EMBRYO VOL. 5 NO. 2
DESEMBER 2008
ISSN 0216-0188
PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN TARAF PEMUPUKAN FOSFOR TERHADAP DAYA HASIL UBI JALAR ( Ipomoea batatas (L.) Lam.) BERKADAR BAHAN KERING TINGGI (The effect of Fungy Mycorrhiza Arbuscular and Phosporus Application to Storage Root Yield of High Dry-matter Sweetpotato) Oleh: Munif Ghulamahdi1), Asep Setiawan2), dan Dian Kuswaryanti3) 1 dan 2) Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB 3) Alumnus S1 Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB
ABSTRACT The objective of this experiment was to determine the effect of Fungy Mychorrhiza Arbuscular (FMA) and phosporus fertilizer to storage root yield. The experiment was conducted in Sukadana, Lampung from Februar to July 2001. This experiment used split plot design with three replication. The mainplot was phosphorus fertilizer consisted of 0, 9, 18, and 36 kg/ha P2O5. The subplot was FMA consisted of 0, 5 g/plant, and 10 g/plant of Entrophospora colombiana (413). FMA and phosporus as single factors significantly increased length, diameter, and fresh weight dan dry weight of storage root, however no interaction effect was found. Key words: Sweetpotato, Fungy Mycorrhiza Arbuscular, and Phosphorus Abstrak Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan pengaruh FMA dan pupuk fosfor terhadap hasil ubi. Percobaan dilaksanakan di Sukadana, Lampung dari bulan Pebruari sampai Juli 2001. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan tiga ulangan. Petak utama adalah pupuk fosfor yang terdiri dari 0, 9, 18, dan 36 kg/ha P2O5. Anak petak adalah FMA yang terdiri dari 0, 5 g/plant, dan 10 g/tanaman Entrophospora colombiana (41-3). FMA dan fosfor sebagai faktor tunggal nyata meningkatkan panjang, diameter ubi, bobot basah dan bobot kering ubi, tetapi tidak ada pengaruh interaksi ditemukan. Kata Kunci: Ubi jalar, Fungi Mikoriza Arbuskular, dan Fosfor
184
Pengaruh Inokulasi Fungi …
184–192
(Munif G, Asep S, Dian K)
kemampuan tanaman mengabsorsi hara
PENDAHULUAN merupakan
oleh akar dan pengurangan pengaruh
merupakan komoditi penting yang
buruk lingkungan terhadap tanaman
memiliki prospek sebagai
dapat menjadi jalan keluar untuk
Ubi
jalar
penghasil
karbohidrat , bahan pewarna alami,
meningkatkan
produktivitas
obat anti kanker, obat anti diabetik dan
(Leiwakabessy dan Sutandi,1998)
anti oksidatif, anti darah tinggi, dan
Fosfor merupakan salah satu
mengurangi kerusakan hati (Yamakawa
hara penting. Walaupun jumlah unsur
and Yoshimoto, 2002). Ubi jalar dapat
fosfor yang diangkut tanaman sedikit,
diolah
produk
tetapi karena keefisienan penggunaan
makanan seperti mie instan, tepung
fosfor dari pupuk sangat rendah, maka
granula, saos, keripik, kue, roti, sirup,
pemupukan
dan
dan
penting. Dalam kondisi demikian maka
Dari data rata-rata
peningkatan ketersedian fosfor yang
produksi dunia untuk tanaman tropis,
sudah ada dalam tanah dan mengurangi
ubi jalar mampu menghasilkan 48 x
kemungkinan pengikatan fosfor oleh
106
tanah merupakan hal-hal yang harus
menjadi
makanan
berbagai
bayi
Cahyono, 2000).
kal/ha.hari
(Juanda
sedangkan
padi
menghasilkan 33 x 106 kal/ha.hari (De
diperhatikan.
vries dan Braun, 1967).
inorganik
Ubi jalar
fosfor
menjadi
Ketersediaan bagi
tanaman
sangat
fosfor sangat
dapat dimanfaatkan sebagai bahan
ditentukan oleh faktor-faktor berikut
baku industri pangan maupun pangan
(1) pH tanah; (2) besi, Al, dan Mn
pokok substitusi dan suplemen beras
terlarut; (3) adanya mineral yang
(Wargiono et al., 1999). Ubi jalar juga
mengandung Fe, Al, dan Mn; (4)
banyak
tersedianya kalsium; (5) jumlah dan
dimanfaatkan
oleh
petani
dekomposisi bahan organik; dan (6)
sebagai pakan. Pada tanah-tanah marginal yang miskin
kandungan
hara,
kegiatan jazad mikro (Soepardi, 1983) FMA
petani
yang
bersimbiosis
masukan
dengan akar tanaman membentuk hifa
pupuk yang tinggi untuk meningkatkan
eksternal yang berfungsi seperti akar
produktivitas.
