ISSN : 2087-0795
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
1
ISSN : 2087-0795
PENDAHULUAN
ajaran dengan Sunan Giri. Sindu-
Perkembangan kesenian Gre-
joyo berasal dari Desa Klating La-
sik mengalami dinamika dikarena-
mongan yang merantau ke wilayah
kan interaksi budaya dengan ber-
Giri Gresik dengan latar belakang
bagai macam faktor. Salah satu je-
untuk menimba ilmu.
nis kesenian klasik Gresik yang me
Selama mencari ilmu pada
-alami dinamisasi tersebut adalah
Sunan Prapen, Sindujoyo banyak
ilustrasi di dalam Babad Sindujoyo.
mengalami kejadian-kejadian pen-
Babad Sindujoyo adalah cerita ber-
ting dan banyak berinteraksi de-
gambar, bentuk naskah berupa tu-
ngan masyarakat banyak. Babad
lisan dengan huruf pegon jawa ber-
Sindujoyo secara umum mencerita-
bentuk tembang macapat yang di-
kan mengenai peristiwa yang di-
bagi ke dalam beberapa bagian je-
alami oleh Pangaskarta.
nis tembang seperti asmarandha-
Pembagian cerita diawali de-
na, sinom, durma, kinanthi, pucung,
ngan Giri Kedhaton semasa Sunan
dandhanggulo, pangkur, mijil, dan
Prapen berkuasa, terdapat dua
megatruh.
santri yang bernama Abdullah dan
Prosa Asmarandhana terdiri
Sahit. Abdullah dan Sahit diperin-
atas 61 bait, Pupuh Dhandhang-
tahkan untuk pulang ke Cirebon
gula 35 bait, Pupuh Pangkur 31
oleh Sunan Prapen untuk menyam-
bait, Pupuh Durma 34 bait, Pupuh
paikan kepada orang tuanya, bah-
Sinom 34 bait, Pupuh Kinanthi 29
wa putri Sunan Prapen bersedia
bait, Pupuh Mijil 14 bait, Pupuh
menerima lamarannya. Ketika se-
Megatruh 10 bait, Pupuh Sinom 28
sampainya di Desa Kelanting, Ab-
bait, Pupuh Durma 73 bait, Pupuh
dullah dan Sahit melakukan sholat
Kinanthi 33 bait, Pupuh Asmara-
magrib.
ndhana 34 bait, Pupuh Sinom 31
yang dilakukan oleh Abdullah dan
bait, Pupuh Kinanthi 45 bait, dan
Sahit warga melaporkan kepada
Pupuh Sinom 32 bait.
Lurah, sebab warga mengira apa
Melihat
gerakan
sholat
Sindujoyo dengan nama asli
yang dilakukan keduanya adalah
Pangaskarta, merupakan anak dari
ritual untuk mencelakakan pendu-
Kyai Kening. Sindujoyo merupakan
duk Kelanting. Tanpa berfikir pan-
murid atau santri dari Sunan Pra-
jang Lurah tersebut menikam Ab-
pen dimana masih ada ikatan satu
dullah dengan tombak dan mati.
2
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
ISSN : 2087-0795
Mendengar insiden di desanya Pa-
cerita peperangan antara Bajul (Bu-
ngaskarta memohon kepada ibunya
aya) dengan Ikan (Suro), penggam-
untuk berguru kepada Sunan Pra-
baran mengenai kesenian dalam
pen di Giri Kedhaton.
tatacara menikah dan rasa syukur
Di dalam Pesantren Pangas-
terhadap Tuhan atas nikmat dan
karta tinggal bersama Imam Sujono
berkah yang diberikan melalui alam
(putra dari Kyai Kadim Desa Per-
yang disebut Sedekah Bumi.
ning Mojokerto). Keduanya menjadi
Menurut Amir Syarifudin ba-
saudara baik dan mendapat banyak
bad Sindujoyo diceritakan oleh Pra-
ilmu dari Sunan Prapen. Pasca
nacitra dan ditulis oleh Ki Tarub
meninggalnya Sunan Prapen Imam
Agung sedangkan pembuat gambar
Sujono dan Pangaskarta memutus-
atau
kan untuk mengembara. Cerita ter-
(wawancara, 16 April 2016). Nas-
kait apa saja yang dialami oleh
kah asli babad Sindujoyo ditulis
Pangaskarta diawali dengan peris-
pada hari Ahad Legi 11 Ramadhan.
tiwa mengembara bersama Imam
Tahun penulisan teks ini digambar-
Sujono, diantaranya peristiwa se-
kan dengan “candra sengkala; ga-
medi di Goa Sigala-gala, bertemu-
jah papitu puniku sapta tunggal”
nya dengan Salim dan Salam, pe-
yang berarti tahun 1778 saka atau
nangkapan Bupati Banyumas yang
1856 M. Latar belakang kemuncul-
diutus langsung oleh Raja Kartasu-
an karya babad Sindujoyo dengan
ra, pemberian gelar dari Pangas-
cerita yang memiliki gambar meng-
karta menjadi Sindujoyo, peristiwa
alami banyak penyesuaian dengan
pemberian hadiah berupa Kebo
kondisi yang ada
Bule, kembalinya Pangaskarta atau
disesuaikan dengan kebutuhan dari
Sindujoyo ke Gresik dan mendiri-
pembuatnya yang melihat kondisi
kan pemukiman yang menjadi asal-
masyarakat. Gaya ini terus berevo-
usul nama Desa Romo, Desa Pe-
lusi sejak masa Hindu, Islam, hing-
lang Trepan. Peristiwa yang di-
ga masa kolonial Belanda.
ceritakan di dalam Babad Sindu-
pelukis
adalah
Keberadaan
Ki
Buder
saat itu. Hal ini
ilustrasi
pada
joyo selain menceritakan hal yang
naskah Jawa membuktikan adanya
bersifat biografis, cerita yang di-
cita rasa seni yang tinggi yang
sampaikan meliputi cerita asal na-
dimiliki oleh pembuat
ma Surabaya yang dikutip dari
merepresentasikan dari kehidupan
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
karya yang
3
ISSN : 2087-0795
masyarakatnya. Sebagai karya se-
gur tokoh adalah digambarkannya
ni
berbagai macam atribut berpakaian
tradisi
ilustrasi
pada
masa
lampau,
pada babad Sindujoyo
yang
memiliki
memperlihatkan relasi dengan ke-
jaman
hidupan sosial dan karakter sosial
adegan.
pengaruh
kolonial
pada
model
beberapa
masyarakat Jawa. Refleksi kehi-
Penggambaran ilustrasi di da-
dupan sosial ditampilkan dengan
lam babad Sindujoyo memiliki spe-
cara tersurat dan tersirat. Relasi
sifikasi nama tokoh yang diletakkan
tersebut tampak dalam muatan isi,
di bagian kanan dan kiri yang di-
bahasa rupa, sifat komunikatif dan
tandai dengan tulisan nama di atas
naratif
dalam
figur tokoh. Penggambaran figur
gambar ilustrasi. Muatan isi yang
dengan cara berjajar dan bertingkat
memiliki kaitan dengan perkem-
merupakan
bangan Islam di Gresik, mencer-
mengabaikan
minkan konsep dan tema dalam
serta berada dalam satu ruang
terbentuknya karya ilustrasi dengan
waktu namun berbeda peristiwa.
visualisasi yang unik dan khas.
