengangkat
konsep
garap sungging dengan tema-tema yang diangkat cenderung bertolak dari khasanah budaya yang yang dimiliki oleh masyarakat baik perupaan dari sumber verbal maupun non verbal seperti kesejarahan, mytos,
legenda,
wayang, cerita
rakyat, dan juga berbagai perupaan peninggalan kuno. Bahan yang dipakai adalah
Vol. 5, No. 2, Desember 2013
ISSN : 2087-0795
kain
blacu,
lalu
pewarnaannya
suatu pemahaman kepada masya-
dengan menggunakan cat acrilic.
rakat melalui ungkapan ide ga-
Walaupun
gasan dan pemikiran lewat karya-
bahannya
sederhana,
akan tetapi dia dapat menampilkan
karya
visual
gambar
karya-karya yang baik. Gambar
dengan sangat menarik.
bebernya
beber karya Soegeng Toekio ini bermula terasa ringan, dan tampak sedikit lucu dari figur manusianya, akan tetapi lama kelamaan dia mampu
menemukan
tap, misalnya saja tampak pada karya Arya Penangsang, Gladen Grebek, Sang Matengga maupun Pohon Hayat.
orang seniman gambar beber yang segala
bentuk
kebudayaan yang ada di Indonesia halnya
Tema yang diangkat pada visual gambar beber karya Soegeng Toekio yaitu lebih banyak cenderung bertolak belakang dari khasanah budaya yang dimiliki oleh masyarakat baik itu perupaan dari
Soegeng Toekio sebagai se-
seperti
1. Tema
bobotnya
yang semakin lama semakin man-
mengekspresikan
B. Strategi Garap Media Gambar Beber Karya Soegeng Toekio
yang
berkaitan
tentang mItos, legenda, cerita rakyat maupun sejarah dengan mengambil konsep dan bentuk dari wayang kulit dan wayang beber. Berdasarkan karya gambar bebernya tersebut ini merupakan pengalaman pertamanya pada waktu awal pertama kali menginjakkan kaki di kota Solo, dan kemudian dijadikan identitas oleh Soegeng Toekio sebagai identitas budaya Jawa, dan juga sebagai tema yang diusung dalam pameran Caturgatra. Soegeng Toekio memberikan
sumber verbal maupun non verbal. misalnya saja ketika menceritakan tentang
mytos,
legenda,
cerita
sejarah maupun upacara-upacara ritual yang ada di Indonesia khususnya pada kebudayaan Jawa itu sendiri. Seperti halnya cerita yang ada dalam wayang beber, wayang kulit, batik, bahkan ikon religi lainnya yang demikian kokoh berpijak pada norma adat. Atas dasar tema tersebut Soegeng Toekio mematangkan konsep di setiap objek pada karyanya. Berdasarkan analisa diatas kesimpulannya adalah bahwasanya tema-tema yang diangkat oleh Soegeng Toekio cenderung bertolak belakang dari kha-
Vol. 5, No. 2, Desember 2013
91
ISSN : 2087-0795
sanah budaya yang dimiliki oleh
samaan visual dari wayang beber
masyarakat
dari
tersebut, sehingga bentuknya bu-
sumber verbal maupun non verbal
kan seperti wayang beber pada
seperti kesejarahan, mItos, legen-
umunya.
baik perupaan
da, wayang cerita rakyat, dan juga berbagai
perupaan
peninggalan
kuno.