(Fakuara, 1988). Hal ini menyebabkan
cenderung
memberikan
Hal
ini
berakibat
meningkatnya biaya produksi. Selain
tanaman
mampu
pemberian
jangkauan
untuk
pupuk,
perbaikan
185
meningkatkan menyerap
hara
EMBRYO VOL. 5 NO. 2
terutama
hara-hara
DESEMBER 2008
yang
terfiksasi
ISSN 0216-0188
adalah pemupukan fosfor yang terdiri dari 0, 9, 18, 36 kg/ha P2O5. Sebagai
dalam tanah. Berbagai jenis organisme tanah
anak petak adalah inokulasi Fungi
dapat
Mikoriza Arbuskular yang terdiri dari
dimanipulasi dan diperbaiki tingkat
0, 5, dan 10 g/tanaman. Dalam
efektivitasnya
dapat
percobaan terdapat sebanyak 36 plot
membantu pertumbuhan tanaman lebih
percobaan yang berukuran 4 x 5 m.
baik
Dalam setiap plot terdapat 4 guludan
dalam
hal
ini
mikoriza
sehingga
terutama
pada
lahan-lahan
marginal yang tidak produktif. Usaha
masing-masing
ini
dapat
Guludan dibuat membujur timur-barat
tersebut
dengan ukuran lebar 60 cm dan tinggi
dalam
jangka
memperbaiki
panjang
lahan-lahan
sepanjang
5
m.
30 cm.
(Setiadi, 1992). Tujuan percobaan ini adalah
Bahan tanaman yang digunakan
untuk menentukan pengaruh FMA dan
yaitu setek bibit ubi jalar galur CIP-2
pupuk
ubi.
atau Sukuh dengan panjang setek 30
Perlakuan ini diharapkan juga dapat
cm. Inokulum FMA yang digunakan
meningkatkan daya hasil ubi jalar
yaitu
varietas Sukuh terutama untuk lahan–
Entrophospora
lahan yang tergolong marginal
yang
fosfor
terhadap
hasil
endomikoriza
diperoleh
colombiana dari
strain (41-3)
Laboratorium
Biologi Jurusan Ilmu Tanah IPB. Mikoriza diberikan pada saat
BAHAN DAN METODE
penanaman sesuai dosis perlakuan
Tempat dan Waktu di
dengan cara menaburkan inokulan ke
lahan petani, kecamatan Sukadana,
dalam lubang tanam. Penanaman ubi
kabupaten Lampung Timur, propinsi
jalar dilakukan 7 hari setelah olah
lampung dari bulan Februari 2001
tanah. Bibit ditanam I bibit per lubang
hingga bulan Juli 2001.
dengan jarak tanam 25 x 100 cm.
Percobaan
percobaan
dilaksanakan
adalah
Jenis lahan
Podzolik
Kegiatan pemeliharaan meliputi
merah
Kuning (Ultisol).
penyiraman, pemupukan, penyiangan,
Metode pelaksanaan
pengendalian hama dan penyakit, dan
Percobaan
menggunakan
pembumbunan. Dosis pemupukan ubi
dengan
jalar pada percobaan ini adalah 60 kg
ulangan 3 kali. Sebagai petak utama
N/ ha (133,3 kg urea/ ha), 80 kg K20/ha
rancangan
petak
terpisah
186
Pengaruh Inokulasi Fungi …
184–192
(Munif G, Asep S, Dian K)
Pemupukan
(133,3 kg KCl/ha) dan SP36 sesuai
meningkatkan
dengan perlakuan. Pemupukan
nitrogen
dan
P
panjang
nyata ubi
dan
diameter ubi. Pemupukan P sebesar 9,
kalium dilakukan dua kali yaitu pada
18,
saat tanam (1/3 dosis) dan 6 minggu
meningkatkan panjang ubi sebesar 6.1 %,
setelah tanam (2/3 dosis). Pupuk
19.8 %, dan 21.0 % serta meningkatkan
diaplikasikan pada alur yang berjarak 7
diameter ubi sebesar 12.5 %, 16.5 %, dan
cm
14.4
dari
tanaman.