Penggambaran bertingkat dilaku-
yang
ditampilkan
penggambaran prinsip
yang
perspektif,
Sebagian besar ilustrasi pada
kan dengan pola satu peristiwa,
babad Sindujoyo memperlihatkan
dua peristiwa, tiga peristiwa, dan
stilasi wayang yang dikembangkan
empat peristiwa dalam satu bidang
menjadi berbagai bentuk figur baru.
gambar. Pembagian babak adegan
Penggayaan
yang
dilakukan tidak menggunakan sekat
masih merujuk pada pakem hingga
atau batas berupa garis. Peristiwa
bentuk deformasi stilasi wayang
dalam gambar merupakan peristiwa
menjadi bentuk baru.
yang dianggap penting dan ber-
wayang
dari
Penggambaran manusia dan hewan
yang
tidak
pengaruh dalam satu kejadian yang
meningalkan
banyak membawa pengaruh dan
bentuk pokok wayang seperti kaki,
dapat menginspirasi untuk dijadikan
tangan, dan arah hadap mimik atau
tauladan. Adegan cerita perang,
muka. Peletakan tokoh dalam ba-
dialog, bertamu, pertunjukan ke-
bad Sindujoyo adalah bagian kanan
senian, dan kegiatan-kegiatan yang
dan kiri yang melakukan komuni-
dialami dan dilihat oleh Sindujoyo.
kasi dengan cara berhadapan. Hal
Mengkaji seni rupa yang ber-
yang unik dalam penggambaran fi-
asal dari masa lampau secara tidak
4
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
ISSN : 2087-0795
langsung melibatkan peranan ke-
ilustrasi.
Mengkaji
dari
sadaran ruang dan waktu untuk
bentuk di dalam ilustrasi babad
memahami dan menelaah lebih
Sindujoyo
dalam. Ruang dan waktu kurun
dengan culture kebudayaan ma-
waktu terjadinya peristiwa yang
syarakat setempat. Bentuk menu-
dianggap penting dan di sampaikan
rut Dharsono (2004:30) adalah to-
untuk dijadikan catatan sejarah
talitas daripada karya seni. Bentuk
mengenai karakteristik visual yang
merupakan suatu kesatuan organi-
nampak di dalam ilustrasi serta
sasi dari unsur- unsur pendukung
yang memiliki nilai-nilai ajaran yang
karya. Ada dua macam bentuk, per
disampaikan, maka kajian tekstual
tama adalah visual form, yaitu ben
yang meliputi unsur visual di dalam
tuk fisik dari sebuah karya seni atau
ilustrasi yang diidentifikasi dari ben-
kesatuan dari unsur-unsur pendu-
tuk, penggambaran dan makna me
kung karya seni tersebut. Kedua,
-jadi konstruksi yang utuh untuk di-
special form, yaitu bentuk yang ter-
dapatkan pemahaman mengenai
cipta karena adanya hubungan tim
karakteristik penggambarannya.
bal-balik antara nilai-nilai yang di-
didiskripsikan
struktur
sesuai
Untuk itu penelitian yang ber-
pancarkan oleh fenomena bentuk
judul “Visualisai Ilustrasi di dalam
fisiknya terhadap tanggapan kesa-
babad Sindujoyo” dilakukan agar
daran emosionalnya.
kedepannya mampu memberikan
Struktur dalam lukisan tradisi
pemahaman terkait karakter ilus-
merupakan prinsip dalam penyu-
trasi dan ciri-ciri visual di dalam
sunan dalam satu lukisan, dimana
babad Sindujoyo. Ciri-ciri visual
struktur merupakan tatacara dalam
yang didapat, merepresentasikan
menyusun satu kesatuan bentuk
kearifan lokal (local wisdom) yang
gambar dalam satu konstruksi gam-
menyimpan nilai, kaidah moral, ke-
bar untuk didapatkan makna dan
budayaan, dan sebagainya, sehing-
nilai estetis dalam karya. Maka da-
ga memiliki makna sekaligus indah.
lam memahami nilai yang terdapat
Konsentrasi analisis difokus-
di dalam ilustrasi, menggunakan in-
kan pada analisis bentuk dengan
terpretasi analisis, sesuai dengan
menggunakan pendekatan estetika
filosofi Jawa „tuntunan dan tonton-
bentuk yang me-nekankan kepada
an‟. Dharsono (2015:42) mengemu-
unsur visual yang terdapat di dalam
kakan seni sebagai „tuntunan dan
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
5
ISSN : 2087-0795
tontonan‟ adalah bentuk yang terdiri
muat nilai-nilai filosofi hidup masya
dari pengulangan pola yang mliputi
rakat penciptanya, karena selalu di-
dari kumpulan motif yang disusun
sesuaikan dengan kebutuhan hidup
secara indah (tontonan) dan mem-
-nya agar benda tersebut dapat
punyai makna folosofi (tuntunan
dipergunakan sesuai dengan fungsi
hidup) pada motif utama.
dan tujuan benda itu diciptakan. Babad Sindujoyo
PEMBAHASAN
memiliki aspek
fungsi sosial tertentu. Ilustrasi pada
A. Ilustrasi di dalam Babad Sindujoyo sebagai hasil Kebudayaan
masa lalu yang melengkapi naskah, hakikatnya memuat ajaran-ajaran tentang filsafat hidup, tata cara adat
Penggambaran peristiwa yang
istiadat masyarakat setempat yang
dialami oleh Sindujoyo oleh Ki Ta-
disesuaikan dengan sistem keper-
rub dalam gambar dan tulisan, me-
cayaan yang dianut.
rupakan peristiwa-peristiwa penting
Pengaruh kebudayaan Hindu-
yang dialami Sindujoyo yang dapat
Budha dan masa kolonial dalam
dijadikan ajaran dan catatan se-
terbentuknya karekter figur pada
jarah dalam penyebaran agama Is-
ilustrasi babad merupakan hal yang
lam di wilayah Gresik. Unsur visual
tidak dapat terpisahkan dari pe-
di dalam babad Sindujoyo merupa-
ristiwa sejarah sinkretisme budaya
kan representasi kehidupan masa
lokal dengan sejarah perkembang-
lampau yang kemudian dituangkan
an agama Islam. Penggambaran fi-
melalui gambar. Gaya yang ter-
gur dengan berbagai atribut dan ga
dapat dalam babad Sindujoyo me-
ya dalam pelukisannya, menjadikan
rupakan
babad Sindujoyo memiliki cerita se-
hasil
dari
kebudayaan
yang mempengaruhi daya imajina-
jarah awal kemunculannya.