Oleh karena itu bisa dikatakan konsepnya sama akan tetapi tampilan visualnya yang berbeda. Walaupun bentuk karya visualnya abstrak sekalipun juga bisa asalkan konsepnya harus jelas. Konsep dari gambar beber itu sendiri tidak mengenal perspektif, menyimpang dari anatomi, dan tidak mengindahkan teori warna. Asal mula kata wayang itu sendiri berasal dari bayangbayang. Jadi konsep inilah yang dipakai oleh Soegeng Toekio di dalam karya gambar bebernya jadi banyak hal yang perlu dipelajari. karena didalam gambar beber itu
Gambar 01
sendiri tidak merbicarakan tentang
“Pohon Hayat”, acrilyc pada kain 200 X 80cm, Tahun 2004 Dokumen dari Soegeng Toekio (Repro File oleh M. Chaidir, 2013)
perspektif. Mengapa dalam gambar beber tidak menggunakan perspektif dikarenakan karya gambar beber tersebut mengambil dari konsep
2. Konsep
bayangan menyamping, selian itu
Konsep
Soegeng
Toekio
pada karya gambar bebernya yaitu bagaimana dia mengangkat sumber dari wayang beber didalam konstilasi
senirupa
modern
hingga wujudnya bukan
se-
seperti
wayang tetapi beranalog, adanya kesamaan karakter maupun ke-
92
juga budaya kita khususnya wayang beber tidak meminjam rasio barat, kita lebih dekat dengan substansi budaya kita yang lebih dikenal dengan istilah Kosmologi. Berdasarkan Analisa di atas kesimpulannya adalah bagaimana konsep yang digunakan oleh Soe-
Vol. 5, No. 2, Desember 2013
ISSN : 2087-0795
geng Toekio yaitu dia tetap meng-
Dilain daripada itu misalnya
angkat sumber-sumber dari wa-
saja wayang kulit, wayang beber,
yang beber baik dari kesamaan
maupun gambar itu sendiri semua
karakter maupun visualnya, maka
figur
dari itu konsepnya walaupun tetap
kesamping dikeranakan wayang itu
sama akan tetapi hanya tampilan
sendiri
bentuknya yang berbeda dengan
tulisan Hyroglief, dari zaman mesir
wayang beber lainnya. Konsep dari
kuno atau dari cina juga hampir
karya
Soegeng
sama. Kalau kita perhatikan itu
toekio ini pun tidak mengenal istilah
semua merupakan cikal bakal dari
perspektif, terkadang menyimpang
bentuk suatu perupaan.
gambar
beber
tokohnya
mengambil
menghadap
konsep
dari
dari anatomi, dan juga tidak meng2. Berbentuk Komik
indahkan teori warna.
Bentuk figur wajah manusia C. Strategi Visual Gambar Beber Karya Soegeng Toekio
pada gambar beber karya Soegeng
1. Pemilihan figur
berbentuk
Beranjak dari ciri, watak,
Toekio
itu
hampir
semuanya
seperti
dikarenakan
komik.
proses
Ini
didalam
serta karakter dari orang jawa,
menemukan figur komik tersebut itu
karena hampir seluruh masyarakat
mengalami proses perjalanan yang
di nusantara ini memiliki kesamaan.
cukup panjang, yaitu berawal dari
Visual
tahun 1981 Soegeng Toekio mulai
gambar
beber
karya
Soegeng Toekio yang berbentuk
belajar
figur seperti komik tidak harus
bentuk dari sebuah wayang yang
mencontoh sama persis seperti
akan menjadi ciri khasnya, dan dia
halnya
pada
mulai menemukan bentuk tersebut
umumnya, akan tetapi konsep yang
sekitar tahun 1988. Hal ini boleh
dipakai masih tetap sama hanya
dikatakan bahwa hampir sekitar 7
saja perbedaannya terdapat pada
tahun lamanya Soegeng Toekio
figur
belajar
wayang
manusianya
beber
itu
sendiri.
untuk
dan
mencari
baru
bentuk-
menemukan
Karena wayang merupakan sebuah
bentuk figur komik tersebut, lalu
seni tradisi maka dari itu tidak ada
dari bentuk tersebut pula diper-
figur wayang yang frontal kalaupun
tahankan oleh Soegeng Toekio
ada itu adalah wayang golek.
untuk dijadikan sebagai ciri khas Vol. 5, No. 2, Desember 2013
93
ISSN : 2087-0795
dan juga konsep dalam karya visual
agaknya kita selalu melalaikan ke-
Gambar bebernya.
beradaannya. Dengan media tembus pandang, dan juga kain katun kosakarya yang dihasilkan akan menghadirkan makna tersendiri. Alasan-alasan pemilihan bahan tersebut oleh Soegeng Toekio dikarenakan masih kurang puas dengan bahan yang ada pada saat ini, oleh karena itu bahan baku yang terdahulu lebih memiliki sifat tradisinya atau bisa dikatakan lebih alamiah karena menggunakan warna dasar dari kain. Akan tetapi ada nilai yang ditawarkan lewat keunikan cara garap serta kecemerlangan dari rona perupaannya merupakan
Gambar 02
bagian dari citra yang ditawarkan.