Penyiangan
dilakukan
secara
manual
dengan
mencabut
gulma
yang
tumbuh.
Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah
dan
bila
kg
P2O5/ha
dibandingkan
telah
tanpa
pemupukan P. Panjang ubi tidak berbeda nyata pada perlakuan 18 dan 36 kg P2O5/ha, sedangkan diameter ubi tidak berbeda nyata pada perlakuan 9, 18, dan 36
kg P2O5/ha (Tabel 1).
tanam kemudian diulang lagi pada saat tanaman berumur 50-60 hari.
%
36
Tanggap
yang
positif
peubah
panjang ubi dan diameter ubi terhadap
Peubah yang diamati adalah
pemupukan P disebabkan jenis tanah pada
panjang ubi, diameter ubi, jumlah ubi
lahan percobaan merupakan jenis Podzolik
per tanaman,
per ubi, bobot
Merah Kuning (Ultisol). Jenis tanah ini
basah ubi per petak, dan bobot kering
mempunyai tingkat kandungan P tanah
ubi per petak yang dilakukan pada saat
rendah. Berdasarkan hasil analisis kimia
tanaman berumur 20 MST (Minggu
tanah, kandungan P tanah tersebut hanya
Setelah Tanam).
15.2 ppm dengan pH 4.4. Menurut
bobot
Soepardi (1983) pada kemasaman tanah
HASIL DAN PEMBAHASAN Panjang Ubi dan Diameter Ubi
tinggi, P akan banyak terfiksasi oleh Al, Fe, dan liat sehingga P dalam tanah rendah.
Tabel 1. Pengaruh Pemupukan Fosfor terhadap Panjang Ubi dan Diameter Ubi Pupuk (kg P2O5/ha)
Panjang Ubi (cm)
Diameter Ubi (cm)
0
12.35c
5.62b
9
13.15b
6.32a
18
14.79a
6.55a
36
14.94a
6.43a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf α = 5 %.
187
EMBRYO VOL. 5 NO. 2
DESEMBER 2008
ISSN 0216-0188
nyata
Panjang ubi tidak berbeda nyata pada
dan
perlakuan FMA 5 dan 10 g/tanaman,
diameter ubi. Inokulasi FMA sebesar 5
tetapi diameter ubi tidak berbeda nyata
dan 10 g/tanaman telah meningkatkan
pada
panjang ubi sebesar 6.8 % dan 11.4 %,
g/tanaman
sedangkan inokulasi FMA sebesar 10
pengaruh interaksi perlakuan pupuk P
g/tanaman
dan inokulasi FMA terhadap panjang
Inokulasi meningkatkan
FMA panjang
telah
ubi
meningkatkan
diameter ubi sebesar 17.2 % bila
perlakuan
ubi
FMA
(Tabel
dan
2).
0
dan
Tidak
diameter
5 ada
ubi
dibandingkan tanpa inokulasi FMA. . Tabel 2. Pengaruh Inokulasi FMA terhadap Panjang Ubi dan Diameter Ubi Panjang Ubi (cm)
FMA g/tanaman
Diameter Ubi (cm)
0
13.02b
5.82b
5
13.91a
6.05b
10
14.50a
6.82a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf α = 5 %.
Panjang ubi dan diameter ubi
Tanggap yang postif FMA pada peubah panjang ubi dan diameter ubi
yang
diduga
membantu
selanjutnya akan menentukan besarnya
penyerapan hara dengan memperluas
ubi, sehingga mempengaruhi bobot per
bidang perakaran. Menurut Setiadi
ubi. Oleh karena itu bobot per ubi juga
(1992) fungsi mikoriza adalah : 1)
selanjutnya
meningkatkan penyerapan unsur hara
pemupukan P dan inokulasi FMA.
dalam tanah , dan 2) meningkatkan
Jumlah Ubi
karena
ketahanan
FMA
tanaman
merupakan
terhadap
ukuran
dipengaruhi
ubi
oleh
per Tanaman dan
Bobot per Ubi Pemupukan
kekeringan. Demikian pula Fakuara
P
tidak
(1988) menyebutkan adanya mikoriza
mempengaruhi
akan meningkatkan serapan P tanah
tanaman, tetapi nyata meningkatkan
oleh tanaman. Menurt Karamoy (1988)
bobor per ubi. Pemupukan P sebesar 9,
pemupukan P dapat menghasilkan ubi
18,
lebih
meningkatkan bobot per ubi sebesar 62.1
panjang,
lebih
memperbaiki tekstur ubi.