si penciptanya. Kebudayaan pada
Keterkaitan dengan fenome
masa penyebaran agama Islam pa
na-fenomena sejarah pada masa
ra Wali yang menggunakan ke-
lampau, babad Sindujoyo dalam sa
budayaan sebagai alat untuk me-
tu rangkaian hasil artefak kebuda
lakukan dakwah dan
yaan Jawa yang memiliki posisi
penyebaran
agama.
penting dalam perkembangan gaya
Penciptaan benda seni tradisi
kesenian khususnya di bidang seni
yang berupa babad Sindujoyo me-
rupa di wilayah Gresik. Gaya pelu-
6
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
ISSN : 2087-0795
kisan nampak dalam ilustrasi babad
„baru‟ yang merepresentasikan ke-
Sindujoyo yang memperlihatkan pe
budayaan jawa dan bersifat lokal.
-nyederhanaan gaya penggambar-
Oleh sebab itu, dalam visualisasi
an yang mengadopsi dari relief di
naskah (ilustrasi) yang terdapat di
Candi.
dalam karya sastra Jawa gambar-
Dalam visualisasinya ilustrasi
gambar tidak memiliki perspektif
di dalam babad Sindujoyo dalam
dalam pelukisannya merupakan ciri
penggambaran manusia, hewan,
utama yang memperlihatkan gaya
dan benda-benda lainnya digambar
seni rupa tradisi masyarakat Jawa.
kan secara utuh, dengan menghadap ke samping dan dari berbagai macam sudut pandang. Hal
B. Wujud Visual Ilustrasi dalam Babad Sindujoyo
di
ini dikarenakan seniman tradisional
Pemahaman mengenai dis-
Jawa mulai mengggunakan cara
kripsi terhadap ilustrasi babad Sin-
menggambar yang diperoleh dari
dujoyo dilakukan dengan mengana-
interaksi dengan seniman Eropa
lisis aspek visual yang meliputi: un-
yang diperkirakan akhir abad-18
sur-unsur visual (garis, warna, bi-
(Nuning Damayanti, 2007:80).
dang, komposisi) dan penggambar-
Pemahaman mengenai cara
an yang terdapat di dalam figur
menggambar yang diperoleh dari
anatomi manusia, hewan, tumbuh-
proses interaksi dengan seniman
an, atribut pakaian yang digunakan
Eropa tidak sepenuhnya diaplikasi-
manusia, atribut ikat ke-pala yang
kan ke dalam cara menggambar
digunakan untuk mengetahui status
masyarakat Jawa. Proses dalam
sosial serta gender figur manusia,
menggambar disesuaikan dengan
arsitektur bangunan, penggunaan
kondisi situasi masyarakat pada
senjata, penggunaan interior ru-
saat itu, sehingga interpretasi yang
angan atau perabot rumah tangga,
dilakukan oleh seniman Jawa di-
dan tata letak atau susunan dalam
sesuaikan dengan lingkungan. Pro-
menempatkan figur tokoh ke dalam
ses dalam menggambar yang lebih
beberapa adegan.
mengutamakan citra kebudayaan
Babad Sindujoyo merupakan
lokal dengan tidak mengutamakan
hasil peninggalan kebudayaan pa-
gaya dari seniman Eropa, mengaki-
da masa lampau di wilayah Gresik
batkan muncul gaya mengambar
khususnya di daerah Lumpur Kro-
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
7
ISSN : 2087-0795
man. Babad Sindujoyo diceritakan
lam babad Sindujoyo berupa tem
oleh Pranacitra dan ditulis oleh Ki
bang macapat yang ditulis dengan
Tarub Agung, sedangkan pembuat
huruf pegon jawa berbentuk tem
gambar atau pelukis adalah Ki
bang macapat yang dibagi ke da
Buder (wawancara, 16 April 2016).
lam beberapa bagian jenis tembang
Naskah asli babad Sindujoyo ditulis
seperti asmarandhana, sinom, dur
pada hari Ahad Legi 11 Ramadhan.
ma, kinanthi, pucung, dandhang-
Tahun penulisan teks ini digambar-
gula, pangkur, mijil, dan megatruh.
kan dengan “candra sengkala; ga-
Prosa Asmaradana terdiri atas 61
jah papitu puniku sapta tunggal”,
bait, Pupuh Dhandhanggula 35
artinya tahun 1778 saka/ 1856 M.
bait, Pupuh Pangkur 31 bait, Pupuh Durma 34 bait, Pupuh Sinom 34 bait, Pupuh Kinanthi 29 bait, Pupuh Mijil 14 bait, Pupuh Megatruh 10 bait, Pupuh Sinom 28 bait, Pupuh Durma 73 bait, Pupuh Kinanthi 33 bait, Pupuh Asmaradana 34 bait, Pupuh
Sinom
31
bait,
Pupuh
Kinanthi 45 bait, dan Pupuh Sinom 32 bait. Pembagian cerita dalam pengelompokkan jenis tembang ditandai dengan tulisan warna merah yang menyebutkan nama atau jenis tembang. Penggambaran peristiwa dike lompokkan ke dalam beberapa tem Gambar 1. Bagian awal atau pembuka yang terdapat di dalam babad Sindujoyo. foto oleh: M. Wahyu Putra Utama.
bang memiliki karakteristik sesuai dengan
suasana
yang
digam-
barkan di dalam ilustrasi sebagai penjelas dari tulisan cerita yang di-
Babad Sindujoyo merupakan
sampaikan. Cerita di dalam babad
hasil kebudayaan yang berbentuk
Sindujoyo diawali dengan Pupuh
tulisan atau naskah yang memiliki
asmaradana yang terdiri dari bait 1
gambar di dalamnya. Naskah di da-
sampai dengan bait 61. Pada ba-
8
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
ISSN : 2087-0795
gian pembuka terdapat dua hala-
Lapisan pertama atau lapisan
man yang berisi keterangan me-
be-lakang berbentuk persegi empat
ngenai waktu penulisan dari babad
dengan ujung pada setiap sisi
Sindujoyo yaitu hari Ahad Legi,
berbentuk segi tiga yang menjulang
pukul sembilan, 11 Ramadhan.
ke atas dan ke bawah, lapisan ke
Tahun penulisan teks ini di-
dua berbentuk belah ketupat de-
gambarkan dengan “candra seng-
ngan posisi simetris di tengah,
kala; gajah papitu puniku sapta
sedangkan lapisan ke tiga yang di
tunggal” yang berarti tahun 1778
dalamnya terdapat tulisan yang be-
saka atau 1856 M. Tahun Jumakir
rupa huruf pegon yang menerang-
dalam windu karar mangsa sepu-
kan mengenai identitas penulis ber
luh wuku landhep.