“Pacudayung”, acrylic pada kain kanvas, 60x80 cm, Tahun 2012 Dokumen dari Soegeng Toekio (Repro File oleh M. Chaidir, 2013)
Teknik garapnya pun cenderung lebih mengetengahkan cara garap sungging. Soegeng Toekio mengguna-
3. Teknik Garap
kan teknik sungging dan karakter
Banyak sumber yang dapat diangkat
tersebut
ke
dalam proses penciptaan karya
dituangkannya dalam karya rupa
lukisannya. karya Soegeng Toekio
dengan bentuk dan jenis yang
lebih menonjolkan karakter tentang
beragam dan mengundang pesona
olah rupa pada figur manusia dari
pihak lain. Seni lukis dalam hal ini
bentuk wayang beber tradisi men-
gambar beber akan sangat berbeda
jadi gambar beber yang sesuai
tampilan
media
dengan ciri khasnya. Selain itu
yang dipergunakannya. Seni lukis
Soegeng Toekio juga cenderung
jenis ini telah menjadi bagian dari
lebih menekankan pada garis yang
khasanah
menjadi karakternya dengan meng-
fisiknya
budaya
Toekio
bebernya
dan
94
Soegeng
gambar
karena
kita.
Namun
Vol. 5, No. 2, Desember 2013
ISSN : 2087-0795
gunakan teknik sungging sebagai teknik garap dalam visual karyanya dan juga tetap mengangkat konsep-konsep yang berhubungan dengan budaya tradisi pada masyarakat Jawa.
Soegeng Toekio cenderung lebih menggunakan warna yang cerah, warna-warnanya
saling
berlawanan sehingga nampak kontras dan juga lebih berkesan datar (flat).
Pada
bagian
background
sengaja diibuat datar agar berkesan memliki ruang kosong.
seni rupa bahwa seni lukis karya Soegeng Toekio lebih menonjolkan
kesimpulannya adalah bagaimana teknik yang digunakan oleh Soegeng Toekio yaitu dia tetap mengketengahkan cara garap sungging visual
gambar
bebernya,
tetapi dalam karyanya dia lebih menekankan pada garis karena garis lebih menonjolkan karakter pada karyanya ketimbang warna, walaupun warna-warna yang ditampilkan pada karyanya selalu nampak kontras dan berkesan datar (flat). Akan tetapi selalu ada nilai yang ditawarkan dalam keunikan cara garap pada karyanya tersebut, hal itu merupakan citra yang ditawarkannya.