manis
serta
dan
36
jumlah
kg
ubi
nyata
P2O5/ha
per
telah
%, 80.5 %, 98.4 % bila dibandingkan tanpa
188
Pengaruh Inokulasi Fungi …
184–192
pemupukan P (Tabel 3). Pemupukan P sebesar
36
kg
P2O5/ha
merupakan
(Munif G, Asep S, Dian K)
bobot per ubi terbesar dibandingkan perlakuan
lainnya.
pemupkan terbaik yang menghasilkan
Tabel 3. Pengaruh Pemupukan Fosfor terhadap Jumlah Ubi per Tanaman dan Bobot per Ubi Pupuk (kg P2O5/ha) Jumlah Ubi per Tanaman Bobot per Ubi 0
1.50
171.4c
9
1.50
277.6b
18
1.57
309.4ab
36
1.50
340.0a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf α = 5 %.
Inokulasi FMA juga tidak nyata
nyata. Inokulasi FMA 10 g/tanaman
per
telah meningkatkan bobot per ubi
tanaman, tetapi nyata meningkatkan
sebesar 35.0 % bila dibandingkan tanpa
bobot per ubi. Boot per ubi antara
perlakukan FMA (Tabel 4). Tidak ada
perlakuan FMA 5 g/tanaman dan tanpa
pengaruh interaksi perlakuan pupuk P
perlakuan FMA tidak berbeda nyata,
dan inokulasi FMA terhadap jumlah
tetapi
ubi per tanaman dan bobot per ubi.
mempengaruhi
antara
jumlah
ubi
perlakuan
FMA
10
g/tanaman dan tanpa FMA berbeda Tabel 4. Pengaruh Inokulasi FMA terhadap Jumlah Ubi per Tanaman dan Bobot per Ubi Jumlah Ubi per Tanaman Bobot per Ubi (g) FMA g/tanaman 0
1.58
233.5b
5
1.42
275.0ab
10
1.55
315.3a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf α = 5 %.
P2O5/ha telah meningkatkan bobot basah
Bobot Basah dan Kering Ubi nyata
ubi sebesar 56.5 %, 80.6 %, dan 87.5 %
meningkatkan bobot basah ubi dan
serta meningkatkan bobot kering ubi
bobot kering ubi. Bila dibandingkan
sebesar 60.7 %, 78.1 %, 81.0 %. Bobot
Pemupukan
P
dengan tanpa pemupukan P, maka
basah ubi dan bobot kering ubi tidak
pemupukan sebesar 9, 18, dan 36 kg
189
EMBRYO VOL. 5 NO. 2
DESEMBER 2008
ISSN 0216-0188
berbeda nyata pada perlakuan 9, 18, dan 36
tanaman
kg P2O5/ha (Tabel 5).
pertumbuhan dan perkembangan akar,
Pemupukan P
secara nyata
adalah
merangsang
bila fosfor yang tersedia dalam tanah
meningkatkan hasil ubi. Hal ini sejalan
sedikit
dengan penelitan yang dilakukan oleh
perkembangan
Djazuli (1982) dan Karamoy (1998).
terhambat.
Karamoy
mengemukakan
pemupukan fosfor nyata meningkatkan
bahwa salah satu peranan fosfor pada
bobot basah ubi dan bobot kering ubi.
(1998)
pertumbuhan akar
Pada
dan
tanaman
akan
percobaan
ini
Tabel 5. Pengaruh Pemupukan Fosfor terhadap Bobot Basah dan Kering Ubi Pupuk (kg P2O5/ha)
Bobot Basah Ubi (g/m2)
Bobot Kering Ubi (g/m2)
0
1068.5b
484.1b
9
1672.2a
778.0a
18
1929.6a
862.4a
36
2003.7a
876.3a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama atau kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf α = 5 %.
nyata
bash ubi dan bobot kering ubi sebesar
meningkatkan bobot basah ubi dan
28.7 % dan 27.8 % jika dibandingkan
bobot kering ubi. Bobot basah dan
tanpa perlakuan FMA (Tabel 6).
bobot kering ubi antara perlakuan
Menurut
inokulasi FMA 5 g/tanaman dan tanpa
inokulasi
FMA tidak berbeda nyata, sedangkan
Entrophospora
antara perlakuan FMA 10 g/tanaman
tanaman
dan
meningkatkan bobot umbi sebesar 11.1
Inokulasi
tanpa
Inokulasi
FMA FMA
FMA
berbeda
nyata.
sebanyak
10
%
Artika
(1999)
pemberian
endomikoriza
spesies
colombiana bangkuang
dibandingkan
dengan
pada hanya
kontrol.
g/tanaman telah meningkatkan bobot
Tabel 6. Pengaruh Inokulasi FMA terhadap Bobot Basah dan Kering Ubi FMA g/tanaman
Bobot Basah Ubi (g/m2)
Bobot Kering Ubi (g/m2)
0
1493.1b
675.0b
5
1590.3b
712.9b
190
Pengaruh Inokulasi Fungi …
10
184–192
(Munif G, Asep S, Dian K)
1922.2a
862.8a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf α = 5 %.