-bentuk persegi panjang dengan
Bagian pembuka terdapat tulisan yang menerangkan mengenai identitas
tulisan
dihiasi
posisi vertikal. Stilasi yang digunakan seba-
dengan
gai hiasan yang terdapat pada sisi
berupa stilasi tumbuhan dengan
kanan – kiri – atas - bawah tulisan
bentuk belah ketupat dan memiliki
yang dibagi ke dalam tiga lapisan
bingkai berbentuk persegi empat
adalah stilasi bunga. Penggunaan
yang terdapat dua halaman. Ben-
ornamen dengan warna seperti
tuk hiasan yang digunakan memiliki
hijau, merah, hitam,
struktur tiga lapis yaitu memiliki ke-
kehitam - hitaman serta warna putih
san bertumpuk.
yang merupakan warna dari kertas
dan coklat
yang digunakan.
Gambar 2. Bentuk bingkai pada lapisan pertama dan ornamen yang terdapat pada pembuka babad Sindujoyo.
Gambar 3. Bentuk hiasan pada lapisan ke dua (belah ketupat) dan ornamen yang terdapat di dalam pembuka babad Sindujoyo.
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
9
ISSN : 2087-0795
Lapisan pertama mengguna-
babad Sindujoyo sebagian besar
kan ornamen tumbuhan yang me-
memperlihatkan kecenderungan ga
miliki bunga dan daun yang disusun
ya stilasi wayang kulit yang cukup
secara konstan dengan arah hadap
dominan. Hal tersebut menunjuk-
bunga atas dan kanan-kiri, dengan
kan bahwa di masa itu wayang me-
penyusunan motif dilakukan secara
rupakan kesenian yang sangat di-
berulang. Lapisan ke dua ornamen
gemari oleh masyarakat.
berbentuk bunga tunggal yang digambarkan pada setiap ujung sudut belah ketupat (atas-bawah-ka nan-kiri). Bentuk bunga digambarkan dengan bentuk segitiga sebagai frame. Bagian ketiga berbentuk segi empat dengan isian ornamen berupa bunga dan daun yang mengelilingi sisi dari persegi yang diulang dengan membentuk pola tambang. Pada bagian atas dan bawah tulisan terdapat hiasan berbentuk belah ketupat berwarna
Gambar 4. Bentuk lapisan ke tiga (segi empat) dan ornamen yang berada di sekeliling pada pembuka babad Sindujoyo
hijau dengan latar berwarna merah per-segi panjang. Ujung dari bagian belah ketupat terdapat tanaman da-
Visualisasi yang terdapat di
un dengan ujung bunga yang ber-
dalam ilustrasi babad Sindujoyo
bentuk sulur dua cabang.
menunjukkan kebudayaan Hindu-
Wujud visual ilustrasi pada
Budha-Islam masih berakar pada
babad Sindujoyo memperlihatkan
masyarakat Jawa. Ilustrasi di dalam
karakter yang khas. Ilustrasi pada
babad Sindujoyo secara visual da-
babad Sindujoyo dominan meng-
pat dikaji yang melihat dari ber-
gambarkan sosok wayang akan te-
bagai macam sudut unsur visual
tapi memperlihatkan karakter yang
pembentuknya. Unsur visual yang
beragam, baik bentuk, warna, tema
terdapat di dalam ilustrasi meliputi
cerita dan tata susun tokoh dalam
penggunaan warna, penggunaan
cerita. Penggayaan ilustrasi pada
garis, tata letak atau tata susun
10
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
ISSN : 2087-0795
penempatan figur yang membentuk
rangan terjadinya peristiwa malam
satu kesatuan yang utuh yang be-
atau siang hanya dituliskan pada
rupa gambar dua dimensi.
naskah, namun dalam penggambar
Penggambaran ilustrasi seba-
-an tidak dilukiskan. Peletakan ben-
gai penjelas dari naskah yang
tuk dalam bidang gambar disusun
ditulis disusun pada bidang gambar
secara asimetris, tanpa mengenal
utuh dan beberapa gambar ilustrasi
perspektif dan memiliki dimensi
terdapat diantara naskah. Gambar
waktu cerita yang berbeda setting
disusun dari atas ke bawah yang
tempat namun dalam satu serang-
dibagi menjadi beberapa babag
kaian kejadian atau peristiwa. Peng
adegan. Pembagian peristiwa me-
gambaran dalam peristiwa dialog
miliki pola dengan jumlah satu
figur yang menjadi tokoh utama
adegan, dua adegan, tiga adegan,
diletakkan
dan empat adegan serta beberapa
berhadapan dengan lawan bicara.
adegan yang digambarkan dalam satu peristiwa bidang gambar.
berjajar
dan
saling
Pembagian peletakan tokoh antara kanan dan kiri dalam ade-
Pembagian adegan yang di-
gan dialog menimbulkan kesan
gambarkan dalam satu bidang gam
gambar penuh dengan interaksi
bar tidak menggunakan sekat pem-
dan komunikasi. Figur yang dimak-
batas, gambar ilustrasi digambar-
sudkan di dalam naskah cerita di-
kan secara bertumpuk yang mere-
imbuhi tulisan penjelas yang be-
presentasikan kejadian atau peris-
rupa huruf arab pegon jawa di
tiwa yang berbeda. Peristiwa yang
bagian atas figur.
digambarkan di dalam ilustrasi da-
Peristiwa lain yang digambar
pat dikelompokkan ke dalam dua
kan dalam ilustrasi babad Sindu
setting tempat, yaitu di dalam dan
joyo selain dialog antar tokoh ada
di luar ruangan (alam sekitar seper-
lah beberapa kegiatan aktivitas se
ti ladang, laut, sungai, kebun, peka-
hari-hari seperti, menangkap ikan,
rangan, dan halaman).
menebang dan memanjat pohon,
Kegiatan yang sedang digam-
pesta,
slametan.
Penggambaran
barkan tidak memiliki spesifikasi si-
ilustrasi menggunakan latar kertas
ang dan malam, yang direpresen-
asli sebagai background yang polos
tasikan dengan warna gelap se-
dan memperlihatkan sifat kertas se-
bagai penanda malam hari. Kete-
suai aslinya.