figur manusia dari bentuk wayang beber tradisi menjadi gambar beber yang sesuai dengan ciri khasnya. Selain itu Soegeng Toekio juga cenderung lebih menekankan pada garis yang menjadi karakternya dengan menggunakan teknik sungging sebagai teknik garap dalam karyanya dan mengangkat konsep-
Berdasarkan Analisa diatas
pada
Berdasarkan dari unsur-unsur
karakter tentang olah rupa pada
Warna yang digunakan oleh
karena
D. Pemaknaan Gambar Beber Soegeng Toekio
konsep yang berhubungan dengan budaya Jawa. Warna yang digunakan oleh Soegeng Toekio cenderung menggunakan warna yang cerah,
karena
warna-warnanya
saling berlawanan sehingga nampak kontras dan berkesan datar. Pada bagian background sengaja dibuat datar agar berkesan memliki ruang kosong. Karakter
Soegeng
Toekio
sangat kuat dalam figur gambar beber yang telah diolah rupa dengan pewarnaan dengan menggunakan teknik sunggingnya. Hal ini, dapat dilihat dalam goresan unsur garis, warna, bentuk yang dibuat sesuai dengan nalurinya. Susunan penempatan objek dalam gambar beber
Vol. 5, No. 2, Desember 2013
95
ISSN : 2087-0795
karya Soegeng Toekio cenderung
sedang duduk sambil memandang
berada ditengah dan symmetrical
disekelilingnya. Bubuka merupakan
balance. Akan tetapi, warna-warna
tradisi buka puasa bersama, mis-
pada lukisannya nampak kontras
alnya saja dimasjid, dirumah, dan
dan datar, dan juga tidak terkesan
ditempat-tempat
memiliki ruang kosong dikarenakan
Kegiatan ini bertujuan mempererat
pada gambar beber karya Soegeng
tali
Toekio itu sendiri menganut aliran
kumpul bersama ketika menikmati
Dekoratif.
hidangan berbuka. Dari karya ini
Ketika tentang
menganalisis
unsur-unsur
karya
yang
ter-
silaturahmi
umum
dengan
lainnya.
adanya
ada pesan yang disampaikan oleh Soegeng
Toekio
yaitu
tentang
kandung dalam gambar beber kar-
kebersamaan, tidak memandang
ya Soegeng Toekio perihal unity,
tua ataupun muda, kaya ataupun
complexity, intensity adalah untuk
miskin akan tetapi semuanya me-
mengetahui masalah komposisi ke-
lebur menjadi satu pada saat acara
seimbangan antara obyek dengan
bubuka tersebut.
background, point of interest, un-
Kesatuan (unity), yang di-
sur-unsur mengenai goresan garis,
bangun pada karya berjudul “Bu-
warna, bentuk, distorsi, maupun
buka”
stilasi.
samaan warna baju maupun tutup
ini
terdapat
adanya
ke-
Berdasarkan dari hasil peng-
kepala pada beberapa figur manu-
amatan pada gambar beber karya
sia dan juga dari segi karakter
Soegeng Toekio, maka penulis me-
wajah manusia memiliki kesamaan.
jelaskan tentang analisis estetika
Bentuk
dari kesepuluh gambar beber karya
sedemikian sama persis dengan
Soegeng Toekio dengan menggu-
tiang-tiang yang lainnya, Dan juga
nakan
adanya kesamaan warna antara
teori
Monroe
Beardsley
antara lain : Karya berjudul “Bu-
maupun
pun
tembok
digarap
yaitu
tentang
berwarna hijau tua. Kemudian ada
kegiatan orang-orang yang sedang
sedikit penambahan beberapa figur
berbuka puasa, ada yang saling
anak-anak sekedar sebagai pengisi
bercengkrama, ada yang saling
ruang yang kosong saja.
buka”
menggambarkan
lantai
tiangnya
bersenda gurau, ada yang mencicipi hidangan, dan ada juga yang 96
Vol. 5, No. 2, Desember 2013
ISSN : 2087-0795
Pada penggambaran karya Soegeng Toekio ini adanya ke-
ya tersebut sudah nampak jelas. Kerumitan (Complexity), yang
satuan pada figur manusia yang
dibangun
berbentuk melingkar yaitu pada
“Bubuka” ini tidak begitu nampak
warna pakaian dan juga dari warna
adanya suatu kerumitan yang di-
yang ditampilkannya pun masih
garap oleh Soegeng Toekio baik
tetap terlihat datar (flat). Hal ini
pada figur manusia, maupun objek-
menunjukkan
ke-
objek yang lainnya, semuanya ma-
satuan yang dibangun melalui kar-
sih kelihatan sangat sederhana
bahwa
unsur
Vol. 5, No. 2, Desember 2013
pada
karya
berjudul
97
ISSN : 2087-0795
saja. Dari segi pewarnaan juga
eksplorasi telah menunjukkan suatu
seperti itu, Soegeng Toekio sering
kesungguhan dalam proses peng-
menampilkan
garapannya.