Pada menunjukkan interaksi
ini
kering ubi sebesar 28.7 % dan
pengaruh
27.8 % jika dibandingkan tanpa
percobaan tidak
ada
perlakuan
pupuk
P
perlakuan FMA
dan
5. Tidak
inokulasi FMA terhadap bobot basah
ada
interaksi
antara
pemupukan P dan inokulasi
ubi dan bobot kering ubi.
FMA terhadap semua peubah yang diamati.
Kesimpulan 1. Pemupukan fosfor tidak nyata mempengaruhi jumlah ubi per tanaman,
tetapi
UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan
nyata
terimakasih
yang
ubi,
sebesar-besarnya disampaikan kepada
diameter ubi, bobot per ubi,
”International Potato Center” yang
bobot basah ubi per petak , dan
telah
bobot kering ubi per petak .
penelitian , dan menyediakan tempat
meningkatkan
2. Pemupukan dan
36
panjang
P sebesar 9, 18, kg
P2O5/ha
telah
memberikan
bantuan
dana
penelitian di Kecamatan Sukadana, Lampung.
meningkatkan bobot basah ubi sebesar 56.5 %, 80.6 %, dan 87.5 %
serta
meningkatkan
bobot
kering ubi sebesar 60.7 %, 78.1 %, 81.0 % bila dibandingkan tanpa pemupukan P.
3. Inokulasi FMA tidak
nyata
mempengaruhi jumlah ubi per tanaman,
tetapi
meningkatkan
nyata
panjang
ubi,
diameter ubi, bobot per ubi, bobot basah ubi per petak , dan bobot kering ubi per petak. 4. Inokulasi
FMA sebanyak 10
g/tanaman telah meningkatkan bobot basah ubi dan bobot
DAFTAR PUSTAKA Artika, A.D. 1999. Pengaruh Inokulasi Cendawan Endomikorizaterhadap Pertumbuhan Bengkuang (Pachyrhizus erosus) dan Singkong (Manihot esculenta). Skripsi. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. De Fliert, E.V. dan A. R. Braun. 1997. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu untuk Ubi jalar. CIP-ESAEP Region. Bogor. 231 hal. Djazuli, M. 1982. Pengaruh Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan dan Senyawa organik Umbi Tanaman Ubi
191
EMBRYO VOL. 5 NO. 2
DESEMBER 2008
jalar. Tesis. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 57 hal.
Fakuara, M.Y.1988. Mikoriza, Teori dan Kegunaan Dalam Praktek. Lembaga Sumberdaya dan Informasi. IPB. Bogor. 123 hal.
Juanda, D. dan B. Cahyono. 2000. Ubi jalar Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta. 92 hal. Karamoy, L. T. 1998. Pengaruh Pemupukan Fosfor Terhadap Pertumbuhan dan Produksi beberapa varietas Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.). Tesis. Program Pasca Sarjana, KPK-Institut Pertanian Bogor Universitas Sam Ratulangi. Manado. 37 hal. Leiwakabessy, F.M. dan A. Sutandi. 1998. Pupuk dan Pumupukan. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 214 hal.
ISSN 0216-0188
Setiadi, Y. 1992. Mengenal Mikoriza, Rhizobium dan Aktinorizas untuk tanaman kehutanan. Laboratorium Silvikultur. Fakultas kehutanan. IPB 88 hal. Soepardi, G.1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian.IPB. Bogor. 591 hal. Yamakawa, O., Yoshimoto, M. 2002. Sweetpotato as new food material with physiological functions. Food and health for the future. Proc. 1st International Conference on Sweetpotato, Food and Healt for the Future. Acta Hort. 583: 179 - 185 . Wargiono, J., Harnoto, J.R. Hidajat dan M. Yusuf. 1999. Teknologi Produksi Benih Ubi kayu dan Ubi jalar . Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Vol IV : 4-7.
192