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
11
ISSN : 2087-0795
Pelukisan bentuk figur di da lam ilustrasi menggunakan garis tepi berwarna hitam. Teknik yang dilakukan dalam melukis ilustrasi di dalam babad Sindujoyo diawali dengan pembagian adegan tanpa menggunakan sekat pada media kertas dalam beberapa bagian. Penggarapan bidang atau ilustrasi dilakukan secara berkala dan pada tahap pembuatan sketsa atau pola lukisan dilakukan sampai selesai. Tahap selanjutnya adalah proses pewarnaan hasil sketsa yang telah diberi garis berwarna hitam. Dalam teknik pewarnaan, pewarnaan dilakukan dengan cara spontan tanpa ada gradasi serta gelap terang pada bidang yang menimbulkan kesan flat atau datar serta memiliki kekuatan warna yang sama tanpa adanya gradasi gelap terang serta memiliki kesan sederhana dikarena -kan tidak memiliki isian motif lain. Warna yang terdapat dalam ilustrasi babad Sindujoyo memper lihatkan karakter warna yang ber sifat transparan dan memperlihat kan sifat asli media yang digunakan Gambar 5. Cuplikan gambar ilustrasi babad Sindujoyo adegan, proses perintah Raja Kartasura supaya mengadakan sayembara untuk penangkapan Bupati Banyumas. Foto: M. Wahyu Putra Utama
12
untuk menggambar. Ilustrasi pada babad Sindu joyo memperlihatkan stilasi wayang yang dikembangkan menjadi berba gai bentuk figur baru. Penggayaan
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
ISSN : 2087-0795
wayang dari yang masih merujuk
Penggambaran tokoh yang ter-
pada pakem hingga bentuk de
kesan bertumpuk dan belum me-
formasi stilasi wayang menjadi ben-
ngenal perspektif merupakan peng-
tuk
tokoh
gambaran terhadap suatu kejadian
digambarkan di bidang atas garis
dalam ruang dan waktu yang lebih
bawah, selalu berarti (di belakang)
dari satu kejadian dalam satu me-
atau berada di belakang tokoh yang
dia gambar. Penggambaran ben-
berada di depan. Penggambaran
tuk yang lengkap dan dilakukan
tokoh tuan rumah, pemilik, petugas,
secara bertumpuk namun figur-figur
penjual, penunggu, dan lain-lain di
digambarkan dengan bentuk yang
letakkan di bagian kanan namun
utuh tidak memotong sebagaian ka-
sesekali diletakkan di sebelah kiri.
rena tertutup bidang di depannya.
baru.
Penggambaran
Penggambaran tokoh seperti tamu, pengunjung, digambarkan di sebelah kiri dan kanan tergantung dari peristiwa yang disampaikan. Penempatan gambar tokoh dalam bidang kanan dan kiri, tidak ada hubungannya dengan sifat baik atau buruk yang terdapat pada wayang. Penempatan figur dengan cara dijajar atau diletakkan secara beruntut merupakan representasi terhadap kejadian yang diceritakan oleh Pranacitra. Penggambaran peristiwa dalam satu bidang dimulai dari bagian atas ke bawah. Figur digambarkan secara berjajar dan sesuai dengan Gambar 6.
cerita yang disampaikan di dalam babad Sindujoyo. Satu peristiwa di-
Figur manusia di dalam babad Sindujoyo,
gambarkan lengkap dengan unsur
foto: M. Wahyu Putra Utama.
pendukung setting tempat kejadian peristiwa. Vol. 8, No. 2, Desember 2016
13
ISSN : 2087-0795
Penggambaran manusia, tum-
an biasa atau sedang. Gerak figur
buhan, alam, dan hewan yang tidak
tokoh
yang
divisualisasikan
ke
meningalkan bentuk pokok dengan
dalam gambar ilustrasi babad Sin
penggubahan menjadi bentuk yang
dujoyo terdapat pada saat: posisi
khas dan menyerupai wayang pada
berdiri, duduk di atas media (kursi
manusia seperti kaki, tangan, dan
dan hewan), tengkurap, berbaring,
arah hadap mimik atau muka. Se-
sujud, rukuk, memanjat pohon, jong
cara spesifik penggambaran ana-
kok, dan duduk di atas lantai.
tomi pada bagian tubuh manusia
Posisi berdiri dan duduk di-
ataupun hewan memiliki karakter
gambarkan figur manusia lengkap
yang konsisten dalam penggambar-
dengan
annya yang dilakukan dalam setiap
tangan, dan kaki, sedangkan posisi
figur.
duduk di atas lantai digambarkan
bagian
kepala,
badan,
Penggambaran figur manusia
dengan bagian kaki yang merepre-
dilakukan dengan stilasi arah ge-
sentasikan posisi duduk bersimpuh.
rak dan mendekati dengan bentuk
Penggambaran tokoh ke dalam be-
wayang. Penggambaran muka me-
berapa posisi merupakan bentuk
hadap ke samping lengkap dengan
ekspresi dari peristiwa yang terjadi.
bagian-bagian pada muka, hidung,
Peristiwa yang penuh dengan ge-
mata, alis, bibir, rambut. Pengguna
rak dan komunikasi serta interaksi
-an bentuk mata dibagi ke dalam
digambarkan dengan figur-figur ke
dua jenis, yaitu karakter tokoh
dalam beberapa posisi.
dengan penggambaran mata bulat,
Identifikasi jenis kelamin dari
jenis ke dua karakter tokoh dengan
figur manusia yang digambarkan
mata berbentuk sedikit sipit.
dapat diamati dengan penggambar-
Warna yang digunakan pada
an penggunaan atribut berupa ikat
muka adalah warna cokelat dan
bagian kepala, baju yang dikena-
putih. Warna putih pada bagian
kan, dan anatomi pada bagian tu-
muka
dalam
buh. Ikat pada bagian kepala mem-
pewarnaan tokoh-tokoh yang me-
perlihatkan spesifikasi dari jenis ke-
miliki kedudukan penting, sakti, me-
lamin figur tokoh dan status sosial
miliki kedudukan penting, dan ber-
dari figur yang digambarkan. Peng-
pengaruh. Warna coklat digunakan
gunaan atribut pada penggambaran
untuk tokoh yang memiliki keduduk-
figur manusia seperti penggunaan
14
hanya
digunakan
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
ISSN : 2087-0795
ikat kepala, pakaian (baju dan
lam
celana atau rok), dan pemakaian
digambarkan dengan baju rompi
sepatu.
dan
Penggambaran
pakaian
penggambaran
celana
pendek
bentuk
dan
lain
tidak
yang digunakan digolongkan sesuai
memakai alas kaki. Tokoh patih
kedudukan tokoh yang diceritakan,
atau panglima digambarkan deng-
tokoh rakyat biasa, prajurit, pang-
an pakaian lengan panjang dan
lima perang atau patih, orang sakti,
celana panjang dengan selembar
raja, dewa, setan, anak kecil, dewa-
kain sebagai penutup celana se-
sa dan penggambaran figur wanita.
tengah lutut. Figur wanita digam-
Tokoh rakyat biasa digam-
barkan dengan menggunakan kem-
barkan dengan figur tidak memakai
ben dan bawahan menyerupai pe-
baju atasan dengan penggunaan
nggunaan jarik.
celana dan selembar kain untuk menutup
bagian
celana.