warna-warna
yang
lembut (soft) dan cenderung masih PENUTUP
kelihatan datar (flat). Tetapi warna pakaian pada figur manusianya
Berdasarkan temuan pene-
dibuat sedikit lebih gelap, ini me-
litian yang telah diungkapkan pada
nandakan adanya centre of interet
uraian pembahasan maka dapat
yaitu objek yang paling utama ter-
ditarik kesimpulan dalam penelitian
lihat. Hal ini menunjukkan bahwa
ini bahwa Soegeng Toekio sejak
dari
di-
tahun 1984, dia telah mengem-
bangun pada karya Soegeng Toe-
bangkan gambar beber dengan
kio ini tidak begitu menunjukkan
menggunakan ide dasar wayang
adanya
beber,
unsur
kerumitan
suatu
yang
kerumitan
yang
tetapi
Soegeng
Toekio
sangat berarti. Kesungguhan (In-
Mengaku bahwa ide dasar dari
tensity), yang dibangun pada karya
lukisannya adalah wayang beber.
berjudul
Gambar
“Bubuka”
kesungguhan
dari
ini
adanya
beber
karya
Soegeng
penggarapan
Toekio menarik dari penampilan
yaitu pada figur-figur manusianya,
bentuknya, Soegeng Toekio dalam
yang dibuat sedikit detail dengan
karyanya
menekankan pada garis, ini me-
garap sungging dengan tema-tema
rupakan ciri khas dari setiap karya-
yang diangkat cenderung bertolak
karyanya Soegeng Toekio. Selain
dari khasanah budaya yang yang
itu pada tiang begitu terlihat sangat
dimiliki oleh masyarakat baik pe-
sederhana tampilannya, tidak di-
rupaan dari sumber verbal maupun
garap lebih detail lagi. Begitu juga
non verbal seperti kesejarahan,
pada objek makanan yang di-
mitos,
sajikan, terlihat begitu sangat se-
rakyat, dan juga berbagai perupaan
derhana penggarapannya, walau-
peninggalan kuno.
pun sederhana tetapi tetap menyimbolkan sebuah makanan.
legenda,
wayang,
konsep
cerita
Bahan yang dipakai adalah kain
Hal ini menunjukkan bahwa
mengangkat
blacu,
lalu
pewarnaannya
dengan menggunakan cat acrilic.
walaupun terlihat begitu sederhana
Walaupun
saja tetapi totalitas didalam ber-
akan tetapi dia dapat menampilkan
98
Vol. 5, No. 2, Desember 2013
bahannya
sederhana,
ISSN : 2087-0795
karya-karya yang baik. Gambar
dengan sangat menarik.
beber karya Soegeng Toekio ini
Soegeng Toekio juga meng-
bermula terasa ringan, dan tampak
angkat tentang segala kebudayaan
sedikit lucu dari figur manusianya,
masyarakat indonesia dalam ak-
akan tetapi lama kelamaan dia
tivitas kehidupan sehari-hari. Pada
mampu
bobotnya
masa sekarang hal-hal yang ber-
semakin
kenaan dengan mytos, legenda,
menemukan
yang
semakin
mantap, pada
lama
misalnya
karya
saja
Arya
tampak
Penangsang,
cerita
rakyat
terkadang
maupun
semakin
sejarah
ditinggalkan
Gladen Grebek, Sang Matengga
masyarakat pada umumnya. Hal
maupun Pohon Hayat.
inilah yang menjadi keprihatinan
Soegeng Toekio sebagai se-
Soegeng Toekio, sehingga mem-
orang seniman gambar beber yang
buat karya lukis untuk mengangkat
mengekspresikan
bentuk
kesejahteraan budaya jawa yang
kebudayaan yang ada di Indonesia
sudah semakin punah. Lukisan
seperti
halnya
yang
Soegeng Toekio banyak menonjol-
tentang
mytos,
legenda,
segala
berkaitan cerita
kan tentang kesejarahan, maupun
sejarah dengan
tradisi kebudayaan di Masyarakat.
mengambil konsep dan bentuk dari
semakin memudarnya tradisi di
wayang kulit dan wayang beber.