Peng-
gambaran lain dalam rakyat biasa digambarkan dengan atasan menggunakan rompi dan bercelana panjang. Tokoh yang dianggap penting dan sakti digambarkan dengan pakaian menyerupai jubah memiliki kancing di bagaian tengah, lengan panjang, dan memakai sarung polos. Penggambaran raja digambarkan dengan pakaian hampir sama dengan pakaian orang yang dianggap sakti namun menggunakan sepatu sebagai alas. Penggambaran prajurit digambarkan
dengan
bentuk
pakaian
Gambar 7. Penggambaran figur mahluk halus Ki Poleng dan setan dalam ilustrasi babad Sindujoyo. foto oleh: M. Wahyu Putra Utama.
yang beragam. Prajurit dalam ilustrasi digambarkan tanpa mengguna -kan pakaian, celana panjang dan
Penggambaran mahluk halus
selembar kain setengah lutut yang
atau setan digambarkan dengan
menutupi celana. Figur prajurit da-
muka yang menyeramkan dan me-
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
15
ISSN : 2087-0795
miliki bentuk figur tubuh yang be-
yang digambarkan sesuai cerita.
sar. Anatomi bagaian tubuh digambarkan lengkap seperti mata yang digambarkan bulat melotot, mulut yang membuka dan bertaring, rambut yang terurai dan tubuh dengan tidak memakai pakaian dan memiliki arah gerak yang bebas serta dalam penyusunan lebih bebas. Pada penggambaran mahkuk halus (dewa) di dalam babad Sindujoyo,
Gambar 8.
digambarkan dengan bentuk manu-
Senjata yang digunakan di dalam ilustrasi babad Sindujoyo
sia pada umunya yang disebut Ki Poleng. Penggambaran ikat atau ben-
Ilustrasi di dalam babad Sin-
tuk kepala memiliki fungsi sebagai
dujoyo digambarkan lengkap deng-
penanda antara laki-laki dan pe-
an setting tempat kejadian peris-
rempuan serta tokoh yang diang-
tiwa. Penggambaran tempat kejadi-
gap penting atau tokoh pendukung
an di alam seperti Gunung, Sungai,
dan memiliki peranan sebagai fi-
Laut, Hutan Bakau, dan perkebun-
guran atau rakyat kecil.
an.
Penggunaan senjata yang di-
Karakteristik
penggambaran
gunakan oleh figur manusia me-
tanaman dilakukan dengan cara
miliki ciri khas tersendiri sesuai
sulur atau menjalar dengan batang
dengan kondisi politik dan kebu-
tunggal tidak bercabang, berca-
dayaan yang berkembang pada
bang dan daun kecil-kecil di sam-
masa Ki Buder menggambar. Sen-
ping kanan dan kiri yang ujung
jata yang digunakan di dalam ilus-
batang tunggalnya terdapat stilasi
trasi Babad Sindujoyo meliputi, pe-
bunga
dang, tombak, tembak atau pistol,
Penggambaran dalam bentuk lain
kudhi, parang, clurit, pisau, keris,
terdapat daun yang bergerombol
dan godo. Penggunaan senjata di
dengan stilasi pohon yang memiliki
dalam ilustrasi Babad Sindujoyo
beberapa
digunakan dalam peristiwa tertentu
terdapat di dalam ilustrasi terdapat
16
dengan
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
warna
cabang.
Bunga
merah.
yang
ISSN : 2087-0795
tiga jenis yaitu bunga dengan jum-
baran bentuk atap sangat beragam:
lah kelopak enam, stilasi
bunga
berupa daun, berbentuk limas, dan
dengan kelopak tunggal, dan bunga
atap joglo. Penggambaran atap di-
yang sedang kuncup dengan jum-
hiasi bentuk lengkung yang menge-
lah kelopak tiga. Penggambaran be
lilingi sisi atap.
berapa pohon merupakan represen
Penggunaan perabot dalam
-tasi dari tanaman pohon berkayu,
adegan peristiwa berfungsi sebagai
semak, bambu ,dan pohon kelapa.
pendukung dari cerita yang disam-
Penggambaran figur hewan di
paikan. Perabot yang digunakan
dalam cerita, digambarkan dengan
dapat digolongkan menjadi, perabot
stilasi
yang tidak lepas dari figur
interior ruangan, perabot untuk me-
asli dari hewan tersebut, seperti
nunjang aktivitas baik di luar atau di
penggambaran hewan buaya, ular,
dalam ruangan.
ikan, burung, kerbau, tikus, rusa, ku da, macan, dan ayam. Figur hewan digambarkan untuk melengkapi peristiwa yang sedang berlangsung. Penggambaran hewan merupakan hewan-hewan yang terdapat di lingkungan alam pada umumnya. Penggambaran bangunan digambarkan memiliki fungsi sebagai simbol tempat kejadian peristiwa. Bangunan yang terdapat di dalam ilustrasi Babad Sindujoyo seperti bangunan rumah, penjara, masjid, atau tugu. Penggambaran atap daGambar 9.
lam adegan peristiwa merupakan representasi
terhadap
peristiwa
yang terjadi di dalam ruangan.
Pengambaran alat musik di dalam babad Sindujoyo, foto: M. Wahyu Putra Utama.
Bentuk atap digambarkan dengan bentuk segi empat yang terdapat di atas figur manusia dengan memiliki
Perabot interior ruangan se-
tiang berjumlah empat. Penggam-
perti kursi, meja, dan bejana, se-
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
17
ISSN : 2087-0795
dangkan perabot lain yang terdapat
identitas masyarakat Jawa khusus-
di dalam ruangan adalah perabot
nya Gresik.
yang
digunakan
untuk
aktivitas
Di dalam kebudayaan Jawa
makan dan minum seperti, piring,
dikenal istilah “ngudi kasempurnan”
sendok, gelas, baskom dan lain
yang memiliki arti sama dengan
sebagainya. Perabot yang berada
cinta kesempurnaan. Sarjana Hadi-
di luar yang digunakan adalah da-
atmaja dan Kuswa Endah
yung, sampan,alat pemintal benang
:63) mengatakan bahwa “ngudi
dan lain sebagainya.
kasempurnan” adalah pemahaman
(2010
Penggambaran alat musik di
mengenai usaha atau jalan bagi ma
dalam babad sindujoyo terdapat pa
-nusia, yaitu dengan mencurahkan
-da adegan perjamuan makanan
seluruh eksistensinya yang meliputi
dalam acara tasyakuran dan pesta
jasmani dan rohaninya untuk men-
tayuban yang di gelar oleh Buaya
capai tingkat tertinggi kemanusiaan
Remeng.
Beberapa alat gamelan
secara utuh dan bulat. Hal ini
seperti gong, demung, kenong, ken
tercermin di dalam cerita Sindujoyo
-dang, suling, bonang, gender, re-
dalam
bab, dan gambang.
antara kenyataan-kenyataan dalam
hubungan
yang
sinergis
peristiwa, baik yang bersifat lahir C. Nilai-Nilai yang terdapat dalam Ilustrasi Babad Sindujoyo
ataupun batin, jasmani atau rohani
Pemaknaan di dalam cerita
Berdasarkan dua kenyataan,
ilustrasi disesuaikan dengan filosofi
yaitu jasmani dan rohani yang
Jawa, yang memiliki beberapa etika
masing-masing memiliki sumber ke
dan ajaran yang terkandung di da-
-jadian, maka dalam filsafat Jawa
lamnya. Babad Sindujoyo merupa-
yang berkaitan dengan kenyataan
kan cerita kehidupan Sindujoyo.
atau realita, eksistensi atau kebera-
Merepresentasikan pandangan hi-
daan, dan perubahan metamorfosa
dup tentang asas yang kebenaran-
dari hakikat sesuatu kemudian di-
nya telah diakui dan diyakini oleh
rumuskan dalam ungkapan “Ngel-
masyarakat Jawa, dan diwariskan
mu Sang kan Paran”. Sangkan ber-
kepada generasi berikutnya, seba-
arti asal mula kejadian, sedangkan
gai landasan kehidupan dan di-
paran dalam bahasa Jawa berarti
jadikan
tujuan. Apabila dikorelasikan deng-
18
panutan,
serta
sebagai
atas dasar Tuhan.
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
ISSN : 2087-0795
an cerita Babad Sindujoyo, dapat
terciptanya manusia, menyadari diri
dimaknai
per-
bahwa manusia merupakan mah-
jalanan Sindujoyo yang semula ber-
kluk yang lemah yang memiliki
nama Pangaskarta menimba ilmu
banyak keterbatasan. Kesadaran
dan melakukan perjalanan yang
akan selalu ingat kepada Tuhan
panjang dan banyak menghadapi
bahwa segala sesuatu berasal dan
permasalahan dan manis pahitnya
akan kembali kepada-Nya. Secara
hidup. Hal inilah yang dapat dija-
harafiah makna atau nilai ajaran di
dikan tauladan mengenai ajaran un
dalam adalah manusia harus selalu
-tuk selalu melakukan hal kebaikan.
memiliki keimanan kepada Tuhan,
Spesifikasi kejadian yang me-
agar dalam menjalai hidup penuh
dari
berawalnya
miliki korelasi dengan pandangan hidup orang Jawa adalah sebagai berikut: Cerita
dengan kedamaian. Waspada, maksudnya adalah
perjalanan Sahit
manusia harus selalu mawas diri
dan Abdullah ke Cirebon adalah
dan waspada terhadap godaan-
dengan tujuan menyampaikan pe-
godaan dari nafsu yang cenderung
san dari Sunan Prapen agar orang
untuk hal-hal yang menghalangi
tua dari Abdullah bersedia melamar
atau menghambat untuk menuju
putri Sunan Prapen. Perjalanan
tujuan hidup. Nafsu tersebut cen-
yang dilakukan oleh Sahit dan Ab-
derung membawa manusia kepada
dullah ketika tiba di daerah Klan-
kebutuhan jasmani saja sehingga
ting, di tengah perjalanan Abdullah
mengalahkan kesucian hati, kesuci
dan Sahit melakukan sholat magrib.
-an roh. Hal ini sesuai dengan ce-
Cerita yang di paparkan di atas se-
rita di saat Pangaskarta, Imam Su-
suai dengan nilai-nilai etika Manu-
jono, Salam dan Salim ketika me-
sia dengan Tuhan. Sarjana Hadiat-
lakukan pencarian tempat kebera-
maja dan Kuswa Endah (2010:74)
daan Goa Sigala-gala, rombongan
mengatakan dalam menyikapi diri
berhenti di kaki Gunung Kemukus
sebagai mahluk terhadap Sang Pen
untuk memohon petunjuk
-cipta, nilai-nilai etik yang harus
agar diberi kemudahan menuju lo-
dipatuhi diantaranya: eling, waspa-
kasi Goa. Sesampainya di Goa Pa
da, percaya, mituhu. Eling dalam
-ngaskarta, Imam Sujono, Salam
konteks ini artinya adalah manusia
dan Salim melakukan pertapaan,
harus selalu ingat akan asal-usul
namun dalam melakukan pertapa-
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
Allah
19
ISSN : 2087-0795
an banyak diganggu oleh makhluk
dapat diambil untuk diterapkan di
halus.
dalam kehidupan saat ini.
Keinginan dan tekad yang ku-
Kesimpulan yang dapat
di-
at tidak menyebabkan Pangaskar-
ambil dari beberapa perilaku Sindu-
ta, Imam Sujono, Salam dan Salim
joyo
terganggu. Waktu pertapaan yang
rendah hati dan rasa syukur. De-
dilakukan kurang lebih selama tiga
ngan sifat rendah hati manusia
bulan. Keteguhan iman dan ke-
akan selalu diberi kedamaian ka-
gigihan hati merupakan sikap yang
rena tidak selalu merasa kurang
menunjukkan kesabaran untuk me-
dan timbul sifat serakah. Dengan
nuju hal yang diinginkan. Menahan
ungkapan rasa syukur terhadap
hawa nafsu dalam bertirakat tidak
Tuhan melalui sedekah bumi me-
terganggu oleh hal-hal yang dapat
rupakan untuk menolong sesama,
merusak keimanan merupakan hal
dengan sedikit berbagi dapat me-
yang menjadikan diri manusia le-
ringankan beban orang lain yang
bih percaya diri dan mengkuatkan
membutuhkan.
adalah
sifat
untuk
selalu
keiman-an. Mituhu artinya selalu
Nilai-nilai etika hubungan an-
taat menjalankan apa yang diperin-
tara manusia dan manusia. Sarjana
tahkan Tuhan dan apa yang di-
Hadiatmaja dan Kuswa Endah (20
larang Tuhan.