Nusantara Sehingga, pada karya
Berdasarkan karya gambar beber-
lukisannya lebih banyak menyeim-
nya tersebut ini merupakan peng-
bangkan tentang kesejarahan mau-
alaman pertamanya pada waktu
pun tradisi. Perubahan pada gaya,
awal pertama kali menginjakkan
visual maupun bentuk terjadi pada
kaki di kota Solo, dan kemudian
lukisannya yang sekarang.
rakyat maupun
dijadikan identitas oleh Soegeng
Mengevaluasi dari karya se-
Toekio sebagai identitas budaya
belumnya dan mencari karakternya,
Jawa, dan juga sebagai tema yang
akhirnya Soegeng Toekio menemu-
diusung
kan
dalam
pameran
Catur
bakat
terpendamnya
yaitu
gatra. Soegeng Toekio memberikan
dalam hal teknik garap sungging
suatu pemahaman kepada masya-
dan karakter wayang beber. Berkat
rakat melalui ungkapan ide ga-
dukungan dan motivasi dari teman-
gasan dan pemikiran lewat karya-
temanya, akhirnya Soegeng Toekio
karya
berusaha bangkit dari kefakuman-
visual
gambar
bebernya
Vol. 5, No. 2, Desember 2013
99
ISSN : 2087-0795
nya. Beranjak dari pengalamannya tersebut, maka terwujudlah suatu
Mikke Susanto. Diksi Rupa: Kumpulan Istilah Seni Rupa, Yogyakarta: Kanisius, 2002.
pameran empat perupa dengan tema “Caturgatra” yang diadakan di
Purwadi. Folklor Jawa. Yogyakarta: PT Pura Pustaka, 2009
Balai Soedjatmoko surakarta pada Sadjiman Ebdi Sanyoto. Nirmana: Elemen-elemen Seni dan Desain, Yogyakarta: Jalasutra, 2009
tanggal 01-05 Desember 2012. *Penulis adalah mahasiswa Prodi. Seni Rupa Murni ISI Surakarta
Soegeng Toekio M. “Nekawarna Pasunggingan pada Wayang dan Topeng Panji”. Laporan Penelitian Dosen STSI Surakarta. 1996 ______________, Katalog Pameran Empat Perupa “Caturgatra”, Balai Soedjatmoko Solo, 2012
DAFTAR PUSTAKA Bagyo Suharyono, “Reaktualisasi Wayang Beber Pada Karya Baru Seni Rupa Di Surakarta”. Laporan Penelitian Dosen STSI Surakarta. 2001 ______________, “Pasunggingan Wayang Beber Wonosari”. Laporan Penelitian Dosen STSI Surakarta. 1991 Bagyo Sudaryono. Wayang Beber Wonosari, Bina Citra Pustaka, Wonogiri. 2005 Dharsono Sony Kartika. Kritik Seni, Bandung: Rekayasa Sains, 2007 ______________, “Pengetahuan Seni Rupa”, Buku Pegangan Kuliah, STSI Surakarta. 1995 H.B. Sutopo. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001
______________, Katalog Pameran Tunggal “Lukis Kaca dan Gambar Beber”, Bandung. 2000 ______________, Katalog Pameran “Fascinating Indonesian Painting Exibitions”, Brunei Darussalam, 2004 Sumadi, Kusmadi, Novijon, Ermi Ermiliyan, “Identifikasi Pola dan Sunggingan Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta”. Laporan Penelitian Kelompok Dosen STSI, Surakarta. 1997 Sutriyanto, “Kajian Visual Wayang Beber Pacitan (perkembangan dan perubahannya)” Laporan Penelitian Dosen ISI Surakarta. 2012 The Liang Gie. Garis Besar Estetika (Filsafat Keindahan), Yogyakarta. 1976
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009
100
Vol. 5, No. 2, Desember 2013