10:77) mengemukakan dalam me-
Hal ini sesuai yang dilakukan
dengan syiar
Sindujoyo untuk
sikapi masyarakat atau hubungan manusia dengan manusia
meng-
berjalan di jalan kebenaran serta
ikuti semboyan ungkapan “berbudi
berbuat baik kepada semua orang
bawa laksana”, artinya ber = luber
yang membutuhkan bantuannya.
adalah bermurah hati, budi adalah
Sindujoyo menyebarkan kebaikan
pikiran dan angan-angan, bawa ar-
tanpa
yang
tinya sifat atau keadaan dan lak-
berlaku. Penyesuaian diri Sindujoyo
sana artinya berbuat, berniat dan
terhadap segala kondisi dan situasi
berkarasa. Jadi ungkapan tersebut
merupakan
yang
berlaku baik terhadap orang lain,
memiliki jiwa sosial yang tinggi.
baik yang berhubungan dengan
Sikap yang dapat menghargai dan
cipta, rasa, dan karsa. Berpikiran
memposisikan diri dalam kondisi
jernih dan memiliki prasangka yang
apapun merupakan ajaran yang
baik tidak sebaliknya, yaitu ber-
20
melanggar
sosok
norma
pribadi
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
ISSN : 2087-0795
prasangka buruk terhadap orang.
budayaan jawa dan bersifat lokal.
Sifatnya adalah dengan tutur
Oleh sebab itu, dalam visualisasi
kata tulus, halus, dan sopan. Per-
naskah (ilustrasi) yang terdapat di
buatannya mencerminkan tingkah
dalam karya sastra Jawa gambar-
laku ikhlas, mau berkorban untuk
gambar tidak memiliki perspektif
orang lain, bukan untuk tujuan
dalam pelukisannya merupakan ciri
sendiri melainkan untuk kebaikan
utama yang memperlihatkan gaya
bersama tanpa adanya pamrih dan
seni rupa tradisi masyarakat Jawa.
mencari pujian.
Ilustrasi di dalam babad Sindujoyo memiliki ciri-ciri visual seba-
KESIMPULAN
gai berikut; penggambaran menye-
Karakter visual yang terdapat
rupai wayang, faham
animisme
di dalam ilustrasi babad Sindujoyo
yang tersurat ke dalam wujud mah-
memiliki keterpengaruhan dari ke-
luk alam gaib seperti setan dan Ki
budayaan Jawa, kedatangan bang-
Poleng,
sa Eropa dan pengaruh budaya
dan menjauhi bentuk seperti asli
Islam dalam pelukisannya. Pema-
yang divisualisaikan ke dalam ben-
haman mengenai cara menggam-
tuk dwimatra dan ke samping de-
bar yang diperoleh dari proses in-
ngan latar polos, sifat naratif yang
teraksi
dengan bentuk
dengan
seniman
Eropa
penyederhanaan bentuk
deformasi yang
tidak sepenuhnya diaplikasikan ke
naif, penggambaran yang tidak me-
dalam cara menggambar masya-
ngenal perspektif dan ekspresif. Di
rakat Jawa. Proses dalam meng-
dalam visualisasi ilustrasi yang me
gambar disesuaikan dengan kon-
miliki cerita di dalamnya dapat di-
disi situasi masyarakat pada saat
tarik kesimpulan bahwa ilustrasi ba-
itu,
bad
sehingga
interpretasi
yang
Sindujoyo memiliki pandang-
dilakukan oleh seniman Jawa di-
an hidup masyarakat Jawa yang
sesuaikan dengan lingkungan. Pro-
diinterpretasi melalui cerita yang
ses dalam menggambar yang lebih
disampaikan untuk dijadikan tuntun
mengutamakan citra kebudayaan
-an dan ajaran hidup.
lokal dengan tidak mengutamakan gaya dari seniman Eropa, mengakibatkan muncul gaya mengambar
*Penulis adalah mahasiswa Program Magister Pengkajian Seni Rupa ISI Surakarta.
„baru‟ yang merepresentasikan keVol. 8, No. 2, Desember 2016
21
ISSN : 2087-0795
DAFTAR PUSTAKA
Djambatan. 1983.
Daftar Pustaka Buku
Agus Sachari. Budaya Visual Indo nesia. Jakarta : Erlangga. 2007. Budiono Heru Satoto. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Cetak an I. Yogyakarta: Hanindita. 1984. Dharsono Sony Kartika dan Nanang Ganda Prawira. Pengantar Estetika. Cetak an I. Bandung: Rekayasa Sains. 2007. Dharsono Sony Kartika.Seni Lukis Wayang. Cetakan I. Sura karta: ISI Press. 2012. ______.Budaya Nusantara. Cetak an I. Bandung: Rekayasa Sains. 2007. ______.Estetika Nusantara. Cetak an I. Surakarta: ISI Press. 2015. ______.Seni Rupa Modern. Cetak an I. Bandung: Rekayasa Sains. 2004. Koentjaraningrat. Kebudayaan Men talitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. 1974. Kuntowijoyo. Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan. 1996.
S. Margana. Pujangga Jawa dan Bayang Bayang Kolonial. Cetakan I. Yogyakarta: Pus taka Pelajar. 2004. Sanyoto, Sadjiman Ebdi. Nirmana Elemen-Elemen Seni dan Desain. Cetakan II. Yogya karta: Jalasutra. 2010. Simuh.
Soedarsono, Djoko Soekiman, dan Retna Astuti. “Pengaruh India, Islam dan Barat Dalam Proses Pembentukan kebudayaan Jawa”. Jakarta: Pro yek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nasional (Javano logi), Direktorat Jendral Ke budayaan Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1985 Yohanes Mardimin. Sekitar Tembang Macapat. CetakanI. Semarang: Satya Wacana 1991 . Zaenudin Fananie. Restrukturisasi Budaya Jawa Persprektif KGPAA MN 1. Cetakan III. Surakarta: Muhammadiyah University Press. 2000. Nuning
Kuswa Endah, Sarjana Hadiatmaja. Filsafat Jawa. Cetakan I. Yogyakarta: Kanwa Publisher. 2010. P.J Zoetmulder. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: 22
Sufisme Jawa: Trans formasi Tasawuf ke Mistik Jawa. Yogyakarta: Bentang Budaya. 2016.
Jurnal damayanti dan Haryadi Suwadi. “Ragam dan Unsur Spiritualitas pada Ilustrasi Naskah Nusantara 18001900”. ITB. Jurnal Visual & Art. Vol. 1, No. 1, (Desember 2007), 66-84.
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
ISSN : 2087-0795
Mustolehudin. “Nilai-Nilai Perda maian Dalam Teks Wacan Sindujoyo Babad Kroman Gresik”. Jurnal Smart. Vol. 1, No. 1, (Juni 2015), 1-13.
Katalog
Katalog, Sosok Kyai Sindujoyo Santri Sunan Prapen, Mataseger : Masyarakat Pe cinta Sejarah dan Budaya Gresik. (Koleksi Achmad Muzachim)
Vol. 8, No. 2, Desember 2016